51
PERBUATAN MELAWAN HUKUM Abdul Salam Tim Pengajar Kapita Selekta Hukum dan Masalah Aktuil Perdata Fakultas Hukum Universitas Indonesia

PERBUATAN MELAWAN HUKUM

  • Upload
    reidar

  • View
    134

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Abdul Salam Tim Pengajar Kapita Selekta Hukum dan Masalah Aktuil Perdata Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Wanprestasi. Perbuatan Melawan Hukum. Perjanjian/Kontrak Breach of contract Tujuan gugatannya: debitur membayar tepat waktu. Bukan kontrak - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Abdul Salam Tim Pengajar

Kapita Selekta Hukum dan Masalah Aktuil PerdataFakultas Hukum Universitas Indonesia

Page 2: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Wanprestasi• Perjanjian/Kontrak• Breach of contract• Tujuan gugatannya: debitur membayar

tepat waktu

Perbuatan Melawan Hukum• Bukan kontrak• Unlawful conduct• Tujuan gugatannya: mengembalikan

pada posisi semula sebelum terjadi PMH

Page 3: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTUALTANGGUNG JAWAB KONTRAKTUAL

TANGGUNG JAWAB PIDANATANGGUNG JAWAB PIDANA

PERBUATAN MELAWAN HUKUMPERBUATAN MELAWAN HUKUM

Page 4: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

“ Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut”

Ps. 1365 KUH Pdt

unsur-unsurPMH

Harus ada perbuatanHarus ada perbuatan

Melawan HukumMelawan Hukum

Ada kesalahanAda kesalahan

Ada kerugianAda kerugian

Hubungan kausal antara perb. Dgn akibatHubungan kausal antara perb. Dgn akibat

Page 5: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PERBUATAN

aktif

pasif

Dg sengaja melakukan perbuatan yg menimbulkan kerugian pada orang lain

Melanggar suatu keharusan sehingga menimbulkan kerugian pd orang lain

Page 6: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PMH

SEMPIT

LUAS

LEGISME

UU

Bertentangan dg kewajiban hukum

Bertentangan dg Hak Subyektif Orang lain

KESUSILAAN

PATIHA

• Sblm 1910

KATAGORISASI MELAWAN HUKUM :“Sbg perbuatan/kealpaan yg bertentangan : (1) hak subyektif orang lain, (2) kewajiban hukum si pelaku, (3) kesusilaan, (4) Kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian”

SEMPIT

Cohan X Lindenbaum

Page 7: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Perkembangan Perbuatan Melawan Hukum

•Onrechtmatige daad = onwetmatig•Pasal 1365 KUHPerdata seperti di Indonesia belum ada

• Pasal 1401 (Pasal 1365 KUHPerdata• kesusilaan dan bertentangan dengan PATIHA tidak termasuk melawan hukum

• Pengertian meluas melawan hukum• lindenbaum vs cohan

Page 8: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Lindenbaum vs cohen

• Tingkat pertama = lindenbaum• Tingkat banding = cohen• Tingkat kasasi = lindenbaum

PERBUATAN MELAWAN HUKUM :1.Bertentangan dengan hak orang lain

2.Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau3.Bertentangan dengan kesusilaan (geode zeden), atau

4.Bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat dalam memperhatikan kepentingan orang lain

PERBUATAN MELAWAN HUKUM :1.Bertentangan dengan hak orang lain

2.Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau3.Bertentangan dengan kesusilaan (geode zeden), atau

4.Bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat dalam memperhatikan kepentingan orang lain

Page 9: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Prinsip kesalahan dlm Ps. 1365“ Pelaku PMH hanya bertanggungjawab atas kerugian yg ditimbulkan bila perbuatan yg menimbulkan kerugian tsb dapat “dipersalahkan kepadanya”

Page 10: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Kerugian Materil• Kerugian Immateril

Page 11: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Untuk melihat sebab suatu peristiwa maka ada 2 (dua) teori:

1. Teori Conditio Sine qua non Von Buri“Tiap-tiap sebab/masalah yg merupakan syarat utk timbulnya suatu akibat, adalah sebab dari akibat”

2. Teori Adequate Von Kries “Perbuatan yg harus dianggap sebagai sebab dari akibat yg

timbul adalah perbuatan yg seimbang dari perbuatan” UKURANNYA AKAL SEHAT

Page 12: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tuntutan Yang Dapat Diajukan Karena Perbuatan Melawan Hukum

1. Ganti rugi dalam bentuk uang atas kerugian yang ditimbulkan.

2. Ganti rugi dalam bentuk natura atau dikembalikan pada keadaan semula.

3. Pernyataan bahwa perbuatan yang dilakukan adalah melawan hukum.

4. Melarang dilakukannya perbuatan tertentu.

Page 13: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Alasan Pembenar (Rechtvaardigings gronden)1. Keadaan memaksa (Overmacht) 2. Pembelaan Terpaksa3. Melaksanakan Undang-undang4. Perintah Atasan

Page 14: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Schutznorm Theorie

• Hoge Raad, 25 Mei 1928 menerapkan schutznorm theorie atau ajaran relativitas.

• Perbuatan yang bertentangan dengan kaidah hukum dan karenanya adalah melawan hukum, akan menyebabkan si pelaku dapat dipertanggung-jawabkan atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan tersebut, bilamana norma yang dilanggar itu dimaksudkan untuk melindungi dalam kepentingannya yang dilanggar.

Page 15: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Dikatakan ajaran relativitas, karena penerapan dari teori ini akan membeda-bedakan perlakuan terhadap korban dari perbuatan melawan hukum.

• Teori ini berasal dari hukum Jerman, yang dibawa ke negeri Belanda oleh Gelein Vitringa.

• Kata “Schutz” secara harfiah berarti perlindungan.

Page 16: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Inti ajaran relativitas berpangkal pada relativitas daripada perbuatan melawan hukumnya.

• Kreteriumnya adalah tidak terletak dalam persoalan apakah perbuatannya yang melawan hukum terhadap orang yang dirugikan, melainkan kreterium apakah normanya melindungi kepentingan penderita yang telah dilanggar.

Page 17: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• agar seseorang dapat dimintakan tanggungjawabnya karena telah melakukan perbuatan melanggar hukum, maka tidak cukup hanya menunjukkan adanya hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan dengan kerugian yang timbul. Akan tetapi, perlu juga ditunjukkan bahwa norma atau perbuatan yang dilanggar tersebut dibuat memang untuk melindungi kepentingan korban.

Page 18: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Manfaat teori relativitas

1. Agar tanggung gugat berdasarkan Pasal 1365 BW tidak diperluas secara tidak wajar.

2. Untuk menghindari pemberian ganti rugi terhadap kasus di mana hubungan antara perbuatan dengan ganti hanya bersifat normatif dan kebetulan saja.

3. Untuk memperkuat berlakunya unsur “dapat dibayangkan” (forsee ability) terhadap hubungan sebab akibat yang bersifat kira-kira (proximate causation)

Page 19: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Ajaran relativitas hanya dapat diterapkan pada suatu kaidah yang telah dilanggar oleh pelanggaran hak.

• Rutten berpendapat dalam pelanggaran hak tidak diperlukan ajaran schutznorm.

Page 20: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

VICARIOUS LIABILITY

Page 21: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Perumusan Pasal 1367 KUHPerdataSeseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

Orang tua dan wali bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh anak-anak yang belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan kekuasaan orang tua atau wali.

Majikan dan orang yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka, bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh pelayan atau bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada orang-orang itu.

Guru sekolah atau kepala tukang bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh murid-muridnya atau tukang-tukangnya selama waktu orang-orang itu berada di bawah pengawasannya.

Tanggung jawab yang disebutkan di atas berakhir, jika orang tua, wali, guru sekolah atau kepala tukang itu, membuktikan bahwa mereka masing-masing tidak dapat mencegah perbuatan atas mana mereka seharusnya bertanggung jawab.

Page 22: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Pengantar

• Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

Page 23: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung gugat

• Tanggung-gugat (aansprakelijkheid) atau vicarious liability.– Tanggung gugat untuk kerugian yang disebabkan

karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang lain.

– Tanggung-gugat yang disebabkan karena barang-barang yang berada di bawah pengawasan.

Page 24: PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Page 25: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung gugat untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan

oleh orang lain

1. Golongan orang tua dan wali2. Golongan majikan dan mereka yang

menganggkat orang-orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka

3. Golongan guru sekolah dan kepala sekolah.

Page 26: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Orang tua dan wali

• Dasar hukum : kurang pengawasan (culpa in custodiendo).

• Apakah dasar kesalahan atau resiko? Hode Raad persangkaan kesalahan (vermoeden van schuld).

• Syarat pertanggungjawaban:– Anak-anak belum dewasa tersebut harus bertempat

tinggal bersama-sama orang tua atau wali, dan– Orang tua atau wali melakukan kekuasaan orang tua atau

melakukan perwalian, dan– Membuktikan bahwa mereka tidak dapat mencegah

dilakukannya perbuatan oleh si anak.

Page 27: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung Jawab Orang Tua/WaliPs. 299 KUHPerdata “Sepanjang perkawinan Bapak dan

Ibu, tiap-tiap anak, sampai ia menjadi dewasa, tetap bernaung di bawah kekuasaan mereka, sekedar mereka tidak dibebaskan atau dipecat dari kekuasaan itu.

Pasal 47 UU No. 1 tahun 1974(1) Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.

(2)“orang tua mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam dan diluar pengadilan”

Page 28: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung Jawab Orang Tua/Wali

• Alasan pencabutan :– Sangat melalaikan kewajiban thd anak– Karena sakit yang sangat uzur ataupun sakit syaraf– Orang tua berberpergian untuk suatu jangka

waktu yang tidak diketahui kapan kembalinya dan kepergiannya itu tanpa memberitahukan kemana tujuan kepergiannya itu;

– Orang tua berkelakuan buruk.

Page 29: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung jawab majikan • Menurut UU dan Yurisprudensi, majikan harus mengganti

kerugian yang timbul karena kesalahan pegawainya.• Hubungan kerja satu pihak memberi perintah dan pihak

lain menerima perintah. • Pasal 1367 memakai istilah ‘ondergeschikte’ (orang yang

berada dibawah perintah orang lain) dan diakibatkan dalam pekerjaan tertentu dimana pihak bawahan bekerja.

• Kasus:– Lim Chian Soen v. N.V Bintang dan Soegono– PT Hartono Raya Motor Service v. Ny Elly Afinda.

• Ujen (Tergugat I) dan PT HRMS (Tergugat II)

Page 30: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Vicarious Liability

Page 31: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Tanggung Jawab Pemberi Kuasa

• Pasal 1808

Page 32: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Benda

Pasal 1367 KUHPerdata“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri akan tetapi ... disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya.”

Page 33: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Binatang

Pasal 1368 KUHPerdata“Pemilik seekor binatang, atau siapa yang memakainya, adalah, selama binatang itu dipakainya, bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh binatang tersebut, baik binatang itu dibawah pengawasannya, maupun tersesat atau terlepas dari pengawasannya.”

Page 34: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Gedung

Pasal 1369 KUHPerdata“ Pemilik sebuah gedung adalah bertanggung jawab tentang kerugian yang disebabkan ambruknya gedung itu untuk seluruhnya atau sebagian, jika ini terjadi karena suatu cacat dalam pembangunan maupun tataannya.”

Page 35: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Tubuh dan Jiwa Manusia

Pasal 1370 KUH Perdata:

“Dalam hal terjadi pembunuhan dengan sengaja atau kelalaiannya, maka suami atau istri, anak, orang tua korban yang lazimnya mendapat nafkah dari pekerjaan korban berhak untuk menuntut ganti rugi yang harus dinilai menurut keadaan dan kekayaan kedua belah pihak”.

Page 36: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Nama Baik

Pasal 1372 KUH Perdata:

“Tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan nama baik”.

Page 37: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Strict Liability• Kasus Rylands vs.Fletcher :

“We think that the rule of law is, that the person who for his own purposes brings on his lands and collects and keeps there anything likely to do mischief if it escapes, must keep it in at his peril, and, if he does not do so, is prima facie answerable for all the damage which is the natural consequence of its escape”

Seseorang yang kegiatannya beresiko menimbulkan kerugian, bertanggung jawab atas kerugian yang muncul sebagai konsekwensi yang wajar dari kegiatan tersebut. Dengan demikian tidak perlu ada pembuktian mengenai kesalahan.

Dalam strict liability, penggugat tidak perlu membuktikan bahwa tergugat telah melakukan pelanggaran hukum.

Penggugat hanya perlu membuktikan bahwa kerugian yang diderita adalah akibat dari perbuatannya.

Page 38: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 35 (1) :“Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang usaha dan kegiatannya menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun, bertanggung jawab secara mutlak atas kerugian yang di timbulkan dengan kewajiban membayar ganti rugi secara langsung dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.

Page 39: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Penjelasan Pasal 35 (1) :

Pengertian bertanggung jawab secara mutlak atau strict liability, yakni unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh penggugat sebagai dasar pembayaran ganti kerugian. Ketentuan ayat ini merupakan Lex specialis dalam gugatan tentang perbuatan melanggar hukum

Page 40: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PMH OLEH PENGUASA(ONRECHTMATIG OVERHIEDSDAAD)

Page 41: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Pengantar

• Penguasa = Pemerintah• Penguasa sebagai badan hukum mempunyai

dua tugas dan kewajiban:– Tugas dan kewajiban dalam lapangan hukum

publik.– Tugas dan kewajiban dalam lapangan hukum

privat. • Admistrasi perbuatan-perbuatan dari pada

alat perlengkapan negara.

Page 42: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Rutten

• Dalam negara hukum tiap warga harus mendapat perlindungan hukum terhadap penerapan uu yang salah, terhadap pelampauan wewenang, terhadap tindakan sewenang-wenang dari pihak penguasa.

Page 43: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Sejarah Hukum “Onrechtmatig overhiedsdaad”

• Ostermann-arrest (tahun 1924) fockema Adreae dinamakan “november –revolutie”– Dalam putusan ditentukan bahwa apabila pejabat

pemerintah melanggar suatu UU, maka ia melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum, sekalipun uu tersebut termasuk dalam hukum publik, dan/atau sekalipun pelanggaran dengan pelanggaran uu itu sama sekali tidak ada hak perseorangan (subjectief recht) yang dilangar.

Page 44: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Strooppot-arrest (tahun 1928) – Bahwa pemerintah wajib mengganti kerugian

kepada pihak yang di rugikan apabila kerugian tersebut disebabkan akibat kelalaian (gebrek aan betamelijke zorgvuldigheid) pejabat pemerintah, akan tetapi hanya dalam hal pemerintah ikut serta dalam pergaulan hukum sebagai “seorang partekelir”

Page 45: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Putusan Mahkamah Agung : tgl. 29-11-1976 No. 729 K/Sip/1975.• Dalam Perkara : Aidil Azqar Wallad melawan Pemerintah Republik

Indo nesia, cq. Kepala Kepolisian Negara di Jakarta cq. Kepala Daerah Kepolisian II Sumatera Utara di Medan, eq. Komando Kota Besar Kepolisian Medan dan sekitarnya di Medan dkk.

• Kewajiban untuk mengganti kerugian karena perbuatan yang melanggar hukum juga berlaku terhadap badan-badan Pemerintah.

• Karena dalam perkara ini tidak terbukti bahwa tergugat I, yang merupakan suatu badan Pemerintah, telah melakukan perbuatan melanggar hukum yang diajukan oleh penggugat (i.c. melakukan penangkapan yang tidak berdasar hukum) gugatan terhadap tergugat I harus ditolak.

Page 46: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Ukuran untuk menentukan sifat melawan hukum yang dilakukan oleh pemerintah atau (tindakan administrasi negara) adalah:– Apakah pemerintah (administrasi negara) tersebut

telah menjalankan wewenang berdaraskan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

– Apakah pemerintah (administrasi negara) telah menerapkan AAUPB dalam menjalankan kewenangan tersebut?

Page 47: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Voorste Stroom (19 Maret 1943)– “sekalipun pemerintah melakukan suatu

perbuatan, yang termasuk tugasnya, akan tetapi, menimbulkan kerugian kepada seorang partekelir, maka pemerintah wajib membayar ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan itu.

Page 48: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Détournement de pouvoir

• Pemerintah mempergunakan wewenang yang diberikan kepadanya (berhubung dengan penyelenggaraan salah satu kepentingan umum) untuk menjamin terlaksananya atau penyelenggaraan dari pada suatu kepentingan umum yang lainnya.

• Zondvoorts-Arrest (Hoge Raad tanggal 14 Januari 1949)– Penguasa telah melakukan suatu PMH bilamana penguasa

telah menggunakan kewenangannya untuk lain tujuan daripada tujuan wewenang diberikan padanya.

• Yurisprudensi MA No. 503 k/Sip/1972 tanggal 18 Mei 1974. Détournement de pouvoir harus dibuktikan.

Page 49: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Penyelesaian Sengketa• Pasal 2 RO

“Pemeriksaan dan keputusan mengenai segal sengketa tentang hak milik yang berasal dari hak milik tersebut, tentang tagihan-tagihan hutang atau hak-hak keperdataan dan pemeriksaan segala dari segala jenis pidana yang ditetapkan secara sah, semata-mata ditugaskan pada kekuasaan kehakiman, menurut pembagian wilayah hukum, wewenang hukum dan cara yang ditentukan dalam reglement ini”

• Penafsiran tehadap pasal ini:– Penfsiran sempit penyelesaian sengketa hanyalah masuk

wewenang hakim perdata, bilamana dasarnya terletak dalam hubungan keperdataan ,

– Penafsiran luas

Page 50: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Menurut Indroharto, sebelum berlakunya PTUN, terdapat 3 jalur prosedur penyelesaian sengketa administrasi, yaitu:– Jalur prosedur keberatan;– Jalur banding adminstratif;– Jalur gugatan PMH berdasarkan Pasal 1365

KUHPerdata.

Page 51: PERBUATAN MELAWAN HUKUM

• Dalam perkembangannya PMH yang dilakukan oleh adminstratur negara dikenal dengan istilah maladminstrasi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 butir (3) UU No. 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia, yakni:– Maladminstrasi adalah prilaku atau perbuatan melawan

hukum melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelanggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintah yang menimbulkan kerugian materil dan/atau immateril bagi masyarakat dan orang perseorangan.