151
PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA FABEL UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS IV SEKOLAH DASAR KECAMATAN G ADINGREJO (TESIS) Oleh SUYUD RIYADI HAIDAR PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

i

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA

FABEL UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA

MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

KELAS IV SEKOLAH DASAR

KECAMATAN G

ADINGREJO

(TESIS)

Oleh

SUYUD RIYADI HAIDAR

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA

FABEL UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA

MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh

SUYUD RIYADI HAIDAR

Masalah pada penelitian ini rendahnya hasil belajar dan lemahnya karakter siswa

kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo. Tujuan penelitian adalah

mengembangkan buku ajar matematika, mengetahui kemenarikan, mengetahui

penguatan karakter dan peningkatan hasil belajar matematika menggunakan buku

ajar matematika melalui cerita fabel. Metode penelitian menggunakan Research

and Development dengan desain One Group Pretest- Postest Design. Teknik

pengumpulan data menggunakan angket, pengamatan dan tes. Populasi penelitian

adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah 263 siswa.

Sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling sebanyak 60 siswa.

Hasil penelitian terwujudnya produk buku ajar matematika berbasis fabel,

kemenarikan buku ajar sangat menarik, penguatan karakter siswa kelas

eksperiment nilai rata-rata pretest 2,30 postest 3,46 dengan gain 0,75 dan

peningkatan hasil belajar kelas eksperiment nilai rata-rata pretest 61,50 postest

75,00 dengan gain 0,39 setelah menggunakan buku ajar melalui cerita fabel

menggunakan Problem Based Learning.

Kata Kunci: Buku Ajar Matematika, Cerita Fabel, Problem Based Learning

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

iii

ABSTRACT

MATHEMATICS DEVELOPMENT BOOK THROUGH FABEL STORIES

TO STRENGTHEN STUDENT CHARACTER

USING PROBLEM BASED LEARNING

CLASS IV BASIC SCHOOL

By

SUYUD RIYADI HAIDAR

The problem in this study is the low learning outcomes and the weak character of

the fourth grade students of SD Negeri Gugus III Gadingrejo. The aim of the

study was to develop mathematics textbooks, to know attractiveness, to know

character strengthening and to improve mathematics learning outcomes using

mathematics textbooks through fable stories. The research method uses Research

and Development with the design of the One Group Pretest-Postest Design. Data

collection techniques use questionnaires, observations and tests. The study

population was fourth grade students of SD Negeri Gugus III Gadingrejo, totaling

263 students. The sample was done by Cluster Random Sampling technique as

many as 60 students. The results of the research on the realization of fable-based

mathematics textbooks, the attractiveness of teaching books are very interesting,

strengthening the character of experimental students grade average pretest 2.30

posture 3.46 with a gain of 0.75 and an increase in experimental class learning

outcomes the average value of pretest 61.50 posttest 75.00 with a gain of 0.39

after using textbooks through fable stories using Problem Based Learning.

Keywords: Mathematics Textbook, Fable Story, Problem Based Learning

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

iv

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA

FABEL UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA

MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

KELAS IV SEKOLAH DASAR

KECAMATAN

GADINGREJO

Oleh

SUYUD RIYADI HAIDAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Keguruan Guru SD

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

v

Page 6: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

vi

Page 7: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

vii

Page 8: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

viii

RIWAYAT HIDUP

Suyud Riyadi Haidar lahir di Sendangayu pada tanggal 1

September 1981, anak ke-7 dari tujuh bersaudara pasangan

dari Bapak Abdul Hamid dan Ibu Tuginem. Penulis

menikah dengan Husnul Khotimah dikaruniai 3 anak yaitu

Fahad Amir Abdurrahman, Aisyah Tsabita Farroz, dan

Khodijah Miladia Ramadhani. Saat ini bertempat tinggal di Dusun Jatirejo Desa

Kagunganratu Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

Pendidikan yang pernah di tempuh adalah sebagai berikut. SDN 6 Sidodadi lulus

tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah Mathlaul Anwar lulus tahun1996, Sekolah

Menengah KejuruanYaditama lulus tahun 1999, D-2 Universitas Terbuka

Lampung tahun 2008 s.d. 2010, S-1 Universitas Terbuka Lampung tahun 2010

s.d. 2012. Sejak tahun 2016 terdaftar sebagai mahasiswa pendidikan S-2 MKGSD

di Universitas Lampung.

Penulis memulai kerja sebagai guru honor di SDN 2 Karanganyar Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun 2004 sampai dengan 2010, kemudian

pada tahun 2011 diterima PNS dan mengajar di SDN 2 Tulungagung sampai

dengan sekarang.

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

ix

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki

ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib

baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib

baginya memiliki ilmu“.

(HR. At-Tirmidzi)

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.

Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon. Berangkat dengan penuh keyakinan,

Berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan”

( KH. Abdul Shomad, Lc. MA)

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

x

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin segala pujian hanya kepada Alloh ta’ala sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku

hanya untuk Alloh penguasa alam semesta. Puji syukur akhirnya tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan rasa bangga

dan bahagia saya persembahkan karya ini kepada:

Ayahanda Abdul Hamid (Alm) dan Ibunda Tuginem (Alm) semoga Alloh ta’ala menempatkan di tempat yang mulia disisiNya.

Terimakasih telah membesarkanku menjadi anak yang kuat dan tidak mudah menyerah. Maaf belum bisa membahagiakan ayah

dan ibu. Semoga Allah memberikan tempat yang mulia di Syurganya Alloh ta’ala.

Istriku tersayang Husnul Khotimah yang selalu setia

mendampingiku dalam suka maupun duka, dan anak-anaku tersayang Fahad Amir Abdurrahman, Aisyah Tsabita Farroz,

Khodijah Miladia Ramadhani, yang senantiasa menjadi penyemangat dalam hidupku.

Untuk saudara-saudaraku (Kakak dan Mba), Endang Astuti, Sri

Ekawarni, Bambang Sujoko (Alm), Suwanto Abdul Hamid, Muhammad Sholeh, Sri Rohani, terimakasih sudah menjadi kakak yang baik dan selalu membimbingku, terimakasih dan sayangku

untuk kalian.

Page 11: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xi

SANWACANA

Assalamualaikum Wr Wb,

Puji Syukur Penulis kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan

bathin kepada Penulis.

Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang keras, bimbingan dan

ridho dari Allah SWT, serta bantuan dari berbagai pihak jualah, maka Penulis

dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Ajar

Matematika Melalui Cerita Fabel Untuk Memperkuat Karakter Siswa

Menggunakan Problem Based Learning Kelas IV Sekolah Dasar”. Penulis

menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Tesis ini

karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki.

Melalui kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun spiritual.

Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak terhingga

Penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah berkontribusi memberikan fasilitas bagi peneliti

menyelesaikan studi di Universitas Lampung .

2. Bapak Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik sekaligus Sebagai Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, semangat, masukan dan saran yang sangat

berharga pada penulisan tesis ini.

Page 12: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xii

3. Bapak Prof.Dr. Mustofa, M.A, Ph.D. selaku Direktur PascasarjanaFKIP

Universitas Lampung yang telah menyiapkan sarana dan prasarana

sehingga memudahkan selesainya tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas

sehingga selesainya tesis ini.

5. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung yang telah memberikan banyak sekali sumbangsih

demi kemajuan MKGSD sehingga selesai tesis ini.

6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pasca

Sarjana Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas

Lampung. Sekaligus sebagai Pembahas dan Dosen Ahli Desain yang telah

banyak memberikan masukan dan saran yang sangat berharga pada

penulisan tesis ini.

7. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku pembimbing II dengan penuh kesabaran

dan ketelitian telah banyak memberikan masukan dan saran yang sangat

berharga pada penulisan tesis ini.

8. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Dosen Ahli Materi yang telah banyak

memberikan masukan dan saran yang sangat berharga pada penulisan tesis

ini.

9. Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku Dosen Ahli Bahasa yang telah banyak

memberikan masukan dan saran yang sangat berharga pada penulisan tesis

ini.

10. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Magister Keguruan Guru Sekolah

Dasar, FKIP Universitas Lampung, atas ilmu pengetahuan dan pelayanan

yang telah diberikan sangat berguna bagi penulis selama perkuliahan.

11. Ibu Widati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 2 Tulungagung Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan waktu dan

kesempatan serta izin penelitian.

12. Bapak Ritono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 2 Tulungagung

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan

waktu dan kesempatan serta izin penelitian.

Page 13: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xiii

13. Reka-rekan Dewan Guru SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu (Sumartun, A.Md, Marnilawati. S.Pd, Sunyoto.

S.Pd, Rini Mulistina, S.Pd, Rahmawati, S.Pd, Indri Hapsari, S.Pd, Nicen

Agustin, S.Pd, Dian Setianingsih, S.Pd, Miyanto). Yang telah memotivasi

sampai selesai penelitian ini.

14. Rekan-rekan guru KKG wilayah gugus III yang telah memberikan

masukan dan bantuan demi terwujudnya produk buku ajar matematika

melalui cerita fable, terimakasih bantuannya.

15. Siswa-siswi SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu yang saya sayangi maafkan karena sering ditinggal dan belajar

dengan guru pengganti sehingga penulis selesai menulis penelitian ini.

16. Siswa-siswa SDN 3 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu yang saya sayangi terimakasih sudah bekerjasama menjadi

objek penelitian sebagai kelas control semoga kelak kalian sukses semua.

17. Sahabat seangkatan Magister Keguruan Guru SD 2016 yang telah

memberikan bantuan pikiran, tenaga dan motivasi untuk keberhasilanku.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Tiada kata yang layak terucap selain doa dan ucapan terimakasih yang sebanyak-

banyaknya, atas selesainya penulisan tesis ini. Semoga Alloh SWT membalas

kebaikan kalian semuanya dengan pahala yang besar kelak disisiNya.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Bandarlampung, Juni 2018

Penulis

Suyud Riyadi Haidar

Page 14: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xiv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Batasan Masalah ................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 11

H. Spesifikasi Produk Pengembangan ....................................................... 12

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar .................................................................................................... 14

1. Teori Belajar ................................................................................... 14

2. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 17

3. Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar .................................................... 19

B. Bahan Ajar ............................................................................................. 21

1. Pengertian Bahan Ajar .................................................................... 21

2. Karakteristik Bahan Ajar ................................................................ 23

3. Jenis - Jenis Bahan Ajar .................................................................. 24

4. Manfaat Bahan Ajar ........................................................................ 25

5. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar ........................................ 27

6. Prinsip-Prinsip Penetapan Urutan Bahan Ajar ................................ 28

C. Pengertian Matematika .......................................................................... 29

1. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ........................................ 30

2. Karakteristik Matematika di SD ..................................................... 31

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD .......................... 33

4. Pengertian Geometri Bangun Datar ................................................. 34

5. Bagian-bagian Bangun Datar .......................................................... 35

6. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar ......................................... 36

Page 15: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xv

D. Cerita Fabel ........................................................................................... 38

1. Pengertian Cerita Fabel ..................................................................... 38

2. Manfaat Cerita Fabel Berkarakter .................................................... 41

E. Program Penguatan Karakter .................................................................. 43

1. Pengertian Karakter ......................................................................... 43

2. Karakter Jujur ................................................................................... 45

3. Karakter Disiplin ............................................................................... 47

4. Karakter Tanggungjawab ................................................................. 49

5. Pengintegrasian Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggungjawab

dalam Pelajaran ................................................................................ 50

6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Matematika .......................... 51

F. Model Problem Based Learning ............................................................ 55

G. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 74

H. Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................... 83

I. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 88

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................................. 89

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................... 91

C. Definisi Konseptual dan Operasional .................................................... 99

1. Definisi Konseptual ........................................................................ 99

2. Definisi Operasional ....................................................................... 100

D. Subyek Uji Coba Produk ....................................................................... 102

1. Populasi Penelitian .......................................................................... 102

2. Sampel Penelitian ........................................................................... 103

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 103

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 111

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 113

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 120

B. Hasil Penelitian ........................................................................................ 122

1. Pengumpulan Informasi Awal ........................................................... 122

2. Perencanaan ........................................................................................ 124

3. Pengembangan Format Produk Awal ................................................. 129

4. Uji Coba Produk Awal ....................................................................... 141

5. Revisi Produk ..................................................................................... 144

6. Uji Coba Lapangan ............................................................................ 147

7. Revisi Produk ..................................................................................... 149

C. Uji instrumen Penelitian ........................................................................... 150

D. Uji Hipotesis ............................................................................................. 153

Page 16: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xvi

E. Pembahasan ............................................................................................... 164

1. Pengembangan buku ajar matematika melalui cerita fabel untuk

memperkuat karakter siswa ................................................................. 164

2. Kemenarikan buku ajar matematika melalui cerita fabel untuk

memperkuat karakter siswa ................................................................. 168

3. Penguatan karakter dan hasil belajar matematika setelah

menggunakan buku ajar matematika melalui cerita fabel ................... 171

4. Kelebihan pengembangan buku ajar matematika

melalui cerita fabel ............................................................................. 175

5. Keterbatasan pengembangan buku ajar matematika

melalui cerita fabel .............................................................................. 175

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 177

B. Implikasi .............................................................................................. 178

C. Saran .................................................................................................... 178

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 180

LAMPIRAN

Page 17: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pencapaian Nilai Belajar Siswa Gugus III Kecamatan Gadingrejo tahun

Pelajaran 2017/2018 ................................................................................... 5

2. Nilai Dan Indikator Penerapan Pendidikan Karakter Pada Proses

Pembelajaran Matematika .......................................................................... 53

3. Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning ................... 63

4. Pretest-Posttest control Group Design ....................................................... 91

5. Rincian Jumlah Populasi ............................................................................. 102

6. Rincian Jumlah Sampel .............................................................................. 103

7. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Siswa .......................................................... 104

8. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Guru ........................................................... 105

9. Kisi-kisi validasi ahli media ....................................................................... 106

10. Kisi-kisi validasi ahli materi ....................................................................... 107

11. Kisi-kisi validasi ahli bahasa ...................................................................... 108

12. Kisi-kisi penilaian karakter jujur, disiplin, tanggungjawab ........................ 109

13. Kisi-kisi soal untuk mengukur hasil belajar matematika ............................ 110

14. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................ 115

15. Interpretasi Daya Pembeda Intrumen Tes ................................................... 116

16. Klasifikasi kemenarikan dan kemudahan penggunaan buku ajar ............... 117

17. Kriteria indeks gain ..................................................................................... 118

18. Distribusi Materi Pada Buku Ajar ............................................................... 134

19. Rekap Kemenarikan Buku Ajar Matematika Melalui Cerita Fabel............. 142

20. Rekap Hasil Nilai Sikap Siswa Pretest dan Postest pada uji

kelompok kecil ........................................................................................... 143

21. Rekap Hasil Belajar Siswa Pretest dan Postest pada uji

kelompok kecil ............................................................................................ 143

Page 18: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xviii

22. Rekap hasil nilai sikap pretest dan posttest Uji Lapangan atau

(Kelompok besar) ....................................................................................... 148

23. Rekap hasil belajar pretest dan posttest Uji Lapangan

(Kelompok Besar) ....................................................................................... 149

24. Hasil validasi para ahli................................................................................. 154

25. Analisis Nilai Sikap Pretest dan Postest SDN 2 Tulungagung

melalui SPSS .............................................................................................. 157

26. Analisis Hasil Belajar Siswa Pretest dan Postest SDN 2 Tulungagung

melalui SPSS .............................................................................................. 160

27. Analisis Nilai Sikap Siswa Pretest dan Postest SDN 3 Tulungagung

menggunakan SPSS ..................................................................................... 161

28. Analisis Hasil Belajar Siswa Pretest dan Postest SDN 3 Tulungagung

melalui SPSS ............................................................................................... 162

29. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV

SDN 2 Tulungagung .................................................................................... 163

30. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV

SDN 3 Tulungagung ................................................................................... 163

31. Uji Non Parametrik Hipotesis Ketiga ......................................................... 163

Page 19: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian ............................................................ 87

2. Langkah-langkah penelitian pengembangan .............................................. 89

3. Desain eksperimen pretest-postest group desain ....................................... 98

4. Tampilan sampul buku ajar matematika berbasis fabel ............................... 131

5. Tampilan kata pengantar.............................................................................. 132

6. Tampilan KI, KD dan Indikator................................................................... 132

7. Tampilan Penggunaan Buku ........................................................................ 133

8. Tampilan Daftar Isi ...................................................................................... 133

9. Tampilan Student Orientation ..................................................................... 135

10. Tampilan Organize Students........................................................................ 135

11. Tampilan Guiding Student ........................................................................... 136

12. Tampilan Developing and Presentation ...................................................... 137

13. Tampilan Analysis and Evaluation .............................................................. 137

14. Tampilan Daftar Pustaka ............................................................................. 138

15. Tampilan Peta Konsep ................................................................................. 139

16. Tampilan Glosarium .................................................................................... 139

17. Tampilan Kunci Jawaban ............................................................................ 140

18. Tampilan Biodata Penulis ............................................................................ 140

19. Tampilan Cover Halaman Judul Sesudah Revisi ........................................ 144

20. Tampilan Rujukan Sumber Yang Jelas ....................................................... 145

21. Tampilan Gambar Rumusan Indikator Sesudah Revisi ............................... 145

22. Tampilan Gambar dan Warna Merujuk Sesuai Gambar Asli

Sesudah Revisi ............................................................................................. 146

23. Tampilan Materi Disajikan dari Sederhana ke Kompleks

Sesudah Revisi ............................................................................................. 147

Page 20: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian SDN 2 Tulungagung dan Surat Keterangan

Melaksanakan Penelitian ........................................................................... 188

2. Surat Izin Penelitian SDN 3 Tulungagung dan Surat Keterangan

Melaksanakan Penelitian ........................................................................... 189

3. Instrumen Wawancara Dengan Guru ...................................................... 190

4. Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Guru ........................................... 191

5. Rekapitulasi Hasil Jawaban Angket Analisis Kebutuhan Guru ............... 192

6. Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Siswa .......................................... 193

7. Rekapitulasi Hasil Jawaban Angket Analisis Kebutuhan Siswa .............. 194

8. Angket Kemenarikan Buku Ajar Oleh Guru ............................................ 195

9. Rekapitulasi Data Kemenarikan Buku Ajar Oleh Guru ........................... 196

10. Angket Kemenarikan Buku Ajar Oleh Siswa .......................................... 197

11. Rekapitulasi Data Kemenarikan Buku Ajar Oleh Siswa .......................... 198

12. Data Pretest Nilai Sikap Sosial Uji Kelompok Kecil ................................ 199

13. Data Posttest Nilai Sikap Sosial Uji Kelompok Kecil ............................. 200

14. Rekap Hasil Penilaian Sikap Uji Kelompok Kecil ................................... 201

15. Histogram Nilai Sikap Siswa Pretest Dan Posttest Pada Uji

Kelompok Kecil ....................................................................................... 202

16. Hasil Belajar Pretest Dan Postest Pada Uji Kelompok Kecil .................. 203

17. Lembaran Instrumen Validasi Ahli Media ............................................... 204

18. Lembaran Instrumen Validasi Ahli Materi .............................................. 208

19. Lembaran Instrumen Validasi Ahli Bahasa ............................................. 212

20. Soal Pretest Postest Bangun Datar ........................................................... 216

21. Silabus Matematika SD/MI Kelas IV ........................................................ 222

22. Indikator Pendidikan Karakter .................................................................. 224

Page 21: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

xxi

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 227

24. Rekap Awal Penilaian Sikap Siswa Kelas IV Pretest Dan Postest

di SDN 2 Tulungagung ............................................................................. 263

25. Rekap Akhir Penilaian Sikap Siswa Kelas IV Pretest Dan Postest

Di SDN 2 Tulungagung ........................................................................... 267

26. Histogram Sikap Siswa Pretest Dan Postest SDN 2 Tulungagung ........... 268

27. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pretest Dan

Postest Di SDN 2 Tulungagung ............................................................... 269

28. Data Histogram Pretest Dan Postest Sikap Siswa Kelas IV

SDN 2 Tulungagung ................................................................................ 270

29. Rekap Awal Penilaian Sikap Siswa Kelas IV Pretest Dan Postest

Di SDN 3 Tulungagung ............................................................................ 271

30. Rekap Akhir Penilaian Sikap Siswa Kelas IV Pretest Dan Postest

Di SDN 3 Tulungagung ........................................................................... 275

31. Data Histogram Pretest Dan Postest Sikap Siswa Kelas IV

SDN 3 Tulungagung ................................................................................. 276

32. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pretest Dan

Postest Di SDN 3 Tulungagung ................................................................ 277

33. Data Histogram Hasil Belajar Pretest Dan Posttest

SDN 3 Tulungagung ................................................................................. 278

34. Hasil Uji Validitas .................................................................................... 279

35. Sebaran Data Validitas Skor Butir Soal .................................................. 280

36. Hasil Uji Reliabelitas Butir Soal ............................................................... 282

37. Sebaran Data Reliabilitas Skor Butir Soal ............................................... 283

38. Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal ....................................................... 285

39. Sebaran Skor Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal ..................... 286

40. Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal .......................................................... 288

41. Sebaran Skor Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal ..................... 289

42. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

Di SDN 2 Tulungagung ............................................................................ 291

43. Hasil Uji Non Parametrik Hipotesis Ketiga Hasil Belajar ........................ 295

Page 22: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya

bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai

bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Dalam

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 3 dijelaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”. (Depdiknas 2003:3).

Jadi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Page 23: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

2

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah bahwasannya Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah mencakup Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas

kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran

pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan

pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran

Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai

mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI.

Pemisahan mata pelajaran matematika dari buku tematik terpadu dikarenakan

siswa tidak akan mendapatkan konsep matematika secara mendalam jika masih

terintegrasi dalam mapel tematik terpadu. Dengan pertimbangan tersebut, pada

revisi Tahun 2017 di Kurikulum 2013, mata pelajaran Matematika dan PJOK

akhirnya dipisahkan dari mata pelajaran Tematik Umum. Pada buku pegangan

yang digunakan menggunakan buku tersendiri yakni Buku Matematika dan

Buku PJOK.

Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter

bangsa karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh

Indonesia dari daerah sampai pusat. Menurut Peraturan Presiden (2017:87)

Page 24: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

3

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah

gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk

memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,

olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional

Revolusi Mental (GNRM). Nilai utama 5 Program Penguatan Karakter yaitu :

a. Religius (Beriman, Bertaqwa, Toleransi, Cinta Lingkungan)

b. Nasionalis (Cinta Tanah Air, Semangat Kebangsaan, Menghargai

Kebhinekaan).

c. Integritas (Kejujuran, Keteladanan, Kesantunan, Cinta pada Kebenaran).

d. Mandiri (Kerja Keras, Kreatif, Disiplin, Berani, Pembelajar)

e. Gotong Royong (Kerjasama, Solidaritas, Saling Menolong, Kekeluargaan)

Penerapan dan penguatan karakter harus bisa diterapkan pada semua mata

pelajaran yang ada, termasuk penerapan karakter pada pelajaran matematika.

Pembelajaran matematika sangat berbeda dengan pembelajaran pada mata

pelajaran lainnya, dimana pembelajaran matematika memerlukan pemahaman

konsep yang utuh yang melibatkan hasil pengalaman mereka dalam kehidupan

sehari-hari sebelum menginjak pada teori.

Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 April 2018

melalui wawancara dengan beberapa guru kelas IV di wilayah gugus III

Kecamatan Gadingrejo, ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas IV Sekolah

Page 25: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

4

Dasar di Kecamatan Gadingrejo wilayah gugus III, diantaranya dari segi proses

belajar mengajar adalah kurangnya sumber belajar berupa buku ajar yang

sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu pengunaan buku ajar matematika yang

memuat program karakter belum ada sebagai tidak lanjut dari program

penguatan karakter yang dicanangkan pemerintah, belum digunakan model

pembelajaran yang tepat guna menunjang proses pembelajaran, kurang

dikemasnya pembelajaran matematika dengan metode yang menarik dan

menyenangkan, siswa lebih pasif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

terkesan kurang tertarik terhadap pelajaran matematika.

Dari segi karakter siswa menurut informasi dari guru yang mengajar, siswa

yang kurang mampu masih banyak yang mencontek pada saat mengerjakan

tugas mandiri, kemudian tingkat kedisiplinan juga masih banyak yang tidak

mengikuti ketertiban dalam pembelajaran, telat mengumpulkan tugas dan telat

masuk kelas. Kemudian pada saat pembelajaran anak cenderung pasif saat

kerja kelompok dan bersikap individualistik. Hal ini menimbulkan siswa

kurang aktif dalam kegiatan belajar, tidak terciptanya suasana yang

menyenangkan karena belum tumbuhnya sikap kedisiplinan yang lemah dan

tanggungjawab yang belum tertanam dalam diri siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara nilai karakter siswa dari sikap

jujur, disiplin dan tanggungjawab masih sangat kurang di setiap sekolahan

yang ada di Gugus III. Termasuk di SDN 2 Tulungagung kecamatan

Gadingrejo, dari hasil pretest soal untuk 30 siswa hanya 53% nilai sikap siswa

dengan predikat Baik. Sedangkan hasil pencapaian nilai mata pelajaran juga

kurang sesuai dengan nilai KKM yang ditetapkan sekolah.

Page 26: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

5

Untuk lebih jelasnya berikut adalah data pencapaian nilai mata pelajaran

matematika siswa di Kecamatan Gadingrejo wilayah gugus III, dibawah ini:

Tabel 1. Pencapaian Nilai Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018

NO SEKOLAH Rerata

Belajar KKM KET

1 SDN 1 Tegalsari 65 75 Belum Tuntas

2 SDN 2 Tegalsari 60 70 Belum Tuntas

3 SDN 3 Tegalsari 60 70 Belum Tuntas

4 SDN 4 Tegalsari 45 70 Belum Tuntas

5 SDN 1 Tulungagung 55 75 Belum Tuntas

6 SDN 2 Tulungagung 65 70 Belum Tuntas

7 SDN 3 Tulungagung 60 70 Belum Tuntas

8 SDN 1 Mataram 65 70 Belum Tuntas

9 SDN 2 Mataram 45 75 Belum Tuntas

10 SDN 3 Mataram 60 70 Belum Tuntas

Total 580

Rerata 58,0

Sumber : Rekap daftar KKM siswa gugus III Kecamatan Gadingrejo

Sebagai solusi untuk menumbuhkan karakter dan memperbaiki hasil belajar

adalah dengan bahan ajar yang didalamnya memuat karakter dan mampu

membuat siswa aktif, tertarik dan mampu memecahkan masalah dalam

kehidupan dengan menggunakan konsep pengetahuan yang diketahuinya, dan

mampu memahami pelajaran dengan baik. Bahan ajar sebagai media

pembelajaran, serta mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran

yaitu sebagai acuan bagi siswa dan guru untuk meningkatkan hasil

pembelajaran.

Penulis tertarik untuk memilih pelajaran matematika karena pada pelajaran ini

dianggap paling sulit oleh guru, pemilihan topik pengembangan dalam

penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas IV SDN 2 Tulungagung untuk

Page 27: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

6

membantu belum tersedianya buku ajar yang memuat karakter menarik dan

menyenangkan yang dibutuhkan peserta didik untuk mengatasi kesulitan

belajar matematika. Selain itu kelas IV Sekolah Dasar adalah kelompok kelas

tinggi akan tetapi pada tahap permulaan jadi buku ini sangat cocok karena

mudah untuk difahami akan dan memenuhi kebutuhan anak. Pengembangan ini

memuat materi bangun datar yang disajikan dalam bentuk cerita fabel , Tokoh

hewan atau binatang dalam cerita bertujuan untuk memperkuat karakter dan

menarik minat anak belajar matematika serta meningkatkan hasil belajarnya.

Salah satu bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah Buku Ajar matematika

melalui cerita fabel pada pelajaran matematika berbasis Problem Based

Learning, buku ini memulai proses pembelajaran matematika dengan cerita

pengantar fabel berkarakter sebagai sarana untuk menarik minat dan

menanamkan nilai moral serta karakter bagi siswa. Terlebih Pada kurikulum

2013 memuat pendidikan karakter dimana siswa dibentuk untuk mempunyai

moral sesuai dengan nilai-nilai agama. Anak usia sekolah dasar merupakan

kondisi yang memungkinkan untuk menanamkan nilai-nilai.

Hal tersebut dikarenakan usia anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan, baik secara kognisi, fisik, maupun psikologisnya. Pada

penelitian ini muatan karakter disampaikan melalui cerita fabel sebagai

pengantar dan untuk memperkuat karakter jujur, disiplin dan tanggungjawab.

Selain Buku ajar untuk memperbaiki hasil belajar siswa, metode pembelajaran

juga harus dibuat yang menarik dan bisa membuat siswa tertarik, Model

Problem Based Learning adalah suatu pembelajaran yang di awali dengan

menghadapkan siswa pada suatu masalah.

Page 28: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

7

Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan model

pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih

tinggi, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu

yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan

berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan

konsep-konsep penting. Model pembelajaran ini mengutamakan proses belajar

untuk membantu siswa mencapai hasil yang baik dan memuaskan.

Berdasarkan fakta-fakta diatas maka pengembangan buku ajar matematika

melalui cerita fabel berbasis Problem Based Learning diharapkan

menumbuhkan karakter, menarik minat siswa dan bisa meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran Matematika khususnya di kelas IV SDN 2

Tulungagung Kecamatan Gadingrejo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasi

permasalahan yang muncul dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan beberapa

hal diantaranya:

1. Bahan ajar yang digunakan di sekolah dasar gugus III kecamatan

Gadingrejo khususnya kelas IV SD masih terbatas dan kurang sesuai dengan

kebutuhan siswa.

2. Program penguatan karakter yang diharapkan pemerintah belum terlaksana

pada semua mata pelajaran khususnya pada pelajaran matematika.

Page 29: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

8

3. Karakter siswa belum tumbuh kuat dalam kejujuran, kedisiplinan dan

tanggungjawab dengan pembelajaran yang berlangsung.

4. Guru belum mengembangkan buku ajar yang dapat memperkuat karakter

siswa dalam kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab.

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran dan metode yang menarik,

inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

6. Siswa mengalami kesulitan memahami materi bangun datar, tentang luas

dan keliling persegi, persegi panjang dan segitiga.

7. Tidak ada buku ajar yang dapat digunakan panduan untuk menumbuhkan

karakter siswa yang menarik, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

8. Hasil belajar Matematika siswa masih belum mencapai KKM .

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya, maka identifikasi masalah

diatas tidak dapat penulis teiliti semua, penulis membatasi masalah pada

pengembangan buku ajar matematika ini pada materi luas bangun datar yaitu

persegi, persegi panjang dan segitiga. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Ajar Matematika

Melalui Cerita Fabel Untuk Memperkuat Karakter Siswa Menggunakan

Problem Based Learning Kelas IV Sekolah Dasar”.

Page 30: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan

Pengembangan buku ajar matematika melalui cerita Fabel antara lain :

1. Bagaimana pengembangan buku ajar matematika melalui cerita fabel

untuk memperkuat karakter siswa kelas IV SDN 2 Tulungagung?.

2. Bagaimana kemenarikan buku ajar matematika melalui cerita fabel yang

digunakan guru dan siswa kelas IV SDN 2 Tulungagung?.

3. Bagaimana peningkatan karakter dan hasil belajar siswa setelah

penggunaan buku ajar matematika melalui cerita fabel pada siswa kelas

IV SDN 2 Tulungagung?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menghasilkan produk berupa buku ajar buku ajar matematika melalui

cerita fabel untuk memperkuat karakter siswa kelas IV SDN 2

Tulungagung.

2. Mengetahui kemenarikan buku ajar matematika melalui cerita fabel

dibandingkan buku paket yang digunakan guru dan siswa kelas IV SDN

2 Tulungagung.

3. Mengetahui peningkatan karakter dan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah memakai buku ajar matematika melalui cerita fabel pada siswa

kelas IV SDN 2 Tulungagung.

Page 31: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

10

F. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa hal yang harapkan manfaatnya antara lain:

1. Bagi peserta didik

a. Memperkuat karakter siswa dalam kejujuran, kedisiplinan dan

tanggungjawab kelas IV Sekolah Dasar dengan pengembangan buku ajar

matematika melalui cerita fabel berkarakter.

b. Memperkuat karakter dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan

pengembangan buku ajar matematika melalui cerita fabel berkarakter.

c. Membangun dan meningkatkan pengetahuan siswa kelas IV Sekolah

Dasar tentang menentukan luas bangun datar pada persegi, persegi

panjang, dan segitiga.

2. Bagi Pendidik

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran di

kelas IV Sekolah Dasar.

b. Meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam mengembangkan

buku ajar.

c. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan buku ajar

sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan bahan ajar

yang memudahkan siswa dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru

sebagai inovasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Page 32: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

11

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara melakukan

langkah-langkah praktis dalam mengembangkan bahan ajar matematika

melalui cerita fabel berkarakter dengan harapan pembelajaran menjadi

efektif, menyenangkan dan bermakna.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang berjudul “Pengembangan buku ajar matematika

melalui cerita fabel untuk memperkuat karakter siswa menggunakan Problem

Based Learning kelas IV SDN 2 Tulungagung” sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Tulungagung dan SDN 3

Tulungagung di wilayah gugus III Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Tulungagung

sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV SDN 3 Tulungagung sebagai

kelas kontrol.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah buku ajar sebagai produk penelitian

pengembangan dengan judul pengembangan matematika melalui cerita fabel

untuk memperkuat karakter siswa menggunakan Problem Based Learning,

untuk siswa SD kelas IV.

Page 33: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

12

4. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017-2018.

5. Kajian Ilmu

Kajian ilmu dalam penelitian ini adalah matematika, yaitu ilmu pengetahuan

tentang penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bangun

datar materi persegi, persegi panjang, dan segitiga.

H. Spesifikasi Produk Pengembangan

Produk yang dihasilkan berupa buku ajar matematika dengan spesifikasi

sebagai berikut :

1. Wujud fisik spesifiaksi produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini

adalah media cetak berupa Buku Ajar (Text Book). Buku ajar ini dibuat

dengan variasi tata letak, pilihan warna, variasi huruf yang sesuai dengan

kebutuhan sehingga nyaman untuk dibaca dan menarik untuk dipelajari.

2. Buku ajar ini di desain dapat dipergunakan oleh Guru dan Peserta didik, dan

disesuaikan karakteristik siswa sehingga dapat digunakan secara mandiri.

3. Buku ajar ini didesain sebagai buku ajar pada muatan matematika materi

persegi, persegi panjang dan segitiga yang disesuaikan dengan kurikulum

2013 di kelas IV SD/MI.

4. Buku ajar ini isinya didesain sedemikian rupa sehingga bisa dipergunakan

untuk kurikulum 2013, juga dapat digunakan bagi sekolah yang masih

menggunakan kurikulum KTSP tahun 2006, yang dapat digunakan untuk

membantu siswa memahami materi bangun datar .

Page 34: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

13

5. Materi yang ada di dalam buku disesuaikan dengan KI dan KD sehingga

bahan ajar ini dapat tersusun secara sistematis.

6. Buku ini berbeda dengan buku ajar lainnya, karena materi yang ada di

dalamnya disajikan dalam bentuk cerita fabel yang menarik. Pada setiap

pembahasan, dilengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung sehingga

siswa tertarik untuk mempelajarinya.

7. Buku ajar ini di dalamnya dilengkapi dengan penanaman konsep lewat

cerita, contoh materi dalam kehidupan nyata, catatan untuk diingat,

rangkuman dan soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa.

8. Hasil belajar dari pembelajaran matematika kelas IV melalui cerita fabel ini

ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu memperkuat karakter

dan meningkatkan hasil belajar.

9. Bentuk fisik bahan ajar dalam penelitian ini berupa media cetak dibuat

dengan variasi tata letak, pilihan warna, variasi huruf yang sesuai dengan

kebutuhan sehingga nyaman untuk dibaca dan menarik untuk dipelajari.

Page 35: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

14

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Teori Belajar

Belajar menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Belajar merupakan

bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara

stimulus dan respon. Menurut Thorndike dalam Budiningsih (2005: 21)

menyatakan sebagai berikut.

―Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu

apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,

perasaan, atau hal-hal yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan

respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga

dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan‖.

Reber dalam Muhibbin (2011: 66) dalam kamusnya, Dictionary of

Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama belajar

adalah The process of acquiring knowladge (proses memperbaiki

pengetahuan), kedua belajar adalah A relatively permanent change in

respons potentiality which occurs as aresult of rein forced practice (suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan

yang diperkuat).

Page 36: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

15

Barlow dalam Muhibbin (2011: 64). Menyebutkan dalam bukunya

Educational Psychology : The Teaching-Learning Process berpendapat

bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang

berlangsung secara progresif.

Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman,

yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat

diukur. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,

pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar

merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Menurut Bruner seorang pengikut teori kognitif dalam Budiningsih (2005:

41), memandang belajar menekankan adanya pengaruh kebudayaan

terhadap tingkah laku seseorang. Belajar akan berjalan dengan baik dan

kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia

jumpai dalam kehidupannya. Belajar menurut pandangan Habermas ahli

psikologi dari pandangan teori belajar humanistik dalam Thobroni (2011:

161), bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan

lingkungan maupun dengan sesama manusia.

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Hasil suatu

penelitian tentang gaya belajar. James and Blank dalam Elbitar (2011: 47),

mengungkapkan bahwa gaya belajar didefinisikan sebagai ―serangkaian

faktor, perilaku, dan sikap yang memfasilitasi pembelajaran bagi seorang

Page 37: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

16

individu dalam situasi tertentu‖ (Learning style is defined as "a set of

factors, behaviors, and attitudes that facilitate learning for an individual in

a given situation" ).

Selanjutnya, James and Blank mengungkapkan bahwa gaya belajar

dikategorikan ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu, persepsi, kognitif dan afektif

(categorized learning styles into three realms: perceptual, cognitive, and

affective). Persepsi mencakup 7 (tujuh) cara peserta didik menerima dan

menyerap informasi dari lingkungannya. Ke-7 (tujuh) cara tersebut adalah

mendengar, menyentuh, bercakap-cakap dan diskusi dengan orang lain,

pergerakan tubuh, memberdayakan penciuman, membaca dan menulis dan

melihat gambar, foto, objek dan kegiatan (these seven perceptual learning-

style factors are aural (listening), haptic (touching or holding), interactive

(verbalizing and discussing with others), kinesthetic (body movement),

olfactory (employing the sense of smell), print (reading and writing), and

visual (viewing pictures, images, objects, and activities).

Penjelasan dari tokoh pendidikan tersebut disadari bahwa serangkaian

faktor, tingkah laku dan sikap adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dalam pembelajaran karena hal tersebut yang memfasilitasi

pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh perubahan dengan

menyerap informasi dari lingkungannya dengan berbagai cara.

Dari pengertian di atas, pada dasarnya belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil satu tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Oleh karena itu

proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau

Page 38: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

17

informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki

seseorang dan ada interaksi dengan lingkungan.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Surya (2004: 16), hasil belajar adalah perubahan perilaku individu.

Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif,

disadari dsb. Lebih lanjut Surya mengungkapkan bahwa perubahan perilaku

sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang

mencakup aspek kognitif, afektif dan motorik. Sementara menurut

Benyamin S. Bloom dalam Surya (2004: 17), hasil belajar adalah suatu

akibat dari proses belajar yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Suprijono dalam Thobroni (2011: 22-23), hasil belajar berupa hal-

hal sebagai berikut.

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa baik lisan maupu tertulis. Kemampuan merespon secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan

aturan.

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis, fakta-konsep, dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

Page 39: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

18

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

e. Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut. Sikap

berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.

Menurut Sudjana (2005:19) hasil belajar berkenaan dengan kemampuan

siswa di dalam memahami materi pelajaran. Hamalik mengemukakan, hasil

belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, abilititas dan keterampilan. Hasil belajar tampak sebagai terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan

tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang

lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Dilihat dari sudut pandang pembelajaran, hasil belajar diperkuat lagi oleh

Suprijono mengenai pandangan Bloom tentang hasil belajar dalam Thobroni

(2011: 25), bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ketiga aspek kemampuan tersebut meliputi:

Page 40: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

19

a. Domain kognitif, mencakup

1) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

2) Chomprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh)

3) Application (menerapkan)

4) Analysis (menuraikan, menentukan hubungan)

5) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hal baru).

6) Evaluating (menilai)

b. Domain afektif mencakup

1) Receiving ( sikap menerima)

2) Responding (memberikan respons)

3) Valuing (menilai)

4) Organization (organisasi)

5) Characterization (karakterisasi).

c. Domain psikomotorik, mencakup

1) Initiatory (pemrakarsa)

2) Motion skills (keterampilan gerak)

3) Productive skills, techniques, physical (keterampilan produktif, teknik,

fisik).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan perilaku siswa secara keseluruhan baik dalam

pemahaman, sikap, dan tingkah lakunya. Hasil belajar dialami siswa dari

yang belum tahu menjadi tahu menuju perbaikan dalam sikap, pengetahuan

dan tingkah laku.

3. Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar

a. Tujuan Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana

(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih

Page 41: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

20

luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan

Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak

proses belajar.

Menurut Chittenden dalam Arifin (2009: 15), tujuan hasil belajar adalah:

1. Untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan,

2. Untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses

pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama

mengikuti proses pembelajaran,

3. Untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan

atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga

guru dapat dengan cepat mencari alternative solusinya,

4. Untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap

kompetensi yang telah ditetapkan .

b. Fungsi Hasil Belajar

Ada beberapa fungsi hasil belajar antara lain:

1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback)

kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran

dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.

2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil

belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan

Page 42: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

21

untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan

kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.

3. Fungsi diagnosti, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis,

fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam

situasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan

peserta didik (Arifin, 2009: 20).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:6), Hasil belajar ialah hasil yang

dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil

belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi

acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah nilai

tes formatif yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam

tema Bangun Datar.

B. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan

materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dalam segala kompleksitasnya.

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana Mulyasa (2006: 96) mengemukakan bahwa bahan ajar

merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan sesuatu

Page 43: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

22

yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat khusus maupun

yang bersifat umum dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.

Dick dan Carey (2009: 230) menambahkan bahwa: instructional material

contain the conten either written, mediated, or facilitated by an instructor

that a student as use to achieve the objective also include information thet

the learners will use to guide the progress. Berdasarkan ungkapan Dick dan

Carey dapat diketahui bahwa bahan ajar berisi konten yang perlu dipelajari

oleh siswa baik berbentuk cetak atau yang difasilitasi oleh pengajar untuk

mencapai tujuan tertentu. Widodo dan Jasmadi dalam Lestari (2013: 1)

menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat

pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan,

dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam

rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi

dengan segala kompleksitasnya.

Iskandar dan Sunendar (2011: 171) mengungkapkan bahwa bahan ajar

merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui

pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

penyusunan bahan ajar diharapkan siswa benar-benar merasakan manfaat

bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya. Wardhana (2010: 29)

menambahkan bahwa bahan ajar merupakan suatu media untuk mencapai

keinginan atau tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan

kajian di atas, istilah bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah

suatu materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru

dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 44: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

23

2. Karakteristik Bahan Ajar

Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan. Menurut

Koesnandar (2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua

jenis antara lain: (a) bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar, seperti

buku, handouts, LKS dan modul; (b) bahan ajar yang tidak dirancang

namun dapat dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping, koran, film,

iklan atau berita. Koesnandar juga menyatakan bahwa jika ditinjau dari

fungsinya, maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas tiga kelompok yaitu

bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. Bahan ajar

memiliki beberapa karakteristik, Widodo dan Jasmani dalam Lestari (2013:

2) mengungkapkan bahwa karakteristik bahan ajar yaitu; Self instructional;

Self contained; Stand alone; Adaptive; dan User friendly..

Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu

membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk

memenuhi karakter self instructional, maka di dalam bahan ajar harus

terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun

tujuan sementara. Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari

satu unit kompetensi atu subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam

satu bahan ajar secara utuh. Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan

ajar dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar. Keempat, adaptive

yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, user friendly yaitu setiap

instruksi dan paparan informasi yang tampil membantu dan bersahabat

dengan pemakainya, mudah diakses pemakainya.

Page 45: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

24

Lebih lanjut Lestari (2013: 2-3) menyebutkan Sebuah bahan ajar yang baik

harus mencakup: (1) petunjuk belajar (petunjuk guru dan siswa); (2)

kompetensi yang akan dicapai; (3) informasi pendukung; (4) latihan-latihan;

(5) petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja (LK); dan (6) evaluasi. Dengan

adanya bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu

kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu

menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

3. Jenis - Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, yang cetak maupun non-cetak. Bahan

ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul,

brosur, dan lembar kerja siswa. Lestari (2013: 5-6) menyebutkan bahwa

bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,

piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio

visual) seperti video compact disk dan film. Bahan ajar multimedia interaktif

(interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction),

compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar

berbasis web (web based learning materials).

Mulyasa (2006: 96) menambahkan bahwa bentuk bahan ajar adalah: bahan

cetak (hand out, buku, modul, LKS, brosur, dan leaflet), audio (radio, kaset,

cd audio), visual (foto atau gambar), audio visual (seperti; video/ film atau

VCD) dan multi media (seperti; CD interaktif, computer based, dan

internet). Selain itu, dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1

menjelaskan bahwa ‖Buku ajar adalah buku acuan wajib untuk digunakan di

satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat

Page 46: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

25

materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan,

akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan

kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional

pendidikan‖.

Bahan ajar yang dimaksud dalam kajian ini lebih ke bahan ajar cetak berupa

buku ajar. Hal ini dikarenakan, buku ajar sangat erat kaitannya dengan

kurikulum, silabus, standard kompetensi, dan kompetensi dasar yang

disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran.

4. Manfaat Bahan Ajar

Prastowo dalam Lestari (2013: 8) mengungkapkan bahwa berdasarkan

strategi pembelajaran fungsi bahan ajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu

fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan

pembelajaran kelompok.

a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal antara lain :

1) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan

pengendali proses pembelajaran.

2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain :

1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses

peserta didik dalam memperoleh informasi.

3) Sebagai penunjang media pembelajaram individual lainnya.

Page 47: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

26

c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok antara lain :

1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,

dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,

informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar

kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya

sendiri.

2) Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama, dan apabila dirancang

sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Mulyasa dalam Lestari (2013:8) mengungkapkan bahwa ada

beberapa keunggulan dari bahan ajar. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1). Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya

siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung

jawab atas tindakan-tindakannya. 2). Adanya kontrol terhadap hasil belajar

mengenai penggunaan standard kompetensi dalam setiap bahan ajar yang

harus dicapai oleh siswa. 3). Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan

adanya tujuan dan cara penyampaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui

keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Secara garis besar berdasarkan pendapat diatas fungsi bahan ajar bagi guru

adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalm proses pembelajaran

sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan

kepada siswa. Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses

pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari, selain itu juga sebagai alat evaluasi.

Page 48: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

27

5. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar

Menurut Suparman (2012: 286) bahwa penggunaan bahan ajar mempunyai

beberapa keuntungan, antara lain :

a. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar

peserta didik.

b. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing.

c. Bahan ajar dapat direviu dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian

demi bagian untuk meningkatkan efektifitasnya.

d. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses

belajarnya, karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam

bahan ajar.

Selain keuntungan, bahan ajar juga memiliki kekurangan yaitu:

a. Biaya pengembangannya tinggi.

b. Waktu pengembangan lama.

c. Membutuhkan tim pendesain yang berketerampilan tinggi dan mampu

bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.

d. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi.

e. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau

proses belajar, member motivasi dan melayani konsultasi peserta didik

secara individual setiap kali dibutuhkan.

Page 49: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

28

6. Prinsip-Prinsip Penetapan Urutan Bahan Ajar

Menurut Sukmadinata (2007:89), Ada beberapa prinsip umum dalam

pengembangan bahan ajar sesuai aturan kurikulum antara lain:

a. Prinsip relevansi.

b. Fleksibelitas.

c. Kontinuitas.

d. Praktis

e. Efektifitas

Komalasari (2010:43) menyatakan buku ajar merupakan buku pelajaran

dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun

oleh para pakar dalam bidang itu dengan maksud dan tujuan instruksional,

dilengkapi dengan sarana-sarana pembelajaran yang serasi dan mudah

dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan pergururan tinggi

sehingga dapat menunjang suatu program pembelajaran. Dalam

mengembangkan bahan pembelajaran perlu diperhatikan model-model

pengembangan guna memastikan kualitasnya, seperti yang diungkapkan

oleh Sagala (2005:136), penggunaan model pengembangan bahan

pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan

sesuai dengan teori akan menjamin kualitas isi bahan pembelajaran.

Page 50: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

29

C. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Yunani ―mathein‖ atau ―manthenein‖,

yang berarti ―mempelajari‖. Kebanyakan orang mengatakan bahwa matematika

adalah suatu pelajaran yang pasti atau sering disebut ilmu pasti. Menurut Andi

Hakim Nasution dalam Masykur (2008:42) ―penggunaan istilah matematika

lebih tepat daripada ilmu pasti. Karena dalam matematika, banyak terdapat

pokok bahasan yang justru tidak pasti seperti pada statistik terdapat

probabilitas (kemungkinan)‖. Hudoyo (1990:3) menyatakan matematika

berkenan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara

logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.

Soedjadi (2000:11) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau

pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai

berikut:

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan

dengan bilangan.

d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk.

e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.

f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Page 51: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

30

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah

ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional

yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan dengan

objek abstrak yang diatur secara logis yang didapat dengan berpikir.

1. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Soedjadi (1998: 45) bahwa tujuan pembelajaran matematika di setiap

jenjang pendidikan digolongkan menjadi (1) tujuan yang bersifat formal,

yaitu tujuan yang menekankan pada penataan nalar siswa serta pembentukan

pribadinya. (2) tujuan yang bersifat material, yaitu tujuan yang

menekankan pada penerapan matematika baik dalam matematika itu sendiri

maupun di luar matematika.Berdasarkan kurikulum 2013, tujuan

pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan SD yang

diharapkan tercapai meliputi:

a. Domain Sikap: memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggungjawab dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar

rumah, sekolah, dan tempat bermain.

b. Domain Keterampilan: memiliki kemampuan pikir dan tindak yang

efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang

ditugaskan kepadanya.

c. Domain Pengetahuan: memiliki pengetahuan faktual dan konseptual

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan

wawasan kebangaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian di lingkugan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Page 52: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

31

Berdasarkan dari tujuan tersebut maka siswa usia sekolah dasar dengan

kemampuan yang berbeda-beda dapat memahami setiap materi yang

diberikan dapat tertanam dengan baik di dalam memori anak dan tidak

mudah dilupakan. Matematika merupakan suatu simbol yang membutuhkan

penalaran sehingga setiap konsep yang disajikan harus dipahami terlebih

dahulu oleh siswa, Yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beragam masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Matematika di SD

Menurut Soedjadi (2000:11) menyatakan matematika adalah pengetahuan

eksak dengan objek abstrak meliputi konsep, prinsip, dan operasi yang

berhubungan dengan bilangan. Artinya bahwa materi matematika tersusun

menurut aturan-aturan dari yang terendah sampai tertinggi dan didasarkan

pada kebenaran-kebenaran yang sudah terbukti kebenarannya. Objek

pembelajaran matematika abstrak namun siswa SD belum bisa berfikir

abstrak mereka berada pada tahap operasional kongkrit. Sehingga

diperlukan pemahaman sifat dan karakteristik pembelajaran

matematika di SD. Berikut ini karakteristik matematiaka di SD :

a. Pembelajaran matematika berjenjang (bertahap).

Matematika dimulai dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih

sukar. Sehingga pembelajaran matematika harus dimulai dari suatu hal

yang kongkrit dan berakhir ke yang abstrak.

b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Spiral maksudya adalah pembelajaran hari ini berkaitan dengan

pembelajaran sebelumnya dan sesudahnya begitu seterusnya. Sehingga

Page 53: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

32

setiap memperkenalkan konsep atau materi yang baru perlu dikenalkan

konsep materi yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Materi baru

selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari siswa

sebelumnya, k arena materi sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk

memahami materi selanjutnya.

c. Pembelajaran matematika menekankan pada pola pendekatan induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif namun melihat tahap

perkembangan mental siswa maka dalam pembelajaran matematika

digunakan pendekatan induktif. Misalkan pada pengenalan bangun-

bangun ruang, pembelajaran tidak dimulai dari definisi bangun ruang

melainkan dimulai dengan memperhatikan contoh-contoh bangun

ruang tersebut dan mengenal namanya serta mengenalkan sifat-

sifatnya sehingga didapat pemahaman konsep bangun-bangun ruang.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada

pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang

lain. Kebenaran suatu pernyataan didasrkan kepada pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenaranya.

e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran matematika hendaknya dapat disajikan secara

bermakna maksudya adalah pembelajaran matematika berfokus pada

pengertian bukan hafalan. Dalam pembelajaran bermakna konsep

matematika ditemukan sendiri oleh siswa melalui contoh-contoh secara

induktif dan berdasarkan pengalaman siswa secara langsung.

Page 54: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

33

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, matematika telah berkembang

pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penguasaan matematika secara baik sejak dini perlu ditanamkan

sehingga konsep-konsep dasar matematika dapat diterapkan dengan

tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memakai konsep dasar

matematika maka anak akan memiliki bekal untuk menguak

perkembangan ilmu dan teknologi. Pada dasarnya pembelajaran

matematika di SD bertujuan untuk pemahaman siswa terhadap konsep-

konsep matematika yang relatif abstrak.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD

Secara garis besar ruang lingkup pokok pembahasan matematika di SD

meliputi lima poin yaitu:

1. Unit aritmatika (berhitung)

Unit aritmatika dasar atau berhitung mendapat porsi dan penekanan

utama. Sebagian besar dari kajian di SD adalah berhitung.

2. Unit pengantar aljabar

Unit pengantar aljabar adalah perluasan terbatas dari unit matematika

dasar. Dengan dasar pemahaman tentang pemahaman, dilakukan

pengenalan perintisan aljabar.

3. Unit geometri

Unit geometri mengutamakan pengenalan bangun datar dan bangun

ruang.

Page 55: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

34

4. Unit pengukuran

Pengukuran diperkenalkan sejak kelas 1 sampai kelas 6 dan diawali

dengan pengukuran tanpa menggunakan satuan baku. Konsep-

konsep pengukuran yang diperkenalkan mencakup pengukuran

panjang, keliling, luas, berat, volume, sudut, dan waktu dengan

satuan ukuranya.

5. Unit kajian data

Yang dimaksud kajian data adalah pembahasan materi statistik

secara sederhana di SD. Dalam kajian ini terdapat kegiatan

pengumpulan data, menyusun data, menyajikan data secara sederhana

serta membaca data yang telah disajikan dalam bentuk diagram.

Sedangkan untuk materi pada buku matematika kelas IV sekolah dasar

berdasarkan kurikulum 2013 revisi, secara garis besar materi yang dipelajari

meliputi: pecahan, KPK, FPB, pembulatan, segi banyak, bangun datar, garis

dan sudut, serta statistika.

4. Pengertian Geometri Bangun Datar

Menurut Tarigan (2006: 63) Bangun datar dapat didefinisikan sebagai

bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar

tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Glover (2004 : 3) menyatakan

geometri adalah cabang matematika yang mempelajari garis, kurva, sudut,

dan bangun. Bangun geometri dibentuk dari garis lurus, lingkaran, dan

busur. Geometri merupakan bagian dari matematika yang membahas

mengenai titik, bidang dan ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua

buah garis lurus, ruang adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk

Page 56: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

35

bangun bangun geometri, garis adalah himpunan bagian dari ruang yang

merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai sifat khusus, bidang

adalah himpunan titik- titik yang terletak pada permukaan datar, misalnya

permukaan meja.

Menurut Lisnani dalam Jurnal yang berjudul Desain Pembelajaran Bangun

Datar Menggunakan Fable “ Dog Catches Cat” And “Puzzle” Tangram Di

Kelas II SD. diterbitkan pada tahun 2013. Menjelaskan bahwa Menurut

peneliti, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pengenalan dan

pengelompokkan bangun datar dapat dimulai ketika siswa mulai mengenali

bentuk fisik dan sifat-sifat bangun tersebut melalui visualisasi mereka.

Penelitian yang menggunakan fabel ini bertujuan membantu siswa untuk

menemukan kemampuan berpikir kreatif mereka melalui Pendekatan PMRI,

melalui konteks tangram melalui Fable ―dog catches cat”. Sedangkan

Puzzle Tanggram dari hasil kreasi origami sebagai media untuk

mengelompokkan bangun datar tersebut. Bangun datar bisa mempunyai sisi

lurus ataupun lengkung. Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang

memiliki panjang dan lebar, tetapi tidak memiliki tinggi atau ketebalan.

Luas bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi satuan panjang

yang menutupi seluruh bangun datar tersebut.

5. Bagian-Bagian Bangun Datar

Menurut Glover (2004 : 3) menyatakan bangun datar adalah bangun rata

yang dapat dipotong dari sehelai kertas. Adapun bagian-bagian bangun datar

adalah sebagai berikut:

Page 57: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

36

a. Titik (.)

Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak memiliki panjang. Titik

adalah bentuk yang paling sederhana dari geometri, ini dikarenakan

titik hanya digunakan untuk menunjukkan posisi. Contoh • (Titik) A

b. Garis.

Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari

titik – titik yang memanjang secara tak terhingga ke kedua arah.

Apabila 2 titik dihubungkan maka diperoleh suatu garis.

Garis AB

c. Bidang

Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya

tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala

arah sampai tak terhingga.

6. Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar di SD

Menurut Yuliati (2016:109 - 129) Materi bangun datar pada sekolah dasar

dijelaskan sebagai berikut:

a. Persegi ( Bujur sangkar)

Yuliati (2016:110) menjelaskan bahwa Persegi atau biasa juga disebut

bujur sangkar merupakan bangun datar yang semua sisinya sama

panjang. Adapun sifat-sifat persegi atau bujur sangkar adalah :

1) Mempunyai empat sisi yang sama panjang.

Page 58: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

37

2) Mempunyai empat sudut siku-siiku 900.

3) Mempunyai dua garis diagonal yang sama panjang.

4) Mempunyai empat simetri lipat dan empat simetri putar.

b. Persegi panjang

Yuliati (2016:117) menjelaskan bahwa Pengertian Persegi panjang

adalah bangun datar yang berbentuk bujur sangkar dengan dua sisi yang

saling berhadapan sejajar dan sama panjang dengan pasangannya

masing-masing dimana sisi yang terpanjang disebut panjang dan sisi

yang lebih pendek disebut lebar.

Sifat-sifat Persegi panjang adalah:

1) Sisi yang berhadapan sama panjang.

2) Keempat sudutnya sama besar yaitu 900.

3) Kedua garis diagonalnya sama panjang.

4) Memiliki dua simetri lipat dan dua simetri putar.

c. Segitiga

Yuliati (2016:121) menjelaskan bahwa Segitiga adalah suatu bangun

datar yang jumlah sudutnya 1800 dan dibentuk dengan cara

menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dalam satu bidang.

Jenis-jenis Segitiga :

1) Segitiga Sama Sisi

Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.

Page 59: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

38

2) Segitiga Sama Kaki

Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang mempunyai dua sudut yang

sama dan dua buah sisi yang sama.

3) Segitiga Siku-siku

Segitiga yang salah satu sudutnya 90o

4) Segitiga Sembarang

- Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB ≠ BC≠ AC )

- Ketiga sudutnya tidak sama besar (A ≠B ≠C )

D. Cerita Fabel

1. Pengertian Cerita Fabel

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fabel yang berasal dari bahasa

Inggris fable adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia

yang pelakunya diperankan oleh binatang. Dongeng binatang (fabel) adalah

dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti

binatang menyusui, burung, binatang melata (reptillia), ikan, dan serangga.

Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi

seperti manusia (Danandjaja, 2002:86). Dengan demikian dongeng binatang

menyimbolkan binatang dalam setiap ceritanya, dimana binatang-binatang

itu memiliki watak seperti manusia, berbicara, dan berakal budi. Seolah-

olah binatang itu hidup dan memiliki kebudayaan masyarakat.

Menurut Sugiarto (2009:9), Fabel awalnya muncul di India, pengarang fabel

menggunakan tokoh binatang sebagai pengganti manusia, atas dasar

Page 60: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

39

kepercayaan bahwa binatang bersaudara dengan manusia. Adapun tujuan

dongeng fabel ini untuk memberi nasehat secara halus (secara ibarat)

kepada Raja Dabsyalim, Raja India masa itu. Raja tersebut memerintah

secara zalim kepada rakyatnya. Sehingga rakyat membuat nasehat untuk

rajanya dengan bercerita yang menggunakan binatang sebagai tokohnya,

jika nasehat itu jika ditunjukkan langsung kepada raja, maka rakyat akan

mendapatkan hukuman.

Menurut Danandjaja (2002:86), Fabel merupakan dongeng yang ditokohi

binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung,

binatang melata (reptillia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam

cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.

Menurut Atmaja (2010:81) bahwa ―dongeng adalah cerita prosa rakyat yang

dianggap tidak benar-benar terjadi‖ . Dengan demikian dongeng binatang

menyimbolkan binatang dalam setiap ceritanya, dimana binatang-binatang

itu memiliki watak seperti manusia, berbicara, dan berakal budi. Seolah-

olah binatang itu hidup dan memiliki kebudayaan masyarakat.

Menurut Rana Yıldırım dan Fatma Pınar Torun dalam jurnal The Turkish

Online Journal of Educational Technology (2014:13) bahwa Cerita dapat

digunakan sebagai sumber tak ternilai yang bisa mendukung anak-anak

dengan kontekstualisasi dalam pembelajaran di kelas.

Menurut Ridwan dalam Jurnal Premiere Educandum, (2016, 95 – 109)

bahwa Definisi dari fabel sendiri adalah cerita binatang yang dimaksudkan

sebagai personifikasi karakter manusia. Binatang-binatang yang dijadikan

tokoh cerita dapat berbicara, bersikap, dan berperilaku sebagaimana halnya

Page 61: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

40

manusia. Menurut Atmaja (2010: 82) bahwa sebuah karya sastra tidak

terlepas dari nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu :

a. Nilai Moral, sebuah karya sastra membawa pesan dan amanat, pesan

moral disampaikan langsung atau tidak langsung oleh seorang pengarang,

dan pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh-tokohnya.

b. Nilai Estetis, nilai estetis merupakan nilai keindahan yang melekat pada

dongeng tersebut, seperti rima, diksi, atau gaya.

c. Nilai Budaya, nilai budaya dan sosial tidak terlepas dari karya sastra

tersebut bercerita tentang daerah tertentu. Aspek budaya tersebut dapat

diketahui dari latar atau setting, tokoh, corak masyarakat, kesenian

ataupun kebudayaan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa cerita fabel

cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya

diperankan oleh binatang dan kebanyakan ditujukan untuk anak-anak

sehingga alur cerita mulai dari awal, titik klimaks sampai akhir cerita berisi

pesan moral baik dan selalu diakhiri secara damai, baik-baik tanpa

kekerasan dan mengedepankan supaya pesan moral dapat dipahami anak-

anak.

Berdasarkan beberapa definisi cerita fable diatas, Fabel berkarakter adalah

dongeng yang ditokohi binatang. Makna yang terkandung dalam fabel

berkarakter adalah isi setiap ceritanya, dimana binatang-binatang itu

memiliki watak seperti manusia, berbicara, dan berakal budi. Seolah-olah

binatang itu hidup dan memiliki kebudayaan masyarakat. Karakter-karakter

yang terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter

Page 62: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

41

manusia dan diceritakan mampu berbicara dan bertidak seperti halnya

manusia. Fabel diceritakan bukan dengan tujuan menghibur semata, Tetapi

juga sebagai media pendidikan moral didalamnya terselip nilai luhur, yakni

pengenalan tentang karakter mulia dan budi pekerti .

2. Manfaat Cerita Fabel Berkarakter

Membacakan cerita atau dongeng pada anak adalah salah satu cara

berkomunikasi dengan anak kecil, melalui cerita guru dapat menyampaikan

pesan-pesan moral baik yang secara umum maupun yang diselipkan.

Berdasarkan sumber data yang didapat dari Danandjaja (2002:96), manfaat

dongeng fabel yaitu:

a. Anak-anak pada dasarnya suka hewan, dongeng dengan tokoh hewan

membuat anak lebih menikmati membaca. Jika kesan pertama akan buku

itu menyenangkan, lebih besar kemungkinan anak akan tumbuh jadi

orang yang suka membaca.

b. Anak bisa belajar dari moral yang terkandung dalam cerita fabel.

c. Jika ceritanya fantasi, anak bisa melatih imajinasi. Dalam hal ini sebah

cerita lebih banyak menggambarkan kehidupan yang mengedepankan

imajinasi anak.

d. Jika ceritanya berdasarkan realita, anak bisa menerapkan dalam hidup

sehari-hari. Cerita-cerita yang didasari kehidupan realita, dimana dalam

cerita tersebut memiliki pola kehidupan hampir sama dengan kehidupan

manusia khususnya anak. Seperti menceritakan berbuat baik atau saling

menolong.

Page 63: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

42

Dari uraian diatas, maka dongeng binatang tidak dapat dimanfaatkan jika

orang tua tidak berperan aktif dalam memanfaatkan dongeng binatang,

untuk itu peranan orang tua sangat penting untuk mendidik anak lewat

dongeng binatang tersebut. Guru diharapkan menjawab dengan cara

menyediakan sarana yang semakin merangsang anak berfikir lebih dalam.

Misalnya, dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Guru

diharapkan memberi kesempatan anak untuk mengembangkan imajinasi,

merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-

masing.

Salah satu bentuk stimulasi untuk mencerdaskan anak ialah dengan

mendongeng binatang. Karena dengan memberikan dongeng, anak diajak

berimajinasi membayangkan visualisasi dari cerita yang didengar sehingga

dapat meningkatkan kecerdasan anak, dan ibu dapat memandu

mengembangkan imajinasi tersebut. Setelah disimpulkan dari berbagai

sumber, manfaat dongeng binatang dapat diketahui sebagai berikut:

a. Mengasah daya pikir dan imajinasi.

b. Menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk

menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati,

kesetiakawanan, kerja keras.

c. Menumbuhkan minat baca anak.

d. Mengembangkan intelektual.

e. Kemampuan bahasa meningkat.

f. Mengenal budaya, seorang anak akan menjumpai berbagai sikap dan

perilaku hidup yang mencerminkan masyarakat dengan budayanya.

Page 64: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

43

Pada penelitian ini cerita fabel akan dikemas sebagai cerita pengantar pada

setiap materi, agar siswa lebih tertarik mempelajari materi dan mudah

memahami materi yang diberikan dan menanamkan karakter secara tidak

langsung dengan cerita tersebut.

E. Program Penguatan Karakter

1. Pengertian Karakter

Kata karakter diambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari

bahasa Yunani character. Secara umum istilah character digunakan untuk

mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dengan hal lainnya, dan

akhirnya juga digunakan untuk menyebut kesamaan kualitas pada tiap orang

yang membedakan dengan kualitas lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008:623) karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dari

pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa karakter setiap individu

akan berbeda dengan karakter individu yang lain.

Selanjutnya, Kemdiknas (2010:7) mendefinisikan karakter sebagai nilai-

nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan tercerminkan dalam

perilaku. Dalam hal ini berarti bahwa nilai moral positif dalam diri

seseorang tercermin dalam kepribadian atau tingkah lakunya. Koesoema

(2010:80) bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap

sebagai ciri atau karakteristik, gaya, dan sifat dari diri seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan misalnya

keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir.

Page 65: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

44

Sementara Wiyani (2013:27—28) menyatakan bahwa pendidikan karakter

adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi

manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta

rasa dan karsa. Namun demikian, antara karakter dan kepribadian bukan dua

hal yang sama. Karakter merupakan gambaran tingkah laku yang

menonjolkan nilai benar salah, baik buruk. Karakter berbeda dengan

kepribadian. Kepribadian dibebaskan dari nilai, sementara karakter lekat

dengan nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian, maupun karakter

berwujud tingkah laku manusia yang ditunjukkan ke lingkungan sosial.

Karakter dan kepribadian relatif permanen, serta menuntun, mengarahkan,

dan mengorganisasikan aktivitas individu. Pendidikan karakter dapat

dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan

moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Kemdiknas (2010: 2) mengemukakan hasil diskusi dan sarasehan tentang

―Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa‖ menghasilkan ―Kesepakatan

Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa‖ untuk

berbagai wilayah Indonesia yang terdiri dari 18 nilai sebagai berikut: (1)

Religius (2) Jujur (3) Toleransi (4) Disiplin (5) Kerja keras (6) Kreatif (7)

Mandiri (8) Demokratis (9) Rasa ingin tahu (10) Semangat kebangsaan (11)

Cinta tanah air (12) Menghargai prestasi (13) Bersahabat (14) Cinta damai

(15) Gemar membaca (16) Peduli lingkungan (17) Peduli sosial (18)

Tanggung jawab.

Page 66: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

45

Dari 18 Pedoman nilai karakter yang ada tersebut oleh Kemdikbud (2017)

diringkas menjadi 5 Program Penguatan Karakter yaitu :

1. Religius (Beriman, Bertaqwa, Toleransi, Cinta Lingkungan).

2. Nasionalis (Cinta Tanah Air, Semangat Kebangsaan, Menghargai

Kebhinekaan).

3. Integritas (Kejujuran, Keteladanan, Kesantunan, Cinta pada

Kebenaran).

4. Mandiri (Kerja Keras, Kreatif, Disiplin, Berani, Pembelajar,

tanggungjawab).

5. Gotong Royong (Kerjasama, Solidaritas, Saling Menolong,

Kekeluargaan).

2. Karakter Jujur

a. Pengertian Kejujuran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (2007:

496), jujur berarti lurus hati, tidak curang. Samani dan Hariyanto (2013:

51) menjelaskan bahwa jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka,

konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani

karena benar, dapat dipercaya amanah (trustworthiness), dan tidak

curang (no cheating). Secara singkat Wibowo (2012: 40) mengartikan

bahwa jujur adalah orang yang berbicara dan berbuat harus apa adanya,

tanpa menutupi dengan kebohongan.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional tahun (2010), jujur diartikan

sebagai perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

Page 67: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

46

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan. Lickona (2013: 65) menyatakan bahwa kejujuran adalah salah

satu bentuk nilai yang harus diajarkan di sekolah. Jujur dalam berurusan

dengan orang lain, tidak menipu, mencurangi, atau mencuri dari orang

lain merupakan sebuah cara mendasar untuk menghormati orang lain.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

kejujuran adalah sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan

perilaku tidak suka berbohong, tidak curang, memberikan informasi

sesuai dengan kenyataan apa adanya secara terbuka, dapat dipercaya

dalam perkataan, perbuatan dan pekerjaan sesuai dengan kondisi dan

fakta yang ada sebenarnya.

b. Indikator karakter Kejujuran di Sekolah

Berkaitan dengan nilai kejujuran, maka peran kepala sekolah, guru,

dan komite harus mampu menjadi model keteladanan dalam

penanaman nilai-nilai kejujuran di sekolah. Indikator nilai kejujuran di

sekolah menurut Wibowo (2012: 100) meliputi (1) Menyediakan

fasilitas tempat temuan barang hilang, (2) Transparansi laporan

keuangan dan penilaian sekolah secara berkala, (3) Menyediakan

kantin kejujuran, (4) Menyediakan kotak saran dan pengaduan, (5)

Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.

Menurut Hasan (2010: 38) menyebutkan indikator keberhasilan nilai

jujur sebagai berikut: (1) Tidak menyontek dalam mengerjakan setiap

tugas; (2) Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok

diskusi; (3) Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap

Page 68: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

47

pelajaran; (4) Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas;

(5) Membayar barang yang dibeli di toko sekolah dengan jujur; dan

(6) Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat

umum.

Menurut Fitri (2012: 40), indikator keberhasilan dari nilai kejujuran di

sekolah antara lain:

(1) Membuat dan mengerjakan tugas secara benar.

(2) Tidak mencontek atau memberikan contekan.

(3) Membangun koperasi atau kantin kejujuran.

(4) Melaporkan kegiatan sekolah secara transparan.

(5) Melakukan sistem perekrutan siswa secara benar dan jujur.

(6) Melakukan sistem nilai yang akuntabel dan tidak memanipulasi.

Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

indikator menurut Fitri paling mendekati dalam implementasi karakter

kejujuran di sekolah.

3. Karakter Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Menurut Arikunto (2010:114) disiplin ialah Kepatuhan seseorang dalam

mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya

kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa ada paksaan dari pihak luar.

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2005: 10) disiplin adalah suatu

sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-

peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta

Page 69: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

48

sanggup menjalankannya dan siap menerima sanksi apabila melanggar

tugas yang diberikannya.

Kemendiknas (2010: 9) mendeskripsikan disiplin sebagai tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan. Begitu pula Rachman ( 2008: 35) menjelaskan bahwa disiplin

berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap aturan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa

hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang menunjukkan pada

ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan

dikenakan sanksi yang berlaku.

b. Indikator nilai disiplin

Menurut Kemendiknas (2010: 26) indikator dari nilai disiplin ialah :

(1) Membiasakan hadir tepat waktu.

(2) Membiasakan mematuhi aturan.

(3) Menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan.

Hal senada diungkapkan Asmani (2013: 94) bahwa dimensi dari

disiplin ialah:

(1) Disiplin waktu. (2) Disiplin menegakkan aturan. (3) Disiplin

sikap. (4) Disiplin menjalankan ibadah.

Berdasarkan kedua pendapat yang telah disebutkan, maka dapat kita

ketahui bahwa indikator dari nilai disiplin pada dasarnya ialah disiplin

waktu, disiplin menegakkan peraturan, dan disiplin perilaku.

Page 70: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

49

4. Karakter Tanggungjawab

a. Pengertian nilai tanggung jawab

Kemendiknas (2010: 10) mendeskripsikan tanggung jawab sebagai sikap

dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan Munir (2010: 90) menyatakan bahwa tanggung jawab pada

taraf yang paling rendah adalah kemampuan seseorang untuk

menjalankan kewajiban karena dorongan dari dalam dirinya. Kemudian

tanggung jawab menurut Lickona (2013: 73) berarti melaksanakan

sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah, maupun di

tempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik.

Berdasarkan pengertian beberapa pengertian tanggung jawab di atas

dapat kita ketahui bahwa hakikat dari nilai tanggung jawab ialah sikap

atau perilaku yang dilakukan seseorang untuk menjalankan

kewajibannya.

b. Indikator nilai tanggung jawab

Menurut Kemendiknas (2010: 27) indikator dari nilai tanggung jawab

ialah sebagai berikut:

(1) Pelaksanaan tugas piket secara teratur. (2) Peran serta aktif dalam

kegiatan sekolah. (3) Mengajukan usul pemecahan masalah.

Sedangkan menurut Darmiyati (2011: 450) penjabaran nilai tanggung

jawab ialah sebagai berikut:

Page 71: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

50

(1) Memenuhi kewajiban diri.(2) Dapat dipercaya. (3) Dapat

mengontrol diri sendiri. (4) Gigih. (5) Persiapkan diri untuk menjadi

yang terbaik. (6) Tepat waktu saat berlatih dan bermain. (7) Disiplin diri.

(8) Dapat bekerja sama dengan teman satu tim.

Menurut Narwanti (2011: 69) indikator dari tanggung jawab ialah selalu

melaksanakan tugas sesuai dengan aturan dan bertanggung jawab dengan

semua tindakan yang dilakukan. Berdasarkan uraian mengenai indikator

nilai tanggung jawab yang telah disampaikan dari beberapa sumber,

maka peneliti memilih indikator yang sesuai dengan penelitian ini

sebagai berikut: (1) Bertanggung jawab dengan semua tindakan yang

dilakukan. (2) Memenuhi kewajiban diri. (3) Dapat dipercaya.

5. Pengintegrasian Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggungjawab dalam

Pelajaran

Melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang

sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalm

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengembangan nilai-nilai

pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok

bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam

silabus dan RPP. Dalam penelitian ini berarti fokus dalam pengintegrasian

nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab di dalam RPP, proses

pelaksanaan pembelajaran dan bentuk evaluasi pembelajaran. Untuk

mengetahui deskripsi penerapan karakter jujur, disiplin dan tangggungjawab

pada pelajaran matematika akan dilakukan pengamatan dan penilaian pada

awal dan akhir penelitian, instrumen yang digunakan dengan observasi

sikap oleh guru.

Page 72: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

51

6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Matematika

Menurut Suwito (2012: 1). Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap

mata pelajaran degan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta

didik akan pentingnya pendidikan karakter, sehingga diharapkan setiap

peserta didik mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah

laku sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di

dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain

untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang

ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,

menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya

perilaku

Menurut Kemendiknas (2010: 19), Nilai-nilai karakter yang dikembangkan

dalam pembelajaran matematika tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai

universal. Melalui kegiatan pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan

nilai-nilai karakter seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri,

disiplin, kerjakeras, kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya.

Menurut Wibowo (2012: 92) Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter

dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut:

1. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada

Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;

2. Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan

keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk

menentukan nilai yang akan dikembangkan;

Page 73: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

52

3. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu ke dalam silabus;

4. Mencantumkan nilai-nilai yang tertera dalam silabus ke dalam RPP.

5. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang

memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan

internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.

6. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami

kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya

dalam perilaku.

Berbagai upaya dapat dilakukan guru matematika untuk mengembangkan

nilai-nilai karakter tersebut. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar

yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter, salah satunya adalah

dengan pembelajaran siswa aktif. Melalui pembelajaran siswa yang aktif

diharapkan berkembangnya nilai-nilai karakter seperti jujur, disiplin,

tanggungjawab, rasa ingin tahu, kreatif dan lain-lain. Penanaman karakter

ini dilakukan secara terus menerus sehingga diharapkan menjadi suatu

kebiasaan. Pedoman nilai moral yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini

seperti tercantum dalam kurikulum Kemdiknas (2010:9-10).

Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter dalam mata pelajaran

Matematika dapat diperinci sebagaimana pada tabel 2.1 di bawah ini:

Page 74: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

53

Tabel 2. Nilai Dan Indikator Penerapan Pendidikan Karakter Pada Proses

Pembelajaran Matematika

Nilai Karakter Proses dan Sikap Guru dalam Mengembangkan

karakter Siswa

1. Kejujuran

1. Memperingatkan siswa yang mencontek

temannya saat mengerjakan tugas atau saat

ulangan/ujian.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapat tentang suatu pokok

diskusi.

3. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada

saat ulangan, ujian atau pun pada saat

pembelajaran.

4. Transparansi penilaian kelas.

2. Demokratis

1. Mengajak seluruh siswa agar dapat bekerja

sama dalam kelompok tanpa membedakan

suku, agama, ras, golongan, status sosial dan

status ekonomi.

2. Memberikan perhatian yang sama kepada

semua siswa.

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

berbeda pendapat.

4. Menghargai pendapat siswa tanpa membedaan

suku, agama, ras, golongan,status sosial, dan

status ekonomi.

3. Disiplin

1. Guru masuk kelas tepat waktu.

2. Menegur siswa yang melanggar aturan di kelas

(seperti makan dalam kelas, berbicara,

mengganggu temannya, berkeliaran, dan

sebagainya).

3. Mengecek kehadiran siswa.

4. Menggunakan seragam guru sesuai aturan.

Page 75: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

54

4. Teliti

1. Saat memulai pelajaran, guru menuliskan tujuan

pembelajaran/KD dan judul materi yang akan

dipelajari.

2. Meminta siswa tidak terburu-buru dalam

mengerjakan soal.

3. Meminta siswa mengecek kembali lembar

jawaban sebelum ikumpulkan.

4. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang sedang diajarkan, jika siswa belum

paham diberi motivasi atau pertanyaan-

pertanyaan terkait materi.

5. Kerja keras

1. Membiasakan semua siswa mengerjakan semua

tugas yang diberikan selesai dengan baik pada

waktu yang telah ditetapkan.

2. Mengajak siswa untuk lebih giat belajar.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencari informasi, tentang materi pelajaran ke

teman, guru ataupun pihak lain.

4. Membiasakan siswa untuk mengutarakan

pendapatnya saat diskusi kelas.

6. Kreatif

1. Mengajukan berbagai pertanyaan berkenaan

dengan suatu pokok bahasan untuk memancing

gagasan siswa.

2. Pemberian tugas yang menantang munculnya

daya pikir kreatif.

3. Menerapkan berbagai metode pembelajaran.

4. Menggunakan berbagai alat penilaian.

5. Menggunakan berbagai media pembelajaran.

7. Mandiri

1. Menciptakan suasana kelas yang memberikan

kesempatan kepadasiswa untuk bekerja sendiri.

2. Meminta siswa untuk mengerjakan sendiri

tugas individu yang diberikan.

3. Memantau kerja siswa secara mandiri.

4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

menentukan kelompok diskusinya sendiri.

5. Memintasiswa mengerjakan sial di papan tulis.

8. Rasa ingin

tahu

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya kepada guru atau teman tentang materi

matematika.

2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait

Page 76: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

55

materi.

3. Menciptakan suasana kelas yang mengundang

rasa ingin tahu.

4. Mengajak siswa untuk mencari informasi dari

berbagai sumber

9. Tanggung

Jawab

b. Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal

latihan yang diberikan.

c. Membiasakan siswa untuk berani

mempertanggungjawabkan pendapatnya.

Pada penelitian ini karakter yang akan diamati dan diperkuat kepada siswa

adalah sikap jujur, disiplin dan tanggungjawab

F. Model Problem Based Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce dalam Trianto, (2013:25) Model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum. Joyce

menyatakan pula bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita

dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa

sehingga mampu tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Trianto (2011:21) Model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistimatis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan

guru dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Istilah model

Page 77: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

56

pembelajaran mengarah pada satu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuanya, sintaknya, lingkunganya, dan sistem pengelolaanya.

―The team teaching model refres to a particular approach to

instruction that include its goals, syntax, enviroment, and menegement

system.” Tujuan, sintak, lingkungan dan sistem pengelolaan masing-

masing berkaitan tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainya.

Melalui pendapat-pendapat para ahli mengenai pengertian model

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah

suatu kerangka untuk merencanakan suatu pembelajaran dengan

prosedur yang sistimatis dalam mengupayakan pengorganisasian

pengalaman belajar dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman para guru dalam

merancang pelaksanaan proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa

prosedur model pembelajaran hampir sama dengan prosedur penyusunan

RPP, dimana terdapat tujuan, materi, kegiatan guru dan siswa, metode,

media, sumber belajar dan alat evaluasi.

2. Pengertian Model Problem Based Learning

Menurut Amir, (2010:21). Model Problem Based Learning dikembangkan

berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep

tersebut adalah belajar penemuan. Konsep tersebut memberikan dukungan

teoritis terhadap pengembangan model Problem Based Learning yang

berorientasi pada kecakapan memproses informasi. Problem Based

Learning merupakan model intruksional yang menantang siswa agar

Page 78: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

57

―belajar untuk belajar‖ bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi

bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa

keinggintauan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas

matapelajaran. Problem Based Learning mempersiapkan siswa untuk

berfikir kritis dan analisis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber

belajar yang sesuai.

Berikut ini kami menyajikan beberapa pendapat tentang Model Problem

Based Learning: Menurut Roh,(2003:1) Model pembelajaran berbasis

masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pembelajaran yang di

awali dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah. Menurut Tan dalam

Rusman (2011: 232). Pembelajaran berbasis masalah merupakan

penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan

konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi

segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pendapat di atas diperjelas oleh Ibrahim dan Nur dalam Rusman, (2011:

241) bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi

siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di

dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut Sumantri (2015: 43),

Pembelajaran bebasis masalah adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan pada pradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses

belajar siswa (student-centered learning). Definisi pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu lingkungan belajar di mana masalah mengendalikan

proses belajar.

Page 79: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

58

Menurut Suprihatiningrum (2013: 215), Pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu model pembelajaran yang sejak awal siswa dihadapkan pada

suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang

bersifat student centered. Di dalam pembelajaran berbasis masalah, dikenal

adanya conceptual fog yang bersifat umum, mencakup kombinasi antara

metode pendidikan dan filosofi kurikulum. Pada aspek filosofi,

pembelajaran berbasis masalah dipusatkan pada siswa yang dihadapkan

pada suatu masalah. Sementara pada subject based learning guru

menyampaikan pengetahuannya kepada siswa sebelum menggunakan

masalah untuk memberi ilustrasi pengetahuan tadi. Pembelajaran bebasis

masalah bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk

pengetahuan secara efisien, kontekstual dan terintegrasi. Berdasarkan

pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem

Based Learning adalah pembelajaran yang proses pembelajarannya diawali

dengan pemberian masalah kepada siswa.

3. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Problem Based Learning

Teori belajar yang melandasi model pembelajaran Problem Based Learning,

a. Teori belajar bermakna dari David Ausubel

Menurut Ausubel dalam Rusman,(2011:242) membedakan antara belajar

bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar menghafal ( rote

learning ). Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi

baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki

seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila

seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama

Page 80: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

59

sekali tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya

dengan Problem Based Learning dalam hal mengaitkan informasi baru

dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

b. Teori belajar Vigostsky

Rusman ( 2011:244) menjelaskan Perkembangan intelektual terjadi pada

saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta

ketika berusaha untuk memecahkan masalah yang berikan. Dalam upaya

menempatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan

baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian

membangun pengetahuan baru. Vigostsky meyakini bahwa interaksi

sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan

Problem Based Learning dalam hal mengaitkan informasi baru dengan

stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar

dalam interaksi sosial dengan teman lain.

c. Teori belajar Jerome S. Brunner

Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan

kembali, bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru.

Kaitannya dengan Problem Based Learning dalam hal menemukan

informasi baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih

kuat, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh

pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang

benar-benar bermakna.

Page 81: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

60

Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pembelajaran dimana

siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan kemampuan

berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri

Arends dalam Trianto, ( 2011:68). Model pembelajaran ini mengacu pada

model pembelajaran yang lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek,

pembelajaran berdasarkan pengalaman, belajar autentik dan bermakna.

Penyajian sebuah masalah dalam pembelajaran dapat membantu siswa lebih

baik dalam belajar. Setelah melihat pendapat dari beberapa ahli mengenai

hakikat problem based learning dapat disimpulkan bahwa problem based

learning adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari penyajian

suatu masalah kepada siswa. Masalah yang diberikan kepada siswa

merupakan masalah kongkrit yang dihadapi siswa, kemudian pemecahan

masalah diselesaikan secara berkelompok dimaksudkan untuk melatih

siswa dalam bersosialisasi dan kerjasama.

4. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Arends dalam Suprihatiningrum, (2013: 220), model pembelajaran

Problem-Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan

akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang

dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk

siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik,

Page 82: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

61

menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai

macam solusi untuk situasi tersebut.

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada

mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah

yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya, siswa meninjau masalah dari banyak mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa untuk

melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan

masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika

diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan

produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka

temukan. Karya nyata dan peragaan yang akan dijelaskan kemudian,

direncanakan oleh siswa untuk mendemonstasikan kepada teman-

temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan

suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.

Page 83: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

62

e. Kolaborasi

Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja

sama satu dengan yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam

kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara

berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak

peluang untuk berbagi inkuiri, dialog dan untuk mengembangkan

keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

Menurut Arends Problem Based Learning ada beberapa unsur yaitu:

a. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang

pelajaran. Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan perkembangan

anak dan membangun pemikiran melalui pengalaman langsung.

b. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan

dialami dalam kehidupannya. Anak merasakan langsung manfaat belajar

untuk kehidupannya.

c. Constructivist Learning, yaitu anak membangun pemikirannya melalui

pengalaman langsung (hand on experience).

d. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif

menentukan, melakukan dan mengevaluasi.

e. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam

menentukan masalah.

Page 84: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

63

5. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning

Sintaks atau langkah-langkah pada Problem Based Learning Menurut

Ibrahim dan Nur dalam Suprihatiningrum, (2013: 223), sebagai berikut:

Tabel 3. Sintaks atau langkah-langkah pada Problem Based Learning

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Fase 1

Orientasi siswa

terhadap masalah

autentik

Guru mrnyampaikan tujuan

belajar, menjelaskan hal yang

diperlukan, dan memotivasi

menggunakan kemampuannya

memecahkan masalah.

Siswa mendengarkan

tujuan belajar yang

disampaikan oleh guru

dan mempersiapkan

logistik yang diperlukan.

Fase 2

Mengorganisasi

siswa dalam belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang diangkat.

Siswa mendefinisikan

dan mengorganisasikan

tugas belajar yang di

angkat.

Fase 3

Membimbing siswa

secara individual

atau kelompok

melaksanakan

penelitian

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk

memperoleh jawaban yang

sesuai atas masalah.

Siswa mengumpulkan

informasi yang sesuai,

melaksanakan

eksperimen, dan berusaha

menemukan jawaban atas

masalah yang di angkat.

Fase 4

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa

menyiapkan karya seperti

laporan, video, gambar dan

membantu untuk menyajikan

kepada teman lain.

Siswa merencanakan dan

menyiapkan karya,video,

dan menyampaikannya

pada teman lain.

Fase 5

Analisis dan

evaluasi proses

pemecahan

masalah.

Guru membantu siswa

melakukan refleksi kegiatan

penyelidikannya dan proses

yang telah dilakukan

Siswa melakukan refleksi

kegiatan penyelidikannya

dan proses yang

dilakukan.

Page 85: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

64

Berikut ini penjelasan secara rinci langkah-langkah yang diperlukan untuk

mengimplementasikan Problem Based Learning dalam pembelajaran

sebagai berikut:

Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah.

Dalam hal ini pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini

sangat penting dalam penggunaan Problem Based Learning, dimana guru

harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan

guru sendiri. Di samping proses yang akan berlangsung, penting juga untuk

menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembela-

jaran. Semua siswa diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan

dan menyampaikan ide-ide mereka.

Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kerjasama dan sharing antar

anggota mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan

dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi

antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagai-

nya. Hal penting yang dilakukan guru adalah memonitor dan mengevaluasi

kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika

kelompok selama pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa menetapkan

subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.

Page 86: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

65

Tahap 3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

Pada fase ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir

tentang suatu masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik

yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang

dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika

penyelidikan yang benar.

Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Hasil karya yang dimaksud lebih dari sekedar laporan tertulis, termasuk hal-

hal seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah

dan solusi yang diusulkan, model-model yang mencakup representasi fisik

dari situasi masalah atau solusinya, dan program komputer serta presentasi

multimedia. Selain beberapa hal tersebut, dapat pula dilakukan dengan cara

lain, newsletter misalnya, merupakan cara yang ditawarkan untuk

memamerkan hasil-hasil karya siswa dan untuk menandai berakhirnya

proyek-proyek berbasis masalah.

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Fase terakhir Problem Based Learning ini melibatkan kegiatan-kegiatan

yang dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi

proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan investigative dan

keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru

meminta siswa untuk merekonstruksikan pikiran dan kegiatan mereka

selama berbagai fase pelajaran. Tantangan utama bagi guru dalam tahap ini

Page 87: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

66

adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah

kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

6. Tujuan Penggunaan Model Problem-Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang

diungkapkan Ibrahim dan Nur dalam Rusman, (2011: 242) mengemukakan

tujuan model Problem Based Learning secara lebih rinci yaitu:

a. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah.

b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata dan autentik.

c. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan

kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.

d. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar

berpikir konkret, tapi belajar berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan

kompleks menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.

7. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning

Menurut Warsono dan Haryanto, (2012:152). Kelebihan Problem Based

Learning yaitu:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah.

b. Mengajak siswa berpikir secara rasional.

c. Meningkatkan pemahaman siswa atas materi pelajaran.

Page 88: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

67

d. Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah yang ada dalam kehidupan nyata.

e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan

f. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-

teman.

g. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Kelemahan dari penerapan model Problem Based Learning antara lain:

a. sedikit guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan

masalah.

b. Memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.

c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.

8. Kelebihan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Sudrajat (2011), secara spesifik Keunggulan PBL dalam pelajaran

matematika adalah sebagai berikut:

a. Siswa lebih mudah memahami konsep matematika yang diajarkan.

b. Melibatkan secara aktif keterampilan memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.

c. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika lebih

bermakna.

d. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi

dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang

positif diantara siswa.

Page 89: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

68

e. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi

dan bekerjasama sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat

diharapkan.

9. Peran Guru Dalam Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Rusman (2011: 245) Guru harus menggunakan proses yang

pembelajaran yang akan mengerakkan siswa menuju kemandirian,

kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan

belajar yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir reflektif,

evaluasi kritis, dan cara pikir yang berdayaguna. Adapun peran Guru dalam

Pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam

Problem Based Learning adalah: 1) membantu siswa mengubah cara

berpikir; 2) menjelaskan apakah Problem Based Learning itu? Pola apa

yang dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus Problem

Based Learning, struktur, dan batasan waktu; 4) mengomunikasikan

tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan

kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa

memiliki masalah.

b. Menekankan Belajar Kooperatif

Problem Based Learning menyediakan cara untuk inqury yang bersifat

kolaborasi dan belajar Bray,dkk dalam Rusman (2011:235)

mengambarkan belajar kolaboratif sebagai proses di mana orang

melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja

Page 90: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

69

dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa pada Pembelajaran Berbasis Masalah lebih

menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan

tim secara berkelompok.

c. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Problem Based

Learning

Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota

berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu

orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar

kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam

langkah-langkah yang beragam dalam siklus Problem Based Learning

untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.

d. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah

Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan

pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam

memfasilitasi penemuan kolaboratif dan proses belajar siswa.

10. Kriteria Bahan Ajar Untuk Problem Based Learning

Menurut Amri dan Ahmadi, (2010:162), Prinsip-prinsip dalam pemilihan

bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi: prinsip relevansi,

konsistensi dan kecakupan Penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut

sebagai berikut.

Page 91: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

70

a. Prinsip relevansi

Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan,

memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan

dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi

pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.

b. Prinsip konsistensi

Prinsip konsistensi artinya adanya ketegasan atau keajegan antara bahan

ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik empat

macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam. Contohnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai

peserta didik adalah pengoperasian bilangan yang meliputi

penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi

yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian.

c. Prinsip kecakupan

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar

yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh

terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu

banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu

untuk mempelajarinya.

Page 92: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

71

Selanjutnya Amri dan Ahmadi, (2010:164), menjelaskan Kriteria pemilihan

bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.:

a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber

dari berita, rekaman, dan video.

b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa.

c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal).

d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang

dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa

perlu untuk mempelajarinya.

11. Evaluasi dan Penilaian dalam Problem Based Learning

Pembelajaran Kurikulum 2013 menekankan kepada keaktifan siswa dalam

proses belajar, sehingga penilaian tidak hanya dilihat dari hasil belajar saja

namun juga dari proses belajar yang dialami siswa baik pada aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Teknik penilain autentik di SD adalah:

a. Sikap. Penilaian aspek sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian

antar teman, dan jurnal.

b. Pengetahuan. Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan tes tulis, tes lisan,

dan penugasan.

c. Keterampilan. Aspek keterampilan dapat dinilai dari kinerja atau

performance, projek, dan fortofolio

Page 93: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

72

Simpson dalam Sudijono (2011: 57) Penilaian yang relevan dalam Problem

Based Learning antara lain berikut ini.

1) Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik

diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan

melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan

suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah,

memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.

2) Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian

berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang

menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu

periode tertentu. Penilaian Potensi Belajar. Penilaian yang diarahkan

untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur

kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-

temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan

masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan

mengenali potensi kesiapan belajarnya.

3) Penilaian Usaha Kelompok. Menilai usaha kelompok seperti yang

dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL.

Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering

terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya.

Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis

masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik

sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara

bersama-sama.

Page 94: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

73

4) Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik

tersebut, penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment

autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat

melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah,

melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan

keterampilannya.

5) Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah

dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan

zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan

kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai

tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta

kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn).

Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik

akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi

pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang

menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya

dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.

12. Kaitan Bangun Datar dengan Problem Based Learning

Menurut Yuliati (2016:109 - 129) materi bangun datar pada sekolah dasar

sangat sering muncul dalam kehidupan nyata dan bersinggungan langsung

dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Materi bangun datar merupakan

materi pokok pada pelajaran matematika yang cara pembelajarannya sangat

Page 95: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

74

menantang untuk dipelajari. Pembelajaran Problem Based Learning dalam

Pembelajaran Matematika bukanlah hal yang mudah. Contoh-contoh

masalah yang cocok diberikan dalam Pembelajaran Problem Based

Learning tidak hanya menuntut penguasaan matematika saja. Diperlukan

penguasaan disiplin ilmu lain untuk mengatasi masalah tersebut. Secara

sederhana materi bangun datar adalah bangun dua demensi yang tidak

memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus

atau lengkung, Unsur-unsur bangun datar adalah Sudut, Sisi, Diagonal.

G. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti dalam mencari penelitian secara

langsung berkaitan dengan pengembangan bahan ajar pada pembelajaran

matematika, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu terkait

penelitian di atas antara lain:

1. Jurnal Internasional Takahashi (2016 : 313-319 ) yang berjudul ―Recent

Trends in Japanese Mathematics Textbooks for Elementary Grades:

Supporting Teachers to Teach Mathematics through Problem Solving‖

Dalam jurnal ini dijelaskan Pendidikan di Jepang telah menggunakan buku

ajar sebagai sumber pengajaran matematika. Untuk memberikan

pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa mereka, semua guru harus

dapat menggunakan buku ajar untuk mengajar matematika. Setiap guru

harus menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk mengajar

matematika. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang sedang penulis

kembangkan yaitu tentang penggunaan buku ajar matematika untuk

memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika.

Page 96: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

75

2. Jurnal Internasional Abed dkk (2015) yang berjudul “Content Analysis of

Jordanian Elementary Textbooks during 1970–2013 as Case Study‖.

Sebagai hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan

dalam peningkatan kualitas dan kuantitas matematika di sekolah dasar

Yordania, Peningkatan tersebut relevan dengan keunggulan Buku ajar (juga

dikenal sebagai buku siswa) memainkan peran utama di sekolah-sekolah

Yordania. Buku ajar matematika tetap dikembangkan sebagai subjek dalam

buku ajar. Jurnal ini relevan dengan penelitian yang sedang dikembangkan

yaitu pentingnya buku ajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika.

3. Jurnal Internasional Kilic dkk (2013:38) dengan judul ―Turkish Primary

School Teachers’ Opinions about Problem Posing Applications: Students,

the Mathematics Curriculum and Mathematics Textbooks” Dalam jurnal ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar di Turki

menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan ketika siswa

menggunakan buku ajar matematika. Salah satu tujuan terpenting dari buku

ajar matematika adalah untuk melatih siswa mampu memecahkan masalah

yang baik sehingga mudah mengatasi masalah yang dihadapi kehidupan

sehari-hari. Mengingat buku ajar matematika membantu siswa berpikir,

mengembangkan pemahaman dan keterlibatan masalah matematika dan

siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas menggunakan bahan

siap pakai seperti buku ajar. Hasil jurnal ini sesuai dengan penelitian yang

sedang penulis kembangkan yaitu penggunaan buku ajar untuk membantu

memudahkan siswa memecahkan masalah pada mata pelajaran matematika.

Page 97: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

76

4. Jurnal Internasional Gunzel dkk (2016 ) dengan judul ―Evaluation of

Nonverbal Elements in Mathematics Textbooks” Hasil penelitian

menjelaskan tentang peran unsur nonverbal dalam bentuk gambar pada buku

ajar yang sangat membantu dalam proses pembelajaran untuk memudahkan

siswa memahami pelajaran matematika. Unsur-unsur kalimat yang mudah

difahami dan menarik untuk dibaca menjadi faktor penting kemenarikan

buku ajar terhadap minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sedang peneliti

kembangkan tentang buku ajar matematika yang menarik dan

menyenangkan untuk dipelajari siswa.

5. Jurnal internasional Mislia dkk (2016) dengan judul The Implementation of

Character Education through Scout Activities. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan

pramuka di sekolah menengah pertama (SMPN 1 Maros) di aspek faktor

pendukung masih belum optimal. Infrastruktur pendukung masih kurang.

Rasio antara pemimpin pramuka dan siswa tidak sebanding. Selain itu,

jumlah sumber pendanaan dan pembiayaan kurang. Penelitian ini juga

menemukan bahwa keterampilan pramuka seperti tali-temali, melakukan

pertolongan pertama, decoding, berkemah, marching, navigasi dan

pemetaan dapat membentuk karakter siswa. Karakter yang bisa dibentuk

adalah ketelitian, kesabaran, kerja sama, tanggung jawab, kepedulian sosial,

keberanian, kepercayaan diri, ketekunan, kreatif, agama, patriotisme,

kesadaran lingkungan, kemandirian, disiplin, keingintahuan, dan kerja

keras. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi pembentukan

Page 98: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

77

karakter adalah intervensi, teladan, habituasi, fasilitasi, penguatan, dan

keterlibatan pihak lain.

6. Jurnal internasional Almerico (2014) dengan judul Building character

through literacy with children’s literature. Pendidikan karakter

digambarkan sebagai kurikulum yang dikembangkan khusus untuk

mengajar anak-anak tentang kualitas dan sifat karakter yang baik. Satu

sarana di mana anak-anak dapat belajar tentang kebaikan karakter adalah

melalui halaman-halaman literatur anak-anak berkualitas tinggi. Dalam

penelitian ini, penulis mendefinisikan karakteristik program pengembangan

karakter yang efektif untuk anak sekolah dasar yang dibangun di sekitar

sastra anak-anak. Diskusi berfokus pada bagaimana sastra dapat dibawa ke

dalam kurikulum dalam membantu mengembangkan karakter dalam cara

yang bermakna dan substansial.

7. Jurnal Internasional Müller dkk (2017 ) dengan judul ―The

Interdisciplinary Journal of Problem based Learning, Getting Started With

Problem Based Learning A Reflection‖. Kesimpulan dari jurnal ini adalah

pendidikan di Jerman menggunakan model Problem Based Learning di

sekolah-sekolah dan untuk menunjukkan bahwa Problem Based Learning

sangat baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jurnal ini sesuai

dengan penelitian yang sedang peneliti kembangkan yaitu bagaimana

menggunakan model pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

siswa membuat siswa meningkat hasil pembelajarannya.

Page 99: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

78

8. Jurnal Internasional Merritt dkk ( 2017 ) dengan judul ―Problem-Based

Learning in K–8 Mathematics and Science Education: A Literature

Review”, dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) diimplementasikan dengan siswa di awal SD

sampai kelas 8 (usia 3-14) di kelas matematika dan sains. hasil dari tinjauan

ini mengungkapkan bahwa Problem Based Learning memiliki banyak

kelebihan secara bahwa Problem Based Learning efektif untuk

meningkatkan kemampuan siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian yang

sedang peneliti kembangkan yaitu perlunya pengggunaan Problem Based

Learning sebagai model pembelajaran untuk pelajaran matematika di

sekolah dasar.

9. Jurnal Internasional Rillero dkk ( 2017 ) “Developing Teacher

Competencies for Problem Based Learning Pedagogy and for Supporting

Learning in Language-Minority Students” Hasil penelitian menyebutkan

bahwa pentingnya seorang guru harus dapat merancang dan menerapkan

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk membantu

siswa menguasai isi dan proses dalam standar pendidikan matematika dan

sains baru. Karena populasi pelajar yang beragam di dalam sekolah, penting

juga bahwa guru di sekolah dasar memiliki kemampuan untuk bekerja

secara efektif dan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning didalam setiap proses pembelajaran terutama matematika.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang sedang peneliti kembangkan

yaitu penggunaan Problem Based Learning sebagai model pembelajaran

yang efektif.

Page 100: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

79

10. Jurnal Internasional Powell dkk (2012 : 46-52 ) ―Using Storytelling

Strategies to Improve Student Comprehension in Online Classes”. Hasil

Penelitian menunjukkan bahwa menyajikan materi kelas dalam format cerita

dapat meningkatkan kemampuan siswa belajar di kelas. Temuan peneliti

menunjukkan bahwa ketika materi disajikan dalam format cerita hasilya

lebih baik dari pada format buku biasa, pemahaman siswa akan teori dan

konsep yang sulit meningkat dan nilai membaik. Makalah ini menguraikan

strategi mendongeng yang diuji dan membuat saran untuk menggunakan

pengisahan cerita di berbagai disiplin ilmu di kelas online. Secara

keseluruhan, siswa dinilai lebih tinggi bila materi disajikan sebagai cerita

(77%) dibandingkan dengan format teks tradisional (61%). Sebagai hasil

dari temuan ini, kita semakin yakin menggunakan cerita sebagai strategi

untuk menggambarkan teori dan konsep di kelas. Hasil penelitian ini relevan

dengan penelitian yang sedang peneliti kembangkan yaitu penggunaan

cerita sebagai media untuk menarik dan memahamkan konsep kepada siswa.

11. Jurnal Internasional Yıldırım dkk ( 2014 ) dengan judul “Exploring The

Value Of Animated Stories With Young English Language Learners”

Penulis menjelaskan bahwa Cerita dapat digunakan sebagai sumber tak

ternilai yang bisa mendukung anak-anak dengan kontekstualisasi dalam

bahasa kelas Cerita menyumbang sumber bahasa yang jelas yang siswa

dapat belajar secara tidak sadar sambil mengejar makna. Selain itu, dengan

tema menarik mereka, plot, dan karakter mereka memiliki potensi besar

untuk memberi menumbuhkan linguistik dan kognitif. Dengan sifatnya yang

menyenangkan, menantang dan memotivasi, cerita dapat membantu

Page 101: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

80

mengembangkan hal yang positif sikap terhadap pembelajaran dan

menciptakan keinginan untuk terus belajar. Hasil penelitian ini relevan

dengan penelitian yang sedang peneliti kembangkan yaitu bagaimana siswa

bisa tertarik dan membangkitkan minat belajar dengan cerita yang dijadikan

pengantar dalam pembelajaran.

12. Jurnal Internasional Batari dkk ( 2015 ) dengan judul “Development of

Teaching Materials Based on Indonesian Folktale in Gowa District”. Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa Cerita yang dijadikan cerita rakyat

memiliki makna yang dalam, dan nilai budaya sangat tinggi. Melalui

karakteristik dan sifat karakter, peserta didik bisa merasakan dan

menghargai makna kehidupan yang diterapkan dalam kehidupan nyata dari

makna bahwa peserta didik dapat menemukan nilai-nilai yang membentuk

sikap dan perilaku. Jadi materi pembelajaran berdasarkan cerita rakyat

dinyatakan layak dijadikan bahan ajar bahasa indonesia untuk kelas III di

sekolah dasar. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang sedang

dikembangkan yaitu penggunaan cerita untuk mengajarkan karakter yang

bisa diterapkan dalam dalam kehidupan nyata dari makna bahwa peserta

didik dapat menemukan nilai-nilai yang membentuk sikap dan perilaku

melalui pembelajaran matematika di sekolah dasar.

13. Jurnal Nasional Bisri (2016) yang berjudul Kolaborasi Orangtua dan Guru

dalam membentuk Karakter Jujur dan Disiplin pada anak didik Hasil

penelitian ditemukan peran orangtua dalam membangun karakter anak-anak

sebagai motivator dan inspirator dalam sikap kedisiplinan dan kejujuran.

Page 102: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

81

Sedangkan peran guru dalam membentuk karakter disiplin dan jujur sebagai

creator dan evaluator. Kolaborasi antara guru dan orangtua dalam

membentuk karakter disiplin dan jujur terjalin baik secara langsung dan tak

langsung.

14. Jurnal Nasional Lisnani ( 2013 ) yang berjudul Desain Pembelajaran

Bangun Datar Menggunakan Fable “ Dog Catches Cat” And “Puzzle”

Tangram Di Kelas II SD. Menurut peneliti, kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa dalam pengenalan dan pengelompokkan bangun datar

dapat dimulai ketika siswa mulai mengenali bentuk fisik dan sifat-sifat

bangun tersebut melalui visualisasi mereka. Penelitian yang menggunakan

fabel ini bertujuan membantu siswa untuk menemukan kemampuan berpikir

kreatif mereka melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) melalui konteks tangram melalui Fable ―dog catches cat‖.

Sedangkan Puzzle Tanggram dari hasil kreasi origami sebagai media untuk

mengelompokkan bangun datar tersebut. Penelitian ini relevan dengan

penelitian yang sedang peneliti kembangkan yaitu penggunaan cerita fable

sebagai pengantar untuk pembelajaran matematika materi bangun datar.

15. Jurnal Nasional Ridwan ( 2016 ) dengan judul Ajaran Moral Dan Karakter

Dalam Fabel Kisah Dari Negeri Dongeng Karya Mulasih Tary (Kajian

Sastra Anak Sebagai Bahan Ajar Di Sekolah Dasar) Hasil penelitian

menjelaskan bahwa Masalah krisis moral dan karakter adalah perbincangan

yang serius dan terus menerus. Bangsa Indonesia krisis moral dan karakter

yang luar biasa. Fakta tersebut adalah tanggung jawab bersama, bukan

semata pemerintah, guru dan orang tua dan lingkungan. Semua harus turun

Page 103: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

82

tangan menghadapi darurat moral dan karakter ini. Penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang peneliti kembangkan yaitu menanamkan karakter

melalui cerita fabel pada mata pelajaran khususnya matematika di sekolah

dasar.

16. Jurnal Nasional Permata dkk ( 2017 dengan judul “Bahan Ajar Berbasis

Cerita Untuk Menanamkan Literasi Ekonomi Pada Siswa Sekolah Dasar”

Penulis menjelaskan bahwa hasil penelitian menggunakan bahan ajar cerita

bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktitan

dengan tingkat persentase angket respon siswa mencapai 78,91% yang

termasuk dalam kategori baik. Selanjutnya bahan ajar bercerita bergambar

dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dibuktikan dengan tingkat

persentase angket respon siswa mencapai 75,35% yang termasuk dalam

kategori baik. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang peneliti

kembangkan yaitu penggunaan bahan ajar menggunakan cerita pada sekolah

dasar.

Page 104: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

83

H. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir pada penelitian ini terdiri dari input, proces, dan output.

Adapun input dari penelitian ini adalah terbatasnya bahan ajar yang sesuai

dengan kebutuhan siswa, buku ajar yang dipakai selama ini belum memenuhi

kebutuhan siswa dan belum sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan

sehingga hasil belajar matematika masih rendah belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal yang ditetapkan.

Proces pada kerangka pikir ini adalah terbatasnya buku ajar yang ada disekolah

sehingga penulis mencoba untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku

fabel berkarakter dengan materi bangun datar pada mata pelajaran matematika.

Adapun spesifikasi dari buku ajar yang penulis kembangkan adalah berupa

buku ajar matematika yang bisa digunakan untuk guru dan siswa dengan

spesifikasi sebagai berikut : 1). Wujud fisik spesifiaksi produk yang dihasilkan

dalam pengembangan ini adalah media cetak berupa Buku Ajar (Text Book).

2). Buku ajar ini di desain dapat dipergunakan oleh Guru dan Peserta didik, dan

disesuaikan berdasarkan karakteristik siswa sehingga dapat digunakan secara

mandiri. 3). Buku ajar ini didesain sebagai buku pedamping tematik pada

muatan matematika materi persegi, persegi panjang dan segitiga di kelas IV.

4). Buku ajar ini selain didesain berdasarkan kurikulum 2013 juga dapat

digunakan bagi sekolah yang masih menggunakan kurikulum KTSP tahun

2006, sehingga dapat digunakan untuk membantu siswa memahami materi

bangun datar. 5). Materi yang ada di dalam buku disesuaika dengan KI dan KD

sehingga bahan ajar ini dapat tersusun secara sistematis. 6). Pada setiap

pembahasan, dilengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung sehingga

Page 105: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

84

siswa tertarik untuk mempelajarinya. 7). Buku ini berbeda dengan buku ajar

lainnya, karena materi yang ada di dalamnya disajikan dalam bentuk cerita

fabel yang menarik. 8). Buku ajar ini di dalamnya dilengkapi dengan

penanaman konsep lewat cerita, contoh materi dalam kehidupan nyata, catatan

untuk diingat, rangkuman dan soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa. 9).

Hasil belajar dari pembelajaran matematika kelas IV berbasis cerita fabel

berkarakter ini ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus

sebagaimana dipaparkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam

kurikulum matematika untuk SD/MI yang dikembangkan dari PP No.13 tahun

2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19. 10). Bentuk fisik bahan

ajar dalam penelitian ini berupa media cetak dibuat dengan menggunakan

variasi tata letak, pilihan warna, variasi huruf yang sesuai dengan kebutuhan

sehingga nyaman untuk dibaca dan menarik untuk dipelajari.

Selanjutnya untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa bisa diatasi dengan

menggunakan model pembelajaran yang menarik dan dapat menjadikan siswa

aktif serta memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai

dengan karakteristik model Problem Based Learning yaitu belajar tentang

kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif, dan

belajar tim, serta kemampuan berpikir reflektif dan evaluatif. Oleh karena itu

penulis menggunakan model ini untuk mencapai hasil yang dinginkan, adapun

Model Problem Based Learning memiliki beberapa karakteristik yaitu (1)

masalah menjadi fokus dan stimulus dalam pembelajaran, (2) pembelajaran

terjadi pada kelompok-kelompok kecil, (3) guru berperan sebagai fasilitator

dan mediator, (4) pembelajaran bersifat student centered, (5) masalah

Page 106: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

85

merupakan sarana mengembangkan secara klinis keterampilan problem

solving, (6) informasi-informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri (self

dirrected learning). Dari enam karakteristik tersebut Problem Based Learning

disetting dalam bentuk pembelajaran yang diawali dengan sebuah masalah,

kemudian dengan menggunakan instruktur sebagai pelatih metakognitif serta

diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Sehingga, ide dari

adanya Problem Based Learning yaitu adanya masalah yang harus dipecahkan

siswa sebagai akibat dari rasa ingin tahu yang dimiliki anak yang secara

berkelanjutan berusaha memahami dunia di sekitarnya.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem

Based Learning adalah:

1. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau

demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa

untuk terlibat dalam pemecahan masalah.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong

siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,

dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Page 107: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

86

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru

membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Output yang diharapkan adalah terwujudnya produk buku ajar fabel

berkarakter menggunakan model Problem Based Learning yang menarik bagi

siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Sehingga diharapkan dari output ini

bisa menjadi hasil produk yang bisa mengatasi kesenjangan belajar siswa

selama ini.

Page 108: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

87

Kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian

INPUT

Buku ajar terbatas dan

belum memenuhi

kebutuhan siswa

Hasil Belajar

Matematika siswa

masih rendah

PROCESS

Buku Ajar

Fabel

Berkarakter

Problem Based

Learning

Pengembangan Buku Ajar matematika melalui cerita fabel

berkarakter berbasis Problem Based Learning

1. Buku ajar matematika melalui cerita fabel

berkarakter .

2. Kemenarikan buku ajar yang dikembangkan.

3. Karakter siswa menguat dan hasil belajar matematika

meningkat .

Bahan Ajar

Model

Pembelajaran

OUT PUT

Karakter siswa

masih lemah

Penguatan

Karakter

Jujur

Disiplin

Tanggungjawab

Page 109: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

88

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jika digunakan langkah-langkah pengembangan buku ajar matematika

melalui cerita fabel untuk memperkuat karakter siswa sesuai dengan

prosedur maka akan terwujud produk berupa buku ajar matematika.

2. Jika penerapan buku ajar matematika melalui cerita fabel disusun

berdasarkan syarat yang ditentukan maka akan menghasilkan buku ajar yang

menarik.

3. Jika menggunakan buku ajar matematika melalui cerita fabel maka karakter

siswa dan hasil belajar akan meningkat dibandingkan jika tidak

menggunakan buku ajar matematika melalui cerita fabel.

Page 110: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

89

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and

Development, Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan ini menurut

Borg and Gall (2003) dalam Sugiyono (2011: 298), adalah sebagai berikut 1)

Pengumpulan informasi, 2) Perencanaan, 3) Pengembangan format produk

awal, 4) Uji coba tahap awal, 5) Revisi produk, 6) Uji lapangan utama, 7)

Revisi produk, 8) Uji coba lapangan, 9) Revisi produk akhir, 10) Desiminasi

dan Implementasi. Sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan

pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Langkah-langkah penelitian pengembangan

(Adaptasi Model Pengembangan Borg adn Gall dalam Sugiyono, 2008: 298)

Pengumpulan

Informasi Perencanaan

Pengembangan

format produk

awal

Uji coba

awal

Revisi

Produk

Uji coba

Lapangan

Revisi

Produk

Uji coba

Lapangan

Revisi Produk

Akhir

Desimenasi dan

Implementasi

Page 111: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

90

Langkah-langkah pada penelitian pengembangan dari Borg and Gall tersebut di

atas, peneliti hanya melakukan penelitian dari langkah 1 sampai dengan

langkah 7 yaitu pengumpulan informasi awal sampai dengan revisi produk. Hal

ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya, prosedur penelitian

pengembangan serta menyesuaikannya dengan tujuan dan kondisi penelitian

yang sebenarnya. Penelitian dan Pengembangan atau Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono (2011:

297). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut

supaya dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa metode

penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) dipandang

tepat digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan tujuan penelitian

yaitu untuk mengetahui pengembangan buku ajar matematika untuk

memperkuat karakter siswa di Kelas IV SDN 2 Tulungagung Kecamatan

Gadingrejo.

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah ―The Randomized Preteset-

Posttest Control Group Design” Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen

diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok

diawali dengan pratest, dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran

kembali (pasca test). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

secara random, kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal,

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 112: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

91

Adapun skema model penelitian ini adalah:

Tabel 4. Pretest-Posttest control Group Design

Grup Pretest Perlakuan Posttest

R Eksperiment O1 X O2

R Kontrol O3 - O4

Sumber: Sugiyono, ( 2011:112)

Keterangan:

R = Pengambilan sampel secara acak

X = Perlakuan pada kelas eksperimen

O1= Pretest kelas eksperimen

O2= Posttest kelas eksperimen

O3= Pretest kelas kontrol

O4= Posttest kelas kontrol

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Adapun langkah-langkah yang peneliti adopsi dari pengembangan bahan ajar

menurut Borg & Gall dalam penelitian ini hanya menggunakan 9 langkah :

1. Pengumpulan Informasi Awal

Peneliti melakukan pengamatan dan observasi pada proses pembelajaran di

kelas IV SDN 2 Tulungagung dan SDN 3 Tulungagung untuk mengetahui

karakteristik siswa dan kebutuhan-kebutuhan siswa yang di perlukan dalam

proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada

guru kelas IV untuk menggali lebih dalam informasi tentang kondisi siswa,

karakteristik bahan ajar yang mendukung bagi siswa dan hasil belajar

mereka di kelas.

Page 113: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

92

2. Perencanaan

Setelah peneliti menggali informasi lebih mendalam kepada guru kelas

melalui wawancara, maka peneliti menentukan kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang akan digunakan dalam pengembangan bahan ajar

yang diinginkan. Peneliti melakukan perencanaan dengan cara sebagai

berikut.

a. Mengkaji kurikulum, menentukan SK, KD pada Materi Bangun Datar

kelas IV SD untuk semester genap yang pada proses pembelajarannya

sangat perlu dikembangkan bahan ajar berupa buku ajar matematika

berbasis fabel berkarakter yang digunakan sebagai sumber belajar.

b. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran serta materi yang akan

dikembangkan berdasarkan KD yang telah dipilih.

c. Materi yang dipilih adalah pada materi bangun datar. Melalui materi ini

peneliti mencoba untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Matematika sekaligus menguatkan nilai karakter siswa kelas IV SD/MI

di Kecamatan Gadingrejo.

d. Menyusun Kerangka Bahan Ajar. Penyusunan kerangka bahan ajar

bertujuan agar bahan ajar yang akan dikembangkan tersusun secara

sistematis. Adapun komponen yang ada dalam kerangka bahan ajar

meliputi definisi materi masing-masing bangun datar, konsep

pemahaman bangun datar, luas bangun datar, dan soal cerita yang

memuat luas masing-masing bangun datar.

Page 114: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

93

3. Pengembangan format produk awal

Pada tahap ini peneliti mulai mengembangkan produk awal yang meliputi

menyiapkan materi pembelajaran, menyusun produk bahan ajar Matematika

berbasis cerita fabel berkarakter dan menyusun seperangkat evaluasi.

Langkah-langkah pengembangan produk awal adalah:

a. Mengumpulkan materi yang sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

b. Menentukan unsur-unsur bahan ajar yang terdiri dari tiga unsur, yaitu

Pendahuluan, isi dan pendukung.

c. Mendesain tampilan buku ajar Matematika berbasis fabel berkarakter.

d. Menyusun unsur-unsur buku ajar matematika berbasis fabel berkarakter

sesuai dengan desain yang dibuat.

1) Pendahuluan terdiri dari : a) Cover Depan judul/halaman muka, b)

Kata Pengantar, b) Kelebihan Bahan Ajar, c) Penjabaran KI, KD dan

Indikator, d) Petunjuk Penggunaan Buku; e) dan Daftar Isi.

2) Bagian Isi terdiri dari : a). Cerita Pengantar b) Pengamatan Benda, c)

Penanaman Materi, d ) Pemahaman Konsep, dan e) Uji Kemampuan

Siswa.

e. Bagian Pendukung terdiri dari : a) Daftar Pustaka b) Peta Konsep dan c)

Glosarium d) Kunci Jawaban e) Biodata Penulis e) Editing untuk

menghasilkan produk awal f) Finishing produk awal berupa bahan ajar

dalam bentuk buku ajar melalui cerita fabel berkarakter .

Setelah peneliti mengembangkan produk awal maka selanjutnya adalah

membuat instrumen penilaian melalui angket kepada validator ahli antara

lain ahli materi, ahli, desain, bahasa dan praktisi pembelajaran untuk

Page 115: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

94

mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar sebelum diuji cobakan kepada

siswa.

4. Uji Coba Produk Awal

Pada tahap ini pegujian dilakukan tiga uji coba yaitu uji para ahli untuk

validasi produk,uji kemenarikan praktisi pembelajaran (guru) dan uji

kemenarikan pada kelompok kecil.

a. Uji coba yang pertama yaitu uji para ahli

Uji coba ini dengan cara memvalidasi 3 aspek, yaitu aspek media, aspek

materi, aspek bahasa. Validasi isi dilakukan oleh ahli yang kompeten

terhadap bahan ajar matematika dan strategi pembelajaran. Validasi isi

diperlukan untuk menilai kelayakan bahan ajar yang dikembangkan,

dilakukan dengan cara pemberian angket untuk mengetahui kelemahan

dan kekuatannya.Adapun kualifikasi masing-masing para validator

dijelaskan sebagai berikut.

1) Ahli Media

Ahli desain pada penelitian ini adalah dosen ahli yang ditetapkan

sebagai penguji kemenarikan produk. Adapun kualifikasi ahli dalam

penelitian pengembangan ini adalah seseorang yang ahli dan

berpengalaman di bidang desain. Seseorang yang memiliki perhatian

lebih terhadap masalah-masalah produk pengembangan bahan ajar.

Bersedia menjadi penguji dalam hal kemenarikan produk

pengembangan bahan ajar.

Page 116: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

95

2) Ahli Materi

Ahli desain pada penelitian ini adalah dosen ahli yang ditetapkan

sebagai penguji kemenarikan produk pengembangan bahan ajar

matematika berbasis buku fabel berkarakter yang berupa buku ajar

matematika. Adapun kualifikasi ahli dalam penelitian pengembangan

ini adalah seseorang yang ahli dan berpengalaman di bidang desain.

Seseorang yang memiliki perhatian lebih terhadap masalah-masalah

produk pengembangan bahan ajar. Bersedia menjadi penguji dalam

hal kemenarikan produk pengembangan bahan ajar.

3) Ahli Bahasa

Ahli bahasa pada penelitian ini adalah dosen ahli yang ditetapkan

sebagai penguji kelayakan penggunaan bahasa, agar sesuai dengan

standar isi BSNP dan penggunaan EYD yang berlaku. Adapun

kualifikasinya dalah: Seseorang yang ahli dan berpengalaman di

bidang bahasa . Memiliki keahlian dan pengalaman yang relevan

terhadap produk yang dikembangkan. Bersedia menjadi penguji

produk pengembangan buku ajar matematika melalui cerita fabel.

b. Uji kemenarikan praktisi pembelajaran

Uji coba kedua diberikan kepada praktisi pembelajaran untuk

memberikan tanggapan dan penilaian berupa angket kemenarikan

terhadap buku ajar matematika melalui cerita fabel. Dalam halini

dilakukan oleh guru, adapun kriteria guru tersebut adalah Guru yang

mengajar di tingkat SD/MI. Memiliki pengalaman dalam pembelajaran

matematika di kelas. Kesediaan guru sebagai penilai dan pengguna

Page 117: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

96

produk pengembangan untuk sumber perolehan data hasil

pengembangan.

c. Uji kemenarikan kelompok kecil

Uji coba ketiga yaitu uji kelompok kecil dilakukan pada kelas IV sdn 2

Tulungagung yang diambil sebanyak 10 siswa secara acak tingkat

pengetahuannya, pengambilan subjek uji coba kelompok kecil ini untuk

mengetahui kemenarikan dan kemudahan serta kemanfaatan buku ajar

matematika apakah sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan menarik

Dari hasil uji kelompok kecil ini diperoleh data kuantitatif yang

selanjutnya peneliti gunakan untuk menilai apakah produk yang

dikembangkan benar-benar menarik dan layak untuk dikembangkan

dalam proses pembelajaran selanjutnya.

5. Revisi produk

Setelah melakukan mendapatkan data dari para ahli berupa validasi hasil

angket dari para ahli, praktisi pembelajaran dan uji kelompok kecil

diketahui terdapat kelemahan atau kekurangan dari produk yang

dikembangkan. Selanjutnya dilakukan revisi/perbaikan.

Berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif dilakukan revisi produk. Hasil

perhitungan tersebut jika mengalami peningkatan dan menarik maka

dilanjutka pada tahap selanjutnya yaitu uji coba lapangan atau uji kelompok

besar.

Page 118: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

97

6. Uji Coba Lapangan

Uji coba ini adalah uji coba kelompok besar, pengujian dilakukan dengan

menguji melibatkan seluruh siswa kelas eksperimen untuk mengetahui

penguatan sikap karakter dan peningkatan hasil belajar melalui pengamatan

dan tes tertulis pada materi bangun datar yaiti persegi, persegi panjang dan

segitiga. Dalam uji coba lapangan tahap ini diperoleh data kualitatif dari

hasil observasi sikap belajar dan data kuantitatif dari tes hasil belajar siswa.

Data tersebut peneliti gunakan untuk menilai apakah produk yang

dikembangkan benar-benar layak untuk dipakai dalam proses pembelajaran,

dan menarik minat belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk

uji coba dalam penelitian pengembangan ini antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2

Tulungagung berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen, dan siswa

kelas IV SDN 3 Tulungagung berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol.

Kondisi siswa dalam kelas memiliki karakter yang cukup kompleks,

sehingga memerlukan buku ajar yang menarik dan menyenangkan. Oleh

karena itu, buku ajar matematika yang cocok di kelas IV SDN 2

Tulungagung menurut peneliti adalah buku ajar matematika melalui

cerita fabel karena dapat menguatkan nilai sikap dan meningkatkan hasil

belajar siswa secara mandiri.

Page 119: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

98

b. Desain Uji Coba

Desain uji coba menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Adapun perolehan hasil belajar siswa melalui pre-test dan post-

test digunakan untuk mengetahui pengaruh bahan ajar yang

dikembangkan terhadap siswa. Selanjutnya hasil pre-test dan post-test di

analisis melalui uji t dengan spss dan perhitungan manual.

Untuk menilai karakter dilakukan pada aspek sikap siswa melalui

observasi yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan hasil belajar

penilaian menggunakan uji tes tertulis dalam materi bangun datar.

Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

eksperimen adaptasi dari Sugiyono (2014:303) yaitu dengan memberikan

perlakuan yang sama terhadap semua sampel uji coba (pretest-postest

group desain). Uji dilakukan dengan melihat peningkatan (gain) dari

kedua kelas uji coba.

Model desain eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Desain eksperimen pretest-postest group desain

Keterangan:

O1 = nilai pretest kelas A

O2 = nilai postest kelas A

X = perlakuan

O3 = nilai pretest kelas B

O4 = nilai postest kelas B

X

X

O1 O2

O3 O4

Page 120: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

99

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan postest. Selanjutnya hasil

observasi dan hasil tes tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar pada salah satu

kelas yang diberi perlakuan dengan buku ajar matematika melalui cerita

fabel materi bangun datar.

7. Revisi Produk

Pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap

produk setelah uji coba produk lapangan, berdasarkan hasil analisis dan

masukan yang diperoleh dari para ahli, apabila bahan ajar yang sudah

dikembangakan sudah berhasil maka peneliti tidak perlu melakukan revisi

produk. Karena produk sudah layak untuk dipakai, jika produk masih belum

berhasil maka peneliti harus perbaikan dan penyempurnaan.

C. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah buku ajar matematika, buku

disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran. Bahan ajar yang dimaksud dalam kajian ini lebih ke

bahan ajar cetak berupa buku teks. Hal ini dikarenakan, buku teks sangat

erat kaitannya dengan kurikulum, silabus, standard kompetensi, dan

kompetensi dasar. Artinya bahwa buku ajar matematika tersusun menurut

aturan-aturan dari yang terendah sampai tertinggi dan didasarkan pada

kebenaran-kebenaran yang sudah terbukti kebenarannya.

Page 121: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

100

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah Karakter peserta didik dan

hasil belajar, dalam penelitian ini ada tiga karakter yang dibahas yaitu (1)

kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan. (2) Karakter Disiplin adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan. (3) Karakter Tanggungjawab adalah melakukan tugas sepenuh

hati, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik, dan berdedikasi

tinggi terhadap keputusan yang diambil.

Sedngkan hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan

menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang tersusun secara

terencana.

2. Definisi Operasional

a. Variabel Bebas

Secara operasional dalam penelitian ini adalah buku ajar matematika

yang berisi kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memudahkan

guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar ini

berupa buku teks matematika yang memuat cerita fable, buku ajar

matematika disesuaikan dengan kondisi pembelajaran sehingga peserta

didik mampu memahami dan mencapai kemampuan sesuai indicator

yang ditempuh. Penilaian sikap dan karakter dilakukan untuk mengukur

proses pembelajaran sudah berhasil berhasil.

Page 122: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

101

b. Variabel Terikat

Karakter peserta didik yang dinilai dan diamati adalah Karakter jujur

dengan indicator: Berani mengatakan atau menunjukan apa adanya dan

berani untuk benar, Sikap tidak menyontek pada saat mengerjakan

ulangan, tidak menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya

pada saat mengerjakan tugas, melaporkan kepada yang berwenang jika

menemukan barang, berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan,

mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman yang lain.

Karakter disiplin dengan indicator: ketaatan dan kepatuhan dalam

melaksanakan peraturan yang disepakati seperti kebiasaan masuk kelas

tepat waktu, Mengumpulkan tugas tepat waktu, Memakai seragam sesuai

tata tertib, Mengerjakan tugas yang diberikan, Tertib dalam mengikuti

pembelajaran, Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang

ditetapkan, Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran, Membawa buku

teks mata pelajaran.

Karakter Tanggungjawab dengan indicator: melaksanakan tugas individu

dengan baik, Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, Tidak

menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, Mengembalikan barang

yang dipinjam, Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

Sedangkan hasil belajar melalui tes soal pilihan ganda.

Page 123: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

102

D. Subyek Uji Coba Produk

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2008:90 ) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari object/subject yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek

dan subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki obyek dan subyek tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut Populasi dalam penelitian ini diambil

hanya10 SD Negeri di Wilayah Gugus III hal ini dilakukan karena

banyaknya SD yang berada di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

tahun pelajaran 2017/2018, adapun populasi yang diambil rinciannya

sebagai berikut.

Tabel 5. Rincian Jumlah Populasi

NO SEKOLAH Kelas Jumlah Siswa

1 SDN 1 Tegalsari IV 30

2 SDN 2 Tegalsari IV 30

3 SDN 3 Tegalsari IV 25

4 SDN 4 Tegalsari IV 15

5 SDN 1 Tulungagung IV 20

6 SDN 2 Tulungagung IV 30

7 SDN 3 Tulungagung IV 30

8 SDN 1 Mataram IV 30

9 SDN 2 Mataram IV 25

10 SDN 3 Mataram IV 28

Jumlah 263

Sumber: Data siswa Gugus III Kecamatan Gadingrejo TP 2017-2018

Page 124: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

103

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2008:91) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Cluster Sampling. Hal

ini dilakukan mengingat jumlah sekolah yang berada di Wilayah Gugus III

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu cukup banyak, maka

penentuan Cluster Sampling ini adalah mewakili sekolah dari Wilayah

Gugus III Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, dengan rincian

sebagai berikut.

Tabel 6. Rincian Jumlah Sampel

NO SEKOLAH Jumlah Siswa Jumlah

1 SDN 2 Tulungagung 30 60 siswa

2 SDN 3 Tulungagung 30

Sumber: Data siswa Gugus III Kecamatan Gadingrejo TP 2017-2018

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: (1). Instrumen untuk penilaian kebutuhan siswa yaitu

ditujukan kepada guru dan siswa dengan bentuk instrumen angket tertutup

(closed questionnaire). Instrumen untuk penilaian Validasi Ahli Media,

Validasi Ahli Materi, dan Validasi ahli bahasa. (2). Instrumen untuk penilaian

sikap jujur, disiplin dan tanggungjawab. (3). Instrumen untuk mengukur hasil

belajar Matematika yaitu menggunakan tes tertulis dengan bentuk pilihan

ganda (multiple choice). Masing-masing instrumen disusun berdasarkan kisi-

Page 125: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

104

kisi yang diturunkan dari definisi konseptual dan operasional dengan

memperhatikan indikator dan arahan dari pembimbing.

1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Siswa

Tabel 7. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Siswa

No Aspek yang akan

diketahui Indikator

No

Item

1

Potensi yang

mendukung

pengembangan buku

ajar

1. Hasil belajar siswa belum

mencapai KKM

2. Hasil belajar siswa belum

memuaskan

3. Kebutuhan siswa terhadap

kompetensi dasar materi bangun

datar persegi, persegi panjang,

dan segitiga

4. Alokasi waktu yang disediakan

kurang memadai

1

2

3

4

2 Masalah yang

dihadapi

5. Kemenarikan buku ajar yang

tersedia dalam mendukung

pemahaman dan kegiatan

pembelajaran

6. Kemudahan buku ajar yang

tersedia

5

6

3

Kebutuhan

pengembangan buku

ajar

7. Kebutuhan buku ajar yang

menarik untuk mencapai tujuan

pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar

7

Page 126: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

105

b. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Guru

Tabel 8. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Guru

No Aspek yang akan

diketahui Indikator

No

Item

1

Potensi yang

mendukung

pengembangan buku

ajar

1. Hasil belajar siswa belum

mencapai KKM

2. Hasil belajar siswa belum

memuaskan

3. Kebutuhan siswa terhadap

kompetensi dasar materi bangun

datar persegi, persegi panjang,

dan segitiga

4. Alokasi waktu yang disediakan

kurang memadai

1

2

3

4

2

Masalah yang

dihadapi

5. Kemenarikan buku ajar yang

tersedia dalam mendukung

pemahaman dan kegiatan

pembelajaran

6. Kemudahan buku ajar yang

tersedia

5

6

3

Kebutuhan

pengembangan buku

ajar

7. Kebutuhan buku ajar yang

menarik untuk mencapai tujuan

pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar

7

Page 127: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

106

c. Kisi-kisi Penilaian Validasi Ahli Media

Tabel 9. Kisi-kisi validasi ahli media

No Aspek Indikator No

Item

1 Warna

1. Kesesuaian warna dengan

tampilan buku ajar

2. Kesesuaian warna tulisan dan

gambar isi buku ajar

1

2

2 Efektivitas

3. Buku ajar membuat siswa aktif

4. Bahasa mudah dipahami

5. Kemudahan penggunaan buku

ajar

6. Buku ajar berperan dalam

pembelajaran

7. Buku ajar menumbuhkan minat

siswa

3

4

5

6

7

3 Tampilan

8. Tampilan isi buku ajar menarik

siswa

9. Kesesuaian ilustrasi gambar

10. Layout buku ajar

11. Kesesuaian font huruf dan

ukuran huruf

12. Tampilan warna yang menarik

8

9

10

11

12

Page 128: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

107

d. Kisi-kisi Penilaian Validasi Ahli Materi

Tabel 10. Kisi-kisi validasi ahli materi

No Aspek Indikator No

Item

1 Relevansi tujuan

pembelajaran

1. Kesesuaian materi dengan

indikator dan tujuan

pembelajaran

1

2 Sistematika yang

jelas dan logis

2. Materi pada buku ajar runut

logis dan jelas

2

3 Kedalaman materi

3. Materi diuraikan dengan luas

dan mendalam

4. Keterpenuhan materi setiap

kegiatan pembelajaran

3

4

4 Relevansi dengan

pembelajaran

5. Kesesuaian antara materi dan

kegiatan pembelajaran

5

5

Ketepatan pengguna

istilah sesuai dengan

bidang keilmuan

6. Kesesuaian penggunaan istilah

dengan mata pelajaran

6

6 Relevansi dengan

karakteristik siswa

7. Kesesuaian materi dengan

karakteristik siswa

8. Tingkat kesulitan materi sesuai

dengan karakteristik siwa

7

8

7

Relevansi dengan

Problem Based

Learning

9. Buku ajar fabel berkarakter

mampu memfasilitasi aktivitas

dalam pendekatan ilmiah

scientifik dan problem based

learning

9

Page 129: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

108

e. Kisi-kisi Penilaian Validasi Ahli Bahasa

Tabel 11 Kisi-kisi Penilaian Validasi Ahli Bahasa

No Aspek Evaluasi Indikator

Nomor

Item

1 Lugas

1. Ketepatan struktur kalimat.

2. Keefektifan kalimat.

3. Pilihan kata

1

2

3

2 Komunikatif

4. Keterbacaan pesan

5. Ketepatan

penggunaan kaidah

bahasa.

6. Kalimat dalam buku ajar

mudah

dipahami.

4

5

6

3 Tulisan

7. Huruf yang digunakan jelas.

8. Kalimat yang digunakan sesuai

dengan Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia.

9. Ukuran huruf dan gambar

sesuai.

10. Keruntutan dan keterpaduan

antarparagraf

7

8

9

10

4

Penggunaan

istilah, simbol,

atau ikon

11. Kebakuan istilah.

12. Konsistensi penggunaan

istilah.

13. Konsistensi penggunaan

simbol atau ikon.

11

12

13

Page 130: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

109

2. Instrumen Penilaian Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggungjawab

Kisi-kisi penilaian karakter jujur, disiplin dan tanggungjawab

Tabel 12. Kisi-kisi penilaian karakter jujur, disiplin dan tanggungjawab

No Aspek Indikator No

Item

1

Karakter Jujur

1. Tidak nyontek dalam mengerjakan

ujian/ulangan/tugas

1

2. Tidak melakukan plagiat

(mengambil/menyalin karya orang lain

tanpa menyebutkan sumber) dalam

mengerjakan setiap tugas

2

3. Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu

apa adanya

3

4. Melaporkan data atau informasi apa adanya 4

5. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang

dimiliki

5

2

Karakter

Disiplin

1. Masuk kelas tepat waktu 1

2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 2

3. Memakai seragam sesuai tata tertib 3

4. Mengerjakan tugas yang diberikan 4

5. Tertib dalam mengikuti pembelajaran 5

6. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah

yang ditetapkan

6

7. Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 7

8. Membawa buku teks mata pelajaran 8

3

Karakter

Tanggung

jawab

1. Melaksanakan tugas individu dengan baik 1

2. Menerima resiko dari tindakan yang

dilakukan

2

3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang

akurat

3

4. Mengembalikan barang yang dipinjam 4

5. Meminta maaf atas kesalahan yang

dilakukan

5

Page 131: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

110

3. Instrumen Penelitian Hasil Belajar Matematika

Instrumen penelitian ini mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika menggunakan tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda (multiple

choice). Instrumen tersebut disusun dengan berpedoman pada kisi-kisi yang

diturunkn dari definisi konseptual dan operasional dengan memperhatikan

indikator-indikator dan arahan dari pembimbing.

Tabel 13. Kisi-kisi soal untuk mengukur hasil belajar matematika

No Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar Indikator

No Butir

Sesudah

uji coba

Jum

lah

1

Memahami

pengetahuan

faktual

dengan cara

mengamati

dan menanya

berdasarkan

rasa ingin

tahu tentang

dirinya,

makhluk

ciptaan

Tuhan dan

kegiatannya,

dan benda-

benda yang

dijumpainya

di rumah, di

sekolah, dan

tempat

bermain

3.9

Menjelaskan

dan

menentukan

keliling dan

luas persegi,

persegi

panjang, dan

segitiga.

1. Siswa mampu

menjelaskan

konsep Keliling

dan luas bangun

datar persegi,

persegi panjang,

dan segitiga

1,2,3,4, 4

2. Siswa mampu

menghitung

Keliling dan luas

bangun datar

persegi.

5,6,7,8 4

3. Siswa mampu

menghitung

Keliling dan luas

bangun datar

persegi panjang.

9,10,11

, 12

4

4. Siswa mampu

menghitung

Keliling dan luas

bangun datar

segitiga.

13,14,1

5,16

4

5. Siswa mampu

menyelesaikan

soal cerita yang

berhubungan

dengan Keliling

dan luas persegi,

persegi panjang,

dan segitiga.

17,18,1

9,20

4

Page 132: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

111

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, angket dan tes tertulis.

Wawancara langsung dilakukan kepada guru kelas IV yang mengajar di

sekolah yang berada di Wilayah Gugus III Kecamatan Gadingrejo untuk

memperoleh data awal. Angket disampaikan kepada validator ahli untuk

menilai kelayakan buku ajar matematika menggunakan cerita fabel berkarakter

yang telah dikembangkan dan diberikan juga kepada siswa untuk menilai

kemenarikan dari buku ajar tersebut. Sedangkan tes diberikan kepada para

siswa dalam bentuk pilihan ganda untuk kelas uji coba pada awal dan akhir.

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IV SDN 2 Tulungagung

yaitu Ibu Rini Mulistina, S.Pd. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data ketika peneliti melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal

yang lebih mendalam. Adapun pedoman wawancara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengetahui permasalahan yang ada pada materi bangun datar

adalah sebagai berikut:

a. Sikap dan karakter siswa mengenai kejujuran, kedisiplinan dan

tanggungjawab.

b. Hasil belajar siswa pada materi bangun datar persegi, persegi panjang

dan segitiga.

c. Kemampuan siswa dalam memahami materi bangun datar persegi,

persegi panjang dan segitiga.

d. Kebutuhan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Page 133: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

112

2. Angket

Pada penelitian ini menggunakan angket tertutup dimana menurut Arikunto

(2010: 151), angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah

disediakan dengan memberikan tanda contreng ( ). Angket digunakan

untuk mengumpulkan data tentang tanggapan dari komponen bahan ajar

matematika berbasis buku fabel berkarakter. Angket yang dibutuhkan dalam

penelitian pengembangan ini diantara lain:

a. Angket penilaian dan validasi ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa.

b. Angket penilaian atau tanggapan guru dan siswa tentang kemenarikan

bahan ajar melalui uji coba lapangan.

Angket dibuat berisi daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh

informasi atau tanggapan mengenai kemenarikan bahan ajar yang telah

dikembangkan.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil penilaian sikap yaitu karakter jujur,

disiplin dan tanggungjawab siswa, penilaian ketiga sikap tersebut diambil

melalui observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran.

4. Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan tes tertulis

kepada siswa untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran matematika materi bangun datar. Peneliti

memberikan tes tertulis berupa 20 soal pilihan ganda pada kelas IV SDN 2

Tulungagung sebagai kelas eksperimen dan SDN 3 Tulungagung sebagai

Page 134: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

113

kelas kontrol yang menjadi objek penelitian. Tes yang digunakan dalam

penelitian dan pengembangan ini adalah pre-test dan post-test. Tujuan tes

ini dilakukan adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

menggunakan bukuajar matematika melalui cerita fabel. Penyusunan alat

ukur disesuaikan dengan indikator masing-masing kompetensi yang ingin

dicapai.

G. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif. Pengambilan data

dalam penelitian ini diambil dari nilai sikap dan hasil belajar siswa. Penilaian

dilakukan pada kedua kelas dengan observasi untuk nilai sikap dan tes tertulis

untuk hasil belajar yang diberikan sebelum dan sesudah menggunakan buku

ajar melalui cerita fabel, materi bangun datar untuk mengetahui tingkat

pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi

normal atau tidak berdasarkan data skor rata-rata aktivitas sampel. Rumusan

hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis di atas menggunakan uji

chikuadrat. Uji chi-kuadrat menurut Sugiyono, 2007:107 sebagai berikut:

∑ (

) 2

Page 135: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

114

Keterangan.

Chi Kuadrat

= frekuensi yang di observasi

= frekuensi yang di harapkan

Kriteria pengujian adalah:

a. Apabila harga chi kuadrat lebih kecil (<) atau sama dengan harga chi

kuadrat tabel (

) maka distribusinya dinyatakan normal.

b. Apabila harga chi kuadrat hitung lebih besar (>) dengan harga chi

kuadrat tabel (

) inyatakan tidak normal

2. Uji Validitas

Menurut Bayu Permata dkk dalam Jurnal Pendidikan (2017: 356—362 )

Uji Validitas adalah untuk melihat apakah bahan ajar beserta instrumen

penilaian yang telah disusun memenuhi kriteria kevalidan. alat ukur tersebut

mampu mengukur apa yang akan diukur, kriteria ujinya apabila nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel maka soal tersebut valid dan dapat

digunakan untuk pengujian data. Penghitungan validitas data menggunakan

SPSS Versi 24 tahun 2018.

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada instrumen hasil belajar bertujuan untuk melihat apakah

alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam

waktu dan tempat yang berbeda. Kriteria ujinya apabila nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel maka soal tersebut reliabel dan dapat digunakan

untuk pengujian data. Penghitungan reliabilitas menggunakan SPSS Versi

24 tahun 2018.

Page 136: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

115

4. Uji Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

tersebut tergolong mudah atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran

tiap butir soal digunakan persamaan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Jx = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan

kriteria indeks kesukaran menurut Supardi (2015: 88), sebagai berikut:

Tabel 14. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Tingkat

Kesukaran Indeks kesukaran Jenis soal

1 Mudah 0,00 – 0,30 Pilihan Ganda

2 Sedang 0,31 – 0,70 Pilihan Ganda

3 Sukar 0,71 – 1,00 Pilihan Ganda

5. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal berhubungan dengan kemampuan membedakan

antara kelompok atas dan kelompok bawah (berdasarkan skor yang

diperoleh dalam tes secara keseluruhan). Peserta didik yang mendapat skor

tinggi dinamakan kelompok atas dan yang mendapat skor rendah dinamakan

kelompok bawah (Thoha, 1995: 150).

Untuk mencari indeks Daya Pembeda digunakan rumus:

Page 137: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

116

DP = Daya Pembeda

JBKa = Jumlah jawaban benar kelompok atas

JBKb = Jumlah jawaban benar kelompok bawah

N = Jumlah siswa masing-masing kelompok

Tabel 15. Interpretasi Daya Pembeda Intrumen Tes

Indeks Daya Pembeda Ktiteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang

0,21 – 0,40 Agak baik atau cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat baik

6. Uji Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama adalah terwujudnya produk berupa buku ajar

matematika melalui cerita fabel untuk memperkuat karakter siswa kelas

IV SDN 2 Tulungagung. Prosesnya adalah dengan memvalidasi isi yang

dilakukan oleh ahli yang kompeten terhadap buku ajar matematika

melalui cerita Fabel. Validasi ini diperlukan untuk menilai kelayakan

produk buku ajar yang dikembangkan, pengujian dilakukan dengan cara

pemberian angket kepada para ahli sehingga dapat diketahui kelemahan

dan kekuatannya.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua adalah untuk mengetahui kemenarikan buku

ajar matematika melalui cerita fabel dibandingkan dengan buku paket

yang dipakai guru dan siswa selama ini, maka diberikan angket kepada

guru-guru yang tergabung di gugus III Tulungagung, dan uji

kemenarikan kelompok kecil, hasil skor angket di hitung menggunakan

Page 138: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

117

rumus berikut:

Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor total

Kualitas kemenarikan dan kemudahan penggunaan buku ajar dengan

rentang klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 16. Klasifikasi kemenarikan dan kemudahan penggunaan buku ajar

Nilai Klasifikasi

kemenarikan

Klasifikasi

kemenarikan

90 – 100,00 Sangat menarik Sangat efektif

70 – 89,00 Menarik Efektif

50 – 69,00 Cukup menarik Cukup efektif

0 – 49,00 Kurang menarik Kurang efektif

Sumber : Tabel diadaptasi dari Elice (2012:69)

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah mengukur

penguatan karakter dan peningkatan hasil belajar, Hasil data observasi

dan tes tertulis di hitung dengan menggunakan rumus N-Gain. Dari

observasi dan tes tertulis ini diperoleh nilai pretest, nilai posttest, dan

peningkatan hasil belajar. Hasil kedua data observasi dan tes tertulis di

hitung dengan menggunakan rumus N-Gain. Menurut Hake (1999: 1),

besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi

(normalized gain) yaitu:

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi dari Hake (1999) seperti terdapat pada Tabel berikut.

Page 139: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

118

Tabel 17. Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Menurut Sugiyono (2008:241) penggunaan statistik parametrik

mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus

terdistribusi normal dan homogen. Oleh sebab itu sebelum pengujian

hipotesis dilakukan maka pengujian normalitas dilakukan terlebih

dahulu, selanjutnya apabila data normal maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis parametrik. Jika melalui uji normaliatas ternyata data hasil

belajar kedua kelas berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal.

Maka pengujian hipotesis menggunakan uji Mann Whitney U. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

= Jumlah sampel kelas A

= jumlah sampel kelas B

= jumlah peringkat 1

= jumlah peringkat 2

∑ = jumlah rangking pada sampel

∑ = jumlah rangking pada sampel

karena terdapat dua rumus uji statistik, maka rumus uji statistik yang

digunakan adalah rumus uji statistik yang memiliki nilai lebih kecil untuk

dibandingkan dengan tabel U.

Page 140: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

119

Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut.

Keterangan:

= Nilai harapan mean

= Standar deviasi

Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika nilai .

dan H0 ditolak jika sebaliknya dengan α = 0,05.

Menurut Rusffendi (1998:314) jika H1 diterima maka cukup melihat data

sampel mana rata-rata yang lebih tinggi.

Page 141: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

177

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat diambil

simpulan sebagai berikut.

1. Terwujudnya produk berupa buku ajar buku ajar matematika melalui cerita

fabel untuk memperkuat karakter siswa menggunakan Problem Based

Learning kelas IV SDN 2 Tulungagung, setelah melalui validasi dan

perbaikan dari para ahli sehingga produk buku ajar layak digunakan.

2. Buku ajar matematika melalui cerita fabel menggunakan Problem Based

Learning terkategori sangat menarik dalam rangka memperkuat karakter

siswa dan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SDN 2

Tulungagung, setelah melalui masukan angket kemenarikan, saran dan

masukan dari para tenaga ahli pendidikan yang ada di wilayah gugus III

Gadingrejo.

3. Peningkatan sikap jujur disiplin dan tanggungjawab siswa dan hasil belajar

matematika siswa lebih tinggi setelah menggunakan buku ajar matematika

melalui cerita fabel menggunakan Problem Based Learning dibandingkan

sebelum menggunakan buku ajar tersebut.

Page 142: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

178

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Setelah melalui langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur maka

terwujud produk buku ajar matematika melalui cerita fabel, buku tersebut

dikembangkan sehingga layak digunakan dan sesuai dengan kebutuhan

belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Buku ajar matematika melalui cerita fabel terbukti dapat menarik minat

belajar siswa dan lebih mudah digunakan untuk memahami pelajaran, buku

ajar yang menarik berpengaruh dengan semangat belajar dan sikap siswa

sebelumnya malas belajar dan membaca, tidak disiplin dan tidak

tanggungjawab, berubah menjadi lebih baik dan ingin mengulang-ulang

kembali belajar.

3. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa penggunaan buku ajar

matematika melalui cerita fabel dapat menguatkan sikap jujur, disiplin dan

tanggungjawab siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan

sebelum menggunakan menggunakan buku ajar tersebut.

C. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Peserta Didik

Untuk membangun dan meningkatkan pengetahuan peserta didik kelas IV

Sekolah Dasar tentang menentukan luas bangun datar pada persegi, persegi

panjang, dan segitiga, siswa bisa menggunakan buku ajar ini sebagai buku

pendamping dan pengayaan.

Page 143: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

179

2. Bagi Pendidik

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru

khususnya pada mata pelajaran di kelas IV Sekolah Dasar, maka guru harus

belajar mengembangkan buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan

kurikulum yang berlaku.

3. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan bahan ajar

maka sekolah harus memfasilitasi guru sebagai inovator pembelajaran untuk

mengembangkan bahan ajar dan pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan.

4. Bagi Peneliti

Untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti yang lain

agar mengembangkan dan mengkaji lebih mendalam, secara luas

menggunakan variabel yang lain dengan harapan akan menghasilkan produk

buku ajar yang efektif, menyenangkan dan bermakna.

Page 144: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, A.G dan Ridwan, T. 2008. Implementasi Problem Based Learning

(PBL) Pada Proses Pembelajaran di BPTP Bandung. Bandung.

Abed, Eman Rasmi, Mohammad Mustafa Al-Absi. 2015. Content Analysis of

Jordanian Elementary Textbooks during 1970–2013 as Case Study.

International Journal Faculty of Educational Sciences and Arts Vol. 8, No.

3, UNRWA. Amman. Jordan.

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Grafindo. Jakarta.

Almerico, M Gina. 2014. Building character through literacy with children’s

literature. Research in Higher Education Journal Volume 26 Oktober

2014.

Amir, N. 2010. Skizofrenia Buku Ajar Psikiatri UI. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi

Pustaka. Jakarta.

Anas, Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Diva Press. Yogyakarta.

Asra, dkk. 2008. Metode Pembelajaran Seri Pembelajaran Aktif. Wacana Prima.

Bandung.

Atmaja, J.F. 2010. Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa SD-SMP-

SMA. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.

Page 145: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

181

Batari, Ulfa Tenri, Ahmad Tolla, Muhammad Rafi Tang, Anshari. 2015.

Development of Teaching Materials Based on Indonesian Folktale in

Gowa District. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 6, No. 6,

pp. 1216-1224, November 2015

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rieneka cipta. Jakarta.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain.

Grafiti. Jakarta.

Darmiyati Zuchdi. 2011.Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan

Praktik. UNY Press. Yogyakarta.

Depdiknas 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem

pendidikan nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dick, W. Carey, L dan Carey, J.O .2009. The Systematic Design of Instuction.

Person. New Jersey.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Dusseldrop. 1981. Education Psychology a Realistic Approach. Skylight.UK

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Elbitar and Kennedy E. Umunadi. 2011. Learning Styles in Technical Drawing

Courses as Perceived by Students in Egypt and Nigeria. Tersedia online

pada http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JSTE/v48n3/pdf/elbitar.pdf.

Diakses pada 27/September/2017.

Elice, Deti. 2010. Pengembangan Desain Bahan Ajar Keterampilan Aritmatika

menggunakan media sempoa untuk guru sekolah dasar. Tesis. Bandar

Lampung. FKIP Unila PPSJ Teknologi Pendidikan.

Fitri, Agus Zainul. 2012. Reinventing Human Character Pendidikan Karakter

Berbasis Bilai & Etika di Sekolah. Ar-Ruz Media. Yogyakarta.

Glover, David. 2004. Seri Ensiklopedia Anak A - Z Matematika. PT Grafindo

Media Pratama. Bandung.

Gunzel, Martin. & Helena Binterova. 2016. Evaluation of Nonverbal Elements in

Mathematics Textbooks. Universal Journal of Educational Research 4(1):

122-130. Faculty of Education, University of South Bohemia, Czech

Republic

Page 146: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

182

Hake R. Richard. 1999. Analyzyng Change/ Gain Skort tersedia online

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf diakses

tanggal 26 September 2017 .

----------- 1999. Analyzing Change/ Gain Score. American Educational Research

Methodology

Hasan, Bisri.2016. Kolaborasi Orangtua dan Guru dalam membentuk Karakter

Jujur dan Disiplin pada anak didik.UINMMI Press. Malang.

Hasan, Said Hamid. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa, Bahan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-

nilai Budaya Untuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Puskur Balitbang

Kemdiknas. Jakarta.

Hudoyo,H. 1990. Strategi Belajar Matematika. IKIP Malang. Malang.

Husin, Sayuti. M. Thoha B.S. Jaya .1995. Metode Penelitian Sosial dan

Humaniora. Unila Pres. B. Lampung.

Iskandar, Agung. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. PT. Remaja Rosda Karya

Offset. Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. 2008. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Kemdiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Kementerian Pendidikan

Nasional. Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta.

Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter

Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:

KementerianPendidikan dan Kebudayaan

Koesnandar. 2008. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. [Online] tersedia di

http://www.teknologipendidikan .net diakses tanggal 5 Desember 2017.

Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global, Cet.II. Grasindo. Jakarta.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Refika Aditama. Bandung.

Page 147: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

183

Kilic,Cigdem. 2013. Turkish Primary School Teachers’ Opinions about Problem

Posing Applications: Students, the Mathematics Curriculum and

Mathematics Textbooks. Australian Journal of Teacher Education Volume

38 | Issue 5 Article 10 Mersin University, Turkey.

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Akademia

Permata. Padang.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Peintar dan Baik. Nusa Media. Bandung

Lisnani. 2013. Desain Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Fable " Dog

Catches Cat" And "Puzzle" Tangram Di Kelas II SD. Jurnal Program

Magister Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya Palembang.

Masykur. M. 2008. Mathematical Intelegensi. EGC. Jakarta.

Merrit, Joi, Mi Yeon Lee, Peter Rillero, dan Barbara M. Kinach.2017. Problem-

Based Learning in K–8 Mathematics and Science Education: A Literature

Review. Interdisciplinary Journal of Problem based Learning. Volume 11

| Issue 2 Article 8. Arizona State University.

Mudhofir, 1999. Teknologi Instruksional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Belajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Muller, Tanja & Thomas Henning. 2017. Getting Started With PBL A Reflection.

Interdisciplinary Journal of Problem based Learning. Volume 11 | Issue 2

Article 8. City University of Applied Sciences Bremen.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan

dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan Persoalan Penting dan

Genting. Remaja Rosdakarya. Bandung.

--------- 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Munir, 2010. Multimedia Konsep & Aplikasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Pengembangan Wacana dan

Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Ar Ruzz Media.

Jogjakarta.

Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Familia. Yogyakarta.

Permata, Bayu. Hari Wahyono dan cipto Wardoyo. 2017. Bahan Ajar Berbasis

Cerita Untuk Menanamkan Literasi Ekonomi Pada Siswa Sekolah Dasar .

Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 3, Bln Maret, Thn 2017, Hal 356-362 .

Fakultas Pendidikan Ekonomi-Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Page 148: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

184

Permendikbud, Nomor 147/P/2016 Tentang Tentang Penetapan Judul Buku Teks

Pelajaran Matematika Serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan (PJOK) untuk Kelas IV SD/MI

Permendikbud. Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 2 ayat 1, 2 dan 3 tentang Buku yang

Digunakan Satuan Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta.

Permendikbud. Nomor 24 tahun 2016 Tentang KI Dan KD Sekolah Dasar Dan

Menengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 pasal 19 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor. 87 Tahun 2017. Tentang Penguatan

Pendidikan Karakter. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 pasal 1 ayat 3 Tentang Buku Teks Pelajaran

Pendidikan Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi. Kementerian

Pendidikan Nasional. Jakarta

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menegah. Kementerian Pendidikan Nasional.

Jakarta

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Powell, Rasby Marlene, dan Ottis Murray. 2012. Using Storytelling Strategies to

Improve Student Comprehension in Online Classes. The Journal of

Effective Teaching an online journal devoted to teaching excellence Vol.

12, No. 1, 2012, 46-52. University of North Carolina at Pembroke,

Pembroke, NC 28372.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press.

Yogyakarta.

Rachman, Maman. 2008. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. UNS. Semarang

Ramly, Mansyur. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum.

Rana Yildirim dan Fatma Pinar Torun. 2014. Exploring The Value Of Animated

Stories With Young English Language Learners. International Journal

TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology - October

2014, volume 13 issue 4. Cukurova University, Turkey.

Page 149: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

185

Reiff, J. C. 1992. Learning styles. Monograph. What Research Says To The

Teacher. 7. National Education Association. Washington, D.C.

Ridwan, M . 2016. Ajaran Moral Dan Karakter Dalam Fabel Kisah Dari Negeri

Dongeng Karya Mulasih Tary (Kajian Sastra Anak Sebagai Bahan Ajar

Di Sekolah Dasar). Jurnal Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni

2016, 95 – 109

Rillero, Peter, Mari Koerner, Margarita Jimenez Silva, Joi Merrit, Wendy J.Far.

2017. Developing Teacher Competencies for Problem Based Learning

Pedagogy and for Supporting Learning in Language-Minority Students.

Interdisciplinary Journal of Problem based Learning. Volume 11 | Issue 2

Article 4. Arizona State University, [email protected].

Roh, K. H. 2003. Problem-based learning in mathematics. Clearinghouse for

Science, Mathematics, and Environmental Education. Tersedia on line:

http://www.ericdigest.org/2004-3/math.html.

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rusffendi. 1998. Pengantar Kepada Guru Untuk mengembangkan kompetensi

dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Tarsito.

Bandung.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Press. Jakarta.

Sadiman, Arif. 2010. Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

----------. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Samani, Muchlas. Hariyanto. 2013. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter.

Remaja Rosdakarya. Bandung

Sastrohadiwiryo, Bejo Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat. Jakarta.

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

----------. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Bandung.

Page 150: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

186

----------. 2009. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya.

Bandung.

Sugiarto, Eko. 2009. Mengenal Pantun dan Puisi Lama. Pustaka Widyatma.

Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

-----------. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

------------. 2014. Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sujadi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Tindakan. Remaja Rosda

Karya. Bandung.

---------. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sumantri, M.S. 2015. Strategi Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparman, M. Atwi . 2012. Desain Instruksional Modern. Erlangga. Jakarta.

Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi pembelajaran Teori & Aplikasi. Ar-Ruzz

Media. Jogjakarta.

Surya, Mohammad. 2004. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Susilana, Rudi. 2007. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem

Instruksional). Tersedia online

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PEND

IDIKAN/196610191991021-RUDI_SUSILANA/KP10c1-Model_PPSI-

Kemp.pdf

Suwito, Anton. 2012. “Integrasi Nilai Pendidikan Karakter ke Dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah melalui RPP”. Jurnal

Ilmiah CIVIS, 2, (2), 2.

Syaiful, Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. CV. Alvabeta.

Bandung.

Page 151: PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA MELALUI CERITA …digilib.unila.ac.id/55113/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Gadingrejo yang berjumlah

187

Takahashi, Akihiko. 2016. Recent Trends in Japanese Mathematics Textbooks for

Elementary Grades: Supporting Teachers to Teach Mathematics through

Problem Solving. Universal Journal of Educational Research : 313-319. College of Education, DePaul University, USA.

Tarigan, Daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Depdiknas. Jakarta.

Thobroni, Muhammad. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.

Yogyakarta.

Thoha, M. B.S Jaya. 1995. Metode Penelitian Sosial dan Humaniora. Fajar

Agung. Jakarta.

Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia

Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Kencana Prenada Media

Grup. Jakarta.

---------. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Undang-undang RI no. 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta.

Wardhana, Yana. 2010. Teori Belajar dan Mengajar. PT. Pribumi Mekar.

Bandung.

Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Remaja

Rosda Karya. Bandung.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Wiyani, Novan A. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD: Konsep, dan

Strategi. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Yildirim, Rana & Fatma Pinar Torun. 2014. Exploring The Value Of Animated

Stories With Young English Language Learners. The Turkish Online

Journal of Educational Technology. Volume 13 issue 4 October 2014.

Yuliati, Yuyun. 2016. Matematika untuk SD/MI Kelas IV. CV Arya Duta. Depok