14
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : KUNTAMI SURYANI PUTRI B200110289 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI …eprints.ums.ac.id/43848/19/NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi

  • Upload
    lyliem

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI

DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI

KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN

BELANJA MODAL

(Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

KUNTAMI SURYANI PUTRI

B200110289

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

EAIr|I\,IANPERSETUJIT T

PANCA.XUEIEIIUMBUSANEKOl'IOidI,'iIIDAIATAN ASLIDAEI.AE, I'ANA AI'XASIUMUTI DAN DANA AI,(XASI .

XEI'SUs TIf,AADAT PENGAIOXASIAN ANC/GAIAND'I,AIIJA MODAL

(s.d! P.dr P.*rl .i lLbrD.b/x.t ih Li. Tqth T.Lo 20lt-ru3

OHr

E]NI3II.SIIIAUIIIBI

T.r.r dlFdr.. &i dLrrj.l d.r t

EALAMAN PENGESAIIAN

?ENGARTIII PEX'I'UMBI]IIAN EKO\OMI. P'NDAPATAN ASLIDAERAII, DANA ALOXASI UMUM, DAN DANA ALOXASI

XH 1 SIIS TEREADAP PENCAITOI(ASIAN ANGGARANBELANJA MODAL

(Siudi P.dr Peh..iouh (rbup.r€nftor! di Jrw. Te.g.n Trhrr 20l1-2013)

KUNTA]I,IISURYANI PUTRI

8200rr0289

Tehh dip.rtahakar di dep.n Dcw Pe.guii Frkulras Etiononi da. Bisnis

Unilesiu! Muhaorudiylh suBt rt!

Pada nM sbrir 23 Apnl 2016

D dinyalakan rclah hemmuhi syarat

I.itono, Sf,, M.St )

).

I Dm Muji}lti,M si

( Anseota I DcMnPenguji )

D6 Attral tuiIin, Al. M Si

( An3sota 2 Dewtr Pensuji )

Dekan Fald6 Rkomml Dm Ehnh

Muhrm@dirah Su6tafla

PERNYATAAN

D€ngd ini sy. nayatakm tahw datm srnFi yeg b.ijrdul:

PENGARUE Pf,RTUMBI'trAN EI{ONOM TENDAPATAN A]SLTDAERAEI DAITA AT-oXASI UMUM, I'AN II NA ALOI.ASI KIII]SUSTEREADAP PENCAIOIGSIAN ANGGAf,AN BELANJA MODAI- isrudiP.d. P.6.ri!r.h lobup.l.n/Xot di Jr$. Tdg.t rrhEtr roll-208)

lto Edll crdrFt k rr! ,eg Froh dBjutan uruk medFmteh gcl&r€$!.he dr suru piel]lre rinegi da ..FnJmg p.ng.a}6 aF juS. rd,Ilerdlpar lory! rlau Fnda!6t y6s p€msn dnuls atsu dit ditt . oiis lairl*e@li s€qn enulis dieu dlld nskah de di$butke dalm d.n r pls&ta.

Apobrla lelat Frbulti rd! rodatheBm datM Fmt€M s]r d,.ra,mlta .le eya !€tuarudrwblt4 cEnuhnr

S@*arta.loMei 2016Yana n.nbui D.nD?r.e

(TflNTAMT SURYAM PUTRI)

v

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI

DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI

KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN

BELANJA MODAL

(Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2013

KUNTAMI SURYANI PUTRI

B200110289

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhamadiyah Surakarta

Email :

[email protected]

ABSTRACT

This study aimed to test on the influence Economic growth, local revenue

(PAD), General Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK)

towards capital expenditure budget allocation. The sample used in this study were

35 districts / cities in Central Java taken from reports on the realization revenue

and expenditure budget (APBD) and Gross Regionsl Domestic Product (PDRB) at

constan price from 2010 until 2013. The analytical tool used in this study is the

linear regression with t-test, f-test, and test the coefficient of determination. The

results of this study indicate that economic growth and the General Allocation

Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) has a significant effect on

capital spending. Meanwhile, local revenue (PAD) no significant effect on Capital

Expenditure. Simultaneously Economic Growth, revenue (PAD), General

Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) has significant effect

on Capital Expenditure.

Key Words: Economy Growth, Local Revenue (PAD), General Allocation Fund

(DAU), Specific Allocation Fund (DAK), and Capital Expenditure.

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi

Khusus terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah diambil dari Laporan

Realisasi APBD dan PDRB atas harga konstan tahun 2010-2013. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier dengan uji t, uji F dan uji

koofisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

berpengaruh terhadap belanja modal, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

tidak berpengaruh terhadap anggaran belanja modal.

Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi

umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), belanja modal

ijou
Text Box
1

1

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk

melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang

dimiliki dan membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk

menciptakan lapangan kerja baru yang akan mempengaruhi perkembangan

kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro dalam Nuarisa, 2013).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mendorong pemerintah daerah untuk

melakukan pembangunan daerah yang direalisasikan dalam bentuk pengadaan

fasilitas, infrastruktur dan sarana prasarana yang ditujukan untuk kepentingan

publik. Kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran

pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik memengaruhi

besarnya belanja modal.

Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Peningkatan PAD

diharapkan dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah

sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik.

Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan

kriteria tertentu yang menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang

selaras dengan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan adanya transfer dana

dari pusat ini diharapkan pemerintah daerah bisa lebih mengalokasikan PAD

yang didapatnya untuk membiayai belanja modal di daerahnya yang

menunjang pemerintah yaitu meningkatkan pelayanan publik (Mayasari,

2014). Pemberian DAU ini berpengaruh terhadap belanja modal dan

pengurangan jumlah dana transfer yang dapat menyebabkan penurunan dalam

pengeluaran belanja modal.

DAK dialokasikan kepada daerah tertentu dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi untuk mendanai kegiatan khusus pemerintah atas dasar prioritas

nasional dan mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu (UU

No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan). Pemanfaatan DAK

diarahkan kepada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan,

perbaikan sarana prasarana fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis

panjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat

mempengaruhi belanja modal, karena DAK akan cenderung menambah aset

tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik.

Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran

belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Dengan demikian,

pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan anggaran belanja modal

dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi

pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dalam rangka

mengahadapi desentralisasi fiskal. Belanja modal memiliki perananan penting

karena memiliki masa manfaat jangka panjang untuk memberikan pelayanan

kepada publik. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah

akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas

pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Belanja modal dimaksudkan

ijou
Text Box
2

2

untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, seperti peralatan, bangunan,

infrastruktur dan harta tetap lainnya.

B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang mendorong barang dan jasa yang

diproduksikan ke masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi suatu

daerah dicerminkan dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Menurut BPS, PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang

dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Penyajian

angka-angka dalam PDRB dibedakan menjadi dua atas harga berlaku dan

atas harga konstan

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, PAD adalah pendapatan

yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan dari PAD adalah untuk

memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam

pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi

3. Dana Alokasi Umum (DAU)

Menurut UU No 23 Tahun 2014, DAU adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU

ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari

Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.

4. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Menurut UU No 33 Tahun 2004 DAK adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan

tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan

urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pengalokasian DAK

dimaksudkan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana

dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang

pendidikan, kesehatan (pelayanan dasar dan pelayanan rujukan), jalan,

irigasi, air minum, sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan

perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan,

sarana dan prasarana perdesaan, serta perdangangan.

5. Belanja Modal

Menurut PP No 71 Tahun 2010, Belanja modal adalah pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi

manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal dimaksudkan

untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan,

bangunan, infrastruktur dan harta tetap lainnya.

Pengembangan Hipotesis

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang baik harus didukung dengan

infrastuktur atau sarana prasarana yang memadai guna memperlancar

ijou
Text Box
3

3

kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan sarana dan prasarana tersebut

didapatkan dari pengalokasian anggaran belanja modal yang sudah

dianggarkan setiap tahunnya dalam APBD. Kebutuhan daerah akan sarana

dan prasarana, baik untuk kelancaran tugas pemerintahan maupun untuk

fasilitas publik mempengaruhi belanja modal. Andayani (2013)

menyatakan bila pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan

meningkatkan belanja modal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mayasari, dkk (2014) menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan

antara pertumbuhan ekonomi terhadap belanja modal. Berdasarkan

landasan teoritis tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Petumbuhan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja

modal.

2. Pendapatan Asli Daerah

Besar kecilnya belanja modal akan ditentukan dari besar kesilnya

PAD. Sehingga jika pemerintah daerah ingin meningkatkan pelayanan

publik dan kesejahteraan masyarakat dengan jalan meningkatkan belanja

modal, maka pemerintah daerah harus berusaha keras untuk menggali

PAD yang sebesar-besarnya (Nuarisa, 2013). Penelitian yang dilakukan

oleh Mayasari, dkk (2014), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja modal. Serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari, dkk (2013), penelitian

yang dilakukan oleh Nuarisa (2013), Arwati dan Hadiati juga

menunjukkan hasil yang serupa, yaitu terdapat pengaruh signifikan antara

Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja modal. Berdasarkan landasan

teoritis tersebut hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H2 : Pendapatan Asli Daerah berpengruh terhadap pengalokasian

belanja modal.

3. Dana Alokasi Umum

Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan

keuangan (DAU) untuk memberikan pelayanan kepada publik yang

direalisasikan melalui belanja modal. DAU berpengaruh terhadap

anggaran belanja modal karena adanya transfer DAU dari Pemerintah

pusat kepada Pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya

untuk membiayai belanja modal (Putro, 2011). Penelitian yang dilakukan

oleh Oktoro dan Pontoh (2013), menunjukkan bahwa hubungan antara

DAU dengan belanja modal adalah sangat kuat. Hal ini ditunjang oleh

pemberian DAU dalam jumlah banyak sehingga memiliki proporsi yang

dominan dalam membiayai belanja modal. Penelitian yang dilakukan oleh

Martini, dkk (2014) dan Mayasari (2014) juga menunjukkan hal yang

serupa yaitu bahwa DAU berpengaruh terhadap belanja modal

Berdasarkan landasan teoritis tersebut hipotesis dapat dinyatakan sebagai

berikut:

H3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal.

ijou
Text Box
4

4

4. Dana Alokasi Khusus

Pemanfaatan DAK diarahkan kepada kegiatan investasi

pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana

fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. Dengan

diarahkannya pemanfaatan DAK untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan publik yang direlasikan dalam belanja modal.

Sehingga semakin tinggi DAK yang diperoleh maka alokasi belanja modal

juga akan meningkat (Nuarisa, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh

Wandira (2013) dan Nuarisa (2013) menunjukkan bahwa Dana Alokasi

Khusus berpengaruh terhadap alokasi belanja modal. Berdasarkan

landasan teoritis diatas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H4 : Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal.

C. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji

hipotesis. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs

Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.depkeu.go.id)

dan dari situs Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten / Kota di

Provinsi Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian adalah seluruh Kabupaten /

Kota di Jawa Tengah yaitu sebanyak 35 (29 Kabupaten dan 6 Kota). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder,

mencatat dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang

dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi

APBD di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun

Anggaran 2010-2013

Variabel Independen

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sering diukur dengan menggunakan Produk

Domestik regional Bruto (PDB / PDRB). PDRB adalah jumlah nilai tambah

barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu

daerah. Pertumbuhan ekonomi dapar diukur dengan rumus:

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan UU

No 33 Tahun 2004, bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari: 1) Pajak

daerah; 2) Retribusi daerah; 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan; dan 4) Lain-lain PAD yang sah.

ijou
Text Box
5

5

Dana Aloksi Umum

DAU adalah dana yang bersumber dari pedapatan APBN yang

dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. DAU dapat diperoleh dengan rumus :

DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar

Dana Alokasi Khusus

Menurut UU No 33 Tahun 2004, DAK adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan

tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan

sesuai dengan prioritas nasional. Penghitungan alokasi DAK dilakukan

melalui dua tahapan, yaitu: (1) Penentuan daerah tertentu yang menerima

DAK; dan (2) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.

Variabel Dependen

Belanja Modal

Menurut PP No 71 Tahun 2010, belanja modal adalah pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap lainnya yang memberi manfaat lebih dari

satu periode akuntansi. Belanja modal dapat dikategorikan menjadi: 1) Belanja

modal tanah 2) Belanja modal peralatan dan mesin, 3) Belanja modal gedung

dan bangunan, 4) belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, 5) belanja modal

fisik lainnya.

Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Uji ini memberikan gambaran atau deskripsi suatu datayang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan

minimum.

2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji

multikoloniearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis

regresi linier berganda.

Y = α + β1PDRB + β2PAD + β3DAU + β3DAK + e

Dimana:

Y : Belanja Modal

α : Konstanta

β : Slope atau Koefisien Regresi

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PAD : Pendapatan Asli Daerah

DAU : Dana Alokasi Umum

DAK : Dana Alokasi Khusus

e : error

D. Hasil Penelitian

Deskripsi Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah tahun 2010-2013. Pemilihan sampel menggunakan sampling jenuh.

Jumlah data yang diolah sebanyak 105 data (35 x 3). Data yang tidak dipakai

ijou
Text Box
6

6

dalam peneletian sebanyak 15 data, sehingga yang menjadi sampel dalam

peneletian ini sebanyak 90 data.

Pengujian Hipotesis

Tabel 1

Hasil Uji Regresi Berganda

Variabel Koefisien

Regresi t-hitung Sig.

Konstanta 77,040 3,132 0,002

PDRB -13,391 -2,913 0,005

PAD -0,061 -0,261 0,795

DAU 1,792 3,278 0,002

DAK 0,809 3,856 0,000

Adjusted R2 0,220

Sig. F 0,000

Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik 2016

Adapun persamaannya sebagai berikut:

BM = 77,040 – 13,391 PDRB – 0,061 PAD + 1,792 DAU + 0,809 DAK + e

Dari hasil regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 77,040 menunujukkan bahwa faktor Pertumbuhan

Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum dan Dana

Alokasi Khusus konstan maka Belanja Modal akan naik sebesar 77,040.

2. Koefisien regresi Pertumbuhan Ekonomi bernilai negatif yaitu sebesar -

13,391 menunjukkan bahwa setiap ada kenaikkan Pertumbuhan Ekonomi

sebesar 1% maka Belanja Modal akan turun sebesar 13,391. sebaliknya

setiap ada penurunan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1% maka Belanja

Modal akan naik sebesar 13,391

3. Koefisien regresi Pendapatan Asli Daerah bernilai negatif yaitu sebesar -

0,061 menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Pendapatan Asli Daerah

sebesar 1% maka Belanja Modal akan turun sebesar 0,061. Sebaliknya

setiap ada penurunan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1% maka Belanja

Modal akan naik sebesar 0,061.

4. Koefisien regresi Dana Alokasi Umum bernilai positif yaitu 1,792

menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Dana Alokasi Umum sebesar

1% maka Belanja Modal akan naik sebesar 1,792. Sebaliknya setiap ada

penurunan Dana Alokasi Umum sebesar 1% maka Belanja Modal akan

turun sebesar 1,792.

5. Koefisien regresi Dana Alokasi Khusus bernilai positif yaitu 0,809

menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Dana Alokasi Khusus sebesar

1% maka Belanja Modal akan naik sebesar 0,809. Sebaliknya setiap ada

penurunan Dana Alokasi Khusus sebesar 1% maka Belanja Modal akan

turun sebesar 0,809.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil uji Koefisiensi Determinasi (R2) menunjukkan nilai ajusted R

square sebesar 0,220. Artinya bahwa pengaruh semua variabel independen

ijou
Text Box
7

7

adalah 22% dan sisanya 78% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini.

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Hasil uji F menunjukkan nilai signifikasi F lebih kecil dibandingkan

level of significant yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu 0,000 <

0,05. Artinya bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yang

terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Modal.

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Dari hasil analisis regresi tabel 1 dapat dilihat bahwa 1 (satu) variabel

yang tidak berpengaruh signifikan yaitu Pendatan Asli Daerah dengan tingkat

signifikansi 0,795 sedangkan 3 (tiga) variabel lainnya yaitu Pertumbuhan

Ekonomi, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh

signifikan dengan tingkat signifikansi masing-masing yaitu sebesar 0,005;

0,02 dan 0,000. Hal ini dikarenakan nilai Sig t variabel lebih kecil dari tingkat

signifikasi sebesar 0,05 atau 5%.

E. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Modal

Pertumbuhan ekonomi memiliki nilai signifikansi lebih kecil

dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,005 < 0,05. Maka H1

diterima, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai

pengaruh terhadap belanja modal dan memiliki hubungan negatif terhadap

belanja modal. PDRB. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mayasari (2014) yang menyatakan bahwa secara parsial

pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal.

2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal

Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai signifikansi lebih besar

dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,795 > 0,05 dan nilai thitung

sebesar -0,261 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.

Maka H2 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah

tidak pengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dan

memiliki hubungan negatif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wandira (2013) yang menyatakan

bahwa secara parsial PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja

modal.

3. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal

Dana Alokasi Umum memiliki nilai signifikasi lebih kecil

dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai thitung

sebesar 3,278 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.

Maka H3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum

mempunyai pengaruh terhadap belanja modal dan mempunyai hubungan

positif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Martini, dkk (2014), Mayasari (2014), Nuarisa (2014)

ijou
Text Box
8

8

dan Wandira yang menyatakan bahwa secara parsial DAU berpengaruh

signifikan terhadap belanja modal.

4. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal

Dana Alokasi Khusus memiliki nilai signifikansi lebih kecil

dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung

sebesar 3,856 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.

Maka H4 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus tidak

mempunyai pengaruh terhadap belanja modal dan memiliki hubungan

positif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Martini (2013), Nuarisa (2013), dan Wandira (2014)

yang menyatakan bahwa DAK berpengaruh signifikan terhadap belanja

modal.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian data pada Pemerintah Kabupaten/Kota di

Jawa Tengah mengenai pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap pengalokasian anggaran

belanja modal dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan ekonomi, Dana Alokasi

Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap belanja

modal. Sedangkan pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan

terhadap Belanja Modal.

G. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

1. Memperbanyak objek penelitian. 2. Menambah periode pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Andayani. 2013. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan

Ekonomi, dan Belanja Operasional Terhadap Jumlah Alokasi Belanja

Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat.

Jurnal Ekonomi Daerah, 1(1).

Arwati dan Hadiati. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modalnpada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Barat. Semantik 2013. ISBN: 979-26-0266-6.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

ijou
Text Box
9

9

Matini, dkk. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daeah, Dana Alokasi Umum dan

Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Buleleng

Tahun 2006-2012. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha

Volume 2 Tahun 2014.

Mayasari, Luh Putu Rani dkk. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten

Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Volume: 2 No.

1 Tahun 2014.

Nuarsia, Sheila Ardhian. 2013. Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. AAJ Vol 2 No 1.

Oktoro, Fahri Eka dan Pontoh, Winston. 2013. Analisis Hubungan Pendapatan

Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus atas Belanja

Modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli Propinsi Sulawesi

Tengah. Jurnal Accountability Vol 2 No. 1.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Putro, Suratno Nugroho. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan

Asli Daerah dan Dana alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal (Study Kasus pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah). Universitas Esa Unggul: Jakarta.

Sudarwadi, Hustianto. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Aalokasi

Umum, dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Daerah (Studi

Empiris Pada Kabupaten/Kota di ProvinsiPapua Barat Tahun 2007-

2014). SNEMA 2015. ISBN: 978-602-17129-5-5.

Wandira, Arbie Gugus. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah(PAD), Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus(DAK), dan Dana Bagi Hasil

(DBH) terhadap PengalokasianBelanja Modal. Universitas Negeri

Semarang, Indonesia.Accounting Analysis Journal 1 (3) (2013).

www.bps.go.id

ijou
Text Box
10