89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: GITA KOSTANIA S541002013 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

GITA KOSTANIA S541002013

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Gita Kostania

NIM : S541002013

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “Perbedaan

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Group Investigation

(GI) terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Ilmiah Mahasiswa” adalah benar-

benar karya peneliti. Hal-hal yang bukan karya peneliti sendiri dalam tesis ini

telah diberi citasi dan dirujuk dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, amka saya bersedia

menerima sanksi akaemik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 9 Juni 2011

Pembuat Pernyataan,

Gita Kostania

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tesis yang

berjudul “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan

Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Ditunjau dari Sikap Ilmiah

Mahasiswa”.

Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Prof.Drs. Suranto, M.Sc.,PhD., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Prof.Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr.,PAK.,MM.,M.Kes, selaku Ketua

Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta,

sekaligus Pembimbing I

4. P. Murdani K, dr.,MHPEd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan

5. Putu Suriyasa, dr.,MS,PKK,Sp.OK, selaku Pembimbing II

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Magister Kedokteran Keluarga,

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah memberikan ilmunya

selama perkuliahan

7. Seluruh Staf dan Karyawan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu kelancaran administrasi

8. Direktur beserta dosen dan karyawan Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta,

yang memberikan informasi, dukungan dan dorongan semangat bagi penulis

9. Orang tua tercinta dan keluarga tersayang beserta keluarga besar Sanbesari,

yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan moral dan materiil

kepada penulis

10. Teman-teman seperjuangan kelas regular angkatan Februari 2010 yang selalu

memberikan semangat, pengertian dan kebersamaan kepada penulis

11. Sahabat-sahabat terbaikku di Kos Tisanda II yang selalu memberikan

dukungan moral dan semangat bagi penulis

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran, kritik, dan saran yang dapat

membangun demi penyempurnaan proposal tesis ini. Akhirnya penulis

mengharapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Surakarta, 9 Juni 2011

Penulis,

Gita Kostania

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

ABSTRACT ..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar ............................................................................. 7

2. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 8

3. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ............................................ 14

Hal

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) ............... 17

5. Sikap Ilmiah ....................................................................................... 19

6. Hasil Belajar ...................................................................................... 20

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 24

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 25

D. Hipotesis ................................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................... 27

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 27

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 28

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 28

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31

G. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 31

H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 51

B. Deskripsi Data ........................................................................................ 52

C. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................ 57

D. Uji Hipotesis .......................................................................................... 61

E. Pembahasan Hasil Analisis ..................................................................... 64

F. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 72

B. Implikasi ................................................................................................. 73

C. Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2. Rancangan Anova ...................................................................... 48

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Metode Jigsaw dan Group

Investigation (GI) …………….…..…………………………… 52

Tabel 4.2. Data Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas Materi

Manajerial Asuhan Kebidanan Komunitas ................................. 53

Tabel 4.3. Deskripsi Skor Sikap Ilmiah Mahasiswa pada Penggunaan

Metode Belajar Jigsaw dan Group Investigation (GI) ................ 54

Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa berdasarkan Skor Sikap

Ilmiah .......................................................................................... 55

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa berdasarkan Skor Sikap

Ilmiah pada Penggunaan Metode Belajar Jigsaw dan Group

Investigation (GI) ....................................................................... 56

Tabel 4.6. Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest .......................... 57

Tabel 4.7. Perhitungan Uji Normalitas Skor Hasil Belajar (Pos Tes). 58

Tabel 4.8. Perhitungan Uji Normalitas Skor Sikap Ilmiah ................. 58

Tabel 4.9. Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Sampel ................ 59

Tabel 4.10. Variansi Kelompok Sampel ........................................................ 60

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ................................ 60

Tabel 4.12. Perhitungan Uji Beda Skor Pretest ................................... 61

Hal

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Tabel 4.13. Analisis Variansi Hasil Belajar dengan Sikap Ilmiah ....... 62

Tabel 4.14. Perhitungan Uji Scheffe .................................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Perbedaan Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap

Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas Ditunjau dari

Sikap Ilmiah Mahasiswa ……………………………………… 31

Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel …………………………………….. 34

Hal

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Silabus .........................................................................................

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran .......................................

Lampiran 3 Soal Objektif ...............................................................................

Lampiran 4 Angket Sikap Ilmiah mahasiswa .................................................

Lampiran 5 Persetujuan Manjadi Responden ................................................

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Tes ......................................

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap ......................

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Analisis ..........................................................

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian .....................................................................

Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ........................

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK

Gita Kostania. S541002013. 2011. “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Ilmiah Mahasiswa”. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: Model pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi dan kemampuan soft skill mahasiswa. Dengan penerapan model ini, mahasiswa diharapkan terbiasa belajar secara mandiri (baik berkelompok maupun individu) dalam rangka memecahkan masalah belajar. Serta diharapkan dapat bekerja sama dan saling berbagi dengan teman peer-nya.

Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan pengaruh pembelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta dengan metode Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar ditinjau dari sikap ilmiah mahasiswa.

Metode: Penelitian eksperimen kuasi, yaitu menguji coba metode pembelajaran terhadap hasil belajar dengan membandingkan hasil belajar pada kelompok perlakuan metode pembelajaran Jigsaw dengan hasil belajar pada kelompok perlakuan metode pembelajaran Group Investigation (GI). Sampel sebanyak 45 dan 46, analisis menggunakan Analisis Varian (Anova).

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Hasil: Angka kelulusan pembelajaran metode Jigsaw sebanyak (80%), dan Group Investigation (GI) sebanyak (87%). Rata-rata perolehan nilai pada pembelajaran Group Investigation (GI) sebesar 76,43, metode Jigsaw sebesar 72,20. Adapun hasil analisis pengaruh metode terhadap prestasi P-value = 0,042 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤ 0,05, dengan demikian hipotesis nol ditolak. P-value untuk sikap ilmiah mahasiswa terhadap prestasi belajar sebesar 0,004 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤ 0,05, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Analisis interaksi antara metode pembelajaran (Jigsaw dan Group Investigation (GI)) dan sikap ilmiah mahasiswa terhadap prestasi belajar sebesar 0,491 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≥ 0,05, dengan demikian hipotesis nol diterima.

Kesimpulan: Metode belajar kooperatif Jigsaw dan Group Investigation (GI) berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa. Metode Group Investigation (GI) lebih berpengaruh pada peningkatan hasil belajar dibanding Jigsaw. Sikap ilmiah mahasiswa mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Metode belajar kooperatif dan sikap ilmiah tidak berinteraksi terhadap hasil belajar.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Group Investigation (GI), Sikap Ilmiah.

ABSTRACT

Gita Kostania. S541002013. 2011. “Differences Influence of Cooperative Learning with Methods Jigsaw and Group Investigation (GI) on Learning Achievements in Terms of Students' Scientific Attitude”. Thesis. Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta.

Background: Learning model Jigsaw and Group Investigation (GI) is a cooperative learning model that can improve achievement and ability students' soft skills. By applying this model, students are expected to get used to learning independently (either in groups or individually) in order to solve the problem of learning. And expected to work together and share with her friends peer.

Objective: To analyze the influence of learning differences Obstetric Care Community in AKBID Mamba'ul 'Ulum Surakarta with methods Jigsaw and Group Investigation (GI) on learning achievements in terms of students' scientific attitude.

Methods: A quasi-experimental research design, ie testing the learning method of learning outcomes by comparing groups are treated Jigsaw method of learning with the learning method GI (Group Investigation). Samples were 45 and 46, the analysis using Varian Analysis (ANOVA).

Results: Passing grade Jigsaw method of learning as much (80%), and Group Investigation (GI) as many (87%). Average grades on learning Group

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Investigation (GI) of 76.43, Jigsaw method of 72.20. The results of analysis method influences on achievement P-value = 0.042 at the 0.05 level. This means P-value ≤ 0.05, thus the null hypothesis is rejected. P-value for students' scientific attitude toward the academic achievement of 0.004 at the 0.05 level. This means P-value ≤ 0.05, thus the null hypothesis is rejected. Analysis of interaction between the method of learning (Jigsaw and Group Investigation (GI)) and the scientific attitude of students toward the academic achievement of 0.491 at the 0.05 level. This means P-value ≥ 0.05, thus the null hypothesis is accepted.

Conclusion: Cooperative learning methods Jigsaw and Group Investigation (GI) effect on student learning achievement. Methods Group Investigation (GI) is more influential in improving learning achievement than Jigsaw. Students 'scientific attitudes affect students' learning achievement. Cooperative learning method and scientific attitude does not interact on the results of learning achievement.

Keywords: Cooperative Learning, Jigsaw, Group Investigation (GI), the Scientific Attitude.

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dalam sistim

pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar dengan lingkungan. Peserta didik dalam hal

ini adalah mahasiswa, dan pendidik adalah dosen (UU No.20, 2003).

Dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, dosen harus memiliki

strategi agar mahasiswa dapat belajar dengan efektif dan efisien, serta dapat

meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa. Salah satu strategi untuk

mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan penggunaan metode

pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi

pembelajaran dapat membantu mahasiswa untuk lebih mudah memahami suatu

konsep. Oleh karena itu penentuan metode pembelajaran harus berawal dari

kondisi nyata yang ada pada mahasiswa dan sesuai dengan karakteristik mata

kuliah (Anwar, 2008).

Secara umum pembelajaran pada Program Studi Diploma III Kebidanan

Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta masih dilakukan melalui sistem konvensional

dengan pendekatan TCL (Teacher Centered Learning), walaupun sudah ada

beberapa dosen yang mulai menerapkan pembelajaran semi SCL (Student

Centered Learning) dimana mahasiswa diberi materi oleh dosen dan sekaligus

aktif belajar baik secara kelompok maupun individual dengan penugasan

1

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

individual dan kerja kelompok untuk selanjutnya didiskusikan. Dalam hal ini,

keterlibatan dosen dirasa masih tinggi.

Salah satu mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa adalah mata kuliah

Asuhan Kebidanan Komunitas. Mata kuliah ini diajarkan pada semester IV

(semester genap). Selama dua semester genap berturut-turut, hasil rata-rata belajar

mahasiswa sebelum dilakukan remidiasi, berada di bawah rata-rata kelulusan

yaitu kurang dari 2,75 (nilai ini setara dengan kurang dari 67). Tahun 2009 rata-

rata kelas sebesar 2,69 dan tahun 2010 sebesar 2,73. Pencapaian hasil belajar ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah metode belajar. Pada

beberapa mata kuliah yang ditempuh di Program Studi Diploma III Kebidanan,

metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang dirasa

paling sesuai, diantaranya adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

Upaya-upaya perbaikan kualitas pendidikan dapat dimulai dari perbaikan

metode pembelajaran, yaitu pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student

Centered Learning) dengan menerapkan model belajar pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Pembelajaran kooperatif bentuknya bermacam-macam,

diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group

Investigation (GI), Numbered Head Together (NHT), Teams-Games-Tournaments

(TGT), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team

Accelerated Instruction (TAI) dan lain-lain. Akibat positif pembelajaran ini yaitu

selain mampu meningkatkan pencapaian prestasi belajar mahasiswa juga mampu

menumbuhkan kesadaran bagi mahasiswa tentang perlunya belajar untuk berpikir,

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menyelesaikan masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan

pengetahuan mereka (Slavin, 2004).

Model pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) merupakan

salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi dan

kemampuan soft skill mahasiswa. Dengan penerapan model ini, mahasiswa

diharapkan dapat terbiasa belajar secara mandiri (baik berkelompok maupun

individu) dalam rangka memecahkan masalah atau mengerjakan tugas. Serta

diharapkan dapat bekerja sama dan saling berbagi dengan teman peer-nya (Slavin,

2008).

Pada pembelajaran tipe Jigsaw mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling

ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi

belajar yang harus dipelajari. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kemudian,

masing-masing mahasiswa dari berbagai kelompok dengan topik yang sama,

bergabung untuk mencari dan mempelajari serta mendiskusikan bahan belajar

secara berkelompok. Setelah itu, masing-masing mahasiswa kembali pada

kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan materi yang telah

dibahas (Arends, 2001).

Sedangkan pada pembelajaran Group Investigation (GI) mahasiswa

dilibatkan dalam merencanakan topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana

cara menjalankan investigasinya. Mahasiswa mendapatkan tugas sesuai dengan

kelompok belajarnya untuk mendapatkan sumber belajar dan berdiskusi dengan

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kelompoknya tentang bahan belajar yang mereka bahas, untuk kemudian hasil dari

investigasinya didiskusikan di kelas (Slavin, 2008).

Keberhasilan kedua metode belajar tersebut, dapat dinilai dengan hasil

evaluasi belajar mahasiswa. Hasil belajar khususnya pada ranah kognitif,

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal mahasiswa. Faktor internal adalah

segala sesuatu yang muncul dalam diri mahasiswa yang melakukan kegiatan

belajar, seperti tingkat kecerdasan intelegensi dan emosi, rasa percaya diri, bakat,

minat, motivasi, sikap terhadap belajar, aktivitas, konsentrasi belajar, kemampuan

mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar dan

kemampuan menggali hasil belajar, serta kebiasaan belajar mahasiswa. Sedangkan

faktor eksternal adalah segala sesuatu yang datangnya dari luar diri mahasiswa

yang melakukan kegiatan belajar, seperti sarana dan prasarana, tenaga pendidik,

kurikulum, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan

lingkungan social mahasiswa (Azwar, 2005).

Setiap mahasiswa mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap

rangsangan belajar yang didapat, Hal ini disebabkan oleh keadaan yang berbeda-

beda pada masing-masing mahasiswa. Dalam mempelajari dan mengembangkan

ilmu pengetahuan, perlu didukung oleh sikap ilmiah dalam diri setiap mahasiswa.

Sikap ilmiah yang berkaitan dengan kelompok belajar dan materi pembelajaran

yang dibahas dalam bidang ilmiah, menjadi persyaratan bagi proses pembelajaran.

Pada intinya, sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan atau dorongan untuk

berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode

ilmiah (Winkel, 1996).

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dalam interaksi pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan

mahasiswa, dosen berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator yang membantu

mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Salah satu fasilitas yang dapat

diusahakan adalah dengan menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang

mendukung mahasiswa untuk dapat mengembangkan sikap ilmiah.

Metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) merupakan

pembelajaran kooperatif yang kedua-duanya melibatkan keaktifan mahasiswa,

yang dalam proses pembelajarannya ada sedikit perbedaan. Model pembelajaran

Group Investigation (GI) sudah cukup dikenal mahasiswa Akbid Mamba’ul

‘Ulum Surakarta, sedangkan model pembelajaran Jigsaw merupakan hal yang

baru. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan

pengaruh pembelajaran model Jigsaw dan Group Investigation (GI) dalam hal

output belajar berupa hasil evaluasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mempunyai gagasan bahwa

dalam pembelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas, hasil belajar mahasiswa di

Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta dapat ditingkatkan melalui pendekatan metode

dan media pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif. Peneliti akan meneliti

tentang perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Group

Investigation (GI) terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas yang

meliputi aspek kognitif dan afektif bagi mahasiswa yang mempunyai sikap ilmiah

yang tidak sama. Pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Group Investigation (GI)

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

merupakan hal yang baru di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, sehingga menjadi

hal yang menarik untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penerapan metode pembelajaran

Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar Asuhan

Kebidanan Komunitas ?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah mahasiswa terhadap

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ?

3. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran Jigsaw dan Group

Investigation (GI) dengan sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis perbedaan pengaruh pembelajaran Asuhan Kebidanan

Komunitas di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta dengan metode Jigsaw dan

Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar ditinjau dari sikap ilmiah

mahasiswa.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis perbedaan pengaruh antara penerapan metode

pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil

belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Menganalisis perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah mahasiswa

terhadap hasil belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

c. Menganalisis interaksi pengaruh antara metode pembelajaran Jigsaw

dan Group Investigation (GI) dengan sikap ilmiah mahasiswa

terhadap hasil belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan wacana baru dan pengetahuan bagi pendidik tentang

perbedaan pengaruh metode mengajar dengan Jigsaw dan Group

Investigation (GI) terhadap hasil belajar.

b. Dapat mendorong dan menumbuhkan semangat kreativitas dalam

mengembangkan metode pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan untuk penyusunan metode dan

strategi pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa tetap memiliki

sikap ilmiah yang tinggi dalam setiap proses pembelajaran.

b. Bagi Peneliti

Memberikan gambaran nyata tentang pelaksanaan pembelajaran

kooperatif dengan metode Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap

hasil belajar mahasiswa ditinjau dari sikap ilmiah mahasiswa.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan perilaku

seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, ketrampilan)

tertentu. Winkel dalam Darsono (2001), mengemukakan “belajar sebagai

suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan

ketrampilan dan nilai sikap“. Dengan demikian belajar merupakan hasil

interaksi antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan

kemampuan tingkah laku dan keterampilan ke arah yang lebih baik. Hal ini

identik dengan pandangan Good dan Brophy dalam Uno (2008), yang

menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang

dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.

Belajar menurut Margaret dalam Uno (2008), adalah (1) memodifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, (2) suatu proses perubahan

tingkah laku individu dengan lingkungannya, (3) perubahan tingkah laku

yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau

mengenai sikap dan nilai nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang

8

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai

aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, (4) belajar selalu

menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Driscoll dalam Uno (2008), menyatakan ada dua hal yang perlu

diperhatikan dalam belajar antara lain:

a. Belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang

b. Hasil belajar yang muncul dalam diri mahasiswa merupakan akibat atau

hasil dari interaksi mahasiswa dengan lingkungan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang yang telah mengalami

proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku sebagai suatu

kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar. Pada

prinsipnya, dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan, yaitu (1)

melakukan persepsi terhadap stimulus, (2) menggunakan pengetahuan

prasyarat, (3) merencanakan respons, (4) pelaksanaan respons yang dipilih

(Darsono, 2001).

Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah mahasiswa

mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar yaitu hasil belajar

dalam bentuk penguasaan kemampuan atau ketrampilan tertentu. Dengan

demikian dapat dirangkumkan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman

yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya

yaitu antara siswa dengan guru di dalam kelas untuk melakukan proses

pembelajaran.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu

model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Cooperative

Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk

pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis, suatu pahan

pembelajaran dimana belajar merupakan suatu hasil dari konstruksi mental.

Mahasiswa belajar dengan cara mencocokkan informasi baru yang mereka

peroleh bersama-sama dengan apa yang telah mereka ketahui. Mahasiswa

akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan konstruk

pemahaman mereka sendiri. Menurut Kauchak dan Eggen dalam Suradi

(2006) belajar kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang

digunakan untuk membantu mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain

dalam mempelajari sesuatu.

Isjoni (2007) juga mengungkapkan bahwa Cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang mahasiswa lebih bergairah dalam belajar.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sistem pembelajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan

sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk

dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan

positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama,

dan proses kelompok. Menurut Lie (2007) mengatakan bahwa model

pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar

kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson

dalam Emildadiany (2008), mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok

bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur

model pembelajaran gotong royong yaitu :

1) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan

mereka.

2) Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran Cooperative Learning, setiap mahasiswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif

dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

kelompok bisa dilaksanakan.

3) Tatap muka

Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi

ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4) Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan

berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun,

proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh

untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental

dan emosional para mahasiswa.

5) Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Urutan langkah-langkah perilaku pengajar menurut model

pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah sebagai

berikut ini:

a) Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi mahasiswa. Pada

fase ini dosen menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai

pada pelajaran tersebut dan memotivasi mahasiswa belajar.

b) Fase 2: mengorganisasi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok

belajar. Dosen bertugas menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan acuan.

c) Fase 3: mengorganisasi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok

belajar. Dosen menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

d) Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajar. Dosen

membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka.

e) Fase 5: evaluasi. Dosen mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya.

f) Fase 6: memberikan penghargaan. Dosen mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu, kelompok.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah mahasiswa sebagai anggota kelompok kecil

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap mahasiswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

dan saling membantu untuk memahami materi kuliah.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi

dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya (Slavin, 2004). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang

berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang

bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara

luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-

keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

c. Karakteristik dan Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2006), karakteristik pembelajaran kooperatif adalah

sebagai berikut:

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim

merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu

membuat setiap siswa belajar.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi

pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan

fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif.

3) Kemauan untuk bekerjasama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan

dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga

ditanamkan perlunya saling membantu.

4) Keterampilan bekerjasama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui

aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama.

Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi

dan berkomunikasi dengan anggota lain.

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut

Sanjaya (2006) adalah sebagai berikut:

1) Prinsip ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas

sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya.

Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

3) Interaksi tatap muka

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan.

4) Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu

berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting

sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.

d. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Suradi (2006), keuntungan pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok

2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama

berhasil.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

5) Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan

kognitif yang non konservatif menjadi konservatif (Teori Piaget).

3. Model Pembelajaran Kooperative Jigsaw

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson et.al. di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin

et.al. di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Teknik mengajar Jigsaw

dikembangkan oleh Aronson, et.al. sebagai metode cooperative learning.

Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, dosen memperhatikan

skemata atau latar belakang pengalaman mahasiswa dan membantu

mahasiswa mengaktifkan schemata ini agar bahan mata kuliah menjadi lebih

bermakna. Selain itu, mahasiswa bekerja sama dengan sesama mahasiswa

dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif dimana mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang

positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang

harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok

lain (Arends, 2001).

Jigsaw didisain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka

juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, 2007).

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topic yang sama

bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang

topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian mahasiswa-

mahasiswa tersebut kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan

kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari

sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu

kelompok induk mahasiswa yang beranggotakan mahasiswa dengan

kemampuan, asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal

merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok

mahasiswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan

menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk

kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai

berikut :

a. Dosen membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4 – 6 mahasiswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pembelajaran yang akan

dipelajari mahasiswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini setiap mahasiswa diberi tugas mempelajari

salah satu materi pembelajaran tersebut.

b. Semua mahasiswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar

bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counter

Group/CG). Dalam kelompok ahli, mahasiswa mendiskusikan bagian

materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana

menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.

Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).

Misal suatu kelas dengan jumlah 40 mahasiswa dan materi

pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri

dari 5 bagian materi pembelajaran. Maka dari 40 mahasiswa, akan terbentuk

menjadi 4 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal

yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke

kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari

dalam kelompok ahli. Dosen memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada

pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

4. Model Pembelajaran Kooperative Group Investigation (GI)

Model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model

pendekatan pembelajaran yang paling kompleks dan paling sulit

diimplementasikan, karena melibatkan mahasiswa dalam merencanakan

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana cara menjalankan

investigasinya. Hal ini membutuhkan norma dan struktur kelas yang lebih

canggih dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada

guru (Teacher Centered Learning/TCL).

Pendekatan pembelajaran Group Investigation (GI) diawali dengan

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing

beranggotakan 5 – 6 orang. Mahasiswa memilih topik-topik untuk dipelajari,

melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topic yang dipilih, dan

kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas.

Slavin (2008) dan rekan-rekan sejawatnya mendiskripsikan langkah-

langkah pembelajaran Group Investigation (GI), sebagai berikut:

a. Pemilihan topik

Mahasiswa memilih sub-sub topik tertentu dalam bidang

permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh dosen.

Mahasiswa kemudian diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil

berorientasi tugas yang beranggotakan 2 – 6 orang. Komposisi kelompok

heterogen, baik secara akademis maupun etnis.

b. Cooperative learning

Mahasiswa dan dosen merencanakan prosedur, tugas dan tujuan

belajar tertentu yang sesuai dengan sub topik yang dipilih dalam langkah 1.

c. Implementasi

Mahasiswa melaksanakan rencana yang diformulasikan dalam

langkah 2. Pembelajaran melibatkan beragam kegiatan dan keterampilan yang

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mengarahkan mahasiswa ke berbagai sumber di dalam maupun di luar

kampus. Dosen mengikuti dari dekat perkembangan masing-masing

kelompok dan menawarkan bantuan bila dibutuhkan.

d. Analisis dan sintesis

Mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh

selama langkah 3 dan merencanakan bagaimana informasi tersebut dapat

dirangkum dnegan menarik untuk dipertontonkan atau dipresentasikan kepada

teman-teman sekelas.

e. Presentasi produk akhir

Beberapa atau semua kelompok di kelas memberikan presentasi

menarik tentang topik-topik yang dipelajari untuk membuat satu sama lain

saling terlibat dalam pekerjaan temannya dan mencapai perspektif yang lebih

luas tentang sebuah topik. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh dosen.

f. Evaluasi

Dalam kasus-kasus yang kelompoknya menindaklanjuti aspek-aspek

yang berbeda dari topik yang sama, mahasiswa dan dosen mengevaluasi

kontribusi masing-masing kelompok kedalam hasil pekerjaan kelas secara

keseluruhan. Evaluasi dapat memasukkan assesment individual atau

kelompok, atau kedua-duanya.

Pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model

pembelajaran yang sangat efektif. Mahasiswa dapat memegang konsep dan

mengkreasikan ide-ide baru dalam belajar, dengan fasilitasi dari dosen. Pada

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mahasiswa yang dapat memanipulasi pengalaman belajar mereka, akan dapat

memegang konsep belajar lebih cepat dan tetap memahami/menguasai bahan

belajar lebih lama. Dalam pembelajaran dosen sebisa mungkin dapat

meningkatkan dan menstimulasi mahasiswa dalam kelompoknya masing-

masing untuk dapat mengkreasikan sesuatu berdasarkan pengalaman nyata.

Penghargaan dari dosen pada kelompok yang berprestasi penting diberikan.

Dengan kontrol yang baik, model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat

belajar mahasiswa dan hasil belajar dirasa lebih bermakna (Bounds, 2009).

5. Sikap Ilmiah

Sikap didefinisikan sebagai suatu keadaan internal seseorang yang

mempengaruhi pilihan-pilihan atau tindakan-tindakan pribadi yang

dilakukannya (Suhaenah, 2001). Sikap dapat berubah sejalan dengan

perkembangan individu sebagai akibat dari hasil belajar dan interaksi dengan

lingkungan. Dengan kata lain, sikap dapat dibentuk atau diubah melalui

pendidikan. Salah satu aspek mempelajari suatu ilmu atau belajar adalah

pembentukan sikap ilmiah.

Menurut Sears yang dikutip oleh Harlen (2001), sikap ilmiah

mempunyai tiga aspek atau komponen, yaitu kognitif (berhubungan dengan

pengetahuan), afektif (berhubungan dengan sikap dan perasaan) dan

psikomotorik (berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak). Struktur

kognitif yang ditentukan oleh tingkat pengetahuan, sangat menentukan dalam

pembentukan sikap seseorang.

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Baharuddin yang dikutip oleh Suryawati (2010),

mengemukakan bahwa sikap ilmiah pada dasarnya adalah suatu

kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan

suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa

sikap ilmiah dikemukakan oleh Brotowidjoyo cit Suryawati (2010) yang biasa

dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode

ilmiah, antara lain :

a. Sikap Ingin Tahu. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru

dikenalnya, maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan

pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat

indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, dan

memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan suatu

masalah.

b. Sikap Kritis. Kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik

kesimpulan, tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain,

dan bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan referensi yang tepat.

c. Sikap Obyektif. Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,

menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.

Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan

kepentingan dirinya sebagai subjek.

d. Sikap Ingin Menemukan. Selalu memberikan saran-saran untuk

penemuan cara-cara baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen

dengan cara yang baik dan konstruktif.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

e. Sikap Menghargai Karya Orang Lain. Tidak akan mengakui dan

memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran

ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

f. Sikap Tekun. Tidak bosan mengadakan investigasi atas masalah yang

dihadapi, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum

selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja

dengan teliti.

g. Sikap Terbuka. Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun

berbeda dengan apa yang diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan

respon negatif terhadap pendapatnya.

Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat tujuh aspek penting dalam

membangun sikap ilmiah, yaitu tanggung jawab, rasa ingin tahu, kerja sama,

ketepatan waktu dan ketepatan, disiplin, dan dapat menerima (Suryawati,

2010).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk

meningkatkan minat dan sikap ilmiah mahasiswa, yaitu dengan memberikan

cara dan semangat baru dalam hal belajar yang dapat meningkatkan semangat

belajar mereka. Pedroti cit Suryawati (2010) juga menyatakan bahwa

beberapa elemen dari pembelajaran kooperatif adalah belajar dalam

kelompok dan adanya komunikasi antar anggota kelompok. Sebagai

pemimpin, pendidik memainkan peran yang besar dalam membentuk sikap

kerjasama diantara anggota-anggota kelompok dan membentuk proses

pembelajaran aktif (active learning). Kemampuan ilmiah adalah keterampilan

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

yang penting yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan

dengan metode ilmiah. Metode ini diantaranya eksperimen, investigasi dan

pembelajaran project-based membutuhkan keterampilan ilmiah yang akan

mendukung mahasiswa dalam pembentukan sikap ilmiah.

6. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Sedangkan

menurut Kingsley cit Sudjana (2004), membagi tiga macam hasil belajar

mengajar: (1)keterampilan dan kebiasaan, (2)pengetahuan dan pengarahan,

(3)sikap dan cita-cita.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa

setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh dosen sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah diketahui peserta didik, indikator daya serap, sebagai lambang

pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan, selain

itu juga bisa sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Hasil belajar biasanya berkenaan dengan aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik

(Arifin, 2009).

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Syah (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi proses

belajar dan hasil belajar diantaranya:

1) Faktor internal yaitu faktor penghambat yang berasal dari diri peserta

didik berupa fisiologis dan psikologis. Fisiologis merupakan kondisi

umum kebugaran organ-organ dan sendi-sendinya yang mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Psikologis

yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa

yaitu intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi belajar.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik antara

lain lingkungan social dan lingkungan non esensial. Lingkungan sosial

berupa: pengaruh dari sekolah, dan pengaruh di lingkungan masyarakat.

Lingkungan non esensial berupa gedung sekolah, rumah tempat tinggal,

alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar.

Berdasarkan tujuannya, Bloom mengelompokkan hasil belajar

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendapat

yang dama dikemukakan pleh Anderson, bahwa karakteristik manusia

meliputi sara tipikal dari berfikir, berperasaan dan berbuat. Tipikal berfikir

berkaitan dengan ranah kognitif, perasaan berkaitan dengan ranah afektif, dan

berbuat berkaitan dengan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut

merupakan karakteristik manusia, dan dalam bidang pendidikan merupakan

prestasi belajar. Hasil belajar ini dapat diperoleh selama proses belajar

mengajar berlangsung melalui pengamatan langsung atau setelah proses

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

belajar mengajar berakhir dengan memberikan suatu tes. Menurut Bloom,

yang dikutip Winkel (1996) hasil belajar meliputi :

a. Ranah Kognitif

Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek, yang

menurut Chaplin diartikan sebagai proses kognitif, proses berfikir, daya

menghubungkan, kemampuan menilai, kemampuan mempertimbangkan dan

kemampuan mental. Sedangkan menurut Piaget, kognitif adalah kemampuan

berfikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan berfikir,

mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan

menyelesaikan persoalan (Asrori, 2008).

Menurut taksonomi Bloom dan revisi oleh Anderson (2001), hasil

belajar ranah kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu :

1) Pengetahuan (knowledge), berupa pengenalan dan pengingatan kembali

terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip dalam

bantuk yang dipelajari.

2) Pemahaman (comprehension), mencakup kemampuan mengerti tentang

isi pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran

yang lainnya.

3) Penerapan (application), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang nyata

dan baru.

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4) Analisis (analysis), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan

ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau

organisasinya dapat dipahami dengan baik.

5) Evaluasi (evaluation), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat yang berdasarkan criteria tertentu.

6) Mencipta/mendisain (to create), merupakan kemampuan untuk

menciptakan atau mendisain satu kesatuan atau pola baru.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif ini meliputi sikap dan nilai yang terdiri dari tiga

tingkatan, yaitu :

1) Penerimaan (receiving), mencakup kepekaan akan adanya suatu

perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut.

2) Partisipasi (responding), mencakup kerelaan untuk memperhatikan

secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian atau penentuan sikap (valuing), mencakup kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan

penilaian tersebut.

4) Organisasi (organization), mencakup kemampuan untuk membentuk

suatu sistim nilai sebagai pedoman den pegangan dalam kehidupan.

5) Pembentukan pola hidup (characterization by value complex), mencakup

kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa,

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan

nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

c. Ranah Psiomotorik

Ranah psikomotorik berkaitan dengan penggunaan keterampilan

motorik dasar, koordinasi dan pergerakan fisik. Harrow mengklasifikasikan

ranah psikomotorik menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1) Imitation, kemampuan untuk dapat melakukan keterampilan dengan

meniru disertai contoh.

2) Manipulation, kemampuan melakukan keterampilan dengan meniru

tanpa contoh visual.

3) Precision, kemampuan melakukan keterampilan tanpa contoh visual,

melakukan dengan tepat dan lancar.

4) Articulation, melakukan keterampilan dalam situasi dan kondisi yang

berbeda dari yang dicontohkan/dipelajari secara akurat dan tepat.

5) Naturalization, dapat melakukan keterampilan dengan spontan dan

otomatis, secara akurat dan tepat.

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan pertimbangan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian

terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Mardiyanto (2009), judul: Pembelajaran Kooperatif Melalui Model

Jigsaw dan Group Investigation (GI) Dengan Memperhatikan Tingkat

Aktivitas Belajar Siswa. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa: 1) ada

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pengaruh penggunaan pembelajaran kooperative Jigsaw dan GI terhadap

prestasi belajar fisika, 2) ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap

prestasi belajar fisika, 3) tidak ada interaksi antara penggunaan pembelajaran

Jigsaw dan GI dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyanto dengan penelitian ini

adalah pada penggunaan pembelajaran kooperative Jigsaw dan GI. Sedangkan

perbedaannya terletak pada variabel moderator yang digunakan. Mardiyanta

menggunakan aktivitas belajar sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

sikap ilmiah.

2. Satutik Rahayu (2007), judul: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dengan Metode Inkuiri Terbimbing dan Eksperimen Ditinjau dari Sikap

Ilmiah. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa: 1) ada pengaruh penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode inkuiri terbimbing dan

Eksperimen terhadap prestasi belajar fisika, 2) ada pengaruh sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar fisika, 3) ada interaksi antara penggunaan

pembelajaran kooperatif STAD dengan metode inkuiri terbimbing dan

eksperimen dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Kesamaan

penelitian adalah pada penggunaan variable moderator sikap ilmiah,

sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan metode pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

GI Jigsaw

Pembelajaran Kooperatif

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas Ditunjau dari Sikap Ilmiah Mahasiswa

Penjelasan: pembelajaran kooperatif diantaranya adalah tipe Jigsaw

dan Group Investigation (GI), dalam pelaksanaannya dapat membantu

mahasiswa untuk saling bergantung dengan temannya dalam konteks positif

untuk belajar, berlatih untuk bertanggungjawab secara individu maupun

kelompok, dapat meningkatkan interaksi sosial, dan dapat meningkatkan

partisipasi mahasiswa dalam belajar, serta meningkatkan efektifitas

komunikasi sesama mahasiswa dan dosen sebagai pembimbing. Proses

pembelajaran kooperatif dapat dipengaruhi oleh sikap ilmiah mahasiswa,

dimana sikap ilmiah pada dasarnya adalah suatu kecenderungan individu

untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara

sistematis melalui langkah-langkah ilmiah dalam pembelajaran secara

berkelompok. Sehingga dalam hal ini pembelajaran kooperatif dengan proses

belajar yang baik, dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

D. Hipotesis

Hasil Belajar

- Ketergantungan positif - Tanggung jawab individu - Interaksi sosial - Partisipasi dan komunikasi

Sikap Ilmiah

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1. Ada perbedaan pengaruh antara penerapan metode pembelajaran Jigsaw

dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas

2. Ada perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil

belajar Asuhan Kebidanan Komunitas

3. Ada interaksi pengaruh antara metode pembelajaran Jigsaw dan Group

Investigation (GI) dengan sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi, disebut juga

penelitian eksperimen semu, yaitu mengujicoba metode pembelajaran terhadap

hasil belajar yaitu membandingkan hasil belajar pada kelompok perlakuan metode

pembelajaran Jigsaw dengan hasil belajar pada kelompok perlakuan metode

pembelajaran Group Investigation (GI). Untuk mengetahui pengaruhnya pada

hasil belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas pada pokok bahasan

Manajerial Asuhan Kebidanan Komunitas, dibandingkan hasil pre dan post test.

Penelitian ini mengkaji tiga variable, yaitu metode pembelajaran sebagai

variable bebas, hasil belajar sebagai variable terikat, dan sikap ilmiah sebagai

variable atribut. Hubungan antar variabel digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun akademik

2010/2011, selama empat minggu dari tanggal 25 April sampai dengan 21

Mei tahun 2011.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum

Surakarta.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta tahun akademik 2010/2011,

dengan populasi aktual mahasiswa semester IV yang terbagi menjadi dua

33

GI

Jigsaw

Hasil Belajar

Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kelas dengan jumlah 91 mahasiswa (kelas A sejumlah 46 mahasiswa dan

kelas B sejumlah 45 mahasiswa).

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan

cara total sampling, dari mahasiswa semester IV Akademi Kebidanan

Mamba’ul ‘Ulum Surakarta. Dari dua kelas, satu kelas diberikan perlakuan

pembelajaran Jigsaw dan satu kelas lagi diberikan perlakuan pembelajaran

Group Investigation (GI).

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian :

a. Variabel terikat : hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas

b. Variabel bebas : pembelajaran tipe Jigsaw dan Group Investigation

(GI)

c. Variabel atribut : sikap ilmiah mahasiswa

2. Definisi Operasional

a. Pembelajaran tipe Jigsaw, yaitu model pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran di kelas dengan membagi kelas menjadi beberapa

kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 mahasiswa dengan

kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah

anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian

materi pembelajaran yang akan dipelajari mahasiswa sesuai dengan

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setiap mahasiswa diberi tugas

mempelajari salah satu materi pembelajaran tersebut. Kemudian semua

mahasiswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama

dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counter Group/CG).

Dalam kelompok ahli, mahasiswa mendiskusikan bagian materi

pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana

menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.

b. Pembelajaran tipe Group Investigation (GI), yaitu model

pembelajaran yang digunkan dalam pembelajaran di kelas dengan

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok heterogen yang masing-

masing beranggotakan 5 – 6 orang. Mahasiswa memilih topik-topik

untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topik

yang dipilih, dan kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laoran

kepada seluruh kelas.

c. Hasil belajar adalah hasil dari evaluasi akhir pembelajaran dalam

bentuk nilai dengan instrument tes.

d. Sikap ilmiah adalah tingkat kesesuaian tingkah laku mahasiswa

terhadap proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

rasa ingin tahu, tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, teliti,

menghargai penemuan para ahli, menghargai pendapat orang lain, dan

sanggup menerima gagasan dan semangat baru.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Instrumen dalam pelaksanaan penelitian yaitu berupa silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

semester IV Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

2. Instrumen mengenai hasil belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan

Komunitas berupa tes. Tes ini merupakan tes kognitif dangan jenis

pertanyaan tertutup (disediakan pilihan jawaban).

3. Instrumen untuk mengetahui sikap ilmiah mahasiswa berupa angket.

Angket yang digunakan merupakan angket tertutup (terstruktur) yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta

untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.

Untuk mengukur sikap, maka digunakan skala likert dan diukur serta

dijabarkan menjadi dimensi dan indikator-indikator yang dapat diukur.

Pernyataan dalam angket dibagi menjadi pernyataan positif (favorable)

dan negative (unfavorable), yang didalamnya disediakan lima opsi

dengan alternatif pilihan jawaban yang terdiri atas: sangat setuju (SS),

setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)

Pernyataan negatif disisipkan diantara pernyataan positif untuk

mengontrol tingkat ketelitian atau keseriusan responden dalam

memberikan respon. Responden yang tidak serius atau ceroboh dalam

menjawab akan terjebak dengan pernyataan tersebut. Masing-masing

pernyataan diberi skor yaitu SS=5, S=4, R=3 TS=2, STS=1 untuk

pernyataan positif (favorable) dan SS=1, S=2, R=3, TS=4 dan STS=5

untuk pernyataan negatif (unfavorable).

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan datanya yaitu:

1. Angket Sikap Ilmiah

Pengumpulan data tentang sikap ilmiah mahasiswa dengan

menggunakan angket/kuesioner. Kuesioner ini bertujuan untuk

mengungkapkan sikap ilmiah mahasiswa terhadap pembelajaran Asuhan

Kebidanan Komunitas. Kuesioner tersebut dibagikan sekali setelah

mahasiswa melakukan proses pembelajaran.

2. Tes Hasil Belajar

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data atau nilai hasil belajar

mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas. Jenis pertanyaan

pada tes kognitif ini menggunakan jenis pertanyaan tertutup (disediakan

pilihan jawaban) yang meliputi semua materi yang didiskusikan. Soal tes

terdiri dari soal pre tes, dan post test. Soal pre test diberikan pada mahasiswa

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan

awal mahasiswa. Sedangkan soal post test diberikan pada mahasiswa setelah

selesai menuntaskan kegiatan pembelajaran pada semua materi yang

dipelajari.

G. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji validitas tes Hasil belajar

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009), agar dalam

pengumpulan datanya diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati

normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 30

orang (Macfoedz, 2007). Uji validitas tes hasil belajar diujikan pada

mahasiswa semester IV STIKES ‘Aisyiyah Surakarta program studi DIII

Kebidanan. Untuk mengetahui validitas instrumen hasil belajar akan

digunakan teknik sebagai berikut: (Azwar, 2009)

Keterangan:

γpbi : Koefisien korelasi poin biserial

Mp : Mean skor dari mahasiswa yang menjawab benar bagi item yang

dicari korelasinya dengan test

Mx : Mean skor total (skor rata-rata seluruh peserta tes)

Sx : Standar deviasi skor total

p : Proporsi mahasiswa yang menjawab benar item tersebut

(1-p) : Proporsi mahasiswa yang menjawab salah item tersebut

Koefisien korelasi biserial (gpbi) menunjukkan validitas item dari test

bentuk pilihan ganda yang selanjutnya disebut sebagai rhitung . Taraf

signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria validitas

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

suatu test (rhitung). Item dikatakan valid apabila harga rhitung ≥ rtabel , r tabel

hasil korelasi product moment.

Pada penelitian ini terdapat 40 soal yang diujikan. Setelah diolah,

terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 6, 15, 17, 21 dan 30. Semua

soal valid yang diujikan untuk sampel penelitian berjumlah 34 soal, sudah

mewakili masing-masing indikator dari keberhasilan belajar yang ingin

diukur.

2. Uji Validitas Angket

Uji validitas angket diujikan pada mahasiswa semester IV STIKES

‘Aisyiyah Surakarta program studi DIII Kebidanan. Validitas angket sikap

ilmiah mahasiswa diuji menggunakan rumus: (Suharsini Arikunto, 2006)

Keterangan:

X : Skor item

Y : Skor total

N : Cacah subyek

rxy : Angka Validitas Item

Kriteria harga dari rxy adalah: item test dikatakan valid jika rxy-obs> rxy

table pada taraf signifikansi 5%.

Pada penelitian ini terdapat 52 soal yang diujikan. Setelah diolah

didapatkan 8 soal yang tidak valid yaitu nomor 2, 9, 18, 24, 29, 40, 48 dan 51.

Jumlah soal valid untuk angket penelitian sebanyak 44 soal, sudah mewakili

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

masing-masing indikator dari sikap ilmiah yang ingin diketahui, meliputi:

cermat, jujur, disiplin, bertanggungjawab, bekerjasama, menghargai pendapat

orang lain, kritis, sikap ingin tahu, dan menyampaikan pendapat/ide.

3. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar

Untuk menguji reliabilitas test hasil belajar digunakan rumus KR-20

sebagai berikut (Suharsini Arikunto, 2006):

Keterangan:

r 11: reliabilitas

p : proporsi subyek yang menjawab benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Spq: jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari test.

Adapun kriteria penafsiran reliabilitas adalah:

0 < r 11< 0,19 : sangat rendah

0,20 <r 11< 0,38 : rendah

0,39 < r 11< 0,58 : cukup

0,59 <r 11< 0,78 : tinggi

0,79 <r 11< 1,00 : sangat tinggi

Dari 34 soal tes hasil belajar yang valid, diuji reliabilitas dan

didapatkan nilai r= 0,881 (sangat tinggi).

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas angket menunjukkan bahwa instrument yang digunakan

memiliki keajegan dalam menilai apa yang dinilainya. Pada penelitian ini

menggunakan formula alpha untuk tes yang dibelah dua, dengan rumus :

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas alpha

k = Banyaknya belahan

2js = Varians skor belahan (j)

2xs = Varians skor tes (X)

Nilai alpha untuk uji reliabilitas angket penelitian sebesar 0,887

(tingkat reliabilitas tinggi).

5. Derajat Kesukaran (DK)/ Difficult Index

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar

derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran

seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.

Untuk mengukur derajat kesukaran soal digunakan rumus: (Zainal

Arifin, 2009)

÷÷ø

öççè

æ +-=

2

22

2112

xs

ssa

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Keterangan:

DK/TK/p : Derajat Kesukaran

B atau SB: jumlah mahasiswa yang menjawab benar

Js atau N : jumlah seluruh peserta test

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah:

DK > 0,70 : mudah

0,30 ≤ DK ≤ 0,70 : sedang

DK < 0,30 : sukar

Hasil uji coba soal dari 40 soal dengan 34 soal yang valid, didapatkan

soal dengan tingkat kesukaran sukar nomor 1, 15, 17, 21 dan 25. Soal dengan

tingkat kesukaran sedang nomor 6, 8, 9, 14, 16, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32

dan 40. Soal dengan tingkat kesukaran mudah nomor 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12,

13, 18, 19, 20, 22, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 38 dan 39.

6. Daya Pembeda (DP) atau Discriminating Power

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan mahasiswa yang sudah menguasai

kompetensi dengan mahasiswa yang belum atau kurang menguasai

kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koofesien daya

pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan

antara mahasiswa yang menguasai kompetensi dengan mahasiswa yang

kurang menguasai kompetensi (Zainal Arifin, 2009). Untuk menghitung daya

pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keterangan:

DP : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

Adapun kriteria penafsiran daya pembeda adalah:

0,00 ≤ DP < 0,20 : jelek

0,20 ≤ DP < 0,40 : cukup

0,41 ≤ DP < 0,70 : baik

0,70 ≤ DK < 1,00 : baik sekali.

Hasil uji coba soal dari 40 soal diperoleh soal dengan daya pembeda

jelek nomor 1, 6, 15, 17, 21, 30, 36 dan 38. Soal dengan daya pembeda cukup

nomor 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 33,

34, 37, 39 dan 40. Soal dengan daya pembeda baik nomor 2, 7, 14, 26, 27, 31,

32 dan 35.

H. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh jawaban terkumpul, selanjutnya adalah proses analisis data

yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1. Editing yaitu meliputi memeriksa data terlebih dahulu meliputi mengecek

kelengkapan identitas subyek penelitian, mengecek kelengkapan data dan

mengecek macam isian data.

2. Coding yaitu memberikan kode jawaban dengan angka atau kode lain seperti

simbol-simbol tertentu setiap jawaban.

3. Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam media

tertentu, misalnya master tabel.

4. Tabulating yaitu mengelompokkan data dalam suatu table tertentu menurut

sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

Sebelum data dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian, maka terlebih

dahulu data diinterpretasikan untuk memudahkan dalam deskripsi data. Secara

garis besar, interpretasi data ada dua yaitu hasil belajar dan sikap ilmiah.

1. Interpretasi Data Hasil Belajar

Interpretasi hasil belajar dikategorikan menjadi dua, yaitu lulus dan tidak

lulus. Pengkategorian lulus dan tidak lulus berdasarkan atas kriteria kelulusan

pada mata kuliah yang diterapkan Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, dengan

ketentuan sebagai berikut :

Lulus : nilai ≥ 67, dengan bobot ≥ 2,75, mutu B

Tidak Lulus : nilai < 67, dengan bobot < 2,75, mutu C.

2. Interpretasi Data Sikap ilmiah

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Setelah data dikumpulkan dan dilakukan skoring, maka data dijumlah dan

diinterpretasikan menjadi tiga kategori yaitu sikap ilmiah tinggi, sedang dan

rendah. Sebelum hasil perolehan data dikategorikan, terlebih dahulu dibuat

rentang skala dengan rumus sebagai berikut : (Simamora, 2004)

Keterangan :

RS : Rentang Skala

m : Skor tertinggi pada skala

n : Skor terendah pada skala

b : Jumlah kelas atau kategori yang dibuat

Dari 44 soal yang valid dan skala tertinggi 5, maka didapatkan skor

tertinggi 220 (44x5=220). Sedangkan skor terendah dari skala terendah 1 adalah

44 (44x1=44). Sehingga didapatkan rentang skala 58 ((220-44)/3). Adapun

interval untuk kategori sikap ilmiah sebagai berikut :

Sikap ilmiah tinggi : 162 – 220

Sikap ilmiah sedang : 103 – 162

Sikap ilmiah rendah : 44 – 102.

Tahap terakhir dalam pengolahan data hasil penelitian adalah analisis data.

Hasil penelitian ini akan menegaskan bagaimana kedudukan hubungan kausal

antara variabel-variabel yang diteliti. Tujuannya terletak pada penemuan faktor-

faktor akibat perbedaan pengaruh penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dan

Group Investigation (GI) dalam pembelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas

RS = m – n b

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

terhadap hasil belajar. Selanjutnya dilakukan analisis perbandingan setiap variabel

bebas yang dicobakan dengan sikap ilmiah sebagai variabel atribut, sekaligus

dilihat faktor-faktor yang berinteraksi terhadap variabel terikat. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Uji Prasyarat Analisis

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diteliti

memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS 15

dengan taraf signifikansi α=0,05. Prosedur penentuan hipotesis :

H0 : data terdistribusi normal

H1 : data tidak terdistribusi normal

Jika P value ≥ 0,05 maka data terdistribusi normal dan sebaliknya.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah bahwa variasi populasi kelompok satu sama

besar dengan variansi populasi kelompok dua. Untuk mengetahui

homogenitas digunakan SPSS 15. Prosedur penentuan hipotesis yaitu:

H0 : data terdistribusi homogen

H1 : data terdistribusi tidak homogen

Jika P value ≥ 0,05 maka sampel homogen dan sebaliknya.

b. Pengujian Hipotesis

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1) Uji Beda (Uji t)

Uji beda digunakan untuk menganalisis hasil pre test mahasiswa

sebelum dilakukan perlakuan. Pada penelitian eksperimen, sebelum diberikan

perlakuan, sampel penelitian harus mempunyai kemampuan awal yang sama.

Penentuan hipotesis :

H0 : tidak ada beda signifikan

H1 : ada perbedaan signifikan

Jika P value ≥ 0,05 maka data sampel berbeda dan sebaliknya.

2) Uji AnaVa

Untuk menguji hipotesis tersebut analisis yang digunakan adalah

analisis varian.

Penggunaan Metode Sikap Ilmiah

A1 A2

B1 A1B1 A2B1 B2 A1B2 A2B2 B3 A1B3 A2B3

Tabel 3.2. Rancangan Anava

Keterangan:

A : Metode Cooperative Learning

A1 : Metode Jigsaw

A2 : Metode GI

B : Sikap Ilmiah

B1 : Sikap Ilmiah Tinggi

B2 : Sikap Ilmiah Sedang

B3 : Sikap Ilmiah Rendah

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3) Hipotesis

a) Pengaruh model pembelajaran kooperatif bentuk Jigsaw dan GI

(Group Investigation) terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas.

- HOA: Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif bentuk Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas

- H1A: Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

bentuk Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas

b) Pengaruh sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa

- HOB: Tidak ada pengaruh sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil

belajar mahasiswa

- H1B: Ada pengaruh sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar

mahasiswa

c) Interaksi antara sikap ilmiah dengan model pembelajaran tipe

Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap hasil belajar Asuhan

Kebidanan Komunitas

- HOC: Tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan model

pembelajaran tipe Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

- H1C: Ada interaksi antara sikap ilmiah dengan model pembelajaran

tipe Jigsaw dan GI (Group Investigation) terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas.

4) Uji lanjut

Uji lanjut Anava dilakukan jika hasil analisis menunjukkan bahwa

pengecekan hipotesis nol ditolak. Uji lanjut yang digunakan pada penelitian

ini adalah uji Scheffe, yang penghitungannya menggunakan SPSS 15.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Di bawah ini disajikan deskripsi data hasil penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar ditinjau dari sikap ilmiah

mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas. Deskripsi data

mewakili tiga variabel yaitu metode belajar (Jigsaw dan Group Investigation (GI))

sebagai variabel bebas, hasil belajar sebagai variabel terikat, dan sikap ilmiah

sebagai variabel atribut.

1. Data Hasil Belajar Mahasiswa

Data hasil belajar mahasiswa didapatkan setelah mahasiswa selesai

mengikuti pembelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas materi manajerial asuhan

kebidanan komunitas sebanyak 4 kali pertemuan.

Distribusi data hasil belajar metode Jigsaw dan Group Investigation (GI)

disajikan dalam tabel 4.1. Data hasil belajar melalui model pembelajaran Jigsaw

dan Group Investigation (GI) disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Metode Jigsaw dan Group Investigation (GI)

Jigsaw Group Investigation (GI) Nilai Keterangan

Jumlah % Jumlah % 67 – 100 Lulus 36 80,00 40 87,00 < 67 Tidak Lulus 9 20,00 6 13,00

Jumlah 45 100,00 46 100,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa angka kelulusan pada

pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw sebanyak (80%), dengan kata

50

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Descriptives

76,43 1,207

76,00

66,962

8,183

58

91

33

72,20 ,930

71,00

38,891

6,236

60

85

25

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Metode PembelajaranGI

Jigsaw

PosttestPengetahuan

Statistic Std. Error

lain terdapat 9 orang mahasiswa (20%) yang tidak lulus. Sedangkan angka

kelulusan pada pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation

(GI) sebanyak (87%), dengan kata lain terdapat 6 orang mahasiswa (13%) yang

tidak lulus.

Dapat disimpulkan bahwa angka kelulusan pada pembelajaran dengan

metode Group Investigation (GI) lebih tinggi daripada metode pembelajaran

Jigsaw.

Tabel 4.2. Data Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas Materi Manajerial Asuhan Kebidanan Komunitas

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata perolehan nilai pada

pembelajaran dengan metode Group Investigation (GI) sebesar 76,43, sedangkan

pada metode Jigsaw sebesar 72,20. Perolehan nilai tertinggi pada pembelajaran

dengan metode Group Investigation (GI) sebesar 91 dan terendah 58. Pada

pembelajaran dengan metode Jigsaw diperoleh nilai tertinggi sebesar 85 dan nilai

terendah sebesar 60.

2. Data Sikap Ilmiah Mahasiswa

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Descriptives

75,32 ,882

74,00

57,619

7,591

58

91

33

70,06 1,413

71,00

33,934

5,825

60

79

19

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Sikap IlmiahTinggi

Sedang

PosttestPengetahuan

Statistic Std. Error

Data sikap ilmiah ini didapatkan dari angket yang dibagikan setelah

mahasiswa mengikuti pembelajaran sampai tuntas. Sikap ilmiah dikategorikan

menjadi sikap ilmiah tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 4.3. Deskripsi Skor Sikap Ilmiah Mahasiswa pada Penggunaan Metode Belajar Jigsaw dan Group Investigation (GI)

Jigsaw Group

Investigation (GI)

Jumlah Kategori

n % n % N % Tinggi 39 87,00 35 76,00 74 81,00 Sedang 6 13,00 11 24,00 17 19,00 Rendah 0 0 0 0 0 0 Jumlah 45 100,00 46 100,00 91 100,00

Berdasarkan tabel di atas, pada kedua metode tidak dijumpai mahasiswa

dengan sikap ilmiah rendah, sehingga perhitungan selanjutnya sikap ilmiah hanya

dikategorikan tinggi dan sedang. Sikap ilmiah tinggi terbanyak terdapat pada

kelompok Jigsaw sebanyak 39 mahasiswa (87%), dengan sikap ilmiah sedang

sebanyak 6 mahasiswa (13%). Pada kelompok Group Investigation (GI) sikap

ilmiah tinggi terdapat pada 35 mahasiswa (76%) dan sikap ilmiah sedang

sebanyak 11 mahasiswa (24%).

Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa berdasarkan Skor Sikap Ilmiah

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Descriptives

78,14 1,375

79,00

66,185

8,135

58

91

33

71,00 1,748

73,00

33,600

5,797

62

79

17

72,79 ,982

74,00

37,588

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Mean

Median

Variance

Kelompok SampelMetode GI, Sikap Tinggi

Metode GI, Sikap Sedang

Metode Jigsaw, SikapTinggi

PosttestPengetahuan

Statistic Std. Error

Berdasarkan tabel perhitungan yang disajikan di atas, rata-rata hasil belajar

pada kelompok mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi sebesar 75,32, sedangkan

pada kelompok mahasiswa dengan sikap ilmiah sedang sebesar 70,06. Nilai

tertinggi (91) untuk kedua kelompok metode pembelajaran (Jigsaw dan Group

Investigation) terdapat pada kelompok mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi,

sedangkan nilai terendah (58) juga terdapat pada kelompok mahasiswa dengan

sikap ilmiah tinggi.

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa berdasarkan Skor Sikap Ilmiah pada Penggunaan Metode Belajar Jigsaw dan Group Investigation (GI)

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari data tersebut, dapat digambarkan bahwa rata-rata perolehan nilai pada

kelas yang menggunakan metode belajar Group Investigation (GI) dengan sikap

ilmiah tinggi sebesar 78,14, dan kelas yang menggunakan metode belajar Group

Investigation (GI) dengan sikap ilmiah sedang sebesar 71,00. Sedangkan hasil

belajar pada kelas yang menggunakan metode belajar Jigsaw dengan sikap ilmiah

tinggi sebesar 72,79, dan pada kelas yang menggunakan metode belajar Jigsaw

dengan sikap ilmiah sedang sebesar 68,33.

Dari deskripsi data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perolehan rata-rata

hasil belajar yang tertinggi terdapat pada kelas yang menggunakan metode belajar

Group Investigation (GI) dengan sikap ilmiah mahasiswa yang tinggi. Sedangkan

perolehan rata-rata hasil belajar yang terendah terdapat pada kelas yang

menggunakan metode belajar Jigsaw dengan sikap ilmiah mahasiswa yang

sedang.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Uji normalitas bertujuan untuk mengevaluasi hipotesis nol (H0) yang

menyatakan bahwa data terdistribusi normal. Jika P value pada hasil uji lebih

besar dari taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol diterima dengan kesimpulan

data terdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan pada data pre tes sebelum

dilakukan perlakuan dan data hasil belajar yang dihitung menggunakan SPSS 15.

Tabel 4.6. Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest

Dari tabel di atas, diperoleh P-value yang dihitung menggunakan

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga P-value

≥ 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima, sehingga data pre tes pada kelompok-

kelompok tersebut berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Tabel 4.7. Perhitungan Uji Normalitas Skor Hasil Belajar (Pos Tes)

Tabel hasil belajar mahasiswa (pos tes) menunjukkan bahwa perolehan P-

value yang dihitung menggunakan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 pada taraf

Tests of Normality

,104 46 ,200* ,980 46 ,605

,109 45 ,200* ,969 45 ,258

MetodePembelajaranGI

Jigsaw

PretestPengetahuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Tests of Normality

,092 46 ,200* ,976 46 ,461

,107 45 ,200* ,972 45 ,332

Metode PembelajaranGI

Jigsaw

PosttestPengetahuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tests of Normality

,115 35 ,200* ,967 35 ,364

,180 11 ,200* ,917 11 ,291

,126 39 ,119 ,970 39 ,366

,211 6 ,200* ,951 6 ,752

Kelompok SampelMetode GI, Sikap Tinggi

Metode GI, Sikap Sedang

Metode Jigsaw, Sikap Tinggi

Metode Jigsaw, Sikap Sedang

PosttestPengetahuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

signifikansi 0,05. Sehingga P-value ≥ 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima,

sehingga data prestasi belajar (pos tes) pada kelompok-kelompok tersebut berasal

dari populasi yang terdistribusi normal.

Tabel 4.8. Perhitungan Uji Normalitas Skor Sikap Ilmiah

Berdasarkan tabel perhitungan uji normalitas skor sikap ilmiah di atas,

diketahui bahwa P-value yang dihitung menggunakan Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga P-value ≥ 0,05 yang berarti

hipotesis nol diterima, sehingga skor sikap ilmiah pada kelompok-kelompok

tersebut berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Tabel 4.9. Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Sampel

Pada tabel perhitungan uji normalitas kelompok sampel, diketahui bahwa

P-value yang dihitung menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada kelas dengan

Tests of Normality

,091 74 ,200* ,982 74 ,384

,164 17 ,200* ,930 17 ,219

Sikap IlmiahTinggi

Sedang

PosttestPengetahuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Between-Subjects Factors

GI 46

Jigsaw 45

Tinggi 74

Sedang 17

1

2

Metode Pembelajaran

1

2

Sikap Ilmiah

Value Label N

metode Group Investigation (GI)-sikap ilmiah tinggi sebesar 0,200 pada taraf

signifikansi 0,05, kelas dengan metode Group Investigation (GI)-sikap ilmiah

sedang sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan kelas dengan

metode Jigsaw-sikap ilmiah tinggi sebesar 0,119 pada taraf dignifikansi 0,05, dan

kelas dengan metode Jigsaw-sikap ilmiah sedang sebesar 0,200 pada taraf

dignifikansi 0,05. Dari ke-empat hasil perhitungan kelompok sampel,

disimpulkan bahwa P-value ≥ 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima. Sehingga

data-data pada kelompok sampel tersebut terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians. Pada uji

homogenitas apabila diperoleh P value lebih besar dari taraf signifikansi 0,05

maka hipotesis nol diterima yang berarti data terdistribusi homogen. Pada

penelitian ini dibandingkan variansi kelompok sampel yaitu sampel yang diberi

metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) dan sampel yang

dengan kategori sikap ilmiah tinggi dan sedang.

Tabel 4.10. Variansi Kelompok Sampel

Tabel di atas menggambarkan variansi kelompok sampel. Jumlah

kelompok sampel dengan metode pembelajaran Group Investigation (GI)

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Posttest Pengetahuan

1,196 3 87 ,316F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance of thedependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+Metode+Sikap+Metode * Sikapa.

sebanyak 46 orang dan Jigsaw sebanyak 45 orang. Sedangkan dari total sampel

penelitian, sampel dengan sikap ilmiah tinggi sebanyak 74 orang dan sikap ilmiah

sedang sebanyak 17 orang.

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Informasi yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa P-value

untuk uji homogenitas data hasil belajar menggunakan Levene’s test sebesar

0,316. P-value ≥ 0,05, sehingga hipotesis nol diterima. Kesimpulan hasil uji

homognitas adalah bahwa variansi tiap sel dari data hasil belajar ditinjau dari

metode dan sikap ilmiah mahasiswa adalah sama (homogen) secara statistik.

C. Uji Hipotesis

1. Uji Beda

Uji beda menggunakan uji-t bertujuan untuk mengetahui perbedaan data

awal yaitu hasil pre tes mahasiswa sebelum dilakukan uji coba metode

pembelajaran menggunakan Jigsaw dan Group Investigation (GI). Salah satu

syarat dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode belajar

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Independent Samples Test

2,448 ,121 -,212 89 ,833 -,346 1,633 -3,590 2,898

-,212 84,560 ,832 -,346 1,628 -3,583 2,892

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

PretestPengetahuan

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Posttest Pengetahuan

938,462a 3 312,821 6,489 ,001

270238,856 1 270238,856 5605,843 ,000

206,020 1 206,020 4,274 ,042

431,902 1 431,902 8,959 ,004

23,059 1 23,059 ,478 ,491

4193,978 87 48,207

508047,000 91

5132,440 90

SourceCorrected Model

Intercept

Metode

Sikap

Metode * Sikap

Error

Total

Corrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = ,183 (Adjusted R Squared = ,155)a.

adalah bahwa kelompok teruji dan pembanding mempunyai kemampuan yang

sama.

Tabel 4.12. Perhitungan Uji Beda Skor Pretest

Berdasarkan perhitungan uji beda skor pre test yang disajikan pada tabel di

atas, dapat diketahui bahwa P-value untuk variansi homogen sebesar 0,121 pada

taraf signifikansi 0,05, yang berarti P-value ≥ 0,05. Dengan demikian hipotesis nol

diterima, yang berarti tidak ada beda yang signifikan pada kedua kelompok

sampel.

2. Uji Anava

Untuk menguji hipotesis penelitian, data hasil penelitian berupa hasil

belajar dan sikap ilmiah mahasiswa dianalisis dengan Anava dua jalan. Hasil

pengolahan data disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.13. Analisis Variansi Hasil Belajar dengan Sikap Ilmiah

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari tabel 4.13. di atas terlihat bahwa P-value untuk pembelajaran

menggunakan metode belajar Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil

belajar sebesar 0,042 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤ 0,05,

dengan demikian hipotesis nol ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa

ada perbedaan pengaruh antara penerapan metode pembelajaran Jigsaw dan

Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

Hasil perhitungan pada tabel 4.13. menunjukkan bahwa P-value untuk

sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar sebesar 0,004 pada taraf

signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤ 0,05, dengan demikian hipotesis nol

ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa ada pengaruh antara sikap ilmiah

mahasiswa tinggi dan sedang terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas.

Berdasarkan tabel 4.13. di atas terlihat bahwa P-value untuk interaksi

antara metode pembelajaran (Jigsaw dan Group Investigation (GI)) dan sikap

ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar sebesar 0,491 pada taraf signifikansi 0,05.

Hal ini berarti P-value ≥ 0,05, dengan demikian hipotesis nol diterima. Sehingga

kesimpulannya adalah bahwa tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan

metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas.

3. Uji Lanjut

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Posttest Pengetahuan

Scheffea,b

6 68,33

11 71,00 71,00

39 72,79 72,79

35 78,14

,453 ,087

Kelompok SampelMetode Jigsaw, Sikap Sedang

Metode GI, Sikap Sedang

Metode Jigsaw, Sikap Tinggi

Metode GI, Sikap Tinggi

Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,829.a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of thegroup sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

b.

Uji lanjut pada penelitian ini menggunakan uji Scheffe yang digunakan

apabila data yang dibandingkan lebih dari dua dengan data yang homogen,

bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran dan kondisi sikap ilmiah yang

lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Tabel 4.14. Perhitungan Uji Scheffe

Tabel perhitungan uji Scheffe di atas menunjukkan bahwa terdapat dua

kelompok sampel yang hasilnya berada pada baris yang berbeda, yaitu kelompok

sampel metode Jigsaw-sikap ilmiah sedang dan kelompok sampel Group

Investigation (GI)-sikap ilmiah tinggi. Dengan kata lain, bahwa hasil belajar

mahasiswa menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok sampel yang

menggunakan metode pembelajaran Jigsaw pada mahasiswa yang mempunyai

sikap ilmiah sedang dengan kelompok sampel yang menggunakan metode

pembelajaran Group Investigation (GI) pada mahasiswa yang mempunyai sikap

ilmiah tinggi.

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan hasil analisis variansi P-value untuk pembelajaran

menggunakan metode belajar Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap

prestasi belajar sebesar 0,042 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤

0,05, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah

bahwa ada perbedaan pengaruh antara penerapan metode pembelajaran Jigsaw

dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Mardiyanto (2009) yang

menyatakan ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperative Jigsaw dan

Group Investigation (GI) terhadap prestasi belajar Fisika, dengan P value sebesar

0,038 pada taraf signifikansi 0,05.

Kedua penelitian tersebut di atas sama-sama meneliti tentang perbedaan

pengaruh metode belajar Jigsaw dengan Group Investigation (GI) terhadap

pencapaian hasil belajar peserta didik. Penelitian yang dilakukan peneliti

diujicobakan untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas pada tingkatan

perguruan tinggi, sedangkan yang dilakukan Mardiyanto (2009) diujicobakan

untuk pelajaran Fisika pada siswa SMA. Walaupun keduanya memiliki tingkat

kesulitan yang berbeda, tetapi proses pelaksanaan pembelajarannya sama, dan

cara evaluasinyapun hampir sama. Sehingga efektifitas penggunaan metode

belajar kooperatif tidak dibatasi oleh jenis mata ajar dan jenjang pendidikan. Akan

tetapi pada unsur-unsur yang diterapkan dalam model pembelajaran secara

kooperatif yang diterapkan tidak hanya sekedar berkelompok, tetapi menuntut

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

keaktifan, tanggung jawab, komunikasi dan ketergantungan positif antar

anggotanya (Emildadiany, 2008).

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model belajar yang dapat

menciptakan keaktifan mahasiswa belajar. Dalam model ini mahasiswa dituntut

untuk melakukan kegiatan yang berupa membaca naskah atau materi, menggali

pengalaman belajar, melakukan presentasi juga melakukan diskusi dan berdebat

dengan sesame teman serta menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain.

Pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil,

sehingga mahasiswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Mahasiswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi memecahkan masalah,

dan saling membantu dan mengajak satu sama lain mengatasi masalah belajar.

Pembelajaran model ini akan mengkondisikan mahasiswa untuk aktif dan saling

memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan materi belajar.

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa angka kelulusan pada

pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw sebanyak (80%), dengan kata

lain terdapat 9 orang mahasiswa (20%) yang tidak lulus. Sedangkan angka

kelulusan pada pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation

(GI) sebanyak (87%), dengan kata lain terdapat 6 orang mahasiswa (13%) yang

tidak lulus.

Sedangkan pada tabel 4.2. dapat dilihat bahwa rata-rata perolehan nilai

pada pembelajaran dengan metode Group Investigation (GI) sebesar 76,43,

sedangkan pada metode Jigsaw sebesar 72,20. Perolehan nilai tertinggi pada

pembelajaran dengan metode Group Investigation (GI) sebesar 91, sedangkan

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pada Jigsaw diperoleh nilai tertinggi sebesar 85. Hal ini menunjukkan bahwa

metode pembelajaran Group Investigation (GI) lebih berpengaruh dalam

meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan metode Jigsaw.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Doymus (2009) yang

menyatakan bahwa pembelajaran dengan Group Investigation (GI) memberikan

hasil yang lebih baik dibanding dengan Jigsaw.

Pada pembelajaran tipe Jigsaw mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling

ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi

belajar yang harus dipelajari. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kemudian,

masing-masing mahasiswa dari berbagai kelompok dengan topik yang sama,

bergabung untuk mencari dan mempelajari serta mendiskusikan bahan belajar

secara berkelompok. Setelah itu, masing-masing mahasiswa kembali pada

kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan materi yang telah

dibahas (Arends, 2001).

Sedangkan pada pembelajaran Group Investigation (GI) mahasiswa

dilibatkan dalam merencanakan topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana

cara menjalankan investigasinya. Mahasiswa mendapatkan tugas sesuai dengan

kelompok belajarnya untuk mendapatkan sumber belajar dan berdiskusi dengan

kelompoknya tentang bahan belajar yang mereka bahas, untuk kemudian hasil dari

investigasinya didiskusikan di kelas (Slavin, 2008).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara

penerapan metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Pada pembelajaran Jigsaw, setiap

mahasiswa dengan karakteristik kemampuan akademis yang berbeda-beda diberi

tanggung jawab untuk menyampaikan materi yang dibahas di kelompok ahli pada

kelompok Jigsaw. Sehingga mahasiswa dengan kemampuan akademik tinggi

cenderung dapat menyampaikan materi lebih baik daripada mahasiswa dengan

kemampuan akademik rendah. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode Jigsaw juga akan sedikit terhambat apabila dalam kelompok tersebut

terdapat anggota dengan kemampuan penyampaian materi yang rendah.

Sedangkan pada kelompok Group Investigation (GI), masing-masing kelompok

mewakilkan anggotanya yang dirasa paling menguasai materi dan memiliki

kemampuan manjelaskan yang baik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok

pada teman sekelasnya. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk lebih menguasai

materi pembelajaran.

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw, masih terdapat beberapa

kesulitan, diantaranya mahasiswa masih terfokus dan terbebani dengan tugas yang

diberikan kepadanya, sehingga perhatian untuk mendengarkan penyampaian

materi oleh temannya belum terkonsentrasi sepenuhnya. Pada pembelajaran

dengan metode Group Investigation (GI), peran mahasiswa dalam proses

pembelajaran adalah berusaha secara aktif untuk mengembangkan kemampuan

dirinya dibawah bimbingan dosen. Mahasiswa terlihat lebih terfokus pada materi

yang dibahas, karena beban individu dirasa tidak sebesar pada kelompok Jigsaw.

Dalam hal ini, dosen harus mampu menciptakan situasi yang memaksimalkan

kegiatan belajar mahasiswa.

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Hipotesis Kedua

Hasil perhitungan pada tabel 4.13. menunjukkan bahwa P-value untuk

sikap ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar sebesar 0,004 pada taraf

signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value ≤ 0,05, dengan demikian hipotesis nol

ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa ada pengaruh antara sikap ilmiah

mahasiswa tinggi dan sedang terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Rahayu (2007) dan

Bramasta (2010), yang menyatakan bahwa sikap ilmiah berpengaruh terhadap

prestasi peserta didik. Hasil penelitian mereka menyimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa dipengaruhi oleh sikap ilmiah tinggi dan rendah. Hasil penelitian

Rahayu (2007) didapatkan hasil P value untuk pengaruh sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar sebesar 0,018 pada taraf signifikansi 0,05.

Sikap ilmiah (scientific attitude) mengandung dua makna, yaitu attitude

toward science dan attitude of science. Attitude toward science merupakan sikap

yang mengacu pada obyek pembelajaran (mata kuliah Asuhan Kebidanan

Komunitas). Sedangkan attitude of science merupakan sikap yang mengacu pada

subyek setelah mempelajari obyek. Apabila mahasiswa memiliki sikap tertentu,

maka mahasiswa tersebut cenderung berperilaku sesuai sikapnya secara konsisten

pada setiap keadaan. Saat mahasiswa mendapat arahan dari dosen, maka

mahasiswa tersebut selalu mendengarkan gagasan yang disampaikan secara serius

dengan penuh minat pada suatu keadaan meskipun konsep yang disajikan jauh

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

berbeda dengan gagasannya. Bahkan pada keadaan lain, mahasiswa ini juga akan

berperilaku sama pada orang lain yang dapat dikatakan bersikap terbuka.

Dalam kegiatan pembelajaran, sikap ilmiah diwujudkan dalam komentar

kritis terhadap diri. Mahasiswa juga perlu menggunakan cara alternative lainnya

sewaktu akan memecahkan suatu permasalahannya. Peran dosen sangat besar

pada saat menyampaikan masalah, menyampaikan konsep esensial, menyediakan

alat dan bahan, membimbing diskusi dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan

untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran kooperatif ini.

Melalui sikap ilmiah, mahasiswa akan merespon positif saat dosen

melaksanakan pembelajaran kooperatif. Ketika dosen dosen melakukan

penjelasan prosedur pembelajaran, kegiatan pembelajaran kelompok dan diskusi,

serta presentasi, maka mahasiswa melaksanakannya dengan hasil yang maksimal.

Pengaruh sikap ilmiah dalam hal ini adalah meningkatkan sikap ingin tahu

mahasiswa yang akan mendorong mahasiswa untuk mempelajari materi lebih luas

dan lebih dalam, juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang akan

meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat. Dengan demikian,

dengan sikap ilmiah yang tinggi akan meningkatkan penguasaan materi yang lebih

baik, sehingga meningkatkan hasil belajarnya.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan tabel 4.13. di atas terlihat bahwa P-value untuk interaksi

antara metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) dan sikap

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar sebesar 0,491 pada taraf signifikansi 0,05.

Hal ini berarti P-value ≥ 0,05, dengan demikian hipotesis nol diterima. Sehingga

kesimpulannya adalah bahwa tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan

metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Mardiyanto (2009) yang

menyatakan tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI) dengan aktifitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar fisika. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian

Rahayu (2007) yang menyatakan ada interaksi antara penggunaanpembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan metode inkuiri terbimbing dan eksperimen dengan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Tidak adanya interaksi dalam

penelitian ini berarti: bahwa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa tidak

harus menggunakan metode belajar Group Investigation (GI) pada keadaan sikap

ilmiah yang tinggi. Dengan kata lain, peningkatan hasil belajar akan lebih baik

apabila menggunakan metode belajar Group Investigation (GI) tanpa

memperhatikan perolehan skor sikap ilmiah. Dalam deskripsi grafik, tidak adanya

interaksi antar variabel digambarkan: garis hasil belajar pada metode belajar

Group Investigation (GI) tidak berpotongan dengan garis skor sikap ilmiah

mahasiswa, tetapi keduanya berada pada garis yang sejajar.

Mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi berarti mahasiswa tersebut akan

mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran karena

keinginan dan kemandiriannya sudah tinggi. Melalui pembelajaran kooperatif,

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sikap ilmiah tidak begitu berperan karena belajar dalam kelompok kecil tiap

anggota kelompok saling membantu dan mengisi serta melangkapi kekurangan

masing-masing mahasiswa. Sikap ilmiah mahasiswa ini akan teratasi melalui

pembelajaran kooperatif. Sikap ilmiah mahasiswa tidak terlalu dipengaruhi oleh

pembelajaran kooperatif baik Jigsaw maupun Group Investigation (GI).

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dengan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar ditinjau dari sikap

ilmiah mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas ini telah

dilakukan secara maksimal untu mendapatkan hasil penelitian yang optimal.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat beberapa kelemahan dan

keterbatasan.

Terdapat dua instrument data yang digunakan untuk mendapatkan hasil

penelitian ini. Pertama berupa instrument tes untuk mendapatkan data hasil belajar

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran dengan

membandingkan hasil pre tes dan pos tes. Instrument kedua berupa kuesioner

untuk mendapatkan data sikap ilmiah.

Peneliti tidak dapat menjamin bahwa hasil belajar merupakan kemampuan

sesungguhnya yang ditunjukkan mahasiswa. Karena hasil belajar dipengaruhi oleh

banyak faktor, tidak hanya metode belajar. Hasil belajar khususnya pada ranah

kognitif, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal mahasiswa. Faktor internal

adalah segala sesuatu yang muncul dalam diri mahasiswa yang melakukan

kegiatan belajar, seperti tingkat kecerdasan intelegensi dan emosi, rasa percaya

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

diri, bakat, minat, motivasi, sikap terhadap belajar, aktivitas, konsentrasi belajar,

kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil

belajar dan kemampuan menggali hasil belajar, serta kebiasaan belajar mahasiswa.

Sedangkan faktor eksternal adalah segala sesuatu yang datangnya dari luar diri

mahasiswa yang melakukan kegiatan belajar, seperti sarana dan prasarana, tenaga

pendidik, kurikulum, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran

dan lingkungan social mahasiswa (Azwar, 2005).

Untuk data sikap ilmiah yang didapatkan dari angket/kuesioner, peneliti

hanya dapat mengantisipasi jawaban mahasiswa bukan berasal dari temannya

ataupun kerjasama. Namun demikian, peneliti tidak dapat menjamin jawaban

mahasiswa benar-benar jujur seperti apa yang ada dalam pertanyaan angket. Ada

kemungkinan mahasiswa dalam mengisi angketnya kurang serius, sehingga tidak

mencerminkan kondisi nyata yang ada pada mahasiswa.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan suatu hal yang baru bagi

mahasiswa, sehingga sistim pembelajaran dengan kelompok kecil ini belum

maksimal. Kemampuan bekerja sama, memahami konsep dan menjelaskan materi

pada orang lain dirasa masih kurang. Sehingga peran pendidik di sini dirasa masih

sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan

mahasiswa.

Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), merupakan model

pembelajaran yang sudah cukup dikenal oleh mahasiswa, karena sebelumnya

mahasiswa sudah pernah melakukan hal yang sama walaupun berbeda dari

konsep. Mengingat hal tersebut, maka respon mahasiswa pada kelompok ini

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

cukup baik dalam hal belajar dan memahami suatu konsep. Namun dalam

pelaksanaan penelitian ini, belum seratus persen sesuai dengan konsep

pembelajaran model Group Investigation (GI).

Penelitian serupa masih perlu dikembangkan, mengingat pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang dirasa paling sesuai untuk

tingkatan mahasiswa perguruan tinggi.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berdasarkan pada hasil penelitian yang disajikan pada bab IV, maka

dapat ditarik kesimpulan :

1. Ada perbedaan pengaruh antara penerapan metode pembelajaran

kooperatif Jigsaw dengan Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar

Asuhan Kebidanan Komunitas. Model pembelajaran Group Investigation

(GI) lebih berpengaruh daripada Jigsaw dalam meningkatkan prestasi

belajar.

2. Ada perbedaan pengaruh antara sikap limiah tinggi dan sedang terhadap

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

3. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dan Group Investigation (GI) dengan sikap ilmiah mahasiswa terhadap

hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritik

a. Dengan penelitian ini, dapat memberikan wacana baru dan pengetahuan

tentang pelaksanaan penggunaaan metode belajar kooperatif Jigsaw dan

Group Investigation (GI).

b. Metode pembelajaran kooperatif dapat mendorong dan

menumbuhkembangkan semangat kreativitas dalam meningkatkan

motivasi pendidik dalam mengajar. Perlu pengetahuan lebih mendalam

mengenai metode pembelajaran kooperatif.

2. Implikasi Praktis

72

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk penyusunan strategi

pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa tetap memiliki sikap

ilmiah tinggi dalam setiap proses pembelajaran sehingga semangat

belajarnya tinggi dan diharapkan meningkatkan hasil belajar dan prestasi

belajar mahasiswa.

b. Pelaksanaan penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata bagi para

pendidik di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta tentang pembelajaran

kooperatif, khususnya metode Jigsaw dan Group Investigation (GI).

Diharapkan metode pembelajaran kooperatif khususnya Group

Investigation (GI) tetap dilaksanakan di Akbid Mamba’ul ‘Ulum

Surakarta.

C. Saran

1. Pengelola dan Pihak Institusi

a. Hendaknya mendukung dosen untuk menerapkan metode pembelajaran

kooperatif khususnya metode Group Investigation (GI) pada semua mata

kuliah, melalui penyediaan sarana dan prasarana yang lebih mendukung.

b. Pihak pengelola mengikutkan dosen-dosen dalam pelatihan-pelatihan

pendidikan yang berhubungan dengan pembelajaran.

c. Pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan mahasiswa dan dana

yang tidak sedikit, untuk itu hendaknya dalam melaksanakan

pembelajaran koperatif, mahasiswa ikut dibantu dalam tahap persiapan

dan pelaksanaan penyusunan materi belajar oleh pihak pendidikan.

2. Peneliti Selanjutnya

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/10450/1/204371711201108061.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Keberhasilan pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal mahasiswa. Metode belajar merupakan salah satu dari faktor

eksternal yang mendukung keberhasilan mahasiswa. Metode belajar

kooperatif dapat meningkatkan semangat belajar mahasiswa dalam belajar

yang akan mendorongnya untuk lebih giat belajar. Dengan kata lain, metode

belajar kooperatif dapat mempengaruhi faktor internal keberhasilan belajar.

Untuk itu perlu diteliti lebih dalam tentang pembelajaran kooperatif kaitannya

dengan variable atribut yang lain, yang dapat mempengaruhi hasil belajar

mahasiswa.