63
Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM MENGURANGI KECEMASAN PRE OPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 2013 Oleh: WOWO WAHYU PERMANA 20117271188 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTASA KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2013

PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

Unggul dalam IPTEK

Kokoh dalam IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM

MENGURANGI KECEMASAN PRE OPERATIF PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN

PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

TAHUN 2013

Oleh:

WOWO WAHYU PERMANA

20117271188

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTASA KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2013

Page 2: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …
Page 3: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …
Page 4: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Penelitian 2013

Wowo Wahyu Permana

PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM MENGURANGI KECEMASAN PRE OPERATIF PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Abstrak

Memperhatikan dampak kecemasan preoperatif pada anak usia prasekolah, merupakan sesuatu yang sangat penting, karena hali ini bisa menjadi pengalaman buruk bagi sebagian besar anak. Dampak negatif akan timbul pada pemulihan pasca operasi mereka dan mungkin bisa berlangsung dalam waktu yang lama . Penelitian permainan boneka tangan dilakukan untuk mengetahui hubungan permainan permainan tersebut dengan tingkat kecemasan preoperatif pada anak usia prasekolah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan desain purposive sampling dan teknik pengumpulan data kuantitatif pada keseluruhan populasi yang masuk kriteria inklusi(total sampling). Dalam penelitian ini juga ditampilkan karakteristik anak usia prasekolah, serta variabel lain yang mempengaruhi kecemasan , diantaranya : usia, temperamen . bagaimana anak dapat bekerjasama selama masa pra operasi, khususnya selama induksi anestesi. Diharapkan permainan boneka tangan ini bisa menjadi salah satu rujukan dalam menurunkan kecemasan pada anak, akhirnya kita bisa melakukan suatu inovasi terkini dalam pendekatan yang kita lakukan.

Kata kunci: Permainan boneka tangan, kecemasan pre operatif, Anak Prasekolah

Page 5: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini,

sekaligus mendapat persetujuan untuk diajukan dalam sidang. Adapun judul karya

tulis adalah “PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM MENGURANGI

KECEMASAN PRE OPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH di Rumah Sakit

Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita”. Karya tulis ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta. Bersama dengan ini pula perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Muhamad Hadi SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi PSIK

FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

2. Bapak dr. Hananto Adriantoro, SpJP (K), selaku Direktur Utama Rumah Sakit

Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta

3. Ibu Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed pembimbing I dalam pembuatan

laporan penelitian ini, yang terus memberikan support dan saran agar penulis

tidak berhenti berlari

4 Ibu Nyimas Heni P .M.Kep.,SpKep.An, untuk sara dan masukannya, sehingg

karya tulis ini lebih fokus bermakna

5 Ibu Anita Apriliawati, Skep.,Skep .An yang telah mengoreksi penulisan serta

menambahkan ide-ide agak karya tulis ini enak dibaca.

Page 6: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

iii

6 Mereka yang setiap saat lebih bersemangat dan selalu mengingatkan serta

memberikan dorongan moril maupun materil Istriku Tri Nurani Orienti SP

dan ketiga anaku

7 Sahabatku satu kelas Program B yang senantiasa berbagi semangat dan

keceriaan

8 Sahabat keperawatan dan dokter di Instalasi Bedah dan ICU Pediatrik

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, yang telah

memberikan kemudahan selama mengikuti kegiatan perkuliahan

Dan semua pihak yang tidak tersebut namanya , ikut membantu penyelesaian karya

tulis ini. Tak ada gading yang tak retak, sungguh tak pernah ada kesempurnaan ,

penulis hanya berusaha dan terus mencoba hal baru yang Insya Allah bermanfaat .

Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kecil kita

menuju kebaikan . Amin.

Jakarta, Maret 2013

Penulis

Page 7: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

DAFTAR ISI

ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN……………………………………........... 1

A. Latar Belakang…………………………………............. 1

B. Masalah Penelitian……………………………......…..... 6

C. Tujuan Penelitian…………………………….....…....... 6

D. Manfaat Penelitian………………………….....……..... 7

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA………………………….......... 9

1. Konsep kecemasan………………………………........ . 9

2. Pengertian Kecemasan……………………….............. 11

3. Ciri-ciri Kecemasan…………...................................... 12

4. Tingkat Kecemasan……………….......…………….... 13

5. Rentang Respon Kecemasan……….......…………….. 14

6. Faktor Presipitasi………………..............…………… 16

Page 8: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

B. KONSEP TUMBUH KEMBANG …....................….. 17

1. Pertumbuhan dan perkembangan pada usia

pra sekolah…………………………………................ 17

2. Teori –teori Perkembangan anak pra sekolah…....….. 19

C. KONSEP BERMAIN....................................……….. 21

1. Sejarah Permainan………………………………......... 21

2. Teori Bermain............................................................. 22

3. Karateristik Permainan................................................ 23

D. PENELITIAN TERKAIT…….…………...........…...... 26

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL.............................................................. . 27

A. Kerangka Konsep…….…....………………………….. 27

B. Hipotesa Penelitian….………………………………… 28

C. Variabel dan definisi Operasional…...…....................... 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 31

A. Desain Penelitian……………………………………..... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian……………………….... 32

C. Populasi dan Sampel………………………………...... 32

F. Etika Penelitian……………………………………...... 34

G. Pengumpulan Data…………………………………..... 35

Page 9: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

H. Pengolahan Data............................................................ 36

I. Analisa Data………………………………………...... 37

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian............................................... 39

B. Karakteristik Responden............................................... ..... 40

C. Analisa Univariat.................................................................. 41

D. Analisa Bivariat................................................................... 43

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian.................................................... 46

B. Analisa Univariat............................................................ 46

C. Analisa Bivariat............................................................... 47

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................... 50

B. Saran.................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

boleh

A. LATAR BELAKANG

“UUD 1945 Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,

tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi. “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial”. ( Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak)

Penduduk Indonesia menurut kelompok umur, tercatat anak dengan usia 0 – 14

tahun sebanyak 71,17 juta, sekitar 30 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia

(Sumber: Pusdatin, Kemenkes RI (Badan Pusat Statistik, hasil SP 2010) ). jumlah

anak yang dirawat inap dengan sepuluh besar penyakit di RS tahun 2010 sekitar

333.000. Jumlah ini akan meningkat/lebih tinggi jika di kalkulasi dengan data

anak yang di rawat dengan penyakit non infeksi seperti penyakit kardiovaskuler

ataupun penyakit kongenital lain yang membutuhkan tindakan pembedahan.

( Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, 2012)

Dirawat merupakan pengalaman yang bagi sebagian besar orang tidak

menyenangkan, karena hal ini akan membatasi aktivitas, produktivitas serta akan

menimbulkan respon emosional yang berbeda. Kondisi seperti ini membutuhkan

pendekatan tersendiri bagi semua petugas kesehatan, terutama perawat yang

memiliki kontak waktu terbesar selama masa perawatan. Seorang anak bukanlah

Page 11: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

2

miniatur orang dewasa, karena mereka akan mengalami proses tumbuh kembang.

Anak secara emosional dan kognitif immature, dimana ini akan berpengaruh

secara komprehensif sebagai respon terhadap penyakit. Karena kemampuan

komunikasi anak tidak lancar, sehingga perawat harus mengantisipasi kebutuhan

anak dan sensitif terhadap komunikasi non verbal anak.

Setiap tahap perkembangan anak memiliki ciri-ciri yang spesifik . Bayi normal

akan memperlihatkan kontak mata yang baik, orientasi yang tepat terhadap wajah,

mencari sumber objek warna/sesuatu yang terang. Bayi sehat akan menggerakan

seluruh ektremitas secara spontan. Pada anak usia toddler yang normal akan

protes keras jika dipisahkan dengan orang tua, akan memperlihatkan kecemasan

terhadap orang asing. Toddler akan lekas marah pada saat sakit, dan merasa

nyaman hanya dengan orang tua.

Di usia Preschool yang normal, anak akan curiga atau takut terhadap staff rumah

sakit, tetapi memiliki rasa ingin tahu tentang peralatan dan tugas-tugas yang

dilakukan oleh perawat atau dokter. Setelah mencapai School age anak mampu

untuk bekerjasama saat prosedur dan menjawab pertanyaan tentang kesehatan,

gejala-gejala, dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Adolesence secara normal akan

sadar selama pameriksaan fisik. Pada umumnya anak yang normal di beberapa

usia memiliki respon terhadap stimulus nyeri dan sebagian besar anak akan

berusaha menarik diri dari stimulus. Prosedur bedah ataupun pemisahan dengan

orang tua merupakan salah satu stimulus yang bisa menimbulkan respon

kecemasan pada anak.

Page 12: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

3

Kecemasan itu sendiri merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh

dengan tekanan. Tekanan akibat mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman

untuk perilaku buruk yang pernah ia lakukan, Hal ini terjadi karena anak masih

mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka. Anak mempunyai

kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit sehingga mereka tidak bisa

bermain dengan temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat

mereka harus pergi ke rumah sakit menjalani prosedur pengobatan. Untuk itu

peran perawat sangat dibutuhkan dalam menjelaskan dan memberi informasi pada

keluarga dan anak (Supartini, 2004).

Menurut Long (1996), kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap

stres yang mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis

terhadap kecemasan merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf

otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan

darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin

dan lembab. Manifestasi yang khas pada pasien pre operatif tergantung pada

setiap individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh

dan menangis. Hal ini ditegaskan oleh Carpenito (1999), yang meneliti bahwa

90% pasien pre operatif berpotensi mengalami kecemasan.

Berdasar data di Unit Bedah Pediatrik RS Jantung Harapan Kita tahun 2012 anak

yang dilakukan operasi jantung dari Januari sampai awal Desember 2012

berjumlah 927 anak. Jumlah ini semakin meningkat dalam 3 tahun terakhir .

Berdasarkan kelompok usia, kelompok usia infant (>1 bulan - < 1 tahun)

merupakan kelompok usia terbesar yang menjalani operasi, dengan jumlah 271

Page 13: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

4

(29 %) . Kelompok usia prasekolah berada pada urutan ke-tiga terbesar yaitu 144

anak, sekitar 16% dari jumlah pembedahan anak secara keseluruhan.

Melihat jumlah Anak pra sekolah yang ada, jelaslah ini merupakan tantangan

dalam melakukan asuhan keperawatan, karena pada usia ini, anak memiliki

proses pemikiran yang pra-konseptual, pra-logis, dan ditandai dengan banyak

fantasi. Anak membutuhkan informasi lengkap tentang operasi yang akan

dilakukan (1) apa yang akan terjadi, (2) apa yang diharapkan dari tindakan

tersebut, (3) bahwa ia tidak akan dipersalahkan atas sakit atau cedera, dan (4) di

mana bagian yang akan dihilangkan atau diperbaiki dan bahwa tidak ada bagian

tubuh lain yang akan terpengaruh dengan tindakan tersebut

Bermain adalah salah satu aktifitas ya diharapkan bisa membantu anak dalam

menghadapi hari-hari yang paling menakutkan , karena kesenangan bermain

selalu ada pada setiap orang. Fertobhades (2006 tanpa memandang usia baik tua

maupun muda. Siapapun bisa bermain dengan fasilitas dan alat sederhana ataupun

dengan alat yang komplit dan lengkap.) mengemukakan, bermain merupakan

upaya manusia untuk mengeluarkan ekspresi dalam dirinya dengan cara membuat

dirinya senang, nyaman tanpa terbebani oleh masalah.

Bermain diyakini mampu menghilangkan berbagai batasan, hambatan dalam diri,

stress, frustasi, bahkan dapat dipakai untuk terapi dalam bentuk terapi bermain.

Terapi bermain digunakan bagi anak yang mempunyai masalah emosi dengan

tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang

diharapkan Namun bagaimanapun harus ada batasan dan aturan. Nurjaman

(2006,4). Pelaksanaan aktifitas bermain di rumah sakit, perlu memperhatikan

Page 14: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

5

prinsip-prinsip bermain dan permainan yang sesuai dengan usia atau tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tujuan bermain yaitu untuk

mempertahankan proses tumbuh kembang, dapat dicapai secara optimal.

Disamping itu keterlibatan orang tua dalam aktifitas bermain sangat penting

karena anak akan merasa aman, sehingga mampu mengekspresikan perasaannya

secara bebas dan terbuka. (Wong&Whally, 2004).

Bermain boneka tangan bisa dijadikan metode yang efektif untuk memberikan

informasi nyata tentang pengalaman bedah dan sekaligus mengurangi bayangan

anak dan ketakutan tentang operasi. Permainan ini merupakan salah satu jembatan

kegiatan yang penting dalam mempersiapkan kesehatan mental, emosional dan

sosial menjelang operasi. Apapun alasannya, pada dasarnya setiap aktivitas

bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan, sesuai

fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali kondisi

fisik dan mental yang berada pada ambang ketegangan (Andang, 2009).

Dari uraian diatas inilah salah satu alasan mengapa penulis mengambil judul

penelitian tersebut, karena dalam praktik masih ada hak-hak anak yang

terabaikan khususnya ketika diputuskan bahwa anak harus melalui tahapan

operasi. Hal ini bisa menimbulkan pengalaman buruk, karena kata operasi pun

merupakan momok bagi anak maupun keluarganya., kondisi ini ditunjang karena

pada phase inilah anak membutuhkan kedekatan fisik dengan orang tua

(Coles,2003) mulai tumbuh pola pikir negativism, anak protes bila ada hal-hal

yang tidak sesuai dengan keinginannya dan mereka belajar mengenal benar salah .

karena proses psikologi itulah pengalaman yang dialami saat ini, bukan tidak

Page 15: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

6

mungkin akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa

mendatang.

B. MASALAH PENELITIAN.

Serah terima anak usia pra sekolah diruang persiapan operasi seringkali

mengalami kesulitan. Hal ini terjadi karena sebagian besar anak-anak prasekolah

menolak ketika anak dipisahkan dari orangtuanya. Penatalaksanaan yang

dilakukan selama ini adalah pemberian premedikasi dengan menggunakan

inhalasi melalui face mask. Penatalaksanaan ini akan menimbulkan ketidak

nyamanan bagi anak itu sendiri. Anak akan meronta, menangis walaupun pada

akhirnya anak bisa diam. Bila hal ini terus dipaksakan, tidak mustahil akan

membuat anak cemas, yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu pengalaman

buruk. Dengan melihat kondisi tersebut, peneliti menilai harus ada pendekatan

lain yang lebih baik dan manusiawi untuk menghindari (seolah-olah) terjadi

pemaksaan pada anak.

Penatalaksanaan kecemasan non farmakologis pada beberapa kasus dan

penelitian pernah dilakukan, namun masih banyak hal yang belum tersentuh dan

ini sangat memungkinkan untuk diteliti. Hal inilah yang mendorong penulis

untuk mengembangkan program inovasi ini, sehingga dampak negatif pre

operatif bisa dihindari dan tidak muncul setelah tindakan dilaksanakan. Selain

itu keluarga merasa tenang saat menyerahkan anaknya untuk tindakan operasi.

Page 16: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

7

C. TUJUAN PENELITIAN

Peneliti ingin mengetahui efektifitas penatalaksanaan non farmakologis

(menggunakan metode permainan boneka tangan) dalam menurunkan tingkat

kecemasan pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan

operasi.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti:

a. Peneliti dapat memperoleh gambaran tentang manfaat permainan boneka

tangan dalam menurunkan kecemasan pre operatif pada anak usia

prasekolah.

b. Peneliti memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

dalam penatalaksanaan klien anak dengan kecemasan

2. Tenaga Perawatan

a. Penelitian ini dapat memberikan masukan khususnya bagi staf

keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan untuk menurunkan

kecemasan pada anak terutama anak usia pra sekolah

b. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu acuan dalam

berkomunikasi dengan klien anak.

c. Penelitian ini juga semoga mampu memacu inovasi dan kreasi dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya di ruang perawatan anak.

Page 17: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

8

3. Klien

a. Klien dapat lebih nyaman dan tenang selama perawatan dan menjelang

tindakan/operasi.

b. Klien lebih kooperatif ketika masuk ruang operasi

c. Klien mampu melewati fase ini dengan baik.

Page 18: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KECEMASAN

1. Teori Kecemasan

Teori kecemasan oleh Freud pertama kali diungkapkan tahun 1890, berawal dari

sebuah pemikiran bahwa kecemasan merupakan libido yang mengendap.

Selanjutnya Freud setuju dengan koleganya Otto Rank bahwa asal mula

kecemasan berawal dari trauma masa lahir. Berbeda dengan rasa takut yang jelas

objeknya. Kecemasan berhubungan dengan sesuatu yang dirasa mengancam,

kecemasan terkadang tidak jelas objek mengapa seseorang menjadi cemas.

Bahkan jika seseorang sering cemas terhadap sesuatu, bisa mengembangkan

kepribadian cemas.

Menurut Nevid (2005), Kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal

dibeberapa situasi, tetapi tidak disituasi lain. Sumadinata (2004) mengatakan

bahwa seseorang yang merasa khawatir karena menghadapi situasi yang tidak bisa

memberikan jawaban yang jelas, tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan,

dan tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan

kekhawatiran yang ringan dan menjadi sebuah motivasi. Sedangkan kecemasan

dan kekhawatiran yang kuat dan negatif dapat menimbulkan gangguan fisik

maupun psikis.

Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseorang merasa

sesuatu akan terjadi diluar kehendak dan tidak bisa diprediksi.

Page 19: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

10

Kecemasan akan diperparah jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya,

karena meragukan kemampuan diri sendiri

Kerangka teori

Potter&Perry,2006:Nursalam dkk,2005:Hawari,2001;dan Hidayat 2005

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada anak:

Kepribadian anak

Posisi anak dalam keluarga

Kelas rumah sakit

Pendampingan orang tua

Karakteristik Anak Prasekolah

Egosentris

Perkembangan verbal meningkat secara progresif

Fase inisiatif versus rasa bersalah

Fase falik

Hospitalisasi

Respon anak cemas karena:

Perpisahan

Kehilangan kontrol

Luka pada tubuh dan luka nyeri

i

Diukur dengan modifikasi dari

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Kecemasan anak

Ringan

Sedang

Berat

panik

Page 20: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

11

2. Pengertian Kecemasan

Banyak ahli psikologi yang berbicara mengenai kecemasan:

a. Kecemasan sebagai keadaan yang emosional yang mempunyai ciri

keterangsangan fisiologis, perasaan yang tegang yang tidak menyenangkan

dan perasaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa

sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid dkk, 2003).

b. Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi individu untuk

berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk memperingatkan adanya ancaman

bahaya, yakni sinyal bagi ego yang akan terus meningkat jika tindakan-

tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman tidak diambil. Apabila tidak

bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung,

maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak realistis yakni tingkah laku

yang berorientasi pada pertahanan ego/defend mechanism (Freud dalam

Corey, 2005).

c. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang

disertai dengan meningkatnya ketegangan fisiologis. Dalam teori

pembelajaran dianggap sebaga suatu dorongan yang menjadi perantara antara

suatu situasi yag mengancam dan perilaku menghindar. Kecemasan dapat

diukur denga self report, dengan mengukur ketegangan fisiologis, dengan

mengamati perilaku yang tampak (Davison dkk, 2006).

Page 21: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

12

3. Ciri-ciri Kecemasan

Ciri-ciri kecemasan (Nevid, 2003) adalah berupa:

a. Secara fisik meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota tubuh yang

bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau kerongkongan terasa

kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdetak kencang dan berdebar,

pusing ,merasa lemas atau mati rasa, sering buang air kecil, merasa sensitif,

atau mudah marah.

b. Cara behavioral meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan

dependen, perilaku terguncang.

c. Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu

ketakutan atau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan

bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang

jelas, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan

untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi

dikendalikan, merasa sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.

Ciri kecemasan/ manifestasi klinik yang lain menurut Carpenito (2001), dalam

www.mitrariset.com ada beberapa tanda dan gejala cemas antara lain :

a. Fisiologis

Peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi

nafas, diaforesis, suara bergetar/perubahan tinggi nada, gemetar, palpitasi,

mual/muntah, sering berkemih, diare, ketakutan insomnia, kelelahan dan

kelemahan, kemarahan/pucat pada wajah, mulut kering, sakit badan dan nyeri,

Gelisah, pingsan/pusing, rasa panas dan dingin.

Page 22: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

13

b. Emosional

Individu merasakan : Ketakutan, tidak berdaya, gugup, kehilangan percaya

diri, kehilangan kontrol, tegang, tidak dapat rileks, antisipasi ketegangan

individu memperlihatkan: Peka rangsang/tidak sabar, marah meledak,

menangis, cenderung, menyalahkan orang lain, reaksi terkejut, mengkritik diri

sendiri/orang lain, menarik diri, dan kurang inisiatif mengutuk diri sendiri.

c. Kognitif

Tidak mampu berkonsentrasi, kurangnya orientasi lingkungan, pelupa,

termenung, orientasi pada masa lalu dari pada saat ini dan akan datang,

memblok pikiran, dan perhatian yang berlebihan.

4. Tingkat Kecemasan

Peplau (1963) dikutip oleh Stuart (2001), mengidentifikasi kecemasan dalam

empat tingkatan dan menggambarkan efek dari tiap tingkatan.

a. Cemas Ringan

Cemas ringan merupakan cemas yang normal yang berhubungan dengan

ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang

menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya, seperti melihat,

mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat. Kecemasan tingkat ini

dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Cemas Sedang

Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan hal yang lain, sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Page 23: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

14

Kecemasan ini mempersempit lapang presepsi individu, seperti penglihatan,

pendengaran, dan gerakan menggenggam berkurang.

c. Cemas Berat

Cemas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak

dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat

memusatkan pada suatu area lain.

d. Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah,

ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, anak yang

mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini

tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung dalam waktu yang lama

dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. \

5. Rentang Respon Kecemasan

Menurut Stuart (2001), rentang respon induvidu terhadap cemas berfluktuasi

antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah

antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang

mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana

Page 24: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

15

individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi

sehingga mengalami ganguan fisik dan psikososial.

Rentang Respon Kecemasan 2.2

Stuart dan Laraia. 2010

6. Faktor Presipitasi

Stuart (2001) mengatakan bahwa faktor presipitasi/ stressor pencetus

dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman terhadap integritas fisik seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-

hari. Kejadian ini menyebabkan kecemasan, dimana timbul akibat

kekhawatiran terhadap tindakan pemasangan infus yang mempengaruhi

integritas tubuh secara keseluruhan. Pada anak yang dirawat di rumah sakit

timbul kecemasan karena ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya

kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bermain, belajar bagi

anak usia sekolah, dan lain sebagainya.

Page 25: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

16

b. Ancaman terhadap rasa aman

Ancaman ini terkait terhadap rasa aman yang dapat menyebabkan terjadinya

kecemasan, seperti ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat

membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang. Ancaman ini

dapat terjadi pada anak yang akan yang akan dilakukan tindakan pemasangan

infus dan bisa juga terjadi pada orang tua. Ancaman yang terjadi pada orang

tua dapat disebabkan karena orang tua merasa bahwa anak mereka akan

menerima pengobatan yang membuat anak bertambah sakit atau nyeri. Orang

tua cemas dan takut jika prosedur invasif pemasangan infus yang dilakukan

akan memberikan efek yang membuat anak merasa semakin sakit atau nyeri

(Sulistiyani, 2009). Sedangkan pada anak, tindakan pemasangan infus

mengakibatkan nyeri yang dirasakan anak tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak meningkat

kecemasannya jika didekati oleh perawat. sering menolak makan, banyak

bertanya, menangis , tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak merasa

cemas, ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup

terlindungi dan merasa tidak aman. Bila hal ini tidak cepat diatasi akan menjadi

masalah yang akan memperburuk kondisi anak tersebut.

B. KONSEP TUMBUH KEMBANG

Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan anak usia dini, pasal 28

ayat 1 berbunyi ”Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak

lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti

Page 26: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

17

pendidikan dasar”. Anak pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang belum

menempuh sekolah dasar (Depkes RI, 2007).

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Usia Pra Sekolah

Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan, anak dapat

dikelompokkan dalam dua kelompok besar yakni kelompok usia 0-6 tahun yang

terbagi dalam tahap pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi-8

minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap post natal yang terdiri dari

masa neonatus (0-28 hari) dan masa bayi (29 hari-1 tahun), tahap pra sekolah (3-6

tahun). Dan kelompok usia 6 tahun keatas yang terbagi dalam masa pra remaja (6-

10 tahun) dan masa remaja (10-18/20 tahun) (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).

a. Fase pertumbuhan anak usia pra sekolah

Pada pertumbuhan masa pra sekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya

berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan

kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, di mana sistem tubuh sudah

mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Pada

pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata

6,75-7,5 centimeter setiap tahunnya (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).

b. Fase perkembangan anak usia pra sekolah

Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2005), fase perkembangan anak dibagi

menjadi ;

1) Perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan untuk berdiri

dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan

Page 27: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

18

dengan tumit kejari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan

berjalan dengan bantuan

2) Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan

menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian,

memilih garis yang lebih panjang

3) Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebutkan hingga empat

gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan

benda, menghitung, mengartikan dua kata, memahami arti larangan,

berespon terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga terdekat

4) Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan permainan sederhana,

menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya

tubuh, mengenali anggota keluarga

2. Teori-teori Perkembangan Anak Pra Sekolah

Teori-teori perkembangan anak pra sekolah dapat dibagi menjadi :

a. Perkembangan kognitif (Piaget)

1) Tahap pra oprasional (umur 2-7 tahun) dengan perkembangan kemampuan

sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang

dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak

masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget anak selalu

menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran

yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif

menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah

maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah

Page 28: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

19

pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti

apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah

benda tersebut (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).

2) Tahun ketiga berada pada fase pereptual, anak cenderung egosentrik

dalam berfikir dan berperilaku, mulai memahami waktu, mengalami

perbaikan konsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari

perspektif yang berbeda.

3) Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih

baik, menilai sesuatu menurut dimensinya, penilaian muncul berdasarkan

persepsi, egosentris mulai berkurang, kesadaran sosial lebih tinggi, mereka

patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena

memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anak sudah

mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi

belum memahaminya, anak sangat ingin tahu tentang faktual dunia (Zae,

2000).

b. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)

Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan

sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic

yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya,

suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada

ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya (Hidayat,

Aziz Alimul, 2005).

Page 29: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

20

Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak mulai mengenal perbedaan

jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur

atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru

tingkah laku orang dewasa di sekitarnya (Nursalam dkk, 2005).

c. Perkembangan psikososial anak (erikson)

1) Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah)

dengan perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif

dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan

aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka

akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Hidayat, Aziz Alimul,

2005).

2) Menurut Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase inisiatif vs

rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius)

dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala

sesuatu disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua

mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa

bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak

dengan konkret, sehingga orang tua sering menganggap bahwa anak

berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian (Nursalam dkk, 2005)

C. KONSEP BERMAIN

Bermain pada awalnya belum mendapatkan perhatian khusus dari para ahli jiwa.

Hal ini dimungkinkan karena keterbatasan tentang psikologi perkembangan anak.

Page 30: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

21

Adalah Plato salah satu tokoh yang dianggap berjasa yang meletakan dasar

bermain dan berpendapat tentang pentingnya nilai praktis dari permainan. Pada

awalnya bermain hanyalah sekedar permainan untuk melewatkan waktu kosong

dan mengatasi kejenuhan akibat kondisi dan rutinitas. Beberapa teori klasik

muncul yang pada akhirnya disempurnakan dengan munculnya teori-teori modern

.

Teori- Teori Klasik Yang Populer 2.3

Teori Penggagas Tujuan bermain

Surplus energi

Rekresasi

Rekapitulasi

Praktis

Schiller/Spencer

Lazarus

Hall

Groos

Mengeluarkan energi berlebih

Memulihkan tenaga/stamina

Memunculkan instink nenek moyang

Menyempurnakan instink

Sumber: Johnson et al (1999) hal 6.

Teori- teori modern tentang potensi dan manfaat bermain bagi perkembangan anak. 2.4

Teori Peran bermain pada perkembangan anak

Psikoanalitik

Kognitif- Piaget

Kognitif-Vigotsky

Sutton/ Smith

Singer

Mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap

frustasi

Mempraktekan dan melakukan konsolidasi konsep-

konsep yang pernah dipelajari sebelumnya.

Memajukan berpikir abstrak; pengaturan diri

Imajinasi dan narasi

Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari luar

Sumber: Johnson et al, (1999) halaman 9.

Page 31: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

22

Permainan menjadi salah satu usaha yang bisa mengangkat motivasi anak agar

nyaman saat berada dilingkungan baru luar rumah. Kondisi sepeti ini akan anak

rasakan ketika harus dirawat di rumah sakit. Untuk mendapat kualitas

kenyamanan yang optimal bagi anak perlu dirancang suatu kondisi yang

menyenangkan tanpa harus melanggar aturan. Bermain yang baik hendaknya

setiap permainan, mengacu pada prinsip bermain diantaranya:

a. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang

dijalankan pada anak.

b. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.

c. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak/infeksi silang

d. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama.

e. Melibatkan orang tua

Karakteristik Permainan ( Whaley & Wong 2003)

a. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang

lain tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan

tujuan permainan tidak jelas.

b. Sense of Pleasure Play : Permainan yang dilakukan untuk mencapai suatu

kesenangan

c. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi terhadap peran

tertentu.

d. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan

halus. Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.

Page 32: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

23

Whaley & Wong pun menambahkan. Dalam bermain anak belajar memberi dan

menerima, belajar hal-hal benar dari kesalahan yang dilakukan, standar tanggung

jawab sosial terhadap tindakan mereka.

Dari beberapa permainan yang mungkin dilakukan , berceritera merupakan salah

satu kegiatan yang sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak-anak usia

prasekolah. Secara umum anak mereka lebih menyukai cerita tentang sesuatu

yang dikenalnya. Mereka menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau

humornya. Karena mereka mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka

memperoleh kegembiraan yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan

karakter itu (Hurlock, 2005) dan salah satu media yang bisa mendukung untuk

menghidupkan ceritera itu adalah permainan boneka tangan .

Perrmainan boneka tangan merupakan salah satu permainan yang sudah tua

usianya. Adapun boneka tertua yang ditemukan adalah sisa dari kebudayaan

Aurignacian. Fungsi boneka pada saat itu lebih bersifat religius/dinamisme ,

dalam kebudayaan prasejarah Mesir dan Cina, boneka digunakan sebagai

pengganti kurban. Boneka lambang kesuburan juga ditemukan, kebanyakan

boneka yang ditemukan adalah perempuan dengan dada dan panggul yang sangat

montok, yang diperkirakan sebagai lambang kesuburan tersebut.

Dengan pemakaian bahasa pengenalan bentuk, warna serta berbagai kosa kata

yang dekat dengan anak, sistem pengulangan yang diberikan tidak membuat

anak bosan sekalipun mereka sudah mengetahuinya. Penggunaan imajinasi akan

Page 33: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

24

membantu anak menguasai dan mengembangkan kreativitasnya. Kini alat

permainan boneka tangan ini dapat dipergunakan untuk mengungkap berbagai

perasaan anak. Perasaan yang biasa dirasakan anak dalam kehidupan sehari-hari

serperti kecemasan, ketakutan, perasaan senang, harapan, perasaan mencekam,

kesedihan dan lain-lain teruangkap dengan penuh spontanitas sesuai dengan jiwa

anak

Permainan ini bisa melibatkan anak atau kelompok pada range usia yang sama

dan keluarga. Sedangkan karateristik permaianan yang menjadi acuan adalah.

Sense of Pleasure Play dan Dramatic Play ( Whaley & Wong 2003). Beberapa

manfaat yang bisa diperoleh anak dalam masa perawatan dengan bermain boneka

tangan diantara :

a. Mengkondisikan dengan situasi yang baru

b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

c. Membantu untuk mengurangi stres terhadap lingkungan dan perpisahan

d. Memperkenalkan dan mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh

e. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan

peralatan dan prosedur medis

f. Memberi peralihan dan relaksasi

g. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing

h. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan

perasaan.

i. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang

positif terhadap orang lain

Page 34: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

25

j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

k. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

D. PENELITIAN TERKAIT

Penelitian pada masalah-masalah anak usia prasekolah masih jarang dilakukan,

tetapi penelitian yang terkait dengan kondisi kecemasan secara umum telah

banyak dilakukan.

M Fatkhul Mubin, Dessy Maria Hanum (2007) . meneliti dengan mengunakan

metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

dilakukan pada anak usia prasekolah yaitu 3 - 6 tahun di Bangsal Melati RSUD

Tugurejo Semarang, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara

total sampling sebanyak 39 anak. Hasil: kecemasan anak prasekolah sebagian

besar mengalami kecemasan sebesar 74,4%. Sedangkan hasil analisis bivariat

dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara posisi anak dalam keluarga dengan kecemasan anak dengan nilai

p-value 0,037 . Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara posisi anak

dalam keluarga dengan kecemasan anak dengan nilai p-value 0,037

Penni Imelda (2010) meneliti di BP RSUD Kraton Pekalongan. Penelitian ini

menggunakan desain Quasy Experiment dengan rancangan Time Series Design.

Pengambilan sampel penelitian ini dengan cara quota sampling yang berjumlah 30

responden. Hasil analisa didapatkan tingkat kecemasan sebelum diberi terapi

bermain dengan bercerita 80,0% mengalami cemas sedang dan 20,0% mengalami

cemas ringan. Sesudah diberi terapi bermain dengan bercerita, kecemasan menjadi

Page 35: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

26

76,6% mengalami cemas ringan dan tidak cemas sebanyak 23,3%. Hasil

perhitungan dengan uji Spearman Rank menunjukkan adanya penurunan tingkat

kecemasan pada anak usia 4-6 tahun sesudah diberi terapi bermain dengan

bercerita dengan ρ value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 yang

berarti ada pengaruh terapi bermain dengan bercerita terhadap penurunan

kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia 4-6 tahun .

Page 36: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

26

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep pada penelitian ini akan membantu peneliti menghubungkan

hasil penemuan dengan teori yang dikembangkan dan dibahas sebelumnya,

sehingga mempermudah pemahaman dan sebagai landasan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian ini. Kerangka ini adalah struktur abstrak dan logis tentang

pengertian yang menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti

untuk menghubungkan penemunan dengan ilmu pengetahuan keperawatan (Burns

& Grove,1996 dalam Hamid 2008)

Variabel 3.1

Variable Independen Variabel Dependen

Kecemasan Perubahan Kecemasan

Intervensi

Kelompok

kontrol

kontrol

1.Usia

2.Jenis kelamin

Permainan

boneka

tangan

Page 37: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

27

Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa permainan bisa dijadikan salah satu

alternatif dalam penatalaksanaan kecemasan pada anak usia prasekolah. Penelitian

ini memfokuskan pada pengaruh permainan boneka tangan dalam menurunkan

kecemasan.

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

masalah (Nursalam, 2008). Sedangkan menurut La Biondo-Wood dan Haber

(1994) dalam Nursalam (2008), hipotesis adalah suatu pernyataan tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu

pertanyaan dalam penelitian. Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan

dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian: Apakah ada pengaruh permainan boneka tangan dalam menurunkan

kecemasan pre operatif anak masa prasekolah. Adapun hipotesis dalam penelitian

ini adalah :

1. H0 : Tidak ada hubungan antara permainan boneka tangan dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi

2. Ha : Ada hubungan antara permainan boneka tangan dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Burn dan grove (1995) variabel merupakan konsep berbagai tingkat

abstrak yang diukur, dimanipulasi, dan dikontrol dalam suatu penelitian. Variabel

Page 38: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

28

yang ada dalam penelitian ini terdiri dari : variabel bebas/independent yaitu

permainan boneka tangan, variabel terikat/dependent yaitu tingkat kecemasan dan

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari variabel terikat yaitu faktor internal

dan eksternal.

Variabel-variabel yang ada pada penelitian ini akan dilakukan operasionalisasi

variabel yaitu menetapkan cara pengukuran variabel agar dapat memperoleh

nilai yang tepat. Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel

yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan pada

tabel berikut :

Definisi Operasional 3.2

No

Variabel Definisi operasional

Cara ukur Hasil ukur Skala

ukur

1

Variabel independen:Kecemasan pre operatif pada anak usia prasekolah

Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisiologis.

Lembar observasi yang berisikan gejala fisik dan emosional kecemasan dari beberapa sumber

Skor yang didapatkan dari hasil penjumlahan parameter kecemasan yang terdapat pada lembar observasi dengan rentang nilai 0-14

Ratio

Page 39: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

29

2. Permainan boneka tangan

Suatu permainan yang menggunakan boneka tangan ber bentuk tiruan manusia atau binatang dengan karakteristik tertentu sebagai media penyampai.

1. Ya

2. Tidak

Ordinal

Page 40: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data

kuantitatif sehingga pendekatan yang akan digunakan adalah kuantitatif.

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode

statistika. Pendekatan yang digunakan yaitu point time approach dimana setiap

subjek hanya diobervasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status

karakter atau variabel subjek pada saat pengumpulan data (Nursalam, 2008).

Desain studi penelitian ini adalah purposive sampling. Di dalam desain ini

peneliti mengambil sample tidak secara acak tetapi berdasarkan pertimbangan dan

tujuan tertentu, menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini memiliki

tujuan untuk menerangkan atau menggambarkan tentang pengaruh penggunaan

permainan boneka tangan dalam menurunkan kecemasan pada anak prasekolah

menjelang tindakan operasi.

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok dalam kategori yang sama yaitu usia

pra sekolah. Satu kelompok merupakan kelompok kontrol. dan kelompok

berikutnya merupakan kelompok intervensi

Page 41: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

31

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi:

Penelitian dilakukan diruang rawat anak Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh

Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta

2. Waktu :

Waktu penelitian : Bulan Desember sampai Februari 2013

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan

di teliti (Hidayat, 2007). Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah pasien anak yang dirawat

di ruang Rawat Anak Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD)

Harapan Kita Jakarta. Sampel yang dipilih adalah anak usia pra sekolah yang

dirawat di ruang Rawat Anak RSJPD Harapan Kita Jakarta akan dilakukan

operasi yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok. Kelompok 1 (kelompok kontrol)

kelompok dengan pendekatan tanpa permainan boneka tangan dan kelompok 2

(kelompok intervensi) dengan pendekatan permainan boneka tangan. Dimana

pengambilan sampel pada kelompok intervensi dilakukan berkelanjutan (setelah

selesai pengambilan kelompok kontrol).

Menentukan jumlah sampel yang diambil jika <1000 adalah sebagai berikut :

(Nursalam 2008),

Page 42: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

32

N.z2.p.q

n =

n (N-1)+z2.p.q

20x(1,96) 2 X 0,5 X 0,5

n =

0,05(20-1)2 + (1,96)2 X 0,5 X 0,5

n= 10,115 n= 10 X 2 kelompok = 20

Keterangan :

n : perkirakan jumlah sampel

N : jumlah populasi

n : nilai standar normal untuk α = 0.05 (1,96)

p : perkiraan proposi, jika tidak diketahui dianggap 50 % q : 1- p (100% - p)

d : Presisi yang ditetapkan 5% (0,05)

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang dengan

pembagian kelompok kontrol sebanyak 10 orang dan kelompok intervensi sebanyak

10 orang..

Sedangkan untuk kriteria dari penelitian ini, penulis membagi menjadi dua kriteria yaitu:

1. Kriteiria Inklusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam dan Pariani, 2001)

Page 43: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

33

dalam Setiadi (2007) adapun kriteria inklusi yang penulis ambil sebagai

sampel yaitu :

a. Anak usia pra sekolah

b. Anak yang akan menjalani operasi

c. Tidak mengalami gangguan pendengaran.

d. Mampu berkomunikasi secara verbal dan visual

2. Kriteria eklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dan studi karena pelbagai sebab (Nursalam dan

Pariani, 2001) dalam Setiadi (2007). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah :

a. Anak usia pra sekolah yang menggunakan alat bantu nafas

b. Anak usia pra sekolah yang mengalami gangguan perkembangan

D. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti harus memegang teguh sikap

ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.

Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang

dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu

mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan (Jacob,2004 dalam Bondan,2006).

Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip

utama yang perlu dipahami yaitu: menghormati harkat dan martabat manusia ,

menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan inklusivitas

Page 44: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

34

dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Milton, 1999;

Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004)

Peneliti harus menghargai hak untuk ikut dan tidaknya responden dalam

penelitian melalui lembar persetujuan responden, menghargai dan memperlakukan

subyek secara manusiawi . Peneliti harus memberikan informasi dan bertanggung

jawab jika terjadi sesuatu terhadap subyek. Penelitian harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan subjek, bebas dari

eksploitasi dan mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat

kepada subjek pada setiap tindakan. Dalam Informed consent, subjek/ orang tua

harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang

diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan check

list yaitu suatu daftar pengecek, berisi nama subjek dan beberapa gejala/identitas

lainnya dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2002). Alat ukur dalam penelitian

ini berupa lembar observasi tingkat cemas akibat hospitalisasi yang diadaptasi dari

teori HRA-S (Hamilton Rating for Anxiety Scale) dalam Nursalam, (2003) dan di

modifikasi dengan beberapa sumber lain.

Menurut HRA-S alat ukur kecemasan terdiri dari 14 kelompok gejala yang

terdiri dari gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur,

Page 45: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

35

gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala somatik/fisik (otot),

gejala somatik/fisik (sensorik), gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh

darah), gejala respiratori (pernafasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala

urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala autonom, dan tingkah laku (sikap)

Pada pasien anak ada beberapa parameter dalam skala HRS-A yang sulit untuk

diterapkan, sehingga peneliti melakukan modifikasi pada lembar observasi.

Adapun pengamatan yang dilakukan hanya pada beberapa parameter yang dapat

diamati pada anak. Pengamatan kecemasan yang peneliti lakukan terdiri dari

gejala fisik dengan 7 parameter dan gejala emosional dengan 7 parameter. Hasil

pengamatan Ya : jika gejala tersebut ada dan Tidak jika skala tersebut tidak

ditemukan pada anak. Pada pengamatan dengan jawaban ya akan mendapat nilai

1, sedangkan nilai 0 pada jawaban tidak.

F. Pengolahan data

Langkah-langkah pengolahan data diantaranya:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau lembar

observasi yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam

Page 46: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

36

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau

bisa dengan membuat tabel kontingensi.

4. Processing data

Langkah selanjutnya setelah semua lembar observasi tersisi dengan

benar, data sudah dikoding, adalah memproses data agar dianalisis. Proses

pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari lembar

observasi ke paket program komputer pengolahan data statistic. (SPSS)

5. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi

pada saat memasukkan data ke komputer

G. Analisa data

1. Analisis univariat

Analisis dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya

analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmojo, 2005). Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan peneliti

pada data demografi usia, jenis kelamin dan diagnosa klinis dari responden.

Page 47: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

37

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan pada penelitian ini menganalisa tingkat

kecemasan pada anak pra sekolah yang akan dilakukan operasi dengan intervensi

permainan boneka tangan. Hasil analisa ini dapat menjelaskan apakah

permainan boneka tangan bisa berpengaruh terhadap tingkat kecemasan anak pra

sekolah. Untuk analisa ini penulis menggunakan uji T karena dilakukan pada

variabel kategorik (permainan boneka tangan) dan tingkat kecemasan dalam

bentuk data numerik (score/ hasil penjumlahan dari parameter kecemasan yang

diamati.). Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yang berbeda yaitu

kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagai pembanding, sehingga uji T

yang digunakan yaitu independent t test dengan rumus sbb :

X1 – X2

T = (S12 /n1) + (S2

2 / n2)

[(S12/n1)+(S2/n2)]

2

df =

[(S12/n1)/(n1-1)+(s2

2/n2)/(n2-1)]

Page 48: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disampaikan gambaran umum tempat dimana penelitian

dilakukan, serta karakteristik responden penelitian, berdasarkan hasil penelitian

yang telah peneliti lakukan selama 8 minggu di Bulan Desember – Februari

2013.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian:

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah / Pusat Jantung Nasional Harapan Kita

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.

Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik. (World Health Organisation).

“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.( Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010).

Atas Ridho Allah Yang Maha Kuasa, Ibu Tien Soeharto selaku ketua yayasan

Harapan Kita sekaligus ibu negara mempunyai gagasan untuk membangun

sebuah rumah sakit khusus di Indonesia. Usulan itupun segera direspon oleh para

ahli dibidang kardiovaskuler waktu itu. Maka tepat pada tanggal 9 November

Page 49: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

39

1985 impian itu terwujud Rumah Sakit Jantung Harapan Kita berdiri dan

diresmikan langsung oleh Presiden RI Bapak Soeharto. Adapun tiga tugas

utama yang diemban oleh rumah sakit ini adalah sebagai:

1. Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Kardiovaskular

2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kardiovaskular

3. Pusat Penelitian Kardiovaskular.

Seiring berjalannya waktu Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, telah beberapa kali

berubah status, diawali dengan status kepemilikan Depkes namun dalam

pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Harapan Kita. Kemudian pada tahun

2000 berubah status sebagai Rumah Sakit Perjan atau Perusahaan Jawatan dan

tahun 2005 berubah status kembali menjadi Badan Layanan Umum atau lebih

dikenal dengan istilah BLU. Walaupun kini berstatus BLU namun Rumah Sakit

Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita tetap berkomitmen untuk selalu

mengedepankan kepentingan pasien dalam setiap layanan yang diberikan. Oleh

karenanya value “Patient First” selalu ditanamkan agar meresap dibenak setiap

karyawan.(Anwar Santoso )

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang akan dilakukan

operasi bedah jantung kongenital. Sedangkan sampel diambil dengan teknik

accidental sampling . Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember hingga

Page 50: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

40

Februari 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 20 sampel. Dari hasil

pengumpulan data diperoleh gambaran umum sebagai berikut

C. Analisa Univariat

Analisa univariat menjelaskan secara deskriptif mengenai karakteristik data

demografi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan diagnosa klinis

responden.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di RSJPD

Harapan Kita pada bulan Jan-Feb 2013

Jenis Kelamin Frekwensi Persentase

Laki-laki 9 45%

Perempuan 11 55%

Jumlah 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 9 orang (45%) dan responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 11 orang (55%). Hal ini juga menunjukkan bahwa pada bulan Jan –

Feb th 2013 anak usia prasekolah perempuan yang dilakukan tindakan

operasi lebih banyak dari anak laki-laki.

Page 51: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

41

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pembagian usia di RSJPD

Harapan Kita pada bulan Jan-Feb 2013

USIA FREKWENSI PERSENTASE

3 5 25%

4 6 30%

5 6 30%

6 3 15%

TOTAL 20 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan

tahapan usia sebanyak 5 orang ( 25%) berusia 3 tahun, pada usia 4 tahun

sebanyak 6 orang (30%), usia 5 tahun sebanyak 6 orang (30%), dan usia 6

tahun sebanyak 3 orang (15 %). Jumlah terbanyak anak usia pra sekolah yang

akan dilakukan tindakan operasi jantung bawaan pada bulan Jan-Feb 2013

yaitu pada usia 4 dan 5 tahun.

Page 52: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

42

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan diagnosa klinis di RSJPD

Harapan Kita pada bulan Jan-Feb 2013

DIAGNOSA KLINIS FREKWENSI PERSENTASE

SIMPLE 8 40 %

KOMPLEKS 12 60 %

TOTAL 20 100 %

Berdasarkan tingkat kompleksitas Penyakit Jantung Bawaan (PJB), responden

dengan diagnosa klinis/PJB kompleks lebih besar yaitu 60 %. Adapun yang

dimaksud dengan diagnosa klinis kompleks yaitu pada PJB dengan Tetralogy

of Fallot (ToF), Doblle Outlet Right Ventricle (DORV), dan Transposition

Grat Arteries (TGA). Pada diagnosa klinis simple yaitu pada PJB dengan

Atrial Septal Deffek (ASD), Ventricle Septal Deffek (VSD), dan Patent

Ductus Arteriosus (PDA)

D. Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini untuk melihat pengaruh permainan

boneka tangan terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah yang

akan dilakukan tindakan operasi kelainan jantung bawaan. Variabel

independent (permainan boneka tangan) bersifat kategorik sedangkan variabel

dependent yaitu tingkat kecemasan bersifat numerik yang merupakan score

dari penjumlahan beberapa parameter. Responden pada penelitian ini terdiri

Page 53: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

43

dari 2 kelompok yg berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi

sehingga uji statistik yang digunakan uji t independent

Tabel 5.4

Distribusi rata-rata kecemasan responden dengan permainan boneka

tangan di RSJPD Harapan Kita bulan Jan-Feb 2013

Permainan boneka tangan

Mean

SD

SE

P value

N

Kelompok kontrol 9.2000 1. 0380 0.32660 0.000 10

Kelompok intervensi 1.9000 1.10050 0.34801 10

Rata-rata kecemasan muncul pada kelompok kontrol sebanyak 9.2000, dengan

standar deviasi 1.0380. sedangkan rata-rata kecemasan yang timbul pada

kelompok intervensi adalah 1.9000, dengan standar deviasi 1.10050. Hasil uji

statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti pada alpha 5 % (0,05) terlihat ada

hubungan signifikan antara permainan boneka tangan dengan kecemasan pada

anak usia pra sekolah yang akan dilakukan tindakan operasi

Page 54: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan mencari rumusan jawaban terkait hasil penelitian yang

telah dilakukan yaitu “Pengaruh Permainan Boneka Tangan Dalam Mengurangi

Kecemasan Pre Operatif Pada Anak Usia Prasekolah”. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian eksperimental secara kuantitatif dengan

pendekatan croos sectional dimana variabel dibagi dua menjadi variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen)

A. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari, dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan

dalam penyajian, dan interpretasi hasil penelitian. Diantaranya:

1. Peneliti mendapatkan kendala ketika mengumpulkan data pasien dengan

sesuai kriteria inklusi pada saat penelitian dilakukan

2. Penyesuaian waktu bermain masih terkadang berbenturan dengan jadwal

kesepakatan yang disetujui. Sebagian terjadi karena kondisi psikis (mood)

anak itu sendiri

3. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan modifikasi yang dibuat

peneliti dengan bersumber pada skala HARS dan berbagai gejala-gejala yang

terdapat pada berbagai sumber yang mudah diamati oleh peneliti.

B. Analisa Univariat

Page 55: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

45

Tabel (5.1) menunjukkan bahwa 45% responden berjenis kelamin laki-laki

atau sebanyak 9 orang, sedangkan jumlah responden penelitian perempuan

sebanyak 11 orang atau sekitar 55%. Jenis kelamin merupakan identitas

responden yang digunakan untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan

(utama Meyrs). Hasil ini didukung sebuah temuan yang menunjukkan, dari 200

wanita yang melahirkan 216 bayi, 75 persen diantaranya melahirkan bayi

perempuan. Pada beberapa kelainan jantung bawaan seperti ASD menunjukan

perbandingan jenis kelamin pria dan wanita 1:2 bahkan 1 : 3 (Benstein, 2004 ;

Park, 2002).

Sedangkan pada distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada tabel 5.2

dapat dilihat karakteristik usia pra sekolah berdasarkan tahapan usia sebanyak 5

orang ( 25%) berusia 3 tahun, pada usia 4 tahun sebanyak 6 orang (30%), usia 5

tahun sebanyak 6 orang (30%), dan usia 6 tahun sebanyak 3 orang (15%). Data

ini diambil untuk melihat lebih spesifik bahwa anak usia pra sekolah yang akan

dilakukan operasi kelainan jantung bawaan yang terbesar diusia sekitar 4-5 tahun.

Data ini sesuai dengan beberapa penelitian yang mengatakan bahwa usia terbaik

untuk dilakukan tindakan operasi pada kelainan jantung bawaan adalah 1-5 tahun

dengan usia terbesar sekitar 1-3 tahun (Cardiothoracic Hospital Shanghai, 2012).

Tetapi hal ini tidak mutlak karena ada beberapa kelainan jantung yang harus

dilakukan segera setelah bayi lahir dan tergantung dari urgensinya setiap kasus.

Keterlambatan diagnostik dan tindakan pada anak dengan kelainan jantung

bawaan dapat disebabkan beberapa hal : ketakutan, ketidak tahuan, faktor

Page 56: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

46

ekonomi dan masih jauh dan jumlah yang belum memadai pusat rujukan untuk

kasus PJB.

Didalam mengolah data univariat peneliti tidak membedakan antara kelompok

kontrol dan intervensi, sehingga data yang dihasilkan merupakan gambaran umum

dari keseluruhan responden yaitu anak usia prasekolah yang akan dilakukan

tindakan operasi

C. Analisa Bivariat

Didalam analisa ini, peneliti akan menghubungkan sejauh mana variabel yang

satu mempengaruhi variabel yang lain. Berdasar pada penelitian yang telah

dilakukan dengan mengidentifikasi dampak permainan boneka tangan dengan

tingkat kecemasan pada 20 anak usia pra sekolah yang akan dilakukan tindakan

operasi. Dari analisa tersebut didapatkan jumlah dan persentase dari 10

responden tanpa intervensi (kelompok kontrol) mengalami cemas dan 10

responden dengan intervensi (kelompok intervensi) tidak mengalami kecemasan

secara signifikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penni Imelda

(2010) dengan menggunakan desain Quasy Experiment dengan rancangan Time

Series Design. Penelitian ini dilakukan pada 30 responden. Hasil analisa

didapatkan tingkat kecemasan sebelum diberi terapi bermain dengan bercerita

80,0% mengalami cemas sedang dan 20,0% mengalami cemas ringan. Sesudah

diberi terapi bermain dengan bercerita, kecemasan menjadi 76,6% mengalami

Page 57: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

47

cemas ringan dan tidak cemas sebanyak 23,3%. Hasil perhitungan dengan uji

Spearman Rank menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada anak

usia 4-6 tahun sesudah diberi terapi bermain dengan bercerita dengan ρ value

0,000. yang berarti ada pengaruh terapi bermain dengan bercerita terhadap

penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia 4-6 tahun.

Hospitalisasi pada anak, prosedur-prosedur ataupun tindakan yang dilakukan

selama anak dirawat akan menimbulkan pengalaman traumatik yang pada

sebagian anak menganggap sebagai suatu hukuman dan seringkali menimbulkan

kecemasan . Teori modern Psikoanalitik Kognitif dari Piaget mengungkapkan

potensi dan manfaat bermain bagi perkembangan anak yaitu dapat mengatasi

pengalaman traumatik, coping terhadap frustasi. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa bermain pada anak usia pra sekolah memiliki dampak yang

besar untuk mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan yang ditandai

dengan tanda-tanda kecemasan .

Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2005), fase perkembangan adaptasi sosial pada

usia pra sekolah yaitu dapat bermain dengan permainan sederhana, menangis jika

dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, mengenali anggota

keluarga. Berceritera merupakan salah satu kegiatan yang sangat sesuai dengan

perkembangan emosi anak-anak usia prasekolah. (Hurlock, 2005) dan salah satu

media yang bisa mendukung untuk menghidupkan ceritera itu adalah

permainan boneka tangan. Permainan ini dapat dipergunakan untuk mengungkap

berbagai perasaan anak seperti kecemasan, ketakutan, sedih dan juga senang.

Permainan ini bertujuan membantu untuk mengurangi stres terhadap lingkungan

Page 58: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

48

dan perpisahan serta, memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang

penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis, serta membantu anak

untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing seperti lingkungan rumah sakit.

Pada penelitian ini ada beberapa parameter yang peneliti amati yaitu kedekatan

anak dengan orang tua dimana anak ingin selalu dekat dengan orang tua. Dari

seluruh sampel (n= 10) pada kelompok kontrol anak selalu ingin dekat dengan

orang tua 10 responden (100%). Sedangkan di kelompok intervensi 7

responden (70 %) ingin selalu dekat dengan orang tua. Menurut Wills cit

Friedman(1998) Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat

membantu anak dalam mengkoping stressor, karena dukungan keluarga dapat

menimbulkan efek penyangga dengan menahan efek-efek negatif dari stress

terhadap kesehatan. Menurut Garmenzy dan Rutter, 2003 dukungan keluarga

yang positif berhubungan dengan kurangnya kecemasan

Page 59: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Alhamdulillah. Segala puji UntukMu Ya Robb, yang telah memberikan kekuatan hingga

penulis sampai dikesimpulan dan saran pembuatan karya tulis ilmiah ini. Setelah

memmbaca,menulis, melakukan dan membaca kembali tiap bab, beberapa kesimpulan

dapat penulis sampaikan diantaranya

1 Kecemasan berhubungan dengan sesuatu yang dirasa mengancam, kecemasan

terkadang tidak jelas objek mengapa seseorang menjadi cemas. Kondisi ini akan

diperparah jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya, karena

meragukan kemampuan diri sendiri .

2 Tiap tahapan kecemasan mempunyai karakter serta teknik penanganan yang berbeda,

dalam kondisi tertentu bisa saja diperlukan orang lain/mediator lain untuk mengurai

kecemasan agar tiap masalah bisa di ambil solusinya.

3 Kecemasan bisa berdampak positif pada seseorang dalam kondisi kecemasan ringan,

kondisi ini akan menjadi suatu kekuatan bila orang tersebut mempunyai kopinng yang

baik serta dukungan motivasi .

4 Setiap manusia dewasa pasti pernah melalui fase pertumbuhan dan perkembangan . fase itu

harus dilalui sebagai suatu perjalanan kehidupan seorang manusia (anak). karena tiap fase

mempunyai ke khususan dalam perkembangan fisik dan psikis

Page 60: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

5 Seorang anak bukanlah miniatur orang dewasa, untuk itu diperlukan perlakuan khusus agar

bisa tumbuh berkembang sesuai umurnya.

6 Bermain adalah sesuatu yang universal yang tidak dibatasi oleh umur ,. Setiap permainan

adalah suatu proses belajar , dimana anak bisa melakukan sesuatu kegiatan tanpa harus

berpikir mengenai kesulitannya. Anak menikmati pembelajaran secara alami, sesuai dengan

petumbuhan dan kebutuhan jiwanya. Namun dalam kondisi tertentu bermain harus ada

batasannya tanpa mengurangi esensi dari permainan itu sendiri

8 Dari observasi dan eksperimen yang peneliti lakukan, bermain boneka tangan

bisa menjadi alternatif yang inovatif dalam mengurangi kecemasan pre operatif

khususnya pada anak usia pekolah .

B. Saran

Peneliti menyadari, dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan

keterbatasan dalam pembuatan karya tulis ini. Untuk perlunya untuk menyampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk peneliti

a. Ilmu pengetahuan tak pernah berhenti berkembang, selalu saja ada yang

baru.Untuk meningkatkan kualitas penelitian perlu didukung dengan data yang

lebih lengkap dan terkini. semoga penelitian kecil ini tidak berhenti sampai

disini,namun bisa diteruskan menjadi sesuatu penelitian yang lebih besar

cakupan dan manfaatnya.

Page 61: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

b. Anak adalah pribadi yang unik, peneliti hendaknya meningkatkan kemampuan

untuk memahami karakter dalam tingkatan perkembangan anak. senantiasa

bersabar dalam menghadapi kasus-kasus anak. Perlu modifikasi lembar

kwesioner yang sesuai untuk kasus pada anak.

2 Untuk Institusi Rumah Sakit

a. Penelitian adalah salah satu satu unggulan dalam suatu rumah sakit

pendidikan, untuk itu sarana, kesempatan, perlakuan dan pelatihan-pelatihan

perlu senantiasa ditingkatkan.

b. Dalam menentukan waktu bermain masih terkadang berbenturan dengan

jadwal kesepakatan yang disetujui. hendaknya dibuat jadwal untuk mengisi

waktu bermain , sehingga interaksi antara pemberi layanan dan klien menjadi

lebih akrab.

3 Untuk Insitusi Pendidikan

a. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa hendaknya penelitian yang

dibuat tidak merupakan pengulangan dari penelitian sebelumnya.

b. Setiap penelitian merupakan aset dari suatu pendidikan, hendaknya dari

penelitian yang telah ada bisa diseleksi ulang untuk ajang lomba.

Page 62: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

1

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.

Jakarta:salemba medika.

Corey, Geral. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

PT Refika Aditama

Davison, G.C, Neale,J.M & Kring, A.M. 2006. Psikologi Abnoral. Jakarta: Rajawal

Press

Haber, A. & Runyon, R.P. 1984. Psychology of Adjustment. New York: The

Dorsey Press

Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

http://bondanriset.blogspot.com/2006/10/ Prinsip-prinsip-etika-penelitian

Perry,A,G.&Potter,P.A.1999.Fundamental keperawatan,bukukedokteran

.Jakarta:EGC

Perry, A,G & Potter, P.A. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.

Jakarta:EGC.

Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta,EGC.

Page 63: PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN DALAM PEMBULUH …

2

Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.

Jakarta:Idai

Sumadinata, N. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosda karya

Supranto J, 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen.

Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Wong,D.L (1995), Nursing Care of Instants and Children, St. Louis Mosby.

Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta.