85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 SKRIPSI Oleh : TRI SUSANTO NIM : X7108773 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

  • Upload
    danganh

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010

SKRIPSI

Oleh :

TRI SUSANTO

NIM : X7108773

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Oleh :

TRI SUSANTO

NIM : X7108773

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalaui Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Begalon I Laweyan Surakarta Tahun 2010

Oleh

Nama : Tri Susanto

NIM : X7108773

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 06 Agustus 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Jenny I.S Poerwanti, M.Pd Drs. M. Shaifuddin, M.Pd, M.Sn

NIP. 19630125 19870 3 2 001 NIP. 19530428 19880 3 1 001

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalaui Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Begalon I Laweyan Surakarta Tahun 2010

Oleh

Nama : Tri Susanto

NIM : X7108773

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 06 Agustus 2010

Tim Penguji

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd ………………………………

Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd ………………………………

Anggota I : Dra. Jenny I.S Poerwanti, M.Pd ………………………………

Anggota II : Drs. M. Shaifuddin, M.Pd, M.Sn ………………………………

Di sahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Tri Susanto. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Begalon I

Laweyan Surakarta Tahun 2010. (2) untuk meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Begalon I Laweyan Surakarta Tahun

2010 melalui pendekatan kontekstual.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian ini

adalah siswa kelas V SD Negeri Begalon I Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi/pengamatan, Teknik in-dept

Ineterview (wawancara mendalam), kajian dokumen, angket, Tes/Unjuk Kerja.

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kritis. Teknik tersebut

mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa

dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitiaan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

keterampilan menulis deskripsi setelah dilakukan tindakan kelas melalui

pendekatan kontekstual.

Berdasarkan kesimpulan di atas yang dapat direkomendasi bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan menulis deskripsi pada

siswa kelas V SD Negeri Begalon I Laweyan Surakarta tahun 2010.

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Tri Susanto. DESCRIPTION WRITING SKILLS IMPROVEMENT

THROUGH TEACHING AND LEARNING APPROACH Contextual (CTL) IN

CLASS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA YEAR 2010.

Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March

Surakarta University, August 2010.

The purpose of this classroom action research are: (1) to improve lesson

quality in the descriptions of class V SD Negeri Begalon I Laweyan Surakarta in

2010. (2) to improve students' writing skills in the descriptions of class V SD

Negeri Begalon I Laweyan Surakarta in 2010 through a contextual approach.

Research is a form of class action by using three cycles. Each cycle

consists of four stages, namely planning, execution, observation, and reflection.

As the subject of this study was class V SD Negeri Begalon I Laweyan Surakarta.

Data collection technique used observation, in-dept Interview (depth interviews),

document review, questionnaire, tests / Performance. Analysis using techniques of

critical analysis. Techniques include activities to reveal weaknesses and strengths

of students and teacher performance in teaching-learning process that occurs

within the class lasts. Based on the results of the research can be concluded that

there is increasing on writing skills after the class action through a contextual

approach. This can be demonstrated with increasing writing skills before and after

the description of actions undertaken.

Based on the conclusion that can be made, can be submitted as a

recommendation that the Indonesian learning through contextual approach can

enhance students' writing skills in the descriptions of class V SD Negeri Begalon I

Laweyan Surakarta in 2010.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Kendati sabar pertama kali rasanya pahit, sungguh pada akhirnya aku menemui

buahnya yang manis.

(Muhammad Bin Ja’far)

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula

(Ar-Rohman : 60)

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Ayah Lamno dan Ibu Rukini tercinta yang

membesarkan dengan penuh kasih sayang

yang dan selalu mendoakan, memberikan

bimbingan dengan tulus ikhlas serta

mendukung disetiap langkahku.

Pendamping hidupku Iva Sari EkaNuri

Sahabat-sahabat yang aku sayangi, terima

kasih atas dukungannya dan motivasi yang

selalu kalian berikan.

Rekan-rekan Mahasiswa S1 PGSD UNS dan

Almamaterku.

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayahnya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) (Pada siswa kelas V SD Negeri Begalon I Laweyan

Surakarta) TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010 ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan

berhasiltanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi

dalam menyusun skripsi ini. Untuk ini dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Jenny I.S Poerwanti, M.Pd selaku Pembimbing I yang mengarahkan dan

membimbing dengan sabar sehingga selesainya skripsi ini.

5. Drs. M. Shaifuddin, M.Pd, M.Sn selaku Pembimbing II yang mengarahkan

dan membimbing sehingga selesainya skripsi ini.

6. Dra. Sri Lestari selaku Kepala Sekolah SD Negeri Begalon I yang telah

memberikan izin dan tempat penelitian kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena

keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Harapan panulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN ............................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

ABSTRACK ................................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

A. Landasan Teori ........................................................................... 8

I. Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi ........................... 8

1. Pengertian Menulis ........................................................ 8

2. Tahap-tahap Penulisan ................................................... 9

3. Pembelajaran Menulis .................................................... 11

4. Jenis Tulisan .................................................................. 14

5. Tulisan Deskripsi ........................................................... 17

II. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ................. 19

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 24

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 24

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28

xi

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 28

C. Sumber Data ............................................................................... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29

E. Validitas Data ............................................................................. 31

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 32

G. Indikator Kinerja ........................................................................ 32

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 59

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 59

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 64

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 68

A. Kesimpulan ............................................................................... 68

B. Implikasi .................................................................................... 68

C. Saran .......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Daftar nilai menulis deskripsi kondisi awal ................................. 75

Lampiran 02 Daftar nilai menulis deskripsi siklus I .......................................... 76

Lampiran 03 Daftar nilai menulis deskripsi siklus II ......................................... 77

Lampiran 04 Daftar nilai menulis deskripsi siklus III ....................................... 78

Lampiran 05 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus I pertemuan I .............. 79

Lampiran 06 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus I pertemuan II ............ 80

Lampiran 07 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus II pertemuan I ............ 81

Lampiran 08 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus II pertemuan II ........... 82

Lampiran 09 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus III pertemuan I ........... 83

Lampiran 10 Lembar pengamatan aktivitas guru siklus III pertemuan II .......... 84

Lampiran 11 Presentase aktivitas guru .............................................................. 85

Lampiran 12 Angket pendapat siswa ................................................................. 86

Lampiran 13 Hasil observasi aktivitas siswa ..................................................... 88

Lampiran 14 Paduan wawancara guru ............................................................... 89

Lampiran 15 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ................................. 90

Lampiran 16 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ............................... 94

Lampiran 17 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III .............................. 98

Lampiran 18 Journal of online learning and teaching ........................................ 102

Lampiran 19 Foto-foto ....................................................................................... 108

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang memiliki

peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam pengajaran bahasa indonesia,

terdapat empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas: keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. Keempat keterampilan tersebut saling bertalian satu sama lain. Henry

Guntur Tarigan (1993: 1) menyatakan bahwa dalam memperoleh keterampilan

berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang runtut. Mula-

mula pada masa kecil kita belajar menyimak dan berbicara, sesudah itu

membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki

jenjang di sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah.

Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau

merupakan catur tunggal.

Selanjutnya pengajaran bahasa indonesia perlu dilakukan sejak dini,

yakni mulai tingkat sekolah dasar (SD) yang nantinya berguna sebagai

landasan untuk jenjang tingkat lanjut dan juga sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu penggunaan bahasa tersebut. Pembelajaran bahasa

Indonesia ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang dapat dilihat dari penguasaan

empat keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan (menyimak),

berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat pula

berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari keterampilan

seseorang dalam berbahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.

Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan

pikirannya.

Sejak pelaksanaan kurikulum 1994 sudah ditentukan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam berkomunikasi dengan bahasa dan sastra Indonesia secara baik dan

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

benar, baik secara lisan maupun tulis. Jelas sekali bahwa siswa diharapkan

untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu

menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Akan tetapi,

yang terjadi sekarang ini siswa kurang dapat mengembangkan keterampilan

berbahasa tersebut khususnya dalam kaitannya dengan keterampilan menulis.

Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu antara

keterampilan yang satu dengan yang lain seperti keterampilan mendengar,

berbicara, dan membaca, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang

disebut tulisan. Sedangkan kemampuan atau keterampilan menulis adalah

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak

lain dengan melalui bahasa tulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

sering kita temui siswa yang telah menguasai bahasa Indonesia secara tertulis

dan bagaimana menuliskannya. Siswa sering kali merasa kesulitan untuk

mengungkapkan ide dan gagasannya secara tertulis. Hal ini dapat disebabkan

kurangnya produktivitas siswa dalam menghasilkan suatu karya tertulis.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan wawancara dengan guru

bahasa Indonesia yang bersangkutan, mengindikasikan bahwa keterampilan

menulis deskripsi siswa perlu ditingkatkan. Kegiatan keterampilan menulis

deskripsi yang dilakukan siswa saat ini dirasa belum optimal. Hasil yang

dicapai pun kurang memuaskan. Siswa kurang dapat mengekspresikan ide,

gagasan, ataupun pendapat dalam bahasa tulis. Bisa juga disebabkan oleh

siswa yang belum terbiasa maupun tidak tertarik dengan kegiatan menulis.

Kegiatan menulis sering dianggap sebagai momok dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Padahal berdasarkan kurikulum yang ada siswa diharapkan

mempelajari bahasa dan sastra Indonesia berkaitan dengan keterampilan

menulis dan siswa diharapkan mampu mengekspresikan berbagai, pikiran,

gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai bentuk ragam tulisan baik

sastra maupun nonsastra.

Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah.

Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang

penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mempraktikkannya tidak cukup sekali-dua kali. Frekuensi latihan menulis

akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis (Khaerudin

Kurniawan: 2006). Dunia tulis-menulis bisa menghantarkan siswa pada

jendela pengetahuan dan pemikirannya sendiri. Sejauh mana penalaran dan

pemahaman siswa terhadap suatu permasalahan sehingga dengan cara

menuliskannya selain mampu mengetahui kemampuan penalaran juga terdapat

suatu kemampuan penyerapan ilmu pengetahuan secara terus menerus, karena

dengan tulisan berarti telah merekam dan melestarikan pemikirannya. Oleh

sebab itu, selain kelebihan tersebut yang dapat dipetik dan dinikmati hasilnya,

juga dilatih untuk membiasakan diri menulis segala sesuatu yang menjadi

pengalamannya. Siswa bisa menuliskan pengalaman memandang suatu objek

yang indah sehingga selain pengalaman objek visual yang diterjemahkan ke

dalam bahasa kata atau kalimat siswa juga dapat mengungkapkan perasaannya

ketika menikmati objek yang indah tersebut.

Dari informasi yang ada diperoleh kesimpulan bahwa pada tes menulis

deskripsi hanya ada 51% dari 20 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas (batas

ketuntasan SD Negeri Begalon I Surakarta) sedangkan sebagian besar siswa

mendapat nilai di bawah 70, bahkan ada yang mendapat nilai 53. Hal ini

menunjukkan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V SD

Begalon I Surakarta tergolong rendah.

Mengenai masalah rendahnya ketarampilan menulis deskripsi, peneliti

bersama guru kelas V mengindentifikasi penyebab kegagalan siswa dalam

pembelajaran menulis adalah adanya kualitas pembelajaran yang masih

rendah. Siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran karena selama ini

pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi tertentu. Ketiadaan

variasi dalam pembelajaran membuat pembelajaran menulis terasa

menjemukan bagi sebagian besar siswa. Biasanya, dalam proses pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya menulis, guru terlalu terpancang pada buku teks

sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Selain itu, sebagian besar siswa

masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk

mengungkapkan ide dan gagasan mereka, dengan kata lain siswa belum

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

terbiasa dengan tradisi menulis dalam bentuk tulisan apapun. Hal ini

menyebabkan sebagian besar siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk

dapat menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan

dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V diperoleh informasi

bahwa selama ini guru kesulitan untuk menemukan teknik atau metode yang

tepat untuk mengajarkan materi menulis dengan baik sehingga proses

pembelajaran kurang optimal.

Salah satu upaya yang dapat diusahakan oleh guru agar dapat

meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi adalah dengan mengadakan

strategi variasi dalam pembelajaran. Mulyasa (2006: 78) mengemukakan

bahwa variasi dalam pembelajaran bertujuan: (1) meningkatkan perhatian

peserta didik terhadap materi standar yang relevan; (2) memberikan

kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru

dalam pembelajaran; (3) memupuk perilaku positif peserta didik terhadap

pembelajaran; dan (4) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar

sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Salah satu hal yang

bisa dilakukan dalam mengadakan variasi dalam pembelajaran ialah dengan

menerapkan pendekatan.

Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yng diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan, antara pengetahuan yang

dimilikinya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Depdiknas, 2002 : 1). Siswa perlu diberi kesempatan untuk

menghubungkan kegiatan pembelajaran yang mereka alami dengan konteks

kehidupan yang sesungguhnya. Dalam penerapan metode pengejaran

tradisional, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.

Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam CTL, yaitu (1)

kontruktivisme (Contruktivisme), (2) menemukan (Inquiri), (3) bertanya

(Questioning), (4) masyarakat belajar (Learning Community) (5) pemodelan

(Modelling), (6) refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

(Authentic Assesment). Dengan menerapkan ketujuh komponen tersebut, siswa

diajak untuk terlibat langsung mulai dari pemahaman materi, kegiatan diskusi,

pembentukan kelompok belajar, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan mengenai pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) di atas dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) diperkirakan dapat

mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran menulis

deskripsi, dengan alasan: (1) Situasi pembelajaran lebih kondusif, karena

peserta didik dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran dan posisi guru

lebih bervariasi (di depan, di tengah-tengah, dan di belakang). (2) Pendidik

tidak lagi menggunakan metode konvensional, sehingga pembelajaran lebih

berpusat pada peserta didik dan peserta didik menjadi lebih aktif. (3) Peserta

didik tidak lagi disuguhi ceramah oleh pendidik yang membuat peserta didik

cepat bosan. (4) Pendidik akan lebih kreatif dalam menemukan metode yang

tepat untuk meingkatkan keterampilan menulis deskripsi dan (5) Pendidik

akan lebih termotivasi untuk mencari media pembelajaran baru (modelling)

dari berbagai sumber, karena pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) mengarahkan pendidik untuk menggunakan media pembelajaran yang

lebih bervariasi untuk meningkatkan minat dan motivasi peserta didik selama

pembelajaran berlangsung.

Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, untuk

mengetahui apakah dengan pendekatan contextual teaching and learning

dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa maka penelitian ini

dilakukan.

B. Perumusan Masalah

Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian,

dibawah ini disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini, yaitu :

1. Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran menulis deskripsi

pada siswa kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta?

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Apakah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V

SD Negeri Begalon I Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas V

SD Begalon I Surakarta dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL).

2. Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri

Begalon I Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat

teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran yang

inovatif dan mendukung teori CTL (Contextual Teaching and

Learning).

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai fakta pembelajaran menulis

dengan pendekatan Contextual Teching and Learning (CTL).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan motivasi siswa dalam dalam melakukan kegiatan

menulis deskripsi.

2) Mengembangkan daya imajinasi siswa.

3) Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kualitas kerja guru

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran

menulis

3) Sebagai sarana untuk membina kreativitas siswa dalam kegiatan

menulis

4) Mewujudan pembelajaran yang inovatif

c. Bagi Peneliti

1. Mengembangkan wawasan dan mendapatkan pengalaman

2. Mendapatkan fakta bahwa dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan

menulis deskripsi siswa.

3. Memberi sumbangan terhadap perbaikan pembelajaran menulis

deskripsi di sekolah dasar.

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

I. Hakekat Menulis Deskripsi

1. Pengertian Menulis

Tarigan (1993:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu

keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan

suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai

mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu

tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi yang terkandung

dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar

manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat

dilihat dan disepakati pemakainya (Sabarti Akhaidah, dkk., 1996:1).

Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif,

produktif dan kreatif. Oleh karena itu, keterampilan ini menyaratkan

sesuatu yang lebih kompleks daripada membaca (Yant Mujiyanto, dkk.,

2000:64). Keterampilan berbicara termasuk keterampilan berbahasa yang

bersifat aktif-produktif. Akan tetapi, menulis berbeda dengan berbicara,

kalau dalam berbicara orang (pembicara) menggunakan pesan komunikasi

(gagasan, pikiran, dan perasaan) dengan bahasa lisan. Selama proses

menulis seseorang mengungkapkan pesan komunikasi dengan bahasa tulis.

Pendapat lain menyatakan bahwa menulis merupakan pemindahan pikiran

atau perasaan ke dalam bentuk lambang- lambang bahasa (N. Atar Semi,

190:8).

Pada dasarnya kegiatan menulis bukan hanya berupa melahirkan

pikiran atau perasaan, melahirkan juga merupakan kegiatan pengungkapan

ide, pengetahuan ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa

tulis. Penyampaianya melalui bahasa tulis kepada pembaca harus dapat

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dipahami dengan tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh

karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan

tidak perlu dipelajari.

Bardasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk

menyampaikan pesan dengan mengunakan tulisan sebagai medianya.

Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala

kelengkapan lambang tulisan yang diorganisasikan secara logis dan

sistematis. Kegiatan menulis ini bersifat produktif dan ekspresif.

2. Tahap-tahap Penulisan

Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan.

Didalamnya terdapat beberapa tahap-tahap penulisan, dan tahap revisi

(Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:2-5). Ketiga tahap penulisan itu

menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Di dalam tahap pra penulisan

ditentukan dalam tahap penulisan: mengembangkan gagasan dalam

kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau bagian. Adapun tahap revisi

yang dilakukan ialah membaca dan menilai kembali yang telah ditulis,

memperbaiki, mengubah bahkan jika perlu memperluas tulisan tadi.

Sabarti Akhadiah, dkk. (1996:2-5), mengemukakan tahap-tahap

yang harus dilalui dalam menulis meliputi :

a. Tahap pra Penulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di

dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis

karangan meliputi :

1) Menentukan Topik

Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam

tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,

pengalaman, dan perencanaan.

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Membatasi Topik

Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan.

Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan,

diagram, atau cara visualisasi yang lainnya.

3) Menentukan Tujuan Penulisan

Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang

akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan

diberlakukan.

4) Menentukan Bahan Penulisan

Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk

mencapai data penulisan.

5) Membuat Kerangka Karangan

Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada

tahap persiapan penulisan.

b. Tahap Penulisan

Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam

susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu

kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-

kata yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih

kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca

dengan tepat pula. Kata-kata harus dirangkaikan menjadi kalimat

efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi

paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan

tanda baca secara tepat.

c. Tahap Revisi

Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis

meneliti secara menyeluruh, mengenal logika, sistematika, ejaan, tanda

baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya.

Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah

sebuah tulisan.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

S. Effendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 2000:71) menjabarkan

tahapan yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu (1) mencatat pokok

tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, (3)

memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk

kerangka tulisan, (4) menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam

bentuk karangan, dan (5) menyunting karangan tersebut sebelumnya

menerbitkannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan

revisi. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian

kegiatan yang disebut proses menulis. Penulis harus melampaui semua

tahapan tersebut untuk menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam

penelitian ini, guru dan peneliti menerapkan teknik koreksi sendiri untuk

menganalisis tulisan siswa. Siswa diminta menganalisis kesalahan

penulisan yang mereka lakukan; dan guru mengajarka bagaimana cara

membenahi tulisan mereka. Teknik tersebut dilaksanakan dalam siklus 3.

3. Pembelajaran Menulis

Setiap manusia mempunyai kelebihan tersendiri dalam

mengungkapkan isi hatinya. Ada yang mampu mengungkapkannya secara

lisan ataupun tertulis. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecepatan

berpikir tiap individu. Untuk menjembatani keadaan itu, maka

pembelajaran keterampilan menulis perlu ditempatkan sebagai suatu hal

utama. Keterampilan menulis harus mendapat prioritas dalam pengajaran

keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa lainnya merupakan

penunjang pengajaran keterampilan menulis.

Pembelajaran menulis mengkaji beberapa keterampilan yaitu

menyimak, berbicara dan membaca. Melalui keterampilan menulis, siswa

mampu mengembangkan kreativitas, intuisi, imajinasi, dan daya nalarnya.

Prinsip penting dalam pembelajaran menulis adalah materi pembelajaran

yang disajikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuannya pada

suatu tahapan pembelajaran tertentu. Belajar memang merupakan upaya

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

yang memakan waktu cukup lama, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu,

dari yang sederhana sampai yang rumit, pendeknya memerlukan suatu

tahapan. Sesuai dengan tingkat kemampuan para siswa, materi

pembelajaran yang akan disajikan hendaknya juga diklasifikasikan

berdasarkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria tertentu lainnya. Tanpa

adanya kesesuaian antara siswa dengan materi yang diajarkan,

penyampaian pembelajaran akan mengalami kegagalan.

Pembelajaran menulis menyibukkan para siswa untuk belajar

bahasa. Menulis di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pengiriman dan

penerimaan pesan akibat adanya hubungan antara manusia satu dengan

yang lain. Proses berkomunikasi secara tertulis ini berlangsung melalui

tiga media, yaitu : (1) visual, (2) lisan, dan (3) tulisan (Tarigan, 1993:19).

Pembelajaran menulis sangat erat hubungannya dengan komunikasi lisan

dan komunikasi tulis karena sifat penggunaannya saling berkaitan dalam

bahasa. Terdapat sejumlah situasi yang sekaligus membutuhkan kedua-

duanya dan situasi-situasi lainnya yang membutuhkan dua bahkan tiga

jenis media.

Tarigan (1993:19) membagi empat jenis aspek proses komunikasi,

yaitu (1) komunikator, (2) pesan, (3) saluran, dan (4) penonton, pendengar

dan pemirsa. Keempat jenis aspek proses komunikasi itu sangat penting

dalam melakukan kegiatan menulis. Kemampuan menulis akan menulis

akan mudah dikuasai apabila penulis mampu menerjamahkan keempat

aspek proses komunikasi tersebut. Berkaitan dengan penjelasan di atas,

ada beberapa hal yang perlu disikapi dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran menulis, antara lain :

a. Tujuan Pembelajaran Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa

penting untuk dikuasai. Pembinaan dan peningkatan kemampuan

menulis diharapkan dapat bermanfaat untuk keperluan di masyarakat.

Tujuan yang ingin dicapai dalam kemampuan menulis ini, antara lain :

memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mencurahkan perasaan.

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tujuan-tujuan tersebut lebih lazim disebut sebagai tujuan :

memberitahukan / mengajar, meyakinkan / mendesak, menghibur /

menyenangkan, dan ekspresif diri (Tarigan, 1993:23).

Imam Koermen (dalam Budinuryanta, dkk., 1997:12.1)

mengemukakan beberapa tujuan pembelajaran menulis, antara lain :

memberitahukan/menginstruksikan, meyakinkan/mempersuasikan, dan

menghibur/menyenangkan. Tujuan-tujuan tersebut lazim disebut

sebagai tujuan : informatif, persuasif, literer, dan ekspresif. Keempat

tujuan tersebut diharapkan membawa manfaat yang besar bagi

masyarakat.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa tujuan pembelajaran menulis dibagi menjadi empat, yaitu : (a)

tujuan informatif, penulis berusaha memberikan informasi sejelas-

jelasnya kepada pembaca agar pesan yang ingin disampaikannya dapat

dimengerti oleh pembaca, (b) tujuan persuasif, penulis berusaha

mempengaruhi pembaca agar pembaca memiliki keyakinan yang besar

terhadap pesan yang ingin disampaikannya dan berusaha untuk dapat

melaksanakan pesan itu dengan penuh kesadaran, (c) tujuan literer,

penulis berusaha menghibur dan menyenangkan pembaca sehingga

pembaca bisa memperoleh kesan kuat terhadap pesan yang

disampaikan penulis, (d) tujuan ekspresif, penulis berusaha

mencurahkan perasaan yang sedalam-dalamnya kepada pembaca.

b. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Menulis

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi

secara tidak langsung. Menulis sangat penting dalam dunia pendidikan

karena memudahkan seorang berpikir kritis, di samping itu menulis

dapat memperdalam persepsi, memecahkan masalah, dan menjelaskan

pikiran kita. Menulis bukan hanya suatu bentuk berpikir, tetapi juga

berpikir bagi pembaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari

tugas penting penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berpikir, yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuan

penulis.

Kemampuan menulis merupakan tuntutan segala zaman, karena

dengan menulis umur manusia akan semakin panjang. Kemampuan

menulis bukan monopili orang berbakat. Semua orang mampu menulis

jika berlatih secara benar. Tujuan mempelajari keterampilan menulis

tiada lain agar seseorang memiliki kemampuan dan pengalaman

menulis serta memanfaatkan kemampuan itu untuk berbagai keperluan.

Kemampuan menulis menurut Imam Koermen (dalam Budinuryanta,

dkk., 1997:12.2) memberikan beberapa keuntungan bagi orang yang

bersangkutan (penulis), antara lain (a) penulis lebih mengenali

kemampuan yang bersangkutan (penulis), antara lain (a) penulis lebih

mengenali kemampuan dan potensi diri, (b) penulis dapat

mengembangkan berbagai gagasan, (c) penulis dapat memeperluas

wawasan teoretis dan praktis, (d) penulis dapat memperjelas

permasalah yang samar-samar, (e) penulis dapat menilai gagasan

sendiri secara objektif, (f) penulis dapat memecahkan masalah, (g)

penulis dapat mendorong belajar secara aktif, dan (h) penulis

membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.

Memperhatikan uraian di depan dapat disimpulkan bahwa

manfaat menulis bagi penulis itu sendiri, antara lain (a) dapat

mengembangkan berbagai gagasan, (b) dapat mengenali kemampuan

dan potensi diri, (c) dapat menilai gagasan secara objektif, (d) dapat

mengorganisasikan gagasan secara sistematis, (e) lebih mudah

memecahkan masalah, (f) lebih banyak menyerap, mencari, dan

menguasai informasi, (g) mendorong belajar secara aktif, dan (h)

membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib.

4. Jenis Tulisan

M. Atar Semi (1990 : 32) mengungkapkan bahwa secara umum

tulisan dapat dikembangkan menjadi 4 jenis, yaitu narasi, eksposisi,

deskripsi, dan argumentasi. Narasi merupakan bentuk percakapan atau

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan peristiwa atau

pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Suluh Numpang Nulis (2006:1) mengemukakan bahwa narasi adalah

sebuah paragraf yang memiliki gaya bertutur mengikuti sistematika waktu

kejadian.

Berdasarkan rumusan itu jelas bahwa narasi merupakan

penyampaian seperangkat peristiwa atau pengalaman tentang diri sendiri

dan orang lain pada suatu saat atau suatu kurun waktu tertentu. Sebagai

cerita ia bermaksud memberitahukan apa yang diketahui dan dialami

kepada pembaca atau pendengar dengan tujuan agar mereka dapat

merasakan dan mengetahui peristiwa tersebut dan menimbulkan kesan di

hatinya, baik berupa kesan tentang peristiwa atau kejadian estetik.

Menurut Gorys Keraf (2000:17) narasi adalah semacam bentuk wacana

yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca

suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan

“Apa yang telah terjadi?”.

M.Atar Semi (1990:39) menyatakan bahwa eksposisi adalah tulisan

yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu.

Ciri penanda eksposisi adalah sebagai berikut : (1) berupa tulisan yang

memberikan pengertian dan pengetahuan, (2) menjawab pertanyaan

tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana, (3) disampaikan dengan

lugas serta berbahasa baku, dan (4) menggunakan nada netral, tidak

memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca. Tulisan

eksposisi bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang

sesuatu. Eksposisi yang baik bertujuan memberikan tambahan pengertian

dan pengetahuan yang memiliki syarat akurat, jelas, dan singkat.

Paragraf yang cara bertuturnya merupakan ungkapan atau

penggambaran akan sesuatu hal seperti keadaan emosi atau keadaan

lingkungan tertentu dinamakan dengan paragraf deskriptif (Suluh

Numpang Nulis, 2006 :1). Tulisan deskripsi memberikan perincian atau

detail tentang suatu objek sehingga dapat memberikan pengaruh pada

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sensitifitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, seolah-olah pembaca

ikut melihat, mendengar atau mengalami langsung objek tersebut. M. Atar

Semi (1990:43) menyatakan bahwa ciri penanda deskripsi adalah (1)

berupaya memerlihatkan detail atau perincian tentang objek, (2) bersifat

memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca (3)

disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan kata yang

menggugah, (4) memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat

dan dirasakan sehingga objek pada umumnya benda, alam, dan manusia,

dan (5) organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan

ruang.

M. Atar Semi (1990:47) menyatakan bahwa argumentasi

merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca

tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis Argumen adalah

suatu proses penalaran. Ada dua cara bernalar dalam argumen, yaitu secara

deduktif dan induktif. Deduktif adalah metode bernalar bergerak dari hal

yang bersifat umum ke hal khusus. Merode deduktif dimulai dari

kesimpulan kemudian diiringi dengan uraian, penjelasan, atau contoh-

contoh. Induktif adalah metode bernalar yang dimulai dengan

mengemukakan pernyataan bersifat khusus kemudian diiringi dengan

kesimpulan umum. Metode induktif dimulai dari uraian, penjelasan,

kemudian baru disampaikan kesimpulan.

Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah

logika yang benar. Silogisme atau tautologi sering digunakan dalam

mengungkapkan atau membentuk paragraf argumentasi. Demikian juga

kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan suatu

landasan yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi (Suluh

Numpang Nulis, 2006:1). Adapun ciri penanda argumentasi sekaligus

merupakan ciri penanda eksposisi menurut M. Atar Semi (1990:48) adalah

sebagai berikut : (a) bertujuan meyakinkan orang lain (eksposisi memberi

informasi), (b) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau

pokok persoalan (eksposisi hanya menjelaskan), (c) mengubah pendapat

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pembaca (eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca), dan (d)

fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (eksposisi

menggunakan fakta sebagai alat mengkonkretkan).

5. Tulisan Deskripsi

Deskripsi adalah penggambaran/pelukisan sesuatu dengan kata-

kata dengan satu tujuan yakni pembaca/pendengar mendapatkan gambaran

tentang sesuatu itu. Dengan pilihan kata dan susunan kalimat, keterpaduan

antar kalimat dalam paragraf serta keterpaduan antar paragraf dalam

keseluruhan tulisan pembaca/pendengar diharapkan bisa menangkap

sesuatu (objek yang dideskripsikan) sebagaimana penulisnya melihat,

mendengar, merasakan sesuatu yang dideskripsikan. Dengan kata lain

diskripsi adalah tulisan yang dihasilkan oleh seseorang setelah ia, dengan

segenap inderanya, mengalami secara langsung dengan melihat,

merasakan, emndengar, meraba, mencium suatu objek tertentu semisal

sebuah tempat, seseorang, benda ataupun keadaan.

Deskripsi bertujuan menghadirkan suatu objek seperti apa adanya.

Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan

dan perasaannya secara rinci wujud yang dapat ditemukan pada objek

yang dideskripsikan kepada calon pembacanya. Ketajaman indera,

kepiawaian memilih kata dan menyusun kalimat adalah penentu hidup

tidaknya, menawan tidaknya, menggetarkan tidaknya sebuah diskripsi.

Kegagalan seorang penulis pemula dalam menulis deskripsi biasanya

hanya mengandalkan salah satu atau dua indera saja. Misalnya jika

penggambaran suatu objek hanya menghadirkan tangkapan indera

penglihatan saja maka apa yang dideskripsikan terasa kering dan akhirnya

pembaca tidak mendapatkan kesan tentang sesuatu yang dideskripsikan

itu. (http://gurubahasa.com)

Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian

tentang deskripsi objek sehingga dapat memberi pengarahan pada

sensitivitas dan imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut

melihat, mendengar. Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

perincian tentang merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.

Agar menghasilkan tulisan deskripsi yang baik, seorang penulis harus

memahami objek tulisan, sehingga dapat disajikan dengan hasilnya

bagaikan potret kenyataan yang sebenarnya (Atar Semi, 1990 : 42)

Muchlisoh (1992:349) menyatakan bahwa deskripsi adalah karya

tulis yang melukiskan sesuatu. Artinya, apa yang dapat diamati oleh

penulis yang mungkin juga dirasakan oleh pembaca. Penulis berusaha

memaparkan keadaan nyata dari sebuah objek sesuai dengan kemampuan

dan keinginan penulis dalam mengindera (mendengar, melihat, merasakan,

dsb) tentang objek dari karya tulisnya. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi penginderaan penulis dalam memaparkan suatu objek

adalah tujuan penulis memaparkan objek tersebut. Karena tujuan ini akan

menjadi sumber bagi si penulis memaparkan objek tersebut. Karena tujuan

ini akan menjadi sumber bagi si penulis di dalam mengadakan pendekatan

terhadap objek itu. Sebagai contoh, penulis A dan B mengamati suatu

objek tertentu (misalnya sebuah bukit), mungkin di antara dua penulis itu

akan mendeskripsikan bukit tersebut dengan cara berbeda. Penulis A ingin

menuliskan bagaimana indahnya pemandangan di bukit. Penulis B

menuliskan bagaimana seramnya bukit tersebut karena penulis B melihat

di bukit itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar dan sudah tua. Jadi,

dengan adanya perbedaan keinginan tujuan pada penulis yang berbeda

akan menyebabkan deskripsi atau paparan tentang objek yang sama akan

menjadi berlainan. Penulis A menyatakan indah, penulis B menyatakan

seram.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa deskripsi

adalah jenis karya tulis yang ada di dalamnya menuliskan suatu situasi

atau keadaan dengan kata-kata sehingga pembaca seolah-olah melihat,

mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan dalam deskripsi.

Atar Semi (1990:43) mengungkapkan ciri-ciri penanda deskripsi

adalah: (1) lebih berusaha memperlihatkan detail atau perincian tentang

objek, (2) bersifat memberikan pengaruh sensitivitas dan imajinasi

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pembaca, (3) disampaikan dengan gaya memikat dan pilihan kata yang

menggugah, (4) deskripsi lebih banyak memaparkan sesuatu yang dapat

didengar, dilihat dan dirasakan sehingga objek pada umumnya benda,

alam, warna, dan manusia, dan (5) organisasi penyampaian tulisan

deskripsi lebih banyak menggunakan susunan hati itu. Berkaitan dengan

urutan penyajiannya, penulis dituntut mampu menetapkan urutan yang

paling baik dengan menampilkan detail-detail yang dipilih.

Dalam tulisan deskripsi, untuk mendeskripsikan seorang tokoh

dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : (1) menggambarkan fisik

yang bertujuan memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang

keadaan tubuh seorang tokoh, (2) menggambarkan tindak-tanduk seorang

tokoh, (3) menggambarkan keadaan yang mengelilingi tokoh; (4)

menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh, dan (5) menggambarkan

watak seseorang.

II. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk menciptakan

sistem pengajaran yang sukses, sedangkan siswa diminta untuk mengikuti

pembelajaran secara aktif. Semua itu tentu saja tidak bisa dilakukan dengan

mudah. Siswa yang ada pada sebuah kelas memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Kemampuan yang dimiliki siswa yang satu tidak sama dengan

kemampuan siswa yang lain. Sebagai tenaga pendidik, guru hendaknya

mengetahui dan memahami karakteristik yang ada pada diri siswa serta

berusaha memenuhi kbutuhan siswa sehubungan dengan proses

pembelajaran. Untuk itu, guru diharapkan dapat dengan cermat menentukan

strategi belajar dengan menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran

yang tepat.

Salah satu pendekatan yang bisa diterapkan dalam suatu pengajaran

adalah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL). Menurut Johnson (2007:14), pendekatan CTL adalah sebuah sistem

belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang

mereka terima dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika

mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman

yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (US Departement Of Education, 2001). Pendekatan CTL adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2002 :1).

Pendekatan konstektual yang diterapkan dengan sungguh-sungguh

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan

potensi yang ada pada diri siswa.

Sementara Nurhadi, Furhanuddin, dan Sendak (2003:13) memberikan

batasan tentang pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)

sebagai berikut:

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah

konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari –

hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari

konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses

mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah

dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Menurut Blanchard, ciri-ciri kontektual : 1) menekankan pada

pentingnya pemecahan masalah. 2) kegiatan belajar dilakukan dalam

berbagai konteks. 3) kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar

siswa dapat belajar mandiri. 4) mendorong siswa untuk belajar dengan

temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5) pelajaran

menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6)

menggunakan penilaian otentik.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Depdiknas (2002: 10-19) juga menyatakan bahwa pendekatan CTL

memiliki tujuh komponen utama, yaitu kontruktivisme

(Contructivisme), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning

Community), bertanya (Questioning), pemodelan (Modelling), refleksi

(Reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Assesment). Berikut

adalah penjelasan dari setiap komponen-komponen:

1. Konstruktivisme (Contructivisme)

Konstruktivisme (Contruktivisme) merupakan landasan berpikir

(filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasil diperluas melalui konteks yang

terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Siswa perlu dibiasakan

untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi

dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan

semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkontruksikan

pengetahuan di benak mereka.

2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis CTL. Pengetahuan dan keetrampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk

pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

3. Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.

Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang.

Dalam pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi

begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat

menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian pengembangan

keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini penting

karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu

berguna untuk : (a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan pelajaran, (b) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,

(c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, (d) Memfokuskan

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

siswa pada sesuatu yang diinginkan, (e) Membimbing siswa untuk

menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari

“bertanya”. Sebelum orang tahu kota Palu, seseorang bertanya “Mana arah

ke kota Palu?”. Questioning (bertanya) merupakan strategi utama

pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai

kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan

berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting

dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali

informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

4. Masyarakat Belajar (learning Community)

Konsep Learning Community menyatakan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

“sahring” antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang

belum tahu. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan

pmbelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok yang angotanya heterogen, yang pandai mengajari

yang lemah. Yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat

menangkap mendorong temannya yang lamat, yang mempunyai gagasan

segera memberi usul, dan seterusnya.

5. Pemodelan (Modelling)

Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam

sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model

yang bisa ditiru. Model itu berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara

melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan

bahasa inggris, dan sebagainya. Atau guru memberi contoh cara

mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model “bagaimana

cara belajar”.

6. Refleksi (Reflection)

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan

pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita

lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya

sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau

revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap

kejadian, aktivitas, atau pelajaran yang baru diterima.

7. Penilaian yang Sebenarnya (Assesment)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan

belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa

mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang

dikumpulkan guru mengidentifikasi bahwa mengalami kemacetan dalam

belajar, guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa

terbebas dari kemacetan belajar.

Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis

besar menurut Sugianto (2008) adalah sebagai berikut :

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-

kelompok).

5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran.

6) Lakukan refleksi di akhir penemuan.

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Bertolak dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pendekatan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata agar

pembelajaran lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL banyak

memiliki kelebihan, yaitu : (a) Mengutamakan pengalaman nyata, (b)

Pembelajaran berpusat pada siswa, bukan pada guru, (c) Siswa menjadi

lebih aktif, kritis, dan kreatif selama mengikuti proses pembelajaran, (d)

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pendekatan CTL membuat siswa lebih dekat dengan kehidupan nyata

karena siswa mengalami pembelajaran, bukan hanya menghafal materi

saja, (e) Hasil pembelajaran diukur dengan berbagai cara (dilihat dari

proses dan hasil), bukan hanya dengan tes.

B. HASIL PENELITAIN YANG RELEVAN

Berdasarkan hasil penelitian Kartono dkk yang berjudul Pembelajaran

Kontekstual Pada Sains Guna Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa

Kelas V Sekolah Dasar didapat kesimpulan sebagai berikut : Pembelajaran

kontekstual dapat meningkatan keterampilan kerja ilmiah pada murid kelas V SD

Negeri Begalon I, Laweyan, Surakarta. Peningkatan yang signifikan ada pada : (1)

jumlah murid Yang melakukan keterampilan kerja ilmiah, dan (2) pencapaian

keterampilan kerja ilmiah. Sedangkan jumlah keterampilan kerja ilmiah yang

dilakukan murid tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Elen

Inderasari (2008). Elen Inderasari menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran apresiasi drama. Hasil penelitian yang dapat dikemukakan ialah

terjadinya peningkatan baik proses maupun hasil belajar siswa.

C. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan teori-teori ataupun konsep yang telah diuraikan di depan,

kerangka berpikir penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut : kondisi awal

sebelum tindakan dilaksanakan, diperoleh gambaran (yang dilakukan pada

kegiatan prasurvei dengan observasi, wawancara, dan angket) bahwa kemampuan

menulis deskripsi siswa kelas V SD Negeri I Begalon Surakarta rendah apabila

dibandingkan dengan nilai keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia

lainnya, media yang digunakan guru terbatas, serta metode mengajar guru

menonton. Agar kemampuan menulis deskripsi siswa meningkat, peneliti

memebrikan solusi dengan agar menggunakan pendekatan CTL untuk

diaplikasikan di dalam pembelajaran menulis deskripsi. Penelitian ini

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menggunakan model pelatihan untuk mengukur kemampuan menulis deskripsi

siswa. Peneliti bekerjasama dengan guru merumuskan bentuk pembelajaran yang

menarik dan menimbulkan minat siswa untuk menulis deskripsi.

Salah satu upaya menarik minat siswa adalah dengan pemberian hadiah.

Bila tindakan tersebut dilakukan, maka diduga pembelajaran menulis deskripsi

akan berlangsung aktif dan menarik. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khusunya menulis deskripsi dengan pendekatan CTL ini nantinya siswa diajak

untuk belajar menulis deskripsi dengan cara menyenangkan. Perwujudan

pembelajaran menulis yang demikian itu, cenderung membuat siswa akan lebih

tertarik, senang, aktif, dan termotivasi. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka

berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Perencanaan

Tindakan

2. Pelaksanaan

Tindakan

4. Analisis dan

refleksi

3. Observasi dan

Interpretasi

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

KONDISI AWAL

Pembelajaran menulis kurang berhasil

Keterampilan menulis deskripsi siswa tergolong rendah

TINDAKAN PTK

PTK

Pembelajaran menulis

deskripsi dengan

pendekatan CTL

KONDISI AKHIR

Pembelajaran menulis berhasil

Keterampilan menulis deskripsi siswa meningkat

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

pembelajaran menulis deskripsi dapat :

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas V

SD Negeri Begalon I Surakarta.

2. Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri

Begalon I Surakarta.

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Begalon I Surakarta. Alasan

pemilihan sekolah dan kelas V sebagai tempat penelitian adalah karena

pertama, peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan guru

kelas V. Kedua, terdapat keterampilan menulis yang tergolong rendah di kelas

V SD Negeri Begalon I Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan April

2010. Untuk lebih jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian adalah

sebagai berikut :

Tabel 3 : rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Feb10 Mar 10 Apr 10 Mei 10 Jun 10 Jul 10

1. Persiapan survei awal

sampai penyusunan

proposal

- -xx xxxx

2. Menentukan informan,

menyiapkan peralatan

dan instrumen

xxxx

3. Pengumpulan Data xxxx

4. Analisis Data - - x x xxx -

5. Penyusunan laporan - - -xx xx--

B. SUBJEK PENELITIAN

1. Subjek Penelitain

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dan guru kelas V SD Negeri

Begalon I Surakarta.

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah keterampilan menulis deskripsi di kelas V

SD Negeri Begalon I Surakarta.

C. SUMBER DATA

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan

pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi :

1. Peristiwa proses belajar mengajar keterampilan menulis deskripsi

Data yang dikumpulkan yaitu data tentang bagaimana proses

pembelajaran keterampilan menulis deskripsi yang berlangsung di kelas V SD

Negeri Begalon I Surakarta.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas V dan siswa kelas V

yang berjumlah 20 anak karena dalam kelas ini pembelajaran menulis

deskripsi masih tergolong rendah.

3. Dokumen

Dokumen yang akan dijadikan sumber data berupa: hasil karangan

siswa, angket motivasi, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pembelajaran

yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat

pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.

Dalam kegiatan ini, peneliti termasuk sebagai partisipan pasif. Peneliti

tidak melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang

berlangsung. Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembalajaran di

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kelas yang dipimpin oleh guru. Guru melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan yang direncanakan peneliti. Peneliti mengambil posisi di tempat

duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran di kelas

yang dipimpin oleh guru, apakah pembelajaran yang dilaksanakan guru sesuai

dengan yang direncanakan. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling

belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala

sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan berada

di tempat duduk paling belakang, peneliti memiliki kesempatan untuk

mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas dengan leluasa.

Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan

untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai

kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan

yang ada. Hasil diskusi berupa solusi untuk berbagai kelemahan tersebut

kemudian dilaksanakan dalam siklus.

Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam

mengelola kelas, merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang

sedang berlangsung. Sedangkan observasi terhadap siswa difokuskan pada

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, motivasi siswa terhadap

pembelajaran yang berlangsung terutama pembelajaran menulis dengan

menggunakan metode field trip.

2. Teknik in-dept Inetrview (wawancara mendalam)

Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru dan informan lain. Teknik

ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan

pembelajaran menulis, berbagai informan mengenai kesulitan yang dialami

guru dalam pembelajaran menulis, serta faktor-faktor penyebabnya. Selain itu,

peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui metode

pembelajaran menulis karangan yang diterapkan oleh guru dan untuk

mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang

digunakan oleh guru tersebut, serta untuk mengetahui keterampilan menulis

siswa.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Angket

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta

informan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan untuk

diwawancarai satu persatu. Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa

kelas V yang berjumlah 20 siswa.

4. Tes/Unjuk Kerja

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan

pelaksanaan tindakan. Usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka

mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah

pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, guru melaksanakan dua kali tes,

yakni pre-tes dilakukan dengan cara memberikan tugas menulis karangan yang

bertujuan untuk mengetahui keterampilan awal siswa dalam menulis, serta

post-tes untuk mengetahui keterampilan siswa setelah mengikuti pembelajaran

menulis deskripsi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL).

E. TEKNIK VALIDASAI DATA

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

triangulasi sumber data, triangulasi metode. Dalam mengumpulkan data, peneliti

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Data yang merupakan

dokumen akan lebih mantap kebenarannya bila didukung dengan tindakan

demikian, apa yang telah diperoleh dari sumber data yang berupa dokumen bisa

teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari

sumber lain yang berbeda.

Triangulasi sumber data memanfaatkan sumber data yang berbeda-beda

untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memeproleh data yang berbeda-

beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh data dari

narasumber dengan teknik wawancara mendalam yang kebenarannya dapat

dibuktikan dengan mengadakan observasi secara cermat terhadap objek penelitian.

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dengan demikian, informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan

informasi dari narasumber lain.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar

yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam tehnik

ini berdasarkan kajian teoretis yang telah dipaparkan di depan. Hasil analisis

tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan kelas

berikutnya sesuai dengan guru dan peneliti, sebab penelitian tindakan kelas

merupakan suatu bentuk kerjasama antara peneliti dan guru. Analisis kritis

terhadap keterampilan menulis mencakup ketetapan siswa dalam mengungkapkan

isi (materi atau gagasan yang dikemukakan), kemampuan menyusun organisasi

tulisan, kemampuan menggunakan gaya penulisan (pilihan struktur dan kosakata),

dan kemampuan menerapkan mekanisme tulisan ejaan.

G. INDIKATOR KINERJA

Indikator kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas pembelajaran menulis deskripsi mencapai 75% dari 20 siswa,

ditandai dengan keaktifan dan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas individu,

mengerjakan tugas kelompok.

2. Keterampilan menulis siswa mencapai 70% dari 20 siswa, ditandai dengan :

a. Meningkatnya keterampilan siswa dalam menghasilkan kosakata yang

bervariatif

b. Ada kesesuaian antara judul tulisan dengan isi tulisan

c. Ada kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang diamati

d. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan tulisan yang sesuai

dengan ejaan yang benar

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Secara lebih rinci, indikator kinerja tersebut dapat digambarkan dalam

tabel berikut :

Tabel 4 : Rincian Indikator Kinerja Penelitian

Aspek

Presentase

Pencapaian

Siklus III

Cara Mengukur

Kualitas pembelajaran

dilihat dari semangat

dan minat dalam

mengikuti pelajaran.

75%

Dihitung berdasarkan angket minat

terhadap pembelajaran menulis

deskripsi yang diisi oleh siswa.

Kualitas pembelajaran

dilihat dari siswa

dalam bertanya 75%

Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi

oleh peneliti dan dihitung berapa

siswa yang berani bertanya.

Kualitas pembelajaran

dilihat dari siswa

dalam menjawab

pertanyaan. 70%

Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi

oleh peneliti dan dihitung berapa

siswa yang berani mengemukakan

pendapat untuk menjawab

pertanyaan.

Kualitas pembelajaran

dilihat dari siswa

dalam mengerjakan

tugas individu

70%

Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi

oleh peneliti dan dihitung berapa

siswa mau mengerjakan tugasnya

secara individu.

Kualitas pembelajaran

dilihat dari siswa

dalam mengerjakan

tugas kelompok

70%

Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi

oleh peneliti dan dihitung berapa

siswa mau mengerjakan tugas

secara berkelompok.

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Keterampilan menulis

deskripsi dilihat dari

kosakata yang

dihasilkan

70 %

Dilihat dari bentuk karangan yang

dihasilkan

Keterampilan menulis

deskripsi dilihat dari

kesesuaian antara

judul tulisan dengan

isi tulisan

70 %

Dilihat dari bentuk karangan yang

dihasilkan

Keterampilan menulis

deskripsi dilihat dari

kesesuaian antara isi

tulisan dengan objek

yang diamati

70 %

Dilihat dari bentuk karangan yang

dihasilkan

Keterampilan menulis

deskripsi dilihat dari

tulisan yang sesuai

dengan ejaan yang

benar.

70 %

Dilihat dari bentuk karangan yang

dihasilkan

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti

dilakukan dalam tiga siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Gambar 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006:74)

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

Pengumpulan

Data I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan Data

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila Permasalahan

belum terselesaikan

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Pelaksanaan Penelitian

1. Kondisi Awal (Pratindakan)

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan survei awal dan

pengamatan untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.

Disamping melakukan pengamatan langsung, juga melakukan wawancara dengan

guru dan siswa serta melakukan tes guna mengetahui seberapa jauh kemampuan

keterampilan siswa dalam menulis deskripsi.

Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010 pukul

07.00-08.00 WIB. Pada kegiatan pratindakan ini disepakati bahwa guru

melaksanakan proses belajar-mengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan

materi menulis karangan deskripsi seperti biasa dan peneliti akan mengamati

jalannya pembelajaran yang terjadi di kelas sebagai partisipan pasif. Setelah

menyampaikan materi, guru kemudian melaksanakan suatu tes untuk mengetahui

tingkat keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Hasil tulisan siswa

menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD

Negeri Begalon I Surakarta masih rendah. Hal tersebut diindikasikan oleh : (1)

siswa belum mampu menyesuaikan antara judul tulisan dengan isi tulisan

sehingga cerita masih sulit dipahami, (2) kemampuan siswa dalam memilih

kosakata masih banyak yang kurang tepat, (3) siswa belum mampu menulis

dengan memperhatikan penggunaan ejaan, dan tanda baca dengan tepat, (4)

kerapian tulisan siswa masih kurang, masih banyak berdapat coretan.

Dari kegiatan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang

menjadi patner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti terhadap kegiatan

belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan,

diketahui bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a. Guru Kesulitan Dalam Membangkitkan Minat Siswa

Dalam melakukan kegiatan observasi di kelas dan melakukan

wawancara dengan siswa dan guru kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta,

diketahui bahwa dalam pembelajaran menulis deskripsi yang dilaksanakan,

siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat

disuruh membuat tulisan deskripsi, siswa pada umumnya mengeluh terlalu

sulit dan malas serta kesulitan menentukan pilihan kata dan tanda baca yang

tepat. Selain itu, guru juga cenderung berdiri di depan dengan metode ceramah

serta mengandalkan LKS sebagai penunjang pembelajaran. Guru jarang

melibatkan siswa dalam praktik menulis itu sendiri.

b. Guru Kesulitan Mengelola Kelas

Saat melakukan observasi lapangan yang dilaksanakan pada waktu

pembelajaran menulis deskripsi di kelas V, terlihat guru mengalami kesulitan

dalam mengelola kelas. Hal ini diketahui dengan adanya sebagian siswa yang

asyik berbicara dengan temannya saat pembelajaran berlangsung, bahkan

sampai suara guru kadang tidak terdengar dengan jelas. Selain itu juga ada

siswa yang mondar-mandir ke tempat duduk temannya hanya untuk

meminjam alat tulis, seperti penggaris, bolpoin, atau penghapus yang

sekiranya tidak begitu penting. Ada juga siswa yang minta ijin untuk ke kamar

kecil. Namun juga ditemukan siswa yang memperhatikan guru saat

pembelajaran berlangsung, tetapi siswa yang memperhatikan hanya sebagian

kecil saja, sehingga kondisi kelas kurang begitu mendukung untuk pencapaian

hasil pembelajaran yang maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pada akhir pembelajaran,

keadaan tersebut memang diakui oleh guru yang bersangkutan. Guru

mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan karena guru terlalu sabar dan

bersikap kurang tegas, sehingga siswa merasa bebas melakukan aktivitas apa

saja saat proses belajar mengajar berlangsung, walaupun aktivitas siswa itu

mengganggu kegiatan belajar mengajar. Menurut pengakuan siswa yang

diwawancari, bahwa guru bersikap santai terhadap tindakan siswa yang

kurang tepat tersebut. Guru kurang tegas, tidak berani memberikan getakan

ataupun hukuman bagi siswa yang melakukan tindakan seenaknya sendiri saat

pembelajaran berlangsung. Guru hanya menghimbau siswa agar tidak ramai

itu saja.

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Guru Kesulitan Menemukan Teknik yang Tepat

Selama ini, metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi

menulis deskripsi adalah metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar

mengajar, guru menerapkan pengertian menulis deskripsi sambil memberi

pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan deskripsi. Selanjutnya,

guru mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah menulis deskripsi.

Akan tetapi, siswa justru diminta untuk membuat tulisan deskripsi sesuai

dengan penjelasan yang telah guru sampaikan, sehingga membuat siswa

merasa pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan monoton, terutama

dalam pembelajaran menulis deskripsi yang seharusnya siswa merasakan

pembelaajran menarik dan menyenangkan.

Guru belum mengembangkan pendekatan pembelajaran yang menarik

dan belum memanfaatkan sumber belajar selain buku dan LKS. Selain itu,

guru juga kesulitan mendapatkan sumber referensi mengenai tulisan deskripsi.

Hal ini terbukti dengan sedikitnya materi yang tercantum dalam LKS maupun

buku paket sebagai buku panduan utama pembelajaran bahasa Indonesia. Di

samping itu, guru juga belum memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh

sekolah secara maksimal sebagai sumber belajar yang dapat menunjang proses

pembelajaran. Ketersediaan perpustakaan, kantin, taman sekolah, kebun

sekolah belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar terutama dalam

pembelajaran menulis deskripsi.

Sehubungan dengan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti

berdiskusi dan berkolaborasi sehingga menghasilkan kesepakatan, bahwa

untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah

dengan melakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

d. Siswa Tidak Mengembangkan Kebiasaan Menulis Pada Saat Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Dalam kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa

dan guru, terungkap bahwa siswa tidak terbiasa menulis pada saat pelajaran

Bahasa Indonesia. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik dengan

pelajaran menulis karena tidak terbiasa dengan budaya menulis, apalagi

menulis deskripsi. Menulis merupakan sesuatu yang berat sehingga pada saat

mendapat tugas menulis, siswa cenderung malas dan siswa merasa kesulitan

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dalam mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan deskripsi. Selain itu

siswa juga merasa kesulitan menentukan kosakata yang tepat, hal ini dapat

dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan terhadap hasil tulisan

deskripsi siswa yang dirasa masih sulit dipahami.

Saat mengikuti pelajaran menulis deskripsi, diketahui siswa langsung

ditugasi untuk menulis tanpa dibekali dengan pengetahuan yang cukup

mengenai tujuan menulis, manfaat menulis, dan penggunaan kosakata maupun

tanda baca yang tepat. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran

menulis deskripsi juga belum mengacu pada aspek-aspek penilaian dalam

kriteria penilaian tulian, misalnya ejaan maupun tanda baca, pilihan kata,

ketepatan isi, dan kerapian tulisan. Guru selama ini menggunakan penilaian

menulis hanya berdasarkan kerapian tulisan, panjang tulisan, dan tidak terlalu

banyak coretan, sehingga siswa dalam mengerjakan tugas menulis deskripsi

lebih mementingkan memperbanyak dan memperpanjang tulisan, meskipun

kata-katanya diulang dan kejelasan dari tulisan kurang terlihat, tanpa

menghiraukan tujuan dari menulis deskripsi yaitu memberikan gambaran yang

jelas tentang pengalaman yang dialami.

e. Siswa Sulit Membedakan antara Paragraf yang Satu dengan Paragraf yang Lain

Dalam kegiatan menulis deskripsi pada umumnya siswa mengalami

kesulitan untuk membedakan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.

Hal ini terbukti dari hasil tulisan siswa yang belum semuanya mengarah pada

tulisan menjelaskan atau memaparkan. Sebagian besar siswa justru membuat

tulisan argumentasi dan eksposisi.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pratindakan, terlihat siswa masih

mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi yang baik, terbukti dari hasil

pekerjaan menulis deskripsi, dari jumlah 20 siswa yang belum mencapai Kriteria

Kelulusan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65 adalah 11 siswa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswa

kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta masih rendah.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

menulis deskripsi sekaligus untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi

dan hasilnya dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta analisis dan refleksi.

Masing-masing siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Siklus I

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010

di SD Negeri Begalon I Surakarta. Pada kesempatan tersebut peneliti

dengan guru membahas langkah-langkah dalam pembelajaran, khususnya

menulis deskripsi. Setelah itu disepakati pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual yang akan dilakukan oleh guru. Menurut kesepakatan antara

guru dengan peneliti, tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 19 Mei 2010 di ruang

kelas V dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 20 Mei 2010 juga di ruang

kelas V.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan

sebagai berikut :

Peneliti dan Guru kelas V menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis

tanggal 19 dan 20 Mei 2010. Pada hari pertama yaitu Rabu tanggal 19 Mei

2010 pada jam ke-3 dan ke-4 selama 70 menit. Dari selama waktu 70

menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 15 menit,

untuk kegiatan inti pembelajaran selama 30 menit, dan untuk kegiatan

akhir selama 25 menit. Pertemuan kedua jatuh pada hari Kamis tanggal 20

Mei 2010 pada jam ke-2 dan ke-3 selama 70 menit. Untuk kegiatan awal

pembelajaran selama 15 menit, untuk kegiatan ini pembelajaran selama 30

menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 25 menit. Rencana

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun berdasarkan silabus Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2007.

Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah

pembelajaran menulis deskripsi yang dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Penggunaan pendekatan kontesktual tersebut

bertujuan supaya proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa lebih

baik daripada pembelajaran yang sebelumnya. Ide penggunaan pendekatan

kontekstual diperoleh dari diskusi yang telah dilaksanakan oleh guru kelas

V dengan peneliti dalam menanggapi proses dan hasil pembelajaran

menulis deskripsi pada kondisi awal.

Sehubungan pendekatan kontekstual (contextual teaching and

learning) merupakan konsep belajar, guru menghadirkan dunia nyata ke

dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari–

hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari

konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi

sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

sebagai anggota masyarakat, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) disusun senyata mungkin supaya ketujuh unsur dari pendekatan

kontekstual dapat terangkum dalam pembelajaran yang dilaksanakan tanpa

meninggalkan kesan bermakna dan menyenangkan pada siswa. Ketujuh

komponen utama pendekatan kontekstual tersebut, antara lain:

kontruktivisme (Contructivisme), menemukan (Inquiry), masyarakat

belajar (Learning Community), bertanya (Questioning), pemodelan

(Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya

(Assesment Autenthic).

2) Pelaksanaan

Sebagaimana yang telah guru dan peneliti sepakati sebelumnya,

tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi

waktu masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit (70 menit).

Pertemuan pertama dilaksanaskan pada hari Rabu, 19 Mei 2010 dan

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pertemuan kedua pada hari Kamis, 20 Mei 2010 di ruang kelas V. Peneliti

berada di bangku paling belakang agar tidak mengganggu kegiatan belajar-

mengajar dan bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya

pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi.

Materi pembelajaran pada siklus I adalah materi tentang karangan

deskripsi, dengan tujuan siswa diharapkan dapat mengembangkan

keterampilan menulis deskripsi dalam bentuk karangan berdasarkan

pengalaman yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama

adalah sebagai berikut:

a) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak

semua siswa untuk berdoa, dan dilanjutkan mengabsen siswa agar tahu

jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk. Pada pertemuan

pertama siklus I semua siswa masuk. Hal ini dilakukan sebagai upaya

mengkondisikan siswa.

b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan

pembelajaran pada pertamuan kali ini yaitu tentang menulis deskripsi.

c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang benda-benda yang

disukai. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk apersepsi yang

mengantarkan peserta didik menuju pembelajaran utama. Pelaksanaan

kegiatan ini komponen pendekatan kontekstual yang dicakup adalah

bertanya (questioning).

d) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok

e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan contoh karangan

deskripsi. (Permodelan/modeling).

f) Guru menjelaskan cara menyimpulkan isi karangan dengan tepat

g) Siswa menuliskan isi karangan bersama kelompoknya berdasarkan

contoh karangan yang dibaca, kemudian dilaporkan. Kegiatan ini

merupakan komponen pendekatan kontekstual yang dicakup adalah

menemukan (Inquiry).

h) Guru dan siswa menyimpulkan isi karangan yang paling tepat.

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

i) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

j) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati objek pasar

dalam bentuk karangan untuk pembelajaran berikutnya

Pertemuan kedua pada siklus I, sama halnya pada pertemuan

pertama yaitu guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar

mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan

terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran kedua siklus I ini

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 selama 70 menit (2 x

35 menit), yakni pada jam ke-2 dan ke-3 di ruang kelas V SD Negeri

Begalon I Surakarta.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua,

adalah sebagai berikut:

a) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak

semua siswa untuk berdoa, dan dilanjutkan mengabsen siswa agar tahu

jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk. Pada pertemuan

kedua siklus I semua siswa masuk.

b) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang tugas yang

telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, yaitu untuk mengamati

objek pasar dalam bentuk karangan (bertanya/Questioning).

c) Siswa membentuk beberapa kelompok (masyarakat belajar/Learning

Community). Siswa menceritakan secara bergantian tentang obyek

pasar yang siswa amati. Cerita antara siswa yang satu dengan siswa

yang lain berbeda-beda karena pasar yang siswa amati juga berbeda.

d) Siswa membacakan sebuah contoh karangan deskripsi. (Pemodelan/

Modeling).

e) Guru menjelaskan langkah-langkah menulis deskripsi yang berawal

dari menyebutkan ciri-ciri hingga menjadi sebuah karangan.

f) Siswa menuliskan ciri-ciri pasar berdasarkan tugas pengamatan yang

dilakukan sebelumnya (menemukan/Inquiry),

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

g) Dengan bimbingan guru, siswa mengubah ciri-ciri pasar dalam bentuk

kalimat yang baik.

h) Siswa menggabungkan kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi

sebuah paragraf. (konstruktivisme/constructivism)

i) Siswa membacakan hasil karangan di depan kelas. Kegiatan ini

komponen yang tercakup adalah penilaian sebenarnya/authentic

assessment. Penilaian yang dilakuka buka hanya hasil yang dibacakan

saja tetapi juga termasuk proses penulisannya, bentuk tulisannya, dan

penyajian tulisan tersebut. Karangan yang terbaik dipajang di papan

pajangan sebagai bentuk penghargaan bagi siswa yang terbaik.

j) Guru melakukan refleksi yaitu bertanya kepada siswa tentang pelajaran

yang sudah didapat. Apakah pembelajarannya kurang menarik atau

kekurangan apa yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran

supaya pembelajaran berikutnya dapat lebih baik. Kegiatan ini

mencakup komponen refleksi (reflection).

3) Pengamatan

Pada saat observasi, peneliti menjadi partisipan pasif yang duduk

di kursi paling belakang untuk mengamati suasana pembelajaran. Sesekali,

peneliti mengambil gambar dari arah belakang untuk keperluan

dokumentasi. Kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran

menulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual. Pertemuan pertama

siklus I berlangsung pada hari Rabu, 19 Mei 2010 di ruang kelas V, semua

siswa masuk.

Pengamatan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis,

20 Mei 2010 juga berada di ruang kelas V, semua siswa juga masuk. Pada

pertemuan kedua, guru juga mengajarkan materi menulis deskripsi dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Pada pembelajaran kondisi awal

dilakukan dengan cara dibacakan sedikit tentang materi menulis deskripsi,

kemudian siswa langsung ditugasi untuk menulis tanpa dibekali dengan

pengetahuan yang cukup mengenai tujuan menulis, manfaat menulis, dan

penggunaan kosakata maupun tanda baca yang tepat. Tetapi dalam dua

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pertemuan tersebut guru telah menerapkan pendekatan kontekstual yang

mencakup tujuh komponen pokok, yaitu kontruktivisme (Contructivisme),

menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),

bertanya (Questioning), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan

penilaian yang sebenarnya (Assesment Autenthic).

Pada awal pertemuan, guru melakukan apersepsi dengan tanya

jawab tentang benda-benda yang disukai. Kegiatan ini sebagai wujud

penerapan komponen bertanya (questioning). Guru menunjuk salah satu

siswa untuk membacakan tulisan deskripsi di depan kelas sebagai

penerapan komponen permodelan (modeling). Sebagai penerapan

komponen masyarakat belajar (learning community), guru memberikan

tugas kelompok dan diskusi kepada siswa. Penerapan komponen

menemukan (inquiry), siswa menuliskan isi karangan bersama

kelompoknya kemudian dilaporkan. Sedangkan untuk penerapan

komponen konstruktivisme (constructivism), siswa menggabungkan

kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi sebuah paragraf. Penerapan

komponen penilaian sebenarnya (authentic assessment) dilaksanakan pada

proses penulisan dan hasil tulisan yang dibuat oleh siswa. Sedangkan

penerapan refleksi (reflection) adalah pada akhir pembelajaran yaitu

dengan tanya jawab tentang kekurangan yang masih ada dalam

pembelajaran yang didapat untuk diperbaiki dalam pembelajaran siklus

kedua.

Pengamatan yang dilakukan tidak hanya pada siswa saja, namun

guru juga diamati. Hal yang diamati adalah penerapan pendekatan

kontekstual pada pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu kegiatan

evaluasi juga tidak terlepas dari pengamatan peneliti. Dari kegiatan

tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya

pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis

deskripsi, yaitu sebagai berikut :

a) Sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar guru membuat

rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar.

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Rencana pembelajaran tersebut telah disesuaikan dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2007.

b) Guru telah memberikan kegiatan pembelajaran menulis deskripsi

melalui pendekatan kontekstual dengan baik. Maksudnya guru

mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Guru juga

berusaha untuk menciptakan pembelajaran secara kontekstual dan

berusaha mengaja semua siswa untuk aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran.

c) Guru telah memotivasi siswa dalam diskusi tentang materi menulis

deskripsi. Guru memancing siswa dengan teknik bertanya pada siswa.

Pada awalnya, guru membuka pelajaran dengan melontarkan

pertanyaan dengan sukarela namun karena tidak ada yang

memberanikan diri, guru menunjuk siswa yang sudah guru hafal. Dari

beberapa jawaban siswa tersebut masih tampak tidak tepat.

d) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi baru mencapai 50% (10

siswa), sedangkan yang lain masih tampak sibuk dengan aktivitasnya

sendiri. Indikator keaktifan ini dapat dilihat dari kesungguhan siswa

dan kegairahan belajar dalam merespon guru dengan positif pada saat

pelajaran dimulai.

e) Siswa yang aktif selama pemberian materi mencapai 60% (12 siswa),

sedangkan 40% lainnya kurang memperhatikan penjelasan guru.

Mereka masih ada yang mengantuk, berbincang dengan teman, dan

lain-lain.

f) Siswa yang aktif memperhatikan menulis deskripsi dengan pendekatan

kontekstual mencapai 80% (16 siswa), sedangkan yang lain kurang

serius dalam memperhatikan menulis deskripsi. Keseriusan itu dapat

dilihat dari sikap yang saksama dan mempunyai rasa ingin tahu akan

isi tulisan deskripsi tersebut.

g) Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi mencapai 40% (8 siswa),

sedangkan 60% lainnya masih kurang aktif dan diam ketika ditanya

oleh guru.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

h) Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan deskripsi dan

mengembangkan mencapai 45% (9 siswa), sedangkan 55% lainnya

masih tampak bermalas-malasan dalam mengerjakan.

i) Hasil tulisan deskripsi siswa masih belum jelas atau masih sulit

dipahami, masih ada 9 siswa yang belum mencapai target nilai KKM

65. Siswa hanya menulis semua yang ingin diungkapkan dalam

karangan tanpa memperhatikan ejaan dan tanda baca, bahkan ada

tulisan deskripsi siswa yang penuh dengan coretan.

4) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada siklus I, peneliti

dapat melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut.

a) Permodelan dengan siswa yang ditunjuk berdasarkan siswa yang

dihafal guru saja, ternyata kurang mendapatkan perhatian karena siswa

sudah sering melihat penampilan dari siswa tersebut di depan kelas

sebagai model dalam pembelajaran sebelumnya. Perbaikan pada siklus

II yang digunakan sebagai model adalah siswa yang jarang maju di

depan kelas.

b) Dalam mengerjakan tugas kelompok, banyak siswa yang kurang aktif,

kebanyakan siswa hanya menghandalkan siswa yang pandai saja.

Perbaikan pada siklus II, kelompok diacak kembali.

c) Hasil tulisan deskripsi siswa masih belum jelas atau masih sulit

dipahami, hal ini dikarenakan penggunaan ejaan dan tanda baca kurang

tepat, seperti kata mengganggu ditulis menganggu, seharus diberi

koma (,) tidak diberi, seharusnya diberi tanda titik (.) namun tidak

diberi. Perbaikan pada siklus II yaitu pelaksanaan pembelajaran

menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual yang lebih

menekankan pada ejaan dan tanda baca.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, disepakati

bahwa siklus II perlu dilakukan tindakan lagi. Persiapan dan perencanaan

tindakan dilakukan pada hari Jum’at, 21 Mei 2010 di ruang kelas V SD

Negeri Begalon I Surakarta. Dalam kesempatan ini, peneliti

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menyampaikan kelebihan dan kekurangan tindakan pada siklus I

berdasarkan hasil observasi dan hasil tulisan deskripsi siswa. Selain itu,

disepakati pula bahwa pada siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 22 Mei 2010 dan hari Senin, 24 Mei

2010 di ruang kelas V SD Negeri Begalon Surakarta.

Untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam siklus I,

disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II. Hal-hal tersebut antara lain

memilih siswa yang jarang maju di depan kelas sebagai model untuk

menarik perhatian siswa yang lain. Pembentukan kelompok kerja baru

lagi, hal ini ditujukan supaya siswa yang kurang membaur menjadi

membaur, siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan tugas menjadi aktif.

Pembelajaran penulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual pada

siklus II ini lebih ditekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang

tepat dalam kalimat. Hal ini disebabkan karena hasil tulisan deskripsi dari

siswa masih sulit untuk dipahami, dan tanda baca yang digunakan masih

banyak yang kurang tepat.

Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti dan guru kemudian

menyusun rencana pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan

kontekstual untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan

bersama, peneliti dan guru akan memfokuskan pembelajaran menulis

deksripsi ini pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Adapun

tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan berikut :

a) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis

deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yang akan

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 dan 24 Mei 2010. Pada

pertemuan pertama, yaitu hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010 pada jam ke-

3 dan ke-4 selama 70 menit. Selama waktu 70 menit tersebut

digunakan untuk kegiatan awal 10 menit, untuk kegiatan inti

pembelajaran 25 menit, dan untuk kegiatan akhir selama 35 menit.

Pada hari kedua yaitu Senin tanggal 24 Mei 2010 juga pada jam ke-3

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dan ke-4 selama 70 menit, direncanakan untuk kegiatan awal

pembelajaran selama 10 menit, untuk kegiatan inti selama 25 menit,

dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 35 menit. Pembelajaran

yang direncanakan adalah pembelajaran menulis deskripsi yang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Pembelajaran pada siklus II ini lebih ditekankan pada penggunaan

ejaan dan tanda baca dengan tepat.

b) Guru dan peneliti mempersiapkan media yang akan dipergunakan

dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Media yang digunakan dalam

tindakan siklus II adalah teks karangan yang dibuat oleh guru.

Penggunaan media ini bertujuan supaya siswa mampu menulis kembali

karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan yang

dibuat oleh guru.

c) Guru dan peneliti mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi

ini untuk pengamatan terhadap guru dan siswa.

d) Guru dan peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagaimana yang

telah dilaksanakan pada siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Sesuai rencana yang disepakati guru dan peneliti, tindakan pada

siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dua

jam pelajaran (2 x 35 menit), yakni pada jam ke-3 dan ke-4, dilaksanakan

di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta.

Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus ini, guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati bersama peneliti untuk

mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I. Adapun urut-urutan

pelaksanaan tindakan siklus II pertemua pertama adalah sebagai berikut :

a) Guru masuk kelas dan mengkondisikan siswa dengan mengucapkan

salam

b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan

pembelajaran pada petemuan kali ini yaitu tentang menulis deskripsi

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang pelajaran

yang lalu yaitu mengarang deskripsi dengan tema pasar. Kegiatan ini

merupakan penerapan komponen bertanya (questioning).

d) Salah satu siswa membacakan hasil karangan yang dibuat sendiri.

(Pemodelan/Modelling)

e) Guru menjelaskan penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat.

f) Siswa melakukan diskusi kelas yang berkaitan dengan tanda baca yang

digunakan dalam kalimat tersebut.

g) Siswa membentuk kelompok untuk mengidentifikasi tanda baca yang

digunakan dalam salah satu karangan siswa (masyarakat

belajar/learning community).

h) Siswa melaporkan hasil tugas kelompok di depan kelas.

i) Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusikan hasil identifikasi

penggunaan tanda baca.

j) Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran

k) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari buku referensi

tentang penggunaan tanda baca (Ejaan Yang Disesuaikan/EYD)

Pada pertemuan kedua tindakan siklus II, dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 24 Mei 2010 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit), yakni

pada jam ke-3 dan jam ke-4 berada di ruang kelas V SD Negeri Begalon I

Surakarta. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua ini sama

halnya pada pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak sebagai

pemimpin jalananya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti

melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua

adalah sebagai berikut:

a) Guru masuk kelas dan mengkondisikan siswa dengan mengucapkan

salam

b) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang tugas pada

pertemuan sebelumnnya. Kegiatan ini merupakan penerapan

komponen bertanya (questioning).

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c) Siswa melaporkan hasil tugas pada pertemuan sebelumnya

d) Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusikan hasil tugas penggunaan

tanda baca. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen masyarakat

belajar (learning community).

e) Siswa menulis kembali karangan yang dibuat guru dengan perbaikan

tanda baca. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen menemukan

(inquiry).

f) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan

g) Kegiatan akhir, siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran

h) Guru melakukan refleksi yaitu bertanya kepada siswa apakah siswa

sudah paham tentang materi yang diberikan. Kegiatan ini merupakan

penerapan komponen refleksi (Reflection).

3) Pengamatan

Kegiatan observasi atau pengamatan ini dimaksudkan agar dapat

diketahui keberhasilan siklus II dalam mengatasi kekurangan pada siklus I.

pelaksanaan tindakan pada siklus II juga dilakukan dua kali pertemuan..

Kegiatan belajar-mengajar berlangsung selama 2 x 35 menit.

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran

berlangsung, yaitu pada hari Senin, 24 Mei 2010 di ruang kelas V SD

Negeri Begalon I Surakarta pada jam ke-3 dan ke-4). Kegiatan

pengamatan ini juga difokuskan pada situasi pembelajaran, kegiatan yang

dilakukan guru, dan aktivitas siswa dengan mengacu pada pedoman

observasi. Pada siklus II semua siswa hadir.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dan

pertemuan kedua guru mengajarkan materi menulis deskripsi dengan

pendekatan kontekstual yang ditekankan pada penggunaan ejaan dan tanda

baca. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti berada di

bangku paling belakang sebagai partisipasi pasif dan mengamati jalannya

pembelajaran.

Pada awal pertemuan pertama, guru mengkondisikan siswa

kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya tentang pelajaran yang

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

lalu yaitu mengarang deskripsi dengan tema pasar (bertanya/questioning).

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan penampilan salah satu siswa

membacakan hasil karangan yang dibuat sendiri (Pemodelan/Modelling).

Kemudian guru menjelaskan penggunaan tanda baca yang tepat dalam

kalimat. Setelah itu siswa membentuk kelompok untuk mengidentifikasi

ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam salah satu karangan siswa

(masyarakat belajar/Learning Community), dilanjutkan dengan melakukan

diskusi kelas yang berkaitan dengan tanda baca yang digunakan dalam

kalimat tersebut, dan melaporkan hasil tugas kelompok di depan kelas.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru dan siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran. Tugas siswa adalah mencari referensi tentang penggunaan

tanda baca (Ejaan Yang Disesuaikan/EYD).

Pertemua kedua, pertama-tama guru mengkondisikan siswa, yang

dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan menanyakan tugas pada

pertemuan sebelumnya (bertanya/questioning). Kemudian siswa

melaporkan hasil tugas pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan siswa

mendiskusikan hasil tugas penggunaan tanda baca

(kontruktivisme/contructivism). Kegiatan berikutnya adalah siswa menulis

kembali karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan

yang dibuat guru, setelah selesai langsung dikumpulkan, setelah itu siswa

dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Kegiatan terakhir yaitu guru

melakukan refleksi dengan bertanya kepada siswa apakah siswa sudah

paham tentang materi yang diberikan (Refleksi/Reflection).

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis

deskripsi pada siklus II, terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, hal ini

dapat diketahui dari keaktifan, keberanian, kreatifitas, dan inisiatif siswa

yang meningkat dari siklus I. Secara lebih rinci, observasi yang telah

dilakukan mendapatkan beberapa hal berikut ini.

a) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis deskripsi mencapai

70%. Hal ini diindikasikan oleh hal-hal yang disebutkan di atas.

Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama pembelajaran

berlangsung, yaitu sebanyak 14 siswa.

b) Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan

deskripsi mencapai 60%. Hal ini diamati dari hasil pekerjaan siswa

berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu

mengembangkan ide tulisan dengan baik, yaitu sebanyak 12 siswa.

c) Ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi mencapai 65%. Hal ini

terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari

jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas, yaitu sebanyak 13

siswa.

4) Refleksi

Hasil belajar siswa keterampilan menulis deskripsi pada siklus II

ini sudah cukup bagus, namun belum mencapai indikator yang diharapkan

peneliti. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar masih terdapat

kelemahan-kelemahan dari siswa. Ditemukan bahwa siswa merasa kurang

memahami instruksi yang diberikan guru. Siswa mengira guru menyuruh

siswa untuk menulis kembali karangan yang dibuat guru. Beberapa siswa

masih tampak bertanya pada guru dengan instruksi yang diberikan. Hal ini

diatasi oleh guru dengan menekankan perintah untuk menulis kembali

karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan yang dibuat

guru.

Dari segi hasil tulisan deskripsi, masih terlihat kelemahan yaitu

pada keruntutan cerita yang dibuat masih sangat kurang. Di samping itu

keberanian siswa dalam bertanya pada guru juga masih kurang, sebagian

siswa masih malu bertanya kepada gurunya, siswa memilih untuk bertanya

pada sesama temannya yang sudah mengerti. Perbaikan pembelajaran

menulis deskripsi pada siklus III lebih ditekankan pada penulisan cerita

yang runtut.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Siklus III

1) Perencanaan

Tahap ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2010.

Perencanaan dilakukan di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III disepakati dua kali pertemuan,

masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu

pada jam ke-3 dan jam ke-4. Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan

pada hari Kamis, tanggal 27 Mei 2010 dan hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010

di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam diskusi dengan

guru disepakati beberapa hal untuk meminimalkan kekurangan pada siklus

II.

Tahap perencanaan tindakan siklus III meliputi kegiatan sebagai

berikut :

a) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi menulis deskripsi, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

27 dan hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010. Pelaksanaan masing-masing

pertemuan dilaksanakan selama dua jam pertemuan (2 x 35 menit) atau

selama 70 menit pada jam ke-3 dan jam ke-4.

b) Guru dan peneliti mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi

ini untuk pengamatan terhadap guru dan siswa.

c) Peneliti beserta guru menyusun pedoman wawancara sebagaimana

yang dtelah dilaksanakan pada siklus II.

2) Pelaksanaan Siklus III

Sesuai rencana, tindakan pada siklus III pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 jam ke 3 dan 4 di

ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam kegiatan ini guru

mempertahankan tekniknya dalam mengajar dan mengaplikasikan solusi

yang telah disepakati dengan peneliti untuk meminimalkan kekurangan

pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan pertama ini guru kelas

bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar. Peneliti

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran sama

halnya dengan siklus I dan II.

Pada pertemuan pertama ini kegiatan belajar-mengajar diawali

dengan pemberian apersepsi berupa pemberian pertanyaan tentang

pelajaran yang lalu yaitu tanda baca dalam karangan

(Bertanya/Questioning). Hal tersebut dilakukan untuk penyegaran kembali

kondisi siswa guna mengembalikan ingatan mereka pada materi pelajaran

yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Guru membagikan

hasil karangan pada pertemuan yang lalu. Kemudian siswa membentuk

kelompok untuk mengidentifikasi kesalahan dalam karangan yang telah

dibuat pada siklus II dilihat dari urutan cerita (Menemukan/Inquiry),

dilanjutkan dengan melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setelah itu siswa

mendiskusikan kesalahan urutan kalimat dalam karangan. Pada kegiatan

akhir pembelajaran, guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

Setelah guru memberikan tugas untuk menulis deskripsi tentang alat

peraga yang ditunjukkan oleh guru.

Tindakan siklus III pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 29 Mei 2010 pada jam ke-3 dan ke-4 selama 70 menit di ruang

kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Pelaksanaan tindakan pertemuan

kedua ini sama halnya pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak

sebagai pemimpin jalananya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti

melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus III pertemua kedua

adalah sebagai berikut :

a) Pembelajaran diawali dengan apersepsi, yaitu bertanya jawab tentang

pelajaran yang lalu yaitu urutan cerita dalam karangan.

b) Guru membagikan hasil karangan pada pertemuan yang lalu

c) Siswa membentuk kelompok untuk menyebutkan benda yang ada di

dalam ruang kelas mulai dari yang besar sampai yang kecil.

d) Siswa menceritakan benda-benda yang ada di ruang kelas dalam

bentuk kalimat.

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

e) Guru membimbing siswa untuk menggabungkan kalimat-kalimat

tersebut menjadi karangan yang yang baik.

f) Kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa

untuk mendeskripsikan ruang kelas dalam bentuk karangan yang runtut

dan memperhatikan pengguaan ejaan yang tepat.

g) Menyimpulkan hasil pembelajaran

3) Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis

deskripsi berlangsung dengan pendekatan kontekstual yang ditekankan

pada keruntutan cerita dalam karangan deskripsi. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada

hari Kamis, 27 Mei 2010 dan pertemuan kedua pada hari Sabtu, 29 Mei

2010. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pada jam ke-3 dan jam ke-4

di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Seperti pengamatan pada

siklus sebelumnya, pengamatan difokuskan pada kegiatan guru di kelas,

keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis, serta situasi pembelajaran

yang terbangun. Peneliti duduk di bangku paling belakang untuk

mengamati pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang

telah disusun bersama guru.

Pada pertemuan pertama dan kedua, semua siswa hadir. Pada

kegiatan pembelajaran siklus III, guru terlihat lebih siap dari segi

perencanaan maupun materi. Saat pembelajaran dimulai, siswa sudah

dikondisikan dengan baik. Siswa sudah berada di bangkunya masing-

masing dengan tertib. Setelah semua siswa tertib, guru memulai kegiatan

pembelajaran.

Pada tindakan siklus III, keaktifan siswa dalam merespon

pertanyaan yang dilontarkan guru semakin terlihat. Hal ini disebabkan

oleh tema sangat dekat dengan dunia siswa, yaitu mengenai benda-benda

yang ada di ruang kelas. Benda-benda tersebut juga mampu menambah

referensi guru sehingga guru dapat menambahkan informasi sebagai bahan

menulis siswa ke dalam tulisan deskripsi.

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis

deskripsi, diperoleh gambaran aktivitas menulis deskripsi selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung yaitu sebagai berikut :

a) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis deskripsi mencapai

80%. Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah

disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama pembelajaran

berlangsung, yaitu sebanyak 16 siswa. Siswa yang tampak pasif lebih

berkurang dari siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan guru telah

mampu mengondisikan kelas dan memposisikan diri dengan baik.

Guru lebih fleksibel dan sering berkeliling untuk membimbing siswa

dalam proses menulis.

b) Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi kesalahan dalam karangan

yang telah dibuat pada siklus II dilihat dari urutan cerita

(Menemukan/Inquiry) mencapai 90%. Hal ini diamati dari hasil kerja

siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang

mampu menulis deskripsi dengan benar, yaitu sebanyak 18 siswa.

c) Siswa yang mampu mendeskripsikan ruang kelas dalam bentuk

karangan yang runtut dan memperhatikan pengguaan ejaan yang tepat

sebesar 90%. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa yang berupa:

menceritakan benda-benda yang ada di ruang kelas dalam bentuk

kalimat, dan menggabungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi

karangan yang baik, yaitu sebanyak 18 siswa.

d) Ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi mencapai 90% atau 18

siswa, yang berarti hanya tinggal dua siswa yang belum mencapai

target KKM 65. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan

deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai nilai 65 ke

atas.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus III, dapat

dikemukakan beberapa hal, yaitu kualitas pembelajaran menulis deskripsi

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya indikator yang telah

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

ditetapkan, yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan

kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, siswa telah mampu

menghasilkan kosakata yang bervariatif, siswa mampu menyesuaikan antara

judul dengan isi tulisan, siswa mampu menyesuaikan isi tulisan dengan objek

yang diamati, dan siswa mampu menghasilkan tulisan yang sesuai dengan

ejaan yang benar. Beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus II juga dapat

teratasi pada siklus III.

Teknik mengajar yang dilakukan guru terbukti dapat meningkatkan

keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, yaitu sebesar 80%.

Guru telah berhasil membangkitkan gairah belajar siswa dengan membangun

suasana belajar yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan pendekatan

kontekstual.

Dilihat dari segi hasil pembelajaran, 18 siswa dapat mencapai batas

kriteria kelulusan minimal, hal ini terlihat dari skor tulisan mereka yang

mencapai skor 65 ke atas. Keberhasilan juga dapat dilihat dari tercapainya

beberapa indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengamatan dan

analisis hasil tulisan siswa maka guru dan peneliti sepakat untuk mengakhiri

siklus tindakan penelitian dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui

pendekatan kontekstual ini.

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan secara rinci hasil penelitian, dan

pembahasannya sebagai jawaban atas rumusan masalah yang tertera pada Bab I.

Hal yang akan diuraikan meliputi : (1) deskripsi hasil penelitian setiap siklus, dan

(2) pembahasan hasil penelitian

A. HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri

Begalon I Surakarta didapatkan hasil diantaranya adalah perubahan tingkah laku

siswa pada saat pembelajaran, perubahan cara mengajar guru, dan perubahan hasil

belajar siswa secara keseluruhan dari siklus I sampai siklus III. Adapun hasil

menulis deskripsi siswa kelas V dari siklus I sampai siklus III adalah sebagai

berikut :

Tabel 5. Nilai Menulis Deskripsi Siklus I

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Persentase

(%)

1 53 – 56 1 5

2 57 – 60 8 40

3 61 – 64 2 10

4 65 – 68 2 10

5 69 – 72 2 10

6 73 – 75 5 25

Jumlah 20 100

Untuk lebih jelasnya mengenai nilai hasil menulis deskripsi siswa pada siklus I,

dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

0

2

4

6

8

53 - 56 57 - 60 61 - 64 65 - 68 69 - 72 73 - 75

Gambar 3. Grafik Nilai Menulis Deskripsi Siklus I

Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran

menulis deksipsi pada siklus I ternyata masih terdapat kelemahan. Kelemahan

tersebut adalah kurangnya perhatian siswa terhadap model yang ditampilkan di

depan kelas dan masih kurang tepatnya ejaan dan penggunaan tanda baca oleh

siswa sehingga hasil tulisannya masih sulit untuk dipahami. Kelemahan tersebut

diperbaiki dalam pembelajaran menulis deskripsi dengan penggunaan pendekatan

kontekstual pada siklus II.

Pelaksanana pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan

kontekstual pada siklus II dengan penekatan pada aspek ejaan dan tanda baca,

diperoleh hasil nilai menulis deskripsi sebagai berikut :

Tabel 6. Nilai Menulis Deskripsi Siklus II

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Persentase

(%)

1 66 – 68 4 20

2 69 – 71 4 20

3 72 – 74 1 5

4 75 – 77 4 20

5 78 – 80 4 20

6 81 – 83 3 15

Jumlah 20 100

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dari tabel 6 tersebut, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik sebagai

berikut:

0

1

2

3

4

66 - 68 69 - 71 72 - 74 75 - 77 78 - 80 81 - 83

Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Deskripsi Siklus II

Pembelajaran menulis deskrisi dengan pendekatan kontekstual pada siklus

II yang telah dilaksanakan, masih terdapat kelemahan yaitu pada keberanian siswa

dalam bertanya langsung kepada guru dan kurang tepatnya urutan cerita deskripsi

yang dibuat oleh siswa. Kelemahan tersebut diperbaiki dalam pelaksanaan siklus

III.

Pada pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi dengan penerapan

pendekatan kontekstual pada siklus III ini ditekankan pada penggunaan benda-

benda di ruang kelas. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran siklus III, guru

lebih banyak memberikan motivsi pada siswa untuk lebih berani bertanya secara

langsung pada guru.

Adapun hasil nilai menulis deskripsi dengan menceritakan benda-benda

yang ada di ruang kelas dalam bentuk kalimat, dan menggabungkan kalimat-

kalimat tersebut menjadi karangan pada siswa kelas V pada siklus III diperoleh

nilai sebagai berikut :

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 7. Nilai Menulis Deskripsi Siklus III

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Prosentase

(%)

1 74 – 76 2 10

2 77 – 79 2 10

3 80 – 82 3 15

4 83 – 85 7 35

5 86 – 88 5 25

6 89 – 90 1 5

Jumlah 20 100

Hasil pembelajaran menulis deskripsi pada siklus III dapat digambarkan dalam

bentuk grafik, sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

7

74 - 7677 - 7980 - 8283 - 8586 - 8889 - 90

Gambar 5. Grafik Nilai Menulis Deskripsi Siklus III

Berdasarkan gambar 5 tersebut di atas dapat diketahui bahwa hasil nilai

tulisan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta yang masih di

bawah KKM (65) adalah dua siswa (10%), dan siswa yang telah mencapai nilai

KKM (65) adalah sebanyak 18 siswa (90%).

Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi sisswa kelas V dapat

dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai berikut:

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Dinilai Nilai

Siklus I Siklus II Siklus III

1 Keaktifan siswa

a. dalam mengikuti pelajaran 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

b. dalam bertanya 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

c. dalam menjawab pertanyaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

d. dalam mengerjakan tugas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

individu

e. dalam mengerjakan tugas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

kelompok

2 Keberanian

a. dalam mengutarakan pendapat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

b. dalam bercerita 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

c. dalam bertanya 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

d. dalam menjawab pertanyaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

e. dalam memanfaatkan media 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3 Kreativitas dan Inisiatif

a. dalam menyusun kalimat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

b. dalam mengajukan pertanyaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

c. dalam menjawab pertanyaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

d. dalam memanfaatkan media 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

e. dalam mengembangkan cerita 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Jumlah 20 38 52

Keterangan : 4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan survei awal

untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan. Dari hasil kegiatan ini, peneliti

menemukan bahwa kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran menulis

deskripsi di kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta masih tergolong rendah.

Indikator rendahnya kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah rendahnya

keaktifan siswa yang ditandai dengan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas individu, dan

mengerjakan tugas kelompok. Indikator berikutnya adalah kemamuan menulis

deskripsi dari kriteria kelulusan minimal (KKM) 65 belum mencapai 70% dari 20

siswa, yang ditandai dengan: 1) Keterampilan siswa dalam menghasilkan kosakata

yang bervariatif, 2) kesesuaian antara judul tulisan dengan isi tulisan, 3)

Kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang diamati, 4) Keterampilan siswa

dalam menghasilkan tulisan yang sesuai dengan ejaan yang benar. Nilai ini

diamati pada saat pretes menulis deskripsi. Selanjutnya, dilakukan kolaborasi dan

diskusi dengan guru kelas Bahasa Indonesia kelas V untuk mengatasi masalah

tersebut. Guru dan peneliti bersepakat menggunakan pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran menulis deskripsi. Kegiatan berikutnya, guru bersama

peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

pembelajaran menulis deskripsi.

Pada tindakan siklus I guru sudah mulai menggunakan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran menulis deskripsi. Dengan melalui pendekatan

kontekstual tersebut siswa lebih antusis dalam pembelajaran dan pembelajaran

meningkat dibanding pada saat pretes. Akan tetapi, pada siklus I masih terdapat

pula kekurangan, diantaranya pada segi pengelolaan kelas oleh guru dan hasil

tulisan deskripsi siswa masih belum jelas atau masih sulit dipahami. Kekurangan

pada siklus I tersebut kemudian diperbaiki pada siklus II.

Pada pembelajaran siklus II, ternyata masih terdapat kendala-kendala,

yaitu: 1) Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya secara langsung kepada

guru tentag suatu hal yang kruang dimengerti. Siswa lebih memilih bertanya

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

kepada temannya. Kegiatan bertanya dalam pendekatan konteksual merupakan

penerapan komponen bertanya/questioning yang harus dilaksanakan. 2) Kendala

berikutnya adalah siswa kurang memperhatikan urutan cerita yang ditulisnya.

Sebagian siswa mengulang-ulang cerita yang ditulisnya, sehingga alur ceritanya

menjadi tidak jelas.

Analisa peneliti dengan adanya kendala-kendala yang terjadi pada siklus

II, yaitu: 1) Siswa kurang berani bertanya langsung pada guru karena siswa takut

dan malu apabila dianggap siswa yang bodoh, 2) Siswa kurang memperhatikan

urutan cerita, karena siswa ingin hasil tulisan deskripsinya banyak, sehingga siswa

tidak menyadari bahwa tulisan yang suda ada ditulis lagi. Adanya kendala-kendala

tersebut diatasi dengan : 1) menambah motivasi pada siswa untuk lebih berani

bertanya dan menyampaikan pendapatnya, 2) pelaksanaan pembelajaran menulis

deskripsi melalui pendekatan kontekstual dengan penekanan pada urutan cerita

dan penggunana benda-benda di ruang kelas sebagai media pembelajaran.

Kekurangan pada siklus II kemudian diminimalkan pada siklus III. Pada

tindakan siklus III, siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran menulis

deskripsi. Pembelajaran pada siklus III ini lebih memberikan motivasi kepada

siswa supaya lebih berani bertanya. Selain bertanya siswa juga ditambah motivasi

untuk mengungkapkan pendapatanya. Dari segi guru, guru telah menerapkan

teknik dengan baik dan bisa mengkondisikan siswa dengan baik pula. Dari hasil

teks menulis deskripsi yang dilaksanakan pada tiap siklus, didapatkan hasil bahwa

sebagian besar siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal (65) pada siklus

III. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kualitas hasil dan proses (keaktifan) siswa dalam menulis deskipsi.

Peningkatan kualitas hasil pembelajaan menulis deskripsi dapat dilihat dari

hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

Pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual

dapat meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas kriteria kulusan

minimal (65) yang telah ditentukan guru. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil

belajar siswa sebesar 55% (24 siswa dari 43 siswa). Peningkatan tersebut terus

meningkat pada siklus berikutnya. Lebih jelasnya hasil belajar menulis deskripsi

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

siswa kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta dari siklus I sampai siklus III,

adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Peningkatan Nilai Menulis Deskripsi Tiap Siklus

Siklus I

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Persentase

(%)

1 53 – 56 1 5

2 57 – 60 8 40

3 61 – 64 2 10

4 65 – 68 2 10

5 69 – 72 2 10

6 73 – 75 5 25

Jumlah 20 100

Siklus II

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Persentase

(%)

1 66 – 68 4 20

2 69 – 71 4 20

3 72 – 74 1 5

4 75 – 77 4 20

5 78 – 80 4 20

6 81 – 83 3 15

Jumlah 20 100

Siklus III

No. Nilai Frekuensi

(Siswa)

Presentase

(%)

1 74 – 76 2 10

2 77 – 79 2 10

3 80 – 82 3 15

4 83 – 85 7 35

5 86 – 88 5 25

6 89 – 90 1 5

Jumlah 20 100

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari tabel 8 tersebut di atas tampak lebih jelas peningkatan hasil tulisan deskripsi

dari siklus I sebesar 7,3%, pada siklus II sebesar 12,6%, dan pada siklus III

sebesar 11,3 % .

Dari data di atas, agar tampak lebih jelas peningkatan hasil tulisan deskripsi dari

siklus I, II, dan III dapat dibuatkan grafik sebagai berikut :

0

2

4

6

8

10

53 -

59

60 -

65

66 -

71

72 -

77

78 -

83

84 -

90

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 6. Grafik Nilai Menulis Deskripsi Siklus I, II, dan III

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Simpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi karangan deskripsi dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi pada siswa

kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Hal ini ditunjukkan oleh adanya

peningkatan proses pembelajaran sebagai berikut : (a) jumlah siswa yang aktif

dalam kegiatan apersepsi terus mengalami peningkatan dari siklus satu ke

siklus berikutnya, (b) jumlah siswa yang aktif memperhatikan penjelasan

materi dari guru mengalami peningkatan, dan (c) jumlah siswa yang aktif

dalam diskusi juga meningkat.

2. Penggunaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi karangan deskripsi dapat

meningkatkan ketrampilan deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Begalon I

Surakarta. Hal ini ditunjukkan oleh adanya adanya peningkatan keterampilan

menulis deskripsi dilihat dari kemampuan menghasilkan kosakata, kesesuaian

antara judul dengan isi tulisan, kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang

diamati, tulisan yang sesuai dengan ejaan yang benar mengalami peningkatan.

B. IMPLIKASI

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu: kemampuan

guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan

materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru

sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian, faktor dari siswa yaitu:

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru

dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru

memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam

mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan saran yang sesuai, maka guru

akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat

diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi

untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien.

Implikasi praktis dari penelitian tindakan kelas ini adalah memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat

memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan

tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini juga dapat dijadikan

referensi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbngan bagi guru untuk

menerapkan pendekatan kontekstual sebagai pendekatan dalam pembelajaran

yang dilaksanakan.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti

mengajukan saran kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya menejemen fasilitas di sekolah disusun dengan rapi dan tertib

sehingga fasilitas sekolah dapat dimanfaatkan oleh semua warga sekolah

terutama guru.

b. Hendaknya mendukung segala kegiatan guru dan siswa yang sifatnya

inovatif, sehingga siswa dan guru mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran.

c. Hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk melakukan penelitian

dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar

pendidikan, diklat, Workshop, dan sebagainya.

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Bagi Guru

a. Dalam membentuk kelompok, hendaknya guru mengacak siswa yang

pandai agar siswa yang pandai tersebut dapat membantu siswa yang

kurang atau tidak pandai.

b. Guru hendaknya menunjuk siswa yang jarang maju di depan kelas

sebagai model, agar dapat menarik perhatian siswa.

c. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi karangan

deskripsi, hendaknya guru menggunakan pendekatan kontekstual agar

siswa mampu mengatasi kendala kurang tepatnya penggunaan ejaan

dan tanda baca.

d. Hendaknya guru mampu memilih pendekatan atau model pembelajaran

yang tepat dengan materi yang diajarkan.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih banyak membaca bacaan dan memperluas

pengetahuan, baik dari sekolah, rumah, maupun media massa.

b. Hendaknya aktif dalam belajar menggali ide tulisan melalui berbagai

sumber, salah satu diantaranya adalah karangan deskripsi.

c. Hendaknya lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi supaya

memperoleh informasi penjelas yang cukup berkaitan dengan isi

karangan yang ditampilkan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti yang ingin menerapkan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran menulis deskripsi dapat bekerjasama dan berkolaborasi

dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran

tersebut.

b. Dapat memodifikasi pendekatan kontekstual dengan pendekatan atau

teknik lain untuk mengatasi masalah pembelajaran yang berbeda dan

pada obyek yang berbeda.

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

DAFTAR PUSTAKA

Atar Semi 1990. Menulis Efektif. Padang : CV Angkasa Raya.

Budinuryanta, Kasurijanta dan Imam Koermen. 1997. Materi Pokok Pengajaran

Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL). Jakarta : Depdiknas.

Gorys Kearf. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : PT Gramedia.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Ketarampilan Berbahasa.

Bandung : CV Angkasa.

Khaerudin Kurniawan. 2005 “Model Pengajaran Menulis Bagi Penutur Asing

Tingkat Lanjut” diunduh darihttp://www./ialf/kibika/papers/Khaerusin

Kurniawan. Doc. Diakses tanggal 27 Agustus 2007.

“Menulis Deskripsi” diunduh dari http://gurubahasa.com. Diakses tanggal 20

Oktober 2008.

Muchlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9.

Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad dan Sakura. H. Ridwan. 1996. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Sugianto. 2008. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL). Jakarta : Erlangga.

Suharsini Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : PT Bumi Akasara.

71

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI …eprints.uns.ac.id/9484/1/221190911201112281.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Suluh Numpang Nulis. 2006. Tentang Menulis; Serbaneka Gaya Tulisan, Kembali

ke Gaya SMP. (http://haqiqie.wordpress.com/2006/04/22/tentang-

menulis-serbaneka gaya-tulisan-kembali-ke-pelajaran-smp/diakses 10

Maret 2007.

Yant Mujiyanto, Buhi Setiawan, Purwadi dan Edy Suryanto, 2000. Puspa Ragam

Bahasa Indonesia (BPK). Surakarta : UNS Press.