34
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGELOLAAN LIMBAH B3 - Soll Cup Collection's Blog · PDF fileISU PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 3 Terbatasnya pusat pengelolaan Limbah B3 yang terintegrasi di daerah Belum

Embed Size (px)

Citation preview

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3)

Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

MISI ORGANISASI

Memastikan Kebijakan dan Program KLHK dapat mendukung dan

mewujudkan Visi Presiden

MISI DIRJEN SAMPAH, LIMBAH, DAN B3

Mendukung Menteri LHK dalam mewujudkan kehadiran Negara

dalam Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah NonB3,

MISI DIREKTUR VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 Mendukung Dirjen Sampah, Limbah, dan B3 dalam mewujudkan Visi & Misi Presiden

ISU PENGELOLAAN

LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3

3

Terbatasnya pusat pengelolaan Limbah B3 yang terintegrasi di daerah

Belum adanya kebijakan yang mengatur pengelolaan Limbah NonB3

Meningkatnya tuntutan penghasil/jasa pengelola Limbah B3 terhadap layanan perizinan

Belum lengkapnya kebijakan pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga

Masih terjadinya pelanggaran peraturan-perundangan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan oleh masyarakat dan pelaku usaha

PRINSIP-PRINSIP Yang Dianut dalam PLB3 4

Kehati-hatian

Tanggung Jawab Mutlak

Polluter Pays

R+3R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery)

Transboundary Polluters

Good Environmental Governance

APLIKASI PRINSIP-PRINSIP 5

SEMUA LIMBAH WAJIB DIKELOLA

PENGELOLAAN LIMBAH B3 DIDASARKAN PADA RISIKONYA TERHADAP KESEHATAN & LINGKUNGAN

PENGELOLAAN LIMBAH B3 DILAKUKAN SECARA TUNTAS (FROM CRADLE TO GRAVE)

PENGELOLAAN LIMBAH B3 DILAKUKAN SECARA HIERARKIS (PENGURANGAN PENIMBUNAN)

PELIBATAN STAKEHOLDERS DALAM PENYUSUNAN RPP, TIM AHLI LIMBAH B3

Minimisasi Resiko terhadapKesehatan Manusia dan

Lingkungan Hidup

PenetapanLimbah B3

(Kategorisasi)

PenguranganLimbah

(Reduce)

Penyimpanan

Limbah

Pengangkutan

Pengumpulan

Pemanfaatan(Reuse, Recycle,

Recovery)

Pengolahan

Transboundary

Pemulihan LahanTerkontaminasi

Sistem Tanggap

Darurat

Import# Non B3

Ekspor

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PengelolaanLebih Lanjut

PENGELOLAAN LIMBAH B3 6

7

EKSPOR

SIKLUS

PENGELOLAAN

LIMBAH B3

Di setiap mata rantai pengelolaan dilakukan pencatatan dan pengendalian/pengawasan dengan izin untuk

memastikan dipenuhinya persyaratan lokasi, fasilitas, teknologi, dan baku mutu.

Setiap perpindahan limbah B3 disertai dengan manifes untuk memastikan pengelolaan dilakukan sesuai prinsip

from cradle to grave.

Khusus 3 R didekati dengan prinsip cradle to cradle

LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI SUMBER

DAYA BARU

Masalah :

1. Daya Tampung Lingkungan Menurun

Akibat Limbah Industri.

2. Biaya pengelolaan Limbah Tinggi

sehingga mengakibatkan biaya produksi

tinggi (belum dilakukan internalisasi

biaya lingkungan).

3. Jumlah limbah industri semakin hari

meningkat sesuai pertumbuhan industri

1. Industri penghasil limbah wajib

mengelola limbahnya.

2. Limbah harus dipandang

sebagai sumber daya baru.

3. Teknis pegelolaan limbah harus

memenuhi standar dan

ekonomis

Prinsip : Target :

1. Limbah yang dihasilkan

terkelola 100% dengan

mengutamakan prinsip

3R.

2. Menurunnya beban

pencemaran

lingkungan akibat

limbah.

8

JUMLAH LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN 9

NO. NAMA LIMBAH JUMLAH LIMBAH (TON)

PERSEN (%)

1 Katalis Bekas 10.982 0,01 2 Aki Bekas 329.411 0,17

3 E-Waste 144.886 0,08 4 Spent Earth (bleaching earth) 3.815.276 1,98 5 Copper Slag 800.000 0,41

6 Slag Besi (iron slag) 700.000 0,36 7 Sludge IPAL 47.815.388 24,76 8 Oli Bekas 6.161.131 3,19

9 Fly Ash/Bottom Ash/Tailing 113.349.665 58,70 10 Sludge Oil (limbah proses tank cleaning) 29.722 0,02 11 Dan lain lain (Dll) 19.931.242 10,32

TOTAL 193.087.702 100

Data : 2014

10

PABRIK PELUMAS BEKAS

1a. PEMANFAATAN DAUR ULANG OLI BEKAS

1b. PEMANFAATAN RECOVERY AKI BEKAS

11

PENIMBUNAN DENGAN FASILITAS LANDFILL PENGOLAHAN DENGAN INSINERATOR

BENTUK-BENTUK PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

2 3

525 555

633

821

400

450

500

550

600

650

700

750

800

850

2011 2012 2013 2014

JUMLAH PERUSAHAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

1. Periode 2013 – 2014 jumlah usaha pengelola Limbah B3 meningkat 77%

2. Jumlah tenaga kerja 14.738 orang

12

PRAKIRAAN NILAI MONETER (RP.)

DALAM PEMANFAATAN LIMBAH B3

13

NO. NAMA LIMBAH JUMLAH LIMBAH DIMANFAATKAN(TON)

NILAI TRANSAKSI (RUPIAH)

1 Oli Bekas 6.161.131 21.6 Triliun 2 Fly Ash (High Quality) 1.500.000 300 Miliar 3 Copper Slag 800.000 160 Miliar 4 Aki Bekas 120.000 39.5 Miliar 5 Katalis Bekas 10.982 20 Miliar 6 Sludge IPAL 47.815.388 N/A 7 Spent Earth 3.815.276 N/A 8 Slag Besi 700.000 N/A 9 E waste 144.886 N/A

10 Sludge Oil 29.722 N/A TOTAL --- 22,1 Triliun

N/A: Tidak Ada Data

SUMUT

Pengumpulan: 8

Pemanfaatan: 5

Pengangkutan: 10

RIAU

Pengumpulan: 2

Pengolahan: 1

Pengangkutan: 4

SUMBAR Pemanfaatan: 1

Pengangkutan: 1

KEPRI

Pengumpulan: 15

Pemanfaatan: 14

Pengolahan: 4

Pengangkutan: 28

JAMBI

Pengumpulan: 1

SUMSEL

Pengumpulan: 3

Pemanfaatan: 1

Pengangkutan: 1

LAMPUNG

Pengumpulan: 2

Pemanfaatan: 2

Pengangkutan: 3

BANTEN

Pengumpulan: 14

Pemanfaatan: 25

Pengolahan: 4

Pengangkutan: 47

DKI JAKARTA

Pengumpulan: 14

Pemanfaatan: 6

Pengolahan: 6

Pengangkutan: 181

BALI

Pengumpulan: 2

Pengangkutan: 1

KALBAR

Pengumpulan: 1

Pengangkutan: 1

KALTIM

Pengumpulan: 17

Pemanfaatan: 1 Pengolahan: 2

Pengangkutan: 24

NTB

Pengumpulan: 2

Pengangkutan: 1

JOGJA

Pengumpulan: 1

Pemanfaatan: 2

JABAR

Pengumpulan: 28

Pemanfaatan: 62 Pengolahan: 4

Penimbunan: 1

Pengangkutan:149

SULTENG

Pengumpulan: 1

SULSEL

Pengumpulan: 3

Pemanfaatan: 1 Pengangkutan: 6

PETA SEBARAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3 2011-2014

JATENG

Pengumpulan: 2

Pemanfaatan: 3

Pengangkutan: 6

KALSEL

Pengumpulan: 4

Pemanfaatan: 1

Pengangkutan: 4

JATIM

Pengumpulan: 16

Pemanfaatan: 40

Pengolahan: 1

Pengangkutan: 79

SULUT

Pengumpulan: 4 Pengangkutan: 1

DISTRUBISI JASA

PENGELOLAAN LIMBAH

B3 YANG RELATIF

SEMAKIN MERATA

[KHUSUSNYA DI

INDONESIA BAGIAN

BARAT] TELAH

MENURUNKAN BIAYA

PENGELOLAAN LIMBAH

B3 ~50%.

PENURUNAN BIAYA

ANTARA LAIN DARI

BIAYA TRANSPORTASI.

14

FILOSOFI PERUBAHAN

MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM (DAFTAR LIMBAH B3, PROSEDUR DAN TATA

LAKSANA IZIN, JENIS IZIN PLB3, MASA BERLAKU IZIN, SANKSI ADMINISTRATIF)

MENCIPTAKAN REGULASI YANG APLIKATIF DAN IMPLEMENTATIF (TATA CARA

PENGELOLAAN LIMBAH B3-penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,

pemanfaatan, pengolahan, penimbunan, dan dumping)

MENCIPTAKAN RUANG PERUBAHAN, PERBAIKAN, DAN INOVASI (PENGUNAAN

TEKNOLOGI BARU DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3, PENAMBAHAN DAN

PENGECUALIAN LIMBAH B3, PRODUK SAMPING, PENIMBUNAN-penimbusan akhir,

sumur injeksi, penempatan kembali di area tambang, dam tailing)

MENGATUR DAN MEMBERIKAN ARAH PENGATURAN YANG LEBIH RINCI

(TENORM-RADIOAKTIVITAS, STANDAR PENGOLAHAN, STANDAR PEMULIHAN,

PERPINDAHAN LINTAS BATAS, SISTEM TANGGAP DARURAT)

15

16

Perbandingan PP lama dengan PP yang baru

PERBANDINGAN...[1] 17

NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)

1 Tidak ada pembagian LB3

berdasarkan tingkat bahaya

Ada limbah B3 dengan kategori 1,

kategori 2

2 Tata cara penetapan limbah B3

(Daftar, Uji karakteristik, TCLP, LD50,

uji kronis -491 senyawa, 11 kriteria-)

Tata cara penetapan limbah B3

(Daftar, Uji karakteristik, TCLP,

LD50, subkronis)

3 Tidak ada limbah B3 dari sumber

spesifik khusus

Ada pengaturan limbah B3

kategori bahaya B dari sumber

spesifik khusus (slag, kapur, dll)

4 Penyimpanan limbah B3 <50 kg/hari 180 hari

Penyimpanan limbah B3 kategori-2 <50 kg/hari 365 hari

5 Tidak ada uji coba Ada uji coba (pemanfaatan &

pengolahan limbah B3)

6 Tidak ada kode karakteristik LB3 Ada kode karakteristik LB3

PERBANDINGAN...[2] 18

NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)

7 Tidak ada kodifikasi limbah B3 Ada kodifikasi dan nama setiap

limbah B3

8 Tidak ada pengaturan produk

samping (by-product)

Ada pengaturan produk samping

(by-product)

9 Tidak ada ketentuan dana jaminan

lingkungan

Ada ketentuan mengenai dana

jaminan lingkungan

10 Belum ada rincian perpindahan

lintas batas

Ada rincian perpindahan lintas

batas

11 Tidak ada pengaturan dumping Ada pengaturan dumping

12 Tidak ada rincian pemulihan Ada rincian & kriteria pemulihan

13 Belum ada rincian pengaturan

tanggap darurat

Ada rincian pengaturan tanggap

darurat

14 Belum jelas pengaturan

penghentian Izin

Ada pengaturan penghentian Izin

LIMBAH B3

KATEGORI 2

(KRONIS)

KATEGORI 1

(AKUT)

SIMPAN SIMPAN

ANGKUT ANGKUT

TIMBUN TIMBUN

RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,

PENGELOLAANNYA BERBEDA

Limbah B3 berdasarkan kategori: 19

Klik

Limbah B3 berdasarkan sumber:

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari bahan kimia kedaluwarsa,

tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk

yang tidak memenuhi spesifikasi

Limbah B3 dari sumber spesifik:

Sumber spesifik umum

Sumber spesifik khusus

20

PENGELOLAAN LIMBAH B3

BERDASARKAN RISIKO

21

LB3

KATEGORI 1

LB3

KATEGORI 2

Berdampak secara

langsung terhadap

kesehatan

manusia (akut)

Dapat

berdampak

secara langsung

terhadap

kesehatan manusia

Berdampak

terhadap

lingkungan

(kronis)

RISIKO

• Asam, basa,

garam kimia B3

• PCBs,dll

• Steel slag,

copper slag

• Karbon aktif

bekas

• Aki bekas

• Filter bekas, dll

CONTOH

TATA

CA

RA

PEN

GELO

LAA

N

BER

BED

A-B

ED

A

KELOLA

KATEGORI 1

KATEGORI 2

APA BEDA

PENGELOLAAN

MASING-MASING

KATEGORI LIMBAH?

• PENYIMPANAN?

• PENGUMPULAN?

• PENGANGKUTAN?

• PEMANFAATAN?

• PENGOLAHAN?

• PENIMBUNAN?

• DUMPING?

PENGELOLAAN LIMBAH B3 22

RISIKO

PRODUK SAMPING (BY PRODUCT)

Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping dapat mengajukan permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping kepada Menteri.

Limbah B3 dari sumber spesifik yang dapat diajukan permohonan penetapan sebagai produk samping berasal dari satu siklus tertutup produksi yang terintegrasi.

Permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping diajukan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:

identitas pemohon;

profil usaha dan/atau kegiatan;

nama limbah B3;

bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yang menghasilkan limbah B3;

proses produksi yang menghasilkan limbah B3 yang diajukan untuk ditetapkan sebagai produk samping; dan

nama produk samping serta sertifikat standar produk yang dipenuhi yang ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.

23

TATA CARA PERIZINAN PLB3 24

PENYIMPANAN

PENGUMPULAN

PENGANGKUTAN PEMANFAATAN

PENGOLAHAN

PENIMBUNAN DIUBAH MENJADI 1

IZIN YANG TERINTEGRASI

IZIN PENGELOLAAN

LIMBAH B3

Contoh:

O Izin pengelolaan limbah B3 untuk

kegiatan penyimpanan limbah B3

oleh PT. ABCDEFGH

O Izin pengelolaan limbah B3 untuk

kegiatan pengumpulan dan

penimbunan limbah B3 oleh PT.

IJKLMNOP

PERIZINAN SAAT INI

PERIZINAN KE DEPAN

25 STANDAR PEMULIHAN TANAH

TERKONTAMINASI

JIKA:

1. Angka TCLP dan/atau TK > dari

TCLP-A dan/atau TK-A dikelola

sesuai dengan limbah B3

kategori-1

2. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-A

dan/atau TK-A dan/atau > TCLP-B

dan/atau TCLP-B dikelola

sesuai dengan limbah B3

kategori-2

3. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-B

dan/atau TK-B dan/atau > TCLP-C

dan/atau TCLP-C dikelola

sesuai dengan limbah nonB3

4. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-

C dan/atau TK-C dapat

digunakan sebagai tanah pelapis

dasar

26

KODE LIMBAH

A101a

KATEGORI

BAHAYA 1

TABEL 1

URUTAN

LIMBAH B3

PELARUT

TERHALOGENASI

27

28

KODE LIMBAH

B301-1

KATEGORI

BAHAYA 2

TABEL 3

KODE INDUSTRI/

KEGIATAN

URUTAN

LIMBAH B3

29

30 MUDAH MELEDAK

(EXPLOSIVE – E)

MUDAH MENYALA

(IGNITABLE – I)

REAKTIF

(REACTIVE – R)

INFEKSIUS

(INFECTIOUS – X)

KOROSIF

(CORROSIVE – C)

BERACUN

(TOXIC – T)

PENGGUNAAN ANGKA TCLP

DASAR KATEGORI LIMBAH

Jika angka TCLP > dari TCLP-A

Limbah B3 Kategori 1

Jika angka TCLP < dari TCLP-A

dan TCLP > dari TCLP-B Limbah

B3 Kategori 2

Jika angka TCLP < dari TCLP-B

Limbah nonB3

PERSYARATAN SOLIDIFIKASI

Limbah B3 yang dilakukan

solidifikasi dinyatakan telah

memenuhi syarat jika angka TCLP-

nya < TCLP dalam Lampiran IV PP

101/2014 (angka tersebut setara

dengan TCLP-B), sebelum

ditempatkan di fasilitas

penimbusan akhir (landfill).

31

32

PENETAPAN UJI TOKSIKOLOGI

LD50

LD50 (oral) selama 7 (tujuh) hari menggunakan hewan uji mencit dengan nilai LD50 < 50 mg/kg berat badan hewan uji

Besaran LD50 sesuai dengan PP 85/1999, RCRA, GHS, WHO dan standar internasional lainnya

Banyak laboratorium yang dapat melakukan

Ketersediaan mencit

Penetapan angka di laboratorium menggunakan analisis probit

Sub-kronis Uji sub-kronis dilakukan selama 90

(sembilan puluh) hari menggunakan hewan uji mencit

Tidak ada referensi yang secara pasti menetapkan lama waktu tertentu untuk uji sub-kronis, karena dapat dilakukan dari 7 – 200 hari (GHS) disesuaikan dengan tujuan uji

Pengamatan dilakukan terhadap akumulasi/ biokonsentrasi, studi perilaku (respon antar individu hewan uji), dan/atau histopatologis

Beberapa lab dapat melakukan PUSARPEDAL

33

34