24
APRON Apron adalah bagian dari lapangan gerak darat suatu Bandar udara yang berfungsi untuk menaik turunkan penumpang dan muatan, pengisian bahan bakar, parkir dan persiapan pesawat terbang sebelum melanjutkan perjalanan. Apron terdiri dari temapat parkir pesawat (aircraft gates, aircraft stands atau ramps) dan jalur khusus untuk sirkulasi pesawat masuk dan keluar tempat parkir (taxilane). Daerah apron biasanya tidak dapat diakses oleh umum, diperlukan sejenis ijin khusus untuk dapat memasuki areal ini. Ukuran apron pada sebuah Bandar udara dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : Jumlah aircraft gate Ukuran gate Luas areal yang diperlukan untuk maneuver pesawat di gate System dan tipe parkir pesawat Ukuran dan letak gate harus direncanakan dengan memperhatikan karakter pesawat yang menggunakan gate tersebut seperti lebar sayap, panajang, radius belok pesawat, dan juga areal yang diperlukan oleh kendaraan- kendaraan yang menyediakan suatu servis untuk pesawat selama berada di gate. Rizka Purwasih (0915011082) Page 1

Perhitungan Apron

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas lapangan terbang

Citation preview

Page 1: Perhitungan Apron

APRON

Apron adalah bagian dari lapangan gerak darat suatu Bandar udara yang

berfungsi untuk menaik turunkan penumpang dan muatan, pengisian bahan bakar,

parkir dan persiapan pesawat terbang sebelum melanjutkan perjalanan. Apron terdiri

dari temapat parkir pesawat (aircraft gates, aircraft stands atau ramps) dan jalur

khusus untuk sirkulasi pesawat masuk dan keluar tempat parkir (taxilane). Daerah

apron biasanya tidak dapat diakses oleh umum, diperlukan sejenis ijin khusus untuk

dapat memasuki areal ini.

Ukuran apron pada sebuah Bandar udara dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

Jumlah aircraft gate

Ukuran gate

Luas areal yang diperlukan untuk maneuver pesawat di gate

System dan tipe parkir pesawat

Ukuran dan letak gate harus direncanakan dengan memperhatikan karakter pesawat

yang menggunakan gate tersebut seperti lebar sayap, panajang, radius belok pesawat,

dan juga areal yang diperlukan oleh kendaraan-kendaraan yang menyediakan suatu

servis untuk pesawat selama berada di gate.

Untuk menjamin keselamatan pesawat di daratan, ICAO dan FAA juga

menerapkan persyaratan jarak minimum antara pesawat terbang yang sedang parkir di

apron, juga antara pesawat terbang dengan bangunan atau obyek tetap lainya yang

berada di apron berdasarkan jarak sayap pesawat / wing tip clereance.

Jumlah Aircraft Gate

Rizka Purwasih (0915011082) Page 1

Page 2: Perhitungan Apron

Jumlah aircraft gate pada Bandar udara ditentukan oleh perkiraan arus

kedatangan pesawat setiap jam dalam perencanaan awal. Hal ini berarti jumlah gate

tergantung dari jumlah pesawat yang harus dilayani selama jam pelayanan setiap hari

dan total waktu yang diperlukan pesawat selama di gate. Untuk perencanaan apron

secara keseluruhan, jumlah pesawat yang dilayani secara simultan di apron

merupakan fungsi dari volume lalu-lintas udara yang besarnya dihitung berdasarkan

estimasi volume jam puncak lalu-lintas udara dengan memperhatikan juga kapasitas

maksimum runway yang ada (balanced airport design).

Gate occupancy tergantung dari ukuran pesawat dan tipe operasi

penerbangannya di Bandar udara tersebut, apakah transit atau turnaround flight.

Pesawat yang lebih besar memerlukan waktu yang lebih lama untuk pelayanan

pesawat udara seperti cabin service serta pelayanan rutin lainnya, preflight planning

dan pengisian bahan bakar. Pesawat transit mungkin hanya memerlukan waktu

sekitar 20-30 meniy parkir karena hanya memerlukan sedikit pelayanan. Di lain

pihak. Pesawat dengan tipe operasi turnaround flight memerlukan pelayanan

menyeluruh sehingga memerlukan waltu parkir yang lebih lama.

Pada umunya factor pemakaian gate / gate utilization factor rata-rata di suatu

Bandar udara bervariasi antara 50% - 80%, hal ini dikarenakan waktu gerak

maneuver pesawat masuk ataupun keluar dari gate akan menghalangi pesawat lainnya

untuk masuk ataupun keluar apron gate sekitarnya sehingga sulit untuk mencapai gate

utilization factor 100%. Factor yang juga mampengaruhi gate utilization factor adalah

strategi penggunaan gate. Pada Bandar udara dimana apron gate digunakan berbagai

perusahaan penerbangan, gate utilization factor berkisar antara 60% - 80%,

sedangkan bila apron gate digunakan khusus untuk satu perusahaan penerbangan

maka gate utilization factor akan berkuaran meenjadi 50% - 60%.

Perkiraan jumlah aircraft gate yang dibutuhkan suatu Bandar udara harus

memperhatikan langkah-langkah berikut ini :

Identifikasi jenis pesawat dalam persentase

Identifikasi gate occupancy time untuk tiap jenis pesawat

Tentukan gate occupancy time rata-rata

Rizka Purwasih (0915011082) Page 2

Page 3: Perhitungan Apron

Tentukan total hourly design volume dan persentase kedatangan atau

keberangkatan pesawat

Setelah itu akan didapatkan hourly design volume untuk kedatangan dan

keberangkatan, yaitu berupa perkalian antara persentase kedatangan /

keberangkatan dengan total hourly design volume. Dari hasil yang didapat

diambil nilai yang terbesar ( arrival hourly design volume).

Jumlah gate (G)

G=VJU

Dimana :

G = jumlah gate

V = design volume untuk kedatangan atau keberangkatan (pilih angka yang

lebih besar)

T = average gate occupancy time (hour)

U = utilization factor (bisa diambil 0,5 – 0,8)

Ukuran Gate

Ukuran gate tergantung dari ukuran dari pesawat serta tipe perkir pesawat di

depan gate. Ukuran dari pesawat menentukan luas areal yang diperlukan untuk parkir

dan bermanuver si apron. Ukuran pesawat juga menentukan karakteristik dari

peralatan servis yang diperlukan untuk pelayanan pesawat di apron (ground

handling). Oleh karena itu sangat penting untuk sejak awal menghubungi perusahaan

penerbangan yang akan beroperasi di Bandar udara tersebut untuk mengenal jenis

pesawat yang akan digunakan.

Tipe pesawat menentukan luas areal yang diperlukan untuk bermanuver

sampai posisi parkir yang diinginkan.

Secara umum badan-badan penerbangan dan pabrik peawat terbang telah

menyediakan pedoman untuk masing-masing pesawat berupa gambar dan diagram

Rizka Purwasih (0915011082) Page 3

Page 4: Perhitungan Apron

yang terdiri dari dimensi pesawat dan radius belok yang diperlukan. Pedoman ini

dapat dipakai untuk menentukan ukuran aircraft gate.

Tipe Parkir Pesawat Udara

Yang dimaksud dengan tipe parkir adalah posisi parkir pesawat terhadap

gedung terminal dan cara pesawat tersebut bergerak memasuki dan keluar dari tempat

parkirnya. Ada dua cara dari pesawat udara untuk masuk/keluar dari tempat parkir

yaitu dengan menggunakan tenaga sendiri dan dengan dibantu peralatan (push-out).

Cara Push-out memerlukan luas area yang lebih kecil disbanding dengan cara

pertama. Pemilihan tipe parkir harus memperhatikan kenyamanan penumpang

terhadap kebisingan, jet blast dan pengaruh cuaca buruk, disamping biaya operasi dan

pemeliharaan peralatan pesawat di apron.

Tipe-tipe parkir pesawat udara

Nose-in parking

Pesawat diparkir tegak lurus terhadap bangunan terminal dengan hidung

pesawat berjarak sedekat mungkin dengan bangunan tersebut. Pesawat memasuki

posisi parkir dengan tenaganya sendiri dan keluar dengan dibantu alat dorong.

Keuntungan :

Memerlukan luas gate areal minimum

Menimbulkan kebisingan akibat mesin pesawat yang minimal

Tidak memancarkan jet blast kea rah bangunan

Memudahkan keluar masuknya penumpang

Rizka Purwasih (0915011082) Page 4

Page 5: Perhitungan Apron

Kerugian

Memerlukan peralatan khusus untuk mendorong pesawat keluar

Letak pintu belakang pesawat yang cukup jauh sehingga mempengaruhi

kenyaman penumpang

Angled nose-in parking

Tipe parkir ini serupa dengan tipe parkir pertama hanya saja pesawat diparkir

dengan membentuk sudut terhadap garis bangunan. Keuntungannya adalah pesawat

kaluar atau masuk parkir ini dapat menggunakan tenaganya sendiri dan tanpa alat

bantu, akan tetapi tipe parkir ini memerlukan area parkir yang lebih luas serta

manimbulkan kebisingan yang lebih besar.

Angled nose-out parking

Pada tipe parkir ini, pesawat diparkir bersudut dengan hidung pesawat

membelakangi gedung terminal. Keuntungan tipe parkir ini adalah pesawat dapat

masuk dan keluar dari areal parkir dengan tenaga sendiri dan memerlukan luasan

areal parkir yang lebih kecil disbanding tipe nose-in, akan tetapi efek jet blast dan

kebisingan terarah langsung ke gedung terminal.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 5

Page 6: Perhitungan Apron

Parallel parking

Ditinjau dari sudut maneuver pesawat, tipe parkir ini adalah yanh paling

mudah untuk dilakukan, walaupun memerlukan luas areal yang lebih besar.

Kebisingan dan jet blast dapat di minimalisir, juga memudahkan penanganan dari

penumpang.

Apron Layout

Apron layout dimaksudkan sabagai pengaturan letak apron di sekitar gedung

terminal yang dipengaruhi oleh system parkir pesawat yang direncanakan. Hal ini

ditentukan oleh pengelompokan aircraft gate dan pola sirkulasi pesawat di lapangan

gerak darat yang dipengaruhi oleh posisi relative gedung terminal dan runway.

Sistem parkir pesawat di Bandar udara juga tergantung pada konsep

penanganan penumpang di terminal yang digunakan.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 6

Page 7: Perhitungan Apron

sistem parkir dalam apron layout :

a. Sistem parkir frontal/linear

b. Sistem parkir finger/pier

c. Sistem parkir satellite

d. Sistem parkir apron terbuka

Proses Penanganan Penumpang Dari/Menuju Pesawat Terbang

Pemilihan cara penumpang dari dan menuju pesawat terbang tergantung pada

system pemrosesan penumpang di terminal, tipe dan system layout parkir pesawat.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 7

Page 8: Perhitungan Apron

Terdapat beberapa cara yang memungkinkan untuk mengangkut penumpang dari/ke

terminal menuju/dari pesawat terbang, yaitu :

Berjalan kaki di apron

Berjalan kaki melalui bangunan penghubung pesawat dan terminal

Naik kendaraan, misalnya bis atau mobile lounges.

Cara pertama dapat dilakukan untuk berbagai tipe parkir pesawat, hanya saja

bertambahnya jumlah gate akan menambah jarak dan waktu penumpang untuk

berjalan dan adanya kemungkinan penumpang terpapar cuaca buruk.

Cara kedua dapat dilakukan untuk system parkir linier, pier dan satellite dengan

menggunkan system bergerak atau system tidak bergerak, misalnya : passenger

boarding bridge.

Cara ketiga diperlukan untuk system apron terbuka, dimana penumpang diangkut

menggunakan kendaraan khusus, misalnya mobile lounge dan bus. Penyediaan

mobile lounge lebih mahal dibangding bus, akan tetapi penumpang tidak perlu

menaiki tangga ataupun terpapar cuaca buruk untuk mencapai pintu pesawat.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 8

Page 9: Perhitungan Apron

Fasilitas pelayanan di apron

Selain peralatan untuk membantu maneuver pesawat di apron dan bongkar-

muat muatan, dsb, setiap gate di apron harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas,

baik yang dipasang tetap atau yang bergerak untuk menyediakan berbagai pelayanan

untuk pesawat terbang selama parkir. Fasilitas ini meliputi fasilitas pengisian bahan

bakar, sumber listrik dan penagkal petir.

Fasilitas pengisisan bahan bakar

Fasilitas pengisisan bahan bakar pesawat udara dapat dilakukan menggunakan

truk tangki atau dengan system hidran. Pemakaian truk tangki lebih fleksibel dan

ekonomis tetapi cukup riskan terhadap bahaya kebakaran. Truk tangki juga tidak

efisien dalam menangani pesawat-pesawat yang besar karena memerlukan beberapa

truk untuk mengisi penuh pesawat. System hidran adalah pengisian bahan bakar

dimana bahan bakar dialrkan dari daerah penyimpanan bahan bakar ke tiap gate di

apron dengan pipa bawah tanah. Sebuah kendaraan khusus dengan hydrant dispenser

dan peralatan lainnya digunakan untuk memompa bahan bakar tersebut ke pesawat.

Keuntungan system ini adalah terjaminnya ketersediaan bahan bakar di setiap gate

serta mengurangi resiko kebakaran, serta mengurangi lalu-lintas kendaraan di apron.

Fasilitas sumber listrik

Apron memerlukan suplai listrik secukupnya untuk pelayanan pesawat

terbang selama mesin pesawat belum dihidupkan, misalnya untuk penyejuk ruangan

kabin atau membantu menghidupkan mesin pesawat. Sumber listrik ini disediakan

menggunakan mobile unit atau isntalasi yang dipasan tetap di apron atau jetway.

Fasilitas penangkal petir

Fasilitas ini diperlukan untuk melindungi pesawat dan truk tangki bahan bakar

dari cuaca buruk

Persyaratan Geometris Apron

Kemiringan permukaan perkerasan apron harus direncanakan dengan baik

untuk mencegah tergenangnya air di permukaan apron dengan juga

Rizka Purwasih (0915011082) Page 9

Page 10: Perhitungan Apron

mempertimbangkan kemudahan dan keselamatan saat pengisian bahan bakar,

maneuver pesawat saat masuk dan keluar daerah apron serta posisi parkir pesawat

udara. Kemiringan perkerasan apron dibuat menjauhi terminal, terutama daerah

pengisian bahan bakar.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 10

Page 11: Perhitungan Apron

Perhitungan Luas Apron Pada Bandara Iternasional

Dengan penerbangan internasiaonal ada 4 keberangkatan

Tipe pesawat A380

Flag carier 2 perusahaan

Load factor 60%

Elevasi +120

Ukuran Apron tergantung pada :

a. Ukuran daerah yang di perlukan untuk menempatkan bagi setiap pesawat yang

disebut gate position

b. Jumlah gate position

c. Cara parkir pesawat

Ukuran Gate Position di pengaruhi oleh :

a. Ukuran pesawat dan besarnya jari- jari perputaran pesawat (minimum turning

radius )

b. Cara pesawat masuk dan keluar gate position apabila dengan tenaga sendiri atau

didorong.

c. Kedudukkan parker pesawat yang dalam hal ini meliputi ukuran jarak line antara

pesawat dengan pesawat dan antara pesawat dengan tepi apron.

d. Dalam merencanakan luas apron adalah dengan menganalisa karakteristik

pesawat sebagai berikut :

No AIRCRAFT WINGSPAN CLEARANCE LENGTH T

Rizka Purwasih (0915011082) Page 11

Page 12: Perhitungan Apron

(m) (m)(m)

(Menit)

1

2

3

4

5

B.747-400

DC.10-30

A. 300

DC.10-10

L.1011-100

59,66

49,17

44,83

47,35

47,35

7,5

7,5

7,5

7,5

7,5

47,24

55,24

53,62

55,55

59,35

20

20

20

20

20

Keterangan :

Clearance pada apron (ruang bebas pada apron) ditentukan, umumnya jarak dari

Wing pesawat yang satu keujung pesawat yang lain dan letaknya berdekatan.

Wingspan = lebar bentangan pesawat.

Length = panjang pesawat.

T gate accopancy time (waktu pemakaian gate apron).

Ukuran gate position bentuk luasan (lingkaran ) dengan turning radius (jari-jari

antar pesawat).

Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara

pesawat dengan pesawat.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 12

Page 13: Perhitungan Apron

Tabel karakteristik pesawat

TipePesawatUkuran

KelasP (m) L (m) T (m)

A319 33.84 33.91 11.80 B

A320 37.57 34.09 11.76 B

A330-200 59.00 60.30 16.83 A

A330-300 63.69 60.30 16.83 A

AB6 54.08 44.84 16.62 B

ATR42 22.67 24.57 7.59 D

B737-200 30.53 28.35 11.29 B

B737-300 33.40 28.88 11.13 B

B737-400 36.45 28.88 11.13 B

B737-500 31.01 28.88 11.13 B

B737-800 39.47 34.31 12.55 B

B737-900ER 42.11 34.31 12.55 B

B747-300 70.66 59.64 19.33 A

B747-400 70.67 64.44 19.41 A

B767-300 54.94 47.57 15.85 A

B777-200 63.73 60.93 18.51 A

B777-300 73.86 60.93 18.51 A

EMB170 29.90 26.00 9.67 C

ERJ170 29.90 26.00 9.67 C

F50 25.25 29.00 8.32 D

F100 35.53 28.08 8.50 C

Rizka Purwasih (0915011082) Page 13

Page 14: Perhitungan Apron

TipePesawatUkuran

KelasP (m) L (m) T (m)

MA60 24.71 29.20 8.85 C

MD82 45.06 32.87 9.02 B

MD90 46.51 32.87 9.33 B

Keterangan:

L = wingspan / bentangs ayap

P = panjang pesawat

T = wheel base

Luas apron ditentukan oleh :

Jumlah gate position :

Rumus : G = ( V x T ) / U

Dimana :

V = volume jumlah pesawat dating dan berangkat (penerbangan/jam)

T = Gate occupancy time (jam)

U = Faktor penggunaan (0,6 – 0,9)

Data :

V = 4 pesawat

U = diambil 0,70

T = 45menit

T = 45 / 60 jam

Maka G = ( V x T ) / U = 4 x (45/60) / 0.70 = 2,2857 = 2 pesawat

Rizka Purwasih (0915011082) Page 14

Page 15: Perhitungan Apron

☺ Dimensi Gate Position

Dimensi atau ukuran dari gate position ditentukan oleh turning radius.

Sebagai patokan dalam perhitungan di ambil 1 jenis pesawat yang

mempunyai turning radius terbesar.

Turning radius pesawat dihitung dengan rumus :

r = ½ x (wing span + wheel base) + fordward roll

Dimana, Fordward roll (pada keadaan standar) = 3,048 m (10 ft)

Pesawat Boing type A330-300

Diketahui :

Wing span : 44,8 m

Whee base : 16,83 m

Maka :

Turning Radius (r) =½ x (44,8 + 16,83) + 3,048

= 33,8630 m

Luas Gate = π x r2

= 3602,4730 m2

Sebagai patokan menghitung gate position dipakai pesawat A330-300

dengan turning radius (r) 33,8630 m dan Luas gate yang di butuhkan

sebesar 3602,4730m2

Jumlah Pesawat yang akan di apron ada 2 buah.

Rizka Purwasih (0915011082) Page 15

Page 16: Perhitungan Apron

Bentang sayap pesawat Jarakbebas

Meter feet Meter feet

< 15

15 – 24

24 – 36

36 – 52

52 - > 60

< 49

49 – 79

79 – 118

119 – 171

171 - > 197

2,0

3,0

4,5

7,5

7,5

10

10

15

25

25

Jadi jumlah gate position = 4 keberangkatan

Luas gate position = 3602,4730 m2,

Dengan d1 = 2 x r

= 2 x 33,8630 = 67,726 meter diambil = 68 m

Rizka Purwasih (0915011082) Page 16

Page 17: Perhitungan Apron

Jadi :

Rizka Purwasih (0915011082) Page 17

Page 18: Perhitungan Apron

Panjang apron (P) = 3d+ 4s

= ( 3 . 68) + (4 . 7,5 )

= 234 meter.

Lebar apron (L) = 2d + 3s

= (2 . 68) + (3. 7,5)

= 158 meter.

Luas apron = Panjang x Lebar

= 234 x 158

= 36972 meter2

Rizka Purwasih (0915011082) Page 18