71
By : M46 Corporation BAB I A. Teori Dasar Pembuatan Film/Video Apa Itu Film ???? Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie atau video (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari benda/lensa (kamera)atau animasi. Dasar-dasar Produksi Film Menjelaskan tahapan produksi sebuah film, deskripsi kerja dalam tim produksi, dan manajemen produksi. Materi mencakup: Menyusun tim produksi; Menyeleksi kru (crew) dan Hal yang harus disiapkan dalam produksi film. Penulisan dan Penyutradaraan Menjabarkan dasar-dasar penulisan cerita untuk pembuatan film, penyusunan riset untuk film dokumenter, dan penerapan pembuatan sinopsis, director treatment, shotlist, script breakdown dan shooting schedule. Materi mencakup: Penulisan, Penyutradaraan pada tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. Sinematografi Menjelaskan tentang pengoperasian kamera dengan baik serta cara pemeliharaannya, proses perekaman yang dapat menghasilkan gambar dan suara dengan baik, dan mengasah inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan alat. Materi mencakup: Dasar-dasar sinematografi, Pengenalan teknologi kamera, Teknik pengambilan gambar, Tata cahaya, dan Penataan kamera saat produksi. Tata Suara Menguraikan dasar-dasar audio pada proses produksi film, baik yang dilakukan ketika perekaman suara saat pengambilan gambar, maupun kebutuhan pengisian suara saat pasca produksi. Materi mencakup: Dialog, Musik, dan Efek suara Tata Artistik Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh departemen artistik dan mengaplikasikan sinopsis dan director treatment menjadi Sumber: 1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan- filmvideo.html 1

Persiapan&Produksi Video Shooting

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

BAB I

A. Teori Dasar Pembuatan Film/Video

Apa Itu Film ????

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie atau video (semula pelesetan untuk

'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni,

bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter

direkam dari benda/lensa (kamera)atau animasi.

Dasar-dasar Produksi Film

Menjelaskan tahapan produksi sebuah film, deskripsi kerja dalam tim produksi, dan

manajemen produksi. Materi mencakup: Menyusun tim produksi; Menyeleksi kru (crew) dan Hal yang

harus disiapkan dalam produksi film.

Penulisan dan Penyutradaraan

Menjabarkan dasar-dasar penulisan cerita untuk pembuatan film, penyusunan riset untuk film

dokumenter, dan penerapan pembuatan sinopsis, director treatment, shotlist, script breakdown dan

shooting schedule. Materi mencakup: Penulisan, Penyutradaraan pada tahap Pra Produksi, Produksi,

dan Paska Produksi.

Sinematografi

Menjelaskan tentang pengoperasian kamera dengan baik serta cara pemeliharaannya,

proses perekaman yang dapat menghasilkan gambar dan suara dengan baik, dan mengasah inisiatif

untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan alat. Materi mencakup: Dasar-dasar sinematografi,

Pengenalan teknologi kamera, Teknik pengambilan gambar, Tata cahaya, dan Penataan kamera

saat produksi.

Tata Suara

Menguraikan dasar-dasar audio pada proses produksi film, baik yang dilakukan ketika

perekaman suara saat pengambilan gambar, maupun kebutuhan pengisian suara saat pasca

produksi. Materi mencakup: Dialog, Musik, dan Efek suara

Tata Artistik

Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh departemen artistik dan

mengaplikasikan sinopsis dan director treatment menjadi breakdown artistik. Materi mencakup: Tata

busana, Tata rias, Bagian set, Properti, dan Efek special

Editing

Menjelaskan proses editing, teori dasar editing, pengoperasian computer untuk editing.

Memberi pemahaman tentang pola pikir editing pada setiap tahap produksi film dan penerapan

konsep editing (paper edit). Materi mencakup: Sekilas tentang editing, Tahapan editing, dan Istilah

teknis editing.

Dokumentasi dan Dokumenter

Menjelaskan dasar pengerjaan, pengelolaan dan pemanfaatan dokumentasi berdasarkan

obyek dan kebutuhannya. Menjelaskan apa itu visual proposal dan kaitannya dengan pengelolaan

kearifan budaya. Materi mencakup: Sekilas tentang dokumentasi dan dokumenter, Bagaimana cara

kerja dokumentasi, dan Film dokumenter sebagai alat pengelolaan kearifan budaya

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

1

Page 2: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

B. Tahap Pra Produksi

Desain Produksi

Pada tahap desain produksi ditentukan tujuan produksi, penentuan target-target, penyusunan

kru, skeduling proyek, dan sebagainya. Tidak ada rumusan yang benar-benar baku pada tahap

desain produksi ini, dan fleksibel tergantung skala proyek produksi. Pada dasarnya, desain produksi

ialah tahap pendefinisian proyek sedemikian rupa dalam segala aspeknya sehingga kelak pada akhir

proyek dapat menjadi rujukan, apakah proyek produksi yang telah dijalankan telah memenuhi kaidah-

kaidah yang telah ditetapkan.

Tujuan Produksi

Misalnya, rencana produksi “profil video perusahaan ABCD” dirumuskan tujuan produksinya

untuk memberikan sekilas pandang perusahaan tersebut dimana produk yang kelak dihasilkan akan

dibagikan kepada para klien perusahaan serta para prospek klien. Tujuan produksi ini dapat pula

dijabarkan secara lebih detil menurut prinsip tujuan komunikasi, dimana di dalam komunikasi

setidaknya ada 5 aspek yang harus diperhatikan, yaitu komunikator, komunikan (audiens), materi

komunikasi (pesan yang hendak disampaikan), media komunikasi, dan cara penyaluran pesan.

Tujuan produksi dapat pula secara spesifik menyebut tujuan-tujuan tertentu, misalnya : tujuan

mengikuti festival film Indie, tujuan komersial, tujuan presentasi, dsb. Bahkan untuk sebuah tujuan

eksperimental pun, sebaiknya dilakukan perumusan agar perumusan tujuan produksi ini kelak dapat

dipakai sebagai rujukan saat menulis jurnal/evaluasi kegiatan.

Penentuan Target-target

Ini masih berkaitan erat dengan perumusan tujuan di atas, tapi dengan memakai indikator

yang lebih terukur. Misalnya, target keberhasilan penyampaian pesan, target pencapaian finansial,

target pencapaian kualitas gambar, target jumlah audiens, dsb.

Penyusunan Kru

Berbeda dengan produksi film komersial (apalagi film Hollywood) yang dikerjakan oleh

banyak kru dengan tugas dan keahlian masing-masing, suatu home video dapat dikerjakan oleh

suatu tim kecil dengan tugas serba rangkap. Sejumlah aspek pekerjaan penting ialah produser,

penulisan skenario, penyutradaraan, kameramen, pencahayaan, make up & wardrobe, penata

artisitik dan editing. Tidak masalah dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat terkumpul

di dalam kru produksi, yang lebih penting ialah adanya kejelasan soal pembagian tugas dan deskripsi

job masing-masing. Misalnya dapat berbentuk tim kecil beranggotakan 3 orang, dimana seorang

berperan rangkap sebagai produser/penulis skenario/penyutradaraan, seorang sebagai

kameramen/editor, dan seorang sebagai lighting man/penata artistik. Penjelasan lebih lengkap

tentang susunan kru yang lebih ideal, klik disini.

Skeduling Proyek

Skeduling proyek memegan peranan yang amat penting dalam pencapaian efektivitas dan

efisiensi produksi, terutama kegiatan produksi (shooting video) dimana terlibat banyak sumberdaya

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

2

Page 3: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

manusia, pemain dan peralatan shooting video yang digunakan. Idealnya, suatu pengambilan

gambar telah direncanakan dan dijadwalkan pada tenggang waktu yang cukup sebelumnya sehingga

semua pihak yang terlibat dalam shooting video tersebut dapat mempersiapkan diri dengan baik

untuk menunaikan peran/tugasnya masing-masing, yang melibatkan kesiapan mental, fikiran dan

peralatan. Skeduling proyek juga amat berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam produksi video

untuk mengukur sejauh mana kemajuan suatu proyek pada saat-saat tertentu, agar dapat melakukan

evaluasi proyek berjalan.

Pembuatan Skenario

Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses produksi film komersial,

namun dapat diadaptasi untuk proses pembuatan produk audio-visual lainnya dengan penyesuaian

seperlunya. Hal ini dimungkinkan karena film dibuat untuk menyampaikan pesan komunikasi secara

visual, sebagaimana di sini kita akan membuat sejumlah produk video juga sebagai media untuk

menyampaikan pesan komunikasi. Prinsip-prinsip umum di bawah ini kelak akan dibahas lagi secara

singkat cara penerapannya dalam konteks produksi masing-masing produk video di bagian ragam

produksi.

Empat aspek dalam penulisan skenario :

1. Konsep cerita, dirumuskan dalam sebuah kalimat tunggal yang menjelaskan tokoh utama dalam

film dan apa yang ingin diperbuat atau diperjuangkannya.

2. Karakterisasi (perwatakan), yaitu tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita. Setiap tokoh dijelaskan

karakter dasarnya dengan penekanan penjelasan pada tokoh-tokoh utama. Perbedaan karakter

ini akan memainkan peranan penting yang melatarbelakangi bagaimana setiap tokoh bersikap

dan bertindak tentang suatu isu/masalah. Seperti kita ketahui, sekelompok manusia dapat

bersikap dan melakukan tindakan yang sama meski masing-masing memiliki pikiran/motivasi

yang berbeda. Sebaliknya, sekelompok manusia dapat bersikap dan melakukan tindakan yang

berbeda meski memiliki kesamaan pikiran/motivasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

kombinasi karakter dan isu yang unik dapat melahirkan cerita yang menarik.

3. Alur cerita; rangkaian kejadian dan hubungannya dengan karakter. Bagaimana kejadian demi

kejadian dirangkai menjadi suatu cerita akan amat menentukan keberhasilan terjalinnya cerita

yang menarik. Contoh : sebuah film yang diawali adegan pembunuhan sadis oleh seseorang

terhadap korbannya yang “tak bersalah” akan menimbulkan rasa penasaran pemirsa, ketimbang

jika lebih dulu ditampilkan gambar kejadian yang menyajikan fakta bahwa pada masa kecilnya si

pembunuh tersebut seringkali mendapat penyiksaan dari orangtuanya sehingga ia menderita

kelainan jiwa. Untuk memancing proses kreatif dalam menyusun alur cerita, dapat diajukan

pertanyaan-pertanyaan berikut : “bagaimana jika hal buruk ini terjadi, yaitu hal yang merintangi

usaha tokoh utama mencapai tujuannya? bagaimana pula jika terjadi hal lain lagi?” Kejadian

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

3

Page 4: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

demi kejadian ini juga harus dapat membangun emosi pemirsa, misalnya karena secara

bergantian adegan-adegan kejadiannya mengandung ketegangan, tawa dan airmata.

4. Perancangan adegan per adegan; rangkaian rencana pengambilan gambar yang meliputi dialog,

akting, set properti, setting lokasi, dsb. Dapat dengan mudah dibayangkan tentang suatu cerita

yang memiliki konsep cerita, karakterisasi dan alur cerita yang menarik, tapi lantas berakhir

menjadi film yang buruk karena kelemahan dialog, akting, setting lokasi dan properti?

Penulis skenario yang berpengalaman pun belum tentu dapat menulis skenario “sekali jadi”.

Yang lazim terjadi ialah dibuatnya “draft skenario” untuk kemudian dipelajari lagi demi mendapatkan

ide-ide pelengkap untuk finishing pembuatan skenario tersebut. Bahkan bagi skenario yang sudah

jadi pun, terjadinya revisi skenario merupakan hal yang lumrah terjadi. Sejumlah pertanyaan berikut

ini harus dipertimbangkan saat menulis skenario, baik tahap awal maupun tahap lanjutan :

Siapakah yang punya cerita ini? Tokoh utama dengan isu pokoknya harus jelas, jangan

sampai tokoh pendukung memiliki karakterisasi lebih kuat dengan isu yang lebih menarik.

Dari sudut pandang cerita siapa film akan dibuat, apakah dari tokoh utama, atau pihak ke-2

(orang yang diajak berdialog langsung oleh tokoh utama), atau dari pihak ke-3 yang mengamati tokoh

utama dari luar.

Di mana bagusnya adegan akan berawal, dimana pula akan berakhir?

Apa poin-poin dari tiap adegan yang dirancang, akan mengarah ke mana?

Apa informasi terpenting yang diperlukan pemirsa dari suatu adegan tertentu?

Apakah adegan tertentu benar-benar berkaitan dengan cerita, dan menggerakkan cerita

menuju akhir? Jika tidak, adegan ini berpotensi “melambatkan cerita” dan menimbulkan kebosanan

kepada pemirsa.

Selalu mengingat bahwa adegan ialah bahasa gambar. Idealnya, gambar murni yang tanpa

dialog sudah bisa menyampaikan pesan komunikasi yang hendak disampaikan.

Selalu mengingat untuk “mengolah gambar”, “merancang konflik”, dan “membaur emosi”

Bagaimana membuat keterkaitan yang menarik antar satu adegan dengan adegan lainnya?

Apakah terjadi perulangan adegan? Adegan yang benar-benar sama tentu saja hampir

mustahil terjadi. Yang dimaksudkan disini ialah terjadinya sejumlah adegan yang sebenarnya

mengandung pesan komunikasi yang mirip/sama. Saat pemirsa melihat suatu adegan lalu berhasil

menangkap pesannya, lalu kepadanya disuguhkan adegan lain yang baginya punya pesan yang

sama dengan adegan sebelumnya. Tentu saja ia akan menjadi bosan.

Apakah adegan datar (minim konflik, minim emosi, minim informasi)? Jika ya, bagaimana

caranya agar timbul suatu yang dramatis atau luarbiasa terjadi, bahkan dari “hal-hal yang sepele atau

biasa?”

Apakah pemirsa akan tertarik dengan semua rangkaian gambar ini?

Sumber Potensi Kreatif bagi Penulisan Skenario

Salahsatu wujud kreativitas ialah kemampuan memilih antara mana yang perlu dan mana

yang tidak perlu dirangkai dalam suatu cerita.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

4

Page 5: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Penggalian fakta terhadap setting cerita dan karakter yang akan di-skenariokan. Misalnya,

penulisan skenario film “Slumdong Millionaire” tentu mustahil dilakukan jika tidak melakukan riset

terhadap bentuk kehidupan miskin di India.

Penggalian pemahaman dan pengetahuan yang telah ada. Penulis skenario sebelumnya

telah memiliki nilai-nilai dan pemahaman tertentu atas isu tertentu hasil dari kehidupannya selama ini.

Hal ini dapat digali untuk mendapatkan hal-hal menarik (mungkin ironi) dibandingkan dengan fakta

yang telah digali.

Penggalian imajinasi. Bagaimana suatu masalah dapat timbul dan terselesaikan dari

benturan nilai-nilai dan kepentingan yang sudah ada atau potensial terjadi.

Format Skenario

Perancangan skenario sendiri lebih berupa “aspek mental yang abstrak” dari seorang penulis

skenario yang dapat dituangkan ke dalam berbagai bentuk (tulisan) sesuai keperluannya. Pada

produksi sebuah film, skenario dituangkan dalam format standar tertentu yang dimaksudkan agar kru

produksi yang terlibat mengetahui perannya masing-masing saat pengambilan gambar. Namun untuk

sebuah produk skala kecil dengan tim kecil, skenario dapat diadaptasi menjadi rumusan bersama

yang sederhana, asal dapat dimengerti dan menjadi acuan kerja kru produksi (misalnya kameramen,

sutradara, lighting man).

Storyboard

Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan

skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan

dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan

storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang

dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan

properti, sudut pengambilan gambar, dan sebagainya. Pada kenyataan dalam praktek, keberadaan

storyboard merupakan “barang mewah”, yaitu meskipun memang dirasakan manfaat besarnya,

namun kesulitan pengerjaannya membuat suatu tim produksi sering mengabaikannya dengan

melewati proses ini, dan menyerahkan pelaksanaan shooting video kepada kemampuan langsung di

lapangan. Salahsatu kendala yang sering dihadapi ialah tidak tersedianya tenaga ilustrator gambar.

Layout

Layout ialah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra produksi. Di sini, gambar-gambar

storyboard dirangkai dalam suatu kegiatan editing video, sesuai skenario (di-scan sebelumnya),

bagaikan hasil shooting video yang sudah selesai diambil. Elemen-elemen lain ditambahkan

seperlunya sekedar untuk mencari gambaran awal dari “produk yang telah selesai”, misalnya dubbing

narasi dan musik ilustrasi. Hasil akhir layout ini dapat berupa file video yang dapat disaksikan

bersama oleh kru produksi dan klien, jika ada. Layout ini amat bermanfaat, antara lain :

Kru produksi (maupun klien) mendapat gambaran yang lebih jelas tentang produk yang akan

dihasilkan. Banyak orang yang daya imajinasinya tak cukup tinggi untuk bisa membayangkan hasil

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

5

Page 6: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

akhir sebuah produk dari sebuah skenario, yang mengerti tentang rencana produksi dengan adanya

layout ini.

“Pace” dari video dapat terasa. Idealnya, video menyampaikan pesan/informasi yang

berkembang setiap saat dengan kecepatan yang tepat. Video yang “terlalu cepat” akan

membingungkan pemirsa, sedangkan yang terlalu lambat akan membuat pemirsa bosan dan bahkan

tertidur. Jika disadari pace yang kurang sesuai, akan menjadi catatan dalam kegiatan editing video

kelak, untuk memanjangkan atau menyingkat adegan-adegan tertentu dalam rangka perbaikan pace

ini.

Peran ilustrasi musik terhadap pembentukan mood video dapat terasa, dan editor dapat ber-

eksperimen dengan backsong yang akan digunakan kelak. Secara teknis, pembuatan layout ini juga

amat membantu editor kelak saat berkegiatan editing video. Karena potongan gambar ilustrasi

tersebut sudah diatur tempat dan durasinya sedemikian rupa sehingga kelak hanya tinggal diganti

dengan hasil shooting video. Secara mental, kru produksi akan merasa bahwa “video sudah hampir

selesai”, dan tinggal mengisi potongan-potongan gambar ilustrasi tersebut dengan hasil shooting

video.

C. Shooting Video

Dalam menjalankan proyek produksi video, khususnya kegiatan pengambilan gambar atau

shooting video, sejumlah hal berikut ini harus dipersiapkan dengan baik : a) desain produksi

termasuk skenario, yang bisa menjadi panduan yang baik tentang apa-apa yang harus dikerjakan

selama shooting; b) kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing-masing; c) kesiapan

perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing kru.

Berikut ini gambaran sejumlah fungsi produksi (shooting video) suatu proyek home video

yang dilakukan oleh suatu tim kecil terdiri dari 3-5 orang, serta kompetensi yang dibutuhkan untuk

menjalankan fungsi-fungsi tersebut.

Fungsi Sutradara

Seorang sutradara berusaha menerjemahkan bahasa tulisan pada skenario menjadi bahasa

visual video. Dalam upayanya itu, tergantung jenis produksi video yang dikerjakannya, ia bisa

berurusan dengan aktor/aktris (atau "talent" yang mengisi peran pendukung), kameramen, penata

artistik dan kru lainnya. Sutradara inilah yang mengatur akting artis/talent termasuk dialognya. Untuk

mendapatkan pemeran yang tepat untuk peran tertentu, sebelumnya dapat dilakukan suatu uji peran

yang disebut dengan "casting" terhadap sejumlah orang yang dinominasikan untuk peran itu. Bahkan

dalam suatu produk non-cerita pun, misalnya dalam produk video profil perusahaan atau liputan

video pernikahan, diperlukan sedikit banyak rekayasa adegan untuk menciptakan bahasa gambar

yang lebih kuat, dan dalam hal inilah peran sutradara amat diperlukan. Misalnya, aktivitas di ruang

kerja kantor diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan suasana kerja yang sibuk dan

dinamis, meskipun sebenarnya dalam kesehariannya kesibukan yang seperti itu tidak pernah terjadi.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

6

Page 7: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Fungsi Kameramen

Kameramen membantu sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa tulisan ke bahasa

visual. Sudut pengambilan gambar amat menentukan keberhasilan penyampaian pesan. Sebagai

suatu kontras dapat disebutkan bahwa sudut pengambilan gambar yang tinggi (high angle) terhadap

obyek dapat menimbulkan kesan ketidakberdayaan obyek, dan sebaliknya low angle dapat

membantu menimbulkan kesan perkasa pada obyek yang diambil. Demikian pula pergerakan kamera

dapat membantu menciptakan kesan-kesan tertentu sesuai tuntutan cerita.

Tips untuk Kameramen

1. Gambar goyang

Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa.

Gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera

(grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas. Solusi 1 : gunakan triphod yang

kokoh saat shooting video. Pelajari cara penyetelan triphod – termasuk rodanya jika perlu –

agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar; 2) jika

Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini : a) sandarkan tubuh pada

sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ke tubuh lalu atur nafas dengan baik; b)

lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja;

2. Terlalu banyak zoom

Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit

disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal

sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada

shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom

karena alasan berikut : a) senang memainkan fitur unik ini; b) ketinggalan obyek, yaitu obyek

shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen c) malu atau malas

mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting

namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil

gambar close-up; d) berdalih mengambil “candid camera”. Solusi 1) : pikirkan matang-

matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu

skenario); 2) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari,

sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara; 3) harus melatih kepercayaan diri untuk

biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik; 4) untuk

kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar

“candid camera” yang buruk karena diambil dengan zoom.

3. Terlalu banyak PANNING ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan yang

dilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan sekeliling.

Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan

memusingkan pemirsa, pula gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera bingung

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

7

Page 8: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering menggunakan pan yang

berlebihan karena :

a. “ingin menyampaikan selengkap mungkin informasi” melalui gambarnya, tanpa

didahului perencanaan pengambilan gambar;

b. ia justru bingung, gambar apa yang hendak diambil dengan kamera videonya.

Solusi 1) biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendak

disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan di-shooting tersebut; 2) sesuai

dengan rencana shooting, persiapkan diri dengan baik untuk bertugas di tempat

shooting, jika mungkin pelajari lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk

di-ambil.

4. Gambar tidak fokus (blur)

Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus,

namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkan

pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat , padahal fitur auto fokus kamera kadang

membutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu

jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada di frame

yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera kesulitan menentukan fokus.

Solusi 1) kurangi pan; 2) biasakan untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya,

sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot, yang dapat

menghasilkan detil obyek yang lebih baik.

5. Salah pencahayaan

Kemampuan seorang kameramen menggunakan cahaya – baik alam maupun buatan –

akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi

menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada : a) backlight, yaitu

pengambilan gambar pada angle yang melawan sumber cahaya; b) kontras terlalu tinggi,

misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap dengan background

langit putih. Solusi 1) jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan angle yang lain) maka

jangan lupa untuk meng-aktifkan fitur backlight pada kamera video; 2) pengambilan angle

yang dekat (medium-shoot, close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras

warna yang tertangkan oleh lensa kamera video.

6. Framing

Kebanyakan kameramen amatir selalu menempatkan obyeknya di tengah frame kamera.

Padahal idealnya, framing ini mengikuti “Kaidah Sepertiga” (Rules of Third) sebagaimana

yang juga dikenal dalam dunia fotografi. Kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera

dibagi tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di garis-garis

pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping). Jika demikian maka ada ruang

obyek dan ruang kosong. Ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yang

menarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

8

Page 9: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

seorang yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya ialah

menghadap ke bidang kosong tersebut.

7. Sudut pengambilan gambar (angle)

Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu

Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyek

tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home video seperti wedding video, video

liputan acara, video ulangtahun, dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah

emosi/ekspresi manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa. Karena itu

disarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal angle kamera, terutama

memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up (CU) dan Extreme Close Up (ECU).

Fungsi Pencahayaan

Jika fotografi sering disebut dengan "melukis dengan cahaya", kira-kira demikian pula halnya

dengan video, yaitu bagaimana pentingnya memahami karakteristik pencahayaan pada proses

shooting video. Gambar yang jelas/tajam dapat diperoleh pada intensitas cahaya tertentu.

Sedangkan kelebihan cahaya (over exposure) menyebabkan detil warna tidak diperoleh dan gambar

menjadi dominan putih, sedangkan pada kasus kekurangan cahaya (under exposure), detil warna

obyek tidak diperoleh dan gambar menjadi dominan hitam.

Peralatan video memang berbeda dengan peralatan produksi film. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa lensa kamera video memiliki kepekaan cahaya yang lebih rendah daripada kamera

film sehingga ia memiliki keterbatasan dalam menangkap rentang cahaya. Karena itulah, lokasi

shooting video akan amat menentukan kualitas gambar video yang dihasilkan, dimana pada indoor

shooting dengan peralatan lighting yang memadai, sumber-sumber cahaya lebih mudah dikendalikan

untuk pencapaian gambar yang ingin dihasilkan. Sementara outdoor shooting harus diatur

sedemikian rupa agar kontras warna dapat diminimalkan (yang akan mengurangi ketajaman gambar

yang akan dihasilkan).

Fungsi pencahayaan ini dapat diperankan oleh seorang lighting man khusus (terutama jika

indoor shooting menggunakan sumber cahaya buatan) atau sekedar bahan perhatian kameramen

saat operasional kameranya.

Tips Pencahayaan

1. Kontras Warna (gelap-terang)

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas kamera video tergantung dari kepekaan

lensanya terhadap cahaya. Lensa disebut peka jika ia dapat menangkap gradasi warna

(gelap-terang) yang lebar. Makin tidak peka lensa, makin sulit ia menangkap gradasi warna.

Oleh lensa yang kurang peka, titik warna yang “mendekati hitam” akan ditangkap sebagai

titik hitam, dan titik warna yang “mendekati putih” akan ditangkap sebagai titik putih.

Demikianlah kita mengenal gambar sebagai “tajam” atau “kurang tajam” berdasarkan

kekayaan informasi warna dan gelap terang yang berhasil disajikan.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

9

Page 10: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Karena itu, agar dapat menangkap gambar obyek secara detil, usahakan pada layar

kamera video agar gambar yang tertangkap memiliki kontras warna yang rendah. Berikut ini

ialah contoh buruk : mengambil obyek manusia berkulit gelap, dengan latar belakang langit

putih. Kamera video auto akan mengambil “cahaya rata-rata” sedemikian rupa sehingga

sebagai hasilnya gambar obyek akan gelap. Sedangkan pada kamera yang cahayanya dapat

disetting manual, jika bukaan cahaya (diafragma) diperbesar agar dapat menangkap detil

warna pada tubuh manusia, maka pada bagian langit warnanya akan “meledak” yaitu putih

amat terang.

2. Cahaya "Lembut" dan "Keras"

Cahaya yang lembut (soft) akan menghasilkan gambar yang lebih bagus dibandingkan

dengan cahaya yang keras. Karena itu untuk keperluan shooting outdoor, terdapat waktu

shooting yang ideal yaitu pagi atau sore hari dimana intensitas cahaya matahari tidak terlalu

terang. Jika cahaya ini terlalu terang, sebaiknya dipakai semacam kain filter untuk menyaring

cahaya yang menuju obyek shooting agar dihasilkan cahaya yang lebih soft.

Pada penggunaan lambu buatan untuk indoor shooting, filter ini bisa dipakaikan pada

sumber cahaya (lampu) sehingga cahaya akan berpendar dengan soft. Cara lainnya, cahaya

dihadapkan ke atap atau tembok sehingga obyek shooting hanya akan menerima pantulan

cahayanya yang lebih lembut.

3. Reflektor

Reflektor dapat digunakan untuk memantulkan cahaya keras menjadi lebih lembut.

Reflektor juga dipakai sebagai sumber cahaya lain selain sumber cahaya utama sehingga

obyek shooting akan terkena cahaya secara lebih merata pada keseluruhan bagiannya. Pada

prinsipnya reflektor dapat dibuat dari bahan apa saja yang berwarna putih/terang sehingga

dapat secara optimal memantulkan cahaya yang diterimanya. Biasanya untuk dapat

membuat reflektor dengan murah, bahan alumunium foil direkatkan pada sebidang busa

(stereoform) untuk menjadi reflektor yang ringan dibawa.

4. Arah Cahaya

Untuk kebanyakan kasus dimana diharapkan obyek shooting terekam gambarnya secara

detil, arah cahaya harus berasal dari depan obyek, atau searah dengan arah kamera video.

Cahaya yang berasal dari belakang obyek disebut “backlight” dan akan menghasilkan

gambar siluet yaitu obyek yang gelap (catatan : ini dapat saja dipakai untuk keperluan

khusus yaitu misalnya jika identitas obyek memang sengaja dikaburkan). Pengaktifan fitur

backlight pada kamera video memang sedikit membantu tapi itu sebaiknya dilakukan jika

sudah tidak ada pilihan angle yang lebih baik lagi.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

10

Page 11: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

5. Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting)

Teknik pencahayaan dasar disebut dengan Three Point Lighting yang seperti tergambar

dari namanya, menggunakan 3 sumber cahaya (yang kesemuanya sebaiknya berupa cahaya

buatan). Dalam teknik ini terdapat 3 buah sumber cahaya dengan intensitas dan sudut

masing-masing terhadap obyek shooting, yaitu key light, fill light, dan rim light.

Contoh : sebuah adegan shooting wawancara, dimana seorang menghadap ke kamera

video. Key light dipasang di depan orang dan menghadap ke orang yang diwawancara

tersebut, dengan ketinggian sedikit di atasnya, dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat

terhadap kamera (segitiga yang dibentuk oleh key light, orang, dan kamera membentuk

sudut 45 derajat). Key light ini merupakan sumber penerangan utama bagi obyek, tapi hanya

dengan key light ini saja, akan timbul bayangan yang mengganggu di belakang obyek.

Karena itu diperlukan sumber cahaya yang kedua, yang disebut dengan fill light yang

ditempatkan berlawanan dengan key light, dengan intensitas cahaya yang lebih rendah.

Lampu ketiga yaitu rim light berfungsi memperjelas pemisahan obyek dengan

backgroundnya (dengan menghasilkan semacam outline pada obyek), juga ditempatkan di

belakang orang dengan sudut yang berbeda, dengan intensitas yang lebih rendah pula.

Variasi sudut dan ketinggian sumber cahaya serta intensitas cahaya dapat menghasilkan

hasil gambar yang berlainan. Suatu eksperimen lighting pada lokasi shooting tertentu

idealnya dilakukan sebelum jadwal shooting untuk mendapat setting pencahayaan demi

mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Kombinasi penggunaan sumber cahaya alami

(sinar matahari) dan buatan juga dapat dilakukan dengan terlebih dulu harus dilakukan

eksperimen dan penyesuaian secukupnya, termasuk setting kamera yang berbeda-beda

tergantung jenisnya.

6. Fungsi Artistik

Seorang penata artistik bertanggung jawab menyiapkan setting lokasi shooting termasuk

semua properti yang merupakan bagian dari skenario. Misalnya, dalam skenario terdapat

adegan kesibukan kerja di kantor maka penata artistik harus menyiapkan setting lokasi dan

semua barang yang diperlukan agar adegan tersebut “hidup” sesuai dengan kenyatannya.

Pada konteks home video yang berbeda dengan produksi film komersial, tugas penata

artistik tetap penting. Meskipun mungkin tidak perlu dibuat suatu rekayasa khusus untuk

setting lokasi dan adegan, namun ia harus mengoptimalkan kondisi lokasi dan properti yang

sudah ada untuk membantu fungsi sutradara dan kameramen agar dapat dihasilkan gambar

yang baik. Dalam pengambilan suatu gambar produk video amatir misalnya, sering

ditemukan kemunculan benda-benda yang mengganggu penglihatan, yang sering luput dari

perhatian kameramen. Peran seorang penata artistik lah yang harus membantu mengurangi

kemungkinan terjadinya hal seperti ini.

Pada tahap Pra Produksi, penata artistik memulai pekerjaannya dengan mempelajari

skenario dengan teliti, lalu membuat list berisi detil kebutuhan set dan properti, lalu membuat

bujet untuk penyediaan properti tersebut. Imajinasi dan kreativitas amat diperlukan pada

tahap ini untuk mengupayakan agar properti dapat tersedia secara mudah, murah dan cepat,

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

11

Page 12: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

tanpa mengorbankan kualitas properti yang berpotensi merusak cerita. Sedangkan pada

tahap Produksi, penata artistik terus mengikuti kegiatan shooting untuk menyiapkan semua

kebutuhan bagi adegan demi adegan yang akan di-shooting. Kecepatan dan keterampilan

dalam membongkar pasang properti akan merupakan salahsatu penentu berlangsungnya

kegiatan shooting yang efektif dan efisien.

7. Fungsi Make-up & Wardrobe

Fungsi ini diperlukan untuk menyiapkan orang-orang yang akan tampil sebagai obyek

shooting dalam hal busana/pakaian/kostum dan make-up. Dalam hal pakaian, beberapa

faktor yang harus menjadi perhatiannya : kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna. Tiga

aspek yang disebutkan awal tadi mungkin mudah untuk dipahami, yaitu bahwa pemain/talent

yang tampil harus berpakaian dengan layak sesuai dengan perannya. Adapun mengenai

warna ialah, berhubung kamera video memiliki kepekaan lensa yang terbatas, maka sedapat

mungkin harus dihindari pemakaian warna pakaian yang memiliki kontras tinggi dengan

warna kulit/wajah. Yang sering terjadi ialah, bahwa kebanyakan orang Indonesia berwarna

kulit gelap (sawo matang) namun karena udara yang cukup panas sering memakai

pakaian/kaos berwarna cerah seperti putih, kuning. Kombinasi warna kulit dan pakaian

dengan warna tersebut tidak cocok untuk keperluan shooting karena kontras warna tersebut

menyebabkan detil obyek sulit tertangkap oleh kamera. Jadi disarankan untuk memilihkan

pakaian yang warnanya dekat dengan warna kulit pemain/talent.

Adapun soal make-up, pekerjaan minimal yang dapat dilakukan namun dapat memberi

efek signifikan ialah soal kerapihan potongan rambut, pembersihan wajah dan pembedakan.

Wajah pemain/talent yang berminyak akan memantulkan cahaya dan akan menjadi gambar

yang buruk. Amat baik jika untuk keperluan home video pun tersedia fungsi make-up ini yang

melakukan kegiatan pembersihan wajah dan pembedakan agar wajah para pemain/talent

dapat tertangkap dengan baik oleh kamera video saat shooting.

8. Fungsi Asistensi

Kegiatan pengambilan gambar sebenarnya melingkupi sejumlah banyak tugas yang

kompleks. Sebagai perbandingan dapat kita lihat bahwa setelah berakhir suatu tayangan film

komersial, film Hollywood misalnya, maka muncullah sekian ratus orang yang terlibat dalam

proses produksi film tersebut. Pada produksi home video, meskipun hanya sedikit

sumberdaya manusia yang bisa dilibatkan, sebaiknya fungsi-fungsi tertentu yang telah

dijelaskan di atas tetap coba dijalankan meski dengan keterbatasan masing-masing. Untuk

itu dapat diperbantukan seorang asisten yang melakukan segenap tugas rangkap untuk

membantu tugas-tugas yang dijalankan oleh kru inti. Tugas asistensi ini bisa amat fleksibel,

tergantung kondisi di lapangan.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

12

Page 13: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

BAB II

A. Tahap Paska Produksi

Setelah shooting video dilaksanakan, tahapan berikutnya ialah Paska Produksi yang

komponen pekerjaan utamanya ialah editing video. Berikut ini sejumlah fungsi dalam tahapan ini :

Fungsi Editing Video

Fungsi editing video mencakup capture video, editing, dan outputting. Pada capture video,

hasil video shooting yang masih dalam bentuk tape ditransfer ke dalam bentuk file komputer melalui

proses video capture. Meskipun mungkin diketahui bahwa banyak hasil shooting yang tidak sesuai

dengan tuntutan skenario (misalnya karena adegan gagal, atau tes shooting), adalah kelaziman

untuk meng-capture dulu semua hasil rekaman ke komputer untuk di-edit kemudian. Di proses editing

video inilah dilakukan pemotongan, pemilihan dan penyusunan ulang gambar, agar sesuai dengan

tuntutan skenario. Setelah dilengkapi dengan pekerjaan sound, animasi, visual efek dsb dan

dianggap selesai, proses editing pun diakhiri dengan outputting, yaitu ekspor ke format file tertentu

yang diinginkan untuk proses selanjutnya.

Fungsi Sound

Fungsi sound dapat dirangkap oleh seorang editor video, namun idealnya dilakukan secara

tersendiri oleh seorang yang berkompeten di bidang ini. Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan

berikut ini : pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan

dubbing narasi).

Fungsi Image Editing

Untuk keperluan editing video, sering diperlukan elemen grafis penunjang misalnya untuk

keperluan ilustrasi dan pembuatan titel. Pekerjaan image editing amat mungkin dirangkap oleh

seorang editor video atau dapat pula dilakukan olah ahlinya, dimana editor hanya menerima input

gambar tersebut untuk kemudian diolah dalam proyek editing videonya.

Fungsi Animasi & Visual Efek

Proyek editing video juga dapat melibatkan pekerjaan animasi dan visual efek. Bagian video

yang berupa animasi/visual efek merupakan klip video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada

proyek video editing setelah sebelumnya dipersiapkan/dibuat secara khusus dalam proyek

animasi/visual efek. Pekerjaan pembuatan animasi/visual efek ini bisa dikerjakan secara simultan

bersamaan dengan proses editing, oleh orang yang berbeda. Sedangkan animasi/visual efek

sederhana seringkali dapat dikerjakan oleh seorang editor video dengan menggunakan software

editing videonya tersebut.

Fungsi Distribusi

Produk video yang telah dibuat mungkin selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa

yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing video

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

13

Page 14: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan

vcd/dvd agar kelak dapat digandakan dan didistribusikan secara massal.

Pembahasan selanjutnya tentang fungsi-fungsi kerja proses Paska Produksi, terdapat di

bagian Editing Video, Drawing, Image Editing, Sound Editing, Animasi, Visual Efek, CD/DVD.

B. Kru Produksi

Ketika sebuah film Hollywood usai, maka antri lah ratusan nama yang terlibat dalam produksi

film tersebut mulai dari pemeran, produser, sutradara, kameramen, penulis naskah, editor film,

penata artistik, penata kostum, make up artist, penata musik, penata cahaya, visual efek artist, stunt

man, dst. Pada produksi home video, semua urusan tersebut juga idealnya diperhatikan meski

dengan segala keterbatasannya. Sebuah studio syuting yang biasa mengerjakan liputan acara

(wedding misalnya), biasanya minimal terdiri dari 2 unsur kerja, yaitu kameramen dan editor. Kedua

person inilah yang dalam pekerjaannya masing-masing, mengambil banyak peran yang pada

commercial film making dikerjakan oleh orang-orang khusus di bidang kompetensinya masing-

masing. Sedangkan untuk keperluan dokumentasi kantor atau rumahan, mungkin pula kameramen

dan editor itu dirangkap pula oleh satu orang, menjadikannya single fighter. Ini wajar saja terjadi,

namun yang tetap harus diingat ialah, bahwa sejumlah unsur pekerjaan yang telah disebutkan di atas

sebenarnya saling terkait dan saling menunjang dalam terciptanya proses produksi yang efektif,

efisien, dalam rangka menghasilkan karya yang baik. Dengan kata lain, meskipun tak ada tenaga

kerja khusus yang dialokasikan untuk peran kerja tertentu, sedapat mungkin hal-hal tersebut

dipersiapkan sesuai dengan kemampuan yang ada.

Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebelum produksi dimulai adalah, susunan Kru antara lain :

1. Producer

Orang yang memproduksi film, yaitu yang merumuskan suatu proyek film, menyusun dan

memimpin tim produksi agar proyek tersebut mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2. Product Designer (Desainer produksi)

Tergantung kesepakatan job, dapat bertugas merancang sejumlah aspek produksi film hingga

detil, misalnya hingga ke aspek marketing.

3. Scriptwriter (penulis naskah/skenario)

Film dibuat berdasarkan suatu naskah/skenario yang memiliki format tertentu sedemikian rupa

yang dimengerti oleh kru produksi film. Skenario ini dapat berasal dari cerita novel, naskah

adaptasi, maupun cerita asli. Penulis naskah lah yang melakukan pekerjaan ini.

4. Director (Sutradara)

Orang yang menerjemahkan bahasa tulisan dari sebuah skenario ke dalam bahasa visual hasil

syuting maupun elemen visual lain. Termasuk mengarahkan adegan dan dialog para pelaku,

serta mengkoordinasikan kru yang berkaitan dengan tugas utamanya tersebut.

5. Director of Photografy (Penata Kamera)

Orang yang membantu sutradara dalam penerjemahan "bahasa tulisan ke visual" melalui

pemilihan angle dan gerakan kamera, serta pencahayaan. Dalam proyek kecil, penata kamera ini

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

14

Page 15: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

dirangkap oleh seorang kameramen yang juga mengatur peran petugas pencahayaan (lighting

man).

6. Art Director (Penata Artistik)

Menyediakan segala properti, tempat dan lingkungan pengambilan gambar untuk tiap-tiap

adegan, menyesuaikan diri dengan setting adegan yang disebutkan dalam skenario.

7. Make-up Artist (Penata rias)

Melakukan penataan rias untuk para pelaku adegan, termasuk penataan rambut.

8. Wardrobe/Costume Designer

Merancang pakaian untuk para pelaku adegan, sesuai dengan setting cerita dalam skenario.

9. Music Arranger (Penata Musik)

Mendesain ilustrasi musik untuk film, dapat berasal dari ciptaan sendiri atau karya orang lain

yang ditata ulang.

10. Editor

Melakukan pengeditan gambar, menyusunnya menjadi cerita yang utuh sesuai skenario, dan

menambah elemen-elemen lain yang diperlukan, seperti sound dan musik ilustrasi, melakukan

sentuhan-sentuhan artistik lain melalui grafis sehingga tercipta mood/style film tertentu.

C. Ragam Produksi Video

Film Indie

Istilah film indie berasal dari Amerika, bagi film yang diproduksi bukan oleh studio-studio besar

seperti 20th Century Fox, Warner Bros, Paramount, Columbia dan Universal. Praktek produksi film

beserta akses-aksesnya yang cenderung dimonopoli oleh studio besar menyebabkan lahirnya studio-

studio kecil yang memproduksi film sendiri. Kini istilah film indie telah mengalami perluasan makna,

dan mencakup konsep baru yang antara lain mencakup “film ber-bujet rendah dengan peralatan yang

terbatas, dikerjakan oleh tim sendiri tanpa outsourcing, tidak berorientasi komersial.” Film ini dapat

berbentuk film cerita, film dokumenter ataupun genre lainnya, mengedepankan unsur kemandirian

dan kebebasan berkarya dalam format audio-visual.

Video Liputan Acara

Dokumentasi suatu acara menjadikan suatu peristiwa abadi dengan menyimpannya dalam

format video yang kemudian ditonton bersama dan/atau disebarluaskan kepada yang

berkepentingan, atau disimpan untuk kenangan dari generasi ke generasi sehingga pesan/hikmah

yang terkandung dalam acara tersebut menjadi tersebarluaskan. Produser video bertugas menjadi

saksi mata yang menangkap atmosfir acara yang diliputnya, menyerap sebanyak mungkin informasi

dan emosi yang terkandung di dalamnya, lalu mengemasnya (baca : mengeditnya) dengan style dan

mood tertentu sedemikian rupa sehingga kelak akan menjadikan si pemirsa merasa hadir langsung

pada acara tersebut. Demikianlah sejumlah acara seperti pernikahan, ulang tahun, pertemuan rutin,

festival, seminar, lomba dsb, dapat menjadi produk liputan yang menarik untuk diproduksi,

menantang kreativitas tak terbatas.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

15

Page 16: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Video Profil

Suatu video profil dibuat oleh penyampai pesan (komunikator) kepada

khalayak/audiens/komunikan tertentu yang menjadi target komunikasinya, untuk membangun citra

positif tertentu yang pada akhirnya bertujuan agar audiens mengubah sikap dan melakukan suatu

tindakan. Meskipun asas ini idealnya dipakai pada semua bentuk produksi video, namun video profil

memiliki ciri khusus dalam hal kentalnya penampilan diri untuk membangun citra positif tersebut.

Misalnya, profil perusahaan/instansi/sekolah banyak dibuat untuk membangun kesan baik tertentu,

yang pada akhirnya banyak digunakan untuk keperluan marketing dan hubungan masyarakat.

Biografi serta otobiografi juga dapat digolongkan ke dalam produk ini, yang dalam konteks keluarga

dapat diproduksi sebagai perjalanan sejarah sebuah keluarga besar yang kelak akan bermanfaat

untuk generasi keturunan.

Video Training & Pembelajaran

Video training dapat diproduksi untuk menjelaskan secara detil suatu proses tertentu, cara

pengerjaan tugas tertentu, cara latihan, dsb, untuk memudahkan tugas para

trainer/instruktur/guru/dosen/manajer. Dalam proses produksi video ini informasi dapat ditampilkan

dalam kombinasi berbagai bentuk (syuting video, grafis, animasi, narasi, teks) yang memungkinkan

informasi tersebut terserap secara optimal oleh pemirsa. Contoh : training safety proses produksi di

pabrik kimia, latihan ritual manasik haji, training sepakbola, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan

yang lebih mudah dipahami jika dijelaskan secara visual.

Videoklip musik

Meskipun videoklip musik profesional yang sehari-hari kita saksikan di televisi kebanyakan

merupakan masterpiece karya profesional yang melibatkan banyak tenaga ahli dan memakan biaya

produksi besar, namun videoklip musik "indie" tetap dapat dibuat untuk memenuhi sejumlah tujuan

yang tidak komersial, misalnya untuk demo video, just fun, kenangan pribadi/keluarga, atau sekedar

eksperimental. Videoklip musik ini juga sering dibuat untuk tampil sebagai opening pada produk video

wedding, atau menjadi materi visual yang ditampilkan di layar lebar (melalui proyektor) pada acara

resepsi pernikahan dengan mengambil materi gambar dari foto-foto dokumentasi yang telah ada

serta kegiatan pra wedding.

Film documenter

Film dokumenter sejak lama telah menjadi alat komunikasi yang secara efektif menyampaikan

pesan-pesan tertentu kepada audiens, dengan menampilkan realitas mengengai suatu

obyek/peristiwa dalam kehidupan yang ditampilkan dalam cara tertentu. Program kompetisi produksi

film dokumenter Eagle Award yang disponsori oleh stasiun televisi Metro TV merupakan program

yang mengembangkan ilmu pembuatan film dokumenter sebagai salahsatu cara membangun

bangsa. Klik link berikut ini.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

16

Page 17: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Video Amatir

Banyak peristiwa penting di dunia, terutama yang bersifat tragedi (baca : "tidak direncanakan"),

yang laporan saksi matanya kita lihat di televisi sebagai kontribusi video amatir, yaitu bukan hasil

syuting kameramen stasiun televisi yang melakukan pekerjaannya sebagai profesional/komersial.

Hasil pengambilan gambar ini tidak saja berguna bagi banyak orang yang sekedar ingin mengetahui

terjadinya peristiwa tersebut, namun juga mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

untuk menyelidiki dan mengambil hikmah dalam peristiwa tersebut (misalnya aparat, pemerintah).

Banyak video amatir yang dengan mudah dikenali bukan karena kualitas gambar dari

perlengkapannya yang terbatas, namun karena cara pengambilan gambarnya yang tidak memakai

kaidah-kaidah yang berlaku. Jika para produser video amatir ini terus belajar dan berlatih dengan

kaidah yang berlaku, maka hasilnya pun akan lebih dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Program

Eye Witness di Metro TV dapat menjadi wadah berkreasi bagi para praktisi video amatir yang

melakukan kegiatan ini sebagai hobi, sambil memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

Film pendek & Iklan

Jika dilihat sebagai alat komunikasi, maka tayangan audio-visual dapat mengambil bentuk

panjang seperti full feature film berdurasi lebih dari 60 menit, maupun bentuk berdurasi pendek

seperti film pendek (durasi 5 menit) bahkan iklan yang berdurasi 30 detik. Kesemuanya bisa memiliki

tujuan yang sama, yaitu bagaimana mempengaruhi pemirsa untuk menerima pesan-pesan yang

disampaikan, baik secara langsung maupun yang tersirat. Untuk keperluan produksi video rumahan

dan kantor, suatu film pendek atau iklan dapat dibuat untuk membangun komunikasi positif, misalnya

film pendek tentang keuletan seorang karyawan yang sukses meretas karir dari level terbawah.

Suatu film pendek juga dapat dibuat dengan melibatkan keluarga terdekat sebagai kegiatan

"workshop" yang mengasikkan sambil mengedukasi mereka tentang proses produksi film/video.

Video for Fun

Video juga dapat digunakan sebagai sarana ekspresi diri seperti yang difasilitasi oleh program

Narsis TV. Produk lain sejenis Fun Family Video dapat diproduksi untuk merekam kegiatan-kegiatan

dalam keluarga yang berpotensi menimbulkan kelucuan tertentu. Semacam kegiatan "reality show"

baik dengan kamera terbuka maupun tersembunyi (canded camera) juga dapat dilakukan dengan

tema, variasi dan kreativitas tak terbatas

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

17

Page 18: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

BAB IIISumber:

1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

18

Page 19: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

VIDEO EDIT

Editing Video

Dalam proses produksi video keseluruhan yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu Pra Produksi,

Produksi dan Paska Produksi, editing video termasuk ke tahap terakhir yaitu Paska Produksi yang

meliputi sejumlah tugas pemilihan, pemotongan, dan merangkai ulang footage (klip video) seperti

yang dijelaskan dalam bagian deskripsi kerja.

Di bagian metode, dijelaskan tentang metode yang dipakai dalam editing video secara singkat,

yaitu metode lama editing video secara linier dan cara yang umum digunakan pada era digital ini

yang disebut sebagai “editing non-linier” atau “digital editing”. Penting untuk sedikit mengetahui

metode yang dulu biasa digunakan yang pengerjaannya lebih sulit daripada metode editing yang

lazim digunakan sekarang.

Kemudian di bagian setup, akan dijelaskan tentang persiapan sejumlah peralatan yang

diperlukan untuk bisa memulai kegiatan editing video. Setelah siap, hasil video shooting dari kaset

video dapat ditransfer ke hard disk komputer melalui suatu proses yang disebut dengan capture

video. Setelah itu, footage video yang kini telah berformat digital sebagai file komputer itu siap di-edit

untuk mendapat hasil akhir yang diinginkan, yang siap di-output ke dalam sejumlah format alternatif.

Penjelasan akan diberikan secara prinsip, tidak tergantung software apa yang akan Anda gunakan

untuk editing video. Meski demikian, Anda tetap perlu mengenali sendiri interface software editing

video yang Anda gunakan untuk memeriksa bagaimana cara melaksanakan perintah-perintah di atas

tadi.

Di bagian software akan diulas secara singkat tentang spesifikasi dan fitur-fitur dasar software

editing video, sejumlah software yang tersedia di pasaran mulai dari yang murah, bahkan free,

software yang banyak dipakai untuk produksi home video, hingga ke software yang banyak dipakai

oleh para profesional editing video. Disertai sejumlah pertimbangan yang dapat dipakai untuk

menentukan software mana yang sesuai untuk kebutuhan khusus proyek editing video Anda.

Di bagian istilah, Anda akan menemukan sejumlah istilah dasar yang penting untuk dipahami

karena kelak akan sering Anda jumpai dalam dunia editing video.

Deskripsi Kerja Editing Video

Editing video ialah kegiatan memilih, menyusun ulang, dan memanipulasi klip video untuk

membuat rangkaian video yang memenuhi tujuan pembuatannya, misalnya untuk menceritakan

sesuatu atau menyampaikan pesan (catatan : bahkan sebuah video dokumentasi keluarga atau video

karya seni abstrak sebenarnya dapat dianggap memiliki pesan untuk disampaikan kepada pemirsa).

Idealnya kegiatan editing video ini dilakukan dengan mengacu kepada dokumen tertentu berupa

naskah skenario.

Secara teknis, selengkap kegiatan editing video ini mencakup sejumlah tugas :

1) Menambah, memotong, menyusun ulang klip video/audio;

2) Memberi filter, efek dan manipulasi grafis lain untuk meningkatkan tampilan;

3) Memberi transisi antar klip-klip video;

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

19

Page 20: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

4) Olah suara, baik suara asli hasil video shooting maupun suara-suara tambahan termasuk sound

effect yang ditambahkan kemudian;

5) Koreksi warna

6) Membuat titel, yaitu informasi teks tentang materi video tersebut.

Pada dasarnya, intensitas tertinggi kegiatan editing video terletak pada usaha untuk menghapus

gambar-gambar yang tidak dikehendaki, memilih gambar yang paling baik, menyusun ulang gambar,

dan menambahkan gaya unik tertentu.

Menghapus footage yang tidak dikehendaki

Ini mungkin pekerjaan yang paling mudah tapi juga paling banyak dikerjakan selama editing

video. Tergantung seberapa bagusnya hasil shooting video (baca : seberapa andalnya kameramen

yang melakukan tugas shooting video), Anda mungkin perlu menghapus bagian video yang terlalu

gelap, terlalu terang, blur (tidak fokus), terlalu goyang, atau gambarnya tidak mendukung konsep

cerita/ konsep produk yang telah dirumuskan sebelumnya.

Memilih gambar yang paling baik

Gambar yang baik ialah gambar yang “kuat” yang mampu menyampaikan pesan komunikasi

secara singkat tapi efektif. Seorang kameramen biasanya mengambil beberapa kali “take shooting”

pada obyek atau adegan yang sama, seringkali dengan sejumlah variasi angle untuk memenuhi

harapan tertentu termasuk aspek artistiknya. Dengan sejumlah stok gambar video yang ada, setelah

Anda melakukan penghapusan gambar-gambar yang jelek seperti dijelaskan di atas, amat mungkin

Anda masih akan memiliki sejumlah alternatif gambar yang harus Anda pilih salahsatunya yang

terbaik, karena tidak baik jika Anda tampilkan semua gambar yang memiliki makna gambar yang

sama ini sebab pemirsa akan mudah menjadi jenuh. Sebagai alternatif, bisa saja Anda

menggabungkan sejumlah footage ini untuk mensimulasikan pemakaian multi-kamera, seolah-olah

pada suatu adegan tertentu terdapat sejumlah kamera yang mengambil gambar dengan angle yang

berbeda-beda. Ini merupakan tugas editing yang cukup sulit dilakukan namun akan memberi hasil

yang lebih memuaskan bagi pemirsa.

Menyusun ulang klip untuk menjalin alur cerita/informasi

Kecuali Anda memproduksi sembarang video eksperimental, kebanyakan video dibuat untuk

tujuan khusus misalnya untuk menceritakan sesuatu atau menyajikan informasi yang bermanfaat.

Maka kegiatan editing video ialah tahapan kerja yang amat penting untuk mengupayakan agar klip-

klip video ini terangkai dengan baik sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Membuat gaya atau nuansa khusus

Pernahkah Anda menyaksikan film horor yang menggunakan musik dangdut sebagai ilustrasi

musik? Tentu saja tidak, karena nuansa horornya tidak akan tercapai malah akan jadi hancur.

Demikianlah, unsur audio amat membantu penciptaan gaya atau nuansa khusus pada produk video.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

20

Page 21: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Tapi bukan hanya suara, melainkan banyak aspek yang dapat digali untuk menciptakan nuansa

khusus ini, termasuk gaya pemotongan klip, warna dan kecerahan gambar, kecepatan perpindahan

adegan, jenis huruf yang digunakan pada titeling, ilustrasi musik, ilustrasi gambar pendukung

(termasuk animasi dan visual efek). Kesemuanya ini dapat mempengaruhi reaksi pemirsa terhadap

produk akhir video yang Anda hasilkan.

Editing Linier & Digital Editing

1) Linier editing

Sebelum terciptanya peningkatan kinerja mikroprosesor pada kurun tahun 1990-an yang

menjadikan kegiatan editing video dapat dilakukan di personal komputer, metode linier editing

ialah metode yang lazim digunakan. Dalam cara ini, kita melakukan peng-editan dengan cara

merekam bagian gambar dari satu kaset master (hasil video shooting) ke suatu kaset kosong,

dimana kita hanya akan merekam bagian yang kita inginkan dan tidak merekam bagian yang

tidak kita inginkan. Maka demikianlah, gambar-gambar yang semula ada di kaset master

shooting kini terekam pula di kaset baru dengan pemotongan gambar dan urutan yang baru.

Untuk melakukan prosedur di atas kita memerlukan dua buah player video yang terhubung

satu sama lain, satu player bertindak sebagai video sumber dan player lainnya bertindak sebagai

perekam video. Langkahnya sederhana : simpan kaset master shooting di video player sumber,

dan simpan kaset video kosong di player untuk merekam; lalu play video pada video sumber,

amati gambarnya, dan tekan tombol “record” pada player rekam hanya jika kita melihat gambar

yang kita kehendaki, demikian bisa terus berlanjut hingga muncul gambar yang tidak dikehendaki

lalu kita tekan kembali tombol record untuk menghentikan proses perekaman.

Metode di atas disebut sebagai “editing linier” karena harus dikerjakan secara linier (searah),

mulai dari hasil shooting pertama hingga hasil shooting terakhir. Karena gambar langsung ter-

rekam pada kaset kosong pada lokasi tertentu, maka editor video tak memiliki banyak

keleluasaan untuk merubah urutan gambar, apalagi berbuat salah atau berubah pikiran

kemudian. Jika demikian halnya, maka ia harus memakai kaset kosong baru dan memulai lagi

dari awal. Kesulitan seperti ini takkan kita temui pada metode digital editing seperti yang akan

dijelaskan berikut ini.

2) Editing Non-Linier atau Digital Editing

Pada metode ini, gambar video dari kaset video lebih dulu di-transfer ke dalam format digital

berupa file komputer dan disimpan di hard disk komputer melalui proses video capture. Saat kita

telah punya stok file video di komputer ini, maka footages ini siap di-edit menggunakan software

editing video khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam metode digital editing ini, klip

video ditampilkan dalam “garis waktu” di layar komputer sebagai bar (batang memanjang) yang

berisi sejumlah informasi seperti cuplikan gambar, sound, durasi klip dan segenap informasi lain.

Sebuah garis vertikal berperan sebagai indikator waktu yang dapat bergerak maju mundur (ke

kanan atau ke kiri) sepanjang garis waktu tersebut, memberi kita kebebasan untuk menentukan

bagian video mana yang ingin dikerjakan. Inilah sebabnya metode ini disebut sebagai “non-

linier”, karena kita tidak melakukannya secara searah. Ketika proses editing video ini selesai,

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

21

Page 22: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

maka rangkaian video hasil edit ini dapat direkam kembali ke kaset video atau cd/dvd, biasanya

setelah editor melakukan banyak cek serta perbaikan.

3) Setup Peralatan untuk Editing Video

Sejumlah peralatan berikut ini harus dipersiapkan untuk membuat sistem editing video :

Perangkat sumber video sebagai player kaset video, ini dapat berupa VCR, camcorder, atau

player khusus yang dirancang khusus untuk kebutuhan tersebut.

Satu unit komputer dengan spek tertentu tergantung software yang digunakan untuk editing

video. Software yang sederhana memerlukan komputer dengan spesifikasi yang relatif minimal,

sementara software editing video profesional mempersyaratkan komputer berkinerja tinggi agar

software tersebut dapat berjalan dengan baik. Secara umum memang kita dapat mengharapkan

kelancaran program dan kecepatan proses editing seiring dengan makin tingginya spesifikasi

komputer yang digunakan, terutama dalam komponen prosesor, besar memori RAM, dan

kapasitas hard disk.

Peralatan capture video. Untuk dapat meng-capture video dari sumber analog (seperti kaset

VHS dan Video8), kita memerlukan peralatan yang dapat mengkonversi kaset analog tersebut ke

format digital. Ini dapat berupa peralatan tambahan khusus yang kemudian ditancapkan ke slot

khusus di motherboard komputer, disebut dengan video capture card. Pada masa tahun-tahun

terakhir ini kaset analog sudah jarang dipakai dan berganti dengan kaset digital (Video8 digital,

atau MiniDV), maka peralatan capture yang kita butuhkan ialah IEEE-1394 Card atau yang lebih

dikenal dengan istilah firewire. Port USB yang sudah amat lazim tersedia pada komputer juga

bisa digunakan tapi resolusi gambar yang dihasilkannya kurang cocok untuk proyek DV editing

video yang lazim digunakan.

Kabel dan jack penghubung yang menghubungkan player dan komputer (yang sudah

dilengkapi dengan perangkat capture video). Untuk diingat bahwa untuk beberapa kasus

mungkin terjadi bahwa jack-nya tidak cocok sehingga masih memerlukan konektor penyesuai

(adapter), baik firewire adapter atau USB adapter.

4) Software untuk meng-capture, meng-edit, dan menghasilkan output video.

Banyak jenis produk dan merk yang tersedia di pasaran baik software maupun hardware,

yang dapat membuat kita bingung dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli

untuk dipakai. Saran sederhana : pertimbangkan sejumlah ulasan yang bisa Anda temukan di

sejumlah sumber (majalah komputer, suratkabar, situs internet), lalu temukan sumber penjual

hardware yang bisa Anda percayai, lalu silakan bertanya dan berdiskusi dengannya tentang

kebutuhan khusus Anda dalam soal editing video ini.

5) Menghubungkan Player Video dengan Komputer

Dianggap Anda telah mempersiapkan semua peralatan seperti dijelaskan di atas. Kini Anda

dapat menghubungkan player video dengan komputer. Ini dapat berarti salah satu dari sejumlah

alternatif berikut ini :

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

22

Page 23: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

a. Sebuah VCR (sebagai player kaset analog) dihubungkan ke komputer yang

memiliki port Audio Video yang bersesuaian.

b. Sebuah camcorder tipe analog (sebagai player) dihubungkan ke komputer

serupa dengan kondisi di atas.

c. Sebuah VCR atau camcorder tipe digital (yang dengan demikian memiliki port

firewire atau USB) dihubungkan dengan komputer yang juga memiliki port firewire/USB.

Hidupkan kedua peralatan yang terhubung tersebut, yaitu player video dan unit komputer.

Jika koneksi player dengan komputer ini berjalan baik, komputer biasanya akan melakukan

deteksi otomatis disertai pemunculan suara lembut (ding). Tergantung sistem operasi yang

digunakan, kita juga dapat mengharapkan tampilnya pop-up berupa pilihan menu untuk tindakan

selanjutnya, salahsatunya ialah tawaran untuk meng-capture lalu meng-edit video menggunakan

software tertentu yang sudah ter-install di sistem komputer kita.

6) Capture Video

Setelah sistem editing dipersiapkan dengan benar dan telah terjadi koneksi, kita bisa

memulai proses transfer dari player video ke hard disk komputer. Prosesnya berlangsung seperti

berikut ini :

Dalam keadaan sudah terhubung dan mungkin telah terjadi deteksi otomatis yang

menampilkan tawaran meng-capture dan meng-edit video menggunakan software tertentu, maka

jalankan software tersebut.

Bagaimana cara kerja tiap software bisa jadi amat khas tergantung software tersebut, tapi

secara umum kita dapat mencari menu capture pada software tersebut yang akan mengantar kita

pada suatu window khusus untuk proses capture ini. Untuk memberikan ilustrasi lebih jelas,

berikut ini akan ditampilkan contoh proses capture menggunakan software Adobe Premiere Pro.

Pada Premire Pro, kita pilih menu File > Capture (F5) sehingga tampil capture window,

Tekan tombol Play pada player video (atau bisa juga dengan menu yang ada pada capture

window). Jika segalanya memang telah berjalan sebagaimana mestinya, kita bisa mengharapkan

gambar video dari player video tampil pada capture window ini.

Tekan tombol Record pada capture window untuk memulai proses transfer. Proses ini akan

terus berlangsung hingga kita tekan lagi tombol yang sama untuk menghentikan proses. Pada

kebanyakan kasus, tidak semua bagian gambar di kaset video ingin kita capture untuk suatu

proyek editing tertentu. Namun lebih baik kita merekam secara berlebih lalu mengeditnya

kemudian, daripada kita harus mengulang proses capture karena ternyata masih ada gambar

yang diperlukan yang masih ada di kaset dan belum di-transfer.

Ketika kita sudah selesai meng-capture semua footage yang dibutuhkan, lalu kita save file-

file ini ke hard disk komputer, untuk selanjutnya siap di-edit.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

23

Page 24: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Berikut ini beberapa kendala yang sering ditemui pada proses editing video :

a. Disk Full

File video berukuran amat besar apalagi dalam format tanpa kompresi (uncompressed).

Proses editing video umumnya menggunakan setting proyek Digital Video (DV) Editing

menggunakan format kompresi standar Digital Video, dengan ukuran kira-kira 13.5 GB untuk

file video berdurasi 1 jam. Maka sebelum memulai proses capture memang harus dipastikan

dulu bahwa hard-disk pada komputer kita memiliki kapasitas yang memadai untuk

menampung file hasil capture tersebut. Proses capture dapat terhenti dan memunculkan

pesan “Disk Full” jika kapasitas ini tidak memadai.

b. Drop Frame

Setting proyek editing yang biasa kita gunakan ialah PAL Video dimana satu detik video

terdiri dari 25 gambar/frame, atau biasa ditulis dengan 25 fps (frame per second). Jika terjadi

kasus Drop Frame, ada frame dari kaset video yang gagal di-capture, menyebabkan klip

video menjadi “patah”. Semakin tinggi nilai Drop Frame, artinya semakin banyak frame yang

gagal di-capture, makin “patah-patah” pula gambar video yang dihasilkan. Maka nilai ideal

Drop Frame selama proses capture ini ialah 0 (nol). Drop Frame berpotensi terjadi jika hard-

disk yang menjadi tempat tujuan penyimpanan hasil transfer dalam keadaan ter-fragmen,

yang biasa terjadi jika kita sering mengisi dan menghapus file berukuran besar pada hard

disk dan dalam jangka waktu lama tidak dilakukan fungsi Defragmentasi. Maka memang

sebaiknya sebelum proses capture dilakukan, kita melakukan cek dulu terhadap hard disk

yang akan digunakan untuk menampung hasil capture, apakah hard disk tersebut memiliki

kapasitas yang memadai sesuai dengan jumlah/durasi kaset yang akan di-transfer, dan

apakah hard-disk itu dalam keadaan defragmentasi.

c. Device offline (not recognized)

Meskipun player video dan komputer secara fisik telah terhubung, namun mungkin

koneksi yang diharapkan tidak terjadi. Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebabnya : 1)

alat-alat yang terhubung belum dalam kondisi power ON, maka pastikan player video dan

komputer dalam keadaan ON; 2) video capture card (atau firewire card) tidak terpasang

dengan baik pada slot di motherboard komputer, maka matikan dulu komputer dan pastikan

card tersebut tertancap dalam kondisi yang baik/kokoh; 3) Colokan kurang stabil. Baik

colokan ke player video, maupun colokan ke komputer, seringkali longgar, cobalah untuk

memantapkan colokan ini, dengan harapan ketika koneksi terjadi akan terdengar bunyi “ding”

sebagai deteksi otomatis oleh komputer; 4) kabel koneksi gagal berfungsi. Cukup sering

ditemui kabel firewire yang rusak sehingga gagal berfungsi dan harus diganti dengan kabel

firewire yang baru.

d. Editing Video

Capture video ialah salah satu cara untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam suatu

proyek editing video. Kita mungkin perlu material lain seperti klip video lain (yang sudah

dalam bentuk file video di hard disk komputer), file sound untuk ilustrasi musik, elemen grafis,

klip animasi, dan lain-lain. Adalah kebiasaan yang baik untuk mengawali suatu proyek editing

video dengan persiapan manajemen file. Di komputer kita, misalnya di partisi D, kita

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

24

Page 25: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

membuat folder baru (misalnya dengan nama “Proyek Wedding Video Romi dan Juli”) lalu

didalamnya kita membuat sejumlah subfolder lagi untuk menyimpan sejumlah file, baik untuk

input proses editing maupun untuk outputnya kelak. Beberapa folder yang penting misalnya

“file capture”, “images”, “animasi”, “sound”, “supporting files”, “render”, yang berfungsi

menyimpan file-file sesuai yang tergambar dari namanya masing-masing.

Kita mungkin punya sejumlah bahan foto hasil jepretan kamera digital, maka tinggal

hubungkan kamera tersebut ke komputer dengan kabel transfer yang ada lalu meng-kopi foto-

foto tersebut ke subfolder images. Kita mungkin punya sejumlah barang cetakan yang memiliki

motif desain yang menarik, maka kita perlu men-scanning lebih dulu obyek tersebut lalu di-save

di subfolder yang sama. Kita mungkin punya banyak gambar ilustrasi, klip art, klip animasi, sound

dan materi pendukung lain yang sudah ada di hard-disk tapi di folder lain, maka inilah saatnya

untuk mengumpulkannya di dalam folder khusus proyek editing kita. Setelah kita cukup yakin

telah mengumpulkan material yang diperlukan untuk proyek editing, maka kita bisa mulai proses

editing video.

Catatan :

Pada sejumlah software editing video seperti halnya Adobe Premiere Pro, langkah awal

editing ialah mendefinisikan setting project lalu memberi nama project tersebut. Langkah ini tidak

bisa dilewati dan secara teknis memang diperlukan mengingat banyaknya pilihan format video

baik input maupun output. Dengan adanya setting project ini, sistem editing video akan

menjalankan prosedur internal khusus yang optimal bagi masing-masing setting project yang

dipilih.

Baik menggunakan software editing video yang sederhana seperti Windows Movie Maker

maupun software yang lebih canggih, kita dapat menemukan adanya 3 area di ruang kerja

editing video kita, yaitu project window, monitor window dan timeline.

1. Project Window

Terletak di kiri atas gambar di atas, window ini berisi semua elemen yang digunakan

dalam proyek editing (klip video, sound, grafis, dll)

2. Monitor Window

Di bagian kanan atar, monitor ini akan menampilkan hasil video yang sedang di-edit.

Di wilayah ini dapat diset menjadi tampilan 2 monitor, dimana monitor yang satu dipakai

untuk menampilkan klip video asli (source), dan yang satunya lagi klip video yang telah

di-edit.

3. Timeline

Sepanjang bagian bawah, ialah timeline yang terletak mendatar horisontal. Timeline

ini menjelaskan alur video sejak awal. Di sinilah kita mensisipkan klip video dan elemen

lain dan kemudian menyusunnya sesuai keinginan. Saat kita akan meng-ekspor video

untuk mendapat hasil akhir, video akan menampilkan apa yang ada di timeline ini sejak

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

25

Page 26: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

awal hingga akhir (yaitu dari kiri ke kanan) dan menampilkan semua apa yang ada di

timeline ini.

Catatan :

Interface software editing video yang lain akan berbeda dengan contoh gambar di

atas. Anda perlu mempelajari dengan seksama interface software editing video yang

Anda gunakan untuk dapat menemukan fungsi-fungsi yang serupa dengan yang telah

dijelaskan di atas.

Secara umum, berikut ini ialah langkap tahap demi tahap dalam proses editing video :

1. Tempatkan klip-klip video (dan elemen lain) di timeline dengan cara drag & drop file dari

project window.

2. Hapus bagian-bagian video yang tidak diinginkan dengan cara trim/cut, menggunakan

razor tool atau alat sejenisnya di software editing video Anda.

3. Pilihlah footage yang paling baik untuk tiap adegan. Untuk keperluan ini kita cuma perlu

Selection Tool untuk memilih klip lalu menghapusnya (cuma dengan tekan key Delete

pada keyboard), dan menyusun ulang lokasi klip juga dengan Selection Tool.

4. Menyusun ulang klip-klip video dalam upaya membuat cerita yang menarik atau

menyampaikan informasi secara sistematis.

5. Tambahkan suara narasi, sound effect dan musik ilustrasi jika sekiranya perlu; waspada

agar konsisten dalam gaya atau nuansa yang hendak ditampilkan.

6. Tambahkan efek video, animasi dan materi grafis lain sekiranya perlu; ingatlah bahwa

elemen-elemen ini dimaksudkan untuk memperkuat pesan komunikasi dari gambar

video, bukan justru malah akan merusaknya.

7. Tambahkan titel jika perlu, entah untuk opening, closing, keterangan para penampil, dsb.

Anda mungkin perlu mempelajari konsep tipografi agar dapat membuat titel dengan baik.

8. Tambahkan transisi antar klip. Banyak editor pemula membuat kesalahan dengan

menggunakan banyak ragam transisi sekaligus dalam proyek yang sama. Nyataya,

transisi sederhana seperti Cross Dissolve sudah memadai untuk kebanyakan klip.

Bahkan di produk video tertentu yang memiliki ritme yang cepat, cut to cut scene (yaitu

perpindahan klip video secara langsung tanpa pemakaian transisi) ialah cara paling lazim

digunakan oleh praktisi profesional.

9. Koreksi warna, untuk menjamin bahwa unsur warna tampil secara konsisten di

keseluruhan video. Unsur warna ini misalnya nuansa, kecerahan, level dan kontras.

10. Cek keseluruhan rangkaian video dan adakan penyesuaian/perbaikan yang dianggap

perlu.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

26

Page 27: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

7) Output Video

Ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan editing video dan sudah yakin bahwa semuanya

telah dikerjakan dengan baik, maka selanjutnya kita siap melakukan proses output video melalui

suatu proses yang disebut dengan rendering. Banyak pilihan format output video yang kita miliki,

dan pilihan kita tergantung pada media penyimpanan (atau distribusi) yang semula kita

rencanakan yang sudah harus ditentukan ketika kita memulai suatu proyek editing video. Di

bawah ini ialah setting project yang paling lazim digunakan, dengan mentargetkan vcd/dvd

sebagai media penyimpanan dan distribusi :

Project Setting : Editing Mode DV PAL Standard 48kHz, timebase 25 fps, ukuran frame 720h

576v, pixel aspect ratio : 1.067, audio sample rate : 48.000 Hz

Dengan project setting di atas, input video kita baik dari hasil impor maupun capture haruslah

dalam format yang sama, demikian pula kelak kita bisa ekspor ke dalam format itu pula.

Sebaliknya, jika terdapat inkonsistensi antara project setting, file input dan target file output,

maka kita akan menemukan kesulitan selama proses kerja maupun saat output, misalnya

kecepatan proses yang rendah atau bahkan kegagalan output.

Setelah kita berhasil melakukan output dan mendapatkan file video final, maka langkah

berikutnya ialah proses encoding, yaitu semacam proses format ulang atau konversi dari satu

format ke format lainnya. Jika kita berencana untuk membuat VCD maka kita perlu melakukan

proses MPEG1 VCD Encoding. Serupa dengan itu, kita perlu melakukan proses MPEG2 DVD

Encoding untuk keperluan produksi DVD, dan MPEG4 Encoding untuk keperluan distribusi file

lewat internet. Jika kita berencana untuk menyimpan file video final ini dalam lokal komputer kita

sendiri, maka kita perlu melakukan AVI encoding dengan program compressor tertentu, atau

sebagai alternatif ialah mengkonversinya ke dalam format Windows Media Video (ekstension

wmv). Dalam format ini kita akan mendapatkan file video dalam ukuran yang lebih kecil tapi

dengan kualitas gambar yang optimal.

Pilihan lain yang lazim ialah merekam kembali video hasil editing ke kaset video. Persiapan

untuk prosedur ini serupa dengan proses capture video yaitu menghubungkan player video ke

komputer. Kali ini komputer bertindak sebagai sumber video dan perangkat lainnya sebagai alat

perekam ke kaset. Kita lalu mengaktifkan perintah “Export to Tape” (semoga menu ini tersedia

pada software editing video yang Anda gunakan), maka setelah proses perekaman yang berjalan

secara realtime yaitu sambil berjalannya video tersebut, kita akan dapatkan hasil akhir dalam

bentuk kaset video, bukan file video di hard disk komputer.

Pilihan Anda dalam meng-ekspor video tergantung dari banyak aspek seperti kepentingan

proyek, media penyimpanan akhir atau media distribusi yang akan digunakan. Praktek yang

lazim ialah mengekspornya ke format DV AVI PAL, lalu encoding dan proses selanjutnya hingga

mendapatkan video DVD. Selanjutnya, kita melakukan ekspor ke kaset video sebagai back-up

master proyek editing kita.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

27

Page 28: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

8) Software Editing Video

Software editing video yang tersedia di pasaran amat banyak jumlahnya, mulai dari yang

gratis dengan kemampuan terbatas (seperti Movie Maker yang merupakan aplikasi standar

pelengkap Windows) hingga yang berharga mahal tapi kaya fitur. Sejumlah peralatan video

capture atau kamera video menyertakan bonus software editing tersendiri, kadang berupa suatu

versi yang memiliki fitur terbatas dibandingkan paket profesionalnya.

Untuk memutuskan software mana yang akan digunakan, sejumlah hal berikut ini perlu

menjadi bahan pertimbangan :

a. Untuk tahap awal, ada baiknya Anda menggunakan software murah (atau

bahkan free). Software ini pasti memiliki fitur yang amat terbatas, namun pada saat yang

sama dapat mendorong Anda agar berkonsentrasi untuk melakukan 3 jenis pekerjaan

utama pada editing, yaitu memotong, memilih, dan merangkai ulang gambar.

b. Bujeting. Apakah kegiatan produksi video Anda hanya hobi sewaktu-waktu? atau

hobi yang intensif? atau bagian dari pekerjaan? atau pekerjaan utama? atau rencana

usaha jangka panjang? Ini akan berpengaruh terhadap kebijakan bujeting.

c. Kompatibilitas terhadap peralatan kamera, komputer dan perangkat lain yang

digunakan, termasuk sistem operasi dan program-program yang telah Anda miliki

(catatan : Adobe Premiere Pro banyak digunakan karena kompatibilitas-nya yang tinggi

dengan Adobe Photoshop sebagai program image editing terpopuler).

d. Fitur yang dimiliki. Termasuk kemampuannya dalam impor dan ekspor berbagai

format image/video/audio yang ada.

Kebanyakan software editing memiliki sejumlah fungsi dasar berikut ini :

a. Capture, merekam footage dari kaset video ke computer

b. Edit, melakukan pengeditan yang fungsi paling dasarnya ialah selection

(pemilihan klip) dan cut (pemotongan).

c. Output, meng-ekspor hasil edit dari komputer ke format dan media lain.

Selain Windows Movie Maker yang sudah tersedia dalam sistem operasi Windows, software

lain yang tergolong sederhana ialah Pinnacle Studio dan Ulead Video Studio yang banyak

dipakai untuk keperluan produksi video rumahan. Sedangkan software berikut ini banyak dipakai

oleh para profesional : Avid Pro, Adobe Premiere Pro, Edius, Vegas, Final Cut Pro, Power

Director.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

28

Page 29: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

BAB IV

Sound Editing

Jika kita berkesempatan secara langsung membandingkan film bisu tempoe doeloe dengan

film sekarang (terutama film genre drama musikal), tentu kita dapat memastikan amat pentingnya

peran sound dalam video sebagai karya audio-visual.

Pada lingkup profesional, sound editing dikerjakan oleh seorang sound editor profesional

yang bertanggung jawab melakukan perekaman suara hingga ke tahap mixing akhir pada proses

pembuatan film, program televisi, atau produksi audio-visual lain. Secara garis besar sound yang

akan di-mixing di tahap akhir berasal dari 3 hal : sound yang berasal dari pengambilan gambar asli,

sound efek, dan sound/musik ilustrasi.

Sound editing dilakukan untuk menguatkan "jiwa" visual, meningkatkan efektivitas pesan

komunikasi yang hendak disampaikan. Pada suatu film, dialog para pemeran jelas memberi informasi

tentang cerita yang dibangun. Sering kali background suara antara pengambilan gambar yang satu

dengan yang lain berbeda, sehingga perlu di-edit untuk menghindari kejanggalan. Suara-suara lain

mungkin perlu ditambahkan sedemikian rupa untuk lebih "menghidupkan" adegan sesuai dengan

pengambilan gambar yang telah diambil (misalnya, suara sepoi angin, desir ombak,,,). Efek suara

mungkin perlu ditambahkan untuk mendramatisir adegan (misalnya, adegan baku hantam pada

perkelahian). Sedangkan musik ilustrasi seringkali secara efektif menciptakan mood tertentu, akan

jelas terasa misalnya pada film horror buatan Indonesia.

Seorang sound editor mengawali pekerjaannya dari merekam suara-suara yang diperlukan

(jika belum ada). Misalnya, merekam narasi untuk produk video profil, atau merekam suara benda

dipukul (sebagai sound efek pada adegan baku hantam), atau mulai dari menciptakan musik baru

(atau mengaransemen musik yang lama) untuk mengisi kebutuhan pengisian ilustrasi musik. Setelah

direkam, sound ini kemudian di-edit lalu dimixing dengan elemen sound yang lain untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Pada software-software video editing umumnya juga tersedia fitur untuk editing sound meski

dalam kapasitas yang terbatas, sementara itu sejumlah aplikasi stand alone program seperti Audition,

Sound Forge, Fruity Loops, Cakewalk, dan lain-lain memiliki kemampuan lanjutan untuk menciptakan

dan mengolah suara sehingga lebih layak masuk ke dalam kategori sound enginering. Sedangkan

program freeware seperti Audacity bagus digunakan oleh para pemula di bidang sound editing.

Lingkup Kerja Sound Editing

Pada lingkup profesional, sound editing dikerjakan oleh seorang sound editor profesional

yang bertanggung jawab melakukan perekaman suara hingga ke tahap mixing akhir pada proses

pembuatan film, program televisi, atau produksi audio-visual lain. Secara garis besar sound yang

akan di-mixing di tahap akhir berasal dari 3 hal : sound yang berasal dari pengambilan gambar asli,

sound efek, dan sound/musik ilustrasi.

Seorang sound editor mengawali pekerjaannya dari merekam suara-suara yang diperlukan

(jika belum ada). Misalnya, merekam narasi untuk produk video profil, atau merekam suara benda

dipukul (sebagai sound efek pada adegan baku hantam), atau mulai dari menciptakan musik baru

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

29

Page 30: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

(atau mengaransemen musik yang lama) untuk mengisi kebutuhan pengisian ilustrasi musik. Setelah

direkam, sound ini kemudian di-edit lalu dimixing dengan elemen sound yang lain untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Berikut ini lingkup pekerjaan sound editing secara umum :

1. Capture sound, menggunakan sejumlah peralatan input ke PC. Kegiatan ini juga mencakup

pengumpulan suara-suara yang diperlukan dari berbagai sumber.

2. Noise reduction, yaitu pengurangan noise (berupa dengung, desis, dsb) yang mengganggu

kejelasan suara utama.

3. Trim, yaitu memotong bagian suara yang tak diperlukan.

4. Cleaning. Sejumlah kombinasi fungsi di atas dan fungsi lain (dijelaskan kelak) dikerjakan untuk

meminimalkan terdengarnya suara tertentu yang tidak diharapkan.

5. Normalize, yaitu untuk memastikan semua sound klip memiliki level suara yang sama.

6. Penambahan efek. Efek seperti echo/delay, dapat ditambahkan sesuai keperluan.

Langkah 1-6 di atas mungkin lebih sering dilakukan pada program sound editor yang khusus,

untuk mendapatkan klip-klip sound tertentu yang kelak akan digabung pada kegiatan editing video,

melalui kegiatan lanjutan berikut ini :

1. Pengaturan klip, yaitu penempatan klip pada timeline sesuai dengan kebutuhan, yaitu tepat

dengan tampilan visualnya.

2. Setting transisi. Suatu sound mungkin diharapkan tidak muncul tiba-tiba melainkan muncul

perlahan (fade in) dan menghilang perlahan (fade out).

3. Setting volume. Dari tiga jenis sound yang telah disebut : sound dari dialog/hasil syuting asli,

sound efek dan musik ilustrasi, kelak akan ditempatkan pada track masing-masing dan pada saat

tertentu memiliki volume tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan gambar.

4. Levelling, yaitu sekali lagi mengecek level suara sepanjang tampilan audio-visual yang dibuat,

agar konsisten, yaitu tidak ada bagian yang bervolume lebih rendah dibandingkan yang lainnya

(kecuali memang dengan sengaja dimaksudkan demikian).

Sound Recording

Kegiatan merekam suara dilakukan misalnya untuk mengisi narasi pada suatu video profil,

merekam suatu suara dalam rangka mengumpulkan sound efek, dan sebagainya. Peralatan sound

recording yang terdapat pada kebanyakan PC tentu saja berbeda kualitas dan harganya dengan

peralatan profesional yang ada di studio-studio musik atau stasiun radio, maka tentu saja akan

berpengaruh terhadap kualitas audio yang dihasilkan.

Pada perekaman di PC, berikut ini ialah sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas suara

yang dihasilkan, yang dapat disiasati untuk mendapatkan hasil yang optimal :

Khusus untuk pengisian suara narasi, faktor yang paling menentukan ialah karakter suara

narator. Sebagian orang memiliki suara yang "melengking" dan sebagian lagi memiliki suara

yang "empuk". Maka carilah narator yang memang memiliki karakter dan warna suara yang baik

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

30

Page 31: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

dan cocok untuk produk yang dibuat. Untuk mudahnya, silakan dengarkan siaran radio, cari

suara penyiar yang dirasa paling cocok, lalu lakukan audisi di antara calon pengisi suara untuk

mencari suara yang paling mendekati suara yang dimaksud.

Kualitas sound card. Kebanyakan PC memiliki sound card on board (dari pabriknya sudah

ada/tertanam pada motherboardnya) dan sound card jenis ini memiliki kemampuan standar saja.

Untuk meningkatkan kualitas sound sebaiknya ditambahkan sound card yang bagus.

Kualitas microphone. Alat yang terhubung ke PC melalui sound card ini berfungsi merubah input

suara ke sinyal digital yang diolah di komputer. Sehingga dapat dimaklumi bahwa kualitas alat ini

akan mempengaruhi hasil rekaman.

Kualitas speaker/headset. Ada kemungkinan bahwa microphone telah bekerja dengan baik,

demikian pula dengan sound card. Tetapi sinyal digital suara yang dikirim oleh sound card ke

speaker tidak dapat diterjemahkan dengan baik oleh speaker/headset yang rusak atau

berkualitas buruk, sehingga suara yang terdengar pun menjadi buruk.

Sejumlah program berikut ini dapat digunakan untuk merekam suara menggunakan

microphone : Sound Recorder (program standar pada Windows), Ulead Video Studio (software

editing), Pinnacle Studio 9 (software editing), dan tentu saja fasilitas ini dimiliki oleh aplikasi sound

editing seperti Audition, Cakewalk, Fruity Loops, termasuk program freeware seperti Audacity

Sound Effect

Sound efek dapat membantu memperjelas visual, atau bahkan dapat "menjelaskan kejadian"

yang sulit ditampilkan secara visual karena faktor biaya, bahaya, atau kendala lainnya. Misalnya,

suara "bak-bik-buk" yang muncul dari balik tembok dapat menceritakan adanya perkelahian di situ.

Peristiwa tabrakan mobil yang dapat dijelaskan dari suaranya saja (karena mahal untuk menampilkan

adegan aslinya), atau peristiwa jatuhnya orang dari ketinggian.

Sound efek juga digunakan untuk menguatkan aksen atau mendramatisir adegan. Ini sering

kita lihat misalnya pada film Tom & Jerry atau pada tayangan-tayangan komedi dimana pada

kejadian-kejadian lucu tertentu (kebanyakan yang bersifat slapstick), akan muncul suara-suara lucu

tertentu berdurasi pendek, yang kadang, suara tersebut lebih lucu daripada adegannya.

Di pasaran, maupun di internet, kita dapat mencari sound efek yang kemudian dikumpulkan

sebagai library yang suatu waktu kelak diperlukan. Kebanyakan sound ini memiliki format wav untuk

yang berdurasi pendek, dan format cda atau mp3 untuk yang berdurasi agak panjang. Jika kita

memiliki waktu dan sumberdaya lebih, kita dapat pula mengumpulkan suara ini dengan lebih dulu

merekam suara menggunakan sarana yang ada. Misalnya, suara kerumunan orang, suara kepadatan

lalulintas, suara gemericik air, suara gelas pecah, dst. Jika rajin, kemungkinan koleksi hasil karya

sendiri ini akan menjadi library tersendiri yang akan lebih memberi kepuasan ketika kelak dipakai

sesuai dengan keperluan yang muncul.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

31

Page 32: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Ilustrasi Musik

Pada film komersial, untuk musik ilustrasi sering digunakan musik lama yang telah populer

yang di-aransemen ulang. Sementara itu di Indonesia, sebuah sinetron sering menggunakan lagu

tertentu yang telah amat dikenal masyarakat sebelumnya sehingga terkesan membonceng

popularitas. Pilihan lainnya yang ditempuh ialah sebuah film menggunakan musik ilustrasi asli yang

memang sengaja dibuat untuk itu, yang disebut dengan original sound track.

Sedangkan untuk produksi video keseharian di rumah//kantor, berbagai jenis cara berikut ini

merupakan alternatif :

lagu dan musik instrumental yang ada dapat saja digunakan jika untuk keperluan pribadi yang

non komersial, dengan mencantumkan identitas pemegang hak cipta.

lagu dan musik instrumental tertentu dapat bebas digunakan yaitu yang "free royalti" yang dapat

kita cari misalnya di internet.

sejumlah program audio-video kadang menyediakan library sound ilustrasi yang dapat dipakai.

program tertentu, seperti Smart Sound, dapat dipakai secara free untuk kegunaan non-komersial.

membeli musik ilustrasi secara outsource dari penyedia jasa khusus di bidang ini, yang mungkin

saja tidak dibuat secara khusus tapi karena sudah memiliki library sendiri.

menyewa jasa khusus seorang arranger musik.

meng-arranger musik secara orisinal menggunakan aplikasi sound enginering. Adobe

SoundBooth merupakan aplikasi sound yang dirancang bagi mereka yang tidak memiliki dasar

pengetahuan (dan sense) di bidang musik.

Salahsatu piihan terbaik yang dapat dilakukan ialah menggunakan program Smart Sound

yang memiliki library soundtrack film bergaya film komersial Hollywood. Lisensi dari EMI Music

Publishing sebagai penerbit musik terbesar di dunia, ilustrasi musik ini dapat dipergunakan terbatas

pada video rumah non komersial. Program ini selain terdapat sebagai stand alone program, juga

terdapat sebagai fungsi tambahan pada sejumlah software editing seperti Premiere Pro, Pinnacle

Studio dan Ulead Video Studio. Salah satu keunggulan dari program ini ialah durasi klip musik yang

dapat diatur sesuai dengan kebutuhan klip video yang ada, yaitu bahwa klip musik dapat

diperpanjang atau dipersingkat sesuai keperluan tanpa merusak harmoni nada pada bagian tengah,

awal maupun akhirnya.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

32

Page 33: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

ISTILAH

Acting :

Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang

telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog.

Agent (Agent Model) :

Seseorang yang bekerja mewakili kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan

produser serta orang-orang lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam

mencarikan job serta membangun karir para artis.

Art Director (Penata Artistik):

Pengarah artistik dari sebuah produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi

shooting serta properti penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario.

Audio Mixing :

Proses pengaturan suara dari berbagai macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang

diperlukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan cerita.

Angle :

Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang

diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar dari

bawah obyek, lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High angle ialah

pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan ketidakberdayaan obyek.

Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek tampak dengan jelas (pada manusia,

sebatas wajah hingga leher atau dada); Extreme Close Up (ECU) ialah pengambilan yang lebih dekat

lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah; Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak

sedang, dimana manusia akan tampil keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS) ialah

pengambilan gambar dari jarak jauh dimana obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan

terdekatnya.

Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera

secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas atau ke

bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan obyek yang

bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom Out ialah perkecilan

gambar (fungsi pada kamera video).

Animator :

Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator,

lalu diserahkan kepada editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

33

Page 34: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Audio Effect :

Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual.

Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek suara

dibuat dan ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah terjadinya

perkelahian sesungguhnya.

Ambience :

Suara natural dari obyek gambar.

Background :

Gambar latar belakang.

Boom :

Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang

mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran. Orang

yang mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man.

Breakaway :

Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali

pakai sesuai tuntutan cerita.

Breakdown :

Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi

pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting.

Budget :

Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak

awal oleh produser ini akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan

dieksekusi, menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.

Blocking :

Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti

harus masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru

produksi.

Back Light :

Sumber cahaya utama yang berada di belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera.

Pada kebanyakan kasus, backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan oleh

kameramen amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik ini

digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

34

Page 35: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Bumper :

Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi.

Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan, sedangkan

bumper out ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.

Camera Department :

Bagian yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merawat semua peralatan kamera

yang dibutuhkan untuk memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.

Cameraman :

Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu produksi besar,

cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas

mengatur penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang langsung

mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal lain seperti mengatur fokus

kamera, dan sebagainya.

Camera Tracks :

Lintasan kamera, suatu alas datar berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di

permukaan lantai sebagai tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda

tertentu, disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut. Camera

track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang pada suatu kamera

dolly.

Casting :

Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting

ini dipimpin oleh seorang juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang

dibutuhkan oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau agent

sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang akan

ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.

Clapper Boards :

Sepasang papan berengsel yang diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini

berisi sejumlah informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan tanggal

shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan yang kemudian akan

memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang di-shooting. Informasi ini juga

terrekam oleh kamera video, yang kelak akan memudahkan proses editing video untuk memilih

potongan gambar mana yang akan dipakai dan dirangkai dengan gambar lainnya.

Commercial :

Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk

mempromosikan suatu produk.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

35

Page 36: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Costume Designer :

Orang yang merancang pakaian/kostum yang akan dipakai oleh para pemeran film.

Cue :

Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau

tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda

dari sutradara atau isyarat cahaya.

Cue Light :

Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara

untuk memberi isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar jangkauan pandang kamera

tetapi dalam jangkauan pandang pemeran.

Cut and Hold :

Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam

posisinya. Pada kasus ini, sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau adegan lain

yang berkaitan.

Cut to Cut :

Peralihan gambar dari adegan satu ke adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian

transisi.

Credit Title :

Penampilan nama-nama kru produksi serta para pendukung acara.

Chroma Key :

Sebuah teknik efek visual dimana adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar

berwarna tertentu (biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan ini

menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar background yang

telah disiapkan untuk tujuan itu.

Cutting on Beat :

Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video berdasarkan tempo

sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang bertempo

cepat.

Clip Hanger :

Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang

kelanjutan acara, namun harus ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

36

Page 37: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Cut :

Pemotongan gambar

Crane :

Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung

kamera sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360

derajat, menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat digerakkan oleh

secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang dilengkapi dengan remote control.

Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang terkenal alat crane semacam ini.

Clip On :

Mikrofon khusus berukuran kecil yang dapat diselipkan pada obyek sehingga tidak terlihat

oleh pemirsa.

Depth of Focus :

Area tempat berbagai benda yang diletakkan dengan berbagai ukuran jarak di depan lensa

akan tetap memperoleh fokus yang tajam.

Director :

Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk

merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Documentary :

Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah

gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera,

sound, dan lokasi.

Dolly :

Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera selama pengambilan

gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly Grip.

Dubbing :

Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau

mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang digunakan

ketika film tersebut dibuat. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack playback sebagai

panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan perekaman suara terbaru.

Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang buruk., performa artistik yang tidak

dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu

dan versi bahasa lain setelah proses pemfilman.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

37

Page 38: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Depth of Field :

Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus

yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa

dan f-stop

Editing Departement :

Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk

urutan yang koheren, dengan bantuan kru lain termasuk sutradara atau produser.

Electric Departement :

Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala peralatan listrik selama

proses produksi film, misalnya: lampu, kabel, mesin diesel. Electrician ialah anggota staf departemen

ini.

Ext. :

Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium,

gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio namun

tetap dinamakan eksterior dalam naskah.

Extreme Close Up :

Pengambilan gambar dari jarak amat dekat

Fade Out, Fade In :

Jenis transisi dari gambar kosong (blank) ke kemunculan gambar tertentu (fade in) atau dari

gambar tertentu ke blank (fade out). Sering digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau

akhir dari adegan atau cerita.

Fast Motion :

Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan

dengan kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Efek ini sering

digunakan untuk mempercepat tempo, menyesuaikan diri dengan sound yang dipakai.

Fifty-fifty :

Sudut pengambilan gambar ketika dua orang pemeran saling berhadapan sehingga berbagi

lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.

Fill Light :

Merupakan bagian dari teknis pencahayaan dasar “Three Point Lighting”, digunakan untuk

meniadakan bayangan yang timbul akibat adanya key light.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

38

Page 39: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

First Run :

Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan

Gala Premiere.

Flare :

Efek visual yang timbul ketika suatu obyek memantulkan cahaya yang tidak diinginkan

secara langsung kepada lensa kamera. Meski seringkali efek ini tidak diinginkan, namun pada

sejumlah software editing video justru terdapat fitur untuk memunculkan simulasi flare ini untuk

meningkatkan realitas visual.

Flashback :

Secara harfiah berarti kilas balik. Yaitu alur cerita yang mundur ke belakang mengisahkan

kejadian lampau yang dapat menjelaskan latar belakang penyebab kondisi yang ada sekarang.

Focus :

Gambar secara detail dan tajam, dengan warna yang mendekati aslinya, yang diperoleh

dengan setting lensa kamera agar memiliki nilai jarak fokus yang benar. Pada sejumlah kamera

handycam, fokus ini bersifat otomatis hasil deteksi kamera. Sedangkan pada kamera yang memiliki

setting manual fokus, gambar yang fokus diperoleh jika kameramen pandai mengatur setting fokus ini

yang juga memerlukan kejelian mata. Atau kadang digunakan pengukuran jarak agar dapat

melakukan setting fokus secara lebih akurat.

Fog Maker :

Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek

kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan untuk

menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang dapat

digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.

Follow Focus :

Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada pemeran yang

bergerak mendekati atau menjahui kamera.

Follow Shots :

Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan

pemeran dalam adegan.

Footage :

Gambar-gambar yang telah tersedia dan dapat digunakan.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

39

Page 40: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Frame per Second (fps) :

Jumlah frekuensi penampilan frame gambar tiap detiknya. Video sebagai “gambar bergerak”

sebenarnya hanya merupakan kesan/ilusi penglihatan mata, sebab pada kenyataannya video

tersebut terdiri dari serangkaian gambar diam yang ditampilkan berurutan dalam durasi waktu yang

sangat singkat. Pada video format PAL, satu detik video terdiri dari 25 gambar, disebut sebagai 25

fps (frame per second), sedangkan format NTSC memiliki 30 gambar, disebut sebagai 30 fps.

Freelancer :

Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.

Freeze :

Perintah bagi pemeran untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam

film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya “pop in” pada layar maka

aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian ditempatkan di

posisinya kemudian perintah untuk “action” diberikan dan adegan dilanjutkan. Dalam pemotongan

film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek akan dihilangkan.

Gobo :

Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih

pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya cahaya

yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada sanggahan yang

dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Hairdresser :

Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata

rambut laki-laki maupun perempuan.

Hand Held :

Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh

operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan meletakkannya

pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik penggunaan kamera dengan

tangan tanpa tripod

Hot Set :

Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya

mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan.

Hot Spot :

Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang.

Hunting Location :

Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik untuk syuting.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

40

Page 41: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Idiot Cards :

Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya.

Dapat juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana

sebuah gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan dialognya

dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan Cue cards.

Independent :

Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar.

Insert Shot :

Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke

dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan.

Int. :

Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang

dibentuk di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors.

Iris :

bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya

cahaya kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera.

Jell :

Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk

mengubah warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel.

Jumping Shot :

Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan

Jimmy Jib :

Merek dagang, lihat Crane.

Key Light :

Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi obyek shooting.

Light Meter :

Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur

intensitas cahaya.

Lining Up :

Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera

sehingga mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

41

Page 42: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Limbo :

Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai

suatu lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya.

Lip-Sync :

Sesi perekaman saat seorang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari

gambar.

Long Shot :

Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari

sudut panjang dan lebar.

Make-Up Departement :

bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan

kebutuhan skenario pada saat syuting.

Match :

Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya

dapat dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan.

Matching Directions :

Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat

transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain dimasukkan.

Measuring Tape :

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk

menentukan fokus secara tepat.

Microphone Shadow :

Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang

kamera. Bila muncul pada gambar maka it’s a no-no (gambar tidak terpakai)

Mock-Up :

Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut

kebutuhan.

M.O.S. :

Porsi gambar dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya

muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out Sound.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

42

Page 43: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Moving Shot :

Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak.

Music Departement :

Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

Master Control :

Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari

berbagai input pada suatu produksi acara.

Medium Shot :

Gambar diambil dari jarak sedang.

N.G. :

No Good (tidak bagus). Istilah ini dipakai sebagai catatan atau komentar terhadap

pengambilan gambar yang tidak bagus pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound, N.G.

Action

NTSC (National Television Standards Committee)

Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara

lain. Sistem NTSC terdiri dari 525 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar 30 fps (frame

per secod).

O.S. :

Off Screen (tidak tampak pada layar)

Opening Scene :

Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Adegan ini harus dikemas

secara kreatif untuk mengundang kepenasaran penonton agar melihat keseluruhan tayangan.

PAL (Phase Alternation by Line) :

Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Eropa dan negara-negara lain

termasuk Indonesia. Sistem PAL terdiri dari 625 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar

25 fps (frame per secod).

Plot :

Alur cerita dalam sebuah naskah skenario.

P.O.V. :

Point of View, yaitu sudut pandang penceritaan. Istilah yang kerap digunakan dalam

skenario.

Producer :

Sebutan bagi orang yang memproduksi film meski tak harus berarti membiayai produksi atau

menanamkan investasi dalam produksi tersebut. Tugas produser adalah memimpin seluruh tim

produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif

maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disepakati.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

43

Page 44: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Production Unit :

Unit produksi yang terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua

orang yang terlibat dalam suatu produksi.

Panning :

Pergerakan kamera secara horisontal (ke kiri atau ke kanan) untuk memperluas liputan

obyek.

Rain Cluster :

Perangkat khusus yang digunakan untuk menciptakan simulasi efek hujan. Sebagai alternatif

ialah pemakaian mobil pemadam kebakaran.

Reflector :

Alat yang berfungsi untuk memantulkan cahaya, yang selain berfungsi untuk

mengoptimalkan cahaya yang ada (baik sinar matahari pada shooting outdoor atau cahaya lampu

pada shooting indoor), juga untuk memendarkan cahaya agar lebih soft. Bisa terbuat dari bahan apa

saja asal memiliki pantulan cahaya yang optimal (jadi harus berwarna putih/terang), misalnya berupa

lembaran alumunium foil yang ditempelkan pada lembaran busa/stereoform yang tebal.

Remake :

Produksi suatu film yang sebelumnya pernah diproduksi. Film remaking dibuat dengan

penyesuaian konteks cerita terhadap keadaan jaman terkini dimana peradaban dunia sedang

berubah dengan amat cepatnya. Misalnya, kisah cinta klasik Romeo dan Juliet akan difilmkan

dengan konteks keadaan terkini dimana komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yang tidak

terdapat pada jaman dulu.

Re-Run :

Memutar ulang suatu film atau program acara televisi.

Resolution :

Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail obyek.

Re-Take :

Pengulangan adegan dalam shooting, bisa disebabkan oleh kegagalan akting, dialog,

pencahayaan, ketidaksiapan kru, dsb.

Reverse Angle :

Sudut pengambilan gambar : arah angle yang sebaliknya dari angle gambar yang telah

diambil.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

44

Page 45: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Roll :

Perintah yang biasanya diberikan ketika kru produksi telah siap di posnya masing-masing

sehingga adegan tertentu siap dilaksanakan.

Running Shot :

Pergerakan kamera secara dinamis untuk menyesuaikan diri dengan gerakan pemeran di

lokasi shooting.

Rundown :

Alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh durasi, segmentasi, dan bahasa naskah.

Scouting :

Mencari lokasi untuk produksi. Dapat juga berarti mencari calon pemeran yang berbakat

(talent scouting).

Screen Play :

Naskah yang sudah lengkap dan siap menjadi panduan dilaksanakannya produksi film.

Screen Test :

Kesempatan ujicoba bagi pemeran untuk memperlihatkan kemampuannya, sudah lengkap

dengan penggunaan kostum, make up dan set properti.

Script Clerk :

Petugas yang bertanggungjawab mencatat sejumlah hal dari pengambilan gambar seperti

durasi, akting, properti, pencahayaan dan keberhasilan adegan. Catatan ini kelak akan digunakan

oleh editor saat editing video untuk menentukan mana potongan gambar yang akan diambil dan

dirangkai dengan gambar lain, dan mana potongan gambar yang harus dibuang.

Sequence :

Rangkaian adegan.

Soft Focus :

Pengambilan gambar dengan lensa yang di-set agak out of focus sehingga subyek tampak agak

blur.

Soft Light :

Pencahayaan lembut yang memungkinkan tiadanya bayangan dan berpendarnya cahaya

secara merata dan menyeluruh.

Still man, Photographer :

Pengambil gambar foto yang bertanggungjawab atas publikasi dan pembuatan foto di lokasi.

Foto ini dapat berfungsi sebagai dokumentasi behind the scene, dokumentasi proyek, maupun

keperluan promosi.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

45

Page 46: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Story Board :

Gambar ilustrasi adegan. Merupakan salahsatu bentuk upaya sutradara menerjemahkan

bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa gambar dan untuk memudahkan kegiatan shooting itu

sendiri dengan dijelaskannya posisi, adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Gambar

ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru lain (misalnya penata fotografi), dan

dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist.

Sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan

gambar.

Sunshade (Lens Shade) :

Kotak persegi panjang yang dipasangkan di bagian depan lensa kamera untuk membatasi

masuknya cahaya secara langsung ke dalam lensa.

Superimposure :

Penempatan sebuah layer video/grafis diatas layer lainnya, misalnya layer title atau subtitle

(terjemahan bahasa) yang diletakkan di atas gambar film.

Swish Pan :

Jenis panning (pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan) yang cepat yang

memunculkan kesan gerakan mata yang menoleh ke samping dengan cepat.

Simply Shot :

Gambar yang diambil dari sudut mudah, biasanya untuk adegan pengisi yang kurang penting.

Script Format :

Format penulisan naskah skenario. Format ini bisa fleksibel tergantung tingkat kerumitan

produksi video itu sendiri.

Script Marking :

Pemberian tanda pada naskah skenario untuk menjadi catatan bagi para kru produksi yang

terlibat.

Stock Shot :

Persediaan gambar hasil shooting yang dapat dipilih pada saat proses editing.

Suspense :

Adegan drama yang menegangkan. Juga merupakan salahsatu genre (jenis) dari film.

Steady Shot :

Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati dengan posisi

diam.

Slow Motion :

Pergerakan gambar yang diperlambat, suatu proses yang dikerjakan saat editing video. Pada

produk home video seperti wedding video, teknik ini kerap digunakan untuk pada gambar-gambar

yang berisi momen bahagia dengan iringan lagu cinta yang bertempo lambat. Slow motion juga kerap

digunakan secara “terpaksa” yaitu jika pada proses editing video ternyata ditemukan gambar yang

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

46

Page 47: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

rusak sedemikian rupa padahal informasi yang tertangkap oleh audio-nya penting, sehingga klip

video dibuat slow motion untuk menyesuaikan diri dengan durasi audio-nya.

Tag Line :

Semboyan atau motto suatu film yang dapat merangsang imajinasi calon pemirsa tentang

apa yang akan disuguhkan dalam film tersebut.

Teaser :

Cuplikan adegan-adegan menarik yang mewakili keseluruhan cerita, digunakan di televisi

untuk menarik perhatian pemirsa.

Tilt :

Pergerakan kamera naik turun (vertikal)

Tone Track :

Sound asli yang diperoleh dari lokasi shooting tertentu yang seringkali tidak disadari namun

dapat meningkatkan realitas hasil shooting. Misalnya pada wedding video, suara hiruk pikuk

(crowded) merupakan suara yang khas terjadi pada acara resepsi, dan sebaiknya tidak dihilangkan

seluruhnya pada proses editing video.

Top Lighting :

Teknik pencahayaan. Sumber cahaya berada di atas subyek sehingga turun menyinari.

Sebagai kebalikannya ialah Down Lighting yang umumnya dipakai untuk kemunculan makhluk misteri

dalam suatu adegan horror.

Treatment :

Rencana sutradara untuk menerjemahkan skenario dengan menyusun adegan, dialog dan

prosedur kerja kru produksi di lokasi shooting.

Triangle :

Alat penahan kaki tripod agar tetap stabil meskipun diletakkan di permukaan yang licin.

Two/Three Shot :

Sudut pengambilan gambar. Yaitu layar kamera berisi dua/tiga obyek yang sedang

berperan.

Viewfinder :

Instrumen optik yang yang memungkinkan operator kamera untuk mengikuti aksi para

pemeran saat kamera sedang diaktifkan.

VTR :

Video Tape Recording. Alat pendukung produksi.

Very Long Shot (VLS) :

Jenis sudut pengambilan gambar. Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh untuk maksud

khusus, misalnya menjelaskan keterkaitan obyek shooting dengan lingkungannya.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

47

Page 48: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

Voice Over :

Suara tambahan atau alih suara yang dilakukan pada proses editing, untuk mendukung isi

cerita.

Wardrobe Departement :

Bagian yang bertanggungjawab atas pemilihan pakaian yang akan dipergunakan untuk

shooting.

White Balance :

Prosedur untuk men-setting lensa kamera agar dapat menangkap warna detil obyek secara

akurat, biasanya dengan menghadapkan kamera ke suatu obyek berwarna putih selama beberapa

saat.

Wind Machine :

Blower (kipas angin besar) yang digunakan untuk menciptakan efek angin.

Wrap :

Aba-aba untuk seluruh kru produksi bahwa sesi shooting telah selesai.

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

48

Page 49: Persiapan&Produksi Video Shooting

By : M46 Corporation

MODUL PEMBELAJARAN

PERSIAPAN & PRODUKSI

VIDEO SHOOTING

SMK

MEDIA TEKNOLOGI

TINGKAT : XII

JURUSAN : MULTIMEDIA

Sumber:1. http://www.captun.net/proses_.html 2. http://qyutciz.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-pembuatan-filmvideo.html

49