43
Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi nasional di samping sumber daya alam dan sumber daya manusia, investasi juga cukup penting. Ini karena investasi sebagai motor penggerak perekonomian nasional, dan ditempatkan sebagai upaya untuk me ningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekonomi kerakyatan. 1 PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

  • Upload
    cicero

  • View
    67

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

1

Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi nasional di samping sumber daya alam dan sumber daya manusia, investasi juga cukup penting. Ini karena investasi sebagai motor penggerak perekonomian nasional, dan ditempatkan sebagai upaya untuk me ningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekonomi kerakyatan.

PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

Page 2: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

2

Munculnya investor baru maupun loyalitas investor lama diupayakan melalui perlindungan dan kepastian hukum yang berkaitan dengan kemudahan dan pelayanan bagi kegiatan penanaman modal. Hal ini dilakukan melalui konstruksi pembangunan hukum nasional di bidang Penanaman Modal yang berdaya saing dan berpihak kepada kepentingan nasional agar iklim investasi di dalam negeri dapat terus berkembang.

Page 3: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

3

Kegiatan investasi selama tahun 2010 menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Penanaman modal dalam negeri memperlihatkan kenaikan dan juga sebaran investasi di luar Jawa juga meningkat signifikan dibanding tahun 2009. Hal ini memperlihatkan perbaikan iklim dan pelayanan investasi serta langkah-langkah kebijakan yang diambil telah membuahkan hasil.

Pencapaian tersebut tentunya didukung pula oleh perbaikan pelayanan investasi di daerah dan semakin baiknya kondisi perusahaan penanaman modal dalam negeri. Dengan terus melakukan perbaikan iklim investasi untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya, tentunya akan meningkatkan kontribusi investasi dalam perekonomian nasional.

Page 4: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

4

Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia selama Tahun 2010 mencapai 463.012 orang yang terdiri dari proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebanyak 133.053 orang, sedangkan untuk proyek penanaman modal asing (PMA) sebanyak 329.959 orang. Apabila dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja tahun 2009 (303.537 orang) terdapat peningkatan sebesar 52,5 persen.

Page 5: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

5

Provinsi di luar pulau Jawa mengalami perkembangan kegiatan investasi yang pesat. Pencapaian tersebut tentunya didukung pula oleh perbaikan pelayanan investasi di daerah dengan semakin banyaknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Modal yang telah diimplementasikan oleh berbagai Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta koordinasi pusat daerah yang semakin baik.

Page 6: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

6

Seiring dengan mulai membaiknya kinerja perekonomian dunia pasca krisis finansial global, kegiatan investasi kembali bergairah di tahun 2009. Jumlah proyek PMDN yang terealisasi sampai akhir tahun 2009 sebanyak 248 proyek.

Meningkatnya jumlah proyek diikuti pula dengan kenaikan nilai investasi PMDN yang terealisasi sampai akhir tahun yang nilainya mencapai Rp. 37.799,8 miliar atau mengalami kenaikan 85,63 persen.

Kinerja sektor Industri pada tahun 2009 mampu menyerap sekitar 51,41 persen dari total nilai investasi domestik atau sebesar Rp. 19.434.4 miliar. Meskipun demikian, terjadi penurunan dari sisi banyaknya proyek yaitu dari 189 pada tahun 2008 menjadi 158 proyek di tahun 2009.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Page 7: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

7

Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor , Tahun 2008-2010 (Miliar Rupiah)

Sektor2008 2009 2010

Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek InvestasPertanian, Kehutanan, & Perikanan 7 1.238,5

(6,08)25 2.622,0

(6,94)235 9.056,4

(14,94)Pertambangan 6 519,2

(2,55)7 1.794,0

(4,75)18 3.075,0

(5,07)Industri 189 15.914,8

(78,15)158 19.434,4

(51,41)419 25.612,6

(42,25)

Lisrtik, Gas dan Air 3 519,8 (2,55)

4 3.442,7 (9,11)

31 4.929,8 (8,13)

Konstruksi 8 881,3 (4,33)

8 2.765,8 (7,32)

7 67,6 (0,11)

Perdagangan dan Reparasi, Hotel dan Restoran

17 833,4 (4,09)

26 1.799,1 (4,76)

59 506,7 (0,84)

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

4 429,2 (2,11)

10 809,1 (2,14)

34 13.787,7 (22,74)

Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran

1 0,8 (0,00) 1 122,8 (0,32)

3 261,7 (0.43)

Jasa Lainnya 4 26,4 (0,13) 9 5.010,1 69 3.328,6 (5,94)

JUMLAH 239 20.363,4 (100,00)

248 37.799,9 (100,00)

875 60,626,3 (100,00)

Page 8: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

8

Pada tahun 2009 sektor yang banyak diminati oleh investor domestik setelah sektor industri adalah sektor gas, listrik dan air yang mampu menyerap sekitar Rp. 3.442,7 miliar di 4 proyek.

Sementara itu untuk sektor Perdagangan dan Reparasi, Hotel dan Restoran, serta sektor jumlah proyek yang terealisasi masing-masing sebanyak 26 dan 25 proyek, namun nilai investasi yang terserap masing-masing hanya mencapai Rp. 1.799,1 miliar dan Rp. 2.622,0 miliar.

Investasi domestik yang terserap di masing-masing sektor selama tahun 2009 semuanya mengalami peningkatan.

Page 9: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

9

Dari total investasi domestik di tahun 2010 sekitar 42,25 persen terserap di sektor industri atau secara absolut mencapai Rp. 25.612,64 miliar atau naik 31,79 persen dari tahun sebelumnya.

Nilai investasi domestik yang terserap di sektor industri tersebut tersebar di 419 proyek. Selain sektor industri, penanaman modal terbesar kedua adalah di sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi yang nilainya mencapai Rp. 13.787,7 miliar (22,74 persen) yang tersebar di 34 proyek, diikuti sector Pertanian yang mampu menyerap sekitar Rp. 9.056,4. miliar (14,94 persen) di 235 proyek.

Jika dilihat pada sektor Perdagangan dan Reparasi, Hotel dan Restoran ada sebanyak 59 proyek yang mampu menyerap PMDN, namun nilainya hanya mencapai Rp. 506,7 miliar.

Page 10: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

10

Wilayah yang masih menjanjikan dan memiliki daya saing bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada tahun 2009 adalah pulau Jawa, ini terlihat dari banyaknya proyek dan nilai investasi domestik yang terserap.

Proyek-proyek PMDN di Pulau Jawa mencapai 174 proyek, dan nilai investasi yang terserap mencapai Rp. 25.766.5 milyar atau 68,17 persen dari total PMDN. Pulau Sumatera merupakan wilayah yang cukup menjanjikan bagi investor lokal selain Pulau Jawa.

Sebanyak 39 proyek dengan nilai investasi PMDN mencapai 20,69 persen dari total PMDN atau sekitar Rp. 7.819,7 miliar ditanamkan di Pulau Sumatera, jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami kenaikan 61,56 persen.

Page 11: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

11

Perkembangan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Pulau, Pada Tahun 2008-2010 (Miliar Rupiah)Tahun 2008 2009 2010

Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek InvestasiSumatera 34 4.840,2

(23,77)39 7.819,7

(20,69)222 4.224,2

(6,79)Jawa 183 12.230,6

(60,06)174 25.766,5

(68,17)397 35.140,3

(57,96)Bali dan Nusa Tenggara

2 29 (0,14) 5 50,8 (0,13)

39 2.119,3 (3,50)

Kalimantan 12 1.821,5 (8,94)

22 2.934,5 (7,76)

149 14.575,6 (24,04)

Sulawesi 5 1.147,4 (5,63)

7 1.187,4 (3,14)

38 4.337,6 (7,15)

Maluku dan Papua 3 294,7 (1,45)

1 41,1 (0,11)

10 229,3 (0,38)

JUMLAH 239 20.363,4 (100,00)

248 37.799,8 (100,00)

875 60.626,3 (100,00)

Page 12: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

12

Pada tahun 2010 dari 875 proyek yang disetujui Pulau Jawa masih tetap mendominasi. Sebanyak 397 proyek berada di pulau Jawa dengan nilai investasi PMDN mencapai Rp. 35.140,3 miliar, atau terjadi peningkatan sekitar 36,38 persen dibandingkan tahun sebelumunya.

Perkembangan yang terjadi di tahun 2010 menunjukkan bahwa semua pulau mengalami peningkatan dalam jumlah proyek, tetapi tidak semuanya diikuti dengan kenaikan nilai investasinya.

Page 13: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

13

Untuk wilayah luar Pulau Jawa jika dilihat banyaknya proyek yang mampu menyerap investasi PMDN, penyerapan investasi di Pulau Sumatera lebih banyak dibandingkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Namun jika dilihat nilai investasi yang mampu diserap, Pulau Kalimantan mampu menyerap paling banyak dimana dari 149 proyek mempu menyerap sebanyak Rp. 14.575,6 miliar, diikuti Pulau Sulawesi yang mampu menyerap sebanyak Rp. 4.337,6 miliar dari sebanyak 58 proyek, sedangkan Pulau Sumatera dari sebanyak 222 proyek hanya mampu menyerap sekitar Rp. 4.224,2 miliar.

Sementara itu Pulau Maluku dan Papua yang tahun lalu hanya ada 1 proyek dan hanya mampu menyerap sebanyak Rp. 41,1 miliar di tahun 2010 terdapat 10 proyek dengan nilai investasi mencapai Rp. 229,3 miliar atau naik sekitar 457,91 persen.

Page 14: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

14

Gambaran singkat dari semua indikator di atas adalah telah terjadi peningkatan kontribusi realisasi PMDN selama periode 2009- 2010 dari 28 persen (Rp. 37,8 triliun) menjadi 29 persen (Rp. 60,5 triliun). Apabila nilai realisasi PMDN tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009, terlihat terjadi peningkatan sebesar 60 persen.

Dari sebaran lokasi proyek, terlihat adanya peningkatan aktifitas penanaman modal di luar Jawa yang signifikan pada tahun 2010 yang mencapai 32,9 persen (Rp. 68,5 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 18,5 persen (Rp. 25,0 triliun).

Dilihat berdasarkan nilai realisasinya penanaman modal di luar Jawa meng alami peningkatan sebesar 174 persen selama periode 2009-2010.

Page 15: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

15

Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Industri Makanan (Rp. 16,4 triliun; 208 proyek); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp. 13,8 triliun; 46 proyek); Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp. 28,7 triliun; 238 proyek); Listrik, Gas dan Air (Rp. 4,9 triliun; 47 proyek); dan Jasa Lainnya (Rp. 3,3 triliun; 92 proyek).

Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (Rp. 15,8 triliun; 136 proyek), Jawa Timur (Rp. 8,1 triliun; 117 proyek); Kalimantan Timur (Rp. 7,9 triliun; 64 proyek); Banten (Rp. 5,8 triliun; 97 proyek) dan DKI Jakarta (Rp. 4,5 triliun;104 proyek).

Page 16: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

16

Kandungan sumber daya alam yang tinggi sebagai komponen bahan baku dipandang oleh investor asing sebagai nilai tambah bagi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Di samping itu daya beli masyarakat yang tinggi terhadap barang-barang produksi serta ketersediaan sumber daya manusia (tenaga kerja) yang murah menjadi nilai tambah lainnya.

Kepastian hukum terkait upaya untuk meningkatkan iklim yang lebih kondusif bagi masuknya modal asing terutama dalam pelayanan dan pemberian izin usaha, serta semakin beragamnya bidang usaha yang dapat dimasuki PMA, memberikan kesempatan kepada daerah untuk berperan dalam mengundang PMA secara langsung.

Penanaman Modal Asing (PMA)

Page 17: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

17

Secara global, perusahaan multinasional yang mencari pasar baru bagi penanaman modal mencoba menahan diri pasca krisis. Pergerakan investasi asing sepanjang tahun 2009 mengalami kelesuan.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan sebesar 27,28 persen dibandingkan tahun 2008, atau hanya mampu menghimpun dana asing sebesar US $ 10.815 juta, meskipun jumlah proyek yang disetujui mengalami peningkatan.

Page 18: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

18

Turunnya investasi asing yang masuk ke Indonesia pada tahun 2009 berpengaruh juga terhadap sektor-sektor dominan yang banyak menyerap investasi asing. Investasi asing yang mampu diserap oleh sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebesar 38,56 persen dari total investasi dengan nilai realisasi sebesar US $ 4.170,3 juta atau turun 51,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemampuan sektor Industri untuk menarik investor asing menanamkan modalnya terlihat menurun, dimana hanya mampu menyerap 35,42 persen investasi asing yang masuk dengan nilai realisasi hanya mencapai US $ 3.831,1 juta atau turun sekitar 15,15 persen dibanding tahun 2008.

Page 19: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

19

Sebaliknya yang terjadi pada sektor Perdagangan dan Reparasi, Hotel dan Restoran justru mengalami peningkatan di tahun 2009 yakni naik sekitar 37,02 persen dengan nilai realisasi asing mencapai US $ 1.012,6 juta atau menyerap sekitar 9,36 persen dari total investasi asing yang sudah terrealisasi.

Sektor sektor yang mampu menarik investor asing sehingga mengalami peningkatan di tahun 2009 adalah Sektor Konstruksi, sektor Listrik, Gas dan Air serta sektor Pertambangan dan Penggalian.

Page 20: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

20

Perkembangan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor, Tahun 2008-2010 (Juta US $)

Sektor2008 2009 2010

Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek InvestasPertanian, Kehutanan, & Perikanan 14 154,2

(1,04)22 129,9

(1,20)197 813

(5,01)Pertambangan 41 181,3

(1,22)27 332,7

(3,08)223 2.229,3

(13,75)Industri 495 4.515,3

(30,36)474 3.831,1

(35,42)1.096 3.357,1

(20,70)Lisrtik, Gas dan Air 4 27 (0,18) 6 349,2

(3,23)42 1.428,4

(8,81)Konstruksi 21 426,6

(2,87)15 512,7

(4,74)70 619,9

(3,82)Perdagangan dan Reparasi, Hotel dan Restoran

397 8.530,0 (4,97)

466 1.012,6 (9,36)

916 1.096,8 (6,76)

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

35 175 (1,18)

50 4.170,3 (38,56)

123 5.046,2 (31,12)

Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran

19 123 (0,83)

33 315,1 (2,91)

67 1.050,2 (6,48)

Jasa Masyarakat, Sosial dan Perorangan

112 26,4 (0,13)

128 161,2 (1,49)

347 573,8 (3,54)

JUMLAH 1.138 14.871,4 (100,00)

1.221 10.815,0 (100,00)

3.081 16.214,8 (100,00)

Page 21: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

21

Total investasi yang masuk ke Indonesia dalam bentuk PMA pada tahun 2010 sebesar US $ 16.214,8 juta dengan jumlah proyek mencapai 3.081 proyek.

Berdasarkan data dari BKPM, investasi asing yang masuk ke Indonesia di sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi tersebar di 123 proyek dengan nilai investasi yang tertanam mencapai US $ 5.046,8 juta atau lebih tinggi 21 persen dari tahun 2009. Sektor lain yang cukup banyak menyedot investasi asing adalah sektor industri yang mampu menyerap sebesar US $ 3.357,1 juta.

Jika dibandingkan dengan tahun 2009 investasi asing yang masuk ke sektor industri mengalami penurunan 12,37 persen, tetapi untuk jumlah proyek yang dapat menyerap investasi asing mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu dari 466 proyek pada tahun 2009 menjadi 916 proyek pada tahun 2010.

Page 22: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

22

lklim investasi tahun 2010 yang semakin kondusif ditandai dengan masuknya sejumlah investor asing ke daerah. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai investasi yang ditopang oleh fleksibilitas dalam memperoleh perizinan dan jaminan rasa aman dan kejelasan hukum dalam berusaha terhadap investor asing.

Page 23: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

23

Rencana Penanaman Modal Asing (PMA) yang Disetujui Pemerintah Menurut Pulau, Tahun 2008-2010 (Juta US $)

Tahun2008 2009 2010

Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi

Sumatera 96 1.010,0 (-6,79)

123 776,1 (-7,18)

362 747,1 (-4,61)

Jawa 947 13.566,7 (-91,23)

946 9.370,5 (-86,64)

1.976 11,498,8 (-70,92)

Bali dan Nusa Tenggara 59 96,6 (-0,64)

100 233,9 (-2,16)

374 502,7 (-31)

Kalimantan 19 115,2 (-0,77)

31 284,3 (-2,63)

253 2.011,4 (-12,4)

Sulawesi 14 65,3 (-0,44)

16 141,6 (-1,31)

81 859,1 (-5,3)

Maluku dan Papua 4 18,6 (-0,13)

5 87 (-0,08)

35 595,7 (-367)

JUMLAH 1.138 14.871,4 (-100)

1.221 10.815,3 (-100)

3.081 16.214,8 (-100)

Page 24: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

24

Pulau Jawa masih menjadi daya tarik utama bagi investor asing karena ditunjang dengan infrastruktur yang baik di samping pasar konsumen yang besar. Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia pada tahun 2009 di Pulau Jawa mencapai US $ 9.370,5 juta yang tersebar di 946 proyek. Sementara itu, Pulau Sumatera hanya menyerap sekitar US $ 776,1 juta.

Page 25: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

25

Pada tahun 2010 aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia sebagian besar juga masih terserap di Pulau Jawa yakni 70.92 persen dari total PMA dengan nilai investasi mencapai US $ 11.498,8 juta, atau meningkat 22,71 persen disbanding tahun 2009. Pulau Kalimantan secara potensial pada tahun 2010 mampu menyerap investasi asing sebesar US $ 2.011,4 juta atau meningkat 7 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Page 26: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

26

Jumlah proyek yang mampu menyerap investasi asing di Kalimantan juga meningkat dari hanya 31 proyek pada tahun 2009 menjadi sebanyak 253 proyek pada tahun 2010.

Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2009 wilayah yang cukup berpotensi dalam memanfaatkan investasi asing pada tahun 2010 adalah Pulau Sulawesi serta Bali dan Nusa Tenggara yang masing masing mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni mencapai 506,71 persen dan 114,92 persen.

Page 27: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

27

Secara umum realisasi PMA terbesar berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah DKI Jakarta (US $ 6,4 miliar; 1068 proyek); Jawa Timur (US $ 1,8 miliar; 137 proyek); Jawa Barat (US $ 1,6 miliar; 729 proyek); Banten (US $ 1,5 miliar; 336 proyek); dan Kalimantan Timur (US $ 1,1 miliar; 138 proyek). Sementara itu realisasi PMA terbesar berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US $ 5 miliar; 537 proyek); Inggris (US $ 1,9 miliar; 285 proyek); Amerika Serikat (US $ 0,9 miliar; 121 proyek); Jepang (US $ 0,7 miliar; 394 proyek) dan Belanda (US $ 0,6 miliar; 138 proyek).

Selanjutnya realisasi PMA terbesar berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (US $ 5 miliar; 154 proyek); Pertambangan (US $ 2,2 miliar; 298 proyek); Listrik, Gas dan Air (US $ 1,4 miliar; 59 proyek); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US $ 1,1 miliar; 89 proyek) dan Industri Makanan (US $ 1,0 miliar; 250 proyek).

Page 28: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

28

Perusahaan-perusahaan tidak bisa selamanya mengandalkan sektor perbankan untuk menambah modal, hal ini yang mendorong makin banyak perusahaan yang mendaftarkan usahanya di pasar modal, sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan yang akan mencari modal dan pembiayaan bagi pengembangan usaha.

Dalam beberapa tahun terakhir bursa efek atau pasar modal memperlihatkan kinerja yang sangat menggembirakan dan telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi emiten dan dunia usaha. Dana-dana yang diinvestasikan di bursa efek menjadi kian produktif. Dari sisi emiten, pemerintah sudah mulai mengurangi pajak.

Bursa Efek Indonesia

Page 29: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

29

Kinerja pasar modal yang Baik tersebut karena didukung oleh kebijakan moneter yang memberikan dampak positif pada kondisi sektor keuangan domestik serta didukung oleh laporan kinerja emiten.

Kondisi yang baik ini membuat pelaku usaha terus memanfaatkan peluang investasi melalui pasar modal. Dengan adanya pasar modal yang sangat menjanjikan dan bisa menjadi andalan untuk berinvestasi, maka semakin banyak emiten yang menawarkan sahamnya di pasar bursa.

Page 30: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

30

Kondisi pasar yang baik, tingkat suku bunga yang cukup rendah, harga komoditas/tingkat inflasi serta suhu politik dalam negeri yang aman di sepanjang tahun 2010 telah membawa pengaruh pada perekonomian Indonesia. Kondisi seperti ini juga memberikan sentimen positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia.

Page 31: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

31

Penawaran saham perdana sejumlah BUMN tahun 2010 menjadi stimulus bagi perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) atau melepas sahamnya ke publik. BEI menilai peran pasar modal terus meningkat, didukung oleh makin tingginya kepercayaan investor terhadap kinerja pasar modal.

Target emiten baru tahun 2010 yang ditetapkan BEI sebanyak mencapai 25 emiten, dan target ini dapat dicapai, sehingga jumlah emiten pada 2010 menjadi 522.

Page 32: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

32

Pemulihan ekonomi global yang berjalan semakin Baik serta didukung oleh laporan kinerja keuangan emiten yang Baik telah mampu mengembalikan kepercayaan investor dan mendorong tingginya arus modal acing masuk ke bursa saham domestic.

Sepanjang tahun 2009 jumlah saham yang diperdagangkan mengalami lonjakan yang sangat signifikan, mencapai 1.468,65 miliar lembar, meningkat 137,91 persen, meskipun nilai transaksi saham yang diperdagangkan di BEI hanya mencapai Rp. 975.209 miliar atau terjadi sedikit penurunan 8,39 persen.

Page 33: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

33

Derasnya arus modal yang masuk ke Tanah Air membuat saham masih menjadi pilihan. Sepanjang tahun 2010 aliran modal asing terus masuk ke pasar saham Indonesia, dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 1.428,13 miliar lembar saham.

Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun dari sisi nilai transaksinya mengalami kenaikan 28,50 persen yaitu mencapai Rp. 1.253.174 miliar. Jumlah emisi yang diperdagangkan sampai akhir tahun 2010 jumlahnya mencapai 8.681 miliar lembar atau meningkat 3,06 persen dan nilai emisinya mencapai Rp 495,6 triliun.

Page 34: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

34

Salah satu kegiatan di BEI adalah memantau perkembangan harga saham gabungan seluruh peserta transaksi di bursa yang biasa disebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dihitung setiap hari dimana terjadi transaksi, dengan menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di lantai bursa.

Indeks Harga Saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Sebagai besaran statistik, indeks harga saham juga sering digunakan untuk menggambarkan dan meramalkan kecenderungan pasar.

Page 35: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

35

Di tahun 2009 kinerja pasar saham masih mengalami tekanan di awal tahun yang mengakibatkan IHSG mengalami penurunan karena minimnya sentimen positif dari sisi internal maupun eksternal.

Seiring dengan perkembangan positif yang terjadi di pasar keuangan global dan ditopang oleh kondisi perekonomian domestik yang kondusif, kondisi makro ekonomi yang terjaga serta kebijakan moneter yang cenderung longgar dan semakin baiknya kinerja keuangan emiten dari hasil yang dilaporkan, kepercayaan pelaku pasar berangsur-angsur mulai pulih.

Hal ini telah mendorong IHSG mulai merangkak naik. IHSG kembali mengalami peningkatan hingga menembus kembali lebih dari angka 2000 poin dan ditutup pada level 2534,36 poin di akhir tahun 2009 atau terjadi penguatan 1178,95 poin dari penutupan tahun 2008.

Page 36: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

36

Derasnya arus modal yang masuk ke Tanah Air membuat saham masih menjadi pilihan. Faktor-faktor yang menjadi katalis bagi pergerakan IHSG di sepanjang tahun 2010 dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan emiten yang mencatat kinerja positif. Pada pembukaan awal tahun, di Januari 2010, IHSG berada pada level 2.610,80.

Pada penutupan perdagangan bulan Jull 2010, IHSG sudah menyentuh level lebih 3000 poin dan dua bulan kemudian yaitu di bulan Oktober 2010 IHSG ditutup pada level 3.635,32 poin.

Page 37: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

37

Artinya, belum genap setahun IHSG telah naik lebih dari 1.000 poin. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2010 IHSG terus menunjukkan kenaikan, IHSG menguat hampir 1.200 poin, ditutup pada level 3703,51 poin. IHSG telah memperlihatkan kinerja yang fantastis sepanjang tahun 2010 beberapa kali mencetak rekor baru, sehingga membawa BEI sebagai yang terbaik di Asia Pasifik.

Dengan pertumbuhan 46,13 persen yang dicapai merupakan yang terbesar di Asia mengungguli Malaysia, India dan Cina. Meski demikian, bila dibandingkan kinerja tahun 2009, pertumbuhan IHSG masih jauh di bawah penguatan selama 2009 yang mencapai 86,98 persen yang menempatkan kinerja IHSG terbaik kedua setelah bursa Cina.

Page 38: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

38

Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan atau sebagai pelengkap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, masuknya modal asing juga akan dapat memberikan manfaat besar seperti penciptaan lapangan kerja, penambahan pajak, transfer teknologi, dan tumbuhnya sektor turunan lain.

Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa investasi asing harus tetap di bawah kekuatan kendali negara, sehingga segala aktivitas bisnis dan operasi mereka selalu bisa dikontrol oleh negara.

Kekhawatiran Semakin Banyaknya Investasi Asing yang Masuk ke Indonesia

Page 39: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

39

Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan di bidang investasi harus dapat membatasi investasi asing, dan bukan kebijakan investasi yang membuka lebar-lebar pintu investasi asing karena dinilai akan menempatkan Indonesia di bawah dominasi ekonomi asing. Seharusnya Indonesia harus menjadikan investasi asing sebagai pendukung atau pelengkap saja, bukan sebagai penopang utama sistem perekonomian nasional.

Isu yang marak dan menimbulkan keresahaan saat ini adalah semakin derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia. Aliran modal yang masuk dalam bentuk penanaman modal langsung (PMA) dan dalam pasar modal terus meningkat. Karena itu, bila kekuatan modal asing mendominasi perekonomian nasional, maka secara perlahan para investor asing pun akan menguasai secara Iangsung sumber-sumber ekonomi nasional, terutama kekayaan sumber daya alam.

Page 40: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

40

Tabel 1 dan 3 memperlihatkan perbandingan antara PMDN dan PMA yang terealisasi dalam 3 tahun terakhir. Pada tabel tersebut terlihat bahwa modal asing lebih mendominasi pasar modal Indonesia dibanding modal domestik. Pada tahun 2009 PMDN yang terealisasi menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2008 dan sebaliknya PMA mengalami penurunan. Pada tahun 2010 investasi asing terus meningkat dan jika dibandingkan dengan investasi domestik yang terrealisasi.

Page 41: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

41

Aliran modal asing yang masuk ke pasar modal Indonesia juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2006 banyaknya saham yang dibeli oleh asing mencapai 93.092,70 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 140.534,97 miliar, sedangkan saham yang dimiliki asing yang dijual sebanyak 67.632.24 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 123.234,62.

Sehingga posisi akhir nilai saham yang dimiliki asing pada tahun 2006 mencapai Rp 17.300,35 miliar. Dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia terlihat semakin deras dan pada tahun 2009 tercatat sebanyak 144.934,10 juta lembar saham dan yang dijual sebanyak 129.815,61 juta lembar, sehingga posisi akhir nilai saham yang dimiliki asing pada tahun 2009 mencapai Rp 13.788,43 miliar.

Page 42: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

42

Sepanjang perdagangan saham di tahun 2010 BEI mencatat pihak asing membeli sebanyak 212.007,42 juta lembar saham dengan nilai saham mencapai Rp 394.000,73 miliar dan saham yang dijual oleh pihak asing sepanjang tahun 2010 mencapai 183.245,96 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 367.039,35 miliar, sehingga posisi akhir nilai saham asing yang tertanam di pasar saham Indonesia mencapai Rp 26.961,38 miliar atau terjadi kenaikan hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2009.

Page 43: PERKEMBANGAN INVESTASI DAN PERDAGANGAN SAHAM

43

Dari data di atas nampak bahwa investasi asing mulai mendominasi dan ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk dapat membatasi. Pemerintah seharusnya dapat menarik investasi domestik agar dapat lebih bergairah.

Karena kalau diperhatikan apakah dengan masuknya modal asing akan tercipta transfer teknologi? Kenyataan yang terjadi bahwa bila perusahaan itu 100 persen modal asing, jarang sekali ada transfer pengetahuan maupun teknologi. Bahkan untuk mesin dan bahan bahan-bahan tertentu didatangkan langsung dari negaranya, mereka tidak mau memakai buatan lokal.