132
TESIS PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI ADELIA LUKYTA ARUMSARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika

Embed Size (px)

Citation preview

TESIS

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

ADELIA LUKYTA ARUMSARI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

i

TESIS

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

ADELIA LUKYTA ARUMSARINIM : 1291661008

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

ii

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Akuntansi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

ADELIA LUKYTA ARUMSARINIM : 1291661008

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 27 JUNI 2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak. Dr. I Made Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak.

NIP. 19591202 198702 1 001 NIP. 19550910 198403 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Akuntansi DirekturProgram Pascasarjana Program PascasarjanaUniversitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2001

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 27 Juni 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

Nomor: 0524/UN14.4/HK/2014, Tanggal 28 Februari 2014

Ketua : Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak.

Anggota:

1. Dr. I Made Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak.

2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si.

3. Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si.

4. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak.

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Adelia Lukyta Arumsari

Nim : 1291661008

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor,

Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Bali.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas dari plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik

Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

Denpasar, 27 Juni 2014

Adelia Lukyta Arumsari

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kertha wara nugraha-Nya, penelitian ini

dapat diselesaikan dengan baik dan hasilnya tertuang dalam tesis dengan judul

“Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi,

Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor

pada Kantor Akuntan Publik di Bali”.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

guna memperoleh gelar Magister Akuntansi konsentrasi Akuntansi Keuangan dan

Auditing. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat berhasil baik berkat

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya

dalam penyusunan tesis ini. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Shang Hyang Widhi Wasa atas restuNya dalam

penyelesaian tesis ini.

2. Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak. sebagai Pembimbing I dan Dr. I Made

Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak. Sebagai pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan memberikan dorongan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Para penguji tesis ini yaitu Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., Dr.

I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si., Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE.,

vii

M.Si., Ak. yang dengan penuh perhatian memberikan saran kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini

4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan Program Magister pada Universitas Udayana.

5. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) sebagai direktur Program

Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan penulis

untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak. selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Universitas Udayana. Bapak dan Ibu

pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi Universitas Udayana

yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.

7. Seluruh auditor KAP di Bali, yang telah membantu dalam pengisian

kuesioner serta memberikan keterangan yang berkaitan dengan kesempurnaan

tesis ini.

8. Orang Tua Kadek Ambara Giri, SE dan Rumayanti, SE serta seluruh keluarga

yang telah mendoakan dan memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini

khususnya I Gusti Bagus Radhita Prihandana, ST.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan X MAKSI Universitas Udayana, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kebersamaan dan

kekompakannya selama penulis menempuh studi.

viii

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan anugrah-Nya kepada kita semua, serta pihak-pihak yang telah

membantu penulis.

Denpasar,

Penulis

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadapkinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Pengambilan sampel dalampenelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkanmenggunakan metode survei dengan teknik kuesioner. Target respondenpenelitian ini adalah 60 responden, namun data responden yang dapat diolahadalah 56 jawaban responden. Untuk menguji kualitas data dari instrumen yangdigunakan dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasikyang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas,dimaksudkan sebagai persyaratan untuk melakukan uji regresi linear berganda.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variasi variabelkinerja auditor dapat dijelaskan oleh variasi variabel profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sebesar86,6 persen. Uji statistik F menunjukkan bahwa model yang digunakan mampumemprediksi kinerja auditor dan signifikan secara statistik. Pengujian hipotesisdengan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinanberpengaruh positif pada kinerja auditor dan signifikan secara statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme auditor, independensiauditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan memberikanpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil pengujian hipotesis memberikansintesa bahwa semakin baik profesionalisme Auditor, independensi, etika profesi,dan gaya kepemimpinan yang dimiliki auditor, serta semakin kuatnya budayaorganisasi pada KAP maka kinerja auditor yang dihasilkan semakin baik pula.

Kata Kunci: profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budayaorganisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja auditor.

x

ABSTRACT

This research aims to test the impact of auditor professionalism, auditorindependence, professional ethics, organizational culture and leadership style tothe auditor performance at Public Accounting Firms in Bali. The sample taken inthis research is using purposive sampling method. Data is collected using surveymethod with questionnaire technique. The target of respondent in this research is60 respondents, but respondent’s data that can be processed is only 56respondent’s answers. To test the quality of data from the instruments being usedis conducted with validity test and reliability test. Classical assumption test whichconsist of normality test, multicollinearity test and heteroscedasticity test, isintended as the prerequisite to conduct multiple linear regression test.

The result of multiple regression analysis shows that the variation ofauditor performance variables can be explained by the variation of auditorprofessionalism, auditor independence, professional ethics, organizational cultureand leadership style variables at 86.6 percent. F statistical test shows that themodel being used is able to predict auditor performance and statisticallysignificant. Hypothesis test with t statistical test shows that auditorprofessionalism, auditor independence, professional ethics, organizational cultureand leadership style variables is positively affecting the auditor performance andstatistically significant.

The result of research shows that auditor professionalism, auditorindependence, professional ethics, organizational culture and leadership styleprovide positive impact to the auditor performance. The result of hypothesis testprovides synthesis that as well as the better the professionalism auditor,independence , professional ethics owned by the auditor, leadership style and thestronger the organizational culture of the KAP is, then the outcome of auditorperformance will also be better.

Key words: auditor professionalism, auditor independence, professional ethics,organizational culture, leadership style and auditor performance.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL DALAM... ................................................................................PRASYARAT GELAR .........................................................................LEMBAR PENGESAHAN...................................................................PENETAPAN PANITIAN PENGUJIAN............................................PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................KATA PENGANTAR............................................................................ABSTRAK..............................................................................................ABSTRACT............................................................................................DAFTAR ISI ..........................................................................................DAFTAR TABEL .................................................................................DAFTAR GAMBAR .............................................................................DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1.1 Latar Belakang .....................................................................1.2 Rumusan Masalah ................................................................1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................2.1 Landasan Teori ....................................................................

2.1.1 Teori Akuntansi Perilaku..........................................2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku...........................................2.1.3 Pengertian Profesionalisme .....................................2.1.4 Independensi Auditor ..............................................2.1.5 Etika Profesi ............................................................2.1.6 Budaya Organisasi....................................................2.1.7 Gaya Kepemimpinan..................................................2.1.8 Kinerja Auditor .......................................................

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya .......................

BAB III KERANGKA BERPIKIR, DESAIN DAN HIPOTESISPENELITIAN ........................................................................

3.1 Kerangka berpikir ................................................................3.2 Konsep penelitian ................................................................

iii

iiiivv

viixx

xixivxv

xvi

11889

1010101112141618202123

262628

xii

3.3 Hipotesis penelitian .............................................................3.3.1 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja

Auditor ……………………………………………3.3.2 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja

Auditor……………………………………………3.3.3 Pengaruh Etika Bisnis pada Kinerja Auditor…….3.3.4 Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja Auditor.3.3.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Auditor ……………………………………………

BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................4.1 Rancangan Penelitian ……………………….………….4.2 Lokasi Penelitian dan Sumber Data…………….............4.3 Metode Penentuan Sampel ……………….…………….

4.3.1 Populasi .............. ..................................................4.3.2 Sampel ...................................................................

4.4 Metode Pengumpulan Data ... .…….…………………...4.5 Variabel Penelitian ……….….…….…………………...

4.5.1 Identifikasi Variabel …………………………….4.5.2 Definisi Operasional Variabel…………………...

4.6 Teknik Analisis Data……….…….…………………......4.6.1 Pengujian Instrumen...............................................4.6.2 Uji Asumsi Klasik..................................................4.6.3 Metode analisis regresi linier berganda..............

BAB V HASIL PENELITIAN……..……………………………......5.1 Data Penelitian .............................................................................. 44

5.1.1 Deskripsi Responden ......................................................... 445.1.2 Karakteristik Responden ................................................... 44

5.2 Hasil Penelitian.………………….………… ............................ 475.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ...................................................5.2.2 Uji Pendahuluan…………………………………..5.2.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 515.2.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 545.2.5 Uji F .................................................................................. 575.2.7 Uji t (t test) ........................................................................

BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………...7.1 Simpulan ....................................................................................... 637.2 Saran .............................................................................................. 63

29

29

323334

36

3838404040404242424347474950

53535353555556606265

67

717172

xiii

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 73

xiv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Rangkuman Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya .................. 25

4.1 Kantor Akuntan Publik yang Terdaftar pada Ikatan AkuntanIndonesia Kompartemen Akuntan Publik di Bali Tahun 2014… ..... 41

5.1 Rincian Kuesioner Penelitian ........................................................... 53

5.2 Profil Responden .............................................................................. 54

5.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .................................. 56

5.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .................... 57

5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ................. 59

5.6 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 60

5.7 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 61

5.8 Hasil Uji Heteroskedatisitas ............................................................. 62

5.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 63

xv

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

3.1. Kerangka Pikir Penelitian …………………………………………3.2 . Konsep Penelitian ………………………………………………….4.1 Rancangan Penelitian ……………………………………………..

282939

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 80

2. Hasil Uji Validitas ............................................................................... 89

3. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 102

4. Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 112

5. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 112

6. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 113

7. Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 114

8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................. 115

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah

sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum

perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

pesatnya sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai

memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk

badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa

akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Profesi akuntan publik atau

auditor kantor akuntan publik memegang peranan penting dalam perkembangan

bisnis global saat ini (Deasy, 2002).

Mulyadi (2009:121), menyatakan bahwa profesi akuntan publik

merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik,

masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.

Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan

laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi

keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Norika (2004),

menyatakan agar informasi yang disajikan dalam bentuk laporan dapat digunakan

sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk

dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

2

Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini

kewajaran terhadap laporan keuangan mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah

didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor

akuntan. Kurangnya independensi auditor dan maraknya manipulasi akuntansi

korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan mempertanyakan

eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Padahal profesi akuntan

mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal

bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga

bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (Wibowo, 2009).

Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya

dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas.

Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan

atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari, 2007).

Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat

keberhasilan individu atau kelompok individu.

Kondisi kerja yang kurang kondusif mempengaruhi kinerja auditor,

sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik

sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan. Skandal

akuntansi perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Global

Crossing, Worldcom, Microstrategy, Adelphia, PNC Financial Service, dan Rite

Aid hampir semuanya melibatkan kantor akuntan publik (KAP) besar seperti The

Big Five. KAP kelas menengah juga tidak luput dari masalah tersebut, seperti

3

RSM Salustro Reydel di Perancis yang melakukan kesalahan saat melakukan

audit atas Vivendi Universal. Di Indonesia juga pernah terjadi hal yang sama

pada kasus PT. Kimia Farma Tbk., yaitu terjadinya overstated pada laba bersih

per 31 Desember 2001. Setidaknya hal ini menjadi pembelajaran bersama bagi

perkembangan profesi auditor di Indonesia untuk lebih meningkatkan kinerja

mereka (Widodo, 2008).

Widodo (2008) menyatakan bahwa kinerja individu perorangan

(individual performance) dan organisasi (organizational performance) memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa lepas dari

sumber daya yang dimiliki organisasi. Sumber daya manusia dalam suatu KAP

merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga

dapat dikatakan bahwa kinerja KAP sangat ditentukan oleh kinerja auditornya.

Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka

mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya

tujuan organisasi (Fanani dkk., 2008)

Salah satu kriteria profesionalisme adalah ketepatan waktu penyampaian

laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan

keuangan kepada masyarakat umum dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga

tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri.

Perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam

laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian

pekerjaan auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar penyajian laporan

4

keuangan bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi

terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan

kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang

sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat

informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat.

Givoly dan Palmon (1982) menyatakan bahwa ketepatan waktu terkait

dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Nilai kemanfaatan dari

informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan bernilai, jika disajikan

secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para

pengguna laporan keuangan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan

merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut Audit

delay yang melewati batas waktu ketentuan akan berakibat pada keterlambatan

publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa

mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan, sehingga memerlukan

waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Subekti dan Widiyanti (2004)

menyatakan bahwa lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari

perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam

laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay.

Rick Antle (1984), menyebutkan bahwa independensi dianggap sebagai

atribut penting dari auditor eksternal. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak

kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada

manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain

yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2005).

5

Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh oleh

berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan

fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Idealnya di dalam menjalankan

profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan dan menaati aturan etika

profesi yang meliputi pengaturan tentang independensi, integritas dan

obyektivitas, standar umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien,

tanggung jawab kepada rekan seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lainnya

(Satyo, 2005).

Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi

yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main

dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai

kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang

memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan

bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap

profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang

diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Jati (2009)

menunjukkan kode etik Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan etika

Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan

standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu

auditing. Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah (1)

tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan

6

independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7)

perilaku profesional.

Budaya organisasi (kerja) adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua

anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara

berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan sebagai

acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Budaya organisasi berkaitan dengan sikap atau perilaku seseorang

dalam melaksanakan kerja sehari-hari yang bermutu dengan selalu berdasarkan

nilai-nilai yang dianut, sehingga menjadi motivator, memberi inspirasi untuk

senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan bagi semua pihak (Andaliza, 2005)

Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja.

Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain

atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan

kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal

tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al. (2005) dalam

Trisnaningsih (2007) menyatakan kepemimpinan berpengaruh positif kuat

terhadap kinerja. Temuan ini memberi gambaran bahwa gaya kepemimpinan

seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya. Di samping

itu, untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian

pembelajaran terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan pada

KAP sangat diperlukan karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor.

Penelitian akuntansi keperilakuan tentang gaya kepemimpinan dan budaya

organisasi sudah sering dilakukan terhadap bisnis manufaktur, tapi masih jarang

7

sekali dilakukan pada perusahaan non-manufaktur seperti Kantor Akuntan Publik

dengan responden auditor independen. Seperti penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Trisnaningsih (2007) yang dilakukan pada KAP di Jawa Timur

dengan responden auditor independen dan penelitian Wibowo (2009) mencoba

menggunakan responden yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu

menggunakan responden auditor independen yang bekerja pada KAP di Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai objek. Dalam penelitian tersebut Wibowo

membuktikan secara empiris, apakah independensi auditor, komitmen organisasi,

gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance berpengaruh positif

terhadap kinerja auditor. Guna menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas

dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan

berkualitas. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan

temuan atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari,

2007). Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau

tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.

Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian secara empiris tentang

pengaruh profesionalisme, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi

dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada KAP di Bali. Selain itu

juga untuk membuktikan apakah hasil penelitian selanjutnya akan sama atau

berbeda apabila dilakukan pada auditor independen yang berbeda sebagai

objeknya, dimana dengan adanya perbedaan lokasi dan lingkungan kerja pada

KAP bisa jadi menyebabkan perbedaan pola pikir dan cara pandang, nilai-nilai

8

yang diyakini ataupun cara auditor bekerja dan secara tidak langsung dapat

membawa kepada perbedaan pemahaman tentang bagaimana menghasilkan

kinerja yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan beberapa permasalah yaitu:

1. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor pada kinerja auditor di

Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?

2. Bagaimana pengaruh independensi auditor pada kinerja auditor di Kantor

Akuntan Publik di wilayah Bali ?

3. Bagaimana pengaruh etika profesi auditor pada kinerja auditor di Kantor

Akuntan Publik di wilayah Bali ?

4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi auditor pada kinerja auditor di

Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?

5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan auditor pada kinerja auditor di

Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh

profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi

dan gaya kepemimpinan pada kinerja auditor pada KAP di Bali.

9

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Kegunaan Teoritis

a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang

pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi,

budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan

sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika

lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk

perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

2) Kegunaan Praktis

a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kinerjanya.

b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan

kualitas auditnya maupun kinerjanya.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pengertian auditing menurut Jusup (2001:1) adalah suatu proses sistematis

untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang berhubungan dengan

asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif

untuk menemukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan dan mengkomunikaasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Auditor melakukan boundary spanning activities. Boundary

spanning activities (BSA) adalah sejauh mana seseorang melakukan aktivitas

mencari informasi tambahan untuk pengambilan keputusan. Untuk menunjang

keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah

diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas.

2.1.1 Teori Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)

Konsep perilaku (behavioural concept) pada awalnya merupakan kajian

bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-faktor psikologi

dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi, sikap dan personalitas sangat

relevan dengan bidang akuntansi (Siegel dan Marconi, 1986).

Para akuntan, peneliti operasional dan ahli manajemen telah

mengembangkan faktor-faktor psikologi dan sosial psikologi termasuk masalah

11

pengendalian. Ilmu sosiologi dan psikologi juga dikonsentrasikan pada

pengendalian seperti halnya sosial dan fenomena personal (Hopwood, 1974).

Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia seperti

profesionalisme, independensi, etika profesi, budaya organisasi, gaya

kepemimpinan dan kinerja auditor. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan akuntansi perilaku di Indonesia.

2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku

Teori sikap dan perilaku dikembangkan oleh Triandis (1971), menyatakan

bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, aturan-aturan sosial dan kebiasaan. Sikap

terdiri dari komponen kognitif yaitu keyakinan, komponen afektif yaitu suka atau

tidak suka, berkaitan dengan apa yang dirasakan dan komponen perilaku yaitu

bagaimana seorang ingin berperilaku terhadap sikap. Jazen (1975) menyatakan 1).

sikap dapat dipelajari, 2). sikap mendefinisikan prediposisi kita terhadap aspek-

aspek yang terjadi di dunia, 3). sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan

antara pribadi kita dengan orang lain, 4). Sikap diatur dan dekat dengan inti

kepribadian. Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif, baik

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang obyek, orang, atau

peristiwa.

Menurut Khikmah (2005) sikap memberikan pemahaman tentang tendensi

atau kecenderungan untuk bereaksi. Sikap bukan perilaku tetapi lebih pada

kesiapan untuk menampilkan suatu perilaku, sehingga berfungsi mengarahkan dan

memberikan pedoman bagi perilaku. Menurut Triandis (1980) bahwa model

perilaku interpersonal yang lebih komprehensif dengan menyatakan factor-faktor

12

sosial, perasaan dan konsekuensi dirasakan akan mempengaruhi tujuan perilaku.

Kebiasaan merupakan penentu sikap yang langsung dan tidak langsung. Perilaku

tidak mungkin terjadi apabila kondisi yang memfasilitasi tidak memungkinkan.

2.1.3 Pengertian Profesionalisme

Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. “Profesi

merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan

profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat

suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak” (Kalbers dan Fogarty, 1995

dalam Herawaty dan Susanto, 2009). Istilah profesionalisme berasal dari kata

profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan, mencakup

ilmu pengetahuan, keterampilan dan metode. Profesional suatu kemampuan yang

dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan khusus, daya

pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan

bidang keahlian dan profesinya Aryawan (2010). Hardjana (2002) memberikan

pengertian bahwa profesional adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan

keahlian yang dimilikinya. Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan dapat

diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar,

baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan.

Menurut Hall (1998) dalam Astriyani (2007) terdapat lima dimensi

profesionalisme, yaitu:

13

a) Pengabdian pada profesi

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimilki. Keteguhan untuk

tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap

ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan.

Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga

kompensasi utama yang di harapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani,

baru kemudian materi.

b) Kewajiban sosial

Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan

manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya

pekerjaan tersebut.

c) Kemandirian

Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang

profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari

pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada

campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara

profesional.

d) Keyakinan pada profesi

Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling

berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi,

14

bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan

pekerjaan mereka.

e) Hubungan dengan sesama profesi

Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi

sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok

kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi

ini para profesional membangun kesadaran profesional.

2.1.4 Independensi Auditor

Independensi merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental

auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat memposisiskan

dirinya dengan auditee nya secara tidak memihak dan dipandang tidak memihak

oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya.Independen berarti

akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan

memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak

hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur

dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik

(Christiawan, 2000:83).

Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi adalah

sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai

kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan

prinsip integritas dan objektivitas. The CPA Handbook E.B. Wilcox menyatakan

bahwa independensi merupakan suatu standar auditing yang penting, karena opini

akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan

15

yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan

Sharaf, 1993). Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari kewajiban

terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik terhadap

manajemen maupun pemilik (IAI, 2013: Seksi 220).

Carey (1960) dalam Mautz (1961) Independensi akuntan publik dari

segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan

meliputi:

1) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang

profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.

2) Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya

dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti

sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,

tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran

dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan

yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan

menyatakan pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar

utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan

salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.

Aspek independensi ada tiga, yaitu (Taylor, 1997 dalam Herawaty, 2007) :

1) Independensi sikap mental (independence of mental attitude), independensi

sikap mental ditentukan oleh pikiran akuntan publik untuk bertindak dan

bersikap independen.

16

2) Independensi penampilan (appearance of independence), independensi

penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap independensi akuntan

publik.

3) Independensi dari sudut keahlian (Independence in competence). Keahlian

juga merupakan faktor independensi yang harus diperhitungkan selain kedua

independensi yang telah disebutkan. Dengan kata lain auditor dapat

mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu

kesimpulan jika ia memiliki keahlian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa independensi

merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak, dan

melaporkan temuan – temuan hanya berdasarkan bukti yang ada.

2.1.5 Etika Profesi

Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat

prinsip moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar

semuanya dapat berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikan

pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan

seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.

Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai

penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku

bisnis.

Merujuk pada klasifikasi profesi secara umum, maka salah satu ciri yang

membedakan profesi-profesi yang ada adalah etika profesi yang dijadikan sebagai

17

standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh setiap

profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakat

seperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan

standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Auditor wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang

berlaku, menyimpan rahasia jabatan, menjaga semangat dan suasana kerja yang

baik. Kode etik berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga,

menjunjung dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas seperti

bertanggung jawab (responsibility), berintegritas (integrity), bertindak secara

obyektif (objectivity), dan menjaga independensinya terhadap kepentingan

berbagai pihak (independence) serta berhati – hati dalam menjalankan profesi.

Etika auditor dalam Standar Profesi Akuntan Publik disebut sebagai norma

akuntan menjadi patokan resmi para auditor Indonesia dalam berpraktik. Norma-

norma dalam SPAP tersebut menjadi acuan dalam penentuan standar utama dalam

pekerjaan auditor, antara lain:

1) Auditor harus memiliki keahlian teknis, independen dalam sikap mental serta

kemahiran professional dengan cermat dan seksama.

2) Auditor wajib menemukan ketidakberesan, kecurangan, manipulasi dalam

suatu pengauditan.

Dari penjelasan di atas, didapat kesimpulan bahwa etika profesi

merupakan perangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi

dalam mengemban profesi.

18

2.1.6 Budaya Organisasi

Dalam literatur teori organisasi budaya telah didefinisikan dalam berbagai

ragam oleh berbagai ahli. Menurut Hofstede (1990:4), setiap manusia membawa

mental program yang terbentuk sejak dini, dari masa kecil di lingkungan keluarga,

di lingkungan sekolah dan organisasi. Hofstede (1990:15) membagi budaya

organisasional ke dalam enam dimensi:

1) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana anggota organisasi didorong

untuk inovatif dan mengambil resiko.

2) Perhatian ke hal yang rinci. Sejauh mana anggota organisasi diharapkan

mampu menunjukkan ketepatan, analisis dan perhatian pada hal yang

rinci.

3) Orientasi hasil. Sejauh mana para pimpinan berfokus pada hasil/keluaran

dan bagaimana orientasi para pimpinan pada proses/teknik yang dilakukan

untuk mencapai hasil.

4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan pimpinan

mempertimbangkan efek hasil pada anggota organisasi.

5) Orientasi tim/kelompok. Sejauh mana aktifitas kerja diorganisasikan

dalam kelompok-kelompok kerja dibandingkan pada kerja individual.

6) Keagresifan. Kondisi agresifitas dan kompetisi anggota organisasi.

Menurut Mondy and Noe III (1993:321), terdapat tiga faktor yang

membentuk budaya dalam organisasi, yaitu : (1) komunikasi, (2) motivasi, dan (3)

kepemimpinan. Komunikasi merupakan transfer informasi, ide pemahaman dan

perasaan diantara para anggota organisasi. Manajer yang ingin berhasil dalam

19

organisasi harus mampu berkomunikasi secara efektif. Motivasi merupakan

kemauan untuk berusaha dalam mengejar tujuan organisasi sebelumnya manajer

tidak dapat secara langsung memotivasi bawahan karena memotivasi adalah

masalah internal masing-masing individu.

Tugas manajemen adalah menghadirkan budaya organisasi yang

mendorong perilaku positif dari bawahannya, manajemen organisasi perlu

memahami faktor-faktor yang memicu perilaku bawahan dan mengembangkan

serta mempertahankan lingkungan yang produktif dalam organisasi,

kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi anggota organisasi untuk

bertindak sesuai dengan keyakinan pemimpin. Para manajer organisasi

menggunakan pendekatan yang beragam dalam mempengaruhi anggota organisasi

dan hal ini sangat mempengaruhi budaya organisasi berdampak signifikan

terhadap kinerja ekonomi jangka panjang.

Menurut Robbins (2003:97), fungsi budaya organisasi adalah (1) berperan

menetapkan batasan, (2) mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota

organisasi, (3) mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada

kepentingan individual seseorang, (4) meningkatkan stabilitas sistem sosial karena

merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi, (5) sebagai

mekanisme control dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap

serta perilaku para karyawan.

20

2.1.7 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk

mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut

mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun

secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002:575).

Fleishman dan Peters (1962) dalam Trisnaningsih (2007), menjelaskan bahwa

gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku konsisten yang diterapkan

pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditunjukkan

pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain seperti yang dipersepsikan orang

lain.

Gibson (1996) telah meneliti gaya kepemimpinan di Ohio State

University tentang perilaku pemimpin melalui dua dimensi, yaitu: consideration

dan initiating structure. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan

yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan,

adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya

komunikasi antara pimpinan dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki

konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan

parsial. Initiating structure (struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan

yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan

hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi

yang jelas, menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar.

Teori kepemimpinan perilaku (behavioral) mengatakan bahwa gaya

kepemimpinan seorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas

21

kelompok kerja (Kreitner dan Kinicki, 2005:302). Kelompok kerja dalam

perusahaan merupakan pengelompokan kerja dalam bentuk unit kerja dan

masing-masing unit kerja itu dipimpin oleh seorang manajer. Gaya manajer untuk

mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada

peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Selanjutnya, teori kepemimpinan perilaku

(behavioral) berasumsi bahwa gaya kepemimpinan oleh seorang manajer dapat

dikembangkan dan diperbaiki secara sistematik.

2.1.8 Kinerja Auditor

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja

berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Teori tentang prestasi kerja lebih banyak mengacu pada teori psikologi

yaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang, sehingga seseorang tersebut

menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya (Agustia,

2006:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui kriteria seperti

kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan

keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan.

22

Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja

organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan

kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok

(Mangkunegara, 2005:15). Gibson et al. (1996) dalam Wibowo (2009),

menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat

digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung

jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat

digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Kinerja auditor

merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan

oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.

Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:116)

adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara

obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan

tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty

(1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja

(prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan

23

mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi

kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah

berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah

hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu

adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Karakteristik yang

membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output yang

dihasilkan.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo (2009) yang

merupakan pengembangan dari penelitian Trisnaningsih (2007) dengan judul “

Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan

Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor”. Di mana penelitian

tersebut menggunakan data primer berupa kuesioner. Pengujian variabel bebas

terhadap variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

linier berganda dengan hasil yang diperoleh bahwa independensi auditor,

komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance

berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Wibowo adalah

terletak pada objek penelitian. Di mana objek penelitian di atas yaitu pengaruh

independensi auditor, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahaman

good governance terhadap kinerja auditor, sedangkan objek penelitian yang

dilakukan peneliti adalah pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor,

24

etika profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.

Perbedaan kedua yaitu pada lokasi penelitian, dimana Wibowo melakukan

penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Daerah Istimewa

Yogyakarta, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik

di wilayah Bali.

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Gunawan Cahyasumirat

(2006) dengan judul “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi

terhadap Kinerja Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening ”

menunjukkan hasil bahwa variabel profesionalisme dan komitmen organisasi

tidak mempengaruhi kinerja internal auditor. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian Cahyasumirat adalah sama-sama meneliti kinerja auditor. Tetapi

perbedaannya terlihat jelas pada beberapa objek penelitiannya, dimana

Cahyasumirat menggunakan objek pengaruh profesionalisme, komitmen

organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja

auditor sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh profesionalisme auditor,

independensi auditor, etika profesi, dan budaya organisasi, dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian merupakan kajian empiris penelitian. Penelitian ini

mencoba mengembangkan penelitian – penelitian sebelumnya dengan cara

melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi. Ringkasan beberapa

penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut

25

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

NoPeneliti(Tahun)

Variabel TeknikAnalisis Hasil Penelitian

Dependen Independen1. Syafina

Khariah(2009)

Kinerja danTingkatMaterialitas

Komponenprofesionalisme auditor,PengalamanAuditor

RegresiLinearBerganda

Secara simultan, variabelpengabdian pada profesi,kewajiban sosial, kemandirian,keyakinan pada profesi, danhubungan dengan sesama profesiberpengaruh terhadap kinerjainternal auditor. Sedangkan secaraparsial, hanya variabel pengabdianpada profesi, kemandirian,keyakinan pada profesi, danhubungan dengan sesama profesiberpengaruh terhadap kinerjaauditor dan tingkat materialitas.

2. Sutrisno(2006)

MotivasiKerja,Komitmendan Kinerja

BudayaOrganisasi

RegresiLinearBerganda

Budaya organisasi yang dianutoleh anggota organisasimempunyai nilai-nilai dan tujuanbersama terhadap peningkatankinerja organisasi.

3. Gani(2006)

KinerjaOrganisasi

GayaKepemimpinan, BudayaOrganisasi,dan MotivasiKerja

StructuralEquationModelling(SEM)

Gaya kepemimpinan dapatmempengaruhi budaya organisasi,gaya kepemimpinan tidak dapatmempengaruhi kinerja organisasi,budaya organisasi mempunyaipengaruh terhadap kinerjaorganisasi.

4. Rahmawati (1997)

KinerjaAuditor,KepuasanKerja,komitmen dankeinginanuntukberpindah.

Profesionalisme InternalAuditor

AnalisisStructuralEquationModelling(SEM)

Semua dimensiprofesionalisme berhubunganpositif dengan kinerja,kepuasan kerja dan komitmenefektif.

Komitmen continuance hanyadipengaruhi oleh dimensikeyakinan terhadap peraturanprofesi

Keinginan untuk pindah daribagian internal auditing hanyadipengaruhi oleh dimensiprofesionalisme autonomydemand, sedangkan keinginanuntuk pindah untuk keluar dariperusahaan oleh dimensi selfregulation dedication.

5. Yanthi(2011)

KinerjaAuditor

IndependensiAuditor,Etika Profesi,dan GayaKepemimpinan

AnalisisRegresiberganda

Bahwa independensi auditor, EtikaProfesi, dan gaya kepemimpinanberpengaruh positif terhadapkinerja auditor.

26

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang

dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala

sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat

tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut.

Penelitian ini menggunakan teori sikap dan perilaku sebagai dasar

pemikiran. Teori sikap memberikan pemahaman tentang tendensi atau

kecenderungan untuk bereaksi. Sikap bukan perilaku tetapi lebih pada kesiapan

untuk menampilkan suatu perilaku, sehingga berfungsi mengarahkan dan

memberikan pedoman bagi perilaku yang nantinya akan terlihat dalam kinerja

(prestasi kerja) yang merupakan suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan

mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Penelitian ini

mengkaji tentang aspek perilaku manusia seperti profesionalisme, independensi,

etika profesi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja auditor.

Menurut Wibowo (2009) bahwa independensi auditor dan gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor sejalan dengan penelitian

Yanthi (2011) yang menyatakan bahwa independensi auditor, etika profesi dan

27

gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor, namun penelitian Gani

(2006) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap

kinerja auditor. Penelitian Suarniti (2010) menyatakan profesionalisme dan etika

profesi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor, namun penelitian

Cahyasumirat (2006) menyatakan bahwa tidak semua komponen profesionalisme

berpengaruh terhadap kinerja auditor. Inkonsistensi hasil penelitian-penelitian

tersebut dapat disebabkan oleh adanya variabel lain yang mempengaruhi

hubungan variabel dependen dan independen.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan yang akan diteliti, kemudian membangun hipotesis. Menurut

Sugiyono (2008:134) dalam membentuk kelompok teori yang perlu dikemukakan

dalam penyusunan kerangka berfikir dalam membuat suatu hipotesis harus

ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Dalam penelitian ini, terdapat 5

variabel terdiri dari profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi,

budaya organisasi, gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas, dan kinerja

auditor sebagai variabel terikat yang dibentuk melalui hasil empiris penelitian –

penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak,

peneliti melakukan analisis regresi berganda terhadap data-data yang telah

dikumpulkan. Kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

28

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir, kemudian disusun konsep yang

menjelaskan hubungan antar variable dalam penelitian ini. Konsep penelitian ini

merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris yang telah

dijelaskan pada kajian pustaka. Konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

29

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

H1

H2

H3

H4

H5

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan

penelitian yang diuji kebenarannya (Sugiyono, 2007:93). Berdasarkan pada

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang relevan ataupun hasil

penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

3.3.1 Pengaruh Profesionalisme pada Kinerja Auditor

Vroom (1964) mengemukakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh

profesionalisme dan motivasi kerja merupakan kemauan individu untuk

menggunakan usaha yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila tuntutan kerja yang dibebankan pada

individu tidak sesuai dengan kemampuannya (ability) maka kinerja yang diharapkan

akan sulit tercapai.

30

Penelitian sebelumnya oleh Mock dan Samet (1982), Schroder (1986),

Corcello (1992), Sutton (1993), serta Sutton dan Lampe (1991) dalam Astriyani

(2007) telah menguji profesionalisme auditor mengenai kualitas audit yang ada.

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Pekerjaan didefinisikan

sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan (Hall dalam

Astriyani, 2007). Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga

kompensasi utama yang di harapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru

kemudian materi.

Cahyasumirat (2006) menyatakan bahwa pengabdian pada profesi dan

kewajiban sosial mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja auditor.

Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi

serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya

pekerjaan tersebut (Hall, 1998 dalam Astriyani, 2007). Kesadaran auditor demi

kelanjutan profesi dan jasa yang diberikan, akuntansi profesional memikul

tanggungjawab pada klien, masyarakat, kolega dan pada dirinya sendiri akan

menumbuhkan sikap moral untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

Rahmawati (1997) menyatakan bahwa kewajiban sosial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor.

Kurniawan (2009) menyatakan kemandirian sebagai suatu pandangan

seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa

tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi).

Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan yang dapat

31

mengganggu otonomi profesional. Rasa kemandirian akan timbul melalui

kebebasan yang diperoleh. Pekerjaan yang terstruktur dan dikendalikan oleh

manajemen secara ketat, akan sulit menciptakan tugas yang menimbulkan rasa

kemandirian dalam tugas. Kemandirian yang sudah terwujud dalam diri auditor

akan terwujud pula dalam penentuan tingkat materialitas, sehingga benar-benar

mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling

berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan

orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan

auditor (Hall dalam Astriyani, 2007). Bila yang menilai pekerjaan mempunyai

pengetahuan yang sama, maka kesalahan akan dapat diketahui. Adanya keyakinan

pada profesi tersebut memberikan motivasi bagi auditor untuk memberikan hasil

pekerjaan serta pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian

lainnya yang dilakukan oleh Rahmawati (1997) dan Cahyasumirat (2006) juga

menyatakan bahwa keyakinan pada profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi

sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega

informal sebagai ide utama dalam pekerjaan (Hall dalam Astriyani, 2007).

Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.

Dengan banyaknya tambahan masukan akan menambah akumulasi pengetahuan

auditor sehingga dapat lebih bijaksana dalam membuat perencanaan dan

pertimbangan dalam proses pengauditan. Penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Cahyasumirat (2006) dan Rahmawati (1997) juga menyatakan bahwa

32

hubungan dengan sesama profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1 : Profesionalisme Auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor

3.3.2 Pengaruh Independensi Auditor pada Kinerja Auditor

Independensi akuntan publik merupakan salah satu karakter sangat penting

untuk profesi akuntan publik di dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi

(auditing) terhadap kliennnya. Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan,

memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk

membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien.

Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan

dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Kepentingan pemakai

laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh

karena itu dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

yang diperiksa, akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan

klien, para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan

publik itu sendiri.

Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat dua menyatakan bahwa setiap

anggota harus mempertahankan integritas, obyektivitas dan independensi dalam

melaksanakan tugasnya. Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan

bertindak jujur dan tegas dalam memertimbangkan fakta, terlepas dari

kepentingan pribadi. Auditor yang mempertahankan objektivitas, akan bertindak

adil tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak tertentu atau kepentingan

33

pribadinya. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh

dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor

dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Di

samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana

auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan

oleh profesinya.

Bhagat dan Black (2001) menyatakan bahwa suatu perusahaan dengan

pimpinan yang independen tidak selalu berarti kinerja perusahaan menjadi lebih

baik daripada perusahaan yang lain. Independensi merupakan aspek penting bagi

profesionalisme akuntan khususnya dalam membentuk integritas pribadi yang

tinggi. Hal ini disebabkan karena pelayanan jasa akuntan sangat dipengaruhi oleh

kepercayaan klien maupun publik secara luas dengan berbagai macam

kepentingan yang berbeda. Seorang auditor yang memiliki independensi tinggi

maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Berdasarkan pemikiran diatas, maka

hipotesis alternatif sebagai berikut:

H2 : Independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor

3.3.3 Pengaruh Etika Bisnis pada Kinerja Auditor

Etika profesi merupakan landasan etika yang harus dipahami dan

dilaksanakan oleh setiap auditor (Arens, 2003). Agoes (2004) menunjukkan kode

etik IAPI dan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi

Akuntan Publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing merupakan

acuan yang baik untuk mutu auditing. Etika profesi merupakan karakteristik suatu

34

profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk

mengatur tingkah laku para anggotanya (Herawaty dan Susanto, 2009). Kode etik

harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan

kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap profesional wajib menaati etika

profesinya terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut

kepentingan masyarakat luas. Pemahaman akan etika profesi tentunya akan

mengarahkan sikap dan perilaku auditor dalam melaksanakan tugas guna

mencapai hasil yang lebih baik. Dalam melaksanakan pemeriksaan, seorang

auditor harus menjunjung tinggi etika profesinya sebagai auditor agar tercipta

transparasi dalam pengelolaan keuangan Negara. Pemahaman etika ini akan

mengarahkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor dalam mencapai hasil

yang lebih baik. Yanhari (2007) juga menemukan bahwa etika profesi

berpengaruh terhadap kode etik atau etika auditor akan mengarahkan pada sikap,

tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi. Berdasarkan pemikiran diatas,

maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H3 : Etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor

3.3.4 Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja Auditor

Setiap perusahaan pasti memiliki makna sendiri terhadap kata budaya itu

sendiri, yang meliputi : identitas, ideologi, etos, budaya, pola perilaku, eksistensi,

aturan, filosofi, tujuan spirit, sumber informasi, gaya dan visi perusahaan. Jadi

35

dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi (corporate culture) adalah sebagai

aturan main yang ada dalam perusahaan yang menjadi pegangan bagi sumberdaya

manusia perusahaan dalam menjalankan kewajiban dan nilai-nilai untuk

berperilaku dalam perusahaan.

Flamholtz dan Narasimhan (2005) meneliti tentang pengaruh perbedaan

elemen-elemen budaya terhadap kinerja keuangan, dengan menggunakan 702

responden pada perusahaan industri di US. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa

beberapa elemen budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berbeda pada

kinerja keuangan perusahaan. Budaya mempengaruhi banyak aspek kehidupan

baik organisasi maupun individu, Sherriton and Stren (1997: 212).

Peran budaya organisasi adalah sebagai sarana untuk menentukan arah

organisasi, mengarahkan apa yang patut dan tidak patut dikerjakan, bagaimana

mengalokasikan sumber daya organisasi (Pramastuti, 2006). Budaya organsasi

diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Budaya yang merosot akan

berdampak negatif terhadap kinerja organisasi. Budaya organisasi yang

menghambat kinerja terdapat pada banyak organisasi, bahkan diberbagai

organisasi yang penuh dengan orang pandai sekalipun. Walaupun budaya relatif

sulit berubah, tetapi budaya organisasi dapat dibuat agar lebih meningkatkan

kinerja.

Budaya organisasi adalah komponen yang sangat penting dalam

meningkatkan kinerja karyawan, namun demikian agar kinerja karyawan

meningkat maka harus ditingkatkan pula motivasi kerjanya. Budaya organisasi

36

pada sisi internal karyawan akan memberikan sugesti kepada semua perilaku yang

diusulkan oleh organisasi agar dapat dikerjakan, penyelesaian yang sukses, dan

akibatnya akan memberikan keuntungan pada karyawan itu sendiri (Hofstede,

1990). Akibatnya karyawan akan memiliki kepercayaan pada diri sendiri,

kemandirian dan mengagumi dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat

meningkatkan harapan karyawan agar kinerjanya semakin meningkat.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor

3.3.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan pada Kinerja Auditor

Gaya kepemimpinan berkenaan dengan cara-cara yang digunakan oleh

manajer untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi

perilaku bawahannya. Jika kepemimpinan tersebut terjadi pada suatu organisasi

formal tertentu, di mana para manajer perlu mengembangkan karyawan,

membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi-fungsi manejerial dalam rangka

menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka

manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya (Trisnaningsih, 2007).

Wibowo (2009) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh

positif terhadap kinerja. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan

tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu

tertentu. Kriteria penilaian kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan: (a) Kemampuan, yaitu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan

37

pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, bidang

pekerjaan, dan faktor usia. (b) Komitmen profesional, yaitu tingkat loyalitas

individu pada profesinya. (c) Motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang

yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

untuk mencapai suatu tujuan. (d) Kepuasan kerja, yaitu tingkat kepuasan individu

dengan posisinya dalam organisasi. Pemimpin adalah pemain utama yang

menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Pemimpin dapat memberikan

pengaruh dalam menanamkan disiplin bekerja para anggota organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kreatifitas kinerja auditor dalam

melaksanakan tugasnya sebagai anggota organisasi. Berdasarkan pemikiran

diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H5 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja auditor.

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Pada rancangan sebuah penelitian akan dijelaskan mengenai langkah awal

hingga akhir mengenai tata cara dilakukannya penelitian ini membentuk proses

dan hasil yang objektif, efektif, valid, dan efisien. Penelitian ini diawali dengan

menetapkan suatu tujuan dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk

mendapatkan bukti secara statistik pengaruh komponen profesionalisme,

independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja auditor. Dalam penelitian ini, menggunakan enam variabel yaitu

kinerja auditor sebagai variabel dependen, lima variabel independen yaitu

profesionalisme, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja auditor.

Penelitian ini dilakukan pada kantor akuntan publik di wilayah Bali yang

terdaftar dalam direktori yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tahun

2014 yang seluruhnya berlokasi di Bali. Gambar 4.1 menunjukkan Rancangan

Penelitian yang digunakan, mulai dari latar belakang hingga uji hipotesis dan

simpulan serta saran.

39

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

40

4.2 Lokasi Penelitian dan Penentuan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali yang

terdaftar dalam Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2014 yang

seluruhnya berlokasi di Kota Denpasar. Berdasarkan sumbernya, data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data

yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan

permasalahan yang diteliti (Cooper dan Pamela, 2001:56).

2) Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sejumlah data atau

dokumen yang berasal dari tangan kedua atau lebih yang berkaitan

terhadap objek penelitian (Cooper dan Pamela, 2001:57).

4.3 Metode Penentuan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh auditor kantor akuntan publik di Bali yang

tergabung dalam Institut Akuntan Publik Indonesia berjumlah 74 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008:116). Teknik penentuan sampel dalam hal ini adalah

41

dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu auditor yang bekerja

pada kantor akuntan publik di Bali yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) tahun 2014, dengan menggunakan pertimbangan tertentu, yaitu :

Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal dua tahun dan sudah pernah

melakukan penugasan audit. Dipilih telah bekerja dua tahun, karena telah

memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi

lingkungan kerjanya (Wibowo, 2009). Data mengenai sampel dapat diringkas

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kantor Akuntan Publik yang Terdaftar di Bali Tahun 2014

No Nama KantorAkuntan Publik Alamat Kantor Akuntan Publik Jumlah

PopulasiJumlahSampel

1. KAP Drs. IdaBagus Djagera

Jl. Hasanuddin No.1 Denpasar/Tlp.27460

2 1

2. KAP Drs. Johan,Malonda, Astika, &Rekan (Cab.)

Jl. Muding Indah I No.5 KutaUtara, Kerobokan/Tlp. 434884

20 17

3. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyu Sari II No.5Denpasar/Tlp. 225580

7 5

4. KAP Drs. KetutBudiartha

Perumahan Padang Pesona GrahaAdhi Blok A 6, Jl. Gunung AgungDenpasar Barat

5 5

5. KAP Drs. SriMarmoDjogosarkoro

Jl. Gunung Muria Blok VE No.4Denpasar/ Tlp. 480033

18 15

6. KAP Drs. WayanSunasdyana

Jl. Pura Demak I Gang Buntu No.89, Pemecutan KelodDenpasar/Tlp. 7422329

9 6

7. KAP I WayanRamantha

JL. Rampai No. 1 A Lantai 3 10 8

8. KAP Drs. KetutMuliartha R.M. &Rekan

Gedung Guna Teknosa, Jl. DrupadiNo.25 Renon, Denpasar/ Tlp.248110

3 3

Jumlah 74 60

Sumber :Directory IICPA, 2014

42

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode kuesioner yang berupa serangkaian pernyataan yang diajukan kepada

responden (Sugiyono, 2008:135). Kuesioner yang disebar berupa daftar

pernyataan tertulis kepada responden mengenai pengaruh profesionalisme auditor,

independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja auditor pada KAP di Bali. Hasil jawaban kemudian diukur

dengan menggunakan skala Likert modifikasi, yaitu pilihan jawaban responden

diberi nilai dengan skala 4 poin, skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah

1. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias jawaban apabila menggunakan skala

5 poin, dimana responden cenderung memilih jawaban yang netral untuk

pertanyaan atau pernyataan yang meragukan bagi responden. Jika diberikan

kategori jawaban di tengah, maka data penelitian akan banyak hilang sehingga

akan mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden (Hadi,

1991 dalam Badera, 2008). Jawaban responden diberi skor 1 (satu) untuk pilihan

Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 (dua) untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3

(tiga) untuk pilihan Setuju (S), dan skor 4 (empat) untuk pilihanSangat Setuju

(SS).

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang dirumuskan, maka

variabel yang dianalisis dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas

43

(independent variabel) yaitu suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat dan variabel terikat

(dependent variabel) yaitu suatu varibel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

adanya variabel bebas. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (X), yakni:

a) Profesionalisme Auditor (X1)

b) Independensi Auditor (X2)

c) Etika Profesi (X3)

d) Budaya Organisasi (X4)

e) Gaya Kepemimpinan (X5)

Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja auditor.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Ikhsan (2008 : 62) merupakan suatu

definisi yang dinyatakan dalam bentuk istilah secara spesifik atau dengan

pengukuran tertentu. Definisi operasional dibentuk dengan cara mencari indikator

empiris konsep. Adapun variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat

didefinisikan sebagai berikut:

1) Lima dimensi Profesionalisme yang terdiri dari:

a. Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme

dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki.

Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan

ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang

total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan

44

hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi

komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari

pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi. Pengabdian

padaprofesi diukur dengan memberikan skor pada 7 item pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skor 4

untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2 untuk Tidak Setuju, dan

skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

b. Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi

dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena

adanya pekerjaan tersebut. Kewajiban sosial diukur dengan memberikan

skor pada 6 item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor 3

untuk Setuju, skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak

Setuju.

c. Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang

profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari

pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada

campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara

profesional. Kemandirian diukur dengan memberikan skor pada 4 item

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2

untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

45

d. Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling

berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi,

bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu

dan pekerjaan mereka. Keyakinan pada profesi diukur dengan

memberikan skor pada 4 item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner

dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor

3 untuk Setuju, skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak

Setuju.

e. Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi

sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok

kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan

profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional. Hubungan

dengan sesama profesi diukur dengan memberikan skor pada 4 item

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2

untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

2) Independensi auditor merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada

profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

untuk menilai mutu jasa audit. Menurut Eric (1975) dalam Priyanti (2007:27)

mendefinisikan independensi sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh,

tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pihak lain.

Komponen yang digunakan untuk penilaian dalam penelitian ini

menggunakan instrument yang dikembangkan Mautz dan Sharaf (1961)

46

dalamWibowo (2009) yaitu independensi penyusunan program, independensi

investigative, dan independensi pelaporan yang terdiri dari 11

item.Independensi auditor diukur dengan memberikan skor pada 11 item

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2 untuk

Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

3) Etika profesi adalah unsur -unsur yang membentuk tingkah laku dan nilai-

nilai bersama yang telah disepakati untuk bekerja sesuai dengan norma-

norma atau kode etik yang ada guna mencapai tujuan organisasi. Penelitian

ini menggunakan 13 instrumen yang dikembangkan oleh Suarniti (2010).

Indikator-indikator dari etika profesi antara lain: kepribadian dan tanggung

jawab profesi, integritas, objektivitas, kehati-hatian dan kerahasian. Etika

Profesi diukur dengan memberikan skor pada 13 item pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skor 4

untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor

1 untuk Sangat Tidak Setuju.

4) Budaya organisasi merupakan nilai – nilai dominan yang disebarluaskan

dalam perusahaan dan diacu sebagai filosofi kinerja karyawan. Variabel

budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator

dari unsur-unsur budaya organisasi kuat yang dikembangkan oleh Supartha

(2008), antara lain: kejelasan nilai-nilai keyakinan, penyebar luasan nilai-

nilai dan keyakinan, intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti, kohesi, dan

komitmen. Budaya organisasi diukur dengan memberikan skor pada 5 item

47

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju , skor 3 untuk Setuju, skor 2 untuk

Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

5) Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk

mempengaruhi di dalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahannya

dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efektif. Variabel gaya

kepemimpinan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Gibson (1996) dalam Pebi (2010). Instrumen terdiri

dari 5 item gaya kepemimpinan konsiderasi dan 4 item gaya kepemimpinan

struktur inisiatifyang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert, yaitu skor 4 untuk Sangat Setuju, skor 3 untuk Setuju, skor 2 untuk

Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

4.6 Teknik Analisis Data

4.6.1 Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan

kuesioner merupakan hal yang sangat penting, karena keabsahan (validitas) suatu

hasil, penelitian sangat ditentukan oleh alat pengukur instrumen yang digunakan

dalam data yang diperoleh. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam penelitian

ini dilakukan pengujian apakah instrumen dan data penelitian berupa jawaban

responden telah dijawab dengan benar atau tidak. Pengujian tersebut meliputi

pengujian validitas dan pengujian reliabilitas (Sugiyono, 2008:86).

48

1) Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji seberapa baik instrumen penelitian

mengukur konsep yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:109).

Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara

skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (analisis pearson

correlation) dengan bantuan fasilitas software Statistics Package of Social

Science (SPSS) for Windows versi 17.0. Syarat minimum suatu kuesioner

untuk memenuhi validitas adalah jika r bernilai minimal 0,3 (Sugiyono,

2008:124). Nilai korelasi antara skor item dengan total item kemudian

dibandingkan dengan r kritis (0,3). Jika korelasi item terhadap skor total

lebih besar dari r kritis (0,3) maka instrumen penelitian tersebut dikatakan

valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ikhsan, 2008:213).

Reliabilitas atau keandalan instrumen menunjukkan sejauh mana suatu

pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan

pengukuran kembali terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur

yang sama (Sugiyono, 2008:110). Item-item pertanyaan atau pernyataan

dapat dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha (α) >

0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2006:42). Untuk menguji reliabilitas

pada penelitian ini digunakan uji statistic Cronbach alpha dengan bantuan

komputer melalui program SPSS for Windows versi 17.0. Item-item

49

pertanyaan dapat dikatakan reliabel apabila koefisien korelasinya berada di

atas 0,60 (Ghozali, 2006:42).

4.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan penggunaan metode regresi linier berganda maka

perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

1) Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dengan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak

normal. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal

(Ghozali, 2006:110). Caranya adalah dengan membandingkan hasil dari

Kolmogorov-Smirnov hitung dengan Kolmogorov-Smirnov tabel. Dengan

menggunakan hasil olahan SPSS kesimpulan dapat ditarik dengan melihat

Sig (2-tailed). Jika Sig (2-tailed) lebih besar dari level of significant yang

dipakai, maka dapat disimpulkan bahwa residual yang dianalisis

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (Ghozali, 2006:91).

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation

factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10,

maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.

50

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:105). Pengujian ini dilakukan

dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai absolute residual

dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Jika tidak ada

satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai

absolute residual atau nilai signifikansinya di atas 5%, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

4.6.3 Regresi Linear Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kuantitaif. Analisis ini meliputi analisis regresi linier berganda. Analisis

tersebut dapat dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer yaitu program

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).

Uji hipotesis melalui analisis linier berganda (multiple), adalah untuk

mencari pengaruh profesionalisme auditor (X1), independensi auditor (X2), etika

profesi (X3) , budaya organisasi (X4), gaya kepemimpinan (X5) terhadap kinerja

auditor (Y). Bentuk umum dari persamaan regresi linier berganda secara

sistematis sebagai berikut:

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e..................................(2)

Dimana :

Y : Kinerja Auditor

51

α : konstantaX1 : Profesionalisme AuditorX2 : Independensi AuditorX3 : Etika ProfesiX4 : Budaya OrganisasiX5 : Gaya Kepemimpinanb1 : Koefisien regresi variabel X1

b2 : Koefisien regresi variabel X2

b3 : Koefisien regresi variabel X3

b4 : Koefisien regresi variabel X4

b5 : Koefisien regresi variabel X5

e :Error

(1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran kesesuaian atau ketepatan

garis regresi terhadap data, atau menunjukkan proporsi variasi total

variabel variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebasnya secara

bersama sama (Wirawan, 2002:229). Nilai (R2) yang kecil akan bearti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Nilai (R2) yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

(2) Uji Hipotesis

Uji statistik F (F test) bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi

linear berganda sebagai alat analisis yang menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Bila nilai signifikansi annova < α

= 0,05 maka model ini layak atau fit.

52

(3) Uji statistik t

Uji statistik t (t test) digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi

parsial berbeda secara signifikan dari nol atau apakah suatu variabel bebas

secara individu berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Kriteria

pengambilan keputusannya dilakukan dengan membandingkan nilai

statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil

perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel. Ha yang menyatakan

bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen diterima. Taraf nyata atau level of significant (α) yang

digunakan adalah 5% (0,05).

53

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Data Penelitian

5.1.1 Deskripsi Responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 auditor. Dari 60 kuesioner

yang disebar, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56

kuesioner (93,34%) sedangkan 4 kuesioner (6,67%) tidak dapat digunakan karena

3 kuesioner tidak kembali dan 1 kuesioner tidak dijawab dengan lengkap..

Ringkasan distribusi kuesioner penelitian isajikan dalam tabel 5.2.1 berikut:

Tabel 5.1 Rincian Kuesioner Penelitian

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 60 100%

Kuesioner yang tidak kembali 3 5%

Kuesioner yang kembali 57 95%

Kuesioner yang gugur/tidak lengkap 1 1,67%

Kuesioner yang dapat digunakan 56 93,34%

Tingkat pengembalian : 57/60 x 100% = 95%Tingkat pengembalian yang digunakan : 56/60 x 100% = 93,34%

Sumber: data diolah, 2014

5.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian merupakan profil dari 56 responden

yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian ini. Profil responden

memaparkan mengenai jenis kelamin, jenjang pendidikan, jabatan responden,

bidang kerja yang ditangani dan lamanya responden bekerja sebagai auditor.

54

Berikut adalah tabel yang menunjukkan profil responden yang berpartisipasi

dalam penelitian ini :

Tabel 5.2 Profil Responden (N=56)

Keterangan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

Jenjang Pendidikan

1. Diploma

2. S1

3. S2

4. S3

Jabatan

1. Partner

2. Senior Auditor

3. Junior Auditor

4. Lain-lain

Lama bekerja

1. 2 s/d 5 tahun

2. 5 s/d 10 tahun

3. lebih dari 10 tahun

24

32

10

44

2

-

1

12

43

-

44

7

5

42,86

57,15

17,86

78,57

3,57

-

1,79

21,43

76,79

-

78,58

12,50

8,93

Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan gender, dalam penelitian ini jumlah responden yang

berkelamin laki-laki sebanyak 24 responden atau (42,86%), sedangkan jumlah

responden yang berkelamin perempuan sebanyak 32 responden atau (57,15%).

Berdasarkan jenjang pendidikan yakni D3 sebanyak 10 responden atau (17,86%),

55

S1 sebanyak 44 responden atau (78,57 %), S2 sebanyak 2 responden atau (3,57

%) dan S3 sebanyak 0 responden.

Dalam penelitian ini responden memiliki jabatan yang bervariasi di

antaranya adalah sebagai partner 1 responden atau (1,79 %), senior auditor

sebanyak 12 responden atau ( 21,43 %), junior auditor sebanyak 43 responden

atau (76,79 %). Berdasarkan bidang kerja yang ditangani yakni menangani

auditing sebanyak 43 responden atau (76,79%), sebagai konsultan manajemen

sebanyak 3 responden atau (5,36%), dan sebagai konsultan perpajakan sebanyak

10 responden atau (17,86 %). Berdasarkan lama bekerja sebagai auditor yaitu

kurang dari 5 tahun sebanyak 44 responden atau (78,58 %), 5 sampai 10 tahun

sebanyak 7 responden atau (12,50%), dan yang lebih dari 10 tahun sebanyak 5

responden atau (8,93 %).

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Hasil Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik variabel

penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean

dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu

gugus data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai

tertinggi pada suatu gugus data. Nilai mean (nilai rata-rata dari suatu gugus data)

merupakan suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil

sampai yang terbesar atau sebaliknya. Rata-rata (mean) merupakan cara yang

paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data

56

yang diteliti. Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari

nilai rata-ratanya. Berdasarkan Tabel 5.3 nilai N yang ditunjukkan adalah

banyaknya kuesioner yang diolah yaitu sebanyak 56 kuesioner.

Tabel 5.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

Profesionalisme auditor (X1) 56 29.51 91.49 72.3434 19.71419

Independensi Auditor (X2) 56 13.75 41.73 33.6846 9.08403

Etika Profesi (X3) 56 13.41 44.78 35.3146 9.93747

Budaya Organisasi (X4) 56 6.27 18.80 15.1371 4.26993

Gaya Kepemimpinan (X5) 56 10.52 33.92 26.0957 7.22865

Kinerja Auditor (Y) 56 12.31 41.11 32.2652 9.01779

Sumber: Lampiran 4

5.2.2 Uji Pendahuluan

Uji validitas dan uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan sebelum data

dianalisis lebih lanjut. Kedua uji ini dilakukan pada saat data hasil penelitian

terkumpul, yang kemudian ditransformasikan menjadi data uji dalam bentuk

interval. Uji validitas merupakan pengujian terhadap item-item pertanyaan dalam

kuesioner. Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian

tepat digunakan dalam penelitian ini. Sebuah item dikatakan valid jika

mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total, sedangkan uji reliabilitas

merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui jawaban responden

terhadap pertanyaan konsisten atau tidak.

57

1) Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dengan korelasi Pearson. Korelasi Pearson

digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala interval (Umar, 2004:127).

Suatu instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien thitung > 0,30. Selain itu

juga dapat dilihat dari nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi tersebut lebih kecil

dari 0,05 maka instrumen penelitian adalah valid.

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas

Variabel N

Nilai Pearson

Correlation Validitas

Min Max

Profesionalisme Auditor (X1)

-Pengabdian pada profesi

-Kewajiban Sosial

-Kemandirian

-Keyakinan pada profesi

-Hubungan dengan sesama profesi

IndependensiAuditor (X2)

Etika Profesi (X3)

Budaya Organisasi (X4)

Gaya Kepemimpinan (X5)

Kinerja auditor (Y)

56

56

56

56

56

56

56

56

56

56

0,737

0,687

0,836

0,757

0,861

0,744

0,764

0,760

0,630

0,458

0,901

0,920

0,955

0,890

0,897

0,890

0,910

0,869

0,860

0,933

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Lampiran 2

Hasil uji validitas untuk 11 item pernyataan variabel dependen kinerja

auditor didapat nilai Pearson Correlation antara 0,458-0,933 dan nilai signifikansi

0,000, maka instrumen untuk variabel ini dapat dikatakan valid. Untuk variabel

profesionalisme auditor pada dimensi pengabdian pada profesi sebanyak 6

58

pernyataan didapat nilai Pearson Correlation antara 0,737-0,901 dan nilai

signifikansi 0,000 dapat disimpulkan instrumen ini valid, pada dimensi kewajiban

sosial sebanyak 6 pernyataan didapat nilai Pearson Correlation antara 0,687-

0,920 dan nilai signifikansi 0,000 dapat disimpulkan instrumen ini valid, pada

dimensi kemandirian sebanyak 4 pernyataan didapat nilai Pearson Correlation

antara 0,836-0,955 dan nilai signifikansi 0,000 dapat disimpulkan instrumen ini

valid, pada dimensi keyakinan pada profesi sebanyak 4 pernyataan didapat nilai

Pearson Correlation antara 0,757-0,890 dan nilai signifikansi 0,000 dapat

disimpulkan instrumen ini valid, pada dimensi hubungan dengan sesama profesi

sebanyak 4 pernyataan didapat nilai Pearson Correlation antara 0,861-0,897 dan

nilai signifikansi 0,000 dapat disimpulkan instrumen ini valid, Untuk variabel

independensi auditor sebanyak 11 pernyataan didapat nilai Pearson Correlation

antara 0,744-0,890 dan nilai signifikansi 0,000 dapat disimpulkan instrumen ini

valid. Untuk variabel etika profesi sebanyak 12 pernyataan didapat nilai Pearson

Correlation antara 0,764-0,910 dan nilai signifikansi 0,000 dapat disimpulkan

instrumen ini valid. Untuk variabel budaya organisasi sebanyak 5 pernyataan

didapat nilai Pearson Correlation antara 0,760-0,869 dan nilai signifikansi 0,000

dapat disimpulkan instrumen ini valid. Untuk variabel gaya kepemimpinan

sebanyak 9 pernyataan didapat nilai Pearson Correlation antara 0,630-0,860 dan

nilai signifikansi 0,000, dapat disimpulkan instrumen ini valid. Dengan demikian

seluruh item dalam instrumen penelitian ini dianggap valid sehingga dapat

digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

59

2) Uji Reliabilitas

Uji ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha, dimana suatu item

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60 (Ghozali,

2006: 42). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan

memberikan nilai Cronbach’s Alpha (α)>0,60. Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,6

– 0,7 diindikasikan acceptable, nilai 0,7 – 0,8 diindikasikan baik, dan nilai diatas

0,8 diindikasikan sangat baik (Sekaran dalam Kurniawan, 2009). Hasil uji

reliabilitas dalam penelitian ini terlihat dalam Tabel 5.5 berikut ini

Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel N Cronbach Alpha Reliabilitas

Profesionalisme Auditor (X1)

-Pengabdian pada profesi

-Kewajiban Sosial

-Kemandirian

-Keyakinan pada profesi

-Hubungan dengan sesama profesi

Independensi Auditor (X2)

Etika Profesi (X3)

Budaya Organisasi (X4)

Gaya Kepemimpinan (X5)

Kinerja Auditor (Y)

56

56

56

56

56

56

56

56

56

56

0,903

0,899

0,892

0,850

0,907

0,952

0,958

0,887

0,903

0,935

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sumber: Lampiran 3

60

5.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji ada tidaknya penyimpangan

asumsi klasik pada persamaan regresi yang diperoleh. Adapun pengujian asumsi

klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji

heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan yang lain. Hasil uji asumsi

klasik yang diolah dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows disajikan

sebagai berikut.

1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Uji ini dapat

dianalisa melalui uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan melihat

tingkat signifikansi. Jika tingkat signifikansi berada di atas 0,05 maka

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal.

Rinciaan hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas

UnstandardizedResidual

N 56Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 3.15045335Most ExtremeDifferences

Absolute.148

Positive .061Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.108Asymp. Sig. (2-tailed) .171

Sumber : Lampiran 5, 2014

61

Pada Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas untuk kelima

variabel dalam penelitian ini menunjukkan nilai Asymp Sig (2-tailed)

sebesar 0,171 yaitu lebih besar dari 0,05 yang berarti data dalam penelitian

ini berdistribusi normal.

2) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang linear

(multikolinearitas) antara variabel bebas yang satu dengan yang lain.

Ghozali (2009:96) mengatakan bahwa untuk mengetahui terjadi tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan varian inflantion

factor (VIF) dari masing-masing variabel independen, nilai VIF yang

kurang dari 10 dan angka tolerance lebih dari 0,1 mengindikasikan tidak

adanya multikolinearitas. Pada Tabel 5.7 dapat dilihat hasil uji

multikolinearitas antar variabel bebas.

Tabel 5.7 Hasil Uji MultikolinearitasVariabel Tolerance VIF

Profesionalisme Auditor (X1) 0,548 1.825Independensi Auditor (X2) 0,544 1.837Etika Profesi (X3) 0,366 2.729Budaya Organisasi (X4) 0,575 1.738Gaya Kepemiminan (X5) 0,540 1.853

Sumber : Lampiran 6, 2014

Berdasarkan Tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki

nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti

bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen

dalam model regresi.

62

3) Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Uji ini dapat dianalisa melalui uji glejser dengan melihat tingkat

signifikansi. Jika tingkat signifikansi berada diatas 5% maka model regresi

ini bebas dari masalah heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat

dilihat pada Tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients t Sig.

Model BStd.

Error Beta1 (Constant) 3.851 1.071 3.595 .001

Profesionalisme Auditor -.017 .058 -.203 -1.119 .269Independensi Auditor -.042 .034 -.227 -1.248 .218Etika Profesi .022 .038 .130 .588 .559Budaya Organisasi .085 .070 .216 1.219 .229Gaya Kepemimpinan -.023 .043 -.100 -.548 .586

Sumber : Lampiran 7, 2014

Tabel 5.8 diatas menunjukkan dengan jelas bahwa seluruh variabel memiliki

nilai signifikansi diatas 5%, sehingga model regresi ini tidak mengandung

adanya heteroskedastisitas.

5.2.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh Profesionalisme Auditor (X1), Independensi Auditor (X2), Etika Profesi

(X3), Budaya Organisasi (X4), Gaya Kepemimpinan (X5), terhadap Kinerja.

Dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, maka hasil analisis

regresi dapat dilihat pada Tabel 5.9 di bawah ini.

63

Tabel 5.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients t Sig.

Model BStd.

Error Beta1 (Constant) -5,593 2,104 -2,659 0,111

Profesionalisme Auditor 0,066 0,031 0,143 2,147 0,037Independensi Auditor 0,220 0,066 0,222 3,310 0,002Etika Profesi 0,277 0,074 0,305 3,734 0,000Budaya Organisasi 0,555 0,138 0,263 4,032 0,000Gaya Kepemimpinan 0,289 0,084 0,232 3,445 0,001R 0,937a

R20,878

Adjusted R20,866

F Hitung 71,932Signifikansi F 0,000a

Sumber : Lampiran 8, 2014

Dari rangkuman hasil analisis data diatas diperoleh hasil taksiran sebagai berikut:

Bilangan konstanta (α) = -5,593

Bilangan regresi Profesionalisme Auditor (b1) = 0,066

Bilangan regresi Independensi Auditor (b2) = 0,220

Bilangan regresi Etika Profesi (b3) = 0,277

Bilangan regresi Budaya Organisasi (b4) = 0,555

Bilangan regresi Gaya Kepemimpinan (b5) = 0,289

Dari hasil diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = -5,593 + 0,066X1 + 0,220X2 + 0,277X3 + 0,555X4 + 0,289X5 + e …… (5.1)

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diatas, dapat dilihat bahwa

konstanta bernilai negatif yaitu sebesar -5,593 yang memiliki arti jika nilai

variabel profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya

organisasi, dan gaya kepemimpinan sama dengan 0 maka kinerja auditor akan

semakin berkurang. Nilai konstanta menunjukkan besarnya nilai variabel Y jika

64

variabel X adalah 0. Sedangkan nilai b menunjukkan besarnya perubahan variabel

Y jika variabel X berubah sebesar satu satuan. Koefisien variabel bebas yang

bernilai positif yaitu X1, X2, X3, X4, dan X5, dengan nilai masing-masing 0,066;

0,220; 0,277; 0,555; dan 0,289. Ini berarti variabel profesionalisme auditor,

independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan

berpengaruh positif pada kinerja auditor. Jika nilai masing-masing variabel

meningkat, maka kinerja auditor akan semakin baik. Berdasarkan hasil

perhitungan, didapatkan nilai nilai adjusted R2 0,866. Hal ini mengandung

pengertian bahwa 86,6 persen variasi variabel kinerja auditor dapat dijelaskan

oleh variasi variabel Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika

Profesi, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 13,4

persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model

penelitian.

Nilai adjusted R2 merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga

gambarannya lebih mendekati model dalam populasi. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,

banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi model regresi (Ghozali, 2006:83).

65

5.2.5 Uji Statistik F (uji kelayakan model)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak. Berdasarkan hasil regresi

diperoleh nilai F hitung sebesar 71,932 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Karena signifikansi F hitung lebih kecil dari 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme

auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi, dan gaya

kepemimpinan pada kinerja auditor layak (fit).

5.2.6 Uji Statistik t (Uji Hipotesis)

Hasil uji statistik t (uji hipotesis) menunjukkan besar pengaruh variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.

Untuk hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Pengaruh Profesionalisme Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis pertama (H1) memiliki nilai b1=0,066 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,037 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel

profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor.

2) Pengaruh Independensi Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis kedua (H2) memiliki nilai b2=0,220 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,002 (sig<0,05), sehingga H2 diterima. Jadi variabel

independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor.

66

3) Pengaruh Etika Profesi Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3=0,277 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel

etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor.

4) Pengaruh Budaya Organisasi Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis keempat (H4) memiliki nilai b4=0,555 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H4 diterima. Jadi variabel

budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor.

5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis kelima (H5) memiliki nilai b5=0,289 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,001 (sig<0,05), sehingga H5 diterima. Jadi variabel

budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor.

Hasil uji statistik t (uji hipotesis) menunjukkan bahwa kelima hipotesis yang telah

diuji yaitu Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya

Organisasi dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif secara parsial

terhadap kinerja auditor pada KAP di Bali.

67

BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis yang telah diuji secara parsial

dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk

mengetahui apakah variabel profesionalisme auditor, independensi auditor, etika

profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja auditor.

Hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Pengaruh Profesionalisme Auditor pada Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis pertama (H1) memiliki nilai b1=0,066 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,037 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel

profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (1997) dan Jantje

(1999) yang menyatakan bahwa profesionalisme berhubungan positif

dengan kinerja auditor. Menurut Hardjana (2002) bahwa profesional adalah

orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan dapat diandalkan dalam

melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik dan

mendatangkan hasil yang diharapkan. Jadi dapat dijelaskan hubungan antara

68

Jadi dapat dijelaskan hubungan antara profesionalisme auditor dengan

kinerja adalah apabila seorang auditor memiliki profesionalisme tinggi

maka kinerjanya akan meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan auditor

akan dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya,

sehingga dapat berjalan lancar, baik dan mendatangkan hasil yang

diharapkan.

2) Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis kedua (H2) memiliki nilai b2=0,220 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,002 (sig<0,05), sehingga H2 diterima. Jadi variabel

independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian Wibowo (2009) yang menyatakan

bahwa independensi auditor berpengaruh pada kinerja auditor. Hal tersebut

berarti semakin independen seorang auditor maka akan semakin

mempengaruhi kinerjanya. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara

independensi auditor dengan kinerja, bahwa seorang auditor yang memiliki

independensi yang tinggi maka dia tidak akan mudah terpengaruh dan tidak

mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam mempertimbangkan fakta yang

dijumpai dalam pemeriksaan dan dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya sehingga akan mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu pekerjaan yang semakin baik atau dengan kata lain kinerjanya akan

menjadi lebih baik.

69

3) Pengaruh Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3=0,277 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel

etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Suarniti (2010) yang menyatakan bahwa etika

profesi berpengaruh signifikan pada kinerja auditor. Etika profesi sangat

penting dalam menjalankan profesional akuntan. Dengan etika profesi yang

tinggi auditor merefleksikan sikapnya sebagai individu yang independen,

berintegritas dan berobyektivitas tinggi serta bertanggung jawab, sehingga

dapat diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Etika profesi seorang auditor akan mendukung dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat kesalahan semakin

berkurang. Etika profesi dipandang sebagai faktor penting dalam melakukan

pemeriksaan laporan keuangan karena etika profesi merupakan penguat

kaedah prilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi dalam mengemban

profesi.

4) Pengaruh Budaya Organisasi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis keempat (H4) memiliki nilai b4=0,555 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H4 diterima. Jadi variabel

budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian

ini didukung oleh penelitian Flamholtz dan Naraziman (2005:61) yang

menemukan bahwa beberapa elemen budaya organisasi mempunyai

pengaruh pada kinerja. Budaya organisasi yang terbina dengan baik dalam

70

perusahaan akan mempengaruhi perilaku karyawan yang selanjutnya akan

bermuara pada prestasi kerja karyawan. Perilaku karyawan yang sesuai

dengan budaya organisasi akan memberikan efek pada meningkatnya

kinerja karyawan, karena budaya perusahaan ditetapkan oleh manajemen

demi mewujudkan visi dan misi perusahaan. Dapat disimpulkan adanya

hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja, bahwa seorang auditor

yang menerapkan peraturan dan norma-norma sesuai dengan budaya

organisasi maka kinerjanya akan semakin baik.

5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Auditor terhadap Kinerja Auditor

Pengujian hipotesis kelima (H5) memiliki nilai b5=0,289 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,001 (sig<0,05), sehingga H5 diterima. Jadi variabel

budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007:47)

yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada

kinerja auditor. Hal tersebut berarti semakin baik cara memimpin seorang

pimpinan dimana auditor bekerja maka akan semakin mempengaruhi kinerja

auditor. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan

dengan kinerja auditor, bahwa seorang auditor yang dipimpin oleh seorang

pimpinan yang memiliki cara memimpin dengan baik dan disukai oleh

bawahannya maka dia akan merasa senang dalam bekerja sehingga

kinerjanya akan meningkat.

71

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Sikap

profesionalisme yang tinggi akan menghasilkan kinerja auditor yang lebih

baik.

2. Independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Sikap

independensi auditor yang tinggi akan menghasilkan kinerja auditor yang

lebih baik, sehingga mampu mengakibatkan kualitas audit semakin

meningkat pula.

3. Etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Etika profesi ini akan

mengarahkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor dalam menjalankan

tugas dan kewajibannya kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi.

4. Budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Temuan ini

mengindikasikan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja

auditor jika auditor memahami dan meyakini nilai serta loyal dan komitmen

terhadap organisasinya.

72

5. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hal ini

mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor

yang dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan

sehingga mempengaruhi kinerja karyawannya/auditor.

7.2 Saran dan Implikasi Penelitian Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi auditor, penelitian

ini dapat menjadi sumber tambahan informasi dalam melaksanakan audit atas

laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan kinerja auditor.

Auditor diharapkan lebih meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi

dalam setiap pelaksanaan proses audit, meningkatkan sikap independensi agar

laporan keuangan auditan yang dihasilkan lebih berkualitas serta mampu lebih

loyal dan komitmen terhadap profesi akuntan yang digeluti. Peningkatan kinerja

auditor mutlak diperlukan mengingat jasa profesional akuntan semakin pesat

dibutuhkan, maka pengembangan pengetahuan auditor perlu dilakukan secara

berkelanjutan dengan program pendidikan formal dan pelatihan profesi yang

berkelanjutan yang berhubungan dengan tugas pemeriksaan.

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sehingga masih perlu untuk

disempurnakan. Penelitian ini menggunakan pengukuran kuisioner yang mungkin

menimbulkan bias persepsi, penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode

eksperimen untuk menghindari bias persepsi.

73

DAFTAR PUSTAKA

Acito, Andrew A., Burks, Jeffrey J., and Johnson, W. Bruce. 2008.Materiality Decisions and the Correction of Accounting Errors. www.ssrn.com(diakses tanggal 13 Agustus 2013)

Agustia, Dian. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadapVariabel – Variabel Individual Work Outcomes. Majalah Ekonomi, tahun XVINo. 1 April 2006

Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing pendekatan Terpadu. EdisiIndonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Armawan, Made Yudi. 2010. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi,Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja pada Kinerja Pengawas KoperasiSebagai Internal Auditor (Studi Survei pada Koperasi Simpan Pinjam diKecamatan Denpasar Selatan). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Astriyani, Ni Wayan. 2007. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadapTingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada Kantor AkuntanPublik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Badera, I Dewa Nyoman dan Surya Antari, Ida Ayu. 2007. Pengaruh FeeAudit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Lamanya Penugasan Audit terhadapIndependensi Penampilan Auditor. AUDI. Vol 2 No. 1 Januari 2007

Bhagat, S. Dan Black, B. 2001. The Non-Correlation Between BoardIndependence and Long Term Firm Performance. Journal of Corporation Law.(27) : 174-231.

Cahyasumirat, Gunawan. 2006. Pengaruh Profesionalisme danKomitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan KepuasanKerja Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro

Carrey, P dan Mautz, R,K. 1961. The Philosophy of Auditing. AmericanAccounting Association, Minneapolis.

Christiawan, Yulius Jogi dan Beta Benaja. 1999. Audit Bisnis. JurnalAkuntansi & Keuangan, 1(2): h:103-116.

74

Christiawan, Yulius Jogi. 2000. Konsep Pengauditan dalam LingkunganPengelohan Data Akuntansi Terkomputerisasi. Jurnal Akuntansi & Keuangan,2(1): h:9-20.

.2005. Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa AuditLaporan Keuangan Historis (Studi Kasus pada Beberapa Kantor Akuntan Publikdi Surabaya). Jurnal Akuntansi & Keuangan, 7(1): h:61-88.

Cooper, Donald R, dan Pamela S. Schindler. 2001. Research Methods.McGraw Hill Higher Education.

Deasy Ariyanti Rahayuningsih. 2002. Harapan dan Kenyataan dalamBerkarir di Kantor Akuntan Publik: Suatu Perbandingan antara MahasiswaAkuntansi dan Auditor. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 4(3): h:229-252.

Dwi Ratnadi, Ni Made dan Eka Desyanti, Ni Putu. 2008. PengaruhIndependensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas InternTerhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada BankPerkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. AUDI. Vol.3, No. 1, Januari 2008.

Edgar, Schein. 1997. Organization Culture and Leadership. SecondEdition. San Francisco : CA Jossey-Bass.

Fanani, Zaenal, Hanif, R. A, dan Subroto, B. 2008. Pengaruh StrukturAudit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. JurnalAkuntansi dan Keuangan Indonesia, 5: 140-155.

Fishbein, M. and Ajzen, I., 1975. Belief, Attitude, Intentions andBehavior : An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesely Boston,MA.

Flamholtz, E., dan Narasimhan, R.K. 2005. Differential Impact ofCultural Elements on Financial Performance. European Management Journal,(23) : 50-64

Fleishman, A dan Peters, D.R. 1962. Leadership Attitudes andManagerial Success. Personel Psychology. 127-143.

Gani, Achmad. 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasidan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi. Disertasi. UniversitasBrawijaya Malang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramSPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Givoly, D. and Palmon, D. 1982. Timeliness of annual earningsannouncements: some empirical evidence. The Accounting Review 57(3). 485-508.

75

Halim, Abdul. 2003. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit LaporanKeuangan). Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Hardjana, Agus. 2002. Pekerja Profesional. Yogyakarta : Kanisius.

Henri, J. Francois. 2006. Organizational Culture and PerformanceMeasurement Systems. Accounting Organizations and Society, (31): 77-103

Herawaty, Susiana Arleen. 2007. Analisis Pengaruh Independensi,Mekanisme Corporate Gavernance, dan Kualitas Audit terhadap IntegritasLaporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi Vol. X. 01-31

Hopwood, 1974. Accounting and behaviour. Accounting age book.AWheaton and Company.

Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat MaterialitasAkuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No.1

Hofstede, G., Bram, N., Denise, D.O. and Geert, S. 1990. MeasuringOrganizational Culture: A Qualitative and Quantitative Study across TwentyCases. Administrative Science Quarterly. (35) : 286-316

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2009. Standar Profesional AkuntanPublik. Jakarta : Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan.Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jati, Ardani Mutia. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetisi, danSensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Eksternal Auditor. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : ManagerialBehavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of FinancialEconomics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from:http://papers.ssrn.com (diakses tanggal 16 agutus)

Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing. (Pengauditan). Edisi ke-1.Yogyakarta : STIE YKPN.

Kalbers, Lawrence P., dan Fogarty, Timothy J. 1995. Professionalism ItsConsequences: A Study of Internal Auditors.Auditing: A Journal of Practice. Vol.14. No. 1: 64-86

76

Khairiah, Syafina. 2009. Pengaruh Profesionalisme dan PengalamanAuditor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terhadap tingkat Materialitasdalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah. Tesis. Universitas SumateraUtara.

Khikmah, Siti Noor. 2005. Pengaruh Profesionalisme terhadap KeinginanBerpindah dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai variabelIntervening. Tesis. Universitas Diponegoro.

Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba empat.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Yogyakarta. ANDIMangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Pertama.Bandung : PT. Refika Aditama.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan.Remaja Rosda karya: Bandung

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadapPendapat Audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset AkuntansiIndonesia Vol.6No.1 (Januari)

Mautz, R.K. dan Sharaf, H.A. 1961. The Philosophy of Auditing.American Accounting Association.

Messier, Glover & Prawit. 2006.Auditing & assurance services asystematic approach. Edisi ke-4.penerbit: salemba empat.

Mondy R.W. and Noe III R.M. 1993. Human Resources Management.Fifth Edition. Needham Height, Massachusettles : Simon and Schuster, Inc.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu.Jakarta. Salemba Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

. 2009. Auditing. Buku 1. Edisi ke-6. Buku 1. Jakarta: SalembaEmpat.

Norika. 2004. Pengaruh Kualitas Informasi akuntansi dan KualitasManajer terhadap Pencapaian Laba pada Perusahaan Garmen di Kawasan BerikatNusantara Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VII.

77

Novi Swastika, I Komang. 2008. Pengaruh Kepemimpinan dan BudayaOrganisasi serta Diklat terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan KotaDenpasar. Skripsi. Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universutas Udayana.

Pramastuti, Suluh. 2006. Perilaku Kepemimpinan Transformasional danPengaruhnya terhadap Budaya Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 10No. 1 2006.

Pramono, Ristyo. 2007. Pengaruh Dimensi Profesionalisme AuditorTerhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan LaporanKeuangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Rick Antle. 1984. Auditor Independence. Journal of AccountingResearch.

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan EksternalPerusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi danKeuangan.

Rahmawati. 1997. Hubungan antara profesionalisme internal auditordengan kinerja, kepuasan kerja, komitmen dan keinginana untuk pindah. TesisProgram Pascasarjana UGM (tidak dipublikasikan).

Robbins, P. Stephen. 2003. Organization Behaviour : Concept,Controversies, Aplications. Seventh Edition. Prentice Hall Inc.

Satyo. 2005. Mendorong Good Governance dengan MengembangkanEtika di KAP. Media Akuntansi. Edisi Oktober: 39-42.

Sherriton J and Stren, J.L. 1997. Corporate Culture : Removing theHidden Barriess to Team Succes, New York : Amacon.

Shockley, Randolph A. 1981. Perception of Auditors Independence: AnImpirical Analysis. The Accounting Review Vol. LVI, No.4 Oktober 1981.

Siegel dan R. Marconi, 1989, Behavioral Accounting, South-WesternPublishing,Ohio.

Subekti dan Widiyanti. 2004. Independensi Auditor dan KomitmenOrganisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, GayaKepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. SimposiumNasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli 2005.

78

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______ . 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supartha, Wayan Gede. 2008. Budaya Organisasi. Universitas Udayana.Denpasar-Bali.

Sutrisno. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja,Komitmen Dan Kinerja Organisasi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3,Desember 2000.

Tarigan, Malem Ukur dan Mawarni, Erka. 2009. Hirarki Jabatan diKantor Akuntan Publik Terhadap Persepsi Auditor Dalam Pelaksanaan EtikaProfesi. Jurnal Akuntansi, Volume 9, Nomor 3, September 2009 : 241 – 262

Triandis, H.C. 1971. Attitudes and Attitudes Change. Jhon Waley andSons, Inc, New York.

Trisnaningsih, S,. 2007. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari SegiGender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

_______.2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagaiMediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan danBudaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X.Unhas Makasar 26-28 Juli 2007.

Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation, (New York : John Wiley& Son, Inc., 1964), dikutip tidak langsung oleh Malayu S.P. Hasibuan.,Organisasidan Motivasi, (Jakarta : Bumu Aksara, 2007)

Wibowo, Hian Ayu Oceani. 2009. Pengaruh Independensi Auditor,Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governanceterhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DaerahIstimewa Yogyakarta). Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Widodo, Joko. 2008. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang:Bayu Media.

Widyastuti, A. N. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan KonflikPeran. Ganda Ibu yang Bekerja. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UniversitasIslam Indonesia.

79

Wirarna, Jaka. 2004. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan, Auditor, danMahasiswa Akuntansi terhadap Expectation Gap. Simposium Nasional AkuntansiVII. Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004.

Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (StatistikInferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Denpasar: Keramat Emas

Yanhari. 2007. Analisis Profesionalisme dan Etika Profesi Auditorterhadap kinerja Auditor (Studi Kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan RI diJakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi Mercubuana. Jakarta.

Yanthi, Ida Ayu Putu Andres. 2011. Pengaruh Independensi Auditor,Etika Profesi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Pada KantorAkuntan Publik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Ikatan Akuntan Indonesia. Daftar kantor Akuntan Publik di Bali.www.iaiglobal.or.id (diakses tanggal 20 Agustus 2013)

80

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PROFESIONALISME, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKAPROFESI, BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (tesis) di Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana, bersama dengan ini saya :

Nama : Adelia Lukyta ArumsariJurusan : AkuntansiMahasiswa : Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Dalam hal ini ingin mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh

Profesionalisme, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan

Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di

Bali”.

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang

pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya

organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Dapat digunakan

sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga

dan meningkatkan kinerjanya. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga

dapat meningkatkan kualitas auditnya maupun kinerjanya.

Untuk maksud tersebut, maka saya mohon kesediaan dan partisipasi

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuai

dengan ketentuan dan jujur mengenai pendapat dan penilaian anda sendiri, tanpa

dipengaruhi oleh siapapun. Kuesioner ini dibuat semata-mata untuk keperluan

ilmiah.

81

Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktunya

memberikan informasi yang diperlukan, saya ucapkan terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

No. kuesioner : (diisi oleh peneliti)

Nama KAP :

Nama Responden :

Isilah berdasarkan diri Bapak/Ibu/Saudara/i dengan memberi tanda (√) pada

jawaban yang telah disediakan.

1. Jenis kelamin :

Pria

Wanita

2. Jenjang Pendidikan

Diploma

S1

S2

S3

3. Jabatan

Partner

Senior Auditor

Junior Auditor

Lain - lain

4. Lama bekerja sebagai auditor

2 s/d 5 tahun

5 s/d 10 tahun

lebih dari 10 tahun

82

II. KUESIONER

Petunjuk Pengisian

Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas

pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberikan tanda centang pada jawaban

yang dipilih. Jika menurut Bapak/Ibu/Saudara tidak ada jawaban yang tepat, maka

jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Alternatif jawaban

adalah sebagai berikut.

Keterangan Alternatif Jawaban :

1. STS : Sangat Tidak Setuju

2. TS : Tidak Setuju

3. S : Setuju

4. SS : Sangat Setuju

83

DAFTAR PERNYATAAN

NoAlternatif Jawaban

Pernyataan STS TS S SS

1 Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan danpengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditanlaporan keuangan.

2 Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditormeskipun saya mendapat tawaran pekerjaan lain denganimbalan yang lebih besar

3 Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesisebagai auditor

4 Saya mau bekerja diatas batas normal untuk membantuKAP dimana saya bekerja, agar saya sukses

5 Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaansaya sekarang ini

6 Saya berlangganan dan membaca secara rutin majalah danjurnal tentang eksternal audit dan publikasi profesi lainnya

7 Jika organisasi atau masyarakat memandang saya tidakindependen terhadap suatu penugasan, saya akan menarikdiri dari penugasan tersebut

8 Profesi eksternal auditor adalah profesi yang penting dimasyarakat

9 Profesi eksternal auditor mampu menjaga kekayaanperusahaan atau masyarakat

10 Profesi eksternal auditor merupakan profesi yang dapatdijadikan dasar kepercayaan masyarakat terhadap pengelolakekayaan perusahaan

11 Profesi eksternal auditor merupakan satu-satunya profesiyang menciptakan transparansi dalam masyarakat

12 Jika ada kelemahan dalam independensi eksternal auditorakan merugikan masyarakat.

84

No

Alternatif Jawaban

Pernyataan STS TS S SS

13 Dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan sayatidak mendapat tekanan dari siapapun

14 Ketetapan dalam menentukan tingkat materialitasditentukan oleh kemampuan auditor membuat keputusansendiri tanpa tekanan pihak lain.

15 Dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sayatidak berada di bawah tekanan manajer.

16 Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit sayaberdasarkan fakta yang saya temui dalam prosespemeriksaan

17 Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk menyatakanpendapat tentang kewajaran laporan keuangan hanya dapatdilakukan oleh eksternal auditor

18 Eksternal auditor mempunyai cara yang dapat diandalkanuntuk menilai kompetensi eksternal auditor lain

19 Eksternal auditor melakukan pekerjaannya sesuai denganstandar yang ditetapkan

20 Dalam menentukan suatu transaksi atau saldo itu material,saya sering menggunakan dasar sesuai petunjukmanajemen

21 Saya sering mengajak rekan–rekan seprofesi untukbertukar pendapat tentang masalah yang ada baik dalamsuatu organisasi maupun organisasi lain.

22 Saya ikut terlibat secara emosional terhadap KAP dimanasaya bekerja.

23 Saya mendukung adanya organisasi ikatan eksternalauditor

24 Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan eksternalauditor

85

No. PernyataanAlternatif Jawaban

STS TS S SS

25.

Penyusunan program audit bebas dari campur tanganpimpinan untuk menuntukan, mengeliminasi ataumemodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa.

26.

Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atausuatu sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapanprosedur yang dipilih.

27.

Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihaklain terhadap subjek pekerjaan pemeriksaan selain untukproses pemeriksaan yang disediakan.

28.

Pemeriksaan langsung dan bebas mengakses semua buku-buku, catatan-catatan, pejabat dan karyawan perusahaan,serta sumber informasi lain yang berhubungan dengankegiatan, kewajiban-kewajiban dan sumber-sumber bisnis.

29.Pelaksanaan pemeriksaan aktif bekerjasama dengan pribadimanajerial selama proses pemeriksaan akuntan.

30.

Pemeriksaan bebas dari usaha-usaha manajerial untukmenentukan atau menunjuk kegiatan yang akan diperiksaatau untuk menentukan dapat diterimanya masalahpembuktian.

31.

Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi atau hubunganyang membatasi pemeriksaan pada kegiatan catatan, orang-orang tertentu yang seharusnya tercakup dalampemeriksaan.

32.

Pelaporan bebas dari perasaan kewajiban untukmemodifikasi pengaruh fakta-fakta yang dilaporkan padapihak tertentu.

33.

Pelaporan menghindari praktek untuk meniadakanpersoalan penting dari laporan formal ke laporan informalbentuk tertentu yang disenangi.

34.

Pelaporan menghindari bahasa atau istilah-istilah yangmendua arti secara sengaja atau tidak dalam pelaporanfakta-fakta, pendapat, rekomendasi, serta dalampenafsirannya.

35.

Pelaporan bebas dari usaha tertentu untukmengesampingkan pertimbangan akuntan pemeriksaterhadap isi laporan pemeriksaan, baik fakta maupunpendapatnya.

86

No. PernyataanAlternatif JawabanSTS TS S SS

36. Saya harus mempertahankan nama baik profesi denganmenjujung tinggi etika profesi.

37. Dalam menjalankan tugas profesional, saya harusberpedoman pada etika profesi atau kode etik auditor agardapat bertugas secara bertanggung jawab.

38. Setiap auditor mempunyai kesadaran tanggung jawab yangtinggi dan mengemban ilmu dan pengabdiannya bagikemajuan Negara dan bangsa serta kesejahteraan dankebagaiaan masyarakat.

39. Saya harus selalu menjaga kewibawaan instansi untukmeningkatkan kerja sama antar instansi dan lembaga lain

40. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan, sayaharus memenuhi tanggung jawab professional denganintegritas setinggi mungkin.

41. Auditor tidak dibenarkan secara sengaja menyajikan faktayang salah.

42. Setiap auditor harus menjaga obyektivitas dan bebas daribenturan kepentingan dalam pemenuhan kewajibanprofesionalnya.

43. Dalam mengemban kehormatan tugas pemeriksa, auditormenegakkan kemerdekaan dan kebebasan diri pribadi, sertamenolak setiap bentuk dan macam usaha atau pengaruhmengurangi obyektivitas dan kebenaran laporan.

44. Saya harus melaksanakan tugas dengan kehati – hatiansecara tepat dan cermat.

45. Auditor boleh untuk menggunakan untuk kepentingan dirisendiri atau pihak ketiga (selain norma profesi,hukum, ataunegara), suatu pengetahuan atau informasi yang ia perolehdari pelaksanaan tugas profesionalnya.

46.Auditor mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwaorang – orang yang diminta nasihat dan bantuannyamenghormati prinsip kerahasiaan.

47. Auditor menjauhkan diri dari pengungkapan informasirahasia yang diperoleh dari jabatannya kecuali ada otorisasiatau secara hukum dia harus melakukannya.

87

No. PernyataanAlternatif Jawaban

STS TS S SS

48.Saya mengetahui dengan jelas filosofi, tujuan umum, sertaprinsip-prinsip professional akuntan.

49.Sistem sosialisasi atau pewarisan tentang penyebarluasannilai kepada anggota organisasi khusunya anggota barudilakukan secara tepat.

50.Saya mampu mematuhi peraturan dan norma-norma yangberlaku.

51. Saya sadar dan loyal kepada kepentingan organisasi.

52.Saya memiliki ikatan kuat terhadap tim kerja danprofessional akuntan.

53.Hubungan antara atasan dengan bawahan di tempat sayabekerja sangat dekat.

54.Adanya saling percaya antara atasan, bawahan dan rekankerja seprofesi.

55. Adanya suasana kekeluargaan di tempat saya bekerja.

56.Pimpinan di tempat saya bekerja sangat menghargaigagasan bawahan.

57.Komunikasi antara atasan , bawahan dan rekan sekerjasangat terbuka dan menyenangkan.

58.Hubungan antar anggota organisasi di tempat saya bekerjaselalu baik dan harmonis.

59.Pimpinan di tempat saya bekerja mampu berkomunikasidengan bawahan secara jelas dan efektif.

60.Pimpinan di tempat saya bekerja, selalu memberikanarahan dalam mengerjakan tugas yang benar.

61.Pimpinan di tempat saya bekerja, selalu menekankanpekerjaan dengan memfokuskan pada tujuan dan hasil.

88

No. PernyataanAlternatif Jawaban

STS TS S SS

62.Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, makakinerjanya semakin professional.

63.Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalambidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional.

64.Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalammelaksanakan profesinya.

65.Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiappertemuan para auditor.

66.Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnalauditing dan publikasi lainnya.

67.Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gajisaya dipotong untuk keperluan tugas auditor.

68.Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untukberbuat yang terbaik sebagai auditor.

69.Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yangterbaik dalam melaksanakan kewajiban.

70.Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yangterbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja.

71.Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini.

72.Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini.

---TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA---

89

Lampiran 2

Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Pengabdian pada Profesi)

Correlations

X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.1.4 X1.1.5 X1.1.6 X1.1

X1.1.1 Pearson Correlation 1 .489** .654** .539** .631** .412* .769**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .002 .000 .024 .000

N 30 30 30 30 30 30 30X1.1.2 Pearson Correlation .489** 1 .548** .671** .499** .529** .737**

Sig. (2-tailed) .006 .002 .000 .005 .003 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.1.3 Pearson Correlation .654** .548** 1 .669** .816** .701** .901**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.1.4 Pearson Correlation .539** .671** .669** 1 .636** .782** .859**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.1.5 Pearson Correlation .631** .499** .816** .636** 1 .593** .859**

Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.1.6 Pearson Correlation .412* .529** .701** .782** .593** 1 .805**

Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.1 Pearson Correlation .769** .737** .901** .859** .859** .805** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

90

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Kewajiban Sosial)

Correlations

X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.2.5 X1.2.6 X1.2

X1.2.1 Pearson Correlation 1 .674** .612** .782** .757** .634** .920**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30X1.2.2 Pearson Correlation .674** 1 .476** .732** .684** .479** .827**

Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .000 .007 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2.3 Pearson Correlation .612** .476** 1 .354 .516** .404* .687**

Sig. (2-tailed) .000 .008 .055 .004 .027 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2.4 Pearson Correlation .782** .732** .354 1 .673** .483** .823**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .055 .000 .007 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2.5 Pearson Correlation .757** .684** .516** .673** 1 .644** .880**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2.6 Pearson Correlation .634** .479** .404* .483** .644** 1 .741**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .027 .007 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .920** .827** .687** .823** .880** .741** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

91

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Kemandirian)

Correlations

X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3 X1.3.4 X1.3

X1.3.1 Pearson Correlation 1 .864** .725** .738** .955**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30X1.3.2 Pearson Correlation .864** 1 .582** .558** .848**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000N 30 30 30 30 30

X1.3.3 Pearson Correlation .725** .582** 1 .616** .848**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.3.4 Pearson Correlation .738** .558** .616** 1 .836**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .955** .848** .848** .836** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Keyakinan pada Profesi)

Correlations

X1.4.1 X1.4.2 X1.4.3 X1.4.4 X1.4

X1.4.1 Pearson Correlation 1 .724** .513** .542** .839**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .002 .000

N 30 30 30 30 30X1.4.2 Pearson Correlation .724** 1 .505** .685** .890**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.4.3 Pearson Correlation .513** .505** 1 .543** .757**

Sig. (2-tailed) .004 .004 .002 .000N 30 30 30 30 30

X1.4.4 Pearson Correlation .542** .685** .543** 1 .833**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .002 .000N 30 30 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .839** .890** .757** .833** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

92

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Hubungan Sesama dengan Profesi)

Correlations

X1.5.1 X1.5.2 X1.5.3 X1.5.4 X1.5

X1.5.1 Pearson Correlation 1 .796** .693** .664** .895**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30X1.5.2 Pearson Correlation .796** 1 .586** .745** .885**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.5.3 Pearson Correlation .693** .586** 1 .772** .861**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.5.4 Pearson Correlation .664** .745** .772** 1 .897**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .895** .885** .861** .897** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

93

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Independensi Auditor

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8

X2.1 Pearson Correlation 1 .726** .785** .704** .543** .624** .701** .740**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30X2.2 Pearson Correlation .726** 1 .668** .677** .406* .463* .691** .659**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .026 .010 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.3 Pearson Correlation .785** .668** 1 .636** .653** .626** .746** .714**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.4 Pearson Correlation .704** .677** .636** 1 .457* .500** .716** .565**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .011 .005 .000 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.5 Pearson Correlation .543** .406* .653** .457* 1 .707** .644** .625**

Sig. (2-tailed) .002 .026 .000 .011 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.6 Pearson Correlation .624** .463* .626** .500** .707** 1 .613** .521**

Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .005 .000 .000 .003N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.7 Pearson Correlation .701** .691** .746** .716** .644** .613** 1 .577**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.8 Pearson Correlation .740** .659** .714** .565** .625** .521** .577** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .003 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.9 Pearson Correlation .735** .693** .767** .552** .717** .683** .634** .714**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.10 Pearson Correlation .742** .721** .710** .525** .680** .651** .646** .835**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2.11 Pearson Correlation .761** .606** .681** .491** .579** .548** .547** .577**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .001 .002 .002 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

X2 Pearson Correlation .890** .796** .883** .744** .781** .772** .828** .827**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

94

Lampiran 2 (Lanjutan)

X2.9 X2.10 X2.11 X2

X2.1 Pearson Correlation .735** .742** .761** .890**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30X2.2 Pearson Correlation .693** .721** .606** .796**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30

X2.3 Pearson Correlation .767** .710** .681** .883**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30

X2.4 Pearson Correlation .552** .525** .491** .744**

Sig. (2-tailed) .002 .003 .006 .000N 30 30 30 30

X2.5 Pearson Correlation .717** .680** .579** .781**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30

X2.6 Pearson Correlation .683** .651** .548** .772**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000N 30 30 30 30

X2.7 Pearson Correlation .634** .646** .547** .828**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000N 30 30 30 30

X2.8 Pearson Correlation .714** .835** .577** .827**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30

X2.9 Pearson Correlation 1 .787** .634** .878**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30

X2.10 Pearson Correlation .787** 1 .646** .876**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30

X2.11 Pearson Correlation .634** .646** 1 .784**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30

X2 Pearson Correlation .878** .876** .784** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

95

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Etika Profesi

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8

X3.1 Pearson Correlation 1 .623** .682** .586** .664** .700** .603** .659**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30X3.2 Pearson Correlation .623** 1 .710** .647** .693** .697** .435* .619**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .016 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation .682** .710** 1 .593** .556** .587** .526** .601**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .001 .003 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .586** .647** .593** 1 .667** .698** .402* .558**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .000 .000 .028 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation .664** .693** .556** .667** 1 .691** .627** .625**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation .700** .697** .587** .698** .691** 1 .576** .716**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.7 Pearson Correlation .603** .435* .526** .402* .627** .576** 1 .641**

Sig. (2-tailed) .000 .016 .003 .028 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.8 Pearson Correlation .659** .619** .601** .558** .625** .716** .641** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.9 Pearson Correlation .651** .647** .593** .630** .667** .768** .723** .782**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.10 Pearson Correlation .718** .677** .687** .651** .742** .651** .740** .781**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.11 Pearson Correlation .708** .589** .640** .583** .700** .707** .754** .642**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.12 Pearson Correlation .606** .635** .691** .590** .667** .641** .758** .672**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3 Pearson Correlation .827** .795** .788** .764** .835** .846** .781** .833**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

96

Lampiran 2 (Lanjutan)

X3.9 X3.10 X3.11 X3.12 X3

X3.1 Pearson Correlation .651** .718** .708** .606** .827**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30X3.2 Pearson Correlation .647** .677** .589** .635** .795**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation .593** .687** .640** .691** .788**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .630** .651** .583** .590** .764**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000N 30 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation .667** .742** .700** .667** .835**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation .768** .651** .707** .641** .846**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.7 Pearson Correlation .723** .740** .754** .758** .781**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.8 Pearson Correlation .782** .781** .642** .672** .833**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.9 Pearson Correlation 1 .781** .750** .729** .874**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.10 Pearson Correlation .781** 1 .830** .798** .910**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.11 Pearson Correlation .750** .830** 1 .651** .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3.12 Pearson Correlation .729** .798** .651** 1 .848**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

X3 Pearson Correlation .874** .910** .857** .848** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

97

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Budaya Organisasi

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4

X4.1 Pearson Correlation 1 .650** .762** .529** .613** .866**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30X4.2 Pearson Correlation .650** 1 .664** .501** .610** .805**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .000N 30 30 30 30 30 30

X4.3 Pearson Correlation .762** .664** 1 .489** .667** .869**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000N 30 30 30 30 30 30

X4.4 Pearson Correlation .529** .501** .489** 1 .681** .760**

Sig. (2-tailed) .003 .005 .006 .000 .000N 30 30 30 30 30 30

X4.5 Pearson Correlation .613** .610** .667** .681** 1 .860**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30

X4 Pearson Correlation .866** .805** .869** .760** .860** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

98

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Gaya Kepemimpinan

Correlations

X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.7

X5.1 Pearson Correlation 1 .626** .646** .448* .504** .683** .481**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .005 .000 .007

N 30 30 30 30 30 30 30X5.2 Pearson Correlation .626** 1 .311 .399* .254 .740** .253

Sig. (2-tailed) .000 .095 .029 .175 .000 .178N 30 30 30 30 30 30 30

X5.3 Pearson Correlation .646** .311 1 .401* .548** .484** .520**

Sig. (2-tailed) .000 .095 .028 .002 .007 .003N 30 30 30 30 30 30 30

X5.4 Pearson Correlation .448* .399* .401* 1 .690** .680** .349Sig. (2-tailed) .013 .029 .028 .000 .000 .058N 30 30 30 30 30 30 30

X5.5 Pearson Correlation .504** .254 .548** .690** 1 .606** .488**

Sig. (2-tailed) .005 .175 .002 .000 .000 .006N 30 30 30 30 30 30 30

X5.6 Pearson Correlation .683** .740** .484** .680** .606** 1 .531**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .000 .000 .003N 30 30 30 30 30 30 30

X5.7 Pearson Correlation .481** .253 .520** .349 .488** .531** 1Sig. (2-tailed) .007 .178 .003 .058 .006 .003N 30 30 30 30 30 30 30

X5.8 Pearson Correlation .598** .294 .653** .582** .630** .573** .540**

Sig. (2-tailed) .000 .115 .000 .001 .000 .001 .002N 30 30 30 30 30 30 30

X5.9 Pearson Correlation .509** .416* .476** .476** .372* .486** .471**

Sig. (2-tailed) .004 .022 .008 .008 .043 .006 .009N 30 30 30 30 30 30 30

X5 Pearson Correlation .821** .630** .750** .750** .763** .860** .680**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

99

Lampiran 2 (Lanjutan)

X5.8 X5.9 X5

X5.1 Pearson Correlation .598** .509** .821**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000

N 30 30 30X5.2 Pearson Correlation .294 .416* .630**

Sig. (2-tailed) .115 .022 .000N 30 30 30

X5.3 Pearson Correlation .653** .476** .750**

Sig. (2-tailed) .000 .008 .000N 30 30 30

X5.4 Pearson Correlation .582** .476** .750**

Sig. (2-tailed) .001 .008 .000N 30 30 30

X5.5 Pearson Correlation .630** .372* .763**

Sig. (2-tailed) .000 .043 .000N 30 30 30

X5.6 Pearson Correlation .573** .486** .860**

Sig. (2-tailed) .001 .006 .000N 30 30 30

X5.7 Pearson Correlation .540** .471** .680**

Sig. (2-tailed) .002 .009 .000N 30 30 30

X5.8 Pearson Correlation 1 .420* .792**

Sig. (2-tailed) .021 .000N 30 30 30

X5.9 Pearson Correlation .420* 1 .679**

Sig. (2-tailed) .021 .000N 30 30 30

X5 Pearson Correlation .792** .679** 1Sig. (2-tailed) .000 .000N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

100

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Kinerja Auditor

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

Y.1 Pearson Correlation 1 .308 .740** .665** .775** .609** .753**

Sig. (2-tailed) .098 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30Y.2 Pearson Correlation .308 1 .406* .243 .390* .220 .365*

Sig. (2-tailed) .098 .026 .195 .033 .243 .047N 30 30 30 30 30 30 30

Y.3 Pearson Correlation .740** .406* 1 .654** .586** .402* .546**

Sig. (2-tailed) .000 .026 .000 .001 .028 .002N 30 30 30 30 30 30 30

Y.4 Pearson Correlation .665** .243 .654** 1 .555** .481** .533**

Sig. (2-tailed) .000 .195 .000 .001 .007 .002N 30 30 30 30 30 30 30

Y.5 Pearson Correlation .775** .390* .586** .555** 1 .568** .607**

Sig. (2-tailed) .000 .033 .001 .001 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y.6 Pearson Correlation .609** .220 .402* .481** .568** 1 .650**

Sig. (2-tailed) .000 .243 .028 .007 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y.7 Pearson Correlation .753** .365* .546** .533** .607** .650** 1Sig. (2-tailed) .000 .047 .002 .002 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y.8 Pearson Correlation .665** .243 .654** .472** .718** .306 .460*

Sig. (2-tailed) .000 .195 .000 .008 .000 .100 .011N 30 30 30 30 30 30 30

Y.9 Pearson Correlation .755** .347 .493** .442* .598** .495** .718**

Sig. (2-tailed) .000 .060 .006 .014 .000 .005 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y.10 Pearson Correlation .740** .292 .582** .723** .719** .539** .618**

Sig. (2-tailed) .000 .117 .001 .000 .000 .002 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y.11 Pearson Correlation .843** .288 .800** .658** .584** .356 .650**

Sig. (2-tailed) .000 .123 .000 .000 .001 .054 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Y Pearson Correlation .933** .458* .811** .757** .832** .659** .818**

Sig. (2-tailed) .000 .011 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

101

Lampiran 2 (Lanjutan)

Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y

Y.1 Pearson Correlation .665** .755** .740** .843** .933**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30Y.2 Pearson Correlation .243 .347 .292 .288 .458*

Sig. (2-tailed) .195 .060 .117 .123 .011N 30 30 30 30 30

Y.3 Pearson Correlation .654** .493** .582** .800** .811**

Sig. (2-tailed) .000 .006 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.4 Pearson Correlation .472** .442* .723** .658** .757**

Sig. (2-tailed) .008 .014 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.5 Pearson Correlation .718** .598** .719** .584** .832**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30

Y.6 Pearson Correlation .306 .495** .539** .356 .659**

Sig. (2-tailed) .100 .005 .002 .054 .000N 30 30 30 30 30

Y.7 Pearson Correlation .460* .718** .618** .650** .818**

Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.8 Pearson Correlation 1 .519** .568** .658** .738**

Sig. (2-tailed) .003 .001 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.9 Pearson Correlation .519** 1 .697** .598** .790**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.10 Pearson Correlation .568** .697** 1 .630** .839**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y.11 Pearson Correlation .658** .598** .630** 1 .843**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

Y Pearson Correlation .738** .790** .839** .843** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

102

Lampiran 3Uji Reliabilitas pada Profesionalisme Auditor (Pengabdian pada Profesi)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1.1 3.2667 .73968 30X1.1.2 3.5000 .57235 30X1.1.3 3.4000 .77013 30X1.1.4 3.4667 .62881 30X1.1.5 3.4000 .72397 30X1.1.6 3.4333 .62606 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X1.1.1 17.2000 7.959 .651 .899X1.1.2 16.9667 8.723 .643 .899X1.1.3 17.0667 7.168 .840 .869X1.1.4 17.0000 8.000 .795 .878X1.1.5 17.0667 7.582 .782 .878X1.1.6 17.0333 8.240 .721 .888

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.4667 11.223 3.35007 6

103

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Profesionalisme Auditor (Kewajiban Sosial)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.899 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.2.1 3.4000 .81368 30X1.2.2 3.4333 .67891 30X1.2.3 3.3000 .65126 30X1.2.4 3.5333 .62881 30X1.2.5 3.3000 .74971 30X1.2.6 3.4667 .62881 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X1.2.1 17.0333 7.137 .866 .858X1.2.2 17.0000 8.207 .745 .879X1.2.3 17.1333 8.947 .563 .904X1.2.4 16.9000 8.438 .748 .879X1.2.5 17.1333 7.637 .812 .867X1.2.6 16.9667 8.792 .637 .894

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.4333 11.564 3.40064 6

104

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Profesionalisme Auditor (Kemandirian)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.892 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.3.1 3.4333 .81720 30X1.3.2 3.5667 .56832 30X1.3.3 3.1667 .74664 30X1.3.4 3.4000 .67466 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X1.3.1 10.1333 2.878 .902 .804X1.3.2 10.0000 4.000 .758 .870X1.3.3 10.4000 3.490 .717 .878X1.3.4 10.1667 3.730 .715 .877

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.5667 6.047 2.45909 4

105

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Profesionalisme Auditor (Keyakinan pada Profesi)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.850 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.4.1 3.5667 .67891 30X1.4.2 3.4667 .77608 30X1.4.3 3.2667 .63968 30X1.4.4 3.4000 .67466 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X1.4.1 10.1333 3.154 .707 .802X1.4.2 10.2333 2.737 .772 .774X1.4.3 10.4333 3.495 .592 .848X1.4.4 10.3000 3.183 .699 .806

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.7000 5.321 2.30666 4

106

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Profesionalisme Auditor (Hubungan Sesama dengan Profesi)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.907 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.5.1 3.4000 .77013 30X1.5.2 3.5000 .73108 30X1.5.3 3.4000 .72397 30X1.5.4 3.4333 .72793 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X1.5.1 10.3333 3.816 .802 .876X1.5.2 10.2333 3.978 .792 .879X1.5.3 10.3333 4.092 .753 .892X1.5.4 10.3000 3.941 .814 .871

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.7333 6.823 2.61209 4

107

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Independensi Auditor

Scale: ALL VARIABLESCase Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.952 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X2.1 3.3000 .79438 30X2.2 3.6333 .55605 30X2.3 3.5333 .73030 30X2.4 3.5333 .62881 30X2.5 3.4333 .72793 30X2.6 3.4000 .72397 30X2.7 3.4667 .73030 30X2.8 3.6000 .62146 30X2.9 3.3667 .80872 30X2.10 3.5000 .73108 30X2.11 3.4667 .73030 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X2.1 34.9333 32.892 .860 .944X2.2 34.6000 35.972 .761 .949X2.3 34.7000 33.597 .854 .945X2.4 34.7000 35.734 .695 .950X2.5 34.8000 34.579 .730 .949X2.6 34.8333 34.695 .720 .950X2.7 34.7667 34.116 .786 .947X2.8 34.6333 35.137 .792 .947X2.9 34.8667 32.878 .844 .945X2.10 34.7333 33.651 .846 .945X2.11 34.7667 34.530 .733 .949

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

38.2333 41.357 6.43098 11

108

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Etika Profesi

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.958 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X3.1 3.4667 .77608 30X3.2 3.6667 .54667 30X3.3 3.4667 .68145 30X3.4 3.5000 .68229 30X3.5 3.3333 .75810 30X3.6 3.4000 .72397 30X3.7 3.5333 .62881 30X3.8 3.5667 .67891 30X3.9 3.5000 .68229 30X3.10 3.5333 .77608 30X3.11 3.6667 .60648 30X3.12 3.4333 .72793 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X3.1 38.6000 39.076 .786 .955X3.2 38.4000 41.628 .763 .956X3.3 38.6000 40.386 .745 .956X3.4 38.5667 40.599 .718 .957X3.5 38.7333 39.168 .797 .955X3.6 38.6667 39.402 .812 .954X3.7 38.5333 40.947 .741 .956X3.8 38.5000 39.983 .799 .954X3.9 38.5667 39.564 .848 .953X3.10 38.5333 38.189 .888 .952X3.11 38.4000 40.524 .831 .954X3.12 38.6333 39.344 .814 .954

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

42.0667 47.306 6.87792 12

109

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Budaya Organisasi

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.887 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X4.1 3.5000 .77682 30X4.2 3.6667 .54667 30X4.3 3.5667 .72793 30X4.4 3.5000 .62972 30X4.5 3.4000 .72397 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X4.1 14.1333 4.878 .764 .855X4.2 13.9667 5.895 .719 .869X4.3 14.0667 5.030 .779 .850X4.4 14.1333 5.775 .638 .882X4.5 14.2333 5.082 .765 .854

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

17.6333 8.102 2.84645 5

110

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Gaya Kepemimpinan

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X5.1 3.4000 .77013 30X5.2 3.5000 .57235 30X5.3 3.4333 .67891 30X5.4 3.4333 .67891 30X5.5 3.3333 .71116 30X5.6 3.4333 .77385 30X5.7 3.3000 .59596 30X5.8 3.3667 .71840 30X5.9 3.3000 .65126 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

X5.1 27.1000 16.231 .754 .886X5.2 27.0000 18.483 .547 .901X5.3 27.0667 17.237 .674 .892X5.4 27.0667 17.237 .674 .892X5.5 27.1667 16.971 .687 .891X5.6 27.0667 15.926 .805 .881X5.7 27.2000 18.097 .601 .897X5.8 27.1333 16.740 .722 .888X5.9 27.2000 17.821 .592 .898

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

30.5000 21.500 4.63681 9

111

Lampiran 3 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Kinerja Auditor

Scale: ALL VARIABLESCase Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.935 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Y.1 3.6333 .76489 30Y.2 3.4000 .49827 30Y.3 3.3000 .74971 30Y.4 3.5667 .62606 30Y.5 3.6000 .67466 30Y.6 3.5000 .62972 30Y.7 3.3333 .75810 30Y.8 3.5667 .62606 30Y.9 3.3667 .71840 30Y.10 3.3333 .71116 30Y.11 3.4000 .77013 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if ItemDeleted

Scale Variance ifItem Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha ifItem Deleted

Y.1 34.3667 26.930 .912 .920Y.2 34.6000 32.317 .387 .940Y.3 34.7000 28.148 .760 .927Y.4 34.4333 29.564 .705 .930Y.5 34.4000 28.593 .791 .926Y.6 34.5000 30.259 .592 .934Y.7 34.6667 28.023 .768 .927Y.8 34.4333 29.702 .684 .930Y.9 34.6333 28.585 .736 .928Y.10 34.6667 28.230 .797 .926Y.11 34.6000 27.697 .798 .925

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

38.0000 34.759 5.89564 11

112

Lampiran 4

Statistik Deskriptif Data Uji

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

Profesionalisme auditor 56 29.51 91.49 72.3434 19.71419Independensi Auditor 56 13.75 41.73 33.6846 9.08403Etika Profesi 56 13.41 44.78 35.3146 9.93747Budaya Organisasi 56 6.27 18.80 15.1371 4.26993Gaya Kepemimpinan 56 10.52 33.92 26.0957 7.22865Kinerja Auditor 56 12.31 41.11 32.2652 9.01779Valid N (listwise) 56

Lampiran 5

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

UnstandardizedResidual

N 56Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.15045335Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .061Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.108Asymp. Sig. (2-tailed) .171a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

113

Lampiran 6

Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removed

Model Variables EnteredVariablesRemoved Method

1 Gaya Kepemimpinan, BudayaOrganisasi, Independensi Auditor,Profesionalisme auditor, EtikaProfesia

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Profesionalisme auditor .548 1.825

Independensi Auditor .544 1.837

Etika Profesi .366 2.729

Budaya Organisasi .575 1.738

Gaya Kepemimpinan .540 1.853a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Collinearity Diagnosticsa

Model DimensionEigenv

alueCondition

Index

Variance Proportions

(Constant)

Profesionalisme

auditor

Independensi

AuditorEtika

Profesi

BudayaOrganis

asi

GayaKepemimpin

an

1 1 5.835 1.000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001

2 .044 11.464 0.001 0.000 0.023 0.000 0.543 0.335

3 .040 12.115 0.846 0.009 0.005 0.123 0.024 0.013

4 .032 13.602 0.001 0.682 0.459 0.008 0.010 0.008

5 .030 13.943 0.015 0.301 0.436 0.028 0.125 0.334

6 .019 17.496 0.136 0.007 0.076 0.840 0.297 0.310a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

114

Lampiran 7

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed

Model Variables EnteredVariablesRemoved Method

1 Gaya Kepemimpinan, BudayaOrganisasi, Independensi Auditor,Profesionalisme auditor, EtikaProfesia

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 3.851 1.071 3.595 .001

Profesionalisme auditor -.017 .016 -.203 -1.119 .269

Independensi Auditor -.042 .034 -.227 -1.248 .218

Etika Profesi .022 .038 .130 .588 .559

Budaya Organisasi .085 .070 .216 1.219 .229

Gaya Kepemimpinan -.023 .043 -.100 -.548 .586a. Dependent Variable: Absolut Residual

115

Lampiran 8Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed

Model Variables EnteredVariablesRemoved Method

1 Gaya Kepemimpinan, BudayaOrganisasi, Independensi Auditor,Profesionalisme auditor, EtikaProfesia

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .937a .878 .866 3.30422a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi,Independensi Auditor, Profesionalisme auditor, Etika Profesi

ANOVAb

ModelSum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

1 Regression 3926.730 5 785.346 71.932 .000a

Residual 545.895 50 10.918

Total 4472.625 55a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Independensi Auditor,Profesionalisme auditor, Etika Profesib. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.593 2.104 -2.659 .011

Profesionalisme auditor .066 .031 .143 2.147 .037

Independensi Auditor .220 .066 .222 3.310 .002

Etika Profesi .277 .074 .305 3.734 .000

Budaya Organisasi .555 .138 .263 4.032 .000

Gaya Kepemimpinan .289 .084 .232 3.445 .001a. Dependent Variable: Kinerja Auditor