119
PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN BUKIT 7A BARU Studi Kasus PT. ANTAM, Tbk UBP Bauksit Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan (S.T) Oleh : AHMAD FATHURROHMAN NIM: 11160980000048 PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019

PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI

PENAMBANGAN BUKIT 7A BARU

Studi Kasus PT. ANTAM, Tbk UBP Bauksit Tayan, Kabupaten Sanggau,

Kalimantan Barat

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Pertambangan (S.T)

Oleh :

AHMAD FATHURROHMAN

NIM: 11160980000048

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019

Page 2: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

i

PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI

PENAMBANGAN BUKIT 7A BARU

Studi Kasus PT. ANTAM, Tbk UBP Bauksit Tayan, Kabupaten Sanggau,

Kalimantan Barat

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Pertambangan (S.T)

Oleh :

AHMAD FATHURROHMAN

NIM: 11160980000048

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019

Page 3: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

ii

Page 4: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

iii

Page 5: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir

dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi Penambangan Bukit 7A Baru

Studi Kasus PT. ANTAM Tbk UBP Bauksit, Tayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi

Kalimantan Barat”. Penulisan Laporan Tugas akhir ini merupakan syarat untuk

memenuhi mata kuliah pada Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir, banyak pihak yang telah membantu,

memberikan dukungan dan mempermudah kegiatan penyusunan laporan ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak A. Silvan Erusani, S.T., M.Sc selaku Dosen Pembimbing I.

2. Bapak Ahmad Fauzan Haryono, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II

3. Bapak Ir. Agus Sulaiman Djamil, M.Sc. selaku Dosen Penguji I.

4. Ibu Nurmaya Arofah, M. Eng. selaku Dosen Penguji II.

5. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Sc, Ketua Jurusan Teknik Pertambangan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom. selaku Sekretaris Jurusan Teknik

Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Taufik Kadar Nurdaya, ST. (Engineer Mine Production Departement)

selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan masukan, dan arahan

pada penulis dalam melakukan penulisan laporan tugas akhir ini.

9. Kedua orang tua tercinta yang telah senantiasa selalu mendoakan, memberikan

Page 6: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

vii

Page 7: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

viii

ABSTRAK

Penimbunan kembali tanah penutup lahan bukaan bekas tambang harus

dilakukan secara matang dan terencana, perencanaan penimbunan mencakup

tahapan – tahapan yang sequential dan terukur jumlah volume dan waktunya. Hal

ini dilakukan agar kegiatan penimbunan dapat meminimalisir dampak terhadap

lingkungan serta menyesuaikan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 Tahun 2010

tentang Reklamasi dan Pascatambang. Perencanaan sequence backfill perlu

mengetahui luas area penimbunan, elevasi awal sebelum penimbunan, kinerja alat

yang digunakan untuk penimbunan, volume material penimbunan yang tersedia

serta jam bekerja perusahaan yang tersedia. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software Surpac dan AutoCAD. Hasil dari analisis yang dilakukan

maka produktivitas alat penimbunan berupa 2 excavator adalah 440,77 LCM/Jam

dan dibuat 3 sequence penimbunan backfill yang total volume penimbunannya

adalah 143.807 LCM (Loose Cubic Meters) dan total volume topsoil 8.658,16

LCM. Masing – masing sequence terdiri dari, besar volume sequence I 52.418

LCM, besar volume sequence II 52.375 LCM, dan besar volume sequence III

39.014 LCM. Dengan jumlah waktu penimbunan 19,15 hari.

Kata kunci : backfill, perencanaan sequence, volume backfill

Page 8: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

ix

ABSTRACT

Backfilling on mine-out area must be carried out carefully and well planned,

backfill planning includes sequential and measurable stages of volume and time.

This is done so that landfill activities can minimize the impact on the environment

and based on government regulation No.78 of 2010 concerning on reclamation and

post-mining. Backfill sequence planning requires landfill area, initial elevation

before backfill, the performance of the equipment used for backfill, the volume of

backfill material available and the company's available working hours. Data

processing is performed using Surpac and AutoCAD software. As a result, the

productivity of backfill equipment in the form of 2 excavators is 440,77 LCM/Hour

and backfilling has 3 sequences with the whole Overburden volume is 143.807

LCM and topsoil volume is 8.658,16 LCM. Each sequence consist of different

volume, sequence I volume is 52.418 LCM, sequence II volume is 52.375 LCM

and sequence III volume is 39.014 LCM. These all sequences need 19,15 days.

Keyword : backfill, sequence planning, backfill volume

Page 9: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH DAN AKRONIM............................................................ xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah..................................................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6

2.1 Kajian Teoritik .................................................................................................... 6

2.2 Metode Open Cast / Open Mine / Open Cut ........................................................ 10

2.2.1 Dasar Perhitungan Volume Tanah Pucuk Pada Timbunan .............................. 11

2.3 Perencanaan Reklamasi ......................................................................................... 18

2.4 Backfill ................................................................................................................... 18

2.5 Wilayah Penambangan ...................................................................................... 19

Page 10: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xi

2.6 Kondisi Geologi Daerah Penelitian .................................................................. 20

2.7 Kegiatan Penambangan di PT Antam Tbk UBPB Tayan.................................. 25

2.8. Kegiatan Penimbunan atau Backfilling di PT Antam Tbk UBPB Tayan .............. 27

2.9 Revegetasi ............................................................................................................ 29

2.10 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 30

2.11 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 31

BAB III ................................................................................................................. 33

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 33

3.1 Waktu Penelitian .................................................................................................... 33

3.3 Metode Penelitian ............................................................................................... 34

3.4 Diagram Alir Penelitian..................................................................................... 37

3.5 Instrumen yang Digunakan pada Penelitian ...................................................... 38

3.6 Teknik Pengambilan Data ................................................................................ 40

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 41

BAB IV ................................................................................................................. 45

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 45

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 45

4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 45

4.2.1 Morfologi ....................................................................................................... 45

4.2.2 Penambangan Bauksit ........................................................................................ 46

4.2.3. Backfill Bukit 7A Baru .................................................................................... 47

4.2.4. Rona Awal ....................................................................................................... 49

4.2.5. Kondisi Setelah Penambangan ........................................................................ 50

4.2.6 Restorasi Lahan Bukit 7A Baru ........................................................................ 51

4.2.7 Desain Backfill Bukit 7A Baru ........................................................................... 53

4.2.8 Estimasi Jumlah Volume Overburden untuk Backfill ..................................... 54

4.2.9 Sequencing Penimbunan .................................................................................. 57

4.2.10 Produktivitas Alat Berat .................................................................................. 58

4.2.14 Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan backfill dengan material Overburden 61

4.2.15 Produktivitas Alat Dengan Material Topsoil ................................................... 68

BAB V ................................................................................................................... 70

Page 11: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xii

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 70

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 70

5.2 Saran ................................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN ......................................................................................................... 74

Page 12: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit

Tayan ................................................................................................... 20

Gambar 2. Lapisan Endapan Bauksit .................................................................... 23

Gambar 3. Profil Dinding Testpit, A. Contoh Gossan ,B. Dan C. Contoh Bauksit

(Satker Geologi PT Antam Tbk, 2013) ............................................... 24

Gambar 4. Peta Geologi Regional Lembar Pontianak / Nangataman, Kalimantan

............................................................................................................. 25

Gambar 5. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit

Tayan ................................................................................................... 27

Gambar 6. Dumping Overburden Di Area Backfill ............................................. 28

Gambar 7. Revegetasi Lahan Bekas Tambang (Dokumentasi Penulis, 2018) ...... 29

Gambar 8. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32

Gambar 9. Lokasi PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit Tayan .................................. 34

Gambar 10. Modelling Menggunakan Surpac ...................................................... 38

Gambar 11. Desain Bukit 7A PT Antam UBPB Tayan Hasil Pengukuran per

04/10/2016........................................................................................... 39

Gambar 12. Melakukan Plotting Desain Backfill di Software AutoCAD ............ 40

Gambar 13. Orientasi Area Desain (1) .................................................................. 41

Gambar 14. Orientasi Area Desain (2) .................................................................. 42

Gambar 15. Volume Backfill Tersedia Metode Block Modelling ........................ 43

Gambar 16. Peta Situasi dan Rencana Tambang PT Antam UBP Bauksit Tayan

Januari – Desember 2019 .................................................................... 47

Gambar 17. Situasi Area Penelitian ...................................................................... 48

Gambar 18. Kontur Topografi Rona Awal ........................................................... 49

Gambar 19. Topografi Mine-Out Yang Tidak Merata Dilihat dari Atas .............. 51

Page 13: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xiv

Gambar 20. Kegiatan pengupasan Overburden sekaligus backfilling bukit 7A

Baru tahap ke-1 ................................................................................... 52

Gambar 21. Dumping Overburden dengan Supporting Bulldozer....................... 53

Gambar 22. Desain Penimbunan backfill.............................................................. 54

Gambar 23. Blockmodel Volume Backfill Tersedia Bukit 7A Baru .................... 55

Gambar 24. Articulated Dump Truck di PT Antam UBPB Tayan ....................... 59

Gambar 25. Kegiatan Backfilling Sekaligus Pengupasan Overburden ................. 59

Gambar 26. Peta Backfill Bukit 7A Sequence I ................................................... 76

Gambar 27. Crosssection I .................................................................................... 63

Gambar 28. Peta Backfill Bukit 7A Sequence II ................................................. 78

Gambar 29. Crosssection II ................................................................................... 65

Gambar 30. Peta Backfill Bukit 7A Sequence III ................................................. 79

Gambar 31. Crosssection III ................................................................................. 67

Page 14: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Metode Pertambangan .......................................................... 10

Tabel 2. Swell Factor ............................................................................................ 13

Tabel 3. Faktor Konversi Volume Tanah .............................................................. 14

Tabel 4. Load Factor, Presentase Swell, dan Berat Jenis Material ....................... 17

Tabel 5. Waktu Penelitian ..................................................................................... 33

Tabel 6. Penentuan Elevasi Topgrafi Backfill ...................................................... 43

Tabel 7. Report Cadangan Tersedia Sebelum Ditambang .................................... 50

Tabel 8. Ketersedian OB Di Area yang Sedang Dilakukan Pembukaan Lahan ... 56

Tabel 9. Report Volume OB (LCM) Dibutuhkan untuk Backfill ......................... 56

Tabel 10. Efektif Jam Bekerja Mingguan PT Antam UBPB Tayan ..................... 57

Tabel 11. Kapasitas Bucket Volvo EC330BLC Hydraulic Excavator .................. 58

Tabel 12. Perhitungan Produktivitas Excavator .................................................... 60

Tabel 13. Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu .............................................. 60

Tabel 14. Perhitungan waktu yang dibutuhkan ..................................................... 67

Tabel 15. Perhitungan Produktivitas Excavator .................................................... 68

Tabel 16. Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu .............................................. 69

Page 15: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data cycle time Excavator Volvo EC330BLC ................................. 75

Lampiran B Spesifikasi Excavator Volvo EC330BLC ......................................... 77

Lampiran C Spesifikasi Articulated Dump Truck Volvo A35F ........................... 77

Lampiran D Spesifikasi Dozer WD600-3 ............................................................. 80

Lampiran E Volume Tersedia untuk Penimbunan kembali Overburden ............. 81

Lampiran F Efisiensi Operator Alat Berat Mekanis ............................................. 84

Lampiran G Parameter Kalender Jam Kerja PT Antam Tayan............................. 84

Lampiran H Tutorial Software Surpac dan AutoCAD…………….……………102

Page 16: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

xvii

DAFTAR ISTILAH DAN AKRONIM

ADT : Articulated Dump Truck

PT : Perseroan Terbatas

Tbk : Singkatan dari terbuka, dimaksud terbuka karena saham dari

perusahaan yang memiliki label terbuka akan diperjualbelikan

secara umum pada masyarakat luas dan jumlah dari pemegang

saham sendiri pun tidak dibatas.

UBP : Unit Bisnis Pertambangan

UBPB : Unit Bisnis Pertambangan Bauksit

AMDAL : Analisis Dampak Lingkungan

SOP : Standar Operasional Prosedur

HSE : Health, Safety, Environment

LCM : Loose Cubic Meter

BCM : Bank Cubic Meter

CCM : Compact Cubic Meter

WMT : Wet Metric Ton

PP : Peraturan Pemerintah

OB : Overburden

CT : Cycle Time

LCC : Legum Cover Crop

Page 17: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini dilakukan di area pertambangan PT Antam UBP Bauksit Tayan,

Kabupaten Sanggu, Kalimantan Barat. Pertambangan bauksit dilakukan dengan

metode tambang terbuka (open cast) yang tentunya menghasilkan dampak ikutan

berupa kerusakan lingkungan terutama pada hutan hujan tropis yang merupakan

dominasi lapisan penutup dari permukaan bentang lahan yang ditambang. Upaya

penutupan tambang harus memenuhi prinsip- prinsip, yaitu prinsip perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, prinsip keselamatan dan

kesehatan kerja, dan prinsip konservasi mineral dan batubara. Setiap kegiatan

tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting

bila tidak adanya penanganan dan pemulihan terhadap lingkungan secara tepat.

Hal ini mengingat kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentangan alam.

Dalam ayat Al-quran lebih menegaskan akan kerusakan yang ditimbulkan oleh

tangan manusia itu sendiri, seperti berikut :

قريب من المحسنين ول تفسدوا في الرض بعد إصلحها وادعوه خوفا وطمعا إن رحمت للا

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.

Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat

Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” [ al – A’raf:56]

Tafsir Al-Muyassar (2013) yang ditulis oleh Syeikh Aidh Al-Qarni

menjelaskan mengenai Ayat di atas bahwa (janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi) dengan membunuh manusia, menghancurkan rumah-rumah,

membunuh hewan-hewan dan menebang pepohonan, dan mengeringkan sungai-

sungai. Sehinga diperlukan pengembalian lahan yang telah rusak tersebut agar

dapat kembali tumbuh pohon – pohonan seperti sebelum dilakukannya

penambangan.

Page 18: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

2

Upaya untuk menjamin pemanfaatan lahan di wilayah bekas kegiatan

pertambangan perlu dilakukan agar lahan dapat dimanfaatkan dan produktif

kembali bagi masyarakat setelah penambangan berhenti, hal tersebut sesuai dengan

Peraturan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Nomor 4

Tahun 2009 sehingga setiap perusahan pertambangan diwajibkan melakukan

reklamasi dan pascatambang.

Pengembalian tanah penutup pada pertambangan terbuka merupakan upaya

yang wajib dilakukan oleh perusahaan pertambangan dengan metode tambang

terbuka, hal tersebut dilakukan saat proses produksi selesai atau saat proses

produksi masih berlangsung. Pertambangan bauksit yang dilakukan PT. Antam

UBP Bauksit Tayan menggunakan metode Open Cast, lokasi penimbunan

sementara (disposal area) berada tidak jauh dari area produksi agar saat selesai

ditambang dapat langsung dilakukan penimbunan tanah penutup kembali selain itu

menjadikan tanah penutup yang berasal dari area yang belum ditambang untuk

selanjutnya dijadikan material backfill (pengembalian tanah penutup) di area yang

sudah mine out (selesai ditambang).

Perencanaan backfill yang dilakukan oleh PT. Antam UBPB Tayan hanya

sebatas mengetahui jumlah volume yang dibutuhkan dengan tidak melakukan

desain yang terukur pada area yang akan ditimbun, sehingga pengerjaan

penimbunan tidak terukur waktu yang dibutuhkan untuk penimbunan. Area bukaan

bekas tambang tentunya tidak dapat sepenuhnya ditimbun kembali seperti rona

awalnya, namun upaya dalam memperbaiki lahan dilakukan secara baik dan

terencana. Oleh karena itu, lokasi pit yang akan dilakukan penimbunan harus

mempertimbangkan volume tanah galian, kapasitas penimbunan, produktivitas alat

penimbunan, ketersediaan jam bekerja perusahaan, tahapan – tahapan penimbunan

tanah penutup mulai dari awal sampai selesai penimbunan, dan juga pola aliran air

di daerah penimbunan.

Pada proses penimbunan di daerah yang telah selesai ditambang, digunakan

metode yang sesuai dengan daerah penyelidikan yaitu metode backfilling. Metode

Page 19: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

3

penelitian ini dengan menghitung volume material penimbunan kembali yaitu

Overburden di dalam lubang bukaan bekas tambang dimana bahan galian tambang

telah selesai diambil. Hal-hal yang harus diperhatikan agar backfilling digging

dapat berjalan dengan lancar yaitu dengan menghitung volume material tanah

timbunan yang optimal disesuaikan dengan ketersediaan material, elevasi

penimbunan disesuaikan dengan kemampuan alat dan morfologi lahan. Dengan

berbagai pertimbangan di atas, pada periode pascatambang diharapkan lahan bekas

penambangan masih memiliki kemampuan mendukung usaha pemanfaatan

selanjutnya atau paling tidak kondisinya harus dikembalikan mendekati kondisi

awal sebelum penambangan dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Terjadinya lahan bukaan bekas penambangan dapat meninmbulkan dampak

serius terhadap lingkungan, dalam hal ini tidak beraturannya morfologi lahan yang

mengakibatkan lahan tidak dapat digunakan sebagai lahan produktif bagi

masyarakat. Dalam Peraturan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara Nomor 4 Tahun 2009 maka setiap perusahan pertambangan diwajibkan

melakukan reklamasi dan pasca tambang dengan tujuan untuk meminimalisasi

lubang bukaan bekas tambang.

Pengembalian tanah penutup harus dilakukan secara baik, dalam hal ini

elevasi penimbunan dibuat secara teratur agar tidak mudah tererosi dan tidak

menimbulkan adanya genangan – genangan air. Kegiatan penimbunan dilakukan

dengan perencanaan yang baik, dalam hal ini sequence penimbunan dibuat untuk

memperjelas dan mempermudah kegiatan penimbunan di lapangan, serta dengan

hasil yang sesuai degan perencanaannya.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak membahas kestabilan daerah timbunan.

2. Tidak membahas pola aliran di daerah penimbunan.

Page 20: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

4

3. Tidak memperhitungkan aspek pembiayaan dalam merealisasikan desain yang

dibuat.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini antara lain:

1. Berapa produktivitas alat penimbunan excavator dan dozer pada kegiatan

pengembalian tanah penutup (backfill) lahan bukaan tambang bauksit PT.

Antam, Tbk. UBPB Tayan?

2. Bagaimana perencanaan desain penimbunan pada lahan bukaan tambang

bauksit Bukit 7A Baru PT Antam UBPB Tayan?

3. Bagaimana perencanaan sequence penimbunan lahan bukaan tambang bauksit

Bukit 7A Baru PT Antam UBPB Tayan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui produktivitas alat penimbunan excavator dan dozer pada

kegiatan pengembalian tanah penutup (backfill) lahan bukaan tambang

bauksit PT. Antam, Tbk. UBPB Tayan.

2. Merencanakan desain final penimbunan pada lahan bukaan tambang bauksit

Bukit 7A Baru PT Antam UBPB Tayan.

3. Merencanakan sequence penimbunan lahan bukaan tambang bauksit Bukit

7A Baru PT Antam UBPB Tayan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini, diharapkan terjadi hubungan yang baik antara

mahasiswa dengan perusahaan, yaitu :

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan ilmu-ilmu pertambangan yang sudah

diterima di bangku kuliah terutama mengenai metode backfilling lahan

Page 21: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

5

bekas tambang bauksit dan sebagai media bagi mahasiswa untuk belajar

mengatasi masalah sebagai bekal dalam dunia kerja nanti.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Tercipta hubungan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa

melaksanakan tugas akhir mengenai berbagai persoalan yang muncul untuk

kemudian dicari solusi bersama yang lebih baik.

c. Bagi Perusahaan

Adanya masukan bermanfaat bagi perusahaan dalam optimalisasi

upaya kegiatan backfilling yang terukur dan terarah pada lahan bekas

tambang bauksit pada area Bukit 7A Baru tahap ke-2 yang akan dilakukan,

agar proses dan jumlah material yg diperlukan dan telah direncanakan dapat

berjalan dengan baik untuk lingkungan yang berkelanjutan, sehingga dapat

terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar

wilayah pertambangan apabila perusahaan telah selesai beroperasi.

Page 22: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritik

Penutupan tambang (mine closure) dan reklamasi lokasi tambang telah

menjadi bagian penting dari siklus hidup tambang karena tuntutan masyarakat

untuk lingkungan yang lebih steril dari dampak – dampak yang akan ditimbulkan

oleh penambangan. Keseluruhan proses pengembangan tambang dengan

pemanfaatan lahan di masa mendatang disebut sebagai pembangunan

berkelanjutan.

Menurut Hartman & Mutmansky (1987), Tambang terbuka (surface mining)

adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya

dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya

berhubungan langsung dengan udara luar.

Pemilihan metode penambangan pada awalnya didasarkan pada letak

endapan relatif terhadap permukaan dangkal/dalam dan setelahnya mengacu pada

keuntungan terbesar yang akan diperoleh serta mempunyai perolehan tambang yang

terbaik dengan memperhatikan karakteristik unik di daerah yang akan ditambang

(meliputi: alam, geologi, lingkungan, dll).

Menurut Hartman & Mutmansky (1987) Faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan metode tambang adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik spasial dari endapan

Faktor ini bisa jadi penentu terpenting dalam pemilihan metode

tambang karena sangat mempengaruhi dalam pemilihan suatu

daerah yang akan ditambang dengan cara tambang terbuka atau

Page 23: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

7

tambang bawah tanah, laju produksi, pemilihan metode penanganan

material dan lay-out tambang seperti:

A. Ukuran (dimensi: tebal dan penybaran).

B. Bentuk (tabular, lentikular, massive atau irregular).

C. Attidute (inklinasi dan dip).

D. Kedalaman (nilai: rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan-SR).

2. Kondisi geologi dan hidrogeologi

Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat

mempengaruhi pemilihan metode penambangan, khususnya dalam

pemilihan antara metode selektif atau tidak. Hidrologi

mempengaruhi sisten drainase dan pompa yang diperlukan

sedangkan mineralogy mempengaruhi cara pengolahan mineral.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk kondisi

geologi dan hidrogeologi:

a. Mineralogi dan petrogafi (sulfida dan oksida).

b. Komposisi kimia dan kwalitas (bahan tambang primer dan

produk samping, by product, untuk batu bara: CV, TM, Ash, S).

c. Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontiniu, itrusi).

d. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih

atau cleats dalam batu bara).

e. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas).

f. Air tanah dan hidrologi.

3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan)

Sifat mekanis dari material endapan dan batuan sekitarnya

merupakan faktor kunci dalam pemilihan peralatan pada tambang terbuka

sedangkan pada tambang bawah tana hal ini berpengaruh pada kelas

metode yang dipilih seperti unsupported, supported, atau caving. Berikut

Page 24: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

8

adalah hal-hal yang jadi pertimbangan dari sifat geoteknik untuk

pertambangan:

a. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, kekakuan, dll).

b. Perilaku elastik atau viskoelastik (flow, creep).

c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi).

d. Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi.

e. Sifat-sifat fisik lainnya (berat isi, specific gravity, angka pori,

porositas, permeabilitas, kadar air).

4. Konsiderasi ekonomi

Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa

pengembalian dan keuntungan. Berikut adalah hal-hal yang

mempengaruhi kondisi ekonomi pertambangan:

a. Cadangan (tonase dan kadar / kualitas).

b. Laju produksi (produksi per satuan waktu).

c. Umur tambang.

d. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan

waktu, missal ton/karyawan-shift).

e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode

penambangan yang cocok.

5. Faktor teknologi

Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknologi

dalam pemilihan metode penambangan:

a. Perolehan tambang (mine recovery).

b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara).

c. Kefleksibelan metode dengan perubahan kondisi.

d. Selektivitas metode untuk batubara dan waste.

e. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan.

Page 25: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

9

f. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi.

6. Faktor lingkungan

Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor

lingkungan dalam pemilihan metode penambangan:

a. Kontrol bawah tanah.

b. Penurunan permukaan tanah (subsidence).

c. Kontrol atmosfir (kontrol kwalitas, kontrol panas dan

kelembaban, serta untuk tambang bawah tanah: ventilasi).

d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan

dan keselamatan kerja, kehidupan dan pemukiman).

Page 26: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

10

Klasifikasi metode penambangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Klasifikasi Metode Pertambangan

Catatan : Tanda * menunjukan metode paling penting dan paling sering digunakan.

Sumber : (Hartman dan Mutmansky, 1987)

Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang

terbuka ada beberapa cara, salah satunya yaitu metode open cast mining.

2.2 Metode Open Cast / Open Mine / Open Cut

Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan open

pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan untuk daerah lereng bukit. Medan

kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk

tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari

letak endapan penambangan yang diinginkan (Hartman & Mutmansky, 1987).

AKSEPTANSI/LOKAL KELAS SUBKELAS METODE KOMODITAS

TR

AD

ISIO

NA

L

Tambang Terbuka

(Surface Mining)

Mekanis

(Mechanical) -

*Open Pit Mining Metal, Nonmetal

Quarry Nonmetal

*Open Cast Mining Coal, Nonmetal

Auger Mining Coal

Aqueous

Placer Hydraulicking Metal, Nonmetal

Dredging Metal, Nonmetal

Solution Borehole Mining Nonmetal

Leaching Metal

Tambang Bawah

Tanah

(Underground

Mining)

Unsupported -

*Room & Pillar Mining Coal, Nonmetal

*Stope & Pillar Mining Metal, Nonmetal

Shrinkage Stoping Metal, Nonmetal

*Sublevel Stoping Metal, Nonmetal

Supported -

Cut and Fill Stoping Metal

Stull Stoping Metal

Square Set Stoping Metal

Caving -

*Longwall Mining Coal

Sublevel Caving Metal

*Block Caving Metal

NO

VE

L

- - -

Rapid Ex cavation Noncoal (Hard rock)

Automation, Robotics All

Hydraulic Mining Coal, Soft rock

UG Gasification Coal

Underground Retorting Hydrocarbons

Ocean Mining Metal

Nuclear Mining Noncoal

Ex traterrestrial Mining Metal, Nonmetal

Page 27: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

11

Kegiatan tambang terbuka bauksit pada Area Bukit 7A Baru di tahap ke-2

adalah menggunakan metode open cast. Rencana alur kegiatan pengembalian tanah

penutupnya yaitu meliputi kegiatan pemuatan tanah penutup yang diambil dari

pengupasan lahan baru dibuka, pengangkutan tanah penutup, pemuatan tanah pucuk

yang mengandung tanah humus diambil dari pengupasan lahan baru, dan

pengangkutan tanah pucuk yang kemudian dilakukan spreading dengan bulldozer.

Bukaan pit yang telah selesai ditambang, selanjutnya dilakukan backfilling

dimana dilakukan penimbunan kembali dengan material Overburden. Desain

geometri timbunan dibuat sesuai dengan rencana pascatambang dan mengikuti

topografi dari rona awalnya. Geometri timbunan didesain agar aman pada saat

tambang ditutup dan dijadikan area hijau yang sesuai dengan peruntukan awalnya.

Kapasitas desain dibuat sesuai dengan jumlah Overburden yang masih harus

dikupas dengan jumlah yang optimal dan sesuai dengan peraturan pemerintah

tentang lingkungan lahan bekas tambang.

Dalam rangka restorasi lahan dan pengembalian unsur hara tanah, upaya

backfill pengembalian anah penutup dengan tujuan meratakan dan menstabilkan

permukaan lahan dari erosi dan dampak lingkungan yang serius. Kemudian yang

perlu diperhatikan dalam menetukan jumlah Overburden atau tanah penutup untuk

kegiatan backfill adalah sebagai berikut :

2.2.1 Dasar Perhitungan Volume Tanah Pucuk Pada Timbunan

Perhitungan volume tanah pucuk (topsoil) tersebut menggunakan metode

mean area. Volume yang akan dihitung adalah volume ruang atau bangun dengan

penampang atas dan bawah yang merupakan bentuk yang tidak beraturan

(Tenriajeng, 2003). Adapun bentuk tidak beraturan ini adalah luas penampang

bawah yaitu L1 dan luas penampang atas adalah L2 yang luas jenjangnya adalah 20

x 50 meter.

V= 1/2 x(L1 + L2 ) x t……………………….………………….....(Persamaan 2.1)

Page 28: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

12

Dimana :

V = Volume timbunan (m3) atau LCM

L1 = Luas penampang atas (m2)

L2 = Luas penampang bawah (m2)

t = Jarak penampang atas dan bawah (m)

2.2.2 Dasar Perhitungan Tanah Pucuk Pada Sistem Penataan Lahan

2.2.2.1 Sistem Perataan Tanah

Untuk mengetahui volume tanah pucuk (topsoil) yang akan digunakan

dalam kegiatan penataan lahan dengan sistem perataan tanah (Tenriajeng, 2003).

Dapat digunakan rumus sebagai berikut :

V = L x T …………………………………………………(Persamaan 2.2)

Dimana :

V = Volume topsoil

L = Luas area lahan yang akan ditata.

T = Tebal topsoil yang direncanakan menutupi daerah yang akan ditata.

2.2.3 Pengembangan Material (Swelling Factor)

Pengembangan material berupa penambahan atau pengurangan volume

material (tanah) yang diganggu dari bentuk aslinya. Material dibagi dalam 3

keadaan:

a. Keadaan Asli (bank condition), adalah keadaan material yang masih alami

dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Di

dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih

terkonsolidasi dengan baik. ukuran tanah demikian dinyatakan dalam

ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang

digunakan sebagai dasar perhiotungan jumlah pemindahan tanah.

Page 29: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

13

b. Keadaan gembur (loose condition), adalah keadaan material tanah setelah

diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian biasanya terdapat di depan

dozer blade, di atas truck, di dalam bucket, dan sebagainya. Ukuran volume

tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure =

Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM+%swell x

BCM, dimana faktor "swell" ini tergantung dari jenis tanah. Dengan

demikian, dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar

dari BCM.

c. Keadaan padat (Compact), keadaan padat adalah keadaan tanah setelah

ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan. keadaan ini akan

dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan).

perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara

partikel-partikel tanah tersebut. dengan demikian volumenya berkurang,

sedangkan beratnya tetap. ukuran volume tanah dalam keadaan padat

biasanya dinyatakan dalam compact measure= Compact Cubic Meter

(CCM) (Tenriajeng, 2003).

Berikut tabel mengenai faktor pengembangan tanah :

Tabel 2. Swell Factor

Jenis Tanah Swell (%)

Pasir 5 – 10

Tanah Permukaan

(Topsoil)

10 – 25

Tanah Biasa 20 – 45

Lempung (clay) 30 – 60

Batu 50 – 60

Sumber : Tenriajeng, (2003)

Page 30: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

14

Tabel faktor konversi volume tanah/material:

Tabel 3. Faktor Konversi Volume Tanah

Jenis Material Kondisi

Awal

Perubahan Kondisi Berikutnya

Kondisi

Asli

Kondisi

Gembur

Kondisi

Padat

Sand Tanah

Berpasir

(A)

(B)

(C)

1,00

0,90

1,05

1,11

1,00

1,17

0,99

0,80

1,00

Sand Clay /

Tanah Biasa

(A)

(B)

(C)

1,00

0,80

1,11

1,25

1,00

1,39

0,90

0,72

1,00

Gravelly Soil /

Tanah

Berkerikil

(A)

(B)

(C)

1,00

0,70

1,11

1,25

1,00

1,59

0,90

0,63

1,00

Clay / Tanah

Liat

(A)

(B)

(C)

1,00

0,85

0,93

1,18

1,00

1,09

1,08

0,91

1,00

Grovels /

Kerikil

(A)

(B)

(C)

1,00

0,88

0,97

1,13

1,00

1,10

1,29

0,91

1,00

Kerikil Besar

dan Padat

(A)

(B)

(C)

1,00

0,70

0,77

1,42

1,00

1,10

1,03

0,91

1,00

Pecahan Batu

Kapur, Batu

Pasir, Cadas

Lunak, Sirtu

(A)

(B)

(C)

1,00

0,61

0,82

1,65

1,00

1,35

1,22

0,74

1,00

Pecahan Granit,

Basalt, Cadas

Keras, dan

lainnya

(A)

(B)

(C)

1,00

0,59

0,76

1,70

1,00

1,30

1,31

0,77

1,00

Pecahan Cadas,

Broken Rock

(A)

(B)

(C)

1,00

0,57

0,71

1,75

1,00

1,24

1,40

0,80

1,00

Ledakan Batu

Cadas, Kapur

Keras

(A)

(B)

(C)

1,00

0,56

0,77

1,80

1,00

1,38

1,30

0,72

1,00

Sumber: Tenriajeng, (2003)

Keterangan : A) Asli (bank)

B) Gembur (loose)

C) Padat (compact)

Page 31: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

15

Adapun cara perhitungan volume dari berbagai keadaan tanah sebagai berikut:

a. Pengembangan (swelling)

𝑆𝑤 = (𝐵−𝐿

𝐿) 𝑥 100%...........................................................(Persamaan 2.6)

b. Penyusutan (shrinkage)

𝑆ℎ = (𝐶−𝐵

𝐶) 𝑥 100%............................................................(Persamaan 2.7)

Dimana :

Sw = swell =% pengembangan

Sh = shrinkage = %penyusutan

B = Berat jenis tanah keadaan asli

L = Berat jenis tanah keadaan lepas

C = Berat jenis tanah keadaan padat

Cara lain adalah dengan menggunakan Load Factor (LF) yaitu presentase

pengurangan density material dalam keadaan asli menjadi keadaan lepas.

𝐿𝐹 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐺𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑙𝑖………………………...................(Persamaan 2.8)

=𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑙𝑖

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠…………………………………….........(Persamaan 2.9)

Volume tanah asli = LF X Volume tanah lepas, dengan demikian:

𝑆𝑤 = (𝐵

𝐿− 1) 𝑥 100%

=1𝐿

𝐵

− 1 𝑥 100

= 1

𝐿𝐹− 1 𝑥 100%..................................................................(Persamaan 2.10)

Page 32: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

16

Adapun cara menghitung produktivitas alat excavator adalah sebagai berikut :

P = Q x 3600 x E

𝐶𝑚……………………………………………………(Persamaan 2.11)

Q = q1 x K……………………………………………….……….(Persamaan 2.12)

Dimana :

P = Produktivitas

Q = Produktivitas per siklus (m3)

E = Efisiensi

Cm = Waktu Edar

q1 = Kapasitas Bucket

K = Faktor Bucket

Cara menghitung produktivitas alat dozer adalah sebagai berikut :

P = CT x Produktivitas per cycle x GF x E……….………….…..(Persamaan 2.13)

Dimana :

P = Produktivitas

CT = Cycletime

E = Efisiensi

GF = Grade Factor

Page 33: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

17

Sumber : Tenriajeng, (2003)

Material Lb/BCY Swell (%) Lb/LCY LF (%)

Bauksit 3200 33 2400 75

Caliche 3800 82 2100 55

Cinder 1450 52 950 66

Karnosit, Bijih Unggulan 3700 35 2750 74

Lempung, tanah liat asli 3400 22 2800 82

Lempung, kering untuk digali 3100 23 2500 81

Lempung, basah untuk digali 3500 25 2800 80

Lempung & Kerikil : kering 2800 41 2000 71

Lempung & Kerikil : basah 3100 11 2800 80

Batu Bara: antrasit muda 2700 35 2000 74

Tercuci 2500 35 1850 74

Batuan muda 2150 35 1600 74

tercuci 1900 35 1400 74

Batuan lapukan - - - -

75% batu 25% tanah biasa 4700 43 3300 70

50% batu 50% tanah biasa 3850 33 2900 75

25% batu 75% tanah biasa 3300 25 2650 80

Tanah-Kering padat 3200 25 2550 80

Basah 3400 27 2700 79

Lanau (loam) 2600 23 2100 81

Batu granit-Pecah 4600 64 2800 61

Kerikil, siap pakai 3650 12 3250 89

Kering 2850 12 2550 89

Kering ¼ - 2 (6 – 51 mm) 3200 12 2850 89

Basah ¼ - 2 (6 – 51 mm) 3800 12 3400 89

Pasir & Tanah liat-Lepas 3400 27 2700 79

Padat - - 4050 -

Gips dengan pecahan agak

besar

5350 75 3050 57

Pecahan lebih kecil 4700 75 2700 57

Hematit, bijih kecil 4900 18 4150 85

Batu kapur-pecah 4400 69 2600 59

Magnetit, bijih besi 5500 18 4700 85

Pyrit, bijih besi 5100 18 4350 85

Pasir batu 4250 67 2550 60

Pasir-Kering lepas 2700 12 2400 89

Sedikit basah 3200 12 2850 89

Basah 3500 12 2900 89

Pasir & Kerikil-Kering 3250 12 2900 89

Basah 3750 10 3400 91

Slag-Pecah 4950 67 2950 60

Batu-Pecah 4950 67 2700 60

Takonit 7100-9450 75-72 4100-5400 57-58

Tanh Permukaan (Topsoil) 2300 43 1600 70

Traprock - Pecah 4400 49 2950 67

Tabel 4. Load Factor, Presentase Swell, dan Berat Jenis Material

Page 34: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

18

2.3 Perencanaan Reklamasi

Menurut Undang-Undang RI no. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara bahwa Pascatambang adalah kegiatan terencana,

sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha

pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial

menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan. Kegiatan pasca

tambang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan reklamasi. Reklamasi adalah

kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata,

memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat

berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Dalam upaya penutupan tambang

harus memenuhi prinsip- prinsip (1) Prinsip perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup pertambangan (2) Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (3)

Prinsip konservasi mineral dan batubara.

Hal ini mengingat kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentangan

alam, sehingga diperlukan upaya untuk menjamin pemanfaatan lahan di wilayah

bekas kegiatan pertambangan agar sesuai peruntukannya setelah kegiatan

pertambangan selesai. Untuk itu, setiap perusahaan pertambangan wajib

menjalankan peraturan perundangan-undangan sebagaimana tersebut dengan

tujuan untuk meminimalkan lubang bukaan bekas tambang

2.4 Backfill

Perencanaan reklamasi tambang ada dua berdasarkan waktunya,

pertama, Long-Term Reclamation Plan dengan tujuan membentuk,

menstabilkan, menghijaukan kembali sehinga area bekas tambang dapat

kembali produktif secara alami, kedua adalah Short Term Reclamation Plan

dengan tujuan menstabilkan area bekas tambang serta memisahkan area yang

sudah tereksploitasi dengan yang belum sehingga tidak terjadi kerusakan dan

erosi alam pada saat penambangan (Hustrulid. et al, 2013).

Reklamasi dalam proses awalnya adalah pembentukan kembali lahan

sebelum revegetasi lahan, salah satu metode landform adalah backfill. Backfill

Page 35: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

19

sendiri merupakan metode pengembalian tanah penutup yang paling efektif

dalam suatu penambangan di mana area bekas tambang langsung diisi kembali

dengan material penutup setelah ore atau mineral berharga selesai diambil.

Namun tidak semua tambang bisa menerapkan backfill, hanya beberapa metode

penambangan saja yang bisa dilakukan landform reclamation dengan metode

backfill (Hustrulid. et al, 2013).

Backfill atau penimbunan kembali tanah penutup bertujuan untuk

menstabilkan area bekas tambang dan memastikan lahan dapat tahan dari run-

off air hujan, serta lahan mampu menahan tanaman pioneer dari dorongan air

hujan. Perencanaan penutupuan kembali tanah penutup harus berisikan

tahapan rinci sequence untuk menyelesaikan proses reklamasi tambang.

2.5 Wilayah Penambangan

Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBP

Bauksit Tayan memiliki luas area yaitu sekitar 34.360 Ha, luas ini didapat

melalui perhitungan menggunakan software Surpac 6.6.2, yang mencakup tiga

kecamatan antara lain Kecamatan Tayan Hilir, Kecamatan Toba dan Kecamatan

Meliau.

Page 36: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

20

Sumber : Satker Mineplan PT Antam UBPB Tayan, 2018

2.6 Kondisi Geologi Daerah Penelitian

2.6.1 Genesa Endapan Bauksit

Bauksit (Al2O3.2H2O) memiliki sistem kristal oktahedral, terdiri dari 35-

65% Al2O3, 2-10% SiO2, 2-20% Fe2O3, 1-3% TiO2 dan 10-30% H2O. Sebagai bijih

alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35% Al2O3, 5% SiO2, 6% Fe2O3, dan 3%

TiO2. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi,

kadar besi rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas (Satker Geologi PT Antam UBPB

Tayan, 2013).

Gambar 1. Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit Tayan

Page 37: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

21

Pada saat batuan mengalami pelapukan kimiawi, unsur kimia silika (Si)

terlarut dan terlepas dari ikatan kristal begitu juga sebagian unsur besi. Alumina,

Titanium dan mineral oksidasi terkonsentrasi sebagai endapan residu. Batuan yang

dapat memenuhi persyaratan itu antara lain nephelin sienit, batuan lempung/serpih.

Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus

menerus sehingga batuan mengalami pelapukan) (Satker Geologi PT Antam UBPB

Tayan, 2013).

Secara komersial bauksit terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Pissoliticatau oolitic disebut pula “kemel” yang berukuran diameter dari

sentimeter, sebagai amorfous trihydrate.

b. Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dengan

komposisi utama mineral gibsit.

c. Amorphous atau bijih lempung. Clay symposium.

Berdasar letak depositnya, menurut Valeton (1972) bauksit klasifikasikan menjadi

empat tipe, yaitu:

a. Deposit bauksit residual

Asosiasi dengan kemiringan lereng yang menengah sampai hampir datar

pada batuan nephelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari 50 dan

batasan yang umum adalah 250. Pada batuan nephelin syenit bagian bawah

bertekstur granitik.

b. Deposit bauksit koluvial

Deposit diselubungi oleh kaolinit, nephelin, dan sienit. Deposit ini terletak

di bawah lempung dan termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan oolitik

yang masih terlihat jelas serta berada di daerah lembah.

c. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan

Deposit membentuk perlapisan silang siur, dipisahkan dengan gravel yang

bertekstur pisolitik.

d. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar

Page 38: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

22

Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat

kasar, terutama dari lempung karbonat dan pasir.

Berdasarkan kriteria lapisan tanah yang ideal dalam pengendapan bauksit,

terdapat 3 jenis lapisan, yaitu :

a. Latosol : Tanah yang terbentuk dari batuan asal

b. Andosol : Tanah mineral yang berasal bukan dari batuan asal biasanya dari

abu gunung api yang kaya akan Al+ dengan Gibbsite sebagai Aluminum.

c. Catena : Tanah yang ada bersama sama berkembang pada saat bersamaan

dibawah kondisi yang berbeda.

Menurut Patterson., et al (1986), bahwa endapan bauksit yang terdapat di

daerah Kalimantan Barat merupakan tipe endapan laterit yang terbentuk dari proses

pengangkatan dan pemotongan dataran tinggi. Sehingga kemudian terbentuk bukit-

bukit rendah yang bertudung dan tingginya sekitar 15-60 meter dari ketinggian

sekitar. Bukit ini dikelilingi oleh daerah berawa-rawa.

Menurut data eksplorasi dari Satker Geologi PT Antam Tbk (2013), bahwa

Bauksit yang terbentuk pada daerah Tayan adalah jenis gibsit, yang terbentuk pada

lapisan tanah andosol dan catena, termasuk endapan bauksit residu hasil pelapukan

batuan (insitu). Setiap batuan dasar memiliki karakteristik bauksit tertentu

diantaranya: Granodiorit menghasilkan tanah laterit berwarna merah bata dengan

tekstur bauksit agak kasar terdapat mineral kuarsa berukuran 1-3 mm dengan

ketebalan lapisan saprolit 7-10m, Diorit kuarsa membentuk endapan tanah laterit

berwarna kuning kejinggaan dengan kondisi batuan/sampel lebih halus dengan

mineral yang cenderung lepas dengan ketebalan lapisan saprolit 4-8m, dan Diorit

menghasilkan warna tanah cenderung coklat hingga coklat gelap dengan tanah

laterit berwarna kuning. Sering ditemukan rembesan air, boulder fresh rock,

lempung dan pasir silikaan pada bagian bawah dengan ketebalan lapisan saprolit

relatif lebih variatif yaitu antara 2-8m.

Page 39: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

23

Sumber: Satker Geologi PT Antam Tbk, (2013)

Horizon dibagi menjadi topsoil (padat vegetasi), tanah (laterit I, biasanya

ditandai dengan butiran halus dan lepas serta batuan dasar yang ada

dibawahnya), Lapisan Ore /saprolit (biji bauksit), dan lapisan clay. Pembentukan

ketebalan bauksit ini sangat tergantung kepada morfologi dimana penebalan

pada bagian miring dengan kelerengan ±250, sedangkan pada lembah dan

puncak bukit mengalami penipisan.

Gambar 2. Lapisan Endapan Bauksit

Page 40: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

24

Gambar 3. Profil Dinding Testpit, A. Contoh Gossan ,B. Dan C. Contoh Bauksit

(Satker Geologi PT Antam Tbk, 2013)

2.6.2 Struktur Geologi Regional

Wilayah IUP PT. Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Bauksit tayan

terdapat pada Peta Geologi Regional lembar Pontianak / Nangataman yang mana di

dominasi oleh perbukitan. Menurut Unit Geomin Antam, struktur geologi yang

terbentuk berada pada bagian timur blok lembar ini, sedangkan area Tayan berada

pada bagian tengah utara. Struktur yang terbentuk berupa fault yang berorientasi

NW-SE, N-S, NE-SW. Ketiga fault ini sangat dipengaruhi oleh struktur besar yang

Page 41: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

25

membentang dari Kalimantan Barat sampai Kalimantan Tengah yang berarah NW-

SE.

Gambar 4. Peta Geologi Regional Lembar Pontianak / Nangataman, Kalimantan

2.7 Kegiatan Penambangan di PT Antam Tbk UBPB Tayan

Kegiataan Pertambangan, menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah sebagian atau

seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan

mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan

dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Selain itu, kegiatan pertambangan

mempunyai daya ubah lingkungan yang besar, sehingga memerlukan perencanaan

total yang matang sejak tahap awal hingga pasca tambang. Pada saat membuka

tambang, sudah harus direncanakan bagaimana menutup tambang.

Page 42: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

26

Rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan

pasca tambang.

Menurut Tenriajeng (2003), Tahapan kegiatan perencanaan tambang

meliputi penaksiran sumberdaya dan cadangan, perancangan batas penambangan

(final/ultimate pit limit), penahapan tambang, penjadwalan produksi tambang,

perancangan tempat penimbunan (waste dump design), perhitungan kebutuhan alat

dan tenaga kerja, perhitungan biaya modal dan biaya operasi, evaluasi finansial,

analisis dampak lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) termasuk pengembangan masyarakat (Community Development)

serta Penutupan tambang.

Perencanaan tambang, sejak awal sudah melakukan upaya yang sistematis

untuk mengantisipasi perlindungan lingkungan dan pengembangan pegawai dan

masyarakat sekitar tambang. Kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki

tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :

a. Eksplorasi

b. Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan

c. Pengolahan bijih dan operasional pabrik pengolahan

d. Penampungan tailing, pengolahan dan pembuangannya

e. Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energi

f. Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman.

Pengaruh pertambangan pada aspek lingkungan terutama berasal dari

tahapan ekstraksi dan pembuangan limbah batuan, dan pengolahan bijih serta

operasional pabrik pengolahan.

Sistem penambangan bauksit yang digunakan di PT. ANTAM (Persero)

Tbk. UBP Bauksit Tayan yaitu Open Cast. Pada tahap awal, persiapan dilakukan

dengan pembebasan lahan pada bukit yang akan dilakukan operasi penambangan

melalui proses land clearing. Setelah itu Topsoil dan Overburden nya dipindahkan,

dan diletakkan tidak jauh dari tempat asalnya. Tujuannya selain untuk mengurangi

biaya pengangkutan, serta untuk memudahkan dalam proses backfill. Pada proses

backfill, Overburden dan Topsoil tersebut dikembalikan ke tempat semula untuk

Page 43: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

27

kemudian dilakukan revegetasi dengan tanaman lokal. Pada sistem penambangan

bauksit terdapat proses pencucian bauksit dengan menggunakan Washing Plant

untuk menghilangkan mineral pengotor dari bauksit itu sendiri. Pada tahap akhir,

bauksit akan diangkut menuju tongkang untuk diekspor.

Gambar 5. Tahapan Kegiatan Penambangan PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit

Tayan

2.8. Kegiatan Penimbunan atau Backfilling di PT Antam Tbk UBPB Tayan

Aktivitas penambangan Bauksit di Tayan menggunakan metode open cast

sehingga Overburden dan Topsoil akan dikembalikan ke tempat asalnya. Proses

pengembalian Overburden dan Topsoil ke tempat asalnya disebut Backfilling.

Tujuannya yaitu untuk efisiensi waktu dan mengurangi ongkos pengangkutan

Overburden dan Topsoil . pengembalian tanah penutup di PT antam UBPB Tayan

dilakukan secara langsung setelah area penambangan selesai ditambang.

Area bekas tambang awalnya diukur oleh tim survei, baik itu sifat kimia

lahan dasarnya kemudian topografi dan elevasi lahan tersebut. Setelah dilakukan

Eksplorasi

(Test Pit)

Land Clearing

Topsoil

Handling

Overburden

Removal Penambangan

Pengangkutan

Dumping di

stockpile ETO

Pencucian

dengan

Washing Plant

Dumping

Stockpile EFO

Penimbangan

di Jembatan

Timbang

Pengiriman

Backfilling Revegetasi

Page 44: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

28

survei, perencanaan penutupan kembali lahan bekas tambang dilakukan

berdasarkan ketersediaan Overburden yang ada, yaitu berasal dari area yang baru

akan dilakukan pembukaan lahan.

Penyesuaian jenjang pada dimensi penimbunan diesuaikan pada cakupan

luas alat berat (dimensi alat ) yang bekerja yaitu dari kisaran minimal sampai

kisaran 50 x 20 meter, elevasi setiap jenjang tersebut diatur didasarkan pada

ketahanan material timbunan terhadap erosi dan limpasan air hujan agar tidak

tergerus dan membuat genangan air di area penimbunan yang nantinya akan

dilakukan penanaman tumbuh – tumbuhan.

Gambar 6. Dumping Overburden Di Area Backfill

Sumber: Dokumentasi Penulis, (2018)

Penggunaan alat berat dalam melakukan penimbunan material dikondisikan

dengan ketersediaan alat dari perusahaan, agar tidak mengganggu proses produksi.

Page 45: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

29

Penimbunan tanah penutup kembali atau backfilling dilakukan dengan kombinasi

alat gali muat dan dozer. Alat gali muat di sini untuk pengangkutan pemindahan

tanah Overburden , kemudian setelah diangkut ke area backfill, dozer men-support

kegiatan backfill untuk penataan dan penyesuaian terhadap elevasi yang

direncanakan.

2.9 Revegetasi

Mencegah terjadinya erosi pada lahan bekas tambang yang berkontur

perbukitan, PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBP Bauksit Tayan mengembalikan

vegetasi dengan menstimulasikan lapisan topsoil dengan cara meletakan tandan

kosong atau yang biasa disebut tankos yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit

yang kemudian setelah 2 minggu akan ditanami tanaman Pioneer seperti LCC

(Legum Cover Crop), kacang – kacang, dan rumput gajah.

Setelah tanaman awal tumbuh, kemudian dilakukan pengawasan serta

kontrol agar tetap terawat dan kondisi tanah terus membaik sehinga tanah siap untuk

ditanami tumbuhan lanjutan yang lebih besar dan tinggi seperti rona awal nya.

Setelah kondisi tanah stabil, baru ditanami dengan tanaman lokal seperti pepaya,

mangga, jambu hutan, kaliandra, turi dan sebagainya.

Gambar 7. Revegetasi Lahan Bekas Tambang

Sumber : Dokumentasi Penulis, (2018)

Page 46: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

30

2.10 Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Riyad Pendra yang berjudul

“Desain Backfilling Berdasarkan Rencana Pascatambang Pada Tambang

Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi Coal Site Tiang Satu Sungai

Tambang Sumatera Barat”. Hasil penilitian ini menunjukan hasil yang

optimal dalam melakukan kegiatan backfill, persamaan yang terdapat

dengan penelitian yang saya lakukan ialah penggunaan software Surpac

dalam pembuatan desain dan perhitungan volume backfill.

2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Novianti dalam penelitian

Tugas Akhir nya yang berjudul “Rencana Teknis Penimbunan Pada Areal

Pasca Tambang Dengan Metode Backfilling Digging System Di Pit

Keluang Pada Tambang Batubara PT. Baturona Adimulya Sumatera

Selatan”. Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang terukur dan terarah

dengan pembuatan desain dengan tiga sequence atau tahapan yang

direncanakan untuk kegiatan backfill tersebut, persamaan yang terdapat

dengan penelitian ini merupakan pembuatan desain serta perhitungan

volume dilakukan menggunakan software Surpac.

3. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Lutfi Kurniawan yang

berjudul “Studi Estimasi Biaya Pemindahan Tanah Penutup Pada Pit B1

South Proyek Birang Tahun 2007 PT.Berau Coal”. Hasil penelitian ini

menunjukan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengupasaan tanah

penutup suatu area penambangan, persamaan dalam penelitian ini adalah

pemindahan tanah mekanis serta material yang berupa overburden.

4. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Abdul Majid dengan judul

“Rencana Teknis Penimbunan Mine Out Pit C Pada Tambang Batubara di

PT. Aman Toebillah Putra Site Lahat Sumatera Selatan”. Hasil peneltian

ini menjadikan metode penimbunan kembali dengan backfilling digging.

Page 47: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

31

2.11 Kerangka Berpikir

Selama ini pengembalian tanah penutup yang dilakukan oleh banyak

perusahaan tidak direncanakan secara matang dan rinci, banyak operasional yang

tidak terukur jelas untuk kegiatan backfill, sehingga peralatan yang digunakan

untuk kegiatan backfill tidak menentu waktu penggunaannya padahal operasional

alat berat tidak murah.

Pembuatan desain backfill di area Bukit 7A Baru tahap ke-2 dengan

kenaikan elevasi disesuaikan pada ketersediaan material dan perbaikan permukaan

lahan, didapatkan nilai luas, volume, kebutuhan alat berat, serta waktu yang optimal

dalam menyelesaikan kegiatan backfill. Kerangka Berpikir Pembuatan desain

backfill dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Page 48: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

32

Gambar 8. Kerangka Berpikir

Kegiatan

Reklamasi

Tambang

• Peraturan Undang-Undang tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 maka

setiap perusahan pertambangan diwajibkan

melakukan reklamasi dan pasca tambang.

• Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 Tahun 2010 tentang

Reklamasi dan Pascatambang.

Metode Penambangan

Opencast dapat

Merealisasikan Metode

Backfill Landform

Membuat Desain Backfill

Landform dengan Tahapan

dan Sequence.

Menentukan Sequence Mingguan

disesuaikan pada produktivitas

alat dan Available Working Hour

Didapat Volume (LCM)

dari Setiap Sequence

Perencanaan Reklamasi

Tambang

Perencanaan Reklamasi

Long Term

Perencanaan Reklamasi

Short Term

Page 49: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada awal bulan November 2018 sampai akhir

bulan November 2018, dengan minggu pertamanya diisi dengan kegiatan orientasi

serta pengambilan data, minggu ke-2 sudah mulai menganalisis dan mengolah data,

serta di minggu ke-3 penyusunan laporan akhir.

Tabel 5. Waktu Penelitian

No Jenis

Kegiatan

Oktober November

Kampus Lapangan

3 4 1 2 3 4

1 Studi

Pustaka

2 Orientasi

Lapangan

3 Pengambilan

Data

4 Analisis

Data

5 Penyusunan

Laporan

Page 50: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

34

Gambar 9. Lokasi PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit Tayan

3.2 Tempat Penelitian dan Ketersampaian Daerah

Secara administrasi, wilayah Izin Usaha Pertambangan Bauksit PT.

ANTAM (Persero) Tbk. UBP Bauksit Tayan terletak di Kecamatan Tayan Hilir,

Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Untuk mencapai lokasi

penambangan, ditempuh dari Kotamadya Pontianak dengan menggunakan

transportasi darat seperti bus atau kendaraan pribadi lainnya dengan jarak tempuh

sekitar 135 km di sebelah timur Kota Pontianak atau dengan lama perjalanan kurang

lebih 2,5 jam.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Antam UBP Bauksit Tayan Kabupaten

Sanggau tepatnya di provinsi Kalimantan Barat, metode dalam penelitian ini adalah

Kuantitatif, yaitu metode dimana peneliti berusaha melakukan peninjauan secara

langsung dan mencari solusi yang tepat untuk permasalahan yang ditemukan.

Penelitian dilakukan pada bukit 7A Baru section kedua yang penelitian ini lakukan

ialah menemukan desain backfill yang terukur untuk lahan bukaan tambang bauksit.

Dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :

Page 51: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

35

1. Studi Literatur

Mempelajari bahan-bahan yang terkait dalam penelitian penimbunan

tanah penutup dan perencanaan penimbunan baik berupa buku maupun

berbagai referensi laporan penelitian serta mempelajari berbagai referensi

dari perpustakaan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar teori pada

penelitian ini.

2. Pengumpulan Data

a. Data primer, yaitu data yang didapatkan berdasarkan pengamatan

langsung di lapangan yaitu cycle time alat berat berupa excavator dan

dozer.

b. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan berdasarkan referensi yang

terdapat pada perusahaan seperti data spesifikasi alat berat, data

available working hours mingguan, data ketersediaan material

overburden , data survei kemajuan tambang serta data rencana

kemajuan produksi.

3. Pengolahan Data

Tahap ini dilakukan setelah data lapangan yang terkumpul lengkap,

selanjutnya data diolah dan dianalisa berdasarkan rumus matematis

menggunakan software Surpac, kemudian disajikan dalam bentuk tabel,

gambar yang dibuat menggunakan software AutoCAD dan perhitungan

produktivitas alat.

4. Analisa Data

Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan

literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut, ialah

sebagai berikut :

a. Menghitung luas area backfill dari boundary penimbunan perusahaan

yang dihitung menggunakan software Surpac.

Page 52: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

36

b. Menghitung produktivitas alat penimbunan excavator dan dozer

menggunakan persamaan (2.11, 2.12 dan 2.13) yang data cycletime

tersebut diambil langsung dari lapangan menggunakan stopwatch.

c. Menentukan luas block atau jenjang dalam desain backfill berdasarkan

dimensi alat angkut yang tersedia di perusahaan yaitu 50 x 20 m.

d. Menghitung volume tersedia dari topografi mine-out menggunakan

metode perhitungan block model.

e. Menentukan elevasi penimbunan dari report volume block model

berdasarkan kestabilan lahan, ketahanan terhadap limpasan air hujan

serta kemandirian lahan.

f. Menghitung volume (LCM) setiap sequence mingguan untuk

pengembalian tanah penutup berdasarkan available working hours

perusahaan.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Mengambil kesimpulan dari hasil analisis data serta memberikan

rekomendasi kepada perusahaan berdasarkan hasil penelitian dan

merupakan arsip yang dimiliki perusahaan.

Page 53: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

37

3.4 Diagram Alir Penelitian

Gambar 10. Diagram Alir Penelitian

• Kegiatan penambangan merubah

bentang alam dan menimbulkan

kerusakaan ekosistem lahan.

• Lahan bekas tambang harus

mempunyai potensi yang

berkelanjutan.

Kegiatan reklamasi

membuat lahan bekas

tambang menjadi lahan

produktif.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui produktivitas alat penimbunan dozer pada kegiatan

pengembalian tanah penutup (backfill) lahan bukaan tambang bauksit

PT. Antam, Tbk. UBPB Tayan.

2. Merencanakan desain final penimbunan yang pada lahan bukaan

tambang bauksit Bukit 7A Baru PT Antam UBPB Tayan.

3. Merencanakan sequence penimbunan lahan bukaan tambang bauksit

Bukit 7A Baru PT Antam UBPB Tayan.

Pengolahan dan analisis

data menggunakan software

surpac dan AutoCAD

Metode pengukuran dan

pengolahan

menggunakan software.

1. Didapat produktivitas alat pada kegiatan backfill lahan bukaan tambang

bauksit PT. Antam ,Tbk. UBPB Tayan.

2. Didapat perencanaan final desain backfill yang terukur luas dan kenaikan

elevasi.

3. Didapat sequence penimbunan beserta volume (LCM) tanah penutup yang

diperlukan untuk backfill pada lahan bukaan tambang Bukit 7A Baru Tahap

ke-2.

Metode studi literatur Metode action research

(cycletime alat, data survei)

Latar Belakang

Metode Penelitian

Pengolahan dan

Analisis Data

Kesimpulan

Page 54: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

38

3.5 Instrumen yang Digunakan pada Penelitian

3.5.1 Software Surpac 6.6.2

Digunakannya perangkat lunak dalam pengoperasian tambang sudah lazim

dilakukan oleh industri pertambangan, PT Antam UBP Bauksit Tayan sendiri dalam

melakukan perencanaan dan perhitungan operasional menggunakan software.

Software Surpac 6.6.2 digunakan oleh Satuan Kerja Mine Plane Engineering untuk

menghitung serta merencanakan kemajuan dan produksi pertambangan, hal ini

memberikan kemudahan dan keakuratan perhitungan dengan menampilkan gambar

secara 3D dan alur kerja yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Pengembalian tanah penutup harus dilakukan dengan perhitungan yang

jelas dan tepat agar backfill dapat dilakukan secara terukur dan terarah seperti

halnya produksi, karena kegiatan ini menghabiskan cost yang tidak sedikit.

Software Surpac 6.6.2 umumnya digunakan untuk mendesain pit dalam

tambang terbuka, baik pembuatan database cadangan yang diperoleh dari hasil

pengeboran maupun mendesain pit limit dengan sequence tertentu dalam

perencanaan tambang.

Gambar 10. Modelling Menggunakan Surpac

Page 55: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

39

Permodelan suatu area penambangan berasal dari data yang diperoleh saat

eksplorasi berupa elevasi, kadar Ore, serta koordinat yang kemudian

divisualisasikan dengan menggunakan Surpac. Kemudian saat tambang sudah

berjalan, kemajuan penambangan harus terukur dan terhitung di dalam hal

perencanaan dan eksekusi di lapangan.

Kegiatan yang dilakukan baik saat produksi ataupun reklamasi lahan harus

disesuaikan dengan rencana yang sudah dibuat sebelum eksekusi lahan, namun

untuk mengetahui secara real-time maka PT Antam UBP Bauksit dalam Satuan

Kerja Quality Assurance melakukan kegiatan rutin dimana satu kali dalam sehari

melakukan pengukuran kemajuan lahan dan elevasi dengan alat teodolit. Hal

tersebut dilakukan untuk memastikan agar seluruh kegiatan operasional tambang

berjalan terarah dan terukur, kemudian laporan dari pengukuran tersebut dibuatkan

update kondisi permukaan lahan dengan visualisasi 3D dalam software Surpac.

Titik – titik dalam gambar berikut mewakili koordinat yang berbeda dalam

perekaman saat pengukuran menggunakan Teodolit di lapangan, adapun garis –

garis secara manual di dalam software dibuat dengan menyambungkan antar titik

yang ada. Update pengukuran kemajuan di tambang merupakan upaya untuk

operasional yang lebih terukur dan terarah pada setiap hari.

Gambar 11. Desain Bukit 7A PT Antam UBPB Tayan Hasil Pengukuran

per 04/10/2016

Page 56: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

40

3.5.2 Software AutoCAD

Penggunaan software AutoCAD adalah untuk menggambar hasil desain

kenampakan backfill pada area penelitian, dengan akurasi dan ukuran yang

representatif. Dapat menampilkan hasil desain area penelitian secara detail dalam

penyediaan informasi gambar untuk desain backfill.

3.6 Teknik Pengambilan Data

Data yang diambil harus jelas, akurat, dan lengkap serta relevan dengan

permasalahan yang ada. Data diambil seperti berikut:

a. Data Hasil Pengukuran Permukaan Lahan

Data pengukuran lahan diambil menggunakan alat Totalstation yang

dilakukan oleh tim survei dari Satker Mine Planning, data ini dijadikan

acuan awal untuk pengembangan desain dan pengukuran volume dalam

software Surpac.

Gambar 12. Melakukan Plotting Desain Backfill di Software AutoCAD

Page 57: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

41

Gambar 13. Orientasi Area Desain (1)

b. Geometri Jenjang Penimbunan

Geometri jenjang penimbunan mengacu pada lebar dan panjang alat berat

yang digunakan untuk penimbunan yaitu, Articulated Dump Truck,

Excavator, dan Dozer. Lebar minimal bench harus 3 kali lebar dumper dan

2 meter clearance, width = 3,2m x 3 = 9,6 m + 2 m = 11,6 m.

c. Cycletime Alat Berupa Excavator dan Dozer

Pengambilan data CT dilakukan langsung di lapangan menggunakan

stopwatch, jumlah data diambil sebanyak 30, hal ini sesuai dengan petunjuk

International Organization for Standardization (ISO).

d. Jam Bekerja Efektif Mingguan

Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penimbunan mengacu pada

ketersediaan jam bekerja efektif di perusahaan,

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Perhitungan Luas Area yang akan di backfill

Bukit 7A Baru adalah bukit yang masuk dalam perencanaan

penambangan di tahun 2018. Menentukan luas area yang akan dilakukan

desain dihitung menggunakan data hasil survey tim geologi PT Antam

UBPB Tayan berupa data titik – titik pengukuran permukaan, data yang

berbentuk .str ini kemudian divisualisasi dan diolah menggunakan

software Surpac.

Page 58: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

42

Gambar 14. Orientasi Area Desain (2)

Mengetahui luas area serta koordinat dapat dilakukan dengan software

surpac dengan memilih option pada menu inquiri dan pilih segment

properties.

Agar didapat rincian jelas mengenai kondisi lahan bukaan secara

overall, maka dibutuhkan kemiringan area serta arah penurunan lahan

dan dimensi area, dengan menggunakan bearing between two segment

di menu inquiry.

2. Mengetahui Volume Backfill yang Tersedia dengan Blockmodel

Penambahan elevasi lahan, dapat didesain menggunakan surpac dengan

menggunakan role model rona awal area tersebut kemudian dilakukan

penyesuaian dengan area bukaan maka bisa dilakukan desain untuk

pengembalian lahan bekas penambangan di Bukit 7A Baru.

Pengembalian tanah penutup yang terukur dapat dihitung dari volume

yang tersedia yang didapat dari metode blockmodel.

Page 59: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

43

Tabel 6. Penentuan Elevasi Topgrafi Backfill

Menentukan Volume Backfill Dari Hasil Report Blockmodel

.

Report volume backfill tersedia blockmodel tersedia dalam bentuk

(excel) atau tabel yang mewakili setiap elevasi 1 meter. Penentuan

elevasi dilakukan berdasarkan kestabilan lahan yang mandiri dan

ketahanan terhadap limpasan air hujan.

Gambar 15. Volume Backfill Tersedia Metode Block Modelling

Page 60: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

44

3. Perhitungan Volume (LCM)

Setelah didapat volume yang dihitung dengan satuan (m3) maka

dibutuhkan volume loose yang didapat dengan mengalikan pada

propertis material penutup. Pengkalian berat jenis dan swell factor akan

menghasilkan volume dengan satuan LCM.

4. Perhitungan Produktivitas Alat Berat

Alat berat yang digunakan dalam kegiatan backfill bukaan lahan bekas

tambang PT Antam UBPB Tayan adalah kombinasi exca and truck.

Dengan masing – masing 2 excavator dan 1 dozer). Menghitung

produktivitas alat – alat tersebut digunakan persamaan (2.11, 2.12 dan

2.13).

5. Sequencing dan Perhitungan Waktu

Mengestimasi waktu merupakan hal yang penting, sehingga desain

backfill lebih terukur dan terarah dalam operasionalnya. Waktu dihitung

dari jumlah volume loose yang didapat kemudian dibagi produktivitas

alat (LCM/jam), penyesuaian waktu kerja selama satu minggu 119,07

jam sehingga dapat diestimasi jumlah hari serta jam yang dibutuhkan

untuk kegiatan backfill bukaan lahan tambang di Bukit 7A Baru PT

Antam UBP Bauksit Tayan.

Page 61: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Perencanaan tahapan reklamasi lahan bekas tambang adalah kewajiban

yang harus dilakukan perusahaan tambang, hasil dalam penelitian ini merupakan

perencanaan salah satu tahapan reklamasi yaitu perencanaan landform lahan bekas

tambang dengan menggunakan software untuk merancang sequence backfill dan

metode blockmodel untuk menghitung volume.

Hasil penelitian ini adalah didapatkan volume OB yang dibutuhkan untuk

menutup area bekas tambang seluas 34.136,29 m2 sebesar 143.807 LCM. Sequence

backfill per satu minggu, dimana dengan volume tersebut dapat dilakukan dengan

3 sequence yang didasarkan pada available working hours serta ketersediaan alat

berat. Tahapan 1 dapat menimbun 52.418 LCM Overburden . Tahapan 2 dapat

menimbun 52.375 LCM Overburden . Tahapan 3 dapat menimbun 39.014 LCM

Overburden .

Kondisi real di lapangan dengan 2 excavator dibutuhkan lama waktu

sebesar 19,15 hari atau 326,64 jam dengan kondisi jam kerja di PT Antam Tbk

UBPB Tayan sebesar 17,06 jam per hari.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Morfologi

Rona lingkungan awal sebelum penambangan berupa perbukitan

rendah dengan ketinggian ± 20–50 mdpl. Bentuk lereng topografinya planar

membulat halus dengan sudut kemiringan bukit 20 – 50. Topografi yang relative

membulat dan landai membulat tersebut merupakan ciri daerah yang berbatuan

sedimen hasil pelapukan batuan intrusi yang banyak mengandung bauksit. Juga

merupakan daerah akumulasi penampungan air di kaki – kaki bukit yang berupa

rawa berair.

Page 62: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

46

Pada tepi menurun dari atas Bukit 7A Baru yang masih sedikit

mengikuti kondisi morfologi rona awalnya dalam kondisi bukit yang utuh,

berdasarkan kondisi tersebut sudah seharusnya dilakukan reklamasi pada blok

penambangan yang telah selesai ditambang guna mengurangi dampak negatif

yang timbul akibat kegiatan penambangan, maka direncanakan reklamasi

dengan pengembalian tanah penutup atau backfill pada lahan bekas

penambangan di PT Antam UBP Bauksit Tayan.

4.2.2 Penambangan Bauksit

Metode penambangan yang digunakan adalah metode Open Cast

dengan sistem Backfill dalam pengembalian tanah penutup atau Overburden

yang terdiri dari satu jenjang (single bench) yaitu dengan cara melakukan

pembersihan lahan dan pengupasan tanah penutup kemudian dilakukan

penggalian material yang dimulai dari elevasi terendah yang seluruhnya dikupas

rata dengan sequence menjajar kesamping berdasarkan blok yang telah

direncanakan tiap bukitnya dengan kedalaman penggalian elevasi -15 m.

Di Bukit 7A Baru dengan system penambangan open cast penimbunan

tanah Overburden hasil pengupasan nya ditimbun dan langsung digunakan

untuk recounturing lahan bekas tambang di Blok sebelumnya yang masih

berada di Bukit 7A yaitu disebut Bukit 7A lama dan beberapa sisanya sudah

digunakan untuk penataan lahan yang akan dijadikan Pelabuhan Tongkang atau

Jetty Baru di Sisi Barat Bukit 7A. Sumber penutupan tanah Overburden utuk

Bukit 7A Baru ini diambil dari Blok Bukit 7A Sisi Timur yang sedang dilakukan

kegiatan pengupasan lahan.

Page 63: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

47

Gambar 16. Peta Situasi dan Rencana Tambang PT Antam UBP Bauksit Tayan Januari –

Desember 2019

4.2.3. Backfill Bukit 7A Baru

Penimbunan tanah penutup kembali pada area bekas tambang adalah

keharusan bagi perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, hal ini

berdasarkan pada Peraturan Menteri No. 4 Tahun 2011 Pasal 32-33 bahwa “ (1)

Pengisian kembali lubang bekas tambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32

huruf a, pada kegiatan penambangan terbuka, lubang bekas tambang harus ditutup

kembali atau disesuaikan dengan dokumen AMDAL-nya. (2) Kegiatan penutupan

lubang tambang dilakukan secara progresif sesuai dengan kemajuan pelaksanaan

penambangan”. Pengembalian tanah penutup yang dilakukan di PT Antam Bauksit

dilakukan secara progresif sesuai aturan yang berlaku tersebut dengan mengikuti

kemajuan tambang nya tanpa perlu menunggu final pit diproduksi.

Produksi bauksit di Antam Tayan ini mengikuti topografinya dengan

sequence dari titik tertinggi bukit kemudian turun mengikuti konturnya yang terbagi

menjadi beberapa segmen dalam satu bukit. Begitupun pada proses backfilling,

karena tanah penutupnya diambil dari area yang sedang dilakukan pengupasan

tanah penutup yang akan terus mengikuti proses produksinya. Dalam dokumen

Page 64: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

48

Amdal PT Antam UBP Bauksit Tayan disebutkan bahwa proses pengembalian

tanah penutup dilakukan secara progresif mengikuti kemajuan tambangnya dan

kemudian dalam SOP (Standard Operation Procedure) pada Satker HSE bahwa

minimal kenaikan tinggi permukaan dari mine-out kemudian di backfill adalah 200

cm.

Kegiatan backfill awalnya menjadi tanggungjawab kerja SatKer Mine

Planning, namun saat penelitian ini dilakukan bahwa backfill dilakukan dan diawasi

oleh SatKer HSE karena sekaligus untuk tahap selanjutnya yaitu reklamasi

tambang. Dalam kegiatan backfill di PT Antam UBP Bauksit Tayan tidak dilakukan

pembuatan estimasi serta desain yang harus dieksekusi di lapangan, melainkan

langsung mengikuti SOP serta menutup lahan mengikuti topografi mine-out nya

saja tanpa ada perhitungan.

Setelah dilakukan penutupan tanah penutup, tim survey dari SatKer Quality

Assurance melakukan pengukuran dengan Teodolit sehinga didapat kondisi terkini

area bukit yang sudah dilakukan backfill.

Gambar 17. Situasi Area Penelitian

Page 65: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

49

4.2.4. Rona Awal

Kondisi sebelum dilakukan penambangan pada area yang dilakukan

penelitian ini merupakan kondisi lembah bukit rendah dengan rata – rata elevasi 22

mdpl, Y minimum 5 mdpl serta Y maksimum nya 30 mdpl.

Penelitian ini dilakukan di atas lahan bekas penambangan dengan luas area

34.136,29 m2 dengan ciri area perbukitan rendah pada lembah bukitnya,

perhitungan luas ataupun elevasi didapat dari data perusahaan setelah dilakukan

kegiatan survei dengan pengukuran, perhitungan, dan pemetaan pada permukaan

nya saja yang diambil pada tanggal 01 Desember 2016 di saat area tersebut belum

dilakukan penambangan.

Gambar 18. Kontur Topografi Rona Awal

Page 66: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

50

Tabel 7. Report Cadangan Tersedia Sebelum Ditambang

Sumber : Hasil report database Satker Mineplan PT Antam UBPB Tayan, 2018

Volume masing – masing lapisan di area penelitian sebelum dilakukan

penambangan didapat dari database blockmodel untuk rencana penambangan

Agustus 2018, jumlah volume Overburden dan topsoil tersedia adalah 231.912

m3/BCM sedangkan volume Ore 228.048 m3/BCM.

4.2.5. Kondisi Setelah Penambangan

Saat penelitian ini dilakukan, area yang akan didesain sudah selesai

dilakukan kegiatan penambangan, dengan elevasi tidak beraturan namun tetap

membentuk lembahan. Penurunan elevasi yang terjadi setelah dilakukan

penambangan berikisar antara 4-12 meter, konidisi permukaan yang tidak merata

dan tidak beraturan yang diakibatkan dari proses Ore getting yang kadang

berbentuk boulder besar sehingga menyisakan lubang cukup dalam di permukaan.

Lapisan yang terekspos setelah dilakukan Ore getting merupakan clay yang

terhampar dan tidak diperbolehkan untuk langsung penanaman karena tidak bisa

digunakan untuk menanam tumbuhan awal, akibat dari sifat impermeabilitas dan

kontaminasi sifat asam Ore di lapisan clay.

Al2O3 (range %) Volume (m3) Tonnes Al2O3(%) Fe2O3(%) R SiO2(%) CF(%) Density(g/cm3) TSiO2(%)

0 231.912 387.293 0 0 0 0 1,67 0

0.1 -> 40.0 313 562 39,29 27,44 1,7 45,42 1,8 8,73

40.0 -> 45.0 10.373 18.672 44,05 24,41 1,49 53,04 1,8 4,47

45.0 -> 100.0 217.675 391.815 47,91 19,52 1,34 54,31 1,8 4,20

Grand Total 460.273 798.342 47,73 19,75 1,35 54,24 1,75 4,22

Page 67: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

51

Penambangan bauksit hanya mengambil Ore yang tinggi lapisannya rata –

rata 7-12 meter mengikuti topografi yang ada, sehinga kondisi kontur yang

terbentuk setelah penambangan tetap membentuk sebagaimana kondisi awalnya,

hanya saja dengan kondisi yang sudah rusak. ketinggian rata - rata setiap lapisan

sebagai berikut : Topsoil = 0,1-0,2 m, Overburden = 2-5 m, dan Ore = 7-15 m.

Hasil penambangan area peneletian didapat report produksi dari setiap

lapisan, jumlah volume Overburden dan topsoil yang terangkat 224.564 LCM

sedangkan volume Ore yang ditambang sebesar 205.243,2 WMT bauksit.

Kemiringan lahan setelah dilakukan penambangan adalah 8,430.

4.2.6 Restorasi Lahan Bukit 7A Baru

Proses pengembalian tanah penutup dilakukan bertahap/progresif sesuai

kemajuan tambang bauksit, area yang harus direstorasi sebelumnya dilakukan

perataan permukaan yang tidak beraturan akibat proses Ore getting tanpa perlu

dipadatkan atau kompaksi tanah, cukup dengan alat dozer tanpa roller. Setelah

dilakukan pemerataan yang mengikuti topografi serta memastikan tidak ada nya

lubang dalam bekas pengangkatan boulder barulah dilakukan loading material

Gambar 19. Topografi Mine-Out Yang Tidak Merata Dilihat dari Atas

Page 68: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

52

Overburden berupa lempung pasiran dari hasil pengupasan lahan di area yang mau

di tambang.

Alat – alat berat yang digunakan untuk mengoptimalkan pengembalian

tanah penutup ini berupa ADT (Articulated Dump Truck) dan dozer. Kedua alat

tersebut beriringan dengan seksama, ketika ADT dumping ke area backfill

kemudian dozer sudah siap untuk menggeser secara bertahap ke area sekitarnya,

dan begitu seterusnya sehingga area yang berupa clay tersebut sudah ditutupi

dengan lempung pasiran yang selanjutnya dilakukan spreading topsoil dengan tebal

rata – rata 10-20 cm.

Penggunaan kombinasi excavator dan ADT dalam pengembalian tanah

penutup dilakukan oleh PT Antam UBP Bauksit Tayan. Pengisian jumlah bucket

excavator untuk satu unit ADT dengan material isi berupa Overburden adalah

sebanyak 7 bucket, sehingga dibutuhkan perhitungan kapasitas bucket excavator

agar mendapat estimasi kapasitas yang dibutuhkan.

Gambar 20. Kegiatan pengupasan Overburden sekaligus backfilling bukit 7A

Baru tahap ke-1

Page 69: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

53

Dumping material Overburden serta support dari unit bulldozer dilakukan pada

saat kegiatan backfill Bukit 7A Baru tahap ke-1.

4.2.7 Desain Backfill Bukit 7A Baru

Mengembalikan kondisi permukaan yang tidak beraturan dengan

penimbunan material Overburden merupakan pekerjaan yang tidak mudah jika

dilakukan tanpa adanya perencanaan dan arahan mengenai batasan dan bentuk

overall yang akan dibuat, maka dari itu desain ini membuat pengembalian tanah

penutup opeasionalnya lebih terarah dan terukur.

Gambar 21. Dumping Overburden dengan Supporting Bulldozer

Page 70: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

54

Area dalam desain backfill memiliki luas 34.136,29 m2 dengan overall

gradient 2,540, Panjang maksimum 204,9 m dan lebar maksimum area adalah

197,07 m. volume tersedia untuk dilakukan penimbunan. Elevasi tertinggi dalam

desain ini adalah 22 mdpl pada blok atau jenjang I2 sampai I5 dan elevasi terendah

adalah 10 pada blok atau jenjang A4.

4.2.8 Estimasi Jumlah Volume Overburden untuk Backfill

Melakukan perhitungan material Overburden yang akan ditimbun

berdasarkan area yang dibagi menjadi beberapa part atau block, hal ini dilakukan

untuk mendapatkan hasil yang terukur untuk proses penimbunannya yang

dilakukan bertahap. Penimbunan area backfill dengan luas 34.136,29 m2 dan elevasi

yang bervariasi, membuat area ini rawan menjadi kolam – kolam genangan,

Gambar 22. Desain Penimbunan backfill

Page 71: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

55

penentuan elevasi penimbunan dilakukan berdasarkan peninggian permukaan

dengan memperhatikan tidak terjadinya potensi terbentuknya genangan air.

Dimensi setiap block atau jenjang dibuat mengikuti ukuran alat angkutnya,

yaitu 50 x 20 m, di dalam perhitungan blockmodel ini setiap block nya mewakili

area – area tertentu agar perhitungan di setiap area lebih terukur. Ukuran ini dipilih

karena minimal untuk kelancaran penimbunan dengan kombinasi alat yang tersedia

di PT Antam ini adalah 11,18 m (Panjang ADT) + 9,28 m (Panjang dozer) = 20,46

m, ukuran ini menjadi acuan pada lebar dan Panjang jenjang dan pemodelan blok

penimbunan.

Area permukaan dalam penilitian ini sebelum ditambang merupakan area

lembahan dengan ciri kontur yang berbentuk huruf V, dalam desain yang dibuat

dengan mengacu kondisi rona awalnya maka dibentuk lembahan kembali dengan

maksud mempermudah operasional alat berat terutama dozer dalam membentuk

lahan dengan hanya mengikuti lahan dasarnya saja yang setelah ditambang masih

menyisakan bentuk lembah-annya.

Setelah dilakukan estimasi setiap blok, maka didapat volume report atau

volume yang tersedia untuk dilakukan penimbunan sesuai dengan SOP dan

memperhatikan untuk tidak terbentuknya genangan.

Gambar 23. Blockmodel Volume Backfill Tersedia Bukit 7A Baru

Page 72: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

56

Volume area yang sedang dilakukan pembukaan lahan adalah area pada

perencanaan penambangan bulan Januari 2019, detail ketersediaan dari database

geologi didapatkan OB dan topsoil yang tersedia sebesar 245.921 m3/BCM.

Tabel 8. Ketersedian OB Di Area yang Sedang Dilakukan Pembukaan Lahan

Sumber : Hasil report database Satker Mineplan PT Antam UBPB Tayan, 2018

Al2O3 (range %) Volume(m3) Tonnes Al2O3 (%) Fe2O3 (%) R SiO2 (%) Cf (%) Density (g/cm3) T SiO2 (%)

0 245.921 410.688 0 0 0 0 1,67 0

0.1 -> 40.0 0 0 0 0 0 0 0 0

40.0 -> 45.0 6478 11.660 44,41 24,91 1 58,18 1,8 3,4

45.0 -> 100.0 287.557 517.602 47,58 20,31 1,17 54,44 1,8 4,04

Grand Total 539.956 939.950 47,51 20,41 1,17 54,53 1,76 4,02

Tabel 9. Report Volume OB (LCM) Dibutuhkan untuk Backfill

Page 73: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

57

Report yang didapat tersebut merupakan hasil perhitungan software Surpaac

yang menyatakan ketersediaan volume yang dapat ditimbun berdasarkan blok –

bloknya. Sehingga setiap area memiliki elevasi yang berbeda – beda dan volume

yang berbeda – beda. Didapatkan volume total untuk penimbunan adalah 143.807

m3/LCM. Dimensi report dihitung per 1 meter kenaikan elevasi, hal ini dinilai lebih

akurat dan detail dalam perhitungan volume per sequence penimbunan.

4.2.9 Sequencing Penimbunan

Penimbunan area dengan volume total 143.807 m3/LCM, dibagi menjadi

tiga sequence, dimulai dari blok I atau blok area selatan.

Backfill merupakan kegiatan penting dalam rangkaian operasional

pertambangan PT UBP Bauksit Tayan, dengan berbagai cara perusahaan

memaksimalkan alat yang ada agar mendapatkan perhitungan ekonomis dan cepat

sehingga penggunaan alat yang tersedia bisa tetap dimaksimalkan untuk kegiatan

produksi yang progresif. Ketika optimalisasi penggunaan alat dalam pembukaan

lahan yang sekaligus pengembalian lahan bekas tambang sudah menjadi sangat

efektif, namun akan lebih efektif bagi perusahaan apabila alat – alat yang digunakan

bisa kembali beroperasi untuk kegiatan Ore getting, sehingga dibutuhkan waktu

yang jelas dan tepat untuk penanganan kegiatan backfill tersebut agar terukur dan

terencana dan tidak terlampau lama.

Tabel 10. Efektif Jam Bekerja Mingguan PT Antam UBPB Tayan

Page 74: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

58

Jumlah available working hours dalam satu minggu 119,07 jam merupakan

jumlah aktual jam kerja yang tersedia di PT Antam UBPB Tayan dalam 1 minggu

yang akan menghasilkan jumlah volume maksimal yang dapat dikerjakan pada

penimbunan adalah P (mingguan) = 119,07 jam x 440,77 LCM/jam = 52.482,5

LCM/minggu.

Namun harus kemudian disesuaikan dengan perhitungan elevasi yang

tersedia di setiap blok yang ada pada sequence tersebut.

PT. Antam UBP Bauksit Tayan menerapkan double shift jam kerja dalam

satu hari, khususnya untuk bagian produksi dan Quality Assurance. Kegiatan

penambangan dilakukan selama 7 hari dalam satu minggu, hal ini dilakukan untuk

mengejar target produksi yang terus bertambah signifikan setiap tahunnya.

Kegiatan backfilling mengikuti jam operasional yang ada.

Kegiatan pengupasan tanah penutup yang dilakukan di PT Antam UBP

Bauksit Tayan sekaligus melakukan backfilling di area yang baru selesai dilakukan

penambangan. Area Overburden removal ini dilakukan persis di sebelah utara area

yang sedang backfill tersebut.

4.2.10 Produktivitas Alat Berat

Kegiatan backfill di PT. Antam UBPB Tayan menggunakan excavator

Volvo EC330BLC Hydraulic Excavator sebanyak 2 buah dengan kapasitas

terbesar dari excavator yang beroperasi.

Tabel 11. Kapasitas Bucket Volvo EC330BLC Hydraulic Excavator

Spesifikasi excavator Volvo 330 yang dimiliki oleh PT Antam UBP Bauksit Tayan

adalah yang memiliki volume bucket 2,5 yd3/1,91 m3.

Bucket Volvo EC330BLC Hydraulic Excavator Capacity (m3)

Reference Bucket Capacity 1,46

Minimum Bucket Capacity 1,46

Maximum Bucket Capacity 1,91

Page 75: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

59

Gambar 24. Articulated Dump Truck di PT Antam UBPB Tayan

Gambar 25. Kegiatan Backfilling Sekaligus Pengupasan Overburden

4.2.12 Produktivitas Alat untuk Penimbunan Overburden

Pengoperasian alat berat harus dihitung dan dilihat seberapa besar alat

tersebut dapat berkontribusi bagi kemajuan dan operasional penambangan maka

dengan menghitung jumlah kapasitas alat (tonase/LCM) dibagi pada waktu edar

alat tersebut didapatlah kontribusi alat terhadap operasional pekerjaan. Kontribusi

yang terukur dan terarah menjadi acuan bagi perusahaan tambang dalam

perencanaan dan operasional yang sedang berlangsung.

Luas area desain 34.136,29 m2 dengan volume 143.807 m3 yang dikalikan

dengan berat jenis 1,67 g/cm3 sehingga didapat tonase Overburden yang

dibutuhkan sebesar 240.157,69 ton.

Page 76: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

60

Tabel 12. Produktivitas Excavator

Produktivitas Excavator Volvo

EC330BLC Hydraulic Excavator

Jenis Nilai Satuan

CT Exca 330 0,39 menit

Effisiensi 75 %

Density 1,67 g/m3

Swell factor 85 %

Kapasitas Bucket 1,91 m3

Kapasitas Bucket 2,71 LCM

Produktivitas 220,38 LCM/jam

Produktivitas 2 Exca 440,77 LCM/jam

Rumus menghitung produktivitas excavator menggunakan persamaan 2.11

dan 2.12, rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran C.

Kondisi real di lapangan dengan penggunaan 1 excavator dalam

pengembalian tanah penutup didapatkan produktivitas sebesar 220,77 LCM/jam,

excavator berjumlah 2, maka didapat 440,77 LCM/jam.

Tabel 13. Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu

Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu

Blade Capacity 8 m3

Blade Fill Factor 60 %

Cycle Time 0,44 menit

Grade Factor 95 %

Efisiensi 75 %

Produktivitas per cycle 4,8 m3

Produktivitas alat 466,36 LCM/jam

Page 77: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

61

Rumus menghitung produktivitas dozer menggunakan persamaan 2.13,

rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran E.

Setelah material di dumping, kemudian dilakukan dozing sesuai dengan arah

sequence ke arah utara dan sesuai dengan elevasi yang direncanakan dalam desain.

Didapatkan 466.36 LCM/jam produktivitas alat dozer WD600-3 Komatsu.

4.2.14 Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan backfill dengan material

Overburden

Penentuan waktu penimbunan ini dibuat dengan pembagian sequence

menjadi tiga, pembagian ini didasarkan pada volume backfill yang dibagi dengan

available working hours yang ada di PT Antam UBP Bauksit Tayan, sehingga

sequence yang dipilih adalah sequence mingguan. Masing – masing sequence

memiliki jumlah volume yang berbeda, dengan penyesuaian terhadap setiap elevasi

di setiap blok yang berbeda. Total volume penimbunan adalah 143.807 LCM.

Page 78: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

62

Gambar 26. Peta Backfill Bukit 7A Sequence I

Sequence 1

Page 79: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

63

Gambar 27. Crosssection I

Pembagian sequence yang didasarkan dari jumlah working hours dihasilkan

pada minggu pertama sebesar 52.418 LCM Overburden, yang dimulai dari blok I2

sampai sebagian blok E4. Total luas area penimbunan sequence I adalah 17.495,7

m2 . Elevasi tertinggi sequence I adalah 22 mdpl dan elevasi terendah 13 mdpl yaitu

di blok E4.

Crosssection dilakukan di sepanjang permukaan dari ujung selatan

penimbunan ke arah utara, skala vertikal dan horizontal yang digunakan adalah

sama.

Page 80: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

64

Gambar 28. Peta Backfill Bukit 7A Sequence II

Sequence II

Page 81: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

65

Gambar 29. Crosssection II

Pembagian sequence yang didasarkan dari jumlah working hours dihasilkan

pada minggu kedua sebesar 52.375 LCM Overburden, penimbunan yang dimulai

dari blok G2 sampai sebagian blok A4. Luas are yang ditimbun pada sequence ini

adalah 29.379,2 m2. Elevasi tertinggi sequence II adalah 19 mdpl dan elevasi

terendah 8 mdpl yaitu di blok A4.

Crosssection dilakukan di sepanjang permukaan dari ujung selatan

penimbunan ke arah utara, skala vertikal dan horizontal yang digunakan adalah

sama.

Page 82: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

66

Gambar 30. Peta Backfill Bukit 7A Sequence III

Sequence III

Page 83: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

67

Gambar 31. Crosssection III

Pembagian sequence yang didasarkan dari jumlah working hours dihasilkan

pada minggu ketiga sebesar 39.014 LCM Overburden, yang dimulai dari blok F2

sampai sebagian blok A4. Luas area penimbunan di sequence ketiga adalah

25.323,1 m2. Elevasi tertinggi sequence III adalah 18 mdpl dan elevasi terendah 10

mdpl yaitu di blok A4.

Sequence terakhir ini dilakukan selama satu hari selama 88,53 jam dari jam

kerja mingguan yang tersedia sebesar 119,07 jam karena sisa Overburden hanya

39.014 LCM.

Crosssection dilakukan di sepanjang permukaan dari ujung selatan

penimbunan ke arah utara, skala vertikal dan horizontal yang digunakan adalah

sama. Rincian pembagian total volume sebesar 143.807 LCM Overburden dapat

dilihat pada tabel di bawah ini dengan pembagian waktu setiap minggu.

Tabel 14. Waktu untuk Penimbunan

Parameters WEEK 1 WEEK 2 WEEK 3

Produktivitas 440,77 LCM/Jam 440,77 LCM/Jam 440,77 LCM/Jam

Available Work Hours 119,07 Jam 119,07 Jam 119,07 Jam

Actual LCM 52.418 LCM 52.375 LCM 39.014 LCM

LCM Target 143.807 LCM 143.807 LCM 143.807 LCM

Page 84: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

68

Penggunaan 2 excavator dibutuhkan lama waktu penimbunan sebesar 19,15

hari atau 326,64 jam dengan kondisi jam kerja di PT Antam Tbk UBPB Tayan

sebesar 17,06 jam per hari.

4.2.15 Produktivitas Alat Dengan Material Topsoil

Luas area desain 34.136,29 m2 dengan kenaikan elevasi rata – rata sebesar

10 - 15 cm memiliki volume 8.658,16 LCM sesuai dengan ketersedian material dari

hasil report pengupasan area Bukit 7A Baru tahap ketiga, yang kemudian dikalikan

dengan berat jenis 1,43 g/cm3 sehingga didapat tonase Topsoil yang tersedia sebesar

12.381,17 ton. Pemindahan topsoil dilakukan dengan metode spreading. Setelah

dumping topsoil, kemudian topsoil didozing menggunakan dozer.

Tabel 15. Perhitungan Produktivitas Excavator

Produktivitas Excavator Volvo

EC330BLC Hydraulic Excavator

Jenis Nilai Satuan

CT Exca 330 0,39 Jam

Effisiensi 75 %

Density 1,67 g/m3

Swell Factor 85 %

Kapasitas Bucket 1,91 m3

Kapasitas Bucket 2,71 LCM

Produktivitas 220,38 LCM/jam

Produktivitas 2 Exca 440,77 LCM/jam

Jumlah topsoil yang tersedia adalah 8.658,16 LCM, produktivitas dua

Excavator 440,77 LCM/jam sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemindahan

material topsoil adalah 19, 64 jam.

Page 85: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

69

Tabel 16. Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu

Produktivitas Dozer WD600-3 Komatsu

Blade Capacity 8 m3

Blade Fill Factor 60 %

Cycle Time 0,44 menit

Grade Factor 95 %

Efisiensi 75 %

Produktivitas per cycle 4,8 m3

Produktivitas alat 466,36 LCM/jam

Jadi, dengan jumlah topsoil 8.658,16 LCM maka dihabiskan waktu

sebanyak 18,56 jam menggunakan 1 buah Dozer WD600-3 Komatsu untuk

dilakukan spreading topsoil hal ini dilakukan agar daya dukung tanaman reklamasi

dan kemiringan area reklamasi relatif landai sehingga memiliki potensi erosi relatif

kecil .

Page 86: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang bermanfaat

khususnya bagi penulis dan juga bagi perusahaan serta tempat penulis belajar.

Berikut kesimpulan dan saran penelitian ini :

5.1 Kesimpulan

Produktivitas alat untuk penimbunan pada sequence pertama sampai ketiga

berupa excavator dan dozer masing – masing sebesar (2 excavator Volvo

EC330BLC Hydraulic Excavator) 440,77 LCM/jam atau 52.482,5 LCM/minggu

dan Dozer WD600-3 Komatsu 466,36 LCM/jam.

Perencanaan final penimbunan pada Bukit 7A Baru dan penghitungan

volume dengan metode blok model didapatkan volume overburden sebesar

143.807 LCM, luas area desain 34.136,29 m2, elevasi tertinggi 22 mdpl dan elevasi

terendah 10 mdpl, overall gradient desain penimbunan adalah 2,540 yang terbagi

menjadi tiga sequence dan 8.658,16 LCM topsoil.

Sequencing didasarkan pada available working hours dan kinerja alat berat

yang ada di perusahaan, dengan sequence per satu minggu sebesar 119,07 jam.

Didapatkan 3 sequencing dalam proses pemindahan tanah penutup, dan waktu

keseluruhan yang dibutuhkan adalah 19,15 hari dengan menggunakan peralatan 2

excavator dan 1 dozer. Maka didapat volume masing – masing sequence, sequence

1 material yg ditimbun 52.418 LCM overburden dengan luas area penimbunan

17.495,7 m2, elevasi tertinggi 22 mdpl dan terendah 13 mdpl. Sequence 2 material

yang ditimbun 52.375 LCM overburden dengan luas area penimbunan sebesar

29.379,2 m2, elevasi tertinggi 19 mdpl dan terendah 8 mdpl. Sequence 3 material

yang ditimbun 39.014 LCM overburden dengan luas area penimbunan sebesar

Page 87: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

71

25.323,1 m2, elevasi tertinggi 18 mdpl dan terendah 10 mdpl yang dilakukan dalam

waktu 88,53 jam.

5.2 Saran

Penelitian ini bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya mengenai

desain penimbunan tanah penutup yang optimal dan sesuai, agar backfilling

berjalan dengan optimal.

Page 88: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

72

DAFTAR PUSTAKA

Hartman, Howard L. , Jan M. Mutmansky. 1987. Introductory Mining Engineering.

2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Hustrulid, W., M. Kuchta, R. Martin. 2013. 3rd Edition. Open Pit Mine Planning &

Design. CRC Press Taylor and Franciss Group.

Lutfi Kurniawan. 2012. Studi Estimasi Biaya Pemindahan Tanah Penutup Pada Pit

B1 South Proyek Birang Tahun 2007 PT.Berau Coal. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Fakultas Teknik Kebumian dan Energi. Universitas Trisakti: Jakarta.

Majid, A., Abdul. R, & Hartini. I,. 2014. Rencana Teknis Penimbunan Mine Out

Pit C Pada Tambang Batubara di PT. Aman Toebillah Putra Site Lahat Sumatera

Selatan. Jurnal Pertambangan. 1(3). Retrieved from https://ejournal.unsri.ac.id/

index.php/mining/article/view/4311/2217.

Novianti. 2015. Rencana Teknis Penimbunan Pada Areal Pasca Tambang

Dengan Metode Backfilling Digging System Di Pit Keluang Pada Tambang

Batubara PT. Baturona Adimulya Sumatera Selatan. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Fakultas Teknik. Universitas Sriwijaya: Palembang.

Patterson, S.H., H.F Kurtz, J.C Olson, dan C.L Neeley, 1986, World Bauxite

Resources, Washington, United States Government Printing Office.

PERATURAN PEMERINTAH NOMER 04 2009 TENTANG

PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

PERATURAN PEMERINTAH NO. 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI

DAN PASCATAMBANG.

Peurefoy. 2006. Constraction Planning Equipment And Methods. Carolina Romos.

LTD.

Page 89: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

73

Pieters, P. E dan P. Sanyoto, 1993, Geologi Lembar Pontianak-Nangataman,

Kalimantan, Bandung: Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal

Geologi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

skala 1: 250.000, 1 lembar.

Riyad, A., Hartini. I., Eko., & Harminuke, R. 2014. Desain Backfilling Berdasarkan

Rencana Pascatambang Pada Tambang Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi

Coal Site Tiang Satu Sungai Tambang Sumatera Barat. Jurnal Ilmu Teknik. 2(1).

Retrieved from https://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/35.

Surata, M., O. Suksiano, M. Pratomo, dan Supriyadi. 2010. Discovery and Its

Genetic Relationship Bauxite Deposit in Mempawah and Landak regency

West Kalimantan Province. Proceeding of the Kalimantan Coal and

Mineral Resources Seminar.

Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis.Jakarta:

Gunadarma

Valeton, I., 1972. Bauxites. Development in Soil Science 1. London. Elsevier

Publishing Company.

Page 90: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

74

LAMPIRAN

Page 91: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

75

Lampiran A Data cycletime Excavator Volvo EC330BLC

CT

No Exca CT (detik)

1 Volvo 02 23.1

2 Volvo 02 25.6

3 Volvo 02 34.3

4 Volvo 02 23.1

5 Volvo 02 23.3

6 Volvo 02 27.8

7 Volvo 02 29.8

8 Volvo 02 28.1

9 Volvo 02 27.8

10 Volvo 02 26.5

11 Volvo 02 29.8

12 Volvo 02 26.5

13 Volvo 02 38.7

14 Volvo 02 31.2

15 Volvo 02 27.7

16 Volvo 02 29.8

17 Volvo 02 45.6

18 Volvo 02 36.5

19 Volvo 02 32.2

20 Volvo 02 30.5

21 Volvo 02 20.2

22 Volvo 02 29.7

23 Volvo 02 33.1

24 Volvo 02 31.6

25 Volvo 02 28.7

26 Volvo 02 27.3

27 Volvo 02 34.1

28 Volvo 02 35.1

29 Volvo 02 33.4

30 Volvo 02 25.4

Cycletime rata – rata : 23,4 detik

Page 92: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

76

Lampiran B Data Cycletime Dozer WD600-3 Komatsu

Cycletime rata – rata : 26,4 detik atau 0,44 menit

CT

No Dozer CT (detik)

1 Komatsu 03 28.5

2 Komatsu 03 23.4

3 Komatsu 03 26.1

4 Komatsu 03 22.3

5 Komatsu 03 25.6

6 Komatsu 03 28.7

7 Komatsu 03 25

8 Komatsu 03 25.8

9 Komatsu 03 29.4

10 Komatsu 03 22.8

11 Komatsu 03 25.7

12 Komatsu 03 26.9

13 Komatsu 03 26.8

14 Komatsu 03 27.5

15 Komatsu 03 28.9

16 Komatsu 03 28.5

17 Komatsu 03 26.4

18 Komatsu 03 26.5

19 Komatsu 03 23.3

20 Komatsu 03 28.5

21 Komatsu 03 24.7

22 Komatsu 03 26.4

23 Komatsu 03 26.7

24 Komatsu 03 32.7

25 Komatsu 03 24.9

26 Komatsu 03 29.1

27 Komatsu 03 26.4

28 Komatsu 03 31.8

29 Komatsu 03 20.4

30 Komatsu 03 22.5

Page 93: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

77

Lampiran C Spesifikasi Excavator Volvo EC330BLC

Spesifikasi Excavator Volvo EC330BLC

Keterangan :

Rumus menghitung produktivitas excavator sebagai berikut :

P = Q x 3600 x E

𝐶𝑚

Q = q1 x K

P = Produktivitas

Q = Produktivitas per siklus (m3)

Page 94: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

78

E = Efisiensi

Cm = Waktu Edar

q1 = Kapasitas Bucket

K = Faktor Bucket

Q = 1,91 m3 x 1

= 1,91

P = 1,91 x 3600 x 75%

23,4

= 220,38 LCM/jam

Faktor Pengisian Bucket untuk excavator (Peurifoy,2006) :

Page 95: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

79

Lampiran D Spesifikasi Articulated Dump Truck Volvo A35F

Spesifikasi Articulated Dump Truck Volvo A35F

Keterangan:

Page 96: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

80

Lampiran E Spesifikasi Dozer WD600-3

Spesifikasi Dozer WD600-3

Keterangan :

Rumus menghitung produktivitas dozer sebagai berikut :

P = CT x Produktivitas per cycle x GF x Effisiensi

(60/0,44) x 4,8 x 0,95 x 0,75 = 466,36 LCM/jam

Page 97: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

81

Lampiran F Volume Tersedia untuk Penimbunan kembali Overburden

Report Volume Tersedia untuk Penimbunan kembali Overburden

Page 98: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

82

Page 99: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

83

Page 100: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

84

Lampiran G Efisiensi Operator Alat Berat Mekanis

Efisiensi Operator Alat Berat Mekanis

Lampiran H Parameter Kalender Jam Kerja PT Antam Tayan

Parameter Kalender Jam Kerja PT Antam Tayan

Page 101: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

85

Lampiran I

Tutorial Software Surpac dan AutoCAD Untuk Pengolahan Data Penelitian

1. Buka software Surpac 6.6.2 dan siapkan file dalam bentuk .str dari hasil

pengukuran lapangan tim survey.

2. Temukan file awal dalam bentuk .str yang akan diolah. Letak file ada

disebelah kiri layer.

Page 102: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

86

3. Import data dari tim survey tersebut yang sudah dalam bentuk .str pada layer

pertama dengan klik file nya kemudian drag ke layar utama.

4. Buat folder bekerja, semua hasil pekerjaan dapat dissave secara otomatis di

folder tersebut, sehingga tidak perlu mencari file nya kembali.

Page 103: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

87

5. Masukan boundary penambangan dalam hal ini untuk penimbunan sama,

dengan drag file ke layar utama.

6. Membuat geometri jenjang penimbunan, dengan klik “create grid” ukuran

20x50.

Page 104: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

88

7. Masukan geometri jenjang yang akan dibuat untuk pemodelan blok, di sini

menggunakan 20 x 50, di kolom y untuk lebar jenjang dan kolom x untuk

panjang jenjang.

8. Setelah didapat grid, buat garis baru sesuai ukuran grid yang ada di layer

dengan klik “Create new points using the mouse”.

Page 105: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

89

9. Disesuaikan kotak grid untuk geometri jenjang 20 x 50 m.

10. Geser dan copy segment sampai menutupi semua area boundary. Hal ini

dilakukan agar setiap area penimbunan sudah terwakili oleh masing- masing

blok.

Page 106: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

90

11. Copy setiap blok dengan membuat layer baru terlebih dahulu, di sini dibuat

layer sesuai dengan lokasi nya, untuk blok A1 sebagai berikut :

12. Klik “copy segment”, sesuai petunjuk di bawah, kemudian klik blok yang

akan dicopy, yaitu blok A1.

Page 107: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

91

13. Ketikan angka 1 pada kolom yang kosong, hal itu dimaksudkan warna string

yang diinginkan adalah warna dengan kode 1, dan klik “apply” untuk

memproses.

14. Copy semua blok yang menutupi boundary, dengan menggunakan layer yang

berbeda – beda, seperti contoh di bawah.

Page 108: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

92

15. Save setiap layer yang sudah dibuat tersebut satu – persatu, dengan klik

“save”.

16. Menghitung volume dengan memilih toolbar “blockmodel” kemudian piilih

“new”.

Page 109: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

93

17. Isikan nama block yang dikehendaki, kemudian klik “apply”.

18. Klik “apply.

Page 110: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

94

19. Isi koordinat maksimu dan minimum area yang akan dilakukan perhitungan

block, koordinat bisa dilihat di arah kursor tersebut.

20. Mengisi “user block size” sesuai dengan ukuran tiap kotak block yang akan

dibuat, di sini ditulis 1 artinya per 1 meter.

Page 111: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

95

21. Klik “apply” untuk memproses.

22. Display hasil blockmodel, mengikuti gambar dibawah ini.

Page 112: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

96

23. Klik “apply” untuk melanjutkan.

24. Hasil blockmodel yang mewakili setiap 1 meternya.

Page 113: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

97

25. Membuat report volume blockmodel, dengan klik “report” pada toolbar

blockmodel.

26. Memberikan nama serta memilih format report berbentuk .csv dan dipastikan

semua constraint sudah sesuai.

Page 114: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

98

27. Memilih atribut Z untuk elevasi dan isi kolom dengan ketinggian yang

ditentukan (,) elevasi per 1 (0,30,1).

28. Memilih constrain dan klik “add” untuk menambahkan area untuk dihitung

volumenya.

Page 115: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

99

29. klik “apply” pada kolom bawah untuk melanjutkan.

30. Hasil dari pemodelan blok dalam bentuk file excel, kemudian blok sesuai

elevasi yang akan ditimbun dilapangan.

Page 116: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

100

31. Setelah ditentukan elevasi yang diinginkan, klik “edit point” untuk mendesain

elevasi jenjang. Cara merubah elevasi dengan mengubah angka point “Z” nya.

32. Save file yang sudah diubah elevasi jenjang nya tersebut dengan klik menu “file”

dan pilih “save as”.

Page 117: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

101

33. Pilih bentuk file yang akan disave “DWG AutoCAD” sebagai input di

software autoCAD.

34. Klik “apply” untuk memproses.

Page 118: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

102

Proses perhitungan volume dengan metode blockmodel telah didapat

menggunakan software Surpac kemudian desain dilanjutkan dengan plotting

menggunakan software AutoCAD.

1. Import data dalam bentuk .DWG yang disave dari Surpac.

2. Buat garis bingkai terluar untuk batas gambar atau peta dengan klik

“rectangle”.

Page 119: PERANCANGAN SEQUENCE BACKFILL DI LOKASI PENAMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48197/1/AHMAD... · dengan tema “Perancangan Sequence Backfill Di Lokasi

103

3. Tuliskan judul dan narasi peta dengan klik toolbar seperti pada gambar

dibawah ini.

4. Berikan warna pada area – area yang dijadikan lokasi/kondisi di peta,

dengan ketik “hatch” dan pilih “solid” kemudian warna yang

diinginkan.