Upload
others
View
43
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT
DAN DZIKIR MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII
MTs MA`ARIF ROHMATULLAH COKRO GRABAG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Di Susun Oleh:
SITI ARMAWATI
NIM: 111-14-294
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2017/2018
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT
DAN DZIKIR MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII
MTs MA`ARIF ROHMATULLAH COKRO GRABAG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Di Susun Oleh:
SITI ARMAWATI
NIM: 111-14-294
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2017/2018
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Orang yang menuntut ilmu bearti menuntut rahmat ;
orang yang menuntut ilmu bearti menjalankan rukun
Islam dan Pahala yang diberikan kepada sama dengan
para Nabi”.
( HR. Dailani dari Anas r.a )
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis susun dan persembahkan kepada:
1. Ayahanda M. Mualim dan Ibunda Supriyanti yang terhormat dan cintai, yang
senantiasa memberikan do’a restu serta dukungan baik secara moral maupun
material terhadap keberhasilan dan kesuksesan penulis.
2. Adik-Adikku Muhammad Ali Shodikin dan Diyan Tri Wulandari yang tersayang
yang selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support dan doanya untuk
penulis.
3. Kluarga besar Embah K. H Subari dan H. Sri yang selalu memberikan semangat
dan dorongan yang luar biasa.
4. Mas Suryadi sekeluarga yang selalu memberikan dukungan dan support untuk
kesuksesan penulis.
5. Sahabat-sahabat karibku yang selalu memberikan semangat serta teman-teman
seperjuangan yang senantiasa menghibur dan memberikan semangat buat penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat,taufik, hidayah serta inayah-Nya yang telah diberikan kepada
hambanya yang lemah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab Shalat Dan Dzikir
Melalui Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas VII MTs Rohmatullah Cokro
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”
Shalawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kehadirat Nabiyullah
Muhammad saw. sebagai nabi akhir zaman yang mampu memberikan syafa‟atnya
kepada seluruh umatnya. Besar harapan agar dapat menjadi salah satu golongan
umat beliau yang memperoleh syafa‟at agung di hari kiamat nanti. Aamiin
Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali berbagai cobaan, godaan dan
rintangan yang penulis hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan
berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd, Ketua Dekan Tarbiyah IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M.Ag selaku Dosen Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
dan dosen pembimbing skripsi.
4. Bapak H Taryono SW selaku Kepala Sekolah MTs Ma`arif Rahmatullah
Cokro yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
x
5. Bapak Masykur, S. Pd. I Guru Mapel Akidah Akhlak yang telah membantu
penulis mengadakan penelitian.
6. Seluruh siswa kelas 7 yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian.
7. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah mengantarkan ilmu dan pengetahuan
yang tak terhingga nilainya kepada penulis.
8. Seluruh teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasinya.
9. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini tentu masih mengandung banyak kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja. Kesalahan tersebut tentu bersumber dari peneliti
sendiri. Oleh karena itu, peneliti dengan kerendahan hati memohon kritik dan saran
dari pembaca dan seluruh pihak yang berkompeten dengan skripsi ini. Peneliti
berharap sumbangsih saran dan kritik tersebut mampu membuat skripsi ini menjadi
lebih baik dan lebih sempurna.
Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini bisa memberikan sumbangan
pemikiran dalam pendidikan dan memberi kontribusi bagi para pecinta ilmu. Dan
juga penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Salatiga, 30 Juli 2018
Penulis
SITI ARMAWATI
NIM: 11114294
xi
ABSTRAK
Armawati, Siti. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab Shalat
Dan Dzikir Melalui Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas VII MTs
Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M. Ag.
Kata Kunci: hasil belajar, metode group investigation.
Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak materi
adab shalat dan dzikir pada siswa MTs Rahmatuallah Cokro. Pertayaan yang ingin
dijawab peneliti ini adalah Apakah metode Group Investigation dapat meningkatkan
hasil belajar Aqidah Akhlak materi Adab Salat dan Dzikir pada siswa kelas VII MTs
Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?.
Adapun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan adalah dokumentasi, observasi dan tes. Kemudian melaksanakan 2 kali
siklus, adapun masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, kemudian masing-masing siklus setelah
diadakan pembahasan dan pelaksanaannya selama proses pembelajaran, kemudian
diakhiri dengan tes tertulis, kemudian nilai hasil belajar tersebut dianalisa dan
direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tujuan penelitian sesuai yang telah
dirumuskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar Akidah Akhlak materi
adab shalat dan dzikir yang selalu mengalami kenaikan baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kondisi
awal yaitu dengan rata-rata 71.14 dan presentase ketuntasan kondisi awal 45.71%,
sedang setelah dilaksanakan tindakan pada siklus pertama mencapai nilai hasil
belajar rata-rata 76.48, dari 35 siswa yang memenuhi KKM hanya 7 siswa dan
presentasi ketuntasan siklus pertama 80%. Sedangkan tindakan pada siklus kedua
mencapai nilai hasil belajar rata-rata 94.28 dan presentasi ketuntasannya 97.14%,
dari 35 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 34 siswa.
xii
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................... i
LOGO..................................................................................................... ii
NOTA PEMBIMBING......................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................. v
MOTTO.................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................. vii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................. x
DAFTAR ISI.......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 7
C. Tujuan Masalah............................................................................ 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.......................... 7
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 8
F. Definisi Operasional..................................................................... 9
G. Metodologi Penelitian.................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan................................................................... 16
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar.................................................................................. 17
B. Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs.......................................... 28
C. Adab Shalat dan Dzikir................................................................ 31
D. Metode Group Investigation......................................................... 35
E. Kajian Pustaka.............................................................................. 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Ma`arif Rohmatullah Cokro................... 41
1. Profil MTs Ma`arif Rohmatullah Cokro.................................. 41
2. Visi, Misi dan Tujuan............................................................... 43
3. Data Guru dan Siswa............................................................... 45
4. Sarana Prasarana....................................................................... 48
B. Subjek, Tempat, dan Waktu......................................................... 49
C. Desain Prosedur Penelitian........................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................. 60
1. Pra Siklus.................................................................................. 60
2. Siklus I..................................................................................... 62
3. Siklus II.................................................................................... 69
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 77
B. Saran............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 3.1. Data Guru dan Karyawan
Tabel 3.2. Data Siswa Kelas VII B MTs Rohmatullah Cokro Tahun 2017/2018
Tabel 3.3 Data Bangunan Gedung
Tabel 4.1. Nilai Pra Siklus
Tabel 4.2 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus I
Tabel 4.3 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus II
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklis PTK
Gambar 2. Tes Hasil Belajar Mudjijo
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Taggart
Gambar 1.1 Lembar Observasi Guru siklus I
Gambar 1.2. Lembar Observasi Siswa siklus I
Gambar 1.3. Lembar Observasi Guru siklus II
Gambar 1.4. Lembar Observasi Siswa siklus II
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 2. RPP Siklus I dan II
Lampiran 3. Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 5. Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan II
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru
Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa
Lampiran 8. Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 9. Lembar Konsultasi
Lampiran 10. Pembimbing Skripsi
Lampiran 11. Lembar SKK
Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu
sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, dalam UU No.20 Tahun 2003
sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”(Muhibbin Syah, 2008: 9).
Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus yang
berkualitas. Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulakn sejumlah pengetahuan. Sementara itu tradisi modern, belajar
adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan
dan pengalaman.
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup bernegara dan berbangsa, karena
dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Maka pendidikan bukan sebagai sarana saja tetapi
sekaligus untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih kreatif. Melalui
upaya ini mutu pendidikan sangat diharapkan dapat berubah melalui proses belajar
mengajar. Belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa.
2
Namun berdasarkan kenyataan yang ada khususnya kualitas siswa berupa
kemampuan akademik masih rendah, belum cukup memadai untuk mencapai
tujuan yang dimaksud. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
masih kurang memuaskan. Hal ini juga terjadi pada mata pelajaran Akidah
Akhlak. Oleh karena itu, peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak di MTs
Rahmatullah Cokro Grabak Kab Magelang pada siswa-siswa kls VII merupakan
salah satu persoalan penting yang harus menjadi fokus perhatian bagi guru untuk
segera diupayakan solusinya.
Keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari peran serta guru untuk
merangsang minat dan motivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan
bersemangat, sebab dengan suasana yang seperti ini akan berdampak positif dalam
pencapaian hasil belajar yang optimal. Untuk itu, sebaiknya guru mempunyai
kemampuan dalam memilih sekaligus menggunakan metode mengajar yang tepat
agar interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran terjalin dengan
baik. Dari hasil observasi awal di MTs Rahmatullah Cokro Grabak Kab Magelang
pada siswa-siswa kls VII dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak metode yang
digunakan adalah metode ceramah.
Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran hanya terpusat pada
guru, sementara keterlibatan siswa kurang memadai. sementara dengan
menggunakan metode diskusi kelompok, sebagian besar siswa terlihat kurang
antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh, hanya
sebagian saja siswa yang terlibat secara aktif dalam diskusi, sehingga suasana
proses pembelajaran di kelas tidak berjalan optimal.
Dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada saat pembelajaran
Aqidah Akhlak, keterlibatan siswa kurang menyeluruh. Hal ini yang menyebabkan
3
sebagian siswa tidak terlibat aktif dalam pelajaran Aqidah Akhlak. Kebiasaan
bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar
siswa merasa malu, atau takut untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang
kurang dipahami, atau pun juga menyampaikan pendapat berkaitan dengan materi
yang sedang dipelajari. Suasana belajar di kelas hanya didominasi oleh beberapa
orang siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang lebih menonjol. Menurut
keterangan guru Aqidah Akhlak kelas VII, akibat dari sikap siswa tersebut, maka
hasil belajarnya pun kurang memuaskan, dalam arti tidak memenuhi kriteria
ketuntasan yang ditetapkan sekolah.
Untuk mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang dapat mendorong
pengembangan potensi siswa secara komprehensif pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak yang kemudian dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka sesuai
dengan hasil diskusi saya sebagai penulis, Kepala Sekolah, dan Guru mata
pelajaran Aqidah Akhlak, sepakat untuk solusi permasalahan pembelajaran
Aqidah Akhlak kelas VII adalah dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif dimaksudkan agar siswa benar-benar
menerima ilmu dari pengalaman belajar bersama teman-temannya, baik yang
sudah dikatakan cakap, maupun yang masih dikatakan lemah dalam memahami
konsep atau materi pelajaran. Salah satu ciri dalam pembelajaran kooperatif
adalah adanya pembagian kelompok belajar yang diarahkan untuk mencapai
keberhasilan dalam menguasai suatu konsep yang dipelajari. Selain itu, Laurel
Robertson, Dkk mengatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Shlomo Sharan,
bahwa pembelajaran kooperatif menawarkan kesempatan kepada semua anggota
kelompok untuk bisa berhasil dalam pelajaran (Shlomo Sharan, 2012: 412).
4
Melalui metode pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan motivasi dalam belajar Aqidah Akhlak
materi Adab Salat dan dzikir. Pembelajaran kooperatif merupakan metode
pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda dalam menyelasaikan tugas kelompoknya. Setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi. Saat ini sudah banyak tipe model pembelajaran kooperatif
yang telah diterapkan di kelas-kelas dalam upaya untuk meningkatkan hasil
belajar Akidah Akhlak, salah satu di antaranya adalah metode Group
Investigation.
Metode Group Investigation dipilih atas dasar pemikiran bahwa komunikasi
dan interaksi kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai hasil
terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, di mana pertukaran informasi
dan pengetahuan di antara anggota kelompok dan teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif bisa terus dibangun (Robert E. Slavin, 2005: 215).
Dalam metode Group Investigation siswa dilibatkan dalam perencanaan, baik
topik yang dipelajari, maupun bagaimana jalannya penyelidikan kelompok.
Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada
pembelajaran dengan pendekatan yang lebih terpusat pada guru.
The Network Scientific Inquiri Resourses And Connections dalam
Aunurrahman melalui pembahasannya menekankan tentang eksistensi Group
Investigation sebagai berikut:
“eksistensi investigasi kelompok sebagai wahana untuk mendorong dan
membimbing keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana diketahui bahwa keterlibatan siswa di dalam proses
pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena siswa adalah
sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran” (Aunurrahman, 2009: 150).
5
Oleh sebab itu, kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat
tergantung pada bagaimana kebutuhan-kebutuhan siswa dalam memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai, serta pengalaman mereka dapat
terpenuhi secara optimal melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Keaktivan siswa dalam Group Investigation ini diwujudkan dalam aktivitas saling
bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan bebas serta kebersamaan
mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada pelaksanaan pemilihan topik-topik
investigasi. Kondisi ini akan memberikan dorongan yang besar bagi siswa untuk
belajar menghargai pemikiran-pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling
melengkapi pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masing-masing.
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilaksanakan di MTs
Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang sebagai obyek penelitian
diperoleh identifikasi masalah yang meliputi kondisi peserta didik, kondisi guru
dan kondisi pembelajaran sebagai berikut:
a. Kondisi peserta didik
1) Rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal masih dibawah
KKM yaitu 70.
2) Peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Kondisi guru
Kesulitan dalam mengkomunikasikan peserta didik sebagai bentuk
pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
c. Kondisi pembelajaran
1) Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan peserta
didik.
6
2) Interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran
dipegang oleh guru.
3) Perlunya pengembangan model pembelajaran yang mampu melibatkan
aktivitas dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan metode Grup Investigation
untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Dari identifikasi masalah pada pembelajaran Akidah Akhlak materi Adab
Salat dan dzikir penulis menganalisa serta merumuskan masalah yang ditemukan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini adalah:
a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah, yang
berakibat siswa banyak yang mengantuk dan bercerita dengan
temannya.
b. Guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran.
Dari identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat dianalisa
penyebabnya dan dicarikan pemecahnya sebagai berikut: pentingnya guru
memberikan variasi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan Metode
Group Investigation Pada Siswa Kelas VII MTs Rohmatullah Cokro Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan penjelasan di atas, alasan dipilihnya metode Group Investigation
dengan materi Adab Salat dan Dzikir adalah karena selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa di bentuk kelompok untuk berpartisipasi dan aktivitas mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet pada materi Adab Salat dan Dzikir dan diharapkan dapat menerapkan apa
7
ia pelajari dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu memperhatikan adab-adab
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di MTs Rahmatullah Cokro Grabak Kab
Magelang maka penulis merencanakan penelitian dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab Shalat Dan Dzikir Melalui Metode
Group Investigation Pada Siswa Kelas VII MTs Rohmatullah Cokro Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar
Aqidah Akhlak materi Adab Salat dan Dzikir pada siswa kelas VII MTs
Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?”
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Adab Shalat Dan
Dzikir melalui metode Group Investigation Pada Siswa Kelas VII MTs
Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah tindakan yang diduga dapat memecahkan masalah
penelitian yang ingin diatasi. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
“Jika metode Group Investigation digunakan dengan baik pada mata pelajaran
Akidah Akhlak materi Adab Salat dan Dzikir dapat meningkatan hasil belajar
pada siswa kelas VII MTs Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2017/2018”
8
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: “Adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTs Rohmatullah Cokro, setelah
diterapkannya metode Group Investigation pada pembelajaran Akidah Akhlak
materi Adab Salat dan Dzikir”. 85% siswa mencapai nilai KKM yaitu 70.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini tentunya akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis, manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Memperkuat teori-teori tentang hasil belajar peserta didik
menggunakan penerapan metode Group Investigation (GI).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa:
1) Siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
dengan materi pelajaran Aqidah Akhlak sehingga hasil belajarnya
meningkat.
2) Siswa dapat memperoleh pengalaman baru dalam proses belajar
mengajar dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation.
3) Terbentuknya sikap kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah.
4) Terbangun sikap saling membantu di antara sesama siswa untuk
memiliki pemahaman tentang materi yang dipelajari.
b. Bagi guru, memiliki keterampilan/metode baru untuk meningkatkan
hasil belajar siswanya.
9
c. Bagi sekolah, dengan berhasilnya penelitian ini menjadi motivasi bagi
guru-guru lain untuk memperbaiki model pembelajaran yang selama
ini mereka terapkan.
F. Definisi Operasional
Untuk menyamakan pemahaman serta dalam rangka menghindari kekeliruan
dan salah persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan sebagai variabel dari
penelitian ini, maka perlu dijelaskan maksud dari variabel-variabel tersebut, yaitu
sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional (Asep Jihad, 2008: 14)
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuankemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamanpengalaman
belajarnya (Nana Sudjana, 2009: 22). Menurut Muhibin Syah hasil belajar
adalah Perubahan sebagai akibat pengalaman belajar dan proses belajar
siswa (Muhibin syah, 2009: 214).
Dari teori yang dikemukakan para ahli tentang hasil belajar tersebut di
atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah diadakan proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan materi penyajian yang
10
tertentu pula sebagai akibat pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang
telah disusun dalam indikator pembelajaran.
2. Mapel Akidah Akhlak
Mapel akidah akhlak adalah Secara etimologi (bahasa) akidah berasal
dari kata “aqada-ya’qidu-aqdani”, berarti ikatan perjanjian., sangkutan
dan kokoh. Disebut demikian karena dia mengikat dan menjadi sangkutan
atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah
iman atau keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah adalah dasar-
dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran islam yang wajib dipegang sebagai sumber
keyakinan yang mengikat (Muhammad Daud Ali, 2000: 199).
Akidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan
Agama Islam yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah. Akidah akhlak
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-
hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan,
pengalaman, dan pembiasaan.
3. Adab Salat dan Dzikir
Shalat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan
berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi antara
seorang hamba dengan Allah Swt. Akan tetapi, banyak orang kurang bisa
menikmati ibadah shalat. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, di
antaranya adalah karena ia menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka,
sehingga shalatnya tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya.
11
Kurang afdhal apabila orang yang melaksanakan shalat, usai salam ia
langsung berdiri pulang tanpa berzikir. Sehingga ba'da shalatpun seseorang
dianjurkan berzikir. Zikir menurut bahasa berarti ingat. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah mengingat Allah dengan cara memperbanyak
mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah sesuai dengan yang diajarkan
oleh rasulullah, para sahabat, dan orang-orang yang soleh sebelum kita
(Kementrian Agama, 2014: 49-50).
4. Metode Group investigation
Metode Group investigation adalah salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran
atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. strategi ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok.
Dalam metode pembelajaran Group Investigation, interaksi social
menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang
baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi kebebasan kepada
pembelajar untuk berpikir secara analitis, kreatif, reflektif, dan produktif
(Hamzah B. Uno, 2009: 224).
Dalam penjelasan di atas bahwa metode Group Investigation adalah
dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap
pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam
12
kelompok. Dimana dalam pembelajaran Group Investigation menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang peneliti laksanakan merupakan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas
adalah Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan
secara kolaboratif.
Setelah penyebab masalah ditemukan, peneliti melakukan tindakan
yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut. Pada akhir tindakan
dilakukan refleksi tentang keberhasilan dan kegagalan tindakan terhadap
pemecahan masalah.
Model PTK yang peneliti pergunakan adalah model Kemmis & Mc
Taggart. Model tersebut merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin.
Pada model Kurt Lewin terdapat empat komponen yang terpisah yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi atau reflecting (Arikunto, 2010). Model Kemmis & McTaggart
menganggap tahapan tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan.
Pada saat tindakan dilakukan, pada saat itu pula kegiatan pengamatan dimulai
(Susilo dkk, 2009).
13
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VII
MTs Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2017/2018. Jumlah siswa adalah 35 orang dengan perincian 15 laki-laki dan
20 perempuan.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan.
Satu siklus kegiatan terdiri dari: perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta
refleksi. Siklus pertama dimulai dengan melakukan perencanaan.
4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku
daftar kelas, buku daftar nilai, buku daftar hadir siswa dan catatan
pembelajaran selama proses KBM.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk melakukan pengamatan keaktifan siswa
pada kegiatan pembelajaran. Lembar observasi keaktifan siswa mengamati
5 aspek yang mencerminkan keaktifan, kepandaian mengungkapkan
pendapat, keseriusan dalam pembelajaran, tertib dalam pembelajaran, serta
kebenaran konsep dalam proses pembelajaran. Setiap item diberikan skor.
c. Soal
Instrumen soal yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Instrumen ini memiliki jumlah soal 10 soal dengan kriteria skor terdiri.
Siswa dinyatakan berprestasi apabila mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu 70.
14
5. Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data tentang materi Adab Salat dan Adab Dzikir,
peneliti menggunakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
yakni :
a. Butir soal tes kognitif
b. Kamera
c. Buku induk siswa
d. Buku LKS
e. Buku paket.
f. Analisis Data
Arikunto (1998) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan
analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian
atau desain yang diambil. Terkait hal itu maka, data dianalisis menggunakan
teknik analisis kuantitatif. Teknik kuantitatif menggunakan statistik deskriptif
sederhana dalam perhitungan prestasi belajar siswa.
Untuk menilai hasil tes digunakan rumus:
Skor = B × 100
N
Keterangan:
B = Banyaknya butir yang dijawab benar
N = Banyaknya butir soal (Poerwanti, 2008:221).
15
Gambar 1. Siklus PTK
(Suharsimi Arikunto, 2009:12)
16
H. Sistematika Penulisana
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini maka secara keseluruhan
sistematika penulisan skripsi disususun menjadi tiga bagian yaitu:
a. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
lampiran, abstrak.
b. Bagian inti
Bagian ini terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotensis tindakan dan indikator keberhasilan,
manfaat penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II, kajian pustaka, berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran
Akidah Akhlak, Adab Shalat dan dzikir, metode Group investigation.
Bab III, pelaksanaan penelitian berisi deskripsi pelaksanaan siklus I,
deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi setiap
siklus, dan pembahasan
Bab V, penutup berisi tentang kesimpulan mengenai hasil penelitian
dan saran
c. Bagian Akhir
Daftar Pustaka, lampiran-lampiran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dari peubahan yang ditimbulkan oleh lainnya (Abd.
Rachman Abror, 1993: 66).
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 13).
Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses yang berlangsung
secara progresif dalam mengadaptasi atau menyesuaikan tingkah laku dengan
tuntutan lingkungan (Wahab Jufri, 2013: 38).
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut kunandar yakni “kemampuan siswa dalam
memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu
kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap” (Kunandar, 2007: 229).
18
Winkel menyatakan “bahwa, hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”
(Purwanto, 2007: 102).
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh
sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar
para siswa berada pada tingkat optimal (Oemar Hamalik, 2002: 36).
Dengan demikian dalam diri setiap individu yang belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang merupakan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bloom mengatakan bahwa:
Hasil Belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
a. Domain kognitif mencangkup:
1) Knowledge (pengetahuan, ingatan);
2) Comprehension(pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh);
3) Application (menerapkan);
4) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
5) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru);
6) Evaluating (menilai).
b. Domain Afektif mencakup:
1) Receiving (sikap menerima);
19
2) Responding (memberikan respons);
3) Valuing (nilai);
4) Organisation (organisasi);
5) Characterization (karakterisasi).
c. Domain Psikomotor mencangkup;
1) Initiatory
2) Pre-routine
3) Rountinized
4) Keterampilan produktif, teknik fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2011: 23-
24).
Namun dalam lapangan proses belajar mengajar, umumnya yang
digunakan oleh guru adalah ranah kognitif, karena ranah kognitif berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran.
Apabila setelah proses belajar mengajar dikatakan ada hasilnya setelah
belajar, maka dalam diri siswa merasakan paham mengenai materi yang telah
diajarkan dan membuat siswa percaya diri serta adanya kepuasan.
Jadi siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri siswa
tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelum ia
mengalami proses belajar. Sehingga siswa lebih mampu menghadapi dan
mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang di lakukan
oleh guru atau pendidikan secara langsung. Penilaian hasil belajar pada
20
hakikatnya merupakan suatu kegiatan hasil belajar akan memberikan pengaruh
dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan mempunyai persepektif terhadap
kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang di inginkan; (2) mereka
mendapat bahwa perilaku yang di inginkan itu telah meningkat setahap atau
dua tahap sehingga timbul lagi kesengajaan antara penampilan perilaku
sekarang dengan perilaku yang di inginkan. Kesinambungan tersebut
merupakan perubahan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan
pendidikan yang berkesinambungan (E. Mulyasa, 2009: 208).
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi beberapa faktor. Salah
satunya adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaran. Untuk itu,
dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berpijak pada prinsip-prinsip
tertentu. Dimyati dan Mudjino ada tujuan prinsip belajar, yaitu: “perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan dan penguatan, dan perbedaan individual (Zainul Arifin, 2010: 249).
E. Mulyasa mengungkapkan evaluasi belajar secara teratur bukan
hanya ditunjukkan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan
peserta didik, tetapi yang terpenting adalah memanfaatkan hasilnya untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. Sistem evaluasi
harus memberikan umpan balik kepada guru untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik. Oleh karena itu, fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam
rangka meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
(E. Mulyasa: 102).
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh
sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.
21
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar
para siswa berada pada tingkatan optimal (Oemar Hamalik: 36).
4. Penilaian Kognitif
Pengertian penialain kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak) menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mesintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang yang
paling tinggi.
5. Teknik Penilaian Kognitif
Teknik penilaian kognitif ada enam jenjang yaitu :
a. Remember (mengingat), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu
mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya,
misalya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain
sebagainya.
b. Understand (memahami/mengerti), pada tahap ini kategori pamahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,
informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri, pada tahap ini
peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang
telah didengar dengan kata-kata sendiri.
c. Apply (menerapkan), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam
22
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai maslah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Analyze (menganalisis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi,
memisahkan dan membedakan komponenkomponen atau elemen suatu
fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotensa atau kesimpulan, dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi,
dalam tingkatan ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan
diantara berbagai gagasan tersebut dengan cara membandingkan gagasan
tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
e. Evaluate (evaluasi), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu
gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
f. Create (menciptakan), menciptakan sangat berkaitan erat dengan
pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.
Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan
kemampuan evaluasi, testee di minta untuk membuat suatu penilaian tentang
suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya. Berdasarkan suatu kinerja
tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara
bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya, atau lainnya
(Ngalimin Purwanto, 2000: 47).
a. Definisi Tes
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam
bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan
logamlogam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah
piring yang dibuat dari tanah.
23
1) Tes
(Sebelum adanya Ejaan Yang Disempurnakan dalam
bahasa Indonesia ditulis dengan test), adalah merupakan
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang telah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini
tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya:
melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban,
menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan
tugas menjawab secara lisan dan sebagainya.
2) Testing
Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilakukan.
Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.
3) Testee
(Dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden
yang sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang
akan dimulai atau diukur, baik mengenai kemampuan,
minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
4) Tester
(Dalam istilah Indonesia: pencoba), adalah orang yang
diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para
responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi
(tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk oleh objek
evaluasi untuk melaksanakan tugasnya) (Suharsimi
Arikunto, 2002: 53).
24
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran,
yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.
Dalam proses penilain hasil belajar, pengukuran mempunyai
peranan yang sangat penting, yakni untuk mendapatkan data dan
informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang bersangkutan.
Dengan demikian, pengukuran dengan sifatnya yang lebih objektif,
dapat mendukung objektivitas suatu proses penilaian hasil belajar.
Secara lengkap di gambarkan bagan penilaian sebagai berikut:
Gambar 2. Tes Hasil Belajar (Mudjijo, 1995: 27).
b. Bentuk-bentuk Tes
1) Tes Subjektif, yang pada umumnya berbentuk esai (uraian)
2) Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian
katakata. Ciri-ciri pertanyaan didahului dengan kata-kata
seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan,
simpulkan, dan sebagainya.
3) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif. Hal ini di maksud untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
Penilaian
Pengukuran
Non-Pengukurana
Teknis Tes
Teknik Non-Tes
1. Wawancara
2. Observasi
3.Angket, dll
25
c. Macam-macam Tes Objektif
1) Tes Benar-salah (true false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statment).
Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang
yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing
pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu
betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika
pernyataan huruf itu salah.
2) Tes pilihan ganda (multi choice test)
Multi choice test terdiri atas suatu keterangan atau
pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.
Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multipe
choice test terdiri atas bagian keterangan (caption section) dan
bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).
Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang
benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
3) Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat diganti dengan istilah
memperbandingkan, mencocokkaan, memasangkan, atau
menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan
dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.tugas murid ialah
mencari dan menempatkan jawaban, sehingga sesuai atau
cocok dengan pertanyaan.
26
4) Tes isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian,
tes penyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test
terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagianya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus di isi
oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta
dari murid.
6. Cara pengelolahan nilai kognitif
Penilaian merupakan sebuah proses. Dalam sebuah penilaian
pembelajaran harus dilakukan beberapa tahap menuju penilaian. Tahap sebuah
penilaian meliputi tahap berikut:
a. Perencanaan, yang berisi kegiatan-kegiatan perumusan tujuan penilaian,
penetapan aspek-aspek yang akan dinilai, penentuan metode penilaian yang
akan digunakan, dan menentukan frekuensi pelaksanaan penilaian.
b. Pengumpulan data yang berupa kegiatan-kegiatan pelaksanaan penelitiian,
pemeriksaan, hasil penelitian atau lembar tugas dan pemeriksaan skor.
c. Pengelolahan data hasil pengolahan yang mungkin dilakukan dengan teknik
statistik atau nonstatistik tergantung jenis data yang di peroleh kuantitatif
atau kualitatif.
d. Penafsiran terhadap hasil kegiatan pengelolahan data dengan mendasarkan
diri pada norma tertentu.
e. Penggunaan hasil penilaian yang telah selesai diolah dan di tafsirkan sesuai
dengan tujuan peneliti.
27
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan kondisi
jasmani dan rohani. Faktor internal dibagi menjadi tiga, yakni:
1) Aspek fisiologis, terdiri dari tonus (tegangan otot) yang menandaitingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2) Aspek psikologis, terdiri dari tingkat kecerdasan, sikap, minat, bakat,
dan motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa, aspek ini meliputi:
1) Lingkungan sosial, terdiri dari keluarga, guru, masyarakat, dan teman.
2) Lingkungan non sosial, terdiri dari rumah, sekolah, peralatan dan alam.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learnig), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran. Aspek ini dibedakan menjadi:
1) Pendekatan tingkat tinggi, terdiri dari speculative dan achieving.
2) Pendekatan tingkat menengah, terdiri dari analytical dan deef.
3) Pendekatan tingkat rendah, terdiri dari reproductive dan surface
(Muhibbin Syah, 2014: 141).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi bagaimana seorang pelajar untuk belajar. Faktor pertama yang
mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah keadaan didalam diri pelajar.
Keadaan ini dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu, yang pertama faktor
28
fisiologis. Faktor ini biasanya berasal dari keadaan jasmani dan fungsi jasmani
seseorang. Misal ketika seseorang sedang sakit, maka belajarnya pun akan
kurang maksimal. Keadaan kedua adalah factor psikologis atau bisa kita sebut
faktor rohani seseorang. Ketika seseorang sedang banyak masalah
dikeluarganya dan banyak pikiran, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajarnya.
Faktor kedua yaitu berasal dari keadaan luar diri pelajar. Keadaan dari
luar dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor pertama adalahnon social yang
berasal dari faktor non manusia misal lokasi belajar, keadaan cuaca, udara,
waktu, dan bisa juga alat-alat yang digunakan untuk belajar. Faktor kedua
adalah faktor sosial atau bisa disebut juga faktor manusia dilingkungannya.
Bisa dicontohkan dengan ketika seorang pelajar sedang belajar dikelas, teman-
teman yang lain sedang asik membuat kegaduhan dan keributan, ini sangat
mengganggu dia.
B. Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs.
1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan
masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga
diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta
saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan
kesatuan dan persatuan bangsa.
29
Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian
integral dari pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang
menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi
secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-
nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlaqul Karimah dalam kehidupan
seharihari.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
a. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk :
1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
2) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan
lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui Aqidah Akhlak.
4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.
6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak,
serta sistem dan fungsionalnya.
30
7) Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Wahid Ahmadi, 2004: 13).
Berdasarkan beberapa fungsi pembelajaran aqidah akhlak di atas maka
penulis berpendapat bahwa pembelajaran/belajar aqidah akhlak berfungsi
untuk memberikan kemampuan dan keterampilan dasar kepada peserta
didikuntuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman khususnya
dibidang etika keagamaan secara Islami dan nilai-nilai keteladanan dalam
kehidupan seharihari dalam membentuk tingkah laku mengarahkan
individu kearah yang lebih baik supaya individu tersebut berusaha
menjauhkan diri dari pengaruh sifat negatif.
b. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya
yang terpuji melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah
dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada
Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (H. A Wahid, 2008: 3).
Berdasarkan hal di atas penulis berpendapat bahwa dalam tujuan
pendidikan akhlak, segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan
sengaja pasti mengandung tujuan tertentu demikian pula dengan
pendidikan Akhlak. Pembelajaran Aqidah dan Akhlak memiliki tujuan
yang sudah barang tentu tidak dapat dipisahkan dengan tujuan pendidikan
31
pada umumnya, sebab apa yang ingin dicapai dalam pendidikan akhlak
tidak beda dengan tujuan pendidikan Islam. Maka tujuan dari
pembelajaran akhlak dalam Islam adalah untuk membimbing dan
menuntun anak agar hidup dan bergaul di sekolah, keluarga dan di
masyarakat dengan baik, sesuai dengan norma norma yang berlaku,
berakhlak mulia dalam rangka mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan
akhirat yakni menjadi seorang muslim yang bertaqwa serta berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran agama.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
Cakupan kurikulum Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah
Tsanawiyah meliputi:
a. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan
Jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan
Mu’jizat- Nya dan Hari Akhir.
b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf,
ta’awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan
bermusyawarah.
c. Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan
ghibah (Departemen Agama RI, 2004: 222).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemerintah telah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
32
C. Adab Shalat Dan Dzikir
1. Adab Shalat
Shalat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan
berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi antara
seorang hamba dengan Allah Swt. Akan tetapi, banyak orang kurang bisa
menikmati ibadah shalat. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya
adalah karena ia menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka, sehingga
shalatnya tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya. Padahal Allah
berfirman bahwa dengan shalat yang khusyu’ maka seseorang akan bisa
terhindar dari berbuat kekejian dan kemunkaran. Sehingga di antara masalah
bangsa ini adalah banyak orang yang shalat, tapi sebagian mereka ada yang
melakukan korupsi. Naudzu Billahi. Lalu kita perlu bertanya; Ada apa dengan
shalatnya? Bagaimanakah shalatnya?
Marilah kita agungkan ibadah shalat ini dengan cara memperhatikan
adab-adabnya, yaitu:
a. Menjaga waktu dan batas-batasnya.
Ketika waktu shalat masuk, bersegera menunaikannya dengan
penuh semangat saat kewajiban itu tiba. Nabi bersabda pada Bilal:
“Wahai Bilal, hiburlah kami dengan shalat!“ (Maksudnya:
beradzanlah lalu kita melaksanakan shalat dan menikmati shalat).
Allah berfirman yang artinya: "Maka celaka bagi orang-orang
yang shalat. Yaitu orang yang shalat mereka lupa diri". Para ulama
mengatakan lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah
meneledorkan waktu shalat.
33
b. Demikian pula tempat shalat dan sujud, kita rapikan dan bersihkan
dari najis-najis yang ada, singkirkan gambar, tulisan atau apa saja
yang mengganggu kekhusyu’an shalat.
c. Memakai pakaian kita yang terbaik, saat panggilan shalat telah
tiba, rapi, santun, baik, harum semerbak (bagi laki-laki) dan
menutup aurat secara sempurna. Allah amat senang kalau
perintahnya kita amalkan dengan suka cita. Allah memerintahkan
dalam Al-Quran:
م عند كل مسجد يا بني آدم خذوا زينتك
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid, …”.{QS. al-A’raf 7: 31}.
Memakai pakaian terbaik saat shalat merupakan tanda dan
wujud syukur seseorang akan nikmat Allah Swt. yang dikaruniakan
padanya.
d. Menyesal serta bersedih, jika tidak dapat menunaikan dan
menikmati shalat dengan baik dan sempurna. Di antara inti shalat
adalah berzikir di dalam shalat. Allah berfirman pada Nabi Dawud:
“Dan dengan berzikir padaKu, hendaklah mereka merasa ni’mat”.
Allah berfirman: “dan sungguh, zikir pada Allah-lah yang
terbesar”. Maksudnya adalah kita diharapkan menikmati zikir atau
bacaan-bacaan shalat kita, sehingga berpengaruh pada hati nurani
dan amal perbuatan sehari-hari.
e. Dan supaya kita khusyu’, Nabi memerintah: “shalatlah seperti
shalatnya orang yang berpamitan (dari dunia ini)”. Maksudnya
34
shalatlah seakan-akan ini adalah shalat kalian yang terakhir di
dunia.
2. Adab Berzikir
Kurang afdhal apabila orang yang melaksanakan shalat, usai salam ia
langsung berdiri pulang tanpa berzikir. Sehingga ba'da shalatpun seseorang
dianjurkan berzikir. Zikir menurut bahasa berarti ingat. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah mengingat Allah dengan cara memperbanyak mengucapkan
kalimat-kalimat thayyibah sesuai dengan yang diajarkan oleh rasulullah, para
sahabat, dan orang-orang yang soleh sebelum kita.
Allah Swt. berfirman dalam surah al-A’raf ayat 205:
عا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والصال ول تكن م غافلين ن ال واذكر ربك في نفسك تضر
“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (Q.S. al-A’raf
[7]:205).
Ayat di atas, maka kita akan paham bahwa zikir adalah suatu yang
diperintahkan oleh Allah sesering mungkin. Kita sebagai seorang Muslim
tentunya tidak asing lagi dengan zikir. Hanya saja,terkadang kita tidak
memperhatikan adab/cara berzikir. Sehingga tidak jarang zikir yang kita
lakukan tidak berbekas sama sekali terhadap kehidupan kita. Padahal minimal,
zikir bisa menentramkan hati pelakunya, sebagaimana firman Allah yang
berarti: “Bukankah dengan berzikir/ mengingat Allah hati akan menjadi
tentram? ”Oleh karenanya, perlu kita perhatikan adab-adab saat berzikir
kepada Allah. Adapun adab berzikir di antaranya adalah:
35
Ikhlas dalam berzikir mengharap ridha Allah, membersihkan amal dari
campuran dengan sesuatu. Menghadirkan makna zikir dalam hati, sesuai
dengan tingkatannya dalam musyahadah.
1) Berzikir dengan zikir dan wirid yang telah dicontohkan Rasulullah, karena
zikir adalah ibadah. Membaca Al-Quran dengan niat berzikir juga
dianjurkan.
2) Mencoba memahami maknanya dan khusu’ dalam melakukannya.
3) Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam shalat
juga dianjurkan.
4) Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang
bersih dan halal.
5) Memilih tempat yang agak sunyi, boleh memejamkan dua mata, karena
dengan mata terpejam itu, tertutup jalan-jalan panca indra lahir, sehingga
mengakibatkan terbukanya panca indra pada hati (Kementerian Agama,
2014: 49-50).
D. Metode Group Investigation
1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
strategi ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
36
Dalam metode pembelajaran Group Investigation, interaksi social
menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang
baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi kebebasan kepada pembelajar
untuk berpikir secara analitis, kreatif, reflektif, dan produktif (Hamzah B.
Uno, 2009: 224).
Menurut Sharan metode Group Investigation lebih menekankan pada
pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan tehnik-tehnik pengajaran di
ruang kelas. Dalam metode Group Investigation siswa diberi kontrol dan
pilihan penuh dan merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi.
Menurut Rusman, Mafun menjelaskan bahwa metode Group Investigation
dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara
perorangan maupun kelompok (Dr. Rusman M. Pd, 2010: 222).
Dalam penjelasan di atas bahwa metode Group Investigation adalah
dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap
pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam
kelompok. Dimana dalam pembelajaran Group Investigation menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari.
2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Group Investigation
a. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok
1) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,
dan mengategorikan saran-saran.
2) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik
yang mereka pilih.
37
3) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan.
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai:
1) Apa yang akan kita pelajari?
2) Bagaimana kita mempelajarinya?
3) Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)
4) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?
c. Melaksanakan investigasi
1) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan
2) Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya
3) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mensintensis semua gagasan.
d. Menyiapkan laporan akhir
1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari pembahasan
mereka
2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasi rencana-rencana presentasi
e. Mempresentasikan laporan akhir
1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai bentuk
38
2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengara secara
aktif
3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan seluruhnya oleh
anggota kelas.
f. Evaluasi
1) Para siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut
2) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi (Robert E. Slavin, 2005: 218).
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group Investigation
Penulis menambahkan kekurangan dan kelebihan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan :
1) Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif
2) Dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap saling
memahami dan menghormati (demokrasi)
3) Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi
4) Dapat menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa
b. Kelemahan:
1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang
lemah
39
2) Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa
yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai
3) Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
4) Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik.
E. Kajian Pustaka
Beberapa pendapat tentang hasil penelitian dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, dari penelitian terdahulu yang
digunakan peneliti sebagai literatur dalam menyusun penelitian ini, diantaranya;
Pertama, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SD.
Semarang: IKIP PGRI Aribowo, N.(2013:64) : “terdapat pengaruh pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap
terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V SD. Hal ini
terlihat dari hasil belajar yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen setelah mendapat perlakuan, didapatkan hasil rata-rata nilai posttest
pada kelompok kontrol sebesar 73,5 dan kelompok eksperimen sebesar 83,5.
diketahui bahwa ada perbedaan antara hasil belajar kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen, hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol”.
Kedua, Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Perawatan Dan Perbaikan
Sistem Refrigerasi. UPI: Bandung Hasan S, dkk. (2011:197) : “Pembelajaran
dengan menggunakan model cooperative learning tipe group investigation
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan sesuai dengan
40
kurikulum KTSP yang lebih mengutamakan pendekatan peserta didik sebagai
pusat pembelajaran atau student centered approach. Akivitas belajar peserta didik
pada proses pembelajaran perawatan dan perbaikan sistem refrigerasi dengan
model cooperative learning tipe group investigation, menuntut peserta didik untuk
lebih aktif dengan pengembangan kegiatan pembelajaran, seperti harus memahami
suatu konsep atau materi dan mereka bertanggung jawab atas materi tersebut
untuk disampaikan kepada teman-temannya di kelompok. Model cooperative
learning tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
dan kemampuannya memahami materi mata pelajaran perawatan dan perbaikan
sistem refrigerasi”.
Kedua skripsi tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan
metode Cooperative Learning tipe Group Investigation dan jenis penelitian
tindakan kelas. Akan tetapi skripsi pertama membahas tentang matapelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan skripsi kedua membahas tentang
Pelajaran Perawatan Dan Perbaikan Sistem Refrigerasi.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti adalah
membahas tentang matapelajar Akidah Akhlak materi Adab Shalat dan Dzikir.
Sehingga dengan metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum MTs Ma`arif Rohmatullah Cokro
1. Profil MTs Ma`arif Rohmatullah Cokro
a. Sejarah Berdirinya Sekolah
MTs Ma`arif Rohmatullah Cokro didirikan pada tahun 2001, di bawah
Yayasan Rohmatullah Cokro dan naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif
NU Kab. Magelang, Perangkat Desa serta masyarakat dalam upaya untuk
mencerdaskan warganya/masyarakat, maka timbullah suatu pemikiran
untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam. Akhirnya setelah melalui
pengkajian, pendekatan dan proses musyawarah, maka sepakatlah untuk
mendirikan Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Rohmatullah Cokro yang
terletak di Desa Cokro Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Di
samping pemikiran di atas pendirian MTs Ma’arif Rohmatullah Cokro di
latar belakangi oleh kekhawatiran terhadap anak lulusan MI/SD yang tak
mampu melanjutkan studi ke jenajng yang lebih tinggi karena alasan
ekonomi, serta mereka yang tidak tertampung di Madrasah/Sekolah negeri
serta terancam putus sekolah.
Adapun Pendiri MTs Ma’arif Rohmatullah Cokro :
1. K.H. Hisyam Asy’ari :Pengasuh Pon. Pes Rohmatullah
2. Ibu Ny. Hj. Rohimatul Ulya : Pengasuh Pon. Pes Rohmatullah
3 K.H. M. A Shuheb Muhibbi : Pengasuh Pon. Pes Rohmatullah
4. Hartono, SH : Kepala Desa
5. Mahmud : Kadus
6. H. Ardani, BA : Tokoh Masyarakat
42
7. Taryono SW : Tokoh Masyarakat
b. Identitas Madrasah
1) Nama Madrasah : MTs MA`ARIF ROHMATULLAH COKRO
2) Alamat : Cokro Grabag Magelang
3) Telepon/HP : 085741145661 / 081578306047
4) NSM : 121233080059
5) NPSN : 20363660
6) NPWP : 00.542.613.5-524.000
7) Status Sekolah : Swasta
8) No. SK Pendirian : Wk/5.a/PP.03.2/1589/2002
tanggal : 17 Juli 2002
9) Terakreditasi : B
10) SK Terakhir akreditasi :
Nomor : 130/BAP-SM/X/2012
Tanggal : 11 Oktober 2012
11) Tahun didirikan : 2001
12) Tahun beroperasi : 2001
13) Status tanah : Wakaf /milik Yayasan
14) Luas tanah : 3934 m2
c. Alamat Madrasah
1) Provinsi : Jawa Tengah
2) Kabupaten/Kota : Magelang
3) Kecamatan : Grabag
4) Desa : Cokro
5) Kode Pos : 56196
43
6) Telepon : 085747003337/085741145661
7) Website/E-Mail : [email protected]
d. Identitas Kepala Madrasah
1) Nama : H. Taryono SW
2) NIP : ----
3) Tempat/tanggal lahir : Magelang, 12 September 1941
4) Pendidikan terakhir : Sarjana Muda
5) Alamat rumah : Cokro RT 07/02 Grabag Magelang
6) Nomor Telp/HP : 085747003337
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. VISI
“ UNGGUL DALAM PRESTASI, SANTUN DALAM BUDI PEKERTI “
b. MISI
1) Terwujudnya pembelajaran dan bimbingan secara efektif
2) Bertambahnya semangat keunggulan secara intensif pada seluruh
warga Yayasan
3) Mendorong dan membantu kepada setiap santri/siswa untuk mengenali
potensi diri
4) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
5) Mendidik siswa berbudi pekerti luhur
c. Tujuan
1) Memenuhi kegiatan-kegiatan keislaman di madrasah yang menuju pada
peningkatan keimanan dan ketaqwaan bagi semua warga madrasah.
44
2) Memenuhi terlaksananya program pembiasaan yang menuju pada
peningkatan keimanan dan ketaqwaan bagi semua warga madrasah.
3) Memenuhi pembakuan tatakrama kehidupan antarwarga madrasah
yang disepakati oleh seluruh warga madrasah.
4) Memenuhi kebutuhan instrumen administrasi bagi pelaksanaan
tatakrama kehidupan di madrasah.
5) Memenuhi pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
6) Memenuhi proses pembelajaran aktif, kreatif, efisien dan
menyenangkan.
7) Memenuhi kebutuhan sarana pendidikan yang sesuai tuntutan
kurikulum, relevan dan mutakhir.
8) Memenuhi terwujudnya warga madrasah yang memiliki kebiasaan
belajar dan menyenangi kegiatan membaca.
9) Memenuhi terwujudnya SDM pendidikan (guru dan TU) yang
memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tinggi.
10) Memenuhi pengembangan profesional guru yang sesuai dengan
tuntutan standar tenaga pendidikan.
11) Memenuhi kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan
pencapaian standar kelulusan.
12) Memenuhi pengembangan bakat dan minat baik akademis maupun
non akademis.
13) Memenuhi peningkatan perluasan akses terhadap lulusan SD/MI
dengan menambah daya tampung.
45
14) Memenuhi pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan
mengacu paca kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap
siswa.
15) Memenuhi warga madrasah yang mencintai kebudayaan sendiri dan
memiliki filter yang baik terhadap kebudayaan asing.
16) Memenuhi terwujudnya sebuah grup rebana.
17) Memenuhi penggalangan pembiayaan pendidikan yang memadai
sesuai dengan standar pembiayaan.
18) Memenuhi peningkatan partisipasi komite madrasah dalam rangka
meningkatkan mutu madrasah.
19) Memenuhi sebuah wadah bagi alumni yang bertujuan untuk
meningkatkan partisipasinya dalam rangka peningkatan mutu
madrasah.
3. Data guru dan Siswa
a. Guru dan Karyawan
Jumlah Guru & Karyawan keseluruhan : 24 orang
Guru Tidak Tetap : 6 orang
Gur Tetap Yayasan : 15 orang
Tata Usaha : 2 orang
Pejaga : 1 orang
46
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan
NO NAMA L/PPEND
TERAKHIRMAPEL
1 Alfian Fibrianto, S.Pd L S1 Penjaskes dan SB
2 Amarudin Shuheb, M.Pd. I. L S2 Bahasa Arab
3 Amrih Wibowo, S.Pd.Ek L S1 PKn dan Geografi
4 Inim Mutakim, S.Pd L S1 BK
5 Ardani, BA L Sarmud Ke-NU-an
6 Ahmad Murtadho, S.Pd.I L S1 Bahasa Arab
7 Dwi Haryanto, S.Pd L S1 Matematika dan TIK
8 Hamaron Sarif Huda, SE L S1 Fisika
9 Istilakah, S.Pd.I P S1 Bahasa Indonesia
10 Masykur, S.Pd.I L S1 SKI dan Qur'an Hadis
11 Mubarok Rahardjo, S.Pd L S1 Bahasa Inggris
12 Nurul Diniyati, M.Pd P S2 Bahasa Inggris
13 Rita Kusumaningrum, ST P S1 Matematika
14 Siti Samsiyah, S. Ag P S1 Fiqih dan Aqidah Akhlak
15 Syaniyah M, S.Pd P S1 IPA Biologi
16 Taryono SW L SPG Bahasa Jawa
17 Titik Nur Endah E, SE P S1 Ekonomi dan Sejarah
18 Yuli Kurniati, S.Pd P S1 Bahasa Indonesia
19 Dwi Handayani P SMP
20 Suryati P SMP
21 Faizah Nurul Falacy, S.Pd P S1 Biologi
22 Anissatul Fatikah, S.Pd P S1 Bahasa Jawa
23 Nurul Hidayatiningsih, S.Pd P S1 BK
24 Astri Oktavia, S.Pd P S1 Bahasa Indonesia
25 Septi Pamungkasih, S.Pd P S1 BK
47
b. Siswa Kls VII B
Tabel 3.2 Data Siswa Kelas VII B MTs Rohmatullah Cokro Tahun 2017/2018
1 1544 Agus Prastyo L
2 1537 Al Khalim L
3 1547 Anisa Cahyani P
4 1533 Arifudin L
5 1524 Asa Aulia Daroini P
6 1542 Bunga Silih Sari P
7 1540 Dani Syariffudin Hidayat L
8 1528 Delisa Anugrahanti P
9 1552 Endah Sabilla P
10 1553 Erwin Eko Setiawan L
11 1543 Fadhilul Wildan L
12 1529 Iklima P
13 1534 Indah Mustika Sari P
14 1539 Kartika Nafiatul P
15 1530 Kuni Farikah P
16 1520 Lulu` Atika Shofa P
17 1526 Maulida Tia Putri P
18 1531 Muhammad Ayatulloh Fahmi L
19 1545 Muhammad Febri Kurniawan L
20 1541 Muhammad Haikal Nasrul Ulum L
21 1551 Muhammad Nofri Hasan Afifi L
22 1532 Nafiatul Choiriyah P
23 1527 Nanda Nadia Finantri P
24 1549 Ni Ajeng Puspaningrum P
25 1588 Nur Karim L
26 1536 Pamungkas Kurniawan L
27 1535 Rika Meiningrum P
28 1538 Sifa Karomatul Maula P
29 1548 Sina Amri L
30 1519 Syeva Raissa Annindya P
31 1589 Widodo Adi Saputra L
32 1550 Widya Qutrotun Nada P
33 1523 Yeni Noviana P
34 1546 Yudha Setyawan L
35 1522 Yunia Safitri P
NO NIS NAMA L/P
48
4. Sarana Prasarana
a. Tanah : 3934 m2
b. Bangunan Gedung
Tabel 3.3 Data Bangunan Gedung
NO RUANG JUMLAH
1 Kelas 9
2 Kepala 1
3 Guru 1
4 Perpustakaan 1
5 Karyawan 1
6 Osis, Uks 1
7 TU 1
8 Toilet Siswa 6
9 Toilet Guru dan Karyawan 2
10 Alat-alat Olahraga 1
11 Gudang Barang 1
12 Musola 1
13 Rombel 9
c. Sarana dan prasarana
1) Tempat Belajar Representif
2) Sarana Olahraga
3) Sarana Pramuka
4) Perpustakaan
5) Mushola
49
B. Subjek, Tempat, dan Waktu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pada Siswa kelas VII B MTs Rohmatullah
Cokro berjumlah 35 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan.
Siswa MTs Rohmatullah Cokro terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat keluarga yang berbeda-beda, baik dari tingkat ekonomi keluaga,
jenjang pendidikan orang tua maupun jenis pekerjaan orang tuanya.
Berdasarkan factor-faktor tersebut timbulah berbagai karakteristik bagi siswa
yang berbeda-beda pula, disinilah peran guru untuk mampu memahami satu
persatu kepribadian siswa tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan,
karakteristik siswa dapat digolongkan berdasarkan:
a. Orang tua yang pekerjaanya sebagai pegawai dan berpendidikan siswa
cenderung lebih aktif dan kreatif.
b. Orang tua yang pekerjaannya sebagai petani, siswa cenderung bebas karena
tidak ada yang mengendalikan ( rendahnya SDM orang tua).
c. Orang tua yang pekerjaannya sebagai buruh pabrik, siswa lebih mandiri dan
terbiasa belajar dirumah.
d. Orang tua yang pekerjaannya sebagai pedagang, siswa lebih mudah
berhitung dan bersosialisasi.
2. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di MTs Rohmatullah Cokro Grabag
Kabupaten Magelang pada siswa kelas VII B Semester 1 Tahun Pelajaran
2017/2018.
50
3. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian selama 1bulan lebih 7 hari, yaitu mulai
tanggal 24 Oktober s/d 21 November 2017 yang diawali dengan observasi
hingga selesai.Waktu dari pelaksanaan sampai penelitian laporan hasil
penelitian tersebut dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus penelitian.
Sebelum siklus I penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
melaksanakan prasiklus penelitian.
Kegiatan penelitian dimulai pada hari Selasa, tanggal 31 oktober 2017
pukul 10.00 hingga pukul 11.30 , yaitu kegiatan pembelajaran prasiklus yang
digunakan untuk mengidentifikasi masalah. Prasiklus penelitian merupakan
kegiatan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran Group
investigation.
Pada hari Selasa, 7 November 2017 pada pukul 10.00 hingga pukul
11.30 dilaksankan pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus 1 peneliti
belum menggunakan metode pembelajaran Group investigation dan memuat
kegiatan pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab.
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 14 November
2017 pukul 10.00 hingga 11.30. Pada pembelajaran siklus II peneliti
menggunakan metode pembelajaran Group investigation.
C. Desain Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.
Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, masing-masing siklus melalui
tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Secara umum alur pelaksanaan tindakan kelas ini digambarkan oleh Kemmis
51
dan Taggart (dalam kasbolah, 1999) sebagai berikut: 1) rencana tindakan, 2)
pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi dan evaluasi. Apabila
digambarkan maka alur penelitian yang tejadi adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kemmis Dan Taggart
Jadi, penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Proses penelitian ini berbentuk siklus, yang terdiri dari dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi.
52
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, peneliti membuat perencanaan
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dan mencari solusi
yang tepat. Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya
prestasi belajar siswa.
b. Menyusun RPP sesui dengan materi yang akan diajarkan
c. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung
terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini meliputi:
media pembelajaran, buku-buku pelajaran, dan lembar kerja
siswa atau evaluasi.
d. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa: format observasi
untuk mengamati proses belajar mengajar, instrumen asesmen
(penilaian) untuk mengukur hasil belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implemetasi atau penerapan
rancangan yang telah ditetapkan dalam PTK. Penelitian ini
dilaksanakan sesuai RPP atau rancangan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yaitu menggunakan metode pembelajaran Group
investigation.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Siklus pertama dilaksanakan tidak dengan menggunakan metode
pembelajaran Group investigation. Siklus kedua dilaksanakan
dengan menggunakan metode pembelajaran Group investigation
53
3. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mengungkap data selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak
materi Adab Salat dan dzikir dan prestasi belajar siswa yang
diperoleh apakah sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan atau belum.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji kembali pembelajaran
yang telah dilakukan. Setelah mengkaji hasil belajar Akidah
Akhlak dan pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta melihat
tercapainya indicator keberhasilan, maka peneliti melakukan
penelitian siklus kedua agar pelaksanaanya lebih efektif.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, 7 November
2017. Pembelajaran dilaksanakan 1 x pertemuan (2 x 45menit),
dimulai pukul 10.00 hingga pukul 11.30. Materi pembelajaran
adalah Adab Salat dan dzikir Pembelajaran dilaksanakan belum
menggunakan metode Grup Investigation. Tahapan kegiatan yang
dilaksanakan adalah:
a. Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan perencanaan
adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran berupa RPP dengan
memasukkan metode Grup Investigation.
54
2) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang
berhubungan dengan materi Adab Salat dan dzikir.
3) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa: format
observasi untuk mengamati proses belajar mengajar,
instrumen asesmen (penilaian) untuk mengukur hasil
belajar.
b. Pelaksanan Tindakan
Dengan langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan peneliti memberikan
informasi kepada siswa sebagai berikut:
a) Appersepsi yaitu peneliti menyuruh siswa untuk
berdo’a dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an.
Peneliti menyampaikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dibahas.
b) Peneliti menyampaikan tujuan yang akan dicapai di
dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
c) Peneliti membentuk kelompok besar yang terdiri
dari 4-5 orang siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi, meliputi: (1) Peneliti mencoba untuk
menanyakan kepada siswa tentang adab salat dan
adab dzikir. (2) Peneliti mencoba menyuruh kepada
sebagian siswa untuk menjawab pertanyaan dari
peneliti tentang materi adab salat dan adab dzikir.
55
(3) Peneliti menjelaskan langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
b) Elaborasi, meliputi: (1) Peneliti membagi kelas
dalam beberapa kelompok heterogen. (2) Peneliti
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok. (3) Peneliti memanggil ketua-ketua
untuk satu materi tugas, sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda
dari kelompok lain. (4) Masing-masing kelompok
membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi temuan. (5) Setelah selesai diskusi, lewat juru
bicara ketua mempaikan hasil pembahasan
kelompok.
c) Konfirmasi, meliputi: (1) Peneliti bersama-sama
untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan. (2) Peneliti menyuruh siswa
untuk mempelajarai kembali materi tersebut di
rumah masing-masing karena pada pertemuan yang
akan datang diadakan tes tertulis. (3) Peneliti
memberikan informasi terhadap tugas yang harus
dikerjakan di rumah.
3) Penutup
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada bagian
penutup dalam proses pembelajaran pada siklus pertama
adalah sebagai berikut:
56
a) Siswa bersama peneliti membuat rangkuman
kesimpulan materi yang telah diselesaikan.
b) Siswa diperintah oleh peneliti menutup pertemuan
pembelajaran dengan bacaan hamdalah.
c) Peneliti menutup pembelajaran dengan mengucap
salam.
c. Observasi
Pada tahap ini hal yang paling utama yaitu melakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan
lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi
pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Peneliti
melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa dalam
pembelajaran, dan mengamati guru dalam menjelaskan dan
membimbing cara kerja pada setiap materi yang akan
dipelajari.
d. Refleksi
Pada tahap siklus I ini, masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki dalam melaksanakan metode pembelajaran
Grup Investigation. adapun kekurangan pada siklus I
berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut :
1) Guru belum terbiasa menciptakan susasana metode
pembelajaran Grup Investigation dalam proses
pembelajaran, sehingga guru harus membiasakan
dengan keadaan kelas dan suasana kelas.
57
2) Guru kurang mengkondisikan keadaan siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga penerapan metode
pembelajaran Grup Investigation kurang maksimal.
3) Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Grup Investigation.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk
memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahannya maka
pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan
pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. SIKLUS II
Siklus II penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, 14
November 2017. Pembelajaran dimulai pukul 10.00 hingga pukul
11.30 atau selama 2 x 45 menit. Materi pembelajaran adalah Adab
Salat dan dzikir. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
metode Grup Investigation. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
a. Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan perencanaan
adalah:
1) Mencari permasalahan yang terjadi pada siklus II
penelitian dan mencari pemecahannya.
2) Membuat RPP sesuai dengan kopetensi dasar yaitu
mendiskripsikan Adab Salat dan dzikir.
3) Mempersiapkan sumber dan alat peraga belajar.
58
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar tes tertulis
dan lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi siklus II untuk
mengamati kemampuan dan kualitas pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian penelitian siklus II dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu berselang
1 minggu pada tiap siklusnya. Penelitian pembelajaran
siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 14 November 2017.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan peneliti memberikan
informasi kepada siswa sebagai berikut:
a) Appersepsi yaitu peneliti menyuruh siswa untuk
berdo’a dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an.
Peneliti menyampaikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dibahas.
b) Peneliti menyampaikan tujuan yang akan dicapai
di dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
c) Peneliti membentuk kelompok besar yang terdiri
dari 4-5 orang siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi, meliputi: (1) Peneliti mencoba untuk
menanyakan kepada siswa tentang adab salat dan
adab dzikir. (2) Peneliti mencoba menyuruh
59
kepada sebagian siswa untuk menjawab
pertanyaan dari peneliti tentang materi adab salat
dan adab dzikir. (3) Peneliti menjelaskan
langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
b) Elaborasi, meliputi: (1) Peneliti membagi kelas
dalam beberapa kelompok heterogen. (2) Peneliti
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok. (3) Peneliti memanggil ketua-ketua
untuk satu materi tugas, sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi atau tugas yang
berbeda dari kelompok lain. (4) Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif berisi temuan. (5) Setelah
selesai diskusi, lewat juru bicara ketua
mempaikan hasil pembahasan kelompok.
c) Konfirmasi, meliputi: (1) Peneliti bersama-sama
untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan. (2) Peneliti menyuruh siswa
untuk mempelajarai kembali materi tersebut di
rumah masing-masing karena pada pertemuan
yang akan datang diadakan tes tertulis. (3)
Peneliti memberikan informasi terhadap tugas
yang harus dikerjakan di rumah.
60
3) Penutup
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada bagian
penutup dalam proses pembelajaran pada siklus
pertama adalah sebagai berikut:
a) Siswa bersama peneliti membuat rangkuman
kesimpulan materi yang telah diselesaikan.
b) Siswa diperintah oleh peneliti menutup
pertemuan pembelajaran dengan bacaan
hamdalah.
c) Peneliti menutup pembelajaran dengan
mengucap salam.
c. Observasi
Pada tahap ini hasil observasi penelitian diharapkan
menunjukkan bahwa prestasi siswa meningkat, hasil
evaluasi belajar menunjukkan bahwa lebih dari 94% siswa
mencapai ketuntasan belajar (nilai minimal 70).
d. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan yang dilaksanakan peneliti,
maka diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Hasil refleksi kegiatan pembelajaran menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
2) Situasi kelas lebih menjadi kondusif serta siswa lebih
antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
61
3) Pemahaman siswa terhadap materi lebih baik, terbukti
dengan adanya peningkatan hasil tes yang diperoleh
siswa.
4) Siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan
pendapat mereka.
5) Mayoritas siswa mendapat nilai diatas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada siswa kls VII B di MTs MA`ARIF
ROHMATULLAH COKRO peneliti mendapatkan data sebagai hasil penelitian
yang dilakukan dengan metode pembelajaran yang telah peneliti tentukan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang jalannya proses
kegiatan belajar mengajar pada pelaksanaan pembelajaran siswa kls VII B di MTs
MA`ARIF ROHMATULLAH COKRO. Untuk itu pada bab ini peneliti
menuangkan hasil penelitian pra siklus dan hasil dari setiap siklus. Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Hasil tes formatif prasiklus dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut:
63
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Agus Prastyo L 60 Tidak Tuntas
2 Al Khalim L 65 Tidak Tuntas
3 Anisa Cahyani P 75 Tuntas
4 Arifudin L 60 Tidak Tuntas
5 Asa Aulia Daroini P 80 Tuntas
6 Bunga Silih Sari P 65 Tidak Tuntas
7 Dani Syariffudin Hidayat L 65 Tidak Tuntas
8 Delisa Anugrahanti P 70 Tidak Tuntas
9 Endah Sabilla P 75 Tuntsa
10 Erwin Eko Setiawan L 60 Tidak Tuntas
11 Fadhilul Wildan L 80 Tuntas
12 Iklima P 90 Tuntas
13 Indah Mustika Sari P 85 Tuntas
14 Kartika Nafiatul P 75 Tuntas
15 Kuni Farikah P 70 Tidak Tuntas
16 Lulu` Atika Shofa P 65 Tidak Tuntas
17 Maulida Tia Putri P 80 Tuntas
18 Muhammad Ayatulloh Fahmi L 65 Tidak Tuntas
19 Muhammad Febri Kurniawan L 55 Tidak Tuntas
20 Muhammad Haikal Nasrul Ulum L 55 Tidak Tuntas
21 Muhammad Nofri Hasan Afifi L 60 Tidak Tuntas
22 Nafiatul Choiriyah P 80 Tuntas
23 Nanda Nadia Finantri P 90 Tuntas
24 Ni Ajeng Puspaningrum P 75 Tuntas
25 Nur Karim L 65 Tidak Tuntas
26 Pamungkas Kurniawan L 65 Tidak Tuntas
27 Rika Meiningrum P 80 Tuntas
28 Sifa Karomatul Maula P 85 Tuntas
29 Sina Amri L 70 Tidak Tuntas
30 Syeva Raissa Annindya P 55 Tidak Tuntas
31 Widodo Adi Saputra L 65 Tidak Tuntas
32 Widya Qutrotun Nada P 80 Tuntas
33 Yeni Noviana P 80 Tuntas
34 Yudha Setyawan L 65 Tidak Tuntas
35 Yunia Safitri P 80 Tuntas
Jumlah 2490
Rata-Rata 71,14
Tuntas 16 45,71%
Tidak Tuntas 19 54,28%
64
Tabel 4.1.menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 90 dan nilai terendah adalah 55. Nilai rata-rata yang dicapai adalah
71,14. Pada Prasiklus, jumlah siswa yang tuntas berjumlah 16 siswa
(45.71%) sedangkan yang belum tuntas 19 siswa (54,28 %).
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Maka dari itu peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 dengan:
1) Melaksanakan pembelajaran kembali bersama guru dengan metode
Group Investigation.
2) Membimbing siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dikelas
3) Menyiapkan sarana observasi, dokumentasi dan mencatat selama
proses pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, observasi terhadap kinerja
guru dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak menunjukkan
bahwa kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dengan sekor 54. Hal
ini dapat dilihat dari hasil observasi guru sebagaimana tercantum
dalam gambar 1.1
65
Gambar 1.1 Lembar Observasi Guru siklus I
No Aspek yang diamati Sekor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1Guru membuka pelajaran dengan doa dan ayat-ayat Al-Qur`an
√
2Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai√
3
Peneliti membentuk kelompok besar yang terdiri dari 4-5
orang siswa√
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
4 Kejelasan artikulasi suara √
5 Penampilan guru baik dan sopan √
6Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Group Investigation√
7 Memberikan perhatian yang sama antar siswa √
Penguasaan Materi Pelajaran
8 Bahan ajar sesuai dengan RPP √
9Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan materi ajar
dengan metode Group Investigation√
Kegiatan Belajar Mengajar
10 Eksplorasi √
11 Elaborasi √
12 Konfirmasi √
Kemampuan Menutup Pembelajaran
13Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
√
14Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya√
15 Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa bersama √
Jumlah 12 24 8 0
Total 44
Kategori Kurang
Keterangan skor nilai:
A : 4 (Sangat Baik)
B : 3 (Baik)
C : 2 (Cukup)
D : 1 (Kurang)
66
Kategori total kinerja guru
51-100 = Baik
25-50 Kurang
b. Tahap Pelaksanaan
Hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses perbaikan
pembelajaran ini dapat dilihat dalam table nilai pada tabel 4.2.
67
Tabel 4.2 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus I
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Agus Prastyo L 71 Tuntas
2 Al Khalim L 79 Tuntas
3 Anisa Cahyani P 69 Tidak Tuntas
4 Arifudin L 71 Tuntas
5 Asa Aulia Daroini P 82 Tuntas
6 Bunga Silih Sari P 82 Tuntas
7 Dani Syariffudin Hidayat L 71 Tuntas
8 Delisa Anugrahanti P 70 Tidak Tuntas
9 Endah Sabilla P 69 Tidak Tuntas
10 Erwin Eko Setiawan L 78 Tuntas
11 Fadhilul Wildan L 71 Tuntas
12 Iklima P 69 Tidak Tuntas
13 Indah Mustika Sari P 79 Tuntas
14 Kartika Nafiatul P 79 Tuntas
15 Kuni Farikah P 82 Tuntas
16 Lulu` Atika Shofa P 79 Tuntas
17 Maulida Tia Putri P 81 Tuntas
18 Muhammad Ayatulloh Fahmi L 78 Tuntas
19 Muhammad Febri Kurniawan L 69 Tidak Tuntas
20 Muhammad Haikal Nasrul Ulum L 79 Tuntas
21 Muhammad Nofri Hasan Afifi L 71 Tuntas
22 Nafiatul Choiriyah P 81 Tuntas
23 Nanda Nadia Finantri P 69 Tidak Tuntas
24 Ni Ajeng Puspaningrum P 69 Tidak Tuntas
25 Nur Karim L 79 Tuntas
26 Pamungkas Kurniawan L 79 Tuntas
27 Rika Meiningrum P 82 Tuntas
28 Sifa Karomatul Maula P 79 Tuntas
29 Sina Amri L 79 Tuntas
30 Syeva Raissa Annindya P 82 Tuntas
31 Widodo Adi Saputra L 71 Tuntas
32 Widya Qutrotun Nada P 95 Tuntas
33 Yeni Noviana P 81 Tuntas
34 Yudha Setyawan L 71 Tuntas
35 Yunia Safitri P 81 Tuntas
Jumlah 2677
Rata-Rata 76,48%
Tuntas 28 80%
Tidak Tuntas 7 20%
68
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh
siswa adalah 95 dan nilai terendah adalah 69. Nilai rata-rata yang
dicapai adalah 76,48.
c. Tahap Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
kegiatan siswa dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari
pembelajaran siklus I, tentang aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dapat disajikan data sebagai berikut:
69
Gambar 1.2. Lembar Observasi Siswa siklus I
Tahap Pengamatan
No Nama Hasil Belajar Keaktifan Semangat Kreatif Keberanian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Agus √ √ √ √ √
2 Khalim √ √ √ √ √
3 Anisa √ √ √ √ √
4 Arif √ √ √ √ √
5 Asa √ √ √ √ √
6 Bunga √ √ √ v √
7 Dani √ √ √ √ √
8 Delisa √ √ √ √ √
9 Endah √ √ √ √ √
10 Erwin √ √ √ √ √
11 Wildan √ √ √ √ √
12 Iklima √ √ √ √ √
13 Sari √ √ √ √ √
14 Kartika √ √ √ √ √
15 Kuni √ √ √ √ √
16 Lulu` √ √ √ √ √
17 Maulida √ √ √ √ √
18 Fahmi √ √ √ √ √
19 Awan √ √ √ √ √
20 Nasrul √ √ √ √ √
21 Hasan √ √ √ √ √
22 Nafi √ √ √ √ √
23 Nadia √ √ √ √ √
24 Ajeng √ √ √ √ √
25 Nur √ √ √ √ √
26 Pamungkas √ √ √ √ √
27 Rika √ √ √ √ √
28 Sifa √ √ √ √ √
29 Amri √ √ √ √ √
30 Syeva √ √ √ √ √
31 Widodo √ √ √ √ √
32 Widya √ √ √ √ √
33 Yeni √ √ √ √ √
34 Yudha √ √ √ √ √
35 Safitri √ √ √ √ √
Keterangan:
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup
4. Baik
Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan pada pembelajaran
siklus I, guru sudah mengalami peningkatan, tapi untuk kreatifitas dan
keberanian siswa dalam pembelajaran dirasa masih kurang
memuaskan.
d. Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan penelitian pembelajaran melalui
perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan, maka peneliti
merefleksikan semua kegiatan untuk mengetahui keberhasilan maupun
kekurangannya. Pada siklus I ini disampaikan hal-hal berikut:
1) Keberhasilan
Pelaksanaan metode pembelajaran ceramah dapat dilaksanakan
dengan baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2) Kekurangan
- Belum semua siswa aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran secara maksimal.
- Siswa banyak yang tidak semangat dan mengantuk dalam
pembelajaran.
- Dalam hal Tanya jawab siswa belum termotivasi tingkat
keberaniannya.
- Ketika pembelajaran banyak yang bermalas-malasan.
71
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Dari belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil yang
dicapai siswa sangat maksimal. Rencana pembelajaran pada siklus II ini
dilaksanakan berdasarkan adanya kelebihan dan kekuarangan yang
terjadi pada proses pelaksanaan siklus I. Maka peneliti merencanakan
perbaikan pembelajaran yang akan menekankan pada:
1) Pelaksanaan dengan menggunakan metode Group Investigation.
2) Mengembangkan pelaksanaan metode Group Investigation.
3) Peningkatan terhadap motivasi siswa.
Pada kegiatan pembelajaran siklus II, observasi terhadap kinerja guru
dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak menunjukkan bahwa
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yakni
dengan sekor nilai 76 sehingga termasuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi guru sebagaimana tercantum dalam
gambar 3.
72
Gambar 1.3. Lembar Observasi Guru siklus II
No Aspek yang diamati Sekor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1Guru membuka pelajaran dengan doa dan ayat-ayat Al-Qur`an
√
2Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai√
3Peneliti membentuk kelompok besar yang terdiri dari 4-5
orang siswa√
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
4 Kejelasan artikulasi suara
5 Penampilan guru baik dan sopan √
6Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Group Investigation√
7 Memberikan perhatian yang sama antar siswa √
Penguasaan Materi Pelajaran
8 Bahan ajar sesuai dengan RPP √
9Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan materi ajar
dengan metode Group Investigation√
Kegiatan Belajar Mengajar
10 Eksplorasi √
11 Elaborasi √
12 Konfirmasi √
Kemampuan Menutup Pembelajaran
13Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
√
14Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya√
15 Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa bersama √
Jumlah 60 0 0 0
Total 60
Kategori Baik
Keterangan skor nilai:
A : 4 (Sangat Baik)
B : 3 (Baik)
C : 2 (Cukup)
D : 1 (Kurang)
Kategori total kinerja guru
73
51-100 = Baik
25-50 Kurang
b. Tahap Pelaksanaan
Hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran ini dapt
dilihat dalam tabel nilai sebagai berikut:
74
Tabel 4.3 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus II
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Agus Prastyo L 90 Tuntas
2 Al Khalim L 100 Tuntas
3 Anisa Cahyani P 80 Tuntas
4 Arifudin L 90 Tuntas
5 Asa Aulia Daroini P 100 Tuntas
6 Bunga Silih Sari P 100 Tuntas
7 Dani Syariffudin Hidayat L 90 Tuntas
8 Delisa Anugrahanti P 100 Tuntas
9 Endah Sabilla P 80 Tuntas
10 Erwin Eko Setiawan L 95 Tuntas
11 Fadhilul Wildan L 90 Tuntas
12 Iklima P 65 Tidak Tuntas
13 Indah Mustika Sari P 100 Tuntas
14 Kartika Nafiatul P 100 Tuntas
15 Kuni Farikah P 100 Tuntas
16 Lulu` Atika Shofa P 100 Tuntas
17 Maulida Tia Putri P 100 Tuntas
18 Muhammad Ayatulloh Fahmi L 95 Tuntas
19 Muhammad Febri Kurniawan L 100 Tuntas
20 Muhammad Haikal Nasrul Ulum L 100 Tuntas
21 Muhammad Nofri Hasan Afifi L 90 Tuntas
22 Nafiatul Choiriyah P 100 Tuntas
23 Nanda Nadia Finantri P 80 Tuntas
24 Ni Ajeng Puspaningrum P 80 Tuntas
25 Nur Karim L 100 Tuntas
26 Pamungkas Kurniawan L 95 Tuntas
27 Rika Meiningrum P 100 Tuntas
28 Sifa Karomatul Maula P 100 Tuntas
29 Sina Amri L 100 Tuntas
30 Syeva Raissa Annindya P 100 Tuntas
31 Widodo Adi Saputra L 90 Tuntas
32 Widya Qutrotun Nada P 100 Tuntas
33 Yeni Noviana P 100 Tuntas
34 Yudha Setyawan L 90 Tuntas
35 Yunia Safitri P 100 Tuntas
Jumlah 3300
Rata-Rata 94,28
Tuntas 34 97,14%
Tidak Tuntas 1 2,85%
75
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sudah mengalami peningkatan sangat
baik. Pada tabel ini nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan
nilai terendah adalah 65. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 94,28. Pada
siklus II, jumlah siswa yang tuntas 34 siswa (97,14%), sedangkan yang
tidak tuntas 1 siswa (2,85%).
c. Tahap Pengamatan
Pada siklus II ini, peneliti mengamati proses pembelajaran yang
meliputi kinerja siswa dan jalannya proses pembelajaran. Dan hasilnya
sebagai berikut:
76
Gambar 1.4. Lembar Observasi Siswa siklus II
Tahap Pengamatan
No Nama Hasil Belajar Keaktifan Semangat Kreatif Keberanian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Agus √ √ √ √ √
2 Khalim √ √ √ √ √
3 Anisa √ √ √ √ √
4 Arif √ √ √ √ √
5 Asa √ √ √ √ √
6 Bunga √ √ √ √ √
7 Dani √ √ √ √ √
8 Delisa √ √ √ √ √
9 Endah √ √ √ √ √
10 Erwin √ √ √ √ √
11 Wildan √ √ √ √ √
12 Iklima √ √ √ √ √
13 Sari √ √ √ √ √
14 Kartika √ √ √ √ √
15 Kuni √ √ √ √ √
16 Lulu` √ √ √ √ √
17 Maulida √ √ √ √ √
18 Fahmi √ √ √ √ √
19 Awan √ √ √ √ √
20 Nasrul √ √ √ √ √
21 Hasan √ √ √ √ √
22 Nafi √ √ √ √ √
23 Nadia √ √ √ √ √
24 Ajeng √ √ √ √ √
25 Nur √ √ √ √ √
26 Pamungkas √ √ √ √ √
27 Rika √ √ √ √ √
28 Sifa √ √ √ √ √
29 Amri √ √ √ √ √
30 Syeva √ √ √ √ √
31 Widodo √ √ √ √ √
32 Widya √ √ √ √ √
33 Yeni √ √ √ √ √
34 Yudha √ √ √ √ √
35 Safitri √ √ √ √ √ Keterangan:
1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup 4. Baik
77
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti melakukan atas
kekurangan ataupun keberhasilan selama proses pembelajaran
berlangsung. Ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran
tergantung pada persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan
oleh guru terhadap siswa.
1) Keberhasilan
- Pembelajaran siklus II dinyatakan sudah berhasil karena dilihat
dari hasil tes formatif dari 35 siswa, yang nilainya tuntas atau
KKM sebanyak 34 siswa atau 94,28%.
- Hasil pengamatan terhadap siswa menunjukan bahwa tingkat
keaktifan, semangat, kreatifitas dan keberanian siswa sudah
meningkat
2) Kekurangan
- Masih ada 1 siswa yang belum berhasil mencapai hasil
maksimal atau belum memenuhi KBM, kondisi siswa tersebut
yakni karena memang mengalami rendah dalam berfikir.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan bahwa
penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil
belajar Akidah Akhlak siswa kelas VII B khususnya tentang materi
Adab Salat dan dzikir. Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan
adanya peningkatan tersebut. Pada prasiklus presentase ketuntasan
belajar siswa adalah 45,71%, pada siklus I meningkat 80%, pada
siklus II menjadi 97,14%.
78
Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
Akidah Akhlak materi Adab Salat dan dzikir melalui metode Group
Investigation pada siswa kelas VII B Semester 1 MTs Rahmatullah
Cokro ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern pada
penelitian ini adalah intelegensi, minat dan motivasi.Kesulitan satu
orang siswa dalam mencapai ketuntasan belajar dipengaruhi oleh
intelegensinya yang kurang baik. Padahal sesungguhnya minat dan
motivasi siswa tersebut cukup tinggi. Faktor ekstern yang dominan
dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah. Hal tersebut
tampak dari adanya peningkatan prestasi belajar siswa setelah salah
satu komponen dari lingkungan sekolah diperbaiki. Komponen
tersebut adalah cara penyajian materi, hubungan guru dengan
siswa, dibebaskan kreatifitas siswa dan alat -alat pelajaran. Cara
penyajian materi dengan menggunakan metode Group
Investigation mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Ketepatan dalam memilih metode dan menggunakannya dalam
pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kemampuan metode Group Investigation dalam meningkatkan
hasil belajar siswa materi Adab Salat dan dzikir juga terlihat dari
peningkatan nilai rata-rata kelas. Pada prasiklus nilai rata-rata kelas
adalah 71,14. Nilai tersebut meningkat pada siklus I menjadi 76,48
dan pada siklus II yaitu 94,28. Apabila dilihat dari perolehan nilai
tertinggi, maka prestasi belajar siswa juga dapat diketahui telah
mengalami peningkatan. Pada pra siklus, nilai tertinggi yang
79
diperoleh siswa adalah 90, pada siklus I menjadi 95 dan siklus II
meningkat 100.
Peningkatan hasil belajar siswa terjadi sesuai dengan kajian
teori pada bab dua penelitian ini. Metode Group Investigation dapat
membuat siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih
mendalam. Hal tersebut dikarenakan penerapan latihan yang terus
menerus mampu melatih keterampilan dan pengetahuan siswa.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa: Metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil
belajar Aqidah Akhlak materi Adab Salat dan Dzikir, pada siswa kelas VII B
Semester 1 MTs Rohmatullah Cokro Grabag Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar Akidah Akhlak materi
adab shalat dan dzikir yang selalu mengalami kenaikan baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kondisi
awal yaitu dengan rata-rata 71.14 dan presentase ketuntasan kondisi awal 45.71%,
sedang setelah dilaksanakan tindakan pada siklus pertama mencapai nilai hasil
belajar rata-rata 76.48, dari 35 siswa yang memenuhi KKM hanya 7 siswa dan
presentasi ketuntasan siklus pertama 80%. Sedangkan tindakan pada siklus kedua
mencapai nilai hasil belajar rata-rata 94.28 dan presentasi ketuntasannya 97.14%,
dari 35 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 34 siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran Group
Investigation, adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran,
81
adanya fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan fasilitas LCD untuk
mempermudah siswa dalam mempresentasikan hasil observasi.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang
pembelajaran Group Investigation harus lebih jelas dan guru harus lebih
memperhatikan kondisi kelas.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di
Group Investigation, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling
mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses
pembelajaran di Group Investigation.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
Group Investigation tetapi dalam indikator yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. (1993). Psikologi Belaja. Cet. 4. Yogya: PT Tiara Wacana
Yogya
Ahmadi, Wahid. (2004). Risalah Akhlak: Panduan Perilaku Muslim Modern.
Solo: Era Intermedia
Al-Ghazali,Imam. (t.th.). Ihya’ Ulumuddin, Juz. III. Beirut: Dar Ihya’ Kutubil
Arabiyyah
Ali, Muhammad Daud. (2000). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Arifin, Zainul. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Tehnik, Prosedur. Cet .2.
Bandung: PR Remaja Rasdakarya
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Cet. 3. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Baru Algensindo.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Departemen Agama RI, (2004). Kurikulum Aqidah Akhlak MTs 2004 Standar
Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Djamarah, Syaiful Bahri. ( 2011). Psikologi Belajar. Cet. 3. Jakarta: Rineka Cipta
Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
E. Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Cet. 3. Jakarta: Bumi Aksara
E. Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Frederick Y. Donald. (1959). Educational Psychology. Tokyo: Overseas
Publication LTD
H. A Wahid. (2008). Aqidah Akhlak Madrasah Tsnawiyah untuk Kelas VIII,
Semester 1 dan 2. Bandung: PT. Armico Bandung
Hamalik, Oemar. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi.
Cet. 1. Jakarta: PT Bumi Aksara
HAMKA. (1989). Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang
2
Hamzah B. Uno. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Ilyas, Yunahar. (2001). Kuliah aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI, 2001
Jihad , Asep., Abdul Haris. ( 2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
PressIndo
Jufri, Wahab. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Rineka Cipta
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi KurikulumTingkat Satuan
Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Mudjijo. (1995). Tes Hasil Belajar. Cet. 1. Jakarta: BUMI AKSARA
Muhaimin. (1994). Dimensi-Dimensi Studi Islam. Surabaya: Karya Aditama
Munawir. (1984). Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia.
Nata, Abuddin. (1997). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Purwanto. (2007). Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar (Kajian Literatur), Jurnal pendidikan dan
Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional
Purwanto, Ngalimin. (2000). Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Cet. 7. Bandung: PT Remajam Rosdakarya
Slavin, Robert E. (2005). Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media
Slavin , Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media
Sharan, Shlomo. (2012). Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta:
Familia
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo persada
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. (2014). Psikologi Belajar. Cet. 19. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya
3
Thobroni, Muhammad., & Arif Mustofa, (2011). Belajar & Pembelajaran
Pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam
pembangunan nasional. Cet. 1. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
4
5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I dan II
Satuan Pendidikan : MTs Rohmatullah Cokro
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Topik : ADAB SHOLAT DAN DZIKIR
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 X Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.4. Menghayati adab Shalat dan dzikir
2.4 Terbiasa menerapkan adab Shalat dan dzikir
6
3.4. Memahami adab Shalat dan dzikir
4.4. Mensimulasikan adab Shalat dan dzikir
C. Indikator
3.4.1. Menjelaskan pengertian adab shalat dan dzikir
3.4.2. Mengidentifikasikan dalil tentang adab shalat dan dzikir
3.4.3. Menjelaskan tentang adab-adab shalat dan dzikir
3.4.4. Menujukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan
dzikir yang benar
4.4.1. Mempraktikkan adab shalat dan dzikir
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelejaran pada Bab 4, diharapkan peserta
didik dapat:
Pertemuan Ke-1
1. Menghayati adab shalat
2. Terbiasa menerapkan adab shalat
3. Memahami adab shalat
Pertemuan Ke-2
1. Menghayati adab dzikir
2. Terbiasa menerapkan adab dzikir
3. Memahami adab dzikir
Pertemuan Ke-3
1. Menghayati adab shalat dan dzikir
7
2. Terbiasa menerapkan adab shalat dan dzikir
3. Memahami adab shalat dan dzikir
4. Mensimulasikan adab shalat dan dzikir
E. Materi Ajar
1. Adab Shalat
Shalat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan
berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi antara
seorang hamba dengan Allah Swt. Akan tetapi, banyak orang kurang bisa
menikmati ibadah shalat. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya
adalah karena ia menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka, sehingga
shalatnya tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya. Padahal Allah
berfirman bahwa dengan shalat yang khusyu’ maka seseorang akan bisa
terhindar dari berbuat kekejian dan kemunkaran. Sehingga di antara masalah
bangsa ini adalah banyak orang yang shalat, tapi sebagian mereka ada yang
melakukan korupsi. Naudzu Billahi. Lalu kita perlu bertanya; Ada apa dengan
shalatnya? Bagaimanakah shalatnya?
Marilah kita agungkan ibadah shalat ini dengan cara memperhatikan
adab-adabnya, yaitu:
a. Menjaga waktu dan batas-batasnya.
Ketika waktu shalat masuk, bersegera menunaikannya dengan penuh
semangat saat kewajiban itu tiba. Nabi bersabda pada Bilal: “Wahai Bilal,
hiburlah kami dengan shalat!“ (Maksudnya: beradzanlah lalu kita
melaksanakan shalat dan menikmati shalat).
8
Allah berfirman yang artinya: "Maka celaka bagi orang-orang yang
shalat. Yaitu orang yang shalat mereka lupa diri". Para ulama mengatakan
lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah meneledorkan waktu shalat.
b. Demikian pula tempat shalat dan sujud, kita rapikan dan bersihkan dari
najis-najis yang ada, singkirkan gambar, tulisan atau apa saja yang
mengganggu kekhusyu’an shalat.
c. Memakai pakaian kita yang terbaik, saat panggilan shalat telah tiba, rapi,
santun, baik, harum semerbak (bagi laki-laki) dan menutup aurat secara
sempurna. Allah amat senang kalau perintahnya kita amalkan dengan suka
cita. Allah memerintahkan dalam Al-Quran:
يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid, …”.{QS. al-A’raf 7: 31}.
Memakai pakaian terbaik saat shalat merupakan tanda dan wujud
syukur seseorang akan nikmat Allah Swt. yang dikaruniakan padanya.
d. Menyesal serta bersedih, jika tidak dapat menunaikan dan menikmati
shalat dengan baik dan sempurna. Di antara inti shalat adalah berzikir di
dalam shalat. Allah berfirman pada Nabi Dawud: “Dan dengan berzikir
padaKu, hendaklah mereka merasa ni’mat”.
Allah berfirman: “dan sungguh, zikir pada Allah-lah yang terbesar”.
Maksudnya adalah kita diharapkan menikmati zikir atau bacaan-bacaan
shalat kita, sehingga berpengaruh pada hati nurani dan amal perbuatan
sehari-hari.
9
e. Dan supaya kita khusyu’, Nabi memerintah: “shalatlah seperti shalatnya
orang yang berpamitan (dari dunia ini)”. Maksudnya shalatlah seakan-akan
ini adalah shalat kalian yang terakhir di dunia.
2. Adab Berzikir
Kurang afdhal apabila orang yang melaksanakan shalat, usai salam ia
langsung berdiri pulang tanpa berzikir. Sehingga ba'da shalatpun seseorang
dianjurkan berzikir. Zikir menurut bahasa berarti ingat. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah mengingat Allah dengan cara memperbanyak mengucapkan
kalimat-kalimat thayyibah sesuai dengan yang diajarkan oleh rasulullah, para
sahabat, dan orang-orang yang soleh sebelum kita.
Allah Swt. berfirman dalam surah al-A’raf ayat 205:
عا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والصال ول تكن م ن الغافلين واذكر ربك في نفسك تضر
“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (Q.S. al-A’raf
[7]:205).
Ayat di atas, maka kita akan paham bahwa zikir adalah suatu yang
diperintahkan oleh Allah sesering mungkin. Kita sebagai seorang Muslim
tentunya tidak asing lagi dengan zikir. Hanya saja,terkadang kita tidak
memperhatikan adab/cara berzikir. Sehingga tidak jarang zikir yang kita
lakukan tidak berbekas sama sekali terhadap kehidupan kita. Padahal minimal,
zikir bisa menentramkan hati pelakunya, sebagaimana firman Allah yang
berarti: “Bukankah dengan berzikir/ mengingat Allah hati akan menjadi
10
tentram? ”Oleh karenanya, perlu kita perhatikan adab-adab saat berzikir
kepada Allah. Adapun adab berzikir di antaranya adalah:
Ikhlas dalam berzikir mengharap ridha Allah, membersihkan amal dari
campuran dengan sesuatu. Menghadirkan makna zikir dalam hati, sesuai
dengan tingkatannya dalam musyahadah.
6) Berzikir dengan zikir dan wirid yang telah dicontohkan Rasulullah, karena
zikir adalah ibadah. Membaca Al-Quran dengan niat berzikir juga
dianjurkan.
7) Mencoba memahami maknanya dan khusu’ dalam melakukannya.
8) Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam shalat
juga dianjurkan.
9) Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang
bersih dan halal.
10) Memilih tempat yang agak sunyi, boleh memejamkan dua mata, karena
dengan mata terpejam itu, tertutup jalan-jalan panca indra lahir, sehingga
mengakibatkan terbukanya panca indra pada hati
F. Metode Pembelajaran
1. Group Investigation
2. Ceramah
11
G. Kegiatan Pembelajaran
SIKLUS I
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan
mengkondisikan kelas.
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang
hal-hal yang berkaitan dengan materi adab shalat yang
diketahui peserta didik.
Motivasi
Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat
mempelajari adab shalat bagi kehidupan yang akan
dipelajari
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok
Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan
pembelajaran
10
menit
Inti Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan merenungkan kisah dan
contoh gambar, video atau fenomena tentang adab shalat
60
menit
12
yang ada pada rubrik “Amati dan Perhatikan”
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang
kisah dan gambar yang diamati
Mempertanyakan
Peserta didik menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dibenaknya hasil dari pengamatan, pada kolom
“Penasaran”.
Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian adab
shalat
Peserta didik bertanya jawab tentang dalil adab shalat
Peserta didik bertanya jawab tentang adab-adab shalat
Mengeksplorasi
Peserta didik membaca materi/pemahaman konsep pada
rubrik “Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi pengertian adab shalat
Peserta didik mengidentifikasi dalil tentang adab shalat
Peserta didik mengidentifikasi adab-adab shalat
Mengasosiasikan
Peserta didik melakukan kegiatan dalam rubrik
“Kembangkan Wawasanmu!”
Peserta didik menyimpulkan pengertian adab shalat
Peserta didik menuliskan dalil tentang adab shalat
Peserta didik menuliskan simpulan tentang adab-adab
13
shalat
Mengkomunikasikan
Peserta didik mengerjakan soal-soal essay untuk
menguatkan pemahaman konsep
Peserta didik menjelaskan pengertian adab shalat
Peserta didik menyebutkan dalil tentang adab shalat
Peserta didik menjelaskan adab-adab shalat
Penutup Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menugaskan peserta didik mencari materi tentang
adab shalat dari berbagai sumber (buku, majalah, internet,
narasumber) sebagai refleksi.
Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan
salam.
10
menit
SIKLUS II
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan
mengkondisikan kelas.
Apersepsi
10
menit
14
Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang
hal-hal yang berkaitan dengan materi adab dzikir yang telah
dipelajari peserta didik pada pertemuan sebelumnya.
Motivasi
Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat
mempelajari adab dzikir bagi kehidupan yang akan
dipelajari
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok
Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan
pembelajaran
Inti Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan merenungkan contoh
gambar, video atau fenomena tentang adab dzikir yang
ada pada rubrik “Amati dan Perhatikan”
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang
kisah dan gambar yang diamati
Mempertanyakan
Peserta didik menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dibenaknya hasil dari pengamatan, pada kolom
“Penasaran”.
Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian adab
60
menit
15
dzikir
Peserta didik bertanya jawab tentang dalil adab dzikir
Peserta didik bertanya jawab tentang adab-adab dzikir
Mengeksplorasi
Peserta didik membaca materi/pemahaman konsep pada
rubrik “Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi pengertian adab dzikir
Peserta didik mengidentifikasi dalil tentang adab dzikir
Peserta didik mengidentifikasi adab-adab dzikir
Mengasosiasikan
Peserta didik melakukan kegiatan dalam rubrik
“Kembangkan Wawasanmu!”
Peserta didik menyimpulkan pengertian adab dzikir
Peserta didik menuliskan dalil tentang adab dzikir
Peserta didik menuliskan simpulan tentang adab-adab
dzikir
Mengkomunikasikan
Peserta didik mengerjakan soal-soal essay untuk
menguatkan pemahaman konsep
Peserta didik menjelaskan pengertian adab dzikir
Peserta didik menyebutkan dalil tentang adab dzikir
Peserta didik menjelaskan adab-adab dzikir
16
Penutup Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru menugaskan peserta didik mencari materi dan
contoh hikmah melaksanakan adab shalat dan dzikir
dengan benar dan baik dari berbagai sumber (buku,
majalah, internet, narasumber) sebagai bahan pelajaran
pertemuan selanjutnya.
Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan
salam.
10
Menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a) Multimedia ICT
b) Contoh gambar, video atau fenomena-fenomena hikmah perilaku orang
yang melakukan adab-adab shalat dan dzikir yang benar
2. Sumber:
a) Mushaf Al-Qur’an dan terjemahanya
b) Buku Akidah Akhlak Pedoman Guru Kelas VII Kemenag RI 2014
c) Buku Akidah Akhlak Siswa Kelas VII Kemenag RI 2014
d) Lks
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk penilaian : Pilihan ganda dan Uraian
17
3. Instrumen soal :
a. Soal SIKLUS I
Pilihan Ganda
1. Salat merupakan upaya menghadapkan hati kita kepada...
a. Malaikat
b. Nabi
c. Allah
d. Alam
2. Hukum mengerjakan salat lima waktu adalah...
a. Ferdu`ain
b. Ferdhu kifayah
c. Mubah
d. sunah
3. Ketika berdiri tegak dalam salat, seluruh badan dan wajah menghadap
ke arah...
a. Timur
b. Utara
c. Barat
d. Kiblat
4. Mengerjakan salat hendaknya dilakukan secara...
a. Cepat
b. Lambat
c. Tergesa-gesa
d. Khusyuk
5. Mengerjakan salat dalam keadaan tertidur hukumnya...
a. Sah
b. Tidak sah
c. Makruh
d. Mubah
Uraian
1. Jelaskan pengertian salat!
2. Apa pengertian makruh?
3. Sebutkan hal-hal yang dimakruhkan ketika melaksanakan salat!
4. Bagaimana adab-adab khusus dalam salat?
5. Tuliskan dalil kewajiban melaksanakan salat
18
b. Soal SIKLUS II
Pilihan Ganda
1. Setelah melaksanakan salat hendaknya tidak langsung
meninggalkan tempat salat, akan tetapi alangkah baiknya kita...
a. Belajar
b. Berdzikir
c. Makan
d. Tidur
2. Berzikir hendaknya dilakukan di tempat yang...
a. Ramai
b. Sepi
c. Tinggi
d. Mahal
3. Pakaian yang digunakan untuk berzikir hendak pakaian yang...
a. Warna putih
b. Mahal
c. Sobek
d. Suci
4. Berdzikir harus dilakukan secara...
a. Berjamaah
b. Sendiri
c. Sembun
yi
d. Ikhlas
5. Dengan berdzikir sesudah salat maka ibadah salat kita akan
semakin...
a. Berkurang c. Bermakna
b. Sia-sia d. Sedikit
Uraian
1. Apa pengertian dzikir secara etimologi?
2. Apa arti dzikir dan istilahnya?
3. Sebutkan adab-adab sebelum berdzikir!
19
4. Apa saja tujuan melakukan dzikir?
20
21
SOAL EVALUASI SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1. Salat merupakan upaya menghadapkan hati kita kepada...
a. Malaikat
b. Nabi
c. Allah
d. Alam
2. Hukum mengerjakan salat lima waktu adalah...
a. Ferdu`ain
b. Ferdhu kifayah
c. Mubah
d. sunah
3. Ketika berdiri tegak dalam salat, seluruh badan dan wajah menghadap ke
arah...
a. Timur
b. Utara
c. Barat
d. Kiblat
4. Mengerjakan salat hendaknya dilakukan secara...
a. Cepat
b. Lambat
c. Tergesa-gesa
d. Khusyuk
5. Mengerjakan salat dalam keadaan tertidur hukumnya...
a. Sah
b. Tidak sah
c. Makruh
d. Mubah
B. Uraian
1. Jelaskan pengertian salat!
2. Apa pengertian makruh?
3. Sebutkan hal-hal yang dimakruhkan ketika melaksanakan salat!
4. Bagaimana adab-adab khusus dalam salat?
5. Tuliskan dalil kewajiban melaksanakan salat!
22
KUNCI JAWABAN SIKLUS 1
A. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. D
4. D
5. C
B. Uraian
1. Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa.
Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah
khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam.
2. suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika
dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari
Allah SWT.
3. hal-hal yang dimakruhkan ketika melaksanakan salat:
a. Menaruh telapak tangan kamu didalam lengan pakaian disaat sedang
Takbiratul iihram, ruku dan sujud.
b. Menutup mulutnya rapat – rapat waktu mengucapkan “ Alloh hu Akbar “
atau Aminn dan Ketika Salam.
c. Bertolak Pinggang
d. Memalingkan Muka baik Kekiri ataupun Kekanan
e. Memejamkan Mata
f. Mengadah Pandangan Kelangit atau kemanapun
g. Menahan Hadast
h. Memejamkan Mata dan Berludah diwaktu melaksanakan Shalat.
23
4. Adab-adab shalat:
a. Menjaga waktu dan batas-batasnya.
b. Demikian pula tempat shalat dan sujud, kita rapikan dan bersihkan
dari najis-najis yang ada, singkirkan gambar, tulisan atau apa saja
yang mengganggu kekhusyu’an shalat.
c. Memakai pakaian kita yang terbaik, saat panggilan shalat telah tiba,
rapi, santun, baik, harum semerbak (bagi laki-laki) dan menutup aurat
secara sempurna.
d. Menyesal serta bersedih, jika tidak dapat menunaikan dan menikmati
shalat dengan baik dan sempurna.
e. Dan supaya kita khusyu’, Nabi memerintah: “shalatlah seperti
shalatnya orang yang berpamitan (dari dunia ini)”.
5. Dalil kewajiban melaksanakan salat
ن خير تجدوه عنداللهط ان للا بما موا ل نفسكم م كوة وماتقد لوة وآتوالز واقيمو الص
تعملون بصير
Artinya : "Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa
yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat
pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa
yang kamu kerjakan.
24
SOAL EVALUASI SIKLUS II
A. Pilihan Ganda
1. Setelah melaksanakan salat hendaknya tidak langsung meninggalkan tempat
salat, akan tetapi alangkah baiknya kita...
a. Belajar
b. Berdzikir
c. Makan
d. Tidur
2. Berzikir hendaknya dilakukan di tempat yang...
a. Ramai
b. Sepi
c. Tinggi
d. Mahal
3. Pakaian yang digunakan untuk berzikir hendak pakaian yang...
a. Warna putih
b. Mahal
c. Sobek
d. Suci
4. Berdzikir harus dilakukan secara...
a. Berjamaah
b. Sendiri
c. Sembunyi
d. Ikhlas
5. Dengan berdzikir sesudah salat maka ibadah salat kita akan semakin...
a. Berkurang
b. Sia-sia
c. Bermakna
d. Sedikit
B. Uraian
1. Apa pengertian dzikir secara etimologi?
2. Apa arti dzikir dan istilahnya?
3. Sebutkan adab-adab sebelum berdzikir!
4. Apa saja tujuan melakukan dzikir?
5. Sebutkan kalimat yang biasa dibaca dalam berdzikir sesudah salat?
KUNCI JAWABAN SIKLUS 2
A. Pilihan Ganda
1. B
2. B
3. D
4. D
5. C
B. Uraian
1. Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa",
kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir
sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan
melalui kalimat-kalimat thayyibah.
2. Dzikir menurut bahasa adalah ingat akan sesuatu atau menyebut akan
sesuatu. Dzikir menurut istilah adalah ingat Asma Allah SWT. dengan
sarana apa saja baik secara dhohir atau dalam bathin.
3. Adab-adab dzikir:
a. Berzikir dengan zikir dan wirid yang telah dicontohkan Rasulullah, karena
zikir adalah ibadah. Membaca Al-Quran dengan niat berzikir juga
dianjurkan.
b. Mencoba memahami maknanya dan khusu’ dalam melakukannya.
c. Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam shalat
juga dianjurkan.
d. Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang bersih
dan halal.
e. Memilih tempat yang agak sunyi, boleh memejamkan dua mata, karena
dengan mata terpejam itu, tertutup jalan-jalan panca indra lahir, sehingga
mengakibatkan terbukanya panca indra pada hati
4. Perintah untuk berdzikir memiliki tujuan agar setiap muslim:
a. Taat kepada-Nya. Dzikir merupakan salah satu manifestasi dari ketaatan.
Setiap hamba Allah yang mengingat-Nya dalam bentuk ketaatan maka Allah
26
SWT akan membalas dengan mengingat hamba tersebut dalam bentuk
rahmat yang diturunkan.
b. Berdo’a kepada-Nya. Dzikir merupakan salah satu sarana yang paling
ampuh bagi terkabulnya do’a. Dengan berdzikir, Allah SWT akan
mengabulkan setiap do’a dan melimpahkan kebaikan yang berlipat-lipat.
c. Selalu bertafakur di saat menyendiri sehingga Allah SWT menurunkan
pertolongan di saat tersesat.
d. Selalu ingat bahwa kehidupan di dunia adalah fana, sedangkan kehidupan
yang abadi hanyalah terjadi di akhirat.
e. Selalu mengingat-Nya di dunia sehingga Allah mengingatnya di akhirat.
Apabila Allah mengingat hamba-Nya di akhirat, berarti tercurahlah
ampunan dan kemudahan bagi hamba tersebut dalam manjalani proses
perhitungan amal.
f. Menyebah-Nya dengan ikhlas sehingga Allah SWT menaikkan derajat di
sisi-Nya serta melepaskannya dari segala gangguan yang menerpa.
g. Tekun dalam beribadah sehingga Allah memberikan perhatian-Nya yang
istimewa kepada kita.
h. Menggunakan karunia Allah di jalan yang benar sehingga pertolongan-Nya
turun di saat petaka datang.
i. Berjihad di jalan-Nya sehingga petunjuk Allah senantiasa menyertai
dalam setiap hirupan nafas.
5. kalimat bacaan berdzikir sesudah salat:
a. Tasbih
b. Tahmid
c. Takbir
27
28
29
30
31
GAMBAR 1 GAMBAR 2
GAMBAR 3
33
GAMBAR 4
GAMBAR 5
34
GAMBAR 6
GAMBAR 7
35
36
37
38
39
40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Armawati
Nim : 111-14-294
Jurusan : PAI (Pendidikan Agama Islam)
Alamat : Dusun Kragoan, Desa Kenteng, Susukan, Kab Semarang.
Rt/Rw: 024/006
Tempat dan Tangga Lahir : Kab. Semarang, 26 Mei 1995
Agama : Islam
Pendidikan:
1. MI Rohmatullah Cokro
2. MTs Rohmatullah Cokro
3. MA Rohmatullah Co