Upload
jason-price
View
195
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1. PERENCANAAN LOKASI
1. Penentuan Lokasi Industri
a. Lokasi Perusahaan
Lokasi yang kami pilih sebagai tempat pendirian perusahaan sari buah apel
Wijaya adalah kota batu. Kota Batu memiliki banyak kelebihan sebagai tempat
produksi sari buah apel. Daerah Batu merupakan kawasan tempat produksi yang
strategis karena dekat dengan supplier bahan baku berupa buah apel, hal ini
dikarenakan kota Batu penghasil utama buah apel. Jarak yang dekat dengan
supplier, akan dapat meminimalisir biaya transportasi. Selain itu, buah apel
merupakan komoditi yang mudah rusak, utamanya dalam transportasi sehingga
dengan memperpendek jarak transportasi dan kerusakan dapat ditekan.
b. Lokasi Bahan Baku
Lokasi supplier bahan baku berasal dari kota Batu. Kota Batu merupakan
daerah penghasil apel terbesar. Disamping itu iklim di kota Batu memungkinkan
tanaman buan apel dapat tumbuh dengan baik dibandingkan dengan kota lain.
Kedekatan dengan lokasi produksi yang berada di kota Batu dapat meminimalisir
biaya pengiriman dan biaya penggudangan. Jarak petani penghasil buah apel
dengan perusahaan yang dekat, tidak menjadikan hambatan bagi perusahaan untuk
mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
c. Alat angkut
Batu merupakan kota sentra industri sehingga dalam pengangkutan bahan baku tidaklah sulit. Dari segi transportasi yang ada untuk pengambilan bahan baku, kedekatan kota Batu dengan lokasi penyedia bahan baku menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan. Selain itu, dalam pendistribusian produk sari apel Wijaya inipun tidak terlalu mengalami kesulitan karena perusahaan kami dekat dengan akses jalan baik dalam maupun luar daerah.
d. Sumber energi
Penentuan lokasi perusahaan ini juga dilihat dari segi sumber energi yang ada di kota Batu. Untuk mendapatkan energi berupa instalasi listrik dengan waktu produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat terjamin kemudahan dalam mendapatkannya, baik untuk bagian produksi maupun untuk kebutuhan bagian administrasi. Selain itu, lokasi perusahaan yang akan berada di Batu ini dipertimbangkan karena kemudahannya untuk mendapatkan sumber energi berupa gas yang digunakan dalam proses produksi sari apel. Sedangkan untuk tingkat energi dari segi air PDAM yang digunakan untuk proses produksi maupun untuk kebutuhan perusahaan yang lain tidak ada kendala.
e. Iklim (climate)
Letak geografis kota Batu terletak pada ketinggian antara 680-1.200 meter di
atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius. Secara
astronomis terletak di 112, 17°-122, 57° Bujur Timur dan 7,44°-8,26° Lintang
Selatan. Dengan kelembaban rata-rata 86 % dan kecepatan angin 10,73 km/jam.
Curah hujannya sekitar 2471 mm dan hari hujan 134 hari. Seperti umumnya daerah
lain di Indonesia, Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan,
dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, dan Desember.
Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi perusahaan sari buah apel Wijaya ini dari
segi iklimnya tidak membahayakan untuk pendirian perusahaan.
f. Lokasi pasar
Pendirian perusahaan di kota Batu ini juga dimaksudkan untuk kemudahannya
melakukan distribusi sari buah apel. Lokasi pusat pendistribusian sari buah apel ini
berada di Malang, dan Surabaya. Dan untuk pendistribusian sari apel Lestari di kota
lain pun tidak mengalami kesulitan karena kedekatannya jalur-jalur transportasi ke
berbagai daerah.
BAB 3. PROSES PRODUKSI
3.1 Proses Produksi
Pada proses produksi sari apel wijaya ini dilakukan beberapa tahapan hingga
pada tahap pengemasan. Secara lengkap, proses produksi sari apel dapat dilihat
pada diagram alir berikut :
dipasteurisasi
Dalam pembuatan sari apel dibutuhkan beberapa tahapan. Pertama-tama,
buah apel disortir terlebih dahulu, baik dari segi kualitas maupun ukuran apel. Apel
yang dipilih adalah apel yang berukuran cukup besar untuk mempermudah proses
pengupasan. Buah apel hasil sortasi kemudian dikupas dan dipotong kecil-kecil
untuk mempermudah proses penghalusan. Penyortiran, pengupasan dan pengirisan
buah apel dilakukan secara manual.
Potongan-potongan apel tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin juicer.
Mesin juicer yang digunakan dilengkapi dengan pengepres di dalamnya, sehingga
produk yang dihasilkan berupa sari apel setengah jadi dan ampas hasil
pengepresan. Sari apel setengah jadi dialirkan secara otomatis melalui pipa yang
terhubung ddengan mesin mixing. Mesin mixing yang digunakan dilengkapi dengan
pemanas, sehingga proses mixing dilakukan secara bersamaan dengan proses
pemasakan. Setelah itu, sari apel dipasteurisasi kemudian dikemas menggunakan
kemasan tetra pack, gelas plastic (ukuran 120 mL, 200 mL, 220 mL), dan botol
plastic (ukuran 300 mL, 400 mL, dan 500 mL). Pengaliran sari apel dari satu mesin
ke mesin lain melalui pipa-pipa yang terhubung antar mesin sehingga sari apel tidak
tersentuh tangan dan terjaga kehigienisannya. Sari apel kemasan tetra pack
kemudian dikemas dengan kemasan sekunder yang dilakukan para pekerja secara
manual.
Buah apel yang digunakan untuk sekali produksi yaitu sebanyak 200 kg.
Produksi sari apel dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari. Bahan tambahan
yang digunakan yaitu sebanyak 100 liter air dan 25 kg gula untuk pembuatan sari
apel dalam sekali produksi. Kadar bahan yang dibutuhkan ini disesuaikan dengan
komposisi pembuatan sari apel dalam skala industri untuk menghasilkan sari apel
dengan kualitas tinggi. Sehingga sari apel yang dihasilkan tersebut mampu bersaing
dengan minuman penyegar lain yang banyak diminati masyarakat, dengan
pengendalian yang ketat dengan penggunaan kemasan tetra pack yang tidak mudah
terkontaminasi dengan mikroorganisme yang berada di sekitar produk dan kedap
udara. Dari 200 kg buah apel yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sari
apel ini dapat dihasilkan sebanyak 226 kg sari apel yang kemudian dikemas dalam
kemasan tetra pack sebagai kemasan primer, dan selanjutnya dikemas kembali ke
dalam kardus untuk kemasan sekunder. Diagram alir kuantitatif pada pembuatan
sari apel Wijaya ini secara lengkap adalah sebagai berikut :
dipasteurisasi
Diagram kuantitatif di atas digunakan untuk mengetahui rendemen yang ada
pada pembuatan sari apel Lestari. Rendemennya adalah 226200
x 100% =1,13 %.
Sedangkan untuk perhitungan waktu yang digunakan selama proses pembuatan sari
apel ini secara rinci dapat dilihat pada OPC (Operation Proces Chart) pembuatan
sari apel di bawah ini :
Dari Operation Proces Chart (OPC) di atas, dapat diketahui bahwa untuk melakukan
satu siklus produksi membutuhkan waktu selama 145 menit 15 detik atau 2,42 jam
atau sekitar 2,5 jam sampai pada tahap pengemasan dan penyimpanan.
3.2 Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Untuk menghasilkan 226 kg sari buah, maka dibutuhkan mesin dan peralatan
yang dapat menunjang proses produksi. Mesin dan peralatan yang digunakan cukup
sederhana dan mudah di aplikasikan. Pertama dibutuhkan sekitar 3 hingga lima
pekerja dengan peralatan berupa pisau dan meja stainlees yang akan digunakan
dalam proses pengupasan. Digunakan peralatan berbahan dasar stainlees agar
pengupasan dapat terhindar dari kontaminasi fisika (karat/ korosi), dan selain itu
mudah dalam pembersihan. Setelahh apel dikupas apel akan dibawa menuju mesin
juicer yang sudah terhubung langsung dengan mesin pemisah ampas dengan
sarinya atau mesin pengepres, sehimgga outputnya sudah berupa sari apel murni.
Setelah dihasilkan sari apel murni kemudian dilakukan pencampuran dalam mixer.
Dalam proses pencampuran, bahan tambahan seperti asam sitrat, air, dan gula akan
ditambahkan dengan komposisi yang sudah ditentukan. Selanjutnya proses
dilanjutkan dengan proses pasteurisasi dalam tabung pasteurisator. Pasteurisasi
dilakukan dengan suhu 72-75oC selama 15 detik. Setelah dingin kemudian sari apel
akan dikemas dengan bantuan mesin tetrapack, output dari mesin tetrapack adalah
kemasan primer berukuran 250 ml. Setelah itu dilakukan pengemasan sekunder
secara manual oleh tenaga kerja, sekitar 2 hingga 3 orang. Berikut merupakan
gambar, fungsi, kapasitas mesin dan kebutuhan mesin pada proses produksi sari
apel :
Gambar Fungsi Kebutuhan mesinPisau stainless , peralatan pisau adalah salah satu peralatan manual yang dibutuhkan. Diasumsikan 1 pekerja memerlukan 1 pisau, untuk 20 kg buah apel.
Kebutuhan pisau = kapasitas produksi Kapasitas peralatan= 200 = 10 pisau 20
Meja stainless, merupakan peralatan bantuan dalam persiapan produksi. Digunakan ketika proses pemotongan dan sportir berlangsung. Di asumsikan satu meja dapat menampung 4 pekerja.
Terdapat 10 pekerja, sehingga kebutuhan meja= kapasitas pekerja kapasitas peralatan= 10 = 2,2 pisau 4Atau 3 meja steinless
Mesin blender buah dan mesin pemisah ampas. Mesin ini memiliki dua fungsi sekaligus, mesin akan menghancurkan buah dan memisahkan langsung dengan ampasnya, kapasitas mesin ini adalah 75 kg.
Kebutuhan blender= kapasitas produksi kapasitas peralatan
= 200 = 4 mesin 50
Mesin mixer. Mesin ini akan mencampur bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sari apel sebelum dimasak. Kapasitas mesin ini adalah 75 kg.
Kebutuhan mixer= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 2,6 mesin 75Atau 3 mesin mixer
Pasteurisator digunakan sebagai sentuahan terakhir pada proses untuk memperpanjang masa simpan sari apel. Kapasitas mesin ini adalah 75 kg.
Kebutuhan pasteurisator= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 2,6 mesin 75Atau 3 mesin pasteurisator
Mesin pengemas tetrapack aseptik digunakan sebagai alat pengemas berbahan alumunium foil didalam dan kedap cahaya, sehingga lebih efisien dan dapat menjaga mutu selama penyimpanan, kapasitas 200 kg.
Kebutuhan mesin pengemas tetrapack= kapasitas produksi kapasitas peralatan= 200 = 1 mesin 200
Pengemasan Sekunder
Penyortiran
Mixer
Pasteurisasi
Pengupasan dan
Pengirisan
Juicer dan Pengepresan
Pengemasan Primer
BAB 4. PERENCANAAN BANGUNAN DAN TATA LETAK SARI BUAH
APEL
Tipe tata letak produksi sari buah apel merupakan tipe product layout.
Product layout merupakan tipe tata letak yang kapasitas produksinya besar dan
produk yang diproduksi satu jenis. Tipe tata letak ini biasanya hanya terdapat dalam
satu garis. Tata letak produksi sari apel berbentuk U dan terletak dalam satu garis.
Tipe tata letak ini dipilih dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan ruang dan
meminimalisir jarak perpindahan produk, sehingga dengan penggunaan pola U pada
layout tersebut proses produksi yang berjalan akan memasuki mesin dan peralatan
yang berjalan satu arah dan dapat meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan
sebagai akibat adanya jarak yang berlebihan jika mesin dan peralatan produksi
diletakkan secara berjauhan. Berikut merupakan denah tata letak produksi sari apel.
g
Pola aliran bahan baku yang digunakan adalah bentuk “U” shape. Pola aliran
ini digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang produksi, letak pintu masuk
bahan dan keluar produk berbeda, dan pola aliran ini terletak pada satu garis. Bahan
baku yang datang dari supplier disortir untuk menyesuaikan standar bahan baku
yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu apel dikupas dan dipotong kecil-kecil,
kemudian apel dimasukkan ke dalam mesin juicer dan ditambahkan air. Jus buah
dari proses sebelumnya dipres dan menghasilkan sari buah, kemudian sari buah
tersebut dimasak dan ditambahkan gula. Setelah dimasak sari buah tersebut di
pasteurisasi selama 15 detik dengan suhu 72-750C. Setelah itu sari buah secara
otomatis dialirkan menuju mesin pengemas tetra pack, setelah dikemas dengan
tertra pack kemudian sari apel dikemas dengan kemasan sekunder menggunakan
kardus.
Tempat penyortiran dan tempat pengupasan dibuat berdekatan dengan
tujuan efisiensi jarak dan waktu perpindahan. Tempat pengupasan dan tempat
pemotongan apel diasumsikan menjadi satu tempat, dan tempat pengupasan
tersebut diletakkan dekat dengan mesin juicer dengan tingkat kedekatan penting
dengan tujuan untuk mempermudah perpindahan bahan, sedangkan tingkat
kedekatan tempat pengupasan dengan mesin lainnya (selain mesin juicer) tidak
terlalu penting karena mesin yang lain bukan merukan proses lanjutan dari proses
pengupasan. Begitu juga dengan mesin-mesin selanjutnya, mesin juicer yang
digunakan merupakan mesin yang memiliki 2 fungsi yaitu untuk menghaluskan apel
dan memisahkan ampas dari sari buah apel, oleh karena itu mesin juicer ini harus
dekat dengan mesin mixer. Mesin mixer harus dekat dengan mesin pasteurisasi,
mesin pasteurisasi harus dengan mesin pengemasan tetra pack dan mesin
pengemas tetra pack harus dekat dengan tempat pengemasan sekunder.
Sedangkan untuk tempat penyortiran dan tempat pengupasan diletakkan jauh dari
mesin pasteurisasi dan tempat pengemasan dengan tujuan agar produk yang
dihasilkan tidak terkontaminasi dengan kotoran dari bahan baku yang belum
diproses.
Berikut merupakan layout pabrik Sari Apel secara keseluruhan :