16
PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI KEINGINAN KONSUMEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh : BELLA ARINTA DEWI D 600.130.036 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI …eprints.ums.ac.id/51300/13/Naskah Publikasi Ilmiah.pdf · dimanfaatkan dengan tepat dan tentunya dapat mengurangi limbah lingkungan

  • Upload
    letu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI

KEINGINAN KONSUMEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh :

BELLA ARINTA DEWI

D 600.130.036

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

ii

i

iii

ii

iv

iii

v

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI KEINGINAN

KONSUMEN

Bella Arinta Dewi1, Suranto2 1Mahasiswa Teknik Industri UMS, 2Dosen Teknik Industri UMS

Jalan Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura 57102 Telp (0271) 717417

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah desain produk lampu sudut

dengan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan memanfaatkan limbah dari bonggol

jagung di UD. Imam Mohadi Desa Botitan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan

diharapkan agar bermanfaat untuk mengurangi limbah lingkungan di UD. Imam Mohadi dan

warga sekitar Desa Botitan.

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan cara

pengambilan data melalui observasi langsung kelapangan, wawancara, dokumentasi, dan

penyebaran kuesioner. Subjek dari penelitian ini adalah kepada responden yang ditunjuk dan

dirasa mampu untuk memberikan informasi pendukung mengenai pengembangan produk lampu

sudut sesuai dengan keinginan konsumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

penyebaran kuesionerdan wawancara kepada responden sebanyak 30 responden baik untuk

kuesioner terbuka dan tertutup. Responden tersebut meliputi para pegawai, perumahan, rumah

makan atau cafe, dan perhotelan. Data kuantitatif diolah secara deskriptif, dengan uji statistik

yaitu uji validitas dan uji reabilitas.

Hasil dari pembuatan matrik house of quality mendapatkan prioritas yang paling utama

untuk pengembangan produk lampu sudut adalah dipergunakan untuk penerangan ruangan, harga

terjangkau oleh konsumen, pembungkus menarik, mudah dipasang, promosi terjangkau semua

kalangan, bahan tidak mudah patah/rusak, dan lampu LED. Matrik house of quality yang sudah

diperoleh nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk lampu sudut

berbahan dasar limbah bonggol jagung.

Kata Kunci: validitas, reabilitas, responden

ABSTRACT

This research aims to develop a product design corner lights with Quality Function

Deployment (QFD) by utilizing the waste from corn cobs at UD. Imam Mohadi Botitan Village,

District Teras, Boyolali and expected by the study was able to reduce the environmental waste.

This research is a case study done by collecting data through direct observation of

spaciousness, interviews, documentation, and questionnaire. The subject of this study is to

respondents who appointed and felt able to provide background information on the development

of lighting products a corner. Collecting data in this study using questionnaires and interviews to

respondents of 30 respondents to the questionnaire both open and closed. The respondents

include employees, housing, restaurant or cafe, and hospitality. Quantitative data is processed

descriptively, with a statistical test is the test of validity and reliability testing.

Results from making matrix house of quality prioritized the most important for product

development corner lights are used for lighting the room, the price is affordable for consumers,

packaging attractive, easy to install, the promotion of affordable all people, the material is not

1

vi

easily broken / damaged, and LED lights. Matrix house of quality that has been obtained will be

used as reference in the development of lighting products made from waste corner corncobs.

Keywords: validity, reliability, respondents

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, Kabupaten Boyolali hendaknya bisa

menjadi daerah yang berkembang dengan meningkatkan taraf hidup penduduknya. Boyolali

merupakan daerah yang memiliki hasil bumi yang melimpah. Hasil perkebunan yang tidak kalah

hasilnya di Boyolali adalah jagung. Produksi jagung Boyolali terhitung cukup tinggi, bahkan

rata-rata setiap tahunnya bisa surplus hingga 80.000 ton. Luas panen area jagung tahun 2016

seluas 23,747 Ha dengan tingkat produksi jagung kurang lebih 123,136 Ton (Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Tengah). Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya gerakan pemanfaatan

dan pengelolaan sumber daya yang melimpah tersebut dengan baik. Dengan banyaknya jagung

di daerah Boyolali, UD. Imam Mohadi memproduksi usaha pipil jagung tepatnya di Desa Botitan

Kecamatan Teras yang dimiliki oleh Bapak Muhadi yang banyak menghasilkan pula limbah

tongkol jagung.

Dengan usaha yang sudah berjalan cukup lama dan setiap hari mampu menghasilkan satu

kwintal pipilan jagung, menyebabkan limbah tongkol jagung tersebut menjadi menggunung dan

apabila diperjual belikan limbah tongkol jagung tersebut hanya dihargai sekitar 3000 untuk

tongkol jagung yang basah dan 4000 untuk tongkol jagung yang sudah kering. Identifikasi dalam

penelitian ini adalah mengamati dan melakukan wawancara mengenai produksi jagung pipil dan

limbah tongkol jagung yang menggunung di UD. Imam Mohadi agar nantinya dapat

dimanfaatkan dengan tepat dan tentunya dapat mengurangi limbah lingkungan. Pengembangan

lampu sudut ini didukung dengan metode penelitian yaitu Quality Function Deployment (QFD)

dengan mengidentifikasi atribut-atribut yang diperlukan konsumen dengan melakukan

penyebaran kuesioner terhadap 30 responden. Hasil identifikasi dari penelitian ini adalah

mengembangkan limbah tongkol jagung menjadi sebuah lampu sudut sesuai keinginan

konsumen.

1.2 Tujuan

1. Mengembangkan desain dari sebuah lampu sudut dengan memanfaatkan limbah bonggol

jagung yang banyak tidak terpakai sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari UD. Imam

Mohadi.

2

vii

2. Mendikripsikan atribut-atribut kebutuhan yang diinginkan konsumen meliputi atribut fungsi,

keindahan dan harga.

3. Menghasilkan produk yang kreatif dari pemanfaatan limbah bonggol jagung.

4. Memperoleh produk yang sesuai kebutuhan konsumen dengan anggaran biaya yang terperinci

agar harga produk yang dipasarkan sesuai dengan tingkat ekonomi konsumen.

2. METODE

Data diambil dari data primer dengan melakukan pengamatan secara langsung ke

lapangan agar mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, dengan melakukan

wawancara dengan pemilik UD. Imam Mohadi dan pegawai UD tersebut, diharapkan dengan

melakukan wawancara ini mendapatkan deskripsi mengenai hasil produksi dari UD tersebut,

hasil produksi pemipilan jagung limbah dari produksi tersebut.

Data primer digunakan untuk memberikan gambaran secara kualitatif. Untuk pengolahan

data sekunder, menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) agar atribut yang

diinginkan konsumen dapat terperinci dan jelas, kemudian dengan menggunakan rencana

anggaran biaya agar terperinci, baik dalam biaya material, biaya produksi, sehingga diharapkan

lebih efisien dalam membuat sebuah produk lampu sudut.

2.1 Metode Quality Function Deployment (QFD)

Penelitian pengembangan lampu sudut sesuai keinginan konsumen dengan

memanfaatkan limbah bonggol jagung ini menggunakan metode Quality Function Deployment

(QFD), merupakan sebuah metode perencanaan dan pengembangan yang terstruktur dimana

mewakili suara konsumen terhadap sebuah produk yang akan dikembangkan atau diciptakan

nantinya agar memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan harapan konsumen.

2.2 Matrix House of Quality (HOQ)

Pemanfaatan Quality Function Deployment (QFD) pada pengembangan produk lampu

sudut dapat terlihat jelas pada perencanaan produk melalui penyusunan secara terstruktur atau

terperinci pada sebuah rumah mutu, seperti gambar 1.

3

viii

Gambar 1. Rumah Mutu dan Bagian-bagiannya

Rumah mutu digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi, strategi dan

tahapan kegiatan untuk mencapai mutu sebuah aktifitas. Merincikan secara jelas terkait dengan

suara konsumen, kebutuhan konsumen, kepentingan konsumen, kriteria pengganti, optimasi

kriteria dan matrik atap, matrik hubungan, daya saing dan target dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada sejumlah responden yang dirasa mampu untuk memberikan informasi yang

baik terhadap pengembangan dari sebuah produk.

2.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Data informasi yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan telah

ditabulasikan kedalam rumah mutu, langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik yaitu

dengan melakukan uji validitas dan reabilitas. Sifat valid dan reliable diperlihatkan oleh

tingginya akurasi dan kecermatan alat ukur. Intrumen ukur atau tes disebut sebagai tidak valid

bila tidak mampu menghasilkan informasi yang akurat mengenai atribut atau variabel yang

diukurnya, yaitu skornya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Keputusan dan kesimpulan yang tepat hanya dapat dicapai bila datanya diperoleh

dengan cara yang benar dan menggunakan instrument ukur yang memenuhi persyaratan.

Disinilah pentingnya peranan validitas dan reliabilitas. Adapun rumus uji reabilitas yang

digunakan seperti berikut.

rk

rk

11

.

Keterangan:

= koefisien Alfa Cronbach

r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel

k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten

4

ix

Rumus uji validitas yang digunakan seperti berikut.

2222YYnXXn

YXXYnr

Keterangan:

r = koefisien korelasi Pearson antar item dengan variabel bersangkutan

n = jumlah responden

X = skor per item pertanyaan

Y = skor total

2.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Merupakan sebuah pemaparan secara terperinci mengenai biaya material, biaya produksi

yang dilakukan selama melakukan pengembangan lampu sudut ini agar lebih efisien dalam segi

waktu produksi dan segi biaya yang dikeluarkan. RAB dalam penelitian pengembangan lampu

sudut dilakukan setelah melakukan pemilihan konsep, sehingga dapat ada gambaran perihal

bentuk, material apa saja yang dibutuhkan dan lain-lain.

3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS

3.1 Hasil Analisis Deskriptif

Pembahasan mengenai deskripsi data pengembangan lampu sudut ini meliputi harga rata-

rata (x), modus (Mo), median (Me) dan simpangan baku (SD) dari masing-masing variabel yang

diteliti.

Hasil analisis deskriptif variabel tentang metode Quality Function Deployment diperoleh

nilai rata-rata (x) = 51.77, modus (Mo) = 54, median (Me) / nilai tengah = 54.00 dan standar

deviasi (SD) = 6.836, selain itu analisis data diatas menunjukkan bahwa diperoleh nilai

maksimum sebesar 58 dan nilai minimum sebesar 20.

3.2 Analisis Kuesioner

Sebelum disajikan hasil analisis kuesioner yang sudah diolah, terlebih dahulu disajikan

kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden seperti pada tabel 1 Kuesioner yang

disebarkan terdiri dari 21 item pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 30 responden.

5

x

Tabel 1.

Daftar Kuesioner Pertanyaan

Aspek Nomor Indikator

Fungsi 1

Dipergunakan untuk

penerangan ruang

2 Hiasan ruang

Warna

3 Tidak mencolok mata

4 Menggunakan cat warna

yang tahan lama

Estetika

5 a. Tinggi (ukuran 70x38 cm)

6 b. Sedang (ukuran 60x20

cm)

Harga

7 Harga sesuai produk

8 Harga terjangkau oleh

konsumen

Penampilan 9 Bentuk menarik

10 Pembungkus menarik

Kemudahan 11 Mudah ditemui ditoko

12 Mudah dipasang

Promosi

13 Promosi terjangkau semua

kalangan

14 Promosi menarik konsumen

15 Promosi pemberian diskon

Bahan

16 Bahan mudah didapat

17 Bahan rumah lingkungan

18 Bahan tidak mudah

patah/rusak

Lampu

19 Lampu Pijar/Bohlam Bening

20 Lampu LED

21 Lampu CFR

3.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Statistik (validitas dan reabilitas) digunakan untuk menganalisis data hasil

penyebaran kuesioner, agar informasi yang diharapkan mampu menjawab keinginan konsumen

terhadap lampu sudut ini.

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa terdapat 4 (empat) item pertanyaan

yang dinyatakan tidak valid, yaitu item nomor 2, 4, 5, dan 21. Keempat item pernyataan ini

memperoleh hasil yang tidak valid karena memiliki nilai rXY lebih kecil dari r tabel,

sedangkan yang lainnya dinyatakan valid karena memiliki nilai rXY lebih besar dari r tabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui nilai cronbach’s Alpha yaitu 0,824,

sehingga dinyatakan lebih besar dari kriteria reliabel sebesar 0,6. Dengan hasil tersebut

6

xi

menunjukkan bahwa data yang didapat dinyatakan reliabel, setelah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas maka diperoleh item-item yang valid dan reliabel.

Tabel 2

Kuesioner Penelitian

Aspek Pernyataan

Fungsi Dipergunakan untuk penerangan ruang

Warna Tidak mencolok mata

Estetika Sedang (ukuran 60x20 cm)

Harga Harga sesuai produk

Harga terjangkau oleh konsumen

Penampilan Bentuk menarik

Pembungkus menarik

Kemudahan Mudah ditemui ditoko

Mudah dipasang

Promosi

Promosi terjangkau semua kalangan

Promosi menarik konsumen

Promosi pemberian diskon

Bahan

Bahan mudah didapat

Bahan rumah lingkungan

Bahan tidak mudah patah/rusak

Lampu Lampu Pijar/Bohlam Bening

Lampu LED

3.4 Analisis Quality Function Deployment (QFD)

Berdasarkan hasil data kuesioner dengan responden atau subjek penelitian didapatkan

data dari responden yang akan digunakan sebagai penyusunan Matrik House of Quality. Matrik

HOQ yang dinilai untuk mengetahui tingkat hubungan antara (Whats) dan (How), dimana

penentuan hubungan ini dilalui dengan proses dan hasil akhirnya adalah matrik rumah kualitas

atau House of Quality (HOQ). Penyusunan matrik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Kebutuhan konsumen

Tahap awal adalah survei untuk memperoleh informasi berupa suara konsumen untuk

mengetahui kebutuhan konsumen mengenai produk lampu dari bonggol jagung. Dalam hal ini

peneliti menggunakan kuesioner terbuka sebagai langkah awal dan sebagai dasar untuk membuat

VOC.

b. Voice of The Customer (VOC)

Merupakan suara konsumen yang didapat dari hasil pengumpulan data melalui hasil

penyebaran kuesioner terhadap responden. Berdasarkan jawaban responden melalui kuesioner

terbuka diperoleh kebutuhan responden seperti dibawah ini: (1) Bisa diletakkan di atas meja, (2)

7

xii

Bentuk persegi panjang, (3) Diberi fitur lain, (4) Unik untuk hiasan, (5) Lumayan tinggi, (6)

Ramah lingkungan, (7) Tahan lama, (8) Murah terjangkau, (9) Hemat Energi, (10) Lampu LED,

(11) Bentuknya menarik, (12) Warna tidak terlalu mencolok, (13) Model simpel.

c. Kebutuhan Teknis (Technical Respon)

Menyusun kebutuhan teknis yang sesuai dengan kebutuhan konsumen merupakan langkah

berikutnya. Kebutuhan teknis dapat ditentukan nilai sasaran yang ingin dicapai untuk tiap-tiap

kebutuhan teknis alat tersebut. Technical Respon dalam penelitian ini adalah: (1) Dipergunakan

untuk penerangan ruang, (2) Tidak mencolok mata, (3) Sedang (ukuran 60x20 cm), (4) Harga

sesuai produk, (5) Harga terjangkau oleh konsumen, (6) Bentuk menarik, (7) Pembungkus

menarik, (8) Mudah ditemui ditoko, (9) Mudah dipasang, (10) Promosi terjangkau semua

kalangan, (11) Promosi menarik konsumen, (12) Promosi pemberian diskon, (13) Bahan mudah

didapat, (14) Bahan rumah lingkungan, (15) Bahan tidak mudah patah/rusak, (16) Lampu

Pijar/Bohlam Bening, (17) Lampu LED.

d. Penentuan Derajat Kepentingan Konsumen

Hasil penyebaran kuesioner diberi nilai dan dihitung untuk memperoleh tingkat derajat

kepentingan konsumen dengan cara melihat skala pengukuran yang memiliki nilai terbanyak dari

responden yang diambil untuk tiap kebutuhan konsumen. Berdasarkan data yang didapat,

tingkat kepentingan konsumen yang sesuai dengan aspeknya yaitu fungsi, warna, estetika, harga,

penampilan, kemudahan, promosi, bahan, dan lampu, dengan menggunakan skala likert berupa

angka 1 hingga 4.

e. Penentuan Nilai Target (Goal)

Penentuan goal skala penilaian mengacu pada nilai Importance to Customer. Skala

penilaian goal ditentukan pada hasil nilai goal tertinggi.

f. Penentuan Rasio Perbaikan Konsumen (Improvement Ratio)

Penggunaan Improvement Ratio menunjukkan besarnya perubahan atau perbaikan yang

harus dilakukan. Berdasarkan pada tabel hasil analisis, nilai tertingi dengan perolehan nilai >10,

yaitu terdapat pada Lampu Pijar/Bohlam Bening dan lampu LED.

g. Raw Weight dan Normalized Raw Weight

Raw Weight berfungsi menunjukkan besarnya perbaikan suatu kriteria customer need.

Raw Weight diantaranya yang tertinggi adalah Harga terjangkau oleh konsumen, Pembungkus

menarik , Mudah dipasang, Promosi terjangkau semua kalangan, Promosi menarik konsumen,

Promosi pemberian diskon, Bahan tidak mudah patah/rusak, Lampu LED.

8

xiii

h. Penentuan Hubungan Hows dan Whats

Besarnya nilai hubungan kebutuhan konsumen dapat dilihat hubungan kuat, sedang

maupun lemah yang dapat menjadi prioritas kebutuhan atau kepentingan yang sangat dibutuhkan

konsumen.

Hubungan yang terjadi proses terpilih dengan rencana produksi dapat merupakan

hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara

proses terpilih dengan rencana produksi. Derajat hubungan antara proses terpilih dengan rencana

produksi, digunakan simbol-simbol seperti dibawah ini:

= Lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat,

bernilai 9.

= Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium,

bernilai 3.

= Sebuah segitiga menunjukan hubungan yang lemah, bernilai 1,

Hubungan yang sangat kuat.

i. Penentuan Prioritas Target

Matrik perencanaan di buat dan ditentukan nilainya berdasarkan kebutuhan dan keinginan

konsumen, selanjutnya dilakukan penentuan prioritas target untuk menentukan sasaran target

utama pada kebutuhan konsumen untuk lampu sudut, selain itu strategi prioritas ini juga di

tunjukkan konsumen memperoleh informasi yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan

gambaran tentang pemenuhan pada kebutuhan konsumen sudah cukup baik atau belum sesuai

keinginan konsumen.

Penentuan prioritas target berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui hasil ranking

1 – 17 sesuai pernyataan kuesioner yang dipentingkan oleh konsumen. Penentuan prioritas target

didasarkan pada ranking 1 – 6 terdapat pada item nomor 1, 5, 7, 9, 10, 15, dan 17 terjadi

hubungan yang sangat kuat antara kepentingan konsumen dengan technical respon. Dari konsep

tersebut disajikan prioritas item kebutuhan konsumen yaitu: (1) Dipergunakan untuk penerangan

ruang, (2) Harga terjangkau oleh konsumen, (3) Pembungkus menarik, (4) Mudah dipasang, (5)

Promosi terjangkau semua kalangan, (6) Bahan tidak mudah patah/rusak , (7) Lampu LED.

j. Konsep Produk Terpilih

Berdasarkan pada hasil prioritas item kebutuhan konsumen yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat dibuat dan dikembangkan desain produk lampu sudut sesuai dengan

desain produk terpilih berdasarkan kepentingan konsumen dan disajikan pada gambar 1

9

xiv

Gambar 1

Produk Terpilih Sesuai Kepenting Konsumen

k. Spesifikasi Produk

Produk lampu sudut ini sendiri, bahan baku utama yang digunakan adalah limbah tongkol

jagung. Dimana tongkol jagung tersebut apabila permukaannya sudah dihaluskan dengan

menggunakan gerinda duduk, maka tidak akan kalah kerasnya dengan sebuah kayu. Spesifikasi

produk seperti pada tabel 3

Tabel 3

Spesifikasi Pengembangan Lampu Sudut

No Spesifikasi

Detail

Ukuran

(cm) Bahan Keterangan

1 Tutup Lampu

Utama 37x20

Limbah

tongkol

jagung

Permanen terpasang

2 Dudukan Tutup

Lampu ke 2 9x18

Limbah

tongkol

jagung

Permanen terpasang

3 Dudukan Tutup

Lampu ke 3 14x16

Limbah

tongkol

jagung

Permanen terpasang

4 Pilar Lampu atau

Kaki-kaki Lampu

Total

Semua

60x20

Kayu Pelipit Terpasang atau

Menempel

10

xv

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengembangan desain produk lampu sudut sesuai dengan keinginan konsumen menggunakan

metode Quality Function Deployment yang sudah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut:

1. Hasil dari pembuatan matrik House of Quality adalah memprioritaskan kebutuhan konsumen.

Atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen terhadap kualitas desain produk lampu

sudut dari bonggol jagung terdiri dari dipergunakan untuk penerangan ruang, harga terjangkau

oleh konsumen, pembungkus menarik, mudah dipasang, promosi terjangkau semua kalangan,

bahan tidak mudah patah/rusak, dan lampu LED.

2. Kebutuhan konsumen akan atribut-atribut peningkatan kualitas desain produk lampu sudut,

yaitu: (1) Bentuknya menarik, (2) Warna tidak terlalu mencolok, (3) Bisa diletakkan di atas

meja, (4) Bentuk persegi panjang, (5) Murah terjangkau, (6) Ramah lingkungan, (7) Lampu

LED, (8) Hemat Energi, (9) Diberi fitur lain, (10) Tahan lama, (11) Lumayan tinggi, (12)

Model simpel, (13) Unik untuk hiasan.

3. Pengembangan desain lampu sudut yang kreatif dengan memanfaatkan limbah dari bonggol

jagung sudah tercipta dengan baik sesuai dengan keinginan konsumen, mulai dari bentuknya,

ukurannya, dan atribut lainnya.

4. Produk lampu sudut tidak hanya tercipta begitu saja, namun didukung dengan rencana

anggaran biaya yang terperinci dari segi biaya material, biaya produksi, agar lampu sudut

yang tercipta dapat benar-benar mampu untuk dipasarkan.Biaya pembuatan lampu sudut

berbahan dasar limbah bonggol ini adalah Rp. 62000 sesuai dengan rencana anggaran biaya

yang sudah dibuat.

4.2 Saran

Pengembangan desain produk lampu sudut sesuai dengan keinginan konsumen menggunakan

metode Quality Function Deployment yang sudah dilakukan, saran yang dapat penulis berikan

adalah:

1. Untuk UD. Imam Mohadi sebaiknya melakukan kerja sama dengan masyarakat untuk

mengolah limbah bonggol jagung agar dapat bernilai ekonomis.

2. Perlu adanya penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat agar mampu mengolah limbah

bonggol jagung menjadi sebuah produk yang lebih ekonomis dan mampu menciptakan sektor

industri kreatif di daerah Boyolali.

11

xvi

DAFTAR PUSTAKA

[1]Batan Londen, I Made. 2012. Desain Produk. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Guna

Widya. Hal 151-159

[2]Faza Wahmuda dan Ratna Puspitasari. 2015. Pengembangan Desain Produk Dari Tongkol

Jagung Berbasis Industri Kreatif. Surabaya. Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Terapan III 2015. ISBN 978-602-98569-1-0

[3]Harsoekoesoemo, H. Darmawan. 2004. Pengantar Perancangan Teknik. Institut Teknologi

Bandung. Hal 52-55

[4]Pratama Dery Paksi Iqbal. 2013. Penerapan Quality Function Deployment Untuk

Peningkatan Kualitas Layanan Arena Futsal. Universitas Diponegoro. Hal 1-5.

[5]Tutuhatunewa, Alfredo. 2010. Aplikasi Metode Quality Function Deployment Dalam

Pengembangan Produk Air Minum Kemasan. Arika. Volume 04, No. 1 Pebruari 2010.

ISSN: 1978-1105

12