94
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

  • Upload
    ledien

  • View
    230

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

PROFIL LIPID DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER YANG DIRAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2011 SAMPAI 31 DESEMBER 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

BALQISHA SYLVIA RUDYANTO 10100108017

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN

2012

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

Skripsi ini telah dipertahankan oleh penulis di dalam seminar yang diadakan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Pada 10 September 2012

Yang dihadiri oleh

Ketua : Yani Triyani, dr. SpPK Sekretaris : Ratna Dewi I A, dr. Penguji I : Yani Triyani, dr. SpPK Penguji II : Maya Tejasari, dr. MKes Penguji III : Siska Nia I, drg.

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

MOTTO

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”(QS Al Insyirah : 5-6)

Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak Ibu, Emak, Ua Vera, Tita, Adikku, dan juga Rizqi

Sebagai wujud bakti, cinta dan sayangku Serta semoga semuanya selalu dalam

lindungan dan kasih sayang Allah SWT

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

i

ABSTRAK

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang menyebabkan kematian dan kecacatan di dunia. Pada tahun 2010 penyakit jantung koroner termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit yang menyebabkan pasien dirawat inap di rumah sakit. Jumlah pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam selama tahun 2011 adalah 107 pasien. Karakteristik penyakit jantung koroner adalah adanya obstruksi pembuluh darah arteri koroner jantung. Obstruksi ini paling sering diakibatkan oleh plak ateromatosa yang salah satunya dapat disebabkan oleh dislipidemia. Dislipidemia adalah keadaan ketidaknormalan kadar lemak di dalam darah yang selanjutnya dapat berakumulasi dan menimbulkan plak di dinding pembuluh darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik. Penelitian dilakukan di RS Al Islam Bandung pada bulan Maret 2012 sampai Juni 2012. Populasi yang digunakan adalah pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap selama tahun 2011, yaitu sebanyak 107 pasien. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari rekam medis pasien. Variabel penelitian yang digunakan adalah profil lipid darah. Analisis data menggunakan analisis univariat Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 65.6% pasien memiliki kadar kolesterol darah yang termasuk ke dalam kategori normal, 75,4% pasien memiliki kadar trigliserida darah yang termasuk ke dalam kategori normal, 60,7% pasien memiliki kadar HDL kolesterol yang termasuk ke dalam kategori very high risk, 68.8% pasien memiliki kadar LDL kolesterol yang termasuk ke dalam kategori normal, dan 77% pasien memiliki rasio LDL : HDL yang termasuk ke dalam kategori warning. Kata kunci : penyakit jantung koroner, dislipidemia, profil lipid darah

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

ii

ABSTRACT

Coronary heart disease causes death and disability in the world. In 2010, coronary heart disease is in top 10 of diseases that causes patient stay in hospital. Hospitalized coronary heart disease patient at RS Al Islam is 107 patients in 2011. The characteristics of this disease is obstruction by atheroma plaque. Dyslipidemia is abnormality condition of lipid in blood and can accumulate then forming plaque in blood vessel. The purpose of this research is to know blood lipid profile in hospitalized patient in RS Al Islam with time hospitalization is January 1st 2011 until December 31th 2011. The research used analytical observational method. The research was conducted in RS Al Islam Bandung, from March 2012 until June 2012. The research used 107 coronary heart disease hospitalized patients as population study. The research used secondary data from patient’s medical record. Research variable was lipid profile. Data analysis using univariate analysis. The results of this research showed that 65.6% patient have normal blood cholesterol, 75,4% patient have normal blood triglyceride, 60.7% patient have very high risk HDL cholesterol, 68.8% patient have normal LDL cholesterol, and 77% patient have warning category of ratio LDL : HDL. Keywords : coronary heart disease, dyslipidemia, blood lipid profile

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PROFIL LIPID DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG

KORONER YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT AL ISLAM

BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2011 SAMPAI 31 DESEMBER 2011”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir di Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat rektor Universitas Islam Bandung Prof. Dr. M. Thaufiq Siddiq

Boesoirie, dr., M.S., Sp. T.H.T., K.L. (K) beserta Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr.,

AIF. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung dan

pembimbing I, Ratna Dewi Indi Astuti, dr. selaku pembimbing II, serta Siti

Annisa Devi Trusda, dr. M.Kes, selaku dosen wali, dan juga kepada pembahas I

yaitu Yani Triyani, dr.SpPK, pembahas II yaitu Maya Tejasari, dr., MKes,

pembahas III yaitu Siska Nia I drg., yang telah senantiasa meluangkan waktu

untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr.

H. Dede Setiajuriagung, Sp.Rad., M.H.Kes selaku Direktur RS Al Islam Bandung

dan Ahmad Iffa, dr. selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan

pengarahan selama melakukan penelitian, Bu Dian selaku staf bagian rekam

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

iv

medis RS Al Islam Bandung yang telah memberikan bantuan informasi populasi

pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung dan

dalam pencatatan rekam medis pasien penyakit jantung koroner di RS Al Islam

Bandung. Kepada Yth. para dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Bandung, terima kasih telah selalu memberikan bimbingan, arahan, inspirasi dan

ketenangan disetiap perkuliahan, ujian dan penyusunan skripsi.

Penulis sangat berterima kasih kepada kedua orang tua yaitu Bapak Drs.

Rudyanto dan Ibu Reviani Ronie yang telah memberikan dorongan jasmani dan

rohani yang begitu besar, nasihat yang begitu bijak dan do’a yang tak pernah

putus sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan sarjana

kedokteran yang sangat dinantikan. Terima kasih ananda ucapkan dengan segenap

hati, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan serta keselamatan dunia

dan akhirat. Adikku Merina Amanda Rudyanto terima kasih telah senantiasa

memberikan dorongan dan semangat, do’a, perhatian dan kebahagiaan kepada

penulis, semoga kita sekeluarga tetap dalam lindungan-Nya dan kasih sayang-

Nya. Sahabat seperjuangan angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Bandung, Rizqi, Rani, Silmi, Intan, Nia dkk. Rekan-rekan satu pembimbing,

Reiny dan Raka terima kasih atas solidaritas dan kebersamaannya dalam berbagi

informasi. Pak Maman, Pak Agus, Pak Dika, Bu Wina, Bu Devi, Pak Endang, Pak

Asep yang telah memperlancar proses surat-menyurat dan administrasi lainnya.

Bandung, 30 Agustus 2012

Penulis

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

v

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN MOTTO ABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT ................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ x BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1.Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 5

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 1.4.1 Manfaat Akademis ..................................................................... 6 1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ............... 7 2.1. Kajian Pustaka .................................................................................... 7

2.1.1 Anatomi Jantung ........................................................................ 7 2.1.2 Vaskularisasi Jantung ................................................................. 9 2.1.3 Histologi Lapisan Jantung .......................................................... 9 2.1.4 Histologi Pembuluh Darah Jantung ............................................. 11 2.1.5 Fisiologi Jantung ........................................................................ 11

2.1.5.1 Siklus Jantung ................................................................ 11 2.1.5.2 Curah Jantung ................................................................ 13 2.1.5.3 Aksi Potensial Pacemaker dan Pembentukan

Impuls Jantung ............................................................... 13 2.1.6 Patogenesis Penyakit Jantung Koroner ....................................... 14

2.1.6.1 Inisiasi Aterosklerosis ..................................................... 15 2.1.6.2 Evolusi Aterosklerosis ..................................................... 17

2.1.7 Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner ..................................... 19 2.1.8 Perjalanan Klinis Penyakit Jantung Koroner ............................... 22

2.1.8.1 Penyakit Iskemik Jantung ................................................ 22 2.1.8.2 Sindrom Koroner Akut .................................................... 24 2.1.8.3 Infark Miokardiak Akut ................................................... 25

2.1.9 Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner ............................... 26

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

vi

2.1.10 Diagnosis Penyakit Jantung Koroner ........................................ 26 2.1.11 Penanganan Penyakit Jantung Koroner ..................................... 26 2.1.12 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner ...................................... 27 2.1.13 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner ...................................... 27 2.1.14 Profil Lipid ............................................................................... 29

2.1.14.1 Lipoprotein Plasma ....................................................... 30 2.1.15 Transpor Lipid .......................................................................... 31 2.1.16 Peran HDL & LDL Dalam Lesi Aterosklerosis ......................... 33 2.1.17 Kerangka Konsep ..................................................................... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 38 BAB III SUBJEK/OBJEK/BAHAN DAN METODE PENELITIAN .......... 40 3.1 Subjek/Objek/Bahan Penelitian ............................................................ 40

3.1.1 Bahan Penelitian ......................................................................... 40 3.1.2 Populasi Penelitian ..................................................................... 40

3.1.2.1 Populasi Target ................................................................ 40 3.1.2.2 Populasi Terjangkau ........................................................ 41

3.1.3 Kriteria Subjek Penelitian ........................................................... 41 3.1.3.1 Kriteria Inklusi ................................................................ 41 3.1.3.2 Kriteria Eksklusi .............................................................. 41

3.2 Metode Penelitian ................................................................................ 42 3.2.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 42 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ................................ 42

3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel ................................................ 42 3.2.2.2Definisi Operasional Variabel .......................................... 42

3.2.3 Prosedur Penelitian ..................................................................... 43 3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 44 3.2.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 45

3.2.5.1 Tempat Penelitian ........................................................... 45 3.2.5.2 Waktu Penelitian ............................................................ 45

3.2.6 Aspek Etik Penelitian ................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 47 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 57 5.1 Simpulan .............................................................................................. 57 5.2 Saran .................................................................................................... 58

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

vii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59 LAMPIRAN ............................................................................................... 62 RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 81

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 2.1 Anatomi Jantung ................................................................... 8

Gambar 2.2 Vaskularisasi Jantung............................................................ 10

Gambar 2.3 Proses Pembentukan Plak Aterosklerosis .............................. 15

Gambar 2.4 Jalur Eksogen dan Endogen dari Transpor Lipid ................... 32

Gambar 2.5 Kerangka Konsep.................................................................. 37 Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................. 39 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian .................................................... 44 Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Pasien PJK ..................................... 47 Gambar 4.2 Distribusi Usia Pasien PJK .................................................... 48 Gambar 4.3 Distribusi Diagnosis Pasien PJK ........................................... 48

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

x

DAFTAR SINGKATAN

WHO = World Health Organization

VLDL = Very Low Density Lipoprotein

IDL = Intermediate Density Lipoprotein

LDL = Low Density Lipoprotein

HDL = High Density Lipoprotein

SKRTN = Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional

CK-MB = Creatinine Kinase

AST = Aspartate transaminase

LDH = Lactate Dehydrogenase

ATP = Adenosine Triphosphate

EKG = Elektrokardiograf

STEMI = ST Elevation Myocardiac Infarction

NSTEMI = Non ST Elevation Myocardiac Infarction

NADH = Nicotinamide Adenine Dinucleotide

NADPH = Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phospate

VCAM-1 = Vascular Cell Adhesion Molecule 1

VLA-4 = Very Late Antigen 4

ICAM-1 = Intercellular Adhesion Molecule 1

MCP-1 = Monocyte Chemotactic protein – 1

SR = Scavenger Receptors

NO = Nitrit Oksida

M-CSF = Macrophage Colony Stimulating Factor

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

xi

TNF = tumor necrotizing factor

IL = Interleukin

PDGF = Platelet Derived Growth Factor

VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor

LPL = Lipoprotein Lipase

FFA = Free Fatty Acid

HL = Hepatic Lipase

PAI = Plasminogen Activator Inhibitor

TPA = Tissue Plasminogen Activator

RS = Rumah Sakit

SA = Sinoatrial

AV = Atrioventricular

APS = Angina Pektoris Stabil

APTS = Angina Pektoris Tidak Stabil

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 3.1 Nilai Kolesterol total, LDL kolesterol, HDL kolesterol, dan trigliserida berdasarkan National Cholesterol Education Program ................................................................ 43 Tabel 3.2 Rasio LDL : HDL Darah berdasarkan National Cholesterol Education Program .................................................................. 44 Tabel 3.3 Waktu Penelitian ...................................................................... 46 Tabel 4.1 Rerata Profil Lipid Darah Pasien Penyakit Jantung Koroner

yang Dirawat Inap di RS Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011........................................................ 49

Tabel 4.2 Rerata Profil Lipid Darah Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RS Al Islam Periode 1 januari 2011 sampai 31 Desember 2011 berdasarkan Diagnosis Penyakit ..... 49

Tabel 4.3 Kategori Kadar Kolesterol Total Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam

Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 ................... 50 Tabel 4.4 Kategori Kadar Trigliserida Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 ................... 50 Tabel 4.5 Kategori Kadar LDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 .................. 51 Tabel 4.6 Kategori Kadar HDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 ................... 52 Tabel 4.7 Rasio LDL kolesterol : HDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 ................... 52

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini terjadi pergeseran penyebab kematian terbesar di dunia. Pada awalnya

penyakit menular yang menyebabkan kematian terbesar, sekarang bergeser

menjadi penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbesar di dunia.

Berdasarkan data WHO sebanyak 63% penyebab kematian di dunia disebabkan

oleh penyakit tidak menular.1 Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu

kelompok penyakit tidak menular.1 Berdasarkan data yang terdapat dalam laporan

terbaru WHO, pada tanggal 19 September 2011 “Global Atlas on Cardiovascular

Disease Prevention and Control”, penyakit jantung koroner merupakan penyakit

yang menyebabkan kematian dan kecacatan di dunia.2 Berdasarkan hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN), pada tahun 2001 angka kematian

akibat penyakit jantung koroner sebesar 26,4%.3 Berdasarkan sensus yang

dilakukan oleh SKRTN, sejak tahun 1992 penyakit jantung koroner sudah

menduduki peringkat pertama penyebab kematian.4 Angka kematian akibat

penyakit jantung koroner diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di

Negara Indonesia.3 Prevalensi penyakit jantung di Jawa Barat menduduki

peringkat kedua dari seluruh provinsi di Indonesia, yaitu sebesar 8,2%.5 Berdasar

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2010, penyakit jantung termasuk ke dalam

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

2

sepuluh besar penyebab pasien di rawat inap di rumah sakit, dengan jumlah kasus

sebesar 821.6

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang dikarakteristikan dengan

obstruksi arteri koroner, yang paling sering diakibatkan oleh plak ateromatosa.7

Proses pembentukan plak tersebut disebut aterogenesis. Aterogenesis bermula dari

adanya disfungsi endotel. Disfungsi endotel dihasilkan dari paparan racun akibat

merokok, kadar abnormal dari lipid yang bersirkulasi di darah, atau diabetes.

Disfungsi endotel selanjutnya akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas

Low Density Lipoprotein (LDL) untuk masuk ke intima dan akan berakumulasi di

subendotel. LDL yang terperangkap dalam pembuluh darah akan termodifikasi

dan berperan penting dalam perkembangan lesi aterosklerosis.8

Faktor risiko yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner ada yang

bersifat tidak dapat dimodifikasi dan ada yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko

yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia lanjut, jenis kelamin, serta keturunan,

sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia, merokok,

hipertensi, diabetes mellitus, dan kurangnya aktivitas fisik.7,8

Dislipidemia merupakan faktor mayor dari terjadinya perkembangan

aterosklerosis.8 Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, yang

bermanifestasi pada peningkatan kadar total kolesterol, trigliserida, dan LDL,

serta penurunan kadar HDL9. Profil lipid yang terdiri dari High Density

Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, dan kolesterol

total dapat dimodifikasi dengan cara pengobatan seperti reduksi melalui

farmakologi serta pembatasan asupan makanan.8 Peningkatan kadar LDL

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

3

berkorelasi dengan peningkatan insidensi dari penyakit jantung koroner.8

Sedangkan peningkatan kadar HDL berasosiasi positif terhadap penurunan risiko

penyakit jantung koroner.8 Kombinasi dari penurunan kadar LDL dan peningkatan

HDL mungkin dapat mereduksi kandungan lipid pada plak aterosklerosis. Namun

pada penelitian berupa analisis meta-regresi tahun 2009 yang dilakukan pada

146.890 pasien dengan intervensi dan 152.420 pasien dalam kelompok kontrol,

menunjukkan kesimpulan bahwa perubahan pada LDL berhubungan dengan risiko

terjadinya penyakit jantung koroner10, perubahan pada HDL tidak berhubungan

dengan reduksi dari kejadian penyakit jantung koroner, tetapi risiko penyakit

jantung koroner meningkat sebesar 16% setiap kenaikan HDL sebesar 10

mg/dL.10 Selain itu, tidak terdapat hubungan antara risiko penyakit jantung

koroner dengan perubahan kadar trigliserida.10

Selain kadar LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol total, rasio LDL : HDL

juga merupakan indikator risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Salah satu

penelitian menyatakan bahwa kematian akibat penyakit jantung koroner

meningkat ketika rasio LDL : HDL mencapai 3,7 - 4,3.11 Berdasar salah satu

artikel, disebutkan bahwa rasio LDL : HDL mengindikasikan risiko penyakit

jantung. Semakin tinggi rasio, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung. 12

Dengan adanya masalah yang seperti di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti profil lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap

di Rumah Sakit (RS) Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011, karena RS Al Islam merupakan salah satu rumah sakit rujukan di

Jawa Barat serta merupakan rumah sakit jejaring Fakultas Kedokteran Universitas

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

4

Islam Bandung, selain itu jumlah pasien yang dirawat inap di RS Al Islam selama

periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 memungkinkan peneliti untuk

melakukan penelitiannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat diidentifikasikan

masalah yaitu:

1. Bagaimana rerata profil lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011?

2. Bagaimana profil kadar kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung

koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011

sampai 31 Desember 2011?

3. Bagaimana profil kadar trigliserida darah pada pasien penyakit jantung

koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011

sampai 31 Desember 2011?

4. Bagaimana profil kadar LDL darah pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011?

5. Bagaimana profil kadar HDL darah pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011?

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

5

6. Bagaimana profil rasio LDL : HDL pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menilai profil lipid darah pada pasien penyakit

jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung Periode 1 Januari

2011 sampai 31 Desember 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk menilai hasil pengukuran :

1. Rerata profil lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner yang

dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011.

2. Profil kadar kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011.

3. Profil kadar trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner yang

dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011.

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

6

4. Profil kadar LDL darah pada pasien penyakit jantung koroner yang

dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011.

5. Profil kadar HDL darah pada pasien penyakit jantung koroner yang

dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011.

6. Menghitung rasio LDL : HDL darah pada pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai

31 Desember 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat penelitian ini bagi akademisi adalah untuk memberikan informasi

tentang profil lipid darah pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS

Al Islam dan menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan atau data untuk

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini bagi tenaga dan profesional kesehatan adalah agar hasil

penelitian ini menjadi pertimbangan untuk mencegah penyakit jantung koroner

menjadi bertambah parah dengan pengontrolan dan follow up kadar profil lipid

darah pasien penyakit jantung koroner.

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang dikarakteristikan dengan obstruksi

arteri koroner, yang paling sering disebabkan oleh plak atheromatosa.7 Epidemiologi

dari penyakit jantung koroner diperkirakan mencapai 13.200.000 pada orang

Amerika.7 Berdasarkan data di WHO, penyakit jantung koroner merupakan penyakit

yang menyebabkan kematian dan kecacatan di dunia1, sedangkan di Indonesia angka

kematian akibat penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4% berdasarkan hasil

SKRTN tahun 2001. 3 Perbandingan kejadian penyakit jantung koroner pada pria dan

wanita setelah usia 40 tahun adalah 49% pada pria serta 32% pada wanita.7

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Jantung memiliki ukuran panjang 12 cm, lebar 9 cm, dan tebal 6 cm. Pada pria berat

jantung sekitar 300 gram, sedangkan pada wanita adalah 250 gram. Jantung terletak

di diafragma, di garis tengah dari rongga thoraks, dengan dua per tiga bagiannya

terletak di sebelah kiri garis tengah.13 Jantung memiliki bagian apeks, yaitu bagian

yang meruncing, serta base, yaitu bagian yang tumpul. Selain itu, terdapat 4 ruang di

dalam jantung, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, serta ventrikel kiri.13

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

8

Pada jantung terdapat katup atrioventrikular kanan yang mengalirkan darah dari

atrium kanan ke ventrikel kanan, katup atrioventrikular kiri yang mengalirkan darah

dari atrium kiri ke ventrikel kiri, katup pulmoner yang mengalirkan darah dari

ventrikel kanan ke trunkus pulmoner, serta katup aorta yang mengalirkan darah dari

ventrikel kiri ke aorta untuk selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh.13

Gambar 2.1 Anatomi Jantung Dikutip dari : Klikdokter14

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

9

2.1.2 Vaskularisasi Jantung

Jantung mendapat perdarahan dari arteri koroner yang merupakan cabang

langsung dari aorta.8,13 Arteri koroner menyuplai epikardium serta miokardium

jantung. Kedua atrium dan ventrikel disuplai oleh arteri koroner.8,13

Otot jantung disuplai dengan oksigen dan nutrisi oleh arteri koroner kanan dan

kiri yang berasal dari aorta yang bercabang di bagian atas kuspid katup aorta. Arteri

koroner kiri bercabang menjadi arteri koroner anterior desenden kiri dan arteri

sirkumfleksa. Arteri koroner anterior desenden kiri bercabang menjadi cabang septal

yang menyuplai dua per tiga anterior dari septum interventrikular dan bagian apikal

dari otot papillary anterior, selain itu arteri koroner anterior desenden kiri juga

bercabang menjadi cabang diagonal yang menyuplai permukaan anterior dari

ventrikel kiri. Arteri sirkumfleksa bercabang menjadi cabang marginal obtuse besar

yang menyuplai dinding posterior dan lateral dari ventrikel kiri.8,13

Arteri koroner kanan menyuplai darah ke ventrikel kanan melalui cabang marginal

akut. Arteri koroner kanan bercabang menjadi arteri koroner posterior desenden

menyuplai darah ke dinding inferior serta posterior dari ventrikel, serta ke bagian satu

per tiga posterior dari daerah septum interventrikular.8,13

2.1.3 Histologi Lapisan Jantung

Jantung tersusun dari 3 lapisan, yaitu endokardium, miokardium, serta

epikardium.16 Endokardium jantung merupakan selapis sel endotel gepeng yang

terletak di atas lapisan subendotel. Lapisan subendotel terdiri dari serabut kolagen

dan elastin, selain itu terdapat juga beberapa sel otot polos. Lapisan subendotel

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

10

terhubung dengan miokardium melalui lapisan jaringan ikat yang disebut lapisan

subendokardial. Lapisan subendokardial mengandung pembuluh vena, saraf, dan

cabang dari sistem konduksi impuls jantung (sel purkinje).16 Miokardium adalah

lapisan paling tebal dari jantung dan mengandung sel otot jantung yang tersusun

secara spiral di dalam ruang jantung.16 Epikardium merupakan lapisan terluar dari

jantung. Epikardium tersusun atas selapis epitel gepeng (mesotel) yang disokong oleh

selapis tipis jaringan ikat.16

Gambar 2.2 Vaskularisasi Jantung Dikutip dari : heartpoint15

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

11

2.1.4 Histologi Pembuluh Darah Koroner

Pembuluh darah jantung yaitu arteri koroner merupakan pembuluh darah tipe

sedang yang tersusun dari 3 lapisan, yaitu tunika intima, tunika media, serta tunika

adventisia.16 Tunika intima yang terdiri dari endotel dan subendotel, serta terdapat

lamina elastika interna yang menonjol. Tunika medianya tebal dan tersusun atas

lapisan otot sirkular yang mencapai 40 lapis, serat elastin serta retikulin. Selain itu

terdapat lamina elastika eksterna. Tunika adventisia pada arteri sedang terdiri dari

serat kolagen, elastin, saraf, kapiler limfe, serta vasa vasorum. Contoh dari arteri

sedang adalah arteri koroner, arteri brakhialis, dan arteri mesenteri superior.16

2.1.5 Fisiologi Jantung

Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam setiap

denyutan jantung terdapat satu siklus yang mengakibatkan jantung dapat menerima

darah dari seluruh tubuh, kemudian memompa darah ke seluruh tubuh. siklus tersebut

disebut sebagai siklus jantung.17

2.1.5.1 Siklus Jantung

Siklus jantung adalah kejadian yang terjadi dari satu denyutan jantung ke denyutan

lainnya. Terdapat 5 fase pada siklus jantung, yaitu pengisian ventrikel, sistol atrial,

kontraksi isovolumetrik, sistol ventrikular, dan relaksasi isovolumetrik.17

Siklus jantung diawali oleh pengisian ventrikel yang terjadi secara pasif akibat

tekanan di atrium lebih tinggi daripada ventrikel. Tekanan tersebut membuka katup

mitral, sehingga darah dari atrium masuk ke ventrikel.17

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

12

Setelah ventrikel secara pasif terisi darah dari atrium, atrium berkontraksi untuk

mengeluarkan sisa darah didalamnya. Proses ini disebut sistol atrial. Volume darah di

ventrikel saat ini disebut volume diastolik akhir, yaitu sebesar 110 – 120 mL.17

Fase selanjutnya adalah kontraksi isovolumetrik. Volume di ventrikel tinggi

sehingga tekanan di ventrikel tinggi, menyebabkan katup mitral dan katup semilunar

tertutup. Ventrikel berkontraksi, namun otot-ototnya belum memendek, selain itu

volume di ventrikel dipertahankan, oleh karena itu disebut kontraksi isovolumetrik.17

Ketika tekanan di ventrikel lebih besar daripada tekanan di aorta dan trunkus

pulmoner, maka mengakibatkan pembukaan katup semilunar. Ventrikel berkontraksi

dan menyebabkan darah dari ventrikel dipompa ke aorta dan trunkus pulmoner.

Proses ini disebut sistol ventrikular. Volume darah yang dipompa oleh ventrikel ke

trunkus pulmoner dan aorta disebut Stroke Volume atau volume sekuncup yaitu

sekitar 70 mL, sedangkan sisa volume darah di ventrikel setelah ventrikel

berkontraksi disebut volume sistol akhir, yaitu sekitar 40 – 50 mL.17

Tahap akhir dari siklus jantung adalah relaksasi isovolumetrik. Ketika darah

dialirkan ke trunkus pulmoner dan aorta, maka tekanan di aorta dan trunkus pulmoner

menjadi lebih tinggi daripada ventrikel, ini menyebabkan adanya aliran darah balik,

sehingga menutup katup semilunar. Karena tekanan di ventrikel terus menurun dan

atrium sudah menerima darah dari seluruh tubuh, maka tekanan atrium menjadi lebih

tinggi daripada ventrikel, dan kembali terjadi pengisian ventrikel, yang memulai

siklus jantung.17

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

13

Volume darah yang dipompa oleh ventrikel ke trunkus pulmoner dan ke aorta

disebut volume sekuncup, sedangkan volume darah yang dipompakan oleh ventrikel

ke trunkus pulmoner dan aorta selama satu menit disebut curah jantung.17

2.1.5.2 Curah Jantung

Curah jantung dipengaruhi oleh preload, afterload, dan kontraktilitas. Preload

adalah volume darah saat terjadi pengisian ventrikel atau diastol ventrikel. Hukum

Frank Starling Mechanism menyatakan bahwa semakin tinggi peregangan yang

terjadi saat pengisian, maka semakin besar kekuatan kontraksi yang dihasilkan untuk

memompakan darah dari ventrikel, sehingga semakin besar volume yang

diejeksikan.8,17 Afterload adalah resistensi yang harus dilawan oleh ventrikel untuk

dapat mengejeksikan darah ke trunkus pulmoner atau aorta. 8,17 Kontraktilitas otot

jantung dipengaruhi oleh saraf, hormon, dan kadar kalsium. Semua yang bersifat

meningkatkan kontraktilitas otot jantung disebut inotropik positif, yaitu perangsangan

simpatis, obat digitalis, serta kadar kalsium dalam interstisial. Sedangkan semua yang

bersifat menurunkan kontraktilitas jantung disebut inotropik negatif, yaitu inhibisi

simpatis, penggunan calcium channel blocker.8,17

2.1.5.3 Aksi Potensial Pacemaker dan Pembentukan Impuls Jantung

Impuls jantung normal berasal dari automatisasi intrinsik dari sel jantung yang

khusus, yaitu sel pacemaker yang berupa sinoatrial node (SA node), atrioventricular

node (AV node), atrioventricular bundle (AV bundle), cabang AV bundle, serta

serabut Purkinje. Automatisasi adalah kemampuan sel untuk berdepolarisasi sendiri

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

14

sampai mencapai batas voltase dalam suatu ritme, pola berulang, dan aksi potensial

spontan terjadi.8

Pada pacemaker jantung, voltase membran potensial adalah -60 mV, yang kurang

negatif dibandingkan dengan sel otot pada umumnya. Keadaan kurang negatif ini

mengakibatkan kanal natrium menjadi inaktif. Namun, terjadi depolarisasi secara

gradual karena adanya depolarisasi spontan akibat ionic flux pacemaker current yang

kanalnya terbuka selama repolarisasi. Ion yang masuk adalah natrium. Masuknya

natrium mengakibatkan membran potensial menjadi positif. Selanjutnya terjadi

peningkatan membran potensial yang semakin positif karena kanal kalsium terbuka

dan menyebabkan kalsium masuk. Pada saat kanal kalsium inaktif, kanal kalium

aktif, sehingga terjadi pengeluaran kalium yang menyebabkan repolarisasi.8

Sistem konduksi impuls jantung berjalan dari SA node kemudian melalui

internodal anterior, middle, dan posterior menuju AV node, kemudian menuju AV

bundle, selanjutnya menuju cabang AV bundle kanan dan kiri, lalu ke serabut

purkinje, dan akhirnya di sebarkan dari ventrikel ke seluruh otot jantung yang

menyebabkan kontraksi otot jantung. Selain itu, SA node memberikan impulsnya

melalui Bachman’s bundle atau interatrial anterior, menuju atrium kiri.8

2.1.6 Patogenesis Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya

sumbatan di arteri koroner akibat adanya plak atherosklerosis. Patogenesis penyakit

jantung koroner diawali dengan inisiasi aterosklerosis yang selanjutnya diikuti

dengan evolusi dari plak aterosklerosis.7

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

15

Gambar 2.3 Proses Pembentukan Plak Aterosklerosis

Dikutip dari : Braundwald. Elsevier. 20087

2.1.6.1 Inisiasi Aterosklerosis

Inisiasi aterosklerosis dimulai dari adanya akumulasi lipid ekstraselular, yang

terdiri dari kolesterol, lemak jenuh, dan partikel lipoprotein kecil berakumulasi di

tunika intima. Partikel lipoprotein berinteraksi dengan proteoglikan di tunika intima,

dan beragregasi. Pengikatan lipoprotein dan proteoglikan di intima akan menangkap

serta menahan partikel lipoprotein, sehingga waktu singgahnya lebih lama dan

meningkatkan kerentanannya untuk teroksidasi.7

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

16

Kontributor untuk terjadinya stress oksidatif adalah Nicotinamide Adenine

Dinucleotide yang tereduksi (NADH) atau Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Phospate (NADPH) oksidase yang diekskresikan oleh sel vaskular dan lipoxygenase

yang diekskresikan oleh leukosit yang menginfiltrasi atau enzim myeloperoxidase.7

Setelah kolesterol, lemak jenuh dan partikel lipoprotein kecil berakumulasi di

intima, tahap selanjutnya adalah rekrutmen leukosit. Inisiasi dari hiperkolesterolemia

mengakibatkan leukosit melekat ke endotel, kemudian terjadi diapedesis antara

penghubung sel endotel, selanjutnya leukosit masuk ke intima, mulai mengakumulasi

lipid dan akhirnya menjadi foam cell.7

Monosit dan limfosit yang berakumulasi dirangsang oleh Vascular Cell Adhesion

Molecule 1 (VCAM-1) yang berinteraksi dengan integrin Very Late Antigen 4 (VLA-

4) yang diekspresikan oleh monosit dan sel T limfosit. Selain VCAM-1, ada sitokin

lain yang meningkatkan perlekatan leukosit ke endotel, yaitu Intercellular Adhesion

Molecule 1 (ICAM-1), E-Selectin, dan P-Selectin.7 Setelah melekat ke endotel,

leukosit harus menerima sinyal untuk penetrasi endotel dan memasuki dinding arteri.

Chemoattractant tersebut adalah Monocyte Chemotactic protein–1 (MCP-1). MCP-1

diproduksi oleh sel endotel sebagai respon terhadap lipoprotein yang teroksidasi.

MCP-1 pada lesi aterosklerosis itu banyak, dan berfungsi untuk meningkatkan

migrasi dari monosit.7

Lokasi tempat predileksi lesi atherosklerosis adalah di bagian proksimal arteri

setelah percabangan. Arteri tanpa banyak cabang cenderung tidak terjadi

perkembangan atherosklerosis karena aliran laminar mengekspresikan gen yang

memproduksi enzim yang melawan aterosklerosis, yaitu Superoksida Dismutase dan

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

17

Nitrit Oksida Dismutase (NO Dismutase). Superoksida Dismutase menurunkan stress

oksidatif dengan mengkatabolis anion superoksida yang bersifat mengakibatkan injuri

serta reaktif, sedangkan NO Dismutase menahan aktivasi fungsi inflamasi dari

endotel.7

Setelah monosit masuk ke arterial intima, monosit dapat menelan lipid, dan

akhirnya terbentuk foam cell.7

Monosit atau makrofag memiliki Scavenger Receptors (SR). SR memediasi

pengambilan lipid yang berlebih dalam pembentukan foam cell. SR ini mengikat

lipoprotein yang termodifikasi.7 Ketika makrofag berada di intima dan menjadi foam

cell, makrofag tidak sering bereplikasi. Akan tetapi, ada faktor yang dapat

merangsang pembelahan sel makrofag pada plak aterosklerosis, yaitu Macrophage

Colony Stimulating Factor (M-CSF). Terbentuklah Fatty Streak.7

2.1.6.2 Evolusi dari Aterosklerosis

Setelah terbentuk plak aterosklerosis, tahap selanjutnya dari patogenesis penyakit

jantung koroner adalah evolusi dari plak ateroma. Evolusi plak ateroma diawali oleh

mekanisme inflamasi dari aterogenosis. Proses ini disebabkan karena sel dendritik

dan sel fagosit mononuklear di lesi aterosklerosis bisa mempresentasikan antigen ke

sel limfosit T. Antigennya adalah lipoprotein termodifikasi, beta – 2 – glycoproptein

– 1b, dan agen infeksius. Ketika antigen yang dipresentasikan telah berinteraksi

dengan sel limfosit T, maka sel limfosit T akan aktif dan mensekresikan banyak

sitokin yang memodulasi aterogenensis.7

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

18

Sel T Helper 1 mengeluarkan sitokin, yaitu interferon gamma, lymphotoxins,

CD40 ligand dan tumor necrotizing factor beta (TNF beta), yang mengaktifkan

dinding sel vaskular dan mengakibatkan perubahan sifat plak, sehingga terjadi

destabilisasi plak dan meningkatkan trombogenisitas plak, sedangkan sel T Helper 2

mengeluarkan interleukin 10 (IL-10) yang berfungsi sebagai inhibitor inflamasi

dalam aterogenesis. Sel T sitotoksik mengekspresikan Fas ligand yang akan

meningkatkan sitolisis dan apoptosis sel target. Sel targetnya adalah sel otot polos, sel

endotel, dan makrofag. Apoptosis yang terjadi akan berpengaruh pada progesi dan

komplikasi plak. Sel T di intima akan mengekspresikan Fas ligand yang akan

berikatan dengan Fas di permukaan sel otot polos, sehingga menyebabkan kematian

sel otot polos. Sel otot polos yang mengalami kematian menyebabkan penurunan

sintesis kolagen untuk mempertahankan fibrous cap, sehingga plak cenderung lemah

dan dapat terjadi ruptur plak aterosklerosis.7

Setelah mekanisme inflamasi dari plak aterosklerosis, proses selanjutnya adalah

migrasi sel otot polos. Aterosklerosis akan meningkatkan sekresi chemoattractant sel

otot polos potensial oleh makrofag yang aktif. Chemoattractant tersebut adalah

Platelet Derived Growth Factor (PDGF). Rangsangan PDGF menyebabkan migrasi

sel otot polos ke tunika intima yang telah terjadi aterosklerosis. Di tunika intima, sel

otot polos akan bermultiplikasi dengan pembelahan sel.7

Foam cell mensekresikan sitokin dan Growth Factor (TNF alfa, IL-1, TGF beta)

yang meningkatkan proliferasi dan sintesis matriks ekstraselular. Pada plak

aterosklerosis yang berevolusi, matriks ekstraselular lebih banyak menyusun volume

plak. Matriks ekstraselularnya adalah kolagen interstitial, yaitu kolagen tipe I dan III,

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

19

proteoglikan, dan serat elastin. Matriks ekstraselular ini diproduksi oleh sel otot polos

yang dirangsang oleh PDGF dan TGF beta.7

Awalnya pertumbuhan plak itu berlawanan dengan arah lumen sebagai proses

remodeling positif vaskular atau pembesaran kompensatorius. Luminal stenosis

terjadi setelah plak lebih dari 40% diameter arteri.7

Sel otot polos yang berproliferasi dan bermigrasi disertai dengan migrasi endotel

serta replikasinya, seperti terjadi pada perkembangan plak mikrosirkulasi. Terdapat

faktor angiogenesis yang membentuk microvessel pada plak aterosklerosis. Faktor

angiogenensis tersebut adalah acidic & basic fibroblast growth factor, vascular

endothelial growth factor (VEGF) dan oncostatin M.7

Fungsi microvessels ini adalah untuk meningkatkan area permukaan untuk

leukosit, menampakkan lebih banyak VCAM-1, dan untuk pertumbuhan plak.

Microvessel ini rapuh dan rentan untuk ruptur.7

Beberapa subpopulasi sel otot polos mensekresikan sitokin, yaitu Bone

morphogenic protein, homologous transforming growth factor beta, yang dapat

menyebabkan kalsifikasi. Selain itu, plak ateromatosa juga mengandung protein

dengan gamma carboxylated glutamic acid residues yang mengendapkan kalsium

dan meningkatkan mineralisasi.7

2.1.7 Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Faktor risiko penyakit jantung koroner terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi serta faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak

dapat dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, serta riwayat penyakit jantung koroner

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

20

dalam keluarga. Risiko penyakit jantung koroner meningkat dengan pertambahan

usia. Pada banyak penelitian epidemiologi, usia merupakan salah satu faktor

predisposisi yang paling kuat dalam menyebabkan penyakit jantung koroner.18 Laki –

laki lebih berisiko menderita penyakit jantung koroner dibandingkan perempuan

kemungkinan karena hormon estrogen yang berperan sebagai agen protektif tidak

dimiliki oleh pria, namun risiko penyakit jantung koroner akan meningkat pada

wanita yang telah menopause.18 Risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner

meningkat pada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner.19

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu dislipidemia, merokok, hipertensi,

diabetes mellitus, dan kurangnya aktivitas fisik. Dislipidemia adalah kelainan

metabolisme lipoprotein, yang bermanifestasi pada peningkatan kadar total

kolesterol, trigliserida, dan LDL, serta penurunan kadar HDL.9 Kadar abnormal dari

lipid yang bersirkulasi dalam darah merupakan faktor risiko utama dalam

perkembangan aterosklerosis.8

Peningkatan partikel LDL berkorelasi dengan peningkatan insidensi aterosklerosis

dan penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan karena LDL dapat berakumulasi di

ruang subendotel dan melakukan modifikasi kimia yang selanjutnya merusak intima

dan memperparah perkembangan lesi aterosklerosis.8

Peningkatan kadar HDL tampak sebagai proteksi melawan aterosklerosis karena

kemampuanya dalam mentranspor kolesterol dari jaringan perifer kembali ke liver

serta karena sifat antioksidatifnya.8 Kadar kolesterol total yang lebih dari 200 mg/dL

akan meningkatkan risiko menjadi 2 kali lebih besar.8

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

21

Rasio LDL : HDL menjadi indikator dari risiko penyakit jantung koroner sebab

rasio tersebut menggambarkan jumlah kolesterol yang disimpan di jaringan dan

jumlah kolesterol yang dipecah atau dibuang dari tubuh.

Rokok dapat menimbulkan aterosklerosis dengan beberapa cara, yaitu dengan

meningkatkan modifikasi oksidatif LDL, menurunkan sirkulasi HDL, disfungsi

endotel karena hipoksia dan meningkatkan stress oksidan, meningkatkan adhesi

platelet, meningkatkan ekspresi dari molekul adhesi leukosit, serta penggatian

oksigen dengan karbon monoksida.8

Tekanan darah yang tinggi dapat mempercepat aterosklerosis dengan cara merusak

endotel vaskular dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah terhadap

lipoprotein. Selain itu, terjadi juga stress hemodinamik yang menyebabkan

peningkatan jumlah SR pada makrofag, dan selanjutnya akan meningkatkan

pembentukan foam cells.8

Predisposisi pasien diabetes terhadap pembentukan aterosklerosis berhubungan

dengan glikosilasi nonenzimatik dari lipoprotein yang akan meningkatkan

pengambilan kolesterol oleh SR, atau akibat kecenderungan dari protrombotik serta

antifibrinolitik.8 Selain itu, fungsi endotel pada pasien diabetes terganggu, yang

menyebabkan penurunan dari ketersediaan NO serta peningkatan adhesi leukosit.8

Kurangnya aktivitas fisik dapat menurunkan sensitivitas insulin serta penurunan

produksi NO.8

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

22

2.1.8 Perjalanan Klinis Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner akibat adanya aterosklerosis dapat mengakibatkan

penyakit iskemik jantung yang digambarkan dengan angina, kemudian plak

aterosklerosis juga dapat menyebabkan infark pada miokardiak jantung, yang disebut

sebagai infark miokardiak akut.8

2.1.8.1 Penyakit Iskemik Jantung

Penyakit iskemik jantung terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen miokardium, sehingga menyebabkan hipoksia miokardiak dan

perubahan metabolisme, yang awalnya aerobik menjadi anaerobik. Ketika

metabolisme berubah menjadi anaerobik, maka ATP yang dihasilkan akan menurun,

yang menyebabkan interaksi dengan protein kontraktil menurun, sehingga terjadi

penurunan saat kontraksi dan relaksasi. Hal ini akan meningkatkan tekanan ventrikel

kiri, tekanan ini ditransmisikan ke atrium kiri, sehingga terjadi peningkatan tekanan

pada atrium kiri. Peningkatan tekanan atrium kiri dapat menyebabkan bendungan

paru yang selanjutnya akan menimbulkan dyspnea.8

Metabolisme anaerobik akan menyebabkan terbentuknya laktat. Laktat yang

dihasilkan akan terakumulasi secara lokal, kemudian akan mengaktifkan reseptor

nyeri perifer di C7-T4, sehingga memunculkan tanda nyeri dada atau angina.

Gambaran angina pada penyakit iskemik jantung adalah angina stabil, angina tidak

stabil.8

Angina stabil umumnya disebabkan akibat obstruksi plak atheromatosa yang

menetap pada satu atau lebih arteri koroner. Pola gejalanya biasanya berhubungan

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

23

dengan derajat keparahan stenosis pasien. Ketika aterosklerosis menyempitkan

sebuah lumen arteri koroner dengan diameter mencapai 70%, kapasitas aliran yang

berkurang mungkin mencukupi untuk menyuplai kebutuhan rendah oksigen jantung

pada saat beristirahat tapi tidak cukup untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan

oksigen. Selama periode peningkatan kebutuhan oksigen terjadi, terjadi iskemi

miokardiak, sering disertai dengan rasa tidak nyaman pada dada dari angina pektoris.

Suatu pola yang kronis, bisa diprediksi, angina selama beraktivitas atau stress

emosional dinamakan angina stabil. Secara potensial yang berperan pada

ketidakcukupan suplai oksigen pada angina stabil adalah vasokonstriksi dari

pembuluh koroner yang disebabkan oleh aterosklerosis yang berhubungan dengan

kelainan endotel. Seorang pasien dengan angina stabil kronis mungkin mengalami

peningkatan perubahan tiba-tiba pada tempo dan durasi dari episode iskemik, terjadi

dengan aktivitas derajat rendah, walaupun pada saat istirahat. Gejala-gejala dengan

perubahan seperti ini diketahui sebagai angina tidak stabil. Angina tidak stabil dapat

menjadi prekursor untuk terjadinya infark miokardiak akut. Angina tidak stabil dan

infark miokardiak akut juga dikenal sebagai sindrom koroner akut (acute coronary

syndrome) dihasilkan dari mekanisme patofisiologi yang jelas, kebanyakan karena

rupturnya plak aterosklerosis yang tidak stabil dengan kelanjutan agregasi platelet

dan trombosis.8

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

24

2.1.8.2 Sindrom Koroner Akut

Sindrom koroner akut merupakan kumpulan dari berbagai macam gejala yang

terjadi secara akut pada penyakit jantung koroner, dan merupakan kondisi yang

mengancam jiwa bagi pasien-pasien dengan penyakit jantung koroner. Sindrom

tersebut mencakup secara berlanjut dengan adanya angina tidak stabil dan

berkembang menjadi infark miokardiak akut yang merupakan kondisi kematian dari

beberapa atau semua sel-sel di dalam organ atau jarigan pada bagian otot jantung.8

Lebih dari 90% sindrom koroner akut diakibatkan oleh rusaknya plak

aterosklerosis. Kerusakan plak selanjutnya menyebabkan terjadinya agregasi platelet

dan pembentukan trombus intrakoroner. Adanya plak, agregasi platelet, serta trombus

intrakoroner akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang akan bertambah

parah dengan pembentukan sumbatan yang komplit, sehingga menyebabkan

gangguan aliran darah. Plak aterosklerosis yang tidak stabil mengakibatkan adanya

agregasi platelet dan pembentukan trombus intrakoroner. Trombus intrakoroner yang

mengalir di aliran darah dapat mengakibatkan oklusi parsial dan oklusi sempurna.

Apabila terjadi oklusi parsial, maka terjadi iskemik ke daerah jantung, yang

mengakibatkan munculnya gambaran depresi segmen ST dan/atau gelombang T yang

terbalik pada elektrokardiograf (EKG), yang akan menyimpulkan diagnosis Non ST

Elevation Myocardiac Infarction (NSTEMI). Sedangkan oklusi sempurna akan

mengakibatkan iskemi yang lebih lama dan menyebabkan infark daerah jantung yang

lebih luas, sehingga menghasilkan gambaran elevasi segmen ST, selain itu bisa

terdapat ataupun tidak terdapat gelombang Q yang akan menyimpulkan diagnosis ST

Elevation Myocardiac Infarction (STEMI). Gangguan aliran darah akan

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

25

menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada otot

jantung. Pada saat itu terjadi iskemik miokardiak, yang akan mengakibatkan

disfungsi kontraksi otot jantung yang berakhir pada penurunan curah jantung, selain

itu juga dapat mengakibatkan aritmia, infark miokardiak, serta kematian.8

2.1.8.3 Infark Miokardiak Akut

Infark miokardiak terjadi ketika iskemik miokardiak terjadi cukup parah, sehingga

terjadi nekrosis sel otot jantung. Penyebabnya adalah plak aterosklerosis. Iskemia

miokardiak mengakibatkan hipoksia miokardiak, sehingga terjadi perubahan

metabolisme dari aerobik menjadi anaerobik. Perubahan menjadi metabolisme

anaerobik mengakibatkan penurunan Adenosine Triphosphate (ATP), sehingga terjadi

gangguan Natrium Kalium ATPase. Gangguan tersebut menyebabkan terjadinya

peningkatan kalium ekstraselular dan peningkatan natrium intraselular sehingga

mengganggu membran potensial yang selanjutnya dapat mengakibatkan aritmia.

Selain itu, terjadi juga peningkatan kalsium intraselular yang akan menyebabkan

pengaktifan lipase dan protease yang selanjutnya mengakibatkan kematian sel.8

Metabolisme anarobik juga mengakibatkan produksi laktat dan peningkatan

hidrogen intraselular, sehingga terjadi peningkatan pH. Peningkatan pH

menyebabkan kromatin berkelompok atau clumping dan protein terdenaturasi, hal

tersebut menyebabkan kematian sel.8

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

26

2.1.9 Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Tanda dan gejala yang ditimbulkan utamanya adalah nyeri dada, selain itu dapat

terjadi juga efek simpatis dan parasimpatis. Nyeri dada terjadi di daerah retrosternal,

seringkali nyerinya menjalar ke bagian bahu atau punggung sebelah kiri. Sensasi

nyeri yang dirasakan pasien digambarkan seperti diremas, rasa terhimpit, berat,

tertumbuk, ataupun rasa terbakar.7,8 Efek simpatis yang ditimbulkan berupa

berkeringat, kulit yang lembab dan dingin.8 Efek parasimpatis yang ditimbulkan

berupa mual, muntah, serta lemah.8

2.1.10 Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

Diagnosis ditegakan berdasar riwayat nyeri angina pada dada, adanya perubahan

pada gambaran EKG berupa depresi segmen ST, elevasi segmen ST, munculnya

gelombang Q, dan adanya perubahan penanda kardiak serum seperti Creatinine

Kinase (CK-MB), Aspartate transaminase (AST), Lactate Dehydrogenase (LDH),

dan troponin.8

2.1.11 Penanganan Penyakit Jantung Koroner

Penanganan komprehensif dari penyakit jantung koroner meliputi 5 aspek, yaitu

identifikasi dan pengobatan penyakit yang dapat mencetuskan atau memperparah

angina, reduksi faktor risiko dari atherosklerosis arteri koroner, pengaplikasian

metode umum dan nonfarmakologis yang utamanya memperhatikan pendekatan gaya

hidup, manajemen farmakologi, dan aspek yang terakhir adalah revaskularisasi

dengan teknik kateter perkutaneus atau dengan operasi bypass arteri koroner.7

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

27

2.1.12 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner

Plak aterosklerosis pada penyakit jantung koroner dapat menyebabkan penurunan

suplai oksigen ke miokardium jantung sehingga mengakibatkan sindrom koroner

akut. Selain itu dapat bertambah parah dan berkembang menjadi infark miokardiak

akut apabila aliran suplai oksigen sangat terhambat karena adanya plak, disertai

trombus, dan agregasi platelet. Ketika terjadi infark miokardiak akut, maka akan

menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung dan nekrosis jaringan sehingga dapat

terjadi gagal jantung kongestif.8

2.1.13 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Pencegahan penyakit jantung koroner terbagi dalam 3 kelas intervensi.7 Intervensi

kelas 1 merupakan intervensi yang telah jelas ada hubungannya dengan penyebab

penyakit jantung koroner. Merokok, hiperkolesterolemia, dan hipertensi adalah

penyebab yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan intervensinya

berupa penghentian merokok, penurunan kolesterol, serta manajemen tekanan darah

merupakan intervensi yang efektif. 7

Penghentian merokok yang dilakukan dengan perubahan perilaku maupun

intervensi farmakologi akan menurunkan risiko penyakit jantung koroner sebesar

60% dalam 3 tahun7. Penurunan kolesterol dilakukan dengan perubahan kebiasaan

makan dan pemakaian obat-obatan yang menurunkan kolesterol. Kolesterol yang

turun sebesar 10% akan mengurangi kematian karena penyakit jantung koroner

sebanyak 10%, sedangkan kejadian penyakit jantung koroner berkurang sebanyak

18%. Manajemen tekanan darah dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, penurunan

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

28

berat badan, olahraga aerobik, dan konsumsi obat-obatan antihipertensi. Penurunan

5–6 mm Hg tekanan darah mengurangi risiko penyakit jantung koroner sebanyak

16%. 7

Intervensi kelas 2 merupakan intervensi terhadap faktor risiko yang menurut data

penilitian sangat kuat berhubungan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner

dan intervensi yang dilakukan kemungkinan akan mengurangi insidensi kejadian

penyakit jantung koroner. Faktor risiko yang termasuk dalam kategori intervensi

kelas 2 adalah diabetes, kadar HDL kolesterol yang rendah dan kadar trigliserida

yang tinggi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan menopause.7

Penderita diabetes diberikan intervensi untuk mempertahankan kadar glukosa

darahnya dengan perubahan pola makan, olahraga, dan penggunaan obat – obatan

serta insulin. Kadar HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi diberikan

intervensi dengan cara perubahan pola makan, olahraga, dan terapi penurunan lipid.

Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diberikan intervensi dengan cara perubahan

pola makan, olahraga, dan program manajemen berat badan. Mempertahankan berat

badan yang ideal dan gaya hidup yang selalu berolahraga akan mengurangi risiko

infark miokardiak sebanyak 50%.7

Intervensi kelas 3 merupakan intervensi yang masih dalam penelitian sampai saat

ini, faktor risiko yang termasuk dalam kategori ini merupakan faktor risiko

independen, seperti faktor genetik.7 Bentuk intervensi kelas 3 adalah modifikasi pola

makan, dengan cara konsumsi buah dan sayuran, makan makanan yang mengandung

antioksidan, ikan, minyak ikan, dan lain sebagainya. Selain itu juga dengan

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

29

mengkonsumsi suplemen seperti multivitamin, suplemen antioksidan, folat, vitamin

B12, B6, minyak ikan, dan lain sebagainya.7

Perubahan gaya hidup dalam pencegahan penyakit jantung koroner berupa

perubahan pola makan, pengontrolan berat badan, olahraga, serta penghentian

merokok.7,20 Perubahan pola makan adalah dengan lebih banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran, seperti apel. Jangan terlalu banyak makan daging merah, makan

makanan yang mengandung omega 3 dan omega 6, serta kurangi makanan dengan

lemak jenuh. Olahraga yang baik untuk pencegahan penyakit jantung koroner adalah

olahraga aerobik7,20 Bentuk olahraga yang dilakukan adalah jalan cepat, jogging,

bersepeda, dan berenang. Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari.20

2.1.14 Profil Lipid

Profil lipid adalah pola lipid dalam darah, biasanya meliputi kolesterol total, HDL

kolesterol, LDL kolesterol, serta trigliserida.21 Pemeriksaan profil lipid darah

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status lipid darah. Pemeriksaan dilakukan

dengan mengambil darah vena dari pasien yang telah berpuasa selama 12 jam.

Pemeriksaan kadar kolesterol, trigliserida, dan HDL dilakukan dengan

spectrophotometry, sedangkan pemeriksaan kadar LDL dilakukan dengan metode

rumus Friedwald.22

Pemeriksaan profil lipid darah di RS Al Islam dilakukan dengan mengambil darah

vena dari pasien yang telah puasa selama 8 jam, kemudian disentrifugasi dan diambil

serumnya untuk selanjutnya diperiksa secara komputerisasi dengan alat Kobas

Integra.

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

30

Lipoprotein merupakan struktur yang dibentuk oleh lipo (lipid) dan protein, yang

berada di seluruh tubuh karena merupakan struktur yang membentuk membran sel

manusia. Selain itu lipoprotein juga terdapat dalam darah yang disebut sebagai

lipoprotein plasma, fungsinya adalah menjaga komponen lipid yang dikandungnya

tetap larut selama ditranspor di dalam plasma, selain itu, lipoprotein plasma juga

berfungsi sebagai mekanisme transpor kandungan lipidnya dari dan ke jaringan.

Lipoprotein plasma adalah chylomicrons, Very Low Density Lipoprotein (VLDL),

LDL, serta HDL.23

2.1.14.1 Lipoprotein Plasma

Lipoprotein tersusun dari neutral lipid core yang mengandung triacylglycerol,

cholesteryl esters, dikelilingi oleh kolesterol nonesterifikasi, apolipoprotein, serta

fosfolipid.23

Keempat lipoprotein plasma memiliki ukuran dan kepadatan yang berbeda,

chylomicron adalah partikel lipoprotein yang paling sedikit kepadatannya, paling

besar ukurannya, serta kandungan lipid yang paling banyak dan kandungan protein

yang paling sedikit. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan LDL lebih padat,

serta lebih tinggi rasio protein terhadap lipid, sedangkan HDL adalah lipoprotein

yang paling padat.23

Chylomicron dibentuk di sel mukosa intestinal dan berfungsi membawa

triacylglycerol, kolesterol, vitamin larut lemak, serta kolesteril ester ke jaringan

perifer.23 VLDL diproduksi di liver. VLDL utamanya tersusun dari triacylglycerol.

VLDL berfungsi membawa lipid dari liver ke jaringan perifer.23

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

31

LDL merupakan hasil dari modifikasi VLDL. LDL mengandung lebih sedikit

triacylglycerol,serta memiliki konsentrasi yang tinggi dari kolesterol dan kolesteril

ester. Fungsi utama dari LDL adalah untuk mentranspor kolesterol ke jaringan

perifer. Makrofag memiliki kadar aktivitas SR yang tinggi terhadap LDL. Modifikasi

kimia yang mengubah LDL menjadi ligan, dapat dikenali oleh scavenger recerptors

class A (SR-A), selain ligan, oksidasi komponen lipid dan apolipoprotein B juga

dapat dikenali oleh SR-A. SR makrofag tidak menurunkan kadar kolesterol,

melainkan dapat mengakumulasi kolesteril ester di dalam makrofag, dan

menyebabkan perubahannya menjadi foam cell, yang berpartisipasi dalam

pembetukan plak aterosklerosis.23

HDL berasal dari liver dan intestine, langsung disekresikan ke darah. HDL

memiliki fungsi mentranspor lipid dari jaringan perifer ke liver yang berperan sebagai

fungsi protektif HDL terhadap lesi aterosklerosis. HDL juga dapat membawa enzim

antioksidan yang dapat mereduksi fosfolipid yang teroksidasi pada lesi

aterosklerosis.7,8,23

2.1.15 Transpor Lipid

Secara garis besar, transpor lipid oleh lipoprotein plasma terbagi menjadi 2 jalur

yaitu, jalur eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen merupakan jalur transpor lipid

di intestinal. Prosesnya dimulai ketika lemak yang diperoleh dari makanan diabsorpsi

di usus halus dan dibentuk menjadi chylomicron dengan penambahan apo B-48.

Selanjutnya, Apo E dan subtype C (Apo CII) dari HDL ditransfer ke chylomicron di

aliran darah. Apo CII meningkatkan interaksi chylomicron dengan lipoprotein lipase

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

32

(LPL) pada permukaan sel endotel jaringan adiposa dan jaringan otot. Reaksi ini

meningkatkan hidrolisis triacylglycerol menjadi free fatty acid (FFA) dan gliserol,

yang disimpan oleh sel adiposa atau digunakan untuk energi. Sisa chylomicron

dibersihkan dari sirkulasi ke dalam liver yang dimediasi oleh Apo E. Kolesterol

dalam liver bergabung dengan asam empedu yang ditransport ke intestinal.8

Gambar 2.4 Jalur Eksogen dan Endogen dari Transpor Lipid

Dikutip dari : Lily. Lippincott. 2007 8

Tahap selanjutnya adalah jalur endogen, yaitu transpor lipid di liver. Liver

membentuk VLDL dari kolesterol, phospholipid, triacylgltcerol dan apo B-100.

VLDL dikatabolisme oleh LPL menghasilkan FFA di jaringan otot dan adiposa.

Selama proses ini VLDL juga berinteraksi dengan HDL, yang mendapatkan sebagian

apo E, subtipe apo C, triacylglycerol, dan kolesteril ester dari HDL ke VLDL. 50%

sisa VLDL yang disebut intermediate density lipoprotein (IDL) dibersihkan ke hati

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

33

oleh apo E. Sisa IDL dikatabolisme oleh LPL dan hepatic lipase (HL) yang

membersihkan triacylglycerol, apo E dan apo C untuk membentuk LDL. LDL

dibersihkan dalam aliran darah melalui receptor-mediated endocytosis di liver dan

sel-sel perifer yang diatur oleh apo B-100.8

2.1.16 Peran HDL dan LDL dalam Lesi Aterosklerosis

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kadar LDL yang tinggi akan

meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, tetapi kadar HDL yang tinggi akan

menurunkan risiko penyakit jantung koroner.7,8 HDL memiliki sifat protektif7,8,24

HDL disebut memiliki sifat anti-aterogenik karena HDL berfungsi membuang

kelebihan lipid dari dinding vaskular.24 Selain anti-aterogenik, HDL juga dapat

menghambat oksidasi LDL dan ekspresi MCP-1 melalui kandungan enzim

paraoksonase. Enzim paraoksonase akan melindungi LDL dari oksidasi yang terjadi

di dalam dinding arteri koroner. Dari salah satu penelitian yang menginkubasi HDL

dengan atau tanpa paraoksonase, di dalam sel endotel yang mengandung LDL,

menunjukan hasil bahwa HDL yang mengandung paraoksonase secara signifikan

melindungi LDL dari oksidasi, dan selanjutnya mengahambat ekspresi MCP-1. HDL

memiliki sifat antitrombotik. Dikatakan pada salah satu penelitian yang menjelaskan

bahwa pada pasien sindrom metabolik dengan kadar HDL yang rendah, terjadi

peningkatan Plasminogen Activator Inhibitor-1(PAI-1). Sedangkan kapasitas

fibrinolisis berdasarkan pada keseimbangan aktivitas tissue plasminogen activator

(TPA) yang normalnya membuang fibrin intravaskular dan inhibitor endogennya,

yaitu PAI-1.24

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

34

LDL normalnya berfungsi untuk mentranspor lipid ke jaringan perifer.7,8,23 Namun

pada LDL yang teroksidasi terjadi perubahan yang bersifat membahayakan.25

Rupturnya plak aterosklerosis merupakan hal utama yang menyebabkan sindrom

koroner akut. Analisis dari salah satu penelitian pada kandungan lipid dari plak

aterosklerosis menunjukan bahwa plak tersebut mengandung kadar omega 6 fatty

acid linoleic acid, yang kandungannya berkorelasi dengan asupan makanan. Sumber

utama dari linoleic acid pada Western adalah polyunsaturated vegetable oil, yang

merupakan sumber utama HDL.25

2.1.17 Kerangka Konsep

Penyakit jantung koroner bermula dari adanya plak aterosklerosis di arteri

koroner. Penyakit jantung koroner dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat

dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, dan keturunan, selain itu dipengaruhi juga

oleh faktor yang dapat dimodifikasi yaitu dislipedimia, merokok, diabetes mellitus,

hipertensi, dan kurangnya aktivitas fisik. Dislipidemia dan merokok merupakan

faktor utama dalam pembentukan plak aterosklerosis.7,8

Merokok menyebabkan disfungsi endotel, peningkatan ekspresi molekul adhesi

leukosit, serta merupakan oksidan yang dapat meningkatkan modifikasi oksidatif

LDL. Predileksi terjadinya plak aterosklerosis adalah di arteri yang bercabang karena

tidak memiliki enzim NO Dismutase serta Superoksida Dismutase. Superoksida

Dismutase menurunkan stress oksidatif dengan mengkatabolis anion superoksida

yang bersifat mengakibatkan injuri serta reaktif, sedangkan NO Dismutase menahan

aktivasi fungsi inflamasi dari endotel. Keadaan dislipidemia dikarakteristikan dengan

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

35

peningkatan kadar LDL, kolesterol total, trigliserida, dan penurunan kadar HDL.

Akumulasi LDL di tunika intima menyebabkan partikel lipoprotein tersebut

berinteraksi dengan proteoglikan di tunika intima. Pengikatan lipoprotein dengan

proteoglikan di tunika intima akan menangkap dan menahan partikel lipoprotein

tersebut, dan meningkatkan waktu singgahnya, sehingga rentan teroksidasi. Oksidasi

dilakukan oleh NADH atau NADPH oksidase. Selain itu, keadaan

hiperkolesterolemia mengakibatkan leukosit melekat ke endotel dan selanjutnya

terjadi diapedesis, sehingga leukosit masuk ke intima dan dapat mengakumulasi lipid.

LDL yang teroksidasi akan merangsang endotel untuk mensekresikan MCP-1,

sehingga terjadi migrasi atau diapedesis monosit ke intima. Makrofag di dalam

endotel memiliki SR yang menyebabkan pengambilan lipid secara berlebihan, yang

membantu dalam pembentukan foam cel. Selain itu, makrofag juga mensekresikan

PDGF yang akan meningkatkan migrasi sel otot polos dari media ke intima. Di

intima, sel otot polos mengeluarkan sitokin yang berfungsi untuk meningkatkan

proliferasi sel otot polos dan sintesis matriks ekstraselular, sehingga terbentuk

Fibrous cap. Adanya Foam cell dan fibrous cap ini disebut plak aterosklerosis.7

Plak aterosklerosis yang terbentuk dapat menyumbat arteri koroner, sehingga

terjadi penurunan suplai oksigen ke otot jantung, yang menyebabkan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan miokardium jantung. Keadaan ini

mengakibatkan hipoksia miokardium. Hipoksia miokardium mengakibatkan

metabolisme aerobik berubah menjadi anaerobik, sehingga ATP yang dihasilkan

menurun dan fungsi kontraksi relaksasi jantung pun menurun, selanjutnya

mengakibatkan peningkatan tekanan di ventrikel kiri dan atrium kiri, lalu terjadi

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

36

bendungan paru yang menyebabkan dyspnea. Selain itu, pada metabolisme anaerobik

menghasilkan laktat. Akumulasi laktat secara lokal akan mengaktifkan reseptor nyeri

perifer di C7-T4, selanjutnya mengakibatnya nyeri dada atau angina.7

Plak aterosklerosis yang tidak stabil mengakbatkan adanya agregasi platelet dan

pembentukan trombus intrakoroner. Trombus mengakibatkan penyempitan bertambah

parah atau terjadi oklusi sempurna. Sumbatan ini mengakibatkan aliran darah

terganggu, sehingga terjadi ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

miokardiak.7

Trombus intrakoroner dapat mengakibatkan oklusi parsial dan oklusi sempurna.

Apabila terjadi oklusi parsial, maka terjadi iskemi ke daerah jantung, yang

mengakibatkan munculnya gambaran depresi segmen ST dan/atau gelombang T yang

terbalik pada EKG, yang akan memunculkan diagnosis NSTEMI. Sedangkan oklusi

sempurna akan mengakibatkan iskemi yang lebih lama dan menyebabkan infark

daerah jantung yang lebih luas, sehingga menghasilkan gambaran elevasi segmen ST,

yang akan memunculkan diagnosis STEMI. Adanya infark miokardiak akut, akan

menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung dan nekrosis jaringan sehingga dapat

terjadi gagal jantung kongestif.7

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

37

Faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat dimodifikasi

− Diabetes Mellitus − Hipertensi − Dislipidemia − Merokok − Kurangnya aktivitas fisik

Peningkatan : Penurunan :

− kolesterol total - HDL kolesterol − trigliserida − LDL kolesterol

Akumulasi dan oksidasi LDL di tunika intima arteri koroner

Foam cell dan Fibrous cap membentuk plak aterosklerosis

Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokardiak

Iskemik miokardiak

Hipoksia miokardiak

Infark miokardiak

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

38

2.2 Kerangka Pemikiran

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang menyebabkan kematian dan

kecacatan di dunia.1 Salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit

jantung koroner adalah keadaan dislipidemia, yaitu peningkatan kadar LDL,

kolesterol total, trigliserida, serta penurunan kadar HDL.7,8 LDL dapat berakumulasi

di ruang subendotel dan melakukan modifikasi kimia yang selanjutnya merusak

intima dan memperparah perkembangan lesi aterosklerosis.8 HDL tampak sebagai

proteksi melawan aterosklerosis karena kemampuanya dalam mentranspor kolesterol

dari jaringan perifer kembali ke liver serta karena sifat antioksidatifnya.8 Kadar

kolesterol total yang lebih dari 200 mg/dL akan meningkatkan risiko menjadi 2 kali

lebih besar.8 Rasio LDL : HDL menjadi indikator dari risiko penyakit jantung

koroner sebab rasio tersebut menggambarkan jumlah kolesterol yang disimpan di

jaringan dan jumlah kolesterol yang dipecah atau dibuang dari tubuh. Berdasarkan

teori yang dibahas dan sesuai dengan data – data yang tersedia di lapangan, dibentuk

suatu kerangka pemikiran dari profil lipid pasien penyakit jantung koroner untuk

diteliti kadar profil lipid yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung

koroner.

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

39

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

Kolesterol total Trigliserida LDL HDL Rasio LDL : HDL

Terakumulasi Mentranspor

Kolesterol ke liver

Kolesterol di jaringan lebih

banyak

Pembentukan lesi

ateroskelrosis

Risiko Penyakit Jantung Koroner

Profil lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1

Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 ?

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

40

BAB III

SUBJEK/OBJEK/BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Subjek/Objek/Bahan Penelitian

Subjek penelitian adalah pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di

Rumah Sakit Al Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember

2011. Peneliti menggunakan pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap

sebagai subjek penelitian sebab riwayat pasien tercatat dengan lengkap selain itu

jumlah pasien rawat inap dapat terjangkau untuk diteliti oleh peneliti.

3.1.1 Bahan Penelitian

Bahan penelititan ini adalah data sekunder yang diambil dari data rekam medis

pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam

Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 yang tercantum data

hasil pemeriksaan profil lipid darahnya.

3.1.2 Populasi Penelitian

3.1.2.1 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah pasien penyakit jantung koroner yang

dirawat inap dan diperiksa profil lipid darahnya di RS Al Islam Bandung

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

41

3.1.2.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap dan diperiksa profil lipid darahnya di RS Al Islam Bandung

periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011.

3.1.3 Kriteria Subjek Penelitian

3.1.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh data rekam

medis pasien dengan penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam

Bandung periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011 yang tercantum data hasil

pemeriksaan profil lipid darahnya.

3.1.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah data rekam medis

yang tidak lengkap.

Penelitian ini menggunakan studi populasi sehingga tidak perlu dilakukan

perhitungan besaran sampel.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik untuk mempelajari distribusi profil

lipid darah pada pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al

Islam Bandung, periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011, dengan cara

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

42

observasi. Peneliti menggunakan studi populasi dengan jumlah pasien penyakit

jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam Bandung periode 1 Januari

2011 sampai 31 Desember 2011 adalah sebanyak 107 pasien.

3.2.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel

3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel

Variabel penelitian yang digunakan adalah profil lipid darah.

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel

a. Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang dikarakteristikan dengan

obstruksi arteri koroner, yang paling sering disebabkan oleh plak ateromatosa.7

Cara ukur : Observasi data rekam medis

Hasil Ukur : Pasien dengan diagnosis kerja Penyakit Jantung Koroner,

yang meliputi Angina Pektoris Stabil, Angina Pektoris Tidak Stabil, NSTEMI,

atau STEMI.

b. Profil lipid darah yang terdiri dari HDL, LDL, triglisrida, serta kolesterol

total.

Cara Ukur : Observasi data rekam medis

Hasil :

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

43

Tabel 3.1 Nilai Kolesterol total, LDL kolesterol, HDL kolesterol, dan trigliserida berdasarkan National Cholesterol Education Program

Normal Borderline High Risk

Very High Risk

Kolesterol Total < 200 mg/dL 200 – 239 mg/dL Lebih dari dan sama dengan 240 mg/dL

LDL kolesterol < 130 mg/dL 130 – 159 mg/dL Lebih dari dan sama dengan 160 mg/dL

HDL kolesterol Lebih dari dan sama dengan 50 mg/dL

40 – 49 mg/dL < 40 mg/dL

Trigliserida < 200 mg/dL 200 – 399 mg/dL Lebih dari dan sama dengan 400 mg/dL

Dikutip dari : The Cholesterol Level Scale.2009

Tabel 3.2 Rasio LDL : HDL Darah berdasarkan National Cholesterol Education Program

Protective Warning LDL : HDL < 2.5 Lebih dari dan sama dengan

2.6 Dikutip dari : The Cholesterol Level Scale.2009

3.2.3 Prosedur Penelitian

Peneliti mendapat surat izin dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Bandung kemudian diberikan ke bagian Diklat Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Bagian Diklat Rumah Sakit Al Islam Bandung memberikan surat izin untuk ke

bagian rekam medis, sehingga peneliti dapat melakukan pengambilan data untuk

penelitian ini.

Pemilihan subjek penelitian diawali dengan penentuan populasi pasien

penyakit jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung

periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011. Bahan penelitian yang diteliti

berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi.

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

44

Data diambil dari rekam medis pasien penyakit jantung koroner yang dirawat

di Rumah Sakit Al Islam Bandung periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011

yang tercantum hasil pemeriksaan profil lipid darahnya.

Data disajikan dalam bentuk tabel, diolah dengan metode analisis deskriptif,

menggunakan sistem komputerisasi dengan Microsoft Office Excel 2007.

Berikut ini adalah bagan prosedur penelitian :

Populasi Target : Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RS Al Islam

Bandung

Populasi Terjangkau : Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RS Al Islam Bandung sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011, sebanyak 107

pasien

Populasi target dimasukkan ke kriteria inklusi dan eksklusi, untuk dijadikan bahan penelitian

Bahan Penelitian berasal dari data rekam medis pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap

Kolesterol Total Trigliserida LDL HDL Rasio LDL : HDL

Analisis Dekriptif Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis untuk mengetahui distribusi profil lipid darah pada pasien penyakit

jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung periode 1

Januari sampai 31 Desember 2011, dengan menggunakan analisis univariat.

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

45

Peneliti menggunakan tabel dalam penyajian data penelitian, agar distribusi

profil lipid darah pasien penyakit jantung koroner dapat digambarkan dengan

jelas.

3.2.5 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.5.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Al Islam Bandung, Jl. Soekarno Hatta

No. 644, Bandung. 40286.

3.2.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kasus penyakit jantung koroner sejak tanggal 1

Januari 2011 sampai 31 Desember 2011, dengan waktu penelitian berdasarkan

tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian Bulan (Tahun 2012) Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Penyajian judul 2. Penelusuran

kepustakaan

3. Penulisan dan penyusunan usulan penelitian

4. Penyajian usulan penelitian

5. Pengumpulan data 6. Analisis data 7. Penulisan laporan hasil

penelitian

8. Penyajian laporan hasil penelitian

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

46

3.2.6 Aspek Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder berupa data rekam

medis yang bersifat rahasia. Rekam medis merupakan milik rumah sakit

sedangkan isinya merupakan milik pasien. Oleh karena itu, peneliti harus

menghormati dan menghargai isi rekam medis serta menjaga kerahasiaan data

tersebut dengan tidak mencantumkan identitas pasien terutama nama lengkap dan

alamat serta hanya menggunakan data rekam medis pasien untuk kepentingan

penelitian yang tidak merugikan subjek penelitian dan rumah sakit yang memiliki

data rekam medis.

Data diambil dari bagian rekam medis RS Al Islam Bandung dengan izin dari

Direktur RS Al Islam Bandung melalui surat izin penelitian nomor :

1733/RSAI/DIK/IV/2012.

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Jumlah pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RS Al Islam

periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 adalah 107 pasien, dengan

jumlah yang memenuhi kriteria penelitian sebesar 6 pasien. Sebanyak 50 pasien

berjenis kelamin pria, sedangkan 11 pasien berjenis kelamin wanita. Pasien

terbanyak pada usia antara 51-60 tahun, yaitu sebanyak 17 orang. Pasien yang

terdiagnosis angina pektoris stabil adalah sebanyak 3 orang, angina pektoris tidak

stabil sebanyak 2 orang, NSTEMI sebanyak 2 orang, dan STEMI sebanyak 54

orang. Dapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Pasien PJK

Distribusi Jenis Kelamin Pasien PJK

PriaWanita

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

48

Gambar 4.2 Distribusi Usia Pasien PJK

Gambar 4.3 Distribusi Diagnosis Pasien PJK

Distribusi Usia Pasien PJK

31 - 40 tahun41 - 50 tahun51 - 60 tahun61 - 70 tahun71 - 80 tahun81 - 90 tahun

Distribusi Diagnosis Pasien PJK

APSAPTSNSTEMISTEMI

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

49

Tabel 4.1 Rerata Profil Lipid Darah Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RS Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Profil Lipid Kolesterol

total Trigliserida LDL

kolesterol HDL kolesterol

Rasio LDL : HDL

Rerata 186 mg/dL 169 mg/dL 116 mg/dL 36 mg/dL 3.3

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rerata profil lipid darah pasien adalah

kolesterol total sebesar 186 mg/dL, trigliserida sebesar 169 mg/dL, LDL

kolesterol sebesar 116 mg/dL, HDL kolesterol sebesar 36 mg/dL, dan rasio LDL :

HDL sebesar 3.3.

Tabel 4.2 Rerata Profil Lipid Darah Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RS Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 berdasarkan Diagnosis Penyakit

Diagnosis Profil Lipid Kolesterol

total Trigliserida LDL

kolesterol HDL kolesterol

Rasio LDL : HDL

APS 172 mg/dL 127 mg/dL 102 mg/dL 44 mg/dL 2.4 APTS 206 mg/dL 230 mg/dL 133 mg/dL 26 mg/dL 4.8 NSTEMI 200 mg/dL 305 mg/dL 106 mg/dL 33 mg/dL 3.2 STEMI 185 mg/dL 164 mg/dL 117 mg/dL 37 mg/dL 3.3

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada pasien dengan diagnosis Angina

Pektoris Stabil (APS) memiliki rerata kolesterol total sebesar 172 mg/dL,

trigliserida sebesar 127 mg/dL, LDL kolesterol sebesar 102 mg/dL, HDL

kolesterol sebesar 44 mg/dL, dan rasio LDL : HDL sebesar 2.4. Pada pasien

dengan diagnosis Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) memiliki rerata kolesterol

total sebesar 206 mg/dL, trigliserida sebesar 230 mg/dL, LDL kolesterol sebesar

133 mg/dL, HDL kolesterol sebesar 26mg/dL, dan rasio LDL : HDL sebesar 4.8.

Pada pasien dengan diagnosis NSTEMI memiliki rerata kolesterol total sebesar

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

50

200 mg/dL, trigliserida sebesar 305 mg/dL, LDL kolesterol sebesar 106 mg/dL,

HDL kolesterol sebesar 33 mg/dL, dan rasio LDL:HDL sebesar 3.2. Pada pasien

dengan diagnosis STEMI memiliki rerata kolesterol total sebesar 185 mg/dL,

trigliserida sebesar 164 mg/dL, LDL kolesterol sebesar 117 mg/dL, HDL

kolesterol sebesar 37 mg/dL, dan rasio LDL : HDL sebesar 3.3.

Tabel 4.3 Kategori Kadar Kolesterol Total Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Jumlah Pasien Persentase Normal 40 65,6 %

Borderline High Risk 17 27,9 % Very High Risk 4 6,5 %

Total 61 100 %

Pada tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa dari 61 pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2011, sebanyak 40 pasien memiliki kadar kolesterol

total yang termasuk ke dalam kategori normal, dengan persentase sebesar 65,6 %.

Sedangkan 17 pasien memiliki kadar kolesterol total yang termasuk ke dalam

kategori borderline high risk, dengan persentase sebesar 27,9 %. Sebanyak 4

pasien memiliki kadar kolesterol total yang termasuk ke dalam kategori very high

risk, dengan persentase sebesar 6,5 %.

Tabel 4.4 Kategori Kadar Trigliserida Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Jumlah Pasien Persentase Normal 46 75,4 %

Borderline High Risk 14 23 % Very High Risk 1 1,6 %

Total 61 100 %

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

51

Pada tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa dari 61 pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2011, sebanyak 46 pasien memiliki kadar trigliserida

yang termasuk ke dalam kategori normal, dengan persentase sebesar 75,4 %.

Sedangkan 14 pasien memiliki kadar trigliserida yang termasuk ke dalam kategori

borderline high risk, dengan persentase sebesar 23 %. Sebanyak 1 pasien

memiliki kadar trigliserida yang termasuk ke dalam kategori very high risk,

dengan persentase sebesar 1,6 %.

Tabel 4.5 Kategori Kadar LDL kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Jumlah Pasien Persentase Normal 42 68,8 %

Borderline High Risk 12 19,7 % Very High Risk 7 11,5 %

Total 61 100 %

Pada tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa dari 61 pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2011, sebanyak 42 pasien memiliki kadar LDL

kolesterol yang termasuk ke dalam kategori normal, dengan persentase sebesar

68,8 %. Sedangkan 12 pasien memiliki kadar LDL kolesterol yang termasuk ke

dalam kategori borderline high risk, dengan persentase sebesar 19,7 %. Sebanyak

7 pasien memiliki kadar LDL kolesterol yang termasuk ke dalam kategori very

high risk, dengan persentase sebesar 11,5%.

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

52

Tabel 4.6 Kategori Kadar HDL kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Jumlah Pasien Persentase Normal 5 8,2 %

Borderline High Risk 19 31,1 % Very High Risk 37 60,7 %

Total 61 100 %

Pada tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa dari 61 pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2011, sebanyak 5 pasien memiliki kadar HDL

kolesterol yang termasuk ke dalam kategori normal, dengan persentase sebesar 8,2

%. Sedangkan 19 pasien memiliki kadar HDL kolesterol yang termasuk ke dalam

kategori borderline high risk, dengan persentase sebesar 31,1 %. Sebanyak 37

pasien memiliki kadar kolesterol total yang termasuk ke dalam kategori very high

risk, dengan persentase sebesar 60,7 %.

Tabel 4.7 Rasio LDL kolesterol : HDL kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al Islam periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

Jumlah Pasien Persentase LDL : HDL Protective 14 23 %

Rasio LDL : HDL Warning 47 77 % Total 61 100 %

Pada tabel 4.7 dapat kita lihat bahwa dari 61 pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam Bandung selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2011, sebanyak 14 pasien memiliki rasio LDL :

HDL yang termasuk ke dalam kategori protective, yaitu dengan persentase sebesar

23 %. Sedangkan 47 pasien memiliki rasio LDL : HDL yang termasuk ke dalam

kategori warning, yaitu dengan persentase sebesar 77 %.

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

53

4.2 Pembahasan

Populasi pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al

Islam Bandung periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 adalah

sebanyak 107 pasien, namun yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini adalah

61 pasien. Penelitian terhadap 61 pasien penyakit jantung koroner menunjukan

bahwa penderita yang terbanyak adalah pria dan pasien dengan usia antara 51

sampai 60 tahun, serta diagnosis terbanyak adalah STEMI. Pada profil lipid 61

pasien penyakit jantung koroner menunjukan rerata kolesterol total pasien sebesar

186 mg/dL. Nilai tersebut menunjukan bahwa rerata pasien memiliki kolesterol

total yang normal dan kadar kolesterol total pasien yang terbanyak termasuk ke

dalam kategori normal, seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan 4.3. Sedangkan

jika dilihat berdasarkan diagnosis penyakit pasien, didapatkan bahwa rata-rata

kolesterol total pada pasien APS sebesar 172mg/dL, pada pasien APTS sebesar

206mg/dL, pada pasien NSTEMI 200mg/dL, dan pada pasien STEMI sebesar

185mg/dL. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien penyakit jantung

koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam yang terbanyak adalah pasien

dengan kadar kolesterol totalnya normal, sedangkan teori menyatakan bahwa

risiko penyakit jantung koroner akan meningkat jika kadar kolesterol total lebih

dari 200mg/dL, selain itu teori lain menyatakan bahwa hiperkolesterolemia

merupakan penyebab yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner.7,8

Rerata kadar trigliserida pasien adalah sebesar 169 mg/dL, nilai tersebut

menunjukan bahwa rerata pasien memiliki kadar trigliserida yang normal dan

kadar trigliserida pasien yang terbanyak termasuk ke dalam kategori normal,

seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan 4.4. Sedangkan jika dilihat berdasarkan

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

54

diagnosis penyakit pasien, didapatkan bahwa rerata trigliserida pada pasien APS

sebesar 127 mg/dL, pada pasien APTS sebesar 230 mg/dL, pada pasien NSTEMI

305 mg/dL, dan pada pasien STEMI sebesar 164 mg/dL. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa kadar trigliserida pasien yang terbanyak termasuk ke dalam

kategori normal, sedangkan teori menyatakan bahwa kadar trigliserida yang tinggi

merupakan salah satu indikator penyakit jantung koroner8, selain itu teori lain

menyatakan bahwa kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko yang

sangat kuat berhubungan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner7, namun

dalam penelitian lain disebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara risiko

penyakit jantung koroner dengan perubahan kadar trigliserida13.

Rerata kadar LDL kolesterol pasien adalah sebesar 116 mg/dL, nilai tersebut

menunjukan bahwa rata-rata pasien memiliki kadar LDL kolesterol yang normal

dan kadar LDL kolesterol pasien yang terbanyak termasuk ke dalam kategori

normal, seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan 4.5. Sedangkan jika dilihat

berdasarkan diagnosis penyakit pasien, didapatkan bahwa rerata LDL kolesterol

pada pasien APS sebesar 102mg/dL, pada pasien APTS sebesar 133mg/dL, pada

pasien NSTEMI 106mg/dL, dan pada pasien STEMI sebesar 117mg/dL. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa kadar LDL kolesterol pasien yang terbanyak

termasuk ke dalam kategori normal, sedangkan teori menyatakan bahwa

peningkatan partikel LDL berkorelasi dengan peningkatan insidensi aterosklerosis

dan penyakit jantung koroner, karena LDL dapat berakumulasi di ruang

subendotel dan melakukan modifikasi kimia yang selanjutnya merusak intima dan

memperparah perkembangan lesi aterosklerosis.8 Selain itu, penelitian lain juga

menyatakan bahwa pada LDL yang teroksidasi terjadi perubahan yang bersifat

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

55

membahayakan.25 Perubahan tersebut menyebabkan LDL yang teroksidasi akan

merangsang sel endotel untuk mengeluarkan MCP-1 yang membuat monosit

untuk diapedesis ke tunika intima, dan memperparah proses pembentukan plak

atherosklerosis.7

Rerata kadar HDL kolesterol pasien adalah sebesar 36mg/dL, nilai tersebut

menunjukan bahwa rerata pasien memiliki kadar HDL kolesterol yang very high

risk dan kadar HDL kolesterol pasien yang terbanyak termasuk ke dalam kategori

very high risk, seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan 4.6. Sedangkan jika dilihat

berdasarkan diagnosis penyakit pasien, didapatkan bahwa rerata HDL kolesterol

pada pasien APS sebesar 44mg/dL, pada pasien APTS sebesar 26mg/dL, pada

pasien NSTEMI 33mg/dL, dan pada pasien STEMI sebesar 37mg/dL. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa kadar HDL kolesterol pasien yang terbanyak

termasuk ke dalam kategori very high risk. Hal ini menunjukan bahwa banyak

pasien dengan kadar HDL yang rendah, yaitu kurang dari 40mg/dL. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa kadar HDL yang rendah menggambarkan

risiko tinggi penyakit jantung koroner sebab jumlah HDL yang mentranspor

kolesterol dari jaringan perifer kembali ke liver itu sedikit dan kolesterol yang

terdapat di jaringan lebih banyak dan lebih mudah teroksidasi sehingga

membentuk plak aterosklerosis.7,8,22

Rerata rasio LDL : HDL kolesterol pasien adalah sebesar 3.3, nilai tersebut

menunjukan bahwa rerata pasien memiliki rasio LDL : HDL kolesterol yang

termasuk ke dalam kategori warning, selain itu pasien terbanyak memiliki rasio

LDL:HDL yang termasuk ke dalam kategori warning, seperti yang terlihat pada

tabel 4.1 dan 4.7. Sedangkan jika dilihat berdasarkan diagnosis penyakit pasien,

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

56

didapatkan bahwa rerata rasio LDL : HDL kolesterol pada pasien APS sebesar

2.4, pada pasien APTS sebesar 4.8, pada pasien NSTEMI 3.2, dan pada pasien

STEMI sebesar 3.3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio LDL : HDL

kolesterol pasien yang terbanyak termasuk ke dalam kategori warning. Kadar

HDL pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam

yang terbanyak adalah yang kurang dari 50 mg/dL, sedangkan kadar LDL pasien

penyakit jantung koroner yang dirawat inap di Rumah Sakit Al Islam yang

terbanyak adalah yang normal, yaitu kurang dari 130 mg/dL, sehingga jika

dibandingkan akan menghasilkan rasio LDL : HDL yang besar, yaitu lebih dari

2.5, sehingga banyak pasien yang termasuk ke dalam kategori warning. Rasio

LDL : HDL yang termasuk ke dalam kategori warning menunjukan bahwa lebih

banyak LDL bersirkulasi dibandingkan HDL yang berfungsi untuk

mengembalikan kolesterol dari jaringan ke liver. Karena banyaknya kolesterol di

jaringan, maka kecenderungan untuk berakumulasi di pembuluh darah lebih besar,

selanjutnya lebih berisiko untuk terbentuk sumbatan plak. Hal ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa rasio LDL : HDL bertindak sebagai indikator risiko

penyakit jantung koroner. Selain itu, penelitian lain menyatakan bahwa kematian

akibat penyakit jantung koroner meningkat ketika rasio LDL : HDL mencapai 3,7

sampai 4,3.11

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Al Islam

Bandung selama bulan Maret sampai Juni terhadap profil lipid pasien penyakit

jantung koroner yang dirawat inap selama periode 1 Januari 2011 sampai 31

Desember 2011 menunjukan dari 61 pasien didapatkan simpulan umum bahwa

pasien memiliki profil lipid darah yang termasuk dalam kategori normal. Selain

itu, dapat disimpulkan bahwa profil lipid yang paling menggambarkan pasien

penyakit jantung koroner adalah kadar HDL dan rasio LDL : HDL.

Selain itu dapat dibuat simpulan khusus sebagai berikut :

1. Rerata profil lipid darah pasien :

Kolesterol total : 186mg/dL, normal.

Trigliserida : 169mg/dL, normal.

LDL kolesterol : 116mg/dL, normal.

HDL kolesterol : 36mg/dL, very high risk .

Rasio LDL : HDL : 3.3, warning.

2. 40 pasien atau 65,6% dari 61 pasien memiliki kadar kolesterol total yang

termasuk ke dalam kategori normal.

3. 46 pasien atau 75,4% dari 61 pasien memiliki kadar trigliserida yang

termasuk ke dalam kategori normal.

4. 42 pasien atau 68,8% dari 61 pasien memiliki kadar LDL kolesterol yang

termasuk ke dalam kategori normal.

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

58

5. 37 pasien atau 60,7% dari 61 pasien memiliki kadar HDL kolesterol yang

termasuk ke dalam kategori very high risk.

6. 47 pasien atau 77% dari 61 pasien memiliki rasio LDL : HDL kolesterol

yang termasuk ke dalam kategori warning.

5.2 Saran

Mengingat profil lipid darah bukan hanya faktor risiko utama penyakit jantung

koroner, penulis memberi saran kepada peneliti di bidang kesehatan untuk

meneliti lebih lanjut tentang faktor risiko penyakit jantung koroner yang lain

seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, serta kurangnya aktivitas fisik.

Selain itu peneliti juga memberikan saran kepada lembaga kesehatan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan jantung dengan

mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga pola asupan rendah lemaknya,

kurangi makan karbohidrat, perbanyak makan sayur dan buah yang kaya

antioksidan seperti apel. Perbanyak konsumsi omega 3 dan 6 seperti ikan, dan

menggiatkan olahraga secara rutin, yaitu olahraga minimal 30 menit sehari,

dengan olahraga aerobik seperti bersepeda, berjalan cepat, jogging, dan berenang.

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

59

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO.[homepage on the Internet].Noncommunicable Disease. [cited 2011 December 27].Available from : http://www.who.int/features/factfiles/noncommunicable_diseases/en/index

2. Center Harapan Kita [website di internet]. Bedah Minimal Invasif, Operasi Jantung Cepat & Murah. [diakses tanggal 23 Maret 2012]. Terdapat pada : http://www.pjnhk.go.id/content/view/4310/32/

3. WHO. [homepage on the internet].Cardiovascular Disease. [cited 2011

December 27]. Available from : http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/

4. Faktor –faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. [website di

internert].[Diakses tanggal 10 Maret 2012] Terdapat pada : http://www.abclab.co.id/?p=847

5. Profil Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Tahun 2008. 6. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2010. 7. Libby Peter, Bonow Robert O, Mann Douglas L, Zipes Douglas P,

Braundwald Eugene. Braundwald’s Heart Disease 8th Edition. United States of America : Elsevier Inc. : 2008. P 995-1060

8. Lilly Leonard S. Pathophysiology of Heart Disease 4th Edition. Lippincott

Williams & Wilkins. 2007. P 70-90 9. Definition of Dyslipidemia. [homepage on the internet]. [cited 2012 March 6].

Available from : http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=33979

10. Briel M, Gonzales IF, You JJ, Karanicolas PJ, Akl EA. Wu, P. et al. Association between change in high density lipoprotein cholesterol and cardiovascular disease morbidity and mortality : systematic review and meta regression analysis. Journal from BMJ. 2009;338:b92. p:1-8.Download from : http://www.bmj.com/content/338/bmj.b92

11. Fernandez ML, Webb D. The LDL to HDL Cholesterol Ratio as a Valuable

Tool to Evaluate Coronary Heart Disease. Jurnal of The American College Nutrition, 2008, Vol. 27. No. I. p:1-5

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

60

12. Hendrickson K. LDL HDL Ratio Risk. [article on internet]. [cited 2012 March 25]. Available from : www.livestrong.com/article/430951-ldl-hdl-ratio-risk/

13. Moore Keith L, Dalley Arthur F. Clinically Oriented Anatomy. 5th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.

14. Anatomi Jantung. [website di internet]. [diakses tanggal 10 Maret 2012].

Terdapat pada : http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=66 15. Coronary Arteries. [website on internet]. [cited 2012 March 10]. Available

from : http://www.heartpoint.com/coronart.html 16. Junqueira Luiz Carloz, Carneiro Jose. Histologi Dasar. Edisi 10. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. 2004. 17. Guyton AC. Textbook of Medical Physiology. 11th edition. Elsevier. 2006. 18. Black Henry R. Cardiovascular Risk Factor. [homepage on the internet].

Download from : http://www.med.yale.edu/library/heartbk/3.pdf p : 28 - 31 19. WHO. Risk Factor Cardio Vascular Disease. [website on the internet].

Download from:http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_03_risk_factors.pdf p:1

20. Holt Knut. How to Prevent Coronary Heart Disease and Heart Attack.

[website on the internet]. [cited on June 29th 2012]. Available from : http://www.healthguidance.org/entry/4683/1/How-to-Prevent-Coronary-Heart-Disease-and-Heart-Attack.html

21. Definition of Lipid Profile. [homepage on the internet]. [cited 2012 March 6].

Available from : http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=4170

22. McPherson RA, Pincus MR. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by

Laboratory Methods. 22nd edition. Elsevier. 2011. 23. Champe Pamela C, Harvey Richard A, Ferrier Denise R. Lippincott’s

Illustrated Reviews : Biochemistry. 3rd Edition. Lippincott William &Wilkins. 2005.

24. Barter P. The Role of HDL-cholesterol in Preventing Atherosclerosis. Journal

from European Heart Journal Supplements. 2005; Suppl F:F4-8. Download from : http://eurheartjsupp.oxfordjournals.org/content/7/suppl_F/F4.full.pdf+html

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

61

25. Colpo A. LDL cholesterol : “Bad” Cholesterol, or Bad Science ?. Journal from

American Physicians and Surgeons. 2005. Vol. 10. No. 3. p:83-9. Download from: http://www.jpands.org/vol10no3/colpo.pdf

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

62

LAMPIRAN

Rekapan Data Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No. No. RM Nama Jenis

Kelamin Usia (tahun)

Kolesterol Total (mg/dL)

Trigliserida (mg/dL)

LDL (mg/dL)

HDL (mg/dL)

Rasio LDL : HDL

Diagnosis

1 015378 S P 59 148 135 98 24 4.1 STEMI 2 084055 KS P 61 178 231 100 32 3.1 STEMI 3 209863 WS W 50 262 116 175 64 2.7 STEMI 4 219869 AH P 52 162 151 92 40 2.3 STEMI 5 225154 AS P 51 260 317 167 30 5.6 STEMI 6 230004 D P 63 146 129 97 23 4.2 STEMI 7 271852 U W 85 169 129 98 46 2.1 APS 8 273882 U P 54 133 136 83 22 3.8 STEMI 9 305068 TS P 58 195 309 99 34 2.9 STEMI 10 312434 RHYH P 73 186 145 124 33 3.7 APS 11 315288 PH P 50 224 184 145 43 3.4 STEMI 12 333512 HS P 35 152 137 94 31 3 STEMI 13 358849 IM P 33 167 168 106 27 3.9 STEMI 14 364879 SH W 78 146 159 85 29 2.9 STEMI 15 369143 ES P 58 201 372 90 37 2.4 NSTEMI 16 385650 ES W 52 147 218 79 25 3.2 STEMI 17 394623 MBA P 80 139 78 82 41 2 STEMI

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

63

No. No. RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun)

Total Kolesterol (mg/dL)

Trigliserida (mg/dL)

LDL (mg/dL)

HDL (mg/dL)

Rasio LDL : HDL

Diagnosis

18 410573 ES W 66 189 115 133 33 4 STEMI 19 424984 TS P 55 150 115 104 22 4.7 STEMI 20 435139 DS P 50 135 77 80 40 2 STEMI 21 448612 OD P 40 174 158 97 46 2.1 STEMI 22 451744 HAR P 64 214 186 147 29 5.1 STEMI 23 456394 AJH P 42 208 143 139 40 3.5 STEMI 24 456470 DS P 55 161 79 102 44 2.3 STEMI 25 465346 DK P 46 165 242 87 30 2.9 STEMI 26 466376 MIW P 67 196 290 105 32 3.3 STEMI 27 466715 IS W 57 165 81 102 46 2.2 STEMI 28 467328 DD P 47 174 310 88 24 3.6 APTS 29 467621 TB P 63 178 422 120 29 4.1 STEMI 30 469710 HS P 55 269 127 203 40 5.1 STEMI 31 469946 DS P 55 200 139 135 37 3.6 STEMI 32 470723 YSH P 57 177 105 111 45 2.5 STEMI 33 470845 AVT P 34 206 204 131 35 3.7 STEMI 34 471244 ED P 39 238 151 178 29 6.1 APTS 35 473200 AH P 50 200 238 123 30 4.1 NSTEMI 36 474201 HA P 88 175 115 120 31 3.9 STEMI 37 474592 H W 56 234 100 155 59 2.6 STEMI 38 475418 R P 43 203 111 122 59 2.1 STEMI 39 475468 TS P 49 183 92 134 31 4.3 STEMI 40 476458 SK W 68 199 129 136 37 3.7 STEMI 41 477872 AA P 65 213 173 156 23 6.8 STEMI

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

64

No. No. RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun)

Total Kolesterol (mg/dL)

Trigliserida (mg/dL)

LDL (mg/dL)

HDL (mg/dL)

Rasio LDL : HDL

Diagnosis

42 480185 Y P 51 206 133 132 47 2.8 STEMI 43 480465 SA W 63 269 187 196 36 5.4 STEMI 44 480667 UW P 68 92 75 48 29 1.6 STEMI 45 481700 A P 42 193 189 118 37 3.2 STEMI 46 482963 IH P 48 204 186 125 42 3 STEMI 47 483077 MI P 33 200 181 139 25 5.6 STEMI 48 484039 B P 61 158 187 90 30 3 STEMI 49 484300 DM P 50 207 243 118 41 2.9 STEMI 50 484481 H P 43 205 218 120 41 2.9 STEMI 51 485831 TA P 53 164 132 109 29 3.7 STEMI 52 486614 N W 76 191 79 130 46 2.8 STEMI 53 488027 DKS P 70 236 130 166 44 3.8 STEMI 54 488274 O P 51 192 152 118 44 2.7 STEMI 55 489497 BH P 42 194 216 112 39 2.9 STEMI 56 493133 TS P 46 162 108 86 55 1.6 APS 57 494893 E P 68 151 106 95 35 2.7 STEMI 58 495229 H P 69 178 165 113 32 3.5 STEMI 59 496446 DWA P 41 191 307 96 33 2.9 STEMI 60 497419 M W 67 169 138 97 44 2.2 STEMI 61 498684 HIR P 65 138 170 54 50 1.1 STEMI

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

65

Rekapan Data Kolesterol Total Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No No RM Nama Jenis

Kelamin Usia (tahun) Normal

(<200 mg/dL) Borderline High Risk (200-239 mg/dL)

Very High Risk (>=240 mg/dL)

1 015378 S P 59 + 2 084055 KS P 61 + 3 209863 WS W 50 + 4 219869 AH P 52 + 5 225154 AS P 51 + 6 230004 D P 63 + 7 271852 U W 85 + 8 273882 U P 54 + 9 305068 TS P 58 + 10 312434 RHYH P 73 + 11 315288 PH P 50 + 12 333512 HS P 35 + 13 358849 IM P 33 + 14 364879 SH W 78 + 15 369143 ES P 58 + 16 385650 ES W 52 + 17 394623 MBA P 80 + 18 410573 ES W 66 + 19 424984 TS P 55 + 20 435139 DS P 50 +

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

66

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<200 mg/dL)

Borderline High Risk (200-239 mg/dL)

Very High Risk (>=240 mg/dL)

21 448612 OD P 40 + 22 451744 HAR P 64 + 23 456394 AJH P 42 + 24 456470 DS P 55 + 25 465346 DK P 46 + 26 466376 MIW P 67 + 27 466715 IS W 57 + 28 467328 DD P 47 + 29 467621 TB P 63 + 30 469710 HS P 55 + 31 469946 DS P 55 + 32 470723 YSH P 57 + 33 470845 AVT P 34 + 34 471244 ED P 39 + 35 473200 AH P 50 + 36 474201 HA P 88 + 37 474592 H W 56 + 38 475418 R P 43 + 39 475468 TS P 49 + 40 476458 SK W 68 + 41 477872 AA P 65 + 42 480185 Y P 51 + 43 480465 SA W 63 +

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

67

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<200 mg/dL)

Borderline High Risk (200-239 mg/dL)

Very High Risk (>=240 mg/dL)

44 480667 UW P 68 + 45 481700 A P 42 + 46 482963 IH P 48 + 47 483077 MI P 33 + 48 484039 B P 61 + 49 484300 DM P 50 + 50 484481 H P 43 + 51 485831 TA P 53 + 52 486614 N W 76 + 53 488027 DKS P 70 + 54 488274 O P 51 + 55 489497 BH P 42 + 56 493133 TS P 46 + 57 494893 E P 68 + 58 495229 H P 69 + 59 496446 DWA P 41 + 60 497419 M W 67 + 61 498684 HIR P 65 + TOTAL 40 17 4 PERSENTASE 65.6% 27.9% 6.5% RATA-RATA KOLESTEROL TOTAL 186 mg/dL

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

68

Rekapan Data Trigliserida Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No No RM Nama Jenis

Kelamin Usia (tahun) Normal

(<200 mg/dL)

Borderline High Risk (200-399 mg/dL)

Very High Risk (>=400 mg/dL)

1 015378 S P 59 + 2 084055 KS P 61 + 3 209863 WS W 50 + 4 219869 AH P 52 + 5 225154 AS P 51 + 6 230004 D P 63 + 7 271852 U W 85 + 8 273882 U P 54 + 9 305068 TS P 58 + 10 312434 RHYH P 73 + 11 315288 PH P 50 + 12 333512 HS P 35 + 13 358849 IM P 33 + 14 364879 SH W 78 + 15 369143 ES P 58 + 16 385650 ES W 52 + 17 394623 MBA P 80 + 18 410573 ES W 66 + 19 424984 TS P 55 + 20 435139 DS P 50 +

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

69

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<200 mg/dL)

Borderline High Risk (200-399 mg/dL)

Very High Risk (>=400 mg/dL)

21 448612 OD P 40 + 22 451744 HAR P 64 + 23 456394 AJH P 42 + 24 456470 DS P 55 + 25 465346 DK P 46 + 26 466376 MIW P 67 + 27 466715 IS W 57 + 28 467328 DD P 47 + 29 467621 TB P 63 + 30 469710 HS P 55 + 31 469946 DS P 55 + 32 470723 YSH P 57 + 33 470845 AVT P 34 + 34 471244 ED P 39 + 35 473200 AH P 50 + 36 474201 HA P 88 + 37 474592 H W 56 + 38 475418 R P 43 + 39 475468 TS P 49 + 40 476458 SK W 68 + 41 477872 AA P 65 + 42 480185 Y P 51 + 43 480465 SA W 63 +

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

70

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<200 mg/dL)

Borderline High Risk (200-399 mg/dL)

Very High Risk (>=400 mg/dL)

44 480667 UW P 68 + 45 481700 A P 42 + 46 482963 IH P 48 + 47 483077 MI P 33 + 48 484039 B P 61 + 49 484300 DM P 50 + 50 484481 H P 43 + 51 485831 TA P 53 + 52 486614 N W 76 + 53 488027 DKS P 70 + 54 488274 O P 51 + 55 489497 BH P 42 + 56 493133 TS P 46 + 57 494893 E P 68 + 58 495229 H P 69 + 59 496446 DWA P 41 + 60 497419 M W 67 + 61 498684 HIR P 65 + TOTAL 46 16 1 PERSENTASE 75.4% 23% 1.6% RATA-RATA TRIGLISERIDA 169 mg/dL

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

71

Rekapan Data LDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No No RM Nama Jenis

Kelamin Usia (tahun) Normal

(<130mg/dL) Borderline High Risk (130-159 mg/dL)

Very High Risk (>=160 mg/dL)

1 015378 S P 59 + 2 084055 KS P 61 + 3 209863 WS W 50 + 4 219869 AH P 52 + 5 225154 AS P 51 + 6 230004 D P 63 + 7 271852 U W 85 + 8 273882 U P 54 + 9 305068 TS P 58 + 10 312434 RHYH P 73 + 11 315288 PH P 50 + 12 333512 HS P 35 + 13 358849 IM P 33 + 14 364879 SH W 78 + 15 369143 ES P 58 + 16 385650 ES W 52 + 17 394623 MBA P 80 + 18 410573 ES W 66 + 19 424984 TS P 55 + 20 435139 DS P 50 +

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

72

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<130mg/dL)

Borderline High Risk (130-159 mg/dL)

Very High Risk (>=160 mg/dL)

21 448612 OD P 40 + 22 451744 HAR P 64 + 23 456394 AJH P 42 + 24 456470 DS P 55 + 25 465346 DK P 46 + 26 466376 MIW P 67 + 27 466715 IS W 57 + 28 467328 DD P 47 + 29 467621 TB P 63 + 30 469710 HS P 55 + 31 469946 DS P 55 + 32 470723 YSH P 57 + 33 470845 AVT P 34 + 34 471244 ED P 39 + 35 473200 AH P 50 + 36 474201 HA P 88 + 37 474592 H W 56 + 38 475418 R P 43 + 39 475468 TS P 49 + 40 476458 SK W 68 + 41 477872 AA P 65 + 42 480185 Y P 51 + 43 480465 SA W 63 +

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

73

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (<130mg/dL)

Borderline High Risk (130-159 mg/dL)

Very High Risk (>=160 mg/dL)

44 480667 UW P 68 + 45 481700 A P 42 + 46 482963 IH P 48 + 47 483077 MI P 33 + 48 484039 B P 61 + 49 484300 DM P 50 + 50 484481 H P 43 + 51 485831 TA P 53 + 52 486614 N W 76 + 53 488027 DKS P 70 + 54 488274 O P 51 + 55 489497 BH P 42 + 56 493133 TS P 46 + 57 494893 E P 68 + 58 495229 H P 69 + 59 496446 DWA P 41 + 60 497419 M W 67 + 61 498684 HIR P 65 + TOTAL 42 12 7 PERSENTASE 68.8% 19.7% 11.5% RATA-RATA LDL KOLESTEROL 116 mg/dL

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

74

Rekapan Data HDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No No RM Nama Jenis

Kelamin Usia (tahun) Normal

(>=50 mg/dL)

Borderline High Risk (40-49 mg/dL)

Very High Risk (<40 mg/dL)

1 015378 S P 59 + 2 084055 KS P 61 + 3 209863 WS W 50 + 4 219869 AH P 52 + 5 225154 AS P 51 + 6 230004 D P 63 + 7 271852 U W 85 + 8 273882 U P 54 + 9 305068 TS P 58 + 10 312434 RHYH P 73 + 11 315288 PH P 50 + 12 333512 HS P 35 + 13 358849 IM P 33 + 14 364879 SH W 78 + 15 369143 ES P 58 + 16 385650 ES W 52 + 17 394623 MBA P 80 + 18 410573 ES W 66 + 19 424984 TS P 55 + 20 435139 DS P 50 +

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

75

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (>=50 mg/dL)

Borderline High Risk (40-49 mg/dL)

Very High Risk (<40 mg/dL)

21 448612 OD P 40 + 22 451744 HAR P 64 + 23 456394 AJH P 42 + 24 456470 DS P 55 + 25 465346 DK P 46 + 26 466376 MIW P 67 + 27 466715 IS W 57 + 28 467328 DD P 47 + 29 467621 TB P 63 + 30 469710 HS P 55 + 31 469946 DS P 55 + 32 470723 YSH P 57 + 33 470845 AVT P 34 + 34 471244 ED P 39 + 35 473200 AH P 50 + 36 474201 HA P 88 + 37 474592 H W 56 + 38 475418 R P 43 + 39 475468 TS P 49 + 40 476458 SK W 68 + 41 477872 AA P 65 + 42 480185 Y P 51 + 43 480465 SA W 63 +

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

76

No No RM Nama Jenis Kelamin

Usia (tahun) Normal (>=50 mg/dL)

Borderline High Risk (40-49 mg/dL)

Very High Risk (<40 mg/dL)

44 480667 UW P 68 + 45 481700 A P 42 + 46 482963 IH P 48 + 47 483077 MI P 33 + 48 484039 B P 61 + 49 484300 DM P 50 + 50 484481 H P 43 + 51 485831 TA P 53 + 52 486614 N W 76 + 53 488027 DKS P 70 + 54 488274 O P 51 + 55 489497 BH P 42 + 56 493133 TS P 46 + 57 494893 E P 68 + 58 495229 H P 69 + 59 496446 DWA P 41 + 60 497419 M W 67 + 61 498684 HIR P 65 + TOTAL 5 19 37 PERSENTASE 8.2% 31.1% 60.7% RATA-RATA HDL KOLESTEROL 36 mg/dL

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

77

Rekapan Data Rasio LDL : HDL Kolesterol Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Al Islam Periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011

No No RM Nama Jenis Kelamin Usia (tahun) Protective

(<2.5) Warning (>=2.6)

1 015378 S P 59 + 2 084055 KS P 61 + 3 209863 WS W 50 + 4 219869 AH P 52 + 5 225154 AS P 51 + 6 230004 D P 63 + 7 271852 U W 85 + 8 273882 U P 54 + 9 305068 TS P 58 + 10 312434 RHYH P 73 + 11 315288 PH P 50 + 12 333512 HS P 35 + 13 358849 IM P 33 + 14 364879 SH W 78 + 15 369143 ES P 58 + 16 385650 ES W 52 + 17 394623 MBA P 80 + 18 410573 ES W 66 + 19 424984 TS P 55 + 20 435139 DS P 50 + 21 448612 OD P 40 + 22 451744 HAR P 64 +

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

78

No No RM Nama Jenis Kelamin Usia (tahun) Protective (<2.5)

Warning (>=2.6)

23 456394 AJH P 42 + 24 456470 DS P 55 + 25 465346 DK P 46 + 26 466376 MIW P 67 + 27 466715 IS W 57 + 28 467328 DD P 47 + 29 467621 TB P 63 + 30 469710 HS P 55 + 31 469946 DS P 55 + 32 470723 YSH P 57 + 33 470845 AVT P 34 + 34 471244 ED P 39 + 35 473200 AH P 50 + 36 474201 HA P 88 + 37 474592 H W 56 + 38 475418 R P 43 + 39 475468 TS P 49 + 40 476458 SK W 68 + 41 477872 AA P 65 + 42 480185 Y P 51 + 43 480465 SA W 63 + 44 480667 UW P 68 + 45 481700 A P 42 + 46 482963 IH P 48 + 47 483077 MI P 33 +

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.08017.pdf · 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasioanal Variabel ... APS = Angina Pektoris Stabil APTS = Angina

79

No No RM Nama Jenis Kelamin Usia (tahun) Protective (<2.5)

Warning (>=2.6)

48 484039 B P 61 + 49 484300 DM P 50 + 50 484481 H P 43 + 51 485831 TA P 53 + 52 486614 N W 76 + 53 488027 DKS P 70 + 54 488274 O P 51 + 55 489497 BH P 42 + 56 493133 TS P 46 + 57 494893 E P 68 + 58 495229 H P 69 + 59 496446 DWA P 41 + 60 497419 M W 67 + 61 498684 HIR P 65 + TOTAL 14 47 PERSENTASE 23% 77%

RATA-RATA RASIO LDL : HDL KOLESTEROL 3.3