30
1 . PENDAHULUAN 1 . 1 Latar Belakang Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2008). Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009). 1 . 2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan dapat mengkaji perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO). Sedangkan tujuan dari praktikum Oceanografi ini adalah praktikan mampu mengaplikasikan dan menjelaskan perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO). 1 . 3 Waktu dan Tempat Praktikum oceanografi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 21 Mei 20 11, pukul 09.00-selesai. Tempat : .

penuntun praktikum oseanografi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi kecerahan perairan

Citation preview

Page 1: penuntun praktikum oseanografi

1 . PENDAHULUAN

1 . 1 Latar Belakang

Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu

yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu

yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar

yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology).

Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat

(biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2008).

Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan,

hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian

laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun.

Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena

kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar

bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009).

1 . 2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan dapat

mengkaji perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut,

gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO).

Sedangkan tujuan dari praktikum Oceanografi ini adalah praktikan

mampu mengaplikasikan dan menjelaskan perilaku cahaya dilautan dengan

sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus,

salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO).

1 . 3 Waktu dan Tempat

Praktikum oceanografi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 21 Mei

20 11, pukul 09.00-selesai. Tempat : .

Page 2: penuntun praktikum oseanografi

2 . TINJAUAN PUSTAKA

2 . 1 Perairan Laut

lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang – orang asia

tenggara yang telah berumur berabad – abad lamanya. Tidak dimanapun juga hal ini

benar – benar dapat dilihat di Indonesia di mana Negara ini terdiri dari lebih kurang

1 3.000 pulau yang tersebar. Sejak dulu lautan telah memberi manfaat kepada

manusia untuk diprgunakan sebagai suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan

perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain. Akhir – akhir ini diketahui bahwa

lautan banyak mengandung sumber – sumber alam yang berlimpah – limpah

jumlahnya dan bernilai berjuta – juta dolar (hutabarat, 2008).

Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut sudah

dikenal sejak dahulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa di

beberapa Negara di asia tenggara seperti filiphina, Malaysia, Thailand, singapura,

dan mungkin beberapa suku bangsa lain di kawasan ini. Laut lepas yang luas yang

dibatasi oleh benua-benua kita kenal sebagai samudera. Di perairan Indonesia,

hampir semua bentuk dasar laut dapat ditemukan seperi paparan, lereng, cekungan

dan jeluk berupa basin dan palung. (Romimohtarto,2009).

2 . 2 Parameter Fisika

2 . 2 . 1 Suhu

suhu di laut adalah salah satu factor yang amat penting bagi kehidupan

organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme di

lautan, karena suhu mempengaruhi baik akivitas metabolisme maupun

perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah

mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat di

berbagai tempat di dunia. Sebagai contoh, binatang karang di mana

penyebarannyan sangat di batasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah

tropic dan subtropik (Hutabarat, 2008).

Page 3: penuntun praktikum oseanografi

Secara keseluruhan, sebagian besar air samudra itu dingin. Kurang dari 10%

volume air laut di muka bumi suhunya lebih dari 10 C dan lebih dari 75% suhunya di 0

bawah 4 C . alas an utama dari perbandingan ini adalah karena sinar matahari 0

hanya mampu menembus laut sampai beberapa ratus meter saja. Sedangkan

pengaruh penyinaran matahari musiman hanya mencapai kira – kira 100 m.

akibatnya di samudra terdapat lapisan atas yang relative hangat dihubungkan

dengan lapisan transisi mendadak ke air dingin yang merupakan kolom air samudra

sisanya. Daerah (lapisan) dengan penurunan suhu cepat ke bawah ini disebut

termoklin (Romimohtarto,2009).

Menurut abdulmunthalib (2009) stratifikasi vertikal kolom air yang

berdasarkan perbedaan panas (perbedaan suhu) pada setiap kedalaman perairan

dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1 ) Epilimnion merupakan lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini bagian yang

hangat kolom air, suhu relatif konstan (perubahan suhu sangat kecil secara vertikal).

Seluruh massa air di lapisan ini tercampur dengan baik karena pengaruh angin dan

gelombang.

2 ) Metalimnion atau yang sering disebut Termoklin, terletak di bawah lapisan

epilimnion. Perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar pada lapisan ini.

Setiap penambahan kedalaman satu meter terjadi penurunan suhu air sekitar 1 C. 0

3 ) Hipolimnion, terletak di bawah lapisan termoklin. Lapisan ini lebih dingin,

bercirikan adanya perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil. Sifat massa airnya

stagnan, tidak mengalami percampuran (mixing) dan memiliki kekentalan air

(densitas) yang lebih besar. Pada umumnya di wilayah tropis memiliki perbedaan

suhu air permukaan dengan bagian dasar hanya sekitar 2 - 3 C. 0

2 . 2 . 2 Kecepatan arus

arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angina

yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air

dilapisan bawahnya ikut terbawa, karena adanya gaya coriolis (coriolis force), yakni

gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus dipermukaan laut berbelok

kekanan dari arah angin dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebih

Page 4: penuntun praktikum oseanografi

kekanan lagi dari arah arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi utara. Di belahan

bumi selatan terjadi hal sebaliknya (Romimahtarto, 2009).

Kecepatan arus dan arah arus dapat diukur dengan menggunakan alat

pengukur arus (current meter). Alat elektronik tersebut berbenuk seperti roket atau

torpedo yang pada bagian belakang terdapat sayap dan baling – baling. Baling –

baling akan berputar sesuai dengan kecepatan arus yang akan diukur. Dari alat

tersebut dihubungkan dengan sebuah alat penunjuk arah dan kecepatan melalui

sebuah kabel yang cukup panjang (Wibisono, 2011).

El Nino dan La Nina sesungguhnya adalah kondisi abnormal iklim pada area

Samudra Pasifik yang terletak pada daerah ekuatorial. Kedua gejala alam ini

mempunyai kondisi anomali yang berbeda, El Nino dicirikan dengan naiknya suhu

permukaan laut (warm phase) sedangkan La Nina mempunyai kondisi yang

sebaliknya yaitu turunnya suhu permukaan air laut (cold phase) pada area

katulistiwa Samudra Pasifik (Reindo, 2011).

2 . 2 . 3 Kecerahan

Faktor lain yang mempengaruhi proses penyerapan dalam air laut antara lain

lumpur dan mikroorganisme (fitoplankton), sehingga tingkat kecerahan suatu

perairan sangat mempengaruhi intensitas cahaya yang terserap dalam kolom air di

perairan tersebut (Sediandi, 2003).

Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan

makin tingginya kedalaman lautan. Pada perairan yang dalam dan jernih proses

fotosintesa hanya terdapat sampai kedalaman sekitar 200 meter saja. Adanya bahan

– bahan yang melayang – layang dan tingginya nilai kekeruhan di perairan dekat

pantai penetrasi cahaya akan berkurang di tempat ini. Akibatnya penyebaran

tanaman hijau di sini hanya dibatasi sampai pada kedalaman antara 15 dan 40

meter (Hutabarat, 2008).

2 . 2 . 4 Sifat Optis Air

Fenomana umum optik sering disebabkan oleh interaksi dari cahaya

matahari atau bulan dengan atmosfer, awan, air, atau debu dan material lainnya.

Satu contoh umum yaitu pelangi, ketika cahaya matahari dipantulkan dan dibiaskan

oleh tetesan-tetesan air. Beberapa, seperti sinar hijau, sangat jarang terjadi

Page 5: penuntun praktikum oseanografi

sehingga kadang terpikir seperti cerita dongeng. Lain-lain, seperti fatamorgana,

umum terjadi di lokasi tertentu (Afrianti, 2008).

Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari Semakin lama

matahari berada. Sifat optic air dimiliki semakin besar sudut dating semakin besar.

Intensitas matahari semakin besarmaka sifat optis air akan bervariasi (Nybaken,

1 985 ) .

Penyerapan matahari di permukaan air laut mempunyai karakteristik

tersendiri di setiap perairan. Secara teoritis perjalanan sinar matahari mengalami

dua peristiwa alam sekaligus. Dimana lebih kurang 15% di pantulkan kembali ke

udara dan sisanya terserap dalam tubuh air laut yang diikuti oleh proses pembiasan

sesuai sifat optic air laut itu sendiri (Sediandi, 1993).

2 . 2 . 5 Pasang Surut

pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang besar pengaruhnya

terhadap kehidupan biota laut, khususnya diwilayah pantai. Proses terjadinya saat

akan memendek secara perlahan – lahan (paras air sedang naik), dan pada saat

yang lain akan memanjang kembali. Tinggi rendahnya paras laut ini diukur dari suatu

paras panutan yang telah ditentukan sendiri, yang dinamakan datum. Datum ini

biasanya ditentukan pada tingkat air rendah pada pasut bulan penuh atau purnama

biasa. Jadi kalau air rendah yang terjadi pada pasut purnama luar biasa maka paras

laut akan terletak di bawah datum (Romimahtarto, 2009).

Karena adanya gaya tarik bulan yang kuat, maka bagian bumi yang terdekat

ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudra di situ akan naik dan

menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola bumi di baliknya akan

mengalami keadaan serupa atau pasang pula. Sementara itu pada sisi lainnya yang

tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudra akan bergerak ke samping

hingga menyebabkan terjadinya keadaan surut di situ (Nontji, 2007).

Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua

tenaga yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan

oleh perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang bersal dari bulan.

Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yang didesak kearah luar dari pusat bumi

yang besarnya lebih kurang sama dengan tenaga yang yang ditarik ke permukaan

bumi. Tidak sama halnya dengan gaya tarik gravitasi bulan dimana gaya ini terjadi

Page 6: penuntun praktikum oseanografi

tidak merata pada bagian – bagian di permukaan bumi. Gaya ini ebih kuat terjadi

pada daerah – daerah yang letaknya lebih dekat dengan bulan, sehingga gaya yang

terbesar terdapat pada bagian bumi terdekat dengan bulan dan gaya yang paling

lemah terdapat pada bagian yang letaknya terjauh dari bulan (Hutabarat, 2008).

2 . 2 . 6 gelombang

Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa

henti – hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sma sekali

diam. Hembusan angin sepoi – sepoi dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan

angin sepoi – sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat

menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang

besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu

kerusakan hebat pada kapal atau daerah – daerah pantai (Hutabarat, 2008).

Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan

laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Angin yang bertiup

di permukaan laut mula – mula menimbulkan riak gelombang (ripples). Jika

kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang akan hilang dan permukaan

laut merata kembali. Tetapi jika angin ini bertiup lama maka riak gelombang

membesar terus walaupun kemudian angin berhenti bertiup. Ombak yang sederhana

dapat dilihat sebagai alun (swell) yang terjadi pada keadaan laut tenang. Jika

diperhatikan, alun ini mempunyai puncak – puncak (crests) dan lembah – lembah

(troughs). Selagi gelombang berjalan bergerak di air, jarak anatara dua titik serupa

yang berurutan yakni antara satu puncak dan pucak berikutnya atau pada antara

satu lembah dan lembah berikutnya dinamakan panjang gelombang (Romimahtarto,

2 009 ) .

Ukuran besar kecilnya gelombang umumnya ditentukan berdasarkan tinggi

gelombang. Tinggi gelombang ini bisa hanya beberapa millimeter saja tetapi juga

bisa sampai puluhan meter. Apabila kita mengamati perambatan gelombang di laut,

seolah– olah tampak air laut itu bergerak maju beserta dengan gelombangnya.

Tetapi kenyataan sebernarnya tidaklah demikian. Pada perambatan gelombang,

yang bergerak maju sebenarnya adalah bentuknya saja, partikel airnya sendiri

hampir tidak bergerak maju (Nontji, 2007).

Page 7: penuntun praktikum oseanografi

2 . 3 Parameter Kimia

2 . 3 . 1 pH

Biasanya pH air larutan 7,6 – 8,3 dan terutama mengandung ion HCO . pH 3 -

tetap konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut

dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab adanya pengaruh temperature

dan slinitas. Bila temperature naik atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu

merubah konstante disosiasi H CO , dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga 2 3

turun (brotowidjoyo, 1999).

Konsentrasi ion zat air dalam air laut yang dinyatakan dengan PH adalah

konstan, berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan hasil

dari kesetimbangan karbondioksid, asam karbonat, dan kesetimbangan bikarbonat-

karbonat, effek penyanggan dari partikel-pertikel tanah liat yang halus dan lebih

kurang ukuranya, asam borat, pada nilai PH yang lebih tinggi pengendapan kalsium

atau kalsium karbonat dimudahkan(Zottoli, 1983).

2 . 3 . 2 Salinitas

Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya

yang asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam –macam

garam, yang paling utama adalah garam natrium klorida (NaCl) yang sering pula

disebut garam dapur. Garam dapur banyak diproduksi di Madura dan juga di daerah

lainnya diperoleh dengan menguapkan air laut hingga tersisa Kristal – Kristal

garamnya. Selain garam klorida, di dalam air laut terdapat pula garam – garam

magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Dalam literature oseanologi dikenal

istilah salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut

dalam satuliter air, biasanya dinyatakan dengan satuan % (Nontji,2007) 0

Menurut teori, zat –zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui

proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas

ke permukaan laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan

besama garam – garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang

tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah

sepanjang masa.Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin

(Romimahtarto,2009)

Page 8: penuntun praktikum oseanografi

2 . 3 . 3 DO

Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan

sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan

oksigen. Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa ratus meter di bawah

permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun ternyata kadar oksigennya jua

semakin berkurang sehingga bisa di temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen

minimum. Di laut oksigen terlarut (dissolved oxygen) berasal dari dua sumber yakni

dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman

lain. Keberadaan oksigen dalam air laut sangat diperlukan baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam pemanfaatan bagi kebanyakan organism untuk

kehidupan, antara lain pada proses respirasi di mana oksigen diperlukan untuk

pembakaran (metabolisme) bahan organic sehingga terbentuk energy yang diikuti

dengan pembentukan CO dan H O (Wibisono, 2005). 2 2

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad

hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian

menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen

juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses

aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses

difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan

tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor,

seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,pergerakan massa air dan udara seperti arus,

gelombang dan pasang surut (Salmin, 2005).

Page 9: penuntun praktikum oseanografi

3. METODOLOGI

3 . 1 Alat dan fungsi

3 . 1 . 1 Parameter Fisika

Alat yang digunakan dalam praktikum Oceanografi dan fungsinya adalah:

Kecepatan Arus

Stopwatch : untuk mengukur waktu.

Kompas : untuk menunjukkan arah.

Botol bekas air mineral (600 ml) 2 buah : sebagai pemberat (yang berisi air

lokal) dan sebagai pelampung (yang kosong).

Tali rafia : sebagai penghubung antara kedua botol.

Kecerahan

Secchi disk : untuk mengukur kecerahan perairan.

Penggaris : untuk mengukur panjang.

Tali rafia : untuk menandai D1 dan D2

Suhu

Thermometer : untuk mengukur suhu/ tempreature perairan.

Sifat Optik Air

Secchi disk : untuk mengukur kecerahan perairan.

Penggaris : untuk mengukur panjang.

Tali rafia : untuk menandai D1 dan D2.

Gelombang

Tongkat berskala 2 m : untuk mengukur tinggi gelombang.

Stopwatch : untuk mengukur waktu.

Page 10: penuntun praktikum oseanografi

Pasang Surut

Tide Staff : untuk mengukur pasang surut.

3 . 1 . 2 Parameter Kimia

Alat yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah:

pH

Kotak standart : untuk mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagai

tempat sampel air laut.

Salinitas

Refraktometer : untuk mengukur salinitas air laut

Pipet tetes : untuk mengambil preparat

Oksigen terlarut (DO)

Water sampler: sebagai wadah untuk mengambil air laut.

Botol DO : sebagai tempat air laut yang diambil samplenya.

Buret : sebagai tempat Na S O / tempat titrasi 2 2 3

Statif : sebagai tempat menggantungkan buret.

Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam hitungan tetes, 44 tetes =

2 ml

Corong : untuk membantu memasukkan cairan kedalam wadah.

Pipet volume :untuk memindahkan secara tepat suatu

volume tertentu sesuai kapasitas alat.

3 . 2 Bahan dan Fungsi

3 . 2 . 1 Parameter Fisika

Bahan yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah:

Kecepatan Arus

Air laut : sebagai bahan sampel yang akan di uji.

Page 11: penuntun praktikum oseanografi

Kecerahan

Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur kecerahannya.

Karet gelang : sebagai pemberi tanda antara d1 dan d2.

Suhu

Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur suhunya.

Sifat optik air

Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur sifat optik air.

Gelombang

Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur gelombangnya.

Pasang Surut

Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur pasang surutnya.

3 . 2 . 2 Parameter Kimia

Bahan yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah:

pH

pH paper : sebagai indikator asam basa.

Air laut : sebagai bahan yang akan diuji.

Salinitas

Aquades : untuk membersihkan membran Refraktometer.

Air laut : sebagai bahan uji.

Tissue : untuk mengelap membrane Refraktometer.

Oksigen Terlarut (DO)

MnSO 4 : untuk mengikat O 2 .

NaOH + KI : melepas I membentuk endapan coklat. 2

H SO 2 4 : melarutkan endapan coklat.

Page 12: penuntun praktikum oseanografi

Amylum : sebagai indikator warna ungu dan pengkondisian suasana

basa

Na S O 2 2 3 : mengikat I dengan membentuk 2NaI. 2

Air laut : sebagai bahan yang di uji.

3 . 3 Prosedur Kerja

3 . 3 . 1 Parameter Fisika

A. Pengukuran Suhu

Dicelupkan kedalam air selama 3 menit.

Dilakukan dengan cara membelakangi cahaya matahari.

Diangkat thermometer.

Dibaca nilai suhu pada skala dengan cepat,

Dicatat dalam skala berapa °C.

B. Pengukuran Kecepatan Arus

- Diisi air laut pada salah satu botol

Diikat dengan botol yang kosong dengan menggunakan tali raffia

sepanjang 5 m

Dihubungkan dengan tali raffia botol yang kosong

- Dihitung waktu dengan menggunakan stopwatch saat botol dijatuhkan

ke dalam perairan.

- Dicatat waktu yang ditempuh selama botol dijatuhkan hingga tali

tertegang sempurna.

Thermometer

Hasil

Rangkaian dua Botol air mineral 600 ml

Hasil

Page 13: penuntun praktikum oseanografi

C. Pengukuran Kecerahan

Disiapkan secchi disk

Diturunkan kedalam

Dilihat sampai tidak tampak pertama kali diberi tanda (d1).

Diukur panjang d1 dengan tongkat skala

Dimasukkan kedalam perairan sampai benar

Ditarik pelan

Diukur panja

Diangkat kepermukaan

Dihitung kecerahan dengan rumus

Dicatat hasil perhitungannya

D. Pasang Surut

- Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air pukul

1 0 . 3 0 WIB

- Dicatat skala awal

- Pukul 14.30 WIB dicatat tinggi permukaan air setelahnya sebagai t

- Dihitung dengan hasil pengukuran tersebut (cm/jam)

Secchi disk

Hasil

Tide Staff

Hasil

C. Pengukuran Kecerahan

Disiapkan secchi disk

Diturunkan kedalam perairan.

Dilihat sampai tidak tampak pertama kali diberi tanda (d1).

Diukur panjang d1 dengan tongkat skala

Dimasukkan kedalam perairan sampai benar-benar tidak terlihat.

Ditarik pelan-pelan hingga tampak pertama kali dan diberi tanda (d2).

Diukur panjang d2 dengan tongkat skala

Diangkat kepermukaan

Dihitung kecerahan dengan rumus : D =

Dicatat hasil perhitungannya

Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air pukul

1 0 . 3 0 WIB

Dicatat skala awal sebagai t 0

Pukul 14.30 WIB dicatat tinggi permukaan air setelahnya sebagai t

Dihitung dengan hasil pengukuran tersebut (cm/jam)

Dilihat sampai tidak tampak pertama kali diberi tanda (d1).

benar tidak terlihat.

pelan hingga tampak pertama kali dan diberi tanda (d2).

Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air pukul

Pukul 14.30 WIB dicatat tinggi permukaan air setelahnya sebagai t (cm) 1

Page 14: penuntun praktikum oseanografi

E. Gelombang

Tinggi gelombang

- Ditancapkan tongkat skala dalam air.

- Diukur selisih antara puncak dengan lembah gelombang (sebagai tinggi

gelombang)

- Dilakukan pengukuran sampai dengan 3 kali.

- Dicatat hasil pengamatannya

Periode gelombang

Disiapkan tongkat berskala

Ditancapkan pada perairan pantai

Dihitung dengan stopwatch pada puncak pertama menyentuh tongkat

Dimatikan ketika datang pucak selajutnya yang menyentuh tongkat

berskala

Dicatat hasil pengamatannya

Tongkat berskala 2 m

Hasil

Tongkat berskala 2 m

Hasil

Page 15: penuntun praktikum oseanografi

3 . 3 . 2 Parameter Kimia

A. Pengukuran pH

Dimasukkan pH paper kedalam air sekitar beberapa cm.

Ditunggu sampai beberapa saat, diangkat pH paper.

Dikibas-kibaskan sampai setengah kering.

Kemudian dicocokkan perubahan warnanya. dengan kotak standar pH.

B. Pengukuran Salinitas

-

- Dibersihkan kaca refraktometer dengan aquades menggunakan

washing bottle

- Dibersihkan dengan tisu pada bagian kaca optiknya secara

searah

- Diambil air sampel dengan pipet tetes.

- Diteteskan pada optik refraktometer sebanyak 1 tetes.

- Ditutup pelan-pelan agar tidak terdapat gelembung udara pada

kaca refraktometer

- Diarahkan pada arah cahaya matahari

- Ditentukan salinitas perairan dengan melihat skala pada sisi

kanan atas.

- Dicatat hasil pengamatannya

pH paper

Hasil

Refraktometer

Hasil

Page 16: penuntun praktikum oseanografi

C. Pengukuran Oksigen Terlarut (DO)

Di ukur dan di catat volume botol DO terlebih dahulu

- Disiapkan water sampler yang didalamnya terdapat botol DO yang

telah dihubungkan dengan selang.

- Disumbat salah satu ujung selang yang telah dihubungkan dengan

botol DO.

- Dimasukkan water sampler ke dalam air

- Didekatkan ujung selang ditelinga hingga terdengar bunyi blub yang

menandakan botol DO telah terisi penuh.

- Diangkat water sampler.

- Dibuka tutup water sampler, dikeluarkan botol DO yang terisi penuh

dengan air.

- Ditutup botol DO, dibolak-balik, jika masih terdapat gelembung udara,

maka percobaan diulangi lagi.

- Di buka tutup botol yang berisi sample air tersebut

- Di tambahkan 2 ml MnSO dan 2 ml NaOH + KI 4

- Di bolak-balik dan dibiarkan sampai terjadi endapan coklat

- Di buang air yang bening dan endapan tersisa diberi 2ml H SO pekat 2 4

dan dikocok sampai larut

- Diberi 4 tetes amilum, dititrasi dengan Na SO 0,025 N sampai jernih 2 3

- Dicatat ml titran

- Dihitung menggunakan rumus : 4

10 00 8

Do V

x x N x V

total

titran titran

Water Sampler

Hasil

Page 17: penuntun praktikum oseanografi

4 . Pembahasan

4 . 1 . D ata hasil Pengamatan

Kecepatan

arus (m/s)

Keceraha

n (cm)

Suhu

( C) o

Salinitas

(ppt) pH

Gelomban

g

Pasang

surut

(cm/jam

)

DO

(mg/L)

0 , 195 3 29

3 21,5

3 1

3 0

3 1 8 1 5 1 0 12 , 195

Kecepatan arus

Panjang tali yang dipakai = 5 m

Lama waktu = 25 ,66 detik

Kecepatan arus = 0,195 m/detik

Arah arus = Dari Timur ke Barat

Kecerahan

Hasil Pengukuran:

1 . Pengukuran pada pukul 10.45 WIB

Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak): 355 cm

Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 303 cm

Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 329 cm

2 . Pengukuran pada pukul 11.45 WIB

Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak): 340 cm

Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 303 cm

Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 321,5 cm

Suhu

1 . Pengukuran pada pukul 10.45 WIB

Suhu air laut = 31 C o

2 . Pengukuran pada pukul 11.45 WIB

Suhu air laut = 30 C o

Page 18: penuntun praktikum oseanografi

Salinitas

Nilai salinitas = 31 ppt

Derajat keasaman

Nilai pH = 8

Gelombang

Tinggi

gelombang I II III

Puncak (cm)

Lembah (cm)

Selisih (cm)

115

107

8

1 22

1 05

1 7

1 22

1 02

2 0

Selisih = 8+ 17+20

3 3

= 15 cm

Periode gelombang

Pengukuran

ke- I II III

Rata-

rata

Periode

gelombang 6 7 1 0 7,3

Pasang surut

Skala awal pada tide staf = 40 cm

Skala akhir pada tide staf = 80 cm

Selang waktu pengukuran = 4 jam

Kecepatan pasang surut = 10 cm/jam

Page 19: penuntun praktikum oseanografi

Oksigen terlarut

Nilai kandungan O di perairan = mg/l 2

DO = Vtitran x N titran x 8 x 1000

V botol DO- 4

= 1 5 x 0,025 x 8 x 1000

2 5 0 - 4

= 12,195122 mg/L

4 . 2 Analisa Prosedur

4 . 2 . 1 Parameter Fisika

4 . 2 . 1 . 1 Suhu

Cara pengukuran suhu pertama yang mesti dilakukan adalah dipersiapkan

alatnya yaitu Thermometer Hg, setelah dipersiapkan thermometer Hg kemudian

dicelupkan langsung kedalam laut dengan membelakangi matahari. Biarkan

beberapa saat kemudian diangkat dan secepatnya dibaca nilai suhu pada skala

Thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar. Hal yang perlu

diperhatikan dalam pengukuran suhu yaitu membelakangi sinar matahari, badan

thermometer tidak tersentuh oleh tangan pembaca skala dengan cepat dan waktu

perendaman dalam air selama 3 menit.

4 . 2 . 1 . 2 Kecerahan

Alat yang digunakan pada praktikum kecerahan adalah secchi disk, tongkat

skala dan karet gelang. Pengukuran kecerahan dilakukan sebanyak dua kali yaitu

pukul 10.45 dan 11.45. Cara pengukuran praktikum kecerahan yaitu secchi disk

diturunkan pelan-pelan hingga batas pertama kali tidak tampak, ditandai dengan

karet gelang, dan diukur panjang tali menggunakan tongkat skala, dihitung sebagai

D 1 dan dicatat kedalamnya, lalu secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga

benar-benar tidak tampak kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat,

ditandai dengan karet gelang, dan diukur panjang tali dan dihitung sebagai D . 2

Page 20: penuntun praktikum oseanografi

Dicatat kedalamnya. Rata-rata hasil pengukuran tersebut merupakan nilai kecerahan

perairan dihitung dengan rumus :

D = 2

2 1 D D

4 . 2 . 1 . 3 Pasang Surut

Pada pengukuran pasang surut alat yang digunakan yaitu tide staff. Tide

staff disiapkan. Tide staff dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam

air pada pukul 10.30 WIB – 14.30 WIB. Kemudian catat tinggi permukaan air pada

tide staff sebagai T 0 (cm) kemudian tunggu 4 jam. Setelah 4 jam catat lagi tinggi

permukaan air sebagai T 1 (cm) dan kemudian dihitung kecepatan pasang surut

sebagai selisih kedua hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan rumus:

) / ( jam cm T

T dan dicatat didalam data.

4 . 2 . 1 . 4 Gelombang

a. Tinggi Gelombang

Pada pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan yaitu tongkat

berskala. Setelah tingkat disiapkan, bawa tongkat skala di tepi pantai kemudian

ditancapkan, diamati gelombang yang datang dicatat berapa tinggi gelombang saat

menyentuh tongkat skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dan cermat

karena gelombang datang dengan cepat. Pengukuran ini diulangi sebanyak 3x

kemudian catat hasilnya.

Page 21: penuntun praktikum oseanografi

b. Periode gelombang

Tongkat skala yang sudah ditancapkan diperairan pantai diamati, apabila

gelombang datang, stopwatch dinyalakan saat puncak pertama gelombang

menyentuh tongkat skala dan dimatikan saat puncak gelombang selanjutnya yang

menyentuh tongkat skala. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan ke-1 dan

diulangi langkah-langkah diatas untuk pengamatan 2 dan 3, sehingga diperoleh hasil

rata-rata dari periode gelombang tersebut.

4 . 2 . 1 . 5 Kecepatan Arus

Pada pengukuran kecepatan arus hal pertama yang dilakukan adalah

disiapkan alat dan bahan seperti botol bekas air mineral 600 ml 2 buah, stopwatch

dan kompas sedangkan bahannya adalah tali plastik dan perairan laut. Setelah

Menyiapkan alat dan bahan, kemudian ambil 1 botol air mineral, kemudian isi

dengan air laut dan dihubungkan dengan botol kosong menggunakan tali rafia.

Kemudian diikatkan lagi pada tali rafia dan kemudian dihanyutkan mengikuti arus

tidak lupa dicatat waktu yang ditempuh pada panjang tali 5 meter dan dihitung

dengan menggunakan rumus V = t

s . Sebelum dihanyutkan harus mengetahui arah

arus air laut. Setelah itu dicatat hasil pengamatannya.

Puncak I Puncak II

lembah

Puncak I

Tide staff

Page 22: penuntun praktikum oseanografi

4 . 2 . 1 . 6 Sifat Optis Air

Mula-mula disiapkan alatnya yaitu secchi disk dan tongkat skala, bahannya

yaitu kolom air laut.pertama-tama diturunkan pelan-pelan secchi disk. Diamati

sampai tidak tampak pertama kali, lalu diberi tanda pada tali secchi disk dengan

karet gelang, selanjutnya ditarik pelan-pelan secchi disk sampai batas pertama kali

tampak. Kemudian diberi tanda pada tali secchi disk dengan karet gelang, lalu

diangkat secchi disk. Bersamaan dengan pencelupan secchi disk ini tadi dicatat juga

waktu saat untuk pencelupan. Setelah secchi disk diangkat, lalu diukur panjang dari

pangkal secchi disk sampai pada batas tanda karet gelang pertama kali tidak

tampak dan dicatat sebagai D . selanjutnya diukur panjang tali dari pangkal secchi 1

disk sampai pada batas tanda karet gelang pertama kali tampak dan dicatat sebagai

D . kemudian dihitung rata-rata hasil pengukuran dengan rumus : D = 2

2

2 1 D D

, dan

dicatat hasilnya.

4 . 2 . 2 Parameter Kimia

4 . 2 . 2 . 1 pH

Mula-mula disiapkan alat dan bahan diantaranya pH meter dan sampel air

laut. Setelah diambil sampai air dari laut dengan wadah botol bekas air mineral.

Selanjutnya dicelupkan pH paper kedalam sampel air. Lalu dikibas-kibaskan sampai

setengah kering, supaya tepat mendapatkan warna akhirnya. Kemudian dicocokkan

perubahan warnanya dengan kotak standar. Selanjutnya dicatat warna apa yang

sama dengan warna kotak standar kemudian dilihat berapa pH tersebut dan dicatat

hasilnya.

4 . 2 . 2 . 2 Salinitas

Pada pengukuran salinitas, hal pertama yang dilakukan adalah Menyiapkan

alat dan bahan seperti refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

salinitas air, sampel air laut. Tisu digunakan untuk membersihkan lensa

refraktometer setelah ditetesi aquades, aquades sendiri digunakan untuk

mengkalibrasi refraktometer dan pipet tetes digunakan untuk meneteskan aquades

Page 23: penuntun praktikum oseanografi

ke lensa refraktometer. Diambil sampel air laut dengan menggunakan pipet tetes

dan diteteskan 2 tetes pada membran refraktometer. Setelah itu ditutup membran

dengan penutupnya diusahakan tidak terdapat gelembung karena akan

mempengaruhi pengukuran salinitas. Kemudian diarahkan refraktometer menuju

sumber cahaya agar terlihat dengan jelas, lalu dilihat langsung nilai salinitasnya

yang tertera pada lensa refraktometer (ppt) pada sebelah kanan dan catat hasilnya.

4 . 2 . 2 . 3 DO

Pada pengukuran DO, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan. Alat yang

digunakan pada pengukuran DO adalah water sampler yang berfungsi sebagai

tempat botol DO, kemudian botol DO yang berfungsi sebagai tempat sampel air.

Buret sebagai tempat titrasi larutan, statistik sebagai penyangga buret, pipet tetes

sebagai alat pengambil larutan dengan volume kecil, corong berfungsi untuk

memasukkan larutan Na-thiosulfat kedalam buret. Setelah Menyiapkan alat,

disiapkan juga bahan. Bahan yang digunakan antara lain NaOH + KI yang berfungsi

untuk membentuk endapat coklat. Alumilum untuk pengkondisian suasana basa. Na

– thiosulfat sebagai lauratn titran dan aquades untuk membersihkan alat-alat.

Setelah Menyiapkan alat dan bahan tersebut, hal pertama yang perlu

dilakukan adalah dibuka tutup water sampler dan selanjutnya dimasukkan botol DO

yang telah dibuka tutupnya sebelumnya kedalam water sampler. Kemudian

disambung selang pada tutup water sampler dan dimasukkan dalam perairan, lalu

diletakkan selang didekat telinga dan ditunggu sampai berbunyi “blub”. Kemudian

ditutup yang ujung selang diangkat dari perairan, dibuka tutup water sampler,

kemudian ditutup, botol DO diangkat dan dihomogenkan. Setelah itu menuju ke

daratan. Kemudian ditetesi 2ml larutan MnSo untuk mengikat O dan melarutkan I , 4 2 2

setelah itu dihomogenkan. Lalu ditetesi 2ml NaOH+KI untuk mendapatkan endapan

coklat lalu dihomogenkan. Ditunggu sampai cairan bening dan endapan terpisah lalu

di buang cairan beningnya, lalu di beri kertas label agar tidak tertukar dengan yang

lainnya. Kemudian di tetesi 2ml H SO dan di homogenkan sampai endapan terlarut, 2 4

lalu di tetesi sebanyak 4 tetes amylum lalu di titrasi dengan Na S O 0,025N sampai 2 2 3

Page 24: penuntun praktikum oseanografi

terjadi perubahan tidak berwarna pertama kali (bening pertama), lalu di catat ml

titran, Kemudian hitung DO dengan rumus :

DO = 4

1000 8

Do V

x x N x V

total

titran titran , dan dicatat hasilnya.

4 . 3 . A nalisa hasil

4 . 3 . 1 . Parameter fisika

a. Suhu

Dari hasil praktikum tentang pengukuran suhu air laut hasil pengukurannya

yaitu, suhu air laut pada pukul 10.45 WIB adalah 31 C dan pada pukul 11.45 WIB 0

adalah 30 C. Menurut Nontji (2007) suhu air permukaan di perairan Nusantara kita 0

umumnya berkisar antara 28-31 C. 0

b. Kecerahan dan sifat optis air

Berdasarkan pengukuran sifat optis air dan kecerahan pada pukul 10.45 WIB

didapat hasil 329 cm, pada pukul 11.45 WIB didapatkan hasil 321,5 cm. Dengan

kenaikan sudut datang cahaya matahari semakin besar terjadi pula penurunan

kecerahan yang berarti intensitas cahaya matahari yang masuk di perairan juga

berkurang karena beberapa faktor yaitu : adanya fitoplankton hidup dengan

konsentrasi yang bervariasi, zat organic terlarut yang dihasilkan dari degradasi

fitoplankton. Faktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi

sifat-sifat optis. Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari

semakin lama berada. Sifat optis air dimiliki semakin besar sudut datang semakin

besar. Intensitas matahari semakin besar maka sifat optis air bervariasi (Nyabaken,

1 985 ) .

Page 25: penuntun praktikum oseanografi

c. Pasang surut

Dari data perhitungan didapat nilai pasang surut adalah cm/jam. Pengukuran

ini didapatkan pada tidal staf skala awal yaitu 40 cm dan skala akhir 80 cm dengan

selang waktu 4 jam dan kecepatan pasang surut adalah 10 cm/jam. Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa kondisi pasang surut pada praktikum ini adalah pasang

surut rendah. Kisaran pasang surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi air pada

saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata – rata

berkisar antara 1 hingga 3 m (Nontji, 2007).

d. Gelombang

Pada praktikum hasil pengamatan yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

puncak I = 115 cm, puncak II = 122 cm, puncak III = 122 cm sedangkan lembah I =

1 07 cm, lembah II = 105 cm, lembah III = 102 cm. Didapatkan selisih I = 8 cm,

selisih II = 17cm, selisih III = 20 cm. tinggi gelombang rata-rata adalah 15 cm.

Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan

sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Angin yang bertiup di

permukaan laut mula-mula menimbulkan riak gelombang (ripples) (Romimohtarto,

2 009 ) .

e. Kecepatan arus

Dari data hasil perhitungan kecepatan arus didapatkan nilai yaitu 0,195

m/detik, dengan arah arus dari timur menuju barat. Menurut Hutabarat (2008)

gerakan air di permukaan air laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang

bertiup di atasnya. Juga paling tidak ada tiga faktor lain selain angin yaitu bentuk

topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya, gaya coriolis, dan

perbedaan tekanan air

4 . 3 . 2 . Parameter kimia

a. pH

Dari hasil data dan perhitungan pH didapatkan nilai pH perairan adalah 8. ini

berarti kondisi perairan di lokasi praktikum adalah basa. Biasanya pH air larutan 7,6

– 8,3 dan terutama mengandung ion HCO . pH tetap konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta 3 -

Page 26: penuntun praktikum oseanografi

inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu

sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila temperature naik atau

tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi HC O , dan 2 3

akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999).

b.Salinitas

Dari hasil pengamatan diperoleh nilai salinitas yaitu 31 ppt. Di perairan

samudra, salinitas biasanya amtara 34-35 ppt. di perairan pantai karena terjadi

pengenceran, misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun menjadi

rendah (Nontji, 2007).

c. DO

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai DO yaitu 12, 195 mg/l. Dan kondisi ini

dapat dsimpulkan bahwa kondisi perairan adalah ideal. Kecepatan difusi oksigen

dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,

pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut, kadar

oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan

berkurang dengan semakin tingginya salinitas(Salmin, 2005).

Page 27: penuntun praktikum oseanografi

5. PENUTUP

5 . 1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan yaitu :

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.

Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin

pH adalah kepekatan ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan.

suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena penyebaran

organisme baik di lautan maupun perairan tawar dibatasi oleh suatu perairan

tersebut.

Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan

dalam persen.

Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju

keseimbangan.

Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut

dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air.

Menurut teori, zat –zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui

proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk

gas ke permukaan laut.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup

untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian

menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya

permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi

dan gaya tarik menarik benda-benda astronomi.

Page 28: penuntun praktikum oseanografi

Data hasil praktikum

Parameter nilai

parameter kimia

pH 8

DO 12,195 mg/l

Salinitas 31 ppt

Parameter fisika

Suhu

Pada pukul 10.45 : 31°C

Pada pukul 11.45 : 30 C 0

kecepatan arus 0,195 m/s

Gelombang 15 Cm

Kecerahan Pukul 10.45 WIB : 329 cm

Pukul 11.45 WIB : 321,5 cm

pasang surut Skala awal pada tide staff = 80 cm

Skala akhir pada tide staff = 40 cm

Selang waktu pengukuran = 4 jam

Kecepatan pasang surut = 10 cm/jam

5 . 2 Saran

Dari praktikum oceanografi yang telah dilakukan diharapkan para praktikan

untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan langsung

berada di tengah lautan juga berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena

kebanyakan alat terbuat dari bahan pecah belah.

Page 29: penuntun praktikum oseanografi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul munthalib. 2 009 . Stratifikasi Perairan.

http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/stratifikasi-dalam-perairan-

tergenang.html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011. Pukul 15.40 WIB

Arfianti.Dini.2008. http// www. Oceanografi_sifat optis air.org.id/ ?php./diakses pada

tanggal 3 Juni 2011, pada pukul 13.00 WIB.

Hutabarat & Evans.1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia

(UI Press) ; Jakarta.

Marindo.2007. http// www.Marindo_Oceanografi.org.id / diakses pada 8 Juni 2011

pukul 04.01 WIB

Nontji, Anugerah.2007. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan ; Jakarta.

Nybaken. 1985. Biologi Laut. Penerbit Erlangga ; Jakarta.

Reindo, 2 011 . El Nino dan La Nina.

http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi23/elnino_lanina.htm. diakses pada

tanggal 06 Juni 2011 pukul 17.00 WIB

Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.

Salmin, 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai

Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume

XXX, Nomor 3, 2005 : 21 – 26.

Page 30: penuntun praktikum oseanografi

Sediandi dan Yusuf, 1993. Stratifikasi BiomasaFitoplankton dalam kaitannya dengan

tingkat kecerahan di perairan teluk waisaria, Pulau Seram, Maluku Tengah.

Jurnal

Wibisono. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan . Penerbit Universitas Indonesia (UIPress)

Jakarta.

Zootoli. 1983. http// www. Oceanografi kimia.org.id. / daikses pada tanggal 08 Juni

20 11