33
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (HUTAN RAKYAT) MELALUAI PROGRAM KBR (KEBUN BIBIT RAKYAT) DI DESA SUKA MAKMUR KEC. GIRI MULYA KAB. BENGKULU UTARA (STUDI KASUS KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT TAHUN 2012 – 2013)

Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (HUTAN RAKYAT) MELALUAI PROGRAM KBR (KEBUN BIBIT RAKYAT) DI DESA SUKA MAKMUR KEC. GIRI MULYA KAB. BENGKULU UTARA (STUDI KASUS KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT TAHUN 2012 – 2013)21 02 2014    

Page 2: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

   2 Votes

Resi Ega Yani, S.Hut

ABSTRAK

RESI EGA YANI. Peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan (hutan rakyat) melaluai program KBR (Kebun Bibit Rakyat) di Desa Suka Makmur kec. Giri mulya kab. Bengkulu Utara (STUDI KASUS KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT TAHUN  2012 – 2013)

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi hutan yang mengalami degradasi. Kegiatan ini sangat strategis karena dengan menanami lahan-lahan yang tidak produktif akan mengembalikan fungsi dan produktifitas hutan, sehingga dapat memberikan manfaat baik langsung maupun

Page 3: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

tidak langsung kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya khususnya masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan hutan. Disamping itu, keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan juga dapat mengurangi tekanan terhadap hutan yang saat ini cenderung mengalami peningkatan.

           Salah satu strategi yang dikembangkan sebagai implementasi dari paradigma pembangunan kehutanan adalah pengembangan hutan rakyat. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembuatan tanaman hutan rakyat merupakan salah satu modal sosial yang bisa dikembangkan secara integratif dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, meningkatkan kehidupan di pedesaan lebih produktif, mampu mempertahankan nilai-nilai budaya yang baik, mendukung sistem penguasaan dan tata guna lahan yang jelas, meningkatkan pendapatan petani yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani. Partisipasi petani dalam pengelolaan hutan rakyat sangat diperlukan agar terjaga kelestarian fungsi

Page 4: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

dan kemampuan sumberdaya hutan dan ekosistemnya sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat  merupakan bentuk  keterlibatan masyarakat secara langsung dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Faktor-faktor yang diduga berhubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Kebun Bibit Rakyat  terdiri atas faktor ekologi, ekonomi dan soaial

Pembahasan ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Kebun Bibit Rakyat, 2) mengidentifikasi kompetensi Masyarakat  pengelola Kebun Bibit Rakyat, 3) menganalisis faktor-faktor  yang berhubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Kebun Bibit Rakyat, dan 4) menganalisis hubungan partisipasi masyarakat dengan keberhasilan kegiatan Kebun Bibit Rakyat di Desa Suka

Page 5: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

makmur  Kecamatan Giri mulya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.

Kata kunci : rehabilitasi, partisifasi masyarakat, hutan rakyat, kebun bibit rakyat, kesejahteraan masyarakat.

PENDAHULUAN

            Peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan berbasis masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat setempat secara partisipatif mulai aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengawasan dan evalusi dalam pelaksanaan pembangunan maupun pengelolaan hutan. Pemberdayaan dimaksud dapat dilakukan melalui upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya sehingga masyarakat sekitar hutan mampu mengelola hutan secara lestari dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha-usaha dalam menumbuh kembangkan keswadayaan dan kewirausahaan bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya, sehingga pada akhirnya akan tumbuh kelompok-kelompok masyarakat produktif

Page 6: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

mandiri berbasis pembangunan kehutanan (Fauzi, 2009)

Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR). KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna (MPTS) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS. Kebun Bibit Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan (Dephut, 2013).

Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu kecamatan lokasi kegiatan Pembuatan Kebun Bibit Rakyat, salah satunya adalah Desa Suka Makmur. Desa Suka Makmur dipandang sebagia salah satu Desa yang

Page 7: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

aktif didalam pelaksanaan program-progran kehutanan.

            Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat Desa Suka Makmur sangat berpengaruh dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Tingkat partsipasi tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa faktor yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Analisis hubungan ketiga faktor tersebut dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan KBR

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan Rakyat

Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuhdi atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50 %; (Dephut, 2007).  Menurut Awang (2001) dalam Fauzi (2009) menambahkan untuk kriteria hutan rakyat jumlah tanaman tahun pertama minimal 500 batang.

Page 8: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Pola Tanam yang biasa digunakan dalam pembuatan hutan tanaman hutan rakyat oleh masyarakat beragam di setiap daerahnya. Menurut Suharjito (2000) bahwa keberagaman pola tanam (struktur dan Komposisi jenis tanaman) hutan rakyat merupakan hasil kreasi budaya masyarakat. Secara umum penanaman dalam hutan rakyat diklasifikasikan pada 2 pola tanam yaitu murrni (monokultur) dan campuran (polyculture).

Berdasarkan pola pengembangannya, menurut Rahmawaty (2004) terdapat tiga pola pengembangan hutan rakyat yaitu :

1.      Pola Swadaya; hutan rakyat yang di bangun oleh kelompok atau perorangan dengan kemampuan modal  dan tenaga dari  kelompok atau perorangan sendiri.

2.      Pola Subsidi (model hutan rakyat); hutan rakyat yang dibangun melalui subsidi atau bantuan sebagian atau keseluruhan biaya pembangunnanya. Subsidi atau bantuan diberikan oleh pemerintahan atau dari pihak lain yang

Page 9: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

pedulu terhadap pembangunan hutan rakyat.

3.      Pola Kemitraan (Kredit Usaha hutan Rakyat); hutan rakyat dibangun atas kerjasama masyarakat dan perusahaaan swasta dengan insentif permodalan berupa kredit kepada rakyat dengan bunga ringan.

              Dalam kaitannya dengan pengelolaan hutan rakyat, Lahjie (2001) menyatakan bahwa cara silvikultur atau strategi pengelolaan hutan rakyat adalah suattu metode yang telah ditetapkan untuk memanipulasi pertumbuhan pohon agar dapat memenuhi tujuan penanamannya.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Rendahnya keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain ; (a). Metode pendekatan yang kurang tepat. Pendekatan pemecahan masalah selama ini baru pada faktor fisik dan tidak banyak memberikan perhatian pada faktor sosial ekonomi yang justru lebih berperan dalam perusakan hutan dan lahan,

Page 10: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

(b). system pengelolaan rehabilitasi hutan dan lahan yang selama ini dilakukan belum berorientasi pada keberhasilan tumbuh dilapangan dan belum diarahkakn pada satu tujuan tertentu. Oleh karena itu, kadang-kadang ditemui bahwa upaya itu secara fisik berhasil, tetapi tidak bermanfaat, baik untuk lingkungan maupun untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan. Masyarakat kemudian merusak atau menebang tanaman tersebut, dan (c). Partisipasi masyarakat rendah karena kurang dikembangkan dalam upaya-upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan.

Kebun Bibit Rakyat

Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di lahan kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif merupakan salah satu upaya pemulihan kondisi DAS yang kritis. Upaya tersebut memberikan hasil antara lain berupa kayu, getah, buah, daun, bunga, serat, pakan ternak, yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat (pro growth) sekaligus penyerapan tenaga kerja (pro job) dan

Page 11: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

mengurangi tingkat kemiskinan (pro poor) serta menurunkan emisi karbon (pro environment) (Dephut, 2013).

Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR). KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna (MPTS) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS.

Kebun Bibit Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan (Dephut, 2013)

Partisipasi

Kata ”partisipasi” berasal dari kata bahasa Belanda yaitu ”paticipate”, atau

Page 12: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

dalam bahasa Inggris ”participation”. Kata ”paticipate” berasal dari dua suku kata ”part” yang berarti bagian dan ”capere” yang berarti ikut serta. Dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif, yakni adanya suatu kegiatan aktivitas  (Musnadi, 2010). Dengan adanya perubahan paradigma pembangunan dari sentralistik menjadi desentralistik yang mengutamakan keterlibatan masyarrakat secara langsung dalam seluruh proses pembangunan, maka Partisipasi merupakan satu terminologi yang semakin sering diperbincangkan. (Fauzi, 2009). Menurut Sobri (1991) dalam Musnadi (2010) definisi partisipasi antara lainKeikutsertaan atas keterlibatan peserta, sesungguhnya merupakan keterlibatan mental dan persoalan, dengan kata lain bukan semata-mata keterlibatan jasmaniah, kesediaan memberikan sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok, ini berarti terdapat rasa senang atau kesukarelaan untuk membantu kelompok, seorang menjadi dengan segala nilainya dan Unsur tanggung jawab, unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa

Page 13: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

ingin diakui sebagai anggota artinya ada rasa saling memiliki.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Keith Davis seperti yang dikutip Khairuddin (1992) dalam Fauzi 2009) bahwa terdapat tiga hal pokok yang terkandung dalam pengertian partisipasi yaitu :Pertisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi, Partisipasi menghendaki adanya kontribusi terrhadap kepentingan atau tujuan kelompok, Partisipasi merupakan tanggung jawab terhadap kelompok.

Mubyarto (1981) dalam Dedy Binthora P. (2009) mengartikan partisipasi sebagai suatu kesediaan untuk membantu berhasilnya suatu program dan sesuai kemampuan setiap individu tanpa berarti mengorbankan kepentingannya sendiri.Ada empat macam partisipasi menururt Eaivi (1999) dalam Dedy Binthora P. (2009) yaitu  partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam memberi manfaat,

Page 14: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

danpartisipasi dalam penilaian evaluasi kegiatan

Dahuri et al. (2001) mengemukakan bahwa kriteria-kriteria pembangunan berkelanjutan secara umum  dapat dikelompokan ke dalam empat dimensi, yaitu ekologi, sosial ekonomi, sosial politik sertaa hukum dan kelembagaan.Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial dalam rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini pada akhirnya akan menciptakan pembangunan yang lebih berpusat pada rakyat (Hikmat, 2004 dalam Fauzi, 2009). Kahirudin (1992) dalam Fauzi (2009) membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan, yaitu Partisipasi inisiasi (inisiation Participation), Partisipasi legitimasi (Legitimation Participation) dan Partisipasi eksekusi (Execution Participation).

            Hasil penelitian Dedy Binthora P. (2009) menunjukkan hahwa pendapatan mempunyai hubungan nyata

Page 15: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

terhadap partisipasi masyarakat terhadap kegiatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan yang dijalankan. Lebih lanjut semakin dekat jarak dari rumah semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat.

Hasil penelitian Hartawani (2010), menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan hutan kemasyarakatan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan masing-masing tergolong tinggi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi  partisipasi masyarakat yaitu: pada tahapan perencanaan adalah jumlah tegakan tanaman, pendapatan dari HKm, luas lahan, pendapatan total dan jumlah tanggungan keluarga; pada tahapan pelaksanaan adalah jumlah tegakan tanaman, pendapatan total, jumlah tanggungan keluarga; pada tahapan pemeliharaan adalah kebijakan/aturan, jumlah tegakan tanaman dan luas lahan garapan.

Page 16: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

KESIMPULAN

1.      Partisipasi Masyarakat didalam pelaksanaan kegiatan Kebun Bibit Rakyat di Desa Suka Makmur Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.

2.      Faktor Ekonomi, Ekologi dan Sosial menjadi penentu didalam besarnya tingkat partisopasi masyarakat.

3.      Tingkat Partisipasi Masyarakat yang tinggi pada akhirnya akan menentukan didalam kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah penelitian ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyajian Ilmiah

Page 17: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Program Studi Pasca Sarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada Fakultas Pertanian  Universitas Bengkulu. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas makalah penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1.   Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan penjelasan dan materi kuliah  penyajian ilmiah yang sangat membantu dalam penyelesai makalah penelitian ini;

2.   Pihak Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun Bengkulu yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;

3.   Ignatius Haryono, S.Hut selaku Kepala Bidang Produksi dan Rehabilitasi Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara yang sudah

Page 18: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

memfasilitasi seluruh kebutuhan data yang diperlukan.

4.   Seluruh Penulis Sumber Pustaka yang sudah dipakai didalam penyelesaian penyusunan makalah penelitian ini .

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Arga Makmur, 21 September 2013

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Awang SA. 2001. Gurat Hutan Rakyat di Kapur Selatan. Yogyakarta: Pustaka CV Debut Press.

Binthoro, P, D, 2009. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Page 19: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Partisipasi Anggota Koperasi LEPP-M3 Kota Manna, Bengkulu Selatan, Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu (tidak dipublikasikan).

Departemen Kehutanan.  2007.  Pedoman Teknis rehabilitasi hutan dan Lahan.  Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 70/Menhut-II/2017. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

Departemen Kehutanan.  2013.  Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat.  Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12/Menhut-II/2013. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

Darusman D, Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi Hutan Rakyat  Prosiding Seminar Hasil Penelitian Hasil Hutan.  Jakarta: Departemen Kehutanan.

 

Page 20: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Darusman D, Wijayanto N. 2007. Aspek Ekonomi Hutan Rakyat (Skim Pendanaan) Prosiding Pekan Hutan Rakyat II.  Ciamis 30-31 Oktober 2007. Jakarta: Departemen Kehutanan.

 

Dahuri R, Jacub R, Sapta PG, dan Sitepu M. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

 Fauzy A. 2009.  Partisipasi Petani Dalam

Pengelolaan Hutan Rakyat.(Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah.  Thesis Program Study Ilmu Penyuluhan Pembangunan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak dipublikasikan).

Hardjanto. 2000. Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa di Dalam: Suharjito D,

Page 21: Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

editor. Hutan Rakyat di Jawa barat.  Bogor: Fakultas Kehutanan IPB..

Lahjie ABM. 2001. Teknik Agroforestri. Jakarta: Gramedia.

 Mardikanto T, 2001. Prosedur penelitian

penyuluhan Pembangunan. Surakarta: Prima Theresia Pressindo.

Soeroso, 1993.  Dasar Hukum Penguasaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan oleh Depetermen Kehutanan.  Majalah Kehutanan  edisi No. 2 tahun 1993.