PERCOBAAN VIIIA ASIDIMETRI

Embed Size (px)

Citation preview

A. Dasar Teori Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang kata, titrimetrik lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi. Rekasi-reaksi kima yang dapat diterima sebagai dasar penentuan titrimetrik asam-basa adalah sebagai berikut : Jika HA meruapakn asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa, maka reksinya adalah : HA + OH-A- + H2O Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka reaksinya adalah : BOH + H+ B+ + H2O

Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi asam basa adalah reaksi penetralan, yakni: H+ + OH- H2O dan terdiri dari beberapa kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah. Khusus reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan dalam analisis kuantitatif, karena pada titik ekivalen yang terbentuk akan terhidrolisis kembali sehingga titik akhir titrasi tidak dapat diamati. Hal ini yang menyebabkan bahwa titran biasanya merupakan larutan baku elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl.

B. Data Pengamatan 1. Standardisasi larutan HCl dengan larutan standar primer boraks secara Asidimetri Berat zat standar primer boraks (Na2B4O7.10H2O) ditimbang dengan teliti seberat 0,2 gram, dilarutkan dengan H2O dalam volumetrickflash sebanyak 50 mL. sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 0,01 M atau 0,02 N No Volume titran (Na2B4O7) Normalitas titran (Na2B4O7) Volume Skala buret awal akhir 0,0 3,2 3,2 6,3 6,3 10,1 rerata titrat (HCl) 4,0 mL

1 2 3

10 mL 10 mL 10 mL

0,02 N

2. Menetapkan kadar NH3 dalam NH4Cl dengan larutan HCl standart secara Asidimetri Berat titrat (NH4Cl) ditimbang dengan teliti seberat 0,26 gram, dilarutkan dalam volumetrickflash sebanyak 50 mL. No Volume titrat (NH4Cl) Normalitas titran (HCl) Volume Skala buret awal akhir 10,1 21.4 21.4 28.6 28.6 35,7 rerata titran (HCl) 8,5 mL

1 2 3

10 mL 10 mL 10 mL

0,02 N

C. Pembahasan 1. Standardisasi larutan HCl dengan larutan standar primer boraks secara Asidimetri Kadar HCl dapat ditentukan dalam bentuk larutan asam dengan metode asidimetri. Untuk melakukan analisis asidimetri sebelumnya dibuat larutan standart HCl 0,1 N. Sebelum melakukan titrasi, larutan standart primer terlebih dahulu ditetesi indicator Mo sebanyak 2 tetes untuk setiap perlakuan titrasi. Sehingga saat mencapai titik ekivalen mengalami perubahan warna dari orange muda menjadi merah muda. Na2B4O7.10H2O Na2B4O7 + 10 H2O Na2B4O7 + 2HCl 2NaCl + H3BO3 + 5H2O Sebelum melakukan penghitungan kadar HCl, sebelumnya dihitung dulu normalitas larutan standart primer (Na2B4O7):

Penghitungan kadar HCl dilakukan dengan cara: Vtitran . Ntitran = Vtitrat . Ntitrat 10 ml . 0,02 N = 4 ml . Ntitrat Ntitrat = 0,05 N

Titran= Na2B4O7 Titrat = HCl Berdasakan penghitungan di atas maka kesalahan relative yang telah kami lakukan adalah:

2

Menetapkan kadar NH3 dalam NH4Cl dengan larutan HCl standart secara Asidimetri Untuk menetapkan berat NH3 dalam NH4Cl dapat dilakukan dengan metode

asidimetri, pada percobaan ini NH4Cl yang digunakan seberat 0,26 garm dan dilarutkan dalam H2O sebanyak 50 ml. Cara yang digunakan dalam percobaan ini adalah cara tidak langsung. Larutan NH4Cl diberi NaOH standart berlebih kemudian dididihkan. Setelah larutan tersebut dingin dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan HCl standart 0,05 N agar dapat ditetapkan kemurnian NH3 dalam sampel NH4Cl. Sebelum melakukan titrasi, larutan campuran NH4Cl dan NaOH berlebih ditetesi indikator Mo sebanyak 2 tetes untuk setiap perlakuan titrasi. Sehingga saat mencapai titik ekivalen larutan mengalami perubahan warna dari orange muda menjadi merah muda/pink. NH4+ + NaOH(berlebih) NH3 + H2O + Na+ NaOH(sisa) + HCl(standart) NaCl + H2O Perhitungan menetapkan kadar NH3 dalam NH4Cl dengan cara : Vtitran . Ntitran = Vtitrat . Ntitrat 8,5 ml . 0,05 N = 10 ml . Ntitrat

Ntitrat

= 0,0425 N

Titran= HCl Titrat = NH4Cl dari perhitungan diatas dapat diketahui tingkat kemurnian NH3 atau kandungan sampel NH4Cl yaitu : Tingkat kemurnian :

Kesimpulan 1. Normalitas larutan HCl yang sesunguhnya adalah 0,05 N 2. Kesalahan relative yang telah kami lakukan adalah 50 % 3. Tingkat kemurnian NH3 atau kandungan sampel NH4Cl adalah 42,5 % 3 Daftar Pustaka

Underwood, A. L. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

PERCOBAAN V METODA ASIDIMETRI

Kelompok III : Auliya Puspitaningtyas Dodiy Firmansyah Wiedya Putri Fahimatul Ulya 408332413136 408332413139 408332413149 408332417737

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA 2009