Upload
dinhtuyen
View
269
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan
PT Gula Putih Mataram (GPM) merupakan salah satu perusahaan yang
didirikan sebagai wujud swasembada nasional untuk mengatasi permasalahan
ekonomi yang timbul di Indonesia, terutama pada masalah konsumsi gula.
Perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas (PT) swasta penuh degan status
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak dalam bidang industri
gula dengan mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula sebagai unit usaha di
sektor agoindustri. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 21 April 1988
dengan akte notaris Imas Fatimah, SH. No. 33 dan surat izin No.
064/SITU/BKPMD/II/1988.
PT GPM tergolong perusahaan yang padat modal dan padat karya. Hal ini
tercermin dari besarnya investasi yang ditanam dan jumlah tenaga kerja yang
diserap. PT GPM senantiasa membawa misi pembangunan ekonomi secara utuh
di dalam menjalankan usahanya. PT GPM didirikan dengan tujuan:
1. Diharapkan mampu berperan dalam menunjang program-program pemerintah,
yaitu dalam hal pengadaan gula nasional dan penyediaan lapangan kerja baru.
2. Mendayagunakan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang lebih
produktif dan menggali potensi, pengalaman, serta pengetahuan mengenai
budidaya tebu di lahan kering.
3. Mampu menunjang dan mewjudkan upaya peningkatan kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut tergantung oleh banyak faktor,
diantaranya melalui pelaksanaan program secara terpadu dan kerja sama yang
terjalin baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, serta hubungan dengan
masyarakat sekitar perusahaan.
11
Letak Geografi dan Topografi
PT GPM memiliki kantor direksi di Jakarta dan kantor pembantu yaitu
kantor purchasing (purchase office/TKO) di Bandar Lampung dan instalasi tetes
(molasses installation) di Pelabuhan Panjang. Perkebunan tebu dan pabrik gula
PT GPM terletak di Desa Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Jarak dari ibukota Provinsi Lampung
(Bandar Lampung) ke lokasi PT GPM sekitar 144 km. Lokasi perkebunan terletak
di tengah-tengah areal perkebunan.
Letak geografis PT GPM pada 105°26’18” - 105°30’22” BT dan
4°42’50” LS dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah selatan dan timur : PT Gunung Madu Plantations
Sebelah barat bagian selatan : PT Great Giant Pineapple Company
Sebelah barat bagian utara : Way terusan dan PT Sweet Indo Lampung
Sebelah timur dan utara : Way terusan, PT Sweet Indo Lampung, dan
PT Indolampung Perkasa
Bentuk wilayah PT GPM pada umumnya datar sampai bergelombang dan
sebagian besar memiliki tingkat kemiringan 9 – 15 %, terutama pada daerah yang
dekat dengan sungai. Lahan PT GPM berada pada ketinggian 105 – 127 m di atas
permukaan laut (dpl) dan sekitar 75 % areal ini berasal dari hutan sekunder dan
selebihnya adalah hutan primer.
Perkebunan tebu di PT GPM dibagi menjadi lima divisi produksi, yaitu
divisi 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian wilayah divisi berdasarkan jalan utama (main
road) menjadi empat kuadran. Titik pusat (0.0) dari kuadran ini terletak di pabrik.
Peta wilayah PT GPM dapat dilihat pada Lampiran 2. Letak masing-masing divisi
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Divisi 1 : mulai dari km 5 – km 17 timur utara
2. Divisi 2 : mulai dari km 2 timur selatan – ujung barat selatan
3. Divisi 3 : mulai ujung barat utara – km 5 timur utara
4. Divisi 4 : mulai dari km 2 timur selatan – km 17 timur selatan
5. Divisi 5 : mulai dari km 17 timur – ujung timur
12
Keadaan Iklim dan Tanah
Keadaan tanah di PT GPM berasal dari sedimen turf masam dan pH
sekitar 4 – 5 dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang. Jenis tanah di areal
perkebunan PT GPM yaitu ultisol dan aluvial. Rata-rata curah hujan dari tahun
2000 – 2009 adalah 186.42 mm/bulan dengan rata-rata bulan basah 8.3 dan bulan
kering 2.4. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe iklim perkebunan dan
pabrik adalah tipe iklim B. Rata-rata suhu tahun 2008 yaitu 26.44 ºC dengan
kelembaban 80.4 %.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas perkebunan PT GPM secara keseluruhan 35 827.63 ha, dengan areal
yang ditanami tebu 24 515.98 ha dan 462. 65 ha digunakan untuk pabrik,
perkantoran, perumahan, dan fasilitas perusahaan lainnya. Sisanya berupa hutan,
rawa-rawa, dan sungai. Data tata guna lahan PT GPM dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT GPM, 2009
No. Pemanfaatan Lahan Luas (ha)1 Luas Areal Tanam
Divisi 1 5 027.34Divisi 2 4 444.47Divisi 3 4 941.54Divisi 4 4 970.79Divisi 5 (Inti dan Plasma) 4 990.97Research and Development 140.87
2 EmplacementAreal Pabrik 22.07Areal Perkantoran dan Parkir 60.06Areal Perumahan dan Bedeng 292.14Lapangan Udara dan Lapangan Olahraga 23.45
Areal Bagas, Laterit, dan pond stillage 64.933 Jalan, Rawa, Tanah Tidak Produktif 10 849
Total 35 827.63Sumber: Departemen Plantation (2009)
13
Keadaan Tanaman dan Produksi
PT GPM memiliki 2 kategori tanaman tebu yang dibudidayakan yaitu
replanting cane (RPC) dan ratoon cane (RC). RPC merupakan tanaman tebu yang
ditanam pada bekas areal tanaman tebu yang telah dibongkar, sedangkan RC
(tanaman keprasan) merupakan tanaman tebu yang berasal dari tanaman pertama
yang telah ditebang, kemudian tunggul-tunggulnya dipelihara kembali menjadi
tanaman baru. Luas areal RPC dan RC masing-masing yaitu 9 241.29 ha dan
15 104.86 ha. Luas areal tanam sekitar 24 515.98 ha yang terdiri dari areal tanam
produksi seluas 22 249.67, areal kebun bibit 2 096.48 ha, areal Riset and
Development 140.87 ha dan areal break crop 28.96 ha. Sistem tanam yang
digunakan oleh PT GPM yaitu sistem tanam ganda (double row). Varietas yang
dominan ditanam pada musim tanam 2009/2010 adalah GP 95-287, GP 95-316,
dan TC 09.
Hasil utama PT GPM adalah gula kristal putih sedangkan hasil
sampingnya berupa tetes (molasses), ampas tebu (bagase), dan blotong. Molasses
digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol, ampas tebu digunakan sebagai
bahan bakar pabrik, sedangkan blotong digunakan sebagai pupuk organik dan
pengaplikasian di lapang dicampur dengan sisa abu bagas (bagase ash).
Luas areal tanam PT GPM selama lima tahun terakhir terus mengalami
perluasan areal tanam, tetapi hasil produksi tebu dan produksi gula cenderung
berfluktuasi. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar
1 752 219.61 ton tebu dan menghasilkan 168 264.64 ton gula. Hal tersebut
disebabkan oleh pertambahan areal tanam terbesar selama lima tahun terakhir
yaitu seluas 899.08 ha.
Produksi terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 1 506 954.06 ha
tebu dan menghasilkan 136 736.26 ton gula. Penurunan produksi terjadi akibat
adanya kemarau panjang saat musim tanam dan pemberian irigasi yang kurang
maksimal. Data produksi gula PT GPM tahun 2004 – 2009 dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
14
Tabel 2. Data Produksi PT GPM Tahun 2005 – 2009
GPM danPlasma
2005 2006 2007 2008 2009
Luas arealproduksi (ha)
21 471.64 21 589.61 21 630.20 22 529.28 22 338.54
Produksi tebu(ton)
1 749 311.97 1 506 954.06 1 636 211.05 1 752 219.61 1 738 592.08
Produktivitas(ton/ha)
81.47 69.80 75.64 77.78 77.83
Rendemen(%)
8.61 9.09 9.47 9.60 8.80
Hablur(ton/ha)
7.11 6.33 7.16 7.47 6.85
Produksi gula(ton)
152 608.62 136 736.26 154 904.36 168 264.64 153 045.08
Sumber : Departemen Plantation (2010)
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi
PT Gula Putih Mataram (GPM) merupakan salah satu perusahaan dari
Sugar Group Companies (SGC). SGC terdiri atas 4 perusahaan yaitu:
PT GPM, PT Indolampung Perkasa, dan PT Indolampung Destilery. SGC
dipimpin oleh seorang manajer umum (general manager) yang bertanggung jawab
kepada direksi. Untuk melaksanakan tugasnya manajer umum dibantu oleh
beberapa wakil manajer umum (vice general manager) yang membawahi
beberapa departemen yang dipimpin oleh kepala departemen. Masing-masing
departemen dibagi menjadi beberapa divisi dan dipimpin oleh kepala divisi.
Manajer umum (general manager) merupakan staf operasional yang
membantu direksi melaksanakan pengelolaan perusahaan termasuk melakukan
hubungan dengan instasi di luar perusahaan. Manajer umum bertanggung jawab
dalam mengawasi semua kegiatan baik teknis di lapangan maupun administrasi
dengan berpedoman kepada Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan
Anggaran Pendapatan (RKAP) dan kebijakan atau petunjuk direksi. Manager
umum dibantu oleh manajer pertanian, manajer workshop, manajer warehouse,
manajer pabrik, manajer administrasi, dan manajer bisnis dan keuangan.
Manajer Pertanian (Plantation) bertanggung jawab dalam mengelola
seluruh kegiatan budidaya yaitu dari kegiatan penanaman, perawatan, sampai
15
pengangkutan tebu ke cane yard. Keberadaan divisi ini sangat penting karena
menentukan produktivitas kebun dan kualitas tebu yang diharapkan. Manajer
Plantation dibantu oleh Kepala Divisi (Divisi I, II, III, IV, V, administrasi dan
pemanenan), officer, pengawas, dan pekerja kebun. Struktur organisasi
Departemen Plantation, PT GPM dapat dilihat pada Lampiran 3.
Manajer Workshop PT GPM bertanggung jawab dalam mengelola
perbaikan, perawatan, serta pengadaan barang sparepart seluruh alat dan mesin
yang ada di PT GPM. Manajer Warehouse bertanggung jawab atas pengelolaan
stock material, yang berkenaan dengan kebutuhan dari perusahaan misalnya BBM,
pupuk, spare part traktor dan lain-lain. Manajer pabrik (factory) bertanggung
jawab dalam mengelola seluruh kegiatan yang berada di pabrik mulai dari cane
yard dampai dengan pengemasan gula beserta kegiatan perawatan alat-alatnya.
Manajer Administrasi bertanggung jawab dalam hubungannya dengan
kesejahteraan karyawan dan pendataan. Manajer bisnis dan keuangan (finance)
bertanggung jawab dengan persoalan keuangan intern perusahaan dan pada pihak-
pihak yang bekerja sama dengan perusahaan.
Ketenagakerjaan
Berdasarkan sifat hubungan kerja tenaga kerja PT GPM dibedakan atas
karyawan dan tenaga harian. Karyawan dibedakan atas karyawan staf dan non
staf. Karyawan staf terdiri dari manajer, kepala divisi, dan asisten kepala divisi
(officer). Karyawan non staf terdiri dari pengawas (supervisor), teknisi lapang
(field assistant), mandor, mekanik, dan operator. Karyawan staf dan non staf
berdasarkan sifatnya terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Tenaga
harian berdasarkan sifatnya ada kontraktual dan musiman. Tenaga harian
kontraktual bekerja sepanjang tahun, sedangkan tenaga harian musiman bekerja
hanya pada musim tertentu yaitu pada musim panen dan tanam.
Tabel 3. Jumlah Karyawan dan Tenaga Harian di Departemen Plantation,PT GPM 2009
Karyawan Jumlah (orang) Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)Staf 72 Kontraktual 38 243Non Staf 744 Musiman 9 058
Sumber : Departemen Plantation (2010)
16
Keragaan Pabrik
PT GPM sebagai perusahan gula memiliki pabrik yang dibangun pada
tahun 1986 dan mulai beroperasi penuh pada tahun 1987. Kapasitas giling awal
8 000 – 10 000 ton tebu/hari, pada tahun 1994 kapasitas giling meningkat menjadi
10 000 – 12 000 ton tebu/hari. Waktu giling pabrik mulai bulan April hingga
Oktober.
Pengolahan tebu di PT GPM menggunakan sulfitasi yaitu pengolahan
dengan pemberian kapur dan belerang dioksida pada saat pemurnian. Mutu gula
yang dihasilkan adalah SHS 1A yaitu mutu yang sesuai dengan standar yang
diberikan oleh P3GI. Produk “Gulaku” yang dijual dipasaran merupakan produk
yang dihasilkan oleh PT Gula Putih Mataram.
Kebutuhan listrik dipenuhi dengan memiliki sumber listrik sendiri yaitu
dengan menggunakan dua boiler yang menggunakan bahan bakar ampas tebu
(bagasse)dengan komposisi 120 ton bagasse/jam/unit, tiga unit turbo generator
dengan kapasitas 6000 KVA/unit dan tiga unit diesel generator dengan kapasitas
750 KVA/unit.