84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR 03 WERU SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ERFANA NURHIDAYAH X7109029 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

  • Upload
    docong

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA

SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR 03

WERU SUKOHARJO TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh:

ERFANA NURHIDAYAH

X7109029

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA

SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR 03

WERU SUKOHARJO TAHUN 2011

Oleh:

ERFANA NURHIDAYAH

X7109029

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

����

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Drs. Djaelani, M. Pd

NIP. 19520317 198303 1 002

Pembimbing II

Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd

NIP. 19580620 198312 2 001

Page 4: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi fakultas

keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd

Sekretaris : Drs. Usada, M. Pd

Anggota I : Drs. Djaelani, M. Pd

Anggota II : Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Page 5: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

ABSTRAK

Erfana Nurhidayah.Peningkatan Penguasaan Konsep Energi Cahaya Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas II SD Negeri Karanganyar 03 Weru Sukoharjo Tahun 2011.Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep Energi Cahaya dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kuantum pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 03 Weru Sukoharjo Tahun 2011. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 03 Weru Sukoharjo dengan banyaknya siswa 38 siswa. Teknik Pengumpulan data digunakan metode observasi,kajian dokumen,dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif komparatif yaitu membandingkan antar siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Dengan penggunaan model pembelajan kuantum dapat meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya. Hal ini dapat dibuktikan dari capaian nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari rata-rata kenaikan hasil belajar pada setiap siklus yang KKM dalam materi konsep energi cahaya ini adalah 62. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas 42, pada siklus I nilai rata-rata kelas 48, pada siklus II nilai rata-rata kelas 64, dan pada siklus III nilai rata-rata kelas 81.Sehingga pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 7.81 %, pada siklus II naik menjadi 44,82 % , dan pada sikus III mengalami peningkatan sebesar 26,32 %.

Page 6: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

ABSTRACT

Erfana Nurhidayah. Improving Understanding of the concept of shine energy in the Natural science subject Matter though Quantum Learning Model of the students in Grade II of state Primary school of Karanganyar 03, Weru, Sukoharjo in the Academic Year 2011. skripsi, Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University.

The purpose of this research is to improve understanding of the concept of heat energy in the Natural Science subject matter through quantum learning model of the students in Grade II of state Primary school of Karanganyar 03, Weru, Sukoharjo, in the academic year of 2010/2011.

A classroom action research method with three cycles. The subjects of the research were 38 students in Grade II of State Primary School of Karanganyar 03, Weru, Sukoharjo, in the acadernic year of 2010/2011. Its data were gathered through observation, in-depth interview, document analysis, and test.

The results of the analysis show that: the implementation of the quantum learning model can improve understanding of the concept of shine energy as indicated by the improvement of the class average score achievement. The score achievement indicates that the students had improvement in understandin of defining, identifying, grouping, and applying the concept of heat energy in daily life. The improvement can be seen from the average improvement of the learning result in each cycle. In the early condition, the average score is, 42. In cycles I, II, and III the average scores are 48, 64, and 81 respectively. So that, in cyclec I the improve is 7.81 , in cyclec II the improve is 44.82, and in cyclec III the improve is 26.32.

Page 7: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

����

MOTTO

”Hai orang-orang yang beriman,bersiap-siagalah kamu,dan majulah (ke medan

pertempuran) berkelompok-kelompoklah,atau majulah bersama-sama)”.

(Qs. An Nisaa’: 71)

”Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kau akan hidup selama-

lamanya. Dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kau akan mati,

besok!

(Nabi Muhammad SAW)”

Page 8: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

�����

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:

1. Ibu Harmini dan Bapak Haryono, terima kasih atas doa,

kasih sayang, pengorbanan dan semangat luar biasa

yang tak pernah putus.

2. Kakakku,Eka Ismawati. Bantuan dan motivasimu

sangat berarti untukku.

3. Dhani Agus Pambudi. Terima kasih untuk doanya.

4. Elvyna Anna dan Arum Dewi.Terima kasih atas

bantuanmu selama ini.

5. Almamater.

Page 9: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Drs.

Hasan Mahfud, M. Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Djaelani, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini serta Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd

selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Tolu Winarto, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03

yang telah memberikan izin tempat penelitian serta Guru-guru SD Negeri

Karanganyar 03 yang telah memberi motivasi dan bantuan dalam

melaksanakan penelitian ini.

6. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan Oleh karena itu, segala saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Page 10: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

Semoga semua pihak mendapat limpahan rahmat dari Allah dan menjadi

amal kebaikan yang tiada putus-putusnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi SD dan dunia pendidikan pada umumnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN … .................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

MOTTO .................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .. .......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................. 5

1. Tinjauan Tentang Pengertian Konsep Energi cahaya . 5

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kuantum ...... 10

B. Penelitian Yang Relevan ................................................... 17

C. Kerangka Berpikir ............................................................ 17

D. Hipotesis Tindakan ........................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 21

B. Subjek Penelitian ............................................................... 21

C. Sumber Data ...................................................................... 21

Page 12: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

����

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 22

E. Teknik Analisis Data ......................................................... 23

F. Indikator Pencapaian ......................................................... 23

G. Prosedur Penelitian............................................................ 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................. 31

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 62

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI,DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................... 66

B. Implikasi ............................................................................ 67

C. Saran .................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69

LAMPIRAN

Page 13: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

�����

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas...................................................71

Tabel 2. Data Nilai Siswa sebelum tindakan.................................................72

Tabel 3. Data Nilai Siswa Siklus 1................................................................73

Tabel 4. Data Nilai Siswa Siklus II...............................................................74

Tabel 5. Data Nilai Siswa Siklus III..............................................................75

Page 14: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

����

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir....................................................................88

Gambar 2. Prosedur Penelitian...........................................................................89

Gambar 3. Foto Kegiatan Pembelajaran............................................................125

Page 15: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas...................................................71

Lampiran 2. Data Nilai Siswa sebelum tindakan.................................................72

Lampiran 3. Data Nilai Siswa Siklus 1................................................................73

Lampiran 4. Data Nilai Siswa Siklus II...............................................................74

Lampiran 5. Data Nilai Siswa Siklus III .............................................................75

Lampiran 6. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I...............................................76

Lampiran 7. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II..............................................78

Lampiran 8. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus III............................................80

Lampiran 9. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus I...................................................82

Lampiran 10. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus II..................................................84

Lampiran 11. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus III.................................................86

Lampiran 14. Silabus IPA Kelas II........................................................................90

Lampiran 15. Silabus Bahasa Indonesia Kelas II.................................................9

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus 1.......................91

Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus 1I....................105

Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus 1II..................115

Lampiran 19. Ijin Penelitian ...............................................................................130

Page 16: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar

siswa memenuhi konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan

metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam

(Depdikbud, 1997:2). Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam

menimbulkan serta mengembangkan kemampuan befikir kritis, kreatif dan

inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan

cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan

sikap ilmiah.

Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk

mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran

tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Begitu pula permasalahan yang

dihadapi siswa di SD Negeri Karanganyar 03, hasil pembelajaran IPA yang belum

tuntas yakni belum mencapai angka kriteria ketuntasan minimum 62 yang telah

ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak

berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar

IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah

baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa

pembelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, yang

berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa khususnya materi

pokok energi.

Pada umumnya prestasi belajar IPA di SD rendah. Siswa kurang

memahami konsep, kurang menguasai ketrampilan proses dalam pembelajaran

(mengamati, menggolongkan, mengukur, menafsirkan, mengkombinasikan hasil,

mempredisikan dan melakukan percobaan). Kegiatan pembelajaran juga masih

Page 17: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

terpusat pada guru, serta model pembelajaran kurang menarik, sehingga

pengalaman yang diperoleh kurang bermakna.

Kenyataan di lapangan tujuan pembelajaran IPA yang dirumuskan dalam

kurikulum 2004 tersebut belum dicapai dengan optimal. Untuk anak-anak yang

taraf berfikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,

diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu

itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersikap

abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama,

sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.

Berdasarkan ketrampilan proses hasil belajar bukan semata-mata

bergantung pada apa yang sisajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi

antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak

mengolah informasi bedasarkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Aspek

pokok pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan

mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk mengenali pengetahuan baru dan akhirnya

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pengamatan awal di SD Negeri Karanganyar 03 kelas 11 dengan

jumlah siswa 38 anak,siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan

membedakan beberapa konsep energi, salah satunya adalah kesulitan memahami

konsep energi cahaya.Berdasarkan pengamatan, siswa kelas 11 masih kesulitan

untuk membedakan antara energi panas dan energi cahaya.Dalam proses

pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode

yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Nilai paling

rendah sebelum tindakan adalah 20, ini kurang dari kriteria ketuntasan minimal

IPA yaitu 62. Selengkapnya pada lampiran 2 hal 73.

Dari uraian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SD memiliki

prestasi rendah ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru. Guru pada umumnya menerapkan model pembelajaran konvensional dimana

siswa hanya menerima materi dari guru tanpa adanya timbal balik,sehingga

Pembelajaran Kuantum berupaya memadukan dan mengolaborasikan faktor

potensi diri manusia selaku pebelajar dengan lingkungan sebagai konteks

Page 18: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

pembelajar.IPA merupakan pembelajaran yang mengembangkan konsep dan sikap

ilmiah sebagai landasan untuk menguasai konsep-konsep berikutnya. Agar

pembelajaran IPA memberikan pengalaman yang utuh dan bermakna bagi siswa

serta memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

maka guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan

perkembangan anak terutama di kelas II, sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai optimal. Atas dasar uraian permasalahan-permasalahan di atas ingin

dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Penguasaan Konsep Energi

cahaya dengan penerapan model Pembelajaran Kuantum pada siswa kelas II SD N

Karanganyar 03 Weru Sukoharjo tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Apakah penerapan model Pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan

penguasaan konsep energi cahaya dalam mata pelajaran IPA di kelas II SD

Negeri Karanganyar 03, Weru, Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas bertujuan untuk:

Untuk meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya dalam mata pelajaran

IPA melalui model Pembelajaran Kuantum di kelas II SD Negeri Karanganyar

03.

Page 19: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat

antara lain:

1. Manfaat teoritis, yaitu dengan karya ilmiah ini diharapkan memberikan

sumbangan kazanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan IPA di SD.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi guru kelas

Bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan dalam proses kegiatan

proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

kuantum.

b. Bagi siswa

Dapat memberikan motivasi agar lebih tertarik belajar IPA sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.

c. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan dalam mengambil kebijaksanaan untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas dalam kegiatan belajar IPA.

d. Bagi pemerintah

Bermanfaat untuk memperbaiki kurikulum pendidikan.

e. Bagi pemerhati pendidikan

Dapat memberikan masukan dalam mengambil kebijakan dalam

pendidikan.

Page 20: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka

1. Tinjauan tentang pengertian Konsep Energi Cahaya

a. Tinjauan Tentang Pengertian Konsep

Edward De Bono menyatakan bahwa konsep merupakan titik awal dari

sekumpulan hubungan atau ide dan semua hal lain yang dihubungkan

dengannya.Sedangkan Menurut hulse ( 1981 ) menyebutkan lima tipe

konsep,yaitu : konsep afirmatif, konjungtif, disjungtif, kondisional, dan

bikondisional; a. Konsep afimatif adalah konsep yang menunjukkan bahwa suatu

obyek atau peristiwa memiliki suatu nilai spesifik dalam suatu dimensi partikuler;

b. Konsep konjungtif adalah konsep yang mempertemukan dua kondisi simultan;

c. Konsep disjungtif adalah konsep yang satu atau lain kriteria, tetapi tidak

keduanya, harus dipertemukan; d. Konsep kondisional adalah konsep yang dapat

dikenali dari susunan gramatikal” jika…,maka…”; e. Konsep bikondisional

adalah konsep yang memiliki obyek ditiadakan dari keanggotaan kategorinya

(mengambil kesamaan dari yang berbeda ).

Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan cirri-ciri

umum dari sekelompok objek, fakta peristiwa atau fenomena

lainnya.(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035426-pengertian -

konsep/ ).

b. Tinjauan tentang energi cahaya

Maskoeri Jasin menyatakan bahwa Energi cahaya terutama cahaya

matahari banyak diperlukan terutama oleh tumbuhan yang berhijau

baun.Tumbuhan itu membutuhkan energi cahaya untuk mengadakan proses foto

sintesis.

Cahaya merupakan energi yang menyertai dari proses perpindahan

elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah

Page 21: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

(kembalinya elektron yang sudah tereksitasi ke tempatnya semula). Elektron

tersebut berada dalam tereksitasi karena diberikan energi (misalnya energi

cahaya). Untuk kembali ke keadaan awalnya energi tersebut harus dilepaskan

kembali(dilepaskan dalam bentuk energi cahaya). Sinar LASER (Light

Amplification by Stimulated Emission of Radiation) mempunyai karakteristik

tersendiri: monokromatik ( satu panjang gelombang yang spesifik), koheren(pada

frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya

menjadi lebih kuat, terkonsentrasi, dan terkoordinir dengan baik. Cahaya

biasa(bukan sinar laser)memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda pula

(incoherent light) sehingga cahayanya termasuk cahaya yang lemah. Energi

cahaya dapat menolong kita untuk melihat benda. Mata dapat mendeteksi adanya

energi cahaya. Contoh benda-benda yang mempunyai energi cahaya antara lain:

• Cahaya matahari

• Cahaya bintang

• Cahaya lampu senter

• Cahaya lampu listrik

• Cahaya las karbit

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat

mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang fisika, cahaya

adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata

maupun yang tidak.Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton

Kedua definisi diatas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara

bersamaan sehingga disebut “dualism gelombang-partikel”. Paket cahaya yang

disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan

sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan

area riset yang penting pada fisika modern.

Page 22: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

c. Tinjauan tentang pembelajaran IPA

a. Pengertian belajar

Menurut Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford(1992) dalam

Nabisi Lanopo,Belajar adalah kegiatan pemrosesan informasi, neurofisiologi, dan

sains kognitif.

Lebih lanjut Menurut Chatarina Tri Anni (2004) dalam

(http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-belajar-dan-

pembelajaran di unduh tanggal 3 Maret 2011), belajar merupakan sebuah sistem

yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku.Selanjutnya Menurut Harold Spears dalam

Agus Suprijono (2009:2), learning is to observer to read,to imitate,to try

something themselves, to listen, to follow direction. Dengan kata lain, belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan

mengikuti arah tertentu.

Lebih lanjut menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra(2008)

mendefinisikan bahwa:”Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

kemampuan,keterampilan, dan sikap. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur di

mulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau

dimilikinya dan dipergunakannya sampai pada suatu saat dievaluasi oleh yang

menjalani proses belajar itu.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa unsur yang termasuk ciri-ciri adanya proses belajar yaitu : 1)Usaha

untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, nilai, dan sikap; 2)Belajar

menghasilkan adanya perubahan tingkah laku; 3)Belajar yang efektif adalah

melalui pengalaman; 4)Perubahan tingkah laku adalah hasil interaksi aktif dengan

lingkungannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat siswa yang belajar dipandang sebagai

organisasi yang hidup sebagai keseluruhan yang bulat, yang selalu aktif dan

Page 23: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� �

senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya, menerima, menolak,

mencari sendiri dan juga mengubah terhadap lingkungannya.

b. Pengertian pembelajaran

Menurut Robert W. Gagne dalam Nabisi Lanopo,pembelajaran sebagai

pengaturan peristiwa yang ada diluar diri seseorang peserta didik ,dan dirancang

serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar.Sedangkan menurut UU

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

.(http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-belajar-dan-

pembelajaran diunduh tanggal 15 Maret 2011).

Dari kedua definisi tersebut ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:

pertama, belajar menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif

permanen. Dalam hal ini guru berperan sebagai pelaku perubahan( agent of

change). Kedua, anak didik memiliki potensi yang secara kodrati untuk

ditumbuhkembangkan secara terus menerus.

Proses pembelajaran diharapkan dapat membantu para siswa untuk dapat

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Ketiga, perubahan atau

pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linier sejalan proses kehidupan.

Artinya proses belajar mengajar didesain khusus demi tercapainya kondisi atau

kualitas ideal seperti yang diharapkan.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan guru guna mengembangkan potensi yang

ada pada diri anak untuk mencapai suatu perubahan perilaku yang relatif

permanen.

c. Pengertian mata pelajaran IPA

Menurut Depdiknas 2006,Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara terbimbing.IPA merupakan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip , proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan

Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan

Page 24: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� �

kegiatan praktis untuk mengembangkan komptensi agar siswa mampu menjelajahi

dan memahami alam sekitar cecara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk

“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Lebih jauh Carin menyatakan bahwa,IPA adalah suatu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis,yang didalam penggunaannya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam.Perkembangan Science tidak hanya

ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga timbulnya metode ilmiah dan

sikap ilmiah. (http://techonly13.wordprees.com/2009/07/04/definisi-ipa/)

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetehuan yang mempelajari alam sekitar

baik biotik maupun abiotik dengan jalan mengadakan pengematan langsung dari

berbagai jenis dan lingkungan buatan manusia.

d. Prinsip pembelajaran IPA di SD

Menurut Asy’ari,Muslicah (2006:25) memaparkan prinsip pembelajaran

IPA di SD sebagai berikut : (a)Empat pilar pendidikan global,yang meliputi

learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together;

(b)Prinsip inkuiri; (c) Prinsip konstruktivisme; (d) Prinsip salingtemas

(sains,lingkungan,teknologi,masyarakat); (e) Prinsip pemecahan masalah ; (f)

Prinsip pembelajaran nilai ; (g) prinsip pakem.

Ketujuh prinsip itu perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA yang

kontekstual di SD, Hal ini bertujuan agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan

menyenangkan bagi siswa,sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa

maksimal.(http://www.sekolahdasar.net).

e. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan Pengajaran IPA menurut Depdiknas(2006) bertujuan agar siswa :

a) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan,keindahan,dan keteraturan alam ciptaan-Nya; b) mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; c) mengembangkan rasa ingin tahu,sikap

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

Page 25: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

IPA,lingkungan,teknologi dan masyarakat; d) mengembangkan ketrampilan

proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat

keputusan; e) memperoleh bekal pengetahuan,konsep,dan ketrampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

2. Tinjauan tentang model pembelajaran kuantum

a. Konsep model Pembelajaran Kuantum

Menurut Porter dan Hernacki(1999:15) pembelajaran Kuantum adalah

seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis

untuk semua tipe orang dan segala usia. Pembelajaran Kuantum pertama kali

digunakan di supercamp. Di supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri,

keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang

menyenangkan.

Menurut Porter dan Hernacki (1999:16) Pembelajaran Kuantum

didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika adalah

kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau

sudah biasa dikenal dengan E=mc2. Tubuh kita secara materi di ibaratkan sebagai

materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya;

interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.

Menurut Porter dan Hernacki(1999:14), Pembelajaran Kuantum berakar

dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang berkebangsaan Bulgaria yang

bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau

“Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif atau pun

negatif, ada beberapa tehnik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti

positif yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam

kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran

untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan

guru-guru yang terlatih.

Page 26: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Menurut De Porter dan Hernacki(1999:16) pembelajaran Kuantum

menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP(Program

Neurolinguistik) dengan teori, kenyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk

diantaranya konsep-konsep kunci dari sebagai teori dan strategi belajar yang lain

seperti : 1)Teori otak kanan atau kiri; 2)Teori otak 3 in 1; 3)Pilihan

modalitas(visual, auditorial dan kinetik); 4)Teori kecerdasan ganda; 5)Pendidikan

Holistik(menyeluruh); 6)Belajar berdasarkan pengalaman; 7)Belajar dengan

simbol (Metaphoric Learning); 8)Simulasi atau permainan.

Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada

interaksi anatar siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan,

fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak menonton

diantaranya melalui penggunaan music pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar. Menurut De Porter dan Hernacki (1999:12)

dengan belajar menggunakan pembelajaran Kuantum akan didapatkan berbagai

manfaat yaitu:

1) Bersikap positif

2) Meningkatkan motivasi

3) Keterampilan belajar seumur hidup

4) Membaca dengan cepat

5) Berpikir kreatif

6) Mengembangkan hafalan yang menakjubkan

b. Karakteristik Pembelajaran Kuantum

Menurut Sugiyanto (2008:63) menyatakan model pembelajaran kuantum

memiliki beberapa karakteristik umum : 1)Pembelajaran Kuantum berpangkal

pada psikologi kognitif, sehingga pandangan tentang pembelajaran, belajar dan

pebelajar dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif; 2)Pembelajaran

kuantum lebih bersifat humanistic, sehingga manusia selaku pebelajar menjadi

pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan

sebagainya dari pebelajar yang diyakini dapat berkembang secara maksimal atau

optimal; 3)Dalam model pembelajaran kuantum, nuansa konstruktivisme relativ

kuat dengan menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan

Page 27: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan pencapaian

tujuan pembelajaran; 4)Pembelajaran kuantum berupaya memadukan dan

mengolaborasikan factor petensi diri manusia selaku pebelajar dengan lingkungan

sebagai konteks pembelajar. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,

lingkungan fisikal-mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia sama

pentingnya dan saling mendukung; 5)Model pembelajaran kuantum memusatkan

perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dapat dikatakan bahwa

interaksi tela menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran kuantum.

Karena itu pembelajaran kuantum memberikan tekanan pada pentingnya interaksi,

frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Proses

pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan

bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah

pebelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pebelajar.

Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat penting dalam pembelajaran;

6)Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada percepatan pembelajaran

dalam taraf keberhasilan tinggi. Menurut pembelajaran kuantum, proses

pembelajaran harus berlangsung cepat, dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu,

segala hambatan dan halangan yang dapat memperlambat proses pembelajaran

harus dihilangkan atau dimanipulasi. Disini berbagai cara dapat dipergunakan,

misalnya dengan pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan,

lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan sebagainya. Jadi

segala sesuatu yang mendukung percepatan pembelajaran harus diciptakan dan

dikelola sebaik-baiknya; 7)Pembelajaran kuantum sangat menekankan

kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, menimbulkan suasana nyaman,

segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sedang kepura-puraan

menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan. Pembelajaran kuantum

sangat menekankan pada kebermaknaan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran yang tidak bermakna dapat menumbuhkan kegagalan, dalam arti

tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu segala upaya yang

memungkinkan tujuan kebermaknaan pembelajaran harus dilakukan oleh pengajar

atau fasilitator. kedalam dunia siswa; 8)Pembelajaran kuantum merupakan model

Page 28: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

pembelajaran yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks

pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,

lingkungan yang menggairahkan dan mendukung serta rancangan belajar yang

dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang

lentur, ketrampilan belajar dan keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak

terpisah dan saling mendukung, sehingga akan membuahkan keberhasilan

pembelajaran; 9)Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis keterampilan hidup, dan prestasi. Ketiganya harus

diperhatikan dan dikelola secara seimbang dan relative sama dalam proses

pembelajaran, tetapi juga terbentuknya ketrampilan akademis dan proses prestasi

pembelajaran, tetapi juga terbentuknya ketrampilan hidup pebelajar;

10)Pembelajaran keantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan

keseragaman dan ketertiban. Oleh karena itu dalam pembelajaran kuantum

diakuai adanya keragaman gaya pelajar, dikembangkan aktivitas-aktivitas yang

beragam dan digunakannya bermacam-macam kiat metode untuk

memfasilitasinya

c. Prinsip-prinsip dalam model Pembelajaran Kuantum

Menurut De Potter, Reardon, singer-Nourie (2000:36),Dalam model

pembelajaran kuantum adalah membawa dunia memreka (pebelajar/siswa)

kedalam dunia kita(pebelajar). Setiap bentuk interaksi dengan pebelajar, setiap

rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun diatas

prinsip utama tersebut. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dan

memahami dunia siswa, sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga

mengharuskan pengajar untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan

siswa, untuk itu pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang

dimiliki siswa sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah

membelajarkan siswa baik dalam bentuk memimpin, mendampingi dan

memudahkan siswa menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas. Jika hal tersebut

dapat dilaksanakan, maka siswa akan memperoleh pemahaman baru yang

bermanfaat dalam menghadapi permasalahan yang mereka temui, sehingga terjadi

proses pembelajaran.

Page 29: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Selain itu dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses

pembelajaran merupakan permainan orchestra simfoni, dimana dalam

penerapannya digunakan beberapa prinsip-prinsip dasar, yaitu : 1)Mengetahui

bahwa segalanya berbicara. Dalam pembelajaran kuantum segala sesuatu mulai

lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang

sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan

rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang maksud

pembelajaran; 2)Mengetahui bahwa segalanya bertujuan. Semua yang terjadi

dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak

bertujuan, sehingga baik siswa harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya

selalu bertujuan; 3)Menyadari bahwa pengalaman mendahului penanaman. Proses

pembelajaran yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi

tersbut sebelum mereka memperoleh nama terhadap apa yang mereka pelajari.

Apabila hal ini terjadi, maka proses pembelajaran akan lebih bermakna;

4)Mengetahui setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran. Seperti diketahui

bahwa pembelajaran atau belajar merupakan suatu proses perubahan yang dapat

terjadi pada aspek kognitif, efektif maupun psikomotorik. Dalam proses

pembelajaran berarti pembelajaran akan membongkar pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Pada waktu pembelajaran melakukan langkah ini, mereka

patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepecayaan diri mereka.

Bahkan sekalipun mereka melakukan kesalahan, perlu diberi pengakuan atas

usaha yang mereka lakukan; 5)Menyadari bahwa sesuatu yang layak dipelajari

layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh siswa sudah pasti

layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaan atas sesuatu yang telah dipelajari

dapat memberikan belikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi

positif dengan pembelajaran. Berdasarkan pada prinsip dasar model.

Pembelajaran kuantum dapat disusun kerangka rancangan bagi guru

mengacu pada kepanjangan dari “TANDUR”. Dapat dilakukan prosedur

pembelajaran sebagai berikut :

a) T = Tumbuhkan, minat dengan mengatakan : Apa Manfaatnya

Bagiku? Dan cara memanfaatkan dalam kehidupan siswa.

Page 30: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Prinsip tumbuhkan manfaat akan dilalui siswa ketika mereka

mengetahui menfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu

materi

b) A = Alami, artinya menciptakan atau mendatangkan

pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa.

Prinsip Alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan

modalitas belajar siswa baik visual, audio maupun

kinestetiknya, salah satunya melalui pemanfaatan music. Hal

ini dilakukan yang mengiringi siswa pada saat mempelajari

suatu materi, menganalisa dan menyelesaikan suatu kasus

secara berkelompok. Pada saat siswa membentuk kelompok

/bergabung dengan kelompoknya diputarkan music dengan

tempo dan volume yang agak keras. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan gairah belajar siswa. Kemudian setelah siswa

berada dalam kelompoknya dan mulai mengerjakan tugas,

diiringi music dengan tempo lambat dan lembut. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu siswa meningkatkan

konsentrasi.

c) N =Namai, menyediakan kata kunci pada konsep, model,

rumus, strategi. Prinsip namai dapat diimplementasikan dengan

cara tiap-tiap kelompok diberi nama sesuai dengan konsep atau

tema pembelajaran. Masing-masing kelompok akan

mempekenalkan cirri-ciri dari kelompok masing-masing

diiringi dengan yel-yel kelompok. Pad tahapan ini dari hasil

diskusi kelompok, siswa akan mengetahui konsep-konsep dari

materi pembelajaran

d) D = Demonstrasi, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

menunjukkan bahwa mereka tau dan pasti bisa. Prinsip

Demonstrasikan dapat diimplementasikan dengan cara tiap

kelompok mempresentasikan tugasnya didepan kelas. Tujuan

dari kegiatan ini adalah agar siswa mengalami langsung / aktif

Page 31: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

dalam proses pembelajaran. Pada tahapan ini guru adalah

meyakinkan siswa dengan memberikan penguatan bahwa

mereka mampu melakukannya. Bila anggota kelompok ada 5

orang siswa, maka dari mereka ada yang bertugas mengkonsep

materi, presentasi, membuat contoh dan membuat pertanyaan

dari kelompok lain. Dengan rancangan ini semua siswa akan

terlibat secara aktif dan akan menunjukkan kemampuannya.

e) U = Ulangi, menunjukkan kepada siswa secara mengulang

materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu

ini”. Prinsip ulangi dapat diimplementasikan dengan cara siswa

mengulang atau membahas contoh-contoh soal, tugas guru

adalah memberikan penekanan-penekanan. Hal ini berguna

untuk menghindari salah satu konsep yang timbul atau

keraguan yang ada.

f) R = Rayakan, memberikan pengakuan, reward/ hadiah atas

selesainya suatu tugas, atas partisipasinya dalam berbagai

kegiatan/ keterampilan atau pemerolehan pengetahuan. Prinsip

Rayakan dapat diimplementasikan dengan cara guru berusaha

memberikan Reward (hadiah)atau pengakuan atas presasi

maupun partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini

dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pujian, tepuk

tangan, dan lain-lain.

1650 Technology Drive Suite 800,The International Journal of Quantum

Chemistry is corcerned with the quantum mechcnical description of the

stuctur,properties,and dynamics of atoms,molecules,condensed, matter,and

biomoleculer systems.the Journal is interested in publishing applications where

quantum mechanical concepts interact with moleculer.(http://www.quantum.com)

N.Yngve Ohrn,Quantum Corporation is a leading supplier of digital linear

tape(DLT) technology used to backup data.It has sold more than 100 million half-

inch cartridge tapes for the two million DLT tape drives in use.Quantum also

produces disk based data backup systems.(http://me.manuscriptcentral.com/qua).

Page 32: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh: Istichomah, dengan judul

peningkatan pemahaman konsep energi panas dalam mata pelajaran IPA melalui

model pembelajaran kuantum pada siswa kelas IV di SD N Bonagung I,dapat

disimpulkan(1).Dengan penggunaan model kuantum dapat meningkatkan

pemahaman konsep energi panas. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai rata-rata

kelas terjadi peningkatan secara optimal .

Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pemahaman dalam

mendefinisikan,mengidentifikasi,mengelompokkan,maupun menerapkan

pemahaman konsep energi panas dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aji Wasito dengan judul

peningkatan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA melalui metode

kuantum pada siswa kelas 1V SD N Sapen 03, kecamatan mojolaban kabupaten

sukoharjo tahun 2009/2010.Menyimpulkan dengan model pembelajaran kuantum

dapat mengatasi hambatan-hambatan siswa dalam kemampuan

kognitifnya,sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Adapun persamaan penelitian saya dan Istichomah serta Aji Wasito adalah

pada variabel X yaitu penggunaan model pembelajaran Kuantum. Perbedaan pada

penelitian kami adalah pada variabel Y. Pada penelitian saya variabel Y,

penguasaan konsep energi cahaya, sedangkan Istichomah variabelnya pemahaman

konsep energi panas, dan Aji Wasito variabelnya tentang peningkatan kemampuan

kognitif pada pembelajaran IPA.

C. Kerangka Berfikir

Pada pembelajaran IPA, khususnya pemahaman tentang”Konsep Energi

Cahaya, dikelas II SD Negeri Karanganyar 03 hasilnya belum sesuai dengan yang

diharakan. Hal ini akan terlibat dari belum tercapainya Kriteria Ketuntasan

Minimal pada materi tersebut. Berdasarkan pengamatan, hal ini akan terjadi

karena model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai, dalam arti guru belum

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran (konvensional). Semua itu

menyebabkan rendahnya kemampuan siswa tentang “Konsep Energi Cahaya”.

Page 33: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka lama kelamaan akan merugikan

siswa. Prestasi mereka akan semakin menurun.

Melihat kejadian tersebut, peneliti mempunyai alternativ untuk melakukan

tindakan guna meningkatkan pemahaman siswa tentang “Konsep Energi Cahaya”.

Upaya yang akan dilakukan peneliti yaitu dengan merubah model pemebelajaran

lama dengan model yang baru. Model pembelajaran yang digunakan dalam rangka

meningkatkan pemahaman tentang “Konsep Energi Cahaya” pada siswa kelas II

adalah model pembelajaran Kuantum. Penggunaan model pembelajaran kuantum

anak akan merasakan gembira, serta mendapatkan pengetahuan, keterampilan

dalam pengalaman belajarnya. Untuk meningkatkan pemahaman proses

pembelajaran melalui percobaan-percobaan pembelajaran dapat membantu siswa

dalam hal belajar pengamatan dan praktikum permulaan. Penggunaan model

pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa akan menimbulkan daya tarik sendiri

bagi yang menggunakannya. Kegiatan belajar dan mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran kuantum proses pembelajaran dapat menciptakan suasana

belajar yang menarik dan materi akan terkesan pada diri siswa. Hal ini siswa akan

menjadi lebih jelas dalam menerima materi yang disampaikan guru, sehingga hasil

belajar IPA lebih meningkat. Dalam model pembelajaran ini terdapat beberapa

siklus guna mengamati perkembangan kemajuan siswa. Pada setiap siklus

dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus yang dilakukan

disesuaikan dengan kebutuhan sampai dengan pembelajaran dapat tercapai.

Page 34: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

Berdasarkan uraian di atas, secara skematis kerangka alur berfikir

dapat dilihat pada gambar I

Gambar I : Alur Kerangka Berfikir

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru belum menggunakan model pembelajaran kuantum

Pemahaman konsep energi cahaya rendah

Guru menggunakan model pembelajaran

kuantum

Siklus I 1. Meningkatkan pemahaman

konsep energi cahaya 2. Mendemonstrasikan perambatan

cayaha menggunakan model pembelajaran kuantum

Siklus III 1. Meningkatkan pemahaman

konsep energi cahaya 2. Mendemonstrasikan perambatan

cayaha menggunakan model pembelajaran kuantum

Siklus II 1. Meningkatkan pemahaman

konsep energi cahaya 2. Mendemonstrasikan perambatan

cayaha menggunakan model pembelajaran kuantum

Di duga melalui model pembelajaran kuantum

meningkatkan pemahaman konsep energi cahaya

Page 35: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

D. Hipotesis penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah di uraikan

diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan pemahaman Konsep Energi Cahaya pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas II SDN Karanganyar 03 Weru Sukoharjo tahun 2011.

Page 36: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03

Weru Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat ini karena sekolah ini sebagai tempat

mengajar peneliti sehingga dengan pertimbangan tempat mengajar dan data-data

yang diperlukan mudah didapatkan serta peneliti dapat secara langsung

menggunakan data-data yang ada sebagai pertimbangan untuk langkah atau

tindakan selanjutnya. Dipilih kelas II karena peneliti melihat bahwa pembelajaran

IPA di kelas II, siswanya kurang berminat dalam mengikuti kegiatan belajar-

mengajar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan Selama enam bulan, yakni bulan Mei-Juni

2011. Dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

1 hal 90.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek penelitian siswa dan guru

kelas II SD Negeri Karanganyar 03 Weru Sukoharjo. Dalam pembelajaran IPA

pokok bahasan panas. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 38 anak, dengan perincian

laki-laki 14 anak dan Perempuan 24 anak.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data atau informasi tersebut digali dari

berbagai sumber dan jenis yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer yaitu siswa kelas II dan Informasi dari guru kelas II Sekolah

Dasar Negeri Karanganyar 03 Weru Sukoharjo.

Page 37: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

2. Data sekunder yaitu arsip yang berupa nilai,raport dan tes hasil belajar

serta kegiatan belajar mengajar di kelas II Sekolah Dasar Negeri

Karanganyar 03 Weru Sukoharjo dan proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesusai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian, diperlukan alat dan metode untuk mendapat data yang tepat dan

objektif. Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan pada tujuan penelitian

yang akan dicapai juga berdasar pada kebutuhan dan sumber data. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto,Observasi adalah mengamati atas hasil atau

dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Kegiatan

yang dilakukan adalah melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi

ketika tindakan berlangsung.

Dalam melakukan pengamatan ini, peneliti mencatat sedikit demi sedikit

apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat, serta mengamati jalannya

proses pembelajaran berlangsung. Selain mengamati proses pembelajaran yang

berlangsung juga mengamati kerja guru dalam mengelola kelas. Observasi siswa

difokuskan pada hasil belajar IPA selama proses pembelajaran berlagsung.

Sedangkan observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam

menerapkan pembelajaran kuantum. Hasil observasi didiskusikan bersama guru

pengampu untuk kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai

kelemahan ataupun kelebihan dalam penerapan pembelajaran kuantum yang telah

dilakukan untuk kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati

bersama antara peneliti dan guru pengampu dapat dilaksanakan pada siklus

berikutnya. Observasi terhadap guru difokuskan pada perilaku guru saat mengajar,

observsi ini difokuskan pada perilaku para siswa sebelum tindakan dan ketika

tindakan berlangsung berkaitan dengan peningkatan hasil belajar IPA pada konsep

energi cahaya.

Page 38: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

2. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (1997:206) menyatakan,Dokumentasi adalah suatu

proses pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel.Teknik ini digunakan

untuk mengumpulkan data-data tertulis, serta digunakan sebagai gambaran secara

lengkap tentang dokumen dan arsip. Dokumen atau arsip, yang berupa rencana

pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai, kriteria ketuntasan minimal, silabus dan

program semester, daftar hadir siswa hasil pekerjaan siswa dan buku analisis

penilaian dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru kelas II.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa atau seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap energi

cahaya. Syarat tes yang baik adalah harus memiliki 2 hal yaitu validasi dan

reabilitas.Validitas mencakup 4 hal yaitu : validitas isi, validitas susunan, validitas

bandingan, validitas ramalan. Tes dilakukan sebelum dilaksanakan pembelajaran

kuantum dan sesudahnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui peningkatan

pemahaman siswa terhadap energi cahaya pada pembelajaran sebelum

menggunakan model kuantum maupun sesudahnya. Materi tes berisi tentang

“Energi Cahaya”.

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalam model

diskriptif komparatif yaitu membandingkan antar siklus. Menurut Sarwiji

Suwandi (2009:143)”Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas

lebih dari 50%,peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti

remedial untuk KD yang belum tuntas.Sebaliknya,apabila nilai indikator dari

suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan,dapat dikatakan peserta didik belum

menuntaskan indikator tersebut”.

F. Indikator Pencapaian

Menurut Sarwiji Suwandi (2009:72) indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan

Page 39: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

keberhasilan atau keefektifan penelitian.Indikator keberhasilan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai > 62 atau

jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat.Hal tersebut berdasarkan Standar

Ketuntasan Minimum di SD Karanganyar III untuk mata pelajaran IPA.Indikator

Kerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan penguasaan

Energi Cahaya malalui model Pembelajaran Kuantum pada siswa kelas II di SD

Karanganyar III 2010/2011.Indikator Keberhasilan tindakan ini dirumuskan di

dalam table 2 sebagai berikut :

Page 40: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Tabel 2.Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses

Indikator

Keberhasilan

Aspek yang

diukur

Target Capaian Cara mangukur

1.Proses

pembelajaran

2.Hasil

Penbelajaran

Kualitas Proses

Kemampuan

konsep energi

cahaya

1.Siswa menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran IPA,khususnya pada pokok bahasan energi cahaya. 2.Siswa bersemangat dalam pembelajaran dan berani mengemukakan pendapat.�

85% dari seluruh

siswa

memperoleh nilai

> 62 atau jumlah

siswa yang

belajar tuntas

meningkat

Diamati pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA pada pokok bahasan energi cahaya.

Tes

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus untuk

mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya penguasaan IPA di

Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kranganyar 03 Weru Sukoharjo, dilakukan

observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Tindakan yang tepat dalam

meningkatkan prestasi belajar IPA yaitu melalui model pembelajaran kuantum.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus yaitu:

Page 41: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan pemantauan keadaan siswa yang akan diteliti dan

mempersiapkan semua instrumen. Pada penelitian tindakan kelas ini,

digunakan 6 instrumen yaitu:

a. Silabus

b. Rencana Pembelajaran

c. Media Pembelajaran

d. Lembar Observasi Siswa

e. Lembar Observsi Guru

f. Alat Evaluasi (tes)

2. Pelaksanaan

a. Siklus I

1) Perencanaan

Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan menyiapkan

materi untuk siklus I.

2) Tindakan

Proses tindakan dalam siklus I adalah:

a) Satu atau dua hari sebelum proses belajar dan mengajar

berlangsung member tugas kepad asiswa untuk membaca dn

mempelajari materi tentang “Energi Cahaya”.

b) Siswa mengamati demonstrasi alat-alat yang menghasilkan Energi

cahaya di depan kelas.

c) Siswa diberi tugas untuk mengemukakan gagasan atau ide dari

informasi demonstrasi. Kemusian siswa melakukan percobaan I

besama kelompoknya, sebagai hasil diskusi bersama kelompoknya.

d) Siswa mencoba mempresentasikan hsil diskusi kelompoknya

mengenai masalah yang dibahas dari percobaan tersebut tentang

materi energi cahaya dan siswa yang lain dapat memberikan

tanggapan dari hasil presentasi yang telah disampaikan oleh

temannya tadi.

3) Observasi

Page 42: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Observsi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dn guru selama

proses pembelajaran berlangsung.

4) Analisis dan Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis

sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk

memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan

data yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang

dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk

merencanakan siklus berikutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan

menyampaikan materi untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada

siklus I.

2) Tindakan

Proses tindakan dalam siklus II adalah:

a) Siswa diberi tugas untuk mengungkapkan pengalamannya

mengenai “Energi Cahaya” yang telah dijelaskan oleh guru.

b) Siswa melakukan sebuah percobaan ke II bersama kelompoknya

sebagai hasil pengamatan dan diskusi dalam kelompoknya

mengenai energi cahaya dan memahami proses perambatan cahaya.

c) Siswa mencoba mempresentasikan hasil percobaan tersebut dan

diskusi dalam kelompoknya mengenai “Energi Cahaya” dn

memahami proses perambatan panas dan siswa yang lain dapat

memberikan tanggapan dari hasil presentasi yang telah

disampaikan oleh temannya tadi.

d) Guru menjelaskan dan member penguatan tentang materi energi

cahaya dengan pembelajaran kuantum yang telah dibuat oleh guru

tersebut.

Page 43: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

3) Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan guru selama

proses pembelajaran berlangsung.

4) Analisis dan Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta

dianalisis, sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah

dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil

analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan

sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

c. Siklus III

1) Perencanaan

Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan menyampaikan

materi untuk siklus III berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.

2) Tindakan

Proses tindakan dalam siklus III adalah:

a) Siswa melakukan percoban ke-3 bersama kelompoknya sebagai hasil

pengamatan dan diskusi dalam kelompoknya tentang energi cahaya

dan memahami proses perambatan cahaya.

b) Siswa membuat sebuah laporan sementara dengan kelompoknya

sebagai hasil percobaan.

c) Siswa mencoba mempresentasikan hasil percobaan tersebut dan

diskusi dalma kelompknya mengenai “Energi Panas” dan memahami

proses perambatan cahaya dan siswa yang lain dapat memberikan

tanggapan dari hasil presentasi yang telah disampaikan oleh temannya

tadi.

d) Guru menjelaskan dan member penguatan tentang materi energi

cahaya dan proses perambatan cahaya dengan pembelajaran kuantum

yang telah dibuat oleh guru tersebut.

3) Observasi

Page 44: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ��

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-

aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

4) Analisis dan Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,

sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk

memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan data

yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan

dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan.

Page 45: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Berdasarkan Uraian diatas maka dapat dibuat prosedur penelitian seperti gambar berikut :

Page 46: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

� ���

Page 47: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD negeri

Karanganyar III yang beralamat di dukuh Tlemek RT 02/04 desa karanganyar

kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo.Sekolah dasar negeri karanganyar 03 ini

berdiri pada tanggal 1 juli 1977.Sekolah ini letaknya sangat strategis yaitu dengan

jalan umum sehingga memudahkan siswa menuju ke sekolah ini.Sekolah dasar

negeri Karanganyar 03 ini mempunyai jumlah siswa terbanyak kedua dalam satu

kecamatan,dengan jumlah siswa keseluruhan dari kelas 1 hingga kelas 6 sebanyak

193 siswa.Selaku kepala sekolah Bp.Tolu Winarto yang membawahi 13 guru dan

karyawan.Sekolah sekolah dasar negeri karanganyar 03 mempunyai 1 ruang

guru,1 ruang kepala sekolah yang menyatu dengan ruang guru.Sekolah ini juga

mempunyai 6 ruang kelas,1 ruang UKS,1 ruang perpustakaan,1 ruang komputer

dan 1 aula sebagai gedung pertemuan.Aula di sekolah dasar negeri 03 menjadi

satu-satunya tempat pertemuan dan acara-acara penting se-Kecamatan Weru,

karena hanya sekolah ini yang mempunyai gedung pertemuan.

Halaman sekolahnya cukup luas, dikelilingi oleh bermacam-macam

tumbuhan yang memberikan kesejukan di sekolah ini.Fasilitas yang ada di

sekolah ini kurang memadai. Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai mata

pelajaran yang tersedia kurang lengkap.Alat peraga tersebut tidak dimanfaatkan

oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas II SD Negeri Karanganyar III..

Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan: Pertama, peneliti

merupakan guru wiyata bakti di SD Negeri Karanganyar III. Kedua, sekolah

tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang serupa sehingga

terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, berdasarkan hasil observasi

peneliti di lapangan terdapat permasalahan dalam pembelajaran IPA khususnya

materi energi cahaya.

Page 48: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Karakter siswa-siswi kelas II tempat penelitian tidak jauh berbeda

dengan kelas lain. Kebanyakan siswa menganggap IPA sebagai suatu mata

pelajaran sulit, sehingga penguasaan konsep energi cahaya belum mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah pada awal semester.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA juga kurang optimal. Siswa masih

banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah konsep energi cahaya.

Hal itu menyebabkan rendahnya penguasaan konsep energi cahaya siswa pada

mata pelajaran IPA. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan

penelitian di kelas II. Peneliti menggunakan Model Pembelajaran Kuantum yang

dapat meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas II.

Dengan penelitian ini diharapkan siswa Sekolah Dasar Negeri

Karanganyar III lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar IPA, sehingga

penguasaan konsep energi cahaya siswa kelas II meningkat.

2. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan observasi pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar III,

tahun pelajaran 2010/2011 pada materi energi cahaya.

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih

terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain:

a. Pembelajaran yang digunakan Guru

Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan seimbang antara guru dengan

siswa, dan dimana segala proses belajar mengajar berpusat pada guru sehingga

penguasaan konsep energi cahaya rendah.

Guru kurang menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa kurang

berani mengajukan pertanyaan maupun mengungkapkan gagasannya. Guru masih

Page 49: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Guru belum

mengembangkan pembelajaran yang menarik yang dapat mengoptimalkan

kreativitas dan keaktifan siswa. Guru selama ini lebih mementingkan hasil akhir

pelajaran bukan proses pembelajaran.

b. Teknik Menginteraktifkan Siswa

Kebiasaan lama mengajar, ketergantungan guru pada buku LK dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu guru hanya meminta siswa untuk

mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam buku LK. Dengan cara seperti ini

kegiatan pembelajaran konsep energi cahaya seolah-olah hanya berada pada

tataran kognitif sedangkan aspek psikomotorik yang seharusnya menjadi fokus

pembelajaran konsep energi cahaya tidak mempeoleh proporsi yang seharusnya.

Dalam proses belajarpun hanya terlihat interaksi dua arah, yaitu antara

guru dengan siswa saja. Guru tidak menciptakan interaksi antara siswa dengan

siswa atau siswa dengan kelompok. Sehingga siswa ragu-ragu dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan ,

c. Permasalahan yang ditemui pada diri siswa.

Siswa kurang aktif pada saat kegiatan pembelajaran, cenderung tidak

serius dan tidak memperhatikan saat guru sedang memaparkan materi pelajaran,

tidak berani tampil di depan kelas, siswa kurang antusias dalam menjawab

pertanyaan guru, dan siswa cenderung menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada

pembelajaran yang diterapkan guru, dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain

sendiri ataupun mengobrol dengan teman.

Rendahnya penguasaan konsep energi cahaya cacah siswa kelas II yang

ditunjukkan dari nilai ulangan mengenai penguasaan konsep energi cahaya yaitu

dari 38 siswa hanya 5,26 % atau 2 siswa yang mendapat nilai di atas sama dengan

batas KKM. Sedangkan 94,73 % atau 36 siswa berada di bawah batas KKM yaitu

62.

Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa kelas

II di SD Negeri Karanganyar 03 mendapatkan nilai rendah pada materi pokok

konsep energi cahaya. Dengan demikian konsep energi cahaya siswa kelas II SD

N Karanganyar III perlu ditingkatkan. Data nilai tersebut dilihat dalam lampiran 2.

Page 50: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berdasarkan hasil nilai belajar siswa pada lampiran 2 di halaman 72,maka

dapat dibuat table seperti berikut:

Tabel 4.1. Frekuensi Data Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Nomor Rentang Nilai Frekuensi(fi) Nilai Tengah

(fi) x (xi) Prosentase

1 20 –28 1 24 24 2,63 %

2 29 – 37 6 33 198 15,7 %

3 38 – 46 16 42 672 39,47 %

4 47 – 55 10 51 510 21,05%

5 56 – 64 2 60 180 2,63 %

6 65 – 73 3 69 207 7,89 %

Jumlah 38 555 1791 100 %

Berdasarkan tabel 3. maka dapat digambarkan pada grafik.

KKKK1

Gambar 5. Grafik Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 03 banyak siswa yang

memperoleh di bawah batas nilai KKM yaitu 62. Data ketuntasan belajar pada

kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

nilai tengah

frek

uen

si

24 33 42 51 60 69

Page 51: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes sebelum Tindakan

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus

Jumlah Persen

1 Tuntas 3 7,89 %

2 Tidak Tuntas 35 92,11 %

Jumlah 38 100 %

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 03 sebanyak 38 siswa hanya 3

siswa atau 7,89 % yang memperoleh nilai di atas sama dengan batas nilai KKM.

Sebanyak 35 siswa atau 92,11 % memperoleh nilai di bawah batas nilai KKM

yaitu 62.

Hasil rata-rata nilai tes sebelum dilakukan tindakan dapat ditujukkan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Hasil rata-rata nilai tes sebelum dilakukan tindakan

No Keterangan Tes Awal

1 Nilai terendah 20

2 Nilai tertinggi 65

3 Rata-rata nilai 42

4 Siswa belajar tuntas 7,89 %

Page 52: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Untuk memperjelas hasil rata-rata nilai tes sebelum dilakukan tindakan

dapat digambarkan dalam grafik berikut ini

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa

penguasaan konsep energi cahaya oleh siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 03

masih kurang. Adanya. Maka peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru

untuk melaksanakan pembelajaran energi cahaya melalui Model Pembelajaran

Kuantum.Dan nila

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

Deskripsi data pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari deskripsi tindakan siklus I,deskripsi tindakan siklus II, dan deskripsi

tindakan siklus III setiap siklus 2 kali pertemuan masing- masing terdiri atas 4

tahapan yaitu, (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan (4) refleksi tindakan

a. Deskripsi Tindakan Siklus I

Penerapan pembelajaran konsep energi cahaya pada siklus I dengan

menggunakan model pembelajaran Kuantum sebagai berikut:

65

20

42

0

10

20

30

40

50

60

70

Nilaitertinggi

Nilaiterendah

Rata-rata

Page 53: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 7-14 Maret 2011 membahas tentang

konsep energi cahaya.Indikator hasil belajar meliputi, 1) siswa menuliskan

kembali macam-macam sumber energi cahaya; 2) Menggolongkan benda yang

termasuk benda energi cahaya dan yang bukan; 4) Menjelaskan keuntungan energi

cahaya.Siklus ini dilaksanakan 4x35 menit dalam 2x pertemuan.Pembelajaran

dilaksanakan dengan model pembelajaran kuantum.Media penunjang yang

digunakan adalah KIT IPA dan benda-benda disekitar kita.dan siswa melakukan

diskusi kecil.

Pada siklus I guru membuat rencana pembelajaran dan menggunakannya

sesuai dengan skenario yang telah dibuat.Pembelajaran dilaksanakan dengan

model pembelajaran kuantum,yang meliputi : apersepsi,eksplorasi,diskusi dengan

penjelasan dan pengembangan dengan aplikasi.

2). Pelaksanaan pembelajaran siklus I

a) Pertemuan pertama pada siklus I

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran,siswa mengamati demonstrasi guru

alat-alat yang menghasilkan energi cahaya serta hal-hal yang pernah

dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara langsung tentang

konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan

diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan.Pada kegiatan ini,siswa melakukan diskusi untuk

mendapatkan pemahaman dan langsung mengetahui tentang konsep

energi cahaya.Diskusi yang dilakukan akan berguna agar siswa lebih

memahamimateri pelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama

yang baik dalam kelompok.Kemudian siswa melakukan percobaan

berkaitan dengan energi cahaya dengan bimbingan guru.Pada akhir

kegiatan ini siswa menjawab soal pada lembar LKS yang sudah

disediakan.

Page 54: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya,penghematannya,kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil

diskusi.Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang

energi cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

diungkapkan sebelumnya.Guru berusaha menjelaskan materi dengan

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Tahap pengembangan aplikasi.Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal.Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal.

b) Pertemuan kedua pada siklus I

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran,secara sekilas guru mengadakan

pertanyaan tentang energi cahaya dari pertemuan sebelumnya,serta

hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara

langsung tentang konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi.Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan diskusi

dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang diberikan.Pada

kegiatan ini,siswa melakukan diskusi untuk mendapatkan

pemahaman dan langsung mengetahui tentang konsep energi cahaya

sama seperti pertemuan pertama namun dengan alat dan media yang

berbeda.Diskusi yang dilakukan akan berguna agar siswa lebih

memahamimateri pelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama

yang baik dalam kelompok.Kemudian siswa melakukan percobaan

berkaitan dengan energi cahaya dengan bimbingan guru.Pada akhir

kegiatan ini siswa menjawab soal pada lembar LKS yang sudah

disediakan.

Page 55: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya, penghematannya, kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil

diskusi.Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang

energi cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

diungkapkan sebelumnya.Guru berusaha menjelaskan materi dengan

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal.Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal.

3). Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif

antara guru kelas dan observer dengan siswa. Selama melaksanakan tindakan,

guru melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama mengikuti

pembelajaran konsep energi cahaya, serta meminta teman sejawat sebagai

observer untuk mengamati guru dalam mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran Kuantum.

a) Hasil Observasi bagi Guru

Berdasarkan data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan

diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

1. Guru telah mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran, baik buku pedoman, maupun media yang sesuai,

2. Guru telah melaksanakan apersepsi dengan baik untuk dapat memusatkan

perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran,

3. Guru sudah menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan

pembelajaran, dan penyampaian materi pelajaran sudah baik,

4. Guru belum optimal dalam, membimbing diskusi kelompok kecil,

5. Guru kurang baik dalam pengelolaan kelas,

6. Guru kurang dapat memanfaatkan waktu dengan baik,

Page 56: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

7. Guru sudah mampu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan

mengemukakan pendapat karena pembelajaran dibuat menyenangkan,

8. Guru kurang memberi kesempatan tiap kelompok untuk menyampaikan

hasil percobaan di depan kelas, Guru kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk merangkum dan menyimpulkan pelajaran yang telah

diajarkan, dapat terlihat dari buku pelajaran siswa yang cenderung masih

kosong,

9. Guru sudah berkeliling untuk mengecek kegiatan siswa- siswa dalam

proses pembelajaran, serta pengelolaan waktu pada langkah-langkah

pembelajaran kurang ditaati oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang

terealisasi dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada lampiran 10 hal 83,maka dapat

dibuat tabel seperti berikut :

Tabel 4.4 Observasi kinerja guru pada siklus 1

No. Keterangan Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 27 30

2. Rata-rata skor 2,25 3,00

3. Rata-rata skor siklus 1 2,625

Grafik Hasil kinerja guru pada siklus 1

Gambar 7. Grafik Hasil kinerja guru pada siklus I

2.25

3.00

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pert 1 Pert 2

Sko

r

Page 57: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Hasil Observasi bagi Siswa

Berdasarkan data observasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar

afektif siswa sebagai berikut:

1. Perhatian siswa terhadap pelajaran sudah mulai terfokus, dengan adanya

media yang digunakan guru, siswa mulai tertarik dan termotivasi untuk

dapat mengikuti pelajaran dengan baik ,siswa sudah mulai aktif terlibat

dalam kegiatan pembelajaran, siswa sudah mulai memahami maksud dari

materi yang disampaikan oleh guru,

2. Siswa kurang dalam kerjasama dalam kelompok,

3. Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas baik tugas individu

atau tugas kelompok, keberanian siswa maju ke depan untuk

mempresentasikan hasil tugas observasi masih kurang.

4. Siswa kurang berminat mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan

baik dan sistematis, siswa sudah berani bertanya dan meminta saran

kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas, banyak

siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan,dan mau

berkomunikasi dengan guru, serta kemauan siswa untuk berdiskusi dengan

teman sudah baik, terlihat pada saat diberi waktu untuk berdiskusi, siswa

mampu bekerjasama dengan teman.Berdasarkan lampiran 6 hal 77, maka

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil aktivitas siswa pada siklus I.

No. Keterangan Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 16 18

2. Rata-rata skor 2,28 2,57

3. Rata-rata skor siklus 1 2,425

Page 58: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Grafik Aktivitas Siswa kelas II pada siklus I.

Gambar 8. Grafik Aktivitas Siswa kelas II pada siklus I.

4) Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus 1, maka guru mengulas masih ada 30

siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti melanjutkan siklus ke II untuk

materi energi cahaya dengan menindak lanjuti siklus I. Dari hasil analisa data

perkembangan prestasi belajar siswa pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa

siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 15,7%.Besarnya nilai terendah yang

diperoleh siswa pada saat tes siklus I sebesar 30. Untuk nilai tertinggi terdapat

kenaikan dari 60 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes siklus I sebesar 48 nilai

tersebut belum di atas rata-rata,nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan

sekolah.

Dari hasil unjuk kerja secara keseluruhan hanya 60% siswa yang mampu

mencapai batas ketuntasan yakni yang mendapat nilai 61 ke atas,dan hasil nilai

pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 hal 74.

2.28 2.57

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pert 1 Pert 2

Sko

r

Page 59: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.6 Frekuensi Data Nilai Tes Siswa Pada Siklus 1

Nomor Rentang Nilai Frekuensi(fi) Nilai Tengah

(fi) x (xi) Prosentase

1 20 –28 4 24 96 10,52 %

2 29 – 37 15 33 495 15,7 %

3 38 – 46 8 42 294 18,42 %

4 47 – 55 5 51 255 13,15 %

5 56 – 64 6 60 360 15,78 %

Jumlah 38 555 1500 100 %

Grafik persentase hasil belajar siswa pada siklus I

Gambar 8.Grafik frekuensi hasil belajar siswa pada siklus I.

Tabel 4.7: Tabel Persentase Hasil Belajar IPA Kelas II SDN Karanganyar III

Th.2011 pada Siklus I

No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah /Nilai

1 Siswa yang mendapat nilai di atas 62 6

2 Siswa yang mendapat nilai di bawah 62 32

3 Rerata 15,7

4 Ketuntasan Klasikal 16 %

0

2

4

6

8

10

12

14

16

nilai tengah

frek

uen

si

24 33 42 51 60

Page 60: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan uraian dari tabel 2 dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki

ketuntasan belajar (dengan nilai 62 ke atas) sebanyak 6 siswa atau 15,7% dari 38

siswa. Dari data diatas, dapat dibuat grafik pada gambar 1.

Grafik 1.Daftar Ketuntasan Nilai IPA Smtr II Kelas II

SDN Karanganyar III Pada Siklus I

Gambar 9. Histogram Kriteria Ketuntasan pada Siklus I

Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain:

a) Bagi Guru

(1) Penggunaan alat peraga yang belum optimal serta guru kurang dapat

mengendalikan kelas, terlihat dari adanya beberapa siswa yang ramai

dibiarkan saja.

(2) Guru belum optimal dalam membimbing siswa untuk melaksanakan

diskusi kelompok kecil dengan baik, guru kurang jelas memberikan

arahan atau petunjuk diskusi kelompok kecil pada siswa terlihat dari

banyaknya siswa yang masih bingung dan belum mengerti apa yang

harus dilakukan,

84%

16%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

TidakTuntas

Tuntas

Page 61: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(3) Guru belum optimal dalam pemaparan hasil diskusi yang dilakukan oleh

siswa.

b) Bagi Siswa

(1) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran, siswa

sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu

ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal,

(2) Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran perlu

ditingkatkan lagi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.

b. Deskripsi Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari siklus yang

pertama. Siklus ke II berlangsung mulai dari tanggal 21 Maret 2011 sampai

dengan 28 Maret 2011, sedangkan pelaksanaannya terdiri dari 2 x pertemuan.

Pada siklus kedua ini, penggunaan model pembelajaran Kuantum untuk dapat

meningkatkan penguasaan tentang energi cahaya yang dilaksanakan dalam 4

tahapan, taitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis

serta refleksi.

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21-28 Maret 2011.Siklus II

dilaksanakan dalam 2x pertemuan dengan alokasi waktu 4x35 menit dengan

pokok bahasan energi cahaya. Pada siklus I guru membuat rencana pembelajaran

dan menggunakannya sesuai dengan skenario yang telah dibuat.Setelah sedikit

mengulas materi yang telah disampaikan, guru menggali pengetahuan siswa

tentang pembelajaran minggu kemarin mengenai konsep energi cahaya.Tujuan

kegiatan ini untuk membangun kembali pengetahuan yang sudah ada dan

membawa siswa kemateri yang akan dipelajari.Indikator hasil belajar meliputi, 1)

siswa menuliskan kembali macam-macam sumber energi cahaya; 2)

Menggolongkan benda yang termasuk benda energi cahaya dan yang bukan; 3)

Menjelaskan kelebihan dan kekurangan energi cahaya.Siklus ini dilaksanakan

4x35 menit dalam 2x pertemuan.Pembelajaran dilaksanakan dengan model

Page 62: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pembelajaran kuantum. Media penunjang yang digunakan adalah KIT IPA dan

benda-benda disekitar kita.dan siswa melakukan diskusi kecil.

.Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kuantum,yang

meliputi : persepsi,eksplorasi,diskusi dengan penjelasan dan pengembangan

dengan aplikasi.

2). Pelaksanaan pembelajaran siklus II

(a). Pertemuan pertama pada siklus II

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru membawa siswa untuk

mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan

menanyakan secara langsung tentang konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan

diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang diberikan.

Dari percobaan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kuantum ini dilakukan siswa

secara kelompok yang jumlahnya sama seperti waktu siklus 1.

Diskusi yang dilakukan akan berguna agar siswa lebih memahami

materi pelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama yang baik

dalam kelompok. Kemudian siswa melakukan percobaan berkaitan

dengan energi cahaya dengan bimbingan guru. Pada akhir kegiatan

ini siswa menjawab soal pada lembar LKS yang sudah disediakan.

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya,penghematannya,kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil

diskusi.Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang

energi cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

diungkapkan sebelumnya.Guru berusaha menjelaskan materi dengan

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Page 63: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal. Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal. Dalam pembelajarn ini tugas guru

adalah sebagai motivator dan fasilitator.

(b). Pertemuan kedua pada siklus II

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran,secara sekilas guru mengadakan

pertanyaan tentang energi cahaya dari pertemuan sebelumnya, serta

hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara

langsung tentang konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan

diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan.Pada kegiatan ini,siswa melakukan diskusi untuk

mendapatkan pemahaman dan langsung mengetahui tentang konsep

energi cahaya sama seperti pertemuan pertama namun dengan alat

dan media yang berbeda. Diskusi yang dilakukan akan berguna agar

siswa lebih memahami materi pelajaran dan melatih siswa untuk

bekerja sama yang baik dalam kelompok.Kemudian siswa

melakukan percobaan berkaitan dengan energi cahaya dengan

bimbingan guru. Pada akhir kegiatan ini siswa menjawab soal pada

lembar LKS yang sudah disediakan.

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya,penghematannya,kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil diskusi.

Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang energi

cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

diungkapkan sebelumnya. Guru berusaha menjelaskan materi dengan

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Page 64: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal. Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal.

3). Observasi

(a) Observasi siswa

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif

dengan observer menggunakan lembar observasi,dan observer terhadap siswa

kelas II SD Negeri Karanganyar III.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan (4 x 35) menit,

pada tanggal 21-28 Maret 2011.

Pada pelaksanaan siklus II, guru mengawali pembelajaran dengan berdoa

yang dipimpin oleh ketua kelas, selanjutnya guru menanyakan keadaan siswa dan

menanyakan kehadiran siswa hari ini..

Dalam pelaksanaan siklus II ini siswa lebih serius lagi dibandingkan

dalam pelaksanaan siklus I kemarin. Keaktifan siswa meningkat terlihat ketika

guru memasuki ruang kelas untuk memulai pelajaran dan mengeluarkan alat

peraga, karena setelah selesai untuk melakukan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran energi

cahaya, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

1) Siswa aktif selama pembelajaran berlangsung sebanyak 85 %, sedangkan yang

15 % kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan

kurangnya motivasi belajar pada sebagian siswa dan menggantungkan dirinya

pada teman yang dirasanya pandai.

2) Siswa mampu mengerjakan soal-soal dengan baik hanya 75% siswa,

sedangkan yang 25% masih kurang mampu untuk mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena saat guru memberikan

penjelasan siswa tidak mau memperhatikan dengan baik, dirumah jarang

belajar dan sulitnya siswa tersebut untuk menerima penjelasan dari guru.

Page 65: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan pengamatan keadaan siswa selama dalam melaksanakan

proses pembelajaran sudah baik yang mencapai rata-rata 78,57%.Namun masih

ada juga yang perlu perhatian dan perbaikan, diantaranya kedisiplinan siswa,

kesiapan siswa menerima pelajaran, keaktifan siswa, kemampuan siswa menjawab

pertanyaan dalam percobaan dan diskusi. Hanya pada kemampuan siswa

melakukan percobaan dan diskusi yang mencapai rata-rata 100%.

Berdasarkan lampiran 7 halalan 79 maka aktivitas siswa dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.8 aktivitas siswa pada Siklus II.

No. Keterangan Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 23 24

2. Rata-rata skor 3,28 3,42

3. Rata-rata skor siklus 1I 3,35

Grafik Aktivitas Siswa kelas II pada siklus II.

Gambar 10 .Histogram hasil aktivitas siswa pada siklus II.

(b) Hasil Observasi bagi Guru

Berdasarkan data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan

diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

1. Guru telah mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran, baik buku pedoman, maupun media yang sesuai,

3.28 3.42

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pert 1 Pert 2

Page 66: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Guru telah melaksanakan apersepsi dengan baik untuk dapat memusatkan

perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran,

3. Guru sudah menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan

pembelajaran, dan penyampaian materi pelajaran sudah baik,

4. Guru belum optimal dalam, membimbing diskusi kelompok kecil,

5. Guru cukup baik dalam pengelolaan kelas,

6. Guru cukup dalam memanfaatkan waktu dengan baik,

7. Guru sudah mampu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan

mengemukakan pendapat karena pembelajaran dibuat menyenangkan,

8. Guru sudah memberi kesempatan tiap kelompok untuk menyampaikan

hasil percobaan di depan kelas, Guru sudah memberikan kesempatan

kepada siswa untuk merangkum dan menyimpulkan pelajaran yang telah

diajarkan.

9. Guru sudah berkeliling untuk mengecek kegiatan siswa- siswa dalam

proses pembelajaran, serta pengelolaan waktu pada langkah-langkah

pembelajaran kurang ditaati oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang

terealisasi dengan baik.Berdasarkan lampiran 10 hal 83 maka hasil kinerja

guru dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.9 kinerja guru pada siklus II

No. Keterangan Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 23 24

2. Rata-rata skor 3,25 3,66

3. Rata-rata skor siklus 1I 3,45

Page 67: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Grafik Hasil Kinerja Guru pada siklus II.

Gambar 11 .Histogram hasil kinerja guru pada siklus II.

4). Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I1,sudah tampak lebih baik daripada

siklus 1.Dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan guru mencapai 75% aspek

yang ada sudah dilaksanakan guru dengan baik.Dalam kegiatan

pembelajaransiswa juga sudah mengalami perubahan.Kesiapan siswa menerima

pelajaran sudah lebih baik,namun juga masih ada hambatan-hambatan yang harus

diperbaiki.Keaktifan siswa masih 75%,kemapuan siswa menjawab pertanyaan

masih 75%,dan kemampuan siswa mengerjakan soal test masih 75%.

Dari hasil unjuk kerja secara keseluruhan hanya 60% siswa yang mampu

mencapai batas ketuntasan yakni yang mendapat nilai 62 ke atas,dan hasil belajar

siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 4 hal 75.

3.25 3.66

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pert 1 Pert 2

Sko

r

Page 68: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.10. Frekuensi Data Nilai Tes Siswa Pada Siklus II

Nomor Rentang Nilai Frekuensi(fi) Nilai Tengah

(fi) x (xi) Prosentase

1 38 – 46 1 42 42 2,63 %

2 47 – 55 5 51 255 13,15 %

3 56 – 64 14 60 840 31,57 %

4 65 – 73 14 69 966 31,57 %

5 74 – 82 3 78 24 7,89 %

6 83 – 91 1 87 87 2,63 %

Jumlah 38 555 2216 100 %

Grafik frekuensi hasil belajar siswa pada siklus II.

Gambar .Grafik hasil belajar siswa pada siklus II

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan yang mendapat nilai

terendah adalah 40.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

nilai tengah

frek

uen

si

42 51 60 69 78 87

Page 69: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.11 Tabel Persentase Hasil Belajar IPA Kelas II Semester II

SDN Karanganyar III Th 2011 pada Siklus II

No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah /Nilai

1 Siswa yang mendapat nilai di atas 62 23

2 Siswa yang mendapat nilai di bawah 62 15

3 Rerata 60,52

4 Ketuntasan Klasikal 60 %

Berdasarkan uraian dari tabel 2 dapat dilihat bahwa siswa yang

memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 62 ke atas) sebanyak 23 siswa

atau 60% dari 38 siswa. Dari data diatas, dapat dibuat grafik pada gambar

2.3.

Tabel 2.3 Daftar Ketuntasan nilai IPA Kelas II Semester II

SDN Karanganyar 03 Tahun 2011

Gambar 12. Histogram Kriteria Ketuntasan pada Siklus II

Dalam penelitian tindakan kelas siklus II masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain:

40%

60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

TidakTuntas

Tuntas

Page 70: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

a). Bagi Guru

(2) Penggunaan alat peraga yang belum optimal serta guru kurang dapat

mengendalikan kelas, terlihat dari adanya beberapa siswa yang ramai

dibiarkan saja.

(3) Guru belum optimal dalam membimbing siswa untuk melaksanakan

diskusi kelompok kecil dengan baik, guru kurang jelas memberikan

arahan atau petunjuk diskusi kelompok kecil pada siswa terlihat dari

banyaknya siswa yang masih bingung dan belum mengerti apa yang

harus dilakukan,

(4) Guru belum optimal dalam pemaparan hasil diskusi yang dilakukan oleh

siswa.

b). Bagi Siswa

(1) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran, siswa

sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu

ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal,

(2) Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran perlu

ditingkatkan lagi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus

III.

c. Deskripsi Tindakan Siklus III

Tindakan Siklus III dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari siklus yang

pertama. Siklus ke II berlangsung mulai dari tanggal 4 April 2011 sampai dengan

11 Maret 2011, sedangkan pelaksanaannya terdiri dari 2 x pertemuan. Pada siklus

kedua ini, penggunaan model pembelajaran Kuantum untuk dapat meningkatkan

penguasaan tentang energi cahaya yang dilaksanakan dalam 4 tahapan, taitu: tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis serta refleksi.

1) Perencanaan Tindakan Siklus III

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4-11 April 2011 membahas tentang

konsep energi cahaya.Indikator hasil belajar meliputi, 1) siswa menuliskan

kembali macam-macam sumber energi cahaya; 2) Menggolongkan benda yang

termasuk benda energi cahaya dan yang bukan; 4) Menjelaskan keuntungan energi

Page 71: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

cahaya.Siklus ini dilaksanakan 4x35 menit dalam 2x pertemuan.Pembelajaran

dilaksanakan dengan model pembelajaran kuantum.Media penunjang yang

digunakan adalah KIT IPA dan benda-benda disekitar kita.dan siswa melakukan

diskusi kecil.

Pada siklus I guru membuat rencana pembelajaran dan menggunakannya

sesuai dengan scenario yang telah dibuat.Pembelajaran dilaksanakan dengan

model pembelajaran kuantum,yang meliputi : persepsi,eksplorasi,diskusi dengan

penjelasan dan pengembangan dengan aplikasi.

2). Pelaksanaan pembelajaran siklus III

a) Pertemuan pertama pada siklus III

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran,siswa mengamati demonstrasi guru

alat-alat yang menghasilkan energi cahaya serta hal-hal yang pernah

dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara langsung tentang

konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan

diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan.Pada kegiatan ini,siswa melakukan diskusi untuk

mendapatkan pemahaman dan langsung mengetahui tentang konsep

energi cahaya.Diskusi yang dilakukan akan berguna agar siswa lebih

memahamimateri pelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama

yang baik dalam kelompok.Kemudian siswa melakukan percobaan

berkaitan dengan energi cahaya dengan bimbingan guru.Pada akhir

kegiatan ini siswa menjawab soal pada lembar LKS yang sudah

disediakan.

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya,penghematannya,kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil

diskusi.Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang

energi cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

Page 72: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

diungkapkan sebelumnya.Guru berusaha menjelaskan materi dengan

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal. Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal.

b) Pertemuan kedua pada siklus III

Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran,secara sekilas guru mengadakan

pertanyaan tentang energi cahaya dari pertemuan sebelumnya,serta

hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara

langsung tentang konsep energi cahaya.

Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4

kelompok dan membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan

diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan.Pada kegiatan ini,siswa melakukan diskusi untuk

mendapatkan pemahaman dan langsung mengetahui tentang konsep

energi cahaya sama seperti pertemuan pertama namun dengan alat

dan media yang berbeda. Diskusi yang dilakukan akan berguna agar

siswa lebih memahamimateri pelajaran dan melatih siswa untuk

bekerja sama yang baik dalam kelompok.Kemudian siswa

melakukan percobaan berkaitan dengan energi cahaya dengan

bimbingan guru. Pada akhir kegiatan ini siswa menjawab soal pada

lembar LKS yang sudah disediakan.

Tahap diskusi dan penjelasan. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep energi cahaya,penghematannya,kelebihan dan

kekurangannya dengan solusi yang didasarkan pada hasil diskusi.

Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang energi

cahaya sehingga siswa tidak ragu tentang konsepsi yang

diungkapkan sebelumnya. Guru berusaha menjelaskan materi dengan

Page 73: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan

paham tentang konsep energi cahaya.

Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru membagikan

soal test yang dikerjakan secara individu dan guru memberikan

petunjuk cara mengerjakan soal. Dalam kegiatan ini siswa tampak

serius dalam mengerjakan soal.

3). Observasi

(a) Observasi siswa

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif

dengan observer menggunkan lembar observasi, observer terhadap guru kelas

sebagai peneliti, dan observer terhadap siswa kelas II SD Negeri 1 Boyolali.

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan (4 x 35) menit,

tanggal 4 April dan 11 April 2011.

Pada pelaksanaan siklus III, guru mengawali pembelajaran dengan

berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas, selanjutnya guru menanyakan keadaan

siswa dan menanyakan kehadiran siswa hari ini..

Dalam pelaksanaan siklus III ini siswa lebih serius lagi dibandingkan

dalam pelaksanaan siklus II kemarin. Keaktifan siswa meningkat terlihat ketika

guru memasuki ruang kelas untuk memulai pelajaran dan mengeluarkan alat

peraga, karena setelah selesai untuk melakukan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, diperoleh

gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

1) Siswa aktif selama pembelajaran berlangsung sebanyak 91%, sedangkan yang

9% kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan

kurangnya motivasi belajar pada sebagian siswa dan menggantungkan dirinya

pada teman yang dirasanya pandai.

2) Siswa mampu mengerjakan soal-soal dengan baik hanya 90% siswa,

sedangkan yang 10% masih kurang mampu untuk mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena saat guru memberikan

penjelasan siswa tidak mau memperhatikan dengan baik, dirumah jarang

belajar dan sulitnya siswa tersebut untuk menerima penjelasan dari guru.

Page 74: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Berdasarkan lampiran 8 halaman 81 maka hasil aktivitas siswa pada siklus III

dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.12 Hasil Aktivitas Siswa Pada Siklus III

No. Keterangan Siklus III

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 26 27

2. Rata-rata skor 3,71 3,85

3. Rata-rata skor siklus 1II 3,78

Grafik Aktivitas Siswa kelas II pada siklus III.

Gambar 13 .Histogram hasil aktivitas siswa pada siklus III

(b) Observasi kinerja guru

Berdasarkan data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan

diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

1. Guru telah mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran, baik buku pedoman, maupun media yang

sesuai,

2. Guru telah melaksanakan apersepsi dengan baik untuk dapat

memusatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran,

3. Guru sudah menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan

pembelajaran, dan penyampaian materi pelajaran sudah baik,

4. Guru sudah optimal dalam, membimbing diskusi kelompok kecil,

3.71 3.85

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pert 1 Pert 2

Sko

r

Page 75: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5. Guru baik dalam pengelolaan kelas,

6. Guru dapat memanfaatkan waktu dengan baik,

7. Guru sudah baik dalam merangsang siswa untuk aktif bertanya dan

mengemukakan pendapat karena pembelajaran dibuat menyenangkan,

8. Guru baik dalm memberi kesempatan tiap kelompok untuk

menyampaikan hasil percobaan di depan kelas, guru kurang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum dan

menyimpulkan pelajaran yang telah diajarkan, dapat terlihat dari buku

pelajaran siswa yang cenderung masih kosong,

9. Guru sudah berkeliling untuk mengecek kegiatan siswa- siswa dalam

proses pembelajaran, serta pengelolaan waktu pada langkah-langkah

pembelajaran kurang ditaati oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang

terealisasi dengan baik.Berdasarkan lampiran 11 hal 87 maka hasil

kinerja guru dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.13 kinerja guru pada siklus III

No. Keterangan Siklus III

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total skor 26 27

2. Rata-rata skor 3,5 3,58

3. Rata-rata skor siklus 1II 3,54

Grafik Hasil Kinerja Guru pada siklus III.

Gambar 14 .Histogram hasil kinerja guru pada siklus III.

3.5 3.58

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pert 1 Pert 2

Sko

r

Page 76: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4). Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus III,pembelajaran dengan model

Kuantum 100% dalam kategori sangat baik Pengamatan terhadap siswa juga

mengalami kemajuan daripada siklus II.Pada siklus II mencapai 87 % dalam

kategori sangat baik.Pelaksanaan siklus III mampu memperbaiki dari siklus I dan

siklus II.Hal ini ditunjukkan pada hasil rata-rata kelas nilai tesnya 81 nilai yang

diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah.

Dari hasil unjuk kerja secara keseluruhan 87% siswa sudah mampu

mencapai batas ketuntasan yakni yang mendapat nilai 62 ke atas,dan hasil belajar

pada siklus III dapat dilihat pada lampiran 5 hal 76.

Tabel 4.14 Frekuensi Data Nilai Tes Siswa Pada Siklus III

Nomor Rentang Nilai Frekuensi(fi) Nilai Tengah

(fi) x (xi) Prosentase

1 47 – 55 2 51 102 5,26 %

2 56 – 64 5 60 300 15,78 %

3 65 – 73 3 69 207 5,26 %

4 74 – 82 11 78 858 28,94 %

5 83 – 91 12 87 1044 31,57 %

6 92 - 100 5 96 480 13,15 %

Jumlah 38 555 2991 100 %

Page 77: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Grafik frekuensi hasil belajar siswa pada siklus III.

Grafik.frekuensi hasil belajar siswa pada siklus III

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan mendapat nilai

terendah adalah 55.

Tabel 4.15: Tabel Persentase Hasil Belajar IPA Kelas II Semester II

SDN Karanganyar III pada Siklus III

No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah /Nilai

1 Siswa yang mendapat nilai di atas 62 33

2 Siswa yang mendapat nilai di bawah 62 5

3 Rerata 86,84

4 Ketuntasan Klasikal 87 %

Berdasarkan uraian dari tabel 2 dapat dilihat bahwa siswa yang

memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 62 ke atas) sebanyak 33 siswa

atau 87% dari 38 siswa. Dari data diatas, dapat dibuat grafik pada gambar

3.3

0

2

4

6

8

10

12

14

nilai tengah

frek

uen

si

51 60 69 78 87 96

Page 78: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Grafik Daftar Ketuntasan nilai IPA Kelas II Semestar II

SDN Karanganyar III Th.2011

Gambar 15. Histogram Kriteria Ketuntasan pada Siklus III

Berdasarkan grafik di atas maka siswa yang mengalami ketuntasan

belajar pada siklus tiga ini mengalami peningkatan.Dari 38 siswa yang belajar

tuntas mencapai 87 % dan yang belum tuntas hanya 13 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I,II dan III dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dapat

meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas II SD Negeri

Karanganyar III, baik dari segi kognitif,afektif maupun psikomotorik.Berdasarkan

analisis data maka dapat dituliskan :

1. Data hasil nilai belajar siswa menunjukkan peningkatan,sebelum

tindakan siswa yang belajar tuntas hanya 7,89 % kemudian pada siklus

I naik menjadi 15,7 % kemudian pada siklus II naik lagi menjadi 60,52

% dan pada siklus III naik lagi menjadi 86,84 %.

13%

87%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

TidakTuntas

Tuntas

Page 79: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Data aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus 1 skor

aktivitas siswa pada pertemuan pertama yaitu 2,28 dan pada pertemuan

kedua naik menjadi 2,57 dengan rata-rata 2,425. Pada siklus II,pada

pertemuan pertama 3,28 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi

3,42 dengan rata-rata 3,35. Pada siklus III, pertemuan pertama 3,71

kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,85 dengan rata-rata

3,78.

3. Data hasil kinerja guru juga mengalami peningkatan, pada siklus 1

skor kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu 2,25 dan pada

pertemuan kedua naik menjadi 3,00 dengan rata-rata 2,625. Pada siklus

II, pada pertemuan pertama 3,25 kemudian pada pertemuan kedua naik

menjadi 3,35 dengan rata-rata 3,3.Pada siklus III, pertemuan pertama

3,5 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,58 dengan rata-

rata 3,54. Dan perbandingan frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.16. Perbandingan frekuensi nilai penguasaan konsep pada

siklus I, siklus II dan siklus III siswa kelas II SDN Karanganyar 03.

No Rentang

Nilai

Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II Siklus III

f % f % f % f %

1 20-28 1 2,63 15 39,47 0 0 0 0

2 29-37 6 15,7 7 18,42 0 0 0 0

3 38-46 15 39,47 5 13,15 1 2,63 0 0

4 47-55 8 21,05 6 15,78 5 13,15 2 5,26

5 56-64 1 2,63 0 0 12 31,57 4 15,78

6 65-73 3 7,89 0 0 12 31,57 2 5,26

7 74-82 0 0 0 0 3 7,89 11 28,94

8 83-91 0 0 0 0 1 2,63 12 31,57

9 92-100 0 0 0 0 0 0 5 13,15

Total 38 100 38 100 38 100 38 100

Page 80: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.17. Perbandingan Hasil tes siklus I, siklus II, dan siklus III

siswa kelas II SDN Karanganyar III

Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai terendah 20 30 45 55

Nilai tertinggi 65 60 90 100

Rata-rata nilai 42 48 64 81

Sehingga dari tabel 4.17 dapat dilihat dari gambar grafik .

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

TesSebelumTindakan

Tes Siklus I Tes SiklusII

Tes SiklusIII

Data Nilai

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai

Gambar 16. Grafik Perbandingan nilai dari tes pra tindakan tes

siklus I, tes siklus II dan tes siklus III.

Page 81: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I 30; pada siklus II naik

menjadi 45; dan pada siklus III naik lagi menjadi 55. Nilai terendah yang

diperoleh siswa pada siklus I 30; pada siklus II naik menjadi 45; dan pada

siklus III naik lagi menjadi 55.Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus

I sebesar 70; pada siklus II naik menjadi 90; dan pada siklus III 100.Nilai rata-

rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 548; siklus II 64;

dan pada siklus III 81

Dari analisis data dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

pada siklus III, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan

kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.

Prosentase perkembangan belajar kognitif, afektif dan psikomotorik

siswa meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa mencetuskan

pendapat, mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu

medemonstrasikan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan

menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan

kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun

menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya penguasaan

konsep bentuk energi pada siswa kelas II SDN Karanganyar III meningkat.

Berdasarkan peningkatan pemahaman konsep bentuk energi yang ditandai

dengan nilai tes belajar yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.

Perkembangan belajar afektif siswa

a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.

b. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.

c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d. Siswa aktif dalam pembelajaran.

e. Siswa aktif mengajukan pertanyaan dan pendapat.

f. Kerjasama dalam kelompok meningkat.

g. Tugas individu atau tugas kelompok terlaksana dengan baik.

Page 82: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan Model Pembelajaran Kuantum

pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar III tahun pelajaran 2011, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas II SDN Karanganyar III

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum mengalami

peningkatan pada setiap siklus. Nilai KKM dalam konsep energi cahaya

adalah 62. Hasil tes sebelum penelitian dilakukan menunjukkan nilai rata-rata

kelas 42. Hasil tes pada silkus 1 menunjukkan nilai rata-rata 48 dan

mengalami peningkatan sebesar 7,81%.Kemudian pada siklus 11

menunjukkan nilai rata-rata kelas 64 dan mengalami peningkatan sebesar

44,82%. Sedangkan pada siklus 111 menunjukkan nilai rata-rata kelas 81 dan

mengalami peningkatan sebesar 26,32%.

2. Data aktivitas siswa juga mengalami peningkatan,pada siklus 1 skor aktivitas

siswa pada pertemuan pertama yaitu 2,28 dan pada pertemuan kedua naik

menjadi 2,57 dengan rata-rata 2,425.Pada siklus II,pada pertemuan pertama

3,28 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,42 dengan rata-rata 3,35.

Pada siklus III, pertemuan pertama 3,71 kemudian pada pertemuan kedua naik

menjadi 3,85 dengan rata-rata 3,78.

3. Data hasil kinerja guru juga mengalami peningkatan, pada siklus 1 skor

kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu 2,25 dan pada pertemuan kedua

naik menjadi 3,00 dengan rata-rata 2,625. Pada siklus II, pada pertemuan

pertama 3,25 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,35 dengan rata-

rata 3,3. Pada siklus III, pertemuan pertama 3,5 kemudian pada pertemuan

kedua naik menjadi 3,58 dengan rata-rata 3,54.

Page 83: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4. Hambatan-hambatan dalam penggunaan metode Kuantum dalam

meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas 11 SDN

Karanganyar 111 Weru Sukoharjo tahun 2011 adalah sebagai berikut :

(1) siswa kurang serius dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan

oleh guru; (2) siswa belum mampu membedakan benda yang termasuk dalam

sumber energi cahaya dan mana yang bukan; (3) siswa kurang berani untuk

menyampaikan pendapat; (4) siswa kurang berani menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

3. Solusi dari hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut : (1) sebelum

pembelajaran dimulai guru memberikan stimulus kepada siswa agar

mempunyai semangat untuk belajar; (2) Penggunaan media dri KIT IPA

maupun penggunaan media konkret disekitar kita; (3) pemberian motivasi

kepada siswa agar siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat

diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep

energi cahaya baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan Model Pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan penguasaan

konsep energi cahaya pada siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa.Hasil

penelitian ini dapat dipergunakan sebagai gmbrn dn bahan pertimbangan untuk

menentukan model atau metode pembelajaran yang tepat pad mata pelajaran IPA.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan pemahaman

konsep perkalian bilangan cacah yang akan dicapai. Pemahaman konsep perkalian

bilangan cacah dapat ditingkatkan dengan menerapkan Model pembelajaran dan

media yang tepat bagi siswa.

Page 84: PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI CAHAYA …eprints.uns.ac.id/5493/1/207021411201101151.pdf · peningkatan penguasaan konsep energi cahaya dengan penerapan model pembelajaran kuantum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Model Pembelajaran

Kuantum pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar 111 tahun pelajaran 2010 /

2011, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi

siswa SD Negeri Karanganyar 111 pada khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

a. Memberikan pilihan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk kegiatan

belajar mengajar di sekolah dasar.

b. Menciptakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran Kuantum para guru.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan penguasan konsep energi cahaya, dengan penerapan

Model Pembelajaran Kuantum.

b. Meningkatnya kualiatas pembelajaran guru serta terciptanya pembelajaran

yang lebih efektif.

c. Untuk memperbaiki pendekatan pembelajaran yang selama ini

dilaksanakan sehingga dapat memberikan layanan terbaiknya bagi siswa.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.