Upload
fanny-nur-amalia-sari
View
47
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
ElektronikaTelekomunikasiLaporan Penguat RF
DosenPengajar:
MOCHAMMAD TAUFIK, ST.MT.
NIP. 131864296 / 196403041989031003
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
JTD – 2B :
Andini Rahmat Hasani (04) NIM. 1241160061
Fanny Nur Amalia Sari (13) NIM. 1241160068
Muhammad Alif Haidar (19) NIM. 1241160041
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno Hatta 9 Malang 65141
Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
http://www.poltek-malang.ac.id
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk
mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu
penguat yang dapat digunakan untuk mengkonversi sinyal frekuensi radio berdaya rendah
menjadi sinyal yang lebih besar. Penguat ini harus menunjukkan tingkat perolehan daya yang
tinggi, gambaran noise yang rendah, stabilitas dinamis yang baik, admitansi pindah baliknya
rendah sehingga antena akan terisolasikan dari osilator, dan selektivitas yang cukup untuk
mencegah masuknya frekuensi IF, frekuensi bayangan, dan frekuensi-frekuensi lainnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan penguat ideal yang sesuai dengan uraian di atas yaitu
penguat RF. Penguat RF ini berfungsi untuk memperkuat sinyal frekuensi tinggi yang
dihasilkan osilator RF dan diterima oleh antena untuk dipancarkan. Pada penguat RF,
rangkaian yang umum digunakan adalah penguat kelas A dan Kelas C.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja penguat RF ?
2. Bagaimana rangkaian penguat RF ?
3. Mengapa penguat RF banyak menggunakan penguat kelas C ?
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Penguat RF
Penguat RF merupakan perangkat yang berfungsi memperkuat sinyal frekuensi tinggi
yang dihasilkan osilator RF dan diterima oleh antena untuk dipancarkan. Pada penguat RF,
rangkaian yang umum digunakan adalah penguat kelas A dan Kelas C.
2.2 Tingkatan Penguat RF
1. Buffer
Buffer merupakan blok rangkaian yang berfungsi sebagai penyangga atau
penyaring sinyal masukan (input) agar sesuai dengan karakteristik kerja penguat.
Ciri : a.) Daya outputnya kecil
b.) Impedansi input tinggi yang pembebanan yang rendah dari tingkat
sebelumnya
c.) Impedansi output rendah
d.) Jika buffer tidak digunakan, maka transfer daya dari tingkat sebelumnya ke
tingkat selanjutnya tidak akan maksimum.
e.) Umumnya mempunyai daya output maksimum 0,5 watt.
2. Driver
Driver merupakan penguat tingkat dua yang juga merupakan rangkaian
kendali dari penguat RF. Rangkaian penguat pada driver akan menentukan daya pada
rangkaian final.
Ciri : a.) Mempunyai daya output yang lebih besar dari rangkaian buffer
b.) Umumnya mempunyai daya output maksimum 5 watt
c.) Rangkaian penguatnya dikatakan rangkaian penguat sinyal menengah atau
daya sedang.
3. Final
Final merupakan penguat tingkat akhir. Rangkaian penguat final menentukan
daya output secara keseluruhan dari penguat RF. Rangkaian final ini merupakan
penguat tingkat akhir yang dihubungkan ke antena pemancar. Komponen penguat dari
rangkaian final ini mempunyai daya yang tinggi.
2.3 Jenis Kelas Penguat
A. Penguat Kelas A
Penguat kelas A adalah penguat yang bekerja dengan titik operasi dan sinyal
masuk yang sedemikian rupa hingga arus dalam rangkaian keluaran mengalir terus
menerus sehingga menyebabkan transistor selalu beroperasi di daerah aktif. Ini
mengandung arti bahwa arus kolektor mengalir sepanjang 360o dari siklus ac. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi tanpa sinyal, basis transistor telah diberi tegangan
bias. Sifat-sifat penguat kelas A, yaitu:
Bati Tegangan dengan Beban
Di dalam penguat CE, tegangan ac Vin menggerakkan basis, menghasilkan
tegangan keluar ac Vout. Bati tegangan tanpa beban adalah :
Gambar 1 Penguat CE
Karena resistansi yang dilihat oleh kolektor adalah
rc = RC // RL
Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Dimana :
r’c = Resistansi emiter ac
rc = Resistansi kolektor ac
RC = Resistansi kolektor dc
A = Bati Tegangan tanpa beban
RL = Resistansi beban
AV = Bati tegangan dengan beban
Bati Arus
Bati arus sebuah transistor adalah perbandingan arus kolektor ac terhadap arus
basis ac. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Dimana :
Ai = Bati arus
ic = Arus kolektor ac
ib = Arus basis ac
Bati Daya
Daya masuk ac pada basis adalah
Pin = Vin x Ib
Daya keluar ac pada kolektor adalah
Pout = - Vout x Ic
Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa. Perbandingan
Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis dengan Ap. dengan mengambil
perbandingan tersebut, didapatkan:
Karena Av = Vout / Vin dan Ai = Ic / Ib , maka :
Ap = - Av Ai
Dimana :
P in = Daya input ac
v in = Tegangan melintas pada resistansi emiter
Ib = Arus basis ac
Ic = Arus kolektor ac
Vout = Tegangan keluar
Pout = Daya output ac
Ap = Bati daya
Av = Bati tegangan
Ai = Bati arus
Daya Beban
Daya ac ke dalam tahanan beban RL adalah
Dimana :
PL = Daya beban ac
VL = Tegangan beban rms
RL = Resistansi beban
Efisiensi Tahapan
Efisiensi tahapan kelas A diberikan oleh
Dimana :
PL(maks) =Daya beban maksimum
PS = daya dc dari catu
η = Efisiensi tahapan
B. Penguat Kelas B
Operasi kelas B sebuah transistor berarti bahwa arus kolektor hanya mengalir
180o dari siklus ac. Ini berarti bahwa titik Q ditempatkan di dekat titik putus dari
kedua garis beban dc dan ac. Keuntungan operasi kelas B adalah rendahnya disipasi
daya transistor dan kekurangannya penguras arus.
Rangkaian Dorong Tarik
Bila transistor dioperasikan pada kelas B, ia akan menggunting setengah
siklus. Untuk menghindari distorsi yang dapat terjadi maka harus
menggunakan dua transistor dalam susunan dorong tarik. Ini berarti bahwa
satu transistor bekerja selama setengah siklus dan transistor yang lain bekerja
selama setengah siklus yang lain. Dengan rangkaian dorong tarik, kita dapat
membangun penguat kelas B yang mempunyai distorsi rendah, daya besar dan
efisiensi tinggi.
Gambar 2 Pengikut Emiter Dorong Tarik Kelas B
Garis Beban DC
Karena tidak ada resistansi dc pada rangkaian kolektor atau emitter pada
gambar 3, arus jenuh dc berharga tak terhingga. Ini berarti bahwa garis beban
dc verikal, seperti ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 3 Rangkaian Ekivalen DC penguat Kelas B
Gambar 4 Garis Beban Penguat Kelas B Garis Beban AC
Untuk sebuah pengikut emitor, arus jenuh ac adalah
Dengan tegangan putus ac adalah
Dalam pengikut emitor kelas B pada gambar 2.2. ICQ = 0, VCEQ = VCC/2,
dan rE= RL. Dengan demikian, arus jenuh ac dan tegangan putus ac
disederhanakan menjadi:
dan
Dimana :
IC( jen) = Arus jenuh ac
rE = Resistansi pembenaman
RL = Resistansi beban
VCC = Tegangan catu
IC( jen) = Arus jenuh ac
CEQ V = Tegangan kolektoremiter tenang
VCE( put ) = Tegangan putus ac
ICQ = Arus kolektor tenang
Gambar 4 memperlihatkan garis beban ac. Bila sebuah transistor bekerja, titik
operasi transistor itu hanya akan berayun ke atas sepanjang garis beban ac,
sementara itu titik operasi transistor yang lain tetap berada pada titik putusnya.
Tegangan dari transistor yang menghantar dapat berayun dari keadaan putus
sampai keadaan jenuh.
Efisiensi Tahapan
Efisiensi tahapan kelas A diberikan oleh
Dimana :
PL(maks) =Daya beban maksimumPS = daya dc dari catuη = Efisiensi tahapan
Kelas B mempunyai efisiensi tahapan yang lebih besar daripada kelas A
karena maenghasilkan jauh lebih banyak daya keluar dengan lebih sedikit daya
dc dari catu. Kenyataannya, kelas B mempunyai efisiensi maksimum 78,5
persen, sedangkan penguat kelas A memiliki efisiensi maksimum 25 persen.
C. Penguat Kelas C
Daerah dimana arus kolektor yang mengalir kurang dari 180o siklus ac disebut
daerah operasi kelas C. Hal ini berarti bahwa arus kolektor penguat kelas C tidak
sinusoidal, karena arus mengalir dalam bentuk pulsa-pulsa. Untuk menghindari
distorsi yang disebabkan oleh beban yang bersifat tidak murni, penguat kelas C selalu
menggerakkan rangkaian bejana resonansi. Cara ini menghasilkan tegangan keluar
berupa tegangan sinusoidal.
Penguat Tertala
Gambar 4 memperlihatkan salah satu cara utnuk membuat penguat kelas C.
Rangkaian bejana resonansi ditala pada frekuensi sinyal masuk. Bila rangkaian
mempunyai faktor kualitas (Q) yang tinggi, resonansi paralel akan terjadi
disekitar.
Dimana :
fr = Frekuensi resonansi
L = Induktansi
C = Kapasitansi
Gambar 5 Penguat Kelas C Tertala
Garis Beban DC
Karena RS sangat kecil, garis beban dc tampak hampir vertikal, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.6. transistor tidak mempunyai arus selain arus
bocor sehingga tidak ada pelanturan termal. Titik Q diletakkan pada titik putus
tanpa resiko pengatur termal.
Gambar 6 Garis beban Penguat Kelas CGaris beban ac yang diturunkan masih tetap sama. Untuk penguat CE :
dan
Dimana :
IC( jen) = Arus jenuh ac
rC = Resistansi kolektor ac
VCEQ = Tegangan kolektor emiter tenang
ICQ = Arus kolektor tenang
VCE( put ) = Tegangan putus ac
Gambar 6 memperlihatkan garis beban ac. Bila transistor bekerja, titik
operasinya berayun ke atas sepanjang garis beban ac. Dengan demikian arus
jenuh ac pada penguat kelas C adalah VCC/rC, dan ayunan maksimumnya
adalah VCC.
Resistansi Kolektor AC
Setiap kumparan atau induktor mempunyai resistansi seri RS. Harga Q dari sebuah induktor diberikan oleh