5
Penilaian Postur Operator dan Perbaikan pada Bagian Produksi Pabrik Roti X dengan Metode RULA, REBA, dan OWAS Kata KunciPostur, RULA, REBA, OWAS Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia masih sangat dominan, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material menggunakan alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban ringan [1]. Kegiatan penanganan bahan secara manual berisiko terjadinya gangguan muskuloskeletal atau musculoskeletal disorders (MSDs), yakni cedera pada otot, urat syaraf, urat daging, tulang, persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh aktivitas kerja [2]. Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan vital dalam pekerjaan yang dilakukan di bagian proses produksi, maka telah banyak dilakukan penelitian untuk menganalisis postur MMH dengan merekomendasikan perbaikan postur dan ruang kerjanya. Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis postur kerja antara lain metode RULA, REBA, dan OWAS. Ketiga metode ini mampu mendefinisikan pergerakan seluruh bagian tubuh pada pekerja stasiun pengepakan karton dan dapat memberi perbaikan pergerakan tubuh secara keseluruhan sehingga dapat memberi rasa nyaman dan aman pada saat melakukan aktivitas kerja [2]. a. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode untuk mengukur atau menilai postur tubuh atau anggota tubuh bagian atas (upper limb) pada saat melakukan aktivitas yang diukur dengan tingkat risiko cedera (degree of injury risk). Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor risiko yang akan dialami oleh pekerja. Risiko yang dimaksud adalah risiko kecelakaan atau cedera tubuh atau otot, akibat dari bagian tubuh bergerak, karena tidak sesuai dengan pola gerak yang benar disebut sebagai gerak bagian tubuh yang tidak ergonomi. RULA adalah salah satu alat penilaian ergonomis secara observasi yang sering digunakan untuk menganalisis postur tubuh yang diadopsi oleh pekerja di lapangan. Pada metode ini, skor akan diberikan secara spesifik untuk postur tertentu khususnya dalam kaitannya dengan bahu, tangan, dan pergelangan tangan. Skor gabungan RULA pada suatu waktu tertentu saat melakukan pekerjaan dihitung untuk menghasilkan satu skor risiko akhir terkait dengan tingkat risiko pekerjaan saat ini [3]. b. Rapid Entire Body Assessment (REBA) REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan yang mendekati metode RULA, tetapi metode REBA tidak sebaik metode RULA yang menunjukkan pada analisis pada keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk pergerakan pada pekerjaan berulang yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu sistem baru dalam analisis yang ER-12 Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] 4 th Prama Shandyasta Mahindriya 5 th Hanan Afifah Rachmadini 1 st Claudia Ivana Sitorus Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] 2 nd Santika Sari Teknik Industri 3 rd Nurfajriah Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] 6 th Najibatul Mujahidah Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia [email protected] AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai postur pekerja dan memberikan rekomendasi perbaikan sistem kerja dari proses mixing, rolling, packing, cutting dan baking yang dilakukan operator. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu mendokumentasikan postur operator yang dilakukan saat bekerja, mengetahui skor, level risiko dan level tindakan dengan metode RULA, REBA dan OWAS serta memberikan solusi terhadap risiko ergonomi pada pekerja. Solusi atau perbaikan diperoleh dari hasil perhitungan RULA, REBA dan OWAS masing-masing proses kerja. Setelah itu dilakukan perancangan perbaikan dari proses kerja yang paling berisiko menimbulkan cedera. Adapun penyesuaian serta perbaikan yang dilakukan adalah pada proses rolling dengan menyesuaikan meja kerja dengan membuat mesin rolling. II. KAJIAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

Penilaian Postur Operator dan Perbaikan pada Bagian ... SENTI 2020-E… · musculoskeletal disorders (MSDs), yakni cedera pada otot, urat syaraf, urat daging, tulang, persendian tulang,

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penilaian Postur Operator dan Perbaikan pada Bagian

    Produksi Pabrik Roti X dengan Metode RULA,

    REBA, dan OWAS

    Kata Kunci—Postur, RULA, REBA, OWAS

    Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia masih sangat dominan, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material menggunakan alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban ringan [1]. Kegiatan penanganan bahan secara manual berisiko terjadinya gangguan muskuloskeletal atau musculoskeletal disorders (MSDs), yakni cedera pada otot, urat syaraf, urat daging, tulang, persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh aktivitas kerja [2].

    Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan vital dalam pekerjaan yang dilakukan di bagian proses produksi, maka telah banyak dilakukan penelitian untuk menganalisis postur MMH dengan merekomendasikan perbaikan postur dan ruang kerjanya. Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis postur kerja antara lain metode RULA, REBA, dan OWAS. Ketiga metode ini mampu mendefinisikan pergerakan seluruh bagian tubuh pada pekerja stasiun pengepakan karton dan dapat memberi perbaikan pergerakan tubuh secara keseluruhan

    sehingga dapat memberi rasa nyaman dan aman pada saat melakukan aktivitas kerja [2].

    a. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

    RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode untuk mengukur atau menilai postur tubuh atau anggota tubuh bagian atas (upper limb) pada saat melakukan aktivitas yang diukur dengan tingkat risiko cedera (degree of injury risk). Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor risiko yang akan dialami oleh pekerja. Risiko yang dimaksud adalah risiko kecelakaan atau cedera tubuh atau otot, akibat dari bagian tubuh bergerak, karena tidak sesuai dengan pola gerak yang benar disebut sebagai gerak bagian tubuh yang tidak ergonomi.

    RULA adalah salah satu alat penilaian ergonomis secara observasi yang sering digunakan untuk menganalisis postur tubuh yang diadopsi oleh pekerja di lapangan. Pada metode ini, skor akan diberikan secara spesifik untuk postur tertentu khususnya dalam kaitannya dengan bahu, tangan, dan pergelangan tangan. Skor gabungan RULA pada suatu waktu tertentu saat melakukan pekerjaan dihitung untuk menghasilkan satu skor risiko akhir terkait dengan tingkat risiko pekerjaan saat ini [3].

    b. Rapid Entire Body Assessment (REBA)

    REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah

    metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat

    untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan

    tangan, dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan

    yang mendekati metode RULA, tetapi metode REBA tidak sebaik metode RULA yang menunjukkan pada analisis pada

    keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk pergerakan

    pada pekerjaan berulang yang diciptakan, REBA lebih umum,

    dalam penjumlahan salah satu sistem baru dalam analisis yang

    ER-12

    Teknik Industri

    Universitas Pembangunan Nasional

    Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia

    [email protected]

    Teknik Industri

    Universitas Pembangunan Nasional

    Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia [email protected]

    Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia

    [email protected]

    4th Prama Shandyasta Mahindriya

    5th Hanan Afifah Rachmadini

    1st Claudia Ivana Sitorus Teknik Industri

    Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia [email protected]

    2nd Santika Sari

    Teknik Industri

    3rd Nurfajriah

    Teknik Industri

    Universitas Pembangunan Nasional

    Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia

    [email protected]

    6th Najibatul Mujahidah

    Teknik Industri

    Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

    Jakarta, Indonesia [email protected]

    Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai

    postur pekerja dan memberikan rekomendasi perbaikan sistem

    kerja dari proses mixing, rolling, packing, cutting dan baking

    yang dilakukan operator. Penelitian dilakukan melalui beberapa

    tahapan, yaitu mendokumentasikan postur operator yang

    dilakukan saat bekerja, mengetahui skor, level risiko dan level

    tindakan dengan metode RULA, REBA dan OWAS serta

    memberikan solusi terhadap risiko ergonomi pada pekerja.

    Solusi atau perbaikan diperoleh dari hasil perhitungan RULA,

    REBA dan OWAS masing-masing proses kerja. Setelah itu

    dilakukan perancangan perbaikan dari proses kerja yang paling

    berisiko menimbulkan cedera. Adapun penyesuaian serta

    perbaikan yang dilakukan adalah pada proses rolling dengan

    menyesuaikan meja kerja dengan membuat mesin rolling.

    II. KAJIAN PUSTAKA

    I. PENDAHULUAN

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • di dalamnya termasuk faktor-faktor dinamis dan statis bentuk

    pembebanan interaksi pembebanan perorangan, dan konsep

    baru berhubungan dengan pertimbangan dengan sebutan “The

    Gravity Attended” untuk mengutamakan posisi dari yang

    paling unggul.

    Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah suatu alat

    analisis postural yang mengukur dengan cepat dan mudah

    untuk menilai suatu varietas dari postur kerja untuk risiko

    WMSDs. Penilaian menggunakan metode REBA terbukti

    cocok untuk melakukan evaluasi seluruh tubuh dan baik untuk

    pekerjaan statis dan dinamis. Demikian pula, penilaian REBA

    memiliki keuntungan karena tidak mahal, dan hanya

    membutuhkan peralatan kecil [4]. REBA membantu

    menghindari inkonsistensi pada data karena fakta bahwa

    penggunaan alat laporan diri telah menunjukkan bahwa peserta

    mengidentifikasi tidak adanya faktor risiko postural dengan

    tepat tetapi tidak mampu mengidentifikasi keberadaan mereka

    dengan benar [5].

    c. Ovako Work Posture Analysis (OWAS)

    Salah satu metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis

    postur kerja untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam

    bekerja adalah dengan Ovako Work Sistem Analisis Postur

    (OWAS). OWAS adalah metode sederhana untuk

    memverifikasi tingkat keselamatan yang terkait dengan postur

    kerja, dan untuk mengevaluasi tingkat risiko yang mengarah

    pada tindakan korektif [6]. Metode OWAS dapat

    mendefinisikan pergerakan seluruh bagian tubuh dan dapat

    merekomendasikan perbaikan untuk perasaan lebih aman dan

    nyaman saat bekerja.

    2) Proses Rolling Mesin rolling membutuhkan tenaga manusia untuk

    memasukkan adonan ke dalam alat.

    3) Proses Packing Pada mesin packing ini tenaga kerja manusia atau pekerja

    digunakan untuk mengontrol kualitas (Quality Control) roti

    yang sudah selesai dipanggang juga kontrol pada hasil

    pembungkusan roti tersebut.

    ER-13

    a. Penilaian Postur Kerja

    Penilaian postur kerja dilakukan dengan tiga metode yaitu RULA, REBA dan OWAS. Penilaian ini dilakukan oleh lima operator dengan job-desc sebagai berikut: mixing, rolling, packing, cutting dan baking.

    OWAS (Ovako Work posture analysis) adalah suatu

    metode ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi postural

    stress yang terjadi pada seseorang ketika sedang bekerja.

    OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk

    melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang

    digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja di rekapitulasi,

    dibagi beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga

    diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja

    atau aktivitas lalu diadakan suatu pengukuran terhadap

    sampling dari siklus kerja tersebut.

    Gambar 1. Proses Mixing

    Gambar 2. Proses Rolling

    Gambar 3. Proses Packing

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1) Proses Mixing Mesin mixing membutuhkan tenaga manusia menekan

    tombol pada mesin untuk memulai pengadukan adonan. Selanjutnya operator harus menunggu hingga adonan itu

    selesai di aduk dan siap untuk dilanjutkan ke proses

    berikutnya.

  • 4) Proses Cutting Mesin cutting membutuhkan tenaga kerja manusia untuk

    membantu proses pemotongan agar pemotongan berjalan

    dengan sempurna, dengan cara menarik tuas mesin

    pemotong adonan hingga adonan terpotong. Selain itu tenaga kerja manusia dibutuhkan untuk melakukan

    kontrol apakah proses pemotongan berjalan dengan

    sempurna.

    5) Proses Baking Mesin pemanggang membutuhkan tenaga kerja manusia

    untuk memasukkan adonan yang telah siap dipanggang, menyalakan api dan mengontrol apakah adonan sudah siap

    saji atau belum.

    1) Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA

    No Jenis

    Pekerjaan

    Skor

    Akhir Level Risiko

    Tindakan

    Perbaikan

    1 Mixing 3 Perlu

    Pemeriksaan Perlu

    2 Rolling 7 Berbahaya Perlu segera saat

    itu juga

    No Jenis

    Pekerjaan

    Skor

    Akhir Level Risiko

    Tindakan

    Perbaikan

    3 Packing 2 Bisa

    Diabaikan Tidak Perlu

    4 Cutting 5 Pemeriksaan Perlu Segera

    5 Baking 4 Perlu

    Pemeriksaan Perlu

    2) Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA

    No Jenis

    Pekerjaan

    Skor

    Akhir Level Risiko

    Tindakan

    Perbaikan

    1 Mixing 3 Rendah Mungkin Perlu

    2 Rolling 12 Sangat Tinggi Perlu Sesegera

    Mungkin

    3 Packing 3 Rendah Mungkin Perlu

    4 Cutting 6 Sedang Perlu

    5 Baking 5 Sedang Perlu

    3) Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode OWAS

    No Jenis

    Pekerjaan

    Skor

    Akhir Level Risiko

    Tindakan

    Perbaikan

    1 Mixing 1 Bisa

    Diabaikan Tidak Perlu

    2 Rolling 2 Rendah Perlu jika

    diperlukan

    3 Packing 1 Bisa

    Diabaikan Tidak Perlu

    4 Cutting 1 Bisa

    Diabaikan Tidak Perlu

    5 Baking 2 Rendah Perlu jika

    diperlukan

    b. Analisis Postur Kerja

    1) Analisis Proses Mixing

    Berdasarkan metode RULA didapatkan nilai sebesar

    3 yang artinya perlu pemeriksaan. Sedangkan berdasarkan

    metode REBA didapatkan nilai sebesar 3 yang artinya

    risikonya adalah rendah dan yang terakhir adalah pada

    metode OWAS didapatkan nilai sebesar 1 yang artinya

    risiko bisa diabaikan atau tergolong aman. Dari ketiga

    hasil ini dapat kita lihat bahwa pekerjaan mixing tergolong

    aman.

    2) Analisis Proses Rolling

    Berdasarkan metode RULA didapatkan nilai sebesar

    7 yang artinya berbahaya dan termasuk level risiko tinggi.

    Sedangkan berdasarkan metode REBA didapatkan nilai

    sebesar 12 yang artinya risikonya adalah sangat tinggi,

    dan yang terakhir, pada metode OWAS didapatkan nilai

    sebesar 2 yang artinya risiko rendah. Dari ketiga hasil ini

    ER-14

    Gambar 4. Proses Cutting

    Gambar 5. Proses Baking

    TABEL I. PENILAIAN RULA

    TABEL II. PENILAIAN REBA

    Berdasarkan pengolahan data RULA, REBA dan OWAS

    pada kelima operator maka terdapat perbedaan risiko antara

    kelima operator tersebut yang akan dibahas pada berikut ini.

    TABEL III. PENILAIAN OWAS

  • dapat kita lihat bahwa pekerjaan rolling tergolong berisiko

    tinggi terkena cedera.

    Dilihat dari metode RULA bahwa nilai yang tinggi

    adalah pada posisi lengan atas, leher dan punggung.

    Beban adonan yang berat menjadi salah satu alasan tingginya nilai beban dan nilai pada lengan atas karena

    harus mengangkat adonan selama dua puluh detik dengan

    ketinggian 45o-90o dengan kondisi ini, postur lengan atas

    mendapat skor 3. Postur ini dapat menyebabkan lengan

    atas menjadi pegal bahkan cedera jika pekerjaan

    dilakukan secara berulang-ulang. Selain itu posisi alat

    rolling yang terlalu pendek menyebabkan operator harus

    menunduk sebesar 20o+ dan membungkuk sekitar 20o-60o

    dalam melakukan pekerjaan. Dengan kondisi di atas,

    postur leher mendapatkan skor sebesar 3 dan postur badan

    mendapatkan skor sebesar 3. Postur ini dapat

    menyebabkan berubahnya postur tubuh operator dan cedera jika dilakukan secara terus-menerus. Jika

    dibandingkan dengan postur lengan bawah dan

    pergelangan tangan yang hanya mendapat skor sebesar 2

    dan postur kaki dengan skor sebesar 1, tentu dapat dilihat

    bahwa harus ada perbaikan pada postur lengan atas, leher

    dan badan agar operator tidak cedera.

    Dilihat dari metode REBA bahwa nilai yang tinggi

    berada pada postur lengan atas dan badan dengan

    penjelasan dan skor yang sama dengan yang terdapat pada

    RULA sheet. Terakhir adalah pada postur kaki, hal ini

    karena letak alat yang rendah menyebabkan satu kaki operator harus menekuk dengan sudut 30o-60o. Dengan

    kondisi ini, postur kaki mendapat nilai sebesar 3. Postur

    ini dapat menyebabkan pegal atau bahkan cedera jika

    dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

    Terdapat perbedaan pada skor yang didapatkan postur

    kaki pada RULA sheet dan sheet. Hal ini dikarenakan

    pada REBA sheet, klasifikasi postur kaki lebih mendetail

    daripada pada RULA sheet.

    Sedangkan pada metode OWAS didapatkan skor akhir

    2 dan tergolong rendah sehingga harus dilakukan

    perbaikan jika diperlukan. Namun metode OWAS

    dianggap kurang akurat dalam menilai postur tubuh,

    dikarenakan pekerjaan baking yang dinilai cukup berat.

    3) Analisis Proses Packing

    Berdasarkan metode RULA didapatkan nilai sebesar 2

    yang artinya sangat rendah sehingga dapat diabaikan.

    Sedangkan berdasarkan metode REBA didapatkan nilai

    sebesar 3 yang artinya risikonya adalah rendah dan yang

    terakhir adalah pada metode OWAS didapatkan nilai

    sebesar 1 yang artinya risiko bisa diabaikan atau tergolong

    aman. Dari ketiga hasil ini dapat kita lihat bahwa

    pekerjaan packing tergolong aman.

    4) Proses Cutting

    Berdasarkan metode RULA didapatkan nilai sebesar 6

    yang artinya diperlukan perbaikan segera. Sedangkan

    berdasarkan metode REBA didapatkan nilai sebesar 6 yang

    artinya risikonya adalah sedang dan yang terakhir adalah

    pada metode OWAS didapatkan nilai sebesar 1 yang

    artinya risiko bisa diabaikan atau tergolong aman. Dari

    ketiga hasil ini dapat kita lihat bahwa pekerjaan cutting

    tergolong berisiko.

    Dilihat dari metode RULA dan REBA bahwa nilai

    yang tinggi adalah pada posisi lengan atas. Hal ini

    dikarenakan operator harus menekuk lengan saat menarik

    tuas alat pemotong adonan dan menahannya agar adonan

    terpotong sempurna. Dengan kondisi seperti ini, postur

    lengan atas mendapatkan skor sebesar 3. Postur ini dapat

    menyebabkan lengan atas menjadi pegal bahkan cedera

    jika pekerjaan dilakukan secara berulang-ulang.

    Sedangkan pada metode OWAS merupakan satu-

    satunya metode dengan hasil yang kecil, sehingga

    dianggap kurang akurat dalam menilai postur tubuh,

    padahal pekerjaan cutting dinilai cukup berat.

    5) Proses Baking

    Berdasarkan metode RULA didapatkan nilai sebesar 4

    yang artinya perlu dilakukan pemeriksaan. Sedangkan

    berdasarkan metode REBA didapatkan nilai sebesar 5 yang

    artinya risikonya adalah sedang dan yang terakhir adalah

    pada metode OWAS didapatkan nilai sebesar 2 yang

    artinya risiko rendah. Dari ketiga hasil ini dapat kita lihat

    bahwa pekerjaan baking tergolong berisiko.

    Dilihat dari metode RULA dan REBA bahwa nilai

    yang tinggi adalah pada punggung. Hal ini dikarenakan operator harus membungkuk ketika akan memasukkan

    adonan ke dalam mesin pemanggang. Sedangkan pada

    metode OWAS merupakan satu-satunya metode dengan

    hasil yang kecil, sehingga dianggap kurang akurat dalam

    menilai postur tubuh, padahal pekerjaan baking dinilai

    cukup berat.

    c. Rancangan Perbaikan

    Dari analisis postur kerja dapat diketahui bahwa

    kegiatan yang paling berisiko menimbulkan cedera terjadi

    pada proses rolling dikarenakan dari skor akhir RULA dan

    REBA yang tergolong tinggi sehingga dapat menimbulkan

    cedera jika tidak dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Maka dari itu harus dilakukan perbaikan sesegera mungkin,

    hal ini dapat dilakukan dengan cara mengganti mesin

    rolling menjadi otomatis sehingga beban operator menjadi

    berkurang dan risiko cedera menurun.

    ER-15

  • 1) Desain Perbaikan Mesin Rolling

    Penjelasan rancangan perbaikan: pada desain mesin rolling

    terbaru ini terdapat belt conveyor (1) untuk membawa adonan

    ke roda pemutar (2), roda pemutar akan menggilas adonan dan

    adonan akan terdorong ke atas lalu ditahan oleh papan (3) dan

    terjatuh lagi ke belt conveyor sehingga proses akan berulang.

    Selain untuk menahan adonan, papan juga berfungsi sebagai

    penutup mesin jika mesin sudah selesai digunakan. Proses ini

    dilakukan sampai adonan menjadi kalis.

    2) Analisis Desain Perbaikan untuk Operator

    Dengan perubahan ini, operator tidak perlu berulang-

    ulang mengangkat dan memasukkan adonan ke mesin

    sehingga beban pada lengan atas menjadi berkurang. Mesin

    yang terukur tingginya juga memudahkan operator untuk

    meletakkan adonan pada belt conveyor sehingga operator tidak

    perlu menunduk dan membungkuk, dengan demikian beban

    pada leher dan badan akan berkurang sehingga cedera dapat

    dihindari.

    tergolong berisiko tinggi terkena cedera sehingga harus segera

    dilakukan perbaikan.

    Pada proses packing hasil penilaian RULA, REBA dan

    OWAS tergolong aman sehingga tidak perlu dilakukan

    perbaikan. Berbeda dengan proses cutting yang memiliki hasil penilaian RULA, REBA dan OWAS yang tergolong berisiko

    sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pada proses terakhir

    (baking) hasil penilaian RULA, REBA dan OWAS tergolong

    berisiko sehingga perlu dilakukan perbaikan.

    Dari analisis postur kerja dapat diketahui bahwa kegiatan

    yang paling berisiko cedera adalah proses rolling, maka dari

    itu dilakukan perbaikan sesegera mungkin dengan cara

    mengganti mesin rolling menjadi otomatis sehingga beban

    operator menjadi berkurang dan risiko cedera akan menurun.

    Terima kasih yang sebesar-sebesarnya dan rasa hormat kepada pihak universitas serta para orang tua penulis yang telah membantu penelitian ini baik secara material maupun non material.

    [2] A. Syahputra et al., “Analisa Perbandingan Metode RULA , REBA dan

    OWAS pada Stasiun Pengepakan Karton PT . Universal Indofood

    Product,” vol. 1, no. 1, pp. 128–140.

    [3] G. Naik and M. R. Khan, “Prevalence of MSDs and Postural Risk

    Assessment in Floor Mopping Activity Through Subjective and

    Objective Measures,” Saf. Health Work, vol. 11, no. 1, pp. 80–87, 2020,

    doi: 10.1016/j.shaw.2019.12.005.

    [5] J. Lapointe, C. E. Dionne, C. Brisson, and S. Montreuil, “Interaction between postural risk factors and job strain on self-reported

    musculoskeletal symptoms among users of video display units: A three-

    year prospective study,” Scand. J. Work. Environ. Heal., vol. 35, no. 2,

    pp. 134–144, 2009, doi: 10.5271/sjweh.1312.

    [6] M. A. Wahyudi, W. A. P. Dania, and R. L. R. Silalahi, “Work Posture

    Analysis of Manual Material Handling Using OWAS Method,” Agric.

    Agric. Sci. Procedia, vol. 3, pp. 195–199, 2015, doi:

    10.1016/j.aaspro.2015.01.038.

    ER-16

    Gambar 6. Desain Perbaikan

    Dimensi tubuh yang dijadikan acuan:

    1) Tinggi tubuh = 152,58 cm (Persentil 50) 2) Tinggi pinggul = 87,3 cm (Persentil 50) 3) Rentang tangan ke depan = 66,18 cm (Persentil 50) 4) Panjang rentang siku = 79,88 cm (Persentil 50)

    IV. KESIMPULAN Pengolahan data dan analisis yang dilakukan memperoleh

    hasil penilaian yang berbeda setiap prosesnya. Pada proses

    mixing hasil RULA, REBA dan OWAS tergolong aman

    sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan, sedangkan pada

    proses rolling hasil penilaian RULA REBA, dan OWAS

    UCAPAN TERIMAKASIH

    DAFTAR PUSTAKA

    [4] L. Nino, F. Marchak, and D. Claudio, “Physical and mental workload interactions in a sterile processing department,” Int. J. Ind. Ergon., vol.

    76, no. January, p. 102902, 2020, doi: 10.1016/j.ergon.2019.102902.

    [1] E. Budiman et al., “Perbandingan Metode-Metode Biomekanika Untuk Menganalisis Postur Pada Aktivitas Manual Material Handling (Mmh)

    Kajian Pustaka,” J@ti Undip J. Tek. Ind., vol. 1, no. 3, pp. 46–52, 2012,

    doi: 10.12777/jati.1.3.46-52.