14

Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 2: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

Sejumlah penyakit non Infeksi yang mempengaruhi sapi perah berhubungan dengan nutrisi danmetabolisme. Penyakit-penyakit ini meliputi :

Ketosis,

milk fever

Displaced abomasum

Fatty liver syndrome dan asidosis

Mastitis atau radang ambing

penyakit-penyakit tersebut saling berkaitan satu sama lain dan dapat menunjukkan gejala bersamaan atau saling mengikuti. Perbaikan pakan dan manajemen pemberiannya umumnya dapat mencegah dan memperbaiki kelainan karena penyakit-penyakit tersebut.

Page 3: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

1. ketosisketosis disebut juga Acetonemia. Ketosis terjadi pada

sapi perah yang berproduksi tinggi selama 6 minggu pada masa kebuntingan, 3 minggu pertama pada periode tersebut adalah periode yang paling kritis, penyakit ini lebih banyak terjadi pada sapi betina yang telah tua (> 6 kali laktasi) dan pada sapi dara yang pertaman kali laktasi. Karakteristik penyakit ini adalah perubahan metabolisme yaitu terjadi penurunan gula darah dan peningkatan badan keton di dalam darah

gejala-gejala yang diperlihatkan oleh sapi yang mengalami ketosis antara lain :Kehilangan nafsu makanSulit dikendalikanNafas dan air susu berbau aseton

Page 4: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 5: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

Untuk mengurangi kejadian ketosis pada sapi perah berproduksi tinggi selama puncak direkomendasikan beberapa hal : Sebaiknya ternak tidak berlebihan dalam perlemakan tubuh pada periode kebuntingan. Tingkatkan pakan konsentrat pada saat bunting untuk meningkatkan ketersediaan energi dan mengurangi metabolisme lemak tubuh. Tidak mengganti pakan mendadak selama adanya kasus penyakit ini. memberikan hijauan berkualitas baik dan menghindarkan pemberian silase karena banyak mengandung asam butirat. Pakan yang diberikan mempunyai kecukupan protein, mineral dan vitamin. Perlu ditempatkan pada kandang yang cukup ventilasi. Dapat diberikan propilen glicol atau Na-propionat pada sapi 6-8 minggu masa kebuntingan. Tambahkan suplemen lemak atau minyak ke dalam ransum. Berikan 6 g niacin per hari dari 2 minggu sebelum partus sampai 10 minggu setelah kelahiran.

Page 6: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 7: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

Penyakit bloat disebabkan oleh akumulasi gas pada lambung yang berbentuk foam. Tekanan gas pada lambung (Rumen dan Retikulum ), terutama terjadi di bagian sebelah kiri ternak. Pada umumnya terjadi karena ternak mengkonsumsi leguminosa (Alfalfa) atau rumput dari padang penggembalaan yang masih muda yang kurang kandungan seratnya. Sudan grass dan orchard grass tidak mengakibatkan bloat.

Selama bloat, kelebihan gas-gas tersebut tidak dapat dikeluarkan melalui eruktasi (sendawa) sehingga akumulasi gas dapat mengakibatkan gejala yang akut. Solusi untuk mengatasi bloat dapat dilakukan dengan pemberian antifoaming agent (silikon, deterjen, minyak tumbuhan, lemak hewan, cairan parafin atau menggunakan stomach tube) langsung ke rumen. Untuk mencegah terjadinya bloat pada ternak, maka pastura sebaiknya ditanam dengan campuran legum dan rumput / ternak diberi makan kering terlebih dahulu sebelum ternak dilepas ke pastura.

Page 8: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 9: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

Penyakit ini kehilangan Ca tiba-tiba dari darah (rendahnya Ca di dalam darah). Ca dari penyerapan Ca di usus halus dan mobilisasi Ca dari tulang. Ketersediaan Ca ransum yang rendah akan mengakibatkan penyakit ini. Vitamin D dapat meningkatkan penyerapan dari usus dan tulang. Pemberian Ca dan P tinggi pada saat periode kering, meningkatkan terjadinya penyakit ini karena akan menekan kerja dari kelenjar paratiroid. Tingginya Ca dalam serum merangsang penglepasan calcitonin dari kelenjar tiroid, yang berakibat menghambat resorbsi Ca dari tulang. Kekurangan intake Ca dapat menghabiskan cadangan Ca dalam tulang, sehingga akan terjadi kekurangan kektika partus.

Milk Fever dapat diatasi dengan pemberian injeksi Ca-gluconate untuk memenuhi kekurangan Ca di darah serta dapat dicegah dengan pengontrolan Ca dan P dalam ransum. Pemberian sejumlah besar vitamin D sebelum kebuntingan juga dapat mencegah Milk Fever .

Page 10: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 11: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 12: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah

5. Fatty Liver Syndromepenyakit ini tidak hanya terjadi pada sapi

yang gemuk. Gejala-gejala seperti defisiensi energi, kurus, akumulasi lemak pada hati, mudah infeksi, imunitas menurun dan stress menunjukkan adanya fatty liver syndrome. Diagnosa dapat dilakukan dari pengukuran asam lemak bebas, glukosa dan enzim hati.

Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian niacin 12 g untuk mengurangi mobilisasi lemak dan pemberian metionin (20-30 g) untuk memobilisasi keluarnya lemak daei hari sebagai lipoprotein dan pemberian ransum berkualitas. Untuk pencegahan, perlu dilakukan pengontrolan intake energi. Intake bahan kering sebaiknya ditingkatkan setelah kelahiran untuk mencegah kehilangan bobot badan

Page 13: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah
Page 14: Penyakit Non Infeksi Pada Sapi Perah