18
101 1) Ahli Peneliti (Senior Researcher); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. P.B. Sudirman 90, Jember 68118, Indo- nesia. Pelita Perkebunan 2006, 22(2), 101118 Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) Use of Trapping for Controlling of Coffee Berry Borer (Hypothenemus hampei ) Soekadar Wiryadiputra 1) Ringkasan Kajian tentang perangkap untuk hama penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) telah dilakukan untuk mengevaluasi aspek warna perangkap, desain atau tipe perangkap dan senyawa penarik yang paling efektif untuk menarik serangga PBKo, serta potensinya dalam menurunkan populasi hama PBKo. Pengujian dilakukan pada pertanaman kopi Robusta di Jawa Timur pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2004. Warna perangkap yang dievaluasi terdiri atas warna merah, oranye, kuning, hijau dan biru dan dipasang di kebun kopi menggunakan alat perangkap tipe corong ganda yang berisi empat corong. Perangkap diletakkan pada tiang kayu pada ketinggian sekitar 175 cm di atas permukaan tanah dan ditempatkan di antara pohon kopi. Pengamatan jumlah serangga yang terperangkap dilakukan setiap hari selama satu minggu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perangkap warna merah dan biru dapat menangkap serangga PBKo secara nyata lebih banyak dibanding tipe perangkap lainnya. Selama satu minggu pemasangan, perangkap warna merah dapat menangkap sebanyak 1694 serangga PBKo dewasa sedangkan yang berwarna biru menangkap sebanyak 1619 ekor PBKo. Puncak tertinggi perolehan PBKo pada kedua jenis warna perangkap terjadi pada hari ketiga dengan jumlah serangga yang tertangkap masing-masing sebanyak 416 dan 395 ekor. Pada evaluasi tipe perangkap, sebanyak empat tipe telah diuji pada lokasi yang sama. Tipe perangkap yang diuji adalah tipe corong tunggal warna merah, tipe corong ganda warna merah yang berisi empat corong, tipe botol dengan lubang lurus dan tipe botol dengan lubang zig-zag. Perangkap botol terbuat dari botol bekas air mineral volume 1,5 l dan dibuat dua buah lubang pada dinding samping yang berlawanan. Pemasangan alat perangkap di lapangan dan pengamatan yang dilakukan adalah sama dengan penelitian warna perangkap. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tipe alat perangkap botol dengan lubang lurus dapat menangkap serangga PBKo paling banyak selanjutnya diikuti tipe perangkap corong ganda, masing-masing dapat menangkap sebanyak 547 ekor dan 69 ekor PBKo per minggu. Jumlah serangga PBKo yang tertangkap mencapai puncaknya juga pada hari ke tiga sebagaimana pada pengujian warna perangkap.

Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

  • Upload
    lamnhu

  • View
    249

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

101

1) Ahli Peneliti (Senior Researcher); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. P.B. Sudirman 90, Jember 68118, Indo-nesia.

Pelita Perkebunan 2006, 22(2), 101—118

Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama PenggerekBuah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei)

Use of Trapping for Controlling ofCoffee Berry Borer (Hypothenemus hampei)

Soekadar Wiryadiputra1)

Ringkasan

Kajian tentang perangkap untuk hama penggerek buah kopi (PBKo,Hypothenemus hampei) telah dilakukan untuk mengevaluasi aspek warna perangkap,desain atau tipe perangkap dan senyawa penarik yang paling efektif untuk menarikserangga PBKo, serta potensinya dalam menurunkan populasi hama PBKo.Pengujian dilakukan pada pertanaman kopi Robusta di Jawa Timur pada bulanAgustus sampai dengan Desember 2004. Warna perangkap yang dievaluasi terdiriatas warna merah, oranye, kuning, hijau dan biru dan dipasang di kebun kopimenggunakan alat perangkap tipe corong ganda yang berisi empat corong. Perangkapdiletakkan pada tiang kayu pada ketinggian sekitar 175 cm di atas permukaantanah dan ditempatkan di antara pohon kopi. Pengamatan jumlah serangga yangterperangkap dilakukan setiap hari selama satu minggu. Hasil yang diperolehmenunjukkan bahwa perangkap warna merah dan biru dapat menangkap seranggaPBKo secara nyata lebih banyak dibanding tipe perangkap lainnya. Selama satuminggu pemasangan, perangkap warna merah dapat menangkap sebanyak 1694serangga PBKo dewasa sedangkan yang berwarna biru menangkap sebanyak 1619ekor PBKo. Puncak tertinggi perolehan PBKo pada kedua jenis warna perangkapterjadi pada hari ketiga dengan jumlah serangga yang tertangkap masing-masingsebanyak 416 dan 395 ekor.

Pada evaluasi tipe perangkap, sebanyak empat tipe telah diuji pada lokasiyang sama. Tipe perangkap yang diuji adalah tipe corong tunggal warna merah,tipe corong ganda warna merah yang berisi empat corong, tipe botol denganlubang lurus dan tipe botol dengan lubang zig-zag. Perangkap botol terbuat daribotol bekas air mineral volume 1,5 l dan dibuat dua buah lubang pada dindingsamping yang berlawanan. Pemasangan alat perangkap di lapangan dan pengamatanyang dilakukan adalah sama dengan penelitian warna perangkap. Hasil yangdiperoleh menunjukkan bahwa tipe alat perangkap botol dengan lubang lurus dapatmenangkap serangga PBKo paling banyak selanjutnya diikuti tipe perangkap corongganda, masing-masing dapat menangkap sebanyak 547 ekor dan 69 ekor PBKoper minggu. Jumlah serangga PBKo yang tertangkap mencapai puncaknya jugapada hari ke tiga sebagaimana pada pengujian warna perangkap.

Page 2: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

102

Wiryadiputra

Selanjutnya, pada pengujian senyawa perangkap, empat senyawa telah diujiuntuk mendapatkan senyawa yang paling efektif untuk menarik PBKo, yaitu jenissenyawa A, B, C dan D. Pengujian menggunakan dua tipe alat perangkap yaitutipe perangkap corong ganda warna merah dan tipe botol lubang lurus. Hasilyang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa penarik B, C dan D menangkapserangga PBKo lebih tinggi dibanding senyawa A. Namun demikian hasil penelitiansenyawa perangkap ini tampaknya tidak begitu meyakinkan karena serangga yangtertangkap sangat rendah. Hal ini disebabkan tingkat populasi serangga PBKopada akhir penelitian sudah cukup rendah.

Summary

Studies on the field trapping of coffee berry borer (CBB, Hypothenemushampei) have been conducted to evaluate trap color, trap design and lures (at-tractant substances). The trials were conducted in a Robusta coffee plantation inEast Java during August to December 2004. The trap color evaluated were red,orange, yellow, green and blue, set up in the coffee plantation using a four fun-nels trap. The traps installed on wood poles at a height of 175 cm above groundand placed among coffee trees. Observations were conducted every day for aweek. Result of the study showed that the red and blue color traps capturedCBB significantly higher than the others. During a week, the red color cap-tured 1694 CBB adults while the blue one captured 1619 CBB adults. Peaknumber of captured CBB of the red and blue trapping occurred on the third daywith the number of CBB of 416 and 395, respectively.

In the evaluation of trapping design, four types of trapping were tried atthe same location. The types of trapping were single funnel red trapping, fourfunnel red trapping, bottle trap with two straight opposite holes, and bottle trappingwith two-zigzag holes. Bottle trapping was made of plastic bottle of 1.5-litrecapacity, provided with two holes at its opposite wall. Setting up of the trap-ping in the field and the observation time were in the same way with the trialin trapping color evaluation. Results obtained indicated that the bottle trappingwith two straight opposite holes captured the highest number of CBB followedby four funnel red trapping i.e. 547 and 69 per week, respectively. The peaknumber of trapped CBB occurred at the third day, as at the color trials.

Furthermore, four lures have been evaluated int order to obtain the mosteffective substances for CBB trapping. Substances of A, B, C and D were setup in a coffee plantation using two types of trapping, four funnel red trappingand bottle trapping with two straight opposite holes. The results showed thatthe substances of B, C and D captured higher CBB adult than A. Nevertheless,this results was not fully convincing since the number of CBB trapped was low,which was due to low population of the CBB during the last trial.

Key words : Coffee, trapping, coffee berry borer (CBB), Hypothenemus hampei, trap color,trap desain, lures.

Page 3: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

103

PENDAHULUANmencapai sekitar 10%, kondisi ini belumtermasuk penurunan kualitas karenabanyaknya biji berlubang akibat seranganPBKo. Kerugian yang timbul akibat seranganhama PBKo menjadi semakin signifikankarena di samping secara langsungmenurunkan produksi fisik juga menurunkanmutu yang berakibat penurunan harga bijikopi yang dihasilkan. Sebagai contoh, hargakopi mutu rendah yaitu grade IVB pada tahun2002 hanya dihargai Rp5.000,-/kg sedangkanbiji kopi yang bermutu bagus, yaitu grade Imencapai Rp10.000,-/kg (Yahmadi, 2002).Cacat biji kopi yang berpengaruh pada mutujuga berpengaruh terhadap cita rasa kopi.Cacat yang diakibatkan serangan hamaPBKo, yaitu biji kopi berlubang, akanmenyebabkan cacat cita rasa smoky, earthy,musty dan chemical (Kirom, 2005).

Saat ini pengendalian hama PBKo yangtelah diterapkan oleh pekebun, yaitu dengancara sanitasi (petik bubuk, rampasan,lelesan), penggunaan agens hayati denganjamur Beauveria bassiana dan menggunakanpestisida nabati. Cara pengendalian dengansanitasi terutama dilakukan di perkebunanbesar karena cara tersebut memerlukandisiplin tinggi dan serentak. Penerapan padaperkebunan rakyat menuntut kedisplinanyang tinggi dan hanya bisa dilakukan padapertanaman kopi yang masa panennyapendek. Pertanaman kopi dengan masapanen pendek umumnya hanya terjadi diareal pertanaman kopi yang memiliki tipeiklim kering tegas, seperti di Jawa Timur,Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.Untuk areal yang terletak di daerah denganiklim basah umumnya sulit dilakukan carapengendalian sanitasi, karena tanaman kopiberbuah sepanjang tahun sehingga panen

Dalam era globalisasi, lebih-lebih dalammillenium ketiga yang akan datang, duniausaha akan menghadapi semakin banyaktantangan dan persaingan. Sebagai salah satunegara produsen kopi yang besar di dunia,Indonesia tidak dapat mengelak dari berbagaituntutan global, jika tidak ingin tersingkiroleh arus persaingan yang semakin tajam.Persyaratan dan tuntutan ramah lingkunganterhadap produk-produk kopi, terutamauntuk pasar ke beberapa negara di UniEropa, semakin santer sejak dekade terakhirini (Zaenudin & Martadinata, 2000).Produk-produk agrobisnis tidak lagi semata-mata dinilai atas dasar kondisi produk itumelainkan juga atas dasar cara memproduksi(code of practice) komoditas yangbersangkutan. Penggunaan pohon pelindungyang lazim digunakan dalam budi daya kopidi Indonesia memang merupakan salah satukelebihan bagi budi daya kopi, namun itupuntampaknya belum cukup. Masalah pelestariansumber daya alam, termasuk keaneka-ragaman hayati (biodiversity), akan menjadituntutan yang semakin menguat (Luxner,1996;1997; Rice, 1996).

Penggerek buah kopi (PBKo, Hypo-thenemus hampei) merupakan seranggahama utama pada tanaman kopi yangmenyebabkan kerugian secara nyata terhadapproduksi kopi di Indonesia. Kerusakan yangdiakibatkan oleh hama ini berpengaruhlangsung sehingga menyebabkan penurunanproduksi dan kualitas hasil biji kopi pasar.Dengan demikian akan berdampak penurunanproduksi dan mutu biji kopi, sehinggakerugian yang ditimbulkan cukup besar.Pada tingkat serangan di lapangan sekitar20%, penurunan produksi diperkirakan

Page 4: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

104

Wiryadiputra

hampir terus-menerus sepanjang tahun.

Tulisan ini melaporkan hasil penelitiancara pengendalian hama PBKo denganteknologi baru, yaitu menggunakanperangkap (trapping). Serangga dewasaPBKo di tangkap menggunakan perangkapyang telah dilengkapi senyawa penarik(attractant) yang merupakan senyawapenarik untuk aktivitas makan (kairomon).Penggunaan perangkap ini telah dikembang-kan di Elsalvador dan beberapa negaraAmerika Latin yang lain (Delabarre, 2001;Dufour, 2002).

BAHAN DAN METODE

a. Penelitian warna perangkap

Penelitian dilaksanakan di KebunMalangsari PT. Perkebunan Nusantara XII(Persero) yang terletak di KecamatanKalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Lokasipenelitian memiliki ketinggian sekitar 600m dpl., dan tipe curah hujan C (Schmidtdan Ferguson, 1951) dengan rata-ratajumlah curah hujan 2236 mm/tahun. Lokasipenelitian merupakan pertanaman kopiRobusta umur lebih dari 10 tahun dengantanaman penaung lamtoro L2.

Warna perangkap yang dicoba meliputilima macam warna, yaitu merah, jingga,kuning, hijau, dan biru dan masing-masingwarna diulang empat kali. Alat perangkapdipasang pada tiang penyangga denganketinggian sekitar 175 cm di atas permukaantanah. Tipe alat perangkap yang digunakandalam penelitian warna perangkap adalah alatperangkap corong ganda (multi funnel trap)berisi 4 buah corong yang disusun bertingkatsebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Sebanyak empat botol tempat senyawapenarik diletakkan pada setiap corong denganvolume senyawa 10 ml per botol, untukmenampung serangga yang tertangkapdiletakkan botol pada bagian bawah corongyang berisi larutan deterjen.

Parameter pengamatan dilakukanterhadap jumlah serangga Hypothenemushampei yang tertangkap setiap hari selamatujuh hari (satu minggu), jenis serangga lainyang tertangkap, jumlah senyawa penarikyang digunakan tiap hari (yang habis perhari), dan populasi serangga H. hampei yangada di dalam buah kopi yang tertinggal.Untuk menentukan jenis warna perangkapyang paling baik, yaitu yang paling banyakmenangkap serangga H. hampei dilakukandengan analisis varians.

b. Penelitian tipe perangkap

Untuk penelitian tipe perangkap yangpaling efektif dalam menarik seranggaPBKo, dicoba empat jenis tipe perangkap,yaitu :

A = Perangkap corong tunggal berwarnamerah.

B = Perangkap corong ganda denganempat corong berwarna merah.

C = Perangkap dari botol bekas airmineral dengan model lubang lurus

D = Perangkap dari botol bekas airmineral dengan model lubang zig-zag.

Lokasi penelitian sama dengan lokasipenelitian jenis warna perangkap.

Page 5: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

105

Perangkap dari botol bekas air mineralmemiliki spesifikasi botol dengan volume1,5 l, selanjutnya pada botol tersebut dibuatdua buah lubang pada sisi yang berlawanandengan ukuran (5x6) cm. Bentuk kedualubang ada yang arahnya lurus (perlakuan C)dan ada yang zig-zag (perlakuan D). Padabotol yang memiliki lubang arah zig-zag(perlakuan D), lubang yang salingberhadapan tidak dibuat lurus tetapi satulubang agak di atas dan lubang pada sisi yanglain agak di bawah. Ukuran tiap lubang samasebagaimana pada botol C. Wadah senyawapenarik diletakkan di dalam botol dengancara dikaitkan menggunakan tali pada bagiantutup botol di bagian atas, sedang untukmenampung serangga yang tertangkapdiletakkan larutan deterjen pada bagian dasarbotol. Perangkap dipasang pada ketinggiansekitar 175 cm dari permukaan tanah diantara pohon kopi. Masing-masing perlakuantipe perangkap diulang 16 kali.

Pengamatan dilakukan setiap hari selama7 hari. Parameter yang diamati adalah jumlah

serangga PBKo yang tertangkap, jenisserangga lain yang tertangkap, jumlahsenyawa perangkap yang menguap setiap hariper botol wadah senyawa perangkap, danpopulasi serangga PBKo dalam buah yangada di pohon kopi. Untuk mengetahui tipeperangkap yang paling efektif dalam menarikserangga PBKo maka dilakukan analisisvarians.

c. Penelitian senyawa perangkap

Penelitian jenis senyawa penarik yangpaling efektif untuk menarik serangga PBKojuga dilakukan pada lokasi yang sama denganpenelitian-penelitian di atas. Jenis senyawayang dicoba meliputi senyawa A, B, C, Ddan kontrol (tanpa senyawa). Dengandemikian terdapat lima perlakuan dengankontrol. Dua tipe perangkap dicoba, yaituperangkap corong ganda dengan empatcorong warna merah dan perangkap botolbekas air mineral dengan lubang lurus.Masing-masing perlakuan diulang empat kali.

Gambar 1. Perangkap tipe corong tunggal (A) dan tipe corong ganda dengan jumlah corong empat buah(B), serta perangkap tipe botol air mineral dengan lubang lurus (C) dan lubang zig-zag (D).

Figure 1. Trapping type of single funnel (A), multiple funnel trapping with four funnels (B), bottletrap with stright holes (C), and bottle trapping with zig-zag holes (D).

A B C D

Page 6: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

106

Wiryadiputra

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Penelitian warna perangkap

Dengan menggunakan tipe perangkapcorong ganda dengan empat corong,penelitian ini mendapatkan hasil bahwawarna perangkap merah dan biru adalahpaling efektif dalam menarik seranggaPBKo. Dengan menggunakan perangkapcorong ganda, rata-rata serangga PBKo yangtertangkap setiap hari selama tujuh hari padaperangkap warna merah berkisar antara 119,5–415,5 ekor, sedangkan untuk warna biruberkisar 106–395 ekor. Hasil analisis varians

Pemasangan perangkap dilakukan padaketinggian kurang lebih 175 cm di ataspermukaan tanah.

Sebagaimana penelitian sebelumnya,pengamatan dilakukan setiap hari selama satuminggu. Parameter yang diamati meliputijumlah serangga PBKo yang tertangkapsetiap hari, jenis dan jumlah serangga lainyang tertangkap, jumlah senyawa penarikyang telah digunakan (menguap), danpopulasi serangga PBKo di dalam buah kopiyang ada di pohon. Untuk mengetahui jenissenyawa yang paling efektif dilakukan analisisvarians.

Gambar 2. Pengaruh warna perangkap terhadap jumlah serangga PBKo yang tertangkap per hari selamatujuh hari menggunakan perangkap corong ganda.

Figure 2. Effect of trap color on the number of CBB catched per day during seven days of multiplefunnel trap installed.

1

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7

Hari Pengamatan (Observation day)

Jum

lah

Sera

ngga

PB

Ko

(eko

r)(N

umbe

r of C

BB

)

Merah (Red) Oranye(Orange) Kuning(Yellow)Hijau(Green) Biru(Blue)

1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan (Observation day)

Jum

lah

Sera

ngga

PB

Ko,

eko

rN

umbe

r of

CBB

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0

Merah (Red)

Hijau (Green)

Oranye (Orange)

Biru (Blue)

Kuning (Yellow)

Page 7: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

107

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaanyang nyata jumlah serangga PBKo yangtertangkap selama satu minggu antara warnamerah, biru dan oranye. Dari Gambar 2 dan3 terlihat bahwa antara warna merah danwarna biru tidak terdapat perbedaan yangnyata jumlah serangga PBKo yangtertangkap selama seminggu. Jumlah seranggaPBKo yang tertangkap setiap hari selamasatu minggu terdapat variasi, mula-mula agakrendah kemudian meningkat dan mencapaipuncaknya pada hari ketiga dan keempatselanjutnya terus menurun sampai hariketujuh.

Hasil penelitian yang dilakukan olehMathieu et al. (1997) mendapatkan bahwadalam penelitian preferensi serangga PBKo

terhadap warna buah kopi menunjukkanserangga tersebut lebih menyukai warna buahmerah yang telah masak dibanding warnabuah yang masih hijau. Sedangkan diEl Salvador, warna perangkap merahmerupakan yang paling efektif dalammenangkap serangga PBKo, dan jenis warnaini digunakan sebagai warna alat perangkapyang telah dipatenkan dengan namaBROCAPtrap (Dufour et al., 2001).

Selain serangga PBKo, dalam percobaanjenis warna perangkap ini juga tertangkapbeberapa jenis serangga lain, namunjumlahnya sangat sedikit. Jenis dan jumlahserangga yang tertangkap selama tujuh haridari beberapa jenis warna perangkap tipecorong ganda disajikan pada Tabel 1.

Gambar 3. Pengaruh warna perangkap terhadap jumlah serangga PBKo yang tertangkap selama satu minggumenggunakan perangkap corong ganda.

Figure 3. Effect of trapping color on the number of CBB catched during seven days.

Warna Perangkap (Trapping color)

Sera

ngga

PBK

o, e

kor

(Num

ber

of C

BB)

Mer

ah (R

ed)

Oran

ye (O

rang

e)

Kunin

g (Ye

llow)

Hijau

(Gre

en)

Biru

(Blue

)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Page 8: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

108

Wiryadiputra

Tampak bahwa jumlah serangga selain PBKoyang tertangkap jauh lebih sedikit dibandingserangga PBKo. Jenis serangga tersebutantara lain penggerek ranting kopi,Xylosandrus spp. (Coleoptera: Scolytidae),semut hitam, Dolichoderus thoracicus (Hy-menoptera: Formicidae), kutu loncatlamtoro, Heteropsylla cubana (Homoptera:Psyllidae), laba-laba (Arachnida), dan jenisserangga lainnya (Coleoptera, Hymenoptera,Diptera, Lepidoptera, dll).

Dari data pada Tabel 1 terlihat bahwaporsi jenis serangga lain yang tertangkapoleh perangkap cukup kecil dibanding jumlahserangga PBKo (Hypothenemus hampei),yaitu rata-rata hanya sekitar 4%, dengankisaran 2—6 %. Dengan demikian perangkapini dapat dikategorikan spesifik hanyamenangkap serangga penggerek buah kopi(Hypothenemus hampei). Jenis seranggaselain H. hampei tersebut tertangkap diduga

hanya faktor kebetulan saja masuk ke dalamperangkap. Untuk serangga laba-laba yangtertangkap diduga karena ingin memangsaserangga PBKo yang masuk ke dalam alatperangkap. Keadaan ini dapat diketahuidengan jumlah yang tertangkap yangmemiliki korelasi dengan jumlah seranggaPBKo yang tertangkap. Untuk seranggaPBKo yang tertangkap paling banyak padawarna perangkap merah dan biru, demikianpula untuk laba-laba kecenderungannya samayaitu paling banyak pada warna merah danbiru. Belum diketahui tertangkapnya seranggapenggerek cabang (Xylosandrus spp.) apakahmemiliki perilaku sama dengan PBKo karenaserangga ini masih satu famili dengan PBKo.Dominasi serangga PBKo yang tertangkapdengan perangkap ini juga dinyatakan olehDelabarre (2001) bahwa perangkap PBKomampu menangkap serangga H. hampei lebihdari 93,0%. Dalam penelitian ini rata-rata

Tabel 1. Jenis dan jumlah serangga PBKo dan lainnya yang tertangkap selama tujuh hari pada percobaan pengaruh warnaperangkap menggunakan perangkap corong ganda

Table 1. Species and number of CBB and other insect trapped during seven days on the trial of trap color using multiplefunnel)

Keterangan: *) Angka rata-rata dalam kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut ujiLSD aras 5%. (Average numbers in the same column followed by the same letter are not significantly differentaccording to LSD test at 5.0 % level).

Merah (Red) 3.25 a *) 2.50 ab 20.75 a 5.25 a 10.75 a 42.50 1,694.00 a

Oranye (Orange) 3.00 a 3.75 a 19.50 a 4.25 ab 8.25 a 38.75 1,013.50 ab

Kuning (Yellow) 5.00 a 2.75 ab 18.75 a 4.25 ab 6.00 a 36.75 570.75 c

Hijau (Green) 4.50 a 0.75 b 26.25 a 2.75 b 11.25 a 45.50 728.25 bc

Biru (Blue) 4.50 a 2.00 ab 15.00 a 4.75 ab 9.00 a 35.25 1,619.00 a

WarnaPerangkap

Trap Color

Jumlah PBKo dan jenis lainnya yang tertangkap selama 7 hariNumber of CBB and other insect species trapped during 7 days

Jenis serangga lain (Other insect species) PBKo (CBB)

Xylosandrus sp. D. thoracicus Arachnida H. cubana Lain2 (Other) Jumlah (Total)

Page 9: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

109

jumlah serangga PBKo yang tertangkapporsinya sekitar 96,0%.

Dari aspek jumlah senyawa perangkapyang menguap selama tujuh hari, diperolehhasil bahwa pada penelitian jenis warna yangdilakukan pada bulan Oktober, rata-ratasebanyak 5,93 ml. Ini berarti apabiladiasumsikan jumlah senyawa yang menguapsetiap hari sama, maka jumlah per harisekitar 0,85 ml. Jumlah senyawa penarikyang menguap per hari tidak berpengaruhterhadap jumlah serangga yang tertangkap.Jumlah senyawa yang menguap semakinbanyak tidak berarti semakin banyakserangga yang tertangkap. Hasil penelitianMathieu et al. (1997) menyatakan bahwasenyawa dengan dosis 0,5 g/hari dapat

menangkap serangga PBKo paling banyakdibanding dosis 1,5 g dan 20 g.

b. Penelitian tipe perangkap

Sebanyak empat tipe perangkap diujidi lokasi yang sama dengan warna perangkap,hanya waktu pengujian dilakukan setelahpengujian warna perangkap. Hasil yangdiperoleh menunjukkan bahwa perangkapbotol bekas air mineral dengan lubang lurusadalah yang paling efektif dan berbeda nyatadibanding tipe perangkap yang lain (Gambar4 dan 5).

Jumlah serangga PBKo yang tertangkapsetiap hari selama satu minggu pada empattipe rangkap tampaknya memiliki pola yang

1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan (Observation day)

Crg Tunggal (Single funnel)Crg Empat (Multiple funnel with 4 funnels)

Botol Lbg Lrs (Bottle w ith straight holes)

Botol Lbg Zigzag (Bottle with zig-zag holes)

Gambar 4. Pengaruh tipe alat perangkap terhadap jumlah serangga PBKo yang tertangkap selama tujuhhari.

Figure 4. Effect of trapping design on the number of CBB trapped during seven days trap installed.

Hari Pengamatan (Observation day)

PBK

o te

rtan

gkap

per

har

iC

BB c

atch

ed p

er d

ay

Corong Tunggal (Single funnel)

Botol Lubang Lurus (Bottle with straight holes)

Corong Empat (Multiple funnel with 4 funnels)

Botol Lubang Zig-zag (Bottle with zig-zag holes)

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120

140

Page 10: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

110

Wiryadiputra

sama dengan penelitian warna perangkap.Jumlah serangga PBKo yang tertangkapmengalami puncaknya pada hari ketiga dankeempat, selanjutnya menurun sampaidengan hari ke tujuh. Tipe perangkapcorong ganda berwarna merah dengan empatcorong pada penelitian ini kinerjanya sangatberbeda dengan pada saat pengujian jeniswarna. Pada saat pengujian jenis warna tipecorong ganda warna merah dapat menangkapserangga PBKo mencapai lebih dari 400 perhari, tetapi dalam penelitian ini kalah dengantipe botol mineral lubang lurus dan hanyadapat menangkap maksimal 23 ekor/hari.Sementara itu tipe botol air mineral lubanglurus dapat menangkap maksimal 120 ekorPBKo per hari. Keadaan ini belum diketahui

penyebabnya, karena waktu pengujiannyaberbeda.

Mathieu at al. (1999) menyatakanbahwa perangkap jenis corong ganda yangdibuat dengan menyusun bertingkatsebenarnya merupakan perangkap yang sesuaiuntuk serangga golongan Scolitidae.Perangkap jenis ini banyak digunakan untukmenangkap serangga hama yang tergolongdalam famili Scolytidae yang menyerangtanaman kehutanan. Namun dalam penelitianini, perangkap tipe botol tunggal lebih baikdibanding tipe corong ganda. Namundemikian tampaknya perlu penelitian lebihlanjut yang mendalam untuk pengujian alatperangkap ini, karena hasil tangkapanperangkap corong ganda pada saat pengujian

Gambar 5. Pengaruh tipe perangkap terhadap jumlah serangga PBKo yang tertangkap selama satu minggu.

Figure 5. Effect of trap types on the number of CBB catched during seven days.

Corong 1 Corong 4 Botol Lubang Lurus Botol Lubang Zig-zagOne funnel Four funnels Bottle with Bottle with

straight holes zig-zag holes

PBK

o (C

BB)

Tipe Perangkap (Trapping type)

0

100

200

300

400

500

600

Page 11: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

111

warna perangkap jauh lebih banyakdibanding dalam pengujian tipe perangkap.

Jenis dan jumlah serangga lain selainPBKo yang tertangkap pada pengujian alatperangkap sebagaimana terlihat pada Tabel 2.Tampak bahwa alat perangkap corong gandaadalah yang paling banyak menangkap jenisserangga selain PBKo dibandingkan jenis alatperangkap yang lain. Selanjutnya diikuti tipebotol dengan lubang zig-zag dan corongtunggal dan paling sedikit justru botoldengan lubang lurus. Corong gandamenangkap jenis serangga lain paling banyakkarena dari aspek teknis dan dari segipeluang kesempatan, memang memungkin-kan karena terdapat empat corong yangdikumpulkan menjadi satu dan serangga yangmemiliki perilaku terbang cepat dan arahlurus akan menabrak perangkap dan jatuhpada corong yang selanjutnya masuk ke

dalam botol penampung. Lain halnya dengantipe perangkap botol dengan lubang lurus,maka serangga yang terbang secarakebetulan dan tidak tertarik dengan senyawaperangkap akan sulit terperangkap. Disamping itu ada dugaan bahwa beberapaserangga juga tertarik pada warna tertentu.Perangkap corong ganda dengan empatcorong yang berwarna merah diduga jugaakan menarik jenis serangga tertentu sehinggaakan datang pada perangkap dan masuk kedalam botol penampung.

Jumlah senyawa penarik yang menguapselama pemasangan perangkap tujuh harimenunjukkan rata-rata senyawa yangmenguap per hari sebanyak 0,89 ml, tidakjauh berbeda dengan penelitian jenis warnaperangkap. Namun tampaknya jumlahsenyawa yang menguap tiap hari selama tujuhhari dosisnya tidak sama, tetapi ada

Tabel 2. Jenis dan jumlah serangga selain PBKo dan PBKo yang tertangkap selama tujuh hari pada percobaan pengaruh tipeperangkap

Table 2. Species and number of insects catched except CBB and CBB during seven days

Corong Tunggal 0.56 bc 1.25 a 4.69 a 1.31 ab 9.31 b 17.12 37.37 cSingle funnel

Corong Ganda 1.31 ab 0.63 b 6.00 a 2.38 a 19.81 a 30.13 69.19 bFour funnels

Botol Lb Lrs. 0.25 c 0.38 b 2.19 b 0.81 b 6.06 c 9.69 547.25 aBottle withstraight holes

Botol Lb Zig-zag 1.50 a 0.75 ab 3.88 a 1.75 a 11.38 b 19.26 16.31 dBottle withzig-zag holes

Tipe Perangkap Trapping Type

Jumlah PBKo dan jenis lainnya yang tertangkap selama 7 hariNumber of CBB and other insect species trapped during 7 days

Jenis serangga lain (Other insect species) PBKo (CBB)

Xylosandrus sp. D. thoracicus Arachnida H. cubana Lain2 (Other) Jumlah (Total)

Keterangan: *) Angka rata-rata dalam kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut ujiLSD aras 5%. (Average numbers in the same column followed by the same letter are not significantly differentaccording to LSD test at 5.0 % level).

Page 12: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

112

Wiryadiputra

kecenderungan menurun, sebagaimanaterlihat pada Gambar 6. Penurunan inikemungkinan disebabkan oleh tingkatkepekatan senyawa penarik yang semakinmenurun dengan berjalannya waktu. Apakahpenurunan dosis senyawa penarik ini adakaitannya dengan jumlah serangga yangtertangkap setiap hari selama tujuh hari,belum diketahui.

c. Penelitian senyawa perangkap

Pada penelitian ini dicoba dua tipeperangkap, yaitu perangkap corong gandawarna merah dan perangkap botol bekas airmineral dengan lubang lurus.

Pada perangkap corong ganda warnamerah, senyawa penarik yang paling efektifadalah senyawa A dan senyawa D, yaitu

dapat menangkap masing-masing sebanyak13,25 dan 12,75 ekor PBKo selama tujuhhari. Namun demikian dari empat jenissenyawa yang dicoba tidak menunjukkanperbedaan yang nyata dari segi keefektifanmenangkap serangga PBKo (Gambar 7).

Pada penelitian ini, alat perangkapcorong ganda yang digunakan untukpengujian senyawa perangkap hanyamenangkap serangga PBKo sangat sedikit,yaitu rata-rata 7,25–13,25 ekor selama tujuhhari. Tingkat populasi ini sangat rendahdibanding hasil penangkapan pada penelitian-penelitian sebelumnya, terlebih apabiladibandingkan dengan penelitian pengaruhwarna, yang hasil penangkapannya per harimencapai lebih dari 400 ekor. Hal ini didugakarena pengaruh musim dan fenologiperkembangan buah kopi. Pada saat

Gambar 6. Jumlah senyawa perangkap yang menguap setiap hari selama tujuh hari pada penelitian tipeperangkap corong ganda.

Figure 6. Amount of evaporated attractant substance every day during seven days trap installed.

Hari Pengamatan (Observation day)

Jum

lah

seny

awa

men

guap

Eva

pora

ted

attra

ctan

t

1 2 3 4 5 6 70

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Page 13: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

113

penelitian senyawa perangkap yangdilakukan pada bulan Desember, kondisihujan sudah cukup tinggi. Di samping itudiduga populasi serangga PBKo di lapanganjuga sudah banyak berkurang.

Pada tipe alat perangkap botol denganlubang lurus, perolehan serangga PBKo yangtertangkap selama satu minggu lebih tinggidibanding alat perangkap corong ganda. Padatipe alat ini senyawa perangkap B adalahyang paling banyak menangkap seranggaPBKo, selanjutnya diikuti senyawa C dan D(Gambar 7). Ketiga senyawa tersebut secarastatistik tidak berbeda nyata dalam halmenarik serangga PBKo.

Sebagaimana pada tipe perangkapcorong ganda, pada tipe perangkap botollubang lurus juga menghasilkan jumlahserangga PBKo yang tertangkap lebih sedikitdibanding penelitian sebelumnya, yang dapatmenangkap serangga PBKo mencapai 120ekor/hari. Sebagai penyebabnya, didugakarena populasi serangga PBKo di lapanganyang telah menurun dan faktor-faktorlainnya.

Jenis serangga selain PBKo yangtertangkap dalam penelitian ini jumlahnyajuga terbatas, sebagaimana disajikan padaTabel 3. Terlihat bahwa jenis perangkapcorong ganda warna merah rata-rata

Gambar 7. Pengaruh senyawa penarik terhadap jumlah serangga PBKo yang tertangkap selama tujuhhari pada dua jenis tipe perangkap.

Figure 7. Effect of attractant substances kinds on the number of coffee berry borer catched duringseven days.

0

10

20

30

40

50

60

A B C D K

Jenis senyawa penarik (Attractant substances)

Crg Gnda (Four funnels)Btl Lbg Lrs(Bottle with straight holes)

Jenis senyawa penarik (Attractant substances)

PBK

o te

rtan

gkap

CBB

cat

ched

A B C D K

Corong Ganda (Four funnels)

Botol Lubang Lurus (Bottle with straight holes)

0

10

20

30

40

50

60

Page 14: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

114

Wiryadiputra

menangkap jenis serangga selain PBKo lebihbanyak dibanding perangkap botol denganlubang lurus dan senyawa D menangkapjenis serangga paling banyak. Pada perangkapcorong ganda ini jumlah serangga PBKo yangtertangkap lebih sedikit dibanding jenisserangga selain PBKo. Pada perangkap botolbekas air mineral dengan lubang luruspopulasi PBKo yang tertangkap lebih banyakdibanding serangga jenis lainnya. Pada keduatipe perangkap juga terlihat bahwa perangkapyang ada senyawa perangkapnya menangkapjenis serangga lain lebih banyak dibandingperangkap tanpa senyawa perangkap(kontrol). Hal ini menunjukkan bahwasenyawa perangkap diduga juga dapat bekerjasebagai penarik jenis serangga lain, selainPBKo, terutama senyawa A dan senyawa D.

Pada pengamatan jumlah senyawa yangmenguap selama penelitian, diperoleh hasilbahwa senyawa B memiliki laju penguapanper hari paling tinggi, selanjutnya diikutisenyawa C dan paling rendah adalah senyawaA (Gambar 10). Terdapat kecenderunganbahwa penguapan senyawa penarik semakinsedikit, semakin lama perangkap di pasangdi lapangan.

d. Pengaruh perangkap terhadappopulasi PBKo

Pada awal penelitian telah dilakukankajian pendahuluan tentang tingkat seranganserangga PBKo dan populasinya. Hal inidimaksudkan untuk mengetahui layaktidaknya penelitian dilaksanakan pada lokasi

Tabel 3. Jenis dan jumlah serangga selain PBKo yang tertangkap selama tujuh hari pada percobaan pengaruh senyawa perangkap

Table 3. Species and number of other insects trapped during one week in the trial of attractant substances

Corong ganda A 6.75 a 1.50 a 6.25 a 2.50 a 6.75 abc 23.75 13,25 a

merah (Red B 0 c 0.50 a 4.50 a 2.25 a 5.75 bc 13.00 7,25 a

four funnels) C 5.25 ab 1.50 a 2.00 a 1.25 ab 10.75 ab 20.75 8,75 a

D 3.75 b 2.50 a 4.50 a 1.00 ab 13.00 a 24.75 12,75 a

Kontrol (K) 0.25 c 2.75 a 2.75 a 0.25 b 4.50 c 10.50 0,5 b

Rata-rata (Average) 3.20 1.75 4.00 1.45 8.15 18.55 8,5

Botol lubang A 2.00 k 0.75 k 8.25 k 2.25 k 7.75 k 21.00 5,00 k

lurus (Bottle B 0 l 3.00 k 5.50 k 0.25 k 5.25 k 14.00 55,50 l

with straight C 0.25 l 1.25 k 4.50 kl 0.50 k 6.25 k 12.75 45,25 l

holes) D 0.25 l 1.00 k 5.25 k 1.25 k 7.25 k 15.00 47,75 l

Kontrol (K) 0.25 l 2.00 k 2.00 l 0.75 k 5.00 k 10.00 2,75 k

Rata-rata (Average) 0.55 1.60 5.10 1.00 6.30 14.55 31,25

TipePerangkap Trapping

Type

Jumlah PBKo dan jenis lainnya yang tertangkap selama 7 hariNumber of CBB and other insect spescies trapped during 7 days

Jenis serangga lain (Other insect species) PBKo (CBB)

Xylosandrus sp. D. thoracicus Arachnida H. cubana Lain2 (Other) Jumlah (Total)

SenyawaPerangkap AttractantSubstances

Keterangan: *) Angka rata-rata dalam kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut ujiLSD aras 5%. (Average numbers in the same column followed by the same letter are not significantly differentaccording to LSD test at 5.0 % level).

Page 15: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

115

dimaksud. Hasil kajian pendahuluan tingkatserangan PBKo dan populasinya pada lokasipercobaan menunjukkan bahwa tingkatserangan PBKo pada lokasi penelitian cukuptinggi yaitu mencapai rata-rata 80,26%dengan populasi per cabang rata-ratamencapai 321,4 ekor.

Tingginya tingkat serangan PBKotersebut disebabkan karena kondisi buahpada periode panen bulan September hanyatinggal sekitar 20%, di samping lokasi yangdiamati memang tingkat serangan PBKo-nyatinggi. Dari hasil pengamatan awal ini makaditetapkan bahwa lokasi tersebut layak untukpenelitian perangkap PBKo.

Pada awal penelitian pengaruh warnaperangkap, kondisi populasi serangga PBKodalam buah kopi yang tertinggal pada bulanOktober, rata-rata per pohon sekitar 2956ekor, berasal dari buah sebanyak 121 buahkopi/pohon. Rata-rata populasi seranggaPBKo per buah adalah sekitar 25 ekor(Gambar 11). Pada bulan Nopember danDesember, populasi serangga PBKocenderung mengalami penurunan, masing-masing per pohon hanya 2328 ekor dan 439ekor atau turun masing-masing sekitar21,24% dan 85,15%, dan populasi per buahmasing-masing menjadi 15 ekor dan 6 ekor.Diduga penurunan populasi tersebut akibat

Gambar 10.Laju penguapan beberapa senyawa penarik per hari selama tujuh hari menggunakan alat perangkapcorong ganda warna merah.

Figure 10. Evaporation rate of attractant substances per day during seven days on red multiple funnelstrap.

1 2 3 4 5 6 7

Hari (Day)

A B C D

Hari (Day)

Seny

awa

men

guap

, m

lEva

pora

ted

attrac

tant

, ml

1 2 3 4 5 6 70

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

Page 16: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

116

Wiryadiputra

Gambar 11.Pengaruh pemasangan perangkap selama tiga bulan terhadap populasi serangga PBKo di lapangan.

Figure 11. Effect of trap installation for three months on population of CBB in the field.

dari pemasangan perangkap yang dapatmenangkap serangga PBKo dewasa cukupbanyak. Porsi terbesar populasi PBKo didalam buah pada saat pelaksanaan penelitianadalah stadium serangga dewasa (imago) danporsi ini semakin besar pada bulanDesember. Hal ini disebabkan karenamedia makanan yang berupa buah kopi yangtelah mengering merupakan media yangkurang sesuai bagi perkembangbiakan PBKosehingga serangga juga tidak mengalamireproduksi.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapatdisimpulkan dan disarankan hal-hal sebagaiberikut :

1. Perangkap corong ganda warna merahdan biru adalah paling efektif dalammenangkap serangga PBKo setelah masapanen. Perangkap warna merah dapatmenangkap serangga PBKo sebanyak1694 ekor per minggu, sedang warna biru1619 ekor per minggu.

2. Tipe alat perangkap botol bekas airmineral dengan lubang lurus palingefektif dalam menangkap serangga PBKodengan perolehan serangga per minggusebanyak 547,25 ekor.

3. Senyawa penarik B, C dan D denganmenggunakan alat perangkap botollubang lurus menarik serangga PBKopaling banyak dan tidak berbeda nyataantar senyawa tetapi berbeda nyata

Stadia Perkembangan (Developmental stages)

Wak

tu (T

ime

of th

e da

y)

Oct. Nov. Dec.

Telur

(Egg

)

Larv

a (La

rvas

)

Pupa

(Pup

ae)

Imag

o (Ad

ults)

Total

(Tota

l)

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

0

Page 17: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

Penggunaan perangkap dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo Hypothenemus hampei)

117

dengan senyawa A yang menangkapserangga PBKo lebih rendah.

4. Ada kecenderungan populasi seranggaPBKo pada lokasi penelitian semakinmenurun selama berlangsungnyapenelitian dari bulan September sampaidengan Desember.

DAFTAR PUSTAKA

Decazy, B.; H. Ochoa & R. Lotode (1989).Indices de distribution spatiale etmethode d’echantillonnage des popu-lations du scolyte des drupes du cafeier,Hypothenemus hampei Ferr. Cafe Ca-cao The, 33, 27–41.

Delabarre, M. (2001). Efficacy of the BROCAP®

trap under the agroclimatic conditionsin El Salvador (based on the originalwork by Bernard Dufour). NationalWorkshop on Hypothenemus hampei,Bangelore, India, 11–12 December2001.

Dufour, B. (2002). Importance of trapping forintegrated management (IPM) of thecoffee berry borer, Hypothenemushampei Ferr. Research and CoffeeGrowing. Plantation, Recherche,Developpement, May 2002, 14–116.

Kirom, M. (2005). Nikmat kopi hilang karenacacat biji. Iptek/Kesehatan. KopiIndonesia ,124, 25.

Le Pelley, L.H. (1968). Pest of coffee. TropicalSciences Series Longmans.

Luxner, L. (1996). Zoo hosts sustainable cof-fee congress. Tea and Coffee TradeJournal, 168, 84–86.

Luxner, L. (1997). Organic coffee takes root inVenezuela. Tea and Coffee Trade Jour-nal, 169, 82–84.

Mathieu, F.; L.O. Brun; C. Marchillaud & B.Ferrot (1997). Trapping of the coffeeberry borer Hypothenemus hampeiFerr. (Col., Scolytidae) within a mesh-enclosed environment: interaction ofolfactory and visual stimuli. J. Appl.Ent. 121, 181–186.

Mathieu, F.; L.O. Brun; B. Ferrot; D.M.Suckling & C. Frampton (1999). Pro-gression in field infestation is linkedwith trapping of coffee berry borer,Hypothenemus hampei (Col., Scoly-tidae). J. Appl. Ent., 123, 535–540.

Metcalf, R.L. & R.A. Metcalf (1975). Attrac-tants, repellents, and genetic controlin pest management. p. 275–306. In:R.L. Metcalf and W.H. Luckmann(Eds.). Introduction to insect pest man-agement. John Wiley and Sons.London.

Priatno, N. (1982). Masalah hama kopi di Indo-nesia: Kemungkinan pengembangansistem pengamatannya dan pengen-daliannya. Balai Penelitian PerkebunanJember.

Price, P.W. & G.P. Waldbauer (1975). Ecologi-cal aspects of pest management. p. 37–73. In: R.L. Metcalf and W.H.Luckmann (Eds.), Introduction to in-sect pest management. John Wiley andSons. New York.

PT. Perkebunan Nusantara XII (2000).Perkembangan kopi Arabika spesialtikhususnya Java Coffee. Warta PusatPenelitian Kopi dan Kakao Indonesia,16, 232–238.

Remond, F.; C. Cilas; B. Dufour; L. Bernadette& B. Decazy (1995). Comparaisons demethodes d’enchatillonnage du scolytedu fruit du cafeier (Hypothenemushampei Ferr.). Proceedings of ASIC,16e Colloque, Kyoto, 645–654.

Page 18: Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama Penggerek

118

Wiryadiputra

Rice, R. (1996). Coffee modernization and eco-logical changes in northern LatinAmerica: Coffee’s importance in aquality region. Tea and Coffee TradeJournal, 168, 104–113.

Ruesink, W.G. & M. Kogan (1975). The quan-titative basis of pest management: sam-pling and measuring. p. 309–351. In:R.L. Metcalf and W. Luckman (eds.),Introduction to insect pest management.John Wiley and Sons Inc. New Yorkand London.

Scmidt, F.H. & J.H.A. Ferguson (1951). Rain-fall types based on wet and dry periodratios for Indonesia with Western NewGuinee. Verhandelingen No.42.Kementerian Perhubungan, DjawatanMeteorologi dan Geofisika. Djakarta,Republik Indonesia.

Untung, K. (1996). Pengantar Pengelolaan HamaTerpadu. Gadjah Mada UniversityPress. Bulaksumur, Yogyakarta.

Wille, C. (1996). “Certified ECO-O.K.” Gua-ranteed “Green” coffee meets newmarket demands. Tea and Coffee TradeJournal, 168, 114–119.

Wiryadiputra, S.; Sri-Sukamto & O. Atma-winata(1998). Pengelolaan organismepengganggu di perkebunan kopi yangberkelanjutan. Warta Pusat PenelitianKopi dan Kakao, 14, 146–154.

Yahmadi, M. (2000). Sejarah kopi Arabika diIndonesia. Warta Pusat PenelitianKopi dan Kakao Indonesia, 16, 180–188.

Yahmadi, M. (2002). Ir. Mudrig Yahmadiberminat kembangkan sistem irigasikopi ala Vietnam. Wawancara. KopiIndonesia, 103, 22—23.

Zaenudin & Martadinata (2000). Tantangan danstrategi pengembangan agribisnis kopidi Indonesia memasuki abad ke-21.Warta Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia, 16, 189—197.

*********