Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    1/28

    PERKIRAAN

    MENGGU

    PROG

    AKAD

    ADANGAN COALBED METHAN

    AKAN METODE VOLUMETRIK

    LAPANGAN X SUMUR Y

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Oleh :

    DONDY ZOBITANA

    12010195

    AM STUDI TEKNIK PERMINYA

    MI MINYAK DAN GAS BALON

    INDRAMAYU

    2015

    E DENGAN

    PADA

    AN

    AN

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    2/28

    PERKIRAAN

    MENGGU

    PROG

    AKAD

    ADANGAN COALBED METHAN

    AKAN METODE VOLUMETRIK

    LAPANGAN X SUMUR Y

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Oleh :

    DONDY ZOBITANA

    12010195

    AM STUDI TEKNIK PERMINYA

    MI MINYAK DAN GAS BALON

    INDRAMAYU

    2015

    E DENGAN

    PADA

    AN

    AN

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    3/28

    Edu

    201

    201

    200

    200

    Pers

    Nam

    NIM

    Maili

    Cont

    Place

    Sex

    Mari

    Relig

    Nati

    Org

    201

    201

    201

    201

    201

    ation Details

    -Now Oil and Gas Academy of Balong

    Petroleum Engineering, Program

    Indonesia

    -2013 Senior High School 02Kuala Ka

    Kalimantan

    -2010 Junior High School 04 Kuala KaKalimantan

    -2007 Elementary School 06 Kuala Ka

    Kalimantan

    nal Detail

    : Dondy Zobitana

    : 12010195

    ng Address : Sakapurun Street No. 33City,Central Kalimantan

    ct Number : 082217464484

    , Date of Birth : Kapuas, 11 th July 1994

    : Male

    al Status : Single

    ion : Moslem

    nality : Indonesian

    CURRICULUM VITAE

    nization

    -Now Member of IATMI (Association OPetroleum Engineers)

    -Now Basket Ball Player Of Oil and Gas

    Indramayu-Now Member of Student Units Activity

    Basketball, Oil and Gas Academy

    -2013 Basket Ball Player Of senior High

    Kapuas, Central Kalimantan

    -2011 School Organization Of Senior HigKuala Kapuas, Central Kalimantan

    an Indramayu

    D3, Indramayu,

    puas, Central

    puas, Central

    puas, Central

    Kapuas

    Indonesian

    cademy of Balongan

    in Departement

    f Balongan

    School SMAN 02 Kuala

    h School SMAN 02

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    4/28

    Prac

    2015

    2015

    2015

    2014

    2014

    2014

    2013

    2013

    Wor

    201

    201

    Field

    2015

    2014

    2013

    ical Work

    Practicum Of Penilaian Forrmasi

    Practicum Of Mud Test

    Practicum Analysis Of Formation F

    Practicum Of Chemistry II

    Practicum Of Physics II

    Practicum Of Geology

    Practicum Of Physics I

    Practicum Of Chemistry I

    kshop

    Conserving National Energy with Innov

    Be Successful In Job Hunting

    Travelling

    Education and Training Centers Of

    Museum Of Petroleum Indonesia

    Museum Of Geology Bandung

    luid

    tive Mindset

    il and Gas Cepu

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    5/28

    I-E&[*i*It

    PEI*GESA*L*]{

    @w,ffi*r&S&rqw-e"t@#

    mffigSffiHrFffik

    XIffie

    fmeidfuI"

    IlHffiril

    Seafr,imil*ryII"

    tttr

    Awtk*rrerrr*tci,*n:

    ,*)ry&@nx.gxrw

    mr.m*re6 gxme*

    mse

    @6,*qffis

    d{fu

    'gMA

    fu

    xxrm'Fffi

    .*m#aaqe*

    ,trfu&m

    S{,irpaF*.des

    #es'ffie@we

    {}$e&;

    DOSff}YU$BITAF$A

    ildlftf

    : lml$ ffi

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    6/28

    1

    I. Judul

    Perkiraan CadanganCoalBed Methane dengan Menggunakan Metode

    Volumetrik di Lapangan X Sumur Y

    II. Latar Belakang

    Batubara memiliki kemampuan menyimpan gas dalam jumlah yang

    banyak, karena permukaannya mempunyai kemampuan mengadsorpsi gas.

    Meskipun batubara berupa benda padat dan terlihat seperti batu yang

    keras, tapi di dalamnya banyak sekali terdapat pori-pori yang berukuran

    lebih kecil dari skala mikron, sehingga batubara ibarat sebuah spon.

    Kondisi inilah yang menyebabkan permukaan batubara menjadi

    sedemikian luas sehingga mampu menyerap gas dalam jumlah yang besar.

    Jika tekanan gas semakin tinggi, maka kemampuan batubara untuk

    mengadsorpsi gas juga semakin besar. Gas yang terperangkap pada

    batubara sebagian besar terdiri dari gas metana, sehingga secara umum gas

    ini disebut dengan CoalBed Methane atau disingkat CBM. Dalam

    klasifikasi energi, CBM termasukunconventional energy

    CoalBed Methane (CBM) adalah gas bumi dengan komponen

    dominan metana yang terbentuk secara alamiah dalam proses

    pembentukan batubara (coalification) dalam kondisi terperangkap dan

    terserap dalam batubara. CBM sama seperti gas alam konvensional yang

    kita kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan

    batubara sebagaisource rockdanreservoir rock-nya.

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    7/28

    2

    III.Tujuan

    3.1 Tujuan Umum

    1. Dapat diketahui gambaran mengenai sistem kerja produksi coal

    bed methane.

    2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menjalani

    perkuliahan.

    3. Untuk meningkatkan keahlian dan daya kreatifitas mahasiswa.

    4. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari

    solusi masalah yang dihadapi di dalam dunia industri atau dunia

    kerja.

    3.2 Tujuan Khusus

    1. Mengetahui cara perhitungan cadangan dengan metode

    volumetriks pada produksicoalbed methane.

    2. Mengetahui parameter apa saja yang di gunakan untuk

    menghitung cadangan coalbed methane dengan menggunakan

    metode voumetriks.

    3. Mengetahui nilai densitas batubara bebas abu, kandungan gas,

    volume gas yang terserap dan volume gas bebas pada reservoir

    coalbed methane

    4. Mengetahui nilai cadangan gas metana pada lapangan yang sedang

    di observasi.

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    8/28

    3

    IV.Dasar Teori

    4.1 Pengertian Coalbed Methane

    Gas Metana Batu bara (GMB) atau Coalbed methane (CBM)

    adalah gas bumi (hidrokarbon) dengan gas metana merupakan

    komposisi utamanya yang terjadi secara alamiah dalam proses

    pembentukan batu bara (coalification) dalam kondisi terperangkap dan

    terserap pada lapisan batu bara. Proses terbentuknya GMB berasal dari

    material organik tumbuhan tinggi, melalui beberapa proses kimia dan

    fisika (dalam bentuk panas dan tekanan secara menerus) yang berubah

    menjadi gambut dan akhirnya terbentuk batu bara.

    Batubara memiliki kemampuan menyimpan gas dalam jumlah

    yang banyak, karena permukaannya mempunyai kemampuan

    mengadsorpsi gas. Meskipun batubaraberupabenda padat dan terlihat

    seperti batu yang keras, tapi di dalamnya banyak sekali terdapat pori-

    pori yang berukuran lebih kecil dari skala mikron, sehingga batubara

    ibarat sebuah spon. Kondisi inilah yang menyebabkan permukaan

    batubara menjadi sedemikian luas sehingga mampu menyerap gas

    dalam jumlah yang besar. Jika tekanan gas semakin tinggi, maka

    kemampuan batubara untuk mengadsorpsi gas juga semakin besar.

    Gas yang terperangkap pada batubara sebagian besar terdiri

    dari gas metana, sehingga secara umum gas ini disebut dengan

    CoalBed Methane atau disingkat CBM. Dalam klasifikasi energi,

    CBM termasuk unconventional energy (peringkat 3), bersama-sama

    dengan tight sand gas, devonian shale gas, dan gas hydrate. High

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    9/28

    4

    2

    quality gas (peringkat 1) dan low quality gas (peringkat 2) dianggap

    sebagaiconventional gas.

    Selama berlangsungnya proses pemendaman dan pematangan,

    material organik akan mengeluarkan air, CO , gas metana dan gas

    lainnya. Kandungan gas padacoalbed methane sebagian besar berupa

    gas metana dengan sedikit gas hidrokarbon lainnya dan gas non-

    hidrokarbon. Reaksi kimia pembentukan batu bara adalah sebagai

    berikut:

    Berbeda dengan gas bumi konvensional yang kita kenal

    saat ini, coalbed methane berasosiasi dengan batu bara sebagai

    source rock dan reservoirnya, sedangkan gas bumi yang kita kenal

    saat ini berasosiasi dengan reservoir pasir, gamping maupun rekahan

    batuan beku. Hal lain yang membedakan keduanya adalah cara

    penambangannya, yaitu reservoir GMB harus direkayasa terlebih

    dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan, sedangkan gas bumi

    konvensional begitu dibor langsung dapat diproduksikan.

    4.2 Reservoir Coalbed Methane

    Gas Metana Batu bara (GMB) merupakan gas hidrokarbon

    non- konvesional yang bersumber dari batu bara dan tersimpan dalam

    reservoir batu bara. Reservoir GMB sangat berbeda dengan reservoir

    minyak pada ummnya. GMB ataucoalbed methane adalah gas yang

    tersimpan karena adsorpsi dalammiropore batuan. Gas tersebut juga

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    10/28

    5

    di sebutsweet gas karena tidak ada kandunganH2S.

    Karakteristik reservoir GMB memiliki perbedaan yang

    mendasar dibandingkan dengan sistem gas konventional. Pada sistem

    GMB, batu bara berfungsi sebagai batuan sumber (source rock)

    sekaligus sebagai reservoir gas.

    5.2.1 Permeabilitas Reservoir Coal Bed Methane

    Permeabilitas merupakan kemampuan material untuk

    melewatkan fluida melalui medium porinya. Permeabilitas

    merupakan salah satu sifat fisik yang berperan penting untuk

    memroduksikan gas padaeconomical rate. Fluida di batubara

    yakni air dan gas mengalir melalui cleat dan rekahan. Cleat

    merupakan rekahan vertikal yang terbentuk secara alami

    selama prosescoalifikasi.

    Pada batubara, permeabilitas sangat jelas dan

    tergantung pada gaya. Gaya horizontal yang tegak lurus

    dengan face cleat yang terbuka akan menyebabkan

    pemeabilitas rendah. Ketika kondisi tegangan kecil, rekahan

    (fracture) alami akan terbuka dan memberikan permeabilitas

    untuk mengalir melalui lapisan batuan. Lipatan dan patahan

    dapat menambah permeabilitas batubara melalui rekahan

    alami.

    Selain itu, mineral yang mengisi cleat dapat

    mempengaruhi permeabilitas batubara. Mineral seperticalcite,

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    11/28

    6

    pyrite, gypsum, kaolinite dan illite dapat mengisi cleat dan

    menyebabkan berkurangnya permeabilitas. Jika sebagian besar

    cleat terisi maka permeabilias absolut akan menjadi sangat

    rendah.

    5.2.2 Porositas dan Luas Permukaan Coal Bed Methane.

    Porositas dan luas permukaan adalah dua propertis

    batubara yang sangat penting pada proses gassifikasi batubara,

    ketika reaktivitas batubara meningkat sama seperti ketika

    porositas dan luas permukaan batubara meningkat. Begitupun,

    laju gassifikasi adalah lebih besar untuk batubara peringkat

    rendah daripada batubara peringkat tinggi.

    Batu bara merupakan media yang dicirikan oleh

    adanya dua sistem porositas yang berbeda (dual-porosity)

    yaitu macropores danmicropores.Macropores yang dikenal

    juga sebagaicleatyang umum dijumpai pada lapisanbatubara,

    sedangkanmicropore atau matrik adalah sebagai ruang simpan

    utama gas.

    Porositas reservoir coal bed biasanya sangat kecil

    berkisar dari 0,1 sampai 10%

    5.2.3 Kapasitas Adsorpsi

    Adsorption isotherm didefinisikan sebagai kemampuan

    batubara untuk menyerap gas metana dalam kondisi tekanan

    tertentu pada suhu konstan. Adsorption isotherm dirumuskan

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    12/28

    7

    oleh Langmuir yang dikenal sebagai isotherm Langmuir

    dengan persamaan untuk menghitung kemampuan menyerap

    (sorption capacity):

    ........................................................................ (Persamaan 2.1)

    Dimana: V = Sorption capacity, scf/cuft

    VL = volume Langmuir, scf/cuft

    PL = tekanan Langmuir, psi

    P = tekanan reservoir, psi

    5.2.4 Tebal Formasi dan Tekanan Reservoir Awal

    Ketebalan formasi mungkin tidak berbanding lurus

    dengan volume gas yang dihasilkan di beberapa daerah.

    Untuk Contoh: Cekungan Cherokee Tenggara Kansas

    yang baik dengan zona tunggal 1-2 ft dapat menghasilkan

    tingkat gas yang sangat baik, sedangkan sebuah formasi

    alternatif dengan dua kali ketebalan tidak dapat menghasilkan

    apa-apa. Beberapa formasi batubara dan atau serpih mungkin

    memiliki konsentrasi gas yang lebih tinggi terlepas dari

    ketebalan formasi. Ini merupakan kasus khusus mungkin

    tergantung pada geologi.

    5.2.5 Ekstraksi

    Untuk mengekstrak gas, lubang terbungkus baja dibor

    ke dalam lapisan batubara (100 - 1500 meter di bawah tanah).

    V= VLP

    P x PL

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    13/28

    8

    Sebagai tekanan dalam lapisan batubara menurun, karena

    lubang ke permukaan atau pemompaan sejumlah kecil air dari

    metan, baik gas dan melarikan diri 'air yang diproduksi' ke

    permukaan melalui tabung. Kemudian gas tersebut dikirim ke

    stasiun kompresor dan ke jaringan pipa gas alam. 'Air yang

    dihasilkan' adalah baik reinjected ke formasi terisolasi,

    dilepaskan ke dalam aliran, yang digunakan untuk irigasi, atau

    dikirim ke kolam penguapan. Air biasanya mengandung

    padatan terlarut seperti sodium dan klorida bikarbonat.

    4.3 Prinsip Produksi Coalbed Methane

    Pemanfaatan Coal Bed Methane untuk sumber energi akan

    melalui tahapan produksi gas CBM. Terdapat tiga tahapan proses

    dalam produksi gas metana dari reservoir CBM. Pertama adalah

    desorpsi metana dari micropore coal. Terjadinya desorpsi

    dimungkinkan dengan penurunan tekanan reservoir melalui proses

    dewatering. Kedua, ketika tekanan reservoir turun hingga mencapai

    tekanan desorpsi, metana akan berdifusi dalam matriks hingga

    methane mencapai rekahan. Kemudian, setelah mencapai rekahan,

    methane akan mengalir mengikuti hukum Darcy hingga mencapai

    lubang sumur.

    Untuk memproduksikan gas metana dilakukan dengan

    menurunkan tekanan pada fracture melalui proses dewatering yang

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    14/28

    9

    menyebabkan terjadinya prosesdesorbtion gas metana dari permukaan

    fracture batu bara menuju ke dalam rongga fracture. Gas tersebut

    berasal dari matrik batu bara yang telah ter-diffuse menuju permukaan

    fracture. Selama memproduksikan gas dari dalam batu bara, ada 3

    phase yang terjadi atau dilalui oleh gas metana.

    Phase I: dicirikan oleh laju produksi air konstan dan tekanan

    reservoir mulai menurun. Selama phase ini, sumur dalam kondisi

    dipompakan untuk meningkatkan laju produksi gas. Biasanya laju

    gas akan meningkat, tergantung permeabilitas relatif di sekitar

    lobang bor.

    Phase II: dicirikan oleh negative decline atau penurunan secara

    drastis laju produksi air. Padaphase ini alirannya berada pada kondisi

    dinamis (selaluberubah-ubah) tergantung dari:

    Penurunan permebilitas relatif air

    Kenaikan permeabilitas relatif gas

    EfekOuter boundary sudah mulai terasa (alirannyaPreudo

    steady

    state)

    Laju produksi gas berubah menjadi dinamis.

    Phase III: dimulai pada saat kondisi aliran di dalam reservoir

    mulai stabil, sumur telah mencapai peak gas rate, dan produksi gas

    menunjukkan tren penurunan (decline). Selama phase ini produksi air

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    15/28

    rendah da

    tetapPre

    (Buku Gas Me

    S

    akan me

    kestabila

    diawal p

    akhirnya

    maksimu

    n permeabilitas air dan gas berubah menjadi

    udo steady state.

    Gambar 2.4

    Skema Produksi Reservoir CBM

    tana Batubara Energi Baru Untuk Rakyat, L

    iring dengan menurunnya tekanan reservo

    ningkat hingga mencapai puncaknya hi

    . Setelah itu, produksi gas akan menuru

    roduksi disertai dengan produksi air yan

    produksi air menurun drastis ketika produk

    .

    10

    kecil, alirannya

    MIGAS,)

    ir, produksi gas

    ngga mencapai

    . Produksi gas

    g besar hingga

    si gas mencapai

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    16/28

    11

    4.4 Perhitungan Cadangan Coal Bed Methane

    Perhitungan cadanganOriginal Oil In Place (OGIP) reservoir

    CBM dengan pendekatan metode volumetric pada prinsipnya di bagi

    menjadi dua bentuk persamaan perhitungan, yaitu volume gas yang

    tersimpan dalam kondisi terserap pada pori mikro dan volume gas

    yang tersimpan dalam kondisi bebas padacleat.Namun hal ini masih

    dikaitkan dengan kondisi kejenuhan reservoir CBM.

    Kondisi kejenuhan reservoir dikaitkan dengan perhitungan

    perkiraaan OGIP reservoir CBM:

    Apabila reservoir CBM pada kondisi jenuh (saturated) makacleat

    dijenuhi sebagian besar oleh gas sehingga perhitungan OGIP

    reservoir CBM merupakan penjumahan volume gas pada pori

    mikro dan voume gas pada cleat.

    Apabila reservoir CBM pada kondisi tidak jenuh (undersaturated),

    maka cleat I jenuhi air 100% oleh air shingga volume gas pada

    cleatbernilai nol dan perhitungan OGIP reservoir CBM hanya

    merupakan volume gas pada pori mikro.

    5.4.1 Rumus OGIP dengan Metode Volumetris

    Rumus dasar perhitungan OGIP dengan metode

    volumetric merupakan penjumlahan untuk volume gas yang

    tersimpan dalam konis terserap pada pori mikro (Ga) dan

    volume gas bebas yang berada pada cleat (Gf):

    ...................................................................... Persamaan (2.2)OGIP = (G

    a+ G

    f)

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    17/28

    12

    ...................................................................... Persamaan (2.3)

    ........................................................................ Persamaan (2.4)

    Dimana:

    Ga = Gas yang tersimpan dalam matriks batubara

    dalam kondisi teradsorbsi,SCF

    Gf = Gas yang tersimpan dalam cleat batubara dalam

    kondisi bebas,SCF

    A = Luasan Reservoir, acre

    h = Ketebalan bersih lapisan reservoir,ft

    pc = Densitas batubara bebas abu, gr/cc

    GC = Kandungan gas, SCF/ton

    cleat = Porositas cleat, fraksi

    Sw cleat = Saturasi air pada cleat, fraksi

    Bgi = Factor volume formasi gas (FVF) pada tekanan

    reservoir Awal, cuft/SCF

    Fraksi gas bebas pada cleatbatubara kadang-kadang

    sangat kecil kapasitas penyimpanannya dan dapat diasumsikan

    sebagai gas yang tidak dapat diproduksikan lagi. Oleh karena

    itu. Volume gas yang tersimpan pada kondisi bebas di cleat

    (Gf) pada persamaan 2.4 dapat diabaikan (bernilai nol).

    Ga=1359,7A

    .h.pc .GC

    Gf=43560A

    .h . c (1-Sw)/Bgi

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    18/28

    13

    4.5 Analisis Parameter

    5.5.1 Densitas Batubara Bebas Abu

    Dalam hal ini, densitas batubara masih tercampur

    dengan komponen lain seperti mineral-mineral yang

    pengaruhnya akan meningkatkan densitas batubara hingga dua

    kali lipatnya dari densitas batubara yang sebenarnya. Oleh

    karena itu harus dikoreksi menjadi densitas batubara bebas abu

    (c). Abu disini merepresentasikan kondisi percobaan

    proximate analysis, yaitu analisis pengukuran fraksi-fraksi

    penyusun batubara seperti kelembaban (moisture, m), bahan

    volatil (volatile matter, VM), karbon tetap (fixed carbon, FC)

    dan bahan mineral (mineral matter, a), dengan kombinasi

    teknik gravimetri dan beberapa tingkatan pemanasan. Pada

    tingkatan pemanasan terakhir, batubara meningggalkan residu

    berbentuk abu yang merupakan bahan mineral.

    ................................................................. Persamaan (2.5)

    Dimana:

    c = Densitas batubara bebas abu

    b = Densitas batubara kasar

    a = Densitas abu

    Fma = Massa abu

    c=

    b

    Fma aFmc

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    19/28

    14

    Fmc = Massa batubara total

    Daripercobaanproximate analysis yang di lakukan di

    dalam laboratorium diketahui massa batubara total dan massa

    abu sedangkan untuk densitas batuan dan abu di dapat dari

    interpretasi density log.

    5.5.2 Kandungan Gas

    Saturasi fluida terdiri atas saturasi air, saturasi minyak

    dan saturasi gas. Pengukuran saturasi fluida pada analisa inti

    batuan rutin reservoir migas biasanya ditentukan dengan

    penentuan saturasi air terlebih dahulu, begitu pula pada

    interpretasi wireline log. Selanjutnya saturasi minyak dan

    saturasi gas dapat diketahui. Kandungan gas merupakan sifat

    fisik fundamental reservoir CBM yang analogi dengan saturasi

    fluida. Pengukuran kandungan gas pada reservoir CBM

    dinamakan desorption analysis. Pengukuran kandungan gas

    dilakukan tanpa pengukuran kandungan air terlebih dahulu

    seperti pada reservoir migas konvensional. Desorption

    analysis pada prinsipnya mengukur gas yang

    terdesorpsi/terlepaskan oleh sampel batubara kedalam tiga

    kategori yaitu:

    1. Gas hilang didefinisikan sebagai gas yang hilang saat

    pertama kali sampel dipotong saat coring hingga dibungkus

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    20/28

    15

    dengan kontainer gas ketat (canister). Gas yang hilang tidak

    diukur tetapi harus diperkirakan.

    2. Gas terdesorpsi yaitu gas yang terukur melaluicanister.

    3. Setelah laju desorpsi/emisi gas turun dibawah harga ambang

    batas, sampel dihancurkan menjadi bubuk yang sangat halus

    untuk melepaskan gas sisa yang dinamakan gas residu.

    Total kandungan gas merupakan penjumlahan dari

    volume gas yang hilang, volume gas yang terukur melalui

    canister dan volume gas residu. Data pengukuran dan

    pencatatan merupakan plot antara jumlah gas yang terkumpul

    versus akar pangkat dua dari waktu desorpsi. Waktu desorpsi

    ini dimulai ketika core mulai dipotong didalam lubang bor,

    sehingga pada perhitungan waktu tersebut, gas yang hilang

    mulai diperkirakan. Koreksi terhadap data kandungan gas

    mengacu pada komposisi gas pengotor seperti gas nitrogen dan

    karbondioksida. Komposisi gas diperoleh dari hasil analisa gas

    chromatography. Kandungan gas yang telah dikoreksi disini

    merupakan murni gas metana.

    4.6 Faktor Perolehan

    Cadangan gas merupakan hasil perkalian antara OGIP dengan

    faktor perolehan. Faktor perolehan reservoir gas konvensional

    dirumuskan:

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    21/28

    16

    .....................................................................................Persamaan 2.6

    Dimana:

    RF = Recovery Factor

    Bgi = Faktor volume formasi gas

    Bga = Faktor volume formasi gas pada tekanan reservoir

    abandon,cuft/SCF

    Pada volume gas reservoir CBM dalam kondisi bebas,

    persamaan di atas dapat diaplikasikan. Namun pada volume gas dalam

    kondisi terserap (Ga), pengukuran kandungan gas reservoir CBM

    diukur pada kondisi permukaan, sehingga tidak ada konversi FVF.

    Pengurangan kandungan gas total dengan gas residu dari hasil

    pengukuran desorption analysis, merupakan representasi faktor

    perolehan. Gas residu adalah gas yang tidak dapat bergerak lagi dan

    tetap menempati pori batubara pada kondisiabandon.

    V. Metodologi Penelitian

    Dalam melaksanakan Tugas Akhir, mahasiswa diharapkan mampu

    melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai

    ditempat Tugas Akhir menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian

    yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau

    alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

    Untuk mendukung Tugas Akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka

    dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

    RF=1-Bgi

    Bga

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    22/28

    17

    5.1 Orientasi Lapangan

    Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung

    tentang perhitungan cadangan volumetriks dengan produksicoalbed

    methane . Bedasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-data

    yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

    5.2 Metode Wawancara

    Data-data yang di dapat dari konsultasi langsung dengan

    pebimbing lapangan maupun dengan operator yang bersangkutan.

    5.3 Study Literature

    Merupakan data yang diperoleh dari buku buku atau

    handbook sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang

    berkaitan dengan topik yang di tulis.

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    23/28

    VI. AGENDA KEGIATAN

    Adapun waktu yang diajukan penulis untuk melakukan tugas akhir

    lapangan ini lamanya yaitu satu bulan terhitung mulai dari tanggal 07

    Februari s/d 31 Maret 2016. Untuk waktu yang lebih spesifik dapat

    disesuaikan dengan yang ada di perusahaan ataupun di lapangan. Kegiatan

    ini dapat disesuaikan dengan kebijakan dari perusahaan.

    Secara terstruktur, kegiatan praktek kerja lapangan ini dapat dilihat

    pada tabel berikut :

    Tabel 4.1 Agenda Kegiatan

    No Rincian KegiatanMinggu

    I II III IV V VI VII VIII

    1. Pengenalan

    Lingkungan Kerja

    2. Mendalami Proses

    Perhitungan

    Cadangan/Praktek

    Lapangan

    3. Pengambilan Data

    4. Pengolahan Data

    5. Penyusunan Laporan

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    24/28

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    25/28

    RENCANA DAFTAR PUSTAKA

    Sugiarto, Edo Sayib., Definis dan Evaluasi Cadangan Coalbed Methane Dengan

    Metode Volumteriks,UPN VETERAN, Yogyakarta.

    Kristadi, Heribertus Joko, DKK, Gas Metana Batubara Energi Baru Untuk Rakyat,

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi

    LEMIGAS

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    26/28

    RENCANA DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

    LEMBAR PENGESAHAN................................................................................

    KATA PENGANTAR.........................................................................................

    DAFTAR ISI........................................................................................................

    DAFTAR TABEL ...............................................................................................

    DAFTAR GAMBAR..........................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................

    1.2 Tema Praktek Kerja Lapangan............................................................

    1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan .........................................................

    1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................

    1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................

    1.4 Manfaat ...............................................................................................

    1.4.1 Bagi Perusahaan ........................................................................

    1.4.2 Bagi AKAMIGAS BALONGAN .............................................

    1.4.3 Bagi Mahasiswa ........................................................................

    1.5 Rencana Kegiatan ...............................................................................

    BAB II DASAR TEORI......................................................................................

    2.1 Pengertian Coalbed Methane.............................................................

    2.2 Reservoir Gas Metana Batubara ........................................................

    2.3.1 Permeabilitas Reservoir Coal Bed Methane ...........................

    2.3.2 Porositas dan Luas Permukaan Coal Bed Methane................

    2.3.3 Kapasitas Adsorpsi .................................................................

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    27/28

    2.3.4 Tebal Formasi dan Tekanan Reservoir Awal .........................

    2.3.5 Ekstraksi .................................................................................

    2.3 Batubara Sebagai Batuan Induk dan Reservoir .................................

    2.4 Rekahan Batubara.............................................................................

    2.5 Karakter Batubara Untuk Produksi CBM.........................................

    2.6 Prinsip Produksi Coalbed Methane ..................................................

    2.7 Karakteristik Gas Metana Batubara..................................................

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................

    3.1 Orientasi Lapangan...........................................................................

    3.2 Metode Wawancara ..........................................................................

    3.3 Study Literature ................................................................................

    BAB IV AGENDA KEGIATAN ........ . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/26/2019 Perkiraaan Cadangan Coal Bed Methane Men

    28/28

    Perhitungan Cadangan CBM Dengan

    Metode Volumetriks

    Pengumpulan Data

    Kondisi Kejenuhan

    Reservoir

    LuasReservoir(A)

    KetebalanReservoir(h)

    DensitasBatubaraBebas(pc)

    Kandungan

    Gas(GC) PorositasCleat

    () Saturasi air

    padacleat(Sw) Factor volume

    formasi gas(Bgi)

    Analisis Data

    Koreksi

    Densitas

    Batubara

    Menghitung

    kandungan

    gas

    Menghitung

    volume gas yang

    terserap

    Menghitung volume

    gas bebas

    Menghitung cadangan gas

    Hasil