40
PENGGUNAAN EYD I. PENULISAN HURUF 1.1. Huruf Besar atau Huruf Kapital 1.1.1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat. Contoh : Selain buku juga penggaris yang dijual. Kamu harus belajar sungguh-sungguh. Bagaimana itu bisa terjadi ? Mobil itu berjaIan dengan cepat. 1.1.2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Ibu bertanya, "Kapan Anton pergi ?" "Kemarin aku membeli baju baru" kata Budi. Pak Lurah berseru, "Peinuda harus giat bekerja." . 1.1.3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya Contoh : Allah Yang Maha Kuasa 1

PENGGUNAAN EYD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN EYD

PENGGUNAAN EYD

I. PENULISAN HURUF

1.1. Huruf Besar atau Huruf Kapital

1.1.1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal

kalimat.

Contoh : Selain buku juga penggaris yang dijual.

Kamu harus belajar sungguh-sungguh.

Bagaimana itu bisa terjadi ?

Mobil itu berjaIan dengan cepat.

1.1.2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan

langsung.

Contoh : Ibu bertanya, "Kapan Anton pergi ?"

"Kemarin aku membeli baju baru" kata Budi.

Pak Lurah berseru, "Peinuda harus giat bekerja." .

1.1.3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam

ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan,

kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya

Contoh : Allah

Yang Maha Kuasa

Yang Maha Agung Alkitab

Weda

Quran

Hindu

1

Page 2: PENGGUNAAN EYD

Kristen

Islam

Tuhan seJalu mengasihi semua ummat-Nya.

1.1.4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh : Haji Abu Bakar

Imam Maliki

Imam Hambali

Nabi Ibrahim

Sultan Ageng Tirtayasa

1.1.5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.

Contoh : Presiden Soeharto

Gubernur Wahono

Perdana Menteri Nehru

Profesor Supomo

Tetapi, perhatikanlah penulisan di bawah ini :

Siapakah presiden yang baru dilantik itu ?

Kolonel Hartono baru dilantik menjadi brigadir jenderal.

1.1.6. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.

Contoh : Siti Mariam

Agus Subekti

2

Page 3: PENGGUNAAN EYD

Abdul Kahar

Wage Rudolf Supratman

Suparto Sosrodiharjo

1.1. 7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

bangsa, suku dan bahasa

Contoh : bangsa Indonesia

suku Jawa

bahasa Belanda.

Tetapi, perhatikan penulisan di bawah ini.

mengindonesiakan kata-kata asing kebelanda-belandaan.

1.1.8. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh : hari Selasa Perang Candu

bulan Agustus Perang Salib

tahun Saka tahun Hijrah

hari Natal tahun Masehi

hari Lebaran hari Galungan

bulan Maulud hari Waisak

1.1.9. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

khas dalam geografi

Contoh : Surabaya Kali Serayu

Asia Tenggara Jazirah Arab

3

Page 4: PENGGUNAAN EYD

Banyuwangi Laut Jawa

Danau Toba Selat Sunda

Gunung Semeru Tanjung Harapan

bukit Barisan Terusan Panama

Jalan Mojopahit Sungai Ciliwung

1.1.10. Huruf besar at.au huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

resmi badan, lembaga pemerint.ahan dan ketatanegaraan, serta nama

dokumen resmi.

Contoh : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Sriwijaya

Piagam Jakarta Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

1.1.11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua

kat.a untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,

kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk dan yang, yang mana

tidak terletak pada posisi awal.

Contoh : Azab dan Sengsara

Buana Minggu

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas

Dari Ave Mari ke Jalan Lain ke Roma .

1.1.12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar

dan sapaan.

Contoh : Ir. Insinyur S.E. Sarjana Ekonomi

Ny. Nyonya S.H. Sarjana Hukum

4

Page 5: PENGGUNAAN EYD

Nn. Nona S.S. Sarjana Sastra

Sdr. Saudara M.A Master of Arts.

Prof. Profesor dr. Dokter

Catatan: Untuk menulis singkatan selalu diikuti oleh tanda titik.

1.1.13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata

penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara,

kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

Contoh : Kapan Ayah datang ?

Itu siapa, Bu ?

Besok Adik dan Paman akan datang.

Mereka semua pergi ke rumah Pak Camat.

Kakak dan Adik berkunjung ke rumah Ibu Dimyati.

Catatan:

Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama

kata penunjuk hubungim kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata

ganti atau sapaan.

Contoh : Semua karyawan mengikuti upacara.

Semua lurah dan camat hadir di kantor kecamatan.

Kita wajib menghormati bapak clan ibu kita.

1.2. Huruf Miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :

2.2.1. Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

karangan.

5

Page 6: PENGGUNAAN EYD

Contoh : surat kabar Buana Minggu.

Sutasoma karangan Mpu Tantular

majalah Olah Raga dan Kesehatan

2.2.2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok

kata.

Contoh : Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum.

BuatIah kalimat dengan berjalan cepat.

Huruf pertama kata makan adalah m.

2.2.3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali

yang telah disesuaikan ejaannya.

Contoh : Penggunaan kata training centre sebaik-nya diganti dengan

kata pemusatan latihan.

Zea mays nama latin dari tanaman jagung.

Ora Et Labora artinya bekerja sambil berdoa.

Catatan:

Dalam tulisan t.angan atau ketikan; huruf atau kata yang akan

dicetak miring diberi satu garis men-, datar di bawahnya.

II. PENULISAN KATA

2.1. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.

Contoh: Paman baru datang kemarin pagi.

Budi barubeli sepeda warna biru.

Ayah pergi ke Bandung.

6

Page 7: PENGGUNAAN EYD

2.2. Kata Turunan

2.2.1. Imbuhan (awalan, sisipan. akhiran) ditulis serangkai dengan kata

dasarnya.

Contoh : dipukul

dilebarkan

melewati

bergemuruh.

2.2.2. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan se· kaligus

mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh : mempertanggungjawabkan

Melipatgandakan

memberitahukan

2.2.3. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam

kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Contoh : Pancasila prasangka

swadaya tunanetra

dwiwarna ultramodern

caturtunggal purnawirawan

mahasiswa saptakrida .

Catatan:

(a) Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf

awalnya hurufbesar, di antara kedua unsur itu dituliskan

tanda hubung (-)

7

Page 8: PENGGUNAAN EYD

Contoh : pan-Amerikanisme

non-Israel.

(b) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai

kecualijika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar.

Contoh : Dalam menjalankan pemerintahan Sultan Agung

dikenal sebagai raja yang "mahabijaksana".

Tuhan maha mengetahui segalanya.

2.2.4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung

mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa

gabungan kata.

Contoh : mata pelajaran melipat tiga

persegi empat bertanggung jawab

2.3. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh: anak-anak gerak-gerik

tukar- menukar mata-mata

lauk-pauk huru-hara

sayur-mayur ramah-tamah

undang-undang mondar-mandir

2.4. Gabungan Kata

2.4.1 Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk

istilah khusus, bagian-bagiannya yang umum ditulis terpisah.

Contoh : meja tulis orang tua

8

Page 9: PENGGUNAAN EYD

konsul jenderal tegak lurus

duta besar kuda hitam

perdana menteri simpang tiga

rumah sakit segi lima

2.4.2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan

salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di

antara unsur yang bersangkutan.

Contoh : anak-istri ampere-meter

alat pandang-dengar dua-sendi

bapak-ibu adik-kakak

2.4.3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis

serangkai.

Contoh : apabila manakala

bilamana bumiputra

barangkali peribahasa

bagaimana tatabahasa

padahal sendratari

2.5. Kata Depan

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,

kecuali di dalam gabungan kata yang sudah di anggap sebagai satu kata

seperti kepada dan daripada

Contoh: Arman duduk di kursi Parnan pergi ke Semarang

Ibu baru saja datang dari Bandung

9

Page 10: PENGGUNAAN EYD

1.1.12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar

dan sapaan.

Contoh : Ir. Insinyur S.E. Sarjana Ekonomi

1.1.13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata

penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara,

kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

Contoh : Kapan Ayah datang ?

Itu siapa, Bu ?

1.2. Huruf Miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :

2.2.1. Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

karangan.

Contoh : surat kabar Buana Minggu.

2.2.2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok

kata.

Contoh : Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum Huruf

pertama kata makan adalah m.

2.2.3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali

yang telah disesuaikan ejaannya.

Contoh : Penggunaan kata training centre sebaik-nya diganti dengan

kata pemusatan latihan.

II. PENULISAN KATA

2.1. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.

10

Page 11: PENGGUNAAN EYD

Contoh: Paman baru datang kemarin pagi.

2.2. Kata Turunan

2.2.1. Imbuhan (awalan, sisipan. akhiran) ditulis serangkai dengan kata

dasarnya.

Contoh : dipukul

2.2.2. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan se· kaligus

mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh : mempertanggungjawabkan 2.2.3. Kalau salah satu unsur

gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu

ditulis serangkai.

Contoh : Pancasila prasangka

2.2.4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung

mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa

gabungan kata.

Contoh : mata pelajaran melipat tiga

2.3. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh: anak-anak gerak-gerik

2.4. Gabungan Kata

2.4.1 Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk

istilah khusus, bagian-bagiannya yang umum ditulis terpisah.

Contoh : meja tulis orang tua

2.4.2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan

salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di

antara unsur yang bersangkutan.

11

Page 12: PENGGUNAAN EYD

Contoh : anak-istri ampere-meter

2.4.3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis

serangkai.

Contoh : apabila manakala

2.5. Kata Depan

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,

kecuali di dalam gabungan kata yang sudah di anggap sebagai satu kata

seperti kepada dan daripada

Contoh: Arman duduk di kursi Parnan pergi ke Semarang

2.6. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya ..

Contoh: Si Pengirim suratitu tidak rnencanturnkan alamat yang jelas.

Kucingku si Manis baru punya anak dua.

Harimau, itu marah sekali kepada sang Raneil

2.7. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya.

Rata ganti ku dan kau ditulis serangkaidengan kata yang mengikutinya; ku,

mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang rnendahuluinya.

Contoh : Apa yang kumiliki bisa kaupinjarn sekarang juga.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan rapi di alrnari.

2.8. Partikel

2.8.1. Partikellah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Contoh : Marilah kita maka.n bersama-sama.

12

Page 13: PENGGUNAAN EYD

Siapakah yang menjadi juara sepak bola kemariri ?

2.8.2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahu· luinya.

Contoh : Apa pun yang kau Minta tidak akan saya berikan.

Ayah pun mengetahui kalau kamu kemarin tidak masuk.

Mobil-mobil keeil pun larinya juga cepat sekali.

Kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar,

ditulis serangkai; adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun,

biarpun, walaupun, kendatipun. maupun, meskipun, sekalipun,

sungguhpun, walaupun.

Contoh : Meskipun kaya dia tidak tampak sombong.

Baik yang laki-Iaki maupun yang perempuan putranya

bergelar sarjana.

Walaupun sakit, dia tampak tetap kuat saja.

Adapun asal-usul barang itu tidak pernah diketahui.

2.8.3. Partikelper yang berarti 'mulai', 'demi' dan 'tiap' ditutis terpisah dari

bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Contoh : Harga gula sekarang Rp 700,00 per kilo gram.

Mereka diijinkan masuk satu persatu.

Dia akan dipindahkan ke Jakarta per 1 Nopember tahun ini.

2.9. Angka dan Lambang Bilangan

2.9.1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di

dalam tulisan lazim digunakan angka arab dan angka Romawi.

Pemakaiannya di atur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.

Contoh : Angka Arab: 0, 1,2,3, 4, 5,6,7,8,9,

13

Page 14: PENGGUNAAN EYD

Angka Romawi : 1, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L

(50), C (100), D (500), M (1.000).

2.9.2. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, isi.

satuan waktu, dan nilai uang.

Contoh : 20 liter air bersih.

8 kilogram gula

15 meter persegi

tahun 1985

125 rupiah

Rp 500,00

10 gram.

puku112.00

2.9.3 Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen

atau kamar pada alamat.

Contoh : Jalan Sriwijaya No. 87

Hotel simpang, Kamar 64

2.9.4. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya.

Contoh : Bab VII, Pasal15, halaman 54

Surat Al-Baqarah : 24

2.9.5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :

a) Bilangan utuh.

Contoh : 17 tujuh belas

14

Page 15: PENGGUNAAN EYD

29 dua puluh sembilan

145 seratus empat puluh lima

b) Bilangan pecahan

Contoh : setengah

seperempat

3/5 tiga per lima

6% enam persen

3,9 tiga sembilan per sepuluh

2.9.6. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang

berikut.

Contoh : Tingkat V

Tingkat ke-5

Tingkat kelima

Bab IX

Bab ke-9

Bab kesembilan

AbadXX

Abad ke-20

Abad keduapuluh

2.9.7. Penulisan. kata bilangan yang mendapat akhiranan mengikuti cara

yang berikut.

Contoh : tahun 50 -an atau tahun lima puluhan

15

Page 16: PENGGUNAAN EYD

Uang 700-an atau uang tujuh ribuan

Empat uang 100 –an atau empat uang seratusan

2.9.12. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,

penulisannya harus tepat.

Contoh: Dengan ini kami kirimkan uang sebesar Rp 500,00 (lima

ratus rupiah).

Dengan ini kami kirimkan uang sebesar 500 (lima ratus)

rupiah.

III. PENGGUNAAN TANDA BACA

3.1. Tanda Titik ( . )

3.1. 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan.

Contoh : Andi membeli baju baru.

Ayah pergi ke Bandung kemarin pagi Hardi naik sepeda

putar-putar kota.

3.1.2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh : Muh. Bisri AR. Hartana

3.1.3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan

sapaan.

Contoh :S.E. Sarjana Ekonomi

S.H. Sarjana Hukum

Ir. Insinyur

dr. Dokter

Sdr. Saudara

16

Page 17: PENGGUNAAN EYD

Kol. Kolonel

3.1.4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah

sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih

hanya dipakai satu tanda titik.

Contoh : tgl. tanggal

dkk: dan kawan-kawan

dsb. dan sebagainya.

a.n. atas nama.

u.p. untuk perhatian

u.b. untuk beliau

3.1.5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik

untuk menunjukkan waktu.

Contoh : pukul 07.34.15 (pukul 71ewat 34 menit 15 detik).

3.1.6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik

yang menunjukkan jangka waktu.

Contoh : 6.20.55 jam (6 jam, 20 menit, 55 detik).

3.1.7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan,

dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh : Sunaryo pindah ke Jakarta tahun 1987

Pesawat teleponnya nomor 445342

3.1.8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-

huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang

terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh : Sekjen Sekretaris Jenderal

17

Page 18: PENGGUNAAN EYD

Dirjen Direktorat Jenderal

ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat

ormas organisasi massa

tilang bukti pelanggaran

3.1.9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan

ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

Contoh: Na Natrium

TNT Trinitrololuena

30 em Panjangnya 30 em kurang sedikit

20 kg Ibu membeli 20 kg tepung terigu

Rp 500,00 Harga buku itu Rp 500,00 per buah.

3.1.10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala

karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh : Acara Peresmian Monumen Bahari Salah Asuhan

3.1.11. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim " dan tanggal

surat atau nama dan alamat penerima surat.

Contoh: Jalan Melati 127

Bandung

10 Januari 1986

18

Page 19: PENGGUNAAN EYD

Yth. Sdr. Abd. Hasan

Jalan Kertajaya 127

Surabaya

3.1.12. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

Contoh :

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa.

B. Direktorat Jendral Agraria"

Penyiapan Naskah : 1. Patokan Umum

1. 1. Isi karangan

1. 2. Ilustrasi

1. 2. 1. Gambar Tangan

1.2.2. Tabel

1.2.3. Grafik

3.2. Tanda Koma ( , )

3.2.1. Tanda koma dipakai di an tara unsur·unsur dalam suatu perincian atau

pembilang.

Contoh: Ibu membeli buah durian, jeruk, dan pepaya.

Satu, dua, ... tiga!

3.2.2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat se· tara yang satu

dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,

melainkan.

19

Page 20: PENGGUNAAN EYD

Contoh : Ayah bukan pergi ke Jakarta, melainkan ke Bandung

Saya ingin membeli baju baru, tetapi uangnya masih

kurang.

3.2.3. T:anda koma dipakai untuk meIilisahkan anak kalimat di induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh : Karena sibuk, ayah tidak jadi pergi

Kalau hari hujan, ibu tidak akan pergi.

3.2.4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dad induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh : Ibu tidak akan pergi kalau hari hujan Andi mengatakan

bahwa buku itu harganya mahal.

Anton tidak jadi membeli .baju karena uangnya kurang.

3.2.5 Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan atau kata penghubung an

tara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di

dalamnya, oleh karena itu,jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Contoh : Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.

Jadi, kita harus menabung sejak sekarang Juga.

3.2.6. Tanda koma dipakai dibelakang kata-kata seperti 0, ya, wah, aduh,

kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh : O, begitukah hasilnya ?

` Wah, bukan main kerasnya!

3.2.7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat.

Contoh : Kata Ibu, "Saya lelali sekali."

20

Page 21: PENGGUNAAN EYD

"Saya bangga sekali," kata ayah,"karena anak-anakku telah

menjadi sarjana semua."

3.2.8. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian

alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri

yang ditulis berurutan.

Contoh : Bapak Haris Pambudi, Jalan Diponegoro 27,Surabaya

Bandung, 17 Maret 1987.

Surat-surat ini harap dikirim kepada Kepala Desa Bedali,

Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa

Timur.

3.2.9. Tanda koma dipakai di antara temp at penerbitan, nama penerbit, dan

tahun penerbitan.

Contoh : Yuwono, Salim Santosa, Drs, Perkembangan Sastra

Indonesia, Surabaya, Bina Sarana, 1979

3.2.10. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh : Siregar, Merari, Azab dan Sengsara, Weltevreden, Balai

Poestaka, 1920.

3.2.11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau

marga.

Contoh : D. Sastranegara, S.H.

Ny. Sri Sunarsih, M.A

3.2.12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara

rupiah dan sen dalam bilangan.

Contoh : 44,50 kg

21

Page 22: PENGGUNAAN EYD

Rp 25,75

3.2.13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan

keterangan aposisi.

Contoh : Ayah Pambudi, Pak Sartono, termasuk orang yang kaya di

kampung ini.

Di daerah kami, misalnya, masih ban yak pemuda yang

hanya lulus Sekolah Dasar

.

3.2.14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain

dalam kalimat itu.

Contoh : "Sudah datangkah adikmu ?" tanya Ibu.

"Bayar lunas sekarangjuga!” perintahnya.

3.3. Tanda Titik Koma ( ; )

3.3.1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian

kalimat yang sejenis dan setara.

Contoh : Usia semakin tua; belum juga mendapatkan cucu.

3.3.2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang

setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata

penghubung.

Contoh : Ayah mengajar di SMP Negeri; ibu bekerja di Kantor

Depdikbud; adik memasak di dapur; saya sendiri mencuci

pakaian.

3.4. Tanda Titik Dua ( : )

3.4.1. Tanda t.it.ik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila

22

Page 23: PENGGUNAAN EYD

diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh : Untuk kerja bakt.i ini kit.a membut.uhkan alat-alat

seperti : sabit, cangkul, dan sapu lidi.

3.4.2. Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan

pemerian.

Contoh: 1. Ketua Bambang Legowo

Sekretaris Lilis Hartanti

Bendahara Didik Sugandhi

2. Hari : rabu

Tanggal : 7 Juli 1972

Jam : 09.00WIB

Tempat : Jalan Kencana 5 Surabaya

Acara : Rapat Anggaran

3.4.3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan

pelaku dalam percakapan.

Contoh : Ibu : "Keluarkan sepeda motornya segera, Dik!"

Didik : "Baik, Bu."

Ibu : "Jangan lupa membawa keranjang, untuk belanja !"

3.4.4. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu

merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh : Kita sekarang memerlukan, meja, almari, bangku, dan papan

tulis.

3.4.5. Tanda titik dua dipakai di antarajilid atau nomor dan halaman, di antara

bab dan ayat dalam kitab·kitab suci, atau di antarajudul dan anak judul

23

Page 24: PENGGUNAAN EYD

suatu karangan.

Contoh : Sarinah, I (1974), 32: 4

Surat Al·Baqarah : 24

Karangan Idrus, Kisah Sebuah Celana

Pendek: Celana Kepar, made in Italia.

3.5. Tanda Tanya ( ? )

3.5.1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Contoh : Kapan kamu berangkat ?

Andi sudah datang ?

3.5.2. Tanda tanya dipakai di an tara tanda kurung urituk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh : Budi dilahirkan tahun 1828 ( ? )

3.6. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa

seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan.

ketidakpereayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Contoh : Alangkah hebatnya permainan itu !

Bersihkan halaman rumah ini sekarang juga! Merdeka!

3.7. Tanda Kurung ( )

3.7.1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh : Dia sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) Budi

Utomo.

3.7.2. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerina satu seri

24

Page 25: PENGGUNAAN EYD

keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung

tutup saja.

Contoh :Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang harus

dipikul secara bersama oleh unsur-unsur :

(1) pemerintah a) pemerintah

(2) masyarakat b) masyarakat

(3) orangtua murid c) orangtua murid

3.7.3. Tanda kurung mengapit. atau penjelasan yimg bukan merupakan

bagian integral dari pokok pembicaraan.

Contoh : Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut

kami harus dikatakan: 'pengajaran') ini ada metode dan

sistimnya.

3.8. Tanda Hubung (-)

3.8.1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian baris.

Contoh : .... mari kita menunjukkan prestasi yang lebih baik ..

3.8.2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di

belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada

pergantian baris.

Contoh : .... cara yang baik rnengarnbil udara

.... cara baru untuk rnengukurpanas .

.... merupakan alat pertahanan tubuh yang baik.

3.8.3. Tanda hubung menyambung un sur-un sur kata ulling.

Contoh : anak-anak berulang-ulang

25

Page 26: PENGGUNAAN EYD

lauk-pauk bersama-sama

3.8.4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan

bagian-bagian tanggal.

Contoh : t-a-n-a-m-a-n

15-11-1986

3.8.5. Tanda hubung dapat dipakai untuk mempeIjelas hubungan bagian-

bagian ungkapan.

Bandingkan : iber-evolusi dengan be-revolusi

isteri-guru yang ramah dengan isteri guru-yang

ramah.

3.8.6. Tanda hubung dipakai untuk rnerangkaikan sedengan kata

berikultnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengani angka,

angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau

kata.

Contoh : se-Jawa Timur KTP-nya nomor

15467A

se-Indonesia sinar-X

hadiah ke-2 tahun 50-an

3.8.7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan un sur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

Contoh : di-export

di-charter

pen -tackle-an

3.9. Tanda Petik Ganda ( " ....”)

26

Page 27: PENGGUNAAN EYD

3.9.1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dad

pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda

petik itu ditulis sarna tinggi di sebelah atas baris.

Contoh : "Sudah berangkat. ?" tanya Halimah.

"Belum, masih makan," jawab Siti, "tunggu saja !" '

3.9.2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, danbab buku, apabila

dipakai dalam kalimat.

Contoh : Bacalah "Desaku Maju" dalam buku pelajaran Bahasa

Indonesia jilid II.

3.9.3. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

Contoh : Kata Budi, "Saya sudah membayar kemarin sore."

3.9.4. Tandapetik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau

kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh : Penemu "vaksin polio" telah mendapat peinghargaan berupa

hadiah Nobel.

Budi memakai celana yang dikenal dengan nama"pantolan".

3.9.5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di

belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai

dengan arti khusus.

Contoh : Karena gemuknya, anjingku kuberi nama "Si Gendut".

Gajah Mada seorang "mahapatih" pada masa kerajaan

Majapahit.

3.10 Tanda Pisah (-)

3.10.1 Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.

27

Page 28: PENGGUNAAN EYD

Contoh : Ada kritik yang menyatakan bahwa cara siswa belajar

bahasa Inggris - khusus dalam pengucapannya - kurang

baik.

Bentuk karangan yang sederhana dapat mendorong orang-

orang awam - seperti saya ini - dapat mempelajari dengan

baik.

3.10.2. Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subyek atau

bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas.

Contoh :Rangkaian kegiatan ini - membersihkan lantai,

membersihkan halaman rumah, mencuci pakaian -

merupakan kegiatanku setiap harinya.

Warga desa - pria, wanita, tua, muda semua menyaksikan

pertandingan yang mendebarkan itu.

3.10.3. Tanda pisah dipakai di an tara dua bilangan berarti 'sampai dengan'

sedangkan bila dipakai antara dua temp at atau kota berarti ke atau

sampai.

Contoh : Budi sekolah di Jakarta dari tahun 1978 1984.

Pameran industri itu berlangsung dari tanggal 12 - 24 Maret.

3.10.4. Tanda pisah dipakai juga untuk menyatakan suatu ringkasan atau

suatu gelar.

Contoh : Hanya satu pekerjaannya - dagang mobil. lnilah kedua anak

saya yang saya ceritakan - Andi dan Anton.

Dalam hal ini lebih lazim dipergunakan titik-titik ( .... )

daripada tanda pisah.

3.11 Tanda Petik Tunggal (‘ ... .’)

3.11.1.Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan

lain.

28

Page 29: PENGGUNAAN EYD

Contoh : Anton berkata, "Tiba-tiba saya mendengar suara menegur

seseorang 'Siapa kamu ?' “ atau Anton berkata,

'Tiba-tiba saya mendengar suara menegur seseorang

"Siapa kamu ?" ,

3.11.2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau

penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing.

Contoh : Teriakan-teriakan binatang dan orang primitif oleh Wund

disebut LAUTGEBARDEN 'gerak-gerik bunyi'.

3.12 Tanda Ulang ( .... 2 ) (angka 2 biasa)

Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk

menyatakan pengulangan kata dasar.

Contoh : dua2 marah2

mata2 pura2

hari2 .muda2

sia2 anak2

hati2 lama2

3.13 Tanda Penyingkat (apostrot) (')

Tanda apostrof menunjukkan, menghilangkan bagian kata.

Contoh : Titin, 'kan kuantar. ('kan = akan)

Dia 'lah pergi sejak kemarin. ('lah = telah)

3.14 Tanda Garis Miring (/)

29

Page 30: PENGGUNAAN EYD

3.14.1. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.

Contoh : No. 104/SK/1985

3.14.2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per

atau nomor alamat.

Contoh : dewa/dewi

Jalan Kenari II/12

Siswa/siswi

harganya Rp. 500,00/biji

3.15 Tanda Elipsis ( .... )

Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik ( ... )

dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut :

3.15.1. Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan

ujaran yang terputus dengan tiba-tiba.

Contoh : Tuti selayaknya ... selayaknya ... menurut nasehat

orangtuanya.

Bukan dia malah membantah, sebagai seorang anak dia

tidak boleh begitu ... , ya,ya, tidaklah baik demikian.

3.15.2. Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu

kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Contoh : Sikap disiplin yang tinggi untukmenjalankan pemerintahan

yang bersih dan berwibawa '" perludimantapkan.

3.15.3. Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat karena

menghilangkan bagian tertElntu sesudah kalimat itu berakhir,

menggunakan empat titik, yaitu satu sebagai titik bagi kalimat

sebelumnya, dan tiga bagi bagian yang dihilangkan.

30

Page 31: PENGGUNAAN EYD

Contoh : Demi tegaknya hukum, serta kelancaran tata tertib hal ini

sangat perlu ... sehingga setiap "orang yang melanggar",

harus ditindak tegas.

3.15.4. Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca

mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat.

Contoh : Mulanya bermodal kecil. Tetapi dia mempunyai dagangan

yang cukup lengkap, gula, kopi, tape recorder, televisi

berwarna, radio, vidio, bahkan semua kebutuhan dilayani.

Entah dari mana dia dapat mengumpulkan modal sebesar

itu .... !

3.16 Tanda Kurung Siku ( [ ... ] )

3.16.1 Dipakai untuk menerangkan sesuatu di luar jalannya teks, atau

sisipan keterangan (interpolasi) yang tidak ada hubungan dengan

teks.

Contoh : Bila kita perhatikan lingkungan pemuda dari desa ini

berhubungan [maksudnya: berhubungan] dengan

kenyataan-kenyataan yang ada di luar desa ini.

3.16.2. Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah

ditempatkan dalam tanda kurung.

Contoh : (Hanya menggunakan nada atau kombinasi nada-nada dan

apa yang saya sebut persendian [atau mungkin kata lain

perjedahan atau juncture itu])

31