Penuntun Histologi Blok 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penuntun histologi blok 6

Citation preview

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI

BLOK 6

(METABOLISME DAN HOMEOSTASIS)

Disusun oleh :

TIM HISTOLOGI

dr. H. Achmad Azhari, DAHK

dr. Nia Ayu Saraswati

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PALEMBANG

2010KATA PENGANTAR

Puji syukur untuk telah terselesaikannya buku laporan praktikum ini, yang diharapkan dapat membantu kelancaran tugas serta jalannya Praktikum Histologi. Buku ini kurang lebih memuat garis kerja yang akan dilakukan selama praktikum, sehingga akan sangat membantu praktikan dalam menyelesaikan praktikumnya.

Disamping sebagai petunjuk, buku ini juga sekaligus sebagai lembar kerja, yang berfungsi sebagai laporan jalannya praktikum. Jadi jika praktikan sudah mengerjakan praktikumnya, kemudian membuat laporan pengamatannya dalam bentuk gambar atau lainnya di buku ini. Untuk itu buku ini harus dipelihara sebaik-baiknya, karena mempunyai fungsi yang cukup penting selama jalannya praktikum. Termasuk evaluasi dan pengesahannya sangat menentukan nilai akhir praktikan.

Diharapkan setiap praktikan membuat laporannya di buku ini dikerjakan dengan sebaik mungkin, perhatikan gambar-gambar yang harus dilaporkan diharapkan dapat dibuat dengan jelas, dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang diperlukan. Usahakan untuk selalu menyelesaikan tugas membuat laporan ini setiap selesai praktikum dalam satu acara pengamatan. Dengan demikian kita akan belajar disiplin dan dapat mengikuti jadwal praktikum dengan baik.

SELAMAT BEKERJA,Penyusun;

dr. H. Achmad Azhari, DAHK

dr. Nia Ayu Saraswati1. ALVEOLI PULMONALIS

No Preparat: SR-5

Nama preparat: Alveoli

Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoliUraian

Sistem pernafasan terdiri dari paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan tempat pertukaran gas dan lingkungan luar.

Biasanya dibagi menjadi bagian konduksi (rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis) dan bagian respirasi, tempat terjadinya pertukaran gas, yang terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli.

Alveoli merupakan struktur mirip kantung yang membentuk sejumlah besar paru-paru.

Ciri Histologis

Bronkiolus Respiratorius

Terdiri dari epitel thoraks rendah atau kuboid selapis, terdapat sel silia.Lebih kedalam lagi, sel epitelnya tidak lagi bersilia dan menjadi kuboid rendah selapis. Serat otot dan jaringan ikat masih dapat dikenali. Pada dinding bronkiolus ini sudah terdapat alveolus.

Duktus Alveolus

Saluran ini cabang dari bronkiolus respiratorius, berupa saluran dengan dinding terdiri atas alveoli. Pada setiap masuk ke alveoli terdapat epitel selapis gepeng. Walau agak sukar, masih didapat serat otot polos, yang bisanya terpotong melintang sehingga tampak sebagai titik kecil saja.

Saccus Alveolar

Dari ujung-ujung duktus alveolus terbuka pintu lebar menuju beberapa saccus alveolar. Bangunan ini terdiri dari beberapa alveoli yang bermuara bersama membentuk satu ruangan yang disebut atrium.

Alveoli

Dari saccus alveolar terbuka pintu menuju ke setiap alveoli. Alveoli paru ini berupa kantung yang dibatasi epitel gepeng selapis yang amat tipis. Selain itu terdapat pula sel epitel kuboid selapis yang disebut sel septal. Didalam lumen alveoli terdapat sel debu. Sel debu agak besar, dan didalam sitoplasmanya biasanya terdapat partikel debu.

Fungsi

Bagian respirasi dari sistem pernafasan, terutama alveoli tentunya berperan dalam pertukaran oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2) antara udara yang masuk dan darah.

Gambar 3.1. Penampang Paru-paru

Gambar 3.2. Alveoli Pulmonar 2. GINJAL

No Preparat

: SU-1

Nama Preparat

: Ginjal

Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat mengenal dan menjelaskan ciri histologi dari :

1. Korteks ginjal : glomerulus, tubulus contortus proksimal dan tubulus contortus distal, sel yuksta glomerulus, makula densa

2. Medula ginjal : Ansa henle tebal dan tipis, duktus colligentes

Uraian

Ginjal yang termasuk dalam sistem perkemihan (urinarius) berperan penting dalam memelihara homeostasis melalui proses filtrasi, absorpsi aktif, absorpsi pasif dan sekresi. Hasil proses nya adalah urine yang merupakan berbagai produk limbah metabolit. Ginjal juga mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Gambaran Histologis dan fungsi

Pelajari sajian ginjal mulai dari tepiannya. Temukan kapsula jaringan lemak, kemudian kapsula fibrosa dibawahnya yang merupakan simpai jaringan ikat kolagen. Kemudian kenalilah bagian korteks dan Medula.

Korteks ginjal

Terletak sebelah luar, terdiri dari Glomerulus ginjal (corpusculum malphigi), tubulus contortus proksimal, tubulus contortur distal.

Glomerulus merupakan seberkas kapiler yang dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut Kapsula Bowman.

Dinding bagian dalam kapsula ini menyelubungi kapiler glomerulus, disebut lapisan visceral.

Sedangkan dinding lapisan luar disebut lapisan parietal, yang terdiri dari sel epitel selapis gepeng.

Diantara kedua lapisan kapsula bowman ini terdaapat ruang urinarius, yang menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler glomerulus dan lapisan visceral.

Pada glomerulus inilah proses filtrasi terjadi

Tubulus Contortus Proksimal

merupakan saluran dengan dinding yang disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas sel yang sukar dilihat.Inti sel terletak agak berjauhan dengan inti sel sebelahnya, inti berbentuk bundar dan berwarna biru. Sitoplasma kemerahan (asidofil). Permukaan sel yang menghadap ke lumen (apeks) memiliki brush border.

Pada saluran inilah proses absorpsi dan ekskresi mulai terjadi. Disini glukosa, asam amino, natrium klorida diabsorpsi oleh sel-sel tubulus melalui proses aktif yang melibatkan pompa natrium. Air akan berdifusi pasif mengikuti gradien osmotik. Tubulus proksimal juga mensekresi kreatinin dan substansia asing dari intersisial ke dalam filtrat.

Tubulus contortus distal

Dinding saluran ini terdiri dari selapis sel kuboid dengan batas sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus proksimal. Inti sel bundar dan berwarna biru. Jarak antar sel berdekatan. Sitoplasma berwarna kebiruan (basofil). Pada bagian apeks tidak terdapat brush border.

Macula Densa

Terdapat tubulus contortus distal yang mengadakan kontak dengan kutub vaskuler glomerulus. Pada bagian yang mengalami kontak ini, tubulus distal akan mengalami modifikasi. Selnya menjadi silindris dan inti selnya berhimpitan. Dinding segemen tubulus distal yang termodifikasi ini akan tampak lebih gelap, karena inti yang saling berhimpit, ini disebut macula densa

Sel macula densa ini sensitif terhadapa kandungan ion dan volume air dalam cairan yang melewati tubulus distal, kemudian akan menghasilkan sinyal untuk pemebebasan enzim renin dalam sirkulasi. Pelepasan renin ini akan penting dalam mempertahankan keseimbangan asam basa darah.

Gambar 1.1. Penampang Ginjal

Gambar 1.2. Korteks Renal

Keterangan:

d : Tubulus contortus distal

P : Tubulus contortus proximal Medula Ginjal

Jaringan medula ginjal hanya terdiri dari saluran-saluran yang kurang lebih berjalan lurus. Strukturnya berbentuk piramid atau kerucut. Bagian dasarnya terdapat berkas tubulus yang menyusup ke korteks ginjal yang disebut Prosesus Ferreini.Bagian lainnya terdiri dari :

Ansa Hensle segmen tebal (pars ascenden)

Gambarannya mirip dengan tubulus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil

Ansa Henle segmen tebal (pars desendens)

Gambarannya mirip dengan tubulus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil

Ansa Henle segmen tipis

Gambarannya mirip dengan kapiler, terdiri dari selapis sel gepeng yang lebih tebal dari kapiler sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Lumennya tampak kosong.

Ansa henle ini berperan dalam retensi air dan pemekatan urin untuk menghasilkan urin hipertonik

Duktus Coligentes Gambarannya mirip tubulus distal, tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan terlihat lebih pucat.

Urin akan mengalir dari tubulus distal ke tubulus coligentes lalu memasuki duktus coligentes. Duktus ini semakin melebar dan lebih lurus saat mendekati puncak piramid medula ginjal.

Di medula, duktus colligentes ini merupakan komponen utama proses pemekatan urine. Epitel duktus ini responsif terhadap vasopressin atau hormon antidiuretik yang dihasilkan hipofisis anterior. Jika masukan air terbatas, ADH disekresi dan epitel duktus coligentes akan mudah dilalui air yang diabsorpsi dari filtrat glomerulus dan air akan berpindah dalam kapiler darah sehingga air akan dipertahankan dalam tubuh.

Gambar 1.3. Tubulus Renal

Keterangan :

1. first proximal tubule; 2. second proximal tubule; 3. intermediate tubule segment;

4. distal tubule; 5. collecting duct; 6. brush border; 7. mitotic epithelial cell;

8. melanomacrophage; 9. red blood cells

3. Kelenjar Suprarenal

No Preparat

:

Nama Preparat

: Glandula Suprarenalis

Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat menunjukan dan menjelaskan

1. zona-zona yang terdapat dalam korteks adrenal (suprarenal)

2. sel-sel dalam medula adrenal

Uraian

Kelenjar suprarenal dikenal juga dengan sebutan kelenjar adrenal. Terletak pada kutub atas kedua ginjal. Terdiri dari bagian korteks dan medula. Kelenjar ini terbungkus dengan suatu simpai atau kapsula yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Terkadang kapsula ini bercabang menembus kedalam korteks dan membentuk suatu trabekula.

Gambar 2.1. Kelenjar Suprarenal

1. Korteks Adrenal

Terdiri dari tiga lapisan konsentris dengan batas yang tidak jelas, yaitu

Zona Glomerulosa

Bagian ini tepat terletak dibawah kapsula fibrosa. Sel-selnya membentuk seperti bentuk glomerulus. Bentuk sel bulat dan poligonal. Diantara sel terdapat sinusoid.

Sel dalam zona ini menghasilkan hormon mineralokortikoid terutama aldosteron yang mempertahankan keseimbangan elektrolit dan air.

Zona Fasikulata

Bagian ini membentuk lapisan yang paling tebal. Terletak dibawah zona glomerulosa. Sel berbentuk poligonal, tersusun berderet mengarah ke medula (radier). Selnya banyak terdapat vacuola yang menunjukan adanya sejumlah lipid dalam sitoplamanya, sehingga disebut spongiosit (sel busa). Diantara sel nya terdapat sinusoid. Zona ini menghasilkan hormon glukokortikoid, yaitu kortikoid kortison dan kortisol yang mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Zona Retikularis

Bagian ini berbatasan dengan medula, namun batas tidak tegas. Sel ini lebih kecil daripada sel-sel pada zona sebelumnya. Sel tersusun berderet, membentuk anyaman mirip jala. Memiliki pigmen lipofuchsin yang berwarna kuning coklat. Diantara sel juga terdapat sinusoid. Zona ini pun meghasilkan sejumlah hormon glukokortikoid.

Selain itu, korteks adrenal juga mensekresikan androgen terutama dehidroepiandrosteron dan sejumlah kecil estrogen. Gambar 2.2. Korteks Adrenal

Gambar 2.3. Zona Glomerulosa

Gambar 2.4. Zona Fasikulata

Gambar 2.5. Zona Reticularis

Gambar 2.6. Glandula suprarenal

2. Medula Adrenal

Terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam kelompokam sel yang tidak beraturan. Terdapat sinusoid diantar selnya.Sel di medula ini disebut sel kromafin, berbentuk poligonal dan mempunyai granula coklat. Granuka-granula ini mempunyai salah satu dari dua katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin ini akan dikeluarkan dalam jumlah besar oleh sel medula sebagai respon terhadap suatu reaksi metabolik tertentu. Namun pada aktivitas normal, medula akan mengeluarkan hormon tersebut dalam jumlah kecil terus menerus

Gambar 2.7. Medulla Adrenal

4. Glandula Sudorifera

No Preparat

:

Nama Preparat

: Kulit kepala

Tujuan Praktikum

:

1. Mahasiswa dapat mengenali kelenjar keringat (glandula sudorifera)

Uraian

Kulit merupakan bagian dari sistema integumentum yang berperan sebagai proteksi, pengaturan suhu dan sensasi. Kulit terdiri dari epidermis dan dermis. Epidermis terdapat di bagian permukaan kulit dan dibawahnya terdapat lapisan dernis yang merupakan penyokong bagi lapisan dermis. Temukanlah kelenjar keringat di bagian dermis.

Kelenjar Keringat

Ciri histologis : Temukan kelenjar ini pada dermis dan juga dalam hipodermis (jaringan bawah kulit).

Kelenjar keringat merupakan kelenjar merokrin. Kelenjar ini berbentuk tubular simpleks bergelung, dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Terdapat saluran dan bagian sekresi. .

Bagian sekresi terdiri dari selapis sel berbentuk piramid dengan puncak menghadap lumen, inti bulat atau lonjong, terletak ditengah sel. Sel-sel ini terdiri dari dua macam sel, yaitu sel gelap dan sel bening. Sel gelap memiliki granula sekretoris pada bagian apikal, sedangkan sel bening tidak.

Duktus (saluran) tidak bercabang, dengan diameter lebih kecil dari bagian sekresi dan dibatasi oleh epitel berlapis kuboid Fungsi : Cairan hasil sekresi kelenjar ini bersifat tidak kental. Komponen utamanya air, natrium klorida, urea, amonia, dan asam urat.

Sel-sel yang terdapat dalam saluran keringat ini berfungsi dalam proses absorsi natrium untuk mencegah kehilangan ion ini dalam jumlah berlebih.

Sekret kelenjar ini (keringat) setelah dikeluarkan dipermukaan kulit akan menguap dan menyejukan permukaan kulit. Selain berfungsi untuk mendinginkan, kelenjar keringat juga berfungsi unutk membuang beberapa zat yang tidak diperlukan.

Gambar 3.1. Penampang Kulit

Gambar 3.2. Kulit

Gambar 3.3. Glandula Sudorifera /kelenjar keringat

5. HEPAR

No Preparat:SD-17

Nama Preparat:Hepar

Tujuan Praktikum:

Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis lobulus hepar dan komponennya (sel hepatosit, vena sentralis, sel endotel sinusoid, jar interlobularis) dan segitiga kiernan

Uraian

Hepar merupakan organ tempat pengolahan dan penyimpanan nutrien yang diserap dari usus halus untuk dipakai pada bagian tubuh yang lain. Hepar berfungsi untuk menampung, mengubah dan mengumpulkan metabolit serta menetralisir dan mengeluarkan zat toksik. Hepar juga memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein plasma seperti albumin dan protein pembawa lainnya.

Gambaran Histologis:

Hepar memiliki kapsula jaringan ikat yang tebal.

Komponen struktural utama dari hepar adalah sel-sel hepar yang disebut Hepatosit. Sel Hepatosit berbentuk poligonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin agak padat.

Sel-sel hepatosit ini berkelompok dan membentuk lempengan-lempengan yang saling berhubungan berbentuk poligonal yang disebut lobulus. Lobulus hepar ini dipisahkan oleh jaringan ikat longgar (jar. Interlobularis). Ditengah lobulus terdapat vena sentralis.

Diantara deretan sel hepatosit terdapat sinusoid yang akan bermuara ke vena sentralis tersebut. Sel endotel sinusoid ini berbentuk gepeng dan mempunyai kromatin yang padat.

Didalam jaringan interlobularis terdapat daerah yang terdiri dari duktus biliaris, cabang a. hepatika, venula cabang v.porta. Daerah ini disebut segitiga kiernan / portal triad.

Gambar 2.1. Lobulus Hepar

Gambar 2.2. Hepatosit Hepar

Ket: 1. Capsule ; 2. liver parenchyma; 4 . hepatocytes

Gambar 2.3. Segitiga Kierrnan

Keterangan : 1 . hepatic artery

2 . portal vien

3 . bile duct

6. PANKREAS

No preparat

: SD-21

Nama preparat

: Pankreas

Tujuan praktikum: Mahasiswa dapat menunjukan dan menjelaskan ciri histologis

1. Bagian eksokrin pankreas (asinus, sel sentroaciner)

2. Bagian endokrin pankreas (sel-sel pulau langerhans)Uraian

Kelenjar pankreas merupakan kelenjar campuran, terdiri dari bagian eksokrin yang terwarna lebih gelap dan bagian endokrin yang terwarna lebih pucat. Sel bagian eksokrin ini akan melepaskan enzim pencernaan yang tersusun dalam asini. Sedangkan kelompok sel epitel endokrin, yang dikenal sebagai pulau langerhans bertugas mensintesis hormon.

2. Bagian eksokrin

Gambaran histologis :

Terdiri dari beberapa sel serosa yang mengelilingi lumen membentuk asinus. Sel asinus ini berbentuk piramid, dengan granula zimogen di apeks dan retikulum endopolasma kasar di basal, sehingga tampak sebagai garis-garis basal (basal striation) , inti terletak di basal. Duktus interkalaris memasuki sebagian asinus. Sel epitel dari duktus interkalaris ini dikenal sebagai sel sentroasiner. sel ini menempel dipermukaan atas sel serosa sehingga pada penampang melintang dari lumen asinus tampak adanya gambaran sel gepeng pada puncak sel acini serosa. Sel mioepitel tidak dijumpai pada sel kelenjar ini.

Fungsi :

Bagian eksorin bertugas mensekresikan beberapa enzim pencernaan antara lain protease, amilase dan lipase. Kebanyakan enzim disimpan sebagai koenzim dalam granul sekretoris sel-sel asinus, yang akan teraktifkan didalam lumen usus halus setelah disekresi. 3. Endokrin Pankreas

Gambaran histologis :

Bagian endokrin disebut juga pulau-pulau Langehans. Merupakan sekresi interna, tidak terdapat sistem duktus. Pulau Langerhans terdiri atas kelompokan sel yang terwarna lebih pucat dibandingkan bagian eksokrin disekelilingnya. Sel pulau langerhans juga terlihat lebih kecil daripada sel asinus. Bentuk pada umumnya terlihat bulat, dinding selnya tidak mudah dilihat. Diantara sel-sel tersebut terdapat pembuluh kapiler darah. Kelompokan sel ini tidak mempunyai jaringan ikat yang jelas. Sel-sel pulau Langerhans ini dapat dibagi menjadi 4 jenis.

Sel A (alfa)

memiliki granula berwarna lebih merah, membrana sel lebih mudah dikenali daripada sel B, cenderung terletak di perifer pulau.

Sel B (beta)

Merupakan jenis sel yang paling banyak dijumpai (60%), terletak di tengah pulau, granula berwarna biru

Sel D (delta)

Jenis sel yang paling sedikit jumlahnya, terletak di sembarang tempat, bentuk sel bervariasi

Sel F

Sel A dan B dapat dibedakan dengan pewarnaan krom hematoksilin floksin Gomori, sedangkan sel D dapat diperlihatkan dengan pewarnaan selektif.

Fungsi:

Setidaknya 4 jenis hormon disekresikan oleh sel-sel pulau langerhans ini. Hormon Insulin dan Glucagon merupakan 2 jenis hormon yang dihasilkan pulau langerhans dan berperan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Sel A (alfa) merupakan sel yang bertugas mensekresikan hormon Glucagon

dan Sel B (beta), berfungsi mensekresikan hormon Snsulin

Sedangkan 2 hormon lainnya yaitu Somatostatin berperan dalam regulasi sekresi sel pulau langerhans, dihasilkan oleh sel D (delta) dan Pankretic Polypeptide berperan dalam regulasi sistem pencernaan, disekresikan oleh sel F.

Gambar 1.1. Pankreas Gambar 1.2. Pulau Langerhans

\7. HIPOFISIS

No Preparat:

Nama Preparat: Kelenjar Hipofisis

Tujuan Praktikum:

1. Mahasiswa dapat mengenali bagian hipofisis (pars distalis, intermedia, nervosa)

2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri histologis dari sel-sel pada pars anterior (distalis) dan Pars posterior (nervosa)

Uraian

Hipofisis disebut juga kelenjar pituitari. Berdasarkan tempat asal terbentuknya, dibagi menjadi Neurohipofise dan Adenohipofise, yang secara anatomis disatukan namun memiliki fungsi yang berbeda.

Neurohipofisis merupakan bagian hipofisis yang berkembang dari jaringan syaraf, terdiri atas pars nervosa dan infundibulum (tangkai neural).

Sedangkan Adenohipofisis berkembang dari ektoderm mulut, yang dibagi menjadi pars distalis atau lobus anterior, pars tuberalis yang mengelilingi tangkai neural dan pars intermedia.

Gambar 3.1. Kelenjar Hipofisis

1. Hipofisis Pars Distalis (lobus Anterior)

Ciri Histologis

Ditemukan kelompokan dan deretan sel yang tidak beraturan dengan sinusoid diantaranya. Terdapat bentuk sel yang bundar, lonjong dan poligonal dengan inti bulat dan kromatin padat. Dapat dibedakan menjadi 3 jenis sel :

a. Sel a, disebut sel asidofil. Sitoplasma bergranula merah. Intinya biru dan berbentuk bulat.Bentuk sel bulat, lonjong dan poligonal dan biasanya tampak berkelompok.

b. Sel b, disebut sel basofil. Sitoplasma bergranula biru. Inti dan bentuk sel seperti sel a. Biasanya terdapat diantara kelompokan sel a.

c. Sel kromofob, merupakan sel yang bersitoplasma pucat, kelihatan seakan-akan tanpa granula, terdapat diantara kelompokan sel a dan sel b. FungsiSel-sel pada hipofisis pars distalis ini menghasilkan hormon yang disimpan sebagai granula sekresi.Hormon-hormon yang disekresikan antara lain somatrotopin, prolaktin, FSH dan LH, Tirotropin (TSH), Kortikotropin.

Gambar 3.2. Pars distalis Hipofisis

Ket A: Sel A

B: Sel B

C: Kromofob

2. Hipofisis pars nervosa (posterior)

Ciri Histologis

Merupakan bagian yang terllihat paling pucat. Tidak mengandung sel-sel sekretoris. Terkadang terlihat badan herring, yang tampak sebagai bangunan bundar atau lonjong, terletak dekat pembuluh darah dan berwarna merah.

Fungsi

Badan Herring merupakan pelebaran setempat ujung serat saraf yang mengandung granula neurosekret, yang akan membebaskan hormon-hormon kedalam kapiler. Hormon tersebut antara lain vasopressin arginin yang disebut antidiuretik hormon (ADH), dan oksitosin. ADH yang dihasilkan akan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.. Vasopressin juga mempengaruhi homeostasis tekanan darah. Badan Herring Selain itu ditemukan sel pituisit, yang merupakan sebuah nueroglia.

Gambar 3.3. Pars Nervosa hipofisis

Panah merah : Pituisit

Panah biru : Herring bodies

3. Hipofisis Pars Intermedia

Ciri Histologis

Terletak diantara pars distalis dan pars nervosa hipofisis. Merupakan suatu daerah rudimenter yang terdiri dari deretan dan folikel sel-sel basofilik lemah yang mengandung granula sekretoris kecil. Fungsi

Fungsi sel-sel ini belum diketahui.8. Kelenjar Tiroid

No Preparat: Text epitellium-2

Nama preparat: Kelenjar Tiroid dan Paratiroid

Tujuan Praktikum:

Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis folikel tiroid, sel epitel folikel, dan sel parafolikuler.

Uraian

Kelenjar tiroid terletak didaerah servical, anterior terhadap laring, terdiri atas dua lobus, kanan dan kiri, yang dihubungkan oleh suatu isthmus.

Ciri Histologis

Kelenjar tiroid terdiri atas ribuan folikel yang besarnya tidak seragam.

Didalam folikel terdapat substansi gelatinosa yang berwarna merah homogen, disebut koloid.

Folikel dibatasi sel epitel folikel berbentuk gepeng selapis sampai kuboid tinggi/rendah selapis tergantung aktivitas kelenjar. Pada folikel yang aktif, epitelnya tinggi, Dan Tepian substansi koloid yang berbatasan dengan epitel folikel terlihat tidak rata. Sedangkan pada folikel yang tidak aktif, epitelnya gepeng, dan substansi kooidnya memenuhi semua folikel. Inti sel bulat, di pusat sel.

Kadang-kadang terdapat sel parafolikuler atau sel C yang terletak diantara sel folikel, yang terlihat lebih terang dan lebih besar. Sel C banyak mengandung granula-granula kecil yang berisi hormon.

Terdapat jaringan ikat antar folikel. Didalam jaringan ikt tersebut terdapat pembuluh darah.

Fungsi

Sel folikel pada kelenjar tiroid ini menghasilkan produk sekresi yang disimpan dalam jumlah besar dalam koloid ekstrasel.Sel ini mensekresikan hormon Tiroid yang dikeluarkan sebagai respon terhadap laju metabolisme basal (calorigenic action). Hormon ini juga meningkatkan absorpsi karbohidrat dari usus dan mengatur metabolisme lipid. Hormon tirioid juga mempengaruhi pertumbuhan badan dan perkembangan sistem saraf dalam kehidupan janin.

Sedangkan sel Parafolikuler / sel C menghasilkan hormon Kalsitonin yang berperan dalam penurunan kadar kasium darah, dengan cara menghambat resorpsi tulang. Sekresi kalsitonin dipacu oleh peningkatan kadar kalsium darah.

Gambar 5.1. Folikel dan Koloid Tiroid

Gambar 5.2. Sel Epitel Folikel Tiroid

Gambar 5.3. Sel Parafolikular / Sel C

9. Kelenjar Paratiroid

No Preparat: Text epitellium-2

Nama preparat: Kelenjar Tiroid dan Paratiroid

Tujuan Praktikum:Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis sel Oksifil dan sel Prinsipal.

Uraian

Kelenjar Paratiroid tediri atas empat kelenjar kecil. Terletak di belakang kelenjar tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, dan umumnya berada didalam simpai yang membungkus lobus tiroid.

Setiap kelenjar paratiroid terdapat simpai jaringan ikat. Simpai/kapsula ini menjulurkan septa kedalam kelenjar.

Ciri Histologis

Kelenjar Paratiroid terdiri dari kelompokan sel yang terutama terdiri atas sel prinsipal / Chief cell. Sel ini kecil, poligonal dengan inti yang relatif besar.

Diantara kelompokan sel prinsipal terdapat satu atau sekelompok sel yang lebih besar dengan inti yang relatif lebih kecil, yaitu Sel Oksifil. Jsitoplasma sel ini memiliki granula merah atau terlihat homogen kemerahan. Jumlah sel ini lebih sedikit.

Diantara kelompokan sel-sel ini juga terdapat pembuluh darah.

Dengan meningkatnya usia, terjadi pergantian sel-sel sekresi ini dengan sel lemak, dan peningkatan jaringan ikat kelenjar.

Fungsi

Sel Prinsipal akan menghasilkan Hormon Paratiroid. Sedangkan sel Oksifil fungsinya belum diketahui.

Hormon Paratiroid ini berperan dalam meningkatkan kadar kalsium darah , dengan meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas sehingga memperbanyak absorpi matriks tulang yang mengalami kalsifikasi dan pelepasan kalsium ke dalam darah meningkat.

Selain itu menurunkan kadar fosfat darah, dengan mempengaruhi tubulus ginjal untuk mengurangi absorpsi fosfat ke dalam darah dan meningkatkan ekskresi fosfat ke dalam urin.

Kadar kalsium dan fosfat ini merupakan faktor penting dalam homeostasis tubuh.

Gambar 2.1. Klenjar Tiroid dan Paratiroid

Gambar 2.2. Sel Prinsipal dan Sel Oksifil Paratiroid

Sel Prinsipal

Sel Oksifil

C

HEPATOSIT

Glandula sudorifera

A

B

PAGE Penuntun Praktikum Histologi

Hal. 1