Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geografi

Citation preview

PERMASALAHAN PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIASaat kita kecil, mungkin kita pernah mendengar nyanyian nenek moyangku seorang pelaut. Tidak dapat disangkal lagi mengingat luas perairan Indonesia yaitu seluas 3.287.010 km2 belum lagi oleh keuntungan iklim yang tropis lembab dan hangat menjadikan perairan Indonesia kaya akan keanekaragaman hayatinya. Namun sayang, hal tersebut tidak berdampak apapun dalam kesejahteraan hidup nelayan kita. Potensi perikanan laut kita memang besar, akan tetapi yang dimanfaatkan nelayan kecil masih sedikit, bahkan pihak asing melalui illegal fisihing lebih banyak mengeksploitasi sumber daya perikanan kita. Nelayan malah dijadikan salah satu potret kemiskinan masyarakat Indonesia mengingat akan lokasinya yang berada jauh dari pusat kegiatan dan adapula yang terisolasi di pulau-pulau kecil yang letaknya cukup jauh digapai serta berada di perbatasan terluar. Adapun masalah-masalah yang perlu kita kritisi bersama yakni adalah :1) Lemahnya data perikanan yang belum akurat, TPI yang tidak merata dan tidak memenuhi standar yang layak serta lemahnya UU tentang perikanan.Lemahnya data perikanan baik hasil tangkapan maupun jenis tangkapan ini menyebabkan kita tidak tahu menahu wilayah perairan mana yang berpotensi perikanannya serta alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Hal tersebut menjadikan sebagian wilayah menjadi overfishing dan adapula wilayah yang underfishing. Akibatnya, wilayah-wilayah yang underfishing dikuasia oleh kapal-kapal asing yang sembarang melakukan illegal fishing karena rendahnya pengawasan nelayan setempat yang difaktori perairan laut dalam tidak sesuai dengan perlengkapan kapal penangkap ikan mereka. Dampak lain ialah berkurangnya ikan-ikan yang berada di wilayah overfishing karena banyaknya kapal-kapal yang bersaing untuk mengambil ikan. Salah satu solusinya yakni pembatasan kapal-kapal yang berada di wilayah overfishing dengan dibawah pengawasan patroli setempat, penyebaran kapal-kapal penangkap ikan yang cukup besar dan berteknologi modern ke daerah underfishing yang biasanya berada di wilayah perairan laut dalam serta pendataan perikanan dilakukan oleh TPI keliling yang dilakukan atas kerjasama antar daerah. Hal ini bertujuan adanya penangkapan ikan yang berkelanjutan yang dianalisa atas dasar potensi wilayah perairan agar tidak terjadi kepunahan biota laut.Tidak hanya itu, TPI yang ada seharusnya memenuhi kriteria yang berlaku seperti adanya timbangan, lemari es penyimpanan ikan, dan pengelolaannya tidak hanya sebagai pengumpul dan pemisah ikan saja tapi dapat menjadi tempat pengolahan ikan kaleng secara langsung. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan yang dikumpulkan di TPI ini.

2) Kemiskinan yang dihadapi nelayanNelayan di Indonesia banyak yang mengalami lingkaran kemiskinan. Faktor umum biasanya karena biaya melaut lebih mahal dibandingkan hasil yang mereka dapat. Hal lain juga difaktori karena faktor cuaca yang tidak menentu sehingga mereka tidak pergi mencari ikan, kapal-kapal yang sangat tradisional sehingga mereka tidak dapat berlayar jauh, peralatan kapal yang seadanya saja sehingga ikan yang didapat hanya sedikit, bahan bakar yang sangat mahal karena lokasinya yang cukup jauh, dan belum ada pekerjaan sampingan yang tetap bagi nelayan yang tidak berlayar. Faktor lain yakni kebudayaan nelayan untuk tidak melaut kala telah mendapat hasil tangkapan yang cukup banyak dan kurangnya kesadaran untuk menabung.Adapun solusi yang dapat membantu untuk mengentaskan kemiskinan yaitu adanya bantuan dari pemerintah daerah dalam menjamin kesejahteraan mereka seperti layanan kesehatan dan pendidikan. Lalu dapat juga berupa sumbangan kapal-kapal yang layak dan cukup besar agar dapat melaut ke wliayah yang cukup jauh dan sesuai dengan yang ditetapkan, akses BBM dan peralatan perikanan tersedia dengan harga relative terjangkau diseluruh tempat pendaratan ikan dan pelabuhan daerah setempat, perbaikan infrastruktur oleh pemerintah agar distribusi mudah dan cepat dan dapat pula pengadaan alat tangkap yang modern namun tetap berkesinambungan terhadap lingkungan serta penyuluhan untuk keluarga nelayan untuk melakukan kegiatan budidaya seperti tambak dan bertani saat musim pancelik.

3) Lemahnya Armada PerikananArmada perikanan yang ada di Indonesia masih belum menjalankan peranan mereka semaksimal mungkin. Perairan di Indonesia memiliki luas 3.287.010 km2, namun kapal yang dapat berpatroli hanya 25 buah kapal saja. Hal ini menjadikan banyak wilayah di Indonesia tidak dapat di jaga dan tidak diawasi dengan baik. Akibatnya, banyak kapal-kapal asing yang berlalu lalang di perairan kita tanpa izin. Mengingat hal tersebut seharusnya adanya perbaikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi radio pemancar, GPS dan pemancar sinyal untuk mengetahui lokasi kapal asing. Armada perikanan juga harus lebih tegas dalam menegakan keadilan kepada pihak-pihak asing yang melakukan pencurian ikan seperti sanksi yang cukup berat dan hukuman penjara yang lama sehingga mereka enggan untuk mencuri ikan kita. Untuk itu, UU tentang perikanan harus lebih tegas, transparan dan konsisten.

4) Illegal Fishing (Keamanan Perairan Indonesia)Kegiatan Illegal Fishing bukanlah kasus yang tidak aneh lagi. Sudah lama ikan kita dicuri oleh kapal-kapal asing. Seharusnya kegiatan patroli dikerahkan pada tiap-tiap provinsi untuk mengamani daerahnya masing-masing serta pengerahan armada patroli difokuskan di tempat-tempat yang strategis seperti laut Natuna, Selat Karimata, dan wilayah ZEE laut cina selatan serta wilayah perairan di laut Sulawesi. Beberapa perairan tersebut memang sangat berpotensi dalam kegiatan pencurian ikan karena merupakan perairan laut dalam yang kaya akan biota laut dan merupakan wilayah perbatasan dengan Negara lain dan lokasinya memang cukup jauh dari pusat pemerintahan.Kasus lain juga adanya kapal-kapal asing yang menggunakan bendera Indonesia. Mengingat hal ini, seharusnya tidak cuma memakai bendera yang menjadi identitas kapal Indonesia yang sah tetapi juga adanya kerjasama antara patroli di laut dan patroli di daerah pesisir untuk memantau masuk keluarnya kapal-kapal di laut kita. Para kapal yang ingin masuk dan keluar perairan kita harus melapor ke patroli daerah pesisir dengan menggunakan radar, lalu hasilnya dilaporkan ke patroli laut untuk diperiksa izin menangkap ikan dan pemeriksaan alat tangkapnya sehingga dapat meminimalisirkan kegiatan Illegal Fishing oleh pihak asing. Solusi lain Seharusnya kapal-kapal para nelayan Indonesia juga dilengkapi GPS dan radar agar dapat dipantau oleh kapal patroli dan dapat membedakan kapal nelayan dengan kapal asing yang tidak dikenal.