24
1 Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2 Pelajaran CorelDraw di SMA Negeri 1 Suruh Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Peneliti : Ana Dwi Mulyani (702010147) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oktober 2014

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

1

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2

Pelajaran CorelDraw di SMA Negeri 1 Suruh

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Peneliti :

Ana Dwi Mulyani (702010147)

Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd

Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 2: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari
Page 3: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari
Page 4: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari
Page 5: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

2

Page 6: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

1

Page 7: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

2

Page 8: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

3

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2 Pelajaran CorelDraw di

SMA Negeri 1 Suruh

1Ana Dwi Mulyani,

2Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd,

3 Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia

Email: 1 [email protected],

2 [email protected],

3 [email protected]

Abstract

This study was conducted to determine the increase in activity and student

learning outcomes after application of the method of peer tutoring in ICT learning

process Coreldraw material among students of class XII IPA 2 first half of SMA Negeri 1

Tell. This study is a Class Action Research ( CAR), which consists of two cycles. Teachers

using conventional methods on the subjects of ICT ( CorelDraw ) as well as the limited

existing computers can lead to low learning achievement . Subjects were all students of

class XII IPA 2 SMA Negeri 1 Tell , which amounted to 18 students. The collection of

learning outcomes seen from the daily tests , while the observation techniques used to

determine the activity of students during the learning process . Data results of learning

achievement was apparent from the beginning or pre-cycle test scores of students who

reach ( KKM ) of five students or by 27.78 % , the first cycle KKM reached 55.56 % ,

while in the second cycle KKM reached 94.44 % These results indicate that the method

peer tutors can increase the activity and student learning outcomes.

Keywords: Peer tutoring methods, Learning acktivties, Learning outcomes.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas

dan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode tutor sebaya dalam proses pembelajaran

TIK materi Coreldraw di kalangan siswa kelas XII IPA 2 semester I SMA Negeri 1

Suruh. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua

siklus. Guru menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK (CorelDraw)

serta dengan terbatasnya komputer yang ada dapat mengakibatkan rendahnya prestasi

belajar. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA 2 di SMA Negeri 1 Suruh,

yang berjumlah 18 siswa. Pengumpulan hasil belajar dilihat dari ulangan harian,

sedangkan teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Data hasil prestasi belajar dilihat dari kondisi awal atau pra siklus nilai

ulangan siswa yang mencapai (KKM) sebanyak lima siswa atau sebesar 27.78%, Pada

siklus I KKM mencapai 55.56%, Sedangkan pada siklus II KKM mencapai 94.44% Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Metode Tutor Sebaya, Aktivitas belajar, Hasil Belajar.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 9: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

4

1. Pendahuluan

Masalah yang sering muncul dalam sebuah kegiatan pembelajaran biasanya

seorang guru tidak tepat dalam memilih strategi pembelajarannya. Strategi yang

sering digunakan guru adalah menggunakan komunikasi satu arah, sehingga akan

membuat peserta didik cenderung lebih pasif. Guru menggunakan metode

ceramah pada mata pelajaran TIK (CorelDraw) di SMA Negeri 1 Suruh, padahal

dalam mata pelajaran TIK tidak hanya butuh teori saja, tetapi butuh praktik. Oleh

sebab itu dalam pembelajaran TIK membutuhkan strategi pembelajaran khusus,

sehingga siswa bisa memanfaatkan komputer yang terbatas.

Efektif tidaknya penggunaan metode pembelajaran tergantung pada

kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari metode pembelajaran

itu sendiri. Guru tidak hanya menguasai materi pembelajaran, tetapi juga harus

mampu memilih dan menggunakan secara tepat metode dalam proses

pembelajaran di kelas. Penggunaan metode yang efektif akan meningkatkan

motivasi belajar pada peserta didik maupun hasil pembelajaran di kelas.

Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran yang berhasil pada umumnya di

tunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran oleh peserta didik yang

diwujudkan lewat prestasi belajar yang mereka raih [1]. Salah satu cara yang

dapat dilakukan guru untuk memaksimalkan belajar kelompok pada siswa dengan

karakteristik yang beragam adalah menggunakan metode tutor sebaya, dimana

peserta didik diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya

bagi temannya. Cara demikian peserta didik yang menjadi tutor dapat mengulang

dan menjelaskan kembali materi kepada temannya, dengan melihat saranan dan

jumlah siswa yang tidak sebanding dengan ini penulis mengusulkan strategi

pembelajaran tutor sebaya untuk pembelajaran TIK.

Berdasarkan permasalahan di SMA Negeri 1 Suruh dan melihat kondisi

lapangan serta melihat keunggulan metode tutor sebaya, maka perlu dilakukan

penelitian tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran TIK. Menggunakan

metode tutor sebaya dalam penelitian ini diharapkan prestasi belajar siswa kelas

XII IPA 2 dalam Pelajaran CorelDraw di SMAN 1 Suruh dapat mengalami

peningkatan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Moh. Amiruddin yang berjudul

Implementasi Metode Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A Di Mts Al-Ma’arif 01 Singosari

Malang. Adapun metode yang di guanakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kualitatif berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK), Teknik pengumpualan data

yaitu dengan cara intervie atau wawancara, dan dokumen. Adapun tahapan

penelitian ini berupa siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi, dan dilaksanakan tiga siklus. Hasil penelitian membuktiakan bahwa

implementasi tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPS

Terpadu kelas VIII A Mta Al Ma’arif singosari malang. Hasil observasi di

lapangan menunjukkan bahwa prestasi mengalami peningkatan dari pre test ke

post test yang semula nilai rata-rata 56 % meningkat siklus ke siklus. Untuk siklus

I nilai rata-rata 60.5 % , siklus II nilai rata-rata 72.6 % dan siklus III nilai rata-rata

81.3%.

Page 10: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

5

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maryani yang berjudul Penerapan

Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Akuntansi Pada Siswa Kelas X Ak 1 Smk Batik 2 Surakarta. Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research)

dengan menggunakan strategi siklus. siklus I terdapat 33 siswa, pada siklus II

terdapat 40 siswa. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 84.4%

atau 38 siswa menjadi 93,3% atau 42 siswa.

Hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

tutor sebaya dapat diterapkan pada mata pelajaran IPS, Akuntansi dan TIK.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya

dapat meningkatkan hasil belajar. Pada penelitian ini pengukuran keberhasilan

penerapan tutor sebaya tidak hanya dilihat dari kemampuan kognitif siswa sebagai

hasil belajar tetapi juga dari kemampuan psikomotorik dan aktivitas siswa yang

terbentuk dalam proses pembelajaran.

Karakteristik mata pelajaran TIK adalah sebagai berikut: TIK merupakan

kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode

penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait

bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial. Materi TIK berupa

tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan

teknologi pada masa kini, sehinggga mata pelajaran TIK merupakan pembelajaran

yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan. Tema-tema

esensial dalam TIK merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer,

matematik, teknik elektronika, telekomunikasi, sibernetika dan informatika itu

sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan

informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, pengolah angka, pembuat

presentasi, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan aspek

kehidupan sehari-hari [2].

Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan

realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh

seorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik [3]. Hasil Belajar adalah

kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya [4]. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif

(sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar ada dua. Pertama, faktor internal meliputi, faktor

jasmani dan faktor psikologis. Kedua, faktor eksternal meliputi, faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor masyarakat [5]. Kegiatan penilaian adalah suatu

tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instraksional

telah dapat dicapai atau dikuasai peserta didik dalam bentuk hasil-hasil belajar [6].

Tahapan tutor sebaya yaitu guru menyampaikan tujuan belajar berdasarkan

Standar Kopetensi dan Kopetensi dasar. Kemudian membagi kelompok dimana

dalam satu kelompok terdapat empat sampai enam siswa, satu sebagai tutor dan

sisanya sebagai anggota kelompok. pertama guru menjelaskan materi, selanjutnya

tutor dan siswa mendengarkan guru yang sedang mengajar, sebelum diskusi

dilakukan tutor maju kedepan untuk mendapatkan arahan dari guru sedangkan

siswa yang lain belajar tentang materi yang ada. Siswa dan tutor melakukan

Page 11: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

6

diskusi kelompok. Tutor adalah peserta didik yang sebaya yang ditunjuk atau

ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena

hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan

guru dengan peserta didik. Tutor sebaya merupakan suatu pembelajaran yang

dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya

serap yang tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-

temannya yang belum paham atau memiliki daya serap yang rendah.

Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang mendapat bantuan

lebih mudah dalam menerima materi sedangkan bagi tutor merupakan kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan diri. Peran guru disini adalah mengawasi

kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberikan pengarahan kepada tutor

[7].

Dalam metode pembelajaran tutor sebaya memiliki prosedur peserta didik

mengajar peserta didik lainnya. Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu

dalam penerapan tutor sebaya, peserta didik diajar untuk mandiri, dewasa dan

punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu,

anak yang dianggap pandai bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang

kurang pandai atau ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau

pembimbing saja. Jadi, kita dapat menugaskan peserta didik pandai untuk

memberikan penjelasan kepada peserta didik yang kurang pandai (tutor sebaya).

Demikian juga, anjurkan peserta didik yang kurang pandai untuk bertanya kepada

peserta didik yang pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk

menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru

yang akibatnya ketergantungan kepada guru [8]. Ada beberapa kelebihan dan

kelemahan bimbingan tutor sebaya antara lain: Kelebihan Metode Tutor Sebaya:

Adanya suasana hubungan yang lebih akrab dan dekat antara peserta didik yang

dibantu dengan peserta didik yang membantu. Bagi tutor sendiri kegiatannya

merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar. Bersifat efisien, artinya

bisa lebih banyak yang dibantu. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan

kepercayaan. Kelemahan Metode Tutor Sebaya: Peserta didik yang dipilih sebagi

tutor sebaya dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan

peserta didik yang dibantu. Peserta didik yang dipilih sebagai tutor sebaya belum

tentu bisa menyampaikan materi dengan baik [8].

Melalui metode tutor sebaya diharapkan setiap peserta didik lebih mudah dan

leluasa dalam menyampaikan masalahnya yang dihadapi selama proses

pembelajaran, sehingga peserta didik yang bersangkutan terpacu semangatnya

untuk mempelajari materi ajar dengan baik, serta meningkatkan prestasi

belajarnya.

Dalam pembelajaran tutor sebaya digunakan bebagai jenis aktivitas untuk

memfasilitasi pembelajaran siswa. Aktivitas Belajar Siswa merupakan kegiatan

yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental siswa untuk mengembangkan

keterampilannya dengan cara berfikir kritis dan mampu memecahkan

permasalahan yang ada, sehingga tujuan dapat tercapai [9]. Aktivitas belajar ini

digunakan untuk membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam pembelajaran. Ada

beberapa jenis aktivitas yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

diantaranya adalah: visual activities, oral activities, listening activities, dan

Page 12: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

7

writing activities. Visual activities, siswa memperhatikan tutor yang sedang

menerangkan materi dan mendemonstrasikannya. Oral activities, siswa bertanya

kepada tutor tentang materi yang sampaikan kemudian mendiskusikan pada

teman-teman yang lain. Listening activities, siswa mampu memberikan pendapat

kepada teman kelompok. Tutor dapat membantu siswa dengan melakukan diskusi

tanya jawab dengan temanya atau kelompok lain. Writing activities, siswa

mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh tutor dan siswa aktif mengerjakan

soal diskusi [10].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis

penelitian tindakan yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut

kegiatan yang dipraktikan guru dalam tugasnya sehari-hari.

Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian tindakan

kelas, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristiknya. Penelitian

tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa [11].

Ada empat bagian kegiatan utama yang ada pada setiap siklus penelitian PTK,

yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi [12].

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Refleksi I

Pengamatan atau

Pengumpulan

Data I

Permasalahan

Permasalahan

Baru hasil

refleksi

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindak II

an II

Refleksi II

Pengamatana

atau

Pengumpulan

Data II

Apabila

Permasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus berikutnya

Siklus I

Siklus II

Page 13: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

8

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas [12].

Perencanaan, tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan tersebut akan dilakukan. Perencanaan terdiri dari bebagai kegiatan yaitu

mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi

di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan

bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus

dalam jangkauan kemampuan penelitian. Menetapkan alasan mengapa peneliti

tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. Merumuskan masalah

secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan. Menetapkan

cara yang akan dilakukan untuk menentukan jawaban, berupa rumusan hipotesis

tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan

pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil

terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. Menentukan cara untuk menguji

hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta

berbagai instrument pengumpulan data yang dapat dipakai untuk menganalisis

indikator keberhasilan itu.

Pada tahap tindakan, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan

dilakukan, hendaknya dijabarkan secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan

(a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang

seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh

siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara

penggunaannya, (e) jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data atau

pengamatan disertai dengan rinci bagaimana menggunakannya. Pada tahapan

pertama pada pra siklus yaitu guru yang mengajar. Dimana guru mengajar dengan

metode ceramah. Siswa diberi ulangan harian dengan tujuan untuk melihat hasil

belajar siswa. Pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan

dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun,

termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data

yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif yang menggambarkan kreatifitas

siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan.

Tahap kedua pada siklus I pada pertemuan satu siswa sudah siap dengan

materi yang akan diberikan guru. Guru menyampaikan tujuan belajar berdasarkan

Standar Kopetensi dan Kopetensi dasar. Kemudian membagi kelompok dimana

dalam satu kelompok terdapat enam siswa, satu sebagai tutor dan lima sebagai

anggota kelompok. Pertemuan pertama guru menjelaskan materi tentang grafik

vektor dan bitmap. Tutor dan siswa mendengarkan guru yang sedang mengajar.

Siswa dan tutor melakukan diskusi kelompok sambil mengisi lembar diskusi.

Page 14: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

9

Pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh guru SMA

Negeri 1 Suruh. Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan guru adalah

fungsi ikon pada CorelDraw yaitu guru menjelaskan fungsinya. Kemudian

melanjutkan presentasi kelompok, kemudian guru memberi ulangan harian untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Pada pengamatan observasi dilakukan pada waktu

tindakan sedang berjalan yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh.

Tahapan Ketiga pada siklus II pada pertemuan satu siswa sudah siap

dengan materi yang akan diberikan guru. Guru menyampaikan tujuan belajar

berdasarkan Standar Kopetensi dan Kopetensi dasar. Kemudian membagi

kelompok dimana dalam satu kelompok terdapat tiga siswa, satu sebagai tutor dan

dua sebagai anggota kelompok. Dalam pertemuan pertama guru menjelaskan

materi tentang menu dan ikon serta tools-tools dalam perangkat lunak. Tutor dan

siswa mendengarkan guru yang sedang mengajar, sebelum diskusi dilakukan tutor

maju kedepan untuk mendapatkan arahan dari guru sedangkan siswa yang lain

belajar tentang materi yang ada di LKS. Siswa dan tutor melakukan diskusi

kelompok sambil mengisi lembar diskusi. Pengamatan observasi dilakukan pada

waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama. Pada tahap ini melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar

observasi yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh. Pada pertemuan kedua

materi yang disampaikan guru adalah pembuatan logo sederhana menggunakan

CorelDraw. Kemudian tutor dan siswa mendemostrasikan hasilnya. Pada

pembuatan logo sederhana siswa dibantu oleh tutor masing-masing dan

melakukan diskusi kelompok. Kemudian guru memberi ulangan harian untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Pada pengamatan observasi dilakukan pada waktu

tindakan sedang berjalan yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh.

Tahap observasi dan interpretasi, ini sebenarnya berjalan bersama dengan saat

pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, penelitian ini

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan

dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun,

termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data

yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif yang menggambarkan kreatifitas

siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan. Lembar observasi untuk

mengetahui aktivitas siswa sedangkan ulangan harian untuk mengetahui prestasi

belajar siswa.

Refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat

masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui

Page 15: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

10

siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang dan

pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi [12].

Instrumen yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda dan lembar

observasi. Tes pilihan ganda diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 pelajaran CorelDraw. Sedangkan lembar

observasi bertujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya menggunakan metode

tutor sebaya. Setelah itu melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh nilai rata-rata siswa dapat dirumuskan [13] :

X =

x

Dengan : X = Nilai rata-rata siswa

∑ X = Jumlah semua nilai siswa

∑ N = Jumlah siswa

Presentase = ∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Lembar observasi dilakukan melalui pengamatan serta mencatat semua hal

yang diperlukan dan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

ini dilakukan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Dibawah ini merupakan tabel Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitas

dapat dilihat pada tabel 3.1 [10].

Tabel 3.1 Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitas [10].

Jenis aktivitas Indikator keaktifan siswa

Visual activities Siswa memperhatikan tutor :

Memperhatikan tutor yang

sedang mengajar

Mencatat materi

Oral activities Siswa bertanya atau mengeluarkan

berpendapat :

Aktif bertanya

Menjawab pertanyaan dari

siswa yang bertanya

Listening activities Siswa mendengarkan informasi :

Mengajukan pertanyaan

Memberi pendapat

Writing activities Siswa mencatat penjelasan :

Mencatat materi yang di

ajarkan tutor

tutor menjelaskan materi

siswa langsung mencatatnya

Penilaian skor pada lembar observasi dengan cara memberikan skor 1

apabila melakukan sesuai dengan indikator dan skor 0 tidak melakukan sesuai

dengan indikator.

Page 16: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

11

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan [13]

Keaktifan siswa dalam setiap aktivitas:

Persentase = ∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan

teknik analisis presentase. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau

presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal ulangan harian dan

penilaian observasi keaktifan siswa setiap siklus [13].

4. Hasil Dan Pembahasan

Proses pembelajaran metode tutor sebaya untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa dimulai pada siklus I dan siklus II.

Dari hasil pengamatan pada siklus I siswa masih belum aktif dalam

berdiskusi kelompok, karena jumlah siswa dalam satu kelompok terlalu banyak

sehingga pada proses belajar mengajar tutor kurang fokus. Pada saat diskusi tutor

kurang fokus dengan anggotanya karena jumlah anggota yang terlalu banyak,

bahkan ada siswa yang sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan temannya.

Cara guru menyampaikan materi kepada tutor masih kurang maksimal karena

tutor kurang menguasai materi.

Refleksi, pembelajaran dalam kelompok masih ada anak tutor yang kurang

perhatian dalam berlatih dan belajar bersama dengan tutor. Perbaikan agar siswa

aktif dalam kelompok dengan cara guru lebih memperhatikan siswa selama

pembelajaran yang kurang perhatian selama pembelajaran dengan metode tutor

sebaya, termasuk dalam pembahasan dan guru memberikan penghargaan dalam

bentuk poin nilai kepada kelompok-kelompok yang sudah berhasil. Guru

memberikan materi lebih kepada tutor dan tutor ditekankan untuk belajar

dirumah.

Dari hasil refleksi dari siklus I ke siklus II dilakukan perubahan jumlah

anggota kelompok, satu kelompok terdapat tiga anak dimana satu anak menjadi

tutor dan dua anak menjadi anggota kelompok. Proses belajar dapat dilakukan

sesuai dengan metode yang diterapkan. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif

dengan kelompok masing-masing, tutor bisa mengamati anggotanya secara

maksimal. Siklus II diketahui bahwa tutor semakin menguasai materi yang

disampaikan, terampil dalam praktik, walaupun masih canggung dalam

memberikan bimbingan dan anak tutor dapat lebih fokus dan mudah mengikuti

pembelajaran, semakin aktif bertanya dan mencatat, terbiasa dengan pembelajaran

kelompok, terampil dalam praktik dan semakin berani berpendapat dalam

Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian

90-100% Sangat baik

80 – 89% Baik

70 – 79% Cukup

60 – 69% Kurang

50% kebawah Sangat kurang

Page 17: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

12

pembahasan. Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diperoleh beberapa hal yg

bermanfaat diantaranya 1) guru memberikan perhatian kepada siswa yang kurang

perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran, 2) guru memberikan

pujian kepada kelompok yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran, 3)

pembelajaran dalam kelompok dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan

hasil belajar.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada pra siklus, siklus I

dan siklus II. Pada pra siklus menunjukkan sebagian besar siswa masih saling

bicara dengan teman dan ada siswa yang sibuk dengan bermain hp. Pada siklus I

siswa masih kurang aktif beberapa siswa sibuk membuka facebook dan ada

beberapa siswa fokus dengan diskusi bersama temannya. Menjadikan siswa

kurang memperhatikan tutor sehingga tidak bertanya atau mengeluarkan

pendapat . Pada siklus II siswa sudah mulai aktif.

Dari hasil yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Keaktifan siswa pada Visual activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Memperhatikan tutor

yang sedang mengajar

22.22 27.77 72.22

2. Mencatat materi 22.22 44.44 72.22

Jumlah Rata-rata 22.22 36.11 72.22

Pada pra siklus indikator pertama hanya mencapai 22.22% masuk dalam

kriteria kurang baik karena siswa kurang memahami materi coreldraw. Pada

siklus I sudah meningkat yaitu mencapai 36.11% masuk dalam kriteria kurang

baik. Dalam siklus I sudah ada peningkatan akan tetapi pertemuan selanjutnya

akan diperbaiki kembali agar siswa lebih aktif dan hasilnya lebih meningkat.

Pada siklus II sudah mencapai kriteria yaitu mencapai 72.22% masuk dalam

kriteria cukup. Jadi pada Visual activities dapat dikatakan bahwa penjelasan

dan demonstrasi siswa yang dilakukan oleh tutor direspon cukup baik oleh

siswa lainnya sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Dari hasil pengamatan dan analisa, pembelajaran dinilai kurang menarik

dilihat dari siswa yang masih asik bermain sendiri, dan dapat dilihat dari cara

guru menyampaikan materi. Hasil dari indikator pertama pada pra siklus

mencapai 22.22% masuk dalam kriteria kurang baik, karena siswa tidak tertarik

dengan cara guru mengajar. Indikator pertama siklus I mulai ada peningkatan

dikarenakan siswa belajar dengan temannya yaitu dengan cara diskusi

kelompok, dilihat dari cara pembejaran yang dilakukan secara berkelompok

menjadikan siswa tidak mudah bosan. Hasil siklus I meningkat menjadi

27.77% masih dibawah rata-rata dan masuk kriteria kurang baik, karena siswa

masih kurang aktif dalam melakukan diskusi kelompok, siswa tidak mau

berdiskusi dengan teman kelompok, karena kurang akrab, siswa tidak tertarik

dengan materi yang didiskusikan. Indikator pertama siklus II mencapai 72.22%

Page 18: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

13

diatas rata-rata dan masuk dalam kriteria cukup baik karena siswa mulai

memperhatikan tutor dilihat pada saat diskusi kelompok, dalam siklus II

jumlah siswa tidak terlalu banyak sehingga siswa bersemangat untuk

memperhatikan tutor dalam menyampaikan materi. Pada indikator kedua pra

siklus 22.22% dibawah rata-rata dan masuk dalam kriteria kurang baik, karena

beberapa siswa tidak meperhatikan guru dan tidak mencatat materi yang

diterangkan oleh guru. Indikator kedua siklus I sudah mulai meningkat yaitu

mencapai 44.44% dikarenakan pembelajaran dilakukan secara kelompok

menjadikan siswa bersemangat dalam belajar. Siklus I diatas rata-rata masuk

dalam kriteria kurang baik, karena siswa malas mencatat, sibuk ngobrol dengan

teman. Indikator kedua siklus II meningkat menjadi 72.22% mencapai rata-rata

dan masuk dalam kriteria cukup baik, karena pada saat tutor mejelaskan siswa

langsung mencatat materi atau mencatat hasil diskusinya.

Tabel 4.2 Keaktifan siswa pada Oral activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Aktif bertanya 22.22 33.33 72.22

2. Menjawab pertanyaan dari

siswa yang bertanya

33.33 38.39 77.78

Jumlah Rata-rata 27.77 35.86 75

Pada pra siklus indikator kedua mencapai 27.77% masuk dalam kriteria

kurang baik. Karena pada saat guru mengajar siswa kurang aktif dalam bertanya.

Pada siklus I sudah meningkat, sebagian siswa mulai aktif bertanya kepada tutor

yaitu mencapai 35.86% masuk dalam kriteria kurang baik. Dalam siklus I akan

diperhatikan lagi agar siswa aktif bertanya. Pada siklus II sudah meningkat dan

mencapai kriteria yaitu mencapai 75% masuk dalam kriteria cukup. Jadi pada

Oral activities siswa aktif bertanya kepada tutor dalam berdiskusi dan direspon

cukup baik pada teman kelompok, sehingga dapat membantu dalam proses

pembelajaran.

Dari hasil pengamatan dan analisa, pada indikator pertama pra siklus

yaitu mencapai 22.22% dibawah rata-rata dan masuk dalam kriteria kurang baik,

karena siswa malu bertanya kepada guru. Pada siklus I mencapai 33.33%

dibawah rata-rata masuk dalam kriteria kurang baik, karena dalam diskusi

kelompok siswa malu untuk bertanya kepada temannya. Pada siklus II sudah

meningkat menjadi 72.22% masih dibawah rata-rata masuk kriteria cukup,

karena dalam melakukan diskusi kelompok siswa mulai aktif untuk bertanya.

Indikator kedua pada pra siklus mencapai 33.33% diatas rata-rata masuk dalam

kriteria kurang baik, karena siswa masih malu untuk menyampaikan

pendapatnya kepada guru dan tidak terbiasa berfikir kritis. Pada siklus I

mencapai 38.39% diatas rata-rata masuk dalam kriteria kurang baik, karena

dalam kelompok siswa kurang akrab, sehingga malu untuk menyampaikan

Page 19: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

14

pendapat kepada temanya. Pada siklus II mencapai 77.78% diatas rata-rata

masuk dalam kriteria cukup, karena siswa dapat menaggapi hasil diskusi yang

dilakukan dikelas.

Tabel 4.3 Keaktifan siswa pada Listening activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Mengajukan pertanyaan 55.55 61.11 72.22

2. Memberi pendapat 66.66 66.67 83.33

Jumlah Rata-rata 61.11 63.89 77.77

Pada pra siklus indikator ketiga mencapai 61.11% mencapai kriteria

kurang. Karena pada saat guru mengajar siswa tidak mendengar informasi. Pada

siklus I sudah meningkat mencapai 63.89% masuk dalam kriteria kurang. Dalam

proses belajar siswa mulai mendengar informasi dari tutor. Siklus II sudah

meningkat dan mencapai kriteria yaitu mencapai 77.77% masuk dalam kriteria

cukup. Jadi pada listening activities siswa mampu memberikan pendapat kepada

teman kelompok dan direspon cukup baik. Tutor dapat memantau siswa dengan

melakukan diskusi dan tanya jawab.

Dari hasil pengamatan dan analisa, indikator pertama pra siklus yaitu

mencapai 55.55% masih dibawah rata-rata masuk dalam kriteria sangat kurang,

karena siswa masih takut salah untuk mengajukan pertanyaan kepada guru dan

masih kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya. Pada siklus I

mencapai 61.11% dibawah rata-rata masuk dalam kriteria kurang, karena siswa

tidak aktif dengan kelompoknya sibuk dengan browsing internet dan ngobrol

dengan teman, sehingga siswa tidak mengajukan pertanyaan kepada kelompok

yang lain. Pada siklus II mencapai 72.22% dibawah rata-rata masuk dalam kriteria

cukup baik, karena pada siklus II siswa mulai akrab dengan kelompoknya,

sehingga siswa tidak malu untuk bertanya kepada teman kelompok maupun

bertanya kepada kelompok lain. Pada indikator kedua pra siklus mencapai

66.66% diatas rata-rata masuk dalam kriteria kurang baik, karena dalam belajar

mengajar siswa tidak memberi pendapat kepada guru. Pada siklus I mencapai

66.67% diatas rata-rata masuk kriteria kurang baik, karena siswa masih malu

untuk menyampaikan pendapatnya dan masih ragu-ragu denga pendapatnya. Pada

siklus II mencapai 83.33% diatas rata-rata masuk dalam kriteria baik, karena pada

siklus II siswa mulai aktif berpendapat dan bertanya dengan kelompok maupun

dengan kelompok yang lain.

Page 20: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

15

Tabel 4.4 Keaktifan siswa pada Writing activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Mencatat materi yang di

ajarkan tutor

66.66 77.78 83.33

2. Tutor menjelaskan materi

kemudian siswa yang lain

langsung mencatatnya

77.77 83.33 88.89

Jumlah Rata-rata 72.22 80.55 86.11

Pada pra siklus indikator keempat mencapai 72.22% sudah mencapai

kriteria sedang. Karena siswa sudah mulai mencatat penjelasan. Pada siklus I data

menunjukkan ada peningkatan mencapai 80.55% masuk dalam kriteria baik. Pada

siklus II sudah menujukkan peningkatan mencapai 86.11% masuk dalam kriteria

baik. Pada writing activities siswa mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh

tutor sehingga siswa dapat merespon dengan baik hasil diskusi kelompok .

Dari hasil pengamatan dan analisa indikator pertama pra siklus yaitu mencapai

66.66% masih dibawah rata-rata masuk dalam kriteria sangat kurang, karena

siswa tidak mencatat materi yang disampaikan guru, cara guru mengajar

mejadikan siswa merasa bosan sehingga siswa sibuk bermain game dari pada

mencatat materi. Pada siklus I mencapai 77.78% dibawah rata-rata masuk dalam

kriteria kurang, karena siswa dalam mencantat hasil diskusi masih disuruh dengan

tutornya. Pada siklus II mencapai 83.33% dibawah rata-rata masuk dalam kriteria

cukup baik, karena pada siklus II siswa sudah mulai mencatat hasil diskusi

kelompoknya tetapi ada beberapa siswa sibuk dengan barmain hp. Pada indikator

kedua pra siklus mencapai 77.77% diatas rata-rata masuk dalam kriteria kurang

baik, karena pada saat proses belajar mengajar berjalan siswa tidak mencatat

materi yang disampaikan guru. Pada siklus I mencapai 83.33% diatas rata-rata

masuk kriteria baik, karena pada saat tutor mejelaskan materi siswa sudah mulai

mencatat materi dan mencatat hasil diskusi kelompok. Pada siklus II mencapai

88.89% diatas rata-rata masuk dalam kriteria baik, karena pada siklus II siswa

sudah mulai katif untuk mencatat hasil diskusi kelompoknya.

Page 21: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

16

Secara keseluruhan data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II

dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:

Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan

metode tutor sebaya pada pembelajaran TIK pada SMA Negeri 1 suruh dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi awal atau pra

siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus perolehan persentase aktivitas belajar

siswa hanya 50%, siklus I sebesar 58.84%, kemudian pada siklus II mencapai

80%. Dilihat dari hasil keseluruhan peningkatan aktivitas paling tinggi yaitu pada

visual activities dan oral activities. Hal ini bearti penerapan tutor sebaya

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan siswa dalam

memperhatikan tutor dan kemampuan siswa dalam melakukan diskusi.

Hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan metode

tutor sebaya diamati dengan menggunakan soal ulangan harian. Tes diberikan

secara individu dengan jumlah 15 soal berupa pilihan ganda.

Dari hasil tes yang diberikan maka dapat diketahui nilai tes sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Belajar

Siklus Min Mak Rata-rata Jumlah Siswa

Tuntas(KKM)

Pra Siklus 6 8 6.9 27.78%

Siklus I 6 9.6 7.8 55.56%

Siklus II 6.6 9.6 8 94.44%

Pra siklus, dari data tersebut dengan jumlah siswa 18 orang,yang mencapai

nilai KKM hanya lima orang atau sekitar 27.78 % saja sedangkan 72.22 % atau

sebanyak 13 siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan sehingga hasil

yang diperoleh tergolong rendah. Karena pada saat pelajaran siswa kurang aktif

dan sibuk bermain sendiri sehingga siswa kurang menguasai materi dan

0

20

40

60

80

100

Pre

sen

tase

sis

wa a

kti

f

Aspek Keaktivan

Grafik Presentase Siswa Dalam Kegiatan Aktivitas

prasiklus

siklus 1

siklus 2

Page 22: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

17

menimbulkan hasil belajar siswa kurang baik. Maka dari itu metode yang

digunakan guru tidak tepat membuat siswa menjadi pasif. Selanjutnya pelajaran

akan dilakukan dengan menggunakan metode tutor sebaya dimana pembelajaran

ini dilakukan secara kelompok. Dalam siklus I akan memperbaiki dengan cara

pembagian kelompok, dimana dalam satu kelompok terdapat enam siswa.

Dari hasil kegiatan pra tindakan, rancangan penelitian dilakukan dalam II

siklus. Pada masing-masing siklus memliki materi yang berbeda sesuai dengan

kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Pada siklus I, pertemuan satu materi

yang diajarkan adalah tentang pengertian grafis berbasis vector dan grafis berbasis

bitmap, pertemuan dua materi yang diajarkan adalah menu-menu dan ikon yang

terdapat dalam CorelDraw dengan mode tutor Sebaya. Siklus II, pertemuan satu

materi yang diajarkan adalah menjelaskan menu dan ikon pada CorelDraw,

menggunakan model tutor sebaya, pertemuan dua materi yang diajarkan adalah

menjelaskan fungsi-fungsi tools-tools CorelDraw menggunakan model tutor

sebaya.

Siklus I, dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 18 siswa yang

mencapai nilai KKM sebanyak sepuluh siswa atau sekitar 55.56%, sedangkan

yang nilainya kurang dari KKM terdapat delapan siswa atau sekitar 44.44%. Dari

data yang telah diperoleh hasil belajar siswa tergolong tinggi dibandingkan

dengan pras siklus. Siswa sudah mulai aktif dengan metode tutor sebaya sehingga

hasil belajar dikatakan meningkat.

Setelah melakukan tindakan dan mengumpulkan data aktivitas dan hasil

belajar siswa pada Siklus I, dalam penelitian ini mendapatkan beberapa

kesimpulan, diantaranya : Pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan

metode tutor sebaya dapat berlangsung hampir sesuai dengan skenario yang telah

dibuat. Namun hal ini masih bisa ditingkatkan agar pembelajaran bisa lebih

optimal. Dari data yang didapat mengenai aktivitas belajar siswa menggunakan

metode tutor sebaya, data yang diperoleh sudah menunjukkan adanya peningkatan

presentase tiap indikator maupun jumlah rata-rata seluruh indikator pada siklus I,

namun masih ada beberapa indikator yang bisa ditingkatkan presentase

keberhasilannya, seperti halnya pada indikator keaktivan siswa memperhatikan

tutor, siswa bertanya atau mengeluarkan pendapat dan siswa mendengarkan

informasi dalam pembelajaran. Pada hasil belajar siswa data yang diperoleh

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang baik pada siklus I, namun hal

ini masih bisa ditingkatkan dengan pembelajaran bisa lebih optimal dan pada

pembagian kelompok lebih diperhatikan lagi, sehingga bisa meningkatkan hasil

belajar siswa. Pada saat diskusi dilakukan ternyata siswa ada yang sibuk bermain

sendiri, karena dalam pembagian kelompok terlalu banyak. Jadi tutor juga kurang

fokus untuk menyampaikan materi atau diskusi. Dalam pertemuan selanjutnya

atau siklus II dalam pembagian kelompok lebih diperhatikan lagi yaitu dalam satu

kelompok terdapat tiga siswa.

Siklus II, diketahui bahwa dari 18 siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 17

siswa atau sekitar 94.44% sedangkan yang nilainya kurang dari KKM terdapat

satu siswa atau sekitar 5.56%. Dari data yang telah diperoleh hasil belajar siswa

tergolong sangat tinggi. Karena satu siswa nilainya kurang dari 7,5 maka

dilakukan remidi agar siswa mencapai KKM. Bisa dikatakan optimal karena bagi

Page 23: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

18

siswa yang nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat

mencapai KKM.

Hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan

metode tutor sebaya diamati dengan menggunakan soal praktikum. Tes diberikan

secara individu dengan pembuatan logo. Dari hasil praktik yang sudah diberikan

maka dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.7. Nilai praktik

Siklus Min Mak Rata-rata Jumlah Siswa

Tuntas(KKM)

Siklus II 7 8.5 8 94.44%

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 18 siswa yang mencapai

nilai KKM sebanyak 17 siswa atau sekitar 94.44%, sedangkan yang nilainya

kurang dari KKM terdapat satu siswa atau sekitar 5.56%. Dari data yang telah

diperoleh hasil belajar siswa tergolong tinggi. Siswa sudah mempunyai skill dan

aktif dengan metode tutor sebaya. Karena satu siswa nilainya kurang dari 7,5

maka dilakukan remidi agar siswa mencapai KKM. Bisa dikatakan optimal karena

bagi siswa yang nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat

mencapai KKM.

5. Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan metode

tutor sebaya pada pembelajaran TIK pada SMA Negeri 1 suruh dapat

meningkatkan aktivitas siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dilihat dari hasil keseluruhan peningkatan aktivitas paling tinggi yaitu pada visual

activities dan oral activities. Hal ini bearti penerapan tutor sebaya memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan siswa dalam memperhatikan

tutor dan kemampuan siswa dalam melakukan diskusi, dengan menggunakan

metode tutor sebaya dapat membuat siswa lebih aktif dan kreaktif dalam belajar.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

suruh menggunakan metode tutor sebaya diperoleh peningkatan hasil belajar

siswa pada pelajaran TIK. Dari hasil pengamatan yang dilakukan Pada siklus I

siswa masih belum aktif dalam berdiskusi kelompok, karena jumlah siswa dalam

satu kelompok terlalu banyak sehingga pada proses belajar mengajar tutor kurang

fokus. Pada saat diskusi tutor kurang fokus dengan anggotanya karena jumlah

anggota yang terlalu banyak. Bahkan ada siswa yang sibuk bermain sendiri atau

mengobrol dengan temannya. Maka dari itu dalam siklus II diubah, satu

kelompok terdapat tiga anak yaitu satu anak menjadi tutor dan dua anak menjadi

anggota kelompok. Proses belajar dapat dilakukan sesuai dengan metode yang

diterapkan. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif dengan kelompok masing-

masing, tutor bisa mengamati anggotanya secara maksimal. Siswa sudah aktif

berdiskusi kelompok dan melakukan tanya jawab.

Hasil ulangan harian siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar

siswa, sehingga dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat menyelesaikan

rendahnya prestasi belajar siswa. Bisa dikatakan optimal karena bagi siswa yang

nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat mencapai KKM.

Penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam menyusun

laporan ini, maka dari itu saran penelitian selanjutnya dalam mengembangkan

Page 24: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14022/2/T1_702010147_Full... · kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari

19

metode tutor sebaya diharapkan tidak hanya mengetahui prestasi hasil belajar

tetapi juga dikembangan lagi dalam pelajaran praktikum dan jenis aktivitas-

aktivitas yang lain.

6. Daftar Pustaka

[1] Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

[2] Azimatul Ifah dan Rusijono. 2010. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor

Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK. Jurnal Teknologi Pendidikan,

Universitas Negri Surabaya. Vol 10 No 10 Oktober 2010. Surabaya.

[3] Sumadinata. 2003. Prestasi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

[4] Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:

Rosdakarya.

[5] Akbar, reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

[6] Sudjana, Nana. 2009. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

[7] Yuvitta Indriani, Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk

Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa Kelas V

SDN 1 Bojongsari Tahun 2012/2013, http://download.portalgaruda.org.

Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[8] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer

Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar Online Terhadap

Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi, http://cs.upi.edu. Diakses

tanggal 10 Oktober 2014

[9] Oemar, Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

[10] Sardiman A.M, 2012. Interaksi & motivasi belajar mengajar, Jakarta:

Rajawali pers.

[11] Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

[12] Suharsimi Arikunto. 1986. Pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali.

[13] Sugiyono. 2010/2011. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.