75
PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA GABAH DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA RAKHMAT QALBI 105960172114 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI

HARGA GABAH DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN

BULUKUMBA

RAKHMAT QALBI

105960172114

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI

HARGA GABAH DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN

BULUKUMBA

RAKHMAT QALBI

105960172114

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu

(S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …
Page 4: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …
Page 5: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …
Page 6: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

ABSTRAK

RAKHMAT QALBI, 105960172114. Peran Lembaga Gapoktan Terhadap

Stabilisasi Harga Gabah di Kecamatan Kajang kabupaten Bulukumba ,

dibimbing oleh AMRUDDIN dan ASRIYANTI SYARIF.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi peran lembaga gapoktan terhadap

stabilisasi harga gabah di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Penelitian di lakukan pada gapoktan di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling dimana :Di

Kecamatan Kajang Memiliki 3 gapoktan diantaranya (Gapoktan Bonto Rannu,

Gapoktan Bontobiraeng, Dan Gapoktan Sangkala) sehingga diambil sampel dengan

perincian 3 orang ketua, 3 orang sekretaris, 3 orang bendahara, dan 15 orang anggota

jadi total sampel sebanyak 24 orang petani padi. Analisis data di lakukan secara scoring

untuk mengetahui peran lembaga gapoktan dan analisis deskriftip untuk menegetahui

upaya gapoktan dalam stabilisasi harga gabah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1.)Peran lembaga sebagai lembaga Sentral

berada pada kategori sedang dengan nilai 2,24. Hal ini di sebabkan karena gapoktan

telah berfungsi sebagai lembaga yang mensuplai kebutuhan petani ( pupuk, dan lain-

lain). Peran lembaga sebagai Ketahanan pangan berada pada kategori tinggi dengan

nilai 2.30. Hal ini di sebabkan karena gapoktan berperan aktif dalam peningkatan

produksi dan mutu gabah. Peran gapoktan sebagai Usaha Ekonomi Pedesaan berada

pada kategori sedang dengan nilai 1,70. Hal ini di sebabkan karena gapoktan belum

berperan dalam proses stabilisasi harga, petani masih mengandalkan pedagang dalam

proses pemasaran dan harga menjadi turun pada saat panen raya (2) Dalam hal ini

upaya gapoktan dalam stabilisasi harga di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

dimana harga gabah di tentukan oleh adanya permintaan dan penawaran sementara

gapoktan belum menjadi perpanjangan tangan melalui buloq..

Kata kunci : peran gapoktan, stabilisasi harga.

Page 7: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya dengan

penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

yan berjudul “Peran Lembaga Gapoktan Terhadap Stabilisasi Harga Gabah Di

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba” dengan tepat waktu. Skripsi ini

merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.. Untuk itu penulis memberikan

penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Mustamin.M dan Ibunda Rosdiana S.Pd

yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil serta menghantarkan doa,

kasih sayang dan kesabaran yang tulus yang tiada hentinya. Penulis juga menghaturkan

banyak terima kasih kepada kakanda Fitrah William dan Lili Armawedana yang

senantiasa memberikan semangat, motivasi serta memberikan dukungan baik moril

maupun materil dan doa yang tak henti dihaturkan kepada penulis. Teruntuk adikku

Nur Rahmi Tenri Yola dan Nurul Azizah tetap semangat kuliah dan sekolahnya

semangat menggapai cita-cita untuk masa depan.

Tanpa mengurangi rasa hormat, pada kesempatan ini pula penulis juga

menyampaikan ucapan rasa terima kasih dengan segala keikhlasan kepada :

1. Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang telah

memberikan ilmu, arahan dan menjelaskan ketidak pahaman dalam menyusun

skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

2. Ibu Asriyanti Syarif, S.P, M.Si. selaku dosen pembimbing kedua yang berkenan

meluangkan waktu untuk membimbing penulis, pembimbing yang telah

memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan sabar dan

Page 8: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

penuh tanggung jawab meluangkan waktu, tenaga dan pikiran mulai dari

penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Mohammad Natsir, S.P, M.P. dan Ibu Sitti Arwati S.P. M.Si selaku

dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan,

kritikan serta saran yang dapat menunjang dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak H. Burhanuddin,S.P.,M.P selaku Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh jajarannya.

5. Ibu Dr. Sri Mardiyati.S.P.,M.P selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan Bapak Nadir S.P., M.Si

selaku sekretaris Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Kepada pihak pemerintah kecamatan Kajang kabupaten Bulukumba khususnya

para petani dan penyuluhnya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian di daerah tersebut.

8. Teman-teman seperjuangan tanpa terkecuali, yang telah setia menemani,

mendengarkan segala curahan hati dan terima kasih untuk pertemanan, semangat

dan kebersamaannya selama ini.

9. Seseorang yang spesial, Heri Atmasari S.P yang telah sabar menghadapi dan

menuntun penulis dan selalu memberikan motivasi, semangat, Doa serta

membantu dalam penyusunan skripsi ini terima kasih yang tak terhingga.

10. Seluruh keluarga serta segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya

satu persatu, terima kasih telah memberikan bantuan dan dukungan khususnya pada

penulis.

11. Dan terakhir terima kasih juga untuk teman-teman Kost cicilan, Sound Coffe dan

Scooter Independent Kampoeng (S.I.K) Bulukumba yang telah memberikan

motivasi dan ketenangan dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari akan ketidak sempurnaan tulisan

ini, mengingat tingkat kemampuan penulis yang terbatas. Namun demikian penulis

telah berusaha keras untuk menyusun agar tugas akhir ini dapat tersusun dengan baik.

Page 9: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

Akhir kata, penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan

terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Wassalamu Alaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar , Juli 2019

Rakhmat Qalbi

105960172114

Page 10: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lembaga Petani Gapoktan .............................................................. 5

2.2. Stabilisasi Harga .............................................................................. 9

2.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 14

3.2. Teknik Penentuan Sampel .............................................................. 14

3.3. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 14

3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 15

3.5. Teknik Analisis Data ...................................................................... 16

3.6. Definisi Operasional ....................................................................... 17

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19

4.1. Letak Geografis………………………………………………………19

4.2. Keadaan Pertanian dan Luas Lahan………………………………… 23

4.3. Keadaan penduduk…………………………………………………...25

4.3.1. Jenis Kelamin dan Umur………………………………………25

4.3.2. Pola Penggunaan Lahan……………………………………….26

4.4. Sarana dan Prasarana………………………………………………..27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 30

5.1 Identitas Responden………………………………………………...30

5.1.1. Umur………………………………………………………….30

Page 11: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

5.1.2. Pendidikan Responden……………………………………….32

5.1.3. Pengalaman Berusaha Tani…………………………………..34

5.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga………………………………..36

5.2. Peran lembaga………………………………………………………36

5.2.1. Peran Lembaga Sebagai Lembaga Sentral……………………37

5.2.2. Peran Lembaga sebagai Lembaga Ketahanan Pangan……….39

5.2.3. Peran Lembaga Sebagai Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan.41

5.3. Upaya Gapoktan Dalam Stabilisasi Harga…………………………44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 48

6.1. Kesimpulan…………………………………………………….48

6.2. Saran……………………………………………………………49

Daftar Pustaka

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Luas Penggunaan Lahan Kebun, Sawah dan Hutan

di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba………………………… 24

2. Responden Berdasarkan Umur…………………………………………… 31

3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan................................................. 33

4. Pengalaman Berusahatani……………………………………………….. . 35

5. Jumlah Keluarga Responden ........................................................................... 36

6. lembaga sentral................................................................................................ 38

7. Ketahanan Pangan ........................................................................................... 40

8. Usaha Ekonomi Pedesaan…………………………………………………..42

Page 13: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir .............................................................................................. 13

Page 14: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Koesioner penelitian....................................................................................... 52

2. Identitas responden......................................................................................... 57

3. Lembaga Sentral ............................................................................................. 58

4. Ketahanan Pangan .......................................................................................... 59

5. Usaha Ekonomi Pedesaan ............................................................................. 60

6. Dokumentasi .................................................................................................. 61

7. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 63

Page 15: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gabah merupakan buah dari tanaman padi yang berbentuk biji yang diselimuti

oleh sekam. Biasanya mengacu pada bulir padi yang telah dipisahkan dari tangkainya

(jerami) Dalam perdagangan komoditas, gabah merupakan tahap yang penting dalam

pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar

dilakukan dalam bentuk gabah (Pujiharto : 2010).

Terdapat definisi teknis perdagangan untuk gabah, yaitu hasil tanaman padi

yang telah dipisahkan dari tangkainya dengan cara perontokan. Karasteristik fisik

gabah pada beberapa varietas padi berbeda-beda seperti dalam hal dimensi dan

penampakan gabah. Kualitas fisik gabah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan

kemurnian gabah. Tingkat kemurnian gabah merupakan persentase berat gabah

terhadap berat keseluruhan campuran gabah. Tingkat kemurnian gabah akan semakin

menurun dengan makin banyaknya benda atau gabah hampa didalam campuran gabah.

(Hasbullah dan Dewi : 2011).

Gabah hasil panen kemudian diproses lebih lanjut menjadi beras melalui proses

penggilingan. Tahapan pascapanen tanaman padi meliputi perontokan, pengangkutan,

pengeringan, penggilingan, penyimpanan, dan pengemasan..Salah satu tahapan

pascapanen yang penting yaitu proses penggilingan. Pada tahapan ini, gabah yang

Page 16: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

2

sudah siap digiling atau Gabah Kering Giling (GKG) akan diproses menjadi beras putih

yang siap dikonsumsi. (Amang, B dan Husein Sawit : 2001).

Kelembagaan pertanian Gapoktan dijadikan alat yang penting untuk

menjalankan sebuah program. Namun demikian, penggunaan strategi pemantapan

kelembagaan banyak mengalami ketidaktepatan dan kekeliruan. Kesalahan selama ini

adalah menganggap bahwa permasalahan kelembagaan ada di tingkat petani belaka,

bukan pada superstrukturnya, padahal mungkin permasalahan ada pada pelaksananya

Karena banyaknya permasalahan dalam tubuh kelembagaan Gapoktan. Karakteristik

Utama, meliputi Orientasi utama kelembagaan gapoktan yaitu untuk memenuhi

kebutuhan hidup anggota dan mensejahterakan petani.

Permasalahan harga gabah turun secara drastis pada saat panen, sampai saat ini

masih merupakan dilema klasik sektor pertanian. Bahkan tidak jarang harga gabah

petani turun dan berada di bawah harga dasar gabah. Manfaat harga dasar yang

diharapkan oleh petani adalah harga yang mampu melindungi petani dari melimpahnya

produksi padi pada saat panen raya, bukan jaminan harga sepanjang tahun (Amang, B

dan Husein Sawit : 2001).

Secara umum pendapatan yang diterima petani belum memadai dibanding

dengan jerih payah yang telah dikeluarkannya ditambah dengan resiko kegagalan

panen. Tingkat pendapatan yang diterima petani bergantung pada berbagai faktor yang

mempengaruhi produktivitas lahan. Beberapa indikator menunjukkan bahwa di

beberapa daerah banyak petani yang belum menikmati hasil jerih payahnya secara

memadai. Rendahnya pendapatan petani disebabkan oleh beberapa kebiasaan yang

Page 17: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

3

tidak tepat, khususnya dalam penyimpanan padi. Sebagian petani ada yang langsung

menjual seluruh hasil panennya dan membeli dalam bentuk beras atau menyimpan

sebagian, sedangkan sebagian lain dijual atau dikonsumsi sendiri seluruhnya. Pola

penyimpanan gabah yang dipilih petani, berkaitan dengan beberapa hal seperti tingkat

harga gabah yang berlaku di pasaran, kemampuan penanganan pasca panen, dan

kebutuhan uang kontan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk membiayai

usahataninya. (Natawidjaja, R.S. : 2001)

Disamping masalah tersebut di atas, salah satu sumber rendahnya harga jual

gabah yang diterima petani adalah panjangnya mata rantai pemasaran gabah. Hasil

studi awal menunjukkan bahwa tingkatan perdagangan gabah terdiri dari pedagang

tingkat Desa, pedagang tingkat Kecamatan, pedagang tingkat Kabupaten dan pedagang

besar yang akan memproses gabah menjadi beras dan menjualnya ke konsumen. Oleh

karena itu, untuk membantu petani mendapatkan harga yang lebih layak perlu

dilakukan suatu kajian tentang pola pemasaran beras untuk melihat secara lebih

mendalam fungsi dari masing-masing tingkatan perdagangan gabah. (Natawidjaja, R.S.

: 2001)

Kecamatan kajang, Kabupaten Bulukumba mempunyai wilayah penghasil padi

dan memiliki kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan. Gapoktan memiliki peran

sebagai sarana produksi dan membuiat pemasaran tanaman padi yang telah di olah

menjadi beras. Oleh karena itu, hal ini yang melatar belakangi peneliti melakukan

penelitian dengan judul Peran Lembaga Gapoktan Terhadap Stabilisasi Harga Gabah

di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Page 18: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka penulis dapat

merumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peran lembaga gapoktan terhadap stabilisasi harga gabah di Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba ?

2. Bagaimana upaya gapoktan dalam menstabilisasi harga gabah di Kecamatan kajang

Kabupaten Bulukumba.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui fungsi peran lembaga gapoktan terhadap stabilisasi harga gabah

di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

2. untuk mengetahui upaya lembaga dalam menstabilkan harga.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu :

1. Mengkaji peran lembaga gapoktan terhadap petani pada nilai tukar petani.

2. Mengetahui stabilisasi harga gabah di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba.yang dilakukan oleh gapoktan.

Page 19: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lembaga Petani Gapoktan

Lembaga petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh dan

untuk petani, yang dibentuk atas dasar sesamaan kepentingan, kesamaan kondisi

lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya, kesamaan komoditas dan keakraban

untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota yang dinamakan dengan

kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), dan kelembagaan petani

lainnya. Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dilakukan melalui

pemberdayaan petani untuk mengubah pola fikir petani agar mau meningkatkan

usahataninya dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan fungsinya

sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi Sehingga mampu

mengembangkan agribisnis dan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.

Pembentukan dan pengembangan gapoktan yang akan di bentuk di setiap

Kecamatan, juga harus menggunakan basis sosial kapital setempat dengan prinsip

kemandirian lokal, yang di capai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan.

Terdapat tiga peran pokok yang di harapkan dapat di jalankan oleh gapoktan (Syahyuti

: 2007), (Wahyuni : 2009) yaitu :

1. Gapoktan berperan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang terbangun, misalnya

terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi yaitu bertugas merekap daftar

permintaan benih dan nama anggota. Demikian pula dalam pencairan anggaran

subsidi benih dengan menerima voucher dari Dinas Pertanian setempat. Gapoktan

Page 20: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

6

merupakan lembaga strategis yang akan merangkum seluruh aktifitas kelembagaan

petani di wilayah tersebut. Gapoktan dijadikan sebagai basis usaha petani di setiap

pedesaan.

2. Gapoktan berperan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal. Mulai

tahun 2006 melalui Badan Ketahanan Pangan telah dilaksanakan “Program Desa

Mandiri Pangan” dalam rangka mengatasi kerawanan dan kemiskinan di pedesaan.

Pengentasan kemiskinan dan kerawanan pangan dilakukan melalui pendekatan

pemberdayaan masyarakat secara partisipatif. Masyarakat yang tergabung dalam

suatu kelompok tani dibimbing agar mampu menemukan dan mengenali

permasalahan yang dihadapi dan potensi yang mereka miliki, serta mampu secara

mandiri membuat rencana kerja untuk meningkatkan pendapatannya melalui

usahatani dan usaha agribisnis berbasis pedesaan. Beberapa kelompok tani dalam

satu desa yang telah dibina kemudian difasilitasi untuk membentuk Gapoktan.

Dengan cara ini, petani miskin dan rawan pangan akan meningkat kemampuannya

dalam mengatasi masalah pangan dan kemiskinan di dalam suatu ikatan kelompok

dan gabungan kelompok tani untuk memperjuangkan nasib para anggotanya dalam

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bersama dengan mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya lokal.

3. Usaha Ekonomi Pedesaan (UEP) sehingga dapat menerima Dana Penguatan Modal

(DPM), yaitu dana pinjaman yang dapat digunakan untuk membeli gabah petani

pada saat panen raya, sehingga harga tidak terlalu jatuh. Gapoktan dapat bertindak

Page 21: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

7

sebagai pedagang gabah, dimana ia akan membeli gabah dari petani lalu

menjualkannya.

Gapoktan merupakan lembaga yang strategis yang akan merangkum seluruh

aktifitas kelembagaan pertanian (Syahyuti : 2007). Meskipun kelembagaan memiliki

peran strategis, namun menurut aspek kelembagaan, baik kelembagaan formal maupun

kelembagaan non formal justru merupakan aspek menonjol yang dapat menghambat

jalannya pembangunan pertanian di negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini

terjadi karena masih banyaknya kelembagaan yang belum optimal yang ada di negara-

negara berkembang termasuk di Indonesia. Padahal kelembagaan memegang peranan

penting dalam keberhasilan pembangunan pertanian dan pedesaan. (Soekartawi : 2001)

Gapoktan pada hakekatnya bukanlah lembaga dengan fungsi yang baru sama

sekali, namun hanyalah lembaga yang dapat dipilih di samping lembaga-lembaga lain

yang juga terlibat dalam aktivitas ekonomi secara langsung. Pengembangan Gapoktan

dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai

kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, lembaga

pemasaran, lembaga penyedia sarana produksi pertanian, serta sumber informasi. Pada

prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi,

namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya. Gapoktan

diharapkan dapat menjalankan fungsi kemitraan dengan adil dan saling

menguntungkan dengan pedagang saprotan maupun pedagang hasil-hasil pertanian

(Syahyuti : 2007).

Page 22: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

8

Untuk pengembangan Gapoktan, maka sikap yang diterapkan semestinya tidak

mengulangi lagi kesalahan-kesalahan masa sebelumnya. Berbagai sikap yang

semestinya ditempuh adalah:

1. Kelembagaan adalah sebuah pilihan, bukan keharusan. Apapun kelembagaan yang

akan diintroduksikan di pedesaan atau ditingkat Kecamatan, terlebih dahulu

merumuskan apa kegiatan yang akan dijalankan, baru kemudian dipilih apa wadah

yang dibutuhkan.

2. Hindari sikap yang memandang desa ataupun Kecamatan sebagai satu unit interaksi

sosial ekonomi yang padu. Meskipun Gapoktan bekerja dalam satu unit desa,

namun perlu dibangun jejaring sosial (social network) dengan Gapoktan lain.

3. Gapoktan lebih banyak berperan di luar aktivitas produksi atau usahatani, karena

kegiatan tersebut telah dijalankan oleh kelompok-kelompok tani serta petani secara

individual. Untuk terlibat dalam mekanisme pasar, maka Gapoktan harus

merancang diri sebagai sebuah kelembagaan ekonomi dengan beberapa

karakteristiknya adalah mengutamakan keuntungan, efisien, kalkulatif, dan

menciptakan relasi-relasi yang personal dengan mitra usaha (Wahyuni : 2009).

4. Gapoktan salah satu komponen dalam pengembangan kelembagaan masyarakat

pedesaan atau Kecamatan yang bergerak di bidang pertanian. Pengembangan

Gapoktan haruslah berada pada kerangka strategi yang lebih besar. Gapoktan

hanyalah wadah dari kelompok tani untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

2.2. Stabilitasi Harga

Page 23: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

9

Stabilisasi Harga adalah price stabilization yaitu tindakan mempertahankan

suatu harga bara ng atau jasa pada tingkat tertentu yang dilakukan oleh pemerintah

pada saat tingkat laju inflasi yang tinggi sebagai upaya di dalam menstabilkan harga

barang dan jasa tersebut selama periode tertentu. Pemerintah mempunyai tugas pokok

untuk mengendalikan komoditas pangan dalam jumlah yang cukup dan dengan harga

yang terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Kenaikan dan gejolak harga yang terjadi

pada komoditas pangan akan menurunkan kesejahteraan rakyat, terutama rakyat yang

berpenghasilan rendah dan juga memicu kenaikan laju inflasi. Beras merupakan

komoditas pangan utama masyarakat Indonesia. Gejolak harga yang terjadi pada

komoditas ini akan berdampak kepada masyarakat luas selaku konsumen dan juga para

petani selaku produsen komoditas tersebut. (Femina, V. D. : 2006).

Permasalahan harga gabah turun secara drastis pada saat panen raya, sampai

saat ini masih merupakan dilema klasik sektor pertanian. Bahkan tidak jarang harga

gabah petani turun dan berada di bawah harga dasar gabah. Manfaat harga dasar yang

diharapkan oleh petani adalah harga yang mampu melindungi petani dari melimpahnya

produksi padi pada saat panen raya, bukan jaminan harga sepanjang tahun. Salah satu

permasalahan utama yang sering dihadapi para petani produsen khususnya petani padi

sampai saat ini adalah rendahnya tingkat harga penjualan gabah terutama pada saat

puncak musim panen karena lingkungan dan cuaca yang biasanya bersamaan dengan

musim hujan. (Amang dan Sawit : 2001). Gabah terbagi atas 3 bagian yaitu :

Page 24: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

10

1. Gabah Kering Panen gabah yang mengandung kadar air lebih besar dari 18% tetapi

lebih kecil atau sama dengan 25% hampa/kotoran lebih besar dari 6% tetapi lebih

kecil atau sama dengan 10% butir hijau/mengapur lebih besar dari 7% tetapi lebih

kecil atau sama dengan 10% butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah

maksimal 3%.

2. Gabah Kering Simpan adalah gabah yang mengandung kadar air lebih besar dari

14% tetapi lebih kecil atau sama dengan 18%, kotoran/hampa lebih besar dari 3%

tetapi lebih kecil atau sama dengan 6% butir hijau/mengapur lebih besar dari 5%

tetapi lebih kecil atau sama dengan 7% butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir

merah maksimal 3%.

3. Gabah Kering Giling adalah gabah yang mengandung kadar air maksimal 14%,

kotoran/hampa maksimal 3%, butir hijau/mengapur maksimal 5%, butir

kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.

Terbatasnya sarana dan prasarana produksi dan pascapanen, desakan kebutuhan

yang harus segera dipenuhi sehingga tidak jarang berakibat kepada rendahnya kekuatan

tawar petani yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak lain. Petani jarang dapat menjual

gabahnya sampai menunggu harga yang tinggi. Pertanian merupakan sumber

kehidupan bagi sebagian besar penduduk negara berkembang seperti Indonesia. Padi

merupakan produk pertanian pangan yang utama dalam upaya pemenuhan kebutuhan

pangan nasional dan memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk

Indonesia. (Mulyani, S. : 2007.)

Page 25: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

11

Dalam sistem agribisnis padi, pada umumnya petani padi menjual gabah secara

langsung kepada penjual besar atau tengkulak pada saat musim panen. Sebagian besar

petani tidak mempunyai bangunan dan alat penyimpanan serta penggilingan padi

sehingga proses tersebut dilakukan oleh pedagang besar. Ketika harga beras naik, maka

pedagang-pedagang beras akan menikmati keuntungan dari kenaikan harga beras

tersebut. (Mulyani, S. : 2007)

2.3. Kerangka Pemikiran

Tanaman padi merupakan tanaman semusim dengan morfologi berbatang bulat

dan berongga yang disebut jerami. Daunnya memanjang dengan ruas searah batang

daun. Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase generative dan

membentuk malai. Akar serabut yang terletak pada kedalaman 20-30 cm. Malai padi

terdiri dari sekumpulan bunga padi yang timbul dari buku paling atas. Bunga padi

terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga lmma (gabah padi yang besar), palae (gabah

padi yang kecil), putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu (awu) pada

ujung lemma. Padi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu padi sawah dan padi gogo. Padi

sawah biasanya ditanam di daerah dataran rendah yang memerlukan penggenangan,

sedangkan padi gogo di tanam di dataran tinggi pada lahan kering. Tidak terdapat

perbedaan morfologis dan biologis antara padi sawah dan padi gogo, yang

membedakan hanyalah tempat tumbuhnya. Tanaman padi mengalami proses yang

cukup panjang hingga menjadi gabah kemudian menjadi beras.

Gabah adalah bulir padi. Biasanya mengacu pada bulir padi yang telah

dipisahkan dari tangkainya (jerami). Asal kata gabah berasal dari bahasa Jawa yaitu

Page 26: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

12

Gabah. Terdapat definisi teknis perdagangan untuk gabah, yaitu hasil tanaman padi

yang telah dipisahkan dari tangkainya dengan cara perontokan. Gabah inilah yang akan

menjadi beras kemudian menjadi nasi dan di konsumsi manusia setiap hari dengan

melalui proses yaitu penanaman, pembibitan, panen, dan penggilingan. Dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara peran kelembagaan

Gapoktan terhadap stabilisasi gabah di kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Petani mewujudkan hasil pertanian yang optimal maka sangat dibutuhkan peran

penyuluh pertanian untuk memberikan wawasan dan bimbingan kepada petani agar

petani mampu menggarap lahan dan menghasilkan hasil pertanian yang memuaskan

sehingga petani dapat sukses dalam usahanya. Penyuluhan pertanian dilaksanakan

untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil

yang dapat memenuhi keinginan mereka.

Sebagai salah satu daerah yang penduduknya masih berprofesi sebagai petani

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba sangat menekankan peran Gapoktan

pertanian pada setiap tingkat kecamatan dengan tujuan agar hasil gabah bisa maksimal.

Adapun kerangka pikirnya sebagai berikut :

Page 27: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

13

Gambar 1 : Kerangka Pikir Peran lembaga Gapoktan Terhadap Stabilisasi Harga

Gabah di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Tanaman Padi

Gabah

Peran lembaga Gapoktan

- Lembaga sentral

- Ketahanan Pangan

- Usaha Ekonomi Pedesaan

Harga

Upaya gapoktan dalam

menstabilkan harga gabah di

Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba

Page 28: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, yaitu bulan Januari

sampai dengan Februari 2019. Terpilihnya Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba

karena mayoritas petani padi yang tergabung dalam gapoktan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling dimana : :

Di Kecamatan Kajang Memiliki 3 gapoktan diantaranya (Gapoktan Bonto Rannu,

Gapoktan Bontobiraeng, Dan Gapoktan Sangkala) sehingga diambil sampel dengan

perincian 3 orang ketua, 3 orang sekretaris, 3 orang bendahara, dan 15 orang anggota

jadi total sampel sebanyak 24 orang petani padi.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan , nilainya bisa berubah-ubah

atau bersifat variatif.

2. Data Kualitatif adalah data yang yang berupa gambaran dari kualitas objek yang

akan diteliti.

Page 29: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

15

Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

atas dua jenis yaitu:

1. Data Primer

Data primer atau data pokok merupakan data yang diperoleh penulis dengan

terjun langsung ke objek penelitian, dalam hal ini melakukan wawancara dan observasi

ke beberapa wilayah yang terkait. (Sugiarto Dkk : 2001).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen atau

catatan, tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip-arsip resmi yang mendukung

kelengkapan data primer. Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari data-data yang

diambil oleh penulis dari data instansi (Churchill : 2005).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada

pada obyek penelitian (Moh. Pabunda Tika : 2005). Metode ini digunakan dalam

rangka mencari data awal tentang daerah penelitian, untuk mendapatkan gambaran

umum daerah penelitian dengan memperhatikan keadaan reall atau fenomena yang

ada di lapangan.

b. Wawancara

Page 30: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

16

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan respondennya sedikit/kecil (Sugiyono : 2006).

Wawancara dilakukan dengan Gapoktan di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba dengan menggunakan bantuan kuisioner, di mana kuesioner merupakan

alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Iskandar :

2008).

c. Dokumentasi

Selain melalui observasi dan wawancara, informasi juga bisa diperoleh lewat

fakta yang tersimpan dalam bentuk dokumentasi baik berupa surat, catatan harian,

arsip foto, cinderamata, jurnal penelitian dan sebagainya. Data berupa dokumen

seperti ini bisa dipakai untuk menggali infomasi yang terjadi di masa silam. (Emzir :

2010).

3.5. Teknik Analisis Data

1. Usaha mengetahui peran Gapoktan.

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik skoring,

dimana pemaparan kenyataan yang peneliti peroleh dari lapangan yang kemudian

dianalisis dan dinarasikan sesuai dengan mekanisme penulisan skripsi. Proses

penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat

Page 31: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

17

klasifikasi dan kategori yang cocok tergabung pada anggapan atau opini responden.

Untuk menentukan skor pilihan jawaban responden menggunakan skala likert.

Dikemukakan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono : 2014).

Rumus skoring :

Skoring =data terbesar−data terkecil

jumlah kategori

Skoring : 3−1

3=

2

3= 0,66

Kategori : 0,66 - 1,66 = tidak puas

1,67 – 2,33 = cukup puas

2,34 – 3,00 = puas

Skoring dengan jawaban reponden :

Keterangan : 3 = jika jawaban ya

2 = Jika jawaban kadang-kadang

1 = jika jawaban tidak

2. Untuk mengetahui upaya Gapoktan dengan analisis deskriptif.

3.6.Definisi Operasional

1. Padi merupakan tanaman yang sangat penting di dunia setelah gandum dan jagung.

Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting karena beras masih

digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia terutama

asia sampai sekarang.

Page 32: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

18

2. Gabah merupakan hasil dari tanaman padi yang sudah dapat di jual dan

memberikan harga bagi petani.

3. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain

untuk diambil buat petani yang tergabung dalam gapoktan

4. Gapoktan adalah gabungan kelompok tani yang menghimpun petani padi

5. Peran gapoktan yaitu membantu petani menstabilkan harga

a. Lembaga sentral yaitu berfungsi merekap daftar permintaaan benih dan nama

anggota demikian pula dengan pencairan anggaran subsidi benih dengan

penerima voucher dari dinas pertanian setempat.

b. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi perseorangan yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya dan

budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan.

c. Usaha ekonomi pedesaan adalah usaha yang telah ada yang dikelola oleh

pemerintah Desa atau masyarakat yang berasal dari program pemerintah.

6. Upaya Gapoktan yaitu upaya yang dilakukan oleh Gapoktan untuk menstabilkan

harga.

Page 33: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

19

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Secara wilayah, Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba berada pada

kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng -

Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.Kecamatan kajang Kabupaten

Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan,

terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah

ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar

153 Km.

a. Batas Wilayah

Secara geografis Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba terletak pada

koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28”

Bujur Timur. Batas-batas wilayahnya adalah:

- Sebelah Utara: Kabupaten Sinjai

- Sebelah Selatan: Kabupaten Kepulauan Selayar

- Sebelah Timur: Teluk Bone

- Sebelah Barat: Kabupaten Bantaeng.

Page 34: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

20

b. Topografi

Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas

permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu: Kecamatan Gantarang,

Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan

Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Daerah bergelombang dengan

ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari

Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan

Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan

Kecamatan Rilau Ale. Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai

dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut

meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan

Rilau Ale.

c. Klimatologi

Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C –

27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan

tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe iklim diukur

menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten

Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah.

Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober –

Maret dan musim rendengan antara April - September. Terdapat 8 buah stasiun penakar

hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng,

Page 35: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

21

stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari,

stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang.

Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur

sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian

selatan curah hujannya rendah.

- Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:

Curah hujan antara 800 - 1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu,

sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.

- Curah hujan antara 1000 - 1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian

Ujung Loe dan sebagian Bontotiro.

- Curah hujan antara 1500 - 2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang,

sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa,

sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.

- Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan

Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.

Salah satu komponen lingkungan yang merupakan faktor penentu keberhasilan

suatu budiyada tanaman adalah iklim/cuaca. Interaksi antara iklim/cuaca sebagai faktor

lingkungan dengan faktor genetik tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

dengan faktor genetik tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas

tanaman. Faktor genetik berkaitan dengan karakteristik yang biasanya bersifat khas

pada tanaman, seperti kondisi batang, bentuk bunga, bentuk daun dan sebagainya.

Page 36: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

22

Iklim perlu mendapat perhatian yang lebih serius mengingat pengaruhnya

terhadap hampir semua aspek pertanian, sehingga sangat berperan terhadap

perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, terlebih lagi pada kondisi

terjadinya perubahan iklim atau kejadian iklim ekstrim. Kejadian perubahan iklim

sebagaimana diproyeksikan oleh model-model iklim mempunyai potensi secara

signifikan mengubah kondisi produksi. IPCC (2007) menjelaskan bahwa curah hujan

rata-rata global meningkat 2% dalam 100 tahun terakhir. Hal ini menegaskan bahwa

perubahan iklim mungkin terjadi.

Terjadinya iklim ekstrim berdampak cukup besar terhadap tanaman semusim,

terutama tanaman pangan. Salah satu unsur iklim yang dapat digunakan sebagai

indikator dalam kaitannya dengan tanaman adalah curah hujan. Mengingat curah hujan

merupakan unsur iklim yang fluktuasinya tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi

tanaman cukup signifikan. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting

dalam menentukan hasil (Anwar et al : 2015), terlebih apabila ditambah dengan

peningkatan suhu, peningkatan suhu yang besar dapat menurunkan hasil. Peningkatan

curah hujan di suatu daerah berpotensi menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi

penurunan dari kondisi normalnya akan berpotensi terjadinya kekeringan. Kedua hal

tersebut tentu akan berdampak menurunkan produksi, hingga kegagalan panen

4.2. Keadaan Pertanian Dan Luas Lahan

Page 37: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

23

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi unggulan yang memberikan

konstribusi paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Bulukumba. Hal ini

didukung dengan sumberdaya lahan yang luas, iklim yang sesuai dan keanekaragaman

genetika sumberdaya hayati yang besar. Luas potensi pertanian yang tediri dari lahan

sawah dan bukan sawah Tahun 2017 yakni 104.321 Ha.

- Mata Pencaharian Masyarakat

Sebagaimana lazimnya masyarakat agraris, masyarakat di Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba bermata pencaharian disektor pertanian tanaman pangan,

perkebunan serta peternakan. Komoditi yang dikembangkan oleh masyarakat adalah

Jagung dan Padi.

Luas lahan sawah yang dikelola oleh masyarakat terdiri atas 2 klasifikasi yakni

sawah non pengairan dan sawah tadah hujan dengan luas masing-masing 45,68 ha dan

61 ha. Selain itu terdapat lahan kering atau kebun seluas 154,32 ha, perkebunan 100 ha

serta hutan rakyat seluas 100 ha. Selengkapnya tersaji pada tabel berikut:

Tabel 1 : Luas Penggunaan Lahan Kebun, Sawah dan Hutan di Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba

Page 38: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

24

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Lahan Sawah 106.68

2 Lahan Kering 418.32

3 Sawah Non Pengairan 45.68

4 Sawah Tadah Hujan 61.00

5 Tegal/Kebun 154.32

6 Perkebunan 100.00

7 Hutan Rakyat 100.00

Sumber : kantor kecamatan kajang (2019)

Dari luas lahan sawah tersebut di atas menurut jenis irigasi atau pengairannya,

terdiri dari : lahan sawah Irigasi seluas 106.68 Hektar ,total lahan sawah menurut

irigasi, kemudian penggunaan lahan kering sebesar 418.32 hektar selanjutnya sawah

non pengairan seluas 45.68 hektar. Sawah tadah hujan seluas 61.00 hektar dan

penggunaan lahan untuk tegal/kebun seluas 154.32 hektar dan yang terakhir

perkebunan dan hutan rakyat seluas 100.00 hektar. Mayoritas lahan sawah di

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba mampu berproduksi 2 kali dalam setahun.

- Potensi Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang sangat potensial yakni tanaman padi dan merupakan

bahan pangan utama masyarakat disamping padi, terdapat pula tanaman bahan pangan

lainnya seperti Jagung yang merupakan tanaman sela atau tanaman antara yang

ditanam oleh petani setelah sekali/dua kali panen tanaman padi, khususnya di lokasi

Page 39: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

25

lahan persawahan sedangkan pada lokasi lahan non persawahan tanaman tersebut

diantaranya merupakan tanaman utama.

4.3. Keadaan Penduduk

4.3.1. Jenis kelamin dan umur

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk

berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara

jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Adanya

ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (rasio jenis kelamin)

dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan

penduduk. Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :.

a. Pola mortalitas (kematian) antara laki-laki dan perempuan, jika kematian laki-laki

lebih besar daripada angka kematian perempuan, maka rasio jenis kelamin akan

makin kecil.

b. Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan, jika suatu daerah banyak

penduduk perempuan yang bermigrasi keluar daerah, maka rasio jenis kelaminnya

akan besar, demikian sebaliknya jika banyak penduduk laki-laki yang bermigrasi

keluar, maka rasio jenis kelamin juga akan rendah.

Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi

penduduk menuntut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaiut :

Page 40: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

26

a. Usia belum produktif (kelompok umur <14 tahun)

b. Usia produktif (kelompok umur antara 15-64 tahun)

c. Usia tidak produktif (kelompok umur >64 tahun)

Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban

tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka

ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang

menunjukkan perbandingan antara penduduk usia nonproduktif dengan penduduk usia

produktif.

4.3.2. Pola Penggunaan Lahan

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia. Seperti

untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah

rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.

Sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,

tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya

terhadap penggunaan lahan.

Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena

adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut

dengan lingkungannya.

Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus

berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi,

Page 41: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

27

pengolahan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak

mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga

kelestariannya semakin terancam,. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas

tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan

yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin

berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan

kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktifitas

kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas

daya dukung yang menurun. Untuk itu perlu pengolahan lahan yang efektif, efisien dan

optimal sehingga kelestarian lahan juga dapat terjaga dan kebutuhan manusia akan

lahan dapat tercukupi.

4.4. Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan sarana dan prasarana merupakan acuan bagi para penyelenggara

penyuluhan pertanian baik di Pusat, Kabupaten maupun di Kecamatan. Pedoman ini

masih bersifat umum, Kecamatan dapat mengembangkan sesuai dengan kondisi

daerahnya masing-masing untuk dapat digunakan dalam penyelenggaraan penyuluhan

pertanian yang produktif, efisien dan efektif khususnya pada petani kakao di

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba sehingga dapat tercapai tujuan penyuluhan

pertania. Salah satu faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat peran

kelembagaan gapoktan di kecamatan kajang.

Page 42: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

28

Adapun saranana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba yaitu sebagai berikut :

- Koperasi

- Koperasi sangat berguna di kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba karna

memudahkan petani untuk melakukan simpan pinjam dan berbagai macam

kebutuhan lainnya.

- Jalan

Jalan adalah penghubung suatu daerah ke daerah lain. Jalan sangat berguna untuk

para petani dan masyarakat setempat karna memudahkan perjalanan dari satu

tempat ketempat lain.

- masjid

Masjid adalah tempat beribadah bagi umat islam.Mayoritas masyarakat kecamatan

Kajang adalah penganut muslim.

- Jembatan

Jembatan adalah penghubung jalan dari satu daerah ke daerah lain. Dengan adanya

jembatan maka para masyarakat mudah mengakses daerah untuk dan kota.

- Sekolah

Sekolah adalah tempat menempuh pendidikan. Di kecamatan Kajang sekolah

mulai dari SD hingga SMA

- Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar sangat berguna di

kecamatan kajang karna akses untu ke kota sangat jauh.

Page 43: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Responden penelitian ini adalah para petani di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba yang berjumlah 24 orang petani. Untuk mendaptkan gambaran secara lebih

Page 44: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

30

jelas mengenai responden, berikut deskripsi identitas responden menurut umur

responden, pendidikan responden, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan

keluarga.

5.1.1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi efisiensi belajar,

kerena akan berpengaruh tehadap minatnya pada macam pekerjaan tertentu sehingga

umur seseorang juga akan berpengaruh terhadap motivasinya untuk belajar.

Bertambahnya umur seseorang akan menumpuk pengalaman-pengalamannya yang

merupakan sumberdaya yang sangat berguna bagi kesiapannya untuk belajar lebih

lanjut (Mardikanto : 2009).

Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena dikaitkan langsung

dengan kekuatan fisik dan mental sehingga berhubungan erat dengan pengambilan

keputusan dimana, umur petani adalah usia petani pada saat dilakukannya penelitian

yang dinyatakan dalam tahun. Umur berkaitan dengan kekuatan fisik, semangat dan

pengalaman. Umur responden dapan dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2 : Responden Berdasarkan Umur

No Umur Responden(jiwa) Persentase (%)

1

2

3

4

30 – 40

41 – 50

51 – 60

61 – 70

4

7

8

5

16.7

29.2

33.3

20.8

Jumlah 24 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Page 45: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

31

Berdasarkan tabel 2 di atas umur 30-40 tahun sebanyak 4 orang dengan

persentase sebesar 16,7 %, dimana umur petani yang masih kuat bekerja dan cekatan

dalam bertani. Selanjutnya umur 41-50 sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar

29,2 % dengan umur yang demikian sudah termasuk petani yang berpengalaman dan

telah mengetahui banyak tentang masalah daalam pertanian. Selanjutnya umur 51-60

tahun sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 33.3 % dimana umuer petani yang

sudah masuk paruh bayah, para petani ini sudah tidak terlalu aktif dan kuat dalam

bertani. Selanjutnya umur 61-70 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar

20,8 %. umur tersebut sudah memasuki tahap umur tua dimana petani tersebut sudah

memiliki pengalaman yang banyak serta memiliki pengetahuan yang cukup baiak

tentang bagaimna cara merawat tanaman padi yang baik agar mampu mendapatkan

hasil produksi sesuai yang diharapkan.

Hal ini penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian berdasarkan umur bahwa

responden yang berumur muda relatif cenderung mempunyai kemampuan yang lebih

baik dibandingkan dengan responden yang berumur tua, tetapi dalam penelitian ini

tidak keseluruhan petani muda yang cepat tangkap melainkan ada juga beberapa petani

yang berumur tua memiliki pemahaman yang lebih bagus karena memiliki pengalaman

bertani yang cukup lama.

5.1.2. Pendidikan responden

Menurut (Notoatmojo : 2003) menyatakan bahwa pendidikan merupakan

upaya untuk menjadikan sumber daya manusia yang lebih baik, terutama untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan berkaitan

Page 46: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

32

dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau

organisasi sehingga cara pekerjaannya pada kemampuan psikomotor menjadi baik.

Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses

memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan professional individu. Melalui

pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan

mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah

yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.

Pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang diperoleh dari bangku sekolah

yang telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh

responden dapat diliat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 : Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Terakhir Jumlah ( jiwa ) Persentase ( % )

1

2

3

4

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

3

5

6

9

12.5

20.8

25.0

37.5

Page 47: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

33

5 S1 1 4.2

Jumlah 24 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Pada tabel 3 di atas dapat di lihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah

SMA dengan jumlah 9 orang dengan persentase sebesar 37,5 % dapat di simpulkan

bahwa tingkat kesadaran untuk bersekolah cukup baik di kalangan masyarakat. Di

samping bertani mereka juga bersekilah untuk memperoleh ilmu. Selanjutnya yaitu

SMP dengan tingkat pendidikan yaitu 6 orang dengan persentase sebesar 25.0 %. dari

data ini disimpulkan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan telah ada dalam

lingkungan masyarakat setempat., sementara yang menempuh pendidikan samapai S1

sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 4,2 %. Hal ini menyatakan bahwa

pendidikan sangat berperan penting dalam pertanian dimana pendidikan merupakan

salah satu faktor yang menunjang dalam keberhasilan usaha dan penyerapan teknologi

oleh para petani yang didapat dari hasil penyuluhan. kemudian yang tidak sekolah

berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 12,5 %. Hal ini dapat mengakibatkan

daya serap para petani terhadap perkembangan teknologi dari penilaian tentang suatu

hal menjadi lambat. Disinilah peran kinerja peyuluh pertanian sangat di butuhkan bagi

para petani. Dari hasil penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dimana

tingkat pendidikan baik bagi petani untuk mampu memberikan persepsi baik buruknya

Page 48: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

34

sesuatu yang terjadi di sekitarnya, serta petani yang telah mengenyam pendidikan

diharapkan juga dapat membantu rekan mereka yang tidak pernah sama sekali

mengenyam pendidikan meskipun jumlahnya relatif kecil.

5.1.3. Pengalaman Berusaha Tani

Menurut (Padmowiharjo : 1994) pengalaman adalah suatu kepemilikan

pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan,

sehingga seseorang akan berusaha menghubungkan hal yang dipelajari dengan

pengalaman yang dimiliki dalam proses ajar. Pengalaman baik yang menyenangkan

maupun yang mengecewakan, akan berpengaruh pada proses belajar seseorang.

Seseorang yang pernah mengalami keberhasilan dalam proses belajar, maka dia akan

memiliki perasaan optimis akan keberhasilan dimasa mendatang. Sebaliknya seseorang

yang pernah mengalami pengalaman mengecewakan, maka dia telah memiliki

perasaan pesimis untuk dapat berhasil. Pengalaman seorang bertambah seiring dengan

bertambahnya usia. Pengalaman seseorang dapat diukur secara kuantitatis berdasarkan

jumlah tahun seseorang bekerja dalam bidang yang dijalani.

Pengalaman bertani responden yaitu lamanya bertani responden dalam

melakukan usahatani. Pengalaman responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 : Pengalaman Berusahatani

No Pengalaman ( Tahun ) Jumlah ( Jiwa ) Persentase ( % )

1

2

3

15 - 20

21 - 25

26 - 30

4

4

9

16.7

16.7

37.5

Page 49: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

35

4

31 - 35

7 29.1

Jumlah 24 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Pada tabel 4 diatas dapat di lihat bahwa pengalaman bertani responden yang

15-20 dan 21-25 sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 16.7 %. Hal ini

menunjukkan bahwa responden mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam

bertani, sehingga dari pengalaman tersebut mereka mampu memperoleh ilmu yang

tidak di dapat di sekolah. Selanjutnya pengalaman bertani responden 26-30 sebanyak

9 orang dengan persentase sebesar 37, 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama

usaha tani itu di jalankan maka akan banyak pula pengalaman yang di

dapatkan.Selanjutnya pengalaman bertani responden 31-35 sebanyak 7 orang dengan

persentase sebesar 29.1 %. Dapat di simpulkan bahwa semakin menuanya usia maka

petani mempunyai pengalaman yang cukup luas dan bagus. Para petani yang sudah

paruh baya mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup baik sehingga

mampu mengolah dan merawat tanaman dengan baik dan benar.

Dengan demikisn penulis menyimpulkan bahwa pengalaman adalah landasan

utama dalam mengolah tanaman bagi para petani. kaarna tapa adanya pengalaman dan

pengetahuan maka petani akan kesulitan dalam bertani.

5.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Page 50: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

36

Tanggungan responden adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi

tanggungan responden dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Jumlah anggota

keluarga tanggungan responden dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5 : Jumlah Keluarga Responden

No Tanggungan (jiwa) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2

1-4 5-6

16 8

66.67 33.33

Jumlah 24 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga responden

yang 1-4 sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 66.67 % dan 5-6 dan jumlah

tanggungan keluarga 5-6 sebanyak 8 orang dengan persentasse sebesar 33.33 %. Hal

ini menunjukkan bahwa tanggungan responden tergolong tinggi dimana Jumlah

anggota keluarga mempengaruhi tingkat pengeluaran dari petani , oleh karena itu jika

anggota keluarga dari petani semakin banyak maka kebutuhan akan biaya rumah

tangga akan semakin besar.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga

sangat mempengaruhi jumlah pendapatan responden. Karna semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga maka akan semakin banyak pula pengeluaran.

5.2. Peran Lembaga

Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang yang

menempati suatu posisi di dalam status sosial. Sedangkan lembaga yaitu instrument

yang mengatur hubungan antar invidu serta ketentuan yang mengatur masyarakat yang

Page 51: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

37

telah mendefinisikan bentuk aktivitas yang dapat dilakuykan oleh pihak tertentu

terhadap pihak lainnya, hak istimewa yang telah di berikan serta tanggung jawab yang

harus di lakukan. Berdasarkan teori peran lembaga sosial, dapat disimpulkan bahwa

yang di maksud dengan peran lembaga adalah aktivitas yang dilakukan berdasarkan

status masing-masing yang dimiliki seseorang individu atau kelompok, dalam suatu

sistem hubungan sosial yang terorganisir atau terartur yang memperlihatkan adanya

nilai-nilai peraturan, peran, dan cara-cara berhubungan satu sama lain yang di atur

bersama guna memenuhi kebutuhan manusia dalam suatu masyarakat tertentu, yang

tujuannya untuk bisa melakukan kontrol terhadap setiap anggota. (suyanto : 2010)

5.2.1. Peran Lembaga Sebagai Lembaga Sentral

Peran lembaga sebagai lembaga sentral yaitu lembaga yang menjadi lembaga

gerbang penghubung antara petani 1 desa dengan lembaga diluarnya. Lembaga sentral

di anggap sebagai lembaga usaha ekonomi pedesaan sehingga dapat menerima dana

penguat modal yaitu dana pinjaman yang dapat di gunakan untuk membeli gabah petani

pada saat panen raya sehingga harga gabah tidak terlalu jatuh.

Peran lembaga sebagai lembaga sentral dapat dilihat melalui tabel 6 berikut.

Tabel 6 : lembaga sentral

Page 52: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

38

No. Uraian Nilai Kategori

1.

2.

3.

4.

Bantuan gapoktan dalam

memperoleh bibit

Bantuan gapoktan dalam

memperoleh subsidi pupuk

Bantuan gapoktan dalam

memperoleh peralatan

Bantuan gapoktan dalam

memasarkan gabah

2.63

2.4

2.2

1.75

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Jumlah 8.98

Rata- rata 2.24 sedang

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Dari tabel 6 diatas dapat di lihat bahwa dari nomor 1 dengan uraian yang

menyebutkan bantuan gapoktan dalam memperoleh bibit mendapatkan nilai 2.63 dan

masuk kategori tinggi, ini jelas bahwa gapoktan benar- benar memberikan bantuan

berupa bibit untuk petani. selanjutnya yaitu nomor 2 dengan uraian bantuan gapoktan

dalam memperoleh pupuk mendapatkan nilai 2.4 dan masuk dalam kategori tinggi. Dan

dapat dilihat bahwa gapoktan pun memberikan bantuan subsidi pupuk untuk petani.

selanjutnya yaitu nomor 3 dengan uraian bantuan gapoktan dalam memperoleh

peralatan mendapatkan nilai 2.2 dan masuk dalam kategori sedang, hal ini yang

membuat petani kurang mendapatkan pengalaman di bidang teknologi karna hanya

memakai alat yang seadanya dan masih bersifat manual. Dan yang terakhirr adalah

nomor 4 dengan uraian bantuan gapoktan dalam memasarkan gabah mendapatkan nilai

1.75 dan masuk dalam kategori sedang. Di kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

para petani tidak menjual gabah nya saat selesai panen, mereka hanya menyimpan dan

Page 53: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

39

menjadikan sebagai modal saat ada yang merayakan pesta ataupun perkawianan. Jadi

dapat di lihat bahwa gapoktan kurang berperan dalam memasarkan gabah para petani

karna petani itu sendiri yang tidak ingin menjualnya. (Sunarminto : 2010)

5.2.2. Peran Lembaga Sebagai Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya Pangan bagi masyarakat

sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta

produktif secara berkelanjutan. Pada dasarnya pangan menyangkut hajat hidup

masyarakat, baik produsen (petani) maupun konsumen sehingga masyarakat

mempunyai hak untuk menentukan sistem ketahanan pangannya secara mandiri.

Ketahanan pada dasarnya berakar pada terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cuckup serta terjangkau.

Peran lembaga ketahanan pangan mengingatkan bahwa kebutuhan akan pangan

selalu meningkat bersamaan dengan pertumbuhan pendududk sepanjang waktu maka

penyelenggara yang bersangkutan bersama-sama masyarakat perlu menentukan

kebijakan pangannya secara mandiri dan berkelanjutan. Secara prinsip dapat di

kemukakan bahwa kemandirian pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan tanpa

adanya ketergantungan pada pihak luar atau berbasis sumber daya lokal dan

memp[unyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi. Peran

lembgaa ssebagai ketahanan pangan mengingatkan bahwa kebutuhan akan pangan

selalu meningkat bersamaan dengan pertumbuhan penduduk sepanjang waktu maka

penyelenggara Negara bersama sama masyarakat perlu menentukan kebijakan

Page 54: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

40

pangannya secara mandiri dan berkelanjutan. Secara prinsip dapat di kemukakan

bahwa kemandirian pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan tanpa adanya

ketergantungan pada pihak luar atau berbasisi sumber daya lokal dan mempunyai daya

tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi.

Adapun uraian ketahanan pangan di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7 : Ketahanan Pangan

No. Uraian Nilai Kategori

1.

2.

Bantuan gapoktan dalam

peningkatan produksi gabah

Bantuan gapoktan dalam

peningkatan mutu gabah

2.46

2.29

Tinggi

Sedang

Jumlah 4.75

Rata- rata 2.37 Tinggi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nomor 1 dengan uraian bantuan gapoktan

dalam meningkatkan produksi gabah mendapatkan nilai 2.46 dan masuk dalam

kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa gapoktan berperan penting dalam

peningkatan produksi gabah dan mendapatkan kepercayaan dari petani. dan nomor 2

dengan uraian bantuan gapoktan dalam peningkatan mutu gabah mendapatkan nilai

2.29 dan masuk dalam kategori sedang. Dan untuk nomor 2 dapat di ketahui bahwa

upaya gapoktan dalam meningkatkan mutu gabah cukup baik tapi belum memuaskan

para petani.

5.2.3. Peran lembaga Sebagai Usaha Ekonomi Pedesaan

Page 55: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

41

Usaha ekonomi pedesaan merupakan aktivitas manusia yang berhubungan

dengan distribusi, produksi maupun konsumsi terhadap barang dan jasa namun seiring

perkembangan zaman aktivitas berhubungan dengan ekonomi sudah mermbah area

pedesaan sehingga pada era modern muncul istilah baru yang di sebut dengan ekonomi

pedesaan. Berbagai macam kegiatan mengandung unsur ekonomi yang dapat menjadi

tumpuan bagi perputaran perekonomian di sebuah desa. Artinya kegiatan yang di

maksud tidak hanya sebatas pada profesi petani dimana pernyataa ini di anggap sesuai

dengan gambaran kondisi pedesaan saat ini. Ekonomi desa adalah sebuah sistem

berlandaskan pada aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, dengan

tujuan untuk meningkatkan perekonomian di sebuah desa.

Dalam memacu perekonomian suatu daerah atau wilayah di samping potensi

sumber daya alam dan sumber daya manusia sangat di perlukan pola keberdaan

ekonomi pedesaan yang mampu meggerakkan roda perekonomian. Ekonomi pedesaan

yang tidak memadai sangat sulit untuk mengembangkan daerah yang bersangkutan

karena peran serta yang dimiliki oleh sarana dan prasarana maka perlu aktifitas

ekonomi yang terjadi pada suatu daerah di masa sekarang maupun di masa yang aka

datang. Pada prinsipnya ekonomi pedesaan sangat berpengaruh dilingkungan

bermasyarakat.

Adapun uraian usaha ekonomi pedesaan di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba dapat di lihat pada tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8 : Usaha Ekonomi Pedesaan

Page 56: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

42

No. Uraian Nilai Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Bantuan gapoktan menentukan harga di

pemasaran

kerja sama gapoktan dengan koperasi

dalam menstabilkan harga

Bantuan Gapoktan dalam menstabilkan

harga gabah

Kerja sama gapoktan dengan pemerintah

dalam menstabilkan harga

Gapoktan membeli gabah ketika harga

menurun

Bantuan gapoktan menjual kepasar

Bantuan gapoktan memasarkan gabah ke

bulog

Bantuan gapoktan menjual gabah ke toko

tani

Bantuan gapoktan dlam penjualan serta

memberlakukan sortasi

Bantuan gapoktan dalam melakukan

pengemasan

2.13

2.13

2.04

1.79

1.54

1.38

1.63

1.75

1.38

1.17

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Rendah

Rendah

Sedang

Rendah

Rendah

Jumlah 16.94

Rata- rata 1.70 Sedang

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa nomor 1 dengan uraian bantuan gapoktan

menentkan harga pasaran mendapatkan nilai 2.13 dan masuk dalam kategori sedang.

Selanjutnya yaitu nomor 2 dengan uraian kerja sama gapoktan dengan koperasi dalam

menstabilkan harga mendapatkan nilai 2.13 dan masuk dalam kategori sedang,

selanjutnya nomor 3 yaitu dengan uraian bantuan gapoktan dalam menstabilkan harga

gabah mendapat nilai 2.04 dan masik dalam kategori sedang. Kemudian di nomor 4

dengan uraian kerja sama gapoktan dengan pemerintah dalam menstabilkan harga

Page 57: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

43

mendapat nilai 1.79 dan masuk dalam kategori sedang. Untuk nomor 5 dengan uraian

gapoktan membeli gabah ketika harga menurun mendapatkan nilai 1.54 dan masuk

dalam kategori rendah. Selanjutnya nomor 6 dengan uraian bantuan gapoktan menjual

ke pasar mendapatkan nilai 1.38 dan masuk dalam kategori rendah. Kemudian di nomor

7 dengan uraian bantuan gapoktan memasarkan gabah ke bulog mendapatkan nilai 1.63

dan masuk dalam kategori rendah. Kemudian nomor 8 dengan uraian bantuan gapoktan

menjual gabah ke toko tani mendapatkan nilai 1.75 dan masuk dalam kategori sedang,

kemudian nomor 9 dengan uraian bantuan gapoktan dalam penjualan serta

memberlakukan sortasi mendapatkan nilai 1.38 dan masuk dalam kategori rendah. Dan

yang terakhir yaitu nomor 10 dengan uraian bantuan gapoktan dalam melakukan

pengemasan mendapatkan nilai 1.17 dan masuk dalam kategori rendah.

Untuk tabel di atas dapat di simpulkan bahwa gapoktan belum melakukan tugas

dengan maksimal, karna belum mendapatka kepercayaan dari petani untuk mengolah

gabah para petani tersebut. Hal ini terjadi karna di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba mayoritas penduduknya apabila panen tiba para petani tidak hanya

menyimpan hasil panennya dan tidak menjual ke pasar, hasil panen tersebut di simpan

di rumah ataupun di gudang dan di olah menjadi menjadi beras saat di butuhkan atau

di jadikan sebagai amplop saat mengadakan pesta atau acara adat.

5.3. Upaya Gapoktan Dalam Stabilisasi Harga

Dalam hal ini upaya gapoktan dalam stabilisasi harga di Kecamatan Kajang

Kabupaten bulukumba dimana harga gabah di tentukan oleh adanya permintaan dan

Page 58: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

44

penawaran namun harga ini tidak mencerminkan harga yang sesungguhnya. Petani

tidak dapat memaksimalkan keuntungan dari produksi padinya karna tergantung dari

sikluas alam. Permintaan cenderung tetap karna konsumsi beras tidak begitu berubah

dalam 1 tahun, sedangkan penawaran tinggi apabila kondisi alam mendukung untuk itu

pada saat penawaran tinggi, sedangkan permintaan tetap maka harga akan mengalami

penurunan. Harga seringkali lebih banyak di tentukan oleh pedagang, dan petani tidak

mempunyai daya tawar apabila gapoktan tidak melakukan kebijakan kepada

masyarakat maka kesejahteraan petani sebagai produsen tidak akan terjamin.

Kebijakan masyarakat di perlukan untuk mengatasi harga gabah akibat terjadinya

kegagalan pasar. Kebijakan harga gabah di tingkat produsen relevan untuk melalukan

permintaan :

1. Beras mempunyai tingkat sensivitas politik, ekonomi dan kerawanan sosial yang

tinggi.

2. Tingkat harga yang terjadi di pasar tidak menggambarkan efisiensi. Informasi harga

tidak dapat segera di respon oleh petani karna gabah hanya dapat di produksi bila

sesuai dengan iklim, musim, serta jenis tanah.

3. Konsumsi penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras, namun gabah hanya di

produksi di wilayah-wilayah tertentu.

4. Gabah di produksi oleh petani yang rata-rata hanya mempunyai kepemilikan lahan

yang kurang dari 0,5 Ha.

Permasalahan harga gabah turun secara drastis pada saat panen raya, sampai

saat ini masih merupakan dilema klasik sektor. Bahkan tidak jarang harga gabah petani

Page 59: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

45

turun dan berada di bawah harga dasar gabah. Manfaat harga dasar yang diharapkan

oleh petani adalah harga yang mampu melindungi petani dari melimpahnya produksi

padi pada saat panen raya, bukan jaminan harga sepanjang tahun. Dengan kata lain,

menilai keberhasilan operasi harga dasar berpijak pada kemampuan harga dasar

menjamin harga sepanjang tahun kuranglah tepat. Salah satu faktor penting yang sering

disebut-sebut dalam pembahasan di berbagai pustaka; seminar mengapa petani

menerima harga komoditas pertanian yang rendah, adalah rendahnya kekuatan tawar-

menawar petani. (Sudaryanto dan Syafa’at : 2002). Menurut hasil wawancara dengan

responden di kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yang tergabung dalam

gapoktan bonto Biraeng mengatakan bahwa peran gapoktan membantu para petani

dalam stabilisasi harga masih kurang, karna petani itu sendiri lebih memilih

menyimpan dan bahkan menjual sendiri beras atau gabah kepada pedagang. Gapoktan

lebih banyak berperan dalam menyediakan sarana produksi seperti pupuk, bibit, dan

peralatan lainnya.

Gapoktan mengemukakan bahwa salah satu permasalahan utama yang sering

dihadapi para petani produsen khususnya petani padi sampai saat ini adalah rendahnya

tingkat harga penjualan gabah terutama pada saat puncak musim panen karena

lingkungan dan cuaca yang biasanya bersamaan dengan musim hujan. Penyebab lain

rendahnya harga gabah diantaranya adalah kecilnya skala usahatani padi dengan rata-

rata kurang dari 0,3 hektar, terbatasnya sarana dan prasarana produksi dan pascapanen,

desakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi sehingga tidak jarang berakibat kepada

rendahnya kekuatan tawar petani yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak lain. Petani

Page 60: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

46

jarang dapat menjual gabahnya sampai menunggu harga yang tinggi. Kelembagaan

Petani ditumbuh kembangkan untuk memenuhi kelayakan usaha skala ekonomi dan

efisiensi usaha, sehingga berfungsi sebagai unit usaha penyedia sarana dan prasarana

produksi, unit Usahatani/produksi, unit usaha pengolahan, dan unit usaha pemasaran.

Pada tahap pengembangannya, Gapoktan dapat memberikan pelayanan informasi,

teknologi, dan permodalan kepada anggotanya serta menjalin kerjasama melalui

kemitraan usaha dengan pihak lain.

Adapun fungsi upaya gapoktan dalam menstabilkan harga yaitu sebagai berikut ;

a. Membantu para petani dalam meningkatkan produksi gabah.

b. Membantu para petani dalam menentukakan harga gabah dalam proses pemasaran.

c. Membantu para petani dan bekerja sama dengan lembaga lain (koperasi) dalam

menstabilkan harga gabah.

d. Membantu para petani memasarkan gabah ke buloq

e. Gapoktan bekerja sama dengan pemerintah (dinas pertanian dan perdagangan)

dalam stabilisasi harga gabah

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden AS (53) mengatakan bahwa :

“ petani memproduksi padi kemudian di olah menjadi gabah lalu di pasarkan

memalaui pedagang pengumpul, sehingga pada saat panen raya harga turun drastis.

Gapoktan belum mampu membantu petani dalam memasarkan ke koperasi

terutama ke BULOQ sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah”

Page 61: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

47

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Peran Lembaga

Page 62: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

48

a. Peran lembaga sebagai lembaga Sentral berada pada kategori sedang dengan

nilai 2,24. Hal ini di sebabkan karena gapoktan telah berfungsi sebagai lembaga yang

mensuplai kebutuhan petani ( pupuk, dan lain-lain).

b. Peran lembaga sebagai Ketahanan pangan berada pada kategori tinggi dengan

nilai 2.30. Hal ini di sebabkan karena gapoktan berperan aktif dalam peningkatan

produksi dan mutu gabah.

c. Peran gapoktan sebagai Usaha Ekonomi Pedesaan berada pada kategori sedang

dengan nilai 1,70. Hal ini di sebabkan karena gapoktan belum berperan dalam proses

stabilisasi harga, petani masih mengandalkan pedagang dalam proses pemasaran dan

harga menjadi turun pada saat panen raya.

2. Upaya Gapoktan

Dalam hal ini upaya gapoktan dalam stabilisasi harga di Kecamatan Kajang Kabupaten

bulukumba dimana harga gabah di tentukan oleh adanya permintaan dan penawaran

sementara gapoktan belum menjadi perpanjangan tanagn melalui buloq..

6.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Gapoktan harus meningkatkan perannya dalam menstabilkan harga dengan cara

membeli gabah dari petani dan menjual ke buloq..

Page 63: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

49

2. Pentingnya gapoktan meningkatkan pola kemitraan antara petani dan buloq serta

koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. Narbuco, C. 2008. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.

Jakarta : Rhineka Cipta.

Page 64: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

50

Amang, B dan Husein Sawit, 2001. Kebijakan Beras dan pangan nasional Pelajaran

dari Orde baru dan era Reformasi. IPB Press, Bogor.

Churchill. 2005. Metode penelitian. Jakarta. Bumi aksara.

Dirmansyah. 2004. Analisis tingkat pendapatan petani lahan kering di lokasi program

PINDRA (Kasus: di Desa Klepu, Kecamatan Donorejo an Desa Dersono,

Kecamtan Pringkulu, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur). Skripsi.

Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Emzir.2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hasbullah, dewi. 2011. Pemantapan Kelembagaan Pada Gapoktan. Dimuat di Tabloid

Sinar Tani 8 April 2009. BPTP Jawa Tengah.

Iskandar. 2008. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: pt rineka cipta.

Mulyani, S. 2007. Pasca panen padi. Yogyakarta: BPFF.

Najib, Rahwita. 2010. Studi perbandingan pendapatan dan efisiensi usahtani padi

program PTT dengan petani non-PTT (Kasus: Implementasi pengelolaan

tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) di kabupaten karawang). Skripsi.

Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian. IPB.

Bogor.

Nakan Beras dan pangan nasional Pelajaran dari Orde baru dan era Reformasi. IPB

Press, Bogor.

Natawidjaja,R,S2001. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya.

Depok

Pujiharto.2010. Defenisi Gabah. UI Press. Jakarta.

Pujiharto. 2010. Studi Sistem Tanam Jajar Legowo terhadap Peningkatan

Produktivitas Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami.Jurnal Penelitian

Pertanian Terapan Vol. 14 (2): 106-11

Page 65: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

51

Riyanto. 2008. Manajemen dan Produktivitas Padi Sawah. CAPS. Yogyakarta.

Setiana, Lucie. 2005. Ekonomi dan Penerapannya. Ghalia Indonesia. Bogor.

Sinungan. 2003. Produktivitas Padi dan Pembangunan Pertanian. UPNV. Surabaya.

Soetrino, Loekman. 2002. Prinsip Ekonomi dalam Proses Produksi. Kanisius.

Yogyakarta.

Soekartawi. 2001. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suparyonodan A. Setyono. 1993. Padi. Penebar Swasaya. Jakarta. 118 halaman.

Susilo, R. 2011. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta

:NuhaMedika.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Syahyuti. 2002. Penelitian kelembagaan dan organisasi pertanian: konsep,

metodologi, dan acuan kerja. Bp2tp.litbang.deptan.go.id.

Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan, Bogor.

Suradisastra, Kedi. 2006. Pemanfaatan Kelembagaan untuk Pembangunan Sektor

Pertanian Mendukung Otonomi Daerah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian, Bogor

Warsana. 2009. Pemantapan Kelembagaan Pada Gapoktan. Dimuat di Tabloid Sinar

Tani 8 April 2009. BPTP Jawa Tengah.

Wahyuni, 2009. Integrasi Kelembagaan di Tingkat Petani. Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.

Page 66: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

52

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 67: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

53

Lampiran 1

KUESIONER

PERAN KELEMBAGAAN GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI

HARGA GABAH DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN

BULUKUMBA

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :…………

2. Umur :…………(Tahun)

3. Jenis Kelamin :…………(Laki-laki/Perempuan)

4. Pendidikan terakhir :………..

5. Jumlah Tanggungan Keluarga :…………(Orang)

6. Pengalaman Berusaha tani :…………(Bulan/Tahun)

7. Berapa lama masuk di Gapoktan :……………(Bulan/Tahun)

II. PERAN GAPOKTAN

1. Lembaga Sentral

1. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dalam memperoleh bibit

tanaman padi?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

Page 68: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

54

2. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dalam memperoleh subsidi

pupuk?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang(2)

c. Tidak pernah (1)

3. Apakah Bapak/IBu di bantu oleh Gapoktan dalam memperoleh peralatan?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

4. Apakah Bapak/IBu di bantu oleh Gapoktan dalam memasarkan gabah?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

2. Ketahanan Pangan

1. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dalam upaya peningkatan

produksi gabah?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

Page 69: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

55

2. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dalam peningkatan mjutu

gabah?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

3. Usaha Ekonomi Pedesaaan

1. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dalam menentukan harga gabah

dalam proses pemasaran?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

2. Apakah Gapoktan bekerja sama dengan lembaga lain (koperasi) dalam

menstabilkan harga gabah?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

3. Apakah Bapak/Ibu di bantu oleh Gapoktan dan berperan dalam menstabilkan

harga gabah?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

Page 70: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

56

4. Apakah Gapoktan bekerjasama dengan pemerintah (Dinas Pertanian dan

Perdagangan) dalam stabilisasi harga?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

5. Apakah Gapoktan membeli gabah dari petani ketika harga menurun/

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

6. Apakah Gapoktan membantu Bapak/Ibu menjual ke pasar?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

7. Apakah Gapoktan membantu Bapak/Ibu memasarkan gabah ke Bulog?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

8. Apakah Gapoktan membantu Bapak/Ibu menjual gabah melalui Toko Tani

Indonesia?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

Page 71: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

57

9. Apakah Gapoktan membantu proses penjualan gabah dalam memberlakukan

sortasi?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

10. Apakah Gapoktan membantu proses penjualan gabah dalam memberlakukan

pengemasan?

a. Sering (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

III. UPAYA GAPOKTAN

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………..

Page 72: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

58

Lampiran 2: Peta Lokasi Penelitian

Page 73: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

59

Lampiran 7 : Dokumentasi

Gambar 2 : Ketua Gapoktan Desa Sangkala Kecamatan Kajang

Gambar 3 : Ketua Gapoktan Desa Bonto Biraeng

Page 74: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

60

Gambar 4 : Staff Kantor Kecamatn Kajang Kabupaten Bulukumba

Page 75: PERAN LEMBAGA GAPOKTAN TERHADAP STABILISASI HARGA …

61