57
i PENYUSUN : IR. ISMANTO, M.SC

PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

i

PENYUSUN :

IR. ISMANTO, M.SC

Page 2: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 3: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

i

KATA PENGANTAR

Demi meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), khususnya di Bidang

Pengembangan Infrastruktur Wilayah, maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Insfrastruktur Wilayah

senatiasa terus menerus berupaya mengembangkan intsrumen-instrumen

pelatihan termasuk modul pelatihan, yang dalam hal ini adalah Modul Pelatihan

Sistem Pembiayaan Proyek yang menjadi salah satu modul pelatihan yang akan

disampaikan dalam pelatihan Penetuan Prioritas Keterpaduan Pembangunan

Infrastruktur untuk Pembangunan Wilayah untuk satu jenjang pelatihan.

Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari

materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif

perserta pelatihan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun

atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan, mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan

dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul-modul ini dapat

membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan

Daerah khususnya dalam bidang pengembangan infrastruktur wilayah.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Jalan, Perumahan, Permukiman, dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng

NIP. 19640520 198903 1020

Page 4: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 5: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS

Kepala Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

: Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng

Kepala Bidang Teknik Materi Jalan dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

: Ir. Yuli Khaeriah, M.E

Kepala Subbidang Teknik Pelatihan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

: Sri Rahayu Nurhayati, S.Sos, MM

Kontrak Individu : Arni Nurul Fadillah, ST

PENYUSUN

Ir. Ismanto, M.Sc

NARASUMBER

BPSDM Widyaiswara : 1. Dr. Ir. A. Hermanto dardak, M.Sc

2. Ir. Rido Matari Ichwan, MCP 3. Ir. Ismanto, M.Sc 4. Dr. Lina Marlia, CES 5. Ir. Made B. Budihardjo, MA 6. Siti Budi Hartati, ST., MT

Badan Pengembangan Infratruktur Wilayah Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR

: 1. Ir. Zevi Azzaino, M.Sc.,Ph.D 2. Riska Rahmadia, ST., MPPM 3. M. Andika Firmansyah, ST 4. Septian S. Permana, ST

Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR

: 1. Erwin Adhi Setyadhi, ST., M.Sc 2. Dina Rachmayati, ST., MT

Page 6: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

iv

3. Wibowo Massudi, ST Pusat Pengembangan Kawasan Strategis

: 1. Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, M.Sc

2. Ir. Samsi Gunarta. MAppl.Sc Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

: 1. Dr. Eko Budi Kurniawan, ST., M.Sc

Sekretariat Jenderal Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri

: 1. Riono Suprapto, SE., ST., MT

Badan Pengatur Jalan Tol Bidang Investasi : 1. Sudiro Roi Santoso, ST., MT

Diterbitkan Oleh:

Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bandung, Desember 2018

Page 7: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 5

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... 7

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................... 8

A. DESKRIPSI ................................................................................................... 8

B. PERSYARATAN ............................................................................................ 8

C. METODE ..................................................................................................... 9

D. ALAT BANTU/MEDIA .................................................................................. 9

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 47

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1

B. DESKRIPSI SINGKAT .................................................................................... 2

C. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 3

D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ................................................. 4

E. ESTIMASI WAKTU ....................................................................................... 4

BAB II SISTEM PEMBIAYAAN PROYEK ............................................................... 47

A. DEFINISI SISTEM PEMBIAYAAN .................................................................. 7

B. KOMPONEN PEMBIAYAAN PROYEK ........................................................... 8

C. KARAKTERISTIK PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ...................... 9

D. TANTANGAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR .......................................... 10

E. SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH ........................................................... 11

F. MODALITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ................ 12

BAB III. SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTURError! Bookmark not

defined.

Page 8: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

6

SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR ........................................... 17

A. DEFINISI SKEMA PEMBIAYAAN ................................................................ 17

B. DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN SKEMA PEMBIAYAAN .................... 17

C. ANALISA KELAYAKAN PROYEK INFRASTRUKTUR ...................................... 20

D. PROSES DAN ANALISA PENENTUAN SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK ........ 26

BAB 4 SUMBER DAN KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN PEMBNGUNAN

INFRASTRUKTUR ................................................................................................ 28

A. SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ..................... 29

B. KARAKTERISTIK SUMBER PEMBIAYAAN ................................................... 33

C. RANGKUMAN........................................................................................... 36

D. LATIHAN SOAL ......................................................................................... 37

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 39

PENUTUP ........................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 45

GLOSARIUM....................................................................................................... 46

Page 9: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

7

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Matrik Penilaian Alternatif Kelayakan Ekonomi ..................................... 24

Tabel 2 Matrik Standarisasi Nilai Kelayakan Ekonomi ........................................ 25

Tabel 3 Matrik Hasil Transformasi Melalui Teknik Perbandingan Indeks Kinerja 25

Page 10: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

8

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. DESKRIPSI

Modul Sistem Pembiayaan Proyek Infrastruktur terdiri dari tiga bagian kegiatan

belajar mengajar. Bagian pertama adalah membahas tentang serba serbi yang

berkaitan dengan sistem pembiayaan proyek infrastruktur yang berisikan sub

materi pokok yaitu definisi Sistem Pembiayaan; Karakteristik Proyek

Infrastruktur; Komponen Pembiayaan infrastruktur; Stake holder

pembangunan infrastruktur; Tantangan pembiayaan infrastruktur; Sistem

anggaran pemerintah dan Modalitas Pembiayaan Proyek Infrastruktur.

Bagian kedua adalah membahas tentang Skema Pembiayaan Proyek yang

berisikan sub materi pokok : Dasar pertimbangan Skema Pembiayaan Proyek;

Kriteria ekonomi dan sosial proyek serta Kelayakan financial proyek; Proses

Analisa Skema pembiayaan proyek.

Bagian ketiga adalah pembahasan mengenai sumber-sumber pembiayaan

proyek infrastruktur yang berisikan sub materi pokok : Sumber Pembiayaan

Pemerintah; Sumber Pembiayaan Non Pemerintah; Karakteristik Sumber-

sumber Pembiayaan Proyek Infrastruktur; Regional Infrastruktur Development

Fund; Bantuan Luar Negeri dan Pinjaman Dalam Negeri dan Dana Alokasi

Khusus. Yang terakhir adalah tambahan penjelasan tentang contoh-contoh

proyek yang skema pembiayaannya melalui Kerja sama Pemerintah dengan

Badan Usaha; Penugasan BUMN; Dana CSR; Dana Pemerintah (APBN).

Peserta pelatihan selain diberikan materi diatas juga di ajak untuk berdiskusi

guna pendalaman beberapa bagian penting dari sub materi pokok.

B. PERSYARATAN

Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan sudah membaca atau

mempelajari undang- undang dan peraturan yang berkaitan dengan sistem

pembiayaan proyek infrastruktur dari berbagai sumber data yang dapat dipilih

seperti buku-buku peraturan, kebijakan-kebijakan pemerintah tentang

pendanaan melalui internet. Selain itu diharapkan peserta juga sudah mengikuti

Page 11: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

9

pembelajaran tentang konsepsi keterpaduan pembangunan infrastruktur dalam

rangka pengembangan wilayah dari pembelajaran modul sebelumnya. Dalam

mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan juga telah mengetahui

peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran

pemerintah.

C. METODE

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara sebagai pembuka,

kemudian Widyaiswara dapat menginisiasi diskusi dengan memancing

pertanyaan sejauh mana peserta mengetahui tentang sistem pembiayaan

infrastruktur dan sumber-sumber pembiayaan. Widyaiswara dapat memberikan

kesempatan untuk tanya jawab, curah pendapat dari peserta. Setelah diskusi,

Widyaiswara dapat membuat kesimpulan dan menjelaskan kepada peserta diklat

tentang makna sistem pembiayaan infrastruktur dan skema pembiayaan

infrastruktur dalam rangka pengembangan wilayah yang telah menjadi Kebijakan

Pembangunan Pemerintah.

D. ALAT BANTU/MEDIA

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1 LCD/projector

2 Laptop

3 Papan tulis atau white board dengan penghapusnya

4 Flip chart

5 Bahan tayang

6 Modul dan/atau bahan ajar

Page 12: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

10

BAB I PENDAHULUAN

Page 13: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

1

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung pengembangan wilayah tidak

akan berjalan sesuai dengan rencana kalau tidak memdapatkan Sistem Pembiayaan

yang memadai. Rencana Pengembangan wilayah yang akan didukung dan diarahkan

dengan pembangunan infrastruktur akan melibatkan beberapa stakeholder dan

menggunakan berbagai sumber pendanaan baik dana dari pemerintah,maupun dana

dari swasta dan masyarakat. Sistem pembiayaan pembangunan infrastruktur yang

didalamnya terdapat skema pembiayaan dan penganggaran adalah suatu usaha

mengarahkan dan mengatur bagaimana pembangunan infrastruktur dibiayai secara

terpadu sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih optimal bagi

pengembangan wilayah. Untuk bisa melakukan pengaturan pembiayaan proyek

infrastruktur maka para stakeholder sebagai pelaku pembangunan perlu menemu

kenali segala kebijakan, kriteria, persyaratan dan karakteristik setiap sumber dana

yang akan digunakan.

Mengingat Program Pengembangan Wilayah yang pelaksanaannya akan diarahkan

dan didukung dengan pembangunan infrastruktur maka perlu dipastikan

ketersediaan sumber-sumber pendanaan yang diperlukan untuk pembangunan

infrastruktur tersebut. Sumber-sumber pendanaan infrastruktur tersebut dimiliki

oleh para stakeholder yang berkepentingan terhadap rencana pengembangan

wilayah tersebut. Untuk mewujudkan rencana pengembangan wilayah termasuk

pembangunan infrastrukturnya diperlukan kesatuan bahasa dan kesatuan gerak dari

para stakehoder tersebut. Oleh sebab itu para stakeholder yang terlibat dalam

pelaksanaan rencana pengembangan wilayah perlu dibekali dengan berbagai

pengetahuan tentang pembangunan infrastruktur yang menjadi pendukung utama

dalam pengembangan wilayah dimana salah satunya melalui Diklat Prioritasi dimana

didalamnya terdapat modul Sistem Pembiayaan Proyek. Dengan demikian Modul

Sistem Pembiayaaan Proyek yang substansi didalamnya terdapat skema dan

sumber-sumber pembiayaan proyek akan sangat berguna bagi para peserta diklat

yang notabene sebagai stakeholder yang terlibat untuk dapat menyatukan gerak

dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan.

Peserta program pendidikan dan latihan Prioritisasi Proyek Infrastruktur sebagian

besar adalah aparatur sipil negara baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah yang sudah mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan administrasi

pembangunan infrastruktur.

Page 14: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

2

Prioritisasi Keterpaduan Pembangunan infrastruktur kawasan ini banyak sekali

kaitannya dengan kondisi aktual pelaksanaan pembangunan infrastruktur dimana

Faktor Ketersediaan dana tidak sebanding dengan kebutuhan dana pembangunan

infrastruktur. Oleh sebab itu perlu ada kesatuan gerak dari para stakeholder

khususnya dalam pendanaan proyek agar tercipta sinergi pembangunan yang dapat

memberikan manfaatl yang optimal bagi pelaksanaan rencana pengembangan

wilayah. Modul ini sangat berguna terutama bagi para ASN yang bertugas pada

bidang perencanaan, programming dan penganggaran.

Pelatihan Penentuan Prioritas Keterpaduan Infrastruktur ini mempunyai 5 modul

dimana modul Sistem Pembiayaan merupakan modul keempat. Kelima modul

dalam pelatihan ini berkaitan satu dengan yang lain, namun untuk modul Sistem

Pembiayaan ini sangat berkaitan terutama dengan modul Sinkronisasi Program

karena modul Sistem Pembiayaan merupakan salah satu modul untuk

meningkatkan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan butir-butir

pemrograman dan penganggaran. Dalam modul Sistem Pembiayaan ada bagian

pembelajaran tentang Skema Pembiayaan dan sumber-sumber pendanaan baik

pemerintah maupun non pemerintah dimana materi tersebut akan meningkatkan

kemampuan peserta diklat dalam mengatur pembiayaan secara terpadu

pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan,

kewenangan yang ada dan layak baik dari segi ekonomi, sosial dan financial.

B. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Sistem Pembiayaan Proyek Infrastruktur terdiri dari tiga bagian kegiatan

belajar mengajar. Bagian pertama adalah membahas tentang serba serbi yang

berkaitan dengan Sistem Pembiayaan proyek infrastruktur yang berisikan sub

materi pokok yaitu Definisi Sistem Pembiayaan; Karakteristik Proyek Infrastruktur;

Komponen Pembiayaan infrastruktur; Stakeholder pembangunan infrastruktur;

Tantangan pembiayaan infrastruktur; Sistem anggaran pemerintah dan Modalitas

pembiayaan Proyek Infrastruktur.

Bagian kedua adalah membahas tentang Skema Pembiayaan Proyek yang berisikan

sub materi pokok : Dasar pertimbangan Skema Pembiayaan Proyek: Kriteria

ekonomi dan sosial proyek serta kelayakan financial proyek; Proses Analisa Skema

pembiayaan proyek.

Bagian ketiga adalah pembahasan mengenai Sumber-sumber Pembiayaan proyek

infrastruktur yang berisikan sub materi pokok : Sumber Pembiayaan Pemerintah;

Page 15: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

3

Sumber Pembiayaan Non Pemerintah; Karakteristik Sumber- sumber Pembiayaan

Proyek Infrastruktur; Regional Infrastruktur Development Fund; Bantuan Luar

Negeri dan Pinjaman Dalam Negeri dan Dana Alokasi Khusus. Yang terakhir adalah

tambahan penjelasan tentang contoh-contoh proyek yang skema pembiayaannya

melalui Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha; Penugasan BUMN; Dana

CSR; Dana Pemerintah (APBN).

Peserta pelatihan selain diberikan materi diatas juga di ajak untuk berdiskusi guna

pendalaman beberapa bagian penting dari sub materi pokok. Peserta pelatihan

selain diberikan materi diatas juga diberikan informasi berupa ilustrasi atau

contoh-contoh layanan sistem dan skema pembiayaan pembangunan infrastruktur

yang telah dilaksanakan selama ini.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai

berikut:

1. Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu

menjelaskan pentingnya peranan sistem dan skema pembiayaan dalam

pembangunan infrastruktur dalam rangka pengembangan wilayah.

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:

a. Menjelaskan definisi, karaktersitik proyek infrastruktur, komponen,

tantangan sistem pembiayaan proyek infrastruktur dan modalitas

pembiayaan infrastruktur.

b. Menjelaskan definisi, karakteristik pembiayaan infrastruktur.

c. Menjelaskan analisis kelayakan ekonomi, sosial dan finansial.

d. Menjelaskan pertimbangan utama dalam merumuskan skema pembiayaan

proyek.

e. Menjelaskan sumber-sumber pendanaan baik sumber pendanaan dari

pemerintah maupun non pemerintah beserta kriteria dan persyaratan

pendanaan beserta contoh-contohnya.

Page 16: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

4

D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

Dalam modul Sistem Pembiayaan Proyek infrastruktur terdapat 4 (empat) materi

pokok yang akan dibahas, yaitu:

1) Materi pokok tentang Sistem Pembiayaan Proyek yang meliputi:

a. Definisi sistem pembiayaan dan stakeholder pembangunan infrastruktur.

b. Komponen pembiayaan infrastruktur.

c. Karakteristik proyek pembangunan infrastruktur.

d. Tantangan Pembiayaan Infrastruktur.

e. Sisitem Anggaran Pemerintah.

f. Modalitas pembiayaan infrastruktur

2) Materi pokok tentang Skema Pembiayaan yang meliputi:

a. Dasar Pertimbangan Skema Pembiayaan Proyek

b. Kriteria Kelayakan Proyek dari segi ekonomi, sosial dan financial

c. Proses Analisa Skema Pembiayaan Proyek

3) Materi pokok tentang Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur

yang meliputi:

a. Karakteristik sumber-sumber Pembiayaan Proyek Infrastruktur.

b. Regional Development Fund.

c. Bantuan Luar Negeri dan Pinjaman Dalam Negeri.

d. Dana Alokasi Khusus

e. Contoh-contoh Pembiayaan dengan KPBU,Penugasan,CSR.

E. ESTIMASI WAKTU

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada mata

diklat “Sistem Pembiayaan Infrastruktur dalam rangka pengembangan Wilayah” dalam Diklat Penentuan Prioritas Keterpaduan Program Infrastruktur adalah 8

(delapan) jam pelajaran.

Page 17: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

1

Page 18: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 19: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

7

SISTEM PEMBIAYAAN PROYEK

A. DEFINISI SISTEM PEMBIAYAAN

Sistem Pembiayaan Proyek Infrastruktur seringkali dikaitkan dengan kesuksesan

suatu pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai dengan kualitas dan waktu

yang tepat seperti yang direncanakan. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan

pembangunan infrastruktur membutuhkan kelancaran pendanaannya yang mana

perlu ada jaminan liquiditas dari pihak yang membiayainya.

Definisi Sistem Pembiayaan sendiri secara luas diartikan sebagai keseluruhan usaha

mencari sumber-sumber pembiayaan proyek infrastruktur yang sesuai dengan

peranan para stakeholder yang terkait dan usaha merumuskan skema pembiayaan

proyek infrastruktur berdasarkan pada pertimbangan utama seperti kebijakan yang

berlaku, kriteria pembiayaan dan kelayakan proyek infrastruktur yang akan di

bangun. Usaha-usaha tersebut diatas bertujuan agar pelaksanaan pembangunan

infrastruktur dapat berjalan lancar dan tepat waktu sesuai dengan kualitas yang

direncanakan. Proses usaha dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan

proyek infrastruktur sesuai yang direncanakan inilah yang merupakan konsep

mencari sistem pembiayaan yang tepat.

Konsep Sistem Pembiayaan dimulai dari usaha mengindikasikan dan memetakan

peran dan kewenangan para stakeholder, identifikasi sumber-sumber pembiayaan

yang tersedia (liquid), penetapan dan pengklasifikasian proyek-proyek yang layak

secara ekonomi, sosial dan financial, dan memetakan semua kebijakan yang sedang

berjalan dan kriteria pembiayaan guna menjadikan pertimbangan utama dalam

merumuskan skema pembiayaan proyek. Perumusan Skema pembiayaan proyek

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu menjelaskan

definisi, karaktersitik proyek infrastruktur, komponen, tantangan sistem

pembiayaan proyek infrastruktur dan modalitas pembiayaan infrastruktur

Page 20: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

8

perlu komitmen yang tinggi dari para stakeholder terkait untuk melaksanakannya.

Supaya Skema Pembiayaan Proyek Infrastruktur yang telah dirumuskan dapat

berhasil dan berjalan lancar maka perlu ada jaminan bahwa penyiapan proyeknya

berkualitas baik sehingga tidak salah dalam perhitungan bisnisnya; Stakeholder yang

menjadi investor juga berkualitas dalam arti mendapatkan dukungan atau jaminan

dari Lembaga Keuangan sehingga proyeknya liquid. Disamping itu apabila dalam

skema pembiayaan proyek tersebut memerlukan dana dari pemerintah maka

proyek tersebut juga harus sudah tercantum dalam Renstra Kementerian atau

Pemerintah daerah yang terkait sehingga terjamin ketersediaan dananya.

Berbicara masalah stakeholder pembangunan infrastruktur adalah pihak-pihak yang

terkait dalam proses pembangunan infrastruktur mulai dari Perencanaan umum,

perencanan teknis, pelelangan, pembabasan lahan, konstruksi sampai dengan

operasi dan pemeliharaan termasuk evaluasi pasca proyek. Banyaknya stakeholder

serta siapa saja pihak yang terkait sangat tergantung dari lingkup dan jenis proyek

infrastruktur mengingat setiap stakeholder mempunyai tugas dan keterbatasan

kewenangan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu dalam rangka mengsukseskan

pembangunan proyek infrastruktur memerlukan komitmen dan kerjasama yang

baik dari para stakeholder agar tercipta sinergi yang optimal dalam proses

pembangunan infrastruktur.

B. KOMPONEN PEMBIAYAAN PROYEK

Pembiayaan Proyek Infrastruktur mencakup keseluruhan komponen biaya yang

diperlukan sesuai dengan siklus suatu proyek. Siklus proyek infrastruktur dimulai

dari Perencanaan umum termasuk didalamnya Amdal, dilanjutkan dengan Pra studi

Kelayakan yang mengkaji isu-isu lingkungan secara lebih datail; Studi Kelayakan yang

mengkaji kelayakan proyek secara ekonomi, sosial dan financial; Penyusunan Detail

Desain; Penyediaan tanah dan Pemukiman kembali penduduk; Proses Pelelangan

mulai dari penyiapan dokumen pelelangan, proses tender sampai dengan

penyusunan dokumen kontrak; Pelaksanaan konstruksi yang merupakan aplikasi

spesifikasi bahan, metode konstruksi, mobilisasi alat termasuk biaya pengawasan

dan manajemen konstruksi; Serah terima barang/aset, operasi dan pemeliharaan

serta evaluasi pasca proyek. Biaya dari siklus proyek diatas adalah biaya untuk

komponen Perencanaan teknis; Tanah; material, tenaga , peralatan, overhead, biaya

tak terduga; manajemen konstruksi dan pengawasan serta komponen pengelolaan

dan pengoperasian proyek.

Page 21: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

9

Sumber-sumber Pembiayaan dari beberapa komponen proyek sesuai dengan siklus

proyek tersebut diatas mempunyai beberapa alternatif, yaitu :

1. Sumber pembiayaan untuk seluruh komponen dari Perencanaan umum,

perencanaan teknis, pelelangan, konstruksi sampai dengan operasi dan

pemeliharaan dibiayai oleh satu sumber pembiayaan seperti APBN, APBD,

Hibah dan pinjaman donor, Project Development Fund, BUMN/BUMD, Swasta

murni.

2. Sumber pembiayaan untuk sebagian dari komponen proyek dibiayai oleh

sumber pembiayaan yang berbeda seperti misalnya pembiayaan untuk

Perencanaan umum, Perencanaan teknis sampai dengan pelelangan dibiayai

oleh Pemerintah (APBN/APBD), biaya konstruksi dan pemeliharaan dengan

sumber BUMN/BUMD atau sumber dana swasta. Alternatif lain Pemerintah

(APBN/APBD) membiayai komponen Perencanaan umum, perencanaan

teknis,pelelangan dan konstruksi dan BUMN/BUMD atau swasta membiayai

operasi dan pemeliharaannya.

Alternatif-alternatif sumber pembiayaan tersebut diatas tergantung dari situasi

kondisi keuangan negara yang ada; kebijakan pembangunan infrastruktur yang

berlaku serta karakteristik kelayakan proyek tersebut baik dari segi ekonomi, sosial

dan dari segi financial. Alternatip sumber pembiayaan dari suatu proyek

infrastruktur tersebut dinamakan Skema Pembiayaan Proyek.

C. KARAKTERISTIK PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Karakteristik Proyek Pembangunan Infrastruktur terbagi kedalam empat kategori

utama yaitu:

1. CAPITAL INTENSITY AND LONGEVITY : Proyek infrastruktur mempunyai

intensitas modal yang sangat tinggi sehingga tidak semua investor yang

mempunyai kemampuan yang cukup; Proyek infrastruktur likuiditasnya rendah

artinya tidak segera dapat memberikan pengembalian modal yang cepat;

Proyek infrastruktur juga memerlukan pembiayaan yang sifatnya jangka

panjang sehingga memerlukan jaminan likuiditas yang tinggi pada masa

pembangunan. Jenis investasi ini kurang menarik bagi lembaga keuangan yang

biasa seperti bank komersial yang lebih suka pada investasi yang cepat dapat

memberikan return atau pengembalian modal yang cepat. Proyek infrastruktur

mungkin saja tidak menghasilkan arus kas positif pada tahap awal proyek yang

dicirikan dengan tingginya resiko dan biaya pada tahap pre-development dan

Page 22: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

10

konstruksi namun akan memberikan arus kas yang stabil ketika sudah

memasuki masa operasional.

2. ECONOMIES OF SCALES AND EXTERNALITIES : Proyek infrastruktur sering kali

mencakup monopoli atas sumber alam seperti jalan raya atau penyediaan air

yang bertujuan untuk meningkatkan skala pendapatan dan memberikan

manfaat sosial bagi masyarakat luas. Pembayaran atas pembiayaan proyek

infrastruktur mungkin tidak bisa tertutupi secara keseluruhan namun

externalitas masih bisa memberikan manfaat pada perekonomian secara

keseluruhan seperti manfaat sosial yang memang sulit untuk diukur.

3. HETEROGINEITY,COMPLEXITY,AND PRECENCE A LARGE NUMBER OF PARTIES :

Fasilitas infrastuktur cenderung heterogen dan unik dengan susunan regulasi

yang kompleks dan terstruktur dalam menjamin distribusi pembayaran dan

pembagian resiko yang sesuai untuk menyelaraskan pembagian intensif bagi

seluruh stakeholder yang terlibat. Keunikan proyek infrastruktur terdapat pada

pelayanan yang akan disediakan, struktur dan kompleksitasnya membuat

investasi pada proyek infrastruktur menjadi kurang likuid dan kurang diminati.

4. OPAQUENESS : Proyek Infrastruktur cenderung kurang transparan karena

informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk menilai resiko masih kurang

baik sehingga menciptakan kondisi ketidak pastian dimana hal ini membuat

para calon investor ragu. Kurangnya tolok ukur yang jelas dalam pengukuran

kinerja investasi juga dipandang sebagai penghalang utama dalam berinvestasi

pada proyek infrastruktur. Kurangnya transparansi dan kecukupan data

meningkatkan resiko bagi pihak yang terlibat dalam pembiayaan infrastruktur.

D. TANTANGAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

Dalam usaha menentukan Sistem Pembiayaan pembangunan infrastruktur perlu

dikaji secara cermat tantangan pembiayaan pembangunan infrastruktur sehingga

secara dini dapat diantisipasi munculnya kendala dan masalah pada saat

pelaksanaan. Dengan mengetahui secara dini kendala dan masalah yang akan

dihadapi maka dapat dibuat strategi untuk penyelesaiannya.

Tantangan pembiayaan infrastruktur tersebut antara lain :

1. Kredibilitas dan Kualitas Proyek : Kredibilitas dan Kualitas Proyek sangat

tergantung dengan proses identifikasi proyek dan juga proses penyiapan

proyek. Kesalahan dalam menentukan proyek dan kelemahan dalam

Page 23: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

11

penyiapan proyek sebelum ditenderkan ataupun ditransaksikan akan

menimbulkan resiko terjadinya kesalahan kalkulasi bisnis.

2. Kredibilitas investor : Investor yang memiliki kredibilitas rendah, baik dari sisi

permodalan maupun pengalaman, akan menyebabkan adanya gangguan pada

keberlangsungan pelaksanaan proyek.

3. Pemahaman Bisnis Infrastruktur : Ketidakpaaman pihak pemberi dana

terhadap karakteristik usaha bidang pembangunan infrastruktur menyebabkan

ketidak tertarikan untuk membiayai proyek tersebut.

4. Nilai Proyek : Karakteristik proyek infrastruktur memerlukan pendanaan yang

besar. Investor harus memiliki dana yang cukup. Sementara bagi bank atau

lembaga pembiayaan, nilai proyek yang besar akan mempengaruhi struktur

kredit maupun batas maksimum pemberian kredit (BMPK).

5. Pembiayaan Pengadaan Lahan : Banyak fakta pembangunan infrastruktur

terhambat karena proses pembebasan lahan yang sulit. Biaya pembebasan

lahan pada umumnya tidak dapat diperoleh dari pinjaman bank sehingga harus

dipenuhi biayanya dari ekuitas sponsor.

6. Penjaminan (Collateral) : Nilai proyek yang besar membutuhkan adanya

tambahan collateral atau pinjaman proyek. Besarnya collateral tergantung dari

resiko proyek. Kemampuan investor dalam penyediaan collateral seringkali

masih terbatas.

7. Sumber Dana Pemberi Dana : Cash flow proyek infrastruktur bersifat jangka

panjang sehingga dibutuhkan pembiayaan yang mampu memberikan tenor

jangka panjang. Untuk kondisi perbankan hal tersebut seringkali mengalami

hambatan yang disebabkan ketidak sesuaian atas sumberdana yang dimiliki

yang sifatnya jangka pendek.

8. Resiko diluar resiko usaha : Resiko diluar resiko usaha diantaranya

pembebasan lahan, kerawanan sosial, keamanan, kepastian hukum yang

terkait dengan otonomi daerah.

E. SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH

Pembangunan proyek infrastruktur pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung

jawab pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan publik kepada masyarakat

secara umum. Namun tugas dan tanggung jawab pemerintah tersebut terbatas pada

pemenuhan standar pelayanan minimal. Pelayanan publik yang telah melebihi

Page 24: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

12

standar pelayanan minimal yang artinya pelayanan publik yang sudah kearah

kenyamanan maka akan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah

dengan masyarakat itu sendiri termasuk kalangan investor swasta karena faktor

kenyamanan tersebut dapat dijual kepada masyarakat yang mampu membeli.

Dengan melihat tugas dan tanggung jawab pemerintah tersebut diatas maka

pemerintah harus menyediakan anggaran untuk pembangunan infrastruktur dalam

memberikan pelayanan publik sesuai standar pelayanan yang ditetapkan secara

bertahap. Mengingat luas dan besarnya anggaran yang diperlukan maka pemerintah

perlu melakukan prioritisasi anggaran yang arahnya kepada pembangunan

infrastruktur yang dampaknya cepat dirasakan oleh masyarakat. Sistem anggaran

pemerintah dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu pendanaan reguler dan

pendanaan non reguler.

Jenis pendanaan reguler seperti APBN atau APBD Provinsi serta APBD Kabupaten/

kota. Disamping itu ada APBN dekonsentrasi dan Tugas perbantuan serta APBN

transfer kedaerah (DAU/DAK/DBH). Jenis pendanaan reguler tersebut diatas

pelaksanaannya mengikuti UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang otonomi daerah

khususnya mengenai pembagian kewenangan pemerintah pusat dan daerah.

Disebutkan dalam peraturan tersebut bahwa tugas pembangunan infrastruktur

bidang PU-PR merupakan tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah.

Pembagian kewenangan bidang PU-PR secara lebih rinci juga sudah diatur untuk

bidang jalan dan jembatan , sumber daya air (irigasi, sungai, pengamanan pantai,

pengendalian banjir), air minum, persampahan dan sanitasi serta permukiman.

Penjelasan secara lebih detail akan diberikan pada bab selanjutnya.

Jenis pendanaan non reguler seperti hibah APBN (Fasilitas likuiditas pembiayaan

perumahan/FLPP; bantuan uang muka /BUM dan subsidi selisih bunga /SSB;

pembangunan apartemen bersubsidi dll); Hibah APBD; Pinjaman APBN/APBD

Pendampingan pembangunan infrastruktur; obligasi daerah; obligasi infrastruktur;

obligasi negara syariah /sukuk negara. Setiap jenis pendanaan non reguler

mempunyai kriteria dan persyaratan untuk pendanaan sesuai dengan kebijakan dan

peraturan yang berlaku.

F. MODALITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Pembangunan proyek infrastruktur baik dalam rangka memberikan pelayanan

publik sampai dengan standar pelayanan minimal maupun memberikan pelayanan

publik kearah kenyamanan pada masyarakat adalah merupakan tanggung jawab

Page 25: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

13

bersama antara pemerintah dan masyarakat termasuk investor swasta. Oleh sebab

itu modalitas pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur dapat dibagi menjadi

3 (tiga) kategori yaitu pengadaan konvensional; penunjukan BUMN dan Kerja sama

Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Untuk kategori pertama Pengadaan Konvensional ada dua pihak yang terkait yaitu

pemerintah dan kontraktor pelaksana. Sumber dana untuk pembiayaan proyek

adalah 100% dari Pemerintah. Pencairan dana mengikuti peraturan dan mekanisme

anggaran pemerintah. Pemerintah dalam hal ini dapat mengelola beberapa kontrak

sesuai tugas dan kewenangan organisasi pemerintah yang bersangkutan. Seluruh

resiko pendanaan Proyek infrastruktur menjadi tanggungan pemerintah.

Untuk kategori kedua Penunjukan BUMN terdapat 3 (tiga) pihak yang terlibat yaitu

Pemerintah, BUMN dan Badan Usaha (Kontraktor). Sumber dana proyek berasal dari

BUMN namun untuk penunjukan BUMN diperlukan beberapa regulasi yang perlu

dibuat. Besarnya pendanaan dari BUMN tergantung pada neraca BUMN dan

mungkin memerlukan injeksi ekuitas dari Pemerintah. Karena ada injeksi pendanaan

dari pemerintah maka resiko proyek terbagi antara pemerintah dan BUMN. Jenis

kerja samanya antara pemerintah dan BUMN dimungkinkan peluang Bussiness to

Bussiness (B to B). Sebagai contoh BUMN sebagai operator seperti PT.KAI; PT Jasa

Marga; PT Hutama Karya; PT. Pelindo; PT. Angkasa Pura dan PT. Pertamina.

Untuk Kategori ketiga Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha terdapat 2 (dua)

pihak yang terlibat yaitu Pemerintah dan Badan Usaha (swasta). Sumber dana

proyek berasal dari pemerintah dan badan usaha (swasta). Pemerintah mengelola

perjanjian kerja sama dengan Badan Usaha berdasarkan peraturan yang berlaku.

Resiko proyek terbagi antara pemerintah dan Badan usaha swasta dimana

pengaturan resiko tersebut tercantum dalam naskah / perjanjian kerja sama. Kerja

sama Pemerintah dan Badan Usaha mempunyai prinsip memanfaatkan effisiensi

sektor swasta. Contoh kerja sama pemerintah dan badan usaha antara lain seperti

pembangunan jalan tol Surabaya - Mojokerto sepanjang 36,47 km kerja sama

pemerintah dengan PT.Marga Nujayasumo Agung dan Jalan tol Mojokerto-

Kertosono sepanjang 40,50 km dengan PT.Marga Harjaya Infrastruktur.

Page 26: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

14

BAB 4

SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR

Page 27: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

15

Page 28: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 29: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

17

SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR

A. DEFINISI SKEMA PEMBIAYAAN

Skema pembiayaan infrastruktur adalah bagian dari sistem pembiayaan

infrastruktur yang merupakan usaha mengatur bagaimana sebuah proyek

pembangunan infrastruktur didanai oleh sumber-sumber pembiayaan yang tepat

sesuai dengan karakteristik proyeknya dan persyaratan pendanaannya.

Tujuan membuat skema pembiayaan proyek infrastruktur adalah mencari dan

menentukan sumber dana yang tepat bagi pembiayaan proyek infrastruktur agar

kelangsungan dan kelancaran pembangunan proyek infrastruktur bisa terjamin

sehingga penyelesaian proyek tersebut dapat tepat waktu sesuai yang

direncanakan. Untuk bisa menentukan skema pembiayaan proyek infrastruktur

dengan baik maka perlu diketahui karakteristik proyek tersebut, kelayakan proyek

tersebut, kriteria dan persyaratan sumber pendanaan. Dengan skema pembiayaan

yang tepat dapat mengurangi resiko proyek infrastruktur tersebut baik dari segi

resiko bisnisnya maupun resiko keterlambatan pelaksanaan proyeknya.

B. DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN SKEMA PEMBIAYAAN

Pertimbangan pemilihan skema pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) skema

pembiayaan yaitu skema pembiayaan untuk pengembangan kawasan dan skema

pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur dimana proyek infrastruktur

ini merupakan penunjang utama dari pengembangan sebuah kawasan.

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu:

a. menjelaskan definisi, karakteristik pembiayaan infrastruktur

b. Menjelaskan analisis kelayakan ekonomi, sosial dan finansial

c. Menjelaskan pertimbangan utama dalam merumuskan skema

pembiayaan proyek

Page 30: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

18

Pertimbangan utama dalam memilih skema pembiayaan adalah: manfaat ekonomi

dan sosial; kelayakan financial dan pembagian kewenangan dari para stakeholder.

Manfaat ekonomi dan sosial adalah manfaat yang dapat diberikan kepada

masyarakat sebagai akibat dari investasi infrastruktur yang dilakukan yang

diidentifikasikan dari dampak dari investasi terhadap outcome pengembangan

wilayah. Kelayakan Financial adalah batas minimal nilai ekonomi yang

menguntungkan bagi swasta untuk berinvestasi yang ditunjukan dengan nilai imbal

balik investasi (Internal Rate of Return).

Pembagian Kewenangan adalah urusan kewenangan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan (UU no 23 tahun 2014

dan UU Sektoral.

Pertimbangan pemilihan skema pembiayaan pengembangan kawasan dimulai

dengan proses mengidentifikasikan kawasan prioritas yang akan dikerja samakan,

kemudian dianalisa manfaat ekonomi dan sosial dari usaha pengembangan kawasan

tersebut. Dari analisa tersebut, apabila terindikasi bahwa manfaat ekonomi dan

sosial atas pengembangan kawasan tersebut rendah maka investasi pengembangan

kawasan tersebut dilakukan dengan penugasan BUMN atau menggunakan dana CSR

swasta. Apabila dari analisa terindikasi bahwa manfaat ekonomi dan sosialnya tinggi

atau sedang maka perlu dilakukan analisa lanjutan dari segi kelayakan financial.

Apabila analisa kelayakan financial menunjukan kelayakan financialnya rendah dan

sedang maka investsi diarahkan dengan skema KPBU atau bisa melalui PINA (special

commercial investment, namun apabila hasil analisa kelayakan financial tinggi maka

skema pembiayaan investasinya dengan PINA yang merupakan general commercial

invesment.

Prinsip investasi pengembangan kawasan untuk kawasan yang pembangunannya

akan dikerja samakan dengan swasta/badan usaha adalah kawasan yang memiliki

manfaat ekonomi dan sosial yang sedang dan tinggi. Tingkat kelayakan financial

akan menentukan bentuk/skema pembiayaan yang dapat dipilh apakah KPBU atau

PINA. Tingkat manfaat ekonomi dan sosial rendah menjadi indikasi ketidak layakan

secara financial yang artinya ada indikasi ketidaklayakan pembangunan

infrastruktur dalam satu kesatuan kawasan. Penanganan pembangunan

infrastruktur tersebut di atas adalah dengan melakukan kerja sama untuk

pembangunan setiap infrastrukturnya.

Page 31: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

19

Dalam kita melakukan analisa manfaat ekonomi dan sosial digabungkan dengan

analisa kelayakan financial untuk proyek infrastruktur maka dapat

mengklasifikasikan beberapa skenario skema pembiayaan sebagai berikut:

1. Proyek infrastruktur yang manfaat ekonomi dan sosial rendah dan kelayakan

ekonomi rendah maka investasinya diarahkan pada skema pembiayaan

pemerintah.

2. Proyek infrastruktur yang manfaat ekonomi dan sosial sedang namun

kelayakan financialnya rendah maka investasinya diarahkan pada skema

pembiayaan pemerintah atau BUMN.

3. Proyek infrastruktur yang manfaat ekonomi dan sosial tinggi namun kelayakan

financial rendah maka investasi diarahkan pada skema pembiayaan

pemerintah dan BUMN.

4. Proyek infrastruktur dengan manfaat ekonomi dan sosial rendah namun

kelayakan financial sedang maka investasinya diarahkan pada skema KPBU

dengan intervensi jaminan kestabilan konsumen.

5. Proyek infrastruktur dengan manfaat ekonomi dan sosial sedang dan kelayakan

financial sedang investasi diarahkan dengan skema KPBU dengan intervensi

jaminan kestabilan harga.

6. Proyek infrastruktur dengan manfaat ekonomi dan sosial tinggi dan kelayakan

financial tinggi maka skema investasinya diarahkan dengan skema pembiayaan

KPBU dengan intervensi jaminan kestabilan konsumen dan operasi

pemeliharaan oleh swasta.

7. Proyek infrastruktur dengan manfaat ekonomi dan sosial rendah tetapi

kelayakan financialnya tinggi maka investasinya diarahkan dengan skema

pembiayaan KPBU dengan intervensi jaminan konsumen.

8. Proyek infrasturktur dengan manfaat ekonomi dan sosial sedang dan kelayakan

financial tinggi maka investasinya diarahkan dengan skema pembiayaan

melalui KPBU tanpa intervensi.

9. Proyek infrastruktur dengan manfaat ekonomi dansosial tinggi dan kelayakan

financial tinggi maka investasinya diarahkan dengan skema pembiayaan oleh

full dunia usaha swasta (B to B) dan aset dimiliki oleh Pemerintah.

Page 32: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

20

C. ANALISA KELAYAKAN PROYEK INFRASTRUKTUR

Pelaksanaan rencana Pengembangan Wilayah dimulai dengan melaksanakan

pembangunan infrastruktur sebagai pendukung utama pembangunan sebuah

kawasan. Pembangunan proyek infrastruktur ini tentunya dilakukan setelah

melalui proses perijinan selesai serta proses studi kelayakan dimana proyek

infrastruktur tersebut dijamin layak atau dapat memberi manfaat baik secara

ekonomi, sosial dan financial.

Sebagai dasar pengambilan keputusan apakah proyek infrastruktur tersebut

layak atau tidak, terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan sebagai

kriteria yaitu : Net Present Value (NPV); Benefit Cost Ratio (BCR); Internal Rate

of Return (IRR) dan PayBack Period (PP). Keempat teknik analisis ini juga untuk

mengevaluasi dan penilaian jasa lingkungan. Tujuan dasar didalam analisis

kelayakan proyek ini adalah untuk menilai seberapa besar keuntungan ekonomi

dan sosial bisa didapatkan atas terbangunnya proyek infrastruktur tersebut.

Dengan demikian hal yang perlu kita lihat adalah : Total Keuntungan = (Total

Manfaat – Total biaya) => 0 atau Total Keuntungan = (Total Manfaat / Total

Biaya) => 1.

Kriteria ini perlu mempertimbangkan faktor interest rate (suku bunga) atau

pengaruh waktu terhadap nilai uang (sekarang) yang kita sebut sebagai discount

factor. Dengan demikian terdapat 2 (dua) hal penting yang perlu diperhatikan

dalam menentukan kriteria analisis proyek yaitu :

1). Faktor periode waktu : Dalam hal ini perlu mempertimbangkan umur

ekonomis, teknis, administratif atau umur proyek yang diharapkan (expected life

time). Informasi ini dapat diperoleh dari orang-orang yang secara langsung

terlibat dalam proyek tersebut.

2). Faktor interest rate : Hal ini pada dasarnya adalah rasio antara interest yang

diterima dan dana yang diinvestasikan. Penentuan interest rate dapat

menggunakan informasi tentang tingkat suku bunga bank yang berlaku atau

dapat menggunakan expected MARR (Minimum Attractive Rate of Return).

Contoh pengaruh waktu terhadap nilai uang dan interest rate : Jika kita menanam

uang saat sekarang sebesar Rp 1.000.000,- dengan tingkat bunga bank 18% per

tahun, maka setelah 5 tahun nilai uang akan menjadi F=P (1 + i) pangkat 5 jadi

1.000.000 (1 +0,18) pangkat 5 = 2.287.757,76.

Page 33: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

21

Hal ini dapat digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari sejumlah uang

yang direncanakan diterima pada waktu mendatang.

Seperti telah disebutkan diatas kelayakan suatu proyek infrastruktur dapat

ditentukan oleh 3 kriteria pokok yaitu; Net Present Value (NPV), Benefit Cost

Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return serta satu kriteria tambahan yaitu Pay

Back Period (PP).

Kriteria nilai bersih sekarang (NPV) pada dasarnya di turunkan dari konsep

keuntungan dengan memperhatikan faktor waktu (periode waktu) dan interest

rate (i) dan dapat di formulasikan sebagai berikut:

NPV (i) = { Bt (1 +i) pangkat –t di kurangi (-) { Ct (1 + i) pangkat –t

Keterangan :

NPV (i) = Nilai bersih (keuntungan) saat sekarang pada interest rate (i) per tahun.

Bt = Total Penerimaan (benefit) dari proyek pada periode waktu t.

Ct = Total Biaya (cost) yang dikeluarkan untuk proyek pada periode waktu t.

(1 + i) pangkat t = Faktor nilai sekarang atau discount rate factor yang merupakan

faktor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode t dengan

interest rate i pertahun.

Net Present Value (NPV) adalah ukuran nilai absolut keuntungan, dengan

justifikasi NPV (i) > 0 proyek jalan (Go Project). NPV(i) < 0 proyek batal atau tak

layak.

Kriteria Rasio Biaya-Manfaat (BCR) pada dasarnya menggunakan prinsip yang

sama dengan NPV. Benefit Cost Ratio merupakan ratio nilai sekarang antara

manfaat (benefit) dan Biaya (Cost). Benefit Cost Ratio di formulasikan sebagai

berikut : BCR = {Pvi (Bt) / {Pvi (Ct).

Justifikasinya adalah BCR(i) > 1 proyek layak atau proyek dijalankan (Go project).

BCR < 1 proyek tidak layak dibatalkan (No Go Project).

Sebagai Contoh apabila nilai BCR = 1,58 artinya > 1 jadi proyek layak untuk

dilaksanakan dengan harapan bahwa nilai manfaat yang akan diperoleh sebesar

1,58 kali lebih besar dari nilai proyek.

Kriteria Internal Rate of Return (IRR) kriteria ini sering juga disebut sebagai

indeks keuntungan (Profitability index) yang digunakan secara luas dalam analisis

Page 34: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

22

kelayakan proyek. Secara definisi IRR adalah interest rate (tingkat bunga i) yang

membuat NPV sama dengan nol. Nilai IRR mengambil selang nilai antara 0 < IRR

< tak terhingga. Penentuan nilai IRR dari suatu proyek biasanya dilakukan dengan

interpolasi dan trial and error. Hal ini disebabkan karena tidak diketahui secara

pasti letak IRR, yaitu nilai interest rate (i) yang membuat NPV = 0.

Formulasi IRR adalah IRR = D1 +(D2-D1)(NPV1/ NPV1-NPV2).

D1 = Discount faktor rendah

D2 = Discount faktor tinggi

NPV1 = NPV Pada faktor discount rendah

NPV2 = NPV pada faktor discount tinggi

Komponen NPV1-NPV2 adalah nilai mutlak.

Tingkat kelayakan ekonomis dengan menggunakan IRR sangat tergantung dari

MARR (Minimum Attractive Rate Of Return) yang diharapkan dalam suatu

proyek. Justifikasinya IRR > MARR proyek layak dijalankan (Go Project), IRR <

MARR Proyek tidak layak (No Go Project).

Kriteria Tingkat Pengembalian Kembali (Payback Period). Payback Period

adalah waktu yang dibutuhkan agar hasil investasi dapat menutupi jumlah dana

yang telah dikeluarkan untuk investasi proyek tersebut. Kriteria ini merupakan

kriteria tmbahan yang dimaksudkan untuk mengetahui periode waktu yang

membuat totok impas (Break Event Point) pada suatu proyek, berapa lama

setelah proyek berfungsi akan tercapai nilai NPV=0. Cara perhitungannya dengan

melakukan interpolasi antara NPV di dua selang waktu yang memungkinkan

NPV=0. Faktor pembanding dari Payback Period adalah umur proyek dengan

formulasi sebagai berikut:

PP = T1 + (T2-T1)(0-NPV1/NPV2-NPV1) dengan keterangan sebagai berikut:

PP = Payback Periode

T1 = Faktor waktu (tahun) rendah

T2 = faktor waktu (tahun) tinggi

NPV1 = NPV pada faktor waktu (tahun) rendah

NPV2 = NPV pada faktor waktu Tahun) tinggi

Page 35: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

23

Komponen NPV2-NPV1 adalah nilai mutlak

Justifikasinya adalah :

PP < Umur Proyek artinya proyek layak untuk dijalankan (Go Project).

PP > Umur Proyek artinya proyek tidak layak (No Go Proyek).

Dari kriteria-kriteria kelayakan proyek tersebut di atas, masing-masing

mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Kriteria analisis yang

terbaik adalah NPV karena ia mampu menggambarkan tingkat keuntungan dalam

nilai uang (sekarang), sedangkan BCR menggambarkan dalam bentuk Rasio, serta

IRR dalam bentuk indeks keuntungan. Dalam prakteknya sering ketiga kriteria ini

dipergunakan sekaligus untuk memperoleh informasi kelayakan yang

komprehensif.

Analisis kelayakan dengan kriteria NPV, IRR, BCR dan PP ditujukan untuk satu /

single kegiatan proyek. Untuk pengembangan wilayah melalui pembangunan

kawasan biasanya menyangkut beberapa kegiatan proyek atau multiple projects

sehingga dibutuhkan sebuah analisa lanjutan untuk mengetahui tingkat prioritas

suatu kegiatan proyek dibandingkan dengan proyek lainnya. Salah satu alat untuk

analisa lanjutan tersebut adalah dengan Composite Performance Index (CPI).

Dengan menggunakan composite performance Index kita dapat memperoleh

urutan prioritas untuk implementasi. Composite Performance Index (CPI)

merupakan indeks gabungan yang dapat digunakan untuk menetukan penilaian

atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).

Formula yang digunakan dalam teknik CPI (Marimin,2004) :

Aij = Xij (min) x 100/ Xij (min)

A (i+1j) = (X(i+1j))/ Xij (min) x 100

Iij = Aij x Pj

Ii = ∑ (𝐼𝑖𝑗)𝑛𝑗=1

Keterangan:

Aij nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j

Page 36: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

24

Xij (min) nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j

A (i+1j) nilai alternatif ke-i + pada kriteria ke-j

X(i+1j) nilai alternatif ke-i + pada kriteria awal ke-j

Pj bobot kepentingan kriteria ke-j

Iij indeks alternatif ke-i

Ii indeks gabungan kriteria pada alternatif ke-i

I 1,2,3,...,n

J 1,2,3,...,m

Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif kegiatan pemberdayaan ekonomi

perdesaan yaitu pengembangan kerajinan kayu, budidaya tembakau dan

sengonisasi. Setelah dilakukan kelayakan proyek dengan perhitungan IRR

(internal rate of return), BCR (Benefit Cost Ratio) dan PP (Payback Period) atau

waktu pengembalian modal, diperoleh matrik sebagai berikut :

Tabel 1 Matrik Penilaian Alternatif Kelayakan Ekonomi

No Alternatif Kriteria Kelayakan Ekonomi

IRR (%) BCR PP (thn)

1 Budidaya Tembakau 30 1,1 5

2 Penanaman Sengon 20 1,15 6

3 Kerajinan Kayu 25 1,2 4

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

Prosedur Penyelesaian Composite Performance Index (CPI).

Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilainya semakin baik) dan tren

negatif (semakin rendah nilainya semakin baik ):

1. IRR bersifat positif, semakin besar nilai IRR maka keuntungan akan semakin

meningkat.

Page 37: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

25

2. BCR bersifat positif, semakin besar ratio B/C, maka keuntungan akan semakin

besar.

3. PP bersifat negatif, semakin kecil nilai Pay back Period maka waktu

pengembalian modal akan semakin cepat.

Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke

seratus,sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proposional lebih tinggi.

Untuk kriteia tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke

seratus,sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proposional lebih rendah.

Perhitungan berikutnya mengikuti prosedur Bayes. Berikut tahapan penentuan CPI

dengan contoh tabel:

Tabel 2 Matrik Standarisasi Nilai Kelayakan Ekonomi

No Alternatif Kriteria Kelayakan Ekonomi

IRR (%) BCR PP (thn)

1 Budidaya Tembakau (30/20) x 100 (1,1/1,1) x 100 (4/5) x 100

2 Penanaman Sengon (20/20) x 100 (1,15/1,1) x 100 (4/6) x 100

3 Kerajinan Kayu (25/20) x 100 (1,2/1,1) x 100 (4/4) x 100

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

Tabel 3 Matrik Hasil Transformasi Melalui Teknik Perbandingan Indeks Kinerja

No Alternatif Kriteria Kelayakan Ekonomi Nilai *) Peringkat

IRR (%) BCR PP (thn)

1 Budidaya Tembakau

150 100 80 109 2

2 Penanaman Sengon

100 104,5 66,7 91,8 3

3 Kerajinan Kayu 125 109,1 100 111,1 1

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

Dengan demikian, berdasarkan penilaian Composite Performance Index, maka

alternatif ketiga yaitu pengembangan kerajinan kayu memiliki peringkat satu (1) dan

layak untuk diprioritaskan dalam pengembangan perdesaan.

Page 38: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

26

D. PROSES DAN ANALISA PENENTUAN SKEMA PEMBIAYAAN PROYEK

Penentuan Skema Pembiayaan Proyek merupakan tahapan kegiatan yang sangat

penting dalam perencanaan pembangunan kawasan dalam rangka pengembangan

wilayah. Kesalahan dalam menentukan skema pembiayaan proyek akan

mempengaruhi kelancaran proses pembangunan kawasan sesuai dengan target

waktu yang ditentukan dalam rencana. Oleh sebab itu kegiatan penentuan skema

pembiayaan memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam proses pengambilan

keputusannya. Ketelitian dan kehati-hatian dilakukan dengan usaha-usaha

penyiapan proyek yang dijamin kualitasnya dan usaha mendapatkan komitmen yang

tinggi dari para stakeholder.

Jaminan kualitas penyiapan proyek dilakukan dengan penggunaan data-data yang

akurat dan pengggunaan metode analisis yang telah teruji pada proses studi

kelayakan. Disamping itu setiap tahapan studi perlu dilakukan beberapa kali

pembahasan oleh pihak-pihak yang kompeten khususnya pada saat atau point-

poinT yang memerlukan pengambilan keputusan teknis.

Usaha-usaha untuk mendapatkan komitmen yang tinggi dari para stakeholder

dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk membangun komitmen seperti Focus

Group Discussion (FGD), workshop, lobbying, rapat berkala dan lain-lain. Proses

diskusi dan pertemuan-pertemuan tersebut dimulai dengan pengenalan konsep

pembangunan kawasan dan pengembangan wilayah, penjelasan pentingnya

peranan stakeholder, penjelasan keuntungan dan manfaat yang akan didapat dari

rencana pengembangan kawasan serta pentingnya skema pembiayaan proyek

infrastruktur sebagai sarana utama dalam pengembangan kawasan. Intinya para

stakeholder tersebut perlu tahu lebih dahulu dan digiring sampai para stakeholder

mempunyai motivasi untuk berkomitmen ikut berpartisipasi dalam pembangunan

kawasan.

Pertimbangan utama dalam menentukan skema pembiayaan telah dijelaskan dalam

bab sebelumnya. Berdasarkan pertimbangan utama dalam penentuan skema

pembiayaan tersebut diatas, proses dan analisa penentuan skema pembiayaan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Cek daftar kebutuhan proyek pembangunan baik infrastruktur maupun non

infrastruktur yang sudah mempunyai studi kelayakan dan yang belum

termasuk status studi kelayakannya.

Page 39: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

27

2. Berdasarkan hasil-hasil studi kelayakan perlu di buat klasifikasi proyeknya

berdasarkan besarnya kebutuhan pembiayaan dan berdasarkan tingkat

kelayakannya baik dari segi manfaat ekonomi, sosial dan financial.

3. Melakukan riset sumber-sumber pembiayaan baik sumber pembiayaan dari

pemerintah dan sumber-sumber pembiayaan non pemerintah. Pencarian

sumber-sumber pembiayaan non pemerintah dilakukan dengan mengkaji dan

mencari investor yang potensial termasuk program-program CSR dari pihak

swasta.

4. Melakukan penawaran proyek-proyek yang layak dapat memberikan manfaat

yang tinggi baik secara ekonomi, sosial dan finansial kepada para investor yang

punya potensi sumber daya yang kuat.

5. Melakukan analisa kemampuan sumber-sumber pembiayaan Pemerintah baik

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

6. Dengan hasil analisa dan langkah-langkah diatas dilakukan penyusunan

beberapa alternatip skema pembiayaan. Alternatip skema pembiayaan yang

telah tersusun nantinya perlu ditindak lanjuti dengan usaha-usaha untuk

mengaktualisasikan skema pembiayaan tersebut.

Page 40: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

28

BAB 4

SUMBER DAN KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Page 41: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

29

SUMBER DAN KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

A. SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur terdiri dari sumber pembiayaan

pemerintah dan sumber pembiayaan non pemerintah.

Sumber pembiayaan pemerintah

Terdapat dua sumber pembiayaan pemerintah yaitu sumber pembiayaan

pemerintah yang reguler dan sumber pembiayaan pemerintah yang non reguler.

Sumber pembiayaan reguler adalah seperti APBN atau APBD baik APBD

Kabupaten maupun APBD Kota. Selain itu ada APBN untuk tugas dekonsentrasi

dan tugas perbantuan disamping ada APBN yang di transfer kedaerah seperti

DAU/DAK atau DBH. Sumber pembiayaan non reguler adalah seperti hibah APBN

berupa fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan/FLPP, bantuan uang muka

(BUM) dan subsidi selisih bunga (SSB) dan pembangunan Apartemen bersubsidi;

hibah APBD, pinjaman APBN/APBD (pendampingan pembangunan infrastruktur);

obligasi daerah, obligasi infrastruktur dan obligasi negara syariah (sukuk negara).

Sumber pembiayaan pemerintah untuk infrastruktur di bidang PU-PR mengikuti

pembagian urusan pemerintahan di bidang PU-PR antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Sesuai Undang-undang Otonomi Daerah Urusan

pemerintahan di bidang PU-PR merupakan tugas bersama antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah oleh sebab itu pembiayaan pembangunan

infrastruktur dibidang PU-PR mengikuti peraturan tentang pembagian

Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu

menjelaskan sumber-sumber pendanaan baik sumber pendanaan dari

pemerintah maupun non pemerintah beserta kriteria dan persyaratan

pendanaan beserta contoh-contohnya

Page 42: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

30

kewenangan dan urusan pemerintahan yang telah ada. Sebagai contoh adalah

sebagai berikut:

1. Di Bidang Jalan dan Jembatan pemerintah pusat menangani jalan Nasional

termasuk jembatan didalamnya, jalan strategis nasional antara lain seperti

jalan perbatasan negara. Pemerintah provinsi membiayai jalan provinsi

beserta jembatan didalamnya dan jalan strategis provinsi. Pemerintah

Kabupaten/Kota membiayai jalan dan jembatan Kabupaten dan Kota

termasuk jalan desa.

2. Di bidang Sumberdaya Air pemerintah pusat menangani irigasi primer dan

sekunder untuk kawasan irigasi teknis lebih besar dari 3000 ha, pengelolaan

sungai yang melewati lebih dari satu provinsi, pengamanan pantai,

pengelolaan air baku, pengendalian banjir dan drainase utama. Pemerintah

provinsi menangani irigasi pada kawasan irigasi teknis antara 1.000 sampai

dengan 3.000 ha, pengelolaan sungai didalam provinsi, pengelolaan

drainase utama dan sekunder, Pemerintah Kabupaten/Kota menangani

irigasi pada kawasan irigasi teknis dibawah 1.000 ha, sungai di kabupaten,

drainase kota.

3. Di bidang Ke Cipta karyaan , pemerintah pusat memberikan bantuan yang

sifatnya stimulan saja kepada daerah seperti untuk air bersih/minum

pemerintah pusat memberikan bantuan pembangunan intake untuk air

baku, pembangunan pipa transmisi dan pembangunan unit pengolahan air.

Untuk pembangunan sarana air limbah pemerintah pusat membantu

pembangunan pipa transmisi air limbah dan unit pengolahan air limbah.

Untuk prasarana dan sarana persampahan pemerintah pusat dapat

membantu alat angkut sampah seperti truk sampah, gerobak sampah,

sarana pengolahan sampah (TPA) serta dapat memberikan bantuan teknis

manajemen persampahan. Pemerintah juga membantu program

penanggulangan kawasan kumuh perkotaan. Karena bantuan pemerintah

pusat tersebut bersifat stimulan maka Pemerintah provinsi dan Pemerintah

kabupaten dan Kota harus melakukan sisa kebutuhan pembangunan

infrastruktur yang ada sebagai pendampingan untuk dapat menuntaskan

apa yang diperlukan untuk dapat melaksanakan minimal sesuai standar

pelayanan minimal yang telah ditetapkan.

Page 43: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

31

4. Di bidang pembangunan Perumahan, pemerintah pusat memberikan

bantuan pada pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan

rendah melalui pembangunan prasarana dan sarana dasar PU, subsidi selisih

bunga, bantuan uang muka dan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.

Sumber Pembiayaan Non-Pemerintah

Sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berasal dari Non-

Pemerintah terdiri dari pembiayaan pembangunan infrastruktur dari pihak

swasta murni (Private) seperti Cooporate Sosial Responsibility (CSR) dan

infrastruktur swasta (Private infrastructure). Selain itu pembiayaan non

pemerintah seperti pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui Kerjasama

Pemerintah Badan Usaha seperti Penugasan BUMN, Private Finance Initiative

(PFI), Performance Based Annuity Scheme (PBAS), Pembiayaan Strategis

(Strategic funding), Avalibility Payment, Viability Gap Fund (VGF), Efek Beragun

Aset (Asset-Backed Security), Sale-and-lease-Back. Ada juga pembiayaan non

pemerintah seperti PINA (Pembiayaan Ekuitas langsung instrumen investasi

ekuitas (pasar modal) dan Pinjaman dan Hibah luar negeri melalui kerjasama baik

multilateral maupun bilateral.

Sumber pembiayaan pembangunan infrastrukur non pemerintah melalui Kerja

sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mempunyai karakteristik yang dapat

dibedakan dengan Privatisasi murni dan pengadaan konvensional. Perbedaan

karakteristik tersebut dapat dilihat dari beberapa segi seperti segi anggaran

pemerintah, segi resiko dan segi peranan pemerintah. Dari segi anggaran

pemerintah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dampaknya disebar

sepanjang masa konsesi sementara untuk Privatisasi murni tidak mempunyai

dampak sama sekali terhadap anggaran pemerintah. Untuk Pengadaan

konvensional mempunyai dampak langsung terhadap anggaran pemerintah. Dari

segi pembagian resiko, untuk Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU),

resiko dialokasikan secara optimal; untuk Privatisasi murni semua resiko

ditanggung oleh pihak swasta sedangkan untuk Pengadaan Konvensial semua

resiko ditanggung oleh pemerintah. Dari segi peran pemerintah untuk Kerjasama

Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) peran pemerintah sebagai Fasilitator

pembayaran atas pelayanan (service) sedangkan untuk Privatisasi murni peran

pemerintah sebagai regulator dan untuk Pengadaan secara konvensional, peran

pemerintah ada disetiap aspek pengadaan.

Page 44: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

32

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan melalui skema pembiayaan (KPBU)

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha mempunyai beberapa faktor kunci

keberhasilan seperti:

1. Fasilitasi dan Penyiapan proyek yang layak dalam arti bahwa pemerintah

selama memfasilitasi dan menyiapkan proyek harus memperhatikan betul

kapasitas dan rekam jejak para developer, kelayakan proyek dan pembagian

alokasi resiko yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan

tender yang transparan, tingkat kompetisi developer yang baik dengan

penerapan syarat kualifikasi yang ketat. Disamping itu pada saat

melaksanakan studi kelayakan perlu dilakukan kajian yang komprehensif

dibantu dengan konsultan yang berpengalaman dibidangnya dan koordinasi

antar multi stakeholder yang baik serta dukungan pemerintah yang kuat.

2. Eksekutif order dalam arti adanya komitmen yang kuat dari Pejabat

Pembuat Komitmen (PJPK), adanya kepastian dan kejelasan regulasi

(peraturan) serta intervensi politik yang minimal. Dengan kondisi order

tersebut diatas maka kepastian dari pelaksanaan proyek akan dijamin

lancar.

Fasilitasi dan penyiapan proyek yang layak dan Eksekutif order bertujuan untuk

dapat mengembangkan proyek yang baik, operasi dan pemeliharaan yang tepat

serta adanya keamanan dalam hal pembayaran.

Faktor kunci keberhasilan yang lain adalah adanya kepastian dari imbal hasil

investasi dan ketersediaan lembaga pembiayaan menyediakan fasilitas

keuangan. Kepastian dari Imbal hasil investasi ini akan terjadi apabila kelayakan

proyek betul-betul berkualitas dalam arti semua data dan analisa bisa diandalkan

dan tidak adanya gangguan politik dan keamanan selama pelaksanaan proyek.

Ketersediaan lembaga pembiayaan yang mau menyediakan fasilitas keuangan

merupakan masalah tersendiri karena kebijakan lembaga pembiayaan banyak

kontradisi dengan karakteristik proyek infrastruktur seperti pengembalian hasil

investasi yang lama (jangka panjang), modal yang besar, faktor ketidakpastian

dan resiko yang tinggi. Oleh sebab itu perlu ada pemerintah dan lembaga

penjaminan untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian tersebut.

Regional Infrastructure Development Fund (RIDF)

Page 45: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

33

Regional Infrastructure Development Fund adalah sistem pembiayaan untuk

pembangunan Infrastruktur daerah yang bukan dari APBD tetapi dapat dari

berbagai sumber dana seperti penyertaan modal pemerintah, pinjaman

multilateral, pasarmodal atau grant/hibah. Penerima manfaat dari regional

development fund adalah Pemerintah Daerah melalui berbagai jenis kegiatan

seperti Proyect Development Fund dan jasa konsultasi/advisory.

Tujuan regional infrastruktur development fund adalah:

1. Untuk peningkatan layanan infrastruktur dan mengurangi kesenjangan

infrastruktur di daerah.

2. Sustainability atas pembiayaan pembangunan infrastruktur daerah.

3. Pendampingan dalam penyiapan proyek bagi pemerintah daerah.

Regional Development Fund merupakan dana bergulir (revolving fund) dengan

struktur permodalan equity dari Pemerintah untuk kemudian leveraging melalui

lembaga donor (pinjaman, grant/hibah) dan pasar modal. Sustainability RIDF

didasarkan pada security mechanism: pembentukan dana cadangan pembayaran

kewajiban; penjaminan pemerintah dengan memperhitungkan transfer

DTU/DTK. Pengambilan keputusan pembiayaan berdasarkan hasil penilaian

terhadap kapasitas fiskal Pemerintah Daerah, kelayakan proyek terkait dan

demand-driven project.

Bantuan Luar Negeri (BLN)

Bantuan luar negeri adalah salah satu sumber pembiayaan pembangunan

infrastruktur yang berasal dari luar negeri. Bantuan luar negeri dapat berupa

pinjaman luar negeri atau grant/hibah luar negeri dimana lembaga/negara

pemberi bantuan luar negeri tersebut bisa dari lembaga keuangan multilateral,

bank commercial dan negara sahabat (bilateral). Lembaga keuangan multilateral

seperti Bank Dunia (World Bank) dan Asian Development Bank (ADB). Bantuan

bilateral berasal dari negara sahabat seperti Jepang (OECF,JICA), Jerman (KFW),

Amerika Serikat (USAID), China, Australi (Ausaid) dll.

B. KARAKTERISTIK SUMBER PEMBIAYAAN

Setiap sumber pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur baik yang berasal

dari pemerintah maupun non pemerintah mempunyai karakteristik sendiri-

sendiri baik dari persyaratan maupun dari segi kegiatan yang sesuai.

Page 46: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

34

Karakteristik Sumber Pembiayaan Pemerintah

Dana APBN-dekonsentrasi dan tugas perbantuan mempunyai karakteristik dan

persyaratan pembiayaan yang sesuai dengan pengalokasian dan kewenangan

pusat, nasional yang telah didelegasikan serta memenuhi readiness kriteria yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan proyek yang sesuai adalah semua

kegiatan yang menjadi kewenangan pusat/nasional yang telah didelegasikan.

Dana APBN-transfer ke daerah (DAU,DAK) mempunyai karakteristik dan

persyaratan pembiayaan yang sesuai dengan pengalokasian kewenangan

pusat/nasional dan memenuhi persyaratan mendukung proyek strategis

Pemerintah. Kegiatan proyek yang sesuai adalah semua kegiatan yang menjadi

kewenangan pusat dan mendukung pencapaian kebijakan nasional.

Dana APBN-Pinjaman dan hibah mempunyai karakteristik dan persyaratan

pembiayaan yang sesuai dengan pengalokasian kewenangan pusat/nasional dan

memenuhi persyaratan akses program yang disediakan serta memenuhi

persyaratan pinjaman yang harus dilaksanakan. Kegiatan yang sesuai adalah

semua kegiatan yang menjadi kewenangan pusat dan mendukung kebijakan

nasional serta sesuai dengan ruang lingkup dokumen pinjaman atau hibah.

Dana APBD Provinsi mempunyai karakteristik dan persyaratan pembiayaan yang

sesuai dengan pengalokasian dan kewenangan provinsi. Kegiatan yang sesuai

adalah semua kegiatan pembangunan infrastruktur yang menjadi kewenangan

provinsi.

Dana APBD Kabupaten/Kota mempunyai karakteristik dan persyaratan

pembiayaan ysng sesuai dengan pengalokasian kewenangan Kabupaten dan Kota

untuk pembangunan infrastruktur. Kegiatan proyek infrastruktur yang sesuai

adalah semua kegiatan pembangunan infrastruktur yang menjadi kewenangan

Kabupaten dan Kota.

Dana APBD-Pinjaman dan hibah luar negeri mempunyai karakteristik dan

persyaratan pembiayaan yang sesuai dengan pengalokasian kewenangan daerah

untuk pembangunan infrastruktur. Kegiatan proyek diusulkan oleh Pemerintah

daerah kepada Pemerintah pusat. Prioritas diberikan kepada Pemerintah daerah

yang mempunyai kapasitas fiskal rendah. Pemerintah pusat harus ikut

menanggung sebagian biaya pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang diusulkan

sesuai dengan bidang tugas sektor yang akan dibiayai.

Page 47: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

35

Karakteristik Sumber Pembiayaan Non Pemerintah (KPBU)

Availability Payment (AP) mempunyai karakteristik dan persyaratan pembiayaan

seperti adanya badan usaha pelaksana yang menerima dana dari pemerintah

secara berkala; Modal pengembalian investasi kepada badan usaha tidak berasal

dari tarif pengguna. Dana availability payment berasal dari pemerintah dan

apabila tidak mencukupi dapat dibantu melalui Viability Gap Fund (VGF).

Kegiatan proyek yang sesuai adalah proyek yang mempunyai IRR sesuai dengan

proses bisnis masing-masing infrastruktur dan layak secara ekonomi, menarik

dan menguntungkan untuk investasi swasta. Proyek yang sesuai lainnya adalah

kegiatan yang membutuhkan teknologi yang mahal.

Viability Gap Funding mempunyai karakteristik dan persyaratan pembiayaan

seperti adanya lembaga penjamin; Pemerintah memberikan dukungan kelayakan

atas sebagian biaya konstruksi (dana berasal dari pemerintah : sisa anggaran dll).

Dalam VGF ini pihak swasta menerima manfaat langsung dari User fee. Kegiatan

proyek yang sesuai adalah yang memiliki IRR sesuai dengan proses bisnis masing-

masing infrastruktur dan layak secara ekonomi, menarik bagi investasi swasta.

Program dan kegiatan yang dapat menarik tarif dari user (pengguna).

Karakteristik Sumber Pembiayaan non Pemerintah (CSR)

Sumber pembiayaan non pemerintah yang berasal dari swasta murni melalui

program Cooperate Sosial Responsibility (CSR) dilaksanakan berdasarkan

proposal yang telah diajukan dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu

pemerintah dan perusahaan swasta yang terkait. Pertimbangan besaran

pembiayaan didasarkan kepada : Rencana CSR, kesiapan Lahan dan penerima

manfaat, kesiapan DED, kesiapan perizinan dan ketersediaan dana yang ada.

Kegiatan proyek yang sesuai adalah kegiatan proyek yang cepat dapat dirasakan

masyarakat yang membutuhkan waktu pelaksanaan singkat (tahunan). Program

dan kegiatan tidak membutuhkan keberlanjutan penanganan.

Contoh-Contoh Proyek dengan KPBU dan CSR

Salah satu contoh Proyek pembangunan infrastruktur dengan skema pembiayaan

kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta (KPBU) di bidang Cipta Karya

adalah pembangunan prasarana air minum di daerah Semarang untuk melayani

penduduk khususnya di Kota Semarang bagian barat. Untuk melaksanakan skema

pembiayaan tersebut dibentuk lembaga/organisasi khusus yang akan

Page 48: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

36

melaksanaan kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta tersebut. Di bidang

Bina Marga, salah satu contoh proyek jalan tol yang dilaksanakan melalui kerja

sama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta (KPBU) adalah pembangunan Jalan

Tol Balikpapan - Samarinda sepanjang 99,35 km dengan biaya sebesar Rp. 9,97

triliun dengan penanggun jawab proyek Badan Pengatur Jalan Tol. Proyek dengan

KPBU yang lain melalui penugasan BUMN adalah jalan tol Trans Sumatra Medan

- Binjai dengan investasi sebesar Rp. 1,6 triliun.

Salah satu contoh Proyek pembangunan infrastruktur dengan skema Corporate

Sosial Responsibility (CSR) adalah Program CSR Danone Aqua dengan nama WASH

(Water Acces, Sanitation, Hygiene Program) yang betujuan memberikan solusi

dalam penyediaan air bersih di Indonesia. Aqua telah memberikan akses air

minum kepada 12.000 penerima bantuan di beberapa desa kecamatan Boking

dan Amanatun Utara NTT, panjang total pipa yang dibangun adalah 6 Km. Selain

itu ada CSR dari PERTAMINA berupa sarana air bersih untuk masyarakat di sekitar

Pantai Air Manis, Sumatera Barat. Proyek berupa pembangunan bak penampung

air kapasitas 10.000 liter yang diharapkan mampu melayani kebutuhan air bersih

bagi 250 kepala keluarga. Untuk mendukung pelayanan tersebut juga dibangun

pipanisasi yang mengarah ke 4 titik distribusi masing-masing 5 buah kran.

C. RANGKUMAN

Modul Sistem Pembiayaan pembangunan Infrastruktur bertujuan untuk

memberikan pengetahuan bagi para peserta diklat bagaimana menyusun skema

pembiayaan pembangunan infrastruktur berdasarkan prinsip-prinsip sistem

pembiayaan yang berlaku. Berdasarkan tujuan di atas maka modul sistem

pembiayaan pembangunan infrastruktur ini didesain substansi materinya

menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama pembelajaran mengenai sistem

pembiayaan yang berisikan karakteristik, definisi, tantangan dan modalitas

pembiayaan, bagian kedua adalah pembelajaran tentang skema pembiayaan

yang berisikan dasar pertimbangan penyusunan skema pembiayaan, kriteria

kelayakan proyek serta proses menganalisa skema pembiayaan. Bagian ketiga

(terakhir) dari modul ini adalah pembelajaran tentang jenis dan sumber-sumber

pembiayaan pembangunan infrastruktur, karakteristik persumber pembiayaan

dan penjelasan khusus tentang bantuan luar negeri dan dana alokasi khusus.

Untuk lebih memperjelas kepada peserta diklat diberikan juga contoh-contoh

pembangunan proyek yang dibiayai oleh sumber dana pemerintah dan sumber

Page 49: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

37

dana non pemerintah seperti melalui kerja sama pemerintah dan Badan usaha

swasta (KPBU) termasuk juga proyek melalui dana Corporate sosial responsibility

(CSR).

Esensi dari pembelajaran modul ini intinya untuk menjelaskan bagaimana

menyusun suatu konfigurasi (skema) pembiayaan infrastruktur untuk

mendukung pengembangan wilayah. Untuk menyusun konfigurasi pembiayaan

maka perlu dijelaskan kepada peserta diklat bagaimana karakteristik proyek

infrastruktur yang ada kaitannya dengan kemudahan aktualisasi sebuah investasi

proyek infrastruktur. Selain itu juga perlu diberitahukan kepada peserta apa yang

menjadi tantangan pembiayaan proyek infrastruktur disamping perlu dijelaskan

definisi dan kedudukan sistem pembiayaan dan skema pembiayaan.

Sebagai pendukung penyusunan skema pembiayaan perlu dijelaskan juga kepada

peserta diklat kriteria–kriteria proyek yang bisa dibiayai per sumber dana. Untuk

hal ini peserta akan mendapat penjelasan mulai dari apa saja jenis-jenis sumber

pembiayaan baik yang berasal dari pemerintah maupun yang berasal dari non

pemerintah.

Mengingat bahwa banyak sekali pengalaman yang telah dilaksanakan sampai

dengan saat ini tentang skema KPBU maka berbagai tipe dari contoh skema KPBU

akan diberikan mulai dari kebijakannya, operasional pelaksanaannya dll. Tipe ini

bisa dikategorikan seperti KPBU penugasan BUMN dan KPBU dengan Swasta

murni termasuk tipe yang melalui pasar modal.

Setelah diberikan pembelajaran termasuk diskusi, peserta diminta untuk

menjawab beberapa pertanyaan sebagai latihan untuk mengetahui sejauh mana

penerimaan para peserta diklat terhadap pembelajaran yang telah mereka

terima.

Dengan mempelajari modul sistem pembiayaan proyek infrastruktur selama 6 JP

ini diharapkan para peserta dapat mengikuti sesi penjelasan dan diskusi selama

kurang lebih 5 JP dan sisa 1 JP digunakan untuk menuliskan jawaban atas lima

pertanyaan yang diberikan.

D. LATIHAN SOAL

1. Coba saudara jelaskan pengetahuan saudara tentang Sistem pembiayaan

proyek infrastruktur dan skema pembiayaan proyek

Page 50: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

38

infrastruktur.Bagaimana hubungan antara sistem pembiayaan dengan

skema pembiayaan proyek infrastruktur.

2. Coba saudara jelaskan pengetahuan saudara tentang pokok-pokok

karaktersitik proyek infrastruktur dan bagaimana pengaruhnya terhadap

sistem pembiayaan infrastruktur.

3. Coba saudara jelaskan pengetahuan saudara tentang karakteristik proyek

infrastruktur yang bisa diarahkan untuk dibiayai dari sumber-sumber dana

pemerintah. Apa saja kriterianya?

4. Coba saudara sebutkan sumber dana apa saja yang termasuk sumber-

sumber pembiayaan non- pemerintah. Jenis proyek infrastruktur yang

bagaimana yang bisa dibiayai dengan sumber pembiayaan non- pemerintah.

5. Coba saudara ceritakan keuntungan apa yang didapat oleh pemerintah dari

proyek yang dibiayai oleh sumber pembiayaan non-pemerintah.

Page 51: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

39

BAB 5

PENUTUP

Page 52: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 53: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

31

PENUTUP

Modul ini perlu dipahami untuk diaplikasikan oleh aparatur sipil negara yang

mempunyai tugas yang berhubungan dengan Pembangunan Infrastruktur dalam

rangka pengembangan wilayah baik berasal dari pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah. Tanggapan dari para peserta diklat dan pengamat atas

substansi diklat dan metode pembelajaran akan sangat berguna untuk menjadi

masukan guna perbaikan modul sistem pembiayaan proyek infrastruktur ini. Bagian

subtansi dari modul ini khususnya tentang skema pembiayaan, materinya sangat

terpengaruh dengan perkembangan kebijakan tentang financial engineering yang

dibangun oleh pemerintah untuk pembangunan infrastruktur termasuk kondisi

keuangan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur itu sendiri. Oleh sebab itu

materi ini perlu direview sesuai dengan perkembangan kebijakan pemerintah

tentang prioritas pembangunan yang berlaku pada masa tertentu khususnya yang

berkaitan dengan kebijakan pengembangan wilayah.

Page 54: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan
Page 55: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

45

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi

Khusus.

Undang-Undang Repiblik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman.

Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Peraturan Presiden no 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan

usaha Swasta dalam pembangunan infrastruktur.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kamus Istilah Pengembangan

Wilayah.

Lutfi Muta’ali, WOW Selling, Teknik Analisis Regional untuk Perencanaan

wilayah,tataruang dan lingkungan.

Konsultan Studio Cilaki 45, Studi Master Plan dan Development Plan

Page 56: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

46

GLOSARIUM

Sistem Pembiayaan

Proses penyatupaduan pembiayaan yang dilakukan kriteria sumber pendanaan, karakteristik proyek dan administrasi penganggaran.

Skema Pembiayaan

Konfigurasi pembiayaan proyek infrastruktur dalam proses penyatu paduan pembangunan infrastruktur.

KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta sesuai yang diatur dalam Perpres 38 tahun 2015 tentang kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta dalam pembangunan infrastruktur.

RDF Regional Development Fund adalah fasilitas pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah bisa berupa pinjaman daerah atau hibah.

Viability Gap Fund (VGF)

Dana APBN yang digunakan untuk membiayai selisih (gap) yang terjadi atas penetapan tarif yang ada yang berbeda dengan tarif komersial yang semestinya dalan skema KPBU.

Dana Alokasi Khusus

Dana APBN yang ditransfer kedaerah untuk pembangunan infrastruktur sesuai program pemerintah pusat.

Kawasan Strategis

Kawasan yang mempunyai fungsi khusus yang perlu dibina dengan berbagai bentuk pembinaan,pengembangan dan dukungan kemitraan yang disusun dalam waktu tertentu.

Page 57: PENYUSUN : IR. ISMANTO, M...peraturan dan perundangan yang terkait dengan administrasi penganggaran pemerintah. C. METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan

47

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SISTE

M PEMBIAYAA

N PROYE

K