41
Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi : - merupakan penyakit kronik - disebabkan mycobacterium leprae (M.Leprae) - menyerang pertama pada saraf tepi - selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang

Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN

Definisi : - merupakan penyakit kronik - disebabkan mycobacterium leprae (M.Leprae) - menyerang pertama pada saraf tepi - selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis

Page 2: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Epidemiologi• tersebar diseluruh dunia• tahun 1997 tercatat 888.340 penderita• berasal dari Asia Tengah kemudian menyebar

ke Mesir,Eropa, Afrika dan Amerika• Di Indonesia tercatat 33.739 penderita• Indonesia merupakan negara ketiga terbanyak

setelah India dan Brasil• Prevalensi 1,7 per 10.000 penduduk• Data insidens sangat sulit diperoleh

Page 3: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

• Insidens di dunia cenderung menurun rata-rata per tahun 7-18%

• Dapat menyerang semua orang, semua umur• Laki-laki lebih banyak dibanding wanita dengan

perbandingan 2:1• Jarang dijumpai pada umur yang sangat muda• Serangan pertama kali pada umur diatas 70 tahun

sangat jarang• Frekuensi terbanyak pada umur 15-29 tahun• Pernah ditemukan di P. Nauru pada keadaan epidemi

penyebaran hampir pada semua umur• Di Brasilia terdapat peninggian prevalensi pada usia

muda, sedangkan pada penduduk emigran prevalensi meningkat pada usia lanjut

Page 4: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

• Terdapat perbedaan , baik perbedaan ras maupun geografik

• Ras Cina, Eropa, Myanmar lebih rentan terhadap bentuk lepromatosa dibandingkan ras Afrika, India dan Melanesia

• Iklim (cuaca panas dan lembab), diet, status gizi, status sosial ekonomi, genetik, berperan dalam kejadian dan penyebaran penyakit

Page 5: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Etiologi• Penyebab penyakit adalah mikobakterium leprae• Morfologik : berbentuk pleomorf lurus, batang

panjang, sisi paralel, dengan kedua ujung bulat• Ukuran 0.3-0,5 x 1-8 mikron• Bentuk batang gram positip• Tidak bergerak dan tidak berspora• Dapat tersebar atau berkelompok dalam berbagai

ukuran, disebut globi• Dinding terdiri dari 2 lapisan, peptidoglikan dan

lapisan transparan lipopolisakarida

Page 6: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Mikobakterium leprae

Page 7: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Mikobakterium leprae

Page 8: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 9: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

• Basil obligat intraseluler • Dapat berkembang biak di dalam sel Schwann saraf

dan makrofag kulit• Basil dapat ditemukan di mana2, di dalam tanah , air dan

udara.• Pada manusia terdapat pada permukaan kulit, rongga

hidung dan tenggorokan • Basil dapat berkembang biak di dalam otot polos atau

otot bergaris • Basil dapat ditemukan pada folikel rambut, kelenjar

keringat, sekret hidung, mukosa hidung dan daerah erosi atau ulkus pada tipe borderline atau lepromatous.

• Berkembang biak secara perlahan (11-13 hari)

Page 10: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Pertumbuhan yang sangat lambat menimbulkan masa inkubasi yang

sangat lama (5-7 tahun)

Basil belum dapat dibiakkan in vitro, dapat di inokulasi pd bbrp binatang

Bersifat tahan asamBagian tubuh yang dingin merupakan

tempat predileksi misalnya saluran pernapasan, testis, ruang anterior mata,

kulit terutama cuping telinga, jari

Page 11: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Terdapat 5 sifat khas M. leprae

• Merupakan parasit intraseluler, tidak dpt dibiakkan pada media buatan

• Dapat diekstrasi oleh oiridin, sifat tahan asam• Merupakan satu2nya mikobakterium yg mengoksidasi D-

Dopa• Satu2nya spesies mikobakterium yang menginvasi

dan bertumbuh dalam saraf perifer • Ekstrak terlarut dalam preparat M. leprae mengandung

komponen antigenik yg stabil dgn aktifitas imunologis yang khas yaitu uji kulit positif pada penderita tuberkuloid dan negatif pada penderita lepromatous

Page 12: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Manifestasi klinik

• Menunjukkan gambaran yang jelas pada stadium lanjut

• Diagnosis pada saat ini cukup ditegakkan dengan pemeriksaan fisik

• Gejala tergantung pada:• - multiplikasi dan diseminasi kuman lepra• - respon imun penderita terhadap kuman lepra• - komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan saraf perifer

Page 13: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Tanda kardinal, apabila salah satunya ada, tanda tsb sudah cukup untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta, yakni:

• Lesi kulit anestesi• Penebalan saraf perifer• Ditemukannya M . Leprae ( bakteriologis

positif) BTA+

Page 14: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 15: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 16: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 17: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 18: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 19: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 20: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 21: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 22: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Gambaran klinis

Page 23: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Pendayagunaan penderita

Page 24: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Perawatan kaki untuk mencegah deformitas

Page 25: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Gambaran muka penderita kusta

Page 26: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Gambaran kaki penderita kusta

Page 27: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Klasifikasi menurut Ridley dan Jopling

1. Tipe tuberkuloid-tuberkuloid (TT)• - lesi mengenai kulit maupun saraf• - lesi kulit bisa satu atau beberapa, dapat

berupa makula atau plakat, batas jelas dan pada bagian tengah dapat ditemukan lesi yang mengalami regresi atau penyembuhan

• - permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi

• - gejala dapat disertai penebalan saraf perifer yang biasanya teraba

• - terdapat kelemahan otot, sedikit rasa gatal

Page 28: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

2. Tipe Borderline tuberkuloid (BT)

• - lesi menyerupai tipe TT• - gambaran hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas tipe tuberkuloid• - gangguan saraf tidak seberat tipe tuberkuloid, asimetrik• - biasanya ada lesi satelit yang terletak dekat saraf perifer yang menebal

Page 29: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

3. Tipe borderline- borderline (BB)

• Merupakan tipe paling tidak stabil• Jarang dijumpai• Lesi sangat bervariasi, baik ukuran

bentuk maupun distribusinya • dapat berupa makula infiltrat

Page 30: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

4. Tipe borderline lepromatous (BL)

• Secara klasik lesi dimulai dengan makula , awalnya hanya dalam jumlah sedikit, kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh badan

• Makula lebih jelas dan lebih bervariasi bentuknya• Papula dan nodus lebih tegas dgn distribusi lesi yang

hampir simetrik dan beberapa nodus tampak melekuk pada bagian tengah

• Tanda2 kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi , hipopigmentasi, berkurangnya keringat, gugurnya rambut lebih cepat dibanding tipe lepromatous

• Penebalan saraf dapat teraba pada tempat predileksi di kulit

Page 31: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

5. Tipe lepromatous-lepromatous (LL)

• Jumlah lesi sangat banyak, simetrik, permukaan halus, lebih eritem, mengkilat, berbatas tidak tegas

• Tidak ditemukan gangguan anestesi dan anhidrosis pada stadium dini

• Distribusi lesi khas yakni di wajah mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping telinga

• Di badan mengenai bagian belakang , lengan, punggung tangan dan permukaan ekstensor tungkai bawah

• Pada stadium lanjut tampak penebalan kulit yang progresif, cuping telinga menebal, garis muka menjadi kasar dan cekung membentuk facies leonina yang dapat disertai madarosis, iritis dan keratitis

Page 32: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi
Page 33: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

• Lebih lanjut dapat terjadi deformitas pada hidung

• Dapat dijumpai pembesaran kelenjar limfe, orkitis yang dapat menjadi atropi testis

• Kerusakan saraf dermis dapat menyebabkan gejala stocking dan glove anasthesia

• Apabila penyakit menjadi progresif makula dan papula baru muncul, sedangkan lesi lama menjadi plak dan nodul

• Pada stadium lanjut serabut2 saraf perifer mengalami degenerasi hialin atau fibrosis yang menyebabkan anestesi dan pengecilan otot pada tangan dan kaki.

Page 34: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Tipe indeterminate (tidak termasuk klasifikasi Ridley dan Jopling, dengan tanda2:

- jumlah lesi sedikit, asimetrik, makulo hipopigmentasi dengan sisik sedikit, kulit sekitar normal - lokalisasi biasanya pada bagian ekstensor ekstremitas, bokong atau muka

Page 35: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

• - kadang2 ditemukan bentuk makula hipestesi atau sedikit penebalan saraf

• - diagnosa ditegakkan bila dengan pemeriksaan histopatologik didapatkan basil atau infiltrat disekitar saraf

• - pada 20-80% kasus penderita kusta didapatkan tipe ini.

• - sebagian besar akan sembuh spontan

Page 36: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Pengobatan

• Sulfon• Rifampisin• Klofazimin (B663, Lampren)• Protionamide dan Etionamide• MDT (Multi Drug Therapy)• Sesuai rekomendasi WHO• Rifampisin, DDS , lama pengobatan 6 bulan• Rifampisisn, DDS, Lampren, lama pengobatan maks

36 bulan• Obat2-an baru; fluorokinolon, gol antibiotik makrolid,

minosiklin• Kombinasi kemoterapi dan imunoterapi

Page 37: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

PROGRAM PEMBERANTASAN

Tujuan: prevalensi < dari 1 per 10.000 pddkSasaran: semua penderita orang yang kontak dengan penderita

Strategi:• pengobatan dgn MDT • kerjasama linsek dan linprog• meningktkan ketrampilan petugas• Penemuan, pengobatan dan pencegahan kecacatan

Page 38: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Pelaporan dan pencacatan

1.Setiap penderita harus memiliki kartu penderita2.Pencatatan dalam buku monitoring3.Menyediakan formulir kasus baru4.Pencatatan di dalam buku kunjungan penderita

Page 39: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

Upaya Pencegahan Penularan Kusta

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang dapat segera ditangani dan di cegah.

mencegah penularan kusta:• Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap penderita kusta, agar bakteri yang dibawa tidak dapat lagi menularkan pada orang lain.• Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka waktu yang lama• Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan• Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara berolahraga dan meningkatkan pemenuhan nutrisi.•Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga terdapat pada kelenjar keringat

Page 40: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

•Memisahkan alat-alat makan dan kamar mandi penderita kusta

•Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah sembarangan, karena basil bakteri masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet

•Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan pengobatan. Untuk penderita yang sudah mendapatkan pengobatan tidak menularkan penyakitnya pada orang lain.

•Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan penderita kusta.

•Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai mekanisme penularan kusta

Page 41: Penyakit KUSTA / LEPRA / LEPROSY / MORBUS HANSEN Definisi

AKIBAT: MASALAH KESEHATAN/ MEDIS,

SOSIAL , EKONOMI, BUDAYA, SERTA KEAMANAN DAN KETAHANAN

NASIONAL