24
Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam pada Android Platform Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Henoch Juli Christanto NIM: 672011610 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 2015

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa ......sistem pakar yang dapat membantu peternak ayam dalam mendiagnosa penyakit ayam. Untuk mengatasi masalah tersebut maka akan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa

    Penyakit Ayam pada Android Platform

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Oleh:

    Henoch Juli Christanto

    NIM: 672011610

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    April 2015

  • Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit

    Ayam pada Android Platform

    1Henoch Juli Christanto,

    2 Hindriyanto D. Purnomo,

    3 Yos Richard Beeh

    Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika

    Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

    [email protected],

    [email protected],

    [email protected]

    Abstract In world of breeding, not all of the breeders have breeding education background.

    It becomes problem when the livestock getting sick. They need other people to overcome

    the disease. Absolutely, it takes a long time. Fowl, especially chickens are potentially

    attacked by diseases that need initial handling. Expert system as a computer technology

    can resolve the problem such as the thought of the adopted expert. Therefore, the writer

    makes an expert system application that can be used to diagnose chicken disease on

    Android platform. Inference process in this system used Central Inference method. A

    knowledge base that used is rule based reasoning. The result of the research is an expert

    system application base on Android that can be used to help in diagnose and treat

    chickens disease. Keywords : Metamorphosis, Augmented Reality, Game, Learning, Android.

    Abstrak

    Dalam dunia peternakan seringkali yang menjadi peternak adalah orang-orang

    yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di dalam peternakan sehingga apabila

    terjadi kendala seperti penyakit mereka membutuhkan orang lain untuk mengatasinya dan

    itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Unggas terkhususnya ayam merupakan salah

    satu hewan ternak yang rawan terserang penyakit dan beberapa penyakit membutuhkan

    penanganan sedini mungkin. Sistem pakar sebagai suatu teknologi komputer yang dapat

    menyelesaikan masalah sesuai dengan pemikiran seorang pakar yang diadopsinya. Oleh

    karena itu, dibuatlah aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam pada

    Andoid platform. Proses inferensi pada sistem ini menggunakan metode Central

    Inference. Basis pengetahuan yang digunakan adalah Rule Based Reasoning. Hasil dari

    penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar berbasis Android yang dapat

    memberikan kemudahan dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit ayam. Kata kunci : Sistem Pakar, Kecerdasan Buatan, Central Inference, Penyakit Ayam

    1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas

    Kristen Satya Wacana 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

    3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

  • 1

    1. Pendahuluan Dalam bidang peternakan, ayam adalah binatang unggas yang rawan terhadap

    penyakit dengan jenis gejala yang beraneka ragam. Seringkali, para peternak sulit

    untuk menentukan secara pasti penyakit apa yang sedang menyerang karena

    penyakit pada ayam terdiri dari berbagai gejala yang hampir sama. Kondisi ini

    sangatlah berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat karena penyakit

    pada unggas khususnya ayam dapat dengan mudah ditularkan pada individu yang

    lain [1].

    Berdasarkan wawancara yang telah didapatkan dari PT. Japfa Comfeed

    Indonesia yang menangani dalam penyedia pakan dan obat ternak oleh Maria Yuni

    Asih S.Pt. selaku management information system, beberapa para peternak sulit

    dalam menentukan penyakit dan penanganan yang dilakukan pada penyakit

    tersebut. Mereka melakukan diagnosa dengan cara mengirimkan kondisi

    menggunakan BlackBerry Messanger pada perangkat Android mereka kepada

    mantri hewan yang ada. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dalam

    mendiagnosa karena mantri hewan hanya dapat mengira-ngira kondisi ayam

    sesungguhnya dan membutuhkan waktu untuk merespon peternak yang jumlahnya

    banyak.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diambil beberapa masalah

    utama yang melatar belakangi penelitian ini yaitu bagaimana membangun aplikasi

    sistem pakar yang dapat membantu peternak ayam dalam mendiagnosa penyakit

    ayam. Untuk mengatasi masalah tersebut maka akan dirancang aplikasi sistem

    pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam pada Android platform.

    2. Tinjauan Pustaka Pada penelitian berjudul A Rule-Based Inference Engine which is Optimal

    and VLSI Implementable menghasilkan metode Central Inference Engine

    Algorithm yang merupakan pengembangan dari pendekatan Forward Chaining [2].

    Penelitian yang dilakukan mengembangkan hasil penelitian tersebut dan

    menerapkan Central Inference Engine Algorithm pada perangkat Android.

    Psedocode.1 Algoritma Central Inferensi [2]

  • 2

    Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence merupakan salah satu bagian

    ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan

    seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Salah satu bidang kecerdasan

    buatan adalah sistem pakar (Expert System), dimana program komputer dapat

    menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu bidang tertentu

    termasuk dalam mendiagnosa suatu penyakit [3].

    Sistem Pakar (Expert System) adalah aplikasi berbasis komputer yang

    menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran untuk menyelesaikan

    masalah sebagaimana yang dipikirkan olah pakar. Pakar yang dimaksud adalah

    orang yang mempunyai keahlian khusus dalam suatu bidang tertentu yang dapat

    menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Beberapa

    aktivitas penyelesaian masalah antara lain : pembuatan keputusan (decicion

    making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain

    (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan

    (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan

    (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan

    (tutoring) [4].

    Dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam (diagnosing)

    dibutuhkan dua hal penting yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis

    pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan atau fakta-fakta yang

    dibutuhkan sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk mengambil

    kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan seperti pada gambar 1.

    Gambar 1. Sistem yang menggunakan AI [4]

    Android adalah sebuah kumpulan lengkap mobile phone software. Android

    mencakup semua kebutuhan manufaktur atau operator untuk membangun sebuah

    mobile phone. Android telah dibuat tersedia sebagai open source melalui lisensi

    Apache v2. Android memanfaatkan konten web dan Internet untuk menyediakan

    layanan canggih seperti mobile mashups [5].

    3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang

    terbagi dalam lima tahapan, yaitu analisis kebutuhan dan pengumpulan data,

    perancangan sistem, perancangan aplikasi / program, implementasi dan pengujian

    sistem serta analisis hasil pengujian, dan yang terakhir adalah penulisan laporan

    hasil penelitian.

  • 3

    Gambar 2. Tahapan Penelitian [6]

    Tahapan penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : Tahap

    pertama merupakan tahapan analisis kebutuhan dan pengumpulan data. Analisis

    kebutuhan dilakukan untuk mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh

    seorang pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam. Informasi didapat dengan cara

    melakukan wawancara, studi pustaka dan studi literatur dari jurnal-jurnal penelitian

    tentang penyakit ayam.

    Tahapan kedua dari penelitian ini adalah merancang sistem aplikasi. Metode

    pembuatan aplikasi sistem pakar diselesaikan melalui tahapan sesuai dengan tahap-

    tahap pengembangan sistem pakar yaitu : (1) Tahap Penilaian Keadaan, (2) Tahap

    Koleksi Pengetahuan, (3) Tahap Perancangan, (4) Tahap Tes, (5) Tahap

    Dokumentasi, (6) Tahap Pemeliharaan.

    Gambar 3. Tahapan-Tahapan Pengembangan Sistem Pakar [4]

    Perancangan Sistem meliputi Perancangan Flow

    Diagram dan Perancangan Arsitektur

    Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

    Perancangan Aplikasi / Program

    Implementasi dan Pengujian Sistem,

    serta Analisis Hasil Pengujian

    Penulisan Laporan Hasil Penelitian

  • 4

    Tahapan pengembangan sistem pada Gambar 7, dapat dijelaskan sebagai

    berikut. Tahap pertama: tahap penilaian keadaan, yaitu mengkaji situasi,

    memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah

    sistem pakar dapat lebih membantu atau tidak.

    Tahapan kedua: tahap koleksi pengetahuan, yaitu melakukan analisis

    kebutuhan dan pengumpulan data penyakit dan gejala-gejala penyakit dari beberapa

    buku dan wawancara terhadap pakar dalam mendiagnosa penyakit ayam.

    Tahapan ketiga: tahap perancangan sistem (System and Software Design)

    yang meliputi perancangan aturan dari basis pengetahuan yang telah didapatkan,

    merancang alur kerja sistem, merancang antarmuka untuk menghubungkan

    interaksi user dengan system, proses inferensi, perancangan UML meliputi use case

    diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram.

    User

    Lihat Data Penyakit

    Diagnosa Penyakit

    Lihat Penanganan Penyakit

    Lihat Bantuan

    Lihat Tentang Aplikasi

    Gambar 4. Use Case Diagram Peternak

    Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

    sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan

    “bagaiamana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi actor dengan

    sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Sebuah actor adalah

    sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk

    melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam use case diagram ini hanya

    terdapat 1 actor yang memerlukan sistem untuk mendiagnosa penyakit. Dalam

    sistem ini tidak diperlukan admin dikarenakan proses memperbaharui database

    dilakukan dengan memperbaharui file XML yang ada di dalam aplikasi.

    Activity diagram adalah gambaran aliran proses yang terdapat dalam sistem

    mulai aktivitas start sampai aktivitas stop. Aktivitas yang dapat direalisasikan oleh

    satu use case atau lebih yang menggambarkan proses yang berjalan. Gambar 4

    merupakan akitivitas yang dilakukan user untuk mendapatkan hasil diagnosa.

    Proses dimulai dari memilih menu diagnosa kemudian menjawab pertanyaan-

    pertanyaan mengenai kondisi yang dialami hingga mendapatkan kesimpulan dari

    diagnosa yang sudah dijawab dan mendapatkan informasi tentang pengobatan yang

    dapat dilakukan terhadap hasil diagnosa tersebut.

  • 5

    Title

    User System Database

    Ph

    ase

    BEGIN

    Memilih

    Menu

    Menampilkan

    Menu Diagnosa

    Load Data dari

    File XML

    Menampilkan

    PertanyaanInput Jawaban

    Mengolah Jawaban

    Menampilkan

    Kesimpulan

    END

    Gambar 5. Activity Diagram Diagnosa Penyakit

    Gambar 6. Sequence Diagram Proses Diagnosa

    Sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran fungsional dalam

    use case, yang disusun berdasarkan urutan waktu. Sequence diagram digunakan

    untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan

    sebagai respon dari sebuah perintah untuk menghasilkan suatu output tertentu.

    Gambar 5 merupakan sequence diagram untuk proses diagnosa penyakit.

  • 6

    Gambar 7. Class Diagram Aplikasi Sistem Pakar

    Class diagram sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan

    sebuah objek dan merupakan inti dari desain dan pengembangan berorientasi objek.

    Class menggambarkan keadaan (atribut) suatu sistem sekaligus menampilkan suatu

    operasi (fungsi/metode) untuk memanipulasi keadaan tersebut. Gambar 6

    menjelaskan hubungan antar class dan bagaimana relasi antar komponen tersebut.

    Flowchart Gambar 7 menjelaskan bagaimana proses inferensi dalam

    mencari kesimpulan menggunakan algoritma Central Inference dimana algoritma

    tersebut terfokus fada suatu aturan dan akan menelusuri setiap elemen pada aturan

    tersebut. Pertama, yang perlu dilakukan adalah membaca dokumen penyakit dan

    dokumen gejala yang disimpan dalam format XML. Kemudian dari aturan penyakit

    yang telah dibaca akan memilih satu per satu untuk ditanyakan pada pengguna

    apakah sesuai dengan kondisi pengguna atau tidak. Setelah ditanyakan maka

    jawaban akan disimpan meskipun dengan hasil benar atau salah sehingga apabila

    ada aturan penyakit lain yang memerlukan informasi kondisi pengguna tidak akan

    ditanyakan ulang. Kemudian setelah semua kondisi gejala terpenuhi atau bernilai

    benar maka akan ditampilkan hasil kesimpulan sesuai dengan penyakit tersebut.

    Apabila kondisi dari suatu gejala tidak memenuhi maka akan langsung memeriksa

    untuk penyakit berikutnya. Apabila tidak ada aturan penyakit yang memenuhi,

    maka proses penyimpulan hasil diagnosa akan dilakukan dengan membuat

    persentase dari tiap penyakit dan akan diambil yang paling besar.

  • 7

    Gambar 8. Flowchart Proses Mesin Inferensi

    Proses perhitungan bobot kesimpulan ditunjukkan pada gambar 8 dalam

    bentuk persentase. Perhitungan dilakukan dengan mengambil gejala yang sama

    pada aturan ke-N yang bernilai benar kemudian dibagi dengan jumlah gejala yang

    ada pada aturan ke-N dan dikalikan dengan 100 % maka akan ditemukan bobot

    dalam bentuk persen pada suatu aturan. Aturan-aturan yang memiliki gejala yang

    sama dengan gejala pengguna akan dihitung bobotnya menggunakan proses

    tersebut untuk kemudian diseleksi. Aturan dengan persentase bobot tertinggi akan

    diambil sebagai kesimpulan.

    Gambar 9. Perhitungan bobot penyakit

    Tidak

    YA

    YATidak

    YA

    Tidak

    BEGIN

    Membaca Data Penyakit dan

    Gejala

    Aturan PenyakitKe -N

    Gejala ke -IPada aturan ke -N

    Gejala ada dalam kondisi

    pengguna ?

    Gejala Idalam kondisi

    pengguna True ?

    I = I +1I = 1

    Gejala sesuai dengan kondisi

    pengguna?

    Simpan gejala pada kondisi

    pengguna dengan nilai False

    I = 1

    Masih ada aturan?

    Jumlahgejala dalam

    AturanN = I ?

    Simpan gejala pada kondisi

    pengguna dengan nilai True

    N = N + 1N = N + 1

    Hitung Persentase dari tiap Aturan

    penyakit

    Ambil Kesimpulan dengan

    presentase paling banyak

    Tampilkan Hasil

    Kesimpulan

    END

    YA

    Tidak

    YA

    Tidak

  • 8

    Tahapan keempat: pengujian sistem serta analisis hasil pengujian

    (Integration and System Testing), yaitu melakukan pengujian sistem, serta

    menganalisis hasil pengujian sistem untuk melihat apakah aplikasi yang telah

    dibuat sudah dapat mendiagnosa penyakit dengan benar atau tidak ada eror.

    Tahap kelima: Dokumentasi, yaitu melakukan dokumentasi sistem berupa

    penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah.

    Tahap keenam: Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintanance),

    yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada tahap pengujian

    sistem yang telah dilakukan sebelumnya dan memperbaiki aturan baru dalam

    mendiagnosa penyakit.

    Tahap ketiga dari tahapan penelitan ini adalah merancang aplikasi dengan

    merancang antarmuka yang akan digunakan dalam mengimplementasikan sistem

    yang telah dirancang. Setelah tahap ketiga selesai dibuat, tahap keempat dari

    penelitian ini yakni tahapan pengimplementasian sistem yang sudah dibuat,

    pengujian sistem serta analisis hasil pengujian. Tahap kelima adalah penulisan

    laporan hasil penelitian yang dilakukan.

    4. Hasil dan Implementasi Perancangan sistem akan diimplementasikan dalam bentuk pengkodean

    (coding) untuk membangun aplikasi sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit

    ayam pada platform Android dengan menggunakan bahasa pemrograman java

    sebagai user interface.

    Gambar 10. Tampilan Antarmuka Menu Utama

  • 9

    Halaman menu utama aplikasi dibuat dari satu file XML (Extendsible

    Markup Language) dan satu file Class Activity, dimana file XML untuk

    mendefinisikan komponen-komponen yang digunakan dalam membuat halaman

    dari aplikasi, sedangkan class activity berfungsi menampung komponen-komponen

    dari file XML sehingga tampilan XML dapat digunakan.

    Pada file XML terdapat id yang sesuai dengan komponen-komponen yang

    telah disediakan. Pada class activity akan mengimplementasikan komponen yang

    tersedia pada file XML sesuai dengan id yang telah disediakan. Di dalam class

    activity juga terdapat method yang berguna sebagai pemilihan setiap event untuk

    setiap tombol. Setiap tombol akan memberikan statement dimana akan memanggil

    activity baru sesuai dengan id yang disediakan. Pemanggilan activity ini

    menggunakan intent tetapi untuk tombol keluar menggunakan fungsi finish.

    Gambar 11. Tampilan Antarmuka Halaman Menu Diagnosa

    Gambar 11 merupakan tampilan antarmuka untuk mengumpulkan data

    gejala. Halaman Diagnosa merupakan halaman untuk mendiagnosa penyakit. Di

    dalam halaman ini akan ditampilkan pertanyaan-pertanyaan dari gejala-gejala

    penyakit. Terdapat dua tombal “Ya” dan “Tidak” untuk menjawab pertanyaan –

    pertanyaan gejala yang ada. Setiap kali pengguna menjawab dengan menekan

    tombol tersebut maka proses inferensi akan juga berjalan. Apabila masih diperlukan

    untuk data dari gejala yang lain maka pertanyaan untuk gejala selanjutnya akan

    ditampilkan untuk dijawab, namun apabila data dari gejala yang dibutuhkan sudah

    cukup untuk menghasilkan kesimpulan maka tampilan hasil diagnosa akan

    ditampilkan.

  • 10

    Gambar 12. Halaman Antarmuka Hasil Diagnosa Penyakit.

    Gambar 12 merupakan tampilan antarmuka hasil dari proses diagnosa.

    Tampilan ini akan menampilkan hasil dari diagnosa yang sudah dilakukan. Hasil

    diagnosa akan diambil 3 penyakit dengan kemungkinan terbesar beserta persentase

    nya. Untuk penyakit dengan kemungkinan teratas akan ditampilkan juga gambar

    dari ayam yang mengalami penyakit tersebut sehingga user dapat melihat contoh

    kondisi ayam yang mengalami penyakit tersebut. Kemudian apabila layar di sentuh

    maka halaman akan berganti ke halaman informasi penyakit. Halaman informasi

    penyakit berisi tentang informasi penyakit ayam yang sesuai dengan hasil diagnosa

    dengan persentase tertinggi beserta pengobatan penyakit tersebut yang dapat pula

    diakses dari menu informasi penyakit.

    Halaman Daftar Informasi Penyakit merupakan halaman yang berisi tentang

    penyakit-penyakit yang terdapat pada sistem pakar ini. Jenis-jenis penyakit tersebut

    ditampilkan dalam List View dengan mengatur Adapter dari sebuah class Activity

    yang berisi daftar gambar dan daftar judul yang akan ditampilkan di dalam list view.

    Gambar 13 merupakan tampilan halaman informasi penyakit.

    Selain itu List View yang ada diberi event onItemClickListener agar setiap

    kali pengguna memilih sebuah penyakit yang ada di dalam daftar penyakit maka

    akan menggunakan intent untuk menampilkan halaman yang berisi informasi yang

    lebih lengkap dari penyakit yang dipilih. Informasi yang ditampilkan di halaman

    tersebut berupa nama penyakit, nama latin penyakit, gejala-gelaja penyakit dan

    pengobatan dari penyakit tersebut. Gambar 14 merupakan halaman informasi yang

    lebih lengkap dari suatu penyakit.

  • 11

    Gambar 13. Tampilan Antarmuka Halaman Daftar Informasi Penyakit.

    Gambar 14. Tampilan Antarmuka Halaman Informasi Penyakit.

  • 12

    Pada Sistem pakar ini menggunakan File XML sebagai database dari

    penyakit. File data penyakit dapat dilihat pada Kode Program 1.

    Kode Program 1. File XML yang berisi data penyakit

    1.

    2.

    3. P002

    4. Penyakit Flu Ayam

    5. Avian Influenza

    6. Pengobatan dengan cara pemberian vaksin.Ada tiga

    jenis vaksin Avian Influenza, (1) Konvensional, killed, oil emulsion. (2)

    Rekombinan – vektor vaksin. (3) Reverse Genetics (killed, oil

    emulsion)

    7.

    8. G003

    9. G005

    10. G007

    11. G013

    12. G037

    13. G044

    14.

    15.

    16.

    File XML tersebut akan digunakan pada sistem dalam mencapai suatu

    kesimpulan. Aturan-aturan direpresentasikan menggunakan teknik representasi

    pengetahuan rule based reasoning dengan bentuk pola IF-THEN. Bentuk format

    penulisan file aturan dapat dilihat pada Psedocode 2.

    Pseudocode 2. Representasi Rule Based Reasoning

    IF Gejala_1

    AND Gejala _2

    AND Gejala _3

    AND Gejala _4

    AND Gejala _5

    THEN Kesimpulan_1

    #

    IF Gejala _1

    AND Gejala _2

    AND Gejala _3

    THEN Kesimpulan_2

    Berdasarkan isi file XML pada kode program 1 dan representasi aturan pada

    Psedocode 2 maka akan menghasilkan aturan Psedocode 3.

    Pseudocode 3. Representasi Aturan dari file XML

    IF G003

    AND G005

    AND G007

    AND G013

    AND G037

    AND G044

    THEN P002

  • 13

    Proses diagnosa dengan menampilkan daftar pertanyaan diikuti dengan

    proses inferensi dari Psedocode 1 dengan acuan Psedocode 3 yang didapatkan dari

    membaca file XML yang berisi data penyakit dan gejala-gejalanya. Untuk membaca

    file XML dengan menggunakan XmlPullParser. Proses membaca dengan melihat

    setiap tag yang ada seperti start document, start tag, dan end tag. Apabila tag yang

    ada adalah start tag maka akan dilihat atribut pada tag XML tersebut kemudian

    dapat diambil nilainya. Untuk proses membaca file XML dapat dilihat pada Kode

    Program 2.

    Kode Program 2. Kode Program Mengambil Data XML

    1. while (eventType != XmlPullParser.END_DOCUMENT) {

    2. String name = null;

    3. switch (eventType) {

    4. case XmlPullParser.START_DOCUMENT:

    5. list = new ArrayList();

    6. break;

    7. case XmlPullParser.START_TAG:

    8. name = parser.getName();

    9. if (name.equalsIgnoreCase("penyakit")) {

    10. dta = new Penyakit();

    11. } else if (dta != null) {

    12. if (name.equalsIgnoreCase("kode")) {

    13. dta.kdPenyakit = parser.nextText();

    14. } else if (name.equalsIgnoreCase("nama")) {

    15. dta.Nama = parser.nextText();

    16. } else if (name.equalsIgnoreCase("latin")) {

    17. dta.latin = parser.nextText();

    18. } else if (name.equalsIgnoreCase("penanganan")) {

    19. dta.penanganan = parser.nextText();

    20. } else if (name.equalsIgnoreCase("daftargejala")) {

    21. list2 = new ArrayList();

    22. } else if (name.equalsIgnoreCase("gejala")) {

    23. list2.add(parser.nextText());

    24. }

    25. }

    26. break;

    27. case XmlPullParser.END_TAG:

    28. name = parser.getName();

    29. if (name.equalsIgnoreCase("penyakit") && dta != null) {

    30. list.add(dta);

    31. }else if (name.equalsIgnoreCase("daftargejala") && dta != null) {

    32. dta.ls = list2;

    33. }

    34. }

    35. eventType = parser.next();

    36. }

  • 14

    Kode Program 3. Kode program menampilkan pertanyaan.

    1. public void siapSoal() { 2. if(iNow

  • 15

    Pengujian aplikasi dilakukan untuk melihat sudah sejauh mana aplikasi

    dapat berjalan dan sejauh mana kesalahan yang mungkin terjadi pada aplikasi.

    Pengujian aplikasi ini menggunakan blackbox testing, yaitu pengujian fungsional

    tanpa melihat alur eksekusi program, namun cukup dengan memperhatikan apakah

    setiap fungsi sudah berjalan dengan baik sesuai harapan. Hal-hal yang diuji dan

    hasil pengujian blackbox testing dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 1 Tabel Pengujian BlackBox

    Fungsi yang diuji Output yang

    diharapkan

    Output yang

    muncul

    Hasil

    Pengecekan format

    file dan format

    penulisan file

    Sukses

    menyimpan file

    Sukses

    menyimpan file

    Valid

    Membaca file

    Penyakit

    Sukses

    membaca file

    Sukses

    membaca file

    Valid

    Membaca file Gejala Sukses

    membaca file

    Sukses

    membaca file

    Valid

    Menampilkan

    kesimpulan

    Sukses

    menampilkan

    kesimpulan

    Sukses

    menampilkan

    kesimpulan

    Valid

    Perhitungan bobot

    dalam mencari

    kesimpulan

    Sesuai

    perhitungan

    manual

    Sesuai

    perhitungan

    manual

    Valid

    Menampilkan hasil

    diagnose

    Sukses

    menampilkan

    hasil diagnosa

    Sukses

    menampilkan

    hasil diagnosa

    Valid

    Menampilkan

    informasi penyakit

    Sukses

    menampilkan

    data informasi

    penyakit

    Sukses

    menampilkan

    data informasi

    penyakit

    Valid

    Berdasarkan hasil pengujian blackbox pada Tabel 1, maka dapat disimpulkan

    bahwa aplikasi sudah berjalan sesuai dengan yang dirancang dan dapat dilanjutkan

    ke beta testing untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi yang

    dibangun.

    Pengujian yang dilakukan berikutnya adalah pengujian beta testing,

    pengujian ini dilakukan untuk memperoleh data kualitatif mengenai tingkat

    keberhasilan perancangan. Pengujian beta testing dilakukan melalui wawancara

    dengan beberapa peternak di sekitar Salatiga. Pengujian ini untuk memperoleh data

    kualitatif mengenai keberhasilan perancangan. Menurut beberapa peternak, aplikasi

    sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam sudah cukup baik dari segi

    tampilan, proses diagnosa hingga sampai hasil diagnosa penyakit. Hal ini berkaitan

    dengan fungsinya sebagai sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit dari

    gejala yang ada hingga informasi mengenai pengobatan yang dapat dilakukan

  • 16

    tentang penyakit tersebut. Melalui aplikasi ini, para peternak dapat mendiagnosa

    sendiri yang tentunya akan mempercepat penanganan pada ayam yang terserang

    suatu penyakit dibandingkan dengan harus menunggu mantri untuk melakukan

    proses diagnosa.

    5. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

    beberapa kesimpulan yaitu sistem pakar yang diterapkan dengan menyesuaikan

    kebutuhan para peternak pada umumnya dalam mendiagnosa penyakit, sehingga

    aplikasi harus didukung oleh informasi lebih terhadap hasil diagnosa. Mesin

    Inferensi yang digunakan menerapkan central inference algorithm karena proses

    inferensi yang tidak memerlukan untuk menganalisa setiap gejala sehingga proses

    inferensi jauh lebih cepat. Selain itu, aplikasi sistem pakar untuk mediagnosa

    penyakit ayam ini mampu untuk membantu para peternak dalam mendiagnosa

    penyakit ayam yang menyerang ayam mereka. Aplikasi sistem pakar penyakit ayam

    ini juga dapat memberikan informasi pengobatan terhadap penyakit menyerang

    ayam peternak sehingga penanganan dapat secara dini dilakukan.

    Pengembangan yang dapat dilakukan selanjutnya pada penelitian ini adalah

    dengan mengembangkan mesin inferensi dalam mencari kesimpulan dan

    memperbaiki program jika ditemukan bug.

    6. Pustaka

    [1] Zuber Ahmad. 2012. Penyakit pada Ayam. Jakarta : Pultry Farm.

    [2] Grifin N.L,-. A Rule-Based Inference Engine which is Optimal and VLSI

    Implementable Department of Computer Science. 40506. Lexington, Kentucky:

    University of Kentucky

    [3] Suyatno, 2014. Artificial Intelegence. Bandung: Penerbit Informatika

    [4] Sri Kusumadewi, 2013. Artificial Intelegence (Teknik dan Aplikasinya). ISBN:

    979-3289-19-8. Yogyakarta: Graha Ilmu

    [5] Openhandsetalliance. 2007. What is Android™ and how is it different?.

    http://www.openhandsetalliance.com/android_faq.html. Tanggal akses 22 Juni

    2014

    [6] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer

    dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta : Ilmu

    Komputer Universitas Indonesia