43
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang paling mantap posisinya di Indonesia. Produksinya selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga diperuntukkan bagi ekspor. Ban yang pertama kali di buat oleh manusia adalah ban besi yang digunakan untuk menutup atau melindungi rangka ban yang terbuat dari kayu. Ban yang berjenis seperti ini biasanya digunakan pada gerobak atau dokar. Besi yang digunakan sebagai pelindung tersebut, mula- mula dibentuk menjadi lingkaran dengan cara dipanaskan dalam tungku api hingga bisa dibentuk menjadi serupa lingkaran dan kemudian ditaruh di atas kerangka kayu tersebut hingga melingkupinya lalu kemudian dipadamkan sehingga menciut dan mengepas ke rangka kayu tersebut. Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan api. Setelah penemuan itulah, ban pneumatic mulai mengalami pengembangan hingga berkembang sampai sekarang. Dengan semakin meningkatnya jumlah produksi kendaraan bermotor seiring dengan meningkatnya kebutuhan ban di Indoesia, Oleh Page | 1

Pengolahan Limbah Ban

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bbb

Citation preview

Page 1: Pengolahan Limbah Ban

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang paling mantap posisinya di

Indonesia. Produksinya selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga diperuntukkan bagi ekspor.

Ban yang pertama kali di buat oleh manusia adalah ban besi yang digunakan untuk menutup atau

melindungi rangka ban yang terbuat dari kayu. Ban yang berjenis seperti ini biasanya digunakan

pada gerobak atau dokar. Besi yang digunakan sebagai pelindung tersebut, mula-mula dibentuk

menjadi lingkaran dengan cara dipanaskan dalam tungku api hingga bisa dibentuk menjadi

serupa lingkaran dan kemudian ditaruh di atas kerangka kayu tersebut hingga melingkupinya lalu

kemudian dipadamkan sehingga menciut dan mengepas ke rangka kayu tersebut.

 Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet.

Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang

romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi

melainkan karet tahan api. Setelah penemuan itulah, ban pneumatic mulai mengalami

pengembangan hingga berkembang sampai sekarang. Dengan semakin meningkatnya jumlah

produksi kendaraan bermotor seiring dengan meningkatnya kebutuhan ban di Indoesia, Oleh

karena itu PT.Goodyear Indonesia berusaha meningkatkan produksi ban untuk kebutuhan dalam

ataupun luar negri.

I.2 Tujuan Umum

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang proses-proses pembuatan ban dan unit-

unit operasi yang digunakan.

2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa Teknik Kimia, dimana saja peran seorang

chemical engginer pada suatu industri.

I.3 Tujuan Khusus

Sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah pengantar teknik kimia untuk

program ekstensi teknik kimia program ekstensi teknik kimia Universitas Indonesia.

Page | 1

Page 2: Pengolahan Limbah Ban

BAB II

INSTITUSI PERUSAHAAN

II.1 Sejarah dan Perkembangan

The Goodyear Tire & Rubber Company yang berpusat di Amerika Serikat adalah perusahaan

pembuat ban terbesar di dunia yang memproduksi berbagai jenis ban, produk karet dan kimia di lebih

dari 90 pabrik di 28 negara, dengan sekitar 80.000 karyawan di seluruh dunia. Operasi pemasarannya

mencakup hampir semua negara di belahan dunia. Sejak awal kendaraan mulai massal, Goodyear telah

bekerjasama dengan berbagai perusahaan mobil terkemuka di seluruh dunia untuk menyuplai ban

Original Equipment. Sampai saat ini hubungan kerjasama itu terus terjalin dengan pabrik-pabrik mobil

terkemuka di seluruh dunia seperti; Toyota, Honda, Nissan, Suzuki, Volkswagen, Audi, Mercedes Benz,

BMW, Citroen, Ford, dan General Motor. Para profesional Goodyear di seluruh dunia secara terus-

menerus mengembangkan berbagai teknologi yang unik dan telah mematenkan ban-ban tercanggih

keluaran Goodyear.

PT Goodyear Indonesia Tbk telah berdiri sejak tahun 1935 dan merupakan produsen pertama

ban di Indonesia, memproduksi berbagai jenis ban yang berkualitas tinggi. Kantor pusat dan pabrik

berlokasi di Bogor, Jawa Barat, di atas area tanah seluas 172.000 meter persegi. PT. Goodyear Indonesia

Tbk mendapatkan dukungan penuh dari pusat penelitian dan pengembangan produk yang terletak di

Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Dukungan inilah yang tetap menjadikan PT Goodyear Indonesia Tbk

selalu terdepan dalam menghasilkan produk ban berkualitas tinggi serta pelayanan yang baik bagi

pelanggan. Pada bulan Februari 1994, PT Goodyear Indonesia Tbk menjadi perusahaan ban pertama di

Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 9002. Beberapa tahun kemudian mendapat sertifikat ISO

14001. Dilanjutkan pada Februari 2006, PT Goodyear Indonesia memperoleh sertifikat ISO/TS

16949:2002 (menitik beratkan kepada persyaratan teknis produk dan inspeksi untuk menjamin

keamanan dan keselamatan bagi konsumen penggunanya.)

Melalui lebih dari 850 karyawan yang berdedikasi tinggi, PT Goodyear Indonesia Tbk

menyediakan tim yang terampil dan berpengalaman dari bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan,

Penjualan dan Pemasaran, Produksi dan Manajemen. Dalam usahanya, PT Goodyear Indonesia Tbk telah Page | 2

Page 3: Pengolahan Limbah Ban

meraih berbagai pengakuan dan prestasi yang membanggakan. Di tahun 1999, PT Goodyear Indonesia

Tbk mendapatkan sertifikat SNI dan di tahun 2002 mendapatkan Philippine Standard, dan Sertifikat CCC

di tahun 2003. Sementara meninjau kembali dalam tiga tahun terakhir, PT Goodyear Indonesia juga

telah meraih berbagai penghargaan, di antaranya Penghargaan Original Equipment - 25 Tahun sebagai

Toyota Supplier; Penghargaan Kalpataru sebagai Perusahaan Terbaik dalam Kategori Pembina

Lingkungan; Superbrand Award sebagai satu-satunya perusahaan ban yang mendapatkan penghargaan

tersebut di Indonesia dengan melalui proses seleksi yang sangat ketat oleh perwakilan Superbrand di

Indonesia. Pada tahun 2004 Goodyear mendapatkan dua penghargaan sekaligus dari Toyota, yaitu untuk

Target Kualitas dan Pengiriman dan Zero Defect Achievement.

Sejarah Brand

The Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri di tahun 1898 ketika Frank Seiberling

membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang

iparnya. Karet dan kapuk harus diangkut dari sumbernya di belahan bumi yang satu lagi ke sebuah kota

kecil yang hanya memiliki transportasi rel yang terbatas dan jauh dari pelabuhan. Seiberling menamakan

perusahaan ini dengan nama perintis yang gagah berani Charles Goodyear, sang penemu vulkanisasi. Dia

juga menetapkan cap dagang kaki bersayap yang khas yang hingga kini tetap menjadi tali pengikat ke

masa lampau perusahaan.

Dengan hanya 13 pekerja, produksi Goodyear mulai dengan menghasilkan lini produk

yang terdiri atas ban-ban sepeda dan kereta, alas tapak kaki kuda dan chip untuk bermain poker.

Setelah bisnis berjalan selama sebulan, penjualan mencapai US$ 8,246. Sejak ban sepeda

pertama di tahun 1898, Goodyear terus mendayung bisnisnya sehingga tumbuh menjadi

perusahaan ban terbesar di dunia, julukan yang diperolehnya di tahun 1916 ketika perusahaan ini

mengadopsi slogan"Lebih banyak orang menggunakan ban Goodyear dari pada jenis-jenis

lainnya". Perusahaan ini menjadi perusahaan karet terbesar di dunia di tahun 1926. Tahun-tahun

awal yang begitu legendaris membentuk karakter khas perusahaan dan tetap terasa hingga kini

dalam semua aspek perusahaan dan dalam hubungannya dengan para pelanggannya. Goodyear

adalah perusahaan ban terbesar di dunia yang hadir di keenam benua dan dengan penjualan per

tahun mencapai US$ 15 milyar.

Inovasi – aliran ide, produk dan material baru yang kreatif secara terus-menerus- selalu

berada satu revolusi di depan di tengah-tengah semua aktivitas Goodyear. Perusahaan ini

membangun fasilitas riset di tahun 1943, yang sejak itu telah mengumpulkan ribuan paten.

Page | 3

Page 4: Pengolahan Limbah Ban

Berbagai penemuan oleh ilmuwan dan teknisi Goodyear telah dipakai tidak hanya dalam produk-

produk ban dan otomotif tetapi juga dalam jantung dan persendian buatan, bahan pelekat,

lapangan buatan untuk tempat anak-anak bermain dan kemasan makanan ini hanya sebagian.

Goodyear Research menjadi tempat pelatihan bagi Paul Flory, seorang pemenang hadiah Nobel

di bidang polimer. Dua research associates telah menerima Goodyear Medal, penghargaan paling

tinggi dari Rubber Division dari American Chemical Society, yang memberikan penghormatan

kepada ilmuwan dan insinyur yang telah menciptakan inovasi yang menonjol. Saat ini ilmuwan

dan insinyur Goodyear Research datang dari berbagai pelosok dunia dan terus bekerja di baris

terdepan dalam bidang pengetahuan perkaretan dan polimer. Mereka juga telah berkembang dan

memasuki bidang-bidang yang beragam termasuk komputer, fisika, matematika, mekanika

rekayasa, metalurgi dan sebagainya guna menciptakan berbagai material dan proses yang unik.

 Goodyear Research menjadi tempat pelatihan bagi Paul Flory, seorang pemenang hadiah

Nobel di bidang polimer. Dua research associates telah menerima Goodyear Medal, penghargaan

paling tinggi dari Rubber Division dari American Chemical Society, yang memberikan

penghormatan kepada ilmuwan dan insinyur yang telah menciptakan inovasi yang menonjol.

Saat ini ilmuwan dan insinyur Goodyear Research datang dari berbagai pelosok dunia dan terus

bekerja di baris terdepan dalam bidang pengetahuan perkaretan dan polimer. Mereka juga telah

berkembang dan memasuki bidang-bidang yang beragam termasuk komputer, fisika,

matematika, mekanika rekayasa, metalurgi dan sebagainya guna menciptakan berbagai material

dan proses yang unik..

II.2 Kapasitas Produksi

Sejak Desember 2009 PT Goodyear Indonesia TBK menambah kapsitas produksinya dari 8.000

ban per hari menjadi 12.000 ban per hari. Proyek ekspansi ini juga didukung dengan penambahan daya

listrik dari 8.660 KVA menjadi 11.420 KVA. Proyek ekspansi ini tentunya harus didukung dengan

ketersediaan daya listrik dari PLN yang sesuai dengan kebutuhan mesin-mesin baru tersebut.

Page | 4

Page 5: Pengolahan Limbah Ban

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Tinjauan Pustaka

III.1.1 Pengertian Ban

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban merupakan bagian penting dari

kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan

permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara

kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

III.1.2 Jenis-Jenis Ban

1. Ban Bias

Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30⁰ – 40⁰

terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga

memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol)

tidak sebaik ban radial.

2. Ban Radial

Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan

sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat

yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.

Gambar. Ban Bias dan Ban Radial

Page | 5

Page 6: Pengolahan Limbah Ban

Perbedaan ban bias dan ban radial

III.1.3 Bagian-bagian Ban

Page | 6

Page 7: Pengolahan Limbah Ban

Gambar. Bagian-bagian ban

1. Carcass (Cassing)

Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang

bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan.

Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat)

yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat

dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari

polyester atau nylon.

2. Tread

Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan

yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan

permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya

pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada

permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya

ke permukaan jalan.

3. Sidewall

Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass

terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall

secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall

tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.

4. Breaker

Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat

daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass

dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck ringan

menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang

menggunakan bahan polyester.

5. Belt (Rigid Breaker)

Page | 7

Page 8: Pengolahan Limbah Ban

Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radialply dan diletakkan seperti sarung

mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban

untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau

polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat baja.

6. Bead

Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi

bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara

bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead

dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet

keras yang disebut Chafer strip.

III.2 Bahan Baku Pembuatan Ban

1. Karet alam dan sintetis

1. Karet Alam

Karet alam diperoleh dari getah resin karet (lateks karet alam) yang disebut Hevea Brasiliensis

yang berasal dari daerah Amazon dengan cara penggumpalan dan pengeringan. Tergantung dari cara

memprosesnya, secara umum karet alam dibagi menjadi 3. Daerah penghasil karet alam terbesar yang

memproduksi 70% dari jumlah seluruh produksi karet dunia adalah Thailand, Indonesia, dan Malaysia.

1) Bahan Olah Karet

Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon

karet hevea brasiliensis. Beberapa kalangan mengatakan bahwa bahan olah karet bukan produksi

perkebunan besar, melainkan merupakan bokar (bahan olah karet rakyat) karena biasanya diperoleh

dari petani yang mengusahakan kebun karet. Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi

4 macam :

2. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapatkan dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini

belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau anpa bahan pemantap (zat

antikoagulan).

3. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan

dengan asam semut, berupa karet sheet yang digiling tetapi belm jadi.

4. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut.

Page | 8

Page 9: Pengolahan Limbah Ban

5. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi

secara alamiah dalam mangkuk penampung.

2) Karet alam konvensional

Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis ini pada

dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis – jenis karet alam yang tergolong

konvensional adalah sebagai berikut :

1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapatkan proses

pengasapan dengan baik.

2. White crepe (pele crepe) adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan

tipis.

3. Estate bron crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-

perkebunan besar. Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik atau jelek seperti yang

digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisa lateks, lump atau koagulum yang berasal dari

prakoagulasi dan scrap atau lateks kebun yang sudah kering diatas bidang penyadapan.

4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa

dari RSS atau slab basah.

5. Thin brown crepe remilis adalah crepe cokelat yang tipis karena digiling ulang.

6. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna cokelat biasanya dibuat

dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun

rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.

7. Flat bark crepe adalah karet tanah atau eart rubber, yaitu jeni crepe yang dihasilkan dari scrap karet

alam yang belum diolah termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.

8. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang

khususnya berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau shet bongkah, atau dari sisa

pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.

9. Off crepe adalah crepe yang idak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melalui

proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar melainkan dari contoh – contoh sisa

penentuan kadar karet kering, lembaran –lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannnya sebelum

diasapi, busa – busa dari lateks serta bahan – bahan lain yang jelek.

Page | 9

Page 10: Pengolahan Limbah Ban

3) Lateks Pekat

Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau

padatan lainnya. Lateks pekat dijual dipasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed

lateksdan melali proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan

untuk pembuatan bahan – bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.

4) Karet bongkah (block rubber)

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela –

bandela dengan ukuran yang telah ditentukn. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelas

mempunyai kode warna tersendiri.

5) Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)

Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.

Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat – sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi

dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun ateks pekat tidak berlaku pada

jenis ini.

6) Tyre rubber

Karet Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah

jadi sehingga bisa langsung dipakai olah konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang

menggunakan bahan bahan baku karet alam lainnya.

7) Karet reklim (reclaim rubber)

Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang- barang karet bekas,terutama ban-

ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet rekli adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah

divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah

mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan lebih

kukuh dan tahan lama dipakai, tahan terhadap bensin atau minyak pelumas tetpi karet reklim kurang

kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai.

Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul

rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam

menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan karet alam konvensional. Jenis ini

pada seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan.

Page | 10

Page 11: Pengolahan Limbah Ban

Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan.

Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau

suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.

Karet alam dan karet sintetis

b. Karet sintetis

Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini

lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia

seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara

lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih

banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain

tahan minyak dan tahan panas.

Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalakan bahan baku minyak bumi dan ada

Karet sistetis sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan karet alam. Berdasarkan tujuan

pemafaatannya ada dua macam karet sintetis yang dikenal, yaitu :

1) Karet sintetis untuk kegunaan umum

Karet sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahkan banyak fungsi karet alam yang

dapat digantikan.

Page | 11

Page 12: Pengolahan Limbah Ban

Jenis – jenis karet sintetis untuk kegunaan umum diantaranya sebagai berikut :

a. SBR (Styrene butadiene rubber)

-H2C-CH=CH-CH2-CH-CH2- n

Jenis SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan digunakan. Jenis

ini memiliki ketahan kikis yang baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan juga rendah. Namun

SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat memilki kekuatan yang lebih rendah

dibandingkan vulkanisir karet alam.

b.BR (butadiene rubber)

-H2C-CH=CH-CH2-CH-CH2- n

Dibandingkan SBR, karet jenis BR lebih lemah. Daya lekat lebih rendah an

pengolahannya juga tergolong sulit. Karet jenis ini jarang digunakan tersendiri. Untuk membuat

suatu barang biasanya BR dicampur dengan karet alam atau SBR.

c. IR (isoprene rubber)

H3C H

C=C

H2C CH2

n

Page | 12

Page 13: Pengolahan Limbah Ban

Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama – sama merupakan polimer isoprene.

Dapat dikatakan bahwa sifat IR yang mirip sekali dengan karet alam walaupun tidak secara

keseluruhan. Jenis IR memiliki kelebihan lainnya dibandingkan karet alam yaitu lebih murni

dalam bahan dan viskositasnya lebih mantap.

2) Karet sintetis untuk kegunaan khusus

Karet sintetis dapat digunakan untuk keperluan khusus yang tidak dimilkikaret sintetis jenis

pertama.

Jenis – jenis karet sintetis untuk kegunaan khusus diantaranya sebagai berikut :

a IIBR (isobutene isoprene rubber)

H3C H n

C=C

H2C CH2

-H2C-C=CH-CH2

Cl

IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga

membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga terkenal karena kedap gas.

Dalam proses vulkanisasinya, enis IIR lambat matang sehingga memerlukan bahan pemercepat

dan belerang. Akibatnya jeleknya IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis

lainnya bila akan diolah menjadi suatu barang. IIR yang divulkanisir dengan dammar fenolik

menjadikan bahan tahan terhadap suhu tinggi serta proses pelapukan.

10. NBR (nytrile butadiene rubber)

-H2C-CH=CH-CH2-CH2-CH-

CNn

Page | 13

Page 14: Pengolahan Limbah Ban

NBR adalah karet sintetis yang paling dibutuhkan. Sifatnya sangat baik adalah tahan

terhadap minyak yang disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril dialamnya. Smakin besar

kandungan akrilonitril yang dimiliki maka daya tahan terhadap minyak, lemak dan bensin

semakin tinggi tetapi elastisitasnya semakin berkurang. Kelemahan NBR adalah sulit untuk

diplastisasi. Cara mengatasinya dengan memilh NBR yang memiliki viskositas awal yang sesuai

dengan keinginan. NBR memerlukan pula penambahan bahan penguat serta pelunk senyawa

ester.

11. CR (Chloroprene rubber)

-H2C-C=CH-CH2

Cl n

CR memilki ketahanan terhadap minyak tetapi dibandingkan dengan NBR

ketahanannnya masih kalah. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon

di udara bahkan juga terhadap panas dan nyala api. Pembuatan karet sitetis CR tidak

divulkanisasi dengan belerang melainkan menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan

bahan pemercepat tertentu. Minyak bahan pelunak ditambahkan ke dalam CR untuk proses

pengolahan yang baik.

12. EPR (ethylene propylene rubber)

EPR sering disebut EPDM karena tidak hanya menggunakan monomer etilen dan propilen pada

proses polimerisasinya melainkan juga monomer ketiga (EPDM). Pada proses vulkanisasina dapat

ditambahkan belerang. Adapun bahan pengisi dan ahan pelunak yang ditambahkan tidak memberikan

pengaruh terhadap daya tahan. Keuggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya terhadap sinar

matahari, ozon serta pengaruh unsure cuaca lainnya sedangkan kelemahannya pada daya lekat yang

rendah.

Karena memilki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam maka dalam pembuatan

beberapa jenis bahan banyak digunakan bahan baku karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan karet

alam dibandingkan karet sintetis :

Page | 14

Page 15: Pengolahan Limbah Ban

13. Memiliki daya elastik atau daya lenting sempurna

14. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah

15. Mempunyai daya aus yang tinggi

16. Tidak mudah panas

17. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan

Kelebihan – kelebihan karet sintetis antara lain :

18. Tahan terhadap zat kimia

19. Harganya yang cenderung dapat dipertahankan

Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu maka biasanya

pengiriman jarang mengalami kesulitan. Hal seperti sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan

karet alam selalu mengalami perubahan bahan kadang-kadang bergejolak. Walaupun memiliki beberapa

kelemahan dipandang dari sudut kimia dan bisnis akan tetapi menurut beberapa ahli karet alam tetap

mempunyai pangsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang

besar terhadap pasokan karet alam misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.

Beberapa jenis ban seperti ban radial walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet

sintetis tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap besar yaitu dua kali lipat komponen karet alam

untuk pembuatan ban non radial. Jenis-jenis ban besar kurang baik bila dibuat dari bahan karet sintetisa

yang lebih banyak. Porsi karet alam yang dibutuhkan untuk ban berukuran besar adalah jauh lebih besar.

Ban pesawat terbang bahkan dibuat hamper semuanya dari bahan karet alam. Dua jenis karet alam dan

sintetis sebenarnya memiliki pasar tersendiri, karet alam dan karet sintetis sesungguhnya tidak saling

mematikan atau bersaing penuh karena keduanya mempunyai sifat saling melengkapi atau

komplementer. Campuran umum antara bahan karet sintetis dan karet alam menurut jenis ban adalah :

1. Ban Mobil Penumpang 55% 45%

2. Ban Truk Kecil 50% 50%

3. Ban Mobil Balap 65% 35%

4. Ban Off-The-Road (giant/earthmover) 20% 80%

2. Bahan pengisi

Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar

dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan

menekan biaya. Bahan pengisi dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan pengisi yang bersifat

penguat contoh carbon black dan bahan pengisi yang tidak bersifat penguat contohnya silica.

Page | 15

Page 16: Pengolahan Limbah Ban

Bahan pengisi penguat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan

pengolahanya. Ukuran partikel dan struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat

fisik dan pengolahan kompon.

Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar energi yang diperlukan untuk

mendisperdikannya ke dalamban, maka makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi

memegang peranan penting pada kuat tarik kompon. Karbon hitam dengan ukuran partikel kecil

memberikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus merupakan fungsi utama

dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon hitam. Makin meningkat struktur

karbon hitam makin tingi modulus dan akan meningkat lagi jika pemakaian karbon hitam

bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan fungsi dari struktur karbon hitam,

tapi struktur yang makin tingi memberikan perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak

karbon hitam struktur tinggi yang ditambahkan perpanjangan putus makin turun. Kompon yang

mengandung karbon hitam berukuran partikel besar sperti N990(MT mempunyai perpanjangan

putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang

besar meningkatkan scorh, sedang struktur tinggi dan ukuran partikel yang kecil menurunkan

ketahanan scorh.

Silica merupakan salah satu jenis bahan pengisi pada pembuatan ban,zat ini mempunyai

keasaman yang tinggi sehingga menghamnbat vulkanisasi, diperlukan pencepat lebih banyak dan

bahan tambahan seperti senyawa amina, glycol dan coupling agent sepeti silane. Silane harus

ditambahkan kedalam karet sebelum bahan lain ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain

ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai coupling agent akan hilang. Pengolahan karet dengan

pengisi silica diperlukan suhu lebih tinggi untuk mengurangi uap air karena silica bersifat

higroskopis.

1. Anti-degradants

Anti degradants merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti

oksidan yang melindungi bahan jadi karet dari pengusangan yang ditimbulkan oleh oksigen ,

ozon cahaya matahari, katalis logam dan benturan mekanik serta melindungi bahan jadi karet

dari peningkatan usia penggunaaanya( life time) wax. Bahan yang sering digunakan antara lain:

1. Wax(anti ozon) yang bermanfaat untuk gerak statis dan anti ozonan dari senyawa amina

untuk gerak dinamis.

Page | 16

Page 17: Pengolahan Limbah Ban

2. Senyawa amina mudah migrasi dan meninggalkan bercak warna (stain) jika bersentuhan,

selain baik sebagai anti ozonan juga sebagai anti flek dan anti oksidan barang jadi karet

yang berwarna gelap.

3. Senyawa turunan fenol (ionol) baik digunakan utuk barang jadi karet yang berwarna

jernih atau putih. Penggunaan bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr.

4. Adhesion promoters (cobalt salt, brass untuk kawat baja, resin dan benang)

5. Curatives (cure accelerators, activators, sulfur)

Bahan ini merupakan bahan pemvulkanisasi yang mengakibatkan adanya ikatan 3

dimensi dalam karet. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan adalah

belerang (sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis

SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM. Akselerator adalah bahan kimia yang mempercepat proses

pengikatan antara sulfur dan bahan pembuatan ban yang lainnya. Sulfur digunakan untuk

mengikat bahan ban ke dalam struktur ‘unsur dasar/ruang’(‘matrix/lattice’ structure), yang

membuat bahan itu bisa merentang dan menyusut kembali. Ini memungkinkan proses

pembuatan yang lebih cepat dengan mutu yang konsisten. Ada tiga golongan utama akselerator

kimia, yaitu Tiuram, Ditiokarbamat dan Merkaptobenzotiazola.

6. Processing aids(minyak, tackifier, peptizer, softener)

Bahan ini merupakan bahan pelunak yang berfungsi untuk melunakkan karet.

III.3 Proses Produksi Ban

Page | 17

Page 18: Pengolahan Limbah Ban

1. Mixing

Proses dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan dasar karet seperti karet alam atau karet

sintetis dengan oli proses, warna hitam karbon, pigmen, zinc oksida, akselerator dan berbagai zat

tambahan lainnya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat tertentu dari campuran ini. Semua

bahan ini diaduk dalam blender raksasa yang dikenal sebagai mesin Banbury. Mesin ini bekerja dengan

tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Bahan campuran yang panas, hitam dan lembek ini diproses

berulang-ulang kali.

2. Pencetakan

Bahan yang telah dimixing, ini didinginkan ke dalam beberapa bentuk, kemudian

diproses menjadi lembaran-lembaran yang lalu dibawa ke kilang pemisah. Kilang ini

memasukkan karet tadi di antara pasangan penggulung (roller) berulang-ulang sehingga menjadi

komponen-komponen ban. Mereka lalu dibawa dengan konveyor lalu menjadi dinding samping,

telapak ataupun bagian-bagian lain dari ban. Ada jenis karet yang melapisi rajutan benang yang

akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini datang dalam rol-rol yang besar dan mereka juga sama

pentingnya dengan campuran karet yang dipakai. Berbagai jenis benang dipakai, termasuk

polyester, rayon atau nylon. Kebanyakan dari ban untuk kendaraan penumpang dewasa ini

menggunakan badan yang terbuat dari benang polyester.

3. Kawat pengikat

Sebuah komponen lainnya, yang berbentuk gulungan, disebut bead. Komponen ini

memiliki dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai tulang ban yang akan menempel

pada pinggiran velg mobil. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis dengan

karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk selanjutnya disatukan dengan bagian

ban lainnya. Ban-ban radial dibuat menggunakan satu atau dua mesin ban. Di bagian dalam

sekali dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis yang disebut interliner. Lapisan-lapisan ini

akan mengurung udara dan membuat ban menjadi tubeless.

4. Lapisan

Kemudian ada dua lapisan rajutan ply. Dua strip yang dinamakan apex membuat kaku

area pas di atas bead. Lalu ditambahkan sepasang strip chafer, yang dinamakan demikian karena Page | 18

Page 19: Pengolahan Limbah Ban

keduanya mencegah kerusakan yang diakibatkan pinggiran velg ketika ban dipasang.

Mesin perakit ban membentuk ban-ban radial menjadi bentuk yang sudah sangat dekat dengan

dimensi final untuk memastikan bahwa semua komponen yang berjumlah banyak itu berada

dalam posisi yang tepat sebelum ban masuk ke mesin pencetak.

5. Tapak ban

Telapak ban adalah bagian terakhir yang dipasang. Setelah sebuah pemutar otomatis

menjepit semua komponen sehingga menempel kuat satu dengan yang lain, ban radial yang kini

disebut green tire kini siap untuk diperiksa dan disempurnakan.

6. Pengadukan dan pemanasan ban

Alat penekan curing memberi ban bentuk final serta pola telapaknya. Alat yang panas

seperti setrika membentuk dan memvulkanisir ban. Cetakan ini digrafir dengan pola telapak, dan

dicetak juga kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh peraturan yang

berlaku. Ban-ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12 hingga 25

menit ,ini tergantung dengan ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban-ban akan keluar dari

cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang lalu akan membawanya ke bagian finish dan

inspeksi terakhir.

5. Inspection

Proses pembuatan ban yang terakhir adalah inspeksi terhadap ban yang telah jadi.

Inspeksi ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya kecacatan pada ban tersebut. Sebagian

dari cacat bisa dideteksi hanya dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian

lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus. Inspeksi tidak hanya di permukaan

saja. Ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa dengan X-ray untuk mendeteksi

kelemahan-kelemahan yang tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para

teknisi pengendalian mutu secara rutin membongkar ban yang diambil secara acak untuk

mempelajari setiap detil dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan dan

keselamatan pemakai. Selain menggunakan mendeteksi kelemahan-kelemahan pada ban juga

dilakukan tes kekuatan dan tekanan pada ban.

Page | 19

Page 20: Pengolahan Limbah Ban

III.4 Alat-alat Produksi Ban

1. Banbury mixer

Fungsi Banburry mixer ini adalah untuk membuat karet sintetik menjadi lembaran-

lembaran compound. Proses pada banburry mixer ini berlangsung diantara dua buah rotor yang

berputar berlawan. Sumbu kedua rotor sejajar, dan masing-masing rotor mempunyai kecepatan

tangensial yang berbeda. Jarak antara permukaan rotor diatur dengan alat pengatur sekrup.

Sebagai akibat perbedaan kecepatan tangensial dan penyempitan rotor, maka komponen karet

mengalami gaya geser dan gaya tekan selama proses pencampuran. Gaya tekan memperbesar

gaya geser, dan gaya geser memutuskan ikatan (rantai) molekul karet. Dengan putusnya ikatan

molekul karet memungkinkan kabon dan bahan kimia lain dapat bercampur dengan karet.

Banburry Mixer ini termasuk kedalam mesin pencampur karet tertutup non kontinu. Unit

prncampur (rotor) karet ini berbentuk benjolan sehingga rotor tampak seperti bersayap dan

bidang geser lebih luas. Pada banburry mixer ini pencampuran lebih singkat dan lebih bersih

dibandingkan mesin pencampur karet jenis terbuka. Poros,sayap dan dinding ruang pencampuran

dibuat berongga agar dapat dilalui media pemanas dan pendingin. Bahan ditekan oleh ram secara

hidrolik selama proses pencampuran. Pada banburry mixer ini, aksi geser gumpalan karet terjadi

diantara celah rotor.

Gambar.Banburry mixer machine

2. Batch off machine

Page | 20

Page 21: Pengolahan Limbah Ban

Batch-off machine adalah pendingin yang dirancang untuk menangani lembaran

kompon karet alat ini memiliki sifat yang fleksibel. Pada Batch-off machine terdapat blow

drying yang berfungsi untuk mendinginkan lembaran kompon karet yang sebelumnya dicelupkan

kedalam air. Selain itu didalam Batch-off machine tersebut,terdapat rol-rol yang berfungsi untuk

membawa kompon karet yang telah kering untuk dipotong menjadi lembaran-lembaran dengan

ukuran tertentu dan ditumpuk secara berlapis.

Gambar. Batch off machine

3. Conveyor

Conveyor adalah suatu alat yang terdiri dari banyak roll yang di atasnya terdapat putaran

ban/karet berjalan. Conveyor digunakan untuk pendistribusian barang dari unit satu ke unit yang

lainnya.

Page | 21

Page 22: Pengolahan Limbah Ban

Gambar.conveyor

4. Mesin Extrudder

Gambar. Mesin Extrudder

Mesin extruder terdiri dari sekrup dan barel, drive sekrup, pemanas, dan die. Mesin

extruder ini berlaku dua kondisi kompleks: panas dan tekanan. Sekrup extruder bekerja untuk

pencampuran senyawa tambahan melalui aksi geser dari sekrup. Kompon didorong melalui die,

proses ekstrusi ini merupakan vulkanisasi pada oven yang berkelanjutan kemudian baik pada

spool digulung atau dipotong memanjang didinginkan untuk menghentikan proses vulkanisasi .

Page | 22

Page 23: Pengolahan Limbah Ban

Mesin ekstrudder ini digunakan pada bead dan Tapak ban, untuk tapak ban sering diekstrusi

dengan empat komponen dalam ekstruder quadraplex, satu dengan empat sekrup pengolahan

empat campuran yang berbeda, biasanya terdiri dari campuran dasar, campuran inti, tapak

majemuk, dan campuran sayap.

5. Tire Building Machine

Tire building merupakan proses perakitan seluruh komponen bangunan ban ke drum.

Tire-building machines (TBM) dapat dioperasikan secara manual atau secara otomatis. Proses

Pada TBM ini dimana pada tahap pertama dilakukan pencetakan inner liner, body plies, dan

sidewall yang dibungkus di sekitar drum, kemudian dibagian atasnya atau bagian luar digunakan

untuk bead. Tahap kedua paket sabuk dan tapaknya diterapkan sehingga ban mengembang dan

berbentuk. Semua komponen memerlukan splicing. Inner liner dan body plies yang disambung

square-ended overlap. Tread and sidewall digabungkan dengan skived splice, dimana ujungnya

digabungkan dengan bevel-cut. Produk akhir dari proses TBM disebut ban hijau. Pabrik

Goodyear telah mengembangkan perakitan ban secara otomatis dengan menggunakan komputer.

Ini dalam upaya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam presisi, hasil produksi yang

tinggi, dan penggunaa tenaga kerja berkurang.

Gambar. Tire Building Machine

6. Mesin Vulkanisasi ban

Mesin vulkanisasi digunakan untuk mensuplai energi panas ke dalam kompon karet, guna

menghasilkan karet matang atau vulkanisat yang elastis. Jenis mesin vulkanisasinya adalah Mesin

Page | 23

Page 24: Pengolahan Limbah Ban

vulkanisasi rotocure, dimana mesin ini digunakan untuk memvulkanisasi lembaran kompon yang

panjang dan lebar, dan dibentuk pada mesin kalender, seperti lantai karet dan sabuk pengangkut.

Mesin ini mempunyai tiga buah rol panas dan sebuah rol penegang/pengendor lembaran baja. Rol-rol

panas mendapat panas dari uap yang mengalir di dalam rongga rol dan panas radiasi lampu yang

dipasang di atas rol. Lembaran baja berfungsi sebagai penerus putaran dari rol penggerak ke rol-rol lain

dan sekaligus sebagai dudukan lembaran kompon karet. Selama vulkanisasi, rol berputar dan lembaran

kompon karet mengikuti gerakan lembaran baja mengitari rol. Kecepatan berputar dan suhu silinder

dapat diatur sedemikian rupa, sehingga karet akan tepat matang pada saat keluar dari rol. Vulkanisasi

berakhir pada saat lembaran karet mencapai rol peregang di bagian belakang mesin.

7. Alat pencetak Patern Ban

Mesin ini bekerja dengan otomatis, pada mesin pencetak patern ban ini,bekerja dengan

cetakan menutup dan terkunci, tekanan bladder meningkat sehingga membuat aliran ban hijau

ke dalam cetakan, kemudian proses selanjutnya adalah pembentukan bead dan pencetakan nama

perusahaan pada didnding ban hasil cetakan.

Gambar. Mesin Pencetak Patern ban

8. Alat untuk mengetes durability ban dan Alat untuk mengukur tekanan ban

Tes durability dilakukan untuk mengetahui kekuatan ban. Kerja alat tes durability ini

dengan memutar dan menggesek ban dalam selama 82 jam non stop dengan kecepatan konstan. 

Pemeriksaan tekanan ban diukur dengan menggunakan alat ukur tekanan ban yang disebut ” Tire

gauge ” atau manometer ban kendaraan bermotor. Alat standar pengukuran tekanan ban pada

pabrik ini memiliki kapasitas ukur 60 PSI dengan ketelitian 1%. Pengukuran dilakukan beberapa

Page | 24

Page 25: Pengolahan Limbah Ban

kali pada tekanan 24-26-28-32 PSI yang merupakan tekanan yang biasa dipakai untuk ban

kendaraan bermotor pada umumnya dan telah ditetapkan oleh pabrik pembuat ban.

Gambar. Alat khusus untuk mengetes durability ban 

III.5 Hasil Produksi

Hasil Produksi dari PT.Goodyear Indonesia Tbk, diantaranya adalah:

Ban Penumpang

• EAGLE F1 Asymmetric

• EAGLE F1 GS-D3

• Excellence

• Assurance

• EAGLE NCT 5

• DUCARO GA

• GT3

• DUCARO GDI

Pickup, Van and 4x4

• Wrangler HP AW

• WRANGLER DT

• Wrangler AT/SA

• WRANGLER AT/S OBL

• WRANGLER AT/R OWL

• WRANGLER MT/R

• Cargo G28

Ban Truk

• HI MILER G2020

• HI MILER G2020 DT

• HI MILER G2020 HD

• HI MILER CT163

• HI MILER CT176Page | 25

Page 26: Pengolahan Limbah Ban

• HI MILER G141

• HI MILER G11

Ban Off The Road

• SUPER RIB TRACTOR

• TRACTION SURE GRIP

• SURE GRIP ALL SERVICE

• SURE GRIP GRADER

• SURE GRIP LOADER

• HARD ROCK LUG

III.6 Limbah Produksi Ban dan Pengolahannya

Limbah yang dihasilkan pada pembuatan ban di PT.Goodyear Indonesia Tbk diantaranya

adalah:

1. Limbah Padat

Limbah padat dari hasil produksi ban berasal dari sisa-sisa karet pada saat proses

pencetakan ban. Limbah padat tersebut tidak diolah langsung oleh PT.Goodyear akan tetapi

dikirim ke industri pengolahan limbah.

2. Limbah Cair

Sumber limbah cair pembuatan ban berasal dari sisa air yang digunakan sebagai

pengencer bahan lateks, pembuatan larutan-larutan kimia, pencuci hasil pembekuan dan alat-alat

yang digunakan serta untuk mendinginkan. Limbah cair tersebut mengandung senyawa organik

antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan nitrogen. Juga mengandung air cucian dari lateks

yang terkoagulasi , protein, lipid, karoten dan lain-lain. Selain itu juga mengandung bahan-bahan

kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan.

Pengolahan Air Limbah Pabrik Ban dibagi atas tiga metode :

1. Metode Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan

agar bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang

terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan merupakan cara yang efisien untuk

Page | 26

Page 27: Pengolahan Limbah Ban

menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah

mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.

2. Metode Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-

partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa posfor dan zat

organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan

bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut,

yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan

atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

3. Metode biologi

Proses pengolahan limbah dengan metode biologi adalah metode yang memanfaatkan

mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air

limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material,

juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode

Pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah

yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.

4. Limbah Gas

Untuk limbah gas berasal dari hasil proses mixing antara karet dengan zat-zat kimia

tambahan pada pembuatan ban. Sampai saat ini PT.Goodyear Indonesia belum memiliki instalasi

pengolahan limbah gas buangan dari hasil produksi ban.

III.7 Komitmen Perusahaan

Komitmen Goodyear terhadap masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan

perusahaan. Membangun masyarakat yang sehat dengan kinerja tinggi merupakan tujuan dari

kegiatanGoodyear di masyarakat sekitar pabrik dan kantor Goodyear. Hal ini terus dikembangkan

sehingga di kemudian hari Goodyear dapat menjadi warga dunia yang peduli serta aktif berperan

dimanapun kami beroperasi. Sebagai perusahaan yang ada di dalam masyarakat, Goodyear bekerja

Page | 27

Page 28: Pengolahan Limbah Ban

bersama beberapa organisasi yang giat mempromosikan pembangunan masyarakat madani, ekonomi,

pendidikan, kesehatan jasmani dan juga kesehatan sosial.

Kerja sama itu terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk diantaranya kegiatan pendanaan

seperti cindera mata, hibah dana, sponsor kegiatan, donasi dan kegiatan peran serta aktif. Secara

individu, Goodyear Associates berperan serta dalam posisi kunci di organisasi yang mempromosikan

pembangunan masyarakat madani, pendidikan, pemerintahan dan lingkungan masyarakat sekitar.

Kegiatan peran serta aktif juga terus berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan

masyarakat di sekitar lokasi kerja kami di seluruh dunia.

1. Goodyear Indonesia Waspada Flu Burung

Goodyear Indonesia turut prihatin dan juga merasa bertanggung jawab mengampanyekan

pengetahuan mengenai virus H5N1 ini. Pengetahuan itu berupa cara penyebaran serta langkah-langkah

yang harus diambil untuk menghindari tertular virus tersebut. Di lingkungan kantor Goodyear,

kampanye dilakukan dengan memajang poster serta melakukan diskusi secara berkala. Tak berhenti

sampai di situ, Goodyear juga melakukan kampanye di lingkungan masyarakat sekitar serta ritel-ritel

resmi Goodyear yang tersebar di seluruh Indonesia. Kampanye ini diharapkan mampu menciptakan

sebuah lingkungan yang bebas dari penyebaran virus flu burung baik di lingkungan kantor, lingkungan

sekitar maupun di lingkungan ritel-ritel resmi Goodyear berada.

2. Goodyear Indonesia Peduli Korban Gempa Yogyakarta

Berawal dari rasa duka yang mendalam, Goodyear Indonesia berinisiatif meringankan beban

penderitaan dengan mengirimkan 1000 karung semen ke berbagai daerah yang terkena dampak gempa.

Daerah-daerah tersebut di antaranya Bambanglipuro, Jetis dan Gilangharjo Pondok yang semuanya

terletak di Kabupaten Bantul. Seribu karung semen itu diserahkan pada 29 Juli oleh beberapa orang

Goodyear associates.

3. PT. Goodyear Santuni Kaum Dhuafa

Page | 28

Page 29: Pengolahan Limbah Ban

PT.Goodyear Bogor Indonesia juga menyerahkan santuanan kepada fakir miskin, yatim piatu

dan janda dilingkungan pabrik serta mantan pegawai PT.Goodyear. Sekitar Rp.108.650.000 dana yang

berhasil dikumpulkan dari karyawan PT.Goodyear dan Management. Kegiatan ini merupakan agenda

rutin . Selain mantan karyawan, yang mendapat santunan fakir miskin, janda dan yatim piatu yang ada

disekitar pabrik.

BAB IV

KESIMPULAN

1. PT Goodyear Indonesia merupakan pabrik ban pertama yang berdiri di Indonesia

2. Bahan Baku utama untuk pembuatan ban adalah karet, dimana karet yang digunakan

pada proses pembuatan ban di PT.Goodyear Indonesia adalah karet alam dan karet

sintetis.

3. Hasil Produksi PT.Goodyear Indonesia antara lain ban penumpang,ban truck, pick up dan

ban off the road

Page | 29

Page 30: Pengolahan Limbah Ban

4. Pengolahan limbah hasil proses produksi ban pada Pt.Goodyear Indonesia hanya

dilakukan pada limbah cair, sedangkan untuk limbah padat dikirim kepada pabrik

pengolahan limbah, sedangkan untuk limbah gas tidak dilakukan pengolahan.

DAFTAR PUSTAKA

Amurwabumi,Khresna. 1997. Pemonitoran Curing Resin Dengan Gelombang Ultrasonik

Longitudinal. Bandung: Puslitbang LIPI.

Mustar, A. Rachman. 2008. Penelitian Penerapan Standar Ukuran Tekanan Ban Kendaraan

Bermotor. Jakarta : Prosiding PPI Standardisasi.

Page | 30

Page 31: Pengolahan Limbah Ban

OPKR .2004. Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Ban Dalam.

Jakarta: Depdiknas.

http://ditaardja.student.umm.ac.id/2010/02/05/polimer/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.in.gov/idem/5893.hm

http://otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=otonews/Content/0/0/1/7/2960

http://sicentol.wordpress.com/2008/04/21/mengenal-karakter-ban-mobil/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/bentuk-polimer-dalam kehidupan/bentuk-polimer-elastomer-karet/

http://www. chengxinshihua.com/us-en/page/Default.asp?ID=122

http://www.goodyear-indonesia.com/aboutgoodyear.html

http://inbike.multiply.com/notes/item/25

Page | 31