89
PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENGUNJUNG MALL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Oleh: Awliya Nurmayasari NIM: 109070000116 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN

FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP IMPULSIVE BUYING

PENGUNJUNG MALL DI KOTA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh:

Awliya Nurmayasari

NIM: 109070000116

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

i

PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR

DEMOGRAFI TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENGUNJUNG MALL

DI KOTA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

AWLIYA NURMAYASARI

NIM: 109070000116

Pembimbing I Pembimbing II

Mulia Sari Dewi, M.si., Psi Nia Tresniasari,M.Si

NIP.197805022008012026 NIP.198410262009122004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/2014 M

Page 3: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS

DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP IMPULSIVE BUYING

PENGUNJUNG MALL DI KOTA BOGOR” telah diujikan dalam sidang

munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 25 Maret 2015. Skirpsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, Maret 2015

Sidang Munaqasyah

Dekan / Ketua Wakil Dekan

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Dr. Abdul Rahman Shaleh,M.Si

NIP. 196806141997041001 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota :

Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi Miftahuddin, M.Si

NIDN.0315054701 NIP.197303172006041001

Mulia Sari Dewi, M.si., Psi Nia Tresniasari, M.Si

NIP.197805022008012026 NIP.198410262009122004

Page 4: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Awliya Nurmayasari

NIM : 109070000116

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI

TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENGUNJUNG MALL DI KOTA

BOGOR” adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan

plagiat dalam penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada

dalam penyusunan karya ini telah dicantumkan sumber pengutipannya dalam

daftar pustaka. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai

dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat

atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Maret 2015

Awliya Nurmayasari

NIM. 109070000116

Page 5: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

iv

MOTTO

Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu

adalah saudara setan.

(QS. Al-Isra [17] : 26-27)

PERSEMBAHAN

Karya ini sebagai sebuah bukti kasih bahwa saya mampu untuk membuat

keluarga dan orang-orang yang selalu mensupport saya bangga dan tersenyum.

Page 6: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

v

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) 2015

(C) Awliya Nurmayasari

(D) Pengaruh personality trait, konformitas dan faktor demografi

terhadap impulsive buying pengunjung mall di kota Bogor

(E) xii + 74 halaman + 18 lampiran

(F) Fenomena berbelanja saat ini sudah berkembang menjadi gaya hidup.

Banyak konsumen melakukan pembelian tanpa disertai pertimbangan

terlebih dahulu atau disebut dengan impulsive buying. Impulsive buying

adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian

yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan

dorongan emosional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh personality trait ,

konformitas dan faktor demografi terhadap impulsive buying pengunjung

mall di kota Bogor. Adapun variabel personality trait dalam penelitian ini

terdiri atas tiga dimensi (control, stress reaction, absorption), konformitas

dua dimensi (compliance dan acceptance), faktor demografi (jenis kelamin

dan usia). Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability

sampling dan jumlah sampel penelitian ini mencangkup 210 orang dari

pengunjung mall di kota Bogor. Adapun uji validitas penelitian

menggunakan CFA (Comfirmatory Factor Analysis) dan analisis data

menggunakan uji regresi berganda.

.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

personality trait (control, stress reaction, absorption), konformitas

(compliance dan acceptance) dan faktor demografi terhadap impulsive

buying dengan signifikansi sebesar 0.0000 atau P<0.05. Adapun nilai R

Square (R2) dari semua variabel penelitian yang telah diujikan adalah

sebesar 0.251 artinya tujuh independent variable yang diteliti memiliki

konstribusi sebesar 25.1 % terhadap impulsive buying sedangkan 74.9 %

sisanya dipengaruhi variabel lain diluar penelitian. Dari 7 variabel

independen, hanya variabel control dan stress reaction yang berpengaruh

signifikan terhadap impulsive buying pengunjung mall di kota Bogor.

Kata kunci : Impulsive buying, personality trait, konformitas.

(G) Bahan Bacaan : 12 buku + 10 jurnal +1 skripsi+ 3 website

Page 7: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh personality trait,

konformitas dan faktor demografi terhadap impulsive buying pengunjung mall di

Kota Bogor”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan

indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Abd. Mujib,

M.Si.. Wakil Dekan Bidang akademik Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Wakil

Dekan Bidang Administrasi Umum Ikhwan Luthfi, M.Si yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penelitian ini.

2. Dosen pembimbing skripsi Mulia Sari Dewi, M.Si.,Psi dan Nia Tresniasari,

M.Si. Penulis sangat berterimakasih dan merasa sangat beruntung dibimbing

oleh keduanya. Bimbingan beliau telah membuka wawasan serta menambah

pengetahuan penulis mengenai banyak hal. Bekerja keras dan jujur dalam

bekerja merupakan semangat yang beliau berikan untuk penulis. Terima kasih

atas segala arahan, masukan, kritik serta koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik Dra Zahrotun Nihayah, M.Si yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

Page 8: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

vii

4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan limpahan ilmu tidak ternilai dan banyak

membantu penulis

5. Keluarga penulis, ibu Een Nuraini dan ayah Sirodjuddin. Kakak Doddy dan

Sholikah, Debby dan Willita serta keponakan-keponakan Aurelia, Euginia,

Nabilla, Nara, Hilmi beserta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung

dan mendoakan. Terima kasih atas do’a pada setiap ibadahnya, masukan,

semangat, cinta, kasih sayang yang tulus kepada penulis. Kalianlah yang telah

membuat penulis bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

penelitian ini.

6. Motivator M. Bowo yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, semangat,

do’a dan dukungan agar tidak mudah menyerah dalam mengerjakan penulisan

ini. Terimakasih segala yang sudah diberikan sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis : Eva, Rani, Dana, Putria, Nilam, Syifa, Dewi, Fikri,

Erla terimakasih untuk kebahagiaan dan semangat yang sudah kalian ciptakan

untuk penulis.

8. Mentor skripsi Farhanah Murniasih dan Wiwi Euismawati yang selalu

memberi masukan dan arahan dalam penulisan ini, terima kasih atas segala

waktu yang telah diberikan.

9. Psikologi UIN C 2009 yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis yang

telah memberikan banyak cerita selama ini.

10. Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti sebagai balasan atas segala

kebaikan dan bantuan yang diberikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini

memberi manfaat, khususnya bagi penulis sendiri, para pembaca dan seluruh

pihak terkait.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

Page 9: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………….….……. 1-13

1.1.Latar Belakang Masalah ……………………..……. . . . . . . 1

1.2.Batasan dan Perumusan Masalah ……………..……. . . . . . . 9

1.2.1. Batasan Masalah ……………………..……. 9

1.2.2. Perumusan Masalah ……………………..……. 10

1.3. Tujuan Penelitian …………………………..……. . . . . . .. 11

1.4.Manfaat Penelitian ……………………………..……. 11

1.4.1. Manfaat Teoritis …………………….…….. 11

1.4.2. Manfaat Praktis ……………………...…… 11

1.5.Sistematika Penulisan ……………...…… . . . . . . . . . . . . 12

BAB 2 LANDASAN TEORI…………………………………………… 13-30

2.1. Impulsive Buying …………………….…..… 13

2.1.1. Definisi Impulsive Buying …….….…. . . . . . .. 13

2.1.2. Dimensi Impulsive Buying ……….………….. 14

2.1.3. Alat Ukur Impulsive Buying …….……..……… 17

2.1.4. Faktor-faktor yang Memicu Impulsive Buying ..... 17

2.2. Personality Trait ……………………………...……. 20

2.2.1. Definisi Personality Trait …………………... 20

2.2.2. Dimensi Personality Trait ………...…………. 21

2.2.3. Alat Ukur Personality Trait ………………..….. 22

2.3. Konformitas ……………………......….. 23

2.3.1. Definisi Konformitas ………………………….. 23

2.3.2. Dimensi Konformitas ……………....................... 24

2.3.3. Alat Ukur Konformitas .….……............................ 25

2.4. Kerangka Berpikir ……………………………………. 25

2.5. Hipotesis Penelitian ……………………………..……... 29

Page 10: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

ix

BAB 3 METODE PENELITIAN ….……………………….………... 31-52

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ….…….…..….... 31

3.2. Variabel Penelitian …………………………………...... 32

3.2.1. Identifikasi Varibel Penelitian…………………...... 32

3.2.2. Definisi Operasional Variabel …..……………… 32

3.3. Pengumpulan Data ……………………………………. 34

3.4. Pengujian Validitas Konstruk …………….………….…... 37

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Impulsive Buying ............... 40

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Personality Trait …….….. 41

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Konformitas ...................... 47

3.5. Metode Analisis Data …………………………..……...… 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN ……………………………..……... 53-66

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ………………………….… 53

4.2. Hasil Analisis Deskriptif …………..……………….. 54

4.2.1. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian …… 56

4.3. Uji Hipotesis Penelitian …………..……………….. 58

4.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian …………… 58

4.3.2. Pengujian Proporsi Varians Independen Variabel.. 63

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ……….…….…... 67-74

5.1. Kesimpulan …………………………….......................... 67

5.2. Diskusi……………………………..………….….….……. 67

5. 3. Saran ……………………….………………….……….... 72

5. 3. 1. Saran Teoritis ………………….……..…............... 73

5. 3. 2. Saran Parktis …………………………..…....….... 73

Page 11: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pengukuran Skala......................................................35

Tabel 3.2 Blue Print Impulsive Buying……………………………..36

Tabel 3.3 Blue Print Personality Trait……………………………..38

Tabel 3.4 Blue Print Konformitas………………………………….39

Tabel 3.5 Muatan Factor Item Impulsive Buying…………………...44

Tabel 3.6 Muatan Factor Item Control……………………………..46

Tabel 3.7 Muatan Factor Item Stress Reaction……………………..48

Tabel 3.8 Muatan Factor Item Absorption………………………….50

Tabel 3.9 Muatan Factor Item Compliance………………………...52

Tabel 3.10 Muatan Factor Item Acceptance…………………………53

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian…………………….57

Tabel 4.2 Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia.......58

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif.............................................................59

Tabel 4.4 Pedoman Interpretasi Skor.................................................60

Tabel 4.5 Kategorisasi Impulsive Buying...........................................60

Tabel 4.6 Kategorisasi Personality Trait............................................61

Tabel 4.7 Kategorisasi Konformitas...................................................62

Tabel 4.8 Model Summary Analisis Regresi.......................................63

Tabel 4.9 Tabel Anova........................................................................64

Tabel 4.10 Koefisien Regresi................................................................65

Tabel 4.11 Proporsi Varians Independent Variabel..............................69

Page 12: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………………………………………29

Gambar 3.1 Uji Validitas Konstruk Impulsive Buying……………….43

Gambar 3.2 Uji Validitas Konstruk Control……………………….…45

Gambar 3.3 Uji Validitas Konstruk Stress Reaction…………………47

Gambar 3.4 Uji Validitas Konstruk Absorption………………………49

Gambar 3.5 Uji Validitas Konstruk Compliance……………………..51

Gambar 3.6 Uji Validitas Konstruk Acceptance……………………...53

Page 13: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian

Lampiran 2 : Syntax dan Path Diagram

Lampiran 3 : Output SPSS

Lampiran 4 : Data Responden Penelitian

Page 14: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab satu ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Belanja merupakan kebutuhan bagi setiap individu, masing-masing mempunyai

kebutuhan hidup yang berbeda. Individu merencanakan pengeluaran uang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan berapa

banyak uang yang akan dikeluarkan. Belanja bukan hanya sekedar memenuhi

kebutuhan sehari-hari, tetapi belanja juga sebagai suatu keinginan.

Fenomena berbelanja dilakukan oleh setiap orang, yang kemudian

berkembang menjadi gaya hidup. Bukan hanya gaya hidup, saat ini belanja juga

menjadi trend di kalangan masyarakat. Gaya hidup merupakan sebuah

penyelarasan dengan era modernisasi yang tumbuh perlahan menuruti tingkatan

sosial. Gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu

serta uang (Engel& Blackwell, 1994).

Semakin banyaknya tempat-tempat perbelanjaan seperti pertokoan, ruko,

maupun mall memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang

diinginkan. Lokasi yang tidak terlalu berjauhan pun memudahkan konsumen

untuk menjangkaunya.

Page 15: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

2

Penelitian yang dilakukan marketing research (MARS) Indonesia

(Indonesian Consumer Profile) menunjukkan 82,2% konsumen khususnya di

Jabodetabek gemar berbelanja di mall. Dalam sebulan mereka minimal sekali

sampai dua kali mengunjungi tempat tersebut. Ini artinya, demam mall semakin

menggejala di masyarakat. Kunjungan mereka ke pusat perbelanjaan tersebut

74,3% pada hari libur dan 25,7% pada hari kerja (Zumar,, 2009).

Long weekend merupakan puncak tertinggi peningkatan pengunjung pusat

perbelanjaan. Penelitian yang dilakukan di Cibinong City Mall (CCM) pada masa

weekdays pengunjung mencapai 8.000 orang per hari sedangkan long weekend

pengunjung bisa mencapai 10.000 orang per hari atau naik 20% dari biasanya.

Meningkatnya jumlah kunjungan, berimbas juga pada meningkatnya pendapatan

di pusat perbelanjaan (Hidayat, 2013).

Banyak orang yang melakukan pembelian tanpa disertai pertimbangan

terlebih dahulu. Mereka membeli karena apa yang mereka “lihat”, bukan yang

mereka “butuhkan”. Keinginan membeli semakin kuat ketika melihat barang-

barang yang berpenampilan menarik, warna yang indah, serta tampilan toko yang

unik (Youn & Faber, 2000).

Pembelian menjadi tidak wajar ketika seseorang tidak dapat mengontrol

apa yang harus dan tidak penting untuk dibeli. Hal tersebut dapat menyebabkan

seseorang menjadi pembeli yang impulsive. Verplanken & Herabadi (2001)

mendefinisikan impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan

diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, dipicu oleh

Page 16: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

3

adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Pembeli yang impulsive

seringkali menjadi tidak sadar ketika melakukan pembelian, hal ini dikarenakan

dorongan yang tiba-tiba ketika seseorang melakukan impusive buying sehingga

tanpa sadar seseorang akan melakukannya.

Dari penjelasan di atas banyak dampak negatif dari impulsive buying bagi

generasi muda penerus bangsa. Salah satunya sikap pemborosan, karena

sebenarnya konsumen membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya yang

mengakibatkan tidak terpakainya barang tersebut. Oleh karena itu perlu untuk

dilakukan penelitian terhadap impulsive buying untuk mengetahui hal-hal apa saja

yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan hal tersebut khususnya dari segi

personality trait dan konformitas.

Rook (1987) menguraikan impulsive buying adalah sesuatu yang hedonis

dan mungkin menimbulkan konflik emosional. Impulsive buying mudah hilang

tergantung konsekuensi yang didapat ketika seseorang melakukan hal tersebut.

Impulsive buying lebih ingin memiliki seluruh barang daripada memilih salah satu

dari barang tersebut. Spontanitas yang lebih utama dibandingkan kehati-hatian

untuk membeli suatu barang. Dalam impulsive buying berpikir emosional lebih

mendominasi daripada rasional dan dipersepsikan seperti “buruk” daripada

“baik”, akhirnya konsumen merasa kehilangan kontrol saat melakukannya.

Impulsive buying dapat terjadi dalam kondisi apapun, konsumen adalah subjek

sehari-hari untuk melakukan itu.

Page 17: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

4

Sebuah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keputusan konsumen

untuk membeli saat berada didalam toko semakin meningkat, karena adanya

dorongan untuk membeli dan menyebabkan jumlah pembelian yang cukup besar.

Sebagian besar diantaranya pembelian dilakukan tanpa perencanaan atau disebut

dengan impulsive buying (Jalan, 2006).

Peneliti melakukan survey awal terhadap 10 pengunjung Mall pada bulan

Mei 2014 di salah satu Mall yang berada di kota Bogor, dari hasil wawancara

dengan pengunjung didapatkan informasi bahwa 7 dari 10 pengunjung sering

melakukan pembelian tanpa perencanaan.

Konsumen cenderung melakukan impulsive buying karena dilatarbelakangi

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah personality trait. Jalan (2006)

menyebutkan dalam personality trait terdapat tiga hal yang berkaitan dengan

impulsive buying yaitu control, stress reaction, dan absorption. Control berkaitan

dengan pengaruh diri sendiri terhadap emosi, kognisi,dan perilaku seseorang. Hal

ini membuat konflik psikologis dalam diri konsumen saat melakukan pembelian.

Tidak mudah bagi konsumen untuk menahan keinginannya dalam berbelanja, ini

membuat konsumen mengatakan kepada dirinya “saya tidak akan melakukannya”.

Konflik psikologis dalam pembelian seringkali terjadi apabila seseorang tidak

dapat mengontrol dirinya.

Faktor selanjutnya yaitu stress reaction, hal ini mewakili perbedaan

individu dalam menangkap respon yang diterimanya dengan keadaan emosi yang

negatif, yaitu kecemasan, kemarahan, kesedihan dan rasa bersalah (Youn & Faber,

Page 18: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

5

2000). Jalan (2006) mengatakan, bahwa emosi negatif yang dialami individu

merupakan kondisi sehari-hari yang dialami setiap orang. Emosi ini melibatkan

seseorang untuk melakukan impulsive buying. Gardner & Rook (1988) dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa konsumen merasa bahwa dirinya lebih baik

jika melakukan impulsive buying.

Youn & Faber (2000) mengatakan bahwa seseorang jika dalam keadaan

stres yang tinggi melakukan impulsive buying maka seseorang tersebut

mendapatkan kepuasan jangka pendek yang disertai dengan perasaan diri yang

positif dan perubahan mood yang membuat dirinya jauh lebih baik. Konsumen

yang merasa jenuh akan rutinitasnya setiap hari merasa lebih baik jika dirinya

melakukan pembelian yang tidak direncanakan kerena menurutnya hal itu bisa

mengubah suasana hati konsumen tersebut.

Faktor berikutnya yakni absorption, dalam hal ini konsumen cenderung

menahan keterlibatan dirinya dalam hal yang menarik perhatiannya dari stimulus

eksternal maupun imajinasi yang didapatnya. Absorption berperan penting untuk

konsumen sebagai penentu pengambilan keputusan terhadap stimulus yang di

dapat (Youn & Faber, 2000).

Kesimpulan penelitian yang dilakukan Jalan (2006) menunjukkan hasil

yang berbeda berdasarkan faktor personality trait. Control lebih tinggi

kecenderungannya dibandingkan dengan stress reaction dan absorption dalam

melakukan impulsive buying. Baik secara langsung maupun tidak, control dalam

Page 19: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

6

literature yang ada menegaskan bahwa konsumen bertindak impulsive karena

kurangnya akan kontrol diri mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari orang terdekat sangat mempengaruhi

keputusan kita dalam melakukan pembelian, bahkan tidak jarang barang yang kita

beli sebenarnya tidak kita butuhkan. Pada dasarnya individu mudah terbujuk

untuk mengikuti saran orang lain agar dapat mengikatkan diri pada suatu

kelompok. Hal ini dikarenakan setiap kelompok mempunyai tuntutan yang harus

bisa dipenuhi oleh setiap individu yang ingin bergabung. Jika individu ingin

diakui eksistensinya dalam kelompok, individu harus berusaha untuk menjadi

bagian dari kelompoknya dengan jalan mengikuti peraturan yang ada dalam

kelompok. Usaha tersebut dapat berupa kesepahaman dalam membeli produk

tertentu (Myers, 2005).

Banyak orang tidak menyadari bahwa masukan dari teman itu sebenarnya

tidak baik. Tetapi apabila tidak mengikuti apa yang disarankan oleh mereka ada

perasaan tidak enak atau takut tidak ditemani. Hal ini disebut dengan konformitas.

Konformitas ini rentan menjadi penyebab impulsive buying. Bujukan dan rayuan

dari pelayan saat berbelanja sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk

membeli barang yang tidak direncanakan. Tekanan kelompok memaksa seseorang

berperilaku sesuai keinginan kelompoknya. Seseorang yang tidak berniat membeli

suatu barang, akhirnya menjadi membeli barang yang padahal tidak diperlukan.

Pembelian juga tidak selalu berpengaruh dari luar saja, dalam diri seseorang juga

terdapat dorongan untuk membeli yang diperkuat dengan suasana dari luar diri

mereka (Youn&Faber, 2000).

Page 20: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

7

Yang & Huang (2011) menyatakan bahwa faktor demografi juga

mempengaruhi impulsive buying selain dari personality trait dan konformitas.

Faktor demografi merupakan faktor-faktor kependudukan yang menunjukan

keadaan dan karakter penduduk. Faktor demografi yang mempengaruhi impulsive

buying yaitu, jenis kelamin dan usia.

Faktor jenis kelamin juga sering digunakan untuk penelitian impulsive

buying. Faktor ini digunakan sebagai bahan perbandingan. Penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam

melakukan impulsive buying. Perempuan berbelanja untuk menunjukkan identitas

diri mereka dalam lingkungannya, sedangkan laki-laki melakukan impulsive

buying lebih kepada kegunaan atau fungsi dari barang tersebut (Lee, 2002).

Penelitian Abdillah (2013) menunjukkan bahwa 75% pria juga melakukan

impulsive buying yang didasari karena kecintaannya pada tim sepak bola, setiap

melihat barang-barang yang bernuansa tim sepak bola yang mereka gemari pasti

akan dibeli nya.

Pada faktor usia, 18 hingga 39 tahun merupakan usia yang mengalami

peningkatan hasrat untuk berbelanja (Verplanken & Herabadi,2011). Hasil

penelitian Yang & Huang (2011) menyatakan bahwa pada usia 40 tahun individu

memiliki kecenderungan untuk melakukan impulsive buying yang lebih tinggi

dikarenakan mereka telah memiliki pendapatan yang tetap. Perkembangan fisik

manusia yaitu ada pada masa usia dewasa, hal inilah yang semakin membuat

individu untuk melakukan pembelian, sebab individu semakin memperhatikan

penampilan fisiknya dan berusaha tampil berbeda dari yang lain. .

Page 21: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

8

Penelitian dilakukan di Mall yang berada di kota Bogor, karena kota

Bogor termasuk kota yang besar dan maju dalam perekonomiannya, dan

banyaknya mall dan outlet di kawasan tersebut. Penelitian akan dilakukan pada

tiga tempat yang berbeda, yaitu Mall Ekalokasari, Botani Square dan Cibinong

City Mall karena lokasi tersebut merupakan pusat perbelanjaan yang cukup ramai

dan terdapat berbagai karakter pengunjung yang bisa menjadi objek penelitian.

Dari uraian tersebut maka peneliti ingin menggunakan Personality Trait,

Konformitas dan Faktor Demografi sebagai independent variable (IV) dan

Impulsive Buying sebagai dependent variabel (DV). Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk meneliti “ Pengaruh Personality Trait, Konformitas dan Faktor

Demografi terhadap Impulsive Buying Pengunjung Mall di kota Bogor “.

1.2 Batasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Batasan masalah

Agar fokus pembahasan lebih terarah, penelitian ini dibatasi mengenai masalah

pengaruh personality trait, konformitas, dan faktor demografi terhadap impulsive

buying pengunjung mall di kota Bogor. Didapatkan mengenai batasan masalah

yang dijadikan variabel adalah sebagai berikut :

1. Impulsive buying adalah pembelian yang tidak rasional dan

diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,

diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Adapun

dimensi-dimensi impulsive buying yaitu cognitive dan affective

(Verplanken & Herabadi, 2001).

Page 22: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

9

2. Personality trait adalah struktur psikologi yang mendasari watak dan

perilaku individu yang bersifat abadi, yakni kecenderungan untuk

merespon dengan cara tertentu ketika berada dalam situasi tertentu.

Pada penelitian ini menggunakan dimensi personality trait yang

relevan untuk studi impulsive buying yaitu, control, stress reaction,

dan absorption (Tellegen, 1982).

3. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil

nyata akibat dari tekanan kelompok. Dimensi-dimensi yang digunakan

yaitu, compliance dan acceptance (Myers, 2005).

4. Faktor demografi adalah faktor-faktor kependudukan yang

menunjukkan keadaan dan karakter penduduk. Pada penelitian ini,

Faktor demografi dibatasi menjadi beberapa faktor, yaitu :

a) Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan permpuan.

b) Usia pada saat responden mengisi kuesioner dikelompokkan

kedalam empat bagian yaitu : 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50

tahun, 51-60 tahun.

1.2.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan, dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh personality trait (control, stress reaction,

absorption), konformitas (compliance, acceptance) dan variabel

demografi ( jenis kelamin dan usia) terhadap impulsive buying?

Page 23: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

10

2. Apakah ada pengaruh dimensi control pada variabel personality trait

terhadap impulsive buying?

3. Apakah ada pengaruh dimensi stress reaction pada variabel

personality trait terhadap impulsive buying?

4. Apakah ada pengaruh dimensi absorption pada variabel personality

trait terhadap impulsive buying?

5. Apakah ada pengaruh dimensi compliance pada variabel konformitas

terhadap impulsive buying?

6. Apakah ada pengaruh dimensi acceptance pada variabel konformitas

terhadap impulsive buying?

7. Apakah variabel demografis jenis kelamin memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap impulsive buying?

8. Apakah variabel demografis usia memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap impulsive buying?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel personality

trait (control, stress reaction, absorption), variabel konformitas (compliance,

acceptance) dan faktor demografi (jenis kelamin dan usia) terhadap impulsive

buying.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut :

Page 24: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

11

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu psikologi,

khususnya di bidang Psikologi Konsumen. Juga sebagai bahan pertimbangan serta

pedoman untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya mengenai

pengaruh personality trait (control, stress reaction, absorption), konformitas

(compliance, acceptance), faktor demografis (jenis kelamin dan usia) pada

individu terhadap impulsive buying.

1.4.2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pembeli agar membeli

sesuatu dengan memakai akal rasional dan tidak hanya membeli dengan emosi

saja, sehingga barang tersebut nantinya hanya akan menjadi barang yang tidak

terpakai. Juga individu agar tidak membeli suatu barang karena terpengaruh oleh

faktor luar dari dirinya dan dapat membeli sesuai dengan kebutuhan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan

APA (American Psychology Association) style dan penyusunan penulisan skripsi

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan peneliti ini dibagi

menjadi beberapa bahasan seperti berikut ini :

Page 25: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

12

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat teoritis maupun praktis, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab kajian pustaka akan dibahas mengenai teori impulsive buying,

personality trait, konformitas, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Dalam bab metode penelitian ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel,

variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrument

pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Dalam bab hasil penelitian akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu, analisis deskriptif dan

pengujian hipotesis penelitian.

BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

Dalam bab lima akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran dari hasil

penelitian.

Page 26: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab dua ini akan dibahas mengenai landasan teori penelitian yang berisi

tentang teori impulsive buying, personality trait dan konformitas. Selanjutnya

dalam bab ini juga akan dibahas mengenai kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian

2.1 Impulsive Buying

2.1.1 Definisi impulsive buying

Menurut Rook (1987) impulsive buying didefinisikan sebagai perilaku belanja

tanpa perencanaan, diwarnai oleh keinginan kuat untuk membeli yang muncul

secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan, yang dipicu secara spontan

pada saat berhadapan dengan produk, dan diiringi oleh perasaan menyenangkan

serta penuh gairah.

Sementara itu dari sisi psikologis perilaku impulsive buying menimbulkan

perilaku yang tidak disadari dan disertai dengan respon emosi yang kuat serta

konflik interpersonal (Beaty & Ferrel, 2003).

Namun berdasarkan pendapat Verplanken & Herabadi (2001)

menunjukkan bahwa dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan

yang intens yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya

dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi

negatif, dan merasakan kepuasan. Artinya, konsumen mengabaikan konsekuensi

Page 27: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

14

setelah melakukan pembelian tersebut. Konsumen hanya ingin merasa puas

dengan membeli barang yang konsumen inginkan.

Perilaku impulsive buying dari Verplanken & Herabadi (2001) ini

melibatkan dua system inti yaitu affective (emosi) dan cognitive. Affective dan

cognitive dapat melakukan prosesnya sendiri-sendiri dan ada kalanya mereka

bekerja secara bersama. Namun, dalam beberapa hal sisi emosi sering menjadi hal

utama bahkan mendahulu dan mampu mempengaruhi cognitive. Emosi bisa

terjadi secara otomatis tanpa peran active dari cognitive, yaitu kesadaran. Engel &

Blackwell (1995), menambahkan impulsive buying atau unplanned purchase

merupakan suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan terlebih

dahulu dan keputusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko.

Dari berbagai teori diatas peneliti menggunakan teori Verplanken &

Herabadi (2001), yaitu impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional

dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti

oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Teori ini dipilih karena

memiliki definisi yang paling sesuai untuk menjabarkan pengertian impulsive

buying.

2.1.2 Dimensi-dimensi impulsive buying

Verplanken & Herabadi (2001) membagi impulsive buying menjadi dua dimensi,

yaitu :

Page 28: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

15

a. Cognitive : proses psikologis seseorang yang merujuk kepada struktur dan

proses mental yang meliputi pemikiran, pemahaman dan

penginterpretasian. Proses ini terdiri dari tiga komponen, yaitu :

1. Cognitive deliberation, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

merasakan adanya desakan untuk bertindak tanpa adanya

pertimbangan mendalam atau memikirkan konsekuensinya.

2. Unplanned buying, suatu keadaan dimana (calon) konsumen tidak

memiliki rencana yang jelas dalam berbelanja.

3. Disregard for the future, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

melakukan impulsive buying tidak menghiraukan masa depan.

b. Affective : proses psikologis dalam diri seseorang yang merujuk kepada

emosi, perasaan maupun suasana hati (mood). Proses ini terdiri dari tiga

komponen, yaitu:

1. Irresistible urge to buy, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

memiliki keinginan yang instan, terus menerus dan begitu memaksa,

sehingga (calon) konsumen tidak dapat menahan dirinya.

2. Positive buying emotion, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

memiliki suasana hati positif yang berasal dari motivasinya untuk

memuaskan diri melalui impulsive buying.

3. Mood management, suatu keadaan dimana muncul keinginan (calon)

konsumen untuk mengubah atau menata perasaannya melalaui

impulsive buying.

Page 29: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

16

Rook (1987) membagi impulsive buying menjadi beberapa dimensi, yaitu :

a. Spontanitas : Belanja ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen

untuk membeli sekarang. Sering sebagai respon terhadap stimulus visual

yang langsung ditempat penjualan.

b. Kekuatan, Kompulsi, dan intensitas. Mungkin ada motivasi untuk

mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika.

c. Kegairahan dan stimulasi: Desakan mendadak untuk membeli sering

disertai dengan emosi yang diberikan sebagai “menggairahkan” ,

“menggetarkan”, atau “liar”.

d. Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli dapat menjadi

begitu sulit untuk ditolak sehingga akibat yang mungkin negative

diabaikan.

Peneliti menggunakan dimensi dari Verplanken & Herabadi (2001) karena

dimensi ini merupakan dimensi yang paling baru dan diadaptasi dari Rook

(1987)

Loudon& Bitta (1993) membagi impulsive buying kedalam empat tipe, yaitu:

1. Pure Impulsive yaitu dorongan untuk membeli produk baru, mencari

variasai baru, atau pembelian terhadap produk diluar kebiasaan

pembeliannya.

2. Suggestion impulse yaitu dorongan yang didasarkan stimulus pada toko

dan ditunjang dengan pemberian saran, baik dari sales promotion,

pramuniaga maupun teman.

Page 30: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

17

3. Reminder impuls yaitu dorongan yang muncul saat melihat barang pada

rak toko, display atau teringat iklan dan informasi lainnya tentang suatu

produk.

4. Planned impulse yaitu pembelian yang terjadi apabila kondisi penjualan

tertentu diberikan. Dorongan berupa intensi membeli berdasarkan harga

khusus, kupon, diskon dan lain sebagainya tanpa merencanakan produk

yang akan dibelinya.

2.1.3 Alat ukur impulsive buying

Skala impulsive buying dari Rook (1987) terdiri dari sembilan item. Masing-

masing item hanya satu atau dua yang mewakili tiap dimensi dari impulsive

buying tersebut. Sedangkan Verplanken & Herabadi (2001) dalam alat ukurnya

memiliki 20 item yang dibagi menjadi dua dimensi, yakni cognitive dan affective.

Pengukuran impulsive buying dalam penelitian ini menggunakan skala

baku dari Verplanken & Herabadi (2001). Skala impulsive mengukur dua dimensi

yaitu dimensi cognitive dan affective. Koefisien alpha dari dua subskala ini adalah

.91 untuk dimensi cognitive dan .83 untuk dimensi affective. Dimensi cognitive

melihat mengenai kurangnya perencanaan dan kehati-hatian, sedangkan pada

dimensi affective nya mengukur perasaan menyenangkan, kegairahan, tekanan,

kontrol yang rendah dan rasa penyesalan.

2.1.4 Faktor- faktor yang memicu impulsive buying

Verplanken & Herabadi (2001), mengemukakan beberapa faktor yang dapat

memicu perilaku impulsive buying.

Page 31: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

18

1. Variabel Situasional

a) Lingkungan toko

Beberapa variable yang ada di lingkungan toko antara lain adalah penampilan

fisik produk, cara menampilkannya, atau adanya tembahan seperti harumnya

toko, warna yang indah atau music yang menyenangkan. Isyarat ini dapat

menarik perhatian, menimbulkan motivasi untuk membeli, dan menimbulkan

suasana hati yang positive. Dimana keduanya merupakan karakteristik dari

impulsive buying.

b) Ketersediaan waktu dan uang

Variabel situasional lain juga dapat mempengaruhi impulsive buying adalah

tersedianya waktu dan uang, baik benar-benar tersedia (benar-benar memiliki

waktu dan uang), maupun hanya perasaan saja (hanya merasa memiliki waktu

dan uang).

c) Karakteristik Produk

Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi impulsive buying. Faktor-

faktor tersebut antara lain adalah karakteristik produk dan marketing.

Karakteristik produk yang mempengaruhi impulsive buying adalah:

1. Memiliki harga yang rendah

2. Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut

3. Siklus kehidupan produk pendek

4. Ukurannya kecil dan ringan

Page 32: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

19

5. Mudah disimpan

d) Faktor Marketing

1. Adanya distribusi massa untuk self-service outlet

2. Iklan yang besar

3. Posisi display dan lokasi yang menonjol turut mempengaruhi belanja

impulsive.

2. Variabel Person-related

Impulsive buying berada dalam batas yang berhubungan dengan manusia,

yaitu :

a) Emosi. Verplanken & Herabadi (2001) mengemukakan perilaku

impulsive buying berhubungan dengan suasana hati tertentu. Sebagai

contoh adanya percampuran rasa senang, kegairahan dan kekuasaan

menimbulkan kecenderungan untuk melakukan impulsive buying.

Salah satu alasan konsumen melakukan impulsive buying adalah

menghilangkan depressed mood .

b) Konformitas. Aronson (1992) mengemukakan bahwa konformitas

merupakan faktor internal terbentuk dari lingkungan sosial yang dapat

mempengaruhi munculnya impulsive buying. Perilaku ini muncul

akibat pembelajaran atau pengaruh dari lingkungan sosial.

c) Sex. Rook & Hoch (1985) mengatakan bahwa perempuan membeli

barang dengan tingkat emosi yang lebih tinggi dibanding laki-laki.

Jumlah pembelian yang masi stabil, maka antara laki-laki dan

Page 33: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

20

perempuan memiliki perbedaan kerentanan untuk melakukan impulsive

buying.

d) Motif hedonis. Rook (1987) menyebutkan bahwa impulsive buying

berkaitan dengan kepuasan hedonis. Sifat dasar hedonis itu sendiri

yaitu, kesenangan, kejutan, kepuasan, sesuatu yang baru,

menyenangkan dan keakraban. Konsumen melakukan impulsive

buyingpada saat mereka sedang termotivasi oleh kebutuhan hedonis

nya.

e) Karakteristik konsumen yang mempengaruhi impulsive buying adalah

demografis (usia dan jenis kelamin).

2.2 Personality Trait

2.2.1 Definisi personality trait

Personality merupakan suatu bagian yang khas dari setiap individu. Hal tersebut

yang membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. Feist & Feist

(2009) menyatakan bahwa personality adalah sebuah pola dari sifat yang relatif

menetap dan karakteristik unik, dimana memberikan konsistensi dan

individualitas pada perilaku seseorang. Trait menunjukan perbedaan individual

dalam berperilaku, perilaku yang konsistensi sepanjang waktu, dan stabilitas

perilaku dalam berbagai situasi.

Tokoh lain mengatakan bahwa personality trait adalah struktur psikologi

yang mendasari watak dan perilaku individu yang bersifat abadi, yakni

Page 34: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

21

kecenderungan untuk merespon dengan cara tertentu ketika berada dalam situasi

tertentu (Tellegen, 1982).

Berdasarkan beberapa definisi di atas mengenai personality maka penulis

menggunakan teori Tellegen (1982) yang mengatakan bahwa personality trait

adalah struktur psikologi yang mendasari watak dan perilaku individu yang

bersifat abadi, yakni kecenderungan untuk merespon dengan cara tertentu ketika

berada dalam situasi tertentu.

2.2.2 Dimensi-dimensi personality trait

Terdapat tiga dimensi yang membentuk personality trait pada individu yang

mempengaruhi pembelian impulsive yaitu control, stress reaction, absorpstion

(Tellegen 1982).

a) Control

Control berkaitan dengan karakteristik individu ketika memonitor impuls yang

berlebihan yang diterima oleh individu tersebut. Pada dimensi ini seseorang

mendapatkan tekanan yang cukup dikarenakan individu tersebut mampu atau

tidak untuk menahan kepuasan atau kebahagiaan. Individu yang memiliki control

cenderung berhati-hati, mempersiapkan rencana dengan matang, merenungkan

kembali tindakan yang telah dilakukan, memiliki pola pemikiran yang rasional,

terorganisir dan konkrit dan dapat mengantisipasi berbagai hal.

Page 35: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

22

b) Stress reaction

Perbedaan individu yang sistematis dalam frekuensi dan intensitas respon

terhadap isyarat yang bersifat situasional bersamaan dengan kondisi emosi

negative. Reaksi stress dikarakteristikan dengan mudah marah, perubahan emosi

yang tidak diprediksi, gugup, tegang, merasa bersalah, merasa cemas.

c) Absorption

Kecenderungan untuk memendam keterlibatan diri yang dipicu oleh gabungan

dari stimulus external dan stimulus imaginal. Seseorang yang memiliki tingkat

absorption yang tinggi cenderung berfikir menggunakan imajinasi, dapat

melepaskan masa lalu, menikmati pikiran sendiri, memiliki penglaman yang

bersifat “cross-modal”.

Peneliti menggunakan dimensi dari Tellegen, (1982) karena dimensi

tersebut merupakan dimensi yang berhubungan langsung dengan impulsive

buying.

2.2.3 Alat ukur personality trait

Big five faktor merupakan salah satu alat ukur untuk personality trait. Alat ukur

ini mengukur lima dimensi yaitu, opennese, conscientiousness, extraversion,

agreeableess, neuroticism.. Dalam penelitian ini tidak menggunakan big five

dikarenakan perbedaan dimensi yang digunakan oleh peneliti.

Berdasarkan penelitian terdahulu peneliti memodifikasi alat ukur MPQ

dari (Tellegen,1982). Peneliti membuat item-item yang disesuaikan dan mengacu

Page 36: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

23

pada dimensi-dimensi yang ada di alat ukur MPQ tersebut, dikarenakan alat ukur

MPQ tidak mempublikasikan item-item nya, MPQ hanya mencantumkan dimensi

nya saja. Alasan lain peneliti memodifikasi MPQ dikarenakan dimensi yang ada

pada MPQ sesuai dengan dimensi yang akan peneliti ukur.

2.3 Konformitas

2.3.1 Definisi konformitas

Konformitas adalah tindakan atau mengadopsi sikap sebagai hasil dari adanya

tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan (Wade & Tavris,

2007). Sedangkan konformitas menurut Baron & Byrne (2003) diartikan sebagai

suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku

mereka sesuai dengan norma sosial yang ada. Pendapat lain dikemukakan oleh

Wiggins (1994) menjelaskan konformitas sebagai perilaku yang muncul akibat

norma dari orang lain.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Myers (2005), menyatakan bahwa

konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil nyata

akibat dari tekanan kelompok. Ditambahkan oleh Wills (dalam Sarwono, 2006)

dengan pendapatnya bahwa konformitas itu adalah usaha terus menerus dari

individu untuk selalu selaras dengan norma-norma yang diharapkan oleh

kelompok. Jika persepsi individu tentang norma kelompok (standard sosial)

berubah, maka ia akan mengubah pola tingkah lakunya.

Santrock (2003), menambahkan bahwa konformitas adalah individu meniru

sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang

Page 37: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

24

dibayangkan oleh mereka. Definisi konformitas lainnya bahwa konformitas adalah

ketika seseorang melakukan sebuah perilaku yang disebabkan orang lain

melakukan perilaku tersebut (Freedman, dkk,1978).

Berdasarkan definisi diatas peneliti menggunakan teori Myers, (2005)

menyatakan bahwa konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan

sebagai hasil nyata akibat dari tekanan kelompok.

2.3.2 Dimensi-dimensi konformitas

Myers (2005) membedakan konformitas ke dalam dua tipe yaitu compliance dan

acceptance.

1. Compliance

Konformitas compliance adalah ketika seseorang bersama-sama dengan yang

orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya untuk mendapatkan hadiah yang

ditawarkan jika mereka melakukanya, atau menghindari hukuman bila dipaksa

melakukannya. Konformitas ini terjadi dimana individu bertingkah laku sesuai

dengan tekanan yang diberikan oleh kelompok sementara secara pribadi ia tidak

menyetujui perilaku tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh sosial

normatif yang didasarkan pada keinginan individu untuk diterima atau disukai

oleh orang lain.

2. Acceptance

Konformitas acceptance adalah suatu bentuk konformitas dimana tingkah laku

maupun keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang diterima nya.

Pada bentuk acceptance konformitas terjadi karena kelompok menyediakan

Page 38: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

25

informasi penting yang dimiliki oleh individu (informational influence). Jadi

acceptance adalah konformitas yang didasari oleh penerimaan seseorang

terhadap bukti realitas yang diberikan orang lain. Dengan kata lain jika individu

tidak tahu harus berbuat apa maka ia akan menjadikan perilaku kelompok

sebagai pedoman perilaku dan meyakini hal tersebut yang benar.

2.3.3 Alat ukur konformitas

Pengukuran yang akan peneliti gunakan untuk mengukur konformitas dalam

penelitian ini yaitu berdasarkan pada dimensi-dimensi konformitas yang telah

dijelaskan di teori menurut Myers (2005), yaitu compliance dan acceptance. Akan

tetapi, Myers (2005), tidak mencantumkan item-item dari alat ukur konformitas

tersebut. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari alat ukur baku lainnya yang

berkaitan dengan konformitas, namun sejauh ini peneliti belum menemukan alat

ukur baku yang sesuai untuk mengukur konformitas.

Peneliti selanjutnya memutuskan untuk membuat alat ukur sendiri yang

sesuai dengan dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Myers (2005). Alat ukur

tersebut terdiri atas 10 item yang berisi 5 item dari dimensi compliance dan 5 item

dari dimensi acceptance.

2.4 Kerangka Berpikir

Pada umumnya belanja adalah sebuah perilaku yang menjadi kebiasaan dalam

kehidupan bermasyarakat. Belanja adalah bagian dari keseharian anggota

masyarakat. Hampir seluruh individu mengetahui jika perilaku impulsive buying

merupakan suatu perilaku berlebihan dan sebaiknya tidak harus dilakukan dalam

Page 39: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

26

keseharian mereka. Secara umum tidak menyetujui jika perilaku impulsive buying

bagian dari sebuah gaya hidup. Harus diakui bahwa masyarakat memang

terkadang suka melakukan belanja yang berlebih.

Wanita biasanya lebih menikmati waktu berbelanja karena saling memberi

masukan tentang barang-barang yang akan dibeli. Tidak menutup kemungkinan

bahwa laki-laki pun berusaha memenuhi kebutuhannya dengan berbelanja. Saat

ini dari fenomena yang ada terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kegemaran pria maupun wanita dalam hal berbelanja.

Faktor personality trait juga mempengaruhi konsumen untuk melakukan

impulsive buying. Tidak mampunya konsumen untuk menahan impuls membuat

dirinya melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Suasana hati

konsumen mendorong terjadinya impulsive buying karena konsumen merasa puas

setelah berbelanja. Faktor lain yaitu pertentangan antara konsumen dengan

keinginan yang mendesak dalam dirinya untuk berbelanja, yang sering dipicu oleh

stimulus yang didapat konsumen tersebut. Tidak jarang konsumen mengabaikan

kegunaan dari barang yang dibelinya, sehingga timbul penyesalan saat konsumen

sudah membeli brang tersebut.

Saat berbelanja biasanya konsumen tidak pergi sendirian, teman maupun

keluarga yang biasa menemani. Konsumen dalam berbelanja kadang meminta

pendapat dari temannya. Hal demikian bisa menimbulkan impulsive buying karena

konsumen yakin apa yang disarankan teman tersebut merupakan yang paling baik.

Tujuan utama konsumen untuk berbelanja seringkali tidak sesuai dari tujuan

Page 40: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

27

semula, bahkan apa yang sebenarnya konsumen ingin beli berubah menjadi

barang yang konsumen tidak butuhkan. Ini terjadi ketika konsumen merasa

percaya pada apa yang disarankan teman. Dalam kehidupan, kita tidak ingin

merasa tersaingi dalam hal apapun. Maka dari itu timbullah konformitas di

kehidupan. Kehidupan konsumen harus sama dengan orang lain agar eksistensi

nya diakui di masyarakat.

Variabel demografi dalam penelitian Robertson, Bellenger, & Hirschman,

(1978) memiliki pengaruh terhadap impulsive buying. Variabel demografi tersebut

meliputi jenis kelamin dan usia. Untuk demografi usia, konsumen berusia muda

yakni 19-39 tahun cenderung sering melakukan impulsive buying (dalam

Verplanken & Herabadi, 2001) dibandingkan dengan konsumen yang berusia

lebih dari 39 tahun. Kemudian untuk demografi jenis kelamin, konsumen

perempuan lebih sering melakukan impulsive buying daripada konsumen laki-laki.

Hal ini dikarenakan perempuan berbelanja untuk menunjukkan identitas sosial

mereka, sedangkan laki-laki berbelanja lebih kepada fungsi atau kegunaan barang

tersebut (Dittmar, 1995 dalam Lee, 2002).

Page 41: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

28

Dari kerangka berpikir diatas dapat diilustrasikan kedalam bagan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka berpikir

Berdasarkan gambar diatas dalam penelitian ini peneliti ingin mencari pengaruh

personality trait, konformitas, usia dan jenis kelamin terhadap impulsive buying.

Selanjutnya peneliti juga ingin mencari pengaruh dimensi-dimensi personality

Control

Stress Reaction

Absorption

Compliance

Acceptance

Jenis Kelamin

Usia

Personality Trait

Konformitas

Faktor Demografi

Impulsive Buying

Page 42: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

29

trait yang terdiri atas control, stress reaction dan absorption terhadap impulsive

buying. Kemudian juga ingin mencari pengaruh dimensi-dimensi konformitas

yang terdiri atas compliance dan acceptance terhadap impulsive buying.

Selanjutnya juga ingin melihat pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap

impulsive buying pada pengunjung Mall di kota Bogor.

a. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yaitu hipotesis mayor dan hipotesis

minor, yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut :

Hipotesis Mayor

Ada pengaruh yang signifikan personality trait (control, stress reaction,

absorption), konformitas (compliance, acceptance), dan faktor demografi

(jenis kelamin dan usia) terhadap impulsive buying pengunjung Mall di

kota Bogor.

Hipotesis Minor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi control pada variabel

personality trait terhadap impulsive buying.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi stress reaction pada

variabel personality trait terhadap impulsive buying..

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi absorption pada

variabel personality trait terhadap impulsive buying.

Page 43: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

30

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi compliance pada

variabel konformitas terhadap impulsive buying.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi acceptance pada

variabel konformitas terhadap impulsive buying.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi jenis kelamin pada

variabel demografi terhadap impulsive buying.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi usia pada variabel

demografi terhadap impulsive buying.

Page 44: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai populasi, sampel, variabel penelitian,

instrument pengumpulan data, analisis data dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi penelitian ini adalah pengunjung mall besar di kota Bogor. Jumlah

populasi tidak diketahui dikarenakan jumlah pengunjung yang tidak tetap.

Penelitian ini dilakukan di 3 lokasi, yaitu Mall Ekalokasari, Botani Square dan

Cibinong City Mall. Salah satu alasan mengapa peniliti mengambil lokasi

tersebut, karena ke-3 Mall merupakan Mall besar yang strategis dan mudah

dijangkau pengunjung. Alasan tersebut didasari oleh hasil observasi yang peneliti

lakukan.

Sampel pada penelitian ini berjumlah 210 responden, masing-masing

lokasi terdiri dari 70 responden yang akan menjadi subjek penelitian. Sampel pada

penelitian ini dipilih dengan menggunakan non probability sampling technique,

artinya peluang terpilihnya dari setiap reponden anggota populasi tidak diketahui.

Responden dipilih berdasarkan kesediaan dengan alasan tidak adanya data yang

diperoleh mengenai jumlah populasi. Peneliti meminta kesediaan responden yang

ditemui untuk mengisi angket, jika responden bersedia peneliti segera

memberikan angket tersebut dan memberikan instruksi untuk mempermudah

responden untuk mengisinya.

Page 45: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

32

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian

Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu :

1. Impulsive buying

2. Control

3. Stress reaction

4. Absorption

5. Compliance

6. Acceptance

7. Jenis kelamin

8. Usia

Pada penelitian ini impulsive buying adalah DV sedangkan sisanya adalah IV.

3.2.2 Definisi operasional variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Impulsive buying

Impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran

dan dorongan emosional.

Page 46: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

33

Secara operasional impulsive buying terdiri atas dua dimensi (cognitive dan

affective) sebagaimana yang dikemukakan oleh Verplanken & Herabadi (2001).

Definisi operasional untuk setiap dimensi sebagai berikut yang akan diukur oleh

peneliti :

2. Control : tinggi rendahnya kontrol diri seseorang ketika menerima

impuls yang diterima.

3. Stress reaction : tingkat stress seseorang yang bersifat situasional.

4. Absorption : kecenderungan diri seseorang yang dipicu stimulus dari

luar dan imajinasi individu tersebut.

5. Compliance : tingkat kesesuaian seseorang dengan orang lain yang

bertujuan agar orang tersebut dapat diakui atau diterima

oleh orang lain.

6. Acceptance : keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu karena

percaya kepada teman.

7. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan.

8. Usia : 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun.

Page 47: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

34

3.3 Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner adalah

salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah daftar yang berisi suatu

rangkaian pernyataan mengenai suatu bidang untuk memperoleh data berupa

jawaban-jawaban dari responden dalam suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan

pada penelitian ini berbentuk model skala likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang masing-

masing jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan

yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini terdiri atas pernyataan positif

(favorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala

Pilihan Pernyataan

Favorable

Sangat Setuju

Setuju

4

3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga skala, yaitu:

skala impulsive buying, skala personality trait dan skala konformitas.

Page 48: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

35

1. Skala Impulsive buying

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala baku impulsive buying dari

Verplanken & Herabadi (2001). Alat ukur terdiri dari 20 item yang terbagi

menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi cognitive yang berjumlah 10 item dan dimensi

affective yang berjumlah 10 item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2

dibawah ini. Peneliti tidak mengambil keseluruhan item dari alat ukur tersebut,

dikarenakan item yang diambil oleh peneliti sudah cukup mewakili dari

keseluruhan item yang ada. Peneliti mengambil 4 dimensi cognitive dan 9 dimensi

affective yang bersifat favorable.

Tabel 3.2.

Blue Print Impulsive buying

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Cognitive

Desakan membeli tanpa

ada pertimbangan

mendalam

2, 3 4

Muncul keinginan

membeli tanpa rencana

sebelumnya

1

Melakukan pembelian

tanpa memikirkan

kegunaan barang

4

2 Affective Tidak mampu menahan

keinginan untuk tidak

membeli

5, 6, 7, 8 9

Desakan membeli

barang akibat perasaan

/suasana hati positif

9, 10

Membeli barang untuk

mengubah/menata

perasaan

11, 12, 13

Total 13

Page 49: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

36

2. Skala Personality Trait

Pada skala ini, peneliti memodifikasi alat ukur MPQ dari Tellegen (1982). Peneliti

membuat item-item yang disesuaikan dan mengacu pada dimensi-dimensi yang

ada di alat ukur MPQ, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3.

Blue Print Personality trait

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Control Berhati-hati 1, 2 8

Mempersiapkan

rencana dengan matang

3, 4

Merenungkan kembali

tindakan yang telah

dilakukan

5

Memiliki pola

pemikiran yang

rasional, terorganisir

dan konkrit

6, 7

Berusaha untuk

mengantisipasi

berbagai hal

8

2 Stress reaction Mudah marah 9 7

Memiliki perubahan

emosi yang tidak

diprediksi

10

Gugup, tegang 11, 12

Mudah merasa bersalah 13

Mudah merasa cemas 14, 15

3 Absorption Dapat berimajinasi

dengan jelas

16 5

Dapat melepaskan

masa lalu

17

Menikmati pikiran

sendiri

18, 19

Memiliki pengalaman

yang bersifat “cross-

modal”

20

Total 20

Page 50: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

37

3. Skala Konformitas

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan dimensi-dimensi konformitas Myers (2005) yang untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4.

Blue Print Konformitas

3.4 Pengujian Validitas Konstruk

Semua instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini diuji validitasnya.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

menggunakan program LISREL 8.7 (Linear Structural Relationship). Adapun

logika dari CFA (Umar dalam Adiyo, 2010) adalah:

1. Menguji apakah hanya satu faktor saja yang menyebabkan item-item saling

berkorelasi (hipotesis unidimensional item). Hipotesis ini diuji dengan chi-

square. Untuk memutuskan apakah memang tidak ada perbedaan antara

matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks korelasi yang

dihitung menurut teori/model. Jika hasil chi-square tidak signifikan

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Compliance Mendapatkan reward

penerimaan kelompok.

1, 2 2

Mengikuti kemauan

teman agar tidak ditolak

dalam kelompok

3, 4, 5 3

2 Acceptance Melakukan suatu

perbuatan karena

kepercayaan terhadap

teman

6, 7, 8, 9, 10 5

Total 10

Page 51: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

38

(p>0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan

antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model” diterima, yang

artinya, item yang diuji mengukur satu faktor saja (unidimensional).

Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p<0.05), artinya item-item yang

diuji mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional). Dalam keadaan

demikian maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan item-item saling berkorelasi tetapi dengan tetap menjaga

bahwa item hanya mengukur satu faktor (unidimensional). Jika sudah

diperoleh model yang fit (tetapi tetap unidimensional) maka dilakukan

langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana

yang menjadi sumber tidak fit, yaitu:

a. Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test. jika nilai t yang diperoleh pada

sebuah item tidak signifikan (t>1.96) maka item tersebut akan didrop

karena dianggap tidak signifikan sumbangannya terhadap pengukuran

yang sedang dilakukan.

b. Melihat arah koefisien maupun muatan faktor (factor loading). Jika suatu

item memiliki muatan negatif, maka item tersebut didrop karena tidak

sesuai dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut

semakin rendah nilai pada faktor yang diukur).

Page 52: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

39

c. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya

korelasi parsial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan pengukuran

pada suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada

item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini

(lebih dari tiga), maka item tersebut akan didrop. Alasannya adalah item

yang demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur

hal lain (multidimensional item).

3. Menghitung faktor skor

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item yang

valid untuk mengukur apa yang diukur. Item-item inilah yang kemudian

diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan demikian

perbedaan kemampuan yang masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (true score).

True score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan raw score / skor mentah

(hasil menjumlahkan skor item). Oleh karena itu sebenarnya tidak diperlukan

informasi tentang reliabilitas masing-masing alat ukur (misalnya, cronbach

alpha) karena true score itu reliabilitasnya sama dengan satu (100%). Untuk

kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis mentransformasikan

faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi T score yang

memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak ada

responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T score adalah:

T score = (10 x skor faktor) + 50

Page 53: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

40

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Impulsive Buying

Skala impulsive buying terdiri atas 13 item. Peneliti menguji apakah 13 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur impulsive buying. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-Square = 327.57, df = 65 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.139. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka,

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 57.39 df = 47, P-value = 0.14248

RMSEA = 0.033, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor

yaitu impulsive buying maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Uji validitas konstruk impulsive buying

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

I TEM 110.89

I TEM 27.81

I TEM 39.75

I TEM 48.40

I TEM 59.43

I TEM 67.36

I TEM 79.61

I TEM 89.94

I TEM 910.17

I TEM 1010.06

I TEM 1110.10

I TEM 1210.21

I TEM 139.62

impusive 0.00

Chi-Square=57.39, df=47, P-value=0.14248, RMSEA=0.033

4.37

11.25

8.80

11.72

11.18

9.66

8.19

7.21

6.78

6.14

4.66

2.47

7.16

Page 54: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

41

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Impulsive Buying

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.32 0.07 4.37 √

2 0.72 0.06 11.25 √

3 0.58 0.07 8.80 √

4 0.74 0.06 11.72 √

5 0.69 0.06 11.18 √

6 0.69 0.07 9.66 √

7 0.56 0.07 8.19 √

8 0.49 0.07 7.21 √

9 0.45 0.07 6.78 √

10 0.42 0.07 6.14 √

11 0.33 0.07 4.66 √

12 0.17 0.07 2.47 √

13 0.50 0.07 7.16 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model impulsive

buying signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor).

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Personality Trait

1. Control

Skala terdiri atas 8 item. Peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat

unidimensional artinya benar hanya mengukur control. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

68.48, df = 20 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.108. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

Page 55: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

42

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 22.56 df = 16, P-value = 0.12602, RMSEA = 0.044, nilai

tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu control maka

diperoleh model fit seperti pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Uji validitas konstruk control

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6

Page 56: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

43

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Control

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.61 0.07 9.11 √

2 0.71 0.06 10.97 √

3 0.78 0.07 11.73 √

4 0.63 0.07 9.74 √

5 0.42 0.07 6.05 √

6 0.57 0.07 8.54 √

7 0.67 0.07 8.54 √

8 0.53 0.07 7.38 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model control

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor).

2. Sress Reaction

Skala terdiri atas 7 item. Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat

unidimensional artinya benar hanya mengukur stress reaction. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 91.20, df = 14 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.162. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 17.97 df = 10, P-value = 0.05549, RMSEA =

0.062, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

Page 57: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

44

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu stress

reaction maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Uji validitas konstruk stress reaction

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7

ITEM99.02

ITEM108.79

ITEM119.07

ITEM129.28

ITEM138.90

ITEM148.44

ITEM156.81

stress 0.00

Chi-Square=17.97, df=10, P-value=0.05549, RMSEA=0.062

7.46

9.20

8.50

7.63

7.74

7.98

11.83

Page 58: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

45

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Stress Reaction

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.54 0.07 7.46 √

2 0.63 0.07 9.20 √

3 0.59 0.07 8.50 √

4 0.54 0.07 7.63 √

5 0.56 0.07 7.74 √

6 0.59 0.07 7.98 √

7 0.77 0.06 11.83 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model stress reaction

signifikan (t >1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor).

3. Absorption

Skala terdiri atas 5 item. Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat

unidimensional artinya benar hanya mengukur absorption. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

40.98, df = 5 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.186. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 7.26 df = 4, P-value = 0.12280, RMSEA = 0.062, nilai

tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu faktor

Page 59: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

46

(unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu absorption

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Uji validitas konstruk absorption

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8

ITEM169.93

ITEM1710.03

ITEM186.90

ITEM190.73

ITEM209.88

ABSORPTI 0.00

Chi-Square=7.26, df=4, P-value=0.12280, RMSEA=0.062

3.62

3.22

6.04

7.59

3.77

Page 60: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

47

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Absorption

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.28 0.08 3.62 √

2 0.25 0.08 3.22 √

3 0.56 0.09 6.04 √

4 0.92 0.12 7.59 √

5 0.30 0.08 3.77 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model absorption

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor)

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Konformitas

1. Compliance

Skala terdiri atas 5 item. Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat

unidimensional artinya benar hanya mengukur compliance. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 51.23, df = 5 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.210. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 3.80 df = 3, P-value = 0.28366, RMSEA = 0.036,

nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu compliance

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.5

Page 61: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

48

Gambar 3.5 Uji validitas konstruk compliance

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Compliance

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.85 0.06 14.14 √

2 0.71 0.07 10.78 √

3 0.81 0.06 13.46 √

4 0.75 0.06 11.88 √

5 0.82 0.06 13.46 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

ITEM16.01

ITEM28.14

ITEM37.15

ITEM47.83

ITEM56.85

complian 0.00

Chi-Square=3.80, df=3, P-value=0.28366, RMSEA=0.036

14.14

10.78

13.46

11.88

13.46

Page 62: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

49

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model compliance

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor)

2. Acceptance

Skala terdiri atas 5 item. Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat

unidimensional artinya benar hanya mengukur acceptance. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 16.54, df = 5 P-value = 0.00545, RMSEA = 0.105. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 5.55 df = 4, P-value = 0.23529 RMSEA = 0.043,

nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu acceptance

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Uji validitas konstruk acceptance

ITEM65.96

ITEM76.75

ITEM88.85

ITEM99.00

ITEM108.95

ACCEPTAN 0.00

Chi-Square=5.55, df=4, P-value=0.23529, RMSEA=0.043

11.95

11.33

8.54

7.87

8.02

Page 63: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

50

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item tersebut

valid atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilaitbagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Acceptance

No Item Koefisien Std. Eror T-Value Signifikan

1 0.79 0.07 11.95 √

2 0.75 0.07 11.33 √

3 0.60 0.07 8.54 √

4 0.56 0.07 7.87 √

5 0.57 0.07 8.02 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa semua item dari model acceptance

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

(disertakan dalam analisis perhitungan faktor).

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penelaahan data agar dapat ditafsirkan. Tujuan dari

penafsiran tersebut adalah untuk memberikan makna pada data yang diperoleh

dan menjelaskan pola atau kategori, kemudian mencari hubungan antara berbagai

konsep. Pengolahan data dilakukan dengan analisa data secara statistik sebagai

cara untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) yaitu:

Page 64: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

51

personality trait (control, stress reaction, absorption), konformitas (compliance,

acceptance) dan variable demografis (usia dan jenis kelamin) terhadap variabel

terikat (dependent variable) yaitu impulsive buying.

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat

pengaruh yang signifikan independent variable terhadap dependent variable,

maka penulis menggunakan metode statistika, karena datanya berupa angka-angka

yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam hal ini hipotesis yang

akan diukur, penulis menggunakan teknis analisis multiple regression atau analisis

regresi berganda, dengan rumus:

y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+e

Dimana:

y = impulsive buying

a = konstan, intercept

b = koefisien regresi

X1 = control

X2 = stress reaction

X3 = absorption

X4 = compliance

X5 = acceptance

X6 = jenis kelamin

X7 = usia

e = residu (segala hal yang mempengaruhi DV diluar dari IV yang

ada dipersamaan)

Page 65: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

52

Dalam penelitian ini, penghitungan statistik dilakukan dengan

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS. Yang pertama dilakukan

adalah menjelaskan gambaran umum dari responden. Kedua, melakukan

kategorisasi skor untuk melihat seberapa tinggi atau rendah pada masing-masing

variabel penelitian.

Kemudian melakukan pengujian hipotesis penelitian dengan melihat

koefisien regresi pada keseluruhan variabel penelitian terhadap impulsive buying.

Jika hasil koefisien regresi pada masing-masing variabel penelitian lebih besar

dari nilai signifikan yaitu 0.05, maka tidak signifikan. Begitu sebaliknya, jika

hasil perhitungannya lebih kecil nilai signifikan yaitu 0.05, maka dikatakan

signifikan.

Setelah diperoleh hasil dari pengujian hipotesis, peneliti ingin melihat

seberapa besar kontribusi pada masing-masing variabel penelitian terhadap

impulsive buying. Hal ini dilakukan dengan memperoleh nilai R2

yang dapat

dijelaskan atau diterjemahkan oleh seluruh IV yang dianalisis. Dengan kata lain,

R2

menunjukkan presentase varian dari masing-masing variabel penelitian

terhadap DV yang bisa diterangkan oleh IV.

Page 66: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

53

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis dan proporsi varians.

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian

maka pada sub bab ini ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian

berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 88 41.9%

Perempuan

Total

122

210

58.1%

100%

Usia

20-30

31-40

41-50

51-60

116

59

27

8

55.2%

28.1%

12.9%

3.8%

Total 210 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel

sebanyak 210 responden. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden,

jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan jumlah responden

terbanyak ada pada kategori usia 20-30 tahun.

Page 67: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

54

4.2 Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Peneliti menguji perbedaan pengaruh jenis kelamin dan usia terhadap impulsive

buying sebagai uji pendahuluan. Berikut ini disajikian tabel yang menunjukkan

deskripsi kedua data tersebut :

Tabel 4.2

Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Keterangan Mean N Std. Deviation

Jenis kelamin

Laki-laki 49.6793 88 8.12338

Perempuan 50.2313 122 9.80908

Total 50.0000 210 9.12409

Usia

Usia 20 - 30 51.4804 116 10.13329

Usia 31 - 40 47.4409 59 7.27209

Usia 41 - 50 48.5994 27 6.52051

Usia 51 - 60 52.1338 8 9.91196

Total 50.0000 210 9.12409

Dari tabel diatas, diketahui nilai mean impulsive buying yang dimiliki oleh

responden laki-laki (49.6793) lebih kecil daripada responden perempuan

(50.2313). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki memiliki tingkat impulsive

buying yang lebih rendah dibanding perempuan. Selanjutnya, nilai mean impulsive

buying dari usia yang memiliki nilai tertinggi berada pada usia 51-60 tahun dan

terendah berada pada usia 31-40 tahun. Hal ini tidak dapat dibandingkan karena

jumlah responden antar usia tidak sama rata.

4.3 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan maksimum, minimum, mean dan

Page 68: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

55

standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor variabel

penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Impulsive buying 210 25.70 72.74 50.0000 9.12409

Control 210 19.34 67.45 50.0000 8.89107

Stress reaction 210 28.23 77.09 50.0000 8.80627

Absorption 210 29.50 66.87 50.0000 8.26752

Compliance 210 38.28 93.09 50.0000 9.24152

Acceptance 210 29.03 75.36 50.0000 8.77644

Valid N (listwise) 210

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa mean dari

masing-masing variabel adalah 50.000 kemudian nilai minimum dari variable

impulsive buying adalah 25.70 dengan nilai maksimum = 72.74 dan sd = 9.12409.

Kedua, control memiliki nilai minimum = 19.34, nilai maksimum = 67.45 dan sd

= 8.89107. Ketiga, stress reaction memiliki nilai minimum = 28.23 dengan nilai

maksimum = 77.09 dan sd = 8.80627. Keempat, absorption memiliki nilai

minimum = 29.50, nilai maksimum = 66.87 sd = 8.26752. Kelima compliance

memiliki nilai minimum = 38.28, nilai maksimal = 93.09 dan sd = 9.24152.

Keenam, acceptance memiliki nilai minimum = 29.03 nilai maksimum = 75.36

dan sd = 8.77644.

Page 69: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

56

4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi dan

rendah. Untuk mendapatkan norma kategorisasi tersebut, peneliti menggunakan

pedoman sebagai berikut:

Tabel 4.4

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X < Mean

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel penelitian berdasarkan

tinggi dan rendahnya variable impulsive buying disajikan pada tabel 4.4.1 di

bawah ini.

Tabel 4.4.1

Ketegorisasi Impulsive Buying

Frequency Percent

Valid Rendah 109 51.9

Tinggi 101 48.1

Total 210 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 51.9 % atau 109 responden

memiliki impulsive buying yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki

impulsive buying tinggi jumlahnya lebih sedikit, yaitu 48.1% atau 101 responden.

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel penelitian berdasarkan

tinggi dan rendahnya variabel control disajikan pada tabel 4.4.2 di bawah ini.

Page 70: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

57

Table 4.4.2

Kategorisasi Personality Trait

Frequency Percent

Control Rendah 115 54.8

Tinggi 95 45.2

Stress reaction Rendah 104 49.5

Tinggi 106 50.5

Absorption Rendah 104 49.5

Tinggi 106 50.5

Berdasarkan data pada tabel 4.4.2 dapat dilihat bahwa 54.8 % atau 115

responden memiliki katagorisasi control yang rendah. Sedangkan responden yang

memiliki katagorisasi control tinggi jumlahnya lebih sedikit, yaitu 45.2% atau 95

responden. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti,

tingkat control yang paling dominan berada pada kategorisasi rendah.

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel penelitian berdasarkan

tinggi dan rendahnya variabel stress reaction disajikan pada tabel di atas dapat

dilihat bahwa 50.5 % atau 106 responden memiliki katagorisasi stress reaction

yang tinggi. Sedangkan responden yang memiliki katogorisasi stress reaction

rendah jumlahnya lebih sedikit, yaitu 49.5% atau 104 siswa. Dapat disimpulkan

bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat stress reaction yang

paling dominan berada pada kategorisasi tinggi.

Selanjutnya ditemukan bahwa 50.5% atau 106 responden memiliki

absorption yang tinggi dan 49.5% atau 104 responden memiliki absorption yang

rendah.

Page 71: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

58

Tabel 4.4.3

Kategorisasi konformitas

Frequency Percent

Compliance Rendah 112 53.3

Tinggi 98 46.7

Acceptance Rendah 109 51.9

Tinggi 101 48.1

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa 53.3 % atau 112

responden memiliki kategorisasi compliance yang rendah. Sedangkan responden

yang memiliki kategorisasi compliancce tinggi jumlahnya lebih sedikit, yaitu 46.7

% atau 98 siswa. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat compliance yang paling dominan berada pada kategorisasi rendah.

Selanjutnhya ditemukan bahwa 51.9 % atau 109 responden memiliki

kategorisasi acceptance yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki

kategorisasi acceptance tinggi jumlahnya lebih sedikit, yaitu 48.1% atau 101

siswa.

4.5 Uji Hipotesis Penelitian

4.5.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Selanjutnya, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap

DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan teknik multiple regresion.

Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil

analisis faktor. Alasan penulis menggunakan faktor skor ini ialah untuk

menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran.

Page 72: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

59

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS. Dalam regresi ada tiga hal yang

dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV

berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan

atau tidaknya koefisien regresi dari masing - masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama

peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen (%) varians

DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada

tabel 4.5

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

dimension0

1 .501a .251 .225 8.02992

a. Predictors: (Constant), USIA, STRESS_REACTION, JENIS_KELAMIN, ABSORPTION,

ACCEPTANCE, CONTROL, COMPLIANCE

Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat kita lihat bahwa perolehan R-

square sebesar 0.251 atau 25.1 %. Artinya proporsi varians dari impulsive buying

yang dijelaskan oleh control, stress reaction, absorption, compliance, acceptance,

jenis kelamin dan usia adalah sebesar 25.1 %, sedangkan 74.9% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 73: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

60

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap impulsive buying. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4374.128 7 624.875 9.691 .000a

Residual 13024.898 202 64.480

Total 17399.026 209

a. Predictors: (Constant), USIA, STRESS_REACTION, JENIS_KELAMIN, ABSORPTION,

ACCEPTANCE, CONTROL, COMPLIANCE

b. Dependent Variable: IMPULSIVE_BUYING

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai p (sig) pada kolom paling kanan

adalah sebesar 0.000 atau p=0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian

hipotesis nihil yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

seluruh variable independen terhadap impulsive buying ditolak. Artinya, terdapat

pengaruh yang signifikan dari control, stress reaction, absorption, compliance,

acceptance, usia dan jenis kelamin terhadap impulsive buying.

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

IV. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive

buying. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen terhadap impulsive buying dapat dilihat pada tabel berikut 4.7

Page 74: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

61

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.247 7.328

4.264 .000

CONTROL -.191 .069 -.187 -2.758 .006

STRESS_REACTION .398 .066 .385 6.033 .000

ABSORPTION .121 .071 .110 1.716 .088

COMPLIANCE .004 .074 .004 .049 .961

ACCEPTANCE .048 .074 .046 .648 .518

JENIS_KELAMIN .775 1.142 .042 .678 .498

USIA -1.049 .678 -.097 -1.549 .123

a. Dependent Variable: IMPULSIVE_BUYING

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel diatas, dapat diketahui persamaan

regresi sebagai berikut : (*signifikan)

Impulsive buying’ = 31.247 - 0.191 control* + 0.398 stress reaction* + 0.121

absorption + 0.004 compliance + 0.048 acceptance + 0.775 jenis kelamin –

1.049 usia.

Dapat dilihat bahwa hanya koefisien regresi control dan stress reaction

yang signifikan. Hal ini berarti dari tujuh hipotesis minor terdapat dua yang

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

independen variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel Control

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.191 dengan signifikansi 0.005

(sig < 0.05), dengan demikian H01 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi control terhadap impulsive buying ditolak.

Artinya, variabel control memiliki pengaruh negatif yang signifikan

Page 75: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

62

terhadap impulsive buying. Semakin rendah control seseorang maka

kecenderungan untuk melakukan impulsive buying semakin tinggi.

2. Variabel Stress Reaction

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.398 dengan signifikansi 0.000

(sig < 0.05), dengan demikian H02 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi stress reaction terhadap impulsive buying

ditolak. Artinya, stress reaction memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap impulsive buying. Nilai koefisien regresi yang positif

menunjukkan arah yang positif antara stress reaction dan impulsive

buying. Semakin tinggi stress reaction maka semakin tinggi juga impulsive

buying.

3. Variabel Absorption

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.121 dengan signifikansi 0.088

(sig > 0.05), dengan demikian H03 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi absorption terhadap impulsive buying

diterima. Artinya, absorption tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying.

4. Variabel Compliance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.004 dengan signifikansi 0.961

(sig > 0.05), dengan demikian H04 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi compliance terhadap impulsive buying

diterima. Artinya, compliance tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying.

Page 76: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

63

5. Variabel Acceptance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.048 dengan signifikansi 0.518

(sig > 0.05), dengan demikian H05 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi acceptance terhadap impulsive buying

diterima. Artinya, acceptance tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying.

6. Variabel Jenis Kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.775 dengan signifikansi 0.498

(sig > 0.05), dengan demikian H06 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi jenis kelamin terhadap impulsive buying

diterima. Artinya, jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying.

7. Variabel Usia

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -1.049 dengan signifikansi 0.123

(sig > 0.05), dengan demikian H07 yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari dimensi usia terhadap impulsive buying diterima.

Artinya, usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive

buying.

4.6 Pengujian Proporsi Varians Independent Variable

Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

dari masing-masing independent variable terhadap imkpulsive buying.

Berikut ini akan disajikan tabel dimana dalam tabel tersebut terdiri atas

kolom pertama (model) adalah IV yang dianalisis satu persatu, kolom ketiga (R

Page 77: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

64

square) merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu

persatu tersebut, kolom keenam (R square change) merupakan nilai murni varians

DV dari tiap IV yang dimasukkan satu persatu, kolom ketujuh (F change) adalah

harga F hitung bagi IV yang bersangkutan, kemudian kolom df ialah derajat bebas

bagi IV yang bersangkutan juga, yang terdiri atas numerator dan denumerator dan

yang terakhir adalah kolom signifikansi (Sig. F change). Besarnya proporsi

varians impulsive buying dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Independent Variable

Model

R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

dimension0

1 .251a .063 .059 8.85291 .063 14.000 1 208 .000

2 .476b .226 .219 8.06328 .163 43.734 1 207 .000

3 .490c .240 .229 8.01035 .014 3.744 1 206 .054

4 .490d .240 .226 8.02966 .000 .011 1 205 .918

5 .491e .242 .223 8.04298 .001 .321 1 204 .571

6 .492f .243 .220 8.05753 .001 .264 1 203 .608

7 .501g .251 .225 8.02992 .009 2.398 1 202 .123

a. Predictors: (Constant), CONTROL

b. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION

c. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION, ABSORPTION

d. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION, ABSORPTION, COMPLIANCE

e. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION, ABSORPTION, COMPLIANCE,

ACCEPTANCE

f. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION, ABSORPTION, COMPLIANCE,

ACCEPTANCE, JENIS_KELAMIN

g. Predictors: (Constant), CONTROL, STRESS_REACTION, ABSORPTION, COMPLIANCE,

ACCEPTANCE, JENIS_KELAMIN, USIA

Page 78: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

65

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Variabel control memberikan sumbangan sebesar 6.3 % dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change= 14.000

dan df1= 1 dan df2= 208 dengan Sig.F Change= 0.000 (p<0,05).

2. Variabel stress reaction memberikan sumbangan sebesar 16.3 % dalam

varians impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change=

43.734 dan df1= 1 dan df2= 207 dengan Sig.F Change= 0.000 (p<0.05).

3. Variabel absorption memberikan sumbangan sebesar 1.4 % dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change=

3.744 dan df1= 1 dan df2= 206 dengan Sig.F Change= 0.054 (p>0.05).

4. Variabel compliance memberikan sumbangan sebesar 0 % dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change=

0.011 dan df1= 1 dan df2= 205 dengan Sig.F Change= 0.918 (p>0.05).

5. Variabel acceptance memberikan sumbangan sebesar 0.1 % dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change=

0.321 dan df1= 1 dan df2= 204 dengan Sig.F Change= 0.571 (p>0.05).

6. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.1 % dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change=

0.264 dan df1= 1 dan df2= 203 dengan Sig.F Change= 0.608 (p>0.05).

Page 79: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

66

7. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0.9 % dalam varians impulsive

buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change= 2.398 dan

df1= 1 dan df2= 202 dengan Sig.F Change= 0.123 (p>0.05).

Dengan demikian, bahwa terdapat dua IV yang mempengaruhi impulsive buying

secara signifikan yaitu control dan stress reaction jika dilihat dari besarnya R2

yang dihasilkan dan sumbangan proporsi variabel yang diberikan.

Page 80: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

67

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah di paparkan pada bab sebelumnya.

Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah: “ada pengaruh yang signifikan dari dimensi personality trait

(control, stress reaction, absorption), dimensi konformitas (compliance dan

acceptance) dan variabel demografis (jenis kelamin dan usia) terhadap impulsive

buying. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, impulsive buying dipengaruhi

oleh independent variable sebesar 25.1%.

Dari ketiga dimensi personality trait, dimensi control dan stress reaction

terbukti berpengaruh signifikan terhadap impulsive buying. Sedangkan

absorption, compliance, acceptance, usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap impulsive buying.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukan bahwa personality trait, konformitas dan faktor

demografis usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh bersama yang signifikan

terhadap impulsive buying. Control memiliki pengaruh signifikan terhadap

impulsive buying dengan nilai koefisien regresi sebesar – 0.195, yang berarti

Page 81: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

68

bahwa control secara negatif mempengaruhi impulsive buying. Jadi semakin

rendah control maka akan semakin tinggi impulsive buying. Begitu juga jika

dilihat dari proporsi varians control memberikan sumbangan sebesar 6.3%.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Youn and Faber

(2000) yang menyatakan bahwa control memiliki pengaruh terhadap impulsive

buying. Control yang kurang memiliki hubungan negatif impulsive buying. Hal ini

dapat diartikan bahwa orang-orang yang kurang impulsive cenderung berhati-hati

dalam melakukan pembelian dengan memanfaatkan harga yang murah. Dengan

demikian orang-orang yang memiliki control tinggi rentan dengan impulsive

buying.

Variabel selanjutnya yang mempengaruhi impulsive buying pada penelitian

ini adalah stress reaction. Stress reaction memiliki pengaruh signifikan terhadap

impulsive buying dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.398 atau 16.3 %, yang

berarti bahwa stress reaction secara positif mempengaruhi impulsive buying. Jadi

semakin tinggi stress reaction maka akan semakin tinggi impulsive buying. Begitu

juga jika dilihat dari proporsi varians stress reaction memberikan sumbangan

sebesar 1.64%.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Youn and Faber

(2000) yang menyatakan bahwa stress reaction memiliki pengaruh terhadap

impulsive buying. Orang yang memiliki stress reaction yang tinggi mungkin

melihat respon emosional mereka sendiri sebagai reaksi berlebihan yang tidak

beralasan atau bahkan tidak dapat dijelaskan oleh mereka sendiri dan merasa

Page 82: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

69

mudah tersinggung. Mereka memiliki sifat nervous, mudah tersinggung, cepat

marah dan mudah merasa bersalah. Orang-orang yang memiliki stress reaction

tinggi cenderung terlibat dalam impulsive buying untuk melarikan diri dari

keadaan emosi negative yang mereka alami. Impulsive buying pada orang yang

mengalami stress reaction dapat menjadi coping stress bagi orang tersebut.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga dimensi personality trait,

hanya absorption yang tidak mempengaruhi secara signifikan impulsive buying,

akan tetapi walaupun tidak signifikan, absorption memberikan pengaruh positif.

Hasil yang diperoleh ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Youn

and Faber (2000) yang menyatakan bahwa absorption sangat berkorelasi dengan

rangsangan external seperti sensory cues (penglihatan, suara dan penciuman) dan

gambar, contohnya berkaca. Dengan demikian kecenderungan umum yang akan

dipengaruhi oleh rangsangan sensori menyebabkan beberapa orang menjadi lebih

waspada oleh pengaruh suasana toko. Artinya, peningkatan kesadaran dan

kepekaan terhadap rangsangan lingkungan yang menyebabkan peningkatan

keinginan untuk mengalahkan kemauan seseorang dan menyebabkan orang-orang

terlibat dalam impulsive buying. Hal ini bisa jadi disebabkan karena keterbatasan

alat ukur. Peneliti menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri berdasarkan

dimensi-dimensi dari Tellegen (1982).

Selanjutnya dari hasil penelitian yang telah dilakukan, compliance dan

acceptance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap impulsive buying. Hal ini

tidak sejalan dengan penelitian Glock (dalam Astasari,A.R, 2010) yang

menyatakan bahwa perilaku membeli seseorang dipengaruhi oleh konformitas

Page 83: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

70

terhadap kelompoknya, perilaku membelinya lebih cenderung impulsive. Rencana

pertama hanya ingin jalan-jalan saja, tetapi tanpa disadari ketika melihat barang

yang menarik perhatian mereka tertarik untuk membelinya walaupun tidak

direncanakan. Evert (dalam Astasari,A.R, 2010 )mengatakan besarnya pengaruh

lingkungan atau kelompok tersebut sampai pada pemberian norma tingkah laku

oleh kelompok, sehingga apabila dalam kelompok tersebut berlaku norma

perilaku impulsive buying saat berada pada situasi pembelian, maka anggotanya

cenderung berperilaku yang sama.

Hasil yang tidak sesuai dengan penelitian tersebut bisa jadi disebabkan

karena responden pada penelitian ini berada dalam rentang usia dewasa awal

sampai dewasa akhir, dimana pada usia ini individu tidak mudah terbujuk rayuan

dalam melakukan pembelian. Selanjutnya diperkuat oleh pendapat Horney (dalam

Astasari,A.R, 2010) remaja putri lebih mudah terpengaruh oleh bujukan teman

untuk membeli sesuatu, remaja putri juga lebih emosional dalam melakukan

pembelian, sehingga lebih cenderung untuk melakukan impulsive buying. Hal ini

dibuktikan dengan rendahnya tingkat konformitas (compliance dan acceptance)

sesuai dengan hasil yang ada pada kategorisasi tingkat konformitas sampel pada

penelitian ini.

Kemudian variabel demografi (jenis kelamin), dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa jenis kelamin yang memiliki tingkat impulsive buying yang

lebih tinggi adalah perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian Reynald (dalam

Astasari,A.R, 2010) bahwa perempuan memiliki kecenderungan lebih besar dalam

berprilaku konsumtif ke arah perilaku membeli yang impulsive daripada remaja

Page 84: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

71

putra, karena mereka membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang

penampilan diri seperti membeli busana, sepatu, kosmetik dan juga aksesoris.

Peneliti memperkuat hal tersebut dengan uji beda, hasil nya menunjukkan bahwa

nilai mean responden laki-laki (49.6793) sedangkan responden perempuan

(50.2313) artinya, tingkat impulsive buying lebih tinggi pada responden

perempuan.

Berikutnya variabel demografi (usia) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap impulsive buying. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

Yang,D.J.,Huang,K.C.&Feng,X (2011) yang menyatakan bahwa variabel usia

mempengaruhi intensi impulsive buying. Dalam jurnal ini disebutkan bahwa

perempuan yang berusia lebih dari 41 tahun keatas lebih cenderung untuk

melakukan impulsive buying karena mereka telah memiliki pendapatan yang tetap

dan pendapatan mereka dihabiskan untuk menyenangkan diri mereka sendiri.

Sedangkan dalam penelitian ini responden lebih banyak pada usia 20-30 tahun.

Secara keseluruhan, peneliti berpendapat bahwa perbedaan hasil penelitian

terdahulu bisa diakibatkan oleh beberapa hal baik sampel, social deserebility,

tempat penelitian, teknik pengambilan data, maupun alat ukur yang digunakan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah perbedaan budaya, seperti bahasa

terutama dalam mengadaptasi tiap item dari skala baku yang berbahasa Inggris.

Hal ini penting karena akan memudahkan responden dalam memahami dan

mengisi setiap butir pertanyaan pada kuesioner yang dibuat. Maka peneliti harus

menerjemahkan ke bahasa Indonesia yang baik dan mudah dimengerti, jika ada

kalimat atau kata yang sulit dimengerti maka memungkinkan jawaban yang

Page 85: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

72

diberikan oleh responden adalah jawaban tidak akurat. Faktor lain yang

mempengaruhi perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu social deserebility,

item yang dibuat mengandung norma. Responden akan sangat berhati-hati dalam

mengisi item tersebut karena adanya kemungkinan responden menjawab secara

subjektif tanpa memperhatikan objektivitas konten pernyataan pada kuesioner.

Selanjutnya dalam menggunakan teori, lebih baik menggunakan teori yang

terbaru, item-item yang jelas dan lebih valid dalam mengukur konstruk-konstruk

psikologisnya. Kemudian penelitian selanjutnya perlu dilakukan metode seperti

accidental sampling sehingga dapat meningkatkan kemampuan generalisasi

penelitian, karena dalam penelitian ini menggunakan metode non probability

sampling sehingga ada kelemahan dalam teknik, yaitu hasilnya kurang objektif,

jumlah responden tidak proporsional karena tidak mengetahui populasi

sebenarnya yang sedang diteliti, tidak dapat digunakan bila populasi tidak dapat

didefinisikan. Tetapi, penelitian ini sangat baik dimanfaatkan untuk penelitian

penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya

diambil secara acak (random).

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian

ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan

keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti

membagi saran menjadi dua yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran tersebut

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti variabel

dependen yang sama.

Page 86: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

73

5.3.1 Saran Teoritis

Mempertimbangkan hasil penelitian ini yang menemukan bahwa pengaruh

personality trait, konformitas dan faktor demografi terhadap impulsive buying

hanya sebesar 25.1% maka bagi peneliti lain yang tertarik meneliti variabel

dependent yang sama agar melibatkan variabel independent lain yang

mempengaruhi tingkat impulsive buying selain personality trait, konformitas,

jenis kelamin dan usia, seperti lingkungan toko, ketersediaan waktu dan uang,

karakteristik produk, faktor marketing emosi dan motif hedonis. Dengan

mempertimbangkan variabel-variabel tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya

akan lebih menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.

5.3.2 Saran Praktis

1. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa control

berkontribusi terhadap impulsive buying dengan arah negatif, maka hasil

tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan control.

Peneliti menyarankan kepada konsumen agar lebih bisa menahan diri dengan

cara mencatat semua yang akan dibeli, membawa uang secukupnya dan tidak

berpergian ke pusat perbelanjaan jika tidak ada sesuatu yang ingin dibeli.

Peneliti juga menyarankan kepada pendidik untuk mengadakan seminar-

seminar “Smart Shopping”, menulis buku maupun artikel yang berisi tentang

cara berbelanja yang baik agar konsumen menjadi “smart shopper” dalam

kehidupannya.

Page 87: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

74

2. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa stress

reaction juga berkontribusi terhadap tingkat impulsive buying secara positif.

Peneliti menyarankan kepada konsumen jika mengalami stress reaction dapat

dialihkan dengan mencari kesibukan yang bermanfaat seperti, berolahraga,

membaca buku, beribadah dan melakukan hal yang positif. Semakin majunya

teknologi, konsumen juga bisa untuk menggali informasi-informasi lain

melalui internet dan mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan

berbelanja. Dengan demikian impulsive buying bisa rendah.

3. Bagi lembaga pemberdaya konsumen diharapkan dapat memberikan wawasan

yang lebih terhadap konsumen agar tidak melakukan perilaku impulsive

buying dengan cara mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

impulsive buying pada konsumen, termasuk dari hasil penelitian ini.

Page 88: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. (2013). Ketika pria hobi berbelanja. Diunduh tanggal 26 Juni 2014

dari

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2013/05/17/ketika-pria-hobi-

berbelanja-560845.html.

Adiyo, R. (2010). Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi

belajar mahasiswa dibidang statistika 1 & 2. Skripsi. Fakultas Psikologi

UIN Jakarta

Aronson, E. 1992. The Social Animal. San Francisco: W. H Freeman & Co.

Astasari, A.R., & Sahrah, A. (2010). Hubungan antara konformitas dengan

perilaku membeli impulsif pada remaja putri. Yogyakarta. Fakultas

Psikologi Universitas Wangsa Manggala.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Social psychology (10th

ed). In R. Djuwita,

M. M. Parman, D. Yasmina, & L. P. Lunanta,Psikologi sosial: Edisi

kesepuluh (pg 53, 57, 136, 137, 143, 153). Jakarta: Erlangga

Beatty, S., & Ferrel, M.E. (2003). Impulsive buying: Modeling its precursors.

Journal of Retailing, 74,2; ProQuest Psychology Journals, 169.

Engel, J.F Blackwell, R.D., Miniard, P.W . 1995. Consumer behaviour (8th

ed.).

Orlando: The Dryden Press.

Engel, J.F Blackwell, R.D., Miniard, P.W. (1994). Perilaku konsumen.

Tangerang : Bina Rupa Aksara.

Feist, J. & Feist, G. (2009). Theories of personality (7 th

ed). New York:

McGraw-Hill

Freedman, J. L., Sears, D. O., & Carlsmith, J. M. (1978). Social psychology

(3th ed). United State: Prenntice-Hall, Inc.

Gardner, M.P., & Rook, D.W. (1988). Effect of impulse purchases on

consumer’ affective states. Advances in Consumer Research, 15,127-

130.

Hidayat,F.(2013).Gapai okupansi 85%, Cibinong City Mall kejar target

pengunjung. Diunduh tangal 26 Juni 2014 dari

http://www.beritasatu.com/forum-bisnis/157028gapai-okupansi--85-

cibinong-city-mall-kejar-target-pengunjung-html.

Hoch, S. J., & Rook, D.W. (1985). Consuming impulses. Advances in Consumer

Research, 12, 23-37.

Page 89: PENGARUH PERSONALITY TRAIT, KONFORMITAS DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

Jalan, N. (2000). Impulse buying, personality traits, in-store atmospherics, and

their interaction. The University of Nottingham.

Kacen, Jacquelin., Lee, Julie. (2002). The influence of culture on consumer

impulsive buying behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2),

163-176.

Loudon, D.L., & Bitta, A.J.D. (1993). Consumer behavior (4th ed).United

States: McGraw-Hill.

Myers, D.G. (2005). Social psychology (8th

ed.). USA: McGraw-HillCompanies,

Inc.

Santrock, J.W. (2008). Adolescence (10th

ed). New York: McGraw-Hill.

Sarwono, S. W.& Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Tellegen, A. (1982). Development and validation of a brief form of the

multidimensional personality questionnaire. American Psychological

Association,Inc, 14 (2), 150-163.

Tellegen, A. (1988). Oxford handbook of personality assesment, Oxford

University Press.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulsive

buying tendency : feeling and no thinking. European Journal of

Personality,15: S71-S83.

Wiggins, J. A., Wiggins, B. B., & Zanden, J. V. (1994). Social psychology (5th

ed). United State: McGraw-Hill, Inc.

Yang, D.J., Huang, K.C., & Feng, X. (2011). A study of the factor that affect

the impulsive cosmetics buying of female consumers in Kaohsiung.

International Journal of Business and Social Science, 2 (24) [Special

Issue-December 2011].

Youn, S. & Faber, R.J. (2000). Impulse buying : Its relation to personality traits

and cues. Advances in Consumer Research, 27, 179-185.

Zumar, D. (2009). 82% konsumen doyan sambangi mall. Diunduh tanggal 26

Juni 2014 dari

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&dn=20090313105341