Upload
voquynh
View
463
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
Pengembangan Teknologi Lining
Saluran Irigasi Modular
Saluran pembawa merupakan komponen penting yang sangat mempengaruhi
kinerja sistem irigasi. Dalam penilaian kinerja sistem irigasi (Kementerian PUPR,
2015), bobot saluran pembawa terhadap kinerja sistem irigasi secara keseluruhan
adalah sebesar 10% dan merupakan bobot terbesar kedua setelah bangunan utama
(13%). Kualitas saluran juga memegang peranan penting dalam penghematan air
irigasi yang peningkatannya dapat dilakukan dengan membangun lapisan kedap
(lining) pada permukaan saluran (Pusposutarjo, 2001). Lining saluran berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air, mencegah gerusan dan erosi, mencegah
berkembangnya tumbuhan air, mengurangi biaya pemeliharaan, memberi-
kelonggaran untuk lengkung yang lebih besar, dan mengurangi pembebasan tanah
(Direktorat Irigasi dan Rawa, 2013).
Penurunan kondisi dan fungsi lapisan saluran umumnya mengakibatkan kebocoran
dan kelongsoran tanggul saluran. Hal ini dapat disebabkan umur bangunan,
bencana atau kualitas bahan yang kurang baik saat konstruksi. Tindakan rehabilitasi
pun umumnya terkendala karena keseragaman kualitas bahan yang sulit dikontrol
dan kebutuhan waktu pengerjaan yang relatif lama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, satu inovasi yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan beton pracetak. Beton pracetak memiliki keunggulan untuk
mempercepat dan mempermudah proses pelaksanaan, menjaga kualitas pekerjaan,
memperbaiki estetika, dan lebih tipis (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2017). Beton
pracetak mulai banyak digunakan dalam pembangunan saluran irigasi setelah Dirjen
SDA mengeluarkan surat edaran No. 04/SE/D/2017 tentang Pedoman Penggunaan
Beton Pracetak pada Saluran Irigasi. Melalui surat edaran ini, Ditjen SDA
menganjurkan agar seluruh pelaksanaan lining saluran menggunakan beton
pracetak sehingga pelaksanaannya lebih cepat dan kualitas pekerjaannya baik serta
seragam. Namun demikian, implementasi instruksi tersebut terkendala oleh
ketersediaan produk beton pracetak. Saat ini belum ada penelitian secara mendetail
dan pengembangan bentuk standar lining beton pracetak sehingga produsen belum
dapat memproduksinya secara masal.
Untuk itu, Balai Litbang Irigasi melakukan penelitian untuk mengembangkan jaringan
irigasi modular. Dalam penelitian ini, dikembangkan teknologi beton precast yang
memiliki bentuk desain standar (modular) sehingga dapat diterapkan pada berbagai
dimensi desain saluran dan mudah difabrikasi.
Beberapa permasalahan yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah saluran
irigasi konvensional (pasangan batu kali, batu bata, dll) tidak efektif untuk mencegah
terjadi rembesan dan kebocoran air di dalam saluran. Pada umumnya, kualitas
saluran konvensional tidak seragam karena terdapat perbedaan pada jenis
bahan/material yang digunakan dan kompetensi tenaga kerjanya berbeda pada
masing-masing daerah. Lining beton pracetak sulit dilakukan karena belum ada
bentuk standar yang dapat diproduksi secara masal. Dan kegiatan ini bertujuan
untuk menghasilkan teknologi saluran modular untuk mendukung Teknologi Terapan
Pengembangan Infrastruktur Jaringan Irigasi. Pembuatan saluran modular dilakukan
di Cilegon Banten, sedangkan uji coba penerapan dilakukan di beberapa lokasi di
Provinsi Banten. Data lokasi terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Lokasi Penerapan
No. Lokasi Koordinat Dimensi Keterangan
1 Tersier KS1,
DI Ciujung,
Serang Banten
6° 5'12,39"S
106°13'37,30"E
Lebar atas
1,2 m; tinggi
0,8 m
Hasil
penerapan
oleh Balai
Litbang
Irigasi
2 DI Cimajau,
Pandeglang,
Banten
6°24'6,73"S
105°58'7,68"E
Lebar atas
1,2 m; tinggi
0,8 m
Hasil
penerapan
oleh Dinas
PUPR
Kabupaten
Pandeglang
3 DI
Kadungenep,
Serang Banten
6°15'36,10"S
106°11'53,33"E
Lebar atas
1,2 m; tinggi
0,8 m
Hasil
penerapan
oleh Balai
Litbang
No. Lokasi Koordinat Dimensi Keterangan
Irigasi
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kontruksi saluran
modular tersusun atas 4 modul, yaitu modul siku, modul lantai/dinding, modul sabuk
atas, dan modul pondasi. Desain yang optimal diterapkan adalah tipe sambungan
berkait. Apabila dikehendaki produksi masal dan cepat, tipe sambungan L dapat
dipilih dengan memperhatikan bahan perekat sambungan yang digunakan. Waktu
pengerjaan saluran modular relatif cepat apabila panjang saluran yang dikerjakan
cukup panjang. Pada uji coba sepanjang 117 m, pekerjaan saluran modular lebih
cepat 44% dibandingkan pasangan batu kali. Modifikasi AHSP perlu dilakukan untuk
mengakomodir pekerjaan pengadaan modul, pemasangan, dan perapihan. Saluran
modular lebih hemat dalam jangka panjang (23%) walaupun memerlukan biaya
investasi yang lebih tinggi (61%). Selain keunggulan kecepatan kerja dan life cycle
cost, saluran modular juga memiliki umur teknis lebih lama, lebih rendah biaya OP,
kehilangan air lebih kecil dan memiliki nilai estetika lebih baik.