16
BAB 1. PERENCANAAN LOKASI 1. Penentuan Lokasi Industri a. Lokasi Perusahaan Lokasi yang kami pilih sebagai tempat pendirian perusahaan sari buah apel Wijaya adalah kota batu. Kota Batu memiliki banyak kelebihan sebagai tempat produksi sari buah apel. Daerah Batu merupakan kawasan tempat produksi yang strategis karena dekat dengan supplier bahan baku berupa buah apel, hal ini dikarenakan kota Batu penghasil utama buah apel. Jarak yang dekat dengan supplier, akan dapat meminimalisir biaya transportasi. Selain itu, buah apel merupakan komoditi yang mudah rusak, utamanya dalam transportasi sehingga dengan memperpendek jarak transportasi dan kerusakan dapat ditekan. b. Lokasi Bahan Baku Lokasi supplier bahan baku berasal dari kota Batu. Kota Batu merupakan daerah penghasil apel terbesar. Disamping itu iklim di kota Batu memungkinkan tanaman buan apel dapat tumbuh dengan baik dibandingkan dengan kota lain. Kedekatan dengan lokasi produksi yang berada di kota Batu dapat meminimalisir biaya pengiriman dan biaya penggudangan. Jarak petani penghasil buah apel dengan perusahaan yang dekat, tidak menjadikan hambatan

Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

BAB 1. PERENCANAAN LOKASI

1. Penentuan Lokasi Industri

a. Lokasi Perusahaan

Lokasi yang kami pilih sebagai tempat pendirian perusahaan sari buah apel

Wijaya adalah kota batu. Kota Batu memiliki banyak kelebihan sebagai tempat

produksi sari buah apel. Daerah Batu merupakan kawasan tempat produksi yang

strategis karena dekat dengan supplier bahan baku berupa buah apel, hal ini

dikarenakan kota Batu penghasil utama buah apel. Jarak yang dekat dengan

supplier, akan dapat meminimalisir biaya transportasi. Selain itu, buah apel

merupakan komoditi yang mudah rusak, utamanya dalam transportasi sehingga

dengan memperpendek jarak transportasi dan kerusakan dapat ditekan.

b. Lokasi Bahan Baku

Lokasi supplier bahan baku berasal dari kota Batu. Kota Batu merupakan

daerah penghasil apel terbesar. Disamping itu iklim di kota Batu memungkinkan

tanaman buan apel dapat tumbuh dengan baik dibandingkan dengan kota lain.

Kedekatan dengan lokasi produksi yang berada di kota Batu dapat meminimalisir

biaya pengiriman dan biaya penggudangan. Jarak petani penghasil buah apel

dengan perusahaan yang dekat, tidak menjadikan hambatan bagi perusahaan untuk

mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

c. Alat angkut

Batu merupakan kota sentra industri sehingga dalam pengangkutan bahan baku tidaklah sulit. Dari segi transportasi yang ada untuk pengambilan bahan baku, kedekatan kota Batu dengan lokasi penyedia bahan baku menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan. Selain itu, dalam pendistribusian produk sari apel Wijaya inipun tidak terlalu mengalami kesulitan karena perusahaan kami dekat dengan akses jalan baik dalam maupun luar daerah.

Page 2: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

d. Sumber energi

Penentuan lokasi perusahaan ini juga dilihat dari segi sumber energi yang ada di kota Batu. Untuk mendapatkan energi berupa instalasi listrik dengan waktu produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat terjamin kemudahan dalam mendapatkannya, baik untuk bagian produksi maupun untuk kebutuhan bagian administrasi. Selain itu, lokasi perusahaan yang akan berada di Batu ini dipertimbangkan karena kemudahannya untuk mendapatkan sumber energi berupa gas yang digunakan dalam proses produksi sari apel. Sedangkan untuk tingkat energi dari segi air PDAM yang digunakan untuk proses produksi maupun untuk kebutuhan perusahaan yang lain tidak ada kendala.

e. Iklim (climate)

Letak geografis kota Batu terletak pada ketinggian antara 680-1.200 meter di

atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius. Secara

astronomis terletak di 112, 17°-122, 57° Bujur Timur dan 7,44°-8,26° Lintang

Selatan. Dengan kelembaban rata-rata 86 % dan kecepatan angin 10,73 km/jam.

Curah hujannya sekitar 2471 mm dan hari hujan 134 hari. Seperti umumnya daerah

lain di Indonesia, Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,

dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Curah hujan yang

relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, dan Desember.

Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi perusahaan sari buah apel Wijaya ini dari

segi iklimnya tidak membahayakan untuk pendirian perusahaan.

f. Lokasi pasar

Pendirian perusahaan di kota Batu ini juga dimaksudkan untuk kemudahannya

melakukan distribusi sari buah apel. Lokasi pusat pendistribusian sari buah apel ini

berada di Malang, dan Surabaya. Dan untuk pendistribusian sari apel Lestari di kota

lain pun tidak mengalami kesulitan karena kedekatannya jalur-jalur transportasi ke

berbagai daerah.

Page 3: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

BAB 3. PROSES PRODUKSI

3.1 Proses Produksi

Pada proses produksi sari apel wijaya ini dilakukan beberapa tahapan hingga

pada tahap pengemasan. Secara lengkap, proses produksi sari apel dapat dilihat

pada diagram alir berikut :

dipasteurisasi

Page 4: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Dalam pembuatan sari apel dibutuhkan beberapa tahapan. Pertama-tama,

buah apel disortir terlebih dahulu, baik dari segi kualitas maupun ukuran apel. Apel

yang dipilih adalah apel yang berukuran cukup besar untuk mempermudah proses

pengupasan. Buah apel hasil sortasi kemudian dikupas dan dipotong kecil-kecil

untuk mempermudah proses penghalusan. Penyortiran, pengupasan dan pengirisan

buah apel dilakukan secara manual.

Potongan-potongan apel tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin juicer.

Mesin juicer yang digunakan dilengkapi dengan pengepres di dalamnya, sehingga

produk yang dihasilkan berupa sari apel setengah jadi dan ampas hasil

pengepresan. Sari apel setengah jadi dialirkan secara otomatis melalui pipa yang

terhubung ddengan mesin mixing. Mesin mixing yang digunakan dilengkapi dengan

pemanas, sehingga proses mixing dilakukan secara bersamaan dengan proses

pemasakan. Setelah itu, sari apel dipasteurisasi kemudian dikemas menggunakan

kemasan tetra pack, gelas plastic (ukuran 120 mL, 200 mL, 220 mL), dan botol

plastic (ukuran 300 mL, 400 mL, dan 500 mL). Pengaliran sari apel dari satu mesin

ke mesin lain melalui pipa-pipa yang terhubung antar mesin sehingga sari apel tidak

tersentuh tangan dan terjaga kehigienisannya. Sari apel kemasan tetra pack

kemudian dikemas dengan kemasan sekunder yang dilakukan para pekerja secara

manual.

Buah apel yang digunakan untuk sekali produksi yaitu sebanyak 200 kg.

Produksi sari apel dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari. Bahan tambahan

yang digunakan yaitu sebanyak 100 liter air dan 25 kg gula untuk pembuatan sari

apel dalam sekali produksi. Kadar bahan yang dibutuhkan ini disesuaikan dengan

komposisi pembuatan sari apel dalam skala industri untuk menghasilkan sari apel

dengan kualitas tinggi. Sehingga sari apel yang dihasilkan tersebut mampu bersaing

dengan minuman penyegar lain yang banyak diminati masyarakat, dengan

pengendalian yang ketat dengan penggunaan kemasan tetra pack yang tidak mudah

terkontaminasi dengan mikroorganisme yang berada di sekitar produk dan kedap

udara. Dari 200 kg buah apel yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sari

apel ini dapat dihasilkan sebanyak 226 kg sari apel yang kemudian dikemas dalam

kemasan tetra pack sebagai kemasan primer, dan selanjutnya dikemas kembali ke

Page 5: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

dalam kardus untuk kemasan sekunder. Diagram alir kuantitatif pada pembuatan

sari apel Wijaya ini secara lengkap adalah sebagai berikut :

dipasteurisasi

Page 6: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Diagram kuantitatif di atas digunakan untuk mengetahui rendemen yang ada

pada pembuatan sari apel Lestari. Rendemennya adalah 226200

x 100% =1,13 %.

Sedangkan untuk perhitungan waktu yang digunakan selama proses pembuatan sari

apel ini secara rinci dapat dilihat pada OPC (Operation Proces Chart) pembuatan

sari apel di bawah ini :

Dari Operation Proces Chart (OPC) di atas, dapat diketahui bahwa untuk melakukan

satu siklus produksi membutuhkan waktu selama 145 menit 15 detik atau 2,42 jam

atau sekitar 2,5 jam sampai pada tahap pengemasan dan penyimpanan.

Page 7: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

3.2 Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Untuk menghasilkan 226 kg sari buah, maka dibutuhkan mesin dan peralatan

yang dapat menunjang proses produksi. Mesin dan peralatan yang digunakan cukup

sederhana dan mudah di aplikasikan. Pertama dibutuhkan sekitar 3 hingga lima

pekerja dengan peralatan berupa pisau dan meja stainlees yang akan digunakan

dalam proses pengupasan. Digunakan peralatan berbahan dasar stainlees agar

pengupasan dapat terhindar dari kontaminasi fisika (karat/ korosi), dan selain itu

mudah dalam pembersihan. Setelahh apel dikupas apel akan dibawa menuju mesin

juicer yang sudah terhubung langsung dengan mesin pemisah ampas dengan

sarinya atau mesin pengepres, sehimgga outputnya sudah berupa sari apel murni.

Setelah dihasilkan sari apel murni kemudian dilakukan pencampuran dalam mixer.

Dalam proses pencampuran, bahan tambahan seperti asam sitrat, air, dan gula akan

ditambahkan dengan komposisi yang sudah ditentukan. Selanjutnya proses

dilanjutkan dengan proses pasteurisasi dalam tabung pasteurisator. Pasteurisasi

dilakukan dengan suhu 72-75oC selama 15 detik. Setelah dingin kemudian sari apel

akan dikemas dengan bantuan mesin tetrapack, output dari mesin tetrapack adalah

kemasan primer berukuran 250 ml. Setelah itu dilakukan pengemasan sekunder

secara manual oleh tenaga kerja, sekitar 2 hingga 3 orang. Berikut merupakan

gambar, fungsi, kapasitas mesin dan kebutuhan mesin pada proses produksi sari

apel :

Gambar Fungsi Kebutuhan mesinPisau stainless , peralatan pisau adalah salah satu peralatan manual yang dibutuhkan. Diasumsikan 1 pekerja memerlukan 1 pisau, untuk 20 kg buah apel.

Kebutuhan pisau = kapasitas produksi Kapasitas peralatan= 200 = 10 pisau 20

Page 8: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Meja stainless, merupakan peralatan bantuan dalam persiapan produksi. Digunakan ketika proses pemotongan dan sportir berlangsung. Di asumsikan satu meja dapat menampung 4 pekerja.

Terdapat 10 pekerja, sehingga kebutuhan meja= kapasitas pekerja kapasitas peralatan= 10 = 2,2 pisau 4Atau 3 meja steinless

Mesin blender buah dan mesin pemisah ampas. Mesin ini memiliki dua fungsi sekaligus, mesin akan menghancurkan buah dan memisahkan langsung dengan ampasnya, kapasitas mesin ini adalah 75 kg.

Kebutuhan blender= kapasitas produksi kapasitas peralatan

= 200 = 4 mesin 50

Mesin mixer. Mesin ini akan mencampur bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sari apel sebelum dimasak. Kapasitas mesin ini adalah 75 kg.

Kebutuhan mixer= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 2,6 mesin 75Atau 3 mesin mixer

Pasteurisator digunakan sebagai sentuahan terakhir pada proses untuk memperpanjang masa simpan sari apel. Kapasitas mesin ini adalah 75 kg.

Kebutuhan pasteurisator= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 2,6 mesin 75Atau 3 mesin pasteurisator

Page 9: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Mesin pengemas tetrapack aseptik digunakan sebagai alat pengemas berbahan alumunium foil didalam dan kedap cahaya, sehingga lebih efisien dan dapat menjaga mutu selama penyimpanan, kapasitas 200 kg.

Kebutuhan mesin pengemas tetrapack= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 1 mesin 200

Page 10: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

Pengemasan Sekunder

Penyortiran

Mixer

Pasteurisasi

Pengupasan dan

Pengirisan

Juicer dan Pengepresan

Pengemasan Primer

BAB 4. PERENCANAAN BANGUNAN DAN TATA LETAK SARI BUAH

APEL

Tipe tata letak produksi sari buah apel merupakan tipe product layout.

Product layout merupakan tipe tata letak yang kapasitas produksinya besar dan

produk yang diproduksi satu jenis. Tipe tata letak ini biasanya hanya terdapat dalam

satu garis. Tata letak produksi sari apel berbentuk U dan terletak dalam satu garis.

Tipe tata letak ini dipilih dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan ruang dan

meminimalisir jarak perpindahan produk, sehingga dengan penggunaan pola U pada

layout tersebut proses produksi yang berjalan akan memasuki mesin dan peralatan

yang berjalan satu arah dan dapat meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan

sebagai akibat adanya jarak yang berlebihan jika mesin dan peralatan produksi

diletakkan secara berjauhan. Berikut merupakan denah tata letak produksi sari apel.

g

Pola aliran bahan baku yang digunakan adalah bentuk “U” shape. Pola aliran

ini digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang produksi, letak pintu masuk

bahan dan keluar produk berbeda, dan pola aliran ini terletak pada satu garis. Bahan

baku yang datang dari supplier disortir untuk menyesuaikan standar bahan baku

Page 11: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel

yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu apel dikupas dan dipotong kecil-kecil,

kemudian apel dimasukkan ke dalam mesin juicer dan ditambahkan air. Jus buah

dari proses sebelumnya dipres dan menghasilkan sari buah, kemudian sari buah

tersebut dimasak dan ditambahkan gula. Setelah dimasak sari buah tersebut di

pasteurisasi selama 15 detik dengan suhu 72-750C. Setelah itu sari buah secara

otomatis dialirkan menuju mesin pengemas tetra pack, setelah dikemas dengan

tertra pack kemudian sari apel dikemas dengan kemasan sekunder menggunakan

kardus.

Tempat penyortiran dan tempat pengupasan dibuat berdekatan dengan

tujuan efisiensi jarak dan waktu perpindahan. Tempat pengupasan dan tempat

pemotongan apel diasumsikan menjadi satu tempat, dan tempat pengupasan

tersebut diletakkan dekat dengan mesin juicer dengan tingkat kedekatan penting

dengan tujuan untuk mempermudah perpindahan bahan, sedangkan tingkat

kedekatan tempat pengupasan dengan mesin lainnya (selain mesin juicer) tidak

terlalu penting karena mesin yang lain bukan merukan proses lanjutan dari proses

pengupasan. Begitu juga dengan mesin-mesin selanjutnya, mesin juicer yang

digunakan merupakan mesin yang memiliki 2 fungsi yaitu untuk menghaluskan apel

dan memisahkan ampas dari sari buah apel, oleh karena itu mesin juicer ini harus

dekat dengan mesin mixer. Mesin mixer harus dekat dengan mesin pasteurisasi,

mesin pasteurisasi harus dengan mesin pengemasan tetra pack dan mesin

pengemas tetra pack harus dekat dengan tempat pengemasan sekunder.

Sedangkan untuk tempat penyortiran dan tempat pengupasan diletakkan jauh dari

mesin pasteurisasi dan tempat pengemasan dengan tujuan agar produk yang

dihasilkan tidak terkontaminasi dengan kotoran dari bahan baku yang belum

diproses.

Berikut merupakan layout pabrik Sari Apel secara keseluruhan :

Page 12: Perencanaan Bangunan Dan Tata Letak Sari Apel