43

Click here to load reader

Penggunaan Peralatan Lab

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Peralatan Lab

PENGENALAN DAN PENGOPERASIAN ALAT PRAKTEK DI LABORATORIUM / BENGKEL KERJA

Oleh . Th. Sukardi

I. PENDAHULUAN:

Pada institusi perguruan tinggi, keberadaan tempat praktikum dan fasilitas

praktikum merupakan perangkat yang sangat penting peranannya , karena perangkat ini

sebagai tempat untuk mengembangkan dan mendidik ketrampilan para mahasiswa,

sehingga lulusannya mampu bekerja sesuai pada bidangnya . Tempat praktikum yang

dimaksudkan disini adalah Laboratorium atau bengkel kerja (workshop) yang lengkap

dengan segala fasilitasnya . Fungsi lain dari laboratorium atau bengkel kerja, selain

untuk mendidik ketrampilan mahasiswa juga berfungsi untuk kegiatan penelitian ilmiah

para dosen, dengan demikian peranan laboratorium dan bengkel kerja ini sangat penting

sekali di lembaga perguruan tinggi, terutama untuk keperluan pengembangan ilmu.

Dalam suatu laboratorium atau bengkel kerja (workshop) teknisi merupakan tenaga

pokok yang harus ada dan selalu siap dalam melayani keperluan praktikum mahasiswa.

Fungsi dan jabatan teknisi sangat berbeda sekali dengan pegawai negeri sipil lainnya

dilihat dari fungsi, teknisi sebagai tenaga spesifik yang bertugas dibidang

laboratorium/bengkel kerja , dan jabatannya adalah tenaga profesional. Dengan demikian

jabatan teknisi memerlukan persyaratan-persyaratan khusus yang tentu saja berbeda

dengan pegawai negeri sipil lainnya.

A. Pengertian Teknisi

Teknisi (techniciant) menurut Kamus Jabatan Indonesia adalah Juru Teknik yang

mempunyai kemampuan ketrampilan yang sesuai bidangnya. Dan teknisi merupakan

suatu jabatan profesi yang disandang oleh seseorang pada bidang kerja masing-masing

yang mereka tekuni. Pada sektor industri logam dasar ada berbagai macam dan jenis

jabatan yang sering digunakan yaitu ada yang mengacu jenis kelompok penyelia dan ada

juga yang mengacu jenis kelompok operator . Kelompok penyelia adalah kelompok yang

dikategorikan klasifikasi teknisi ahli dan kelompok operator adalah kelompok yang

dikategorikan klasifikasi teknisi biasa, secara rinci pengelompokan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Teknisi ahli/penyelia :

1

Page 2: Penggunaan Peralatan Lab

a. Foreman; pada, electrical maintenance, electronic maintenance,dlsb

b. Superintendent; pada , perawatan mesin, maintenance, mechanical maintenance,dlsb;

c. Assistant superintendent; pada………..dst

d. Mandor; pada…………dst

e. Penyelia atau pengawas lapangan; pada……..dst.

2. Teknisi biasa/tukang/operator :

a. Pembuat, misal, pembuat ketel uap,pembuat kapal, dst.

b. Perakit, misal , perakit komponen sepeda motor, perakit mesin bubut,dst.

c. Pembantu, misal, pembantu maintenance mesin, pembantu superintendent

maintenance, dst,dst.

B. Persyaratan Akademis dari teknisi.

Persyaratan akademis utama dari teknisi adalah derajat pendidikan yang sesuai

dengan bidang tugas yang diampu , misal untuk teknisi bengkel pemesinan adalah

lulusan Diploma-3 jurusan pemesinan/manufaktur; atau minimum lulusan SMK (yang

telah dilatih) jurusan pemesinan /manufaktur.

C. Syarat Jabatan Teknisi.

Persyaratan jabatan yang harus dipenuhi oleh seorang teknisi menurut Kamus Jabatan

Nasional adalah :

1. Syarat pendidikan :

Yaitu merupakan pendidikan formal yang harus dimiliki seseorang (dalam hal ini

teknisi) untuk memangku jabatan tertentu.

2. Syarat Pengetahuan dan Keterampilan kerja :

Yaitu merupakan pengetahuan dan keterampilan kerja yang harus dimiliki oleh

seseorang (teknisi) agar dapat menjalankan tugas-tugas jabatan dengan baik. Syarat

ini sangat berpengaruh sekali dalam pengelolaan alat/mesin yang harus digeluti setiap

hari oleh seorang teknisi.

3. Syarat Fisik :

Yaitu upaya jasmani (physical effort) yang menonjol yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas-tugas jabatan.

4. Syarat Bakat :

2

Page 3: Penggunaan Peralatan Lab

Yaitu mencerminkan kapasitas tertentu yang harus dimiliki oleh seseorang (teknisi)

agar dapat diperkembangkan untuk mampu menjalankan tugas-tugas jabatan dengan

baik.

5. Syarat Minat :

Yaitu kecenderungan seseorang (teknisi) untuk tertarik atau senang dengan suatu

macam pekerjaan atau tugas-tugas jabatan.

6. Syarat Temperamen :

Yaitu sikap mental yang harus dimiliki seseorang (teknisi) agar dapat menyesuaikan

diri terhadap tipe-tipe khusus yang berhubungan dengan tugas.

D. Tugas Utama dari Teknisi/Laboran.

Dalam suatu laboratorium /bengkel kerja, seorang teknisi mempunyai tugas yang

sangat berat dan beragam jenis pekerjaannya. Secara garis besar tugas-tugas tersebut

memperlancar jalannya Proses Belajar Mengajar yang ada di laboratorium / bengkel

kerja yang diampunya, yang dalam hal ini bertanggung jawab kepada guru, kepada siswa

dan kepada kelancaran fungsi mesin dan peralatan yang ada di laboratorium/bengkel

kerja dimana mereka menjalankan tugasnya. Berkaitan dengan hal tersebut salah satu

persyaratan yang paling utama bagi teknisi adalah menguasai segala peralatan/mesin

yang ada di lab / bengkel kerja yang diampu, artinya menguasai sifat-sifat

peralatan/mesin, penggunaan peralatan/mesin, dan cara memperbaiki peralatan/mesin

yang ada di lab/bengkel kerja tersebut.

Secara rinci tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penyelenggara kegiatan praktek di Lab/bengkel kerja mempunyai

tugas:

a. Melayani keperluan mengajar dosen/instruktur;

b. Melayani keperluan praktikum mahasiswa;

c. Mengatur keluar/masuk peralatan praktikum;

d. Mengatur keluarnya bahan praktek keperluan mahasiswa;

e. Memeriksa kondisi mesin/alat yang ada di Lab/bengkel kerja;

f. Menyiapkan alat potong (tool) untuk siswa (mempunyai kemampuan/ketrampilan

mengasah pahat bubut,sekrap, dan cutter untuk mesin frais, mata bor,dlsb).

2. Sebagai administratur praktek di Lab/bengkel kerja mempunyai tugas:

3

Page 4: Penggunaan Peralatan Lab

a. Membuat data inventaris mesin/alat yang ada di Lab/bengkel kerja;

b. Membuat laporan penggunaan bahan-bahan praktek;

c. Membuat laporan penerimaan bahan-bahan praktek;

d. Membuat laporan penggunaan mesin/alat praktek;

e. Membuat laporan kerusakan/perbaikan mesin/alat praktek;

f. Membuat jadwal kegiatan akademis yang ada di lab/bengkel kerja;

g. Dlsb.

3. Sebagai tenaga Maintenance di Lab/bengkel kerja, mempunyai tugas :

a. Melakukan inspeksi kondisi mesin/alat yang ada di lab/bengkel kerja;

b. Melaksanakan perawatan priventive thd mesin/alat yg ada di lab/bengkel kerja;

c. Mengatur penempatan peralatan-peralatan bantu prakek sesuai dengan fungsinya;

d. Mengatur tata letak mesin ;

e. Memeriksa /mengganti oli mesin,termasuk oli hidrolik secara periodik ( harus

menguasai jenis dan fungsi dari oli pelumasan dan oli hidrolik mesin);

f. Melakukan perbaikan –perbaikan (dari menengah s/d overhoul ) pada mesin/alat;

g. Memeriksa sistim kelistrikan di lab/bengkel kerja mesin secara berkala;

h. Dlsb.

E. Job Diskripsi Pada Laboratorium.

Semua penyelenggara aktifitas di laboratorium dilakukan oleh tehnisi laboratorium dan

dosen pengampu, masing-masing mempunyai tugas dan peranan sendiri-sendiri, semua

kegiatan yang dilakukan oleh tehnisi dan dosen diorganisasi oleh seorang kepala

laboratorium. Dengan demikian masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab

sendiri-sendiri, tugas dan tanggung jawab tersebut secara eksplisit disebutkan dalam job

diskripsi berikut ini :

1. Job Diskripsi Kepala Laboratorium :

1) Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai

usulan dari penanggung jawab laboratorium, laboran dan teknisi.

2) Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari penanggung jawab

laboratorium,laboran dan teknisi.

4

Page 5: Penggunaan Peralatan Lab

3) Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana DIK,

Sardik/BOP, dan sumber dana lain dari masyarakat dan pengguna.

4) Memfasilitasi Laboratorium untuk kelancaran kegiatan praktikum, penelitian,

pemeliharaan dan pengembangan laboratorium.

5) Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.

6) Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium.

7) Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium

dan kesejahteraan staf laboratorium (unit produksi).

8) Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut

pengembangan fasilitas dan keuangan.

9) Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kerjasama dengan pihak

luar untuk pemanfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.

2. Job Diskripsi Dosen praktikum:

1) Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan

bahandan alat, serta kegiatan praktikum.

2) Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur.

3) Melakukan pretes praktikum bersama asisten (kalau ada).

4) Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum.

5) Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.

6) Memantau kerja asisten laboratorium.

3. Job Diskripsi Teknisi/laboran:

1) Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis

2) Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian

3) Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian

kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab

4) Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum

5) Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa

6) Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan

penelitian.

7) Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggung

jawabnya.

5

Page 6: Penggunaan Peralatan Lab

8) Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada

penanggungjawab laboratorium atau Ka.lab.

9) Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggung

jawab laboratorium atau kalab.

F. Peran Teknisi dalam pengelolaan Laboratorium

Laboratorium adalah sarana yang sangat penting bagi terelenggaranya Proses Belajar

mengajar (PBM) dan laboratorium merupakan indicator dari kualitas lulusan, untuk

memfungsikan laboratorium sebagaimana mestinya, artinya laboratorium dapat berfungsi

sebagai, pusat belajar, pusat pengembangan ilmu, pusat riset/penelitian, dan sebagainya,

untuk itu perlu pengelolaan yang betul-betul baik dan komprehensip antara, pengelola,

pemakai dan yang lain-lainnya.

Beberapa kegiatan pengelolaan laboratorium dan bentuk tugas operasionalnya merupakan

tanggung jawab dari teknisi/laboran, dosen dan ketua laboratorium. Bentuk kegiatan

operasional yang harus dilakukan dan sebagian besar menjadi tanggung jawab

teknisi/laboran diantaranya adalah kegiatan-kegiatan seperti berikut ini .

1. Penataan ruang

1) Pembuatan dan penempelan tata tertib laboratorium.

2) Pengaturan almari tempat bahan dan alat-alat.

3) Penataan Ruang dosen praktikum / teknisi / laboran / asisten, ruang instrumen,

alat / preparasi, ruang bahan, dan gudang.

4) Penataan ruang/kamar asam.

5) Penataan piranti perangkat listrik, gas, dan air.

6) Pengaturan pintu pintas keluar untuk keamanan (security exit).

2. Penataan alat

1) Pendataan kondisi dan jumlah alat/instrumen

2) Pembuatan petunjuk penggunaan alat tertentu/khusus

3) Pembuatan kartu/papan kendali/data penggunaan / peminjaman /perbaikan alat

khusus

4) Penempatan alat gelas, elektronik, kayu, plastik, dan logam sesuai tempatnya

3. Penataan bahan

1) Pendataan kondisi dan jumlah bahan-bahan kimia

6

Page 7: Penggunaan Peralatan Lab

2) Labeling bahan-bahan kimia

3) Penempatan sesuai tempatnya

4) Pembuatan larutan induk

4. Penataan infrastruktur (air, listrik, lampu, gas, tempat sampah, toilet dll)

1) Pengecekan suplai air

2) Pengecekan sambungan listrik dan lampu

3) Pengecekan tabung gas dan tempatnya

4) Penempatan bak sampah

5. Administrasi laboratorium

1) Inventarisasi alat, bahan, dan meubeler

2) Daftar pemesanan/kebutuhan alat, meubeler, dan bahan tambahan atau baru

3) Buku/kartu/papan kendali penggunaan alat dan bahan

4) Buku/kartu kendali peminjaman/pengembalian alat

5) Buku/kartu/papan kendali kegiatan praktikum

6) Buku/kartu asisten praktikum

7) Buku/kartu/papan kendali kegiatan penelitian

8) Buku/kartu servis alat/instrumen

9) Buku/Daftar surat keluar/masuk

10) Buku/Daftar pemberian insentif/honor kerja

11) Inventarisasi kegiatan laboratorium

a) praktikum

b) penelitian

c) peminjaman/pengembalian alat dan bahan

d) layanan masyarakat

12) Sistem evaluasi dan pelaporan kegiatan dan keuangan laboratorium

6. Keamanan laboratorium

1) Pendataan komponen penunjang keamanan dan keselamatan kerja dilaboratorium

2) Pengaturan sistem keamanan

3) Sosialisasi kepentingan keamanan laboratorium

7. Peraturan dasar / tata tertib laboratorium

1) Peraturan / tata tertib umum di laboratorium

7

Page 8: Penggunaan Peralatan Lab

2) Peraturan / tata tertib ruang khusus laboratorium

3) Sosialisasi tata tertib laboratorium kepada sivitas akademika.

II. PENGERTIAN TENTANG MESIN/PERALATAN

Yang disebut suatu mesin, adalah gabungan/susunan dari berbagai bagian-bagian

mesin/elemen-elemen mesin yang masing-masing mempunyai peranan tertentu, yang

kemudian secara bersama-sama bertugas menghasilkan fungsi suatu alat atau mesin.

Sedangkan yang disebut peralatan adalah suatu preparat baik utama maupun yang bantu,

yang wujudnya terdiri dari beberapa rangkaian komponen secara mekanis maupun

elektris ataupun tidak sama sekali. Peralatan sifatnya ringan, dapat berfungsi sebagai alat

bantu, dan dapat dijinjing atau dipindah-pindah. Mesin dan peralatan semuanya sebagai

sarana untuk terselenggaranya PBM di laboratorium atau di bengkel kerja. Keduanya

mempunyai kedudukan yang sama di tempatnya masing-masing dan mempunyai

kemiripan dalam fungsi.

A. Ciri-ciri Pokok Mesin/Peralatan

Kalau kita lihat lebih jauh lagi, mesin dan peralatan untuk praktek laboratorium maupun

kerja bengkel, itu ditandai dengan beberapa ciri pokok, yaitu dengan adanya :

1. tenaga penggerak (power),

a. dapat tenaga listrik

b. dapat tenaga alam, atau tenaga lainnya

c. dapat pula dengan tenaga manusia (manual);

2. sistim kontrol/pengendali,

a. otomatis elektris/mekanis

b. katup pengatur (hidrolik),dsb;

3. sistim lintasan luncur (untuk mesin perkakas),

a. lintasan luncur melingkar (bush/bearing)

b. lintasan luncur lurus (slider/guide ways);

4. sistim pelumasan,

5. sistim pondasi mesin (untuk mesin perkakas),

a. permanen/tidak dapat dipindah-pindah

b. tidak permanen (replaceable);

8

Page 9: Penggunaan Peralatan Lab

6. buku panduan (manual book),

a. sertifikat test

b. parts list dan maintenance program

c. trouble shouting list, instruction list, dsb.

B. Prinsip Kerja Mesin/Peralatan

Dilihat dari sistim kerjanya mesin dan peralatan untuk praktek laboratorium dan kerja

bengkel dapat dibagi menjadi:

a. Mesin /peralatan yang sisitim kerjanya menggunakan prinsip mekanis.

b. Mesin /peralatan yang sistim kerjanya menggunakan prinsip elektris (arus

kuat/lemah).

c. Mesin /peralatan yang sistim kerjanya menggunakan prinsip hidrolis dan

pneumatis.

d. Mesin /peralatan yang sistim kerjanya menggunakan prinsip optis.

e. mesin/peralatan yang sistim kerjanya menggunakan gabungan prinsip mekanis

dan elektris.

f. Mesin/peralatan yang sistim kerjanya menggunkan gabungan prinsip mekanis

dan hidrolis serta elektris.

g. Mesin/peralatan yang sistim kerjanya menggunakan prinsip gabungan yang

komplek.

C. Kondisi Alat-alat Praktek (mesin/peralatan)

Alat yang dimaksud disini dapat berupa peralatan laboratorium atau mesin sebagai alat

praktek. Pengenalan/memahami peralatan untuk praktek merupakan kuwajiban yang

harus dilakukan oleh setiap petugas laboratorium ( teknisi/laboran, dosen/instruktur,

pengelola) untuk mengetahuinya, mereka harus mengetahui dengan yakin tentang

peralatan yang akan digunakan. Dengan demikian setiap alat yang akan dioperasikan

harus benar-benar dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai yang dimaksud tersebut

adalah :

1) Alat dalam kondisi tidak rusak.

2) Alat dalam keadaan dapat beroperasi dengan baik.

3) Alat benar-benar siap dipakai, artinya kondisi fisiknya baik dan berfungsi (ready

for use).

9

Page 10: Penggunaan Peralatan Lab

4) Kondisi alat harus bersih, artinya bebas dari segala bentuk kotoran atau yang

lainnya.

5) Alat dalam kondisi terkalibrasi, sudah diseting, sudah normal.

Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasar penggunaannya dan diberi

penutup sebagai pelindung debu atau kotoran yang lain. Karena alat yang tidak ada

penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang

bersangkutan, misalnya berkarat. Untuk itu perlu dikelompokkan dalam

penyimpanannya,sebagai contoh misalnya :

1) Untuk peralatan dari gelas ditempatkan dalam almari khusus, harus dalam

keadaan bersih dan steril.

2) Untuk peralatan optis misal mikroskop dan alat optis yang lain, ditempatkan pada

ruang/almari yang kering dan tidak lembab, sebab kelembaban yang tinggi dapat

menyebabkan lensa berjamur dan membuat rusak lensa.

3) Khusus untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis sebaiknya ditempatkan

pada ruang/kamar yang dilegkapi penyedot gas, atau kipas angin (fan).

D. Usia Pakai Mesin/peralatan.

Mesin/peralatan praktek yang masih baru dari pabrik kondisi bagian-bagian sistim

kerjanya masih sangat kasar, sehingga kalau langsung dipakai dianjurkan oleh pabrik

agar selalu dikalibrasi ,diseting, dipanasi , dilumasi secara periodik sesuai yang

dianjurkan oleh pabrik, hal tersebut guna menekan terjadinya penyimpangan dan laju

keausan. Phase ini dikenal sebagai masa penyesuaian (running in), diharapkan setelah

melewati phase ini suaian-suaian yang bergerak telah sesuai/cocok/berpasangan dengan

lancar , maka penyimpangan dan keausan dapat dikatakan sangat lambat pada kondisi

normal. Dan apabila ini dipelihara atau diikuti perawatan dengan baik, maka umur mesin

akan lebih panjang. Secara rinci usia pakai mesin/peralatan ditentukan oleh :

1. kondisi awal ketelitian mesin/peralatan,

2. beban pemakaian mesin/peralatan,

3. metode operasional mesin/peralatan,

4. perencanaan perawatan/peralatan,

5. pengendalian perawatan mesin/peralatan, dan

10

Page 11: Penggunaan Peralatan Lab

6. lokasi penempatan mesin/peralatan.

E. Pengelompokan Mesin/Peralatan di Laboratorium

Jenis mesin/peralatan yang biasa dipakai di laboratorium/bengkel kerja dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Peralatan dari gelas (glass-ware) terdiri dari peralatan-peralatan :

Gelas labu, flask, gelas labu konis (erlenmeyer), tabung reaksi, beaker glass, botol

reagan, gelas ukur, petridish, dan lain sebagainya.

2. Peralatan optik (optical equipment) terdiri dari :

a. Mikroskop dalam berbagai jenis.

b. Kamera dan video dalam berbagai jenis.

c. Spectrophotometer, dan ebagainya.

3. Peralatan instrumen terdiri dari:

a. Alat sterilisasi dengan uap panas (autoclave)

b. Alat sterilisasi dengan listrik (oven)

c. Alat inkubasi

d. Spectropothometer, alat pengukur spektrum.

e. Colony counter, penghitung jumlah koloni bakteri.

f. Flash shaker,alat untuk mengocok.

g. Magnetic stirrer, alat pengaduk magnetic.

h. Timbangan, dan sebagainya.

4. Peralatan mesin terdiri dari :

a. Mesin-mesin perkakas untuk kerja pemesinan seperti, mesin bubut, mesin frais,

mesin bor, mesin ketam, dan sebagainya.

b. Mesin-mesin perkakas untuk kerja kayu seperti, mesin ketam kayu, mesin bubut

kayu , mesin bor kayu, dan lain sebagainya.

c. Mesin-mesin pembangkit seperti, generator-set, generator las listrik, dan

sebagainya.

11

Page 12: Penggunaan Peralatan Lab

d. Mesin-mesin untuk kerja otomotip seperti, mesin pembalans roda (balancing

wheel), dongkrak hidrolik untuk menaikkan mobil (hidrolic jack), mesin koter

(couter machine), dan lain sebagainya.

e. Peralatan tangan (hand tool) yang menggunakan tenaga listrik seperti, bor tangan,

gerinda tangan, gergaji tangan, dan lain sebagainya.

5. Peralatan praktek kelistrikan, terdiri dari:

a. Oscciloscope, untk mengukur tegangan dan untuk mengetahui bentuk gelombang.

b. Ammeter dan Voltmeter.

c. Osilator atau audio generator.

d. Multimeteratau avometer,untuk mengukur hambatan, tegangan arus searah dan

arus bolak- balik, juga untuk mengukur arus searah.

6. Peralatan pendukung praktek terdiri dari:

a. Kompor gas, burner/bunsen, beserta gasnya.

b. Seperangkat tool set.

c. Peralatan penjepit.

d. Peralatan ukur seperti jangka sorong, mikrometer, mistar, meteran dan lain

sebagainya

III. PENGGUNAAN MESIN/PERALATAN PRAKTEK

A. Mesin/peralatan prinsip mekanis dan elektris.

Mesin/peralatan yang menggunakan prinsip mekanis dan elektris banyak didapati di

laboratorium/bengkel kerja, sebagai tenaga penggeraknya alat/mesin tersebut

memerlukan tenaga listrik . Sebagai contoh pemakaian dan aplikasinya di

laboratorium/bengkel kerja dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

12

Page 13: Penggunaan Peralatan Lab

Gambar 1. Mesin ketam

1. Langkah kerja penggunaan mesin ketam : (lihat gambar 1)

a. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator

berfungsi baik.

b. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan

berfungsi sebagai unsur gerak mekanis yang dapat bergerak dengan sinkron.

c. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua

komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas

sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.

d. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum penjepit yang

sudah terpasang pada mesin ketam, dengan posisi sesuai dengan bentuk

pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan

kuat.

e. Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya, kemudian lakukan seting

dengan benda kerjanya.

f. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur kecepatan potong (cutting

speed), langkah pahat per menit (stroke), pemakanan (feed), serta kedalaman

pemakanan (depth of cut).

g. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu

memeriksa/memberi pelumas pada lengan (arm) mesin ketam.

h. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian

lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh

oksidasi.

13

Page 14: Penggunaan Peralatan Lab

2. Langkah kerja penggunaan mesin Frais : (lihat gambar 2)

Mesin ini mampu untuk mengerjakan pekerjaan pengeboran, pembuatan roda gigi,

pembuatan alur pasak, dan pembuatan bidang-bidang yang rata maupun bidang yang

berbentuk komplek. Langkah kerja penggunaan mesin ini adalah sebagai berikut :

a. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator

berfungsi baik.

b. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan

berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan, misal

perangkat/perlengkapan (attachment) pengeboran, perangkat pengaluran,

perangkat pembuat roda gigi, perangkat pembuat bidang datar dan komplek.

c. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua

komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas

sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.

d. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum penjepit yang

sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan

yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat.

e. Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan dipakai.

f. Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya, kemudian lakukan setting

dengan benda kerjanya.

g. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur kecepatan potong (cutting

speed), langkah pahat per menit (stroke), pemakanan (feed), putaran mesin (rpm),

serta kedalaman pemakanan (depth of cut).

h. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu

memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.

i. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian

lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh

oksidasi.

14

Page 15: Penggunaan Peralatan Lab

Gambar 2. Mesin frais universal

3. Langkah kerja penggunaan mesin bubut : (lihat gambar 3)

a. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator

berfungsi baik.

b. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan

berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan, misal

perangkat/perlengkapan (attachment) untuk pembubutan konis, pembubutan ulir,

dan sebagainya.

c. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua

komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas

sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.

d. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum (chuck) yang

sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan

yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat.

e. Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan dipakai.

f. Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya (tool post), kemudian lakukan

setting dengan benda kerjanya.

g. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur kecepatan potong (cutting

speed), pemakanan (feed), putaran mesin (rpm), serta kedalaman pemakanan

(depth of cut).

15

Page 16: Penggunaan Peralatan Lab

h. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu

memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.

i. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian

lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh

oksidasi.

Gambar 3. Mesin bubut konvensional.

4. Langkah kerja penggunaan mesin bubut kayu : (lihat gambar 4)

a. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator

berfungsi baik.

b. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan

berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan.

c. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua

komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas

sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.

d. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum (chuck) yang

sudah terpasang pada mesin bubut kayu, dengan posisi sesuai dengan bentuk

pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan

kuat.

e. Memilih alat potong yang akan digunakan, bentuk lengkung, runcing, atau yang

lainnya dari sekian banyak alat potong yang dipunyai oleh mesin bubut kayu.

f. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur kecepatan potong (cutting

speed), pemakanan (feed), putaran mesin (rpm), serta kedalaman pemakanan

(depth of cut) dengan cara manual/perasaan.

g. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu

memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.

16

Page 17: Penggunaan Peralatan Lab

h. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian

lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh

oksidasi.

Gambar 4. Mesin bubut kayu

5. Lagkah kerja penggunaan alat/mesin uji tarik : (lihat gambar 5)

Mesin uji tarik adalah salah satu mesin yang ada di laboratorium bahan , alat ini berfungsi

untuk mengetahui kekuatan dari suatu bahan, kekuatan tariknya , kekutan tekannya, dan

kekuatan bengkoknya. Prosedur langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator

berfungsi baik.

b. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan

berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan.

c. Pilih dan periksa semua alat penjepit spesimen apakah masih berfungsi dengan

baik atau tidak, jika tidak maka perlu untuk diperbaiki.

d. Periksa volume dan kondisi/kualitas oli hidrolik yang ada pada tangki reservoir

mesin uji tarik, apakah masih memenuhi persyaratan kualitas oli hidrolik.

e. Periksa pompa hidroliknya , apakah masih dapat bekerja denga baik atau tidak,

karena pompa hidrolik adalah unit pentingnya dari mesin uji tarik.

f. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar sistim

hidroliknya bekerja dengan normal dan semua komponen mengalami penyesuaian

gerakan antara satu komponen dengan komponen lainnya.

17

Page 18: Penggunaan Peralatan Lab

g. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda spesimen pada penjepit yang

sudah terpasang pada mesin uji tarik dan yakinkan bahwa benda spesimen sudah

terpasang dengan baik dan kuat.

h. Melakukan percobaan uji tarik spesimen dan mengamati jalannya percobaan

dengan seksama dan teliti.

i. Mencatat hasil percobaan uji tarik dengan teliti.

j. Kemudian menganalisa hasil percobaan uji tarik.

k. Selanjutnya hasil dari analisa tersebut disimpulkan.

l. Agar mesin awet dan tidak mudah rusak, pemakaian hendaknya jangan melebihi

atau sama dengan kapasitas yang dipunyai oleh mesin uji tarik.

m. Jika telah selesai melakukan percobaan uji tarik, bersihkan mesin uji tarik dan

lindungi dengan penutup agar terbebas dari debu dan kotoran.

Gambar 5. Mesin/alat uji tarik

18

Page 19: Penggunaan Peralatan Lab

B. Mesin/peralatan yang menggunakan prinsip hidrolis, mekanis dan

elektris.

Mesin/peralatan-peralatan yang menggunakan prinsip hidrolis dan mekanis serta elektris,

sebagai contohnya mesin dongkrak hidrolis yang digunakan pada lab/bengkel kerja

praktek otomotif, lihat gambar berikut ini.

Langkah kerja penggunaan dongkrak hidrolis : (lihat gambar 6)

1) Periksa sistim kelistrikan yang ada, normal tidak .

2) Periksa cairan/oli hidrolisnya, cukup tidak .

3) Periksa pompa hidrolisnya berfunsi atau tidak.

4) Periksa kelengkapan mekanisnya, apakah ada yang tidak beres kondisinya.

5) Bersihkan segala bentuk kotoran dan debu yang menempel dibagian silinder

angkat.

6) Lumasi bagian-bagian yang bergerak, agar bergerak lancar.

7) Panasi kompresor penekan cairan hidrolisnya, sambil dibuang anginnya dan

dilihat manometer tekanan hirolisnya, lihat gambar prinsip aliran hidrolis .

8) Gerakkan naik turun berulang-ulang untuk memantapkan gerakan hidrolisnya,

sampai dongkrak hidrolis siap dipakai.

9) Jika telah selesai digunakan , sebaiknya dongkrak hidrolis ditutupi dengan

penutup agar terhindar dari debu yang dapat merusak silinder angkat.

10) Matikan aliran listrik agar aman .

Yang perlu diperhatikan pada dongkrak hidrolis disini adalah kondisi oli hidrolis yang

dipakai, harus selalu dilihat baik untuk volume maupun kualitasnya, syaratnya oli

hidrolis itu tidak mudah terbakar kalau ditekan, tidak berbusa jika ditekan, dan tidak

korosif terhadap silinder hidrolik.

19

Page 20: Penggunaan Peralatan Lab

Gambar 6. Dongkrak hidrolis untuk bengkel kerja otomotif

Yang harus diperhatikan dalam menggunakan dan merawat dongkrak hidrolis ini

adalah lancar tidaknya sistim hidrolis yang bekerja di dalamnya . Karena prinsip kerja

sistim hidrolis ini menganut prinsip Hukum Pascal, yaitu bahwa tekanan pada zat cair itu

sama kesegala arah . Pada gambar 7 ditunjukkan bahwa jika zat cair yang ada pada tangki

besar ditekan, maka zat cair akan naik dengan ketinggian yang sama pada pipa-pipa A, B,

C,dan D.

Gambar 7. Prinsip kerja aliran zat cair pada dongkrak hidrolis

20

Page 21: Penggunaan Peralatan Lab

B. Penggunaan peralatan tangan (hand tool)

Peralatan tangan ada macam-macam jenisnya ada yang menggunakan sumber tenaga

listrik dan ada yang tidak menggunakan sumber tenaga listrik. Pada prinsipnya peralatan

tangan digunakan untuk kerja yang tidak memerlukan tenaga besar dan tidak memerlukan

ketelitian yang tinggi hasilnya, dan sifatnya sebagai alat bantu saja. Bahkan peralatan

tangan ada yang sifatnya instrument (untuk pengerjaan kecil/halus) dan lapangan.

Gambar 8. Bor tangan merupakan salah satu bentuk hand tool.

Langkah kerja penggunaan peralatan tangan (bor tangan): lihat gambar 8

a. Yakinkan kabel sumber tenaga tidak bocor/aman.

b. Yakinkan bahwa elemen mekanisnya bor tangan berfungsi dengan baik, dapat

dipakai.

c. Pilih mata bor yang akan digunakan dan pasang pada cekamna dengan kuat.

d. Sambungkan kabel sumber tenaga ke stop kontak yang tersedia.

e. Hidupkan bor tangan dengan mencoba variasi putaran yang tersedia

(cepat/lambat), berfungsi baik tidak, jika berfungsi baik dapat digunakan, jika

tidak perlu diperbaiki .

f. Jika bor berfungsi baik maka dapat digunakan, yaitu dengan memperhatikan

posisi pengeboran (harus tegak lurus) dan putaran yang diinginkan (dengan

melihat diameter bor yang digunakan dan material yang akan dibor).

g. Jika sudah selesai lepas kabel tenaga dan lepas mata bornya, bersihkan, kemudian

simpan pada tempat yang disediakan.

21

Page 22: Penggunaan Peralatan Lab

C. Penggunaan peralatan dari Gelas

Bekerja dengan peralatan kaca/gelas misalnya gelas beaker, flask, test tube, erlenmyer/

gelas labu, gelas ukur, tabung reaksi,botol reagan dan sebagainya perlu hati-hati karena

sifat gelas mudah retak dan pecah, untuk itu sebelum digunakan dilihat dahulu dengan

teliti. Penggunaan peralatan gelas tersebut paling banyak terdapat di laboratorium biologi

dan kimia , karena di laboratorium tersebut sebagian besar kegiatan praktek banyak

menggunakan peralatan dari gelas/kaca.

Sebagai contoh peralatan dari gelas di laboratorium biologi :

1) Alat ukur tekanan akar (root pressure apparatus), untuk menentukan berapa

besar tekanan akar dari suatu tumbuhan tertentu.

2) Mano respirometer, untuk mengukur secara kuantitatif banyaknya CO2 yang

dihasilkan pada proses pernapasan ragi, dan alat ini juga untuk menyelidiki

penggunaan O2 oleh organisme hidup pada pernapasan.

3) Pooter, untuk mengumpulkan hewan-hewan kecil terutama serangga seperti

semut, lalat pisang, rayap dan sebagainya.

Sebagai contoh peralatan dari gelas di laboratorium kimia :

1) Gelas kimia atau beaker, untuk memanaskan suatu zat tertentu dengan dibantu

dengan alas kasa asbes (tidak boleh langsung kena api).

2) Gelas ukur, yang digunakan untuk mengukur volume cairan dan bukan sebagai

wadah untuk melarutkan.

3) Labu ukur (flask , volumetric), untuk membuat larutan sebanyak volume tertentu

dan konsentrasi tertentu pula.

Sifat fisis dari gelas tergantung dari komposisi bahan gelas, gelas mempunyai

temperature ,mulai meleleh ± 5000 C (9000F) dan mencair pada 16500 C (31800F).

Tegangan tariknya 280 s/d 560 kg/cm2 (4000 s/d 8000 lb/in2), jika diberi perlakuan panas

(heat treatment) kekuatannya menjadi 7000 kg/cm2 (100,000 lb/in2), maka gelas cocok

untuk keperluan optic dan elektrik.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika akan bekerja dengan menggunakan

gelas/kaca yaitu:

22

Page 23: Penggunaan Peralatan Lab

1) Mencabut pipa kaca dari gabus atau sumbat yang lain harus dilakukan dengan

hati-hati.

2) Penggunaan semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lainnya,

sebaiknya diberi label yang mudah terbaca dengan jelas , yang memuat tentang

nama zat, konsentrasi, dan orang yang membuat.

3) Jika bejana/gelas/ pipa akan dipanaskan teliti dahulu kondisinya apakah retak,

sumbing atau cacat yang lain, jika terjadi sebaiknya jangan digunakan. kalau

dapat perbaiki dulu.

D. Penggunaan peralatan yang berhubungan dengan gas (las asetelin)

Peralatan las asetelin ini terdapat pada laboratorium/bengkel kerja pengelasan, prinsip

kerja alat ini didasarkan pada penggunaan/pencampuran antara gas asetelin dan gas

oksigen Penggunaan peralatan ini adalah untuk menyambung logam baik yang berbasis

ferro maupun yang non ferro. Untuk mengetahui cara penggunaan alat ini berikut

dijelaskan langkah kerja dari penggunaan alat ini.

Langkah kerja penggunaan peralatan las asetelin : (lihat gambar 9)

a. Dudukkan posisi tabung gas asetelin dan oksigen dengan baik dan benar.

b. Pasang manometer tekanan gas baik yang untuk gas asetelin maupun untuk gas

oksigennya, dan yakinkan bahwa pemasangan benar dan tidak bocor, untuk cek

kebocoran dapat digunakan larutan deterjen yaitu dengan cara dioleskan pada

sambungan-sambungannya.

c. Periksa selang-selang gas yang akan digunakan, agar kebocoran dapat diketahui.

d. Pasang selang-selang untuk asetelin maupun untuk selang oksigen pada tabung

gas masing-masing.

e. Aturlah tekanan gas masing-masing menurut keperluan yang diinginkan, misal

untuk memotong logam, menyambung logam, untuk las patri dan lain sebagainya.

f. Nyalakan api las dengan baik, dengan perbandingan antara asetelin dan oksigen

sesuai seperti yang diinginkan.

g. Jika terjadi ledakan berarti ada ketidaksesuaian antara tekanan gas asetelin dan

tekanan gas oksigen, untuk itu atur kembali hingga sesuai perbandingannya.

23

Page 24: Penggunaan Peralatan Lab

h. Jika masih terjadi ledakan berarti ujung pembakarnya kotor untuk itu matikan

nyalanya dan bersihkan dengan menggunakan alat jarum pembersih brander,

hingga mendapatkan nyala api yang betul-betul ideal.

i. Jika sudah selesai digunakan, lepas ujung pembakarnya, gulung selangnya, dan

lepas manometer tekanan gasnya, kemudian tutup kembali katup tabung gasnya

dengan rapat-rapat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan peralatan yang menggunakan

gas yang sifatnya berbahaya, yang perlu dan harus diketahui , dikuasai , difahami oleh

teknisi di laboratorium atau teknisi di bengkel kerja adalah:

a. Untuk penyimpanan harus ditempatkan di tempat yang aman/ruang khusus dan

jauh dari jangkauan mahasiswa, terutama jika terjadi kebocoran.

b. Gas yang sifatnya mudah terbakar dalam penyimpanan harus jauh dari material

yang mudah terbakar dan jauh dari jangkauan orang/mahasiswa, serta dilengkapi

dengan alat pemadam kebakaran.

c. Gas yang sifatnya mengeluarkan bau yang berbahaya bagi tubuh manusia,

sebaiknya ditempatkan di kamar yang dilengkapi dengan penyedot udara/ fume

agar bau dapat keluar dari dalam ruang penyimpanan.

d. Tabung tempat gas jaga jangan sampai jatuh dan dekat dengan sumber api.

24

Page 25: Penggunaan Peralatan Lab

Gambar 9. Peralatan las gas asetelin

E. Penggunaan peralatan yang menggunakan prinsip Optis

Peralatan yang dicontohkan berikut ini hanya sebagaian dari berbagai jenis peralatan

yang menggunakan prinsip optis. Peralatan-peralatan ini banyak dijumpai pada lab.

25

Page 26: Penggunaan Peralatan Lab

Metrologi Industri, lab. ukur tanah, lab . biologi dan lab.bahan pengolahan. Garis besar

prinsip penggunaannya dijelaskan berikut ini.

Gambar 10. Teleskop untuk keperluan pengukuran.

1. Langkah kerja penggunaan Teleskop : (lihat gambar 10)

a. Bersihkan lensa-lensa yang ada pada alat tersebut dengan menggunakan alat yang

disarankan oleh pabrik pembuat alat tersebut.

b. Yakinkan bahwa teleskop dapat berfungsi dan dapat digunakan dengan baik.

c. Pasang teleskop pada dudukan/tripot yang disediakan oleh pabrik, dengan yakin

bahwa teleskop terpasang kuat.

d. Atur posisi lensa-lensanya untuk keperluan fokus tertentu, dengan memutar

preparat yang disediakan.

26

Page 27: Penggunaan Peralatan Lab

e. Obyek yang diamati harus dalam keadaan yang bersih bebas dari segala bentuk

kotoran.

f. Jika selesai digunakan, alat dibersihkan dan dimasukkan dalam kotak

penyimpanan yang disediakan.

Gambar 11. Mikroskop yang dilengkapi dengan perangkat foto dan monitor.

Mikroskop adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melihat obyek yang

mikroskopis, alat ini banyak digunakan pada laboratorium biologi dan bahan.

2. Langkah kerja penggunaan Mikroskop adalah : (lihat gambar 11)

a. Yainkan bahwa mikroskop dapat berfungsi dengan baik, cek komponen-

komponen mekanisnya berfungsi apa tidak.

b. Bersihkn lensa-lensa obyektifnya, filternya, okulernya dengan peralatan yang

disarankan.

c. Bersihkan meja landasannya, kaca dasarnya dengan peralatan yang disarankan.

d. Aturlah masing-masing posisi dari lensa obyektif maupun okuler hingga mencpai

titik fokus yang diinginkan, dengan memutar handel/tombol gerakan kasar dan

halus.

e. Jika sudah selesai digunakan bersihkan dari segala bentuk kotoran dan tutupi atau

masukkan kotak yang sudah disediakan, dan jaga kelembabannya tetap rendah.

27

Page 28: Penggunaan Peralatan Lab

F. Penggunaan peralatan kelistrikan.

Peralatan yang dimaksud disini adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan praktek

kelistrikan pada laboratorium/bengkel kerja tehnik listrik. Yang dicontohkan berikut ini

adalah osiloskop, ammeter dan voltmeter.

Gambar 12. Osiloskop

1. Langkah kerja penggunaan Osiloskop adalah : (lihat gambar 12)

a. Yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik, periksa semua komponen yang ada,

dan periksa apakah masih berungsi dengan baik.

b. Lakukan kalibrasi agar alat dapat mengukur dengan baik dan benar.

c. Pilih kabel konektor yang baik dan pasang kabel-kabel konektornya dengan baik

dan benar.

d. Sambungkan osiloskop pada alat yang akan diukur dengan benar sesuai prosedur.

e. Amati dan catat datanya .

f. Analisa data ukur tersebut kemudian simpulkan hasilnya.

g. Jika sudah selesai lepas kabel-kebel konektornya dan simpan osiloskop pada

tempatnya, serta jaga kelembabannya.

2. Langkah kerja penggunaan Ammeter dan Voltmeter adalah: (lihat gambar 13)

a. Yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik, periksa semua komponen yang ada,

dan periksa apakah masih berungsi dengan baik.

28

Page 29: Penggunaan Peralatan Lab

b. Lakukan kalibrasi agar alat dapat mengukur dengan baik dan benar.

c. Pilih kabel konektor yang baik dan pasang kabel-kabel konektornya dengan baik

dan benar.

d. Sambungkan ammeter atau voltmeter pada alat yang akan diukur dengan benar

sesuai prosedur.

e. Amati dan catat datanya .

f. Analisa data ukur tersebut kemudian simpulkan hasilnya.

g. Jika sudah selesai lepas kabel-kebel konektornya dan simpan pada tempatnya.

h. Tempatkan ammeter dan voltmeter pada tempatnya serta jaga kelembabannya.

Gambar 13. Ammeter dan voltmeter dalam pemakaian.

IV. TUGAS UNTUK DISKUSI

1. Bagaimana sebaiknya bentuk pedoman pemakaian peralatan praktek yang ada di

bengkel saudara (menurut jurusan yang saudara diampu).

2. Coba buat suatu keterangan dari teknisi lab/bengkelkerja yang menyebutkan suatu

kondisi, bahwa alat yang akan dipakai oleh mahasiswa itu baik/laik pakai.

3. Apa yang harus saudara lakukan untuk dapat menguasai penggunaan suatu alat

praktek, jika di lab yang saudara ampu tidak tekelola dengan baik ?

4. Buatlah suatu pedoman langkah kerja yang mudah dan jelas untuk dimengerti oleh

mahasiswa yang akan menggunakan alat tersebut !

29

Page 30: Penggunaan Peralatan Lab

30