18
DESAIN DINDING GESER UNTUK LIFT PADA BANGUNAN TINGGI 1 Mohammad HamzahFadli Email: hamzah.fadlii @gmail.com JurusanTeknikSipil, FakultasTeknikSipildanPerencanaan UniversitasGunadarma, Jakarta 2 Sulardi Email: [email protected] : [email protected] Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Jakarta ABSTRACT: The purpose of this plan to get wall reinforcement, it’s longitudinal reinforcement, transversal reinforcement, and boundary component reinforcement.The design of shear wall elevator / core lift on the 10-story office building, its using Moment Resisting Frame Systems and the walls are designed for axial loads and bending loads. Height of the wall from the base to the LMR roof is 40,80 meters with 6,50 meter of the longest panel segment. This core is used for elevators 3 cars as vertical transportation.The earthquake method uses Static Equivalent and Dynamic Response Spectrum. Wall reinforcement is divided into 4 sections: ground floor, 2 nd – 3 rd floor, 4 th – 8 th floor, and roof – LMR roof floor (the typical high). The method based on rules SNI 03-2847-2002 for wall structure and SNI 03-1726-2012 for earthquake analysis. The results for longitudinal reinforcement is using D10 - 200 in the area of non-boundary, D10 - 100 in boundary area and transversal reinforcement is using D10 - 200 in the area of non-boundary and D10 - 100 in boundary areas, except 2 nd – 3 rd floor, using D10 – 100 for all of transversal reinforcements. Keywords: Core Lift, Elevator, Longitudinal, Transversal, Boundary ABSTRAK:Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan penulangan dinding, yaitu penulangan longitudinal, sengkang transversal, dan penulangan komponen batas. Perancangan dinding geser elevator/core lift pada gedung perkantoran 10 lantai ini menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen dimana dinding dirancang untuk menahan beban aksial dan lentur. Ketinggian dinding dari dasar sampai atap LMR adalah 40,80 meter dengan 1

PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

DESAIN DINDING GESER UNTUK LIFTPADA BANGUNAN TINGGI

1 Mohammad HamzahFadliEmail: hamzah.fadlii @gmail.com

JurusanTeknikSipil, FakultasTeknikSipildanPerencanaanUniversitasGunadarma, Jakarta

2SulardiEmail: [email protected]

: [email protected] Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRACT: The purpose of this plan to get wall reinforcement, it’s longitudinal reinforcement, transversal reinforcement, and boundary component reinforcement.The design of shear wall elevator / core lift on the 10-story office building, its using Moment Resisting Frame Systems and the walls are designed for axial loads and bending loads. Height of the wall from the base to the LMR roof is 40,80 meters with 6,50 meter of the longest panel segment. This core is used for elevators 3 cars as vertical transportation.The earthquake method uses Static Equivalent and Dynamic Response Spectrum. Wall reinforcement is divided into 4 sections: ground floor, 2nd – 3rd floor, 4th – 8th floor, and roof – LMR roof floor (the typical high). The method based on rules SNI 03-2847-2002 for wall structure and SNI 03-1726-2012 for earthquake analysis. The results for longitudinal reinforcement is using D10 - 200 in the area of non-boundary, D10 - 100 in boundary area and transversal reinforcement is using D10 - 200 in the area of non-boundary and D10 - 100 in boundary areas, except 2nd – 3rd floor, using D10 – 100 for all of transversal reinforcements.

Keywords: Core Lift, Elevator, Longitudinal, Transversal, Boundary

ABSTRAK:Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan penulangan dinding, yaitu penulangan longitudinal, sengkang transversal, dan penulangan komponen batas. Perancangan dinding geser elevator/core lift pada gedung perkantoran 10 lantai ini menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen dimana dinding dirancang untuk menahan beban aksial dan lentur. Ketinggian dinding dari dasar sampai atap LMR adalah 40,80 meter dengan segmen panel terpanjang 6,50 meter. Core ini digunakan untuk elevator 3 kabin sebagai transportasi vertikal. Metode gempa rencana menggunakan Statik Ekivalen dan Dinamik Respons Spektrum. Metode penulangan dinding dibagi ke dalam 4 bagian lantai yaitu ground, lantai 2-3, lantai 4-8, dan lantai atap-atap LMR sesuai tinggi tipikal. Metode yang digunakan mengacu pada peraturan SNI 03-2847-2002 untuk struktur dinding dan SNI 03-1726-2012 untuk analisis gempa rencana. Hasil penulangan untuk longitudinal menggunakan D10 – 200 pada area non-boundary dan D10 – 100 pada area boundary serta sengkang D10 – 200 pada area non-boundary dan D10 – 100 pada area boundary, kecuali untuk lantai 2 – 3 semua sengkang D10 – 100.

Kata Kunci : Core Lift, Elevator, Longitudinal, Sengkang, Boundary

1

Page 2: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

1. PENDAHULUANSalah satu pemikiran utama pada

perencanaan bangunan bertingkat banyak adalah transportasi vertikal. Transportasi vertikal memegang peranan yang cukup penting dalam kelangsungan aktifitas dalam gedung. Penggunaan transportasi vertikal ini akan menentukan efisiensi dan memakan volume suatu gedung yang berhubungan dengan inti bangunan (core). Oleh sebab itu perlu suatu perencanaan yang baik dalam menempatkan transportasi vertikal dalam suatu gedung.

Elevator yang merupakan salah satu transportrasi vertikal biasanya digunakan pada gedung bertingkat tinggi yang lebih dari tiga atau empat lantai, karena kempuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugas maupun aktifitasnya rata-rata hanya mampu diakukan sampai 4 lantai.

Pada dasarnya elevator harus ditunjang dengan struktur yang memberikan keamanan dalam perjalanannya. Elevator akan didukung atau dilindungi oleh sistem dinding geser. Dinding geser elevator merupakan dinding struktural yang berfungsi sebagai penutup elevator dan sekaligus menambah kekakuan bangunan. Perencanaan dinding geser elevator menjadi sangat penting untuk sistem transportasi vertikal yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta secara langsung ataupun tidak langsung juga sebagai penyalur gaya lateral seperti gaya gempa pada daerah sekitar bangunan.

Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah merancang penulangan struktur dinding geser untuk elevator atau core lift pada suatu gedung perkantoran 10 lantai yang menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen (Moment Resisting Frame System).Pada penulisan tugas akhir ini, pembahasan dibatasi pada:

1. Perancangan dilakukan dengan struktur gedung perkantoran 10 lantai termasuk lantai atap Lift Machine Room (LMR).

2. Struktur gedung menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM).

3. Beban gempa rencana dianalisis menggunakan metode analisis satatik ekivalen dan dinamik respon spektrum.

4. Perhitungan struktur terpusat pada penulangan dinding geser elevator dengan acuan SNI dan bantuan software ETABS.

2. TINJAUAN PUSTAKASistem rangka pemikul momen adalah

sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. Dinding geser pada dasarnya adalah komponen struktur yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan dan menahan gaya-gaya lateral. Dinding geser dapat diibaratkan sebagai dinding struktural yang diproporsikan untuk menahan kombinasi dari geser, momen dan gaya aksial yang ditimbulkan oleh gempa. Dinding struktural dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Dinding struktural beton biasa, yaitu dinding geser yang memiliki fungsi utama sebagai struktur penahan mekanisme lentur.

2. Dinding struktural beton khusus, yaitu dinding geser yang selain memenuhi ketentuan dinding struktural beton biasa juga di fungsikan sebagai penahan gaya gempa utama.

2.1 TulanganLenturDindingUntuk komponen struktur lentur, dan

untuk komponen struktur yang dibebani kombinasi lentur dan aksial tekan dimana

kuat tekan rencana φP n kurang dari nilai yang

terkecil antara 0 , 10 f ' c Ag dan φPb maka rasio tulangan ρ yang ada tidak boleh

melampaui 0 ,75 ρb , yang merupakan rasio tulangan yang menghasilkan kondisi regangan seimbang untuk penampang yang mengalami lentur tanpa beban aksial. Untuk komponen struktur dengan tulangan tekan,

2

Page 3: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

bagian ρb yang disamai oleh tulangan tekan tidak perlu direduksi dengan faktor 0,75.

φPmax=0 ,80×φ×(0 , 85×f ' c×( Ag−As )+ f y×As )

2.2 Tulangan Geser DindingKuat geser pada sembarang penampang

horizontal terhadap geser yang sejajar bidang dinding tidak boleh lebih besar daripada :

V n=56 √ f ' c×hd

Untuk perencanaan terhadap gaya geser horizontal yang sejajar bidang dinding, d harus diambil sebesar 0,8 lw. Nilai d yang lebih besar, yaitu jarak antara serat tekan terluar hingga titik pusat tulangan tarik, boleh digunakan apabila analisis didasarkan pada kompatibilitas regangan.

2.3 Tulangan Komponen Batas (Boundary Element) Dinding

Komponen batas merupakan bagian diniding yang diperkuat oleh tulangan longitudinal dan transversal. Kebutuhan komponen batas khusus di tepi-tepi dinding struktural harus dievaluasi berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan pada SNI 03-2847-2002 untuk sistem dinding yang menerus secara efektif dari dasar hingga puncak bangunan.

Jika komponen batas ditentukan lain, maka bila rasio tulangan utama trepi dinding melebihi 400/fy, spasi tulangan dinidng tidak boleh lebih dari 200 mm. Kecuali jika Vu

pada bidang dinding lebih kecil daripada Acv(f’c)0,5, maka tulangan horizontal yang berhenti pada tepi dinding struktural dengan tanpa komponen batas harus dilungkupi dengan sengkang jenis U yang memiliki ukuran dan spasi yang sama dengan tulangan horizontal, dan disambunglewatkan dengan tulanganhorizontal.

Gambar 2.1 Rasio Tulangan pada Tepi DindingSumber : SNI 03 – 1726 – 2012

3. METODE PERANCANGAN

Perancangandindinggeser elevator ini dibagi ke dalam 4 sections, yaitu :ground floor, 2nd – 3rdfloor, 4th – 8thfloor, dan roof – LMR roof floor. Dinding pada tiap lantai tersebut akan direncanakan

penulangannya dalam menahan beban aksial-lentur, gaya geser, dan compress atau tekan pada sisi dinding boundary element. Analisis gempa rencana menggunakan metode Gempa Statik Ekivalen dan Dinamik Respon Spektrum.

3

Page 4: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

4. ANALISIS

Gambar 4.1Core Lift Rencana

Tabel 4.1 Dimensi Panjang Dinding dari As-As

No Bentang Panjang Dinding (mm)1 AB 2280,002 BC 6500,003 CD 2280,004 DE 633,505 FG 1266,506 HI 1266,507 AJ 633,50

Gambar 4.2Gedung Perkantoran 10 Lantai

4.1 PembebananLiftBeban yang bekerja akibat pergerakan

elevator dianggap sebagai beban terpusat akibat gaya yang bekerja terhadap berat kapasitas elevator sendiri yang diasumsikan

elevator akan berhenti di setiap lantai bangunan. Sedangkan beban reaksi akibat ruang mesin lift dan pit lift sudah diketahui pada katalog sesuai dengan spesifikasi elevatorrencana.

4

Page 5: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Tabel 4.2 Beban Reaksi LiftSpeed Capacity M/C Room Reaction (kg) Pit Reaction (kg)

(m/minute) Persons Kg R1 R2 R3 R4105 15 1000 5450 4300 8600 6600

Sumber : Hyundai Elevator Planning Guide, 2013

Maka besarnya gaya yang diakibatkan oleh pergerakan elevator dengan kecepatan konstan (GLB) adalah :

∑ F y=0N −W=0N =W=mgN =W=1000 kg×9 , 81 m / s2

N =9810 N=9 , 81 kN

Besarnya gaya akibat koefisien kejut adalah sebagai berikut :

N=(1+20(50+L ) )×N

N=(1+20(50+2 , 280 ) )×9 , 81 kN

N=1 ,3825×9 , 81 kNN=13 ,563 kN Gambar 4.3Beban-beban yang bekerja

pada LMR

4.2 Desain Tulangan Longitudinal dan KetebalanCore Lift

Tabel 4.3 Nilai Gaya Dalam Wall pada Ground Floor (unit : kN-m)

Load Loc P V2 V3 T M2 M3Envelop

e Top -9805.25 691.25 87.12983.41

2 9317.1123050.8

1Envelop

e Bottom -9937.58 691.25 87.12983.41

29500.06

524502.4

3

5

Page 6: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

θtop=3600−tan−1 M 2M 3

θtop=3600−tan−1 9317 ,1123050 ,81

θtop=3600−220

θtop=3380

θbottom=3600−tan−1 M 2M 3

θbottom=3600−tan−1 9500 ,06524502 , 43

θbottom=3600−21 ,1920

θbottom=338 ,8080≈3390

Nilai Momen yang terjadi pada suatu sudut orientation of pier neutral axis pada suatu sudut θ adalah :M top=√ M 22+M 32

M top=√9317 ,112+23050 ,812

M top=24862 , 59 kNmM bottom=√ M 22+ M 32

M bottom=√9500 , 0652+24502 , 432

M bottom=26279 , 65 kNm

Ag= 2 x 150 x 708,50 = 212550mm2

= 2 x 150 x 1266,5 = 379950 mm2

= 2 x 150 x 2130 = 639000 mm2

= 1 x 150 x 6650 = 997500 mm2

Jumlah total Ag = 2.229.000 m2

Nilai Batasan Tekan Maksimum sebesar :φPmax=0 ,80×φ×(0 , 85× f ' c×( Ag−A s )+ f y×A s )

φPmax=0 , 80×0 ,65×(0 ,85×30×(2229000−12246 )+400×12246 )φPmax=31941 ,326 kNPtop = 9805,25 kN < 31941,326 kN… OKPbot= 9937,58 kN < 31941,326 Kn…. OK

Gambar4.4Diagram Interaksi pada Sudut Orientasi 3380 Terhadap Sumbu Netral Pier

4.3 Desain Tulangan Geser Core LiftOutput hasil analisis ETABS dalam

mengevaluasi kapasitas core lift dinding geser dalam menahan kombinasi geser mengambil panel atau segmen yang paling kritis dalam menerima beban geser akibat

kombinasi maksimum yaitu panel BC dengan panjang 6500 mm dan tebal 150 mm.

a) Ground FloorData yang diperlukan untuk tinjauan desain tulangan geser adalah :Pu = 1012473,718 N

6

OL < OC…Oke

Page 7: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Mu = 125099966,954 NmmVu = 80018,861 NConcrete Shear Capacity :

Vc1=14 √ f ' c×hd+

Nu d4 lw

Vc1=14 √30×150×5200+202494 ,75

Vc1=1270553 , 7307M u

V u−

Lp

2=125099966 ,954

80018 ,861−6500

2M u

V u−

Lp

2 =−1686 ,619<0

Kuat Geser dinding :φV c

2=0 , 75×1270553 , 7307

2φV c

2=476457 ,64 N

V s=Av×f y×ds2

V s=2×78 ,5×400×0,8×6500400

V s=816400 NV n=V c+V s

V n=1270553 ,7307+816400V n=2086953 ,7307 N

Rasio tulangan transversal (D10 – 200) :

78 ,5150×200

=0 ,00262>0 ,0025

…..OkeBerdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan geser = 375,00 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu D10 (As = 78,5 mm2) dalam jarak spasi tulangan masing-masing lapis 200 mm, jadi kebutuhan tulangan :

(1000200

+1)×78 , 5=471 mm2/m, hasil

tersebut sedikit lebih besar daripada As yang terpasang dari desain

ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.

b) 2nd – 3rdFloorRasio tulangan transversal (D10 – 100) :78 , 5150×100

=0 , 00523>0 ,0025….OK.

Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan geser = 1407,101 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu 2 D10 dalam jarak spasi tulangan masing-masing lapis 100 mm, jadi kebutuhan tulangan = 1000100

×157=1570mm2/m, hasil

tersebut sedikit lebih besar daripada As yang terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.

c) 4th – 8thFloorRasio tulangan transversal (D10 – 200) :78 , 5150×200

=0 ,0026167>0 , 0025

….OK.Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan geser = 850,956 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu D10 dalam jarak spasi lapis 200 mm, jadi kebutuhan tulangan :

(1000200

+1)×157=942mm2/m, hasil

tersebut sedikit lebih besar daripada As yang terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.

d) Roof – LMR RoofFloorRasio tulangan transversal (D10 – 200) :

7

Page 8: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

78 ,5150×200

=0 ,00262>0 ,0025….OK.

Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan geser = 375 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu D10 dalam jarak spasi

lapis 200 mm, jadi kebutuhan tulangan :

(1000200

+1)×78 , 5=471mm2/m, hasil

tersebut sedikit lebih besar daripada As yang terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.

4.4 Desain Tulangan Komponen Batas (Boundary Element) Core LiftPeninjauan tulangan komponen batas

dinding (boundary element) dibagi kedalam 2

panel sebagai penerima beban tekan yang kritis, yaitu panel AB dan panel BC.Perhitungan tulangan Boundary Elementpada Ground Floor :

Gambar 4.5 Panel BC Tinjauan Boundary Element (biru)Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary element BC adalah :

Pu = -57167,826 NBC = 6500 mmΔu = 40,385 mm

Gambar 4.6 Diagram Interaksi Dinding Geser Panel BC

8

Page 9: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Shear wall harus diberi Boundary Element bila :

c>lw

600×( δ u

hw ), dengan

δu

hw≥0 ,007

δu

hw=40 ,385

40800=0 , 000989

< 0,007 jadi diambil nilai 0,007

lw

600×( δ u

hw )=6500

600× (0 , 007 )=1547 ,619

c = 1700 mm > 1547,619 mm maka panel tersebut harus diberi Boundary Element.Boundary element harus dipasang secara horizontal tidak kurang daripada :

1)c−0,1l w =1700−(0,1×6500 )=1050

2)

c2=1700

2=850

Maka boundary element atau tulangan komponen batas harus dipasang minimal sejauh 1050 mm, diambil jarak pakai 1250 mm dari sisi masing-masing serat tekan terluar panel BC. Direncanakan tulangan longitudinal komponen batas 13 D10 – 100 dengan clear cover sebesar 30 mm.

ρterpasang=AS

bd

ρterpasang=2×13×78 ,5150×1250

ρterpasang=0 ,010885>0 , 009

Ash=0,3(s×hc×f ' c

f yh )[(Ag

Ach )−1]Ash=0,3(200×(150−2(30+10

2 ))×30

400 ) [(1250×150(1250−30 )×(150−60 ) )−1]

Ash=254 , 754

Ash=0 , 09(s×hc×f ' c

f yh)

Ash=0 , 09(200×(150−2(30+102 ))×30

400 )Ash=108

Jumlah tulangan = 1250/200 = 6,25, maka dipasang 6 D10 – 200.Luas pakai 6 D10 – 200, Av = 471 mm2> 254,754 mm2…….OK.

Selanjuatnya adalah desain tulangan boundary element atau komponen batas untuk segmen dinding panel AB seperti tampak pada gambar di bawah ini.

9

Page 10: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Gambar 4.7 Panel AB Tinjauan Boundary Element (merah)Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary element AB adalah :Pu = 13208,508 NBC = 2280 mmΔu = 40,385 mm

Gambar 4.8 Diagram Interaksi Dinding Geser Panel AB

lw

600×( δ u

hw )=2280

600× (0 , 007 )=542 ,857

c = 581 mm > 542,857 mm maka panel tersebut harus diberi Boundary Element atau tulangan komponen batas.Boundary element harus dipasang secara horizontal tidak kurang daripada :

1) c−0,1l w =581−(0,1×2280 )=353

2)

c2=581

2=290 , 5

Maka boundary element atau tulangan komponen batas harus dipasang minimal

sejauh 353 mm, diambil jarak pakai 440 mm dari sisi masing-masing serat tekan terluar panel AB.Direncanakan tulangan longitudinal komponen batas 4 D10 – 100 dengan clear cover sebesar 30 mm.

ρterpasang=AS

bd

ρterpasang=2×4×78 , 5150×440

ρterpasang=0 ,009515>0 , 009Direncanakan tulangan sengkang D10 –

100 untuk arah horizontal. Luas tulangan transversal atau sengkang yang dibutuhkan tidak boleh kurang dari :

10

Page 11: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Ash=0,3(s×hc×f ' c

f yh )[( Ag

Ach )−1]Ash=0,3(100×(150−2(30+10

2 ))×30

400 ) [(440×150(440−30 )× (150−60 ) )−1]

Ash=141, 951

A sh=0 , 09(s×hc×f ' c

f yh)

A sh=0 , 09(100×(150−2(30+102 ))×30

400 )A sh=54

Jumlah tulangan = 440-150/100 = 2,9 maka dipasang 3 D10 – 100.Luas pakai 3 D10 – 100, Av = 235,5 mm2> 141,951 mm2…….OK. Untuk penulangan komponen batas atau Boundary Element pada lantai

berikutnya disamakan dengan perhitungan di atas pada ground floor karena tulangan boundary dipasang menerus dari dasar sampai lantai atap LMR.

4.5 Hasil Desain

Gambar 4.9 Detail Core Lift (Passanger Elevator 3 Cars)

5. KESIMPULANPada gedung perkantoran ini dirancang

elevator/lift 3 kabin dengan dinding geser yang memiliki ketebalan 150 mm dan tinggi

dari dasar hingga sampai lantai atap Lift Machine Room (LMR). Hasil perhitungan penulangan struktur dinding memberikan hasil sebagai berikut :

11

Page 12: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

1. Longitudinal Reinforcement Core Lift (Tulangan Utama)Lt. Ground: D10 – 200 untuk area non-

boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. 2 – 3 : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. 4 – 8 : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. Atap – LMR : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

2. Transversal Reinforcement Core Lift (Tulangan Sengkang)Lt. Ground : D10 – 200 untuk area non-

boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. 2 – 3 : D10 – 100 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. 4 – 8 : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

Lt. Atap – LMR : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary atau komponen batas.

6. REFERENSI1. _. 2013. Brosur Passanger Elevator.

Hyundai Elevator Co., Ltd.2. _. 2013. Hyundai Elevator Planning

Guide (Untuk Konsultan dan perencana). Hyundai Elevator Co., Ltd.

3. _. 2010. Perhitungan Kebutuhan Lift. Materi Utilitas Bangunan 2010.

4. Admin. 2010. Hoistway detail : Intermediate Support and Separator Beam. Available from URL : http://elevatorescalator.wordpress.com/2010/.

5. Badan Standarisasi Nasional. RSNI 03-1726-2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta : 2010.

6. Badan Standarisasi Nasional. SNI 05-7052-2004. Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang yang Dijalankan dengan Motor Traksi Tanpa Kamar Mesin. Jakarta : 2004.

7. Christiani, Yohanna. 2009. Shear Wall. Available from URL : http://yohannachristiani.blogspot.com/2012/06/shear-wall.html.

8. Departemen Pekerjaan Umum. SNI 03 – 2847 – 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version). Bandung : 2002.

9. Asroni, Ali. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

10. Doran, B. 2003. Elastic-plastic analysis of R/C coupled shear wall : The equivalent stiffness ratio of the tie element. Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering, Yildzid Technical University : Istanbul, Turkey.

11. Imran, Iswandi. 2008. Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan Struktur Dinding Geser Beton Bertulang. Institut Teknologi Bandung.

12. Khozin, Nur dan Andi Darmawan, Saryono. Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Berlian Jakarta. Tugas Akhir.

13. Suhelda dan Yuliani, Ester. Evaluasi Perbandingan Konsep Desain Dinding Geser Tahan Gempa Berdasarkan SNI Beton.

14. Syarif, Nawar. 2011. Berkenalan dengan SRPM (Sistem Rangka Pemikul

12

Page 13: PERANCANGAN DINDING GESER UNTUK LIFT.docx (1411Kb)

Momen). Available from URL : http//nawarsyarif.blogspot.com/2011/10/berkenalan-dengan-srpm-sistem-rangka.html.

15. Tavio dan Kusuma, Beny. 2010. Desain Sistem Rangka Pemikul Momen dan Dinding Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. Surabaya : ITSpress.

13