102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 2 BANJARHARJO KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Disusun oleh KARUNIA HADI NIM. X 7108702 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

  • Upload
    buidan

  • View
    270

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 2 BANJARHARJO

KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Disusun oleh

KARUNIA HADI

NIM. X 7108702

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 2 BANJARHARJO

KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

( PTK Pada Siswa Kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul Tahun pelajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Oleh:

KARUNIA HADI

NIM X 7108702

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripi dengan judul :

Peningkatan Mengenal Wujud Benda dan Sifatnya dengan Model Pembelajaran

CTL Pada Siswa Kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten

Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011

Ditulis oleh :

Nama : Karunia Hadi

NIM : X7108702

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Drs. Kuswadi, M.Ag

NIP. 19530506 198103 1 002

Oleh :

Pembimbing II

Dr. Peduk Rintayati, M. Pd

NIP. 19540224 198203 2 001

Page 4: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Peningkatan Mengenal Wujud Benda dan Sifatnya dengan Model

Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV

SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran

2010/2011.

Oleh :

Nama : Karunia Hadi

NIM : X7108702

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ...............................................

Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd ...............................................

Anggota I : Drs. Kuswadi, M. Ag ……………………………….

Anggota II : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd ...............................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP.19600727 198702 1 001

Page 5: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Karunia Hadi, PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 2 BANJARHARJO KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL TAHUN 2010, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatan pengenalan wujud dan sifat benda pada siswa kelas IV SD Banjarharjo, Dlingo, Bantul dengan menggunakan model pembelajaran CTL.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo. Sumber data penelitian berasal dari hasil wawancara, hasil belajar IPA, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi untuk data aktivitas siswa dan guru, kajian dokumen untuk data proses pembelajaran dan tes untuk data hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA pada materi mengenal wujud dan sifat benda ada peningkatan mengenal wujud dan sifat benda dalam pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran CTL. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo pada keadaan awal hanya 31,25%; dan pada siklus pertama 56,25%; kemudian pada siklus kedua menjadi 81,25%. Dengan demikian direkomendasikan bahwa pembelajaran IPA yang menerapkan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011. Kata kunci : mengenal wujud benda dan sifatnya, model pembelajaran kontekstual.

Page 6: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Karunia Hadi, IMPROVING CHARACTERISTICS AND OBJECT’S FORMS IDENTIFICATION USING CONTEXTUAL TEACHING LEARNING APPOROACH THE FOURTH GRADE STUDENT OF SD 2 BANJARHARJO, DLINGO, BANTUL IN 2010, Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. October 2010. The aim of the classroom action research is to improve characteristics and object’s forms the fourth grade students of SD 2 Banjarharjo, Dlingo, Bantul by using Contextual Teaching Learning approach.

The type of the study is a classroom action research which consist of two cycles, each cycle consists of four stages : planning, action, observation, and reflection. Subject of the study is the fourth grade students of SD 2 Banjarharjo, Dlingo, Bantul. The sources of data are derived from the result of interview, students’ test achievement of Science, syllabus and lesson plan. Techniques of collecting data used are observation of teacher and students activities, documentation of teaching and learning process and test of students achievement. Technique of analyzing data use interactive model of analysis technique comprising three analysis component, they are data reduction, data service and verification or conclusion. Based on the result of the research that has been conducted in two cycles by implement in contextual teaching learning approach in learning Science subject of identifying characteristics, there is improvement of the students’ achievement. It can be seen from the percentage increase of students’ number who can achieve minimal score standard (KKM) of Science: only 31, 25% in the pretest ; 56,25% in the first cycle; then it becomes 81,25% in the second cycle. Thus, it recommended to apply CTL in learning science to enhance students’ achievement in identifying characteristics and object’s forms on the fourth grade students of SD 2 Banjarharjo, Dlingo, Bantul in 2010/2011 academic year.

Keyword : characteristics and object’s identification, contextual approach

Page 7: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Menemukan sesuatu yang baru dalam hidup tidak dimulai dengan menemukan

wilayah yang baru tetapi dimiliki dari mata pikiran yang baru.

(Marsel Proust)

Keadaan tidak menciptakan problem, tetapi tindakan kitalah

yang menciptakan problem itu.

(Brian Tracy)

.

Page 8: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Ayah dan Ibu tercinta yang telah membesarkan dengan

penuh kasih sayang yang tak pernah lekang oleh waktu dan

selalu mendoakan, memberikan motivasi, bimbingan dan

kasih sayang dengan tulus ikhlas serta mendukung,

menuntunku disetiap langkahku.

Page 9: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Mengenal Wujud Benda Dan Sifatnya

Dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada

Siswa Kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun

Pelajaran 2010 / 2011” Ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun skripsi ini,

untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang sangat tulus kepada semua pihak, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin

penulisan skripsi.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan persetujuan skripsi.

3. Drs. Kartono, M. Pd., Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan

izin penulisan skripsi.

4. Drs. Kuswadi, M. Ag., pembimbing I, dan Dr. Peduk Rintayati, M. Pd.,

Pembimbing II yang telah memberikan arahan, dorongan, dan bimbingan

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

5. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd., Pembimbing Akademik yang memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi PGSD

Page 10: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan ilmu dan

bimbingan kepada penulis.

7. Rekan-rekan PGSD yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

telah membantu dan memberi warna selama menjadi mahasiwa dan dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Kepala sekolah, guru, staf, dan murid-murid SD 2 Banjarharjo terima kasih

atas kerja sama dan bantuannya.

9. Bapak, Ibu, kakak dan Dewi tercinta yang senantiasa selalu memberi

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk lebih baik lagi di

masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 11: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ v

HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6

1. Kajian Tentang Mengenal Wujud Benda dan Sifat benda........ 6

Page 12: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kajian Tentang Model Pembelajaran CTL Dalam IPA ........... 15

B. Penelitian yang Relevan.............................................................. 26

C. Kerangka Pemikiran.................................................................... 27

D. Hipotesis..................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 29

B. Subyek Penelitian …………..…………………………………… 30

C. Bentuk dan Strategi Penelitian …………………...…………….. 30

D. Data dan Sumber Data ………………………………………….. 32

E. Teknik Pengumpulan Data….…………………………………… 33

F. Teknik Validitas Data……..……………………………………. 35

G. Teknik Analisis Data……………………………………………. 36

H. Indikator Kinerja …..…………………………………………… 38

I. Prosedur Penelitian …………………………………………….. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 48

B. Deskripsi Data Tindakan...................................................... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 79

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................ 83

B. Implikasi .............................................................................. 83

C. Saran .... ............................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Indikator Keberhasilan Penelitian ................................................... 39

2 Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan.......................... 50

3 Hasil Tes Awal Sebelum Tindakan ................................................. 51

4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 ............................... 58

5 Frekuensi Data Nilai Tes Pertemuan 1 Siklus 1 .............................. 60

6 Hasil Tes Pertemuan 1 Siklus 1 ...................................................... 61

7 Frekuensi Data Nilai Tes Pertemuan 2 Siklus 1 .............................. 62

8 Hasil Tes Pertemuan 2 Siklus 1 ...................................................... 63

9 Frekuensi Data Nilai Pertemuan 3 Siklus 1 ..................................... 63

10 Hasil Tes Pertemuan 3 Siklus 1 ....................................................... 65

11 Frekuensi Data Nilai Rata-Rata Siklus 1 ........................................ 65

12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 2 ............................... 71

13 Frekuensi Data Nilai Tes Pertemuan 1 Siklus 2 .............................. 73

14 Hasil Tes Pertemuan 1 Siklus 2 ...................................................... 74

15 Frekuensi Data Nilai Tes Pertemuan 2 Siklus 2 .............................. 74

16 Hasil Tes Petemuan 2 Siklus 2 ........................................................ 74

17 Frekuensi Data Nilai Tes Pertemuan 3 Siklus 2 .............................. 76

18 Hasil Tes Pertemuan 3 Siklus 2 ...................................................... 78

19 Frekuensi Data Nilai Rata-Rata Siklus 2 ........................................ 78

20 Hasil Observasi Aktivitas siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2............. 80

21 Persentase Siswa Yang Mampu Mencapai Batas Tuntas ................. 82

Page 14: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar Halaman

1 Uang Logam dan Batu ........................................................... 8

2 Asap Kendaraan ..................................................................... 8

3 Kecap dan Minyak ................................................................. 9

4 Air Mengalir .......................................................................... 10

5 Skema Kerangka Berfikir ...................................................... 28

6 Model PTK .......................................................................... 31

7 Siklus Observasi .................................................................... 34

8 Bagan Siklus Analisis Interaktif ............................................ 37

9 Prosedur PTK ....................................................................... 39

10 Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan ……………………… . 51

11 Garafik Data Nilai Pertemuan 1 Siklus 1 .. ............................. 60

12 Garafik Data Nilai Pertemuan 2 Siklus 1 …………................ 62

13 Garafik Data Nilai Pertemuan 3 Siklus 1 ……........................ 64

14 Grafik Nilai Rata-Rata Siklus 1 .............................................. 65

15 Grafik Perbandingan Siswa Belajar Tuntas awal Sebelum

Tindakan dengan Siklus 1 ………………………………….... 66

16 Grafik Data Nilai Pertemuan 1 Siklus 2 …………………… .. 73

17 Garafik Data Nilai Pertemuan 2 Siklus 2 …………………… 75

18 Garafik Data Nilai Pertemuan 3 Siklus 2 ………………… .... 77

19 Grafik Nilai Rata-Rata Siklus 2 .............................................. 78

20 Grafik Perbandingan Siswa Belajar Tuntas awal Sebelum

Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2 …………………………… .. 82

Page 15: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kriteria Ketuntasan Miniml (KKM) ..................................... 89

2 Kisi-Kisi Soal Tes Awal ...................................................... 90

3 Soal Tes Sebelum Tindakan ................................................ 94

4 Rekapitulasi Nilai Siswa Sebelum Tindakan ....................... 98

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ...................... 99

6 Lembar Pengamatan ............................................................ 109

7 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus 1 ................................................. 112

8 Soal Tes Pertemuan 1, 2, dan 3 Siklus 1 .............................. 121

9 Rekap Nilai Siklus I ............................................................ 129

10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ...................... 131

11 Petunjuk Praktikum Siklus 2 ............................................... 141

12 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus 2 ................................................. 145

13 Soal Tes Siklus 2 ................................................................ 159

14 Rekap Nilai Siklus 2 ........................................................... 167

15 Kisi-Kisi Wawancara Sebelum Tindakan ............................ 169

16 Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan ............................ 170

17 Kisi-Kisi Wawancara Untuk Siswa Pada Siklus 1 ............... 171

18 Pedoman Wawancara Untuk Siswa Pada Siklus 1 ............... 172

19 Kisi-Kisi Wawancara Untuk Siswa Pada Siklus 2 ............... 173

20 Pedoman Wawancara Untuk Siswa Pada Siklus 2 ................ 174

21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1................. 175

22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 2 ................ 177

23 Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I .................... 179

24 Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus 2 .................... 182

25 Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan ................................... 185

26 Jurnal Internasional ............................................................. 189

Page 16: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 Surat Izin Penyusunan Skripsi ............................................. 194

28 Surat Izin Penelitian............................................................. 195

29 Surat Keterangan ................................................................ 196

Page 17: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan pelajaran yang

menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu siswa harus

mempunyai alat bantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan supaya

siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar serta dirinya sendiri.

Pelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan teknologi, karena IPA memiliki kekuatan untuk membangkitkan

minat siswa serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta

yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga fakta penemuannya

dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam baru dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara

berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan

mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Untuk anak-

anak sekolah dasar yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret,

maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan

kurang berkesan jika sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat

menyerap hal yang bersifat abstrak.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,

kenyataan yang terjadi di SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

khususnya kelas IV, mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengenal wujud dan

sifat benda sangat memprihatinkan. Mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan

kurang disukai siswa. Bahkan, banyak siswa yang mengeluh dalam hal menerima

pelajaran. Siswa seringkali merasa bosan dan kurang puas terhadap apa yang telah

diketahuinya. Sesuai dengan Lampiran halaman dari 16 siswa yang ada, hanya 5

siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Padahal kriteria

Page 19: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ketuntasan minimal yang telah ditetapkan pada kompetensi dasar wujud benda dan

sifatnya hanya 60 seperti yang terlampir dalam Lampiran 1 halaman 89. Hal ini

dikarenakan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan

Dlingo, Kabupaten Bantul sangat berpusat pada guru. Siswa tidak berperan aktif

dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri melalui

proses interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Siswa cenderung hanya

memperoleh pengetahuan melalui fakta – fakta yang telah ditulis di buku. Padahal

pola pembelajaran yang hanya terpaku pada buku dan tidak dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari akan menyulitkan dalam memahami suatu konsep. Temuan

inilah yang kemudian mendasari penulis untuk melaksanakan perbaikan

pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Proses pembelajaran ini perlu

diperbaiki supaya siswa mampu memahami konsep akademik yang yang

dipelajari. Khususnya pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar wujud dan sifat

benda.

Untuk mengatasi masalah mengenal wujud benda dan sifat benda tersebut

maka sebaiknya guru harus mampu memilih dan menggunakan model

pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan

membuat proses pembelajaran lebih efektif. Model pembelajaran juga merupakan

alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga penggunaan

model pembelajaran yang baik dan tepat akan semakin berhasil sebagai sarana

pencapaian tujuan. Karena siswa adalah pembelajar, guru sebagai pengelola

pembelajaran di kelas perlu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan siswa

dalam menuangkan ide yang terkait dengan mata pelajaran yang diberikan,

khususnya mata pelajaran IPA. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan akan memunculkan kreatifitas tinggi yang pada akhirnya siswa

mampu mengenal wujud benda dan sifatnya dengan baik.

Salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran

IPA di SD adalah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).

Menurut Karnadi (2008: 59), CTL adalah konsep pembelajaran yang membantu

dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, dan memotivasi

Page 20: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa membuat hubungan anatara pengetahuan yang dipelajarinya dengan

kehidupan mereka. Model pembelajaran ini menekankan adanya pengamatan

secara langsung terhadap suatu objek yang akan dipelajari. Melalui model

pembelajaran ini siswa belajar melalui kegiatan yang dialami sendiri. Anak tidak

hanya menghafal seperangkat fakta-fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi

anak lebih dirangsang untuk terampil mengembangkan sendiri fakta-fakta dan

konsep dari apa yang dilihatnya secara nyata (Nurhadi : 2002). Dalam

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran CTL, siswa dilibatkan

untuk turut berfikir sehingga emosi siswa dapat terlibat secara langsung dalam

proses pembelajaran guna meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu

kegiatan, serta mengamati suatu proses atau kejadian dengan sendirinya, sehingga

akan memperkaya pengalaman dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin

tahu. Dengan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA, siswa akan lebih

memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat dalam

jangka waktu yang relatif lebih lama.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ”PENINGKATAN MENGENAL

WUJUD BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV

SD 2 BANJARHARJO, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa

permasalahan yang teridentifikasi, antara lain :

1. Seringkali siswa mengalami kebingungan terhadap pelajaran IPA kompetensi

dasar wujud benda dan sifatnya yang telah diterima.

2. Konsep dan fakta-fakta yang telah diterima siswa merupakan pengetahuan

yang telah tersaji, sehingga konsep dan fakta- fakta tersebut mudah

terlupakan.

Page 21: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Dalam pembelajaran IPA seringkali guru merupakan pusat pembelajaran.

4. Siswa diharapkan belajar melalui kegiatan yang dialami sendiri, sehingga

anak tidak menghafal seperangkat fakta-fakta dan konsep yang siap diterima,

tetapi anak dirangsang untuk terampil mengembangkan sendiri fakta-fakta dan

konsep dari apa yang dilihatnya secara nyata melalui kegiatan praktikum.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan terfokus pada pokok masalah, perlu dilakukan

pembatasan masalah. Penelitian tindakan kelas ini hanya dibatasi pada

pembahasan upaya peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model

pembelajaran CTL pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran

CTL mampu meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda pada siswa kelas

IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran

2010/2011 ?

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tuujuan penelitian ini

untuk :

1. Meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda pada siswa kelas IV SD

Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dengan menggunakan

model pembelajaran CTL.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait baik bersifat praktis maupun teoretis.

Page 22: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu teori

belajar, sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan

penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun

dalam kelas yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa

1) Memberikan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa

melalui penggunaan model pembelajaran CTL.

2) Dapat meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda.

b. Guru

1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan model

pembelajaran CTL

2) Memberikan masukan bagi guru, bahwa model pembelajaran CTL dapat

membantu meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda.

c. Kepala Sekolah

Sebagai input dalam memberi motivasi kepada guru agar lebih

berkreatifitas, beraktivitas, dan berinovasi dalam melakukan kegiatan

mengajar, khususnya pengajaran IPA.

Page 23: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Kajian Tentang Mengenal Wujud Benda dan sifat benda

a. Hakikat Mengenal

Mengenal berasal dari kata kenal yang mempunyai arti tahu. Kenal

mendapat awalan me- menjadi mengenal yang artinya 1) mengetahui, 2) kenal

akan, dan 4) mengetahui tanda-tandanya. Seseorang yang telah mengenal pasti

telah mempunyai pengetahuan tentang apa yang sudah dikenal.

Dalam Yuliani (2007:5) Piaget menyatakan bahwa otak kita mengetahui

bagaimana cara mengenal benda melalui input dari indera seperti mata, telinga,

kulit, hidung, dan mulut. Kelima indera tersebut secara langsung akan

menunjukkan reaksi tertentu terhadap lingkungan di sekitar kita. Misalnya, kita

tidak akan mengenal bagaimana bentuk batu dan bentuk air tanpa kita lihat

terlebih dahulu dengan menggunakan mata sebagai alat pengelihatan. Begitu

juga jika ingin mengetahui bentuk gula yang berbeda-beda adalah dengan cara

menggunakan indera pengelihatan.

Selanjutnya, Piaget dalam Yuliani (2007 : 5) menyatakan bahwa tidak

hanya interaksi langsung indera dengan kenyataan, tetapi harus juga ada

pemikirkan tentang perubahan. Inilah yang akan membangun seseorang untuk

mengenal suatu benda.

Pengetahuan atau mengenal tentang benda merupakan pengetahuan

yang bersifat fisik. Pengetahuan fisik berasal dari lingkungan fisik di sekitar

anak yang dapat berupa warna benda, bentuk benda, dan jenis benda dan

sebagainya. Pengetahuan fisik dibangun pada saat anak mengunakan asosiasi

antara benda dengan perlakuan yang diberikan pada benda tersebut. Misalnya,

Page 24: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

ada seorang anak yang baru saja menemukan kelereng kemudian kelereng itu

dimasukkan ke dalam botol. Apa yang terjadi kemudian ? dapat dipastikan

bahwa bentuk kelereng yang ada di dalam botol bentuknya tetap seperti

kelereng. Mengenal bahwa bentuk benda itu tetap merupakan pengetahuan

yang bersifat indrawi.

Alesis Carrel dalam Aholiab Watoly (2001:141) menyetujui kebenaran

pendapat yang menunjukkan bahwa pengetahuan indrawi yang dimiliki

manusia diperoleh dari inderanya, namun selalu bersifai relasional.

Secara entomologis betapapun objektifnya pengetahuan indrawi

tersebut, jelas ia hanya ditangkap oleh satu indera saja., oleh karena itu tidak

dapat dipandang sebagai pengetahuan yang utuh. Jenis pengetahuan indrawi ini

belum mempunyai dasar dasar obyektif yang kokoh. Warna, suara, rasa tidak

termuat secara esensial di dalam konsep yang kokoh. Unsur-unsur tersbut

hanyalah sensasi yang disebabkan di dalam diri manusia oleh kualitas-kualitas

primer dan tentu saja tidak mempunayai dasar obyektif yang sama. Warna, bau,

rasa, serta suara akan lenyap dan berhenti apabila tanpa mata yang melihat

unsur warna, atau tanpa telinga yang mendengar suara, tanpa langit-langit

mulut yang merasakan, atau hidung tanpa membau. Unsur-unsur tersebut akan

direduksi ke dalam sebab-sebab mereka, yaitu kumpulan bentuk, dan gerakan

dari bagian-bagian, bila tidak diterima indera subjek. Walaupan sifat

pengetahuan indrawi sangat terbatas, namun pengetahuan indrawi menjadi

sangat penting karena jenis pengetahuan ini dapat bertindak selaku pintu

gerbang pertama menuju pengetahuan yang lebih utuh.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengenal adalah

Pengetahuan yang dibangun pada saat anak mengunakan asosiasi antara benda

dengan perlakuan yang diberikan pada benda tersebut. Pengetahuan ini

dibangun melalui alat indera. sifat pengetahuan indrawi sangat terbatas, namun

pengetahuan indrawi menjadi sangat penting karena jenis pengetahuan ini dapat

bertindak selaku pintu gerbang pertama menuju pengetahuan yang lebih utuh.

Page 25: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Materi Wujud Benda dan Sifat Benda untuk kelas 4 SD adalah sebagai

berikut :

1. Konsep Wujud Benda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 : 1131 ), wujud

berarti rupa dan bentuk yang bisa diraba. Sedangkan benda berarti segala

sesuatu yang berwujud atau berjasad.

Haryanto ( 2004 : 81 ) mendefinisikan wujud benda adalah segala

sesuatu yang konkret dan berwujud. Wujud benda ada tiga macam, yaitu :

a). Benda padat

Benda padat adalah suatu benda yang berwujud penuh dan hampir

tidak berongga dan mempunyai bentuk tertentu. Contoh benda padat

dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

Gambar 1. Uang Logam dan Batu.

b). Benda Gas

Benda gas adalah zat ringan yang sifatnya seperti udara. Contoh

wujud benda gas dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Asap kendaraan

c). Benda Cair

Benda cair adalah suatu benda yang berwujud cairan yang dapat

berubah bentuk sesuai tempat yang ditempatinya.

Page 26: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Contoh benda cair dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut :

Gambar 3. Kecap dan Minyak Goreng

2. Konsep Sifat-sifat benda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 : 937 ), sifat adalah

rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda.

3. Sifat Benda Menurut Rosa Kemala ( 2006 : 71-80 ) dalam Jelajah IPA

untuk Kelas IV adalah sebagai berikut :

a). Sifat benda padat a. Wujud benda padat tidak mengikuti wadahnya b. Bentuk benda padat dapat diubah bentuknya. c. Benda padat memiliki bentuk dan ukuran yang tetap walaupun

dipindahkan ke tempat yang berbeda-beda b). Sifat benda gas

(1) Memiliki bentuk yang berubah-ubah dan selalu mengisi ruang yang ditempatinya.

(2) Memiliki volume yang tidak tetap. c). Sifat benda cair

(1) Memiliki bentuk yang berubah-ubah mengikuti wadah yang ditempatinya

(2) Volume benda cair tetap. (3) Mampu meresap melalui celah-celah yang kecil (4) Air mengalir dari permukaan air yang tinggi menuju

permuakan air yang rendah. Contoh air mengalir dari permukaan air yang tinggi menuju permukaan air yang rendah dapat di lihat pada Gambar 4. Sebagai berikut :

Gambar 4. Air Mengalir

Page 27: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Pengertian IPA

Kira-kira setengah abad terakhir ini, yakni setelah Perang Dunia II, Ilmu

Pengetahuan Alam dan Teknologi berkembang dengan pesat. Ilmu pengetahuan

atau Science telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia.

Srini M Iskandar (2001 : 13) menyatakan beberapa definisi IPA, yaitu :

1) IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disusun secara sistematik tentang alam semesta.

2) IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi.

3) IPA adalah pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan dan disusun dalam suatu sistem yang teratur.

4) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun sistematik yang di dalam penggunaannya secara umum terlintas pada gejala-gejala alam.

5) Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta tetapi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Leo Sutrisno (2007 : 19) menyatakan bahwa IPA adalah usaha manusia

untuk memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada

sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan

penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang tepat. Jadi,

IPA mengandung tiga hal yakni proses, prosedur, dan produk.

Ilmu Pengetahuan Alam diambil dari kata latin Scientia yang artinya

adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu

Pengetahuan Alam. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa IPA merupakan

kumpulan pengetahuan dan proses (www.wikipedia.org/wiki/IPA). Sedangkan

Kuslan Stone menyebutkan bahwa IPA adalah kumpulan pengetahuan dan cara-

cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. IPA merupakan

produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. ”Real Science is both product

and process, inseparably Joint” (Agus S dalam www.wikipedia.org/wiki/IPA).

Sedangkan Powler (www.wikipedia.org/wiki/IPA) bahwa IPA

merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan

Page 28: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa

kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.

Dari beberapa definisi tentang pengertian IPA di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang sistematik

tentang alam semesta beserta gejala-gejala alam yang menyertainya yang di

dalamnya mengandung tiga hal, yakni proses, prosedur, dan produk.

d. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Dari definisi IPA yang dikemukakan Srini M Iskandar (2001 : 13) dapat

disimpulkan bahwa hakikat pengertian IPA meliputi tiga hal yaitu :

1) Produk IPA yaitu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) Proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk

mencapai hasil-hasil / produk IPA. 3) Sikap Ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama

melakukan proses IPA sehingga terjadi produk IPA. e. Nilai-nilai Ilmu Pengetahuan Alam

Yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang dianggap benar dan

menjadi tujuan yang hendak dicapai. Nilai-nilai IPA ditunjukkan dari beberapa

segi kehidupan anatara lain adalah:

1) Nilai Praktis Adalah sesuatu yang dianggap bermanfaat dan berharga dalam

kehidupan sehari-hari. 2) Nilai Intelektual Adalah sesuatu yang memberikan kepuasan kepada seseorang karena

dia telah mampu menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain sesuatu yang memberikan kepuasan intelektual.

3) Nilai Keagamaan Bidang Science memang tidak akan membahas tentang Tuhan, tetapi

semakin dalam manusia mempelajari tentang Science, makin sadarlah manusia itu akan keterlibatan di alam raya bahwa semua ada yang mengatur yakni Tuhan Yang Maha Esa.

4) Nilai Pendidikan Setelah teknologi semakin maju, peranan IPA semakin besar karena

orang-orang menyadari bahwa tanpa penemuan-penemuan IPA teknologi tidak akan berkembang.

Page 29: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

f. Karakteristik Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk

menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep – konsep, prinsip-prinsip, proses

penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar ( Departemen

Pendidikan Nasional, 2004 : 32).

Sedangkan pendidikan IPA di SD ditunjukkan agar siswa dapat

mempelajari tentang diri sendiri dan alam sekitar. Dalam hal ini, pendidikan

sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis

untuk mengembangkan kompetensi, agar siswa mampu menjelajahi dan

mengalami alam sekitar secara ilmiah.

Dalam IPA terdapat tiga komponen utama yaitu proses, produk dan

sikap. Produk IPA dapat berbentuk konsep, generalisasi, prinsip, teori dan

hukum. Proses IPA diGambarkan sebagai langkah-langkah penyelidikan yang

meliputi masalah, observasi, hipotesis, menguji hipotesis, dan kesimpulan.

Sikap IPA berkaitan dengan ketelitian, kejujuran, dan membuat keputusan. IPA

juga diartikan sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan,

konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

melaui serangkaian proses ilmiah antara lain : penyelidikan, penyusunan dan

penyajian gagasan. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA seorang guru

dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar

sebagai sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan.

Melalui alam, siswa akan lebih jelas dalam menentukan suatu konsep karena

lewat proses penelitian dan pengamatan yang cermat.

Selanjutnya Enstein berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Nash

dalam bukunya Darmojo ( 1993 : 4 ), Menyatakan bahwa : Science in the atemt

to make the chaotic diversity of our sense cxperience correspond to a logically

uniform system of thought. Makna dari kalimat tersebut kurang lebih adalah

bahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai

Page 30: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pengalaman menjadi suatu pola berfikir yang logis tertentu. Yang dimaksud

dengan ( a logically uniform system of thought ) itu tak lain adalah pola berfikir

ilmiah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, karakteristik pelajaran IPA

dalam peneltian ini adalah suatu ilmu atau pengetahuan yang mengamati dan

memahami berbagai gejala alam, yang bersifat analitis, logis, rasional, lengkap

dan cermat, yang berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-

konsep, maupun fakta-fakta yang ditujukan untuk menjelaskan gejala alam

serta menghubungkan berbagai gejala alam yang satu dengan yang lain

sehingga membentuk sudut pandang yang baru terhadap objek yang

diamatinya.

g. Penilaian Pembelajaran IPA

Penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran sehingga

diketahui apakah suatu program telah berhasil. Penilaian suatu kompetensi

dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik

berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Lia Yuliati

(dalam http:liayuliati. wordpress.com/ 2011/ 05/ 01/ penilaian dalam

pembelajaran IPA) Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian,

yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian

produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

1) Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok

digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa

melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat,

praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,

membaca puisi/ deklamasi dan sebagainya.

Page 31: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.

a) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

tersebut.

c) kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

d) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,

sehingga semua dapat diamati.

e) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan

pengamatan.

2. Penilaian Tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis

merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa

dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon

dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain

seperti memberi tanda, mewarnai, mengGambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih

jawaban (pilihan ganda,dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan

menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau

melengkapi,uraian terbatas, uraian obyektif/non-obyektif, dan uraian

terstruktur/non-terstruktur).

3. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut

berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,

kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa pada

mata pelajaran tertentu secara jelas.

Page 32: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4. Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa

membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil

karya seni (patung, lukisan, Gambar), barang-barang terbuat dari kayu,

keramik, plastik, dan logam.

5. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat

berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh

siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara

individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode

hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan siswa. Berdasarkan

informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai

perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan. Dengan

demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar

siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik,

laporan hasil pengamatan.

2. Kajian Tentang Model Pembelajaran CTL Dalam Pembelajaran IPA

a. Pelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar

Menurut Nasution dan Budistra (2002 : 32 ),Pelajaran IPA untuk kelas IV

perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat usia dan tingkat berfikir mereka.

Usia murid kelas IV berkisar antara 9-10 tahun. Taraf berfikir murid kelas IV

masih pada taraf mengingat materi yang telah dipelajari, fakta-fakta khusus,

teori, struktur, proses atau yang termasuk ranah ingatan ( recall ).

Page 33: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Taraf berfikir lainnya menjelaskan pengertian kata-kata, membuat

ringkasan, menjelaskan sebab akibat, semua itu termasuk ranah pemahaman (

comperehension ).

Pengetahuan dan pemahaman murid kelas IV itu terekam dengan baik,

maka wujud yang konkret lebih berkesan daripada konsep-konsep abstrak. Oleh

sebab itu di dalam pelajaran IPA kelas IV perlu menggunakan model dan

metode yang dapat menampilkan hal-hal yang konkret. Sebagai contoh

pelajaran IPA dengan indikator mengidentifikasi sifat air dapat dilakukan

melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan lingkungan. Caranya,

sebelum mengajak murid ke lapangan atau alam sekitar jelaskan terlebih dahulu

beberapa sifat air. Kemudian bawalah murid untuk melihat selokan yang ada di

dekat sekolah. Akan lebih jelas lagi dan sangat berkesan apabila murid-murid

diajak melihat air terjun. Dari kegiatan pembelajaran IPA yang menggunakan

pendekatan lingkungan akan memudahkan siswa menerima dan memahami

fakta-fakta yang mereka pelajari.

b. Pengertian Model Pembelajaran

Proses pembelajaran di sekolah tidak lepas dari perangkat dalam

pembelajaran seperti metode, strategi, prencana pembelajaran, media,

kurikulum, dan lain sebagainya. Salah satu diantara yang lainnya adalah model

pembelajaran. Terdapat banyak model pembelajaran baru, yang dapat

digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran.

Model yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan informasi dari guru, dimana informasi tersebut

dibutuhkan untuk mencapai kompetensi pengajaran (Dwijiastuti, dkk, 2005: 5).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan

lain-lain menurut Joyce di dalam (Trianto, 2007: 5).

Page 34: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Arends dalam Trianto (2007: 5-6), menyatakan “The term teaching

model refers to a particular appoarch to instruction that includes its goals,

syntax, environment, and management system.” Istilah model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,

sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut ialah:

(1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, di dalam Trianto, 2007: 6).

Dalam kehidupan sehari-hari, kata model digunakan dalam beberapa

konteks. Dalam lingkup pendidikan istilah model telah lama digunakan. Model

mengajar merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar-

mengajar. Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang

memberikan proses sepesifikasi dan penciptaan situasi lingkungan tertentu yang

mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan khusus pada

tingkah laku mereka (Dwijiastuti, dkk, 2005:24).

Menurut Syaiful Sagala (2003:68), model pembelajaran merupakan

jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan

instruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Model pembelajaran

merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Sedangkan

menurut Akhmad Sudrajat (dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com),

model pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Page 35: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Model pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para

guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk

memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana

belajar yang menyenangkan (Syaiful Sagala, 2003:68).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu siasat dalam mengajar yang digunakan untuk memaksimalkan

hasil pembelajaran dengan arah atau hal yang kita ambil untuk menuju suatu

sasaran. Model pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan

tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan

disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan

pembelajaran.

c. Pengertian Contextual Teaching and Learning

Contextual Teaching and Learning oleh Advance Techonology Environmental and Energy Center ( dalam http:// www. Atteec.org/learning/ instructor/ contectual. Htm )disebutkan bahwa :’’Students learn best-and retain what they have learned-when(1)they are interested in the subject matter and (2)concepts are applied to the contex of the students’ own lives.’’(Advance Techonology Environmental and Energy Center Fellows 2000)

Advance Techonology Environmental and Energy Center became formally involved in Contextual Teaching and Learning (CTL) methodos in 1999 as one of the regional cluster teams in a University of Wisconsin-Madison research project (‘’TeachNET’’) funded by the U.S. Departement of Education. By June 2001, Advance Techonology Environmental and Energy Center’s growing experience in CTL’s problem-based learning approach was infused into the Fellows Institute. Principles and practices of contextual learning continue to be incorporated in the Fellows Institute curricular projects.

Dikatakan bahwa siswa belajar dengan baik dan mengingat apa yang

mereka pelajari ketika (1) Mereka tertarik dengan bahan ajar atau subjek yang

dipelajari dan (2) Konsep yang dipelajari pada konteks kehidupan siswa.

Advance Techonology Environmental and Energy Center menjadi bahan resmi

termasuk metode CTL di tahun 1999. salah satu dari kelompok daerah di

Universitas Wiconsin, Madison melakukan penelitian tentang ‘’teachNet’’ yang

dibiayai oleh Departemen Pendidikan Amerika. Bulan Juni 2001, Advance

Techonology Environmental and Energy Center mengembangkan penelitian

Page 36: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pada masalah CTL yaitu dasar pendekatan pembelajaran dengan memasukkan

dalam institut. Prinsip dan praktik dari pembelajaran CTL adalah

penggabungan secara berkelanjutan dalam kurikulum institut.

Shawn and Linda (2004), CTL is a collaborative interaction with students, a high level of science content with other content and skill areas. Furthermore, the CTL strategies were best implemented when teachers used them in conjunction with sound classroom management techniques. CTL merupakan interaksi kolaboratif anak antara ilmu pengetahuan dengan kondisi area anak. http://www.Journal+Of+Elementary+Sciense+Education//Acces10/02/2010

Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan

mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui

proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh,

yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek

afektif dan juga psikiomotorik.

Sarah (2005), CTL is one of the most powerful tools used in the career tech classroom. But teachers of other subjects are in increasingly recognizing its value, and programs such as the one at UGA are helping to promote the practice. CTL salah satu pendekatan yang sangat baik diterapkan di kelas dan di sini guru diharapkan mampu meningkatkan terus prakteknya. http://www.tehnique.acteoline.org/putting+It+Into+Context.Acces10/02/2010

Sedangkan CTL menurut Hidayati (2008:7-27) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami

makna dalam materi pembelajaran yang mereka pelajari, kemudian

menghubungkan dengan kontek kehidupan sehari-hari, yaitu lingkungan

pribadi, sosial dan budayanya. Tugas guru adalah membantu siswa untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu guru harus merencanakan kegiatan

pembelajaran yang aktif untuk menemukan pengetahuan atau konsep baru.

Karnadi,dkk ( 2008 : 59 ) mendiskripsikan bahwa pembelajaran CTL

adalah konsep pembelajaran yang membantu dalam mengaitkan materi

pelajaran dengan kehidupan nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka.

Page 37: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Elaine B. Johnson (2007:65) mengemukakan definisi “CTL yaitu sebuah

system yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling

terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan

pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara

terpisah”.

Sedangkan Martinis Yamin (2008:152) mendeskripsikan bahwa “CTL

merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa

memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan

menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Seperti halnya membuat hubungan yang bermakna,

melakukan pengerjaan yang berarti, dan melakukan pembelajaran yang diatur

sendiri”.

Departemen Pendidikan Nasional (2003:5) mengemukakan bahwa

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar

yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif

yaitu : konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan

dan penilaian sebenarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL

merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran di mana dalam pelaksanaanya guru membantu

siswa memahami makna dalam materi yang dihubungkan dengan kontak

kehidupan sehari-hari secara nyata. Sehingga materi pembelajaran dapat

terserap oleh siswa dengan baik.

d. Karakteristik Model Pembelajaran CTL

Menurut Halil (dalam http:halil4. wordpress.com/ 2010/ 02/ 26/ model

pembeljaran _contextual_ teaching and _learning) menyatakan karakteristik

CTL terbagi menjadi :

Page 38: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1). Konstruktivisme Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.

2). Inquiry a). Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. b). Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis .

3). Questioning ( Orang Bertanya) a) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berpikir siswa. b) Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang

berbasis inquiry. 4). Learning Community (Masyarakata Belajar)

a) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar. b) Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. c) Tukar pengalaman. d) Berbagi ide.

5). Modelling (Pemodelan) a) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan

belajar. b) Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya.

6). Reflection (Refleksi) a) Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari. b) Mencatat apa yang telah dipelajari. c) Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.

7). Authentic Assesment (Penilaian Yang Sebenarnya) a) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. b) Penilaian produk (kinerja). c) Tugas-tugas yang relevan dan CTL.

e. Ciri-ciri Pembelajaran CTL

Menurut Blanchard, ciri-ciri CTL :

1) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 2) Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks. 3) Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar

mandiri. 4) Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok

atau secara mandiri. 5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-

beda. 6) Menggunakan penilalian otentik. (http: ipotes.wordpress.com / 2010/04/23/pendekatan CTL )

Page 39: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sedang menurut Wina Sanjaya (2007:258) yang memberikan

perbedaan pembelajaran CTL dengan pembelajaran yang lain, adanya ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.

2) Siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.

3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil. 4) Kemampuan didasarkan atas pengalaman. 5) Tujuan akhir dari pembelajaran CTL adalah kepuasan diri. 6) Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri. 7) Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai

dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.

8) Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing.

9) Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

10) Tujuan yang ingin dicapai adanya seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya denagn evaluasi psoses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman dan lain sebagainya.

f. Langkah-langkah dalam Pembelajaran CTL

Menurut Halil (dalam http:halil4. wordpress.com/ 2010/ 02/ 26/

pendekatan_ctl_contextual_teaching and_learning) mengemukakan langkah-

langkah pembelajaran CTL sebagai berikut :

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan masyarakat belajar. 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Page 40: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

g. Model Pembelajaran CTL dalam Pembelajaran IPA

Untuk beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan

teknologi, pembelajaran IPA di SD/MI perlu terus ditingkatkan kualitasnya.

Informasi yang harus diketahui oleh manusia setiap hari begitu beraneka, baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya, sehingga tidak mungkin kita memilih

dan memahami sebagian kecilpun dari informasi tersebut tanpa memanfaatkan

cara atau strategi tertentu untuk memperolehnya.

Belajar IPA adalah suatu proses (aktivitas) berpikir disertai dengan

aktivitas fisik. Pembelajarn IPA yang ingin dicapai, di antaranya yaitu memiliki

kemampuan berpikir kritis, dan kenyataan yang ada di lapangan. Juga dapat kita

cermati bahwa agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan

dengan baik, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan

siswa secara aktif. Sehingga dalam hal ini pemilihan model pembelajaran CTL

sangat tepat dalam pembelajaran IPA.

Pendefinisian pembelajaran dengan model pembelajaran CTL yang

dikemukakan oleh ahli sangatlah beragam, namun pada dasarnya memuat

faktor-faktor yang sama. Pembelajaran dengan CTL (Contextual Teaching and

Learning) adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan mengambil,

mensimulasikan, menceritakan, berdialog, bertanya jawab atau berdiskusi pada

kejadian dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, kemudian

diangkat ke dalam konsep IPA yang akan dipelajari dan dibahas. Melalui

pendekatan ini, memungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya

siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam

berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun

berkelompok. Di lain pihak, CTLmembantu guru mengaitkan materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh

Page 41: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru

ketika ia belajar.

Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran produktif, yakni:

1. Konstruktivisme (Constructivisme)

Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-

konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.

2. Bertanya (Questioning)

Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis

CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.

3. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperolih siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari

penemuan sendiri.

4. Masyarakat belajar (Learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Learning community bisa terjadi

apabila ada komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam learning

community memberi informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.

5. Pemodelan (Modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu,

ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan

sesuatu, cara melempar bola, cara melafalkan bahasa inggris, dan

sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang ’ bagaimana cara

belajar’.

Page 42: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Refleksi (reflection)

Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan

CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima.

7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment)

Assesment adalah pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

Gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui

kegiatan penilaian ( assesment ) bukanlah untuk mencari informasi tentang

belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan

pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari ( learning how to

learning ), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin

informasi di akhir periode pembelajaran. Karena assesement menekankan

proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari

kegiatan nyata yang dikerjakan siswa saat melakukan pembelajaran. (

Depdiknas, 2003 : 11-19 ).

Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran CTL,

siswa dilibatkan untuk turut berfikir sehingga emosi siswa dapat terlibat

secara langsung dalam proses pembelajaran guna meningkatkan

keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, serta mengamati suatu proses

atau kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman

dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu.Sehingga siswa

akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu

mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.

Page 43: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPA belum banyak

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian yang sama-sama

menggunakan model pembelajaran CTL adalah penelitian dengan judul Penerapan

Pendekatan CTL ( Contextual Teaching Learning ) Dalam Pembelajaran Biologi

Sebagai Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Cawas ( Ika Setya Peny Fatmawati : 2007 ), dengan kesimpulan bahwa melalui

model pembelajaran kotekstual dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa

kelas VII Tahun Ajaran 2007/2008. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persaamanya adalah sebagai

berikut: (1) penelitian sama-sama menggunakan model pembelajaran CTL, (2)

penelitian sama-sama dilaksanakan pada pelajaran IPA. Sedangkan Perbedaannya

adalah sebagai berikut : (1) penelitian yang telah dilaksanakan Ika variabel

terikatnya adalah hasil belajar Biologi, sedangan dalam penelitian ini mengenal

wujud dan sifat benda adalah variabel terikatnya, (2) penelitian yang dilaksanakan

Ika pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cawas Tahun pelajaran 2007/2008,

sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Selanjutnya Ani Syafi’atin dalam penelitiannya yang berjudul

Penggunaan Strategi Contextual Teaching Learning dengan Pendekatan Inquiry

Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Kelas V SD MI Al Hikmah Sumberrejo

Gedangan Malang Tahun 2010. Dalam penelitian ini dengan CTL dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD MI Al Hikmah Sumberrejo

Gedangan Malang. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa persamaan dan

perbedaan dengan penelitian ini. Persaamanya adalah sebagai berikut: (1)

penelitian sama-sama menggunakan model pembelajaran CTL, (2) penelitian

sama-sama dilaksanakan pada pelajaran IPA. Sedangkan Perbedaannya adalah

sebagai berikut : (1) penelitian yang telah dilaksanakan Ika variabel terikatnya

adalah prestasi belajar IPA, sedangan dalam penelitian ini mengenal wujud dan

sifat benda adalah variabel terikatnya, (2) penelitian yang dilaksanakan Ani pada

Page 44: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

siswa kelas V SD MI Al Hikmah Sumberrejo Gedangan Malang Tahun 2010 ,

sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo

Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Kerangka Berpikir

Suatu proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang baik apabila siswa

termotivasi untuk melakukannya. Pada kenyataanya kemampuan siswa kelas IV

SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dalam mengenal wujud

benda dan sifatnya masih rendah. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan

model pembelajaran yang konvensional sehingga siswa tidak termotivasi untuk

aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu guru kurang dapat

mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa yaitu guru selalu mendominasi

kegiatan pembelajaran yang membuat siswa tidak bisa mengembangkan

kemampuan serta bakat dan kreativitas yang dimilikinya dan siswa cenderung

pasif dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar diantaranya adalah

penyajian materi yang menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan semangat,

minat dan motivasi belajar. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah penyajian

pembelajaran. Salah satunya dapat dilakukan dengan model pembelajaran CTL.

Model pembelajaran CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan

untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari

dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Seperti halnya membuat hubungan yang bermakna,

melakukan pengerjaan yang berarti, dan melakukan pembelajaran yang diatur

sendiri”.

Dengan model pembelajaran tersebut siswa dapat secara langsung turut

berperan aktif dalam proses pembelajaran nyata yang ada dalam kehidupan sehari-

harinya. Sehingga mempermudah siswa dalam mengenal wujud dan sifat benda.

Page 45: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut :

pP

Gambar 5. Skema Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut :“ Dengan

Model Pembelajaran CTL dapat meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda

pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

tahun pelajaran 2010/2011.

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

Guru belum menggunakan Model Pembelajaran CTL

Pengenalanwujud dan sifat benda rendah.

Hanya 31,25% siswa yang mampu mencapai

batas tuntas

penggunaan model pembelajaran CTL mampu meningkatkan pengenalan wujud benda dan sifatnya

Dalam pembelajaran guru menggunakan Model Pembelajaran CTL

Siklus 1 Ada sebanyak 8

siswa atau 56,25% siswa yang mampu

mencapai batas tuntas

Siklus 2 Ada sebanyak 14

siswa atau 81,25% siswa yang mampu

mencapai batas tuntas

Page 46: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun pemilihan tempat

didasarkan pada pertimbangan :

a. Merupakan SD tempat mengajar peneliti sehingga mempermudah dalam

melakukan penelitian.

b. SD tersebut memiliki jumlah siswa yang memenuhi untuk dilakukan

penelitian.

c. Lingkungan SD yang mendukung untuk diadakan penelitian.

d. Untuk meningkatkan kemampuan mengenal wujud benda dan sifatnya pada

siswa kelas IV, tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu ( ganjil ) Tahun ajaran

2010/2011. Lebih tepatnya bulan Agustus sampai dengan bulan Desember

2010 atau selama 5 bulan. Untuk penelitian di SD 2 Banjarharjo dilaksanakan

pada bulan Oktober sampai dengan November 2010 yang terdiri dari 2 siklus,

masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut:

a. Pada Bulan Agustus penulis menyelesaikan tahapan penyusunan judul dan

proposal penelitian.

b. Pada Bulan September sampai minggu ke dua penulis mengajukan proposal

penelitian

c. Pada minggu ke tiga Bulan September sampai Minggu ke empat bulan

September penulis mengurus izin penelitian

Page 47: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d. Pada Bulan Oktober sampai minggu ke tiga bulan November penulis

melaksanakan penelitian.

e. Pada Bulan November sampai Bulan Desember penulis melakukan

penelitian dan penyusunan laporan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan

Dlingo, Kabupaten Bantul. Dengan jumlah siswa sebanyak 16, yang terdiri 8 siswa

putri dan 8 siswa putra.

C. Bentuk dan Srategi Penelitian

a. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). I G A K Wardhani, dkk (2007:13) penelitian tindakan kelas merupakan

terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu action research yang

dilakukan di kelas yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga

hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian untuk mengatasi permasalahan

terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas. Menurut

Sarwiji Suwandi (2008:15) penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari

permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,

kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti

dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian

tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa dan staf

sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Page 48: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Menurut Sarwiji

Suwandi (2008:34) langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing),

dan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat diGambarkan

pada Gambar 6 sebagai berikut :

Model PTK (pengembangan)

(Sarwiji Suwandi, 2008: 35)

Gambar 6. Siklus Penelitian Tindakan

Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan sebagai

berikut:

1. Siklus pertama ( I )

a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan mengidentifikasi

masalah.

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

Plan

Reflect Act

Observe

Plan

Reflect Act

Observe

Siklus 1 Siklus 2

dst

Page 49: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Siklus kedua ( II )

a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan

meningkatkan Persentase.

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 dan

mengidentifikasi masalah.

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

D. Data dan Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun

angka (Arikunto, 1993 : 91)

Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam

mengenal wujud benda dan sifatnya. Data informasi yang paling penting

dikumpulkan untuk kemudian dikaji yang menghasilkan data kualitatif. Data

tersebut akan digali dari berbagai sumber dan jenis data yang dimanfaatkan dalam

penelitian, meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa kelas IV dan teman sejawat SD 2

Banjarharjo untuk mendapatkan informasi tentang model pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran IPA terutama materi wujud benda dan sifatnya.

2. Tempat dan Peristiwa

a. Tempat : Ruang kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul.

b. Peristiwa : Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA terutama

materi wujud benda dan sifatnya.

3. Dokumen dan Arsip

a. Dokumen : Daftar nilai digunakan untuk mendapatkan data nilai

siswa SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten

Bantul.

b. Arsip : Kurikulum dan silabus mata pelajaran IPA.

Page 50: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4. Hasil pekerjaan siswa dan buku penilaian.

5. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan mengenal

wujud benda dan sifatnya setelah dilakukan tindakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik

observasi atau pengamatan langsung, analisis dan tes.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti

dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan

sebagainya. ( St.Y.Slamet dan Suwarto, WA,2007:44). Observasi ini dilakukan

secara formal di dalam ruang kelas pada saat pembelajaran IPA sedang

berlangsung.

Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran IPA

kompetensi dasar mengenal wujud benda dan sifatnya yang sedang berlangsung

di kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Observasi

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

penerapan model pembelajaran CTL yang digunakan guru untuk meningkatkan

kemampuan mengenal wujud benda dan sifat benda. Selain itu, observasi juga

digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Observasi akan dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman

sejawat dari peneliti.

Dalam hal ini pengamat mengambil posisi di tempat duduk belakang,

mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil observasi akan dianalisis untuk mengetahui berbagai kelemahan

ataupun kelebihan dalam penerapan model pembelajaran CTL yang telah

dilakukan untuk kemudian diupayakan solusinya. Selain itu observasi juga

dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan

Page 51: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

untuk menata langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Obsevasi

dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-

peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi menurut Amir (

2007 :134) meliputi : (1) Perencanaan (planning), (2) pelaksanaan observasi

kelas (classroom), (3) pembahasan balikan (feedback).

Siklus observasi di atas dapat diGambarkan ke dalam Gambar 7 sebagai

berikut :

Gambar 7. Siklus observasi (David Hopkins, 1992: 243) dalam Amir (2007: 135).

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 1 dan Siklus 2.

Wawancara dilakukan terhadap siswa SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul, untuk menggali informasi guna memperoleh data yang

berhub ungan dengan proses pembelajaran IPA Wawancara dilaksanakan di

ruang kelas IV. Yang menjadi subyek wawancara adalah siswa dengan hasil

belajar yang rendah. Sedangkan yang menjadi pertanyaan dalam wawancara

adalah pengenalan wujud benda dan sifat benda serta jalanya proses

pembelajaran IPA.

Planning

Feedback Classroom

Page 52: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

mengenal wujud benda dan sifatnya yang diperoleh siswa kelas IV SD 2

Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul setelah kegiatan

pembelajaran tindakan. Tes awal (terlampir dalam Lampiran 3 halaman 95)

diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau

kelemahan siswa dalam pembelajaran mengenal wujud benda dan sifatnya.

Selain itu tes ini dilakukan di setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan

mengenal wujud benda dan sifatnya.

4. Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada.

Dokumen tersebut antara lain Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan

hasil belajar / rekapitulasi nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran IPA.

F. Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara

pengumpulannya dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat

untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan

itu tidak hanya bergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik

pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data

sebagai hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang

dapat dipilih untuk mengembangkan validitas data, antara lain dengan cara

trianggulasi data dan review informan.

Adapun dari trianggulasi data, peneliti menggunakan 2 teknik :

1. Trianggulasi data (sumber), dengan cara : mengumpulkan data yang sejenis dari

sumber data yang berbeda. Melalui teknik trianggulasi data diharapkan dapat

memberikan informasi yang lebih tepat, sesuai keadaan siswa kelas IV SD 2

Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, dalam penelitian ini dengan

membandingkan hasil pengamatan dengan data isi dokumen. Hal-hal yang

Page 53: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Mebandingkan hasil pengamatan

tentang kehadiran siswa dengan presensi harian siswa.

2. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data yang berbeda mengarah pada

sumber data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan yang

berbeda. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah observasi dan wawancara secara langsung.

G. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis data adalah cara mengelola data yang sudah

diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan

yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan

analisis model interaktif. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi : reduksi data,

penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi (Milles dan

Huberman, 2000: 20 ). Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan tertulis di lapangan, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi (Milles dan Huberman 2000 : 16).

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka

diperlukan penyajian yang menarik pula.

Page 54: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pengumpulan Data

(Data Collection)

3. Kesimpulan-kesimpulan : penarikan /verifikasi

Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah

dilakukannya penarikan kesimpulan : penarikan/verifikasi. Data-data yang telah

didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan

kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data

yaitu : pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang

kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan

dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan valiliditasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu yang yang saling mendukung

pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang

sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan

pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif.

Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan

adanya objektivitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektivitas dari

peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca

secara mendalam.

Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat di

Gambarkan ke dalam bentuk diagram Gambar 8 sebagai berikut :

Gambar 8. Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Kesimpulan-kesimpulan

Penarikan/Verifikasi

(1)

(2)

(3)

Page 55: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini

adalah :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka

dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik

yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang

jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antarkasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

laporan susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

H. Indikator Kinerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2008:70) Indikator kinerja merupakan

rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan

keberhasilan penelitian dan keefektifan penellitian.

Penggunaan model pembelajaran CTL daiharapkan dapat meningkatkan

pengenalan wujud benda dan sifat benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo,

Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Indikator kinerja dalam penelitian ini

adalah apabila 75 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes akhir mampu

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Jika dihitung 75%

X 16 siswa = 12 siswa. Jika indikator kinerja sudah tercapai, berarti siklus dapat

dihentikan dan dikatakan telah memenuhi standar yang ditentukan peneliti.

Adapun rincian indikatr dalam penelitian in adalah sebagai berikut :

Page 56: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 1. Indikatar Keberhasilan Tindakan Penelitian Mengenal Wujud Benda Dan

Sifat Benda.

Target Capaian (dihitung

dari jumlah siswa yang

mencapai target tertentu)

Aspek yang diukur

(Mengenal Wujud

benda dan sifat

benda) Siklus 1 Siklus 2

Cara Mengukur

Mengenal wujud

benda padat dan

sifat benda padat

75% 75% Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh minimal

60 dari evaluasi pertemuan

pertama.

Mengenal wujud

benda cair dan sifat

benda cair

75% 75% Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 60

dari evaluasi pertemuan

kedua.

Mengenal wujud

benda gas dan sifat

benda gas

75% 75% Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 60

dari evaluasi pertemuan

ketiga.

Ketuntasan siswa

dalam mengenal

wujud benda dan

sifat benda.

75% 75% Dihitung berdasarkan

jumlah siswa yang mampu

mencapai batas tuntas

sebesar 60 dari nilai rata-

rata pertemuan pertama,

pertemuan kedua, dan

pertemuan ketiga.

Page 57: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, satu siklus

terdiri dari 3 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan

rendahnya kemampuan siswa dalam mengenal wujud benda dan sifatnya,

dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah

tersebut akan dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka peningkatan

mengenal wujud benda dan sifatnya pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo,

Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.

Rencana tindakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 9 sebagai

berikut :

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 9. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam

siklus-siklus sebagai berikut :

Perencanaan II

Refleksi

Observasi

Tindakan

Perencanaan I

Refleksi

Observasi

Tindakan

Page 58: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Tahap Perencanaan atau Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini dalalah mengumpulkan data yang

diperlukan dalam merancang skenario pembelajaran melalui teknik tes, dan

observasi. Adapun langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah.

b. Observasi. Kegiatan ini telah dilakukan untuk mendapatkan Gambaran

awal Sekolah dasar dan kelas yang akan diteliti secara keseluruhan.

c. Identifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas IV

d. Merumuskan spesifikasi penggunaan model pembelajaran CTL dalam

peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya.

e. Menyusun rencana penelitian.

f. Menyusun dan menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan

penelitian dengan menggunakan alat formaf observasi dan wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus 1

1) Perencanaan

a) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi mengenal

wujud benda dan sifat benda. ( Lampiran 5 halaman 99)

b) Menyiapkan lembar pengamatan. ( Lampiran 6 halaman 109)

c) Menyiapkan kisi-kisi soal evaluasi (Lampiran 7 halaman 112).

( Lampiran 8 halaman 121)

d) Menyiapkan lembar evaluasi. ( Lampiran 8 halaman 121)

e) Menyiapkan lembar observasi. (Lampiran 21 halaman 175)

f) Menyiapkan kisi-kisi (Lampiran 16 halaman 171) pedoman

wawancara siswa (Lampiran 18 halaman 172)

2) Tindakan

a) Guru memberi penjelasan mengenai materi yang dimaksud dan

membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil, setiap

kelompok berisi 4 orang.

Page 59: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b) Setiap kelompok diminta mengamati semua benda yang ada di

sekitar lingkungan sekolah. Kemudian mencatatnya dalam lembar

pengamatan.

c) Salah satu siswa ditunjuk untuk melakukan kegiatan demonstrasi.

d) Siswa mengamati kegiatan demonstrasi, kemudian dengan

bimbinggan guru siswa mencoba menyebutkan sifat-sifat benda.

e) Siswa mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.

f) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari.

g) Penghargaan terhadap kelompok dengan kinerja baik.

h) Guru memberi soal tes untuk dikerjakan siswa.

3) Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran

IPA, kompetensi dasar mengenal wujud benda dan sifatnya, yang

sedang berlangsung di kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan penerapan model pembelajaran

CTL yang digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan mengenal

wujud benda dan sifat benda. Selain itu, observasi juga digunakan untuk

mengetahui aktivitas siwa saat pembelajaran berlangsung. Observasi

akan dilaksanakan oleh teman sejawat dari peneliti.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam beberapa aspek indikator.

Aspek kinerja guru yang akan diobservasi antara lain :

a) Mengkondisikan siswa

a. Mengatur tempat duduk siswa.

b. Memberikan apersepsi yang bisa memusatkan perhatian siswa.

c. Menciptakan ruang kelas yang nyaman.

Page 60: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Mempersiapkan alat peraga yang digunkan dalam pembelajaran

agar siswa antusias dalam mengikuti pelajaran.

b) Memberikan Motivasi

a. Memberikan pujian kepada siswa yang aktif dalam

pembelajaran.

b. Memberikan penguatan kepada siswa yang kurang aktif saat

kegiatan pembelajaran

c. Memberikan arahan bagi siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran.

d. Pemberian motivasi merata kepada semua siswa.

c) Melakukan Apersepsi

(1) Apersepsi yang diberikan sesuai dengan materi yang akan

dipelajari.

(2) Apersepsi yang diberikan mampu merangsang antusias siswa

dalam mengikuti pelajaran.

(3) Apersepsi ditujukan untuk menggali pengetahuan siswa.

(4) Apersepsi yang diberikan menyangkut kehidupan sehari-hari

siswa.

d) Penyampaian Materi Pembelajaran

a. Penyampaian materi mudah dipahami siswa

b. Materi yang diberikan sesuai dengan indicator dan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

c. Penyampaian materi menggunakan bahasa yang baku.

d. Guru memberikan kesempatan bertanya bagi siswa.

e) Mengarahkan siswa untuk menemukan contoh-contoh benda

dan sifat-sifat benda

a. Pemberian arahan merata kepad setiap kelompok

b. Guru memberikan contoh terlebih dahulu.

c. Arahan yang diberikan jelas dan mudah dipahami siswa.

Page 61: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum

memahami arahan guru.

f) Membimbing siswa saat menyimpulkan materi pembelajaran

a. Bimbingan yang diberikan merata pada setiap kelompok.

b. Melakukan diskusi dengan siswa.

c. Mengarahkan dan memberikan kata kunci kepada siswa saat

menyimpulkan materi.

d. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

g) Mengakhiri kegiatan pembelajaran

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

materi pelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan tes akhir.

c. Memberikan umpan balik.

d. Memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai

tertinggi.

Aspek aktivitas siswa yang akan diobservasi antara lain :

a) Tanggung jawab

(1) siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan

tepat.

(2) siswa mempelajari materi yang sedang diajarkan.

(3) siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

b) Perhatian

(1) siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan

guru.

(2) siswa memperhatikan petunjuk guru.

(3) siswa memperhatikan penjelasan teman.

c) Keaktifan

(1) siswa saling memberikan ide dan gagasan dalam kegiatan

pembelajaran.

(2) siswa saling aktif menjawab dan bertanya pada guru.

Page 62: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(3) siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan/observasi dan

wawancara. Apabila pada pelaksanaan siklus 1 terdapat beberapa kendala

yang mengakibatkan pengenalan wujud dan sifat benda belum sesuai

dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka kendala-kendala

yang dihadapi pada siklus 1 diperbaiki dalam siklus 2.

b. Siklus 2

Pada siklus 2 dilakukan tahapan – tahapan seperti pada siklus 1. Akan

tetapi pada siklus 1ni perencanaan dilakaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut

dengan materi yang sama yaitu mengenal wujud benda dan sifatnya. Selain

itu merencanakan hal-hal yang belum dicapai pada siklus 1 dan

melaksanakan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus 1.

1) Perencanaan

a) Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan

masalah pada refleksi siklus 1.

b) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi wujud benda

dan sifatnya dengan mengupayakan menggunakan model

pembelajaran CTL yang lebih menarik dan inovatif. Rencana

pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman

131.

c) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan siswa saat

melakukan praktikum.

d) Menyiapkan petunjuk pelaksanaan praktikum. Prtunjuk pelaksanaan

praktikum dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 141.

e) Menyiapkan kisi-kisi soal ( Lampiran 12 halaman 145) dan soal tes

setelah dilaksanakan pembelajaran. Soal dapat dilihat pada Lampiran

13 halaman 159.

Page 63: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

f) Menyiapkan lembar penilaian.

g) Menyiapkan lembar observasi dan pedoman wawaancara. Lembar

observasi bagi siswa dapat dilihat pada Lampiran 22 halaman 177,

lembar observasi bagi guru dapat dilihat pada Lampiran 24 halaman

182, dan pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 20

halaman 174.

2) Tindakan

a) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan

pembelajaran IPA pada pertemuan kali ini yaitu tentang wujud

benda dan sifatnya.

b) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang pelajaran

yang lalu.

c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 orang.

d) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakuakan praktikum, lembar kerja, dan lembar petunjuk

pelaksanaan praktikum.

e) Siswa diminta untuk menjawab pertaanyaan yang telah tersedia di

lembar kerja.

f) Siswa berdiskusi mengenai kegiatan praktikum dan membuat

laporan kegiatan praktikum.

g) Setiap kelompok mengutarakan hasil praktikum di depan kelas

h) Melaui bimbingan guru, siswa menarik kesimpulan dari kegiatan

praktikum yang telah dilaksanakan.

i) Guru memberikan tes akhir kepada setiap siswa.

c. Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif

bersama guru lain dengan menggunakan blangko observasi yang berupa

instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari

Page 64: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

guru pengajar. Pedoman pelaksanaan observasi sama seperti yang telah

dilaksanakan pada siklus 1.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan. Apabila hasil

tindakan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka

siklus dihentikan.

Page 65: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011. Tempat penelitian ini terletak di

wilayah Bantul paling timur dan berada di kawasan perbukitan.

Sekolah ini secara keseluruhan memiliki 6 kelas, dengan jumlah seluruh

siswa–siswi yang terdaftar dalam institusi ini pada tahun ajaran 2010/2011

adalah sebanyak 87 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 17 siswa, kelas II

sebanyak 7 siswa, kelas III sebanyak 17 siswa, kelas IV dengan 16 siswa, kelas V

sebanyak 17 siswa dan kelas VI sebanyak 13 siswa.

Siswa-siswa yang bersekolah di SD 2 Banjarharjo sebagian besar dari

keluarga yang mempunyai latar belakang ekonomi sedang. Orang tua siswa

sebagian besar bekerja sebagai tukang kayu dan perajin anyaman. Setiap hari

mayoritas orang tua murid meminta pada anak-anaknya membantu menganyam.

Sehingga mereka kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya,

akibatnya masih banyak anak yang mengalami kesulitan belajar.

Karakter siswa-siswi kelas IV tidak jauh berbeda dengan kelas lain

dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA sangat berpusat pada guru. Siswa

tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan

menemukan sendiri melalui proses interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Siswa cenderung hanya memperoleh pengetahuan melalui fakta – fakta yang telah

ditulis di buku. Padahal pola pembelajaran yang hanya terpaku pada buku dan

tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari akan membuat siswa mengalami

kesulitan dalam memahami suatu konsep.

Dengan penelitian ini diharapkan siswa SD 2 Banjarharjo lebih tertarik dan

termotivasi untuk belajar IPA, sehingga pengenalan wujud dan sifat benda akan

meningkat.

Page 66: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1. Deskripsi Kondisi Awal

Dalam proses kegiatan belajar yang baik didasari oleh adanya hubungan

interpersonal yang baik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa serta

penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi

pembelajaran. Begitupun juga dalam pembelajaran IPA, untuk meningkatkan

kemampuan mengenal wujud benda dan sifatnya, hendaknya memperhatikan

kondisi sosioemosional di kelas, karena emosi positif dapat merangsang otak dapat

bekerja secara efektif dan efisien, sehingga dalam kondisi ini siswa dapat

mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk berpikir kritis, fokus pada

pembelajaran, melakukan eksperimen, bertanya atau menjawab pertanyaan,

bekerja sama dan lain-lain. Sebaliknya keadaan stres dan rasa takut akan

menghambat kerja otak dan memperlambat proses berpikir dan mengingat.

Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek

kejiwaan siswa dan guru akan terlibat. Bukan hanya fisik, pikiran, perasaan,

pengalaman dan bahasa tubuh emosi pun terlibat. Ini menunjukkan bahwa pada

setiap pembelajaran prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama

ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ketika guru

memasuki ruang belajar dengan wajah suram, maka proses pembelajaran

berlangsung dalam suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani

bertanya apalagi mengemukakan pendapat yang berbeda dengan guru. Suasana

demokratis pun lenyap. Selama proses pembelajaran berlangsung, jiwa siswa

berada pada ketidaknyamanan, maka pembelajaran tidak menghasilkan apa-apa.

Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi dan tes awal (Lampiran

3 halaman 94) yang telah dikerjakan siswa, Gambaran pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul tentang mengenal wujud benda dan sifatnya adalah sebagai

berikut : Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan seimbang antara guru dengan

siswa, dan pada akhirnya kemampuan mengenal wujud benda dan sifatnya yang

dicapai siswa kurang optimal.

Page 67: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu : Kurang aktif pada saat

kegiatan pembelajaran, cenderung tidak serius dan tidak memperhatikan saat guru

sedang memaparkan materi pelajaran, tidak berani tampil di depan kelas, siswa

kurang antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan siswa cenderung

menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada pembelajaran yang diterapkan guru,

dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain sendiri ataupun mengobrol dengan

teman.

Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang

wujud benda dan sifatnya yaitu dari 16 siswa hanya 31,25 % atau 5 siswa yang

mendapat nilai di atas batas Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM), sedangkan yang

lainnnya berada di bawah batas KKM. Dari tes awal tersebut terdapat 18,75%

siswa mendapat nilai berkisar antara 31 – 40, 31,25% siswa mendapat nilai

berkisar antara 41 – 50, 18,75 % siswa mendapat nilai berkisar antara 51 - 60,

6,25% siswa mendapat nilai berkisar antara 61-70, 12,5 % siswa mendapat nilai

berkisar antara 71-80, dan 6,25% siswa mendapat nilai berkisar antara 81-90.

Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian pengenalan wujud dan sifat benda

siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul perlu

ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang terlampir dalam Lampiran 4 halaman 98

data nilai tes awal dapat dibuat Tabel 2 frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 2. Frekuensi Data nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 31 – 40 3 18,75 % 2 41 – 50 5 31,25 % 3 51 – 60 3 18,75 % 4 61 – 70 1 6,25 % 5 71 – 80 2 12,5 % 6 81 – 90 1 6,25 % 7 91 – 100 0 0 % JUMLAH 16 100 %

Page 68: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan Tabel 2 di atas, data tes awal sebelum tindakan dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 10 sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

Gambar 10 .Grafik Data nilai sebelum tindakan

Dari hasil tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan

siswa menjawab soal dengan benar adalah 55,31 dimana hasil tersebut

masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak peneliti yaitu

sebesar 60. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi

mengenal wujud benda dan sifatnya sebesar 31,25% saja, dari pihak

sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 75%. Nilai

terendah dari hasil tes awal adalah 35 sedangkan nilai tertinggi yang

mampu diraih siswa pada tes awal adalah 85. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes awal dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Tes Awal

Keterangan Tes Awal Nilai terendah 35 Nilai tertinggi 85 Rata-rata nilai 55,31 Siswa belajar tuntas 31, 25%

Frekuensi

Kelas Interval

Page 69: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dari hasil tes awal pada Tabel 2 di atas dapat disimpulkan sementara

bahwa kemampuan mengenal wujud benda dan sifat-benda pada siswa kelas IV

SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul masih rendah.

Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan

tersebut maka peneliti berusaha untuk dapat meningkatkan bahwa kemampuan

mengenal wujud benda dan sifat-benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo,

Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul , salah satunya dapat menggunakan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

B. Deskripsi Data Tindakan

Deskripsi pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

paparan siklus 1 dan paparan siklus 2.

1. Tindakan Siklus 1

Deskripsi data tindakan siklus 1 terdiri dari paparan data perencanaan, data

tindakan, data observasi dan data refleksi.

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan

tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan

peneliti dalam tahap perencanaan yaitu :

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model CTL,

peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran seperti yang telah

terlampir dalam Lampiran 5 halaman 99. Peneliti juga menyiapkan media dan

soal yang telah terlampir dalam Lampiran 8 halaman 121 yang akan digunakan

dalam pembelajaran mengenal wujud benda dan sifat benda, pelaksanaan

tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yang masing-masing

pertemuan alokasi waktunya 2 x 35 menit yaitu pada hari Selasa, 12 Oktober

2010, Jum’at, 22 Oktober 2010, dan Selasa, 26 Oktober 2010.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD

kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

Page 70: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kompetensi dasar mengenal wujud benda dan sifatnya dengan menggunakan

model pembelajaran CTL dengan standar kompetensi, kempetensi dasar dan

indikator sebagai berikut :

a. Standar Kompetensi

Memahami beberapa sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara

penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

b. Kompetensi Dasar

Megidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas yang ada di lingkungan

sekitar sekolah.

c. Indikator

a) Menunjukkan contoh benda padat yang ada di sekitar lingkungan

sekolah

b) Mengidentifikasi sifat-sifat benda padat.

c) Menunjukkan contoh benda cair yang ada di sekitar lingkungan

sekolah

d) Mengidentifikasi sifat-sifat benda cair.

e) Menunjukkan contoh benda gas yang ada di sekitar lingkungan

sekolah

f) Mengidentifikasi sifat-sifat benda gas.

b. Pelaksanaan Tindakan :

Dalam siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan

pertama membahas tentang mengenal contoh benda padat dan sifat-sifat benda

padat, pertemuan kedua membahas tentang mengenal contoh benda cair dan

sifat-sifat benda cair, sedangkan pertemuan ketiga membahas tentang mengenal

contoh benda gas dan sifat-sifat benda gas

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL, adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut :

Page 71: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1) Pertemuan Pertama

Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memimpin doa, mengabsen siswa kemudian

mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah memberikan

pertanyaan :

a) Pernahkah anak-anak memegang tanah liat?

b) Bila anak-anak menekan tanah liat tersebut apakah bentuk tanah liat itu

berubah ?

Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran

mengenal wujud benda padat dan sifat-sifat benda padat. Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut :

a. (Learning Comunity) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan membagikan petunjuk

kerja.

b. Setiap kelompok diberi kesempatan mencari benda-benda di sekitar

sekolah yang memiliki sifat yang hampir sama seperti sifat tanah

liat (Contructivisme).

c. Sebelum siswa melaksanakan tugas, guru memberi contoh benda-

benda yang memiliki sifat yang hampir sama dengan sifat tanah liat

(modelling). Selanjutnya siwa melakukan tanya jawab mengenai

benda-benda yang telah dicari.

d. Dengan bimbingan guru (questioning) seorang siswa maju untuk

melakukan kegiatan demonstrasi. Kegiatan demonstrasi yang

dilaksanakan adalah :

1. memasukkan pensil, penghapus pensil, dan plastisin kedalam toples.

2. memasukkan kelereng kedalam toples.

3. memindahkan kelereng keatas piring.

4. menekan plastisin dengan jari.

Page 72: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

5. merobek kertas sehingga kertas terbelah menjadi dua.

e. (Contructivisme) Saat salah satu teman melakukan demonstrasi,

setiap kelompok wajib melakukan pengamatan tentang :

1. Bagaimana wujud kelereng saat berada di wadah yang berbeda?

2. Bagaimana bentuk plastisin setelah ditekan ?

3. Bagaimana bentuk kertas setelah dirobek ?

Hasil pengamatan didiskusikan oleh masing-masing kelompok.

f. Setelah kegiatan diskusi selesai, siswa melakukan tanya jawab

mengenai hasil pengamatan mereka.

g. Siswa dengan bimbingan guru membahas dan menyimpulkan materi

yang telah dipelajari (Inquiry).

h. Siswa mencatat materi pelajaran yang telah dibahas (Reflection)

Kegiatan penutup adalah guru memeberi kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi pelaajaran yang belum dipahami. Setelah itu

siswa diminta mengerjakan soal evaluasi pertemuan kedua.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua membahas tentang wujud benda cair dan sifat

benda cair. Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya

apersepsinya yang berbeda yaitu guru memberikan pertanyaan :

a) Siapa yang pernah melihat air terjun ?

b) Bagaimana arah aliran air terjun tersebut ?

Kegiatan inti dalam pertemuan kedua ini adalah:

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. (Learning Comunity).

b. Guru meminta salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi di depan

kelas. (Modelling). Demonstrasi yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

(1) Kegiatan demonstrasi 1

(a) Menuangkan air kedalam botol plastik sampai penuh.

(b) Menuangkan air dalam botol kedalam gelas sampai penuh.

Page 73: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(c) Memindahkan air kedalam mangkuk.

(2) Kegiatan Demonstrasi 2

(a) Menuangkan air kedalam gelas sampai berisi ½ dan

membiarkan air sampai tenang.

(b) Menuangkan air kedalam gelas sampai berisi ½ dan

membiarkan air sampai tenang.

(3) Kegiatan demonstrasi 3

(a) Guru menugasi siswa melobangi dua botol bekas air minera

yang telah tersedia dengan menggunakan paku yang telah di

panaskan, satu botol dilubangi empat secara berderet dari

atas kebawah (a) dan satu botol dilubangi empat secara

melingkar dan sama tinggi (b).

(b) Guru meminta salah satu siswa dalam kelompok menutupi

lubang botol dengan jari-jari sedangkan satu siswa

menuangkan air ke dalam botol sampai penuh.

(c) Guru menugasi siswa melepaskan jemari dan mengamati air

yang memancar dari ke dua botol tersebut.

Saat kegiatan demonstrasi berlangsung, setiap kelompok

wajib melakukan pengamatan. Kegiatan pengamatan yang

harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

(1) Setiap siswa wajib mengamati bentuk permukaan air

yang tenang pada setiap wadah.

(2) Setiap kelompok wajib mengamati bentuk air saat

berada di dalam botol plastic, gelas, dan mangkuk.

(3) Setiap kelompok wajib mengamati pancaran air yang

memancar paling deras.

c. Setelah kegiatan demonstrasi dan pengamatan selesai, setiap kelompok

mempresentasikan hasil pengamatan mereka.

d. Siswa bersama guru tanya jawab dan diskusi membahas hasil

pengamatan masing-masing kelompok.

Page 74: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. (Inquiry).

Kegiatan penutup adalah guru memeberi kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan materi pelaajaran yang belum dipahami. Setelah

itu siswa diminta mengerjakan soal evaluasi pertemuan kedua.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga membahas tentang wujud benda gas dan sifat-

sifat benda gas. Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya

apersepsinya yang berbeda yaitu memberikan pertanyaan “Siapa yang

pernah meniup balon?”. (Questioning)

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. ( Learning Community ).

Guru meminta seorang siswa untuk melakukan demonstrasi, setiap

kelompok wajib mengamati kegiatan demonstrasi. (Modelling).

Kegiatan yang dilaksanakan ialah sebagai berikut :

(1) Meniup balon dan plastik dengan ukuran yang berbeda.

(2) Memasukkan gelas ke dalam baskom yang berisi air.

b. Pada saat demonstrasi berlangsung, setiap kelompok wajib mengamati

bentuk balon dan plastik setelah ditiup dan kondisi gelas ketika

dibenamkan ke air. (Contructivisme).

c. Setelah kegiatan demonstrasi dan pengamatan selesai, setiap kelompok

mempresentasikan hasil pengamatan mereka.

d) Siswa bersama guru membahas hasil pengamatan masing-masing

kelompok. ( Inquiry).

e) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. ( Inquiry).

Kegiatan penutup adalah guru memeberi kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi pelaajaran yang belum dipahami. Setelah itu siswa

ditugasi mengerjakan soal evaluasi pertemuan kedua.

Page 75: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama

pembelajaran IPA dengan menggunakan model CTL berlangsung. serta

observer ( guru lain / teman sejawat ) mengamati keterampilan guru kelas IV

dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran CTL.

1). Hasil Observasi Bagi Guru

Berdasarkan Lampiran 23 halaman 179, data observasi dalam

siklus 1 selama 3 kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

Pada saat kegiataan awal, guru sudah mengkondisikan siswa

dengan baik, Apersepsi yang diberikan sudah memancing antusias siswa

untuk mengikuti pelajaran, motivasi yang diberikan guru cukup. guru

menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Guru belum optimal dalam

membimbing diskusi kelompok kecil, pengarahan guru kepada siswa saat

menemukan contoh benda dan sifat benda masih kurang. Guru kurang

memberi kesempatan tiap kelompok untuk melakukan percobaan di depan

kelas. Guru dalam membimbing siswa unuk menyimpulkan materi

pelajaran sudah baik. Pada kegiatan akhir guru kurang memberikan balikan

kepada siswa. Guru telah memberikan tes akhir dengan baik.

2) Hasil Observasi Bagi siswa

Berdasarkan Lampiran 21 halaman 175 , data observasi dalam siklus

1 dapat dibuat Tabel 3 Hasil Observasi Siswa sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1

Interpretasi No Aktivitas

Baik Cukup Kurang

1. Aktivitas siswa pada siklus 1 7 siswa 7 siswa 2 siswa

Dari Tabel 3 di atas, terlihat bahwa seebanyak 7 siswa memperoleh

interpretasi Baik, 7 siswa mendapat interpretasi Cukup, dan 2 siswa

mendapat interpretasi Kurang. Siswa yang mendapat interpretasi kurang

disebabkan karena kurangnya keaktifan saat proses pembelajaran. Siswa

Page 76: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tersebut tidak memberikan ide dan gagasan saat kegiatan pembelajaran.

Siswa tersebut juga kurang aktif dalam menjawab pertanyaan.

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian siklus 1, peneliti melakukan analisis dan refleksi

hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan hasil

belajar siswa pada siklus 1 ini masih kurang, maka perlu dilanjutkan ke siklus

2. Adapun hasil analisis dan refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

1) Bagi Guru

Kegiatan pengamatan kurang efektif karena hanya beberapa siswa

yang melakukan percobaan. Sehingga diperlukan kegiatan praktikum untuk

setiap kelompok. Penggunaan alat peraga yang belum optimal, guru kurang

dapat mengendalikan kelas, terlihat dari adanya beberapa siswa yang ramai

dibiarkan saja, penanaman konsep belum terlalu ditekankan pada siswa, guru

kurang dalam memberikan penguatan pada siswa, guru belum optimal dalam

membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan

baik, guru kurang jelas memberikan arahan atau petunjuk diskusi kelompok

kecil, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang masih bingung dan

belum mengerti apa yang harus dilakukan, guru belum optimal dalam

pemaparan hasil diskusi yang dilakukan oleh siswa.

2) Bagi Siswa

Dari hasil wawancara pada siklus 1 yang terlampir pada Lampiran 18

halaman 172 diperoleh beberapa kelemahan dan keinginan siswa dalam

pembelajaran IPA. Siswa menginginkan pelaksanaan pembelajaran tidak

hanya sekedar pengamatan. Mereka ingin melaksanakan praktikum.

3) Hasil Nilai Siklus 1

a) Hasil Nilai Pada Pertemuan Pertama Siklus 1

Pada akhir pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama

telah dilakukan tes akhir untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

Page 77: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

siswa dalam mengenal wujud benda padat dan sifat benda padat. Tes

dikerjakan secara individu. Hasil tes siswa kemudian dikoreksi dan

diberi nilai sesuai kriteria penilaian yang telah ditetepkan. Berdasarkan

data nilai yang terlampir dalam Lampiran 9 halaman 129, data nilai tes

pertemuan pertama dapat dibuat Tabel 5 frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 5. Data Frekuensi nilai pada Pertemuan Pertama Siklus 1

No Nilai Frekuensi Persentase 1 31-40 1 6, 25 % 2 41-50 3 18,75 % 3 51-60 5 31,25 % 4 61-70 3 18,75 % 5 71-80 2 12,5 % 6 81-90 2 12,5 % 7 91-100 0 0 %

Jumlah 16 100 %

Berdasarkan Tabel 5 data frekuensi nilai pada pertemuan

pertama siklus 1 mengenal wujud benda padat dan sifat-sifatnya dapat

dibuat grafik ke dalam Gambar 11 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

Gambar 11. Grafik Nilai Siswa Pertemuan Pertama Siklus 1

Frekuensi

Kelas Interval

Page 78: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dari data frekuensi nilai pertemuan pertama siklus 1 pada

Tabel 5 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 40

sebanyak 1 siswa atau 6,25%, siswa mendapat nilai 45 dan 50

sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat nilai 55 dan 60

sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat nilai 65 dan 70

sebanyak 3 siswa atau 18,75%, siswa yang mendapat 75 dan 80

sebanyak 2 siswa atau 12,5%, dan siswa yang mendapat nilai 85

dan 90 sebanyak 2 siswa atau 12,5%.

Dari hasil tes pertemuan pertama siklus 1 diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah

62,18. Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 40, nilai

tertinggi yang di peroleh siswa adalah 90. Sedangkan besarnya

persentase siswa tuntas pada materi mengenal wujud benda padat

dan sifat benda padat sebesar 50%. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes pertemuan pertama siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 3

sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Tes Pertemuan Pertama Siklus 1

Keterangan Hasil Nilai Nilai terendah 40 Nilai tertinggi 90 Rata-rata nilai 62,18 Siswa Belajar Tuntas 50 %

b) Hasil Nilai Siswa pada Pertemuan kedua Siklus 1

Pada akhir pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua telah

dilakukan tes akhir untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa

dalam mengenal wujud benda cair dan sifat benda cair. Tes dikerjakan

secara individu. Hasil tes siswa kemudian dikoreksi dan diberi nilai

sesuai kriteria penilaian yang telah ditetepkan. Berdasarkan data nilai

yang terlampir dalam Lampiran 9 halaman 129, data nilai tes siklus 1

dapat dibuat Tabel 7 frekuensi nilai sebagai berikut:

Page 79: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 7. Data Frekuensi Nilai pada Pertemuan Kedua Siklus 1

No Nilai Frekuensi Persentase 1 31-40 0 0 % 2 41-50 1 6,25 % 3 51-60 7 43,75 % 4 61-70 4 25 % 5 71-80 2 12,5 % 6 81-90 2 12,5 % 7 91-100 0 0 %

Jumlah 16 100%

Berdasarkan Tabel 7 data frekuensi nilai pada pertemuan kedua

Siklus 1 mengenal contoh benda cair dan sifat-sifat benda cair dapat

dibuat grafik ke dalam Gambar 12 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

Gambar 12. Grafik Nilai Pertemuan kedua Siklus 1

Dari data frekuensi nilai pertemuan kedua siklus 1 pada

Tabel 7 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 45 dan 50

sebanyak 1 siswa atau 6,25%, siswa yang mendapat nilai 55 dan

60 sebanyak 7 siswa atau 43,75%, siswa yang mendapat nilai 65

dan 70 sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat 75 dan

80 sebanyak 2 siswa atau 12,5%, dan siswa yang mendapat nilai

90 sebanyak 2 siswa atau 12,5%.

Frekuensi

Kelas Interval

Page 80: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dari hasil tes pertemuan kedua siklus 1 diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah

65,31. Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 45, nilai

tertinggi yang di peroleh siswa adalah 90. Sedangkan besarnya

persentase siswa tuntas pada materi mengenal wujud benda padat

dan sifat benda padat sebesar 62,5%. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes pertemuan pertama siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 8

sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Tes Pertemuan Kedua Siklus 1

Keterangan Hasil Nilai Nilai terendah 45 Nilai tertinggi 90 Rata-rata nilai 65,31

Siswa belajar tuntas 62,5 %

c. Hasil Nilai Siswa pada Pertemuan Ketiga Siklus 1

Pada akhir pelaksanaan tindakan Siklus 1 pertemuan ketiga telah

dilakukan tes akhir untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam

mengenal wujud benda gas dan sifat benda gas. Tes dikerjakan secara

individu. Hasil tes siswa kemudian dikoreksi dan diberi nilai sesuai kriteria

penilaian yang telah ditetepkan. Berdasarkan data nilai yang terlampir dalam

Lampiran 9 halaman 129, data nilai siswa pada pertemuan ketiga dapat dibuat

Tabel 9 frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 9. Data Frekuensi Nilai pada Pertemuan Ketiga siklus 1

No Nilai Frekuensi Persentase 1 31-40 0 0 % 2 41-50 2 12,5 % 3 51-60 6 37,5 % 4 61-70 4 25 % 5 71-80 1 6,25 % 6 81-90 3 18,75 % 7 91-100 0 0 %

JUMLAH 16 100 %

Page 81: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan Tabel 9 data frekuensi nilai pada pertemuan ketiga siklus

1 mengenal contoh benda gas dan sifat-sifat benda gas di atas, dapat dibuat

grafik ke dalam Gambar 13 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

Gambar 13. Grafik Nilai Pertemuan Ketiga Siklus 1

Dari data frekuensi nilai pertemuan ketiga siklus 1 pada Tabel

9 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat siswa mendapat nilai 50

sebanyak 2 siswa atau 12,5%, siswa yang mendapat nilai 55 dan 60

sebanyak 6 siswa atau 37,5%, siswa yang mendapat nilai 65 dan 70

sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat 75 dan 80 sebanyak

1 siswa atau 6,25%, dan siswa yang mendapat nilai 85 dan 90

sebanyak 3 siswa atau 18,75%.

Dari hasil tes pertemuan ketiga siklus 1 diperoleh nilai rata-

rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 65,3. Nilai

terendah yang di peroleh siswa adalah 50, nilai tertinggi yang di

peroleh siswa adalah 90. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas

pada materi mengenal wujud benda padat dan sifat benda padat

sebesar 56,25%.

Untuk lebih jelasnya, hasil tes pertemuan ketiga siklus 1 dapat

dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :

Frekuensi

Kelas Interval

Page 82: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 10. Hasil Nilai Pertemuan Ketiga Siklus 1 Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 90 Rata-rata nilai 65 Siswa belajar tuntas 56,25 %

d. Nilai Rata-rata Pertemuan Pertama, Pertemuan Kedua dan

Pertemuan Ketiga Siklus 1

Berdasarkan data nilai yang terlampir dalam Lampiran 9 halaman

129, rata-rata nilai pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan

ketiga dapat dibuat data frekuensi nilai ke dalam Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Nilai Rata-Rata Pertemuan Pertama, Kedua Dan Ketiga

No Nilai Frekuensi Persentase 1 38-46 1 6,25 % 2 47-55 5 31,25 % 3 56-64 2 12,5 % 4 65-73 5 31,25 % 5 74-82 1 6,25 % 6 83-91 2 12,5 % 7 92-100 0 0%

JUMLAH 16 100% Berdasarkan Tabel 11 nilai rata-rata pertemuan pertama, kedua

dan ketiga dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 14 sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

38-46 47-55 56-64 65-73 74-82 83-91

Gambar 14. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus 1

Page 83: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dari data frekuensi nilai rata-rata pertemuan pertama, kedua dan

ketiga siklus 1 pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa siswa yang

mendapat nilai berkisar antara 38-46 sebanyak 1 siswa atau 6,25%,

siswa yang mendapat berkisar antara 47-55 sebanyak 5 siswa atau

31,25%, siswa yang mendapat berkisar antara 56-64 sebanyak 2

siswa atau 12,5%, siswa yang mendapat nilai berkisar antara 65-73

sebanyak 5 siswa atau 31,25%, siswa yang mendapat nilai berkisar

antara 74-82 sebanyak 1 siswa atau 6,25% dan siswa yang

mendapat nilai berkisar antara 83-91 sebanyak 2 siswa atau 12,5%..

Dari rata-rata nilai pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada

siklus 1, nilai tertinggi yang di peroleh siswa adalah 88 dan nilai

terendah 45. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada

materi mengenal wujud benda padat dan sifat benda padat sebesar

56,25%.

Berdasarkan nilai rata-rata pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua, dan pertemuan ketiga yang terlampir dalam Lampiran 9 halaman

129 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengenalan wujud dan sifat

benda masih rendah yaitu sebesar 56,25% atau sebanyak 9 siswa.

Perbandingan rata-rata ketuntasan pada keadaan awal sebelum tindakan

dengan Siklus 1 dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 15 sebagai berikut :

Awal Siklus I

2. Tindakan Siklus 2

60%

50%

40% 30% 20% 10% 0%

Gambar 15. Perbandingan Persentase Ketutansan Belajar Siklus 1 dengan Keadaan Awal

Page 84: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tindakan Siklus 2 dilaksanakan mulai tanggal 5 November 2010 sampai

dengan 19 November 2010, perencanaan kegiatan dilaksanakan 3 kali pertemuan.

Adapun tahapan kegiatan pada Siklus 2 ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

Sebagai tindak lanjut penerapan model pembelajaran CTL untuk

meningkatkan pengenalan wujud benda dan sifat benda maka kegiatan

perencanaan pada Siklus 2, peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah terlampir dalam Lampiran 10 halaman 131 yang

indikartornya sama dengan siklus 1, menyusun petunjuk praktikum yang telah

terlamir dalam Lampiran 10 halaman 141, menyusun kisi-kisi sosl evaluasi

pada siklus 2 ( terlampir dalam Lampiran 12 halaman 145), dan menyusun soal

evaluasi ditiap akhir pertemuan yang telah terlampir pada Lampiran 13 halaman

159. Dalam kegiatan pembelajaran ditambah beberapa metode seperti

praktikum, kerja kelompok, unjuk kerja dan sebagainya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model

pembelajaran CTL dalam Siklus 2 ini dibagi dalam tiga kali pertemuan yang

masing-masing pertemuan alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memimpin doa, mengabsen siswa kemudian

mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah menanyakan

contoh-contoh benda padat.

Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran

mengenai wujud benda padat dan sifatnya. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut :

Page 85: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri

dari 4 siswa. (Learning Comunity).

b) Setiap kelompok ditugasi mengambil alat, bahan dan petunjuk

praktikum yang akan digunakan untuk pelaksanaan praktikum.

(Modelling).

c) Dengan bimbingan guru, semua kelompok melaksanakan kegiatan

praktikum. (Questioning)

Kegiatan praktikum yang dilaksanakan adalah :

(1) memasukkan pensil, penghapus, dan plastisin ke dalam toples.

(2) memasukkan kelereng ke dalam toples.

(3) memindahkan penghapus, kapur, penghapus pensil keatas piring.

(4) menekan plastisin

(5) meraut pensil.

d) Saat salah satu teman melakukan praktikum setiap kelompok wajib

melakukan pengamatan tentang :

(1) Bagaimana wujud pensil, penghapus dan plastisin saat berada di

wadah yang berbeda ?

(2) Bagaimana bentuk plastisin setelah ditekan ?

(3) Bagaimana bentuk pensil setelah diraut ?

e) Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi menyimpulkan bahwa bentuk

benda padat tidak dipengaruhi wadahnya.

f) Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan bahwa bentuk benda padat

dapat diubah dengan perlakuan tertentu. (Questioning dan Inquiry)

g) Setelah siswa mengetahui sifat-sifat benda padat, setiap kelompok

diminta menyebutkan contoh benda padat yang ada di sekitar lingkungan

sekolah dan mendiskusikan dengan kelompok lain. (Questioning)

h) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

i) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran yang

telah dipelajari. (Inquiry)

Page 86: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Kegiatan penutup adalah penghargaan kepada kelompok terbaik,

siswa diminta mengerjakan soal evaluasi pertemuan pertama Siklus 2.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua membahas tentang wujud benda cair dan sifatnya.

Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang

berbeda yaitu guru mengulang pelajaran yang kemarin dan diminta

menyebutkan contoh-contoh benda cair.

Kegiatan inti dalam pertemuan kedua ini adalah:

a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari

4 siswa. (Learning Community).

b. Setiap kelompok mengambil alat, bahan dan petunjuk praktikum yang

akan digunakan untuk pelaksanaan praktikum. ( Modelling.)

c. Dengan bimbingan guru (Questioning), semua kelompok melaksanakan

kegiatan praktikum.( Contructivisme).

Kegiatan praktikum yang dilaksanakan adalah :

1) Menyelidiki bentuk air ketika dimasukkan dalam wadah.

2) Menyelidiki permukaan air yang tenang.

3) Menyeliki tekanan air

4) Menimbang berat air.

d. Setelah kegiatan praktikum dan pengamatan selesai, setiap kelompok

mempresentasikan hasil pengamatan mereka.(Contructivisme).

e. Siswa bersama guru berdiskusi dan bertanya jawab membahas hasil

praktikum masing-masing kelompok. (Inquiry).

f. Setelah siswa mengetahui sifat-sifat benda cair, setiap kelompok diminta

menyebutkan contoh benda cair yang ada di sekitar lingkungan

sekolah.(inquiry).

g. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. (Inquiry).

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru membimbing siswa

untuk menemukan sifat-sifat benda cair dengan menyimpulkan materi yang

Page 87: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dipelajari. Setelah itu siswa mengerjakan soal evaluasi pertemuan kedua siklus

2.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga membahas tentang wujud benda gas dan sifatnya.

Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang

berbeda yaitu memberikan pertanyaan “Pernahkah anak-anak mencium bau

busuk?”.

Kegiatan inti dalam pertemuan ketiga ini adalah:

a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat benda

gas yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. (Reflection)

b. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap keleompok

terdiri dari 4 siswa. (Learning Community).

c. Setiap kelompok diminta mengambil alat, bahan dan petunjuk praktikum

yang akan digunakan untuk pelaksanaan praktikum. (Modelling).

d. Dengan bimbingan guru, semua kelompok melaksanakan kegiatan

praktikum. (Questioning).

e. Guru meminta salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil

praktikum. ( Questioning).

f. Setelah siswa mengetahui sifat-sifat benda gas, setiap kelompok diminta

menyebutkan contoh benda gas yang ada di sekitar lingkungan sekolah

g. Guru mrmbimbing dan mrnjembatani siswa untuk menarik kesimpulan.

(Inquiry).

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah guru memberikan

penghargaan kepada kelmpok yang mempunyai kinerja terbaik Setelah itu

siswa mengerjakan soal evaluasi pertemuan ketiga Siklus 2.

Page 88: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

c. Observasi

1) Hasil Observasi Bagi Guru

Dari hasil observasi pada Lampiran 23 halaman 179 dapat dilihat

kinerja guru adalah sebagai berikut :

Pada awal pembelajaran, guru mampu mengkondisikan siswa.

Apersepsi yang diberikan mampu menarik perhatian siswa, sehingga fokus

pada materi, guru menyampaikan materi dengan jelas. Motivasi yang

diberikan kepada guru sudah merata kepada semua siwa. Dalam kegiatan

praktikum, guru sudah baik dalam memberikan bimbingan dan petunjuk

sehingga siswa dapat melaksanakan praktikum tanpa ada suatu kendala,

guru telah membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah

dipelajari. Dalam menutup pelajaran guru telah memberikan umpan baik

yang baik. Baik dari segi pemberian kesempatan bertanya maupun

pemberian tes akhir.

2) Hasil Observasi Bagi Siswa

Dari data observasi pada Lampiran 22 halaman 177 diperoleh data

aktivitas siswa dapat dibuat Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pada Siklus 2 sebagai berikut :

Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 2

Interpretasi No Aktivitas

Baik Cukup Kurang

1. Aktivitas siswa pada siklus 2 14 siswa 2 siswa -

Dari Tabel 12 dapat diliah bahwa terdapat peningkatan aktivitas

siswa. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, Siswa

aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya, Perhatian, minat, dan

motivasi terhadap penjelasan guru meningkat, Siswa sudah lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat mengendalikan diri dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, kerjasama dalam kelompok

meningkat, serta seluruh siswa telah mengerjakan tugas baik tugas individu

Page 89: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

atau tugas kelompok. Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan

pertanyaan maupun pendapat, serta sudah adanya komunikasi antara siswa

dengan guru yang terjalin baik.

d. Analisis dan Refleksi

1). Bagi Guru

Kegiatan praktikum untuk setiap kelompok berjalan dengan lancar

dan menyenangkan. Penggunaan alat peraga optimal, guru mampu

mengendalikan kelas, guru telah memberikan penguatan pada siswa, guru

sudah optimal dalam membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi

kelompok kecil dengan baik, pemberian arahan atau petunjuk diskusi

kelompok kecil pada siswa sudah jelas sehingga siswa mengerti apa yang

harus dilakukan, Pemaparan hasil diskusi telah dibahas secara optimal,

sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan.

2). Bagi Siswa

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang terlampir dalah

Lampiran 20 halaman 174 yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan Siklus

2 dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dengan model pembelajaran

yang diterapkan guru, siswa tidak merasa jenuh saat menerima pelajaran,

Siswa menjadi lebih berani dalam mengemukakan pendapat. Tangung

jawab, keaktifan dan dan perhatian siswa saat menerima pelajaran sudah

baik.

3) Hasil Nilai Siklus 2

a) Hasil Nilai Pertemuan Pertama Siklus 2

Seperti yang telah dilaksanakan pada siklus 1, pada saat

pelaksanaan tindakan pertemuan pertama Siklus 2 juga dilaksanakan

kegiatan evaluasi di tiap akhir pertemuan. Berdasarkan data nilai yang

terlampir dalam Lampiran 14 halaman 167, data nilai tes pertemuan

pertama Siklus 2 dapat dibuat data frekuensi nilai ke dalam Tabel 13

sebagai berikut:

Page 90: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 13. Data Frekuensi Nilai pada Pertemuan Pertama Siklus 2

No Nilai Frekuensi Persentase 1 31-40 0 0 % 2 41-50 0 0 % 3 51-60 3 18,75 % 4 61-70 5 31,5 % 5 71-80 5 31,5 % 6 81-90 3 18,75 % 7 91-100 0 0 %

Jumlah 16 100 %

Berdasarkan Tabel 13 data frekuensi nilai pada pertemuan

pertama Siklus 2 mengenal contoh benda padat dan sifat-sifat benda

padat di atas dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 16 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

51-60 61-70 71-80 81-90

Gambar 16. Grafik Nilai Pertemuan Pertama Siklus 2

Dari data frekuensi nilai pertemuan pertama Siklus 2

pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 55

dan 60 sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat nilai 65

dan 70 sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat 75 dan

80 sebanyak 5 siswa atau 31,25%, dan siswa yang mendapat nilai

85 dan 90 sebanyak 3 siswa atau 18,75%.

Dari hasil tes pertemuan pertama Siklus 2 diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah

Frekuensi

Kelas Interval

Page 91: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

72,5. Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 55, nilai

tertinggi yang di peroleh siswa adalah 90. Sedangkan besarnya

persentase siswa tuntas pada materi mengenal wujud benda padat

dan sifat benda padat sebesar 93,75%. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes pertemuan pertama Siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 14

sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Tes Pertemuan Pertama Siklus 2

Keterangan Hasil Nilai Nilai terendah 55 Nilai tertinggi 90 Rata-rata nilai 72,5 Siswa belajar tuntas 93,75%

b) Hasil Nilai pada Pertemuan Kedua Siklus 2

Seperti yang telah dilaksanakan pada siklus 1, pada saat

pelaksanaan tindakan pertemuan kedua Siklus 2 juga dilaksanakan

kegiatan evaluasi di tiap akhir pertemuan. Berdasarkan data nilai yang

terlampir dalam Lampiran 14 halaman 167, data nilai tes pertemuan

kedua Siklus 2 dapat dibuat data frekuensi nilai ke dalam Tabel 15

sebagai berikut:

Tabel 15. Data Frekuensi Nilai pada Pertemuan Kedua Siklus 2

B

e

Berdasarkan Tabel 15 data frekuensi nilai pada pertemuan kedua Siklus

No Nilai Frekuensi Persentase 1 31-40 0 0 % 2 41-50 0 0 % 3 51-60 5 31,25 % 4 61-70 3 18,75 % 5 71-80 4 25 % 6 81-90 2 12,5 % 7 91-100 2 12,5 %

Jumlah 16 100 %

Page 92: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2 mengenal contoh benda cair dan sifat-sifat benda cair dapat dibuat

grafik ke dalam Gambar 17 sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

51-60 61-70 71-80 81-90 90-100

Gambar 17. Grafik Nilai Pertemuan Kedua Siklus 2

Dari data frekuensi nilai pertemuan kedua Siklus 2 pada

Tabel 15 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 55 dan

60 sebanyak 5 siswa atau 31,25%, siswa yang mendapat nilai 65

dan 70 sebanyak 3 siswa atau 18,75%, siswa yang mendapat 75

dan 80 sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat nilai 85

dan 90 sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Dan siswa yang mendapat

nilai 100 sebanyak 2 siswa atau 12,5%.

Dari hasil tes pertemuan kedua Siklus 2 diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah

72,81. Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 55, nilai

tertinggi yang di peroleh siswa adalah 100. Sedangkan besarnya

persentase siswa tuntas pada materi mengenal wujud benda padat

dan sifat benda padat sebesar 87,5%. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes pertemuan pertama siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 16

sebagai berikut :

Frekuensi

Kelas Interval

Page 93: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 16. Hasil Tes Pertemuan Kedua Siklus 2

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 55

Nilai tertinggi 100

Rata-rata nilai 72,81

Siswa belajar tuntas 87,5 %

c) Hasil Nilai pada Pertemuan Ketiga Siklus 2

Seperti yang telah dilaksanakan pada siklus 1, pada saat

pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga Siklus 2 juga dilaksanakan

kegiatan evaluasi di tiap akhir pertemuan. Berdasarkan data nilai yang

terlampir dalam Lampiran 14 halaman 167, data nilai tes pertemuan

ketiga Siklus 2 dapat dibuat data frekuensi nilai ke dalam Tabel 17

sebagai berikut:

Tabel 17. Data Frekuensi Nilai pada Pertemuan Ketiga Siklus 2

No Nilai Frekuensi Persentase

1 31-40 0 0 %

2 41-50 0 0 %

3 51-60 4 25 %

4 61-70 1 6,25 %

5 71-80 6 43,75 %

6 81-90 3 18,75 %

7 91-100 2 12,5 %

Jumlah 16 100 %

Berdasarkan Tabel 17 data frekuensi nilai pada pertemuan

ketiga Siklus 2 mengenal contoh benda gas dan sifat-sifat benda gas

dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 18 sebagai berikut :

Page 94: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

0

1

2

3

4

5

6

7

51-60 61-70 71-80 81-90 90-100

Gambar 18. Grafik Nilai Pertemuan Ketiga Siklus 2

Dari data frekuensi nilai pertemuan ketiga Siklus 2 pada

Tabel 17 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 55 dan

sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat nilai 65

sebanyak 1 siswa atau 6,25%, siswa yang mendapat 75 dan 80

sebanyak 6 siswa atau 43,75%, dan siswa yang mendapat nilai 85

dan 90 sebanyak 3 siswa atau 18,75%, dan siswa yang mendapat

nilai 95 dan 100 sebanyak 2 siswa atau 12,5%..

Dari hasil tes pertemuan ketiga Siklus 2 diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah

75. Nilai terendah yang di peroleh siswa adalah 55, nilai tertinggi

yang di peroleh siswa adalah 100. Sedangkan besarnya

persentase siswa tuntas pada materi mengenal wujud benda padat

dan sifat benda padat sebesar 81,25%. Untuk lebih jelasnya, hasil

tes pertemuan pertama siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 18

sebagai berikut :

Frekuensi

Kelas Interval

Page 95: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 18. Hasil Tes Pertemuan Ketiga Siklus 2

Keterangan Hasil Nilai Nilai terendah 55 Nilai tertinggi 100 Rata-rata nilai 75 Siswa belajar tuntas 81,25%

d) Nilai Rata-rata Pertemuan Pertama, Pertemuan Kedua dan

Pertemuan Ketiga

Berdasarkan data nilai yang terlampir dalam Lampiran 14 halaman

167, rata-rata nilai pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan

ketiga dapat dibuat data frekuensi nilai ke dalam Tabel 19 sebagai berikut:

Tabel 19. Nilai Rata-Rata Pertemuan Pertama, Kedua Dan Ketiga

No Nilai Frekuensi Persentase 1 53-60 4 25 % 2 61-68 2 12,5 % 3 69-76 4 25 % 4 77-84 2 12,5 % 5 85-92 3 18,75 % 6 93-100 1 6,25 %

Jumlah 16 100 % Berdasarkan Tabel 19 nilai rata-rata pertemuan pertama, kedua

dan ketiga dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 19 sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100

Gambar 19. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus 2

Page 96: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dari data frekuensi nilai rata-rata pertemuan pertama,

kedua dan ketiga siklus 2 pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa

siswa yang mendapat nilai berkisar antara 53-60 sebanyak 4

siswa atau 25%, siswa yang mendapat berkisar antara 61-68

sebanyak 2 siswa atau 12,5%, siswa yang mendapat berkisar

antara 69-76 sebanyak 4 siswa atau 25%, siswa yang mendapat

nilai berkisar antara 77-84 sebanyak 2 siswa atau 12,5%, siswa

yang mendapat nilai berkisar antara 85-92 sebanyak 3 siswa atau

dan siswa yang mendapat nilai berkisar antara 93-100 sebanyak

1 siswa atau 6,25%..

Dari rata-rata nilai pertemuan pertama, kedua dan ketiga

pada siklus 2, nilai tertinggi yang di peroleh siswa adalah 97 dan

nilai terendah 55. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas

pada materi mengenal wujud benda padat dan sifat benda padat

sebesar 81,25%.

Dari hasil nilai rata-rata pertemuan pertama, pertemuan kedua dan

pertemuan ketiga pada siklus 2 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan nilai rata-rata dari pertemuan pertama, pertemuan kedua dan

pertemuan ketiga siklus 2 yang terlampir dalam lampiran 14 halaman

terdapat 167 siswa atau 81,25% yang mampu mencapai batas tuntas

sebesar 60.

2) Adanya peningkatan mengenal wujud benda dan sifat benda pada siswa

yaitu diibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata siswa yang mampu

mencapai batas tuntas.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus 1 dan Siklus 2

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

CTL dapat memberikan peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya pada

siswa kelas IV SDN 2 Banjarharjo, Dlingo, Bantul.

Page 97: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi terhadap siswa dari siklus 1 sampai Siklus 2 mengalami

peningkatan. Pada saat pelaksanaan tidakan siklus 1 terdapat 2 siswa yang

memperoleh interpretasi kurang, 7 siswa mendapat intrepretasi cukup, dan 7 siswa

mendapat interpretasi baik, sedangkan pada Siklus 2 tidak ada siswa yang

mendapat interpretasi kurang. Siswa yang tadinya mendapat interpretasi kurang

mengalami peningkatan aktivitas menjadi cukup. Secara keseluruhan pada Siklus 2

terdapat 2 siswa yang mendapat interpretasi cukup dan 14 siswa mendapat

interpretasi baik. Kenaikan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 20 Sebagai

berikut :

Tabel 20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 dan 2

Interpretasi No Aktivitas

Baik Cukup Kurang

1. Aktivitas siswa pada siklus 1 7 siswa 7 siswa 2 siswa

2 Aktivitas siswa pada Siklus 2 14 siswa 2 siswa -

2. Hasil Observasi Kinerja Guru

Dari data observasi aktivitas guru selama pembelajaran IPA menggunakan

model pembelajaran CTL dalam siklus 1 dan Siklus 2 maka diperoleh hasil

observasi sebagai berikut:

a. Guru mampu mengkondisikan siswa sehingga siswa siap menerima pelajaran

b. Motivasi yang diberikan guru sudah merata.

c. Apersepsi yang diberikan guru mampu menmancing siswa untuk menggali

pengetahuan.

d. Guru menyampaikan materi dengan jelas.

e. Guru menjembatani siswa dalam menemukan contoh benda dan sifat benda.

f. Guru membimbing siswa dengan baik.

Page 98: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran IPA, secara umum

menunjukan perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil menerapkan

pembelajaran CTL untuk meningkatkan pengenalan wujud benda dan sifat benda.

3. Cara-cara Mengatasi Kendala Penerapan Model Pembelajaran Kontestual

Hambatan yang dihadapi selama melaksanakan pembelajaran dengan

model pembelajaran CTL yang diterapkan pada kelas IV untuk peningkatkan

mengenal wujud benda yaitu, banyak siswa yang kesulitan belajar sendiri untuk

menemukan suatu pemahaman konsep, karena mereka terbiasa mendapatkan

penjelasan dari guru atau dapat dikatakan, siswa masih bingung untuk

mengutarkan pendapat mereka atau bingung dalam merangkai kata-kata yang

sesuai sehingga banyak siswa yang malu untuk maju ke depan. Adapun hal

dilakukan guru dalam mengatasi masalah diatas adalah guru menggunakan

bermacam-macam media pembelajaran yang sesuai sebagai pemodelan, guru

membantu siswa memahami materi dengan bersama-sama menyimpulkan materi,

guru membantu siswa dalam merangkai kata-kata yang sesuai, guru memberikan

apresiasi bagi siswa yang mau mengutarakan pendapatnya di depan kelas baik

salah maupun benar, dibentuk kelompok belajar, jadi sebelum salah seorang siswa

maju mereka telah dapat menjelaskan konsepnya kepada teman satu kelompok

mereka. Melihat keseluruhan proses pembelajaran terjadi peningkatan yang

berarti.

4. Peningkatan Mengenal Wujud Benda dan Sifat Benda

Pengenalan siswa terhadap wujud benda dan sifat benda mengalami

peningkatan yaitu dari keadaan awal, siswa yang tuntas KKM hanya 31,25% dari

jumlah 16 siswa. Pada siklus 1 dilaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran CTL, siswa yang tuntas KKM menjadi 56,25% atau meningkat

sebanyak 22,91% dari keadaan awal. Setelah dilakukan tindak lanjut dalam Siklus

2, siswa yang tuntas KKM menjadi 81,25% atau meningkat 50% dari keadaan

awal siswa. Untuk lebih jelasnya, Perbandingan rata-rata ketuntasan pada keadaan

Page 99: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

awal sebelum tindakan dengan siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 21

sebagai berikut :

Tabel 21. Perbandingan Persentase Siswa Belajar Tuntas

Keterangan Persentase Siswa Belajar Tuntas Keadaan awal 31,25% Siklus 1 56,25% Siklus 2 81,25%

Berdasarkan Tabel 21 perbandingan persentase siswa belajar tuntas di

atas,maka dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 20 sebagai berikut:

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Keadaan awal Siklus 1 Siklus 2

Gambar 20. Grafik perbandingan persentase siswa belajar tuntas pada tes

awal, siklus 1, dan Siklus 2

Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bawah pengenalan wujud

dan sifat benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo kelas IV mengalami

peningkatan. Berdasarkan peningkatan yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus 1ni.

Page 100: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan mengenal wujud benda dan

sifatnya dengan model pembelajaran CTL pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo,

Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010 / 2011 maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

Dari uraian dan penjelasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL dapat meningkatkan

pengenalan wujud dan sifat benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo. Hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar IPA siswa

kelas IV SD 2 Banjarharjo pada tes awal hanya 31,25%, pada tes siklus pertama

56,25% kemudian pada siklus kedua naik menjadi 81,25%.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus.

Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 12 Oktober 2010, hari Jum’at tanggal 22 Oktober 2010, dan hari selasa, 26

Oktober 2010. Siklus 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 05 November 2010, Kamis,

11 November 2010, dan Jumat, 19 November 2010. Adapun indikatornya adalah :

(1) Menunjukkan contoh benda padat yang ada di sekitar lingkungan sekolah, (2)

mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, (3) menunjukkan contoh benda cair yang

ada di sekitar lingkungan sekolah, (4), mengidentifikasi sifat-sifat benda cair, (5)

menunjukkan contoh benda gas yang ada di sekitar lingkungan sekolah, (6)

menyebutkan sifat-sifat benda gas.

Page 101: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan hasil penelitian, maka implikasi dari penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran CTL dapat diterapkan pada materi mengenal wujud

dan sifat benda dalam pembelajaran IPA.

2. Model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pengenalan wujud dan

sifat benda pada pembelajaran IPA.

3. Model pembelajaran CTL dapat dimanfaatkan oleh guru untuk

mengaktifkan siswa meningkatkan hasil pembelajaran siswa

4. Model pembelajaran CTL sangat cocok untuk mata pelajaran IPA karena

dalam pembelajaran IPA bersifat kongkrit.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

CTL pada kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

Tahun Pelajaran 2010/2011, maka saran-saran yang diberikan sebagai

sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya

dan meningkatkan kompetensi peserta didik SD 2 Banjarharjo, Kecamatan

Dlingo, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2010/2011 pada khususnya sebagai

berikut :

1. Bagi Sekolah

Membantu penggunaan model pembelajaran CTL dalam rangka

meningkatkan kemampuan belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan pengenalan wujud dan sifat benda diharapkan

menggunakan model pembelajaran CTL.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan

pembelajaran diharapkan menerapkan model pembelajaran CTL.

c. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan model pembelajaran CTL

pada materi mengenal wujud dan sifa benda.

Page 102: PENINGKATAN MENGENAL WUJUD BENDA DAN SIFATNYA …... · peningkatan mengenal wujud benda dan sifatnya dengan model pembelajaran contextual teaching and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari

hari