Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    1/37

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    2/37

    ii

    Kata Pengantar

    Alhamdulillah, kami ucapkan atas diterbitkannya Buku Petunjuk

    Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 Program Studi Pendidikan Dokter

    Unila. Besar harapan kami agar buku ini dapat mempermudah pemahaman

    mahasiswa terhadap kasus kasus Patologi Anatomi. Buku ini dilengkapi skenario,

    gambaran makroskopis dan mikroskopis serta tugas-tugas yang harus dikerjakan

    oleh mahasiswa.

    Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    terlaksananya buku ini. Saran dan kritik selalu kami terima untuk perbaikan buku

    ini ke depan.

    Bandar Lampung, April 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    3/37

    iii

    DAFTAR ISI PETUNJUK PRAKTIKUM

    I.

    JEJAS SEL DAN ADAPTASI

    1.

    DEGENERASI BENGKAK KERUH ............................................... 1

    2. DEGENERASI HIDROPIK ............................................................. 2

    3. DEGENERASI LEMAK .................................................................. 3

    4. DEGENERASI LIPOMATOSIS ...................................................... 4

    5. DEGENERASI HIALIN .................................................................. 5

    6.

    DEGENERASI AMILOID ............................................................... 6

    7. DEGENERASI MUSIN ................................................................... 7

    8. DEGENERASI MIKSOID ............................................................... 89. NEKROSIS PERKIJUAN ................................................................ 9

    10.

    PIGMEN BILIRUBIN ...................................................................... 1011.

    ANTHRACOSIS .............................................................................. 11

    12.PERKAPURAN ............................................................................... 12

    13.METAPLASIA SEL ......................................................................... 13

    14.HIPERPLASIA SIMPLEX ............................................................... 14

    15.HIPERPLASIA ADENOMATOUS .................................................. 15

    16.

    HIPERPLASIA PROSTAT .............................................................. 16

    II.

    INFLAMASI

    1. HIPEREMIA AKTIF ...................................................................... 172.

    HIPEREMIA PASIF ....................................................................... 18

    3. EDEMA PARU .............................................................................. 19

    4. THROMBUS .................................................................................. 20

    5. FIBROSIS POST INFARK MYOCARDIUM ................................ 21

    6. APPENDICITIS AKUT ................................................................. 22

    7.

    SALPINGITIS PURULENTA ........................................................ 23

    8. KOLESISTITIS KRONIKA ........................................................... 24

    9. ABSES OTAK ............................................................................... 2510. LIMFADENITIS TUBERKULOSA ............................................... 26

    11. MORBUS HANSEN ...................................................................... 27

    III.NEOPLASMA

    1. POLIP NASI .................................................................................. 28

    2. POLIP RECTI ................................................................................ 29

    3.

    NEUROFIBROMA ........................................................................ 30

    4. HAEMANGIOMA KAVERNOSA ................................................ 31

    5. CARCINOMA RECTI ................................................................... 32

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    4/37

    iv

    Tata tertib praktikum

    Mahasiswa telah menyiapkan diri dengan membaca seluruh materi yang akan

    dipraktikumkan.

    Mahasiswa masuk ke ruangan pratikum tepat waktu.

    Mahasiswa wajib santun pada saat praktikum.

    Mahasiswa harus mengisi daftar hadir.

    Mahasiswa harus mengikuti seluruh kegiatan praktikum.

    Mahasiswa harus mengikuti pre tes sebelum praktikum.

    Mahasiswa harus mengikuti ujian praktikum.

    Mahasiswa harus membuat laporan praktikum.

    Seluruh kegiatan tersebut diatas akan mendapat evaluasi.

    Daftar hadir kurang dari 80% mahasiswa dilarang mengikuti ujian praktikum,

    sehingga nilai akan dikeluarkan E.

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    5/37

    v

    PENDAHULUAN

    Untuk membimbing mahasiswa berinteraksi dengan kasus suatu penyakit,

    maka salah satu cara yaitu diadakan praktikum. Praktikum Patologi Anatomi

    diperlukan guna, menuntun mahasiswa lebih mendalami penyakit terutama

    penyakit-penyakit yang terkait dengan kasus-kasus Patologi Anatomi.

    Mahasiswa diharuskan membaca buku yang terkait dengan penyakit yang

    akan di praktikumkan. Di dalam buku penuntun praktikum ini, akan disajikan

    landasan teori, keluhan, gejala, pemeriksaan fisik, gambaran makroskopis setelah

    dilakukan operasi, dan pemeriksaan mikroskopis yang menentukan diagnosis.

    Dengan membaca buku penuntun praktikum akan memberi kemudahan-

    kemudahan atau memperlancar jalannya praktikum.

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    6/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 1

    BAB I

    JEJAS SEL dan ADAPTASI

    1.

    DEGENERASI BENGKAK KERUH (CLOUDY SWELLING)

    Termasuk jejas reversible. Sediaan diambil dari jaringan hati

    Makroskopis:

    Jaringan hati berasal dari biopsi jarum pada hati. Jaringan hati tampak

    membengkak, berwarna pucat, keruh dan konsistensinya agak kenyal.

    Mikroskopis:

    Tampak sel hepatosit yang membengkak dengan sitoplasma mengandung granula-

    granula halus sehingga terlihat jernih. Sedangkan inti sel dan membran inti masih

    dalam batas normal.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    7/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2

    2. DEGENERASI HIDROPIK

    Degenerasi hidropik disebut juga degenerasi vakuoler jejas reversible.

    Pembengkakkan tidak hanya pada retikulum dan mitochondria , juga pada rongga

    sel. Sediaan diambil dari jaringan kuretase yang didiagnosa sebagai mola

    hydatidosa.

    Makroskopis

    Tampak kelompokan jaringan seperti buah anggur, kista-kista kecil berisi cairan

    jernih, berdinding tipis dan mudah pecah.

    Mikroskopis

    Tampak villi khorealis yang membengkak berbagai ukuran dengan stroma

    mengalami degenerasi hidropik (oedematus), avaskuler, serta tampak pula

    proliferasi trofoblast.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    8/37

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    9/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 4

    4. DEGENERASI LIPOMATOSIS

    Degenerasi lipomatosis disebut juga fatty ingrowth dan juga disebut stromal

    fatty infiltration. Sediaan berasal dari jaringan jantung seorang penderita yang

    disebut bear drinkers heart.

    Makroskopis:

    Tampak jantung ditutupi jaringan lemak, berwarna kuning, konsistensi lembek.

    Jaringan lemak meliputi mulai dari subepicardium sampai ke seluruh lapisan

    myocardium.

    Mikroskopis:

    Tampakjaringan ikat di antara sel otot jantung diganti dengan jaringan lemak yang

    berupa vakuola dengan inti terdesak ke pinggir, disebut sebagai sel adipose.

    Degenerasi ini hanya mengenai stroma tidak mengenai parenkhim, maka tidak

    terjadi kerusakan sel jantung.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    10/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 5

    5. DEGENERASI HIALIN

    Definisi:

    Hialin adalah suatu massa berwarna cerah, homogen tanpa struktur dan berwarna

    merah muda. (Pulasan HE = Hematoxylin Eosin). Hialin pada umumnya dibentuk

    oleh jaringan ikat tetapi dapat juga oleh sel epitel. Sediaan berasal dari jaringan

    uterus hasil histerektomi.

    Makroskopis:

    Jaringan uterus membesar sebesar kepalan tangan. Pada irisan penampang tamak

    massa bulat membentuk kisaran, berbatas tegas, berwarna putih dengan

    konsistensi kenyal. (leimyoma uteri).

    Mikroskopis:

    Diantara serabut myosit yang tumbuh proliferatif tampak jaringan ikat

    fibrokolagen yang mengalami degenerasi hialin berwarna merah muda tanpa

    struktur.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    11/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 6

    6. DEGENERASI AMILOID

    Degenerasi amiloid dapat ditemukan pada organ thyroid yang mengalami

    keganasan. Amyloid dibagi 2:

    1.

    Primer (idiopatik) mengenai jaringan mesenkhim

    2. Sekunder (etiologi diketahui) mengenai jaringan parenkhim

    Makroskopis:

    Di antara jaringan thyroid tampak massa tumor berwarna putih keabuan, soliter,

    berbatas tegas dengan kapsul tidak jelas, konsistensi keras dan ukurannya rata-rata

    2-3 cm.

    Mikroskopis:

    Di antara folikel dan di dalam lumen folikel thyroid yang hiperplastis tampak

    massa amorf berwarna merah muda (degenerasi amyloid).

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    12/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 7

    7. DEGENERASI MUSIN

    Degerasi musin disebut juga degenerasi lendir. Sediaan berasal dari jaringan

    ovarium (ovorektomi)

    Makroskopis:

    Sebuah jaringan kista dari ovarium dengan permukaan licin, sebesar kepala bayi.

    Penampang multilobuler dan mengandung lendir seperti mentega.

    Mikroskopis:

    Tampak dinding kista dilapisi selapis epitel kolumner, sel goblet dan mengandung

    musin.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    13/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 8

    8. DEGENERASI MIKSOID

    Degenerasi miksoid adalah degenerasi yang menyerupai musin. Sediaan dari

    jaringan mammae (tumor payudara yang disebut Fibroadenoma mammae)

    Makroskopis:

    Sebuah massa bulat, berkapsul, berwarna putih konsistensi kenyal.

    Mikroskopis:

    Stroma mengalami degenerasi miksoid disertai proliferasi sel epitel peri dan

    intrakanalikuler.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    14/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 9

    9. NEKROSIS PERKIJUAN

    Nekrosis perkijuan adalah tanda khas suatu proses spesifik tuberculosa. Sediaan

    berasal dari kelenjar getah bening (KGB).

    Makroskopis:

    Sebuah kelenjar getah bening sebesar kacang kedelai, berkapsul. Pada penampang

    berwarna putih kekuningan seperti keju.

    Mikroskopis:

    Kelenjar getah bening dengan kapsul terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen.

    Dibawahnya tampak folikel dengan centrum germinativum yang hiperplastis.

    Tampak massa amorf tidak berstruktur yang berwama eosinofil (daerah yang

    mengalami nekrosis perkijuan). Massa amorf ini dikelilingi oleh sel epitheloid,

    juga tampal sel seperti tapal kuda (Sel Datia Langhans). Seluruh gambaran ini

    disebut Tuberkel.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    15/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 10

    10.PIGMEN BIL1RUBIN

    Pigmen bilirubin berasal dari hemoglobin yang tidak mengandung besi. Bilirubin

    selalu berhubungan dengan ikterus (yaitu keadaan yang ditunjukkan oleh

    conjunctiva berwarna kuning). Sediaan berasal dari biopsi jaringan hati penderita

    karsinoma hati yang disebut hepatocellular carcinoma.

    Makroskopis:

    Sediaan jaringan hati sepanjang 2 cm berwarna kuning, konsistensi agak keras.

    Mikroskopis:

    Tampak sel hepatosit dengan struktur tidak radial membentuk trabekula dengan

    inti pleimorflk, vesikuler, anak inti membesar serta ditemukan mitosis. Tampak

    juga pigmen bilirubin berupa butir-butir kuning coklat agak kasar pada daerah

    sentrolobulus yaitu pada sel hepatosit dengan sitoplasma mengandung butir-butir

    kuning tengguli serta sel kupffer yang memfagosit pigmen empedu. Juga tampak

    pigmen empedu ini pada duktuli biliaris (intra hepatic)

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    16/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 11

    11.ANTHRACOSIS

    Anthracosis adalah penimbunan debu berupa zat karbon pada paru-paru.

    Anthracosis berupa pigmen hitam yang merupakan pigmen eksogen.

    Makroskopis:

    Bila yang terkena subpleura maka tampak bergaris-garis hitam sesuai dengan

    saluran limfe. Bila seluruh paru yang terkena tampak paru berwarna hitam seperti

    arang.

    Mikroskopis:

    Tampak pigmen kasar berwarna hitam pada septum alveolus dan dalam

    sitoplasma makrofag yang berada dalam rongga alveoli.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    17/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 12

    12.PERKAPURAN

    Definisi : perkapuran adalah pengendapan kalsium pada jaringan yang mengalami

    nekrosis koagulatifa, nekrosis lemak. Sering ditemukan pada pembuluh darah

    yang mengalami arteriosclerosis yaitu pembuluh darah yang menjadi kaku &

    keras. Perkapuran disebut kalsifikasi. Sediaan berasal dari A. Coronaria yang

    mengalami arteriosclerosis.

    Makroskopis:

    Sebuah jaringan arteri yang dindingnya kaku, keras berwarna putih, lumen

    menyempit.

    Mikroskopis:

    Tampak sebuah pembuluh darah arteri dengan penonjolan tunika intima ke arah

    lumen akibat penimbunan jaringan lipoid, berupa kristal-kristal cholesterol

    (bergaris-garis) dan pengendapan kalsium berwana biru ungu. Sel otot polos

    diantara tunika intima dan lamina interna mengalami degenerasi hialin sehingga

    semuanya berwarna merah muda.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    18/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 13

    13.METAPLASIA SEL

    Definisi :

    Metaplasia adalah perubahan sel yang berdiferensiasi menjadi sel berdiferensiasi

    lain. Sediaan berasal dari jaringan serviks (hasil kuretase).

    Makroskopis:

    Jaringan compang camping, coklat bercampur putih kira-kira 1 cc.

    Mikroskopis:

    Sediaan terdirii dari ektoserviks yang dilapisi sel epitel berlapis gepeng dan

    endoserviks dilapisi sel epitel kolumner selapis.

    Pada bagian endoserviks tampak sel epitel kolumner selapis mengalami

    metaplasia menjadi sel epitel gepeng berlapis.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    19/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 14

    14.HIPERPLASIA SIMPLEX

    Sediaan berasal dari kuretase jaringan endometnium.

    Makroskopis:

    Jaringan compang-comaping, coklat keputihan kira-kira 2 cc.

    Mikroskopis:

    Sediaan endometnium dengan mukosa dilapisi selapis epitel kuboid. Diantara

    stroma Tampak proliferasi sel epitel kelenjar. Sebagian besar kelenjar berbentuk

    tubulus (bulat-bulat) tidak bersekresi dan sebagian lain berbentuk kistik dengan

    inti masih dalam batas normal. Kelenjar dilapisi epitel kuboid sampai thorak yang

    tumbuh hiperplastis, inti masih dalam batas normal.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    20/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 15

    15.HIPERPLASIA ADENOMATOUS

    Sediaan berasal dari jaringan endometrium hasil kuretase.

    Makroskopis:

    Jaringan compang-camping berwarna coklat dengan warna keputihan sebanyak

    4cc.

    Mikroskopis:

    Sediaan endometrium terdiri dari stroma & kelenjar yang dilapisi sel epitel yang

    tumbuh hiperplastis bergerombol (crowded) serta tampak back to back side .

    Dengan inti sel pleimorfik, vesikuler, mitosis sukar ditemukan. Di antaranya

    terdapat sedikit stroma jaringan ikat.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    21/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 16

    16.HIPERPLASIA PROSTAT

    Sediaan berasal dari jaringan prostat hasil dari TUR (Trans Ureteral Resection)

    Makroskopis:

    Jaringan compang-camping dengan keping-keping lebih besar besar berwarna

    putih kenyal sebanyak 5 gram.

    Mikroskopis:

    Sediaan prostat tampak kelenjar dilapisi sel epitel kolumner tumbuh hiperplastis

    & sebagian tumbuh papilifer ke dalam lumen dengan inti kecil terletak di basal.

    Di dalam lumen tampak corpora amylacea. Stroma terdiri atas jaringan

    fibromuskuler yang kadang-kadang bersebukan masif sel radang limfosi & PMN.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    22/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 17

    BAB II

    INFLAMASI

    1.

    HIPEREMIA AKTIF

    Definisi:

    Hiperemia aktif adalah dilatasi arteri dan arteriola yang menyebabkan

    meningkatnya aliran darah ke capillary bad. Sediaan berasal dari jaringan

    appendix.

    Makroskopis:

    Jaringan appendix membengkak dan berwarna merah.

    Mikroskopis:

    Sediaan mukosa appendix dilapisi epitel selapis kolumner. Submukosa tampak

    Sebukan masif sel radang akut (sel neutrofil ) mulai dari lamina propia sampai

    Lapisan muskularis. Tampak pula dilatasi & bendungan pembuluh darah arteri

    Dengan lumen mengandung eritrosit.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    23/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 18

    2. HIPEREMIA PASIF

    Definisi :

    Hyperemia pasif yaitu peningkatan deoksigenisasi haemoglobin (Hb). Berwarna

    biru kemerahan akibat bendungan vena. Hiperemia pasif disebut juga sebagai

    kongesti (congestion). Sediaan berasal dari jaringan operasi rectum

    (haemorrohoid)

    Makroskopis:

    Diterima sebuah jaringan sebesar kacang ijo berwarna biru merah, kenyal.

    Penampang Berisi darah berwarna merah kebiruan.

    Mikroskopis:

    Sediaan mukosa rectum dilapisi epitel gepeng berlapis & epitel kolumner selapis.

    Submokosa tampak pembuluh darah yang mengalami dilatasi & bendungan

    pembuluh darah.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    24/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 19

    3. EDEMA PARU

    Definisi:

    Edema adalah peningkatan volume cairan intraseluler dan ekstraseluler disertai

    penimbunan cairan di dalam sel jaringan dan rongga serosa. Edema paru dalah

    edema fatal. Sediaan berasal dari edema paru pada penderita payah jantung.

    Makroskopis:

    Paru bertambah berat karena oedematus (700-800 gram). Paru-paru bagian bawah

    mengembang mengandung air. Penampang: cairan berbusa bercampur darah.

    Mikroskopis:

    Sediaan dari paru menunjukkan pelebaran septa alveoli dan edematous serta

    pelebaran kapiler pada septa. Dalam rongga alveoli berisi cairan sembab berupa

    endapan granuler yaitu serum.

    Pada keadaan yang lebih parah akan menimbulkan perdarahan sehingga cairan

    sembab bercampur sel darah merah. Keadaan ini akan ditemukan makrofag yang

    mengandung pigmen hemosiderin disebut sel payah jantung (heart failure cell).

    Akibat fibrosis septum alveoli dan pigmen hemosiderin yang berwarna coklat

    akan menyebabkan paru berwarna coklat & padat. Keadaan ini disebut brown

    induration.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    25/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 20

    4. THROMBUS

    Definisi :

    Thrombus adalah massa berupa unsur darah yang terdapat dalam kardiovaskuler

    sewaktu manusia masih hidup. Thrombus arterial, occlusive terdapat pada arteri

    coronaria dan sering pada kasus Arteriosclerosis. Sediaan berasal dari arteri

    coronaria dengan keluhan arteriosclerosis.

    Makroskopis:

    Jaringan arteri berwarna putih keabuan menyusun helai tidak beraturan dan

    lapisan fibrin, platelet disebut garis Zahn.

    Mikroskopis:

    Tampak pada dinding arteri lapisan-lapisan berupa lameler yang tumbuh dari

    dinding pembuluh darah ke arah lumen menuruti aliran darah.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    26/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 21

    5. FIBROSIS POST INFARK MYOCARDIUM

    Definisi :

    Infark adalah nekrosis iskhemik pada organ/jaringan yang disebabkan penurunan

    aliran darah. Infark dibagi dua yaitu:

    Infark putih karena okiusi arteri

    Infark merah karena oklusi vena

    Sediaan berasal dari jaringan myocardium pada penderita infak myocard.

    Makroskopis:

    Obstruksi pembuluh pada daerah perifer alat tubuh dan daerah dari tempat oklusi

    arteri/vena.

    Berbentuk limas dengan puncak menuju tempat oklusi.

    Setelah beberapa jam, karena stagnasi darah maka timbul edema & perdarahan.

    Setelah 24 jam tampak jantung padat dan pucat pada bagian yang kena setelah

    beberapa hari warna kuning putih batas jelas dari sekitarnya. Sesudah beberapa

    minggu bagian yang terkena mengalami fibrosis mulai dari tepi menuju ke pusat.

    Nekrosis menimbulkan jaringan parut yang pucat.

    Mikroskopis:

    Setelah 24 jam infark maka sel myocardium mengalami nekrosis koagulatifa,

    disertai edema interstitium, perdarahan dan eksudasi neutrofil pada bagian tepi.

    Hari ke 4-10 eksudasi neutrofil bertambah terutama pada tepi serta inti serabut

    myocardium jadi piknotik, seran lintang hilang, degenerasi lemak menghilang.

    Karena fagositosis otot myocardium mengkerut. Sisa-sisa perdarahan tampaksebagai pigmen hemosiderin. Setelah 10 hari organisasi mulai dari tepi

    menggantikan jaringan nekrotik tampak fibroblast dan kapiler. Pada minggu ke 6

    terjadi fibrosis akibat adanya degenerasi hialin.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    27/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 22

    6. APPENDICITIS AKUT

    Definisi:

    Suatu radang akut purulenta/supurativa pada appendix, ditandai adanya

    pus/eksudat Purulenta, yaitu eksudat yang kaya akan lekosit, terutama sel-sel

    neutrofil (sel Neutrofil sebagian masih utuh, sebagian disintegrasi) serta debris sel

    parenkhim.

    Makroskopis:

    Tergantung pada fase awal atau lanjut, berat atau ringan proses radang. Pada

    proses klasik memperlihatkan lumen dilatasi, berisi pus yang dapat bercampur

    darah dan sering terdapat fecalith. Dinding dapat menipis, lapisan mukosa

    hiperemis dan ulcerasi dapat fokal atau difus. Lapisan serosa keruh/kotor.

    Mikroskopis:

    Lumen berisi eksudat purulenta mungkin bercampur darah dan fecalith. Lapisan

    epitel sebagian ulserasi, jaringan limfoid subepitel hiperplastis.

    Tampak sebukan masif sel radang PMN, mulai lapisan mukosa, lapisan

    muskularis dan lapisan serosa. Pada submosa maupun serosa mengalami

    bendungan & oedematus.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    28/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 23

    7. SALPINGITIS PURULENTA

    Sediaan ini merupakan contoh lain dari proses radang purulenta/supurativa selain

    appendicitis akut.

    Makroskopis:

    Lumen tuba mengalami dilatasi dan tampak dinding tuba menipis. Bagian

    fimbriae sering tersumbat oleh eksudat yang mengalami organisasi, lumen

    dipenuhi oleh eksudat purulenta. Lapisan serosa merah (hiperemis) dan tertutup

    oleh eksudat.

    Mikroskopis:

    Tampak lumen tuba penuh dengan eksudat purulenta, lapisan epitel sebagian

    mengalami erosi & sebagian utuh. Pada lapisan mukosa sampai lapisan serosa

    yang vaskuler dan oedematus tampak sebukan masif sel radang PMN disertai

    bagian nekrosis & perdarahan.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    29/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 24

    8. CHOLECYSTITIS CHRONIS

    Cholecystitis chronis (peradangan kronis kandung empedu), jarang sekali terjadi

    tanpa adanya batu empedu, walaupun batu empedu dapat tinggal dalam kandung

    empedu tanpa peradangan.

    Makroskopis:

    Kandung empedu dengan dinding yang menebal, seperti beludru.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil terlihat permukaan kandung empedu yang tumbuh

    papilifer, ke dalam lumen, lapisan muskularis mengalami fibrosis. Pada beberapa

    daerah di submukosa terdapat struktur tubuler dengan dinding tidak teratur.

    Pada pembesaran besar terlihat mukosa kandung empedu dilapisi sel-sel silindris

    selapis, sebagian atrofi sebagian tumbuh papilifer, inti dalam batas normal.

    Submukosa tampak sebukan masif sel radang limfosit dan sel makrofag. Pada

    beberapa tempat tampak masuknya lapisan epitel jauh ke dalam lapisan

    muskularis dengan dinding tidak teratur, dilapisi epitel silindris. Struktur ini

    disebut Sinus Rokitansky-Ascoff.

    Gambar :

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    30/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 25

    9. ABSES OTAK

    Abses adalah kumpulan pus serta jaringan nekrotis yang terlokalisir.

    Makroskopis:

    Abses otak tidak memberikan gambaran yang spesifik, tergantung jenis kuman

    penyebabnya. Umumnya berupa jaringan yang lunak, rapuh, putih bersih.

    Mikroskopis:

    Pada fase awal hanya berupa kumpulan sel radang neutrofil yang masif clisertai

    pelebaran-pelebaran pembuluh darah kapiler. Selanjutnya pada t ingkat yang lebih

    berat bagian tengah berupa massa nekrosis dengan sel-sel makrofag dan bagian

    tepi berupa proliferasi kapiler serta retikulin. Jaringan sekitarnya oedematus

    disertai astrosit yang reaktif. Disusul oleh terbentuknya jaringan granulasi sebagai

    kapsul. Selanjutnya jaringan granulasi mengalami fibrosis dan kolagenisasi.

    Gambaran mikroskopi yang klasik bagian tengah terdiri dari pus dibatasi oleh

    jaringan granulasi dan paling luar oedematus. Selanjutnya yang lebih mencolok

    adalah adanya sel limfosit dan sel plasma menggantikan sel neutrofil. Jaringan

    granulasi diganti jaringan fibrokolagen yang memadat.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    31/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 26

    10. LIMADENITIS TUBERCULOSA

    Limfadenitis tuberculosa merupakan peradangan spesifik oleh Mycobacterium

    Tuberculosa yang mengenai kelenjar getah bening. Seding mengenai KGB leher

    Bagian lateral.

    (lihat hal 9)

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    32/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 27

    11. PROSES RADANG GRANULOMATOUS (PADA MORBUS HANSEN

    LEPRA) LEPRA TIPE T

    Radang granulomatous ditandai dengan terbentuknya granuloma epiteloid yang

    tersusun oleh sel-sel epiteloid yang berproliferasi dikelilingi oleh sel-sel radang

    bulat mononukleus limfosit dan histiosit. Dapat ditemukan sel datia Langhans

    atau sel datia benda asing. Kadang-kadang dapat pula ditemukan proses nekrosis

    ringan saraf yang terkena (dalam granuloma).

    Makroskopis:

    Kelainan kulit berbentuk macula besar, berbatas tegas, bagian tepi sedikit

    meninggi, bagian tengah pucat. Lesi dapat sat (single) atau multiple, tidak

    simetris. Ditandai oleh hipoestesi, hipopigmentasi, tidak ada pertumbuhan rambut

    dan kelenjar keringat.

    Mikroskopis:

    Di bawah lapisan epitel gepeng berlapis epidermis yang normal atau telah atrofi

    yaitu dalam lapisan dermis terdapat granuloma epiteloid serta sebukan ringan

    sampai sedang sel radang mononukleous. Dapat ditemukan sel datia langhans.

    Granuloma umumnya mengelilingi serabut saraf dengan akibat serabut saraf dapat

    nekrosis. Maka dapat terbentuk central necrosis. Dapat ditemukan

    mycobacterium leprae pada daerah nekrosis.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    33/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 28

    BAB III

    NEOPLASMA

    1.

    POLIP NASI

    Polip nasi merupakan pertumbuhan polipoid di dalam rongga hidung,

    berhubungan dengan proses radang atau alergi bukan merupakan neoplasma

    sebenarnya.

    Makroskopis:

    Sediaan berasal dari jaringan polip cavum nasi, tumor bertangkai warna putih

    kemerahan.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil terlihat pertumbuhan membentuk polip yang dilapisi sel-

    sel epitel saluran pernafasan (epitel silindris bertingkat). Kadang-kadang

    mengalami metaplasia skuamosa.

    Pada pembesaran besar sterlihat stroma oedematous, terdiri dari jaringan ikat

    Renggang mukoid, dengan sebukan sel PMN, eosinofil dan sel plasma. Terlihat

    lebih banyak sel PMN & eosinofil. Di daerah stroma juga terlihat proliferasi

    kelenjar seromukosa. Pada beberapa keadaan dapat terjadi penebalan membrana

    basalis disertai hialinisasi.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    34/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 29

    2. POLIP REKTI

    Sediaan ini merupakan polip rekti jenis polip adenoma.

    Makroskopis:

    Sediaan berasal dari jaringan polip rekti, tumor bertangkai berwarna putih

    kemerahan.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil terlihat jaringan ikat renggang yang tumbuh berbentuk

    polip, dilapisi sel-sel torak selapis, sebagian sudah rusak & desquamasi. Di dalam

    stroma terlihat banyak sekali lumen-lumen kelenjar yang juga dilapisi sel-sel

    torak.

    Pada pembesaran besar, terlihat massa polip yang di bagian luar dilapisi oleh sel-

    sel Torak (silindris) selapis, sebagian dengan sitoplasma bervakuola (sel goblet).

    Stroma terdiri dari jaringan ikat renggang.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    35/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 30

    3. NEUROFIBROMA

    Neurofibroma merupakan tumor jinak terdiri dari unsur-unsur sel schwann dan sel

    fibrosa yang tumbuh hiperplastis. Bila terdiri dari sel schwann saja disebut

    schwanonnoma. Bila neurofibroma tumbuh multiple disebut neurofibromatosis.

    Makroskopis:

    Jaringan-jaringan berkulit dengan massa tumor dibawahnya berwarna keputihan,

    ukuran 1X1X1 cm.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil terlihat sediaan dilapisi epitel gepeng kulit. Dibawahnya

    terlihat massa tumor yang memadat terdiri dari sel berinti bulat sampai lonjong.

    Pada bagian pinggir terlihat batas yang tegas terhadap jaringan sekitarnya.

    Pada pembesaran besar, terlihat massa tumor terdiri dari sel-sel fibrosa yaitu sel

    berinti seperti cerutu dengan sitoplasma terdiri dari serat-serat panjang lurus.

    Disamping itu terlihat pula sel-sel schwann yang terdiri dari sel yang berinti

    seperti koma (tidak simetris), sitoplasma halus bergelombang (undulant). Kadang-

    kadang terlihat pula vesikel-vesikel terdiri dari serat-serat fibrokolagen. Pada

    beberapa tempat dapat ditemukan daerah-dearah perdarahan.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    36/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 31

    4. HAEMANGIOMA KAVERNOSUM

    Haemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang terjadi karena

    proliferasi sel-sel endotel dinding kapiler. Terdiri dari hemangioma kapilare (bila

    lumen kapiler berukuran kedil). Hemangioma kavernosum (bila lumen berbentuk

    rongga/kaverne). Bila terdiri dari keduanya disebut sebagai hemangioma kapilare

    et kavernosum.

    Makroskopis:

    Jaringan berkulit, dengan tumor dibawahnya berwarna merah kecoklatan

    berongga-rongga kecil, ukuran 2X2X2 cm.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil, pada hemangioma kavernosa yang terletak subcutis

    terlihat lapisan epitel gepeng berlapis kulit. Dibawahnya tampak massa yang

    berwarna merah, terdiri dari pelebaran pembuluh darah yang berisi eritrosit yang

    masih baik. Lumen ini terdiri dari berbagai ukuran, yang satu sama lain dibatasi

    jaringan ikat fibrokolagen, kadang-kadang di daerah septa disertai sebukan sel

    radang, terutama radang bulat.

    Pada pembesaran besar, perhatikan bahwa dinding kaverne-kaverne tersebut

    sebenarnya dilapisi selapis sel-sel endotel yang berasal dari endotel dinding

    kapiler normal yang tumbuh hiperplastis. Sel-sel eritrosit di dalam lumen kapiler

    ini selalu dalam keadaan utuh (preserved) dan tidak terdapat pembentuk thrombus.

    Gambar:

  • 8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2

    37/37

    Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014

    5. KARSINOMA RECTI

    Sediaan berasal dari tumor ganas adenokarsinoma recti.

    Mikroskopis:

    Pada pembesaran kecil sudah terlihat lapisan mukosa rectum yang sebagian masih

    normal dan sebagian tidak teratur dengan sel-sel lebih padat dan lebih gelap. Pada

    pembesaran besar, pada satu bagian terlihat mukosa rectum yang masih normal.

    Pada bagian lain tampak kelenjar yang berwarna lebih gelap dan telah mengalami

    derajat keganasan. Sel-sel kelenjar proliferatif beberapa lapis, letak inti tidak lagi

    teratur. Inti pleimorfik, kromatin kasar terlihat mitosis patologis. Sel-sel tumor

    masih tersusun membentuk kelenjar (berdiferensiasi baik) dan telah menginvasi

    jaringan ikat (stroma) submukosa. Juga tampak daerah nekrotik dengan sebukan

    sel radang limfosit, netrofil dan eosinofil

    Gambar: