38
BAB I PENDAHULUAN Perdarahan setelah melahirkan adalah konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya. Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Di Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan post partum. Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi. Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 1

PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA + ANEMIA BERAT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan setelah melahirkan adalah konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat

implantasi plasenta, trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya.

Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit

128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut

terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Di Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil

akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan post partum.

Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien

yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah

sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas

tinggi. Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000

kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh  perdarahan  post partum.

Pada satu penelitian, terata hemotokrit postpartum menurun sebesar 2,6% - 4,3% volume,

sepertiga wanita tidak memperlihatkan penurunan atau malah mengalami peningkatan.

Wanita yang menjalani seksio sesarea mengalami penurunan rerata hematokrit 42% volume

tetapi 20% tidak memperlihatkan penurunan (combus dkk, 1991 ).

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 1

Page 2: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

BAB II

PEMBAHASAN

PERDARAHAN PERVAGINAM BANYAK

2.1. DEFENISI

Perdarahan secara umum adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat kerusakan

(robekan) pembuluh darah. Jika pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi

dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. (Menurut WHO).

Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam yang hilangnya darah 500 ml atau

lebih setelah kala tiga persalinan selesai. Bagaimanapun, hampir separuh wanita melakukan

pervaginam mengeluarkan darah dalam jumlah tersebut atau lebih. Perdarahan pervaginam

setelah melahirkan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu

setelah melahirkan di Indonesia. (Menurut buku obstetri Williams vol. 1 edisi 21 hal :704)

2.2. KLASIFIKASI

Perdarahan postpartum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : 

1. Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan

Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan pasca

persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca

persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir

dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 2

Page 3: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

2. Perdarahan masa nifas (Perdarahan Persalinan Sekunder atau Perdarahan Pasca

Persalinan Lambat). Perdarahan pascapersalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama.

Perdarahan pasca persalinan sekunder sering diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim

yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal. 

2.3. PATOFISIOLOGI

HEMOSTASIS DI TEMPAT IMPLANTASI PLASENTA

Menjelang aterm, di perkirakan bahwa sekita 600 ml/mnt darah mengalir melalui ruang

antarvilus. Dengan terlepasnya plasenta, arteri-arteri dan vena-vena uterina yang mengangkut

darah ke plasenta akan terputus secara tiba-tiba. Dibagian tubuh lain, hemostasis tanpa ligasi

bedah bergantung pada vasospasme intrinsik dan pembentukan bekuan darah lokal. Di tempat

implantasi plasenta, yang paling penting untuk hemostasis adalah kontraksi dan retraksi

miometrium untuk menekan pembuluh dan menutup lumennya.

Potongan plasenta atau bekuan darah besar yang melekat akan menghambat kontraksi dan

retraksi miometrium yang efektif sehingga hemostasis di tempat implantasi terganggu.

Perdarahan postpartum yang fatal dapat terjadi akibat uterus hipotonik walaupun mekanisme

koagulasi ibu cukup normal. Sebaliknya, apabila miometrium di tempat implantasi atau

didekatnya berkontraksi dengan kuat, kecil kemungkinan terjadi perdarahan fatal dari tempat

implantasi plasenta walaupun mekanisme pembentukan darah sangat terganggu. (Menurut

buku obstetri Williams vol. 1 edisi 21 hal :704)

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 3

Page 4: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

2.4. ETIOLOGI PERDARAHAN POST-PARTUM

Perdarahan pascapersalinan antara lain dapat disebabkan oleh:

1. Atonia uteri

Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan

sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu

menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri ini adalah terjadinya

perdarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang terbuka

pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan. 

2. Retensio plasenta

Retensio Plasenta adalah plasenta yang belum lepas setelah bayi lahir, melebihi waktu

setengah jam (Manuaba, 2001).

Retensio Plasenta ialah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga 30 menit atau

lebih setelah bayi (Syaifudin AB, 2001).

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah

bayi lahir (Rsustam Mochtar, 1998).

Penyebab retensio plasenta :

Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio plasenta dibagi menjadi 2 golongan

ialah sebab fungsional dan sebab patologi anatomik.

1. Sebab fungsional 

a)    His yang kurang kuat (sebab utama)

b)    Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut tuba)

c)    Ukuran plasenta terlalu kecil

d)    Lingkaran kontriksi pada bagian bawah perut 

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 4

Page 5: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

2. Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)

1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih

dalam.

2) Plasenta sudah lepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni uteri

atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim ( akibat kesalahan

penanganan kala III ) yang akan menghalangi plasenta keluar ( plasenta

inkarserata)

3. Robekan jalan lahir

Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan

pascapersalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan

pascapersalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan

serviks atau vagina.

4. Inversio Uteri

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya

masuk ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam

menjadi diluar saat melahirkan plasenta. Pada inversio uteri bagian atas uterus memasuki

kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri.

Inversio uteri terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar. 

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 5

Page 6: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

2.5. GEJALA KLINIS PERDARAHAN POST-PARTUM

Gejala klinis berupa pendarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir.

Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat,

tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain. Penderita

tanpa disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan

tersebut sedikit dalam waktu yang lama. 

2.6. DIAGNOSIS PERDARAHAN POST-PARTUM

Diagnosis perdarahan pascapersalinan dilakukan dengan :

1. Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri

2. Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.

3. Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari:

a. Sisa plasenta atau selaput ketuban

b. Robekan rahim

4. Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah

5. Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, trombosit dan CT /BT.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 6

Page 7: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

STATUS ORANG SAKIT

I. ANAMNESA PRIBADI

Nama : Rosdelina Silalahi

Umur : 36 Tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

Agama : Kristen

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Alamat : Purba Dolok

No. Rekam Medik : 28-64-84

Tanggal Masuk : 20 Maret 2013

Tanggal Keluar : 26 Maret 2013

II. ANAMNESA MASUK

Keluhan Utama : Perdarahan dari jalan lahir setelah melahirkan.

Telaah : Os datang ke VK-OK RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang

Siantar pada tanggal 20 Maret 2014 pukul 16.00 wib. Os

datang dengan keluhan perdarahan jalan lahir setelah 18 jam

persalinan. Ketuban lahir setelah 1 jam persalinan tetapi

ketuban lahir tidak utuh. Os juga mengalami muntah frekunsi 2

kali isi muntah apa yang dimakan.

Hari Pertama Haid Terakhir : 13 juni 2013

Siklus Haid Teratur : (+)

Riwayat Kehamilan : G6P6A0

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 7

Page 8: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Riwayat Persalinan :

1. Anak pertama laki-laki, melahirkan di rumah, persalinan spontan dengan Berat

Badan Lahir 2500 gram, usia anak sekarang 14 tahun dan anak sehat.

2. Anak kedua laki-laki, melahirkan di rumah, persalinan spontan dengan Berat Badan

Lahir 2600 gram, usia anak sekarang 10 tahun dan anak sehat.

3. Anak ketiga laki-laki, melahirkan dirumah, persalinan spontan dengan Berat Badan

Lahir 2600 gram, usia anak sekarang 6 tahun dan anak sehat.

4. Anak keempat perempuan, melahirkan di rumah, peralinan spontan dengan Berat

Badan Lahir 2200 gram, usia anak sekarang 4 tahun dan anak sehat.

5. Anak keempat perempuan, melahirkan di rumah, peralinan spontan dengan Berat

Badan Lahir 3000 gram, usia anak sekarang 3 tahun dan anak sehat.

6. Anak keempat laki-laki, melahirkan di rumah, peralinan spontan dengan Berat

Badan Lahir 2500 gram, usia anak sekarang 5 hari dan anak sehat.

Riwayat Operasi : (-)

Riwayat perdarahan selama kehamilan : (-)

Riwayat perdarahan setelah melahirkan: (+)

Riwayat Penyakit Terdahulu : (-)

Riwayat Pemakaian Obat : (-)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Compos Mentis

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 8

Page 9: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Vital Sign

TD : 80/40 mmHg

HR : 120 x/menit

RR : 26 x/menit

Temp. : 37º Celcius.

BB : 68 kg

TB : 160 cm.

Kulit : Turgor kulit kembali cepat(+), sianosis (+), ikterus (+).

Kepala : Mata : - Konjungtiva Ikterik (+)

- Palpebra inferior anemis (+)

- Pupil isokor ka=ki

Muka : oedem (-)

Leher : TVJ (R-2) cmH2O, trakea medial, pembesaran kelenjar getah bening (-).

Dada : Simetris Fusiformis (+), stempremitus ka=ki, ketinggalan pernapasan (-).

Paru : Suara paru vesikuler (+), Suara tambahan (-).

Jantung : Suara jantung I > II, suara galop (-), suara murmur (-).

Perut : Simetris fusiformis, TFU : 2 jari diatas pusat.

Genitalia : - pada pemeriksaan VT di jumpai : Teraba pinggir plasenta

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 9

Page 10: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

- pada pemeriksaan inspekulo : - Robekan jalan lahir (-)

- Stol sel (+)

- portio terbuka tanpak selaput

Ekstremitas Superior : Dalam Batas Normal, sianosis (-)

Ekstremitas Inferior : Oedem pretibial (-)

III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Lab. Tanggal 20 maret 2014.

HB : 3,9 gr/dl

Leukosit : 25.800 /mm³

Trombosit : 114.000 /ul

HT : 12,6 %

CT : 5 menit

BT : 3 menit

MCV : 98, 4 fl

MCH : 30,5 pg

MCHC : 31,0 g/dl

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 10

Page 11: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Pemeriksaan Lab. Tanggal 21 maret 2014.

HB : 6,4 gr/dl

Leukosit : 17.300 /mm³

Trombosit : 129.000 /ul

HT : 20,9 %

MCV : 91, 3 fl

MCH : 27,9 pg

MCHC : 30,6 g/dl

Pemeriksaan Tanggal 22 Maret 2013.

PEMERIKSAAN USG :

1. Uterus tanpak besar dengan dinding corpus tebal

2. Pada cavum terlihat gambaran amorf tissue

Kesimpulan : Retensi sisa plasenta

PEMERIKSAAN FAAL GINJAL

Ureum : 55 mg%

Creatinin : 1,5 mg%

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 11

Page 12: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Pemeriksaan faal hati Tanggal 24 Maret 2013.

Bilirubbin total : 0,35 mg%

Bilirubin direct : 0,12 mg%

kaline phosphatase : 165 u/l

SGOT : 18 u/l

SGPT : 14 u/l

Gamma GT :10 u/l

Pemeriksaan Lab. Tanggal 24 maret 2014.

HB : 6,5 gr/dl

Leukosit : 10.900 /mm³

LED : 40 mm/i jam

Trombosit : 164.000 /ul

Eritrosit : 2,20 juta/mm³

HT : 20,7 %

MCV : 94 fl

MCH : 30 pg

MCHC : 32 g/dl

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 12

Page 13: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

IV. DIAGNOSIS PREOPERASI

Perdarahan pervaginam banyak ec retensio plasenta + anemia berat.

V. Prognosis : Jelek

VI. Terapi : - Manual Plasenta

- Kuret

- Perbaikan keluhan utama : transfusi

- LAB : darah rutin, urin rutin, CT/BT

- Pasang dower cateter

- Pasang O2 2 L/i

- Drip oxytosin : 10 iu / 500 cc cairan

Obat-obatan : - Ceftriaxone 1 amp / 12 jam iv

- Ranitidin 1 amp / 12 jam iv

Persiapan kuretasi :

1. Konsul anestesi

2. Persiapan ruang OK/ operasi

3. Medikamentosa / obat-obatan

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 13

Page 14: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Prosedur Tindakan Kuretase :

1. Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi (posisi seperti sedang mau melahirkan)

2. Infus cairan dengan drips oksitosin 10 mg

3. Anestesi blok paraservikal

4. Kateterisasi urin

5. Pemeriksaan bimanual ulang untuk menentukan besar & arah uterus

6. Bersihkan vulva & vagina dengan larutan antiseptik

7. Pasang spekulum vagina

8. Jepit dinding depan porsio uteri dengan tenakulum atau klem ovum

9. Masukkan sonde uterus Letak & panjang kavum uteri

10. Dilatasi kanalis servikalis dengan busi    Hegar (bila perlu)

11. Pengeluaran isi rahim dilakukan dengan kuret tajam

VII. DIAGNOSA POST OPERASI

Post Partum ec Retensio Plasenta Post Curretase

INTRUKSI

1. Bed rest 3. Pasien boleh makan / minum setelah pot operasi

2. Awasi vital sign 4. Awasi perdarahan

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 14

Page 15: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Follow-up 20 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (+), mual (+), Pusing (+), demam (+)

TD : 80/40 mmHg

HR : 120 x/i

RR : 20 x/i

Temp. : 37ºC

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - O2 2 Liter /i

- IVFD Nacl 0,9 % + Adona AC 1 amp/30 gtt/i

- Tranfusi whole blood 3 bag (1.050 cc)

- pasang kateter

- Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

- Inj. Ranitidin ! amp / 12 jam

- Inj. Dexametasone 1 amp setelah transfusi

- Inj. Lasix 2 amp / 12 jam (k/p)

- Tranfusi tiap 2 bag beri inj. Calcium gluconas 1 amp.

- cek lab post transfusi

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 15

Page 16: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Follow-up 21 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (+), mual (+), Pusing (+), demam (-)

TD : 110/60mmHg

HR : 88 x/i

RR : 20 x/i

Temp. : 36,8 ºC

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - IVFD RL 10 gtt/i

- IVFD Nacl 0,9 % 30 gtt/i

- Transfusi PRC 2 bag setelah transfusi cek HB.

- pasang kateter

- Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

- Inj. Ranitidin ! amp / 12 jam

- B. Compeks tab 3x1 tab

- Vit. C tab 3x1 tab

Hasil Lab : - Hb : 6,4 gram / dl

- Leukosit : 17.300 / mm³

- Trombosit : 129.000 mm/1 jam

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 16

Page 17: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Follow-up 22 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (-), mual (-), Pusing (+),

TD : 110/60 mmHg

HR : 68 x/i

RR : 20 x/i

Temp. : 36,2ºC

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - IVFD RL 10 gtt/i

- IVFD Nacl 0,9 % 30 gtt/i

- Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

- Inj. Ranitidin ! amp / 12 jam

- PCT tab 3x1 tab

- B. Vomp. Tab 3x1 tab

- Vit. K tab 3x1 tab

Palpasi TFU : 1 jari dibawah pusat

Hasil USG : - Uterus tanpak besar dengan dinding corpus tebal

- Pada cavum terlihat gambaran amorf tissue

Kesimpulan : Retensi sisa plasenta

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 17

Page 18: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Follow-up 23 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (+), mual (-), Pusing (+),

TD : 120/80 mmHg

HR : 80 x/i

RR : 20 x/i

Temp. : 36ºC

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - IVFD RL 20 gtt/i

- Clindamisin tab 3x1 tab

- Vit. B. Compeks tab 3x1 tab

- Vit. K tab 3 x 1 tab

Follow-up 24 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (+), mual (+), Pusing (-),

TD : 120/70 mmHg

HR : 72 x/i

RR : 24 x/i

Temp. : 36,5ºC

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 18

Page 19: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - IVFD RL 20 gtt/i

- Clindamisin tab 3x1 tab

- Vit. B. Compeks tab 3x1 tab

- Vit. K tab 3 x 1 tab

Hasil pem. Lab : - Hb : 6,5 gram /dl

Anjuran : - Transfusi WB 2 bag (700 cc)

Note : setelah tranfusi periksa faal hati

Hasil pem. Faal Hati : - bilirubbin total : 0,35 mg%

- Bilirubin direct : 0,12 mg%

- kaline phosphatase: 165 u/l

- SGOT : 18 u/l

- SGPT : 14 u/l

- Gamma GT :10 u/l

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 19

Page 20: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

Follow-up 26 maret 2014

Ku : perdarahan pervaginam (+), lemas (+), pusing(+)

TD : 170/ 80 mmHg

HR : 54 x/i

RR : 18 x/i

Temp. : 36,5ºC

BB : 68 kg

TB : 160 cm

Terapi : - IVFD RL 20 gtt/i

- Clindamisin tab 3x1 tab

- Vit. B. Compeks tab 3x1 tab

- Vit. K tab 3 x 1 tab

Telah dilakukan kuretasi pada pukul 10.00 wib sisa plasenta telah keluar namun

perdarahan tidak berhenti kemudian di berikan misoprostol 4 tab secara rektal

namun perdarahan juga tidak berhenti.

13.00 wib dilakukan pem. Lab. Hasil Hb : 7.5 gr/dl, lapor ke dokter Bachder

Johan Sp.OG, advice lapor ke bagian anestesi.

13.05 wib lapor kebagian anestesi, advice : inj. Transamin 1 Amp/flash

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 20

Page 21: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

14.15 wib : lapor kedokter Bachder Johan Sp.OG perihal anestesi beresiko

tinggi. Advice : PASIEN RUJUK KE RUMAH SAKIT ADAM MALIK

MEDAN.

Last. Post. Kuretasi :

1. Awasi vital sign s/d stabil

2. Pasien boleh makan /minum setelah sadar betul

3. Transfusi : WB (seperlunya)

4. Obat-obatan : - Ceftriaxone 1 gram / 12 jam iv

- Ranitidin 1 amp / 12 jam iv

- obat-obat lain teruskan.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 21

Page 22: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

BAB III

PEMBAHASAN

PASIEN DENGAN “PERDARAHAN PERVAGINAM BANYAK ac RETENSIO

PLASENTA + ANEMIA BERAT”

Pada kasus ini akan di bahas :

1. Apa itu retensio plasenta ?

2. Bagaimana perdarahan akibat retensi sisa plasenta ?

3. Apa faktor etiologis terjadinya retensio plasenta ?

4. Bagaimana penanganan retensio plasenta ?

5. Kenapa pasien perdarahannya banyak ?

6. Bagaimana menghentikan perdarahan pada pasien?

7. Kenapa pasien bisa terjadi anemia?

PEMBAHASAN :

1. Apa itu retensio plasenta ?

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam

setelah bayi lahir (Rsustam Mochtar, 1998).

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 22

Page 23: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

2. Bagaimana perdarahan akibat retensi sisa plasenta ?

Perdarahan postpartum dini jarang oleh retensi potongan plasenta yang kecil, tetapi

plasenta yang tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir masa nifas. Inspeksi

plasenta setelah pelahiran harus di lakukan secara rutin. Apa bila ada bagian plasenta

yang hilang, uterus harus di eksplorasi dan sisa plasenta di keluarkan, terutama pada

perdarahan postpartum yang berlanjut. (Menurut buku obstetri Williams vol. 1 edisi

21 hal :709)

3. Apa faktor etiologis terjadinya retensio plasenta ?

Perlekatan plasenta yang abnormal terjadi apabila pembentukan desidua terganggu.

Keadaan-keadaan terkait mencakup implantasi di segmen bawah uterus, di atas

jaringan parut seksio sesareaatau insisi uterus lainnya atau setelah kuretasu uterus.

Dalam ulasannya terhadap 622 kasus yang dikumpulkan antara tahun 1945dan 1969,

fox (1972) mencatat karakteristik berikut :

a. Plasenta previa di identifikasi pada sepertiga kehamilan yang terkena.

b. Seperempat pasien pernah menjalani seksio sesarea.

c. Hampir seperempat hampir menjalani kuretasi.

d. Seperempatnya adalah gravida 6 atau lebih.

Ibu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari 3 kali atau yang termasuk multigravida

mempunyai risiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan

dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil

pertama kali). Hal ini dikarenakan pada multigravida, fungsi reproduksi

mengalami penurunan sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan

pascapersalinan menjadi lebih besar.

(Menurut buku obstetri Williams vol. 1 edisi 21 hal :709)

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 23

Page 24: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

4. Bagaimana penanganan retensio plasenta ?

Masalah yang menyertai perlahiran plasenta dan perkembangan selanjutnya cukup

bervariasi, bergantung pada tempat implantasi, kedalaman penetrasi miometrium, dan

jumlah kotiledonyang terlibat. Kotiledon yang terlibat mungkin terlepas dari

miometrium dengan perdarahan yang cukup banyak. Pengobatan yang berhasil

bergantung pada pemberian darah pengganti sesegera mungkin.

Plasenta yang terlalu melekat walaupun jarang dijumpai, memiliki makna klinis yang

cukup penting karena morbiditas dan kadang-kadang mortalitasyang di timbulkan

oleh perdarahan berat. Zelop dkk (1993 ) melaporkan bahwa plasenta yg terlalu

melekat menyebabkan 65% kasus perdarahan intrapartum membandel yang

mengharuskan dilakukannya histerektomi . (Menurut buku obstetri Williams vol. 1

edisi 21 hal :711)

5. Kenapa pasien perdarahannya banyak ?

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih

terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum

sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.

Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup,

kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan

terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat

penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan

demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan

yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 24

Page 25: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

6. Bagaimana menghentikan perdarahan pada pasien?

Dengan terlepasnya plasenta, arteri-arteri dan vena-vena uterina yang mengangkut

darah ke plasenta akan terputus secara tiba-tiba. Dibagian tubuh lain, hemostasis

tanpa ligasi bedah bergantung pada vasospasme intrinsik dan pembentukan bekuan

darah lokal. Di tempat implantasi plasenta, yang paling penting untuk hemostasis

adalah kontraksi dan retraksi miometrium untuk menekan pembuluh dan

menutup lumennya.

7. Kenapa pasien bisa terjadi anemia?

Perdarahan pervaginam menyebabkan terjadinya anemia. Anemia adalah suatu

keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai hemoglobin dibawah nilai normal.

Dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%. Perdarahan

pascapersalinan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih, dan jika

hal ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat akan

mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin dibawah nilai normal.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 25

Page 26: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak

lahir. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, Early Postpartum yang

terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir, dan Late Postpartum yang terjadi lebih dari 24 jam

pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan

dengan komplikasi perdarahan post partum adalah menghentikan perdarahan, mencegah

timbulnya syok, dan mengganti darah yang hilang.

SARAN

Mahasiswa dapat memahami dan mengerti mengenai konsep  perdarahan post

partum, memahami tentang Definisi, Etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan fisik dan dapat memberikan terapi yang tepat pada ibu perdarahan

post partum.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 26

Page 27: PERDARAHAN POST PARTUM AC RETENSIO PLASENTA  +  ANEMIA BERAT

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, G, F, dkk (2006). Obstetri Williams (Volume 1). Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Edisi : 21.

Mochtar Rustam MPH, Sinopsis Obstetri (jilid 2). Jakarta : EGC, 1998.

Supono. Ilmu Kebidanan Bab Fisiologi. Palembang: Bagian Departemen Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2004.

Khoman JS. Pendarahan Hamil Tua dan Pendarahan Post Partum. Cermin Dunia.

Kedokteran, Edisi Khusus No. 80, 1992 : 60-63.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Eds: Hanifa Wiknjosastro dkk.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005.

Perdarahan Pervaginam Banyak ac retensio Plasenta + Anemia Berat 27