291
PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG: ANALISIS STRUKTUR TARI, MUSIK DAN TEKS T E S I S Oleh RIMA KARTINA NIM. 127037008 PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG:

ANALISIS STRUKTUR TARI, MUSIK DAN TEKS

T E S I S

Oleh

RIMA KARTINA NIM. 127037008

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

Page 2: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

i

PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG:

ANALISIS STRUKTUR TARI, MUSIK DAN TEKS

T E S I S

Oleh

RIMA KARTINA NIM. 127037008

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 1 4

Page 3: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

ii

PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG:

ANALISIS STRUKTUR TARI, MUSIK DAN TEKS

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.)

dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIMA KARTINA NIM. 127037008

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 4

Page 4: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

iii

Judul Tesis PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIHDALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEHTAMIANG: ANALISIS STRUKTUR TARI, MUSIK DAN TEKS

Nama : Rima Kartina Nomor Pokok : 127037008 Program Studi : Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

Menyetujui

Komisi Pembimbing,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D NIP. 196512211991031001 _____________________________ Ketua

Drs. Kumalo Tarigan, M.A. NIP. 195812131986011002 _____________________________ Anggota

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Ketua, Drs. Irwansyah, M.A. NIP 196212211997031001

Fakultas Ilmu Budaya Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP 195110131976031001

Tanggal lulus:

Page 5: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

iv

Telah diuji pada

Tanggal :

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Irwansyah, M.A (_________________________) Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum (_________________________) Anggota I : Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. (_________________________) Anggota II : Drs. Kumalo Tarigan, M.A. (_________________________) Anggota III : Prof. Dr. Ikhwanuddin Nst., M.Si. (_________________________)

Page 6: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

v

ABSTRACT

Betel Dance Eating is one of the dance show is still in existence in the region of Aceh Tamiang New Coraland surrounding areas. Dance Eat Betel, also called Dance offerings. In Aceh Taming particularly in the District of New Coral, still in a dance showb etel nut. Dance the dance of chewing betel nut is a welcome guest, guest glory, with as lap contains betel nut, gambier, betel nut, lime, all of which have been prepared as a sense of joyin presenting containing betel symbol Million messages. (setepak betel, a million messages). The problems that will be studied in this thesis is to analyze the structure and the structure of dancemusic betel nutchewing betel nut and dance accompanis texaminet he implicit meaning and betel nut and song fragments Foreword Foreword dance. Through these problems the authoruses the theory of structural, functional theory and the theory of meaning. The results obtained showed that the structure of the dance chewing betel nut, betel nut dance consists of a main motionis nomotion worship, sitting cross-legged, picking flowers, white was hing and folding, movement greeting of fered betel cover andmovement. From themusicalstructureresults obtained can bean alyzed and transcribed the song and the song betel nut Foreword. From theauthor oft he text structure to understand the meaning of the symbolisimplied in the text of the song eat chewing betel nut and song and song Foreword fractions. Key words: Eat Betel Dance, Dance Foreword, Structure Music, Dance, andText.

Page 7: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

vi

ABSTRAK

Tari Makan Sirihadalah salah satu tari pertunjukan yang sampai saat ini masih

ada keberadaannya di daerah Karang Baru Aceh Tamiang dan sekitarnya. Tari Makan Sirih, juga disebut Tari Persembahan. Di Aceh Taming khususnya di Kecamatan Karang Baru, masih sering di tampilkan tari makan sirih. Tari makan sirih bersifat tarian yang menyambut tamu, memuliakan tamu, dengan membawa tepak berisi sirih, gambir, pinang, kapur yang kesemuanya sudah di persiapkan sebagai rasa suka cita dalam menyuguhkan setepak sirih yang berisikan simbol Sejuta pesan. (setepak sirih, sejuta pesan). Permasalahan yang akan menjadi kajian didalam tesis ini adalah menganalisa struktur tari makan sirih dan struktur musik pengiring tari makan sirih serta mengkaji makna yang tersirat dalam makan sirih dan sekapur sirih serta lagu pecahan tari sekapur sirih.Melalui permasalahan-permasalahan tersebut penulis menggunakan teori struktural, teori fungsional dan teori makna. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara struktur tari makan sirih, tari makan sirih terdiri dari gerakan utama ada gerakan sembah, duduk bersimpuh, memetik bunga, mengapur dan melipat, gerakan memberi salam penutup serta gerakan mempersembahkan sirih. Dari struktur musik hasil yang diperoleh dapat menganalisa dan mentranskripsikan lagu makan sirih dan lagu sekapur sirih. Dari struktur teks penulis dapat memahami makna dari simbol yang tersirat di teks lagu makan sirih dan lagu sekapur sirih serta lagu pecahannya.

Kata kunci : Tari Makan Sirih, Tari Sekapur Sirih, Struktur Musik, Tari, dan Teks.

Page 8: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., serta hanturan

shalawat kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul

Pertunjukkan Tari Makan SirihDalam Kebudayaan Masyarakat Aceh Tamiang:

Analisis Struktur Musik, Tari, dan Teks. Tesis ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan jenjang S-2 dan memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn)

pada Program Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tesis ini berisikan hasil penelitian mengenai tinjauan umum masyarakat

Aceh Tamiang, seputar Tari Makan Sirih, Tari Sekapur Sirih yang di deskripsikan

pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan

Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan Hari Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga Karang Baru Aceh Tamiang serta Perpisahan Siswa/siswi

Sekolah Menengah Pertama Negeri I Karang Baru Aceh Tamiang. Pokok

permasalahan yang di bahas adalah Bagaimana Struktur Tari Makan Sirih pada

masyarakat Karang Baru Aceh Tamiang, Bagaimana Struktur Tari Sekapur Sirih

pada masyarakat Aceh Tamiang Bagaimana Struktur musik iringan tari Makan

Sirih pada Masyarakat Aceh Tamiang, Bagaimana struktur musik iringan Tari

Sekapur Sirih serta Bagaimana Struktur dan makna teks lagu makan sirih pada

masyarakat AcehTamiang, makna struktur dan makna teks lagu Sekapur Sirih

serta Makna teks lagu pecahan Sekapur sirih.

Page 9: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

viii

Selama proses penyusunan tesis, penulis mendapatkan bimbingan dan

arahan dari para pembimbing yakni Bapak Drs. M. Takari, M.Hum, Ph.D.,

sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Kumalo Tarigan M.A., sebagai

pembimbing II dan para penguji yakni Bapak Drs. Irwansyah, M.A., Bapak Drs.

Torang Naiborhu, M.Hum., dan Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin, M.Si., lanjut

kepada semua dosen yang telah mengajar, Tim pembimbing dan penguji yang

sungguh banyak membantu penulis terutama kesabaran dan ketelatenan dalam

penulisan tesis ini. Arahan-arahan mereka tersebut membuat penulis semakin

termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

Secara akademik penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. dr. Syahril Pasaribu., DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara. Kepada, Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku

Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Ketua Program Magister (S2) Bapak Drs.

Irwansyah, H, M.A, dan Sekretaris Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., atas

bimbingan akademis dan arahan yang diberikan.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs

Ponisan selaku pegawai di lingkungan Program studi Magister (S2) Penciptaan

dan Pengkajian Seni, yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan

kepada penulis sejak awal duduk di bangku perkuliahan hingga menyelesaikan

tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua,

papa tercinta Drs. Sallim (Alm), yang menginginkan anaknya menamatkan

sekolah SMP, agar dapat masuk Sekolah Musik, walaupun sebelum penulis tamat

Page 10: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

ix

SMP beliau sudah tiada, (Peluk cium melalui doa untukmu papa), Mamaku

Sayang Dra. Sriaty Fatimah Kuning Tarigan M.S (Almh.) yang telah

membesarkan dan menyekolahkan kami berempat hingga sarjana dengan seorang

diri (Janda), semoga amalan mama dan papa diterima di sisi Allah dan diampuni

semua dosanya. Walaupun tidak mendampingi penulis saat menyiapkan tesis tapi

semangat papa dan mama selalu yang membuat kuat.

Terima kasih kepada suami dari kelima anak-anakku, Muhammad Syafii

yang telah sabar mengantar berkali-kali ke lokasi penelitian, anak-anak yang

terbagi kasih sayangnya karena konsentrasi ke kuliah, Fikri Zaka Akbar, Aulia

Rifka Putri, Rifi Naufal Aslam, Asyilafika Nabillah, dan yang terakhir Syafri

Azhar. Tak lupa terima kasih atas doa dari kakakku Ir. Rahmah Irma

Variany/suami, Adikku Rina Puspita SPd/suami, Adikku Rika Sri Masdawaty

S.Psi./suami dan terima kasih juga kepada keluarga besar penulis yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, kepada Bapak Walikota Pematangsiantar melalui Bapak

Sekda Pematangsiantar yang telah memberi izin belajar. Kepada Bapak Kasek.

SMAN I Pematangsiantar, kepada Keluarga Besar SMAN I, kepada teman-teman

kuliah, Chatrina Sumiaty, Kartini Manalu, Agustina Samosir, Sapna Sitopu, Achy

Arwana, Erizon, Yusuf, Disperantoni, Tommy Ketaren, Angga Alqarina,

Jamuddin, Debby, dan Bang Anton selaku ketua kami, terima kasih untuk semua.

Untuk kakak kelas, Dindin N serta Antonius Harita, juga adek kelas Rico.Cs,

terimakasih untuk kebaikannya.

Kepada keluarga besar di lokasi penelitian, Kecamatan Karang Baru

Aceh Tamiang, anak –anak sanggar Meulige Lindung Bulan, Arki, Haris

Page 11: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

x

koreografer tari Meulige Lindung Bulan, Elisa M.Pd., selaku penata musik

plus pemain musik,dan juga sebagai ibu pelatih sanggar Meulige Lindung Bulan,

ibu Syafina Arham selaku kasi Kebudayaan Karang Baru Aceh Tamiang

Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang

berkenan, mohon jangan disimpan di dalam hati. Akhir kata, penulis berterima

kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu penyusunan tesis ini. Semoga

hasil penelitian dari tesis ini dapat berguna bagi dunia penelitian seni pada

umumnya dan bagi kebudayaan musikal masyarakat Aceh Tamiang pada

khususnya.

Wassalam, Medan, Agustus 2014 Penulis, RIMA KARTINA NIM. 127037008

Page 12: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : RIMA KARTINA

NIM : 127037008

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 08 Oktober 1971

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Mawar no 34 Sarirejo Medan Polonia 20157

B. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 064027 Medan Polonia, lulus tahun 1984

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Medan, lulus tahun 1987

3. Sekolah Menengah Musik Negeri Medan, lulus tahun 1991

4. Diploma 3 (D3) FBS IKIP Medan Jurusan Seni Musik, lulus tahun 1996

5. S1 Transfer FBS UNIMED Jurusan Seni Musik, lulus tahun 2000

6. Mahasiswa Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara, tahun 2012.

C. PEKERJAAN

1. Guru SMA Swasta Al-Azhar Medan, tahun 2000 s/d 2011

2. Guru SMA Negeri I Pematangsiantar, tahun 2000 sampai sekarang.

Page 13: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii ABSTRACK ............................................................................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR RIWAT HIDUP ..................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi DAFTAR PETA ...................................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN................................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xix HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1

1.1 LatarBelakang........................................................................... 1 1.2 PokokMasalah .......................................................................... 10 1.3 TujuandanManfaatPenelitian..................................................... 12

1.3.1Tujuanpenelitian ............................................................... 12 1.3.2Manfaatpenelitian ............................................................. 12

1.4 TinjauanPustaka........................................................................ 13 1.5 KonsepdanLandasanTeori ......................................................... 18

1.5.1Konsep .............................................................................. 18 1.5.2Landasanteori .................................................................... 19

1.5.2.1 Teorifungsional.................................................. 19 1.5.2.2 Teoristruktural ................................................... 21 1.5.2.3 Teorisemiotik..................................................... 22 1.5.2.4 Teoriweighted scale ........................................... 25

1.6 MetodePenelitian ...................................................................... 26 1.7 TeknikMengumpulkandanMenganalisis Data ............................ 28 1.7.1Metodepenelitiankualitatif ................................................. 28 1.7.2Metodepenelitianlapangan ................................................. 28 1.7.3Metodewawancara ............................................................ 30 1.7.4Metodeperekaman ............................................................. 33 1.7.5Metodepengamatanterlibat ................................................ 33 1.7.6Metodeanalisis data ........................................................... 34 1.7.7Pemilihaninforman ............................................................ 35 1.7.8Informanpangkal ............................................................... 35 1.7.9Informankunci ................................................................... 36 1.8 LokasiPenelitian ....................................................................... 36 1.9 SistematikaPenulisan ................................................................ 37 1.9.1Pengalamanpenelitian........................................................ 37 BAB II ETNOGRAFI ACEH TAMIANG……………………………….. 39

2.1 PandanganUmumTentang Aceh ................................................ 39 2.2 Demografi Aceh Tamiang ......................................................... 45 2.3 SistemReligi ............................................................................. 54

Page 14: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xiii

2.4Bahasa ...................................................................................... 55 2.5OrganisasiSosialdanBudaya ....................................................... 56 2.6Pendidikan ................................................................................. 60 2.7Teknologi .................................................................................. 61 2.8Ekonomi .................................................................................... 63 2.9Kesenian .................................................................................... 66

2.9.1Didong .............................................................................. 73 2.9.2Ratebmeuseukat ................................................................ 74 2.9.3 Panton ............................................................................. 74 2.9.4Syair ................................................................................. 76 2.9.5Hikayat ............................................................................. 77 2.9.6Musik ................................................................................ 77 2.9.7Tari-tarian ......................................................................... 83 BAB III WACANA STRUKTUR MUSIK, TARI, DAN TEKS TARI

MAKAN SIRIH …………………………….…………………… 85 3.1 TariMakanSirih ....................................................................... 85 3.2 TariSekapurSirih ..................................................................... 86 3.3 AsalUsulTariMakanSirihdanTariSekapurSirih ........................ 87

3.3.1AsalusulTariMakanSirih.................................................. 87 3.3.2AsalusulTariSekapurSirih ................................................ 87

3.4 DeskripsiTariMakanSirih ........................................................ 88 3.5 DeskripsiTariSekapurSirih ...................................................... 93 3.6 AnalisisSemiotikPertunjukan .................................................. 93 3.7 Gerak

97 3.8 Motif gerak ............................................................................. 98 3.9 Frasegerak .............................................................................. 100 3.10 Siklus ...................................................................................... 101 3.11 Pola-polaLantai ....................................................................... 102 3.12 Kostum ................................................................................... 102

3.12.1KostumTariMakanSirih Aceh Tamiang ......................... 103 3.12.2KostumTariSekapurSirih Aceh Tamiang ....................... 105

3.13 Make up (Tata rias) ................................................................ 105 3.14 Pemusik .................................................................................. 106 3.15 Penonton ................................................................................. 107 3.16 Transkripsi Nada .................................................................... 107 3.17 Nada Dasar ............................................................................. 108 3.18 Wilayah Nada ........................................................................ 109 3.19 JumlahNada ........................................................................... 110 3.20 Interval .................................................................................. 110 3.21 Formula Melodi ...................................................................... 111 3.22 PolaKadensa ........................................................................... 111 3.23 Kontur .................................................................................... 111 3.24 StrukturTeks ........................................................................... 112

Page 15: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xiv

3.25 Diksi 113

3.26 Interyeksi ................................................................................ 114 3.27 Partikel ................................................................................... 114 3.28 MaknaDenotatif ...................................................................... 114 3.29 MaknaKonotatif ...................................................................... 114 3.30 SpontanitasGarapanTeks ......................................................... 115 3.31 Gaya Bahasa ........................................................................... 116

BAB IV STRUKTUR TARI MAKAN SIRIH ….…………………… 117

4.1 StrukturTariMakanSirih .......................................................... 142 4.2 StrukturLaguSekapurSirih ....................................................... 142 4.3 DeskripsiTariMakanSirih ........................................................ 145 4.4 DeskripsiTariSekapurSirih ...................................................... 149 4.5 AnalisisMaknaPertunjukan ..................................................... 151 4.6 Gerak

155 4.7 Motif Gerak ............................................................................ 156 4.8 FraseGerak.............................................................................. 160 4.8.1FrasegerakTariMakanSirih .............................................. 161 4.8.2FrasegerakTariSekapurSirih ............................................ 161 4.9 Siklus ...................................................................................... 162 4.10 Pola-polaLantai ....................................................................... 163 4.10.1PolaLantaiPenariMakanSirih ......................................... 163 4.10.2PolaLantaiPenariSekapurMakanSirih ............................ 164 4.11 Kostum ................................................................................... 165 4.10.1KostumTariMakanSirih Aceh Tamiang ......................... 166 4.10.2KostumTariSekapurSirih Aceh Tamiang ....................... 167 4.11 Make-up (Tata rias) ............................................................... 167

BAB V STRUKTUR MUSIK IRINGAN TARI MAKAN SIRIH ….… 169

5.1 TranskripsiLagu ...................................................................... 171 5.2 Proses Transkripsi ................................................................... 172 5.3 EnsambelMusik ...................................................................... 173 5.4 InstrumenPengiringLagudanTari ............................................. 176 5.5 InstrumenPembawaRitme ....................................................... 177 5.6 InstrumenPembawaMelodi ...................................................... 185 5.7 PertunjukanTariMakanSirih di Kantor DewanPerwakilan

Rakyat Kabupaten (DPR-K) Aceh Tamiang ............................ 191 5.8 PertunjukanTariMakanSirih di Kantor

PembinaanKesejahteraanKeluarga Aceh Tamiang................... 193 5.9 PertunjukanTariMakanSirih di

SekolahMenengahPertamaNegeri I Aceh Tamiang .................. 193 5.10PertunjukanTariSekapurSirih ................................................... 194

Page 16: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xv

5.11 StrukturMelodiTariMakanSirih ............................................... 198 5.11.1 Tangga nada ................................................................ 202 5.11.2 Analisis modus ............................................................ 203 5.11.3 Nada dasar ................................................................... 204 5.11.4 Wilayah nada ............................................................... 206 5.11.5 Jumlah nada ................................................................. 206 5.11.6 Interval ........................................................................ 207 5.11.7 KonturlaguMakanSirih ................................................ 208 5.11.8 Formula MelodiLaguMakanSirih ................................. 211 5.11.9 KadensaLaguMakanSirih ............................................. 212 5.12 StrukturTariSekapurSirih ........................................................ 213 5.12.1Tangga nada .................................................................. 215 5.12.2Analisis modus .............................................................. 215 5.12.3Analisis nada dasar ........................................................ 217 5.12.4Analisiswilayah nada .................................................... 218 5.12.5Jumlahnadalagusekapursirih .......................................... 219 5.12.6Intervallagusekapursirih ................................................ 219 5.12.7Konturlagusekapursirih ................................................. 220 5.12.8Formula lagusekapursirih .............................................. 222 5.12.9Kadensasekapursirih ...................................................... 223

BAB VI STRUKTUR TEKS LAGU MAKAN SIRIH ….………………. 226

6.1 StrukturTeks ........................................................................... 226 6.1.1 LaguMakanSirih ............................................................ 229 6.1.2 LaguSekapurSirih .......................................................... 236 6.1.3 LaguZapinSekapurSirih ................................................. 242 6.1.4 Sirihsebagaipemuliatamu ............................................... 252

BAB VII PENUTUP………………………………………………..… 259

7.1 Kesimpulan ............................................................................. 259 7.2 Saran .................................................................................... 261

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 262 DAFTAR INFORMAN ................................................................................. 264 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 265

Page 17: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 PolaIrama ............................................................................... 81

Page 18: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xvii

DAFTAR PETA

Halaman

2.1 Peta Aceh ................................................................................. 41 2.2 Peta Aceh Tamiang ................................................................... 47

Page 19: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xviii

DAFTAR BAGAN

Halaman

5.1 KonturMakanSirih ............................................................................. 200 5.2 KonturSekapurSirih ........................................................................... 211

Page 20: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 4.1 KostumTariSekapurSirih Aceh Tamiang ................................ 167 5.1 EnsambelTariMakanSirih ....................................................... 175 5.2 EnsambelTariSekapurSirih ..................................................... 176 5.3 Gendang ................................................................................ 177 5.4 Sarune .................................................................................... 185 5.5 Accordeon ............................................................................. 186 5.6 Biola ...................................................................................... 187 5.7 Marwas .................................................................................. 190 6.1 SusunanSirih .......................................................................... 252 6.2 PerangkatSirih ....................................................................... 254 6.3 MeracikSirih .......................................................................... 255 6.4 SetepakSirih ........................................................................... 257

Page 21: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

xx

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, 2014

Rima Kartina NIM. 127037008

Page 22: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Umar Kayam kebudayaan adalah hasil upaya yang terus-menerus dari

manusia dalam ikatan masyarakat. Tujuan dari kebudayaan adalah menciptakan

prasarana dan sarana yang diperlukan untuk menjawab tantangan sewaktu-waktu bagi

masyarakat (Kayam, 1985:225). Dengan demikian, kebudayaan adalah merupakan

keseluruhan hasil karya manusia, dan mengisi dimensi ruang dalam kehidupannya.

Kebudayaan berfungsi dalam kehidupan manusia.Kebudayaan setiap kelompok

manusia apakah yang disebut etnik, masyarakat, bangsa, dan lainnya, umumnya

memiliki ciri-ciri yang khas, yang dapat dijadikan sebagai pembentuk identitas dari

kelompok manusia tersebut, yang membedakannya dengan kelompok manusia lainnya.

Demikian pula yang terjadi dalam masyarakat Aceh.

Kebudayaan Aceh dewasa ini adalah hasil alkulturasi kebudayaan setempat

dengan kebudayaan lain. Namun demikian yang menjadi dasar utama dalam

kebudayaan adalah konsep kebudayaan Islam. Dalam sejarah, Aceh telah menerima

kebudayaan dan agama Islam sejak abad ke 13. Sungguh pun demikian tidaklah berarti

bahwa pengaruh agama dan peradaban lainnya tidak ada. Pengaruh Hindu masih

nampak misalnya dalam cara berpakaian, memakai sanggul, tepung tawar (peusejuk),

dan lain-lainnya. Kemudian van Langen memperinci lagi pengaruh India di Aceh,

terutama dalam sorotannya mengenai pemakaian bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta

telah dipergunakan dalam istilah-istilah kekeluargaan, sastra, nama-nama binatang,

1

Page 23: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

2

pertanian, logam dan permata, pangkat dan gelar, perkakas rumah, kesenian, musik dan

seni suara (Suny, 1980:117).

Provinsi Aceh sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, merupakan satu

daerah yang kaya akan kebudayaan. Masing-masing etnik memiliki ciri budaya yang

khas. Kekhasan ini membuat Aceh mempunyai satu mosaik budaya, dan yang menjadi

perekatnya adalah Islam. Kebudayaan di Aceh dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan

dunia, terutama peradaban Islam. Di dalam kebudayaan Aceh ini, khususnya dalam

seni pertunjukannya terdapat musik tradisional, tari tradisional, instrument tradisional,

dan lain-lain. Islam memungsikan budaya daerah dalam usaha penyebarluasan ajaran-

ajarannya.

Aceh memiliki banyak warisan kesenian tradisional yang tersebar di dalam

kebudayaan berbagai etnik yang ada di Aceh. Etnik-etnik yang ada di Aceh, dapat

diuraikan sebagai berikut: (1) Aceh Rayeuk, (2) Gayo, (3) Alas, (4) Tamiang, (5)

Kluet, (6) Aneuk Jamee, dan (7) Semeulue. Keenam kelompok etnik ini masing-

masing mendiami daerah yang mereka anggap sebagai tanah leluhurnya. Daerah

kebudayaan mereka ini adalah: (1) Aceh rayeuk memiliki wilayah budaya di

Utara Aceh, dengan pusatnya di Banda Aceh atau Kutaraja, (2) etnik Alas

berdiam di Kabupaten Aceh Tenggara dan sekitarnya, (3) etnik Gayo mendiami

Kabupaten Aceh Tengah dan sekitarnya, (4) etnik Kluet mendiami Kabupaten

Aceh Selatan dan sekitarnya, (5) etnik Aneuk Jamee mendiami Kabupaten Aceh

Barat dan sekitarnya, (6) etnik Semeulue mendiami Kabupaten Aceh Utara

dan Kepulauan Semeulue dan sekitarnya, serta (7) etnik Tamiang mendiami

Kabupaten Aceh Timur dan sekitarnya. Etnik Tamiang secara budaya

Page 24: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

3

mempergunakan beberapa unsur kebudayaan etnik Melayu Sumatera Utara, dan

bahasa mereka adalah bahasa Melayu (Takari et al., 2008:87). Termasuk seni

pertunjukan Tari Makan sirih yang menjadi fokus kajian dalam tesis ini adalah

menjadi bahagian dari kebudayaan etnik Tamiang.

Kekayaan kesenian tradisi Aceh dapat dilihat dari banyaknya jenis

kesenian yang diwarisi dari generasi ke generasi hingga saat ini. Di antara sekian

banyaknya jenis kesenian Aceh yang sangat dikenal oleh masyarakat Aceh

khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, adalah: Tari Saman, Tari

Seudati, Rapa-i Geleng, Likok Pulo. Rapa-i Daboh, dan Tari Ranup Lampuan.

Banyaknya ragam kesenian tradisional Aceh, seni tari, merupakan deposit

atau aset budaya yang dapat dijadikan salah satu daya tarik wisata, sehingga,

jenis-jenis seni tari yang ada di Aceh, sering dijadikan sebagai hiburan menarik

untuk sebuah paket wisata di Aceh. Keunikan seni tradisi Aceh, biasanya mampu

menampilkan gerakan-gerakan yang enerjik, variatif, serta memiliki daya

improvisasi yang tinggi. Di antaranya adalah seperti berikut ini.

(a) Tari Ranub Lampuan sangat terkenal di Aceh. Tari ini biasanya

dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang

berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti

pada acara preh linto (menunggu pengantin pria), tueng dara baro (menjemput

pengantin wanita). Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan

diiringi dengan instrumen musik tradisional didalamnya berisi ranub (sirih) yang

akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi para tamu.

Page 25: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

4

(b) Tari Seudati, banyak terdapat dibagian pesisir utara dan timur Provinsi

Aceh. Tari ini dimainkan dengan formasi personil sebanyak 12 penari, yang

dipimpin oleh seorang syekh, dan didukung oleh dua orang penyair (aneuk syahi).

Bait-bait syair-syair yang lantunkannya aneuk syahi, diikuti tempo dengan

suara ketipan jari yang serentak, hentakkan,dan gerakan yang harmonis, dibarengi

bunyi pukulan telapak tangan ke bagian perut pemain dengan suara keras,

menjadikan tari Seudati menjadi sebuah sajian seni tari yang enerjik, atraktif, dan

kaya improvisasi. Pada era tahun 1990-an, kesenian ini telah mampu melakukan

ekspansi kebeberapa negara di benua Eropa, Amerika, dan beberapa negara Asia.

(c) Tari Rapa-i Geleng. Rapa-i adalah jenis alat musik perkusi yang

biasanya dipakai untuk mengiringi bait-bait lagu atau tarian. Permainan Rapa-i

telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam jenis tari.

Dinamakan tari Rapa-i, karena para pemain yang menampilkan kesenian

ini, menggunakan alat Rapa-i sebagai tempo dalam menampilkan atraksi

gelenggerakan kepala pemain yang mengarah ke berbagai arah. Aksi geleng

kepala para pemain disajikan dalam gerakan yang serentak,mengikuti gerak tempo

Rapa-i yang dimainkan sambil menari. Formasi pemain biasanya sebanyak 11

sampai 12. Kesenian ini,banyak terdapat di wilayah pesisir barat dan selatan

Provinsi Aceh.

Pada masa sekarang ini, Aceh Tamiang adalah salah satu dari 23 kabupaten

yang ada di Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Kabupaten ini terletek di ujung

perbatasan Provinsi Aceh yang lebih kurang 250 km dari kota Medan. Meskipun Aceh

Tamiang termasuk dalam bagian Kabupaten Nangro Aceh Darusalam, tetapi Aceh

Page 26: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

5

Tamiang memiliki budaya yang berbeda dengan budaya Aceh Rayeuk (Aceh Raya).

Wilayah ini secara budaya termasuk ke dalam kelompok budaya Melayu Sumatera

Timur, yang sebenarnya akar budayanya sama dengan budaya Melayu yang terdapat di

Langkat. Demikian pula yang terjadi di dalam Tari Makan sirih yang dibahas di dalam

tesis ini. Dasarnya adalah tari Melayu yang digunakan untuk menyambut tetamu.

Secara umum, budaya Aceh Tamiang ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat

Aceh dan di luar Aceh, hal ini disebabkan karena posisinya sebagai transit antara dua

daerah Aceh dan Medan sehingga timbul banyak suku di Aceh Tamiang.Yang dimana

suku lokal terdiri dari Tamiang, Jawa, Batak, Gayo, Minangkabau, Arab, Tionghoa,

dan lain-lainnya. Sementara itu, pengaruh dari aspek industri yang ada di wilayah Aceh

Tamiang sangatlah kuat, untuk mengundang masyarakat luas untuk tinggal dan hidup

di wilayah Aceh Tamiang ini.

Akibat dari banyak suku tersebut maka terjadilah pengaruh budaya secara

umum. Salah satunya adalah penggunaan bahasa, di mana bahasa Indonesia menjadi

alat komunikasi utama di antara semua suku yang ada.Di sisi lain, kondisi ini

menyebabkan budaya Aceh Tamiang justru semakin memudar di daerah sendiri.

Budaya di Aceh Tamiang tidak jauh berbeda dengan budaya Melayu, begitu

juga dengan bahasa, kesenian, ragam hias dan upacara-upacara adat di Aceh Tamiang.

Salah satu upacara penyambutan tamu sebagai salah satu upacara adat yang berkaitan

dengan penghormatan, khusus dalam rangka menyambut kedatangan tamu. Dalam

proses penyambutan tamu ini, di sekitar Aceh Tamiang masih menggunakan musik dan

tarian Makan sirih, yang sejauh pengamatan penulis memiliki sejumlah besar

persamaan dengan tarian Makan sirih (persembahan) pada kebudayaan masyarakat

Page 27: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

6

Melayu Langkat, Melayu Deli, Melayu Riau, dan Kalimantan bahkan sampai ke

Melayu Malaysia. Dalam upacara penyambutan tamu di Aceh Tamiang,

masyarakatnya lazim menggunakan musik dan tari Makan sirih, bukan musik dan tari

Ranup Lampuan, seperti yang terdapat dalam kebudayaan etnik Aceh Rayeuk.

Pada musik dan tari Makan sirihberdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tari persembahan terdapat beberapa

gerak dan bagian dari busana yang menjadi simbol dan mengandung makna

tertentu. Tari Makan sirih merupakan tari yang disajikan di hadapan para tamu

yang datang berkunjung ke Aceh Tamiang dan merupakan ucapan terima kasih

serta memberi kehormatan yang ikhlas dengan menyuguhkan tepak sirih lengkap

dengan sirih adatnya. Tari Makan sirih merupakan tarian yang memiliki simbol

dan makna, yang berkembang di masyarakat, dengan menyuguhkan Sekapur Sirih

yang bermakna rasa hormat, terima kasih dan membawa tepak sirih yang

menyimbolkan ketulusan hati menerima tamu yang hadir pada acara tertentu,

seperti pengukuhan, pertemuan adat, upacara adat, dan sebagainya.

Dalam pertunjukannya tarian Makan sirih ini menggunakan gerak-gerak

dasar tari senandung, yaitu bertempo lambat (sekitar 60 ketukan dasar per

menitnya), dengan pola lantai berbentuk saf, bertukar ke bentuk pola lantai

berpencar, dan seterusnya. Geraknya disebut gerak senandung, dengan gerakan

langkah di tempat, lenggangan tangan, mengepal, campak bunga. Dalam satu

siklus terdiri dari delapan gerakan dasar. Yang penting dalam tarian ini digunakan

properti tepak sirih dan isinya berupa: sirih, pinang, gambir, kapur, dan lain-lain.

Page 28: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

7

Sementara para penari biasanya adalah perempuan, yang jumlahnya tidak

ditentukan, tetapi umumnya dari empat sampai sepuluh penari. Kesemuanya

memakai pakaian adat MelayuAceh Tamiang, yaitu: (a) baju kurung atau kebaya,

(b) kain songket, (c) sepatu, (d) sanggul, (e) gelang, (f) rantai emas, (g) kerabu,

(h) make-up, (i) bunga goyang, dan lain-lain.

Dalam pengkajian pertunjukan tari Makan sirih ini ada beberapa bagian

dari gerak, busana dan aksesoris yang memiliki makna dan simbol tersendiri pula.

Menurut penjelasan para informan di lapangan makna-makna gerak ituadalah

seperti berikut :

a. Gerak sembah merupakan simbol dari keagungan dan bermakna saling

menghormati antar sesama yang dilandasi oleh kepercayaan masyarakat

Aceh Tamiang dan aturan-aturan yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

b. Duduk bersimpuh merupakan simbol kerendahan hati yang bermakna

saling menghargai antara sesama.

c. Memetik bunga memiliki nilai estetis bagi masyarakat Aceh Tamiang yang

merupakan simbol keindahan.

d. Mengapur dan melipat serta menyirih merupakan ciri khas dari tarian ini

yaitu Makan sirih.

e. Baju kebaya yang memiliki makna menutup aurat sesuai dengan ajaran

agama Islam.

f. Sanggul yang ditutup selendang bermakna sopan dan santun.

g. Bunga goyang yang menyimbulkan keseimbangan dan bermakna

harmonisasi

Page 29: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

8

Pada busana pada tari persembahan, warna memiliki peranan penting bagi

masyarakat. Warna emas yang mendominasi busana dan aksesoris yang

dilaksanakan adalah simbol kemegahan yang pada zaman dahulu hanya boleh

dikenakan oleh kalangan bangsawan kerajaan.

Simbol dan makna dalam tari persembahan khususnya gerak dan

busana,sangat erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Aceh Tamiang

terhadap agama Islam yang tertuang dalam kebudayaan masyarakat Aceh

Tamiang yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma agama Islam.

Musik iringannya adalah ensambel musik Melayu yang terdiri dari: (a)

satu atau dua gendang ronggeng, yang satu gendang induk dan satunya lagi

gendang anak; (b) akordion yang membawa melodi, (c) biola yang juga membawa

melodi, (d) penyanyi yang menyanyikan lagu Makan sirih; (e) kadang disertai

dengan sebuah tetawak (suspendedgong). Yang menarik dalam pertunjukan tari

Makan sirih di Tamiang Aceh ini, untuk mengiringi penyanyi selain akordion dan

biola, kadang-kadang digunakan juga alat musik Seurune Kalee (shawnaerofon).

Seurune Kalee ini lazim digunakan dalam ensambel musik yang terdapat dalam

kebudayaan Aceh Rayeuk, terutama di Kutaraja (Banda Aceh) dan sekitarnya. Ini

menjadi ketertarikan sendiri dari sudut musikal terhadap musik iringan tari Makan

sirih di Tamiang. Secara umum tekstur musiknya adalah heterofonis, yaitu

penyajian melodi yang saling mengisi antara instrumen pembawa melodi dan

vokalnya, tentu dengan disertai variasi-variasi yang bersifat estetis.

Melodi yang disajikan oleh vokal dan iringan musiknya berakar dari musik

Melayu yang disebut dengan: cengkok, gerenek, dan patah lagu. Cengkok adalah

Page 30: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

9

hiasan melodi dengan teknik meliukkan nada seperti halnya legato pada musik

Barat. Sementara itu gerenek adalah hiasan-hiasan terhadap melodi dengan nada-

nada yang berdensitas relatif padat, dan berinterval relatif kecil. Patah lagu adalah

gaya penyajian melodi dengan cara sedikit menyentak-nyentakkan nada, seperti

halnya teknik stachatto, pada budaya musik Barat.

Di dalam penyajiannya musik iringan tarian Makan sirih ini juga disertai

dengan teks. Studi terhadap teks ini juga menjadi bahagian dalam tesis ini

nantinya. Adapun teks lagu Makan sirih itu adalah sebagai berikut :

Makan sirih

Makan sirih berpinang tidak

Adatlah resam pusaka Melayu ...

Makanlah sirih berpinanglah tidak, (Berpinanglah tidak)

Sirih di makan zaman dahulu

Makanlah sirih berpinanglah tidak, (Berpinanglah tidak)

Sirih dimakan zaman dahulu

Walaupun sirih mengenyanglah tidak, (Mengenyanglah tidak)

Adatlah resam pusaka Melayu

Walaupun sirih mengenyanglah tidak, (Mengenyanglah tidak)

Adatlah resam pusaka Melayu

Makan sirih berpinang tidak Tuan

Adatlah resam pusaka Melayu

Teks lagu Makan sirih yang digunakan dalam pertunjukan tari Makan sirih

seperti tersebut sebenarnya adalah berakar pada pantun Melayu. Biasanya dapat

Page 31: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

10

juga dikembangkan sesuai dengan konteksnya. Dalam tesis nantinya teks ini akan

dikaji makna-maknanya.

Alan P.Marriam menerbitkan sebuah buku yang disebut The Anthropology

of Music yang di dalamnya mengkaji musik dalam masyarakat. Ia lebih tertarik

untuk meneliti simbolisme musik serta fungsinya di dalam masyarakat. Ia lebih

tertarik untuk meneliti simbolisme musik serta fungsinya di dalam masyarakat.

Marriam mengusulkan studi tentang musik itu seyogyanya meliputi

instrumentation, word of songs, native typology and classification of music, role

and status of musicians, function of music in relation to other aspect of culture

and music as creative activity (Bandem, 1981:43).

Dalam kaitannya dengan tesis ini, penulis akan tetap merujuk kepada

bagaimana kedudukan seni pertunjukan tari Makan sirih dan musik iringannya

eksis di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Sajian seni dalam kebudayaan

ini tentu sekali penting didekati dengan sudut pandang guna dan fungsi seni.

Dengan melihat latar belakang yang seperti itu, penulis tertarik untuk

mengkaji pertunjukan Tari Makan sirih ini, dalam sebuah judul tesis, yaitu:

Pertunjukan Tari Makan sirih dalam Kebudayaan Masyarakat Aceh

Tamiang: Analisis Struktur Musik, Tari, dan Teks.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari uraian diatas dapatlah dirumuskan permasalahan yang akan di jadikan

kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana keberadaan pertunjukan musik dan

tari Makan sirih pada kebudayaan masyarakat Aceh Tamiang.

Page 32: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

11

Untuk mengarahkan kajian lebih fokus, maka ditentukan pokok

masalahnya sebagai berikut.

1. Bagaimana struktur tari Makan sirih?

Pokok masalah ini akan dijawab dengan menganalisis aspek-aspek

pendukung struktur tari seperti: jenis gerak, tempo tari, pola lantai, makna

gerak, motif gerak, frase gerak, siklus, tata busana dan maknanya, properti

tari, dan hal-hal sejenis.

2. Bagaimana struktur musik iringan tari Makan sirih?

Pokok masalah ini akan dijawab dengan menganalisis aspek-aspek

pendukung struktur musik, seperti: a. Dimensi waktu yang terdiri dari:

meter (metrum), tanda birama, aksentuasi, siklus, densitas ritme, motif

ritme, pola ritme, bentuk ritme, dan sejenisnya; b. Dimensi ruang, seperti:

wilayah nada, tangga nada, nada dasar, formula melodi, kontur, distribusi

interval, pola-pola kadensa, nada-nada yang digunakan, motif melodi,

frase melodi, bentuk melodi, cengkok, gerenek, patah lagu, tekstur

heterofonis, dan lain-lainnya.

3. Bagaimana struktur dan makna teks lagu Makan sirih?

Pokok masalah ini akan dijawab dengan cara menganalisis teks, yang

mencakup: pantun, sampiran, isi, diksi, gaya bahasa, jumlah suku kata,

baris, rima (persajakan), interyeksi, penggunaan partikel, dan hal-hal

sejenis.

Page 33: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

12

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan pokok masalah yang telah

ditentukan, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana struktur tari Makan sirih.

2. Untuk mengetahui struktur musik iringan tari Makan sirih, yang mencakup

dimensi ritme dan melodi.

3. Untuk mengetahui dan memahami bagaiman struktur dan makna teks yang

digunakan dalam lagu Makan sirih.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang di harapkan dari hasil kajian ini. Selain

sebagai penambah wacana dalam studi etnografi khususnya yang ada pada

masyarakat tertentu atau secara spesifik, kajian ini juga diharapkan dapat memberi

sumbangan bagi upaya-upaya pelestarian adat budaya Aceh yang memanfaatkan

pertunjukan tari Makan sirih sebagai media dalam hal ini tari sebagai budaya

materi selain itu juga harapan sebagai aset wisata religi. Kajian ini akan sangat

bermanfaat sebagai bahan sebagai bahan masukkan bagi pemerintah, lembaga

pendidikan formal, dan masyarakat luas. Hasil kajian ini akan berguna

membangkitkan gairah masyarakat dan para insan seni, untuk tetap menjaga

kesatuan dan pelestarian tari tradisi serta menanamkan kreativitas pada

Page 34: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

13

masyarakat. Di samping itu sebagai bahan dapat membantu para seniman dan

pengamat tari dalam mengolah tari tradisi khususnya Aceh Utara.

1.4 Tinjauan Pustaka

Kajian pertunjukan tari Makan sirih belum ramai dilakukan oleh pengkaji-

pengkaji seni, akan tetapi buku tentang seni tari telah banyak ditulis oleh pakar-

pakar seni tari baik di Barat maupun di Indonesia yang terkadang digunakan

sebagai bahan panduan dan bahan-bahan informasi terhadap kajian ini. Ditinjau

dari kebudayaan, serta telaah tentang keberadaan pertunjukan tari Makan sirih

sehubungan dengan keputusan pemerintah setempat untuk menerapkan sebenar-

benarnya menjunjung budaya setempat, maka dari itu sebelum melangkah kepada

kajian yang di jalankan, tahap yang penulis lakukan adalah studi keperpustakaan,

untuk mempelajari literatur yang berkaitan dengan objek kajian. Topik kajian

sudah pernah ditulis sebelumnya, walaupun kajian ini mengupas masalah yang

sama, namun topik permasalahan dalam kajian ini jelas berbeda. Kajian ini akan

mengupas dari sisi lain yang belum pernah dilakukan oleh pengkaji-pengkaji

sebelumnya.

Tinjauan pustaka ini, penulis kelompokkan dalam dua kategori. Yang

pertama adalah buku-buku dan karya lainnya yang menjadi dasar ilmiah dalam

mengkaji tari Makan sirih, baik dari sudut konteks maupun teksnya. Yang kedua

adalah kajian-kajian para ilmuwan yang terdahulu yang terkait dengan tulisan

tesis ini. Tulisan-tulisan terdahulu itu bisa berupa buku, skripsi sarjana, tesis

magister, dan sejenisnya.

Page 35: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

14

Dari hasil studi literatur tulisan ini akan menggunakan buku-buku yang

berkaitan dengan penulisan ini antara lain sebagai berikut :

Pertama, Ismail Suny, menulis buku yang bertajuk Bunga Rampai

Tentang Aceh. Buku ini secara umum mendeskripsikan masyarakat Aceh dan

kebudayaannya, dan yang utama pemberi ciri khas kebudayaan Aceh itu adalah

agama Islam. Buku ini menjadi rujukan penulis dalam melihat keberadaan

kesenian-kesenian Aceh, terutama tari Makan sirih yang terdapat di dalam

kebudayaan masyarakat Melayu Tamiang.

Kedua, Koentjaraningrat, seorang antropolog ternama Indonesia menulis buku

yang berjudul Masjarakat Desa di Indonesia Masa Ini. Di dalam buku ini diuraikan

bagaimana masyarakat Indonesia menghadapi perubahan-perubahan zaman yang

begitu deras mengalir, dari perkotaan sampai pedesaan. Termasuk juga perubahan-

perubahan kebudayaan yang terdapat di dalam kebudayaan masyarakat Aceh.

Ketiga, Soerjono Soekanto, yang dikenal sebagai sosiolog menulis buku yang

berjudulSosiologi Suatu Pengantar. Buku ini menguraikan secara fundamental

bagaimana ilmu sosiologi itu, terbentuk, sejarahnya, bidang-bidang telaah serta

berbagai jenis organisasi sosial manusia. Buku ini menjadi sumber rujukan penulis

dalam melihat kelompok kesenian Makan sirih yang terdapat di Tamiang Aceh.

Keempat, Soerjono Soekanto, menulis buku yang bertajuk Teori Sosiologi.

Buku ini berisikan materi ilmu yang mencakup teori-teori yang lazim dipakai di dalam

ilmu sosiologi. Buku ini juga menjadi rujukan penulis dalam melihat sisi sosiologi

kelompok-kelompok seni, terutama yang menyajikan tari Makan sirih di Aceh

Tamiang. Buku ini menjadi dasar utama dalam menganalisis hubungan antara seniman,

Page 36: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

15

pengelola seni, dan masyarakat pendukungnya dalam konteks fungsi seni yang lebih

luas.

Kelima, James Dananjaja, menulis sebuah buku yang berjudul

FoklorIndonesia. Di dalam buku ini dijelaskan mengenai cerita-cerita rakyat di

Indonesia. Namun sebelumnya James Dananjaya menguraikan pula teori-teori dan

metode yang lazim digunakan di dalam ilmu folklor. Buku ini penulis rujuk sebagai

salah satu materi keilmuan dalam tesis ini, terutama yang menyangkut cerita rakyat

Aceh, mengenai tumbuh dan berkembangnya pertunjukan tari Makan sirih. Begitu juga

pertunjukan-pertunjukan budaya di Tamiang yang sebenarnya menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari tradisi lisan masyarakat Aceh. Di dalam pertunjukan budaya ini

juga terkandung nilai-nilai kearifan lokal.

Keenam, Joginder Sing Jessy, menulis sebuah buku yang bertajuk

SejarahTanahMelayu 1400-1959. Buku ini menggunakan pendekatan ilmu sejarah

dalam memberikan keberadaan masyarakat dan kebudayaan Melayu, khususnya di

Semenanjung Malaya. Buku ini dapat dijadikan rujukan sebagai perbandingan

bagaimana budaya Melayu di Semenanjung dan di pulau Sumatera khususnya

Sumatera Timur dan Tamiang Aceh.

Ketujuh, Anya Peterson Royce menulis sebuah buku yang berjudul

AntropologiTari, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh F.X

.Widaryanto dari Institut Seni Indonesia, Bandung. Buku ini berisikan metode dan teori

untuk mengkaji budaya tari yang terdapat dalam peradaban manusia di dunia secara

holistik. Buku ini penulis gunakan untuk mengkaji kedudukan pertunjukan Tari Makan

sirih dalam kebudayaan masyarakat Tamiang Aceh.

Page 37: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

16

Seterusnya terdapat beberapa tulisan ilmiah yang khusus mengkaji seni

pertunjukan di Aceh yang memiliki kedekatan kajian dengan yang penulis lakukan ini.

Di antaranya adalah sebagai berikut.

Satu, yaitu skripsi sarjana yang bertajuk “Seurune Kalee dalam kebudayaan

Masyarakat Aceh di Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar:

Kajian terhadap Difusi, Organologis, dan Akustika.” Skripsi ini ditulis oleh Cut

Rosmiaty Muly seorang etnomusikolog dari Fakultas Sastra USU, tahun 1998. Skripsi

ini mengkaji secara rinci mengenai persebaran Seurune Kalee dalam kebudayaan Aceh,

yang menurutnya memiliki hubungan dengan kebudayaan di wilayah Dunia Islam.

Seurune Kalee ini memiliki kesamaan fisik yang dekat dengan serunai yang berasal

dari Turki, Nigeria, dan India. Secara akustik, Seurune Kalee ini masuk ke dalam

klasifikasi aerofon shawm. Secara akustika teknik memainkannya adalah: meniup

lubang hembusan, tiupan oleh mulut, pengaturan nada-nada melalui lubang nada, dan

menghasilkan suara yang akustik. Skripsi ini menjadi dasar dalam mengkaji Seurune

Kalee yang juga digunakan dalam pertunjukan tari Makan sirih di Tamiang. Walaupun

lagu Makan sirih seperti diketahui adalah berasal dari kebudayaan Melayu yang

biasanya disajikan oleh biola dan akordion sebagai pembawa melodi utama, namun

yang menarik di kawasan ini, lagu tersebut dibawakan pula oleh Seurune Kalee, yang

masih tetap menghasilkan tekstur heterofonis. Ini menjadi identitas tersendiri pula bagi

kebudayaan MelayuAceh Tamiang.

Dua, adalah skripsi sarjana dari Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara yang ditulis oleh Rita Dewi (NIM 890707006), yang

bertajuk “Rapa-i Pasee pada Kebudayaan masyarakat Aceh di Desa Awe, Kecamatan

Page 38: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

17

Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara: “Analisis Musik dalam Konteks

Kebudayaan.” Skripsi sarjana ini ditulis oleh Rita Dewi tahun 1995. Tema utama dalam

skripsi tersebut adalah menganalisis fungsi dan struktur ritme yang disajikan dalam

permainan Rapa-i Pasee dengan pendekatan-pendekatan etnomusikologis. Skripsi

sarjana ini menjadi salah satu referensi penulis dalam mengkaji pertunjukan tari Makan

sirih di Aceh Tamiang. Pendekatan Dewi dalam mengkaji konteks sosiobudaya Rapa-i

Pasee dapat digunakan pula dalam penelitian yang penulis lakukan.

Tiga, skripsi sarjana yang ditulis oleh Sansri Nuari Silitonga, juga ilmuwan

etnomusikologi FIB USU, yang menulis skripsi bertajuk “Nur ‘Ainun sebagai

Penyanyi Melayu Sumatera Utara: Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak

Senandung, Mak Inang, dan Lagu Dua yang Dinyanyikannya.” Skripsi sarjana ini

ditulis pada tahun 2011. Skripsi ini membahas secara detil riwayat hidup penyanyi

Melayu Sumatera Utara ternama yaitu Nur ‘Ainun dan juga beberapa lagu yang

dinyanyikannya dianalisis. Skripsi sarjana ini menjadi rujukan penulis dalam

menganalisis struktur melodi lagu Makan sirih dalam mengiringi tarian Makan sirih di

Aceh Tamiang. Analisis melodi ini akan memandang dari segi garapan estetika

menurut pandangan seniman Melayu, yaitu: cengkok, gerenek, dan patah lagu.

Empat, skripsi sarjana Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya USU, yang

ditulis oleh Heidy E. Simorangkir, yang berjudul “Analisis Gaya Permainan Akordion

untuk Lagu-lagu Melayu oleh Zulfan Efendi Lubis, tahun 2011. Skripsi sarjana ini

memfokuskan perhatian kepada gaya permainan seorang pemain akordion Melayu

ternama yaitu Zulfan Efendi Lubis, dengan pendekatan etnomusikologi, khususnya

melalui teori weighted scale. Skripsi sarjana ini menjadi dasar penulis untuk mengkaji

Page 39: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

18

bagaimana pula permainan akordion oleh seniman musik akordion dalam ensambel

musik Melayu untuk mengiringi tarian Makan sirih di Aceh Tamiang.

1.5 Konsep dan Landasan Teori

1.5.1 Konsep

Konsep yang terpenting digunakan dalam penelitian ini adalah mengetahui

struktur musik, tari Makan sirih agar dapat mengetahui fungsi dan makna pertunjukkan

Tari Makan sirih bagi masyarakaat suku Aceh Tamiang. Kajian ini akan mengupas

bagaimana bentuk-bentuk teknik gerakan tari Makan sirih, dari mana asal usul tari dari

bagai mana peranannya bagi daerah setempat. Selain itu, yang dimaksud dengan

struktur tari adalah meliputi aspek-aspek: motif gerak, frase gerak, pola-pola lantai,

hubungan pasangan penari, makna pakaian, properti, warna, dan lainnya.

Struktur musik dalam tesis ini adalah yang mencakup bidang-bidang: ensambel

atau instrumentasi, baik itu organologi, akustik, jalinan dalam ensambel, fungsi dan

peran alat-alat musik (pembawa ritme, siklus, fungtuasi, melodi, peran heterofonis, dan

hal-hal sejenis).

Struktur Teks akan mengkaji isi dari lagu tari Makan sirih, lagu tari Sekapur

Sirih dan lagu tari pecahan Sekapur Sirih, Aceh Tamiang. Tari Makan sirih motifnya

menyerupai tari Bello Mesusun dari Aceh Tenggara (Suku Alas) Kutacane, juga

menyerupai tari Ranup Lampuan Aceh, yang memiliki fungsi dan makna hampir sama.

Yang dimaksud dengan struktur musik dalam tesis ini adalah mencakup

bidang-bidang: ensambel atau instrumentasi, baik itu organologi, akustik, jalinan dalam

ensambel, fungsi dan peran alat-alat musik (pembawa ritme, siklus, fungtuasi, melodi,

Page 40: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

19

peran heterofonis, dan hal-hal sejenis). Selain itu juga struktur musik ini mencakup

dimensi ruang, yang mencakup: tangga nada, wilayah nada, nada dasar, formula

melodi, distribusi nada, interval, kontur, dan hal-hal sejenis.

Struktur musik dalam konteks kajian ini juga mencakup teks atau lirik yang

disajikan dalam musik. Seperti diketahui bahwa musik Melayu yang bersifat verbal

selalu menggunakan aspek-aspek puisi seperti pantun, gurindam, seloka, nazam, syair,

dan lainnya. Teks lagu Makan sirih ini terdiri dari unsur pantun (sampiran dan isi).

Untuk menganalisis makna teks lagu (musik) maka aspek ayang akan dikaji meliputi

diksi, gaya bahasa, rima (persajakan), jumlah baris, bait, kata-kata seru, struktur baris,

makna konotatif, makna denotatif, nilai-nilai budaya, dan hal-hal sejenis.

Selain itu, yang dimaksud dengan struktur tari adalah meliputi aspek-aspek:

motif gerak, frase gerak, makna gerak, pola-pola lantai, hubungan pasangan penari,

makna pakaian, properti, warna, dan lainnya. Begitu juga lambang-lambang yang

terdapat dalam tari ini mengungkapkan apa saja. Struktur tari dilihat dari perspektif

struktur dalam (inner part) dan juga hubungannya dengan konteks kebudayaan. Tari

bukan sebuah aktivitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari kebudayaan. Bahkan tari

merupakan ekspresi dari kebudayaan.

1.5.2 Landasan teori

1.5.2.1Teori Fungsional

Teori-teori yang penulis gunakan untuk mengkaji struktur tari, struktur musik

iringan, dan makna teks adalah sebagai berikut. Teori Fungsional yang akan penulis

gunakan sebagai penuntun untuk menganalisa penelitian tesis Pertunjukkan Tari Makan

sirih Dalam Kebudayaan Masyarakat Aceh Tamiang: Analisa Struktur Musik, Tari

Page 41: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

20

Dan Teks. Muhammad Takari, (2009.19), mengatakan bahwa fungsionalisme adalah

salah satu teori yang dipergunakan pada ilmu social yang menekankan pada saling

kebergantungan antara intstitusi-institusi (pranata-pranata) dan kebiasaaan-kebiasaan

pada masyarakat tertentu. Muhammad Takari, (2009), Etnomusikologi, ilmu-ilmu seni

dan pengembangan teori, (Medan: Studi Kultural, Nomor 16, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara), hlm. 19

Lahirnya Fungsionalisme adalah karena masih didapatkannya kelemahan-

kelemahan pada paradigma-paradigma sebelumnya, (evolusi, divusi, dan sejarah

kebudayaan) meskipun mereka selalu memperbaiki metode analisis dalaam

penelitiannya dengan baik namun kesan yang muncul dari hipotesis dari penelitian

mereka seakan spekulatif. Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang

dipergunakan pada ilmu sosial, yang menekankan pada saling kebergantungan antara

institusi-institusi dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu.

Analisis fungsi menjelaskan bagaimana susunan sosial didukung oleh fungsi

institusi-institusi seperti: Negara, agama, keluarga, aliran dan pasar terwujud. Sebagai

contoh, pada masyarakat yang kompleks seperti Amerika Serikat, agama dan keluarga

mendukung nilai-nilai yang difungsikan untuk mendukung kegiatan politik demokrasi

dan ekonomi pasar. Dalam masyarakat yang lebih sederhana, masyarakat tribal,

partisipasi dalam upacara keagamaan berfungsi untuk mendukung solidaritas sosial di

antara kelompok-kelompok manusia yang berhubungan kekerabatannya. Meskipun

teori ini menjadi dasar bagi para penulis Eropa abad ke-19, khususnya Emile

Durkheim, fungsionalisme secara nyata berkembang sebagai sebuah teori yang

mengagumkan sejak dipergunakan oleh Talcott Parsons dan Robert Merton tahun

Page 42: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

21

1950-an. Teori ini sangat berpengaruh kepada para pakar sosiologi Anglo-Amerika

dalam dekade 1970-an. Bronislaw Malinowski dan A.R. Radcliffe-Brown.

Mengembangkan teori ini di bidang antropologi, dengan memusatkan perhatian pada

masyarakat bukan Barat. Sejak decade 1970-an, teori fungsionalisme dipergunakan

pula untuk mengkaji dinamika konflik social. (Lorimer et al. 1991 et al.1991-112-113).

1.5.2.2 Teori Struktural

Teori struktural, untuk mengkaji struktural tekstual tari Makan sirihAceh

Tamiang, penulis mengacu kepada pendapat (Hockett, 1958) yang mengatakan bahwa

bahasa adalah suatu system kebiasaan yang rumit, memiliki lima subsistem, yaitu:

gramatik, system fonologi, morfefonemik, semantik, dan fonetik. Bagi kelompok

strukturalis meskipun kelima system ini di akui keberadaannya, hanya tiga system yang

pertama yang dianggap sebagai system sentral di dalam bahasa, kedua yang terakhir

hanya system memilih sasaran bagian-bagian yang tersusun membentuk wujud.

Susunan unsur-unsur itu di pandang sebagai struktur yang terorganisasi secara rumit

dan saling bergantung antara satu dengan yang lain. Sewaktu di lapangan penulis

seringkali mengungkapkan keinginan untuk mengawinkan struktur dan fungsi, untuk

melihat tari dari kedua pandangan tersebut agar bisa disebut lengkap. Bahwa ini jarang

terjadi bukanlah karena akibat-akibat kontradiksi dan pandangan yang terlalu dangkal.

Yang terjadi adalah lebih merupakan gabungan dari kebutuhan praktis dan pada

jangkauan penelitiannya. Struktur dan fungsi tekanannya tergantung pada masalah

tertentu yang bisa di jangkau.

Struktur dan fungsi menggambarkan pandangan yang menghasilkan informasi

yang sangat berbeda dengan kegunaan-kegunaan hasil bagi kajian dalam himpunan

Page 43: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

22

tertentu. Kajian struktural tari Makan sirihAceh Tamiang biasanya berkenaan dengan

sesuatu yang menghasilkan “tata bahasa” dari gaya-gaya tari tersebut. Dalam analisis

struktural tari Makan sirihAceh Tamiang mempunyai gerak-gerik tari, elemen-elemen

tari, motif-motif gerak dan unsur-unsur tari, tatanan dalam gerak tari.

Dalam tarian Makan sirihAceh Tamiang ini juga utamakan pola-pola dalam

pergerakannya, karena pola ini salah satu membentuk tarian menjadi indah dan meriah,

dengan adanya pola lantai membuat tarian semakin hidup dan tidak terlihat monoton

atau menjenuhkan, pola lantai adalah perpindahan penari dari satu garis ke garis

selanjutnya, pertukaran tempat sesuai yang sudah ditentukan. Pola lantai ini juga

sangatmenarik untuk di kaji dalam sebuah penelitian, dan bisa juga disebut perpindahan

penari satu ke penari yang lainnya. Untuk itu penulis mengarahkan tulisan ini ke unsur-

unsur desain tari.

1.5.2.3 Teori Semiotik

Adapun untuk mengetahui dan memaknai teks dalam lagu Makan sirih, lagu

Sekapur Sirih, dan lagu pecahan Sekapur Sirih penulis menggunakan teori semiotika.

Teori Semiotika berasal dari bahasa Yunani: Semeon yang berarti tanda. Semiotika

adalah model penelitian yang memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut mewakili

sesuatu objek representativ. Istilah semiotik sering digunakan bersama dengan istilah

semiologi. Istilah pertama merujuk pada sebuah disiplin sedangkan istilah kedua

merujuk pada ilmu tentangnya. Istilah semiotik lebih mengarah pada tradisi Saussurean

yang diikuti oleh Charles Sanders Peirce dan Umberto Eco, sedangkan istilah

Semiologi lebih banyak dipakai oleh Barthes. Baik semiotik ataupun semiologi

Page 44: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

23

merupakan cabang penelitian sastra atau sebuah pendekatan keilmuan yang

mempelajari hubungan antara tanda-tanda. (Marcell Bonnef, op.cit.,hlm.4-5)

Alex Sobur mendefenisikan semiotika sebagai suatu ilmu atau metode analisis

untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya

berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama

manusia. Semiotika jika dalam istilah Barthes adalah semiologi pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memakai

(tosignify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi,

tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda. (Alex Sobur, Semiotika

Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) hlm.15.

Van Zoest yang dikutip oleh Rahayu S. Hidayat menjelaskan bahwa semiotika

mengkaji tanda, penggunaan tanda, dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda.

Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat dilepaskan dari pragmatik, yaitu

untuk mengetahui apa yang dilakukan dengan tanda, apa reaksi manusia ketika

berhadapan dengan tanda. Dengan kata lain, permasalahannya terdapat pada produksi

dan konsumsi arti. Semiotika dapat diterapkan di berbagai bidang seperti, semiotika

musik, semiotika bahasa, semiotika komunikasi, visual separti kartun, semiotikakode

budaya dan sebagainya. (Tommy Christomy, Semiotika Budaya, Depok:PPKB

Universitas Indonesia, 2004, hlm 79-81).

Untuk memahami makna pertunjukan dan teks lagu untuk pertunjukan Tari

Makan sirih ini, penulis menggunkan teori semiotika. Teori semiotika, menurut

penulis adalah salah satu teori yang menjadi penghubung erat antara ilmu

Page 45: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

24

linguistik dan sastra dengan ilmu-ilmu seni. Dalam sejarah perkembangan ilmu,

belum pernah ada teori yang dipakai begitu meluas di bidang bahasa, sastra, dan

seni seperti semiotika ini. Bahkan kini semiotika pun dipakai untuk bidang

disiplin arsitektur.

Pendekatan seni salah satunya mengambil teori semiotika dalam usaha

untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui

sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis

semiotika adalah Ferdinand de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan

Charles Sanders Pierce, seorang filosof dari Amerika Serikat. Saussure melihat

bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji

bunyi (sound image) atau signifieryang berhubungan dengan konsep (signified).

Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi tersendiri.

Peirce juga menginterpretasikan bahasa sebagai sistem lambang, tetapi

terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: (1) representatum, (2) pengamat

(interpretant), dan (3) objek. Dalam kajian kesenian berarti kita harus

memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari

lambang-lambang dan usaha kita untuk memahami proses pertunjukan atau proses

penciptaan. Peirce membedakan lambang-lambang ke dalam tiga kategori: ikon,

indeks, dan simbol. Apabila lambang itu menyerupai yang dilambangkan seperti

foto, maka disebut ikon. Jika lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu

seperti timbulnya asap akan diikuti api, disebut indeks. Jika lambang tidak

menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara

Republik Indonesia, maka disebut dengan simbol.

Page 46: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

25

1.5.2.4. Teori Weighted Scale

Teori Weighted scale(bobot tangga nada) untuk mendeskripsikan struktur

musik yang terdapat didalam seni pertunjukkan tari Makan sirih, dan tari Sekapur

Sirih dan Zapin Sekapur Sirih. Teori ini dikutip dari Malm1. Malm menawarkan 8

unsur melodi yang akan dianalisis dengan pendekatan etnomusikologi, yaitu:

1) Tangga nada (scale),

2) Nada dasar (pitch center),

3) Wilayah nada (range),

4) Jumlah nada-nada (frequency of note),

5) Pola-pola kadensa (cadence patterns),

6) Formula melodic (melodic formulas), dan

7) Kontur (contour).

Untuk mengkaji struktur musik Tari Makan sirih terutama melodinya, penulis

menggunakan teori weighted scale yang ditawarkan oleh Malm (1977). Pada

prinsipnya teori weighted scale adalah teori yang lazim dipergunakan di dalam

disiplin etnomusikologi untuk menganalisis melodi baik itu berupa musik vokal

atau instrumental. Ada delapan parameter atau kriteria yang perlu diperhatikan

dalam menganalisis melodi, yaitu: (1) tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch

center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5)

jumlah interval, (6) pola-pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodi

1William P. Malm, 1977. Music Cultures of the Pasific, Near East, and Asia. New Jersey:

Prentice Hall, Englewood Cliffs; serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia, William P. Malm, Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia, dialihbahasakan oleh Muhammad Takari, (Medan: Universitas Sumatera Utara Press, 1993).

Page 47: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

26

(melody formula), dan (8) kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari

1993:13).

Dalam rangka penelitian ini, sebelum menganalisis melodi lagu Makan sirih

yang disajikan oleh penyanyi dalam konteks situasi, maka terlebih dahulu data

audio ditranskripsi ke dalam notasi balok dengan pendekatan etnomusikologis.

Setelah dapat ditransmisikan ke dalam bentuk notasi yang bentuknya visual,

barulah notasi tersebut dianalisis.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi tentang kebudayaan yang kualitatif dan karena

merupakan studi tentang kebudayaan maka digunakan pendekatan yang

mengkombinasikan tehnik-tehnik etnografi maka mengungkapkan sudut pandangan,

pelaku kebudayaan merupakan tujuan utama. Untuk itu digunakan metode observasi

terbatas serta in-deept interview atau wawancara mendalam dengan para informan yang

merupakan para pelaku kebudayaan tersebut.

Subyek penelitian adalah masyarakat Aceh pada umumnya, masyarakat Aceh

Tamiang pada khususnya yang masih menggunakan pertunjukan Tari Makan sirih

sebagai pelengkap hajatan atau upacara mereka di setiap upacara adat istiadat.

Masyarakat Aceh Tamiang yang masih mempraktikkan tradisi tari dalam adat-istiadat

setempat, sebagai representasi, akan diambil beberapa orang sebagai informan utama

yang mengerti dengan budaya suku Aceh Tamiang tersebut yang berhubungan dengan

pertunjukan Tari Makan sirih.

Page 48: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

27

Selama di lapangan, peneliti akan melakukan kegiatan wawancara dengan

informan dengan mewawancarai lebih berfokus dan tidak berkembang pada data yang

kurang relevan. Digunakan pedoman wawancara (interview guide) yang telah disusun

sebelum proses wawancara sifatnya tidak mengikuti, karena dapat juga terjadi

penelitian memperoleh data yang tidak diperkirakan sebelumnya.Untuka keperluan

analisa, hasil wawancara perlu di dokumentasikan baik dengan pencatatan (transkripsi)

maupun dengan bantuan alat rekam (tape recorder).

Selama pengumpulan data, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap apa

yang terjadi di lapangan, kegiatan pengamatan selain untuk mengungkap apa yang

belum diperoleh dari wawancara juga penguat (konfirmasi langsung) terhadap data

yang diperoleh dari proses wawancara, untuk itu diperlukan catatan lapangan (fied

note) yaitu catatan yang tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan

difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan repleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif, catatan kualitatif.

Selain data primer, juga dilakukan pencarian data-data sekunder, yang dapat

beberapa informasi dari pendukung maupun data dokumen lain yang mendukung,

semua data yang diperoleh akan dianalisis interpretasi deskriptif untuk lebih

memperkuat data dijamin akurasi data lapangan. Semua data baik dari pengamatan,

wawancara dengan subyek maupun data dari sekunder diperifikasi.

Page 49: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

28

1.7 Teknik Mengumpulkan dan Menganalisis Data

Pada tahap awal dilakukan perumusan pokok permasalahan untuk

menghasilkan beberapa data yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan langkah-

langkah berikutnya di lapangan. Fokus yang akan dikaji melalui penelitian adalah

keberadaan Musik Tari Makan sirih di Daerah Aceh Tamiang sekitarnya, khususnya

Sanggar Tari Meuligee Lindung Bulan, di bawah binaan Ibu Bupati Aceh Tamiang.

Dalam hal mengumpulkan data, penulis melakukan kerja penelitian berfokus

kepada keberadaan struktur musik, tari, dan teks, tari Makan sirih di Aceh Tamiang.

1.7.1 Metode Penelitian Kualitatif

Menurut Bungin (2007:139) pengumpulan data pada penelitian kualitatif

membutuhkan teknuk-teknik kualitatif pula. Pada umumnya dalam penelitian kualitatif,

penelitian langsung dapat memilih beberapa tehnik pengumpulan data antara lain: (1)

Observasi Partisipasi; (2) Wawancara Mendalam; (3) LifeHistory; (4) Analisis

Dokumen; (5) Catatan Harian Peneliti; dan (6) Analisis Isi Media. Dalam hal ini,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data lewat penelitian langsung ke lapangan,

wawancara dan analisis dokumen. (2007: 1391.7.2)

1.7.2 Metode Penelitian Lapangan

Penelitian Lapangan yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang dilakukan

penyelidik, yang berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan, yang terdiri dari

pengamatan, wawancara (temu bual) dan perekaman. Bungin (2007: 139) Pengamatan

yang dilakukan adalah secara langsung, yaitu melihat langsung pertunjukkan lagu dan

tari Makan sirih dan lagu dan tari Sekapur Sirih di Aceh Tamiang. Tujuan observasi ini

adalah untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi

Page 50: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

29

dalam kenyataan. Dengan pengamat dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas

tentang kehidupan sosial.

Berdasarkan jenisnya maka observasi yang selalu digunakan dalam penelitian

seni adalah partisipasi pengamat sebagai partisipan (insider) yaitu sebagai keuntungan,

cara ini adalah penyelidik merupakan bagian yang menyatu dari keadaan yang

dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi keadaan itu dalam

kewajarannya. Penelitian lapangan (field work) adalah menjadi fokus utama kegiatan

penulis dalam rangka penelitian tari Makan sirih di Aceh Tamiang. Hal ini dilakukan

mengacu kepada disiplin etnomusikologi dan antropologi yang sangat mementingkan

penelitian lapangan. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan Bandem dalam konteks

kegiatan ilmuan etnomusikologi di dunia ini. Menurut I Made Bandem, etnomusikologi

merupakan sebuah bidang keilmuan yang topiknya menantang dan menyenangkan

untuk diwacanakan. Sebagai disiplin ilmu musik yang unik, etnomusikologi merupakan

ilmu yang relative muda pada umurnya. Kendati umurnya baru sekitar satu abad,

namun dalam uraian tentang musik eksotik sudah dijumpai jauh sebelumnya. Uraian-

uraiantersebut ditulis oleh para penjelejah dunia, utusan–utusan agama, orang-orang

yang suka berziarah dan para ahli filologi. Pengenalan musik Asia di Dunia Barat, pada

awalnya dilakukan oleh Marco Polo, pengenalan musik China oleh Jean Babtise Halde

tahun 1735 dan Josep Amiot tahun 1779. Kemudian musik Arab oleh Guillaumume-

Andre Villoeauhun 1809. Priode ini dipandang sebagai awal perkembangan

etnomusikologi. Masa ini pula diterbitkan Ensiklopedia Musik oleh Jean-Jaques

Rousseau, tepatnya tahun 1768, yang memberi semangat tumbuhnya etnomusikologi

(Bandem, 2001: 1-2)

Page 51: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

30

Kerja lapangan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah observasi

dan wawancara. Observasi adalah pengamatan dengan cara sebagai pengamat yang

terlibat dalam kegiatan seni secara langsung. Kemudian wawancara dilakukan kepada

informan kunci untuk mengetahui makna-makna tari Makan sirih dalam konteks

kebudayaan Aceh Tamiang.

Observasi di gunakan untuk mengetahui secara langsung bentuk penyajian tari

Makan sirihdan tari Sekapur Sirih. Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih merupakan

suatu kegiatan yang dilihat langsung dalam aspek penyajian yaitu gerak, pola lantai,

bentuk syair, busana dan tata rias penari Makan sirih dan penari Sekapur Sirih. Dalam

observasi ini penulis mempersaksikan pertunjukkan tari Makan sirih dan tari Sekapur

Sirih di beberapa peristiwa Budaya, terutama tari Makan sirih yang disebut juga tari

Persembahan. Penting melakukan observasi ini adalah untuk melihat langsung

pertunjukkan dan kemudian melakukan wawancara. Selepas itu penulis akan

menganalisisnya dan melakukan penafsiran-penafsiran cultural berdasarkan ilmu dan

pengalaman yang penulis peroleh selama ini.

1.7.3 Metode Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh

informasi secara langsung bertatap muka dengan informan, sehingga mendapat

gambaran lengkap tentang objek yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan penari,

pelatih tari, pemain musik, pelaku seni dan tokoh tari di Aceh Tamiang, maupun di

Medan. Wawancara dilakukan sesuai dengan format yang telah penulis siapkan dengan

tujuan data-data yang di inginkan akan diuraikan, sehingga mendukung hasil penelitian.

Hal-hal yang akan diwawancarai berkaitan dengan empat pokok masalah, yaitu (1)

Page 52: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

31

makna tari Makan Sirih pada suatu pertunjukkan, yang mancakup makna gerak, pola

lantai, bentuk syair, busana, dan tata rias tari Makan sirih di Nangroe Aceh Darussalam

(Aceh Tamiang); (2) makna teks atau lirik lagu tari Makan sirih dan lirik lagu tari

Sekapur Sirih yang dinyanyikan oleh penyayi atau suara vocal; (3) fungsi social dan

budaya tari Makan sirih dalam kebudayaan masyarakatnya: dan (4) struktur musik tari

Makan sirih.

Setelah pengumpulan data di laksanakan, data ini diolah dengan menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu, dengan mendeskripsikan makna gerak, pola lantai, bentuk

syair, busana, dan tat arias tari Makan Sirirh. Selanjutnya menganalisis makna syair,

atau teks yang disajikan oleh menyanyi atau suara vocal tari Makan sirih. Analisis teks

ini mencakup makna denotative, makna konotatif, diksi, gaya bahasa, dan sejenisnya.

Seterusnya berdasarkan fakta sosial, penulis akan menganalisis guna dan fungsi seni

tari Makan sirih dalam kebudayaan masyarakat Aceh Tamiang di Aceh Tamiang,

Nanggroe aceh Darussalam. Seterusnya, sesuai dengan bidang keilmuan penulis yaitu

pengkajian seni, maka tidak lupa penulis akan mengkaji struktur musik yang digunakan

untuk mengiringi tari Makan sirih ini. Kemudian tentu saja penulis harus melakukan

deskripsi atau uraian hubungan antar tari dan musik pengiring tari Makan sirih ini.

Kemudian tentu saja penulis harus melakukan deskripsi atau uraian hubungan antara

tari dan musik pengiring tari Makan sirih. Sebelum mengnalisis tari Makan sirih

terlebih dahulu penulis mendeskripsikannya, dengan menggunakan gambar dalam foto

dan dijelaskan dengan kalimat demi kalimat. Ini dilakukan untuk mempermudah para

pembaca mengerti gambaran visual yang terjadi.

Page 53: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

32

Demikian pula untuk mengkaji struktur musik, penulis terlebih dahulu

mentanskripsikannya dalaam bentuk visual, yang merupakan pemindahan dimensi

dengar ke dimensi penglihatan. Adapun transkripsi dilakukan dengan pendekatan

transkripsi deskriptif, yaitu menuliskan nada-nada utama, tidak serinci mungkin. Hal ini

dilakukan berdasarkan penelitian bahwa kebudayaan musik Aceh umumnya

menguatkan sajian syair teks atau syair, dengan demikian termasuk budaya musik yang

logogenik.

Wawancara, untuk memperoleh data-data yangcara tidak dapat dilakukan

melalui pengamatan tersebut (seperti konsep-konsep ernosainsnya tentang estetika),

penyelidik seni biasanya melakukan wawancara. Dalam kaitan ini yang dilakukan

adalah wawancarayang sifatnya terfokus, terdiri dari pertanyaan yang tidak mempunyai

struktur tertentu, tetapi selalu terpusat kepada satu pokok yang tertentu

(Koentjaraningrat 1980:139).

Berdasarkan fungsinya; (a) diagnostic, (b) terapeutik dan (c) penelitian.

Berdasarkan jumlah respondennya; (a) individual dan (b) kelompok. Berdasarkan

lamanya wawancara; (a) singkat dan (b) panjang. Berdasarkan penanya dan responden;

(a) terbuka, tak berstruktur, bebas, non-direksi atau client centered dan (b) tertutup,

berstruktur.S.Nasution.1989:135

Metode wawancara dibagi kedalam dua jenis; wawancara mendalam dan

wawancara bertahap. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan

Page 54: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

33

terlibat dalam kehidupan social yang relative lama. Dengan demikian, kekhasan

wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Sedangkan

bentuk wwancara yang kedua sedikit formal dan terstruktur. Dibandingkan dengan

bentuk wawancara mendalam. Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas dan juga

(in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan

ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.

(Bungin.2007)

1.7.4 Metode Perekaman

Dalam proses perekaman, peneliti menyiapkan peralatan penelitian berupa

seperangkat alat tulis (pinsil, pulpen, buku), recorder HP/Tablet Lenovo A3000, Laptop

type B450, Notebook ideapad S210, Sony Cyibershoot DSC-S930, Keyboard Yamaha

serta perangkat lain yang mendukung, tetapi tidak disebutkan.

1.7.5 Metode PengamatanTerlibat

Peneliti meneliti langsung ke daerah lokasi Karang Baru Aceh Tamiang, untuk

meliput beberapa kali pertunjukkan tari Makan sirih, di beberapa kegiatan. Peneliti

memanfaatkan kesempatan dalam waktu meliput juga mewawancarai beberapa

informan. Peneliti menggali data untuk dideskripsikan kedalam bentuk teks

(textualdescription) kemudian mencari keseluruhan makna yang memungkinkan dan

melalui perspektif yang divergen (divergenperspectives) mempertimbangkan kerangka

rujukan atas gejala (phenomenon) dan mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut

dialami, peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasan tentang makna dan

esensi (essence) berdasarkan pengalaman yang diperoleh saat meneliti dilapangan, saat

proses selanjutnya merupakan langkah awal peneliti mengungkapkan pengalaman dan

Page 55: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

34

diikuti seluruh pengalaman partisipan, setelah semua itu dilakukan, kemudian menulis

deskripsi gabungan (compositedescription). 2009:137

1.7.6. Metode Analisis Data

Menurut Malinowski (dalam Endraswara, 2003: 103), ada beberapa syarat

seorang peneliti yang ingin mengkaji mengenai etnografi budya tertentu secara

fungsional. Syarat tersebut antara lain; (1) harus menguasai bahasa lokal setempat, agar

diperoleh pengertian tajam dan mendalam tentang budaya unik di wilayahtersebut, (2)

mengumpulkan data mencatat unsur-unsur budaya yang terkait, seperti keagamaan,

kesenian, sosial, ekonomi, dan sebagainya, (3) melakukan observasi mendalam secara

real tentang fenomena budaya.

Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, metode pengumpulan data dan

metode analisis data adalah sebuah garis linier yang saling berelasi. Bungin (2007)

mengatakan terkadang relasi antara metode pengumpulan data dan metode analisis data

tidak dapat terelakkan, karena suatu metode pengumpulan data juga sekaligus adalah

metode dan teknik analisis data. Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode

pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode

pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam ,

observasi partisipasi, bahan documenter, serta metode baru seperti metode bahan visual

dan metode penelusuran bahan internet (Bungin, 2007: 107).

Dalam proses penelitian lapangan, digunakan beberapa instrument pembantu

seperti pulpen, buku notes, Cybershoot Sony, Laptop Lenovo, Notebook Lenovo, serta

perangkat yang mendukung lainnya. Pada tahap awal dilakukan perumusan pokok

permasalahan untuk menghasilkan beberapaa data yang dipakai sebagai acuan dalam

Page 56: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

35

pelaksanaan langkah-langkah berikutnya di lapangan. Fokus yang akan dikaji melalui

penelitian adalah keberadaan Musik Tari Makan sirih di daerah Aceh Tamiang

sekitarnya, khususnya Sanggar Meuligee Lindung Bulan di bawah Binaan Ibu Bupati

Aceh Tamiang.

1.7.7 Pemilihan Informan

Sesuai dengan penelitian, langkah pertama penulis menentukan informan dan

tokoh adat (centralperson) terlebih dahulu. Selanjutnya dalam proses penelitian

lapangan penulis melakukan proses wawancara kepada masing-masing informan, baik

informan pangkal maupun informan kunci, serta informan pendukung guna

mendpatkan data-data pendukung. Setelah data-data didapatkan maka penulis

melanjutkannya dengan melakukan kerja laboratorium (laboratoryresearch) guna

mengumpulkan seluruh data yang didapat baik primer maupuan sekunder dan

melakukan pelaporan dalm bentuk tesis.

1.7.8 Informan Pangkal

Informan pangkal yaitu tokoh masyarakat yang memberikan informasi

sebagian besar interaksi social dan kepercayaan masyarakat serta memberitahukan

informan kunci yang akan membantu peneliti dalam mendapatkan informasi yang lebih

mendalam dengan melaksanakan wawancara lanjutan dengan salah satu pegawai dinas

kebudayaan Aceh Tamiang.

Adapun informan pangkal adalah seorang ibu muda lulusan Sendratasik/ Seni

Musik di Universitas Negeri Medan (Unimed) Tahun 2007 yang bernama Elisa S.Pd,

kemudian melanjutkan S2 (Pasca) di Universitas Negeri Medan (Unimed), dan saat ini

sudah menyandang gelar M.Pd (Elisa M.Pd). Saat ini beliau disamping bertugas di

Page 57: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

36

Dinas Kebudayaan Karang Baru, juga sebagai pelatih sekaligus pemain musik Sanggar

Meuligee Lindung Bulan, Aceh Tamiang.

1.7.9 Informan Kunci

Informan kunci yaitu seseorang yang secara lengkap dan mendalam

mengetahui informasi yang menjadi permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan teori

di atas maka criteria informan dalam penelitian ini tokoh masyarakat, tokoh seni, dan

tokoh adat adalah sebagai berikut;

1. Penduduk asli Aceh Tamiang

2. Usia 20 Tahun ke atas

3. Tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat

4. Tenaga pengajar sanggar atau pelatih

5. Bersedia di wawancarai

Berdasarkan kriteria di atas, informan kunci saya adalah ibu Syafina Arham

selaku Kasi Kebudyaan di Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Aceh Tamiang.

Ibu Syafina Arham juga sebagai pencipta lagu selain sebagai penyanyi yang

membawakan lagu Sekapur Sirih dalam peresmian pemekaran Aceh Tamiang pada

Tahun 2001. Guna menunjukkan identitas Kebudayaan Aceh Tamiang, di ciptakanlah

tari dan lagu Sekapur Sirih yang di tampilkan saat peresmian tersebut, serta diabadikan

di stasiun TVRI Banda Aceh.

1.8 Lokasi Penelitian

Untuk penelitian, penulis sudah melakukan tinjauan lokasi kebeberapa wilayah,

sebelum menjatuhkan pilihan serta sebelum mengajukan judul kepada bapak dosen.

Page 58: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

37

Wilayah Aceh Tamiang adalah pilihan penulis dari beberapa lokasi yang di tinjau.

Jarak tempuh menuju lokasi penelitian adalah sekira tiga jam dari kota Medan.

Dikarenakan kurangnya jumlah informan yang didapat dilokasi penelitian, maka

penulis juga mencoba mewawancarai beberapa orang pemain gendang serta pemain

musik baik yang berdomsili di Aceh Tamiang maupun di Medan.

1.9 Sistematika Penulisan

Pada saat penelitan ini, penulis membagi hasil laporan penelitian ke dalam 7

bab. Ketujuh bab terdiri dari bab pertama yang membahas mengenai pendahuluan, bab

kedua membahas mengenai tinjauan umum wilayah Aceh Tamiang, bab ketiga

membahas mengenai wacana struktur tari, struktur musik dan teks lagu Makan sirih,

lagu Sekapur Sirih dan lagu pecahan Sekapur Sirih, pada bab keempat membahas

tentang struktur tari Makan sirih dan tari Sekapur Sirih, pada bab ke lima membahas

mengenai struktur musik tari Makan sirih, kemudian pada bab enam membahas

struktur teks lagu Makan sirih, lagu Sekapur Sirih serta Teks Pechan Sekapur Sirih, dan

pada bab ke tujuh membahas mengenai Simpulan dan Saran.

1.9.1 Pengalaman Penelitian

Perjalanan menuju lokasi penelitian sekira empat jam perjalanan mengendarai

mobil Suzuki Katana Hitam. Bertolak dari Kota Medan Sekira jam empat subuh, kami

sampai sekira jam delapan pagi, sesampai di Aceh Tamiang, penulis berganti pakaian

resmi kemudiansarapan, setelah selesai penulismenuju lokasi keramaian di kantor

DPRK, (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten), adapun acara ini diadakan oleh KNPI

(Komite Nasional Pemuda Indonesia) cabang Kabupaten Aceh Tamiang. pemerintah

Page 59: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

38

kota Aceh Tamiang adalah pelantikan pengurus baru. Saat acara pelantikan digelar,

sebelum acara di mulai pemerintah kota setempat bekerja sama mengadakan lomba

cerdas cermat antar pelajar se-Aceh Tamiang. Acara Pelantikan KNPI (Komite

Nasional Pemuda Indonesia) ini dibuka dengan tari persembahan Makan sirih yang

dibawakan oleh tujuh orang penari wanita yang masih muda dan cantik. Penari

mengenakan pakaian Kebaya berwarna Merah dipadukan dengan rok hijau yang

berlapiskan kain tile warna keemasan, Menggunakan sanggul tinggi dan kemudian

dibalut dengan kain penutup jilbab serta beberapa hiasan di kepala. Saat menari ketujuh

penari membawa setepak sirih yang disajikan seusai menari, yang menjadi perhatian

penulis adalah sangat menarik saat para tetamu disuguhi tepak sirih, mereka mengambil

masing-masing sebuah sirih yang kemudian digantikan dengan uang yang besarnya

bervariasi, dari mulai pecahan seratus ribu, lima puluh ribu, dua puluh ribu dan ada pula

yang memberi pecahan sepuluh ribu serta lima ribu.

Page 60: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

39

BAB II

ETNOGRAFI ACEH TAMIANG

Asia sebagai Benua terbesar dan terpadat yang didiami oleh lebih dari

separuh manusia yang mendiami bumi ini memiliki keragaman budaya yang

sangat banyak. Mulai dari adat istiadat, pakaian khas tiap etnis, jenis tarian tiap

bangsa, dan musik khas pada suatu bangsa. Seni dan budaya yang terdapat di

Aceh salah satunya. Indonesia adalah negara yang memiliki 33 provinsi dan

didalam tiap provinsi memiliki kebudayaan yang bercorak ragam serta memiliki

ciri khas masing-masing, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat

pemilik kebudayaan Seni tradisional Aceh, Enerjik, indah dan kaya improvisasi.

Banyaknya ragam kesenian tradisional Aceh, seni tari merupakan kesenian

unggulan yang dapat dijadikan salah satu daya tarik wisata, sehingga, jenis-jenis

seni yang ada di Aceh, sering dijadikan sebagai hiburan menarik untuk sebuah

paket wisata di Aceh.

2.1 Pandangan Umum Tentang Aceh

Sejarah Banda Aceh,asal kata Bandar Aceh,merupakan sebuah kota yang

sangat banyak menyimpan sejarahnya.Kota yang dahulu kala disebut dengan

Bandar Aceh ini merupakan sebuah kota, dimana para peniaga dari seluruh

nusantara bahkan mancanegara, singgah di Aceh dengan berlabuh di beberapa

pelabuhan yang ada di sepanjang pantai Bandar Aceh. Ketika Aceh pada masa

puncak kejayaannya, sekitar abad ke-16 Masehi, Bandar Aceh menjadi kota

penting untuk para pedagang yang berlayar melewati Selat Malaka dan Samudera

39

Page 61: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

40

Hindia karena letaknya yang sangat strategis, pelabuhan-pelabuhan di sepanjang

pantai Bandar Aceh terutama Ulee lheue, menjadi singgahan para pedagang yang

datang dari para pedagang dari belahan dunia.

Kuta Raja, sebagai sebuah pusat kerajaan besar di Aceh.Kota ini juga

mendapat julukan Kuta Raja yang bermakna,kotanya para raja-raja yang pernah

berkuasa di Aceh.Hal ini dapat dilihat, dari peninggalan situs-situs sejarah yang

tersebar di berbagai sudut Kota Banda Aceh.Diantara bukti peninggalan

tersebut,diantaranya,terdapat makam raja-raja Aceh yang pernah berkuasa, yaitu

situs Kandang XII, yang terdapat di kawasan Peuniti, atau masyarakat Banda

Aceh sering menyebutnya Kraton.

Selanjutnya makam-makam yang terdapat di komplek Museum

Aceh.Museum Aceh ini letaknya di samping pendopo Gubernur Aceh.Dimana

komplek makam tersebut,merupakan makam raja-raja Aceh dari keturunan Bugis

yang pernah berkuasa di Aceh.Tak jauh dari komplek museum juga terdapat

makam Sultan Iskandar Muda.Kemudian adalagi “Taman Putroe phang”,yaitu

taman putri pahang,di komplek taman ini juga terdapat sebuah bangunan

bersejarah yang bernama Pinto Khop komplek taman ini dibangun pada abad ke

16 masehi oleh Sultan Iskandar Muda,sebagai taman cinta sang sultan untuk

permaisurinya yang bernama Kamaliah yang berasal dari negeri Pahang

Semenanjung Melayu.Kerkhof bukti perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda,di

Banda Aceh yang sudah ada sejak 1880.

Aceh adalah nama sebuah daerah di Indonesia yang mempunyai sebutan

propinsi Daerah Istimewa Aceh dan sekarang di namakan provinsi Nanggroe

Page 62: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

41

Aceh Darussalam. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak dibagian Utara

pulau Sumatera dan merupakan kawasan paling barat dari wilayah nusantara.

Secara geografis membentang dari arah Barat laut ke Tenggara pada posisi 2o-6o

Lintang Utara dan 95o-96o Bujur Timur.

Gambar 2.1. Peta Aceh

(Sumber : google)

Luas wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah 57.365,57 km

atau 2,8 % dari luas wilayah Negara Republik Indonesia. Secara administratif

pemerintahan ini di bagi dalam 20 daerah tingkat II yaitu 16 kabupaten dan 4

kota. Ke 16 kabupaten itu adalah kabupaten Aceh Besar, kabupaten Aceh Timur,

kabupaten Aceh Utara, kabupaten Aceh bireun, kabupaten Aceh Tamiang,

kabupaten Aceh Tenggara, kabupaten Aceh Tengah, kabupaten Aceh Barat,

kabupaten Aceh Jaya, kabupaten Nagan Raya, kabupaten Aceh Barat daya,

kabupaten Aceh Singkil, kabupaten Simeulu, kabupaten Gayo Lues, dan

Page 63: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

42

Kabupaten Aceh Selatan. 4 kota adalah Banda Aceh, Sabang, kota

Lhokseumawe, dan kota Langsa.

Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu provinsi yang mendapat

status otonomi istimewa. Daerah ini terletak di bagian paling utara Pulau

Sumatera. Di daerah ini pada abad kesebelas terdapat dua kerajaan Islam tertua di

Nusantara yaitu Samudera Pasai dan Perlak. Indonesia terdiri dari beribu pulau

yang di huni oleh berbagai etnis dan sub etnis. Setiap etnis memiliki ciri khas baik

dari segi adat, kebudayaan dan latar belakang sejarah yang berbeda. Sebagai

sebuah entitas sosial budaya Indonesia, etnis Aceh memiliki wilayah dan

kehidupan sosial budaya yang berbeda dengan etnis lain.

Dari daerah ini berlangsung penyebaran agama Islam ke seluruh wilayah

Nusantara. Pada saat Sultan Ali Mughayatsyah memerintah Aceh, tahun 1514-

1530, Kerajaan Aceh mencakup wilayah: Pasee, Perlak Aru, Pidie, dan Lamno.

Kerajaan Aceh memiliki tentera yang kuat, maka tak heran daerah Melayu

Pesisir Timur Sumatera Utara sampai Melaka pernah menjadi daerah taklukannya

pada abad keenam belas. Diperkirakan sebagian orang Aceh sudah migrasi ke

Sumatera Timur sejak adanya kontak antara kedua daerah ini, baik melalui

penaklukan, perdagangan, dan penyebaran agama Islam. Ulama dari Sumatera

Utara yang terkenal menjadi bagian dari ulama Kerajaan Aceh adalah Hamzah

Fansuri yang berasal dari Pantai Barus Sumatera Utara.

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di diami oleh 8 kelompok etnis yaitu :

1. Aceh, merupakan etnis terbesar yang mendiami hampir seluruh wilayah

Nanggroe Aceh Darussalam. Etnis ini menggunakan bahasa Aceh.

Page 64: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

43

merupakan etnis atau kelompok yang berdiam di kabupaten Aceh tengah

dan sebagian kabupaten Aceh Tenggara. Kelompok ini menggunakan

bahasa Gayo.

2. Alas, merupakan kelompok masyarakat yang mendiami kabupaten Aceh

Tenggara dan dalam kehidupan sehari – hari mempergunakan bahasa Alas.

3. Tamiang, merupakan kelompok masyarakat yang mendiami kabupaten

Aceh Tamiang, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Tamiang yang

mirip dengan bahasa Melayu Deli.

4. Aneuk Jame, merupakan kelompok yang mendiami daerah pesisir pantai

Aceh Selatan dan Aceh Barat dengan menggunakan bahasa Aneuk Jame.

5. Kluet, merupakan kelompok yang mendiami kabupaten Aceh Selatan,

bahasa yang di gunakan adalah bahasa Aneuk Jame.

6. Simeulu, merupakan kelompok yang mendiami wilayah kabupaten

Simeulu, bahasa yang di pergunakan dalam kehidupan sehari – hari adalah

bahasa Simeulu.

7. Singkil, merupakan kelompok yang mendiami wilayah kabupaten

Singkil,Bahasa yang di pergunakan dalam kehidupan sehari – hari adalah

bahasa Singkil. Selain sebagai nama daerah, Aceh juga merupakan nama

salah satu etnis suku bangsa atau etnis sebagai penduduk asli yang

mendiami provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Suku bangsa ini dalam kitab sejarah Melayu di sebut Lam Muri,

Marcopolo yang singgah pada tahun 1292 Menyebutnya Lambri. Para Penjelajah

portugis menyebutnya Akhar. Para penulis asing lain ada yang menyebutnya:

Page 65: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

44

Achinese, Achehnese, Atchinese, Atchinese, Achin, Asji, Atse, Atjeher. Orang

Aceh sendiri menyebut dirinya Ureung Aceh (Diman, 2003:4).

Mengenai kapan Aceh dan kapan istilah ini mulai di gunakan belum ada

suatu kepastian konkrit asal muasalnya (Hidayah, 1999:3). Data yang dapat

memberi kasimpulan tentang asal muasal etnis Aceh tidak di ketemukan.

Informasi atau sumber yang berasal dari orang Aceh sendiri tentang hal ini masih

berupa kisah-kisah popular yang di sampaikan secara turun menurun (berupa

tradisi lisan) yang sulit untuk di pertanggung jawabkan kebenarannya.

Sementara itu menurut Sufi ( 2004: 14) : Para pendatang luar (orang-orang asing) yang pernah mengunjungi ke Aceh sewaktu masih sebagai sebuah kerajaan menyebutnya dengan nama Beragam. Orang Portugis misalnya menyebutkanya dengan nama Achen Dan Achem, orang Inggris menyebut Achin, orang Prancis menamakan Achen dan Acheh, orang Arab menyebut Asyi, sementara orang Belanda menamakan Atchin dan Acheh. Orang Aceh sendiri menyebut dirinya dengan nama Ureung Aceh ( orang Aceh ).

Dalam kemajemukan adat dan budaya daerah Nanggroe Aceh

Darussalam, Etnis Tamiang merupakan bagian yang tak terpisahkan. Etnis

Tamiang merupakan rumpun dari suku Melayu. Adat dan budaya dari etnis

Tamiang bukanlah sesuatu yang utuh dari hasil nenek moyang dahulu, melainkan

telah mengalami modifikasi dan metamorfosa dari adat dan budaya tersebut. Hal

ini terjadi akibat adanya interaksi sosial antara masyarakat.

Page 66: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

45

2.2 Demografi Aceh Tamiang

Secara umum, masyarakat Aceh terdiri atas kelompok-kelompok etnik

(suku bangsa), yaitu: (1) Aceh Rayeuk, (2) Gayo, (3) Alas, (4) Tamiang, (5)

Kluet, (6) Aneuk jamee, dan (7) Semelue. Keenam kelompok etnik ini masing-

masing mendiami daerah yang mereka anggap sebagai tanah leluhurnya. Daerah

kebudayaan mereka ini adalah:

(1) Aceh Rayeuk memiliki wilayah budaya di Utara Aceh, dengan

pusatnya di banda Aceh atau Kutaraja,

(2) Etnik Alas berdiam di Kabupaten Aceh Tetangga dan sekitarnya,

(3) Etnik Gayo mendiami Kabupaten Aceh Tengah dan sekitarnya,

(4) Etnik Kluet mendiami Kabupaten Aceh Selatan dan sekitarnya,

(5) Etnik Aneuk Jamee mendiami Kabupaten Aceh barat dan sekitarnya,

(6) Etnik Semeulue mendiami Kabupaten Aceh Utara dan Kepulauan

Semeulue dan sekitarnya, serta

(7) Etnik Tamiang mendiami Kabupaten Aceh Timur dan sekitarnya.

Etnik Tamiang secara budaya mempergunakan beberapa unsur

kebudayaan yang sama dengan etnik Melayu Sumatera Utara, dan

bahasa mereka adalah bahasa Melayu.

Ditinjau daripada sudut geografisnya, etnik Tamiang, Kluet, Aneuk Jamee,

dan Semelue tinggal di daerah pesisir pantai, sedangkan suku Gayo dan Alas

mendiami daerah pedalaman Aceh. Letak geografis ini mempengaruhi juga

tingkat interaksi dengan berbagai budaya. Mereka yang tinggal dipesisir pantai

cenderung lebih banyak menerima unsur-unsur budaya lainnya, dibanding mereka

Page 67: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

46

yang tinggal di daerah pedalaman Aceh. Masing-masing etnik ini mempunyai ciri

khas budayanya.

Asal-usul orang Aceh menurut Dada Meuraxa yang termasuk rumpun

bangsa Melayu, terdiri dari suku-suku Mante, Lanun, Sakai, Jakun, Senoi,

Semang, dan lainnya, yang berasal dari Tanah Semenanjung Malaysia. Ditinjau

secara etnologis mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa yang pernah hidup

di Babilonia yang disebut Phunisia, dan daerah antara sungai Indus dan Gangga

yang disebut Dravida (Dada Meuraxa, 1974: 12).

Hubungan antara Aceh dengan Dunia Melayu juga terjalin dengan akrab.

Sultan pertama Negeri Deli, yaitu Gocah Pahlawan, adalah kepercayaan Sultan

Aceh, untuk memerintah Deli. Menurut sumber-sumber Deli Gocah Pahlawan

berasal dari India (Pelzer, 1978:3). Penguasaan wilayah jalur pantai yang terletak

antara Kuala belawan dan Kuala Percut sebagai jalur yang potensial bagi sumber

ekonomi Deli oleh Gocah Pahlawan, menyebabkan posisi Deli semakin menonjol.

Selain itu, kekuasaan Gocah Pahlawan selaku wakil resmi Aceh didukung oleh

kekuatan tentara Aceh (Ratna, 1990:49).

Wilayah budaya Aceh Tamiang adalah salah satu wilayah budaya yang

masuk ke dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah budaya ini dihuni

oleh masyarakat atau suku Aceh Tamiang dengan kebudayaannya yang khas.

Selain itu, wilayah ini juga menjadi bahagian dari provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam yang kuat dengan nilai-nilai dan syariat Islam, termasuk ekspresinya

dalam kesenian Islam, seperti pada tari Makan sirih.

Page 68: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

47

Wilayah Tamiang merupakan salah satu bagian dari kabupaten Aceh

Timur yang terletak diujung paling timur dari Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, dalam perjalanan sejarahnya telah menduduki status sebagai

“kewedanan Tamiang”, dan setelah berlakunya UU.No. 5 tahun 1974 menjadi

“pembantu bupati wilayah III” yang pusat pemerintahannya berturut-turut di

Kualasimpang, sejak berlakunya UU. No. 22 tahun 1999 status pembantu

pemerintahan dihapuskan.

Gambar 2.2. Peta Aceh Tamiang

(Sumber : google)

Pada tanggal 11 Maret 2002 Wilayah Tamiang telah disahkan oleh DPR

RI menjadi “Kabupaten Aceh Tamiang” melalui UUNo. 4 tahun 2002 tentang

pemekaran Kabupaten Aceh wilayah Tamiang juga merupakan perbatasan antara

Page 69: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

48

Tamiang. Wilayah Tamiang juga merupakan perbatasan antara Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam dengan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas

1672,61km. Atau 20% dari luas Kabupaten Aceh Timur (8242,73km), dan jumlah

penduduk pada tahun 2002, berjumlah 205.971 jiwa. Dari segi geografisnya

wilayah tamiang terletak pada posisi 03o53’ 18,81” – 04o14’ 51,89” LU dan

97o43’41,51” -98o14’45,41” BT dengan batas – batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Langsa Timur.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Besitang Kabupaten

Langkat Sumatera Utara.

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka/Selat Sumatera

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Serba Jadi.

Wilayah Tamiang terbagi atas 7 Kecamatan yaitu :

(1) Kecamatan Tamiang Hulu dengan pusat pemerintahan di Pulo Tiga

(2) Kecamatan Kejuruan Muda dengan pusat pemerintahan di S. Liput

(3) Kecamatan kota Kualasimpang pusat pemerintahan Kualasimpang

(4) Kecamatan Seruwai dengan pusat pemerintahan dikota Seruai

(5) Kecamatan Bendahara dengan pusat pemerintahan di Sungai Iyu

(6) Kecamatan Karang Baru dengan pusat pemerintahan di Karang Baru

(7) Kecamatan Rantau dengan pusat pemerintahan di Rantau

Nama Tamiang berdasarkan sumber informasi legenda data sejarah

berasal daari kata “Te-Miyang” yang berarti tidak kenal gatal atau kebal gatal dari

Miyang bambu, hal ini berdasarkan cerita sejarah ( legenda ) tentang raja Tamiang

yang bernama Pucook Sulooh, ketika masih bayi ditemui dalam rumpun bambu

Page 70: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

49

(dalam bahasa Tamiang bamboo = buloh) betong dan oleh raja ketika itu

bernama Tan Penok mengambil bayi tersebut dan dewasa dinobatkan menjadi raja

Tamiang dengan gelar “Pucook Sulooh Raja Te- Miyang” yang berarti raja yang

berada dalam rumpun rebong tetapi tidak kenal gatal atau kebal gatal, hal ini

hanya merupakan legenda yang turun–temurun, namun tidaklah dapat diyakini

sebagai suatu kebenaran yang dapat merendahkan martabat etnis Tamiang.

Sementara itu menurut Hidayah ( 1999:255 ) Tidak ada penjelasan yang pasti

tentang asal usul suku bangsa ini. Tapi ada yang beranggapan bahwa orang

Tamiang berasal dari penduduk kerajaan Melayu Raya yang mengungsi karena di

serang Sriwijaya. Di tempat yang baru ini mendirikan beberapa kerajaan, seperti

Bendahara, Sungai Iyu, Sultan Muda Seruway, Karang Baru, dan Keujeren Muda.

Nama Tamiang berasal dari bahasa Aceh : Hitam Mieng, artinya “Pipi Hitam”.

Nama itu di berikan oleh Sultan Muhammad Thahir Bahiansyah ( 1326-1350)

kepada Raja Muda Setia (1330-1352), yaitu raja Tamiang pertama yang takluk

kepada Aceh. Menurut cerita, raja Tamiang ini mempunyai tahi lalat besar di

pipinya. Dalam Kitab Negara Kertagama nama kerajaan itu ditulis Tumihang.

Bahasa Tamiang termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia atau

Austronesia. Dialeknya di tandai oleh pengucapan huruf r menjadi gh, misalnya

kata “orang” di baca menjadi “oghang”. Sementara itu huruf t sering di baca c,

misalnya kata “tiada” menjadi “ciade”.

Sampai sekarang nama Te-Miyang lebih di percayai oleh masyarakat

Tamiang sebagai asal usul mulanya kata Tamiang. Namun masih di perlukan

penelitian sejarah kembali terhadap asal mula nama Tamiang, karena masih

Page 71: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

50

banyak daerah-daerah lain yang tersebar diwilayah Indonesia seperti di

Kalimantan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan lain-lain juga ada yang

memakai nama Tamiang, apakah hanya sekedar nama yang sama, karena ketika

pada saat kerajaan Melayu hancur rakyatnya berpencar kemana-mana. Etnis

Tamiang merupakan salah satu suku yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, yang hidup dan berdampingan dengan suku suku yang ada di

Nanggroe Aceh Darussalam seperti : Gayo, Aceh, Aneuk Jame, dimana masing-

masing suku mempunyai Adat dan budaya yang berbeda. Suku perkauman

Tamiang yang terdiri dari 3 wilayah tempat tinggal yaitu, hulu, tengah dan hiler

sudah tentu memiliki banyak perbedaan dari segi bahasa maupun sikap dan

perlakuan hidup keseharian, akan tetapi perbedaan ini tidaklah membawa suatu

perbedaan uniform ataupun bantuk dari pada suku perkauman Tamiang tersebut,

karena bila terjadi pembauran antar sesamanya, tetap mampu beradaptasi dalam

segala hal sehingga tidak menimbulkan perbedaan yang mencolok. Perbedaan ini

memang sulit di telusuri penyebabnya karena antara ketiga wilayah tempat tinggal

suku perkauman Tamiang ini belum ditemui sejarah asal usul yang jelas dari

puak dan daerah mana nenek moyang mereka dahulu datang, karena sebagian ada

yang dari suku Melayu Riau, Perlis Malaysia dan kemudian dalam kehidupannya

berasimilasi dengan suku Gayo, Aceh, dan Melayu Deli. Tamiang pada awalnya

merupakan satu kerajaan yang pernah mencapai puncak kejayaan dibawah

pimpinan seorang raja Muda Sedia yang memerintah selama tahun 1330-1366

M.Pada masa kerajaan tersebut wilayah Tamiang dibatasi oleh daerah-daerah :

Sungai Raya / Selat Malaka di bagian Utara

Page 72: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

51

Besitang di Bagian Selatan ( by Bapedda)

Selat Malaka di bagian Timur

Gunung Segama (gunung Bedahara / Wilhelmina Gebergte) Di bagian

Barat.

Pada masa kesultanan Aceh, Kerajaan Tamiang telah mendapat cap

sukureung dan hak Tumpang Gantung (Zainuddin, 1961, 136-137) dari Sultan

Aceh Darussalam, Sementara negeri Sulthan Muda Seruway, negeri Sungai Iyu,

negeri Kaloy dan negeri Telaga Meuku merupakan wilayah - wilayah yang belum

mendapat cap sikureung dan dijadikan sebagai wilayah protector bagi wilayah

yang telah mendapat cap sikureung.

Pada tahun 1908 terjadi perubahan staatblad no.112 Tahun 1878, yakni

Wilayah Aceh Tamiang di masukkan ke dalam Geuverment Aceh en

Onderhoorigheden yang artinya wilayah tersebut berada dibawah status hukum

Onderafdelling. Dalam AfdelingOostkustVan Atjeh (Aceh Timur) terdapat

beberapa wilayah Landschaps dimana berdasarkan Korte Verklaring diakui

sebagai Zelfbestuurder dengan status hukum Ondrafdelling Tamiang termasuk

wilayah-wilayah :

Landschap Karang

Landschap Seruway / Sultan Muda

Landschap Kejuruan Muda

Landschap Bendahara

Landschap Sungai Iyu, dan

Gouvermentagebied Vierkantepaal Kualasimpang.

Page 73: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

52

“TAMIANG” adalah sebuah nama yang berdasarkan legenda dan data

sejarah berasal dari : “Te-Miyang” yang berarti tidak kenal gatal atau kebal dari

miang bamboo. Hal tersebut berhubungan dengan cerita sejarah tentang raja

Tamiang yang bernama Pucook Sulooh, ketika masih bayi ditemui dalam rumpun

bamboo Betong (istilah Tamiang “bulooh”) dan Raja ketika itu bernama

Tamiang Pehok lalu mengambil bayi tersebut. Setelah dewasa dinobatkan menjadi

Raja Tamiang dengan gelar “Pucook Sulooh Raja Te-Miyang” yang artinya

“seorang raja yang ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak kenal gatal”.

Pada tanggal 2 Juli 2002, Tamiang resmi menjadi Kabupaten berdasarkan

UU No. 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,

Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh jaya, Kabupaten Nagan Raya dan

Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Manusia merupakan makhluk budaya yang hidup berkelompok dalam

suatu golongan manusia (suku bangsa) yang terikat oleh kesadaran dan identitas

akan kesatuan kebudayaan. Kesatuan kebudayaan itu di tentukan oleh warga

kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri, bukan di paksakan oleh pihak tertentu,

melainkan kesatuan kesadaran tersebutlah yang telah dapat melahirkan suatu

kebudayaan. Begitu pula kebudayaan etnis Tamiang merupakan suatu kesatuan,

bukan karena ada orang lain atau peneliti-peneliti yang menentukan atau

memaksakan sesuatu kebudayaan kepada orang-orang Tamiang, tetapi karena

orang-orang Tamiang sendiri sadar bahwa diantara mereka ada keseragaman

mengenai kebudayaan mereka yaitu kebudayaan Tamiang.

Page 74: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

53

Menurut Tylor seorang antropolog dalam Soekanto (1982), menjelaskan

bahwa “kebudayaan adalah hasil karya, cipta, dan rasa yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain

kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebisaan yang didapatkan oleh manusia

sebagai anggota masyarakat”.

Kebudayan Tamiang bukanlah merupakan suatu hasil ciptaan yang utuh

dari suku perkauman Tamiang, terutama yang menyangkut hasil ekspresi jiwa

yaitu seni budaya, akan tetapi banyak terjadi pembauran dengan suku-suku yang

ada di sekitar suku perkauman Tamiang tersebut, sehingga terjadi asimilasi

terutama dengan suku bangsa Gayo, Aceh, dan Melayu Deli yang memiliki

banyak kemiripan dari berbagai segi budaya. Hal ini sulit di hindarkan secara

mutlak disebabkan kebudayaan ini bersifat dinamis karena :

- seni budaya dapat disesuaikan.

- seni budaya merupakan integrasi.

- seni budaya selalu berubah dan berkembang.

Namun demikian pengaruh ketiga proses diatas tidaklah dapat

mengaburkan dan menghilangkan ciri-ciri yang khas terhadap seni budaya suku

perkauman Tamiang (metamorfosa budaya). Masyarakat Tamiang tidak mengakui

dirinya sebagai etnis Aceh, melainkan mereka mengakui dirinya etnis Melayu.

Seni budaya yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu suku bangsa yang

selalu mempunyai pola dan corak yang khusus, pola dan corak yang khusus ini

pula yang dapat membedakan antara seni budaya suatu suku bangsa dengan suku

bangsa lainnya. Suatu kelompok masyarakat dari suatu kebudayaan yang telah

Page 75: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

54

hidup dari hari ke hari dalam lingkungan kebudayaannya, mereka tidak akan

pernah lagi melihat corak khas kebudayaannya, sebaliknya terhadap kebudayaan

suku bangsa lain mereka akan merasakan corak khas tersebut apalagi corak khas

itu sangat berbeda dengan corak kebudayaan yang mereka miliki.

Koentjaraningrat dalam buku antropologi menyatakan bahwa “Corak khas

dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu

unsur yang kecil berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang

khusus, atau diantara pranata-pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus, atau

dapat juga menganut suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya corak khas tadi

juga dapat disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar.

Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan dapat di bedakan

dengan kebudayaan yang lain”.

Seni budaya yang di miliki oleh Etnis Tamiang adalah salah satu dari

sekian banyak seni budaya dari suku bangsa lainnya, memiliki pola dan corak

yang spesifik. Seni budaya ini lahir dari suatu kebiasaan yang beradaptasi dari

kelompok masyarakat yang kemudian menimbulkan rasa memiliki yang

mengikat. Masyarakat Melayu sangat menerima pengaruh dari luar yang bersifat

positif, namun adat, budaya dan nilai-nilai moral tetap di pertahankan.

2.3 Sistem Religi

Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal menerima agama Islam.

Oleh sebab itu propinsi ini dikenal dengan sebutan “Serambi Mekah”, maksudnya

“pintu gerbang” yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat dari mana

agama tersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang

Page 76: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

55

begitu saja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh

dan berbaur dengan kebudayaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil

alkulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas. Di

dalam kebudayaan tersebut masih terdapat sisa-sisa kepercayaan animisme dan

dinamisme.

Masyarakat Tamiang lebih memilih agama Islam sebagai

kepercayaannya.Tapi sebagian dari mereka juga ada yang melakukan tradisi lama

berdasarkan sistem kepercayaan lama mereka. Agama Islam sudah ada sejak

masyarakatnya mendiami wilayah tersebut sekitar abad ke 11 Masehi. Bahkan

pada masa Raja Muda Sedia (1330 – 1352 M ) pernah didirikan Negara Islam.

Aceh letaknya di Provinsi paling ujung di wilayah barat Indonesia.Pada

tahun 2004 silam tepatnya tanggal 26 Desember sebagian wilayahnya terkena

tsunami dahsyat, yang merenggut banyak korban meninggal dan hilang. Akan

tetapi Aceh terlihat tegar dan kuat didalam membangun dan membangkitkan

kembali roda pemerintahan dan kehidupan semula, dengan tidak berlarut-larut

didalam duka, karena Aceh dengan ciri khas kehidupan relijinya, sadar betul

bahwa bencana yang terjadi adalah bagian dari siklus bumi yang harus terjadi dan

sebagai cobaan dan ujian dalam hidup.

2.4 Bahasa

Bahasa Tamiang atau disebut juga bahasa Teumieng merupakan variant

atau dialek bahasa Melayu yang digunakan oleh masyarakat kabupaten Aceh

Tamiang (dulu wilayah kabupaten Aceh Timur), kecuali di kecamatan Manyak

Page 77: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

56

Payed (yang merupakan wilayah bahasa Aceh) dan kota Kuala Simpang (wilayah

bahasa campuran, yakni bahasa Indonesia, bahasa Aceh dan bahasa Tamiang).

Hingga kini cita rasa Melayu masih terasa sangat kental dalam bahasa Tamiang.

2.5 Organisasi Sosial dan Budaya

Suku Tamiang adalah masyarakat Melayu yang tinggal di wilayah Aceh

Tamiang, Nanggroe aceh Darussalam (NAD) suku ini memiliki sistem

kekerabatan yang unik dan hingga kini masih dipertahankan. Dalam acara adat

dan Agama, keluarga dari kerabat tertentu masih menjadi tokoh yang dituakan

karena berasal dari leluhur (endatu) yang baik. Hal ini membuktikan bahwa jalur

kekerabatan masih dianggap penting (Dada Meuraxa, 1956).

Sistem kekerabatan orang Tamiang secara umum terbagi menjadi dua,

yaitu keluarga kecil (batih) dan keluarga luas (kaum biak). Keluarga luas sendiri

dibagi menjadi dua, yaitu belah ibu dan belah bapak. Kedua jalur kekerabatan ini

memiliki fungsi dan peran masing-masing. Keduanya berjalan beriringan sesuai

aturan adat dan agama (Islam) yang dianut oleh orang Tamiang (T. Syamsudin

dkk.,1979/1980)

Secara umum, system kekerabatan orang Tamiang memperlihatkan sebuah

konsep kehidupan keluarga dan social yang diikat oleh ajaran leluhur. Dari sini

juga tampak bahwa kaum laki-laki dan perempuan Tamiang mendapat porsi yang

berbeda, baik posisi mereka sebagai anak, istri, maupun berpengaruh dalam

kehidupan orang Tamiang (Rusdi Sufi, et.al., 2004)

Masyarakat Aceh mempunyai sifat lembut dan penuh kasih

sayang.Kalaupun terdapat pendapat yang berbeda diluar, akan tetapi orang Aceh

Page 78: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

57

memiliki sifat keras kepala dan suka memberontak.Ini bukan kemutlakan sifat

orang Aceh secara keseluruhan. Disebut bukan suatu kemutlakan karena biasanya

sifat ini timbul pada suatu ketika dikarenakan sebab,kemungkinan karena disakiti,

dikhianati, ditipu, dimaki, dicerca serta mungkin sedang terancam kenyamanan

hidup.Seperti yang terungkap dalam rangkuman hadih maja, ”Surot Lhee

Langkah meureundah diri, mangat jituri nyang bijaksana”. (Mundur tiga langkah

merendah diri,agar mereka bisa mengenali arti bijaksana).

Dua karakter yang paling menonjol dari masyarakat Aceh yaitu sikap

militansi dan loyal. Hal ini bisa dibaca melalui syair do da idi. Senandung

menidurkan anak yang mengajarkan dan mengajak sang bayi agar setelah besar

nanti tidak takut ke medan perang,untuk berjuang membela bangsa.Selain sikap

militansi, loyalitas bagi orang Aceh adalah sebuah nilai dengan harga mahal. Hal

ini agar membuat orang Aceh menjadi loyal. Seseorang haruslah mampu

menunjukkan diri jujur dan dapat dipercaya. Tidak berkhianat ketika diberikan

kepercayaan padanya. Untuk ini sebuah hadih maja mengungkapkan,”Ureueng

Aceh nyoe hate hana teupeh, boh kreh jeuet ta raba. Meunyoe hate ka teupeh, bu

leubeh han dipeutaba”. (Orang Aceh kalau hatinya tersinggung, kehormatannya

pun bisa disentuh.Kalau hatinya sempat tersinggung nasi berlebihan pun tidak

akan ditawarkan). Berikut lima watak orang Aceh yang menonjol:

Militan

Artinya memiliki semangat juang yang tinggi. Bukan hanya dalam

memperjuangkan makna hidup tetapi juga dalam mempertahankan harga

Page 79: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

58

diri atau eksistensinya. Militansi Aceh adalah militansi dalam makna

mempertahankan kebenaran yang diyakini masyarakatnya.

Reaktif

Artinya sebagai sebuah sikap waspada atas harga diri yang

keberadaannya dipertaruhkan dalam konstelasi sosial budaya. Orang

Aceh sangat peka terhadap situasi sosial di sekitarnya. Orang Aceh tidak

suka diusik, sebab jika tersinggung dan menanggung malu reaksi yang

timbul adalah akan dibenci dan bahkan menimbulkan dendam. Hingga

orang Belanda pada masa perang kolonial melebeli orangAceh sebagai

‘Aceh Pungo’.

Konsistensi

Hal ini tampak dalam sikap dan pendirian yang tidak plin plan, tegas,

taat. Apalagi jika berkaitan dengan harga diri dan kebenaran.Sebagai

representasi dari sifat ini terungkap dalam idiom masyarakat

aceh”meunyoe ka bak u, han munken bak pineung”. (jika sudah pohon

kelapa, tidak mungkin pohon pinang). Konsistensi orang Aceh terlihat

dalam patriotisme melawan penjajah, sejak zaman kerajaan, perang

kolonialis, sampai pada zaman kemerdekaan.

Optimis

Tampak dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Orang Aceh

beranggapan bahwa setiap pekerjaan yang kelihatan sulit dan berat harus

dicoba dan dilalui. Perang terlama melawan penjajah Belanda dijalani

hingga Belanda benar-benar harus angkat kaki dari Aceh. Walaupun

Page 80: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

59

berhadapan dengan kecanggihan mesin perang,masyarakat Aceh tetap

optimis dengan modal militansi.

Loyal

Ini amat berkaitan dengan kepercayaan. Jika seseorang, lebih-lebih

peminpin, menghargai, mempercayai, tidak menipu, tidak mencurigai

orang Aceh, mereka akan membaktikan diri sepenuhnya kepada sang

peminpin. Kendati hadih maja dapat berlaku secara harfiah di segala

zaman, nilai filosofis, di dalamnya tetap menggambarkan tipologi

masyarakat Aceh secara keseluruhan. Filosofis yang diemban hadih maja

tersebut masih terlihat dalam masyarakat Aceh hingga saat ini.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dinamakan

proses sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya

aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-

bentuk khusus interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan

antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara

orang-perorangan dengan kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia (Gillin, 1954:489).

Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap

masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu terhadap bidang-bidang

kehidupan yang tertentu pula. Dengan demikian kita mengenal lapisan sosial

yang tinggi, rendah dan menengah. Himpunan orang-orang yang merasa dirinya

tergolong pada lapisan sosial tertentu, hal mana diakui masyarakat, itu dinamakan

kelas sosial. Masing-masing kelas sosial punya kebudayanya masing-masing,

Page 81: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

60

menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap diri anggota-

anggotanya. Apabila diambil contoh kehidupan di Jakarta ini, maka akan dapat

diambil bukti-bukti nyata.Cara berpakaian, etiket dalam pergaulan, cara mengisi

waktu senggang, bahasa yang dipergunakan dan lain sebagainya.

Dari kenyataan-kenyataan tadi dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai

kepribadian masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. Begitu juga

organisasi sosial dan budaya masyarakat Aceh Tamiang khususnya yang

berlandaskan Agama, mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk

kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai mazhab di dalam satu

agamapun melahirkan pula kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

Dari beberapa kenyataan di atas, dapatlah di ambil kesimpulan, betapa

besarnya pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian. Akan tetapi

dalam perkembangan pembentukan kepribadian tersebut tidak hanya kebudayaan

yang memainkan peranan pokok. Organisme biologis seseorang, lingkungan alam

dan sosialnya juga memberi arah. Inti kebudayaan setiap masyarakat adalah

sistem nilai yang dianut oleh masyarakat pendukung kebudayaan bersangkutan.

Sistem nilai tersebut mencakup konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang

dianggap buruk (sehingga harus dihindari) dan apa yang dianggap baik (sehingga

harus selalu dianuti). Dengan demikian, dikenal pembedaan antara nilai-nilai yang

positif dengan nilai-nilai yang negatif (Soerjono, 1990:208).

2.6Pendidikan

Dalam hal pendidikan, sebenarnya provinsi ini mendapatkan status

Istimewa selain dari D.I. Yogyakarta. Namun perkembangan yang ada tidak

Page 82: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

61

menunjukkan kesesuaian antara status yang diberikan dengan kenyataannya.

Pendidikan di Aceh dapat dikatakan terpuruk. Salah satu yang menyebabkannya

adalah konflik berkepanjangan dan penganak tirian dari RI, dengan sekian ribu

sekolah dan institusi pendidikan lainnya menjadi korban. Pada Ujian Akhir

Nasional 2005 ada ribuan siswa yang tidak lulus dan terpaksa mengikuti ujian

ulang. Tetapi pada saat ini Aceh mulai pulih kembali dan berniat bangkit dari

konflik berkepanjangan dengan upaya –upaya pemerintah dan peminpin Aceh

yang bekerjasama untuk kemajuan Aceh.

“Di Provinsi Aceh, bukan hanya Pendidikan yang di majukan, tetapi

hiburan, budaya dan keindahan alamnya juga bisa dinikmati. Berbagai ilmu

pengetahuan juga bisa didapatkan. Seperti antaranya, situs sejarah yang belum

banyak terungkap kepermukaan, dan sejarah Islam,” sebut Zaini Abdullah. Pada

masa lalu, sehubungan dengan dinamika politik yang melanda Aceh, kata Zaini

Abdullah sebagian dari kawasan wisata di Aceh luput dari perhatian, sehingga

orang luar kurang memahami potensi yang ada di Aceh. Tapi sekarang menurut

Gubernur Aceh, situasi telah berubah. Sejak perdamaian, pasca rehabilitasi dan

rekonstruksi, kondusi Aceh sangat kondusif untuk segala aktivitas bisnis dan

wisata (Majalah Aceh Tourism, 2013).

2.7 Teknologi

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat-istiadat. Yang dimaksud dengan pengetahuan

adalah kesan didalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya,

Page 83: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

62

yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs) takhyul (superstitions) dan

penerangan-penerangan yang keliru (misinformations) (William, 1977).

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis

dengan penggunaan kekuatan pemikiran yang tersusun secara sistematis dengan

penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan

ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan

mendalami segala segi kehidupan.Sepertijuga halnya Aceh, sebagai Pusat ibu kota

Aceh (Banda Aceh) dan sekitar Aceh khususnya Aceh Tamiang, telah memajukan

ilmu teknologi selain ilmu umum dan ilmu agamanya.

Globalisasi secara intensif terjadi di awal abad kedua puluh dengan

berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak budaya tidak perlu melalui kontak

fisik, karena kontak melalui media telah dimungkinkan. Karena kontak ini tidak

bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat massif, yang melibatkan sejumlah

besar orang. Berjuta-juta warga masyarakat terlibat dalam proses komunikasi

global tersebut pada satu ketika dan dalam waktu yang bersamaan, yang berarti

berjuta-juta pula menerima informasi, dan terkena dampak komunikasi tersebut.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila globalisasi berjalan dengan cepat

dan, sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi modern, melalui radio,

mesin cetak, televisi, satelit televisi, dan kemudian Internet. Kemajuan teknologi

komunikasi telah membuat batas-bats dan jarak menjadi hipang dan tak berguna.

John aisbitt (1988), dalam bukunya yang berjudul Global Paradox

memperlihatkan hal yang justru bersifat paradox dari fenomena globalisasi.

Naisbitt lebih lanjut mengemukakan bahwa pokok-pokok pikiran lain yang

Page 84: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

63

paradox, yaitu semakinkita menjadi universal, tindakan kita semakin kesukuan,

dan berpikir lokal, bertindak global. Hal ini dimaksudkan kita harus

mengkonsentrasikan kepada hal-hal yang bersifat etnik, yang hanya dimiliki oleh

kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai pengembangan ke dunia

Internasional. Dengan demikian berpikir lokal, bertindak global, dapat diletakkan

pada masalah-masalah kesenian di Nanggroe Aceh Darussalam. Di Aceh berbagai

teknologi ilmu pengetahuan juga bisa didapatkan. Seperti pengetahuan di bidang

migitasi bencana, dan prasarana teknologi lainnya seperti agen pulsa dimana-

mana, bank elektronik yang juga sudah menjamur di wilayah Aceh sekitarnya.

2.8 Ekonomi

Kabupaten ini lahir antara lain juga karena didukung oleh berbagai potensi

daerah yang dimilikinya. Di wilayah ini terdapat Perusahaan Minyak Nasional

(Pertamina) yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Kabupaten

Aceh Tamiang. Selain itu di daerah ini juga terdapat potensi kelautan, berupa

tambak udang dan tambak ikan. Potensi ini tergambar dalam lambang kabupaten

berupa dua riak air laut dan tujuh anak tangga menara minyak. Angka dua dan

tujuh melambangkan hari lahir kabupaten tersebut, 2 Juli.

Aceh Tamiang memang kaya akan bahan-bahan mineral, antara lain

minyak dan gas bumi, batu gamping, dolomite, dan andesit. Bahan-bahan

tambang ini tersebar di kecamatan-kecamatan Aceh Tamiang. Bahan tambang

yang sudah diolah hanya minyak bumi dan dolomit.

Minyak bumi dikelola sepenuhnya oleh Pertamina DOH-NAD Rantau.

Minyak dan gas bumi yang telah dieksploitasi ini tersebar di wilayah Kecamatan

Page 85: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

64

Karang Baru, Rantau, dan Kejuruan Muda. Adapun penyebaran minyak bumi dan

gas bumi yang potensial terdapat di lepas pantai wilayah Kecamatan Bendahara

dan Seruway. Rata-rata setiap tahun konstribusi minyak bumi bagi produk

domestik regional bruto (PDRB) mencapai sekitar 17 persen.

Sementara itu, bahan tambang golongan C yang berupa dolomite, batu

kapur/batu gamping, batu pasir, kerikil, dan batu apung tersebar di Kecamatan

Kejuruan Muda dan Tamiang Hulu. Potensi bahan mineral yang paling dominan

adalah batu gamping dan dolomit.

Sesuai dengan Rencana strategis 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif 18 juli 2012.12.02, Kementrian pariwisata dan Ekonomi Kreatif

secara resmi telah terbentuk pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Perpres

No 92/2011. Tugas pertama yang harus segera diselesaikan setelah terbentuknya

Kemenparekraf ini adalah menyusun rencana strategis (Renstra) pembangunan

kepariwisataan dan ekonomi kreatif untuk priode 2012-2014 yang merupakan

referensi utama bagi seluruh unit kerja di dalam Kemenparekraf dalam

melaksanakan program dan kegiatan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

Dengan mempertimbangkan lingkungan strategis global dan berbagai arah

kebijakan pembangunan Nasional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, maka

Kemenparekraf memiliki Visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas

hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi

kreatif.

Indonesia, melalui pembentukan kementrian pariwisata dan Ekonomi

kreatif dengan Rencana Strategis (Renstra) masa 2012-2014-nya akan menggali

Page 86: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

65

potensi keanekaragaman etnis untuk menunjukkan dan mempertahankan budaya-

budaya kearifan lokalnya, serta menumbuhkembangkan sumber daya manusianya

agar budaya dan sumber daya manusianya semakin baik dan citra Indonesia

kembali pulih di mata dunia, sehingga mata dunia tertuju ke Indonesia dan mau

berkunjung ke Indonesia sebagai wisata asing yang pasti menjadi sumber Devisa

bagi Indonesia yang kaya ini.

Provinsi Aceh termasuk salah satu wilayah yang memiliki kawasan wisata

sangat lengkap.Berbagai lokasi wisata bisa dinikmati di Provinsi terujung di Pulau

Sumatera ini. Bagi Provinsi Aceh, tahun kunjungan wisata ini merupakan yang

pertama, sebab sebelumnya wilayah Aceh cukup lama larut dalam konflik dan

bencana yang hebat. Gubernur Aceh,dr Zaini Abdullah mengatakan, untuk

mendukung Visit Aceh Year 2013. Aceh telah berbenah, menata wilayah,

membangkitkan semangat budaya, berkesenian, dan berkreasi kepada

masyarakatnya.

Letak strategis Aceh dengan alamnya yang dikelilingi objek wisata yang

tak kalah indah dan infrastruktur yang mendukung menuju Aceh pasca tsunami

serta juga perekonomian yang sudah pulih, dan yang pasti daerah Aceh semakin

kondusif dari berita miring, yang menyatakan Aceh tidak aman. Saat ini Aceh

adalah kota yang memenuhi syarat untuk dijadikan salah satu tujuan wisata Satu

lagi yang tak kalah menarik yakni, kita dapat mengenal karakter masyarakat Aceh

yang khas, yang lembut dan penuh kasih sayang, tetapi orang Aceh kalau hatinya

tidak tersinggung, kehormatannya pun bisa disentuh. Kalau hatinya sempat

tersinggung, nasi berlebihan pun tidak akan ditawarkan. Ini menggambarkan

Page 87: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

66

bahwa masyarakat Aceh sebenarnya bersikap welcome untuk siapa saja tetapi

akan bersikap tegas jika disakiti.

Adapun upaya pemerintah Aceh untuk melestarikan budaya Aceh karena

selain seni budaya Aceh adalah aset negara, juga seni budaya Aceh merupakan

ciri khas masyarakat itu sendiri, dan inilah modal besar Aceh untuk memikat

touris baik lokal maupun luar bahkan sampai ke mancanegara, dengan Welcome

to Aceh, Gubernur Aceh, Bapak Zaini Abdullah, mempromosikan Aceh sebagai

tempat wisata yang menjanjikan baik dari segi alamnya, kebudayaannya, seninya,

kulinernya, dan seni kerajinannya, belum lagi berbagai bahasa dan

masyarakatnya.

2.9 Kesenian

Di Indonesia, industri pariwisata merupakan salah satu yang menjadi pusat

perhatian pemerintah dan diharapkan dapat dijadikan salah satu aspek di dalam

usaha meningkatkan devisa negara. Keragaman dari budaya nusantara merupakan

potensi yang utama dalam mengembangkan bakat seni dan keragaman seni

budaya yang sangat beragam.

Provinsi Aceh termasuk salah satu wilayah yang memiliki banyak warisan

kesenian tradisional yang tersebar diberbagai etnis yang ada. Kekayaan kesenian

tradisi Aceh dapat dilihat dari banyaknya jenis kesenian yang diwarisi dari

generasi ke generasi hingga sekarang ini. Diantara sekian banyak jenis kesenian

Aceh yang sangat di kenal oleh masyarakat Aceh khususnya, dan masyarakat

Indonesia umumnya, adalah Tari Saman, Tari Seudati, Rapa-i Geleng, Likok

Pulo, Rapa-i Daboh serta Tari Ranup Lampuan.

Page 88: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

67

Tetapi pasca Tsunami Aceh, menyisakan pertanyaan, masih adakah

keberadaan Seni budayanya? Bukti masih adanya Seni budaya Aceh pasca

Tsunami adalah kembalinya berdiri organisasi-organisasi seni, pertunjukkan-

pertunjukkan seni di setiap daerah Kecamatan di seluruh wilayah Aceh, dan

puncaknya adalah Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-VI yang diadakan pada

September 2013, di Banda Aceh, sebanyak 23 Kabupaten Kota ikut serta dalam

Pekan Kebudayaan Aceh ini.

Kekayaan khasanah seni budaya yang dimiliki, merupakan aset daerah

yang perlu dipertunjukkan kepada publik, baik Nasional maupun Internasional.

Kekayaan seni budaya ini tentu saja akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan, peneliti praktisi budaya, serta masyarakat umum lainnya. Maka

sebagai usaha mempersembahkan keanekaragaman seni budaya masyarakat Aceh

yang tersebar diseluruh kabupaten/kota, di Pekan Kebudayaan Aceh inilah

tempatnya. Kita dapat mengetahui bahawa pasca tsunami, seni budaya di aceh

tidaklah punah, bahkan semakin dilestarikan oleh pemerintah Aceh beserta

segenap masyarakatnya. Karena Seni Budaya Aceh dapat diibaratkan sudah

mendarah daging di setiap kehidupan masyarakat Aceh, separti kata pepatah, Tak

lapuk di hujan tak lekang di panas.

Adapun upaya pemerintah Aceh untuk melestarikan budaya Aceh karena

selain seni budaya Aceh adalah aset negara, juga seni budaya Aceh merupakan

ciri khas masyarakat itu sendiri, dan inilah modal besar Aceh untuk memikat

touris baik lokal maupun luar bahkan sampai ke mancanegara, dengan Welcome

to Aceh, Gubernur Aceh, Bapak Zaini Abdullah, mempromosikan aceh sebagai

Page 89: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

68

tempat wisata yang menjanjikan baik dari segi alamnya, kebudayaannya, seninya,

kulinernya, dan seni kerajinannya, belum lagi berbagai bahasa dan masyarakatnya

Aceh memiliki banyak warisan kesenian tradisional yang tersebar

diberbagai etnis yang ada di Aceh. Kekayaan kesenian tradisi Aceh dapat dilihat

dari banyaknyajenis kesenian yang diwarisi dari generasi ke generasi hingga saat

ini. Diantara sekian banyaknya jenis kesenian Aceh yang sangat dikenal oleh

masyarakat Aceh khususnya, dan masyarakat Indonesia padaa umumnya, adalah

Tari Saman, Tari Seudati, Rapa-i Geleng, Likok Pulo. Rapa-i Daboh, dan Tari

Ranup Lampuan.

Banyaknya ragam kesenian tradisional Aceh, seni tari, merupakan

kesenian unggulan yang dapat dijadikan salah satu daya tarik wisata, sehingga,

jenis-jenis seni tari yang ada di Aceh, sering dijadikan sebagai hiburan menarik

untuk sebuah paket wisata di Aceh. Karena kesenian tradisi Aceh, mampu

menampilkan gerakan-gerakan yang enerjik, variatif, serta memiliki daya

improvisasi yang tinggi.

Dalam seni budaya etnis Tamiang yang tradisional sukar untuk

menentukan apakah suatu tari yang mengikuti nyanyian atau nyanyian sebagai

pengiring tari. Karena setiap tari di daerah Tamiang selalu di sertai dengan

nyanyian berbentuk syair ataupun berbalas pantun. Pola dasar dari gerak tari pada

seni budaya etnis Tamiang adalah gerak melingkar, atau saling memotong silih

berganti dengan hentakan kaki sebagai irama dasar dan di tingkahi oleh suara

gelang kaki. Setelah berkembang barulah di ikuti atau di iringi dengan instrumen.

Page 90: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

69

Kesenian di wilayah Aceh sangat beragam dan memiliki ciri khas tersendiri,

hingga beberapa karya seni budaya Aceh diakui Unesco.

Dalam seni budaya etnis Tamiang yang tradisional sukar untuk

menentukan apakah suatu tari yang mengikuti nyanyian atau nyanyian sebagai

pengiring tari. Karena setiap tari di daerah Tamiang selalu disertai dengan

nyanyian berbentuk syair ataupun berbalas pantun. Pola dasar dari gerak tari pada

seni budaya etnis Tamiang adalah gerak melingkar, atau saling memotong silih

berganti dengan hentakan kaki sebagai irama dasar dan ditingkahi oleh suara

gelang kaki. Setelah berkembang barulah di ikuti atau diiringi dengan instrumen

yang sederhana seperti gendang, seruling dan biola. Namun di beberapa tempat

yang terpencil tarian ini hanya diiringi oleh irama lesung atau ketukan pada kayu

yang disusun pada unjuran kaki (terdiri dari tiga atau lima potong kayu). Tari

adalah segala gerak yang berirama atau segala gerak yang dimaksudkan untuk

menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya. Medium tari adalah gerak, dan alat

yang digerakkan adalah tubuh, yakni gerak tubuh yang diberi bentuk ekspresif dan

estetis. (Sinar, 1986:5).

Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari

maupun dari kelompok penari bersama, ditambah dengan penyesuaian dengan

ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, kesemuanya merupakan suatu

pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990:23). Dimana

koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian yang dapat dilihat

dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya.

Page 91: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

70

Hal ini berarti gerakan-gerakan yang terbentuk dalam tari adalah

terstruktur ataupun terpola di dalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan

setempat yang dilakukan secara simbolis serta memiliki makna-makna tersendiri.

Dimana kata struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi tari Makan

sirih dalam pertunjukkannya saling berhubungan satu dengan yang lain, ataupun

tahapan-tahapannya.

Teori struktur tari yaitu yang bertujuan mendeskripsikan struktur tari

berdasar : motif, tenaga, dan struktur. Struktur disusun pula oleh gerakan: badan,

waktu, dan dinamika (Hutchinson, 1977:112-113).

Dalam struktur penyajiannya seperti yang telah dijelaskan di bab

sebelmnya, tari Makan sirih ini dipertunjukkan pada awal, memakai Penari

dengan jumlah tujuh penari. Gerakan diambil dari gerakan member salami kepada

penonton. Dalam bab ketiga ini, akan dijelaskan mengenai pelaksanaan

dipertunjukkan Tari Makan sirih didalam masyarakat Karang baru Aceh Tamiang

dimulai dari proses persiapan pemetikan sirih, guna dan fungsi sirih dan Tari

Makan sirih, kemudian deskripsi Tari Makan sirih, selanjutnya analisis semiotic

pertunjukkan yang akan dijabarkan dalam pembahasan berikutnya, dilanjutkan

dengan gerak, motif gerak kemudian frase gerak. Setelah membahas tentang gerak

pada tari Makan sirih, penulis mencoba menjabarkan tentang siklus tari Makan

sirih, pola-pola lantai dan mengenalkan kostum yang dipakai, make-up yang

dipergunakan serta property yang menghiasi para penari Tari Makan sirih.

Untuk pasangan penari Tari Makan sirih pada umumnya penari di

pasangkan wanita dengan wanita, dan berjumlah ganjil. Selanjutnya akan di

Page 92: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

71

uraikan kreativitas yang terlihat didalam Tari Makan sirih serta urutan terakhir,

Mengungkap Tari Makan sirih dan perkembangan Zaman. Dalam bab ini juga

akan dibahas bahwa perangkat alat musik yang di pergunakan untuk mengiringi

pertunjukkan Tari Makan sirih, serta makna-makna yang terkandung didalamnya

menurut masyarakat Aceh Tamiang.

Sifat hakikat kebudayaan adalah merupakan ciri setiap kebudayaan, akan

tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih

dahulu harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya,

yaitu:

(1) Di dalam pengenalan manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi

perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi

maupun lokasinya. Sebagaimana diuraikan pada permulaan bab ini, masyarakat

dan kebudayaan adalah suatu dwitunggal yang dapat dipisahkan. Hal itu

mengakibatkan bahwa setiap masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau

dengan lain perkataan, kebudayaan bersifat universal: atribut dari setiap

masyarakat didunia ini. Akan tetapi apabila seseorang dari masyarakat tertentu

berhubungan dengan seseorang yang menjadi anggota masyarakat yang berlainan,

maka dia akan sadar bahwa adat-istiadat kedua masyarakat tersebut tidak sama.

Hal itu disebabkan pendukung kebudayaan tersebut yaitu kedua masyarakat tadi,

mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Artinya, perbedaan kedua kebudayaan tersebut terletak pada perbedaan latar-

belakangnya. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa sifat universal

kebudayaan memungkinkan berwujudnya kebudayaan yang berbeda, hal mana

Page 93: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

72

tergantung pada pengalaman pendukungnya yaitu masyarakat. Contoh: bangsa

Indonesia, bangsa Malaysia, bangsa Amerika, bangsa Eropa mempunyai

kebudayaan (jadi bersifat universal). Akan tetapi, masing-masing kebudayaan

mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan yang lain, karena masing-

masing bangsa mempunyai latar-belakang sendiri-sendiri. Bahkan di Indonesia

ada bermacam-macam suku bangsa, dan setiap suku bangsa mempunyai ciri-ciri

kebudayaannya tersendiri yang sesuai dengan latar-belakang masing-masing.

(2) Kebudayaan bersifat stabil di samping juga dinamis, dan setiap

kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan

pasti mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan, hanya

kebudayaan yang mati saja bersifat statis. Sering kali suatu perubahan dalam

kebudayaan tidak terasa oleh anggota-anggota masyarakat. Cobalah perhatikan

potret diri sendiri dari beberapa tahun yang lalu; pasti anda akan tertawa melihat

corak pakaian yang dipakai waktu itu. Tanpa melihat potret tersebut mungkin

tidak akan disadari bahwa salah-satu unsure kecil dalam kebudayaan telah

mengalami perubahan. Contoh-contoh lain yang tampaknya kecil dapat

diperhatikan, misalnya bentuk pulpen, model sepatu, menu makanan, bentuk buku

tulis serta segala macam benda yang dijumpai sehari-hari dalam kehidupan

masyarakat. Walaupun yang ditinjau adalah masyarakat yang seolah-olah

tampaknya statis seperti misalnya kehidupan pada masyarakat-masyarakat asli

pedalaman Indonesia, namun pasti ada perubahan. Mungkin perubahan itu dapat

dijumpai pada kebiasaan memberikan mas kawin yang mula berwujud benda-

benda magis, kemudian diganti dengan uang. Dengan demikian mempelajari

Page 94: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

73

kebudayaan, selalu harus diperhatikan hubungan antara unsure yang stabil dengan

unsur-unsur yang mengalami perubahan. Sudah tentu bahwa terdapat perbedaan

derajat pada unsur-unsur yang berubah tersebut, halmana harus di teknologi, lebih

bersifat terbuka untuk suatu proses perubahan, ketimbang unsur rohaniah seperti

struktur keluarga, kode moral, sistem kepercayaan dan lain sebagainya.

(3)Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun

hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut secara singkat dapat

diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan atribut

manusia. Namun tak mungkin seeorang mengetahui dan meyakini seluruh unsur

kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menguasai seluruh

unsur-unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat. Sehingga, seolah-olah

kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari manusia yang menjadi

pendukungnya. Jarang bagi seorang asal Indonesia untuk mengetahui kebudayaan

Indonesia sampai pada unsur-unsur yang sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan

tersebut menentukan arah serta perjalanan hidupnya (Soekanto, 1990:200).

2.9.1 Didong

Sebuah kesenian rakyat Aceh yang dikenal dengan nama Didong, yaitu

suatu kesenian yang memadukan unsur tari, vocal, dan sastra. Didong dimulai

sejak zaman Reje Linge XIII.Kesenian ini diperkenalkan pertama kali Tarian

tradisional yang telah di gali dari masyarakat etnis Tamiang yang di anggap seni

budaya tua disebut ”piasan”. Seni budaya ini dapat di pergelarkan tanpa musik,

baik dalam bentuk penyajian atau penampilan tarian maupun nyanyian.Beberapa

tarian dan nyanyian yang telah tergali ataupun sedang di gali :

Page 95: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

74

2.9.2 Rateb Meuseukat

Tari Rateb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari

Aceh. Nama Rateb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib

artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.Diberitakan

bahwa tari Rateb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku

Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau rateb-nya

diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup

pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-

pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah

perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang

Ara Rumoh Baro di Kabupaten Aceh Barat Daya.

2.9.3 Panton

Seni yang digolongkan ke dalam sastra ini tentunya memaklumkan kepada

semua tentang kepiawaian menyusun tatabahasa yang baik dan indah didengar.

Perkembangan sastra yang digolongkan sebagai syair ini merambah hingga ke

millennium ketiga sekarang dan mampu menyusup ke dalam pola piker generasi

sekarang dan mampu menyusup ke dalam pola pikir generasi sekarang, khususnya

dalam karya seni pantun. Sebagai warisan tradisi Melayu, dalam menyambut tamu

masyarakat Tamiang biasa melakukannya dengan berbalas pantun. Ketangkasan

para pemantun ini cukup diminati untuk disaksikan, bahkan kerap menjadi event

yang ditunggu. Biasanya pula, dalam seni tutur ini terungkap tingkat kecerdasan

para pemantun karena pemantun dari pihak tamu dan pihak tuan rumah saling

mengadu kecepatan mengolah kata untuk menjawab dialog yang terjadi seketika.

Page 96: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

75

Tradisi pantun Tamiang. Seorang pekerja seni yang merasa tertarik dengan

gaya bahasa masyarakat Aceh Tamiang. Beliau menyaksikan masyarakat setempat

masih mempertahankan tradisi Melayu dalam eventtertentu. Pekerja seni yang

telah tinggal beberapa bulan di wilayah Aceh Tamiangini mengatakan budaya

Tamiang relatif sama dengan budaya Melayu pada umumnya, khususnya budaya

Melayu Deli, Serdang, dan Kepulauan Riau. Menurut sejarah, Tamiang

merupakan sebuah Kerajaan Melayuyang berada dalam wilayah Aceh

Darussalam. Banyak tradisi seni di daerah ini yang mirip dengan kesenian yang

ada di Deli serta kawasan budaya Melayu lainnya. Salah satunya tarian zapin yang

ada di Riau , Deli, dan di Semenanjung Malaka. Dengan demikian , Zapin Melayu

yang ada di Tamiang sudah menjadi bahagian dari kekayaan Khasanah budaya

Aceh yang lazim ditampilkan dalam setiap pertunjukkan.

Persamaan antara seni budaya Aceh pesisir timur, barat dan utara dengan

seni budaya Tamiang, yakni beresensi sarat dengan nilai-nilai religious

bernafaskan Islam. Hal ini sejalan dengan penjelasan di banyak literatur, bahwa

kebudayaan Melayu merupakan interpretasi kultur Islami di Asia Tenggara. Oleh

karena itu, pakaian untuk tampilan seni budaya Tamiang lebih bernuansa Melayu

yang Islami, didominasi warna kuning seperti pakaian Melayupada umumnya.

Indikasi lain terhadap berkembangnya kultur Islam dalam budaya Tamiang

dapat disaksikan pada seni bertutur. Seni yang digolongkan ke dalam sastra ini

tentunya memaklumkan kepada semua tentang kepiawaian menyusun tatabahasa

yang baik dan indah didengar. Perkembangan sastra yang digolongkan sebagai

syair ini merambah hingga ke millennium ke-tiga sekarang dan mampu

Page 97: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

76

menyusup ke dalam pola piker generasi sekarang, khususnya dalam karya seni

pantun. Sebagai warisan tradisi Melayu, dalam menyambut tamu masyarakat

Tamiang biasa melakukannya dengan berbalas pantun. Ketangkasan ppara

pemantun ini cukup diminati untuk disaksikan, bahkan kerap menjadi event yang

ditunggu. Biasanya pula, dalam seni tutur ini terungkap tingkat kecerdasan para

pemantun karena pemantun dari pihak tamu dan pihak tuan rumah saling

mengadu kecepatan mengolah kata untuk menjawab dialog yang terjadi seketika.

Mencermati animo generasi sekarang yang lazim mengungkapkan sesuatu

dengan pantun, meskipun melalui peralatan canggih, pralatan teknologi mutakhir,

tentunya pemikiran dapat diarahkan untuk mengemas upaya mempertahankan

tradisi leluhur yang sudah teruji ini. Kehandalan pantun dari pemupusan

perjalanan akibat kecanggihan budaya moderen dapat dijadikan tolok ukur

terhadap kekuatan nilai seni dalam mengarungi zaman.(Karang Baru, 06.04.2014)

2.9.4 Syair

Syair berasal daripada bahasa Arab yang membawa arti puisi atau

karangan indah berangkap. Syair Melayu yang asal atau semula, mengandungi

empat baris serangkap dengan sajak atau irama a-a-a-a. Harun Mat Piah

(1989:242) berpendapat bahwa isi dan tema syair Melayu terdiri daripada syair

berupa cerita-cerita romantis, cerita sejarah, keamanan dan kiasan. Terdapat juga

syair yang bukan cerita tetapi nasihat, umpamanya nasihat mbaw. Setiap baris

syair membawa maksud atau mempunyai pesan biasanya disampaikan secara

lisan dan gerak anggota badan dan mimik muka merupakan komunikasi tanpa

lisan yang sangat mempengaruhi penghayatan syair yang didendangkan.

Page 98: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

77

2.9.5 Hikayat

Hikayat Aceh adalah sebuah karya sastra Aceh berbentuk puisi atau syair.

Istilah ‘hikayat’ berasal dari bahasa Arab ‘hikayah’ yang bermakna ‘cerita’. Di

sini perlu kita garis bawahi bahwa ada perbedaan pengertian antara istilah hikayat

dalam bahasa Melayu dengan hikayat dalam Bahasa Aceh.

2.9.6 Musik

Jika para etnomusikologi harus mengembangkan disiplin mereka sampai

kepada tahap di mana fusi (peleburan) dari musikologi dan etnologi menjadi

sebuah kenyataan, akan menjadi jelas bahwa mereka harus membangkitkan

kerangka teori dan metode mereka sendiri. Ini bukan merupakan prestasi yang

sederhana, karena hal ini berarti bahwa mahasiswa yang memasuki

etnomusikologi dari musik juga harus dididik dengan baik dalam antropologi, dan

mereka yang masuk dari antropologi harus dipersiapkan untuk mengatasi

masalah-masalah bunyi musik dan strukturnya. Tetapi hal ini jelas hanya melalui

peleburan aspek-aspek pengetahuan tersebut, mungkin hanya dalam individu-

individu perseorangan, bahwa masalah tersebut akan dapat diatasi.

Jika masalahnya begitu, dan jika peleburan adalah tujuannya, bukankah

masalah-masalahnya tidak dapat diatasi? Adakah harapan untuk menggabungkan

humaniora dan ilmu-ilmu social, dua bidang studi yang dianggap membongkar

kaidah-kaidah itu? Adakah cara-cara untuk memperlakukan ilmu-ilmu sosial

secara humanistic, atau ilmu-ilmu humaniora diperlakukan secara imu-ilmu

sosial? Dalam rangka mendekati sebuah teori untuk etnomusikologi, hambatan-

hambatan tersebut harus diatasi.

Page 99: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

78

Pada masa lalu ilmu-ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial, serta metode,

hasil, aktivitas, dan isi dari kedua bidang studi tersebut. Jika wilayah-wilayahnya

yang harus dibedakan dan, terlebih penting lagi, jika persamaan-persamaan

diantara keduanya dinilai, masing-masing pokok permasalahan tersebut harus

dipecahkan.

Harold Gomes Cassidy (1962) berpendapat bahwa perbedaan antara

seniman dan ahli ilmu sosial terletak pada apa yang dikomunikasikan oleh

masing-masing, dan dia menyikapi perbedaan tersebut dalam bentuk sebuah

pertanyaan.

Secara lebih umum,apakah komunikasi ilmu pengetahuan merupakan

fungsi utama dari seorang seniman dan seorang ilmuan? Jawaban yang cenderung

saya berikan adalah, “ya” untuk ilmuan, “tidak ” untuk seniman; adalah fungsi

utama seorang ilmuan untuk mengkontribusikan ilmu pengetahuannya yang

merupakan bukan fungsi utama dari seniman, meskipun, kadang-kadang seniman

juga melakukannya (Alan, 1964:28).

Musik Tradisi Melayu Tamiang adalah salah satu kekayaan budaya etnis

Tamiang, yang didalamnya terdapat berbagai ragam pola ritme. Pola ritme itu

sendiri terbentuk oleh rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar musik yang

terbentuk dari sekelompok bunyi/nada yang berbeda. Setiap musik tradisi

(daerah atau etnis tertentu) yang hidup diseluruh wilayah nusantara mempunyai

fungsi dan peranan yang penting bagi kehidupan masyarakat pemiliknya.

Konsep tentang ritme, pada masa sebelum Hindu dan Islam , secara umum

disebut rentak, yang mengandung pengertian pola-pola ritme, durasi,

Page 100: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

79

onomatopeik/tiruan bunyi oleh suara manusia pada berbagai tipe gendang,

ostinato, dan lainnya, yang juga dapat dikaitkan dengan konsep-konsep hitungan,

atau gerak tari yang diiringi rentak ini. Umumnya struktur tari mempunyai

kesingkronan dengan konsep-konsep rentak musik. Di pesisir Timur Sumatera

Utara, pada umumnya hitungan pertama ritme bukan pada jatuhnya pukulan

gong/tetawak, tetapi gong/tetawak dianggap sebagai dari rangkaian siklus musik

dan tarinya (Makalah Batam Takari, pdf).

Pola ritme musik tradisi Melayu di kabupaten Aceh Tamiang memiliki

kesamaan dengan pola ritme musik tradisi Melayu lain pada umumnya. Hal

tersebut di karenakan Aceh Tamiang termasuk rumpun Melayu. Ritme musik

tradisi Melayu kabupaten Aceh Tamiang terbagi menjadi 4 macam yaitu,

Persembahan, ula-ula lembing, zapin Tamiang serta pelintau.

Musik tradisi Melayu di kabupaten Aceh Tamiang masih dapat dengan

mudah di jumpai di beberapa acara seperti penyambutan pejabat daerah dan

upacara adat seperti upacara perkawinan dan upacara turun tanah.

Adapun ritme musik tradisi Melayu di kabupaten Aceh Tamiang, di

antaranya

1. Persembahan

Irama persembahan ini biasanya di gunakan untuk mengiringi tari

persembahan dan tarian inai. Ragam irama ini adalah senandung dan lagu

dua

2. Ula-ula Lembing

Page 101: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

80

Dalam bahasa Tamiang diartikan Ular-ular yang memanjang seperti

Lembing. Irama ini di gunakan untuk mengiringi tarian Ula-ula Lembing

pada upacara penyambutan tamu agung dan pengantin pada upacara

perkawinan. Ragam irama ini adalah patam-patam dan Mak Inang.

3. Zapin Tamiang

Irama ini di gunakan untuk mengiringi tarian Zapin.

4. Pelintau

Dalam bahasa Tamiang,Pelintau di artikan yang Paling tahu, irama ini di

gunakan untuk mengiringi silat dalam menerima rombongan pengantin.

Keempat ritme musik tradisi Melayu ini berasal dari bahasa Tamiang.

Adapun ritme musik tradisi Melayu di kabupaten Aceh Tamiang

diantaranya Tari Persembahan. Irama tari persembahan ini biasanya digunakan

untuk mengiringi tari persembahan dan tari Inai. Ragam ini adalah

senandung dan lagu dua. Kemudian ritme yang kedua ritme untuk mengiringi

tarian Zapin. Adapun irama ini di gunakan untuk mengiringi tarian Zapin yang

menjadi tari pecahan setelah tari Makan sirih.

Secara ritmis dasar-dasar keragaman ritme musik tradisi Melayu Tamiang

dapat di uraikan sebagai berikut:

Page 102: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

81

Tabel 2.1 Pola Irama

Pola Ritme Persamaan dengan

Melayu Deli

Notasi Tempo Keterangan

Pola 1: Lagu Persembahan Ragam Irama: Senandung dan Lagu Dua

Senandung dan Lagu Dua

Senandung

Tempo lagu Senandung 4/4 (lambat) Tempo lagu Dua 6/8 Cepat

= dibunyikan Dung = dibunyikan Tak

Pola II : Lagu Zapin Tamiang Ragam irama: Zapin

Zapin Tempo Zapin 6/8 Cepat

Sumber: Skripsi Elisa “ Keragaman Pola Ritme Musik Tradisi Melayu di Aceh Tamiang Kabupaten Aceh Tamiang”

Adapun sampai saat ini alat musik yang sudah diketahui yang berlaku

dalam masyarakat Aceh dari zaman endatu sampai sekarang ada 10 macam:

Arbab

Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh

Barat. Instrument ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri

(instrument induknya) dan penggeseknya (stryk stock) dalam bahasa

daerah disebut : Go Arab. Instrumen ini memakai bahan : tempurung

kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai.

Bangsi Alas

Bangsi Alas adalah sejenis instrument tiup dari bamboo yang dijumpai

didaerah Alas, kabupaten Aceh Tenggara.

Page 103: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

82

Serune Kalee (serunei)

Serune kalee merupakan instrument tradisional Aceh yang telah lama

berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini popular di daerah idie,

Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Bahan dasar Serune kalee ini berupa

kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bamboo.

Rapai

Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Bentuknya

seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Sejenis

instrumen musik pukul (percussi) yang berfungsi pengiring kesenian

tradisional.

Rapai ini banyak jenisnya : rapai pasee (rapai gantung), rapai pulot dan

rapai anak.

Geundrang (gendang)

Geundrang merupakan unit instrument dari perangkatan musik serune

kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul dan memainkannya

dengan memukul dengan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang

dijumpai di daerah aceh besar dan juga dijumpai di daerah pesisir aceh

seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang merupakan alat

pelengkap tempo dari musik tradisional etnik aceh.

Tambo

Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan

bakiboh (batang iboh), kulit sapidan rotan sebagai alat pemegang kulit.

Tambo ini dimana lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk

Page 104: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

83

menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan

masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampong.

Calempong

Adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten

tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara

memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya.

Bereguh

Sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh mempunyai nada

yang terbatas, banyaknya nada yang dapat dihasilkan bereguh tergantung

dari teknik meniupnya.

Alat musik untuk mengiringi tari Makan sirih terdiri dari, Biola,

accordion, gendang Melayu serta marwas.

2.9.7 Tari-Tarian

Beberapa tarian Aceh yang terkenal:

(a) Tari Ranub Lampuan

Tari Ranub Lampuan sangat terkenal di Aceh. Tari ini biasanya dimainkan

untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh.

Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti pada acara prehlinto

(menunggu pengantin pria), tueng dara baro (menjemput pengantin wanita).

Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan diiringi dengan

instrumen musik tradisional didalamnya berisi ranub (sirih) yang akan diberikan

kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi para tamu.

Page 105: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

84

(b) Tari Seudati

Tari Seudati, banyak terdapat dibagian pesisir Utara dan Timur provinsi

Aceh. tari ini dimainkan dengan formasi personil sebanyak 12 penari, yang

dipimpin oleh seorang syeh, dan didukung oleh dua orang penyair (aneuk syahi).

Tarian tradisional yang telah di gali dari masyarakat etnis Tamiang yang di

anggap seni budaya tua disebut ”piasan”. Seni budaya ini dapat di pergelarkan

tanpa musik, baik dalam bentuk penyajian atau penampilan tarian maupun

nyanyian. Beberapa tarian dan nyanyian yang telah tergali ataupun sedang digali.

(c) Tari Binih/Bines

Tarian ini khusus di tarikan oleh anak-anak perempuan (didaerah

Tamiang anak dare) yang didampingi oleh seorang” Tetuhe Binih", Tari ini di

laksanakan di dalam ruangan rumah yang dilapisi dengn tikar kerawang dan di

bawah tikar iyu khusus di susunkan papan, agar di waktu penari menghentakkan

kaki. Dan masih ada lagi yang belum disebut.

Page 106: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

85

BAB III

WACANA STRUKTUR MUSIK, TARI, DAN TEKS TARI MAKAN SIRIH

Dalam bab ketiga ini, akan dijelaskan mengenai salah satu pelaksanaan acara

pertemuan besar pada masyarakat setempat yang memakai tarian Makan sirih

sebagai pembuka acaranya. Tentunya melibatkan semua kalangan masyarakat dari

berbagai tingkatan sekolah maupun berbagai golongan lapisan masyarakat yang

berdomisili di sekitarnya. Adapun saat ini penulis mendeskripsikan salah satu

acara yang penulis liput dilokasi Kantor Bupati Karang Baru aceh Tamiang.

Yaitu, peringatan hari KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dengan

menggelar berbagai perlombaan dan pemberian bantuan kepada masyarakat yang

berprestasi, seperti perlombaan cerdas cermat antar sekolah.

Perlu diketahui bahwa mayoritas masyarakat Aceh Tamiang penganut

agama Islam, dan mayoritas bersuku Melayu. Pola tingkah kehidupan sehari-hari

masyarakat Aceh Tamiang sama seperti Masyarakat di daerah suku Melayu

lainnya. Selalu mengawali semua kegiatan dengan membaca ayat suci Al-Quran

dan do’a. Saat pembukaan digelar oleh protokol, masuklah acara berikutnya

menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh seorang

dirigen (pemimpin lagu) semua hadirin wajib berdiri, selanjutnya tari

persembahan digelar untuk menghormati tamu yang datang, yakni tari Makan

Sirih

Dalam bab ini juga akan dideskripsikan mengenai tari Makan Sirih yang

digelar di acara tersebut, dengan membahas jumlah penari, kostum yang

dikenakan, tepak yang dibawa, musik pengiring, dan isi tepak yang

dipersembahkan kepada para tetamu.

3.1 Tari Makan sirih

Tari Makan sirih adalah salah satu tari pertunjukkan yang sampai saat ini

masih digunakan di wilayah Aceh Tamiang sekitarnya. Tari Makan sirih ini di

sebut juga tari persembahan. Tari Makan sirih adalah salah satu tari tradisional

85

Page 107: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

86

atau tari klasik Melayu yang umumnya dipentaskan untuk menyambut tamu dan

di persembahkan untuk memuliakan tamu agung yang datang.

Adanya tari penyambutan untuk tamu menunjukkan bahwa, orang Melayu

sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan (M.Lah Husny,

2001). Seperti juga pada Masyarakat Aceh Tamiang, dulunya Pertunjukkan tari

Makan sirih ini dibuat dalam proses penyambutan tamu kehormatan saja, tetapi

sesuai dengan perkembangan zaman saat ini Aceh Tamiang, memakai

pertunjukkan Tari Makan sirih sebagaai proses Daur hidup, pada acara

menyambut tamu, atau memuliakan tamu di resepsi pernikahan, resepsi khitanan,

resepsi perpisahan di sekolah, resepsi hari-hari besar, serta untuk menunjukkan

ucapan selamat datang di acara resmi lainnya.

3.2 Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih adalah bentuk tari “Persembahan”, yang diciptakan

dalam rangka pemekaran wilayah Aceh, yang semula Aceh Tamiang bersatu

dengan Aceh Timur (Langsa), kemudian menjadi Kabupaten Aceh Tamiang yang

saat ini ibukotanya Karang Baru. Tahun 2001 peresmian Aceh Tamiang,

pemerintah setempat dengan dinas Kebudayaan berinisiatif melakukan penciptaan

tari Kreasi Persembahan yang berjudul Sekapur Sirih, sebagai upaya

menunjukkan identitas Aceh Tamiang. Tari Sekapur Sirih ini diciptakan oleh ibu

Syafina Arham yang bekerja di dinas Kebudayaan Aceh Tamiang, beliau juga

sebagai penyanyi yang melantunkan lagu Sekapur Sirih tersebut.

85

Page 108: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

87

3.3 Asal-Usul Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih

3.3.1 Asal-Usul Tari Makan sirih

Tari Makan sirih hingga kini sering di pertunjukkan dalam perhelatan-

perhelatan besar menyambut tamu. Oleh karena itu, tari ini desebut juga dengan

tari persembahan tamu. Adanaya tari penyambutan tamu menunjukkan bahwa,

orang Melayu sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.

Gerakan tari Makan sirih umumnya menggunakan gerakan pada tari

lenggang patah Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya

di mana untuk tari Makan sirih hanya terdapat dua gerakan saja, yaitu gerakan

lenggang patah sembilan tunggal dan ganda. Sedangkan pada tari lenggang patah

Sembilan terdapat 3 bagian gerakkan,yaitu lenggang ditempat, lenggang memutar

satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah (Mira Sinar, 2009).

Penari Tari Makan sirih ini harus memahami istilah-istilah khusus dalam

tarian Melayu, sepeti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan, liuk

(gerakan menundukkan atau mengayunkan badan), lenggang (berjalan sambil

menggerakkan tangan), titibatang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang),

gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari

kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya (Sinar, 2009).

3.3.2 Asal-Usul Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih diciptakan karena pemekaran di wilayah Aceh Timur

yang dahulunya Aceh Tamiang dibawah pemerintahan Aceh Timur menjadi

berdiri sendiri pada Tahun 2001. Adapun pemekaran wilayah menjadi Kabupaten

Aceh Tamiang dengan ibukota Pemerintahan di Karang Baru. Selanjutnya

Page 109: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

88

pemerintah Aceh Tamiang berupaya menunjukkan jati diri melalui seni dengan

menciptakan tari Sekapur Sirih. Adapun pencipta syair lagu dan koreografer

tarinya dari Dinas Kebudayaan Aceh Tamiang.

3.4 Deskripsi Tari Makan Sirih

Ada Tiga acara di Karang Baru Aceh Tamiangyang penulis liput dalam

suasana yang berbeda yakni:

(1) Pada tanggal 22 Februari 2014 penulis meliput acara pelantikan

kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2013 s/d

2016. Acara ini melibatkan tamu dari Jakarta Para pelajar, tokoh masyarakat

dan masyarakat setempat yang terlibat dalam acara ini. Adapun acara

pelantikan ini diwarnai banyak kegiatan sosial yang dilakukan Keluarga

besar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Tamiang periode

sebelumnya yang dilakukan saat akan dilantiknya kepengurusan yang baru.

(2) Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan adalah mengadakan cerdas cermat

antarpelajardiKarangBaru.UrutanAcarapembukaan. Perlombaan dan

Pelantikan dimulai dengan Tari Makan sirih yang dibawakan oleh sanggar

Meulige lindung Bulan.

(3) Pada tanggal 21 April 2014 di gedung PKK Karang Baru Aceh Tamiang

diadakan peringatan Dengan Hari Kesatuan Gerak ke 42, ibu-ibu PKK yang

di ketuai oleh Istri Bapak Bupati mengadakan lomba Masak-memasak dan

kegiatan sosial lainnya. Adapun acara ini dibuka dengan pertunjukkan tari

Page 110: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

89

Makan sirih yang dibawakan oleh Sanggar Meulige Lindung Bulan asuhan

Ibu Bupati Aceh Tamiang.

(4) Pertunjukkan Tari Makan sirih pada acara Perpisahan siswa SMPN I

Karang Baru Tahun 2013/2014, yang dibuka dengan Tari Makan sirih oleh

Sanggar Meulige Lindung Bulan dengan beberapa Siswa SMP tersebut.

Adapun Tarian Makan sirih Pada acara yang pertama, kedua dan ketiga

sama-sama memakai iringan musik lagu Makan sirihyang vokalnya adalah

Darmansyah. Akan tetapi sudah menggunakan musik pengiring tari

berbentuk rekaman di CD, atau yang sudah direkam ke Laptop.

Adapun yang akan penulisdeskripsikan adalah acara HUT KNPI di Karang

Baru. Pada tanggal 22 Februari 2014 penulis meliput acara pelantikan

kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2013 s/d

2016. Acara ini melibatkan tamu dari Jakarta Para pelajar, tokoh masyarakat dan

masyarakat setempat yang terlibat dalam acara ini. Adapun acara pelantikan ini

diwarnai banyak kegiatan sosial yang dilakukan Keluarga besar Komite Nasional

Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Tamiang periode sebelumnya yang dilakukan

saat akan dilantiknya kepengurusan yang baru.

Tari persembahan, Makan Sirih digelar dengan hikmat, susunan penari

menyusun posisinya sembari lari-lari kecil seirama dengan musik yang

berkumandang. Jumlah penari sebanyak tujuh orang. Tidak ada perbedaan dalam

membawa tepak, masing masing penari membawa tepak. Yang membedakan para

penari di kostumnya, karena salah satupenari memakai pakaian khas ciri

kebesaran Melayu yang berwarna kuning keemasan.

Page 111: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

90

Penari menarikan tarian dengan lemah gemulai, sesuai dengan alunan lagu

pengiring tari yang terdengar. Gerakan penari dimulai dari posisi bersiap,

menaruh tepak dilantai, membuka tepak kemudian memberi gerak penghormatan

kepada semua hadirin yang dimuliakan, setelah itu penari berdiri melakukan

gerakan-gerakan yang berisikan simbol-simbol atau gerakan tari yang bermakna

sipenari sedang memetik daun sirih, menyiapkan seperangkat untuk diletakkan di

dalam tepak yang diletakkan di lantai terdahulu.

Setelah selesai melakukan gerakan- gerakan mencari bahan- bahan untuk

diisi di dalam tepak, semua penari kembali keposisi tepaknya masing-masing.

Mereka menutup kembali tepak-tepak yang tadi mereka buka dan selanjutnya

mereka beri penghormatan yang kedua dengan merapatkan kedua telapak tangan

didada sama seperti posisi tangan pada penghormatan yang pertama sebelum

membuka tepak. Setelah selesai memberi penghormatan, seluruh penari berdiri

sembari mengangkat tepak yang sudah berisi. Seluruh penari melakukan lagi

gerakan-gerakan sesuai dengan makna dan persembahan yang akan diberikan

kepada tetamu yang hadir.

Seusai musik lagu Makan Sirih usai pula tarian Makan Sirihnya, akan

tetapi lagu pecahan berkumandang, serta merta ketujuh penari menuju para tetamu

yang hadir, menyuguhkan tepak yang sudah dibuka mereka. Adapun isi tepak

mereka selain perangkat untuk makan sirih, saat ini ditambahkan dengan permen

atau gula2, yang sitetamu akan mengambilnya satu untuk digantikan dengan

sejumlah uang, tanda mereka yang hadir restu dengan acara tersebut.

Page 112: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

91

Berikut foto- foto yang dapat penulis abadikan saat berlangsungnya tari

Makan Sirih.

Page 113: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

92

Page 114: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

93

3.5 Deskripsi Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih baik syair dan geraknya di Karang Baru bercirikan

Aceh Tamiang, tetapi ini baru saja diciptakan karena ada kepentingan Daerah

setempat di saat pemekaran wilayah Aceh Tamiang yang dahulu masih bersatu

dengan Aceh Timur (Langsa) saat ini sudah berdiri menjadi Kabupaten Aceh

Tamiang. Adapun tariannya memiliki makna dan tujuan yang sama dengan tari

persembahan sirih dimanapun daerahnya, tetapi tarian Sekapur Sirih memiliki ciri

khas yang berbeda dengan yang lain.

3.6 Analisis Semiotik Pertunjukan

Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih berlatar belakang adat dan Syariat

Islam yang hidup dan tetap terpelihara di suku Aceh Tamiang. Khususnya adat

menerima tamu dan menghormati tamu. Hal ini dilihat simbolik dari gerka tari

penari, maupun dari perlengkapan tari, daun sirih, yang diberikan kepada tamu.

Melalui gerak tari terlihat gerak yang tertib dan lembut sebagai ungkapan

keikhlasan menyambut dan menerima tamu yang datang. Seperti gerak salam

sembah, gerak lembut kesamping kanan, dan kiri, dengan tangan mengayun

memegang properti tepak, adalah ungkapan kehikmatan yang menjadi lambang

persaudaraan, sebagai pembuka setiap niat baik dalam pergaulan hidup

bermasyarakat.

Adapun perangkat yang dipergunakan pada pertunjukkan tari Makan sirih

dan Sekapur Sirih, salah satu diantaranya adalah Sirih. Daun Sirih di Aceh

dinamakan Ranub. Sirih memainkan peranan penting dalam kehidupan orang

Page 115: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

94

Aceh. Sirih yang telah dibubuhi kapur, irisan pinang, dan gambir kemudian

dikunyah sebagai makanan pelengkap.

Prosesi penyiapannya dari memetik daun sampai dengan menyajikannya

divisualisasikan menjadi sebuah gerakan tari yang sangat dinamis dan artistik.

Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh Tamiang yang

dinamakan Tari Makan sirih dan Sekapur Sirih. Menyajikan sirih kepada tamu

dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Namun kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama apa yang ada di

balik semua aktifitas yang berkaitan dengan sirih. Sirih bagi masyarakat Aceh

tidak hanya sekedar tumbuhan yang memiliki manfaat secara fisik semata. Namun

di balik itu ada berbagai penafsiran poli-interpretasi, karena didalam

memahaminya sirih menjadi simbol yang multi rupa.Pemaknaannya secara sosial

dan kultural digunakan dalam banyak cara dan berbagai aktivitas. Sirih dengan

segala perlengkapannya sejak zaman dahulu memainkan peranan penting sewaktu

pada masa kesultanan Aceh, dalam upacara-upacara kebesaran sultan.

Selain itu dalam perkembangannya, Sirih juga menempati peranan yang

cukup penting dalam system daur ulang hidup (life cycle) Aceh. Jika ada acara-

acara resmi, seperti pernikahan, hajatan sunat, bahkan di acara penguburan mayat

sekalipun, sirih seolah menjadi makanan wajib. Sehingga ada anggapan, adat dan

sirih menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan di Aceh.

Dari masa sebelum melahirkan yakni ketika usia kehamilan mencapai

tujuh atau delapan bulan, mertua sudah mengusahakan seorang bidan untuk

menyambut kelahiran bayi. Pihak mertua dan Ibunya sendiri biasanya

Page 116: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

95

mempersiapkan juga hadiah yang akan diberikan kepada bidan pada saat

mengantar nasi sebagai tanda persetujuan.

Tanda ini disebut dengan peunulang, artinya hidup atau mati orang ini

diserahkan kepada bidan. Setelah menerima peunulang, ada kewajiban bagi bidan

untuk menjenguk setiap saat. Bahkan kadang-kadang ada yang menetap sampai

sang bayi lahir. Biasanya hadiah yang diberikan kepada bidan antara lain seperti,

sirih setepak (bahan-bahan sirih), pakaian sesalin (biasanya satu stel), dan uang

ala kadarnya.

Pada saat bayi lahir, diadakan pemotongan tali pusar dengan sebilah

sembilu, kemudian diobati dengan obat tradisional seperti dengan arang, kunyit,

dan air ludah sirih. Upacara yang berkaitan dengan daur hidup lainnya yang

didalamnya menggunakan ranub sebagai salah satu medianya adalah upacara

antar mengaji.

Upacara perkawinan dalam masyarakat Aceh juga mempergunakan sirih

dalam rangkaian upacaranya. Setelah telangke mendapat kabar dari Ayah si

gadis, lalu menyampaikan kabar suka cita kepada keluarga pemuda, ditentukan

waktu atau hari apa menghantar Setepak artinya sirih penguat kata atau perjanjian

kawin (bertunangan). Kemudian keluarga si pemuda mengumpulkan orang-orang

patut dalam kampung kemudian memberi tahu maksud bahwa dimintakan kepada

orang-orang yang patut tersebut untuk pergi ke rumah ayah si gadis untuk

meminang si gadis dan bila dikabulkan terus diserahkan Setepak sirih atau tanda

pertunangan menentukan sekaligus berapa mas kawinnya (jiname/jeulamee).

Page 117: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

96

Dalam hubungan sosial masyarakat Aceh, sirih juga memiliki fungsi dan

peranan penting antara lain untuk penghormatan kepada tamu. Sekaligus untuk

menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, maupun sebagai media

untuk meredam / menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.Berkaitan

dengan alat menyuguhkan sirih tersebut, sirih dapat diartikan sebagai simbol

kerendahan hati dan sengaja memuliakan tamu atau orang lain walaupun dia

sendiri adalah seorang yang pemberani dan peramah. Sebentuk daun sirih (sebagai

aspek ikonik) dalam kaitan ini dapat dirujuk pada aspek indeksikalnya adalah sifat

rasa yang pedar dan pedas. Simbolik yang terkandung di dalamnya adalah sifat

rendah hati dan pemberani. Sirih juga dianggap memiliki makna sebagai sumber

perdamaian dan kehangatan sosial. Hal ini tergambar ketika berlangsung

musyawarah untuk menyelesaikan persengketaan, upacara perdamaian, upacara

peusijuek, meuroh, dan upacara lainnya sirih hadir ditengah-tengahnya.

Semua bentuk upacara itu selalu diawali dengan menyuguhkan

sirihsebelum upacara tersebut dimulai. Dalam etika sosial masyarakat Aceh, tamu

(jamee) harus selalu di layani dan dihormati secara istimewa. Hal ini terjadi

karena seluruh segi kehidupan masyarakat Aceh telah dipengaruhi oleh ajaran

Islam yang dibakukan dalam adat dan istiadat. Sementara tempat sirih (tepak)

yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang

luhur. Wadah tersebut sebagai satu kesatuan yang melambangkan sifat keadatan.

Maka kedepannya modifikasi kemasan sirih ini perlu diperhatikan, agar

anak-anak Aceh tidak asing dengan budayanya. Dan yang perlu di ingat bahwa

kegunaan sirih di masyarakat suku Aceh Tamiang bukan hanya untuk

Page 118: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

97

penghormatan kepada tamu, tetapi sirih dipergunakan di dalam daur hidup, baik

untuk pengobatan, kelahiran, persembahan, meminang sampai kematian.

3.7 Gerak

Tari adalah gerak, tanpa gerak tidak ada tari. Gerak merupakan substansi

dasar dan alat ekspresi dari tari. Dengan gerak tari berbicara dan berkomunikasi

kepada penikmatnya. Namun demikian, tidak semua gerak adalah tari. Gerak

dalam tari adalah gerak yang sudah mengalami penghalusan dan perombakan.

Penghalusan gerak disebut “stilisasi”, sedang perombakan gerak disebut

“distorsi”. Proses pembentukan gerak: (1) Gerak Wantah adalah gerak sehari-

hari, misalnya : gerak berjalan, menggelengkan kepala, memanggil, berlari dan

sebagainya. (2) Stilisasi gerak adalah gerak yang mengalami perubahan

(mengalami penghalusan) dari gerak wantah menjadi gerak tari. (3) Distorsi gerak

adalah gerak yang mengalami perombakan dari gerak sehari-hari menjadi gerak

tari. (4) Gerak murni (pure movement) adalah gerak yang tidak mengandung arti

tetapi dalam penggarapannya lebih mengutamakan keindahan dan nilai artistik.

(5) Gerak maknawi (gesture) adalah gerak tari yang sudah diolah dan

mengandung maksud tertentu, tetapi tidak meninggalkan aspek keindahannya.

Ditinjau dari pengungkapannya ada dua bentuk tari, yaitu: (1) tarian yang bersifat

representatif, yaitu gerakan tarinya menggambarkan suatu pengertian atau

maksud yang tertentu dengan gerakan tarian yang jelas. (2) tarian yang bersifat

non-representatif, yaitu gerakan tarinyatidak menggambarkan sesuatu pengertian

tertentu.

Page 119: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

98

Dalam keseluruhan penggarapan sebuah tari, pasti tidak meninggalkan

salah satu dari sifat tersebut diatas. Keduanya saling bertautan dan isi mengisi,

tergantung pada penekanannya. Pada garapan-garapan tari yang non representatif

banyak digunakan gerakan murni atau pure movement. Sedangkan garapan yang

bersifat representatif banyak disusun dari gerakan-gerakan maknawi atau gesture.

Gerak adalah suatu proses tenaga yang membutuhkan ruang dan waktu.

Berarti gerak ditentukan oleh tiga unsur, yaitu: tenaga, ruang dan waktu.

3.8Motif Gerak

Ragam gerak tari Makan sirih berjumlah 8 gerakan , yang terdiri dari 14 x

8 ketukan. Gerak lenggang secara umum dibagi atas tiga, yaitu lenggang di

tempat, lenggang maju mengubah arah, dan lenggang memutar satu lingkaran.

Sementara itu gerak patah Sembilan adalah gerakan setelah gerakan lenggang.

Pada bagian patah Sembilan, terdapat hitungan bantu yang biasanya dilafalkan

dengan kata hop yang berarti jeda sejenak (Sinar, 2009).

Ragam gerak antara penari di sebelah kanan dan kiri secara umun sama,

hanya berbeda dalam gerakan pertamanya saja. Gerak kaki sama dengan gerak

Patah Sembilan tunggal.

Gerak Tangan:

Hitungan 1-4 sama dengan gerak tangan lenggang patah Sembilan tunggal,

hitungan 5- tangan kanan diangkat setinggi bahu, telapak tangan ditelungkupkan

lalu dikepalkan, kepalan ditelentangkan dan dilepaskan/ditelungkupkan ujung jari

menghadap ke atas dan diturunkan. Diantara bilangan 5 dan 6 tangan kiri diangkat

Page 120: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

99

setinggi bahu, telapak tagan telungkupkan ujung jari menghadap kearah atas, lalu

diturunkan. Bilangan 7 dan 8 gerakannya sama dengan kiri dan kaki kiri.

Gerak Tangan A:

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat serong kanan, tangan

ditelungkupkan (telapak tangan menghadap bawah), di antara bilangan 5 dan 6

putar telapak tangan hingga menghadap atas dan dikepalkan/diputar arah bawah,

bilangan 6 kepalan dilepaskan (ujung jari menghadap ke atas) dan diturunkan,

pada bilangan 7 dan 8 gerakannya sama, dimulai dengan tangan kiri dan arah

serong kiri.

Gerak Tangan B :

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat arah depan (tangan ditelungkupkan,

telapak tangan menghadap bawah), di antara bialngan 5 dan 6 putar telapak tangan

hingga menghadap ke atas dan dikepalkan/putar arah bawah, bilangan 6 kepalan

dilepaskan ujung jari mengghadap ke atas dan diturunkan. Pada bilangan 7 dan 8

gerakannya sama hanya dimulai dengan tangan kiri.

Gerak Tangan C:

Gerakan ini sama dengan gerakan A, bedanya pada gerakan C ini dilakukan

dengan satu hitungan. 5, tangan kanan – 6 tangan kiri – 7, tangan kanan. Diantara

7 dan 8 tangan kiri, 8 tangan kanan.

Gerak Tangan D:

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat serong kanan, tangan

ditelungkupkan. Telapak tangan menghadap ke bawah. Di antara bilangan 5 dan 6

putar telapak tangan hingga menghadap atas dan kepalkan/ putar arah bawah.

Page 121: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

100

Bilangan 6 kepalan dilepaskan ujung jari menghadap atas tangan kiri arah depan

(ujung jari tangan kanan menghadap bawah dan telapak tangan menghadap atas,

sedangkan ujung jari tangan kiri mengahadap atas dan telapak tangan kiri

digenggam sambil berputar. Hitungan 8 tangan kanan dan kiri melakukan gerakan

Patah Sembilan arah lurus ke depan.

Gerak kaki AA:

Pada bilangan 5, kaki kanan serong arah kanan, di antara bilangan 5 dan 6

kaki kiri disilangkan di belakang kaki kanan. Badan miring arah kanan

(berhadapan dengan pasangan), hitungan 6,7,8, kaki tidak bergerak. Pada hitungan

5 sampai 8, tangan melakukan gerakan Patah Sembilan.

Gerak kaki BB:

Disebut juga gerak zik-zak, hitungan 1 kaki kanan serong kanan, hitungan

2 kaki kiri silang di belakang kaki kanan, hitungan 3 sama dengan hitungan 1.

Hitungan 4 sama dengan hitungan 2. Tangan melenggang sesuai dengan langkah

kaki, hitungan 5 sampai 8 melakukan gerakan lenggang Patah Sembilan ( gerakan

tukar tempat).

3.9 Frase Gerak

Frase gerak dalam sebuah pertunjukkan Tari. Dalam seni tari menguraikan

bagian terkecil merupakan bagian dari yang lebih besar dan menggunakan istilah

motif, frase, kalimat, gugus, dan bagian. Motif adalah bagian terkecil dari tari,

motif merupakan unsur sikap dan gerak pada tari namun belum bisa dimaknai,

Jika Frase, adalah rangkaian beberapa motif, kalimat adalah rangkaian beberapa

Page 122: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

101

frase yang telah mempunyai makna dan berkaitan dengan rasa dalam melakukan

gerak terkait dengan iringan tari (Ben Suharto, 2000). Frase gerak dapat terdiri

dari satu motif atau beberapa motif. Dalam frase, penekanan sebuah rangkaian

gerak dengan memperjelas awal dan akhirnya. Pada karya Tari Makan sirih dan

Sekapur Sirih, akhir sebuah frase gerak berkaitan dengan berakhirnya sebuah unit

lagu yang ditandai dengan bergantinya tempo dan irama musik juga lintasan

desain kelompok.

3.10Siklus

Gerak, ruang, dan waktu merupakan faktor pundamental dalam tari.

Pengertian waktu dapat dikatakan sebagai unsur perubahan. Ketiga elemen gerak,

ruang, dan waktu saling ketergantungan dalam kehadiran suatu bentuk tari. Tari

menggunakan gerak untuk mengisi ruang dan membutuhkan waktu. Dalam waktu

ada dua elemen yang harus diperhatikan yaitu tempo dan ritme. Tempo adalah

cepat atau lambat. Cepat atau lambatnya sebuah tarian ditentukan oleh waktu

dalam melakukan gerakan. Dengan demikian akan kelihatan dalam sebuah tarian,

kapan akan dilakukan gerakakan dilakuakan cepat dan kapan harus lambat

sehingga gerak tari tersebut betul-betul variasi tidak kelihatan datar. Ritme dalam

gerak merupakan pengaturan pola-pola gerak yang terdiri dari serangkaian

permulaan, perkembangan, dan akhir atau awal-klimaks-akhir dalam gerak tari

melalui otot. Dalam gerak tari akan mengalami moment ketegangan, rileks, dan

pengendoran. Hubungan timbal balik ini merupakan siklus kerja dan mengaso.

Page 123: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

102

Pengulangan siklus ini akan menimbulkan ritme, dalam pengaturan bentuk ritme

adalah salah satu efeknya.

Pengulangan sederhana atau interval-interval berjarak waktu yang sama

perubahan atau pengulangannya menimbulkan pengalirab energi yang sama dan

ajeg, ritme ini sering disebut ritme ajeg. Pengulangan yang menimbulkan energi

yang bervariasi, berganti-ganti, dan tidak akan menghasilkan ritme tidak ajeg.

3.11Pola-Pola Lantai

Pola lantai yang dibentuk oleh penari adalah pola lantai yang simetris.

Yaitu gerakan maju dan mundur serta memutar membentuk garis lurus kesamping

kanan maupun kiri. Pola ini di bentuk dengan cara menari berkelompok. Adapun

penari yang satu memulainya dengan kaki kanan maka pasangan akan melakukan

gerakan sebaliknya, pola gerakan tari ini menggunakan variasi gerakan dari mulai

berdiri melangkahkan kaki kekiri, kekanan, memutar, jinjit, dan melenggang di

tempat serta duduk bersimpuh, begitu juga dengan gerakan tangan melambangkan

gerakan memetik daun sirih, membuat ramuan sirih, semua ini menggambarkan

keutuhan masyarakat setempat.

3.12Kostum

Sejak dari masa dahulu busana merupakan bagian yang tidak terpisahkan

pula daripada tarian, sama halnya dengan musik. Pada konsep-konsep tari

tradisional busana ini bahkan menjadi hal yang dominan. Akan tetapi kita tentu

sependapat bahwa terutama pada tari modern busana ini haruslah menunjang

Page 124: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

103

suatu tema tarian. Pengertian penunjang disini dimaksudkan adalah mampu

membantu ungkapan tari itu, tanpa mengurangi atau menghambat geraka tari.

Untuk itu konsep tari sekarang diperlukan penata busana tari yang benar-

benar memiliki ketajaman dalam melakukan pemilihan terhadap disain, bahan,

warna dan cara pemakaiannya. Sehingga busana yang dikenakan penari akan enak

dipakai dan ditonton. Tetapi tidak mengurangi tema tari bahkan sedapat mungkin

menunjangnya.

Pada penataan tari tradisi yang masih memerlukan penataan busana harus

selalu diingat pula disain dan warna yang hidup pada masalah tradisi yang

bersangkutan sebagai simbolis. Disamping busana umumnya dipergunakan pula

aksesoris pada bagian-bagian tertentu dari tubuh si penari. Misalnya: tusuk konde,

bros, kalung gelang dan gelang kaki, sortali (ikat kepala), elow (untuk penutup

bahu sampai dada) tali pinggang, mahkota hiasan topi dan lain-lain.

Hendaknya perhiasan-perhiasan ini perlu dipertimbangkan baik bentuk,

bahan dan warnanya terhadap busana yang telah kita pilih maupun yang telah

didisain, agar jangan sampai pemakaian-pemakaian perhiasan ini mengekang

gerak ataupun menimbulkan kekacauan disain pada pakaian.

3.12.1 Kostum Tari Makan SirihAceh Tamiang

Kostum yang di kenakan oleh pembawa tari Makan sirih adalah berbentuk

baju kurung, sudah menggunakan bagian bawah baju dengan rok yang dijahit,

bukan lagi kain songket seperti lazimnya, tetapi sesekali memakai baju kurung

panjang lengkap dengan kain songket. Bahan yang di pakai untuk kelompok

penari Tari Makan sirih bukan lagi selalu berwarna kuning, tetapi sudah mulai

Page 125: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

104

memakai warna warni dalam pertunjukkan tarian persembahan tersebut. Dari

kostum yang di kenakan oleh pembawa tari persembahan ini, selain baju dan rok

yang semuanya menutup aurat, terkadang ditambahkan lagi aksesoris di pinggang,

dengan tali pinggang serta jilbab yang menutupi sanggul tinggi, mencirikan

bahwa penari adalah masyarakat Aceh Tamiang.

Page 126: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

105

3.12.2 Kostum Tari Sekapur SirihAceh Tamiang

Kostum yang di pergunakan oleh pembawa Tari Sekapur Sirih adalah baju

kebaya Panjang, yang berwarna coklat susu dengan memakai sanggul yang tidak

tinggi dan dihiasi bunga setelah ditutupi dengan jilbab. Tidak kalah manisnya

dengan memakai tali pinggang lebar.

3.13Make-up (Tata Rias)

Rias (make-up) berarti mempersiapkan seorang pelaku aktor atau aktris

dengan perhiasan, seperti pakaian, rambut serta memoles cat atau bedak pada

wajahnya.Dengan rias akan ikut membantu mewujudkan ekspresi wajah penari,

yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Rias bukan sekedar menjadikan

penari supaya lebih cantik dan tampan, akan tetapi juga untuk merubah wajah

penari sesuai dengan peranan yang dibawakan oleh si penari tersebut.

Rias yang tidak sempurna, akan menimbulkan kesan yang jelek dan tidak

membantu, bahkan dapat pula menjadikan bahan ejekan. Rias dalam pementasan

tari sangat berbeda sekali dengan rias sehari-hari.

Jika memakai lighting, maka rias pentas hendaklah diperhatikan secara

teliti, karena lampu bisa pula merubah rias si penari. Umpamanya, rias yang kuat

dan lighting yang tidak mampu membantu akan menimbulkan kesan yang jelek

dan bahkan mengakibatkan bentuk wajah yang kusut masai.

Rias pentas dibedakan pula atas rias jenis, rias tokoh/watak dan rias temporer.

Page 127: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

106

(a) Rias jenis

Dilakukan apabila seorang penari laki-laki harus diubah menjadi penari

wanita atau sebaliknya, misalnya wanita berperan sebagai kesatria dalam

seni teater/pewayangan. Arjuna sering diperankan oleh wanita. Pria

berperan sebagai wanita dalam seni teater/randai.

(b) Rias Tokoh/Watak

Rias yang membedakan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya.

Masing-masing tokoh menunjukkan watak atau bentuk yang berbeda-beda,

misalnya rias untuk seorang Raja atau Permaisuri akan berbeda dengan

rias seorang Panglima dan dayang-dayang.

(c) Rias Temporer

Rias yang ditata menurut perbedaan-perbedaan waktu, umpamanya

seorang raja yang pergi berburu akan berbeda setelah duduk di singgasana.

3.14 Pemusik

Sanggar Meulige Lindung Bulan biasanya menggunakan 5 sampai 8 orang

pemain musik untuk mengiringi satu tarian, akan tetapi saat penulis terjun

kelapangan setiap acara penampilan yang dipakai untuk mengiringi adalah CD,

karena alasan biar praktis. Dan didalam syair lagunya ada bahsa yang

menyatakan “Adatlah resam budaya Melayu” dengan suara penyanyi

Darmansyah. Pada saat pertunjukkan, pemusik akan saling berinteraksi juga antar

sesama pemusik di lapangan dalam melakukan pergantian strukturnya, ada tanda-

Page 128: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

107

tandanya dalam musiknya. Karena musik dalam tari Makan sirih ini sangat

penting , sebab alur tari ini mengikuti alur musik (Reny Yulyati, 2000).

3.15Penonton

Penonton dalam setiap pertunjukkan tari Makan sirih di setiap acara

penyambutan tamu, atau membuka sebuah acara, merupakan para tamu yang

menghadiri acara tersebut digelar. Akan tetapi acara yang dilaksanakan diluar

rumah atau gedung menjadi tontonan dan hiburan juga bagi masyarakat yang

lewat atau yang mau menyaksikan tarian tersebut.

3.16 Transkripsi Nada

Untuk mendapatkan transkripsi lagu Makan sirih di Aceh Tamiang

Nanggroe Aceh Darussalam, ada beberapa langkah yang penulis lakukan, sebagai

berikut :

1. Untuk mendapatkan rekaman lagu Makan sirih, penulis merekam

langsung lagu dan tarian Makan sirih dalam konteks pertunjukkan Tari

Makan sirih di beberapa kegiatan di Aceh Tamiang.

2. Rekaman tersebut didengarkan secara berulang–ulang agar

mendapatkan hasil yang maksimal, dan kemudian ditranskripsikan ke

dalam bentuk notasi.

3. Pendekatan transkripsi yang dilakukan adalah pendekatan perspektif,

yaitu meniliskan perjalanan melodi secara makro dan garis besar saja.

Page 129: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

108

Tujuannya adalah untuk memperlihatkan begaimana strukural umum

lagu Makan sirih dalam konteks mengiringi tarian Makan sirih di Aceh

Tamiang.

4. Melodi lagu-lagu Saman ditulis dengan notasi Barat agar dapat lebih

mudah dimengerti, karena dalam notasi Barat, tinggi dan rendahnya

nada, pola ritme, dan simbol-simbol, terlihat jelas ditansmisikan

kepada para pembaca, melalui tanda-tanda.

3.17Nada Dasar

Sejauh pengamatan dan penelitian penulis, lagu tari Makan sirih belum

ada partitur lagunya. Sehingga penulis coba membuat notasi lagu Makan sirih

kedalam notasi balok. Namun demikian tari Makan sirih masih dipakai jika acara

diselenggarakan di kecamatan Karang baru khusus. Namun penulis tetap berupaya

agar pencipta lagu Makan sirih dan notasi baloknya dapat ditemukan.

Setelah mentranskripsikan lagu tari Makan sirih kedalam bentuk notasi,

maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisis struktur

musiknya. Untuk menetukan tangganada, penulis melakukan pendekatan weighted

scale, seperti yang dikemukakan oleh William P. Malm (1977). Dari hasil

transkripsi, maka ditemukan tangga nada pada lagu tari Makan sirih tersebut.

1. Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering

muncul dan nada mana yang paling jarang dipakai dalam suatu komposisi

musik.

Page 130: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

109

2. Terkadang nada yang memiliki nilai ritmisnya besar dianggap nada dasar,

meskipun jarang dipakai.

3. Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bagian

tengah komposisi dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas

tersebut.

4. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada ataupun

posisi tepat berada ditengah-tengah dapat dianggap penting.

5. Interval-interval yang terdapat antara nada terkadang dipakai sebagai

patokan. Contohnya sebuah posisi yang digunakan bersama oktafnya,

sedangkan nada lain tidak memakai. Maka nada pertama tersebut boleh

dianggap penting.

6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa dipakai sebagai patokan

tonalitas.

7. Harus diingat kemungkinan ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem

tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan di atas.

Untuk mendeskripsikan system tonalitas seperti itu, cara terbaik

tampaknya adalah pengalaman lama dan pengenalan akrab dengan musik

tersebut.

3.18Wilayah Nada

Wilayah nada adalah daerah (ambitus) dari nada yang frekwensinya paling

rendah, sampai pada frekwensi nada yang paling tinggi. Dari hasil transkripsi di

atas, maka diperoleh ambitus suara dari Lagu Tari Makan sirih sebagai berikut :

Page 131: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

110

Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang

terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri,

ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling

tinggi. Wilayah nada melodi Makan sirih yang diurutkan dari nada terendah

sampai nada tertinggi adalah:

3.19Jumlah Nada Untuk menentukan jumlah nada-nada Lagu Makan sirih terdapat dua cara

yang perlu dilakukan. Pertama adalah melihat banyaknya kemunculan setiap nada

tanpa melihat durasinya secara kumulatif. Kedua, melihat kemunculannya dan

menghitung durasi kumulatif. Dalam analisis ini, penulis menggunakan cara yang

pertama, yaitu menghitung kemunculan nada tanpa melihat durasinya.

3.20Interval

Interval yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah jarak antara nada yang

satu dengan nada lainnya dalam satu komposisi musik. Sistem pengukuran pada

interval disebut ”laras” dengan alat ukur “cent”. Interval pada lagu Makan sirih

terdapat dua jenis, yaitu melangkah (conjunct) dan melompat (disjunt) Analisis

interval penulis lakukan dengan menghitung setiap interval baik yang naik,

maupun turun. Dengan melihat ketentuan-ketentuan interval di atas, maka interval

pada lagu adalah sebagai berikut:

Page 132: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

111

3.21 Formula Melodi Untuk memperjelas bagaimana bentuk dari melodi Lagu, Formula melodis

yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah

gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi sebagai dasar

pembentukan melodi.Secara garis besar, bentuk,frasa, dan motif yang terdapat

dalam melodi tari Makan sirih adalah sebagai berikut:

3.22 Pola Kadensa

Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa

dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu : semi kadens (half cadence) dan kadens penuh

(fuul cadence). Semi kadens adalah bentuk isirahat yang tidak lengkap atau

tidakselesai (complete) danmemberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih

lanjut.Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa

selesai (complete) sehingga pola kadens seperti ini tidak memberi kesan untuk

menambah gerakan ritem.

3.23 Kontur

Menurut Malm (1977: 8) kantur adalah garis suatu lintasan melodi dalam

sebuah lagu, yang dibedakan kedalam beberapa jenis, yaitu:

1. Ascending (menaik), yaitu garis melodi yang bergerak naik dari nada yang

rendah ke nada yang tinggi.

2. Descending (menurun) adalah garis melodi yang bergerak turun dari nada

yang tinggi ke nada yang rendah.

Page 133: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

112

3. Pendulous adalah garis melodi yang bergerak dengan membentuk

lengkungan (melengkung setengah lingkaran)

4. Terraced (berjenjang) adalah garis melodi yang membentuk gerakan

berjenjang seperti anak tangga.

5. Statis (level) adalah melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas

atau garis melodi yang bergerak datar atau statis

3.24 Struktur Teks

Didalam syair atau teks lagu Makan sirih yang dipertunjukkan di Karang

Baru Aceh Tamiang, terjadi komunikasi di antara seniman dan para penonton,

dengan berbagai interpretasi (penafsiran) terhadap pertunjukkan yang terjadi.

Kesemua aktivitas komunikasi dalam peristiwa seni pertunjukkan ini berdasarkan

kepada pola-pola budaya Aceh Tamiang (Melayu Aceh), yang hidup selama

beratus tahun.

Termasuk kedalam komunikasi seni pertunjukkan ini mencakup: (a). lirik

atau teks lagu Tari Makan sirih, yang memiliki ciri-ciri khas tari persembahan di

bandingkan komunikasi verbal dengan bahas seharian, (b) interaksi atau kata-kata

seru memperkuat suasana pertunjukkan, (c) kata-kata pengantar dalam setiap

pertunjukkan. Komunikasi lisan dalam seni pertunjukkan Makan sirih biasanya

menggunakan berbagai gaya bahasa (metafora,aliterasi,

perulangan,hiperbola,repetisi, dan sebagainya). Komunikasi lisan ini juga

menjadi bahagian yang terintegritas dengan aspek-aspek bukan lisan seperti nada,

irama, rentak, melodi, gerak-gerik, dinamika, mememis, dan sebagainya.

Page 134: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

113

Komunikasi lisan selalu distilisasi untuk menarik perhatian penonton, dan

menambah unsure estetika pertunjukkan.Komunikasi ini menggunakan puisi

tradisional MelayuAceh Tamiang.

Teks dalam lagu tari Makan sirih, selalu mengekspresikan tema ucapan

selamat datang yang akan dikomunikasikan oleh pencipta, seniman, kepada para

penonton begitu juga dengan makna gerak yang dipertunjukkan oleh penari

persembahan Makan sirih.

Teks yang bersifat eksplisit, yaitu mudah dicerna dan ditafsir, karena

pencipanya sengaja membuat teks yang bersifat rahasia, diberi gaya bahasa,dan

sifatnya lebih tertutup (implicit). Oleh karena itu, teks dalam lagu Makan sirih

ini perlu di resapi, dipahami, dan ditafsir oleh penonton berdasarkan nilai-nilai

budaya yang hidup di dalam kebudayaan tari Makan sirih.

3.25 Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang tepat dalam penyusunan kalimat sehingga

diperoleh makna yang tepat dan sesuai yang mendukung maksud. Diksi memiliki

beberapa bagian; pendaftarankata formal atau informaldalam konteks social-

adalahyang utama. Analis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat

menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang

berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara

penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter

yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan

sintaks.

Page 135: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

114

3.26 Interjeksi

Interjeksi atau kata seru adalah partikel yang mengungkapkan rasa hati

pembicara. Interjeksi biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya

diikuti oleh tanda koma (,) Secara structural interjeksi tidak bertalian dengan

unsure kalimat lain. Interjeksi umunya berupa bentuk dasar, meskipun ada juga

yang berbentuk turunan (Umpan Atom, 2001).

3.27 Partikel

Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti

gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas

ditentukanoleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan

tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.

3.28 Makna Denotatif

Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna

wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu

pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna

denotatife disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna kognitif

karena dilihat dari sudut yang lain.

3.29 Makna Konotatif

Zgusta (1971:38) berpendapat makna konotatif adalah makna semua

komponen pada kata tambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi

Page 136: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

115

menandai. Menurut Harimurti (1982:91) “aspek makna sebuah atau pikiran yang

timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)”.

Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang

satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai dengan pandangan hidup dan

norma-norma penilaian kelompok masyarakat tersebut. Makna konotatif dapat

juga berubah dari waktu ke waktu . Misal kata ceramah dulu kata ini berkonotasi

negatif karena berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif. Sebaliknya

kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi kini

berkonotasi negatif.

3.30 Spontanitas Garapan Teks Melismatis adalah suatu penyajian musik vocal, di mana satu suku kata

dinyanyikan untuk beberapa nada. Sedangkan Sillabis adalah suatu penyajian

musik vocal di mana satu suku kata dinyanyikan untuk setiap nada. Hubungan

antara musik dengan bahasa atau bunyi musical dengan fenomena linguistik,

bunyi musik kadang disesuaikan dengan struktur tekstual atau sebaliknya. Kadang

Panjang pendeknya suku kata dalam nyanyian berpengaruh terhadap durasi not,

atau juga sebaliknya.

Mengenai hubungan teks dan melodi, Makan sirih, berkembang dari segi

teks, sedang melodinya dapat dikatakan hanyalah perulangan-perulangan. Bila

ditinjau dari sifatnya, lagu Makan sirih yang merupakan penyampaian suatu

maksud, tujuan, kisah, atau cerita, maka sudah pasti teksnya berkembang, tetapi

tidak diikuti oleh melodi, sehingga nyanyian ini dikategorikan bersifat logogenik.

Page 137: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

116

Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi

yang berbeda: Proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi

mengenai proses komunikasi. Selanjutnya komponen komunikasi, terdiri dari

beberapa hal, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan effek. Istilah

komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication berasal dari

bahasa latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti

sama. Sama yang berarti makna yang sama.repository.usu.ac.id.

3.31 Gaya Bahasa

Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahasa untuk menimbulkan

kesan-kesan.Gayadigunakan untuk melahirkan keindahan (http://esastra.com).

Dalam hal ini gaya bahasa yang dipergunakan oleh penyair atau yang

menciptakan teks bergaya Melayu dan terjadi pengulangan setiap satu kalimat

dinyanyikan.

Page 138: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

117

BAB IV

STRUKTUR TARIMAKAN SIRIH

Kesenian salah satu dari unsur kebudayan, terjadi karena mula-mula

manusia ingin memuaskan keinginan nalurinya terhadap keindahan. Ilmu

pengetahuan juga timbul karena keinginan naluri manusia untuk tahu. Namun

banyak pula aktivitas kebudayaan yang terjadi karena kombinasi dari beberapa

macam human need itu. Dengan pandangan ini seorang peneliti bisa menganalisis

dan menerangkan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan

Manusia (Koentjaraningrat, 1987:171).

Sejalan dengan pendapat Malinowski, Tari Makan sirih di Aceh Tamiang

timbul dan berkembang karena diperlukan untuk memuaskan suatu rangkaian

keinginan naluri masyarakat Suku Tamiang pada umumnya. Seni tari Makan sirih

timbul, karena masyarakat ingin memuaskan keinginan nalurinya terhadap

keindahan. Namun lebih jauh daripada itu, akan disertai dengan fungsi-fungsi

lainnya, seperti integrasi masyarakat, hiburan, kontinuitas budaya dan lainnya.

Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkait erat dengan

struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus, sedangkan

individu-individu dapat berganti setiap masa. Dengan demikian, Radcliffe-Brown

yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat,

mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas kepada

keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya.

Pada umumnya fungsi suatu penampilan tari adalah untuk memeriahkan

(menyemarakkan) suatu upacara yang diadakan oleh kelompok atau individu

117

Page 139: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

118

golongan masyarakat yang membutuhkan jasa sosial kesenian, ada juga

beranggapan bahwa penampilan sebuah tarian merupakan penambah kebanggaan

pada diri secara individu, karena mungkin mengandung penjelasan dan maksud

tertentu.

Pada hakikatnya fungsi tari untuk menyemarakkan sebuah / suatu upacara-

upacara yang terjadi (berlaku) dikalangan masyarakat Aceh Tamiang, fungsi tari

Makan sirih ini dapat diartikan sebagai berikut :

- Tarian dipertunjukan pada acara-acara upacara penyambutan tamu agung seperti menerima tamu, dalam kota, luar kota dan juga tamu negara yang sifatnya resmi dan juga sekalian untuk menghormati sesama masyarakat serta untuk menghibur.

- Dalam upacara-upacara seperti perkawinan, khitanan, perayaan proses daur hidup dan kegiatan yang serupa lainnya, tarian ini berfungsi secara umum untuk menyemarakkan upacara-upacara adat.

- Pada pertunjukkan resmi yang bersifat adat-istiadat, pergelaran khusus (lomba festival), fungsinya akan bersifat penonjolan identitas diri serta kebanggaan rasa memiliki harkat-martabat sebagai suku bangsa berbudaya.

Antara yang tersirat dan tersurat fungsi tarian ini sebenarnya manifestasi

dari kelahiran sebuah karya seni untuk dipersembahkan kepada masyarakat guna

memberi kesenangan, serta kecintaan terhadap budaya sendiri, tanah kelahiran,

kebanggaan akan rumpun suku bangsa yang ada, serta harga diri secara utuh.

Setiap musik yang terbentuk oleh rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar

musik yang terbentuk dari sekelompok bunyi/nada yang berbeda. Setiap musik

tradisi (daerah atau etnis tertentu) yang hidup di seluruh wilayah nusantara

mempunyai fungsi dan peranan yang penting bagi kehidupan masyarakat

pemiliknya. Adapun fungsi dari musik tradisi antara lain:

Page 140: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

119

a. Fungsi Individual

Melalui musik, seseorang dapat mengekspresikan atau mengungkapkan

gejolak jiwa,, atau kegalauan yang terpendam di dalam hatinya. Melalui syair lagu

yang digubahnya, seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang

ada di lingkungannya, serta dapat pula mengungkapkan rasa cinta atau

kekaguman terhadap sesame manusia, alam, dan Sang Pencipta. Jadi seni apapun,

termasuk seni musik dapat di pakai sebagaai media ekspresi yang dapat

memberikan kepuasan batin bagi penciptanya.

b. Fungsi Sosial

Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat

kita saksikan dimana musik sering di pergunakan dalam segala bentuk kegiatan

manusia di masyarakat, antara lain.

c. Di gunakan untuk upacara adat, upacara kenegaraan, penyambutan tamu,

dan pesta pada suku atau daerah tertentu.

d. Untuk Upacara keagamaan atau sarana ibadah

e. Sebagai sarana hiburan yang di gunakan untuk mengiringi gerak seni tari

klasik atau tradisi, dan pertunjukkan makes to the.

Tujuan fungsi adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi

internal, seperti yang diuraikannya berikut ini.

By the definition here offered “function” is the contribution which a partial. Activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a particular social usage is the contribution of it. Makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view implies that asocial system. Such a view imlplies that a social system..has a certain kind of unity,which we may speak of as a functional unity.We may define it as a condi-tion in which all part of

Page 141: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

120

the social system work together with a sufficient. Degree of harmony or internal consistency, i.e.,without producing persis-tent conflicts can neither be resolved not regulated (1952:181).

Selaras dengan pandangan Radcliffe-Brown, Tari Makan sirih boleh

dianggap sebagai bahagian dari struktur social masyarakat Aceh Tamiang (suku

Tamiang). Seni pertunjukkan Tari Makan sirih adalah salah satu bahagian

aktivitas yang dapat menyumbang kepada keseluruhan aktivitas, yanag pada

masanya akan berfungsi bagi kelangsungan kehidupan budaya masyarakat

pengamalnya, yaitu masyarakat Aceh Tamiang. Fungsinya lebih jauh adalah

untuk mencapai tingkat harmoni dan konsistensi internal. Pencapaian kondisi itu,

dilator belakangi oleh berbagai kondisi sosial dan budaya dalam masyarakat Aceh

Tamiang, misalnya lingkungan yang heterogen budaya Aceh Tamiang, jati diri

dan kumpulan etnik Suku Tamiang, dan masalah-masalah lainnya.

Soedarsono yang melihat fungsi seni, terutama dari hubungan praktis dan

integratifnya, mereduksi tiga fungsi utama seni pertunjukkan, yaitu: (1) untuk

kepentingan sosial atau sarana upacara; (2) sebagai ungkapan perasaan pribadi

yang dapat menghibur diri, dan (3) sebagai penyajian estetika (1995). Selaras

dengan pendapat soedarsono tari Makan sirih dalam kebudayaan Aceh Tamiang

mempunyai fungsi social, ungkapan perasaan pribadi yang dapat menghibur diri,

dan penyajian estetika. Kemudian dengan tetap bertolak dari teori fungsi, yang

kemudian mencoba menerapkannya dalam etnomusikologi, lebih lanjut,

pengertian fungsi ini dalam dua istilah, yaitu penggunaan dan fungsi. Menurut

Merriam bagi para pengkaji fungsi seni dalam masyarakat, adalah penting untuk

membedakan pengertian penggnaan dan fungsi. Para pakar etnomusikologi pada

Page 142: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

121

masa lampau tidak begitu teliti terhadap perbedaan ini. Jika kita berbicara tentang

penggunaan musik, maka kita menunjukkan kepada kebiasaan (the ways) musik

dipergunakan dalam masyarakat, sebagai praktek yang biasa dilakukan, atau

sebagai bahagian dari pelaksanaan adat istiadat, baik ditinjau dari aktivitas itu

sendiri maupun kaitannya dengan aktivitas-aktivitas lain (1964:210). Lebih jauh

Merriam menjelaskan perbedaan pengertian antara penggunaan dan fungsi

sebagai berikut:

Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it May or may not also have a deeper function. If the lover uses song to Who his love, the function of such music may be alalyzed as the

conti. Nuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant. Uses music to the approach his god, he is employing a particular. Mechanism in conjunction with other mechanism as such as dance, Prayer, organized ritual, and ceremonial acts. The function of music,On the other hand, is enseparable here from the function of religion Which may perhaps be interpreted as the establishmen of a sense of Security vis-a vis the universe. “Use” them, refers to the situation inWhichmusic is employed in human action; “function” concern the Reason for its employment and particularly the broader purpose Which it serves. (1964:210)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Merriam membedakan pengertian

penggunaan dan fungsi musik berdasarkan kepada tahap dan pengaruhnya dalam

sebuah masyarakat. Musik dipergunakan dalam situasi tertentu dan menjadi

bagiannya. Penggunaan bisa atau tidak bisa menjadi fungsi yang lebih dalam. Dia

memberikan contoh, jika seseorang menggunakan nyanyian yang ditujukan untuk

kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu dianalisis sebagai perwujudan dari

kontinuitas dan kesinambungan keturunan manusia (yaitu untuk memenuhi

kehendak biologis bercinta, kawin dan berumah tangga dan pada akhirnya

Page 143: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

122

menjaga kesinambungan keturunan manusia). Jika seseorang menggunakan musik

untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, maka mekanisme tersebut berhubungan

dengan mekanisme lain, seperti menari, berdoa, mengorganisasikan ritual dan

kegiatan-kegiatan upacara. “penggunaan” menunjukkan situasi musik yang

dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan “fungsi” berkaitan dengan alasan

mengapa pemakai melakukan, dan terutama tujuan-tujuan yang lebih jauh dari

sekedar apa yang dapat dilayaninya. Dengan demikian, sejalan dengan Merriam,

menurut penulis penggunaan lebih berkaitan dengan sisi praktis, sedangkan

fungsi lebih berkait dengan sisi integrasi dan konsistensi internal budaya.

Kebudayaan adalah warisan sesuai yang hanya dapat dimiliki oleh warga

masyarakat pendukungnya dengan jalan mempelajarinya. Ada cara-cara atau

mekanisme tertentu dalam tiap masyarakat untuk memaksa tiap warganya

mempelajari kebudayaan, yang didalamnya terkandung norma-norma serta nilai-

nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat yang

bersangkutan.Mematuhi norma-norma serta menjunjung tinggi nilai-nilai itu

penting bagi para warga masyarakat demi kelestarian hidup bermasyarakat itu

sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa tari persembahan terdapat beberapa gerak dan bagian dari

busana yang menjadi simbol dan mengandung makna tertentu. Tari persembahan

merupakan tari yang disajikan dihadapan tamu agung yang datang berkunjung ke

Aceh Tamiang dan merupakan ucapan terima kasih serta memberi kehormatan

yang ikhlas dengan menyuguhkan tepak sirih lengkap dengan sirih adatnya. Tari

persembahan merupakan tarian yang memiliki simbol dan makna,yang

Page 144: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

123

berkembang di masyarakat, dengan menyuguhkan Sekapur Sirih yang bermakna

rasa hormat, terima kasih dan membawa tepak sirih yang menyimbolkan

ketulusan hati menerima tamu yang hadir pada acara tertentu, seperti pengukuhan,

pertemuan adat, upacara adat, dan sebagainya. Dalam pengkajian tari

persembahan ada beberapa bagian dari gerak,busana dan aksesoris yang memiliki

makna dan simbol tersendiri seperti;

a. Gerak sembah merupakan simbol dari keaguangan dan bermakna saling

menghormati antar sesama yang dilandasi oleh kepercayaan masyarakat

Melayu Riau dan aturan-aturan yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

b. Duduk bersimpuh merupakan simbol kerendahan hati yang bermakna saling

menghargai antara sesama.

c. Memetik bunga memiliki nilai estetis bagi masyarakat Melayu Riau yang

merupakan simbol keindahan.

d. Mengapur dan melipat serta menyirih merupakan ciri khas dari tarian ini yaitu

Makan sirih.

e. Selembayung merupakan simbol dan balam dua sekawan yang bermakna

kesetiaan kebersamaan.Selembayung mencerminkan pola pemukiman

masyarakat Riau ,yang dilihat dari bentuk hiasan yang menyilang pada atap

rumah masyarakat Melayu Riau.

f. Baju kebaya labuh cekak musang dan tenun siak yang memiliki makna

menutup aurat sesuai dengan ajaran agama Islam.

g. Sanggul yang ditutup selendang bermakna sopan dan santun

Page 145: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

124

h. Bunga goyang yang menyimbulkan keseimbangan dan bermakna

harmonisasi.

i. Ramen dan dokoh merupakan simbol dari aturan agama yang bermakna

penjaga kepribadian yang beradap.

j. Pending dan sebai bermakna penjaga kepribadian yang beradap sama seperti

Melayu Riau

Pada busana pada tari persembahan,warna memiliki peranan penting bagi

masyarakat.Warna emas yang mendominasi busana dan aksesoris yang

dilaksanakan adalah simbol kemegahan yang pada zaman dahulu hanya boleh

dikenakan oleh kalangan bangsawan kerajaan. Simbol dan makna dalam tari

persembahan khususnya gerak dan busana, sangat erat kaitannya dengan

kepercayaan masyarakat Melayu terhadap agama Islam yang tertuang dalam

kebudayaan masyarakat Aceh Tamiang yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan

norma-norma agama Islam. Dalam masyarakat yang sudah maju, norma-norma

dan nilai–nilai kehidupan itu dipelajari melewati jalur pendidikan, baik secara

formal, guna mempersiapkan diri sebagai warga masyarakat yang menguasai

keterampilan hidup sehari-hari serta memiliki sikap dewasa. Diluar lembaga

pendidikan yang formal, sifatnya para warga masyarakat juga mengalami proses

sosialisasi dengan jalan pergaulan serta menghayati pengalaman bersama warga

masyarakat lainnya, sehingga akhirnya mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan kehidupan sosial kebudayaan. Proses sosialisasi itu ditempuh secara

non formal, dan yang paling dirasakan akrab ialah pergaulan antar sesama anggota

Page 146: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

125

keluarga sendiri. Demikiansecara teoritis fungsi seni menurut para pakar seni

tersebut.

Dalam konteks Aceh Tamiang yang masih dalam rumpun Melayu, maka

seni akan terus lestari, berkembang, dan bertahan dengan syarat harus fungsional

dalam masyarakat pendukungnya. Terjadi secara Alamiah, tidak dipaksakan,

wajar dan semua orang memerlukan dan merasa memilikinya. Untuk itu perlu

dipikirkan bagaimana semestinya kesenian di Aceh Tamiang ini dapat

berkembang fungsinya. Menurut penulis, pengembangan fungsional seni di

Sumatera Utara, juga Aceh Tamiang ini adalah sebagai berikut :

(a) Seni di Aceh Tamiang sebaiknya yang berfungsi ritual terus dilestarikan

untuk kepentingan ritual sesuai dengan system religi yang

melatarbelakanginya. Seni yang seperti ini biasanya sarat dengan nilai-nilai

religious, sangat sacral, tidak profane, tidak sembarangan mementaskan,

mempertunjukkan, atau memamerkannya. Seni-seni sacral ini perlu dijaga

fungsi dan kelestariannya sesuai dengan konsep-konsep adat atau religi yang

melatarbelakanginya.

(b) Seni berfungsi hiburan, dapat dikembangkan fungsi dan pertunjukkannya

dalam konteks kepentingan kebudayaan, ekonomi, pendidikan, dan lainnya.

Kesenian yang seperti ini, menyambut tetamu, festival, perlombaan,

kepariwisataan, dan lain-lainnya. Seni yang berfungsi hiburan ini tentu saja

harus memperhatikan karakter dan kearifan local yang terkandung di

dalamnya.

Page 147: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

126

(c) Seni yang berfungsi estetik perlu terus dikembangkan. Bahwa sebagai

seniman dan juga pencipta seni, para pelaku seni ini sangat erat dengan hal-

hal kreatif dan estetik. Untuk memperbanyak dan memberikan sentuhan

kualitas seni diperlukan eksplorasi-eksplorasi seni, baik terhadap muatan

maupun konsep-konsepnya. Seni yang berfungsi utama estetik inidapat

diciptakan dandifungsikan dalam berbagai konteks sosial. Mungkin perlu

juga dilakukan lomba dan festival untuk tujuan estetik tersebut.

(d) Selain itu guna seni untuk dikembangkan menurut keadaan sosial dan budaya

daerahnya. Misalnya untuk kepentingan Kepariwisataan (Takari Muhammad,

2002).

Berbicara tentang fungsi dan kegunaan seni budaya Melayu, peran seni

juga sangat penting terhadap pembangunan, karena pembangunan bangsa ini pada

dasarnya berintikan dari Kebudayaan. Dalam Konteks daerah maupun nasional,

kebudayaanMelayu sangatlah berperan. Di antaranya sebagai berikut :

Budaya Melayu menyumbangkan nilai-nilai integrasi sosiokultural.

Masyarakat Melayu adalah masyarakat yang merupakan integrasi dari berbagai

kelompok etnik yang menyatukan diri dalam satu peradaban atau tamadun

Melayu. Misalnya masyarakat Melayu Betawi adalah gabungan dari orang-orang

yang hidup bersama di Batavia atau Jakarta sekarang. Mereka ini datang dari

seluruh nusantara seperti dari Banten, Sunda, Jawa, Cina, Arab, dan lain-lain.

Demikian juga orang Melayu di Tamiang, sumatera Utara, Riau Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan, dan lainnya. Nilai-nilai integrasi

Page 148: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

127

ini sesuai dengan filsafat kebangsaan kita yaitu Bhineka Tunggal Ika (Biar

berbeda-beda tetap Satu Jua), (Takari Muhammad, 2002)

4.1 Strutur Tari Makan Sirih

Seni tari dalam kebudayaan Melayu mencakup ide, aktivitas, maupun

estetikanya. Seni tari mengekspresikan kebudayaan secara umum. Seni tari juga

mengikuti norma-norma yang digariskan oleh adat Melayu. Berbagai gerak

mencerminkan halusnya budi orang-orang Melayu, yang menjadi bagian integral

daripada diri sendiri maupun alam sekitar, seperti yang tercermin dalam ungkapan

Melayu: “Kembali kealam semula jadi.” Hal ini dapat ditelusuri melalui konsep-

konsep tari dalam budaya Melayu.

Konsep tari dalam budaya Melayu biasanya diungkapkan melalui beberapa

istilah yang mengandung makna denotasi ataau konotasi tertentu (Takari

Muhammad, 2002). Pada bab ini penulis akan membahas tentang struktur Tari

Makan sirih, deskripsi pertunjukkan Tari Makan sirih, Analisis Semiotik Tari

Makan sirih, jenis Tari Persembahan di Aceh Tamiang, fungsi Tari Makan sirih,

Gerak, Pola Lantai, Kostum, Make-up, properti, Pasangan penari, Kreativitas

dalam tari Makan sirih, dan Tari Makan sirih terhadap perkembangan Zaman.

Struktur adalah suatu bangunan atau susunan yang terdiri dari bahagian-

bahagian yang lebih kecil, yang membentuk satu kesenian. Struktur seni

diwujudkan dalam dimensi ruang dan waktu. Struktur memiliki tiga ide dasar,

yaitu ide kesatuan, ide transformasi, dan ide pengaturan diri sendiri di luar

struktur itu. Struktur adalah gaya transformasi dalam arti bahwa struktur itu tidak

Page 149: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

128

statis. Struktur itu mengatur diri sendiri dan setiap unsur mempunyai fungsi

berdasarkan letaknya.

Analisis struktural dalam Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih adalah

pertunjukkan yang tidak dapat terlepas dari segala unsur-unsur tari, kemudian

aturan-aturan dalam gerak, danskrip tari Makan sirih dan tari Sekapur Sirih, pola

lantai maupun busana dalam tari Makan sirih dan Sekapur Sirih.

Tari Makan sirih adalah salah satu tari pertunjukkan yang sampai saat ini

masih digunakan di wilayah Aceh Tamiang sekitarnya. Tari Makan sirih ini di

sebut juga tari persembahan. Tari Makan sirih adalah salah satu tari tradisional

atau tari klasik Melayu yang umumnya dipentaskan untuk menyambut tamu dan

di persembahkan untuk memuliakan tamu agung yang datang.

Tari Makan sirih hingga kini sering di pertunjukkan dalam perhelatan-

perhelatan besar menyambut tamu. Oleh karena itu, tari ini desebut juga dengan

tari persembahan tamu. Adanaya tari penyambutan tamu menunjukkan bahwa,

orang Melayu sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.

Gerakan tari Makan sirih umumnya menggunakan gerakan pada tari

lenggang patah Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya

di mana untuk tari Makan sirih hanya terdapat dua gerakan saja. Yaitu gerakan

lenggang patah Sembilan tunggal dan ganda. Sedangkan pada tari lenggang patah

Sembilan terdapat 3 bagian gerakan,yaitu lenggang ditempat, lenggang memutar

satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah (Mira Sinar, 2009).

Penari Tari Makan sirih ini harus memahami istilah-istilah khusus dalam

tarian Melayu, sepeti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan, liuk

Page 150: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

129

(gerakan menundukkan atau mengayunkan badan), lenggang (berjalan sambil

menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang),

gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari

kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya (Sinar, 2009).

Gerakan tari Makan sirih umumnya menggunakan gerakan pada tari

lenggang patah Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya

di mana untuk tari Makan sirih hanya terdapat dua gerakan saja. Yaitu gerakan

lenggang patah Sembilan tunggal dan ganda. Sedangkan pada tari lenggang patah

Sembilan terdapat 3 bagian gerakan,yaitu lenggang ditempat, lenggang memutar

satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah (Mira Sinar, 2009).

Penari Tari Makan sirih ini harus memahami istilah-istilah khusus dalam

tarian Melayu, sepeti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan, liuk

(gerakan menundukkan atau mengayunkan badan), lenggang (berjalan sambil

menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang),

gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari

kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya (Sinar, 2009).

Page 151: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

130

Vokal Lagu Makan sirih

Transkripsi : M.Syafii/Rima

Page 152: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

131

Vokal, I-I-I-I, (pada awal lagu 4 bar kosong). 1. Intro “Makan sirih berpinang tidak lambanglah adat pusaka Melayu”

Posisi penari formasi berbaris, sudah berada diatas panggung dengan membawa

tepak dan masih menghadap kesamping kanan dan kiri penonton. Pada saat intro

musik, penari membentuk formasi baru membentuk huruf “V” sambil

mengayunkan tepak sembari berjalan jinjit, disaat intro musik akan berakhir,

penari memutar badan satu lingkaran kemudian diam dalam posisi membungkuk,

memberi hormat.

2. “Makanlah sirih berpinanglah tidak berpinanglah tidak”

Posisi penari kembali berdiri, mulai menggerakkan tepak kekanan dan kekiri

kemudian meletakkan tepak di tangan kiri sembari tangan kanan melakukan

gerakan mengepal telapak tangan, memutar kemudian membuka lebar di posisi

tangan sejajar dengan bahu, setelah itu gerakan penari memutar kebelakang

(membelakangi penonton) dan kemudian melakukan gerakan yang sama yakni

mengayunkan tepak ke kanan dan ke kiri kemudian tepak di letakkan di tangan

kiri sembari tangan kanan melakukan gerakan mengepal telapak tangan, memutar

kemudian diakhir putaran telapak tangan dibuka dengan lebar.

3. “Pemerah bibir dulu zaman dahulu”

Posisi penari sudah kembali kedepan melakukan gerakan yang sama yakni

menggerakkan tepak kekanan dan kekiri kemudian meletakkan tepak di tangan

kiri sembari tangan kanan melakukan gerakan mengepal telapak tangan, memutar

kemudian membuka lebar di posisi tangan sejajar dengan bahu, kemudian penari

serempak melakukan gerak duduk bersimpuh secara perlahan, untuk meletakkan

tepak di lantai

Page 153: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

132

4. “Makanlah sirih tuan berpinanglah tidak”

Posisi penari melakukan gerakan menyembah dengan merapatkan kedua belah

telapak tangan di posisi dada.

5. “berpinanglah tidak”

Posisi penari masih melakukan gerakan menyembah, kemudian diawal syair lagu

pemerah bibir, tepak serempak dibuka kemudian penari meletakkan tutup

tepaknya di lantai.

6. “Pemerah bibir zaman dahulu”

Semua penari melakukan gerakan sembah kembali.

7. “Sirih dimakan, mengenyanglah tidak, mengenyanglah tidak” du kali

Gerakan mengayunkan tangan kebawah dengan hitungan empat kali, kemudian ke

atas kanan dua kali dan keatas kiri dua kali, kemudian gerakan ini di ulang dua

setelah itu gerakan menari diatas pangkuan dua kali dan sejajar dada dua kali di

ulang masing-masing dua kali

8. “adatlah resam puak Melayu”

Posisi penari masih duduk dan melakukan gerakan menutup tepak sembari

perlahan-lahan berdiri kembali

9. “Sirih di makan”

Setelah berdiri penari serempak melakukan gerakan mengayunkan tepak serta

bersiap-siap membentuk formasi baru

10. “mengenyanglah tidak, mengenyanglah tidak”

Masih di posisi berdiri dan mengayunkan tepak kekanan dan kekiri dari formasi

huruf “V” ke formasi 3.1.3

Page 154: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

133

11. “Adatlah resam puak Melayu”

Posisi formasi masih tetap dan masih mengayunkan tepak kekanan dan kekiri.

12. “Makan sirih berpinang tidak adatlah resam pusaka Melayu”

Posisi penari mengayunkan tepak kekanan dan kekiri dengan melakukan gerakan

berputar berlawanan arah dengan rincian 3 penari berputar kea rah bahu kanan

penari di mulai dengan kaki kanan dan ke 4 penari berputar kearah bahu kiri

penari dimulai dengan kaki kiri penari . Setelah itu gerakan seluruh penari

serempak mengayunkan tepak kekanan dan kekiri, selanjutnya seluruh penari

melakukan gerakan berputar satu lingkaran hingga kata “layu” selesai dan

kembali ke posisi tegak berdiri.

Page 155: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

134

Kronologi Gerak Tari Makan Sirih

Page 156: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

135

Page 157: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

136

Page 158: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

137

Page 159: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

138

Page 160: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

139

Page 161: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

140

Page 162: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

141

Ada Tiga acara di Karang Baru Aceh Tamiang Yang penulis Liput dalam

suasana yang berbeda yakni:

(1) Pada tanggal 22 Februari 2014 penulis meliput acara pelantikan

kepengurusan KNPI priode 2013 s/d 2016. Acara ini melibatkan tamu

dari Jakarta Para pelajar, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat yang

terlibat dalam acara ini. Adapun acara pelantikan ini diwarnai banyak

kegiatan sosial yang dilakukan Keluarga besar KNPI Aceh Tamiang

periode sebelumnya yang dilakukan saat akan dilantiknya kepengurusan

yang baru. Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan adalah mengadakan

Cerdascermat antar pelajar di Karang Baru. Urutan Acara pembukaan

Perlombaan dan Pelantikan dimulai dengan Tari Makan sirih yang

dibawakan oleh sanggar Meulige lindung Bulan.

(2) Pada tanggal 21 April 2014 di gedung PKK Karang Baru Aceh Tamiang

diadakan peringatan Dengan Hari Kesatuan Gerak ke 42, ibu-ibu PKK

yang di ketuai oleh Istri Bapak Bupati mengadakan lomba Masak-

memasak dan kegiatan sosial lainnya. Adapun acara ini dibuka dengan

pertunjukkan tari Makan sirih yang dibawakan oleh Sanggar Meulige

Lindung Bulan asuhan Ibu Bupati Aceh Tamiang.

Pertunjukkan Tari Makan sirih pada acara Perpisahan siswa SMPN I Karang

BaruTahun 2013/2014, yang dibuka dengan Tari Makan sirih oleh sanggar

Meulige Lindung Bulan Dengan beberapa Siswa SMP tersebut. Adapun Tarian

Makan sirih Pada acara yang pertama, kedua dan ketiga sama-sama memakai

iringan musik lagu Makan sirih Yang Vokalnya adalah Darmansyah. Akan tetapi

Page 163: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

142

sudah menggunakan musik pengiring tari berbentuk rekaman di CD, atau yang

sudah direkam ke Laptop.

4.2 Struktur Lagu Sekapur Sirih

Adanya tari penyambutan untuk tamu menunjukkan bahwa, orang Melayu

sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan (M.Lah Husny, 2001)

seperti juga pada masyarakat Aceh Tamiang, dulunya Pertunjukkan tari Makan

sirih ini dibuat dalam proses penyambutan tamu kehormatan saja, tetapi sesuai

dengan perkembangan zaman saat ini Aceh Tamiang, memakai pertunjukkan Tari

Makan sirih sebagaai proses Daur hidup, pada acara menyambut tamu, atau

memuliakan tamu di resepsi pernikahan, resepsi khitanan, resepsi perpisahan di

sekolah, resepsi hari-hari besar, serta untuk menunjukkan ucapan selamat datang

di acara resmi lainnya. Tari Sekapur Sirih adalah bentuk tari “Persembahan”,

yang di ciptakan dalam rangka pemekaran wilayah Aceh, yang semula Aceh

Tamiang bersatu dengan Aceh Timur (Langsa), kemudian menjadi Kabupaten

Aceh Tamiang yang saat ini ibukotanya Karang Baru.

Tahun 2001 peresmian Aceh Tamiang, pemerintah setempat dengan dinas

Kebudayaan berinisiatif melakukan penciptaan tari Kreasi Persembahan yang

berjudul Sekapur Sirih, sebagai upaya menunjukkan identitas Aceh Tamiang. Tari

Sekapur Sirih ini diciptakan oleh ibu Syafina Arham yang bekerja di dinas

Kebudayaan Aceh Tamiang, beliau juga sebagai penyanyi yang melantunkan lagu

Sekapur Sirih tersebut.

Page 164: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

143

Tari Sekapur Sirih adalah tari yang diciptakan pada saat pemekaran wilayah

Aceh Tamiang berdiri sendiri, tidak lagi dibawah pemerintahan Aceh Timur,

tepatnya pada tahun 2001 oleh Dinas Kebudayaan Aceh Tamiang beserta

Pemerintah setempat. Penari Sekapur Sirih berjumlah enam puteri remaja yang

semua penari membawa tepak yang sudah terbuka (tepak tanpa tutup), kostum

yang dipakai adalah baju kebaya kurung berwarna krem mengarah ke warna teh

susu, memakai penutup kepala yang tutup kepalanya dibentuk seperti sanggul dan

diberi hiasan bunga, dan di sekitar dada di berikan penutup seperti kain satu

lingkaran dan menutup dada sampai kepunggung bagian belakang, tali pinggang

dipakai menambah keserasian warna pakaian yang dikenakan penari, cirri khas

Melayu sangat kelihatan dari kostum yang dikenakan sampai ke rok pasangan

kebaya kurung dipakai rok lipat sarung, berikut ini adalah deskripsi tari Sekapur

Sirih.

Vokal Tari Sekapur Sirih

1. Gerakan salam.Tari Sekapur Sirih penarinya berjumlah enam orang

puteri remaja, dengan posisi formasi membentuk satu baris dengan posisi

3,3 yakni 3 penari menghadap 3 penari lainnya, menghadap kesisi kanan

dan kiri penonton. Pada saat suara intro musik berbunyi, penari merapat

ketengah dan kemudian menghadap penonton seraya berjalan jinjit,

kemudian saat suara vocal melantunkan syair “Sekapur Sirih kami Sajike”

semua penari posisi diam bersikap sempurna, dan kemudian saat kata

terakhir “sajike” penari mempersembahkan tepak sejajar wajah saat

keenam penari melakukan gerakan salam dengan membukuk setengah

Page 165: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

144

badan. Kemudian pada saat intro musik menjelang masuk lagu posisi

penari kembali ke sikap diam posisi sama seperti yang digerakan posisi

sebelumnya.

2. Formasi masih berdiri satu baris, kemudian melakukan gerakan

mengayunkan tepak kekanan dan kekiri dua kali kemudian ke kanan atas

sekali dan ke kiri atas sekali, gerakan ini di ulang sampai lima kali, tetapi

pada saat gerakan akhir di kali yang kelima penari membentuk formasi

penari 4 di baris belakang dan 2 di baris depan. Gerakan ini saat suara

vocal melantunkan syair “Sekapur Sirih kami sajike-kami sajike, sirih

dipetik waktu gelap petang” dinyanyikan dua kali, dan pada saat gerakan

penari melakukan gerakan yang ke enam sama separti gerakan yang

pertama sampai kelima, tetapi posisi penari sudah menghadap kesisi kanan

penonton, kemudian gerakan ketujuh posisi penari menghadap keposisi

membelakangi penonton, gerakan ke delapan posisi penari menghadap

kesisi kiri penonton, dan kemudian gerakan kesembilan penari

menghadap kedepan dan gerakan masih tetap sama saat menghadap

kedepan menggerakan tepak sama seperti dari awal, kemudian gerakan

kesepuluh gerakan penari masih menggerakkan tepak tetapi saat memasuki

gerakan sepuluh berakhir, penari langsung perlahan –lahan duduk

bersimpuh meletakkan tepak. Gerakan ini saat suara vocal melantunkan

syair “tamu pe datang sirih di sajike-sirih di sajike seni budaye Aceh

Tamiang” syair lagu ini di ulang dua kali.

Page 166: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

145

3. Saat penari di posisi duduk, intro musik berjalan dan setelah penari duduk

dan diam sejenak, kemudian penari duduk menggeser miring ke posisi kiri

serta tangan kanan memutar telapak tangan yang kanan diayunkan

kebawah dua kali berikutnya digenggam dan melakukan gerakan campak

bunga dua kali di atas, sementara itu tangan kiri diletakkan di lantai sisi

kiri tubuh kemudian setelah tangan kanan penari siap menggerakkan

telapak tangan diatas sebanyak 2 kali dan saat suara vocal melantunka

syair lagu “Sekapur Sirih dari Aceh Tamiang”, dengan selesainya syair

lagu tersebut maka selesai pula

tarian Sekapur Sirih.

4.3 Deskripsi Tari Makan Sirih

Tujuh putri remaja memakai pakaian tari yang disebut kebaya panjang

berwarna merah dengan rok kembang berwarna hijau berlapis kain tile emas dan

membawa tepak sirih lengkap dengan sirih dan rempah-rempahnya yang sudah

diracik membentuk kerucut. Tiap penari menggunakan sanggul yang ditutup

dengan jilbab elastis yang sesuai dengan warna kostum dan diberikan mahkota

kepada tiap putri penari. Pakaian penari menutup aurat berdasarkan syariat Islam,

hanya telapak tangan dan wajah yang terlihat.

Dengan busana yang lengkap serta gerakan lemah lembut putri-putri

penari yang cantik menambah keindahan yang tercipta, saat mempersembahkan

sajian tari Makan sirih. Berikut ini adalah deskripsi gerakan yang dipersembahkan

penari putri pada tari Makan sirih.

Page 167: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

146

1. Penari tari Makan sirih berjumlah tujuh orang (7), yang semua berusia

remaja.

2. Gerakan awal, penari berdiri dengan posisi hadap samping kanan penonton

tiga (3) penari, dan hadap samping kiri penonton empat (4) penari, jika

dilihat dari depan panggung. Sikap siap penari, badan tegak, dan masing-

masing membawa tepak. Saat alunan intro musik berbunyi, penari dengan

konsentrasi penuh memulai gerakan, ke tiga (3) dan ke empat (4) penari

berjalan jinjit, keatas dan kebawah sambil mengayunkan tepak keatas dan

kebawah terus sampai posisi para penari menyatu, merapatkan barisan

membentuk formasi sejajar dan semua penari mengahadap penonton.

Gerakan ini dilakukan saat suara vocal melantunkan syair “Makan sirih

berpinang tidak”, kemudian saat syair “lambanglah adat”, posisi penari

sudah membentuk formasi huruf “V”, dengan gerakan tangan masih

mengayunkan tepak keatas dan kebawah seraya posisi kaki masih berjinjit

naik turun ditempat posisi penari masing-masing. Pada saat syair lagu

“pusaka Melayu” penari membungkukkan badan sembari berputar

ditempat satu lingkaran dan menahan badan untuk tetap diposisi

membungkuk memberi hormat, hingga syair selesai posisi penari putri,

melakukan gerakan berdiri tegak kembali.

3. Saat intro musik berikutnya, penari melakukan gerakan mengayunkan

tepak kekanan dan kekiri masing-masing dua kali, kemudian gerakan

selanjutnya tangan kiri penari memegang tepak sembari tangan kanan

melakukan gerakan telapak tangan mengepal dan memutar kedalam saat

Page 168: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

147

berakhir putaran tangan, telapak yang digenggam dibuka. Gerak tangan

sejajar dengan tepak yang ada diposisi tangan kiri penari, gerakan ini saat

suara vocal melantunkan syair “Makanlah Sirih berpinanglah tidak”

kemudian penari melakukan gerakan mengayunkan tepak kekanan dan

kekiri sembari kaki mulai memutar setengah lingkaran dan pada saat posisi

penari semua hadap membelakangi penonton penari melakukan gerakan

mengayunkan tepak kekanan dan kekiri masing-masing dua kali,

kemudian gerakan selanjutnya tangan kiri penari memegang tepak sembari

tangan kanan melakukan gerakan telapak tangan mengepal dan memutar

kedalam saat berakhir putaran tangan, telapak yang digenggam dibuka.

Gerak tangan sejajar dengan tepak yang ada diposisi tangan kiri penari,

gerakan ini saat suara vocal melantunkan syair “berpinanglah tidak”,

kemudian penari melakukan gerakan mengayunkan tepak kekanan dan

kekiri dua kali seperti gerakan sebelumnya, sembari melakukan gerakan

kaki mengarah kembali keposisi hadap kedepan, gerakan ini pada saat

suara vocal melantunkan syair “pemerah bibir zaman dahulu”, saat

berakhir kata “dahulu” penari melakukan posisi duduk bersimpuh sembari

tepak diayunkan kekanan dan kekiri dua kali kemudian diangkat ke atas

bagian depan dan perlahan diletakkan di lantai.

4. Gerakan sembah, penari dalam keadaan duduk bersimpuh menghaturkan

sembah dengan merapatkan kedua telapak tangan kanan dan kiri di dada

selama suara vocal melantunkan syair “makanlah sirih berpinanglah tidak

berpinanglah tidak”, dan pada saat syair terakhir melantunkan kata “tidak”

Page 169: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

148

para penari melakukan gerakan membuka tepak dilanjutkan dengan

gerakan memutar tangan kanan dan kiri dua kali, posisi tangan sejajar

dengan pinggang kemudian penari melakukan gerakan sembah kembali,

yaitu merapatkan kedua belah telapak tangan kanan dan kiri di posisi dada,

gerakan ini di lakukan saat suara vocal melantunkan syair “pemerah bibir

dulu zaman dahulu” kemudian setelah gerakan sembah usai, masuk suara

intro musik gerakan penari membuka kedua telapak tangan kanan dan kiri

menghadap keluar sejajar dengan tinggi posisi bahu kemudian gerakan

tangan mengayunkan tangan sembari kedua telapak tangan menggenggam,

memutar dan kemudian membukanya saat putaran berakhir, dan kemudian

penari melakukan dua kali gerakan tangan kanan dan kiri di posisi bawah

digenggam, diputar dan dibuka telapak tangannya, kemudian tangan kanan

dan kiri digenggam dan di putar serta di buka di posisi kanan atas bahu

satu kali dan satu kali berikutnya di sisi kiri atas bahu. Gerakan ini di saat

suara vocal melantunkan syair “sirih dimakan mengenyanglah tidak,

mengenyanglah tidak”, saat berakhir kata “tidak”, gerakan penari

melakukan gerakan tangan kanan dan kiri menggenggam dan memutar

kearah depan kemudian telapak tangan dibuka dipangkuan, gerakan tangan

ini dilakukan dua kali kemudian para penari melakukan gerakan tangan

menggenggam, memutar dan membuka telapak tangan kekiri dua kali,

gerakan ini dilakukan saat suara vocal melantunkan syair “adatlah resam

budaya Melayu”, dan gerakan masing-masing diulang dua kali. Saat suara

intro musik menjelang syair berikutnya, gerakan penari melakukan

Page 170: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

149

gerakan menutup tepak dan mengangkat tepak sembari berdiri, saat ini

suara vocal melantunka syair “sirih dimakan mengenyanglah tidak,

mengenyanglah tidak”, dan pada saat syair berakhir posisi penari

membentuk formasi 3,1,3 baris dan semua hadap ke penonton.

5. Gerakan penutup . Saat suara vocal melantunkan syair “adatlah resam

puak Melayu”, gerakan penari tetap dengan posisi formasi 3,1,3

melakukan gerakan mengayunkan tepak kekanan dan kekiri seirama

dengan gerakan kaki, kemudian pada gerakan akhir gerakan memutar

dengan berlawanan arah yakni tiga penari di sisi kiri penonton memutar

kearah kanan penari sedangkan empat penari di sisi kanan penonton

memutar kearah kiri penari, gerakan ini saat suara vocal melantunkan syair

“Makan sirih berpinang tidak ”kemudian setelah berputar penari

melakukan gerakan mengayunkan tepak kekanan dan kekiri sembari

bersiap-siap dan kemudian melakukan gerakan memutar satu lingkaran

semua memutar searah kiri bahu penari sampai kembali keposisi semula,

gerakan ini disaat suara vocal melantunkan syair “lambanglah adat pusaka

Melayu “

4.4 Deskripsi Tari Sekapur Sirih

Gerakan salam.Tari Sekapur Sirih penarinya berjumlah enam orang puteri

remaja, dengan posisi formasi membentuk satu baris dengan posisi 3,3 yakni 3

penari menghadap 3 penari lainnya, menghadap kesisi kanan dan kiri penonton.

Pada saat suara intro musik berbunyi, penari merapat ketengah dan kemudian

Page 171: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

150

menghadap penonton seraya berjalan jinjit, kemudian saat suara vocal

melantunkan syair “Sekapur Sirih kami Sajike” semua penari posisi diam bersikap

sempurna, dan kemudian saat kata terakhir “sajike” penari mempersembahkan

tepak sejajar wajah saat keenam penari melakukan gerakan salam dengan

membukuk setengah badan. Kemudian pada saat intro musik menjelang masuk

lagu posisi penari kembali ke sikap diam posisi sama seperti yang digerakan

posisi sebelumnya.

4. Formasi masih berdiri satu baris, kemudian melakukan gerakan

mengayunkan tepak kekanan dan kekiri dua kali kemudian ke kanan atas

sekali dan ke kiri atas sekali, gerakan ini di ulang sampai lima kali, tetapi

pada saat gerakan akhir di kali yang kelima penari membentuk formasi

penari 4 di baris belakang dan 2 di baris depan. Gerakan ini saat suara

vocal melantunkan syair “Sekapur Sirih kami sajike-kami sajike, sirih

dipetik waktu gelap petang” dinyanyikan dua kali, dan pada saat gerakan

penari melakukan gerakan yang ke enam sama separti gerakan yang

pertama sampai kelima, tetapi posisi penari sudah menghadap kesisi kanan

penonton, kemudian gerakan ketujuh posisi penari menghadap keposisi

membelakangi penonton, gerakan ke delapan posisi penari menghadap

kesisi kiri penonton, dan kemudian gerakan kesembilan penari

menghadap kedepan dan gerakan masih tetap sama saat menghadap

kedepan menggerakan tepak sama seperti dari awal, kemudian gerakan

kesepuluh gerakan penari masih menggerakkan tepak tetapi saat memasuki

gerakan sepuluh berakhir, penari langsung perlahan –lahan duduk

Page 172: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

151

bersimpuh meletakkan tepak. Gerakan ini saat suara vocal melantunkan

syair “tamu pe datang sirih di sajike-sirih di sajike seni budaye Aceh

Tamiang” syair lagu ini di ulang dua kali.

5. Saat penari di posisi duduk, intro musik berjalan dan setelah penari duduk

dan diam sejenak, kemudian penari duduk menggeser miring ke posisi kiri

serta tangan kanan memutar telapak tangan yang kanan diayunkan

kebawah dua kali berikutnya digenggam dan melakukan gerakan campak

bunga dua kali di atas, sementara itu tangan kiri diletakkan di lantai sisi

kiri tubuh kemudian setelah tangan kanan penari siap menggerakkan

telapak tangan diatas sebanyak 2 kali dan saat suara vocal melantunka

syair lagu “Sekapur Sirih dari Aceh Tamiang”, dengan selesainya syair

lagu tersebut maka selesai pula

tarian Sekapur Sirih.

4.5 Analisis Makna Pertunjukan

Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih berlatar belakang adat dan Syariat

Islam yang hidup dan tetap terpelihara di suku Aceh Tamiang. Khususnya adat

menerima tamu dan menghormati tamu. Hal ini dilihat simbolik dari gerka tari

penari, maupun dari perlengkapan tari, daun sirih, yang diberikan kepada tamu.

Melalui gerak tari terlihat gerak yang tertib dan lembut sebagai ungkapan

keikhlasan menyambut dan menerima tamu yang datang. Seperti gerak salam

sembah, gerak lembut kesamping kanan, dan kiri, dengan tangan mengayun

memegang properti tepak, adalah ungkapan kehikmatan yang menjadi lambang

Page 173: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

152

persaudaraan, sebagai pembuka setiap niat baik dalam pergaulan hidup

bermasyarakat.

Adapun perangkat yang dipergunakan pada pertunjukkan tari Makan sirih

dan Sekapur Sirih, salah satu diantaranya adalah Sirih. Daun Sirih di Aceh

dinamakan Ranub. Sirih memainkan peranan penting dalam kehidupan orang

Aceh. Sirih yang telah dibubuhi kapur, irisan pinang, dan gambir kemudian

dikunyah sebagai makanan pelengkap.

Prosesi penyiapannya dari memetik daun sampai dengan menyajikannya

divisualisasikan menjadi sebuah gerakan tari yang sangat dinamis dan artistik.

Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh Tamiang yang

dinamakan Tari Makan sirih dan Sekapur Sirih. Menyajikan sirih kepada tamu

dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Namun kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama apa yang ada di

balik semua aktifitas yang berkaitan dengan sirih. Sirih bagi masyarakat Aceh

tidak hanya sekedar tumbuhan yang memiliki manfaat secara fisik semata. Namun

di balik itu ada berbagai penafsiran poli-interpretasi, karena didalam

memahaminya sirih menjadi symbol yang multi rupa.Pemaknaannya secara sosial

dan cultural digunakan dalam banyak cara dan berbagai aktivitas. Sirih dengan

segala perlengkapannya sejak zaman dahulu memainkan peranan penting sewaktu

pada masa kesultanan Aceh, dalam upacara-upacara kebesaran sultan.

Selain itu dalam perkembangannya, Sirih juga menempati peranan yang

cukup penting dalam system daur ulang hidup (life cycle) Aceh. Jika ada acara-

acara resmi, seperti pernikahan, hajatan sunat, bahkan di acara penguburan mayat

Page 174: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

153

sekalipun, sirih seolah menjadi makanan wajib. Sehingga ada anggapan, adat dan

sirih menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan di Aceh.

Dari masa sebelum melahirkan yakni ketika usia kehamilan mencapai

tujuh atau delapan bulan, mertua sudah mengusahakan seorang bidan untuk

menyambut kelahiran bayi. Pihak mertua dan Ibunya sendiri biasanya

mempersiapkan juga hadiah yang akan diberikan kepada bidan pada saat

mengantar nasi sebagai tanda persetujuan.

Tanda ini disebut dengan peunulang, artinya hidup atau mati orang ini

diserahkan kepada bidan. Setelah menerima peunulang, ada kewajiban bagi bidan

untuk menjenguk setiap saat. Bahkan kadang-kadang ada yang menetap sampai

sang bayi lahir. Biasanya hadiah yang diberikan kepada bidan antara lain seperti,

sirih setepak (bahan-bahan sirih), pakaian sesalin (biasanya satu stel), dan uang

ala kadarnya.

Pada saat bayi lahir, diadakan pemotongan tali pusar dengan sebilah

sembilu, kemudian diobati dengan obat tradisional seperti dengan arang, kunyit,

dan air ludah sirih. Upacara yang berkaitan dengan daur hidup lainnya yang

didalamnya menggunakan ranub sebagai salah satu medianya adalah upacara

antar mengaji.

Upacara perkawinan dalam masyarakat Aceh juga mempergunaka sirih

dalm rangkaian upacaranya. Setelah telangke mendapat kabar dari Ayah si gadis,

lalu menyampaikan kabar suka cita kepada keluarga pemuda, ditentukan waktu

atau hari apa menghantar Setepak artinya sirih penguat kata atau perjanjian kawin

(bertunangan). Kemudian keluarga si pemuda mengumpulkan orang-orang patut

Page 175: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

154

dalam kampung kemudian memberi tahu maksud bahwa dimintakan kepada

orang-orang yang patut tersebut untuk pergi ke rumah ayah si gadis untuk

meminang si gadis dan bila dikabulkan terus diserahkan Setepak sirih atau tanda

pertunangan dengan menentukan sekaligus berapa mas kawinnya

(jiname/jeulamee).

Dalam hubungan sosial masyarakat Aceh, sirih juga memiliki fungsi dan

peranan penting antara lain untuk penghormatan kepada tamu. Sekaligus untuk

menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, maupun sebagai media

untuk meredam / menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.Berkaitan

dengan alat menyuguhkan sirih tersebut, sirih dapat diartikan sebagai symbol

kerendahan hati dan sengaja memuliakan tamu atau orang lain walaupun dia

sendiri adalah seorang yang pemberani dan peramah. Sebentuk daun sirih (sebagai

aspek ikonik) dalam kaitan ini dapat dirujuk pada aspek indeksikalnya adalah sifat

rasa yang pedar dan pedas. Simbolik yang terkandung di dalamnya adalah sifat

rendah hati dan pemberani. Sirih juga dianggap memiliki makna sebagai sumber

perdamaian dan kehangatan sosial. Hal ini tergambar ketika berlangsung

musyawarah untuk menyelesaikan persengketaan, upacara perdamaian, upacara

peusijuek, meuroh, dan upacara lainnya sirih hadir ditengah-tengahnya.

Semua bentuk upacara itu selalu diawali dengan menyuguhkan

sirihsebelum upacara tersebut dimulai. Dalam etika sosial masyarakat Aceh, tamu

(jamee) harus selalu di layani dan dihormati secara istimewa. Hal ini terjadi

karena seluruh segi kehidupan masyarakat Aceh telah dipengaruhi oleh ajaran

Islam yang dibakukan dalam adat dan istiadat. Sementara tempat sirih (tepak)

Page 176: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

155

yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang

luhur. Wadah tersebut sebagai satu kesatuan yang melambangkan sifat keadatan.

Maka kedepannya modifikasi kemasan sirih ini perlu diperhatikan, agar

anak-anak Aceh tidak asing dengan budayanya. Dan yang perlu di ingat bahwa

kegunaan sirih di masyarakat suku Aceh Tamiang bukan hanya untuk

penghormatan kepada tamu, tetapi sirih dipergunakan di dalam daur hidup, baik

untuk pengobatan, kelahiran, persembahan, meminang sampai kematian.

4.6 Gerak

Tari adalah gerak, tanpa gerak tidak ada tari. Gerak merupakan substansi

dasar dan alat ekspresi dari tari. Dengan gerak tari berbicara dan berkomunikasi

kepada penikmatnya. Namun demikian, tidak semua gerak adalah tari. Gerak

dalam tari adalah gerak yang sudah mengalami penghalusan dan perombakan.

Penghalusan gerak disebut “stilisasi”, sedang perombakan gerak disebut

“distorsi”. Proses pembentukan gerak: (1) Gerak Wantah adalah gerak sehari-hari,

misalnya : gerak berjalan, menggelengkan kepala, memanggil, berlari dan

sebagainya. (2) Stilisasi gerak adalah gerak yang mengalami perubahan

(mengalami penghalusan) dari gerak wantah menjadi gerak tari. (3) Distorsi gerak

adalah gerak yang mengalami perombakan dari gerak sehari-hari menjadi gerak

tari. (4) Gerak murni (pure movement) adalah gerak yang tidak mengandung arti

tetapi dalam penggarapannya lebih mengutamakan keindahan dan nilai artistik.

(5) Gerak maknawi (gesture) adalah gerak tari yang sudah diolah dan

mengandung maksud tertentu, tetapi tidak meninggalkan aspek keindahannya.

Page 177: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

156

Ditinjau dari pengungkapannya ada dua bentuk tari, yaitu: (1) tarian yang bersifat

representatif, yaitu gerakan tarinya menggambarkan suatu pengertian atau

maksud yang tertentu dengan gerakan tarian yang jelas. (2) tarian yang bersifat

non-representatif, yaitu gerakan tarinyatidak menggambarkan sesuatu pengertian

tertentu.Dalam keseluruhan penggarapan sebuah tari, pasti tidak meninggalkan

salah satu dari sifat tersebut diatas. Keduanya saling bertautan dan isi mengisi,

tergsantung pada penekanannya. Pada garapan-garapan tari yang non representatif

banyak digunakan gerakan murni atau pure Movement. Sedangkan garapan yang

bersifat representatif banyak disusun dari gerakan-gerakan maknawi atau

gesture.Gerak adalah suatu proses tenaga yang membutuhkan ruang dan waktu.

Berarti gerak ditentukan oleh tiga unsur, yaitu: tenaga, ruang dan waktu.

4.7Motif Gerak

Ragam gerak tari Makan sirih berjumlah 8 gerakan , yang terdiri dari 14 x

8 ketukan. Gerak lenggang secara umum dibagi atas tiga, yaitu lenggang di

tempat, lenggang maju mengubah arah, dan lenggang memutar satu lingkaran.

Sementara itu gerak patah Sembilan adalah gerakan setelah gerakan lenggang.

Pada bagian patah Sembilan, terdapat hitungan bantu yang biasanya dilafalkan

dengan kata hop yang berarti jeda sejenak (Sinar, 2009).

Ragam gerak antara penari di sebelah kanan dan kiri secara umun sama,

hanya berbeda dalam gerakan pertamanya saja. Gerak kaki sama dengan gerak

Patah Sembilan tunggal.

Gerak Tangan:

Page 178: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

157

Hitungan 1-4 sama dengan gerak tangan lenggang patah Sembilan tunggal,

hitungan 5- tangan kanan diangkat setinggi bahu, telapak tangan ditelungkupkan

lalu dikepalkan, kepalan ditelentangkan dan dilepaskan/ditelungkupkan ujung jari

menghadap ke atas dan diturunkan. Diantara bilangan 5 dan 6 tangan kiri diangkat

setinggi bahu, telapak tagan telungkupkan ujung jari menghadap kearah atas, lalu

diturunkan. Bilangan 7 dan 8 gerakannya sama dengan kiri dan kaki kiri.

Gerak Tangan A:

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat serong kanan, tangan

ditelungkupkan (telapak tangan menghadap bawah), di antara bilangan 5 dan 6

putar telapak tangan hingga menghadap atas dan dikepalkan/diputar arah bawah,

bilangan 6 kepalan dilepaskan (ujung jari menghadap ke atas) dan diturunkan,

pada bilangan 7 dan 8 gerakannya sama, dimulai dengan tangan kiri dan arah

serong kiri.

Gerak Tangan B:

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat arah depan (tangan ditelungkupkan,

telapak tangan menghadap bawah), di antara bialngan 5 dan 6 putar telapak tangan

hingga menghadap ke atas dan dikepalkan/putar arah bawah, bilangan 6 kepalan

dilepaskan ujung jari mengghadap ke atas dan diturunkan. Pada bilangan 7 dan 8

gerakannya sama hanya dimulai dengan tangan kiri.

Gerak Tangan C:

Gerakan ini sama dengan gerakan A, bedanya pada gerakan C ini dilakukan

dengan satu hitungan. 5, tangan kanan – 6 tangan kiri – 7, tangan kanan. Diantara

7 dan 8 tangan kiri, 8 tangan kanan.

Page 179: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

158

Gerak Tangan D:

Pada bilangan 5 tangan kanan diangkat serong kanan, tangan

ditelungkupkan. Telapak tangan menghadap ke bawah. Di antara bilangan 5 dan 6

putar telapak tangan hingga menghadap atas dan kepalkan/ putar arah bawah.

Bilangan 6 kepalan dilepaskan ujung jari menghadap atas tangan kiri arah depan

(ujung jari tangan kanan menghadap bawah dan telapak tangan menghadap atas,

sedangkan ujung jari tangan kiri mengahadap atas dan telapak tangan kiri

digenggam sambil berputar. Hitungan 8 tangan kanan dan kiri melakukan gerakan

Patah Sembilan arah lurus ke depan.

Gerak kaki AA:

Pada bilangan 5, kaki kanan serong arah kanan, di antara bilangan 5 dan 6

kaki kiri disilangkan di belakang kaki kanan. Badan miring arah kanan

(berhadapan dengan pasangan), hitungan 6,7,8, kaki tidak bergerak. Pada hitungan

5 sampai 8, tangan melakukan gerakan Patah Sembilan.

Gerak kaki BB:

Disebut juga gerak zik-zak, hitungan 1 kaki kanan serong kanan, hitungan 2 kaki

kiri silang di belakang kaki kanan, hitungan 3 sama dengan hitungan 1. Hitungan

4 sama dengan hitungan 2. Tangan melenggang sesuai dengan langkah kaki,

hitungan 5 sampai 8 melakukan gerakan lenggang Patah Sembilan ( gerakan tukar

tempat).

Page 180: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

159

Frasa A

Frasa B

Frasa C1

Frasa C2

Frasa D

Frasa E

Page 181: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

160

Frasa F

4.8Frase Gerak

Frase gerak dalam sebuah pertunjukkan Tari. Dalam seni tari menguraikan

bagian terkecil merupakan bagian dari yang lebih besar dan menggunakan istilah

motif, frase, kalimat, gugus, dan bagian. Motif adalah bagian terkecil dari tari,

motif merupakan unsur sikap dan gerak pada tari namun belum bisa dimaknai,

Jika Frase, adalah rangkaian beberapa motif, kalimat adalah rangkaian beberapa

frase yang telah mempunyai makna dan berkaitan dengan rasa dalam melakukan

gerak terkait dengan iringan tari (Ben Suharto, 2002). Frase gerak dapat terdiri

dari satu motif atau beberapa motif. Dalam frase, penekanan sebuah rangkaian

gerak dengan memperjelas awal dan akhirnya. Pada karya Tari Makan sirih dan

Sekapur Sirih, akhir sebuah frase gerak berkaitan dengan berakhirnya sebuah unit

lagu yang ditandai dengan bergantinya tempo dan irama musik juga lintasan

desain kelompok.

Page 182: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

161

4.8.1 Frase Gerak Tari Makan Sirih

4.8.2 Frase Gerak Tari Sekapur Sirih

Page 183: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

162

4.9Siklus

Gerak, ruang, dan waktu merupakan faktor pundamental dalam tari.

Pengertian waktu dapat dikatakan sebagai unsur perubahan. Ketiga elemen gerak,

ruang, dan waktu saling ketergantungan dalam kehadiran suatu bentuk tari. Tari

menggunakan gerak untuk mengisi ruang dan membutuhkan waktu. Dalam waktu

ada dua elemen yang harus diperhatikan yaitu tempo dan ritme. Tempo adalah

cepat atau lambat. Cepat atau lambatnya sebuah tarian ditentukan oleh waktu

dalam melakukan gerakan. Dengan demikian akan kelihatan dalam sebuah tarian,

kapan akan dilakukan gerakakan dilakuakan cepat dan kapan harus lambat

sehingga gerak tari tersebut betul-betul variasi tidak kelihatan datar. Ritme dalam

gerak merupakan pengaturan pola-pola gerak yang terdiri dari serangkaian

permulaan, perkembangan, dan akhir atau awal-klimaks-akhir dalam gerak tari

melalui otot. Dalam gerak tari akan mengalami moment ketegangan , rileks, dan

pengendoran. Hubungan timbal balik ini merupakan siklus kerja dan mengaso.

Pengulangan siklus ini akan menimbulkan ritme, dalam pengaturan bentuk ritme

adalah salah satu efeknya.

Pengulangan sederhana atau interval-interval berjarak waktu yang sama

perubahan atau pengulangannya menimbulkan pengalirab energi yang sama dan

ajeg, ritme ini sering disebut ritme ajeg. Pengulangan yang menimbulkan energi

yang bervariasi, berganti-ganti, dan tidak akan menghasilkan ritme tidak ajeg.

Page 184: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

163

4.10 Pola – Pola Lantai

4.10 . 1 Pola Lantai Penari Makan Sirih

Pola Lantai Pertama

Pola Lantai Kedua

Pola Lantai Ketiga

X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

Page 185: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

164

Pola Lantai Keempat

4.10.2 Pola Lantai Penari Sekapur Sirih

Pola Lantai Pertama

Pola Lantai Kedua

x X X X XX X

X X X X X X

X X X X X X

Page 186: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

165

Pola Lantai Ketiga

Pola Lantai Keempat

4.11Kostum

Sejak dari masa dahulu busana merupakan bagian yang tidak terpisahkan

pula daripada tarian, sama halnya dengan musik. Pada konsep-konsep tari trad

sional busana ini bahkan menjadi hal yang dominan. Akan tetapi kita tentu

sependapat bahwa terutama pada tari modern busana ini haruslah menunjang

suatu tema tarian. Pengertian penunjang disini dimaksudkan adalah mampu

membantu ungkapan tari itu, tanpa mengurangi atau menghambat geraka tari.

X x X X X X

X X XX X X

Page 187: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

166

Untuk itu konsep tari sekarang diperlukan penata busana tari yang benar-

benar memiliki ketajaman dalam melakukan pemilihan terhadap disain, bahan,

warna dan cara pemakaiannya. Sehingga busana yang dikenakan penari akan enak

dipakai dan ditonton. Tetapi tidak mengurangi tema tari bahkan sedapat mungkin

menunjangnya.

Pada penataan tari tradisi yang masih memerlukan penataan busana harus

selalu diingat pula disain dan warna yang hidup pada masalah tradisi yang

bersangkutan sebagai simbolis. Disamping busana umumnya dipergunakan pula

aksesoris pada bagian-bagian tertentu dari tubuh si penari. Misalnya: tusuk konde,

bros, kalung gelang dan gelang kaaki, sortali (ikat kepala), elow (untuk penutup

bahu sampai dada) tali pinggang, mahkota hiasan topi dan lain-lain.

Hendaknya perhiasan-perhiasan ini perlu dipertimbangkan baik bentuk,

bahan dan warnanya terhadap busana yang telah kita pilih maupun yang telah

didisain, agar jangan sampai pemakaian-pemakaian perhiasan ini mengekang

gerak ataupun menimbulkan kekacauan disain pada pakaian.

4.10.1 Kostum Tari Makan sirihAceh Tamiang

Kostum yang di kenakan oleh pembawa tari Makan sirih adalah berbentuk

baju kurung, sudah menggunakan bagian bawah baju dengan rok yang dij

bukan lagi kain songket seperti lazimnya, tetapi sesekali memakai baju kurung

panjang lengkap dengan kain songket. Bahan yang di pakai untuk kelompok

penari Tari Makan sirih bukan lagi selalu berwarna kuning, tetapi sudah mulai

memakai warna warni dalam pertunjukkan tarian persembahan tersebut. Dari

Page 188: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

167

kostum yang di kenakan oleh pembawa tari persembahan ini, selain baju dan rok

yang semuanya menutup aurat, terkadang ditambahkan lagi aksesoris di pinggang,

dengan tali pinggang serta jilbab yang menutupi sanggul tinggi, mencirikan

bahwa penari adalah masyarakat Aceh Tamiang.

4.10.2 Kostum Tari Sekapur SirihAceh Tamiang

Kostum yang di pergunakan oleh pembawa Tari Sekapur Sirih adalah baju

kebaya Panjang, yang berwarna coklat susu dengan memakai sanggul yang tidak

tinggi dan dihiasi bunga setelah ditutupi dengan jilbab. Tidak kalah manisnya

dengan memakai tali pinggang lebar.

Gambar 4.1. Kostum Tari Sekapur SirihAceh Tamiang

4.11Make-up (Tata Rias)

Rias (make-up) berarti mempersiapkan seorang pelaku aktor atau aktris

dengan perhiasan, seperti pakaian, rambut serta memoles cat atau bedak pada

wajahnya.Dengan rias akan ikut membantu mewujudkan ekspresi wajah penari,

yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Rias bukan sekedar menjadikan

Page 189: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

168

penari supaya lebih cantik dan tampan, akan tetapi juga untuk merubah wajah

penari sesuai dengan peranan yang dibawakan oleh si penari tersebut.

Rias yang tidak sempurna, akan menimbulkan kesan yang jelek dan tidak

membantu, bahkan dapat pula menjadikan bahan ejekan. Rias dalam pementasan

tari sangat berbeda sekali dengan rias sehari-hari.

Jika memakai lighting, maka rias pentas hendaklah diperhatikan secara

teliti, karena lampu bisa pula merubah rias si penari. Umpamanya, rias yangk kuat

dan lighting yang tidak mampu membantu akan menimbulkan kesan yang jelek

dan bahkan mengakibatkan bentuk wajah yang kusut masai.

Rias pentas dibedakan pula atas rias jenis, rias tokoh/watak dan rias temporer.

a) Rias jenis

Dilakukan apabila seorang penari laki-laki harus diubah menjadi penari

wanita atau sebaliknya, misalnya wanita berperan sebagai kesatria dalam

seni teater/pewayangan. Arjuna sering diperankan oleh wanita. Pria

berperan sebagai wanita dalam seni teater/randai.

b) Rias Tokoh/Watak

Rias yang membedakan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya.

Masing-masing tokoh menunjukkan watak atau bentuk yang berbeda-beda,

misalnya rias untuk seorang Raja atau Permaisuri akan berbeda dengan

rias seorang Panglima dan dayang-dayang.

c) Rias Temporer

Rias yang ditata menurut perbedaan-perbedaan waktu, umpamanya

seorang raja yang pergi berburu akan berbeda setelah duduk di singgasana.

Page 190: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

169

BAB V

STRUKTUR MUSIK IRINGAN TARI MAKAN SIRIH

Menurut Takari (2010) sebelum datangnya pengaruh seni pertunjukkan

Hindu, Islam, dan Barat, sebenarnya etnik Melayu telah memiliki konsep-konsep

tersendiri tentang tangga nada atau ritme. Berdasarkan penelitian yang penulis

lakukan, etnik Melayu memiliki konsep musik, baik yang diteruskan dari

tradisinya, yang disebut bunyi-bunyian atau yang diambil dari Barat. Identitas

gaya penyajian musik ini dapat dilihat dari kajian system musik Melayu yang

menggunakan suara dengan sebutan seperti pekak, garau alang, garau, dan

mersik. Sebuah ide yang mencakup pengertian nada dengan karakteristik tertentu.

Termasuk unsur pelarasan alat musik, yang dalam hal ini biasanya dihubungkan

dengan biola dan rebab, serta system modus.

Pemusik dan pencipta lagu-lagu Melayu pada masa lalu juga telah

mengenal konsep-konsep improvisasi, baik ritme maupun melodi. Didalam

improvisasi dikenal istilah-istilah: (1) cengkok yang berarti suatu ide improvisasi

dengan teknik mengayunkan nada-nada, yang didalam musik Barat dikenal

dengan teknik sliding pitch. (2) Gerenek, yang berarti satu ide improvisasi dengan

menggunakan nada-nada yang berdensitas rapat, mendekati konsep tremolo di

dalam musik Barat. (3) patah lagu, yang berarti satu ide improvisasi melodi

dengan memberikan tekanan-tekanan (aksentuasi) pada nada-nada tertentu,

terutama pada nada down beat.

169

Page 191: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

170

Konsep tentang ritme, menurut pandangan umum disebut rentak, yang

berarti pola-pola ritme, durasi, onomatopeik atau tiruan bunyi oleh suara manusia

dalam berbagai tipe gendang, ostnato, dan lainnya, yang juga dapat dikaitkan

dengan konsep-konsep hitungan, atau gerak tari yang diiringi rentak ini.

Umumnya struktur tari memiliki kesinkronan dengan konsep-konsep rentak

musik. Di Pesisir Timur Sumatera Utara, pada umumnya hitungan pertama ritme

bukan terdapat pada jatuhnya pukulan gong atai tetawak, tetapi gong atau tetawak

dianggap sebagai akhir dari rangkaian siklus musik dan tarinya.

Dalam bab kelima ini, akan dibahas mengenai etnografi proses hasil tiga

liputan acara pertunjukkan Tari Makan sirih dan wawancara langsung kepada ibu

Syafina Arham selaku pencipta syair lagu dan sekaligus koreografer tari Sekapur

Sirih serta struktur musik iringan Tari Makan sirih dan struktur musik Iringan

Tari Sekapur SirihAceh Tamiang, berdasarkan pengamatan langsung kelokasi

pertunjukkan. Etnografi acara dijelaskan berdasarkan pengamatan penulis

terhadap keseluruhan acara dan juga aspek pendukung yang ada. Selanjutnya

akan dijalaskan mengenai penggunaan gendang (musik) dalam acara pertunjukkan

Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih digelar, metode pentranskripsian, sistem

notasi, dan repertoar yang dimainkan dalam bentuk transkripsi notasi lagu Makan

sirih dan Lagu Sekapur Sirih. Pada bagian bab akhir akan dijelaskan mengenai

hasil analisa hubungan Tari, musik dan struktur musiknya. Sejauh pengamatan

dan penelitian penulis, lagu tari Makan sirih belum ada partitur lagunya. Sehingga

penulis coba membuat notasi lagu Makan sirih kedalam notasi balok. Namun

demikian tari Makan sirih masih dipakai jika acara diselenggarakan di kecamatan

Page 192: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

171

Karang baru khusus. Namun penulis tetap berupaya agar pencipta lagu Makan

sirih dan notasi baloknya dapat ditemukan.

5.1 Transkripsi Lagu

Transkripsi adalah proses untuk menuliskan bunyi pada notasi musik, dari yang

tidak kelihatan menjadi simbol bunyi yang dapat dilihat.(Nettl; 1964,48). Simbol

bunyi yang dapat dilihat tersebut dinamakan notasi musik, didalam sistem notasi

musik Barat terdapat dua jenis, yaitu notasi angka dan balok.Sehubungan dengan

hal ini, dalam proses menotasikan lagu-lagu yang menjadi sampel dalam tulisan

ini, maka penulis menggunakan notasi balok yang dibuat di dalam garis lima atau

garis paranada. Alasan penulis memakai notasi balok dalam proses penulisan

lagu-lagu atau mentranskripsikan lagu-lagu tersebut adalah karena, (a) karena

notasi balok dikenal secara umum dalam penulisan Musik. (b) lagu-lagu yang

menjadi sampel dalam tulisan ini, memakai nada-nada yang ada pada tangga nada

musik Barat.

Untuk mentranskripsikan bunyi musik, Nettl (ibid ,99) mencatat dua

masalah penting yang berhubungan dengan teori dan metodologi. Ia menawarkan

metodologi yang dikemukakan oleh Charles Seeger, yang mana Seeger

membedakan dua notasi pendeskripsian musik, yaitu notasi Preskriptif dan notasi

Deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang bertujuan untuk penyaji

(bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi dari musik). Notasi ini

merupakan suatu alat untuk membantu mengingat. Sedangkan notasi deskriptif

adalah notasi yang bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca ciri-ciri dan

detail-detail dari komposisi musik yang memang belum diketahui oleh pembaca.

Page 193: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

172

Dalam hal ini, pendekatan yang penulis pilih dan lakukan untuk

mentranskripsikan lagu-lagu yang menjadi sampel dalam tulisan ini adalah

pendekatan notasi preskriptif.

5.2 Proses Transkripsi

Untuk mentranskripsikan musik secara rinci, maka transkripsi ini

dilakukan dengan berbagai langkah, seperti yang pernah dikemukakan oleh Nettl

(ibid; 119-120), yaitu:

(1) Mendengarkan nada secara seksama, untuk membedakan antara

penyanyi, alat musik, dan lain sebagainya.

(2) Untuk memindahkan nada yang didengar ke dalam bentuk tulisan,

digunakan garis paranada untuk menempatkan notasi balok.

(3) Penulisan bentuk yang pertama ditulis dengan terperinci, untuk

menghindari terjadinya kesulitan dengan bentuk yang pertama

dengan bentuk lainnya.

(4) Selanjutnya menggunakan kecepatan normal, kemudian hasil

transkripsi diperiksa kembali, lalu diteruskan dengan nada yang

lainnya.

Untuk mentranskripsikan lagu Makan sirih, lagu Sekapur Sirih serta lagu

Pecahan Sekapur Sirih ini, penulis akan mengikuti proses yang berpedoman pada

langkah-langkah yang dikemukakan oleh Nettl yakni. Langkah awal, penulis

mendengarkan terlebih dahulu lagu Makan sirih, lagu Sekapur Sirih dan lagu

Pecahan Sekapur Sirih, yang sudah penulis rekam berulang-ulang. Setelah

mengenali lagu-lagunya, dalam proses mendengarkan lagu tersebut berulang-

Page 194: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

173

ulang, sambil mencoba mengenali pola-pola nada dan notasi yang dinyanyikan

tersebut. Mulailah proses pentranskripsian not, dengan menggunakan pensil dan

kertas garis lima, atau garis paranada. Penulis melakukan proses pentranskripsian

nada pada ketiga lagu dengan cara bertahap satu demi satu.

Proses pentranskripsian lagu agar tidak terjadi kesalahan, penulis

melakukan pembagian menjadi beberapa frase. Setiap frase tersebut memiliki

bait-bait yang isi dan pola notasinya berbeda, namun akan terulang di frase

berikutnya, sesuai dengan urutan bait tersebut.

5.3 Ensambel Musik

Ensambel musik di Aceh Tamiang yang berfungsi mengiringi tari Makan

sirih adalah Biola, Accordion, Gendang. Ketiga alat musik ini memiliki melodi

dan pola ritem yang berbeda-beda, namun ketiganya salin menjalin. Dalam hal

ini ritem gendanglah yang menjadi instrument pembawa ritem.

Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam

pentaranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada

pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam hal ini

dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam

musikiringan tarian Makan sirih ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan

suatu musik.

Musik dalam pertunjukkan tari Makan sirih pada sebuah acara di Aceh

Tamiang hanya merupakan sebuah musik pengiring. Keberadaan musik iringan

ini dalam tari Makan sirih merupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini

Page 195: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

174

mengikuti musik. Iringan musik menjadi pembentuk suasana, dan untuk

memperjelas tekanan-tekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola

gerakan yang ada.

Dalam mengiringi tari Makan sirih, lagu yang dimainkan berjenis lagu

persembahan dengan pola ritme senandung lagu dua. Ada tiga struktur musik

iringan yang baku digunakan. Pertama musik pembuka yaitu menggunakan biola,

kedua kemudian bersama-sama secara ensambel mengiringi lagu dan ketiga

kemudian penutup juga memainkan musik secara ensambel, kemudian masuk ke

tari pecahan. Tetapi penulis membatasi hanya sampai meneliti musik iringan

tari Makan sirih.

Page 196: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

175

Gambar 5.1 Ensambel Musik Melayu (Dok. Rima)

Ensambel musik di Aceh Tamiang yang berfungsi mengiringi tari Makan

sirih adalah Biola, Accordion, Gendang. Ketiga alat musik ini memiliki melodi

dan pola ritem yang berbeda-beda, namun ketiganya saling menjalin. Dalam hal

ini ritem gendanglah yang menjadi instrument pembawa ritem.

Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam

pentaranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada

pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam hal ini

dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam

musikiringan tarian Makan sirih ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan

suatu musik.

Musik dalam pertunjukkan tari Makan sirih pada sebuah acara di Aceh

Tamiang hanya merupakan sebuah musik pengiring. Keberadaan musik iringan

ini dalam tari Makan sirih merupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini

mengikuti musik. Iringan musik menjadi pembentuk suasana, dan untuk

Page 197: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

176

memperjelas tekanan-tekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola

gerakan yang ada.

Dalam mengiringi tari Makan sirih, lagu yang dimainkan berjenis lagu

persembahan dengan pola ritme senandung lagu dua. Ada tiga struktur musik

iringan yang baku digunakan. Pertama musik pembuka yaitu menggunakan biola,

kedua kemudian bersama-sama secara ensambel mengiringi lagu dan ketiga

kemudian penutup juga memainkan musik secara ensambel, kemudian masuk ke

tari pecahan. penulis membatasi hanya sampai meneliti musik iringan Tari

Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih.

Gambar 5.2 Ensambel tari Sekapur Sirih (Dok. Rima)

5.4Instrumen Pengiring lagu dan tari

Instrumen musik yang digunakan dalam memainkan musik etnis Melayu

Tamiang adalah Gendang Tingkah, Sarune, Accordion, Biola dan marwas.

Menurut salah satu informan mengatakan awalnya musik tradisi Melayu di

kabupaten Aceh Tamiang, hanya di mainkan dengan beberapa buah gendang

Page 198: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

177

sederhana dan sarune. Sekitar tahun 1930-an instrument biola mulai di mainkan

dengan perpaduan antara gendang, sarune, dan Biola. Kemudian sekitar tahun

1959-an instrument accordion mulai masuk ke wilayah Tamiang, dengan mulai

masuknya instrument-instrumen baru diwilayah Tamiang, maka sampai sekarang

musik tradisi Melayu dimainkan dengan gendang,marwas, serune, biola, dan

accordion.

Untuk pengembangan irama gendang di pakai sebanyak 2 buah dan marwas

sebanyak 2 buah.

Gambar 5.3. Gendang (Sumber : Google)

5.5 Instrumen Pembawa Ritme

Gendang yang berasal dari keluarga membranopone adalah musik

pembawa ritme didalam ensambelMelayu mengiringi tari Makan sirih. Adapun

musik pembawa ritme ini ada dua, Gendang Melayu Besar dan gendang

Page 199: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

178

Melayukecil, di tambah dengan marwas jika memasuki lagu pecahan yang

bertempo cepat.

1. Gendang Tingkah

Gendang Tingkah adalah keluarga membranophone, yang sumber bunyinya

berasal dari kulit yang dipukul.Gendang ini terbuat dari batang nangka, ditutupi

kulit lembu atau kulit kambing disebelah sisi saja yang berukuran panjang rata-

rata 70 cm. Gendang Tingkah ini disebut gendang Melayu.

Gendang Melayu adalah salah satu jenis instrument dari sekian banyak

alat musik. Bentuk dan namanya sangat banyak sekali, baik yang berada dalam

kumpulan musik modern maupun musik tradisional dan musik daerah. Jika

diamati secara seksama, Indonesia terlihat memiliki banyak jenis dan bentuk

gendang, apalagi secara khusus kita lihat keberadaannya di dalam musik

daerah/tradisional. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki lebih dari satu jenis

kesenian. Sedangkan dalam setiap kesenian daerah di seluruh Nusantara memiliki

gendang yang tampil sebagai salah satu instrument terpenting baik sebagai

pengiiring tari, maupun pengiring seni suara/lagu.

Keberadaan gendang Melayu sangat dominan ditengah-tengah khasanah

musik dan tari Melayu. Hal ini jelas kelihatan bahwa kehilangan ciri-ciri khas

daerah Melayu, bahkan terasa kekurangan / ketimpangan pemunculannya. Jadi

gendang Melayu adalah instrument yang sangat penting serta sangat menentukan

penampilan kesenian Melayu. Tanpa gendang Melayu maka kemunculan atau

penampilan kesenian Melayu tidak berarti , sehingga identitas dan kepribadian

kesenian Melayu ditentukan oleh gendang Melayu. Jika kita berbicara tentang

Page 200: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

179

musik dan tari Melayu tentu jelas berbeda. Sebab Musik adalah sekumpulan

instrument, jelasnya musik adalah bunyi-bunyian dari sekumpulan instrument,

sedangkan tari adalah rangkaian dari gerakan indah. Namun demikian antara

musik dan tari Melayu tidak dapat dipisahkan begitu saja, hal ini disebabkan

bahwa tari Melayu diiringi oleh musik Melayu.

Gendang Melayu adalah salah satu alat musik perkusi yang berfungsi

khusus untuk mengiringi tari maupun lagu daerah Melayu. Gendang Melayusudah

dikenal sejak dahulu dimana alat musik tersebut selalu dipergunakan sampai

sekarang, namun penabuh-penabuhnya sudah mulai berkurang satu demi satu.

Untuk menjaga kelestarian dari gendang Melayu ini, perlu dikembangkan

ditengah-tengah masyarakat terutama generasi muda agar terwujud

pelestariannya. Untuk mempelajari menabuh gendang Melayu ini, perlu petunjuk-

petunjuk yang akan di uraikan , walaupun sifatnya sederhana.

1. Bentuk. Gendang Melayu bentuknya sederhana dan dapat

dipangku. Gendang Melayu hanya diberi penutup kulit di satu

sisi saja, dengan menggunakan kulit lembu atau kulit kambing.

Panjang gendang bervariasi dari mulai 15 s/d 35 cm, sedangkan

garis tengah yang ditutupi kulit 30 s/d 70 cm.

2. Bahan. Gendang Melayu biasanya dibuat dari batang kelapa

yang dibuang isi tengahnya. Lebih baik juka batang kelapa

yang cukup tua. Ada juga yang diperbuat dari kayu tetapi ini

jarang sekali dijumpai, karena bahan kayu biasa dipergunakan

untuk membuat gendang rebana, marwas, bordah, dan lain-lain.

Page 201: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

180

Ada juga yang dibuat dari pohon nangka tetapi jarang. Bahan-

bahan lain yang digunakan adalah rotan yang sudah diraut

untuk peregang kulit. Rotan bulat untuk tempat bertahan rotan

regangan di belakang gendang, kemudian rotan bulat untuk

sidak pengatur nada gendang. Untuk kulit gendang biasanya

dipergunakan kulit kambing.

3. Cara Membuatnya. Batang kelapa dipotong sebagaimana

ukuran yang akan dibuat, kemudian di tarah atau di raut

sehingga didapati muka yang diberi kulit lebih besar dari

belakang gendang. Kemudian dipasang kulit yang sudah

dibersihkan terlebih dahulu.

4. Pengaruh bentuk (ukuran). Besar kecilnya bentuk gendang

dapat mempengaruhi suara , biasanya gendang yang lebih kecil

nada suaranya lebih tinggi bila dibandingkan dengan suara

gendang yang lebih besar. Begitu juga terhadap sidak dapat

mempengaruhi suara gendang, tergantung kepada besar

kecilnya rotan yang dipergunakan untuk sidak. Disamping itu

pengaruh suhu udara juga dapat mempengaruhi suara gendang

tersebut.

5. Fungsi. Dalam seni musik gendang Melayu berfungsi sebagai

ritme dalam mengiringi lagu terutama lagu tradisional Melayu.

Dalam seni tari gendang Melayu sangat besar fungsinya

sebagai ritme yang menjadi pedoman pokok bagi penari.

Page 202: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

181

6. Cara memainkannya. Posisi penabuh biasanya duduk bersila

dilantai atau duduk di kursi. Tangan kiri memeluk gendang

sebagai pegangan agar gendang tetap duduk dan tidak mudah

bergeser. Gendang diletakkan di pangkuan sebelah kiri dengan

muka kulit menghadap ke depan.

Cara menabuh. Sasaran tangan selalu ke kulit gendang baik

tangan kiri, maupun tangan kanan tetap berfungsi sesuai

dengan suara yag kita kehendaki. Jika tangan telah tepat pada

sasarannya, maka akan kita dapati sura yang baik. Kemudian

jika selalu mengadakan latihan-latihan akan di dapati

kejernihan nada yang ditimbulkannya. Adapun nada atau suara

yang timbul akibat pukulan tangan dapat kita bagi yaitu suara:

Tak, Tah, Tang, Tung. Inilah suara yang timbul dalam setiap

ritme atau pukulan. Lebih banyak kita latihan, lebih murni

kedengaran.

7. Jenis Ritme. Tempo Senandung disebut juga tempo langgam.

Lagu yang dapat diiringi dengan tempo denandung ini antara

lain lagu Kuala Deli, lagu Mas Merah, lagu Sri Mersing, lagu

Serawak.

Jenis Ritme. Tempo Mak Inang didapati dalam iringan tari dan

lagu. Lagu-lagu yang dapat diiringi dengan tempo Mak Inang

antara lain, lagu Mak Inang Pulau Kampai, lagu Mak Inang Pak

Page 203: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

182

Malau, lagu Mak Inang Hang Tuah, Lagu Mak Inang

Kampung, Lagu Pulau Puteri.

Jenis Ritme, Tempo Menari, juga dinamai tempo lagu dua yang

selalu kita dapati dalam iringan lagu dan tari. Lagu-lagu yang

dapat diiringi dengan tempo ini adalah lagu Tanjung

Katung,lagu Sri Taman, lagu Hitam Manis, lagu Bercerai

Kasih, lagu Anak Kuala.

Jenis Ritme. Tempo Gamat tidak saja kita dapati pada iringan

lagu Minang dan Aceh, adapun lagu-lagu yang dapat diiringi

dengan tempo Gamat antara lain adalah lagu-lagu yang

bertempokan Mak Inang yang lambat. Misalnya lagu Anak

Ikan, lagu yang sering kita dapati dalam iringan tari Piring, teri

Mak Inang Lenggang.

Jenis Ritme. Sebenarnya iringan tempo zapin dipergunakan

Gendang Marwas yang selalu ditampilkan dalam musik

gambus, tetapi sekarang sering dipergunakan gendang Melayu

sebagai pengiring tari atau lagu yang bertempo Zapin.

Jenis Ritme. Chalte adalah jenis tempo yang dipergunakan

dalam mengiringitari dan lagu Malayu. Adapun lagu-lagu yang

dapat diiringi dengan tempo ini ada beberapa macam lagu

Melayu, anatara lain, lagu Timang Burung, lagu Mak Inang

Cina.

Page 204: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

183

Jenis Ritem. Tempo patam-patam adalah tempo mak inang

yang dipercepat ditambah dengan tingkahan-tingkahan yang

membuat cirri khas dari tempo tersebut. Tempo ini biasanya

diiringi dengan lagu patam-patam untuk mengiringi tari Bunga

Silat dan tari Inai.

Kombinasi ritme. Setiap tempo atau ritme satu sama lain dapat dikombinasikan

baik ritme yang berlainan maupun ritme yan sama. Bagi ritme yang sama,

kombinasi ini dibedakan antara “gendang induk” dan “gendang penganak”.

Gendang penganak ini biasanya nadanya lebih tinggi dari gendang induk.

Kombinasi ritme ini di samping menciptakan harmoni musik, juga sebagai

menambah kocak bagi si penari dalam menampilkan tariannya.M.Salim.AZ.1990

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Gendang Melayu sangat dominan dalam musik Melayu, sebab tanpa

gendang Melayu, musik tersebut punya kekurangan

2. Musik Melayu adalah sekumpulan instrument sebagai pengiring tari

Melayu disamping sebagai pengiring Kesenian Melayu lainnya

3. Bahwa tari Melayu tidak akan sempurna jika musik pengiringnya di luar

musik Melayu.

Di sini jelas kita melihat bahwa peranan gendang Melayu sangat penting baik

sebagai pengiring lagu maupun sebagai pengiring tari. Dalam hal ini dapat kita

rasakan bahwa tanpa gendang Melayu, maka musik Melayu yang ditampilkan

akan kehilangan identitas dan kepribadian Melayu. Seperti jika penampilan

ansambel Biola, akkordion dan gong sebagai pengiring tari Melayu, maka kita

Page 205: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

184

dapat rasakan dan lihat para penari yang akan kehilanganpedoman dalam gerakan

tariannya. Tetapi sebaliknya mari kita coba menampilkan tarian Melayu yang

hanya diiringi oleh gendang Melayu saja, di sana kita akan dapat melihat dan

merasakan bahwa penari mampu memperlihatkan gerak tariannya dengan

sempurna. Faktor inilah yang menyebabkan gendang Melayu merupakan

instrumen yang menunjukkan ciri khas kesenian Melayu. Untuk itu peranannya

dalam penampilan tari Melayu sangat menentukan sekali, sehingga antara

gendang dan tari Melayu tidak dapat dipisahkan, sebab gendang Melayu langsung

mendominisir kesempurnaan tarian Melayu secara utuh.

Penampilan irama gendang Melayu ini juga harus dilakukan oleh penabuh-

penabuh terampil yang mampu menyuguhkan nilai keindahan dan cara

mengekspresikan bunyi yang khas, serta memiliki/menguasai tehnik

memainkannya, sehingga bunyi yang dihasilkan adalah bunyi khas pula yaitu

Melayu. Jadi jelaslah bahwa ciri khas yang sangat menonjol dalam musik dan tari

Melayu terletak pada irama gendang Melayu.Khusus tari Melayu, gendang

merupakan penentu Ritme dan Langkah para penari. Tingkah pukulan yang

menghasilkan bunyi indah adalah pemandu tingkah gerakan penari, oleh

karenanya rentak ritme gendang Melayu tersebut beraneka ragam jenis dan

gayanya. Peranan gendang Melayu sangat penting disebabkan oleh beberapa

faktor yakni;

1. Dapat meningkatkan upaya pelestarian kesenian daerah, khususnya

kesenian daerah Melayu.

Page 206: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

185

2. Dapat mengembalikan identitas musik Melayu didalam mengiringi tarian

Melayu.

3. Dapat menjaga serta mengembangkan keterampilan seni menabuh

gendang Melayu terhadap generasi muda saat ini.

5.6Instrumen Pembawa Melodi

1. Sarune

Sarune adalah alat tiup keluarga aerophone, yang sumber bunyinya dari

udara yang ditiup, memakai lidah (mondstuck) dan mempunyai reed. Bentuk alat

ini adalah memanjang bulat lurus, seperti hobo atau fagot. Mulai dari batas atas

mulut (mondstuck) berukuran kecil, pada tubuhnya terdapat lubang-lubang pijitan

(fingering) dengan ukuran cukup besar.

Gambar 5.4 Sarune (Sumber : Google)

Page 207: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

186

4. Accordeon

Accordeon adalah instrument musik yang digolongkan ke dalam keluarga

aerophone?

Gambar 5.5 Accordeon

(Sumber : Google)

Page 208: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

187

5. Biola

Biola adalah instrument musik yang digolongkan ke dalam keluarga

chordophone, alat musik yang sumber bunyinya dari dawai. Biola cara

memainkannya di gesek dan biola memiliki 4 snar atau 4 tali disebut juga dawai,

dengan urutan nada sebagai berikut.

-Snar satu tali E

- Snar dua tali

-Snar Tiga tali D

- Snar empat tali G

Gambar 5.6 Biola (Sumber : Google)

Page 209: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

188

6. Marwas

Marwas adalah instrument musik yang digolongkan ke dalam keluarga

membranophone.Jika, sekali lagi, kita menganggap bahwa etnomusikologi

berasal dari kajian lapangan, bahwa musik adalah bagian dari kebudayaan, dan

bahwa masyarakat yang dipelajari oleh para etnomusikologi adalah masyarakat

yang secara historis berada di luar aliran Barat, hampir dapat dipastikan kita

dibawa kepada anggapan yang lebih jauh bahwa metode lapangan dan teknik

lapangan harus berasal dari antropologi budaya (Alan P.Merriam, 2000:81).

Malinowski menyebutkan tiga kriteria mengenai penelitian lapangan (field

work): Pertama-tama, secara alamiah, mahasiswa harus memiliki tujuan-tujuan

yang benar-benar ilmiah, serta mengetahui nilai-nilai dan kriteria mengenai

etnografi modern. Kedua, ia harus menempatkan dirinya dalam suatu kondisi

kerja yang bagus, yakni, pada dasarnya, hidup tanpa orang kulit putih lainnya,

langsung berada diantara para penduduk asli(natives). Akhirnya, ia harus

mengaplikasikan sejumlah metode khusus dalam mengumpulkan, memanipulir

dan memastikan bukti-bukti (Alan P Merriam, 1999 : 82).

Alat-alat musik tradisional Aceh, berdasarkan sistem klasifikasi

CurtSachsdanHombostel adalah sebagai berikut. Kelompok chordophone adalah

arbab yaitu sebuah spike fiddle, lute berleher panjang, yang memainkannya

digesek. Terbuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan senar dari ijuk.

Fungsi utamanya adalah membawakan melodi. Alat musik lainnya dari Aceh

adalah biola Aceh, Yang umum dijumpai di daerah pidie. Alat musik ini berasal

dari Eropa. Alat musik ini tergolong dalam klasifikasi bowed short neck lut,

Page 210: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

189

luteberleher pendek yang memainkannya digesek. Dalam ensembelnya biasanya

disertai sebuah gendang.

Kelompok aerophone adalah bangsi Alas, yaitu jenis alat musik

aerophone recorder, yang terbuat dari bahan bamboo, dengan panjang sekitar 40

cm. Berasal dari daerah pengunungan Alas. Lagu-lagu yang biasa disajikan pada

bangsi ini adalah: Lagu Canang Ngaro, Canang Ngarak, Canang Patam-Patam,

Canang Jingjingtor, dan lagu Tangis Dillo. Alat musik lainnya adalah Bensi. Alat

musik ini terbuat dari bamboo, termasuk kelas recorder, dengan enam lobang

nada. Kemudian alat musik aerophone tradisional Aceh lainnya disebut dengan

bereguh. Alat musik ini terbuat dari tanduk kerbau, yang dijumpai di daerah Aceh

Besar, Pidie, Aceh Utara dan lainnya. Termasuk ke dalam aerophonetrumpet.

Fungsi utamanya ada adalah untuk komunikasi antar warga masyarakat di hutan.

Alat musik lainnya adalah buloh meurindu, yaitu alat musik aerophone lidah

tunggal, yang terbuat dari bamboo. Alat musik lainnya adalah lole yaitu

aerophone lidah ganda yang terbuat dari batang padi. Alat musik lainnya adalah

Serune kale, sebuah serunai (shawm) yang sangat terkenal di daerah Aceh.

Keluarga Idiophone adalah instrument canang kayu, yaitu termasuk

kedalam klasifikasi alat musik xylophone dari Aceh. Bentuk lainnya adalah

Canang Trieng yaitu Canang yang terbuat dari bamboo. Kemudian alat musik

lainnya celempong, yaitu alat musik Xilophone yang terbuat dari tujuh bilahan

kayu tampu dan kayu senguyung.

Page 211: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

190

Gambar 5.7 Marwas(Sumber : Google)

Dalam pertunjukan Tari Makan sirih di Aceh Tamiang, Kelompok

instrument pembawa melodi terdiri dari 3 jenis yang terdiri dari beberapa

instrument musik yang berbeda tetapi membentuk satu ensambel yang harmonis,

yang menjadi sebuah pertunjukkan kebudayaan yang mencirikan khas budaya

Aceh Tamiang. Berikut urutan instrument musik yang menjadi ciri khas Aceh

Tamiang : Instrumen pembawa Melodi adalah Biola, Acordeon dan sarune kale.

Kita ketahui bahwa biola, accordion dan Sarune kalee adalah instrument musik

yang menjadi melodi, walaupun biola dan accordeon juga bisa berfungsi menjadi

pengiring lagu. Di Aceh Tamiang musik pengiring Tari Makan sirih

dipergunakan Biola, Accordeon dan sesekali di tingkahi oleh suara serune kalee.

Cara memainkan instrument ini dengan di gesek memakai bow yang terdiri dari

kayu panjang dan bilah benang. Adapun yang digesekkan pada snar yang

Page 212: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

191

berjumlah empat. Snar biola terdiri dari tali satu bernada E, snar dua bernada A,

snar tiga bernada D serta sinar empat bernada G.

Accordion juga dapat dijadikan intrument pembawa melodi, Accordion

sumber suara dari udara, yang sudah mempunyai ketetapan nada tetapi

memainkannya dibuka rongga udara baru kemudian ditutupkan perlahan sambil

dibunyikan nada yang diinginkan. Bentuk nadanya seperti bilahan tuts piano.

Fungsi akkordion bisa memainkan melodi, dapat pula menjadi pengiring dengan

membunyikan akord. Lazimnya biola dan akordion menunjukkan suaranya secara

bersahut sahutan. Sementara alat tiup serune kale, adalah melodi yang di

bunyikan untuk meningkahi ensambel musik pengiring tari Makan sirih.

5.7 Pertunjukkan Tari Makan sirih di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat

Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang

Pertama-tama, acara yang digelar di halaman gedung Dewan Perwakilan

Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang tepatnya di Kecamatan Karang baru,

di gelar acara pelantikan pengurus harian baru Komite Nasional Pemuda

Indonesia (KNPI)Aceh Tamiang periode 2013 s/d 2016. Lokasi yang dipilih untuk

acara pelantikan pengurus harian Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

Kabupaten Aceh Tamiang adalah dua tempat, saat siang digelar di halaman kantor

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang dan saat malam

Resepsi Pelantikan digelar di dalam gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten

(DPRK) Aceh Tamiang. Adapun saat siang acara dimulai pukul 09.00.Wib

dengan pertunjukkan Tari Makan sirih sebagai Pembuka Acara, selanjutnya

Page 213: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

192

pembacaan Ayat Suci Al-quran dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu wajib

Nasional Indonesia Indonesia Raya, dan berikutnya acara yang digelar seperti

Cepat Tepat antar sekolah dan beberapa kegiatan sosial lainnya yang melibatkan

masyarakat sekitar. Kebetulan objek lokasi penelitian yang penulis teliti berlokasi

di Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang yang berjarak kurang lebih tiga sampai

empat jam dengan kecepatan 60 kolimeter/jam jarak tempuh, dari Kota Medan

yang dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat.

Berdasarkan pengamatan penulis sesampainya di halaman Dewan

Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Karang Baru Aceh Tamiyang, suasana

halaman sudah ramai dengan panggung yang sangat besar, sesuai dengan ekspresi

panitia dan tema yang dimunculkan pada acara tersebut.

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu bertanya kepada

penduduk natif kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang dan di anjurkan untuk

datang meliput pertunjukkan Tari Makan sirih dalam acara pelantikan pengurus

harian Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Tamiang ini. Penulis

memutuskan untuk datang meliput tepatnya pada tanggal 22 februari 2014. Saat

hadir di lokasi halaman Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), suasana

sudah di tata dengan baik, papan bunga berjajar di sekitar lokasi acara, satu dua

masyarakat memasuki lokasi dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda motor,

becak dan mobil. Sebuah becak dengan lima penari melewati penulis saat tiba di

lokasi. Para penari dengan pakaian yang indah berwarna hijau di padukan dengan

merah ditambah sanggul khas Aceh serta hiasan dan make-up penari membuat

begitu mempesonanya penari sanggar Meuligee Lindung Bulan.

Page 214: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

193

5.8Pertunjukkan Tari Makan SirihDi Kantor Pembinaan Kesejahteraan

KeluargaAceh Tamiang

Pada tanggal 21 April 2014 di kantor Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

(PKK) tepatnya jalan Kesehatan, di peringati hari lahir Ibu Kartini, seorang

pahlawan wanita. Adapun acara yang digelar meliputi kegiatan sosial

kemasyarakatan dengan mengadakan perlombaan memasak dan kegiatan positif

lainnya. Saat acara dibuka diawali dengan pertunjukkan Tari Makan sirih dari

sanggar Tari Meulige Lindung Bulan. Para penari dengan pakaian yang indah

berwarna hijau di padukan dengan merah ditambah sanggul khas Aceh serta

hiasan dan Make-up penari membuat begitu mempesonanya penari sanggar

Meuligee Lindung Bulan.

5.9 Pertunjukkan Tari Makan Sirihdi Sekolah Menengah Pertama Negeri

I Aceh Tamiang

Pada acara pelepasan sekaligus perpisahan antara siswa kelas tiga dengan

kelas satu dan dua periode tahun ajaran 2013/2014. Acara di gelar di halaman

sekolah dengan di hadiri semua siswa serta guru-guru dan para undangan.

Pembukaan acara di mulai dengan pertunjukkan Tari Makan sirih yang dibawakan

oleh sanggar tari Meuligee Lindung Bulan. Para penari dengan pakaian yang

indahberwarna hijaudi padukan dengan merah di tambah dengan sanggul khas

Aceh serta hiasan dan Make-up penari membuat begitu mempesonanya penari

sanggar Meuligee Lindung Bulan.

Page 215: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

194

5.10 Pertunjukkan Tari Sekapur Sirih

Pada kesempatan pemekaran wilayah di Aceh Timur, Aceh Tamiang

berdiri sendiri menjadi Kabupaten Aceh Tamiang. Pada masa pemekaran wilayah

ini. Pemerintah Aceh Tamiang menunjukkan Jati diri dengan menciptakan karya

baru sebentuk Tari Sekapur Sirih yang syairnya diciptakan oleh Ibu Syafina

Arham. Koregrafer tari juga di ciptakan oleh ibu Syafina Arham selaku Kasi

Kebudayaan di Karang Baru Aceh Tamiang. Tarian Sekapur Sirih yang diciptakan

memiliki lagu pecahan yang mencirikan Islam yaitu tari Zapin. Syair lagu

diciptakan menunjukkan Jati diri Aceh Tamiang.

Page 216: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

195

Partitur Lagu Makan sirih

Transkripsi : M.Syafii/Rima

Page 217: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

196

Partitur Lagu Sekapur Sirih

Tanskripsi : M.Syafii/Rima

Page 218: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

197

Vokal adalah suara yang dikeluarkan oleh manusia. Vokalis disebut juga

penyanyi. Dalam penyajian vokal lagu Tari Makan sirih yang ditampilkan ada

yang memakai penyanyi langsung dengan musik iringan yang terdiri dari biola,

akordion dan gendang, tetapi ada juga suara penyanyi atau vokal yang sudah

berbentuk rekaman yang mengiringi tarian.

Pada transkripsi vokal yang diatas adalah nada yang harus dinyanyikan

oleh vokal yang disebut part lagu atau partitur lagu. Walaupun pada

kenyataannya transkrip itu dinyanyikan dengan menambah ornament atau variasi

pada grenek Melayu pada lagu.

Page 219: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

198

5.11Struktur Melodi Tari Makan Sirih

MAKAN SIRIH

Transkripsi : M.Syafii/Rima

Page 220: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

199

Page 221: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

200

Page 222: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

201

Page 223: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

202

Berdasarkan transkripsi lagu diatas maka penulis membagi setiap bagian

melodi menjadi beberapa frasa. Frasa tersebut di gambarkan sebagai berikut:

5.11.1 Tangga Nada

Tangga Nada Lagu Makan sirih

Sebagaimana dikemukakan oleh Nettl bahwa cara-cara untuk

mendeskripsikan tangga nada adalah dengan menuliskan semua nada yang dipakai

dalam membangun sebuah komposisi musik tanpa melihat fungsi masing-masing

nada tersebut dalam lagu.

Selanjutnya, tangga nada tersebut digolongkan menurut beberapa

klasifikasi, menurut jumlah nada yang dipakai. Tangga nada ditonic (dua nada),

Tritonic (tiga nada), tetratonic (empat nada), pentatonic (lima nada), hexatonic

(enam nada), heptatonic (tujuh nada). Dua nada dengan jarak satu oktaf biasanya

dianggap satu nada saja (Nettl, 1999 : 145).

Page 224: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

203

Jumlah Nada yang dipakai untuk membangun komposisi lagu Makan sirih adalah

7 (tujuh) nada disebut Heptatonic.

(C) (D) (E) (F) (G) (A) (B) (C’) (D’) (E’) (F’)

Jarak Laras 1 1 ½ 1 1 1 ½

Lagu tari Makan sirih bernada tujuh yang disebut Heptatonic.

5.11.2 Analisis Modus

Sampai saat ini istilah modus belum mempunyai satu pengertian yang

baku. Dalam tulisan ini istilah modus dipakai untuk menunjukkan cara

penggunaan nada-nada dalam suatu komposisi, misalnya, kalau kita membuat

daftar nada-nada yang dipakai dalam sebuah lagu, maka daftar itu adalah tangga

nada lagu tersebut. Kalau kita ingin mendeskripsikan modus lagu itu, paling tidak

kita akan menyebut nada mana yang berfungsi sebagai nada dasar (tonal center);

nada-nada yang hanya terpenting; nada-nada yang hanya dipakai sebagai nada

awal atau pendampingnada lain, dan lain sebagainya, baik tangga nada maupun

modus disampaikan lewat notasi.

Tangga nada ditulis pada paranada dengan harga-harga yang menandai

fungsi-fungsi nada dan membedakan nada yang sering dipakai dalam

komposisinya daripada nada yang jarang dipakai. Nada dasar ditulis sebagai not

utuh; nada yang penting lainnya sebagai not setengah; nada biasa sebagai not

Page 225: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

204

seperempat; nada hiasan atau nada yang jarang muncul sebagai not seperdelapan

atau seperenambelas, dan seterusnya semakin kecil menurut jumlah pemakaiannya

(Ibid, 2000:146)

Modus Komposisi Lagu Makan sirih

C (37) – D (31) – E (23) – F (20) – G (19) – A (22) – B (20)

Keterangan: - Nada C (37) = Di beri tanda not Penuh - Nada D (31) = Di beri tanda not Setengah - Nada E (23) = Di beri tanda not Seperempat - Nada A (22) = Diberi tanda not Seperdelapan - Nada F (20) = Diberi tanda not Seperenambelas - Nada B (20) = Diberi tanda not Sepertigapuluhdua -Nada G (19)= Diberi tanda not Seperenampuluh empat

5.11.3 Nada Dasar

Nada Dasar Tari Makan sirih

1. Nada yang sering dipakai dan nada yang jarang dipakai dalam satu

komposisi ini Berdasarkan analisa penulis bahwa nada yang sering dipakai

adalah nada C’ dan D’ serta nada yang jarang dipakai adalah nada C

Page 226: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

205

2. Terkadang nada-nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada dasar,

biarpun jarang dipakai. Nada yang harga ritmisnya besar adalah nada C.

3. Nada yang dipakai pada awal komposisi, atau pada akhir bagian-bagian

komposisi, dianggap memiliki fungsi penting dalam tonalitas tersebut.

Dari hasil transkripsi terlihat nada A muncul pada awal komposisi, nada C

muncul pada akhir kompoisi.

4. Nada yang menduduki posisi yang paling rendah dalam tangga nada

ataupun posisi pas ditengah-tengah dapat dianggap penting. Nada tersebut

adalah nada C, dimana nada tersebut berada pada posisi yang paling

rendah dan bila dilihat dari keseluruhan nada bahwa nada A juga berada

pada posisi ditengah dari keseluruhan urutan nada.

5. Interval-interval yang terdapat antara nada, kadang-kadang dipakai sebagai

patokan. Misalnya, bila ada satu nada dalam tangga nada seluruh

komposisi yang digunakan bersama oktafnya, sedangkan nada lain tidak

memakai oktaf.

Metode 1 2 3 4 5 6 7

Nada Dasar C D C A C C A

Berikut ini adalah deskripsi nada pada lagu Makan sirih:

1. Nada awal adalah A

2. Nada akhir adalah C

3. Nada terendah dalam komposisi adalah C

Page 227: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

206

4. Nada tertinggi dalam komposisi adalah F’

5. Nada terbesar adalah C dengan nilai 2 ketuk

6. Nada terkecil adalah C, D, E yaitu ¼ ketuk

5.11.4 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah daerah (ambitus) dari nada yang frekuensinya paling

rendah sampai pada frekuensi nada yang paling tinggi. Metode untuk menentukan

wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang

ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, ialah dengan memperhatikan

nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Wilayah nada melodi

lagu Makan sirih yang diurutkan dari nada terendah sampai nada tertinggi adalah:

C-F’ Seperti gambar not balok di bawah. Dari hasil transkripsi di atas, maka

diperoleh ambitus suara dari lagu Makan sirih adalah C – F’, digambarkan

sebagai berikut:

C - F’

5.11.5 Jumlah Nada

Untuk menentukan jumlah nada pada lagu Makan sirih, penulis

menghitung jumlah terbanyak kemunculan setiap nada dan menghitung jumlah

durasi komulatif. Jumlah nada yang terdapat pada teks lagu Makan sirih,

Page 228: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

207

sebagaimana terlihat di bawah ini:

Nada C D E F G A B C’ D’ E’ F’

Jumlah 4 4 7 9 19 22 20 33 27 16 11

5.11.6 Interval

Interval yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah jarak antara nada

yang satu dengan nada yang lainnya dalam satu komposisi musik. Sistem

pengukuran pada interval disebut“laras” dengan alat ukur cent.

Ada dua jenis interval pada teks lagu Makan sirih, yaitu melangkah

(conjunct) dan melompat (disjunt). Analisis interval penulis lakukan dengan

menghitung setiap interval dari bawah ke atas atau yang naik maupun yang turun.

Seperti di bawah ini:

Interval Jumlah

Prime 49

Sekunda Mayor 52

Sekunda Minor 24

Ters Mayor 7

Ters Minor 23

Kuart Prime 6

Page 229: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

208

Frase Prime Sekunda Ters Kwart Total %

A 49 52 7 6 114 70,80

B 0 24 23 0 47 29,19

Jlh 49 76 30 6 161 100

5.11.7 Kontur Lagu Makan Sirih

Menurut William P.Malm yang diterjemahkan oleh Muhammad Takari,

(1993:8-10), bahwa kontur adalah garis suatu lintasan melodi dalam sebuah lagu

yang dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut :

1. Ascending(menaik), yaitu garis melodi yang bergerak naik dari nada yang

rendah ke nada yang tinggi.

2. Descending(menurun), yaitu garis melodi yang bergerak turun dari nada

yang tinggi ke nada yang rendah.

3. Pendulous, yaitu garis melodi yang bergerak dengan membentuk

lengkungan.

4. Terraced, yaitu garis melodiyang membentuk gerakan berjenjang seperti

anak tangga.

5. Statis, melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas atau garis melodi

yang bergerak datar atau statis.

Page 230: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

209

Kontur Frasa A

Page 231: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

210

X

F’

E

D

C

B

A

G

F

E

D

C

Keterangan: - Garis x menujukkan nama nada - Garis y menunjukkan nilai nada

- Tiap kotak mewakili nilai not ½ ketuk - Perbedaan warna kotak menunjukkan perbedaan nada

Bagan5.1 Kontur Makan Sirih

Page 232: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

211

5.11.8 Formula Melodi Lagu Makan sirih

Bentuk (form) adalah bentuk komposisi musik yang hanya dikaitkan

dengan jalur utama melodi atau bunyi. Menurut Malm (1977), bentuk (form)

dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

Repetitive, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang diulang-ulang

1. Literative, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang memakai formula melodi

yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan dalam

keseluruhan nyanyian.

2. Reverting, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang terjadi pengulangan pada

frase pertama setelah terjadi penyimpangan melodis

3. Progressive, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang terus berubah-ubah

dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru

4. Strophic, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang diulang dengan formalitas

yang sama tetapi teks nyanyian yang selalu baru.

Jika dilihat dari perjalanan melodi yang terdapat pada lagu diatas, maka

jenis formula melodi yang terdapat adalah jenis melodi Repetitive karena setelah

didengar dan dianalisis lagu yang dimainkan, terdapat bentuk formula melodi y

kecil yang di ulang kemudian dilanjutkan dengan formula kecil lain yang di ulang

juga. Bentuk dari formula melodi dapat dilihat sebagai berikut:

Frase A – B – A – B – C – D – C – D – E

Page 233: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

212

5.11.9 Kadensa Lagu Makan sirih

Menurut Malm (1977:8) Kadensa adalah penggarapan nada-nada akhir

setiap bentuk melodi. Penulis menggunakan 3 atau 4 nada terakhir dari tiap frase

untuk menunjukkan pola-pola kadensa. Adapun pola kadensa yang terdapat dalam

lagu Makan sirih adalah sebagai berikut:

Frasa A

Frasa B

Frasa C

Frasa D

Frasa E

Page 234: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

213

5.12 Struktur tari Sekapur Sirih

SEKAPUR SIRIH

Transkripsi : M.Syafii/Rima

Page 235: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

214

Page 236: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

215

5.12.1 Tangga Nada Tangga Nada Lagu Sekapur Sirih

Sebagaimana dikemukakan oleh Nettl bahwa cara-cara untuk

mendeskripsikan tangga nada adalah dengan menuliskan semua nada yang dipakai

dalam membangun sebuah komposisi musik tanpa melihat fungsi masing-masing

nada tersebut dalam lagu.

Selanjutnya, tangga nada tersebut digolongkan menurut beberapa klasifikasi,

menurut jumlah nada yang dipakai. Tangga nada ditonic (dua nada), tritonic (tiga

nada), tetratonic (empat nada), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada),

heptatonic (tujuh nada). Dua nada dengan jarak satu oktaf biasanya dianggap satu

nada saja.(Nettl, 1999 :145).Jumlah Nada yang dipakai untuk membangun

komposisi lagu Makan sirih adalah7 (tujuh) nada disebut heptatonic

Tangga Nada lagu Sekapur Sirih

(g) (a) (b) (C) (D) (E) (F) (G) (A) (B) (C’) (D’) (E’)(F’) (G’)(A’) 5.12.2 Analisis Modus

Analisis Modus Lagu Sekapur Sirih

Sampai saat ini istilah modus belum mempunyai satu pengertian yang

baku. Dalam tulisan ini istilah modus dipakai untuk menunjukkan cara

penggunaan nada-nada dalam suatu komposisi, misalnya, kalau kita membuat

daftar nada-nada yang dipakai dalam sebuah lagu, maka daftar itu adalah tangga

nada lagu tersebut. Kalu kita ingin mendeskripsikan modus lagu itu, paling tidak

Page 237: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

216

kita akan menyebut nada mana yang berfungsi sebagai nada dasar (tonal center);

nada-nada yang hanya terpenting; nada-nada yang hanya dipakai sebagai nada

awal atau pendampingnada lain, dan lain sebagainya, baik tangga nada maupun

modus disampaikan lewat notasi.

Tangga nada ditulis pada paranada dengan harga-harga yang menandai

fungsi-fungsi nada dan membedakan nada yang sering dipakai dalam

komposisinya daripada nada yang jarang dipakai. Nada dasar ditulis sebagai not

utuh; nada yang penting lainnya sebagai not setengah; nada biasa sebagai not

seperempat; nada hiasan atau nada yang jarang muncul sebagai not seperdelapan

atau seperenambelas, dan seterusnya semakin kecil menurut jumlah

pemakaiannya. (Ibid, 1999 : 146)

Modus Komposisi Lagu Sekapur Sirih

G (20) – A (16) – B (6 ) – C (11) – D (18) – E(14) – F (8)

Keterangan: - Nada G (20) = Di beri tanda not Penuh(simbol C) - Nada A (16) = Di beri tanda not Setengah (simbol E) - Nada B (6) = Di beri tanda not Seperempat (simbol B) - Nada C (11) = Diberi tanda not Seperdelapan (simbol F) - Nada D (18) = Diberi tanda not Seperenambelas (simbol D) - Nada E(14) = Diberi tanda not Sepertigapuluhdua (simbol A) -Nada F(8)= Diberi tanda not Seperenampuluh empat(simbol B)

Page 238: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

217

5.12.3 Analisa Nada Dasar

Nada Dasar Lagu Sekapur Sirih

1. Nada yang sering dipakai dan nada yang jarang dipakai dalam satu

komposisi. Berdasarkan analisa penulis bahwa nada yang sering dipakai

adalah nada E, G dan D’ serta nada yang jarang dipakai adalah nada g, a,

b, F’

2. Terkadang nada-nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada dasar,

biarpun jarang dipakai. Nada yang harga ritmisnya besar adalah nada g.

3. Nada yang dipakai pada awal komposisi, atau pada akhir bagian-bagian

komposisi, dianggap memiliki fungsi penting dalam tonalitas tersebut.

Dari hasil transkripsi terlihat nada G muncul pada awal komposisi, nada G

muncul pada akhir komposisi.

4. Nada yang menduduki posisi yang paling rendah dalam tangga nada

ataupun posisi pas ditengah-tengah dapat dianggap penting. Nada tersebut

adalah nada g, dimana nada tersebut berada pada posisi yang paling rendah

dan bila dilihat dari keseluruhan nada bahwa nada G juga berada pada

posisi ditengah dari keseluruhan urutan nada.

5. Interval-interval yang terdapat antara nada, kadang-kadang dipakai sebagai

patokan. Misalnya, bila ada satu nada dalam tangga nada seluruh

komposisi yang digunakan bersama oktafnya, sedangkan nada lain tidak

memakai oktaf.

Metode 1 2 3 4 5 6 7

Nada Dasar E G D G G G G

Page 239: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

218

Berikut ini adalah deskripsi nada pada lagu Sekapur Sirih:

1. Nada awal adalah G

2. Nada akhir adalah G

3. Nada terendah dalam komposisi adalah g

4. Nada tertinggi dalam komposisi adalah A’

5. Nada terbesar adalah g dengan nilai 3 ketuk

6. Nada terkecil adalah C, D, E yaitu ¼ ketuk

5.12.4 Analisa Wilayah Nada Lagu Sekapur Sirih

Wilayah nada Sekapur Sirih adalah daerah (ambitus) dari nada yang

frekuensinya paling rendah sampai pada frekuensi nada yang paling tinggi.Dari

hasil transkripsi di atas, maka diperoleh ambitus suara dari Sekapur Sirih adalah g

– A’, digambarkan sebagai berikut:

(g) (A’)

Page 240: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

219

5.12.5 Jumlah Nada Lagu Sekapur Sirih

Untuk menentukan jumlah nada pada teks lagu Sekapur Sirih, penulis

menghitung jumlah terbanyak kemunculan setiap nada dan menghitung jumlah

durasi komulatif. Jumlah nada yang terdapat pada teks lagu Sekapur Sirih,

sebagaimana terlihat di bawah ini:

Nada G a b C D E F Fis G A B C’ D’ E’ F’ Fis’ G’ A’

Jumlah 1 1 1 2 7 10 3 4 16 11 5 9 11 4 1 2 3 4

5.12.6 Interval Lagu Sekapur Sirih

Interval yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah jarak antara nada

yang satu dengan nada yang lainnya dalam satu komposisi musik. Sistem

pengukuran pada interval disebut“laras” dengan alat ukur cent.

Ada dua jenis interval pada teks lagu Sekapur Sirih, yaitu melangkah

(conjunct) dan melompat (disjunt). Analisis interval penulis lakukan dengan

menghitung setiap interval dari bawah ke atas atau yang naik maupun yang turun.

Page 241: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

220

Seperti di bawah ini:

Interval Jumlah

Prime 40

Sekunda Mayor 26

Sekunda Minor 5

Ters Mayor 6

Ters Minor 8

Kuart Prime 1

Prime Aug 1

5.12.7 Kontur Lagu Sekapur Sirih

Menurut William P.Malm yang diterjemahkan oleh Muhammad Takari,

(1993:8-10), bahwa kontur adalah garis suatu lintasan melodi dalam sebuah lagu

yang dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut :

1. Ascending (menaik), yaitu garis melodi yang bergerak naik dari nada yang

rendah ke nada yang tinggi.

2. Descending(menurun), yaitu garis melodi yang bergerak turun dari nada yang

tinggi ke nada yang rendah.

3. Pendulous, yaitu garis melodi yang bergerak dengan membentuk

lengkungan.

4. Terraced, yaitu garis melodiyang membentuk gerakan berjenjang seperti anak

tangga.

Page 242: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

221

5. Statis, melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas atau garis melodi

yang bergerak datar atau statis.

Kontur Frasa A

X

F’

E’

D’

C’

B

A

G

F

E

D

C y

Bagan 5.2. Kontur Sekapur Sirih

Page 243: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

222

Keterangan: - Garis x menujukkan nama nada

- Garis y menunjukkan nilai nada

- Tiap kotak mewakili nilai not ½ ketuk

- Perbedaan warna kotak menunjukkan perbedaan nada

Lagu Sekapur Sirih di sebut ascending Ascending (menaik), yaitu

garis melodi yang bergerak naik dari nada yang rendah ke nada yang tinggi. Lagu

Sekapur Sirih di sebut Pendoulus Pendulous, yaitu garis melodi yang

bergerak dengan membentuk lengkungan.

5.12.8 Formula Lagu Sekapur Sirih

Bentuk (form) adalah bentuk komposisi musik yang hanya dikaitkan

dengan jalur utama melodi atau bunyi. Menurut Malm (1977), bentuk (form)

dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

5. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang diulang-ulang

6. Literative, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang memakai formula melodi

yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan dalam

keseluruhan nyanyian.

7. Reverting, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang terjadi pengulangan pada

frase pertama setelah terjadi penyimpangan melodis

8. Progressive, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang terus berubah-ubah

dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru

9. Strophic, yaitu bentuk nyanyian atau lagu yang diulang dengan formalitas

yang sama tetapi teks nyanyian yang selalu baru.

Page 244: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

223

Jika dilihat dari perjalanan melodi yang terdapat pada lagu diatas, maka

jenis formula melodi yang terdapat adalah jenis melodi Progressive karena setelah

didengar dan dianalisis lagu yang dimainkan, terdapat bentuk formula melodi

yang berjalan terus berubah degan menggunakan bentuk melodi yang baru.

Bentuk dari formula melodi dapat dilihat sebagai berikut:

Frase A – B – C1 – C2 – D – E – F 5.12.9 Kadensa Sekapur Sirih

Menurut Malm (1977:8) Kadensa adalah penggarapan nada-nada akhir

setiap bentuk melodi. Penulis menggunakan 3 atau 4 nada terakhir dari tiap frase

untuk menunjukkan pola-pola kadensa. Adapun pola kadensa yang terdapat dalam

lagu Sekapur Sirih adalah sebagai berikut:

Frasa A

Frasa B

Frasa C1

Page 245: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

224

Frasa C2 Frasa D Frasa E

Frasa F

Berdasarkan transkripsi lagu diatas maka penulis membagi setiap bagian

melodi menjadi beberapa frasa. Frasa tersebut di gambarkan sebagai berikut:

Frasa A

Page 246: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

225

Frasa B

Frasa C1

Frasa C2

Frasa D

Frasa E

Frasa F

Page 247: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

226

BAB VI

STRUKTUR TEKS LAGU MAKAN SIRIH

6.1 Struktur Teks

Lagu Melayu dan Lagu Zapin di kawasan Aceh Tamiang yang

dipraktekkan para seniman umumnya menggunakan teks-teks bahasa Melayu.

Ada juga yang menggunakan bahasa Arab, atau campuran bahasa Melayu dan

Arab. Lagu-lagu ini memiliki berbagai tema, tetapi umumnya adalah filsafat-

filsafat Melayu dan Islam, seperti bagaimana menjalani hidup, pujian kepada

Allah dan Nabi, hubungan antara sesama manusia, cinta yang universal yang perlu

dibina, danlain-lainnya. Intinya adalah mencerminkan pandangan hidup manusia

Melayu dibawah bimbngan ajaran Ilahi. Dalam menampilkan lagu Melayu dan

Zapin biasanya menggunakan lirik atau teks. Tapi dalam sesuatu hal bisa saja

hanya untuk mengiringi tarian, dan lirik/teksnya tidak dinyanyikan, atau disebut

juga dengan musik instrumental (hanya suara musik yang terdengar). Sejauh

pengamatan penulis, lirik/teks lagu yang digunakandalam lagu Melayu dan Zapin

mengacu kepada Pantun atau ada unsur-unsur pantun di dalamnya.

Pantun banyak digunakan dan menjadi peran utama dalam lagu-lagu

Melayu dan Zapin. Oleh karena itu, pantun menjadi ciri khas dari sebuah

pertunjukkan musik Melayu. Lagu-lagu yang digarap berdasarkan pantun, teksnya

selalu diubah terus-menerus. Perubahan teks tersebut menjadi karakteristik khas

musik Melayu. Untuk lagu yang berjudul sama, oleh seorang vokalis atau

penyanyi yang sama, dalam selang waktu beberapa menit, jika diulang bisa terjadi

226

Page 248: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

227

perubahan pada teks yang berikutnya. Dengan mengganti teks sesuai tujuan yang

akan disampaikan vokalis/penyanyi tersebut.

Lagu-lagu Melayu adalah lebih mengutamakan garapan teks dibandingkan

garapan melodi atau instrumentalnya. Hal ini dapat dilihat dari garapan teks yang

terus menerus berubah, sedangkan melodinya sama atau hampir sama (William P

Malm,1977:1-10). Dengan demikian musik Melayu ini dapat dikategorikan

sebagai musik logogenik seperti pertunjukkan ronggeng dan joget Melayu yang

mengutamakan teks dan dinyanyikan dengan Musik Iringan. Teksnya berdasar

kepada pantun empat baris, kuatrin, yang terdiri dari dua baris sampiran dan dua

baris isi. Kecenderungan mempergunakan ulangan-ulangan apakah itu sampiran

atau isinya.

Menurut Harun Mat Piah (1989:91,123,124), pantun ialah sejenis puisi

pada umumnya, yang terdiri dari : empat baris dalam satu rangkap, empat

perkataan sebaris, mempunyai rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan

pengecualian. Tiap-tiap rangkap terbagi ke dalam dua unit: pembayang (sampiran)

dan maksud (isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide. Ciri-ciri pantun Melayu

dapat dibicarakan dari dua aspek penting, yaitu eksternal dan internal. Aspek

eksternal adalah dari segi struktur dan seluruh ciri-ciri visual yang dapat dilihat

dan didengar, yang termasuk hal-hal berikut ini:

1. Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan.

2. Setiap baris mengandung empat kata dasar.

3. Adanya klimaks

4. Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud

Page 249: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

228

5. Adanya skema rima yang tetap, yaitu rima akhir a-b-a-b, dengan variasi a-

a-a-a.

6. Setiap stanza pantun apakah, 2,4,6, dan seterusnya, mengandung satu

pikiran yang bulat

7. Penggunaan lambang-lambang yang tertentu berdasarkan tanggapan dan

dunia pandangan (world view) masyarakat.

8. Adanya hubungan makna antara pasangan pembayang dengan pasangan

maksud, baik itu hubungan konkret atu abstrak atau melalui lambang-

lambang (Ibid, 1999).

Dalam lagu Melayu/zapin, ciri-ciri pantun seperti yang dikemukakan

Harun Mat Piah tersebut juga berlaku. Namun, karena pantun ini disajikan secara

musikal, ada beberapa lagi ciri pantun lagu-lagu Melayu, yaitu:

1. Pantun biasanya disajikan berulang-ulang mengikuti ulangan-ulangan

melodi.

2. Walau prinsipnya teks lagu-lagu Melayu mempergunakan pantun,

namun pantun ini tidak sembarangan dimasukkan.

3. Pantun dalam lagu-lagu Melayu juga selalu dapat diulur atau

dipadatkan sesuai dengan kebutuhan melodi musik yang dimasuki.

4. Pantun-pantun Melayu juga dapat disisipi oleh kata-kata seperti: ala

sayang, hai, ala abang, abang, bang, Tuan, Puan, Pak ucok, Bang

Ucok, akak, abah, juga judul-judul lagu seperti Gunung sayang,

Dondang Sayang, serampang Laut.

Page 250: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

229

5. Selain itu dalam satu baris tidak mutlak terdiri dari empat kata atau

sepuluh suku kata, tetapi bisa melebar dari ketentuan pantun secara

umum.

6.1.1 Lagu Makan Sirih

Berikut adalah kerja Analisa terhadap lagu Makan sirih:

MAKAN SIRIH

Makanlah sirih berpinanglah tidak (Berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu. Makanlah sirih berpinanglah tidak (Berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (Mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu. Walaupun sirih mengenyanglah tidak (Mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu

Makan sirih berpinang tidak Tuan.....Adatlah resam pusaka Melayu..........

Teks lagu Makan sirih yang digunakan dalam pertunjukan tari Makan sirih

seperti tersebut sebenarnya adalah berakar pada pantun Melayu. Biasanya dapat

juga dikembangkan sesuai dengan konteksnya. Dalam tesis nantinya teks ini akan

dikaji makna-maknanya. Teks lagu Makan sirih bermakna menunjukkan bahwa

didalam setiap kalimat yang disusun banyak peringatan dan pelajaran serta pesan

yang bernilai tinggi.

Berikut Teks Lagu Makan sirih: (bait 1)

Makanlah sirih berpinanglah tidak (Berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu Makanlah sirih berpinanglah tidak (Berpinanglah tidak) Pemerah Bibir zaman dahulu

Page 251: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

230

Teks lagu Makan sirih memiliki makna yang berarti ajakan atau himbauan

makanlah sirih walaupun tiada disertai dengan pinang, sejak zaman dulu sudah

menjadi budaya dalam meMakan sirih, selain manfaat baik untuk kesehatan, juga

untuk menciptaka rasa kedamaian,rasa kekeluargaan, dan tradisi Makan sirih

sudah turun temurun, menjadi tradisi yang positif, baik dikeluarga maupun di

masyarakat Aceh Tamiang. Pemerah bibir zaman dahulu berguna bagi obat, kalau

sirih kita makan bibir kita jadi merah, tetapi merah bukan sembarang merah ,

merah banyak membawa berkah. Air sirih baik untuk kesehatan luar dan dalam

tubuh.

Berikut teks pada: (bait 2)

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (Mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu Walaupun sirih mengenyanglah tidak (Mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu

Sirih benar bukan untuk dapat mengenyangkan, tetapi khasiat dan simbol

persembahan sirih yang harus di hargai dalam proses penyajian dan proses

penerimaan Sirih.

Walaupun sirih tidak mengenyangkan bila dimakan, tetapi ini adalah bentuk

pembelajaran yang bermanfaat bagi masyarakat Aceh Tamiang, bahwa khasiat

dan ungkapan yang tersirat dari sirih menjadi simbol kebesaran perdamaian,

kebaikan dalam khasiat sirih menjadi bagian dari adat budaya Melayu.

Page 252: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

231

1. Lagu Makan Sirih

Makanlah sirih berpinanglah tidak (berpinanglah tidak)

Sirih dimakan zaman dahulu. Makanlah sirih berpinanglah tidak (berpinanglah tidak)

Sirih dimakan zaman dahulu Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak)

Adatlah resam pusaka Melayu. Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak)

Adatlah resam pusaka Melayu

a. Diksi

Dalam pemilihan kata banyak sekali yang harus disesuaikan antara kata tiap

baris dan baitnya. Pada syair tari Makan sirih tersebut, pemilihan kata (diksi) pada

bait pertama mengalami perulangan antara baris 1 dengan 3 dan 2 dengan 4.

Kesesuaian antar baris tersebut berada pada akhir baris tiap kata. Seperti baris 1

dengan 3 memiliki kesamaan pada akhiran kata masing-masing yaitu ‘k” pada

kata ‘tidak’. Sedangkan baris 2 dengan 4 memiliki kesamaan pada akhiran ‘u’

pada kata ‘dahulu’ dan ‘Melayu’. Untuk pemilihan kata pada syair masih

menggunakan kata yang sesuai. Seperti kata ‘zaman’ bersinonim dengan kata’

masa’ dan ‘waktu’. Pemilihan kata ‘zaman’ sudah cocok dengan konteks kalimat

tersebut. Kalimat tersebut mengartikan sesuatu yang terlahir pada peradaban

secara turun temurun. Namun untuk kata ‘masa’ dan ‘waktu’ lebih mengarah ke

periode tertentu seperti masa jabatan maupun keterangan waktu terjadi.

Page 253: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

232

b. Interjeksi

Interjeksi pada penggalan syair tari Makan sirih ditemukan pada kalimat

“Walaupun sirih mengenyanglah tidak”. Syair tersebut menggambarkan tentang

suasana hati yang dirasakan seseorang dalam keadaan yang tidak diharapkan.

Perasaan tidak mampu memuaskan hasrat akan menimbulkan perasaan yang tidak

mengenakan sehingga memengaruhi suasana hati.

c. Partikel

Pada penggalan syair tari Makan sirih dapat ditemukan beberapa partikel yang

muncul dalam tiap baris dan bait syair. Partikel “Pun” terdapat pada kata

“walaupun”. Sedangkan partikel “lah” terdapat pada kata “berpinanglah” yang

mengandung arti tidak memakan sebuah benda dan buah yaitu buah pinang.

Sedangkan untuk kata “mengenyanglah” mengandung arti tentang keadaan dan

kepuasan. Sedangkan untuk kata “adatlah” mengandung arti penegasan simbol

dari segalanya (identitas) sebgai penjelas.

d. Makna denotatif

Makna konotatif pada penggalan syair tari Makan sirih menggambarkan

makna bahwa tari Makan sirih memang ada sejak zaman dahulu. Hal tersebut

terlihat pada penggalan:

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu.

Page 254: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

233

Penggalan syair tari Makan sirih menunjukkan bahwa makna denotatif yang

terdapat pada syair tersebut yaitu bahwa tari Makan sirih sudah ada sejak zaman

dahulu dengan alat seperti pusaka yang bermakna suatu benda yang sudah ada

sejak masih di pimpin seorang raja.

e. Makna Konotatif

Makna denotatif pada penggalan syair tari Makan sirih menyimpulkan bahwa

sejauh mana syair tersebut dipersembahkan oleh masyarakat untuk menciptakan

rasa menghormati, kedamaian kekeluargaan, dan menumbuhkan rasa kebanggaan

(nasionalisme) terhadap adat Melayu berupa tari sirih. Pengarang mengajak dan

memberi pesan yang begitu luas tentang bagaimana seseorang harus menjaga dan

membawa identitas yang sesungguhnya baik dalam pendidikan sekolah, keluarga

maupun lingkungan masyarakat.

Hal tersebut dapat ditunjukkan pada syair “Walaupun sirih mengenyanglah

tidak (mengenyanglah tidak)/Adatlah resam pusaka Melayu”. Penggalan syair

tersebut mengartikan bahwa dalam keadaan susah maupun dalam permasalahan

yang runyam , seorang yang sukses dituntut agar tidak melupakan dimana seorang

dilahirkan, mengabdi kepada negara dan menjaga nilai kearifan lokal. Makna

konotatif pada kata “berpinanglah” dan “Pusaka” telah mengalami perubahan.

Jika dahulu makna dari kata berpinanglah adalah bahwa seorang sedang

melakukan kegiatan seperti mengunyah daun dan beberapa bahan untuk dijadikan

pengganti gosok gigi supaya bersih. Namun dekade belakangan ini makna

tersebut diubah menjadi kegiatan untuk mendapatkan pujaan hati seorang wanita

Page 255: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

234

dan mengikatnya dengan cara tunangan dan proses mendapatkan doa restu dari

keluarga mempelai wanita. Sedangkan untuk kata “pusaka” makna terdahulu

adalah suatu benda yang sangat sakral yang dimiliki oleh seorang raja dan ratu.

Akan tetapi, pada zaman sekarang makna tersebut sudah berganti dengan sebuah

benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

f. Spontanitas Garapan Teks

Pada syair diatas yang termasuk dalam spontanitas garapan teks adalah kata

“resam” yang berasal dari bahasa Aceh Tamiang yang berarti “adat budaya”. Hal

ini menandakan bahwa spontanitas teks yang ditulis pengarang disesuaikan

dengan asal daerah lahirnya teks yang disesuaikan dengan adat budaya seorang

pengarang. Dalam arti luas karya seorang pengarang juga disesuaikan dengan latar

belakang bahasa dan budaya pengarang itu sendiri.

g. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang terdapat pada penggalan syair tari Makan sirih dapat

disimpulkan, yaitu:

(1) Tautologi merupakan pengulangan kata dengan menggunakan

sinonimnya. Contoh pada syair diatas yang termasuk majas tautologi yaitu:

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu. Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu

Page 256: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

235

(2) Repetisi merupakan perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam

suatu kalimat. Pada syair tari Makan sirih yang termasuk majas repetisi

yaitu:

Makanlah sirih berpinanglah tidak (berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu. Makanlah sirih berpinanglah tidak (berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu. Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu

(3) Elipsis merupakan penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat yang

dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada. Pada syair tari

Makan sirih yang termasuk majas Elipsis yaitu:

“Sirih dimakan zaman dahulu” seharusnya: “Sirih dimakan sejak zaman

dahulu”

(4) Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda

mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak. Pada syair

tari Makan sirih dapat ditemukan majas personifikasi yaitu:

Makanlah sirih berpinanglah tidak (berpinanglah tidak) Sirih dimakan zaman dahulu.

Zaman merupakan hitungan masa lalu dan merupakan benda yang tidak dapat

bergerak, jadi tidak mungkin zaman makan sirih.

Page 257: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

236

(5) Majas Simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan

mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang. Pada

syair tari Makan sirih yang termasuk majas simbolik yaitu:

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusakaMelayu.

(6) Majas Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu

untuk tujuan merendahkan diri. Kutipan syair tari Makan sirih dapat

ditemukan majas litotes, yaitu:

Walaupun sirih mengenyanglah tidak (mengenyanglah tidak) Adatlah resam pusaka Melayu.

6.1.2 Lagu Sekapur Sirih.

Berikut adalah kerja Analisis terhadap salah satu lagu Melayu yang

berjudul Tari Sekapur Sirih:

SEKAPUR SIRIH

Sekapur Sirih Kami Sajike, (Kami Sajike) Sirih Dipetik Waktu Gelap Petang Sekapur Sirih Kami Sajike, (Kami Sajike) Sirih Dipetik Waktu Gelap Petang

Tamu Pe Datang sirih di Sajike ( Sirih di Sajike) Seni Budaye Aceh Tamiang

Tamu Pe Datang sirih di Sajike (Sirih di Sajike) Seni Budaye Aceh Tamiang

Sekapur Sirih, Sekapur Sirih, dari Aceh Tamiang

(Sumber: Syafina Arham, dalam wawancara 24 Juni 2014 Aceh Tamiang)

Page 258: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

237

Teks lagu Sekapur Sirih ini juga mengandung lambang dalam konteks

budaya Melayu. Sekapur Sirih adalah lambang orang Melayu dan Kebudayaannya

dalam mempersembahkan Sekapur Sirih sebagai sebuah persembahan dalam

bentuk penghormatan dan pemuliaan tamu, termasuk dengan teks sebagai berikut:

(bait 1)

Sekapur Sirih Kami Sajike, (Kami Sajike) Sirih Dipetik Waktu Gelap Petang

Sekapur Sirih Kami Sajike, (Kami Sajike) Sirih Dipetik Waktu Gelap Petang Teks lagu Sekapur Sirih yang ada pada lagu ini menggambarkan begitu di

muliakannya tamu di dalam masyarakat Aceh Tamiang, dengan berupaya selalu

memberikan suguhan walupun sekapur sireh seuleh pinang, tetapi makna yang

terdalam di dalam penyajian Sekapur Sirih itu yang terlihat agung. Dalam

mengagungkan tetamu yang datang bukan berarti tidak di waspadai oleh

masyarakat Aceh Tamiang, masyarakat Aceh Tamiang sangat memiliki budi

pekerti besyariatkan ajaran agama, tetapi memuliakan tamu juga harus

membentengi diri dan waspada, harus berhati-hati.

Sirih yang disajikan untuk di persembahkan kepada tamu adalah ungkapan

tuan rumah yang didatangi sangat ingin memberi yang terbaik yang dia miliki,

dengan simbol menyuguhkan Sekapur Sirih. Yang menurut pengamatan

dilapangan, sirih disuhuhkan bukan di ajak memakan, berarti menjadi simbol

untuk umpan balik, atau kedua belah pihak, bahwa tamu yang dimuliakan harus

tahu diri, sopan santu,baik kata maupun perbuatan, dan tuan rumah juga

menunjukkan bahwa hati kami bersih dan ingin memberikan yang terbaik dalam

penyambutan kami.

Page 259: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

238

Pada syair berikutnya menunjukkan identitas pada daerah Aceh Tamiang

saat pemekaran wilayah dan berdiri sendiri tepatnya pada tahun 2001. Lazimnya

tari persembahan yang di bawakan adalah tari Makan sirih, tetapi pada saat

pemekaran wilayah Aceh timur , Aceh Tamiang tidak lagi di sebut wilayah Aceh

Timur, tetapi sudah menjadi Aceh Tamiang dengan ibu kota kabupaten Karang

Baru

Teks berikut: (bait 2)

Tamu Pe Datang sirih di Sajike (Sirih di Sajike) Seni BudayeAceh Tamiang

Tamu Pe Datang sirih di Sajike (Sirih di Sajike) Seni BudayeAceh Tamiang

Sekapur Sirih, Sekapur Sirih, dari Aceh Tamiang

Teks pada bait kedua ini menggambarkan Bahwa masyarakat Aceh

Tamiang, Tidak menunjukkan kekayaan atau kemiskinan dalam bermasyarakat,

dapat dilihat dari suguhan sirih yang diberikan, begitu pula tamu yang datang,

diharapkan tidak membedakan bahwa tuan rumah yang didatangi akan di kucilkan

atau di rendahkan dengan memandang keberadaan tuan rumah.

Teks pada bait kedua ini juga menunjukkan bahwa Seni budaya dalam

menyuguhkan Sekapur Sirih sudah dilakukan Dari Zaman Dahulu, seperti yang

sudah banyak diungkapkan bahwa resam Melayu tak lapuk di hujan tak lekang di

Panas.

Page 260: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

239

2. Lagu Sekapur Sirih

Sekapur Sirih kami Sajike, (kami sajike) Sirih Dipetik waktu gelap petang Sekapur Sirih kami Sajike, (kami sajike) Sirih Dipetik waktu gelap petang Tamu pe datang sirih di sajike (sirih disajike)

Seni budaye Aceh Tamiang Tamu pe datang sirih di sajike (sirih disajike) Seni budaye Aceh Tamiang

a. Diksi

Pemilihan diksi pada syair tari Sekapur Sirih terlihat jelas kesesuaian antara

tiap baris dan baitnya. Pada baris 1 dengan 3 memiliki kaitan pada akhir huruf tiap

barisnya. Pada kata ‘sajike’ dapat ditemukan pada akhir baris 1 maupun 3.

Sedangkan untuk baris ke 2 dengan 4 memiliki kaitan pada akhir kata baris yaitu

huruf ‘ng’ pada kata ‘petang’ dan ‘tamiang’. Untuk pemilihan kata, terdapat

kesesuaian kata antara frase-frasenya. Pada baris ke 4 bait 1 ‘Sirih Dipetik waktu

gelap petang’ kata ‘waktu’ memiliki sinonim dengan kata saat, pada, sejak,

maupun ketika. Namun kata ‘waktu’ menandakan kapan pekerjaan itu dimulai dan

diakhiri. Sedangkan untuk kata saat, sejak, pada, memiliki arti sendiri pada

konteks hari, pukul maupun kejadian yang bersejarah.

Sedangkan untuk kata ‘gelap petang’ yang mengandung makna ‘malam hari’

sudah cocok dengan kata yang berada pada baris kata tersebut. Penulis mencoba

menyesuaikan bahasa syair dengan bahasa Aceh Tamiang yaitu ‘gelap petang’

yang memiliki hubungan konteks dengan baris 1 yang juga memiliki kata berasal

dari bahasa Aceh Tamiang, seperti kata ‘sajike’. Selain dari sisi konteks

pengarangnya, pemilihan kata ‘gelap petang’ mengarah ke keadaan waktu.

Page 261: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

240

Sedangkan untuk kata yang memiliki sinonim ‘malam hari’ lebih mengutamakan

keterangan waktu.

b. Interjeksi

Interjeksi yang terdapat pada penggalan syair tari Sekapur Sirih tidak dapat

ditemukan. Sebab tiruan bunyi maupun kata seru tidak dapat ditemukan pada syair

di atas.

c. Partikel

Partikel yang terdapat pada syair tari Sekapur Sirih yaitu partikel ‘Pe” yang

berasal dari partikel bahasa Aceh Tamiang yang artinya ‘pun’. Pada teks ‘Tamu

pe datang sirih di sajike’ mengandung makna bahwa jika seorang tamu yang

diundang sudah datang ke tempat kita, lalu sesuatu yang telah disiapkan untuk

menyambut tamu tersebut juga disajikan berkenaan dengan kedatangan tamu. Hal

tersebut merupakan sebuah penghormatan. Maka tidak mengherankan ada istilah

bahwa tamu adalah raja.

d. Makna denotatif

Makna denotatif pada syair tari Sekapur Sirih dapat ditemukan pada beberapa

konteks. Pada penggalan syair tersebut mengandung makna bahwa seseorang

tamu yang datang pada suatu acara pasti disambut dengan berbagai macam cara,

seperti tarian, nyanyian, maupun upacara yang disesuaikan dengan adat istiadat

suku masing-masing. Pada syair tersebut mengandung makna denotatif yaitu

bahwa tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakan di Aceh

Page 262: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

241

Tamiangdisambut dengan tarian Sekapur Sirih sebagai jati diri seni budaya asli

daerah Aceh Tamiang.

e. Makna konotatif

Makna konotasi pada penggalan syair Sekapur Sirih mengandung makna

bahwa tari Sekapur Sirih adalah seni tari yang berasal dari Aceh Tamiang yang

khusus ditampilkan di acara–acara tertentu yang benar-benar sakral. Hal ini juga

berkaitan dengan masyarakat Aceh Tamiang yang dikenal kental dengan nilai

agama, khususnya agama islam. Hal itu juga diperkuat pada teks “ sirih dipetik

waktu gelap petang’ yang mengandung makna bahwa sirih adalah suatu tumbuhan

yang sangat sakral, sehingga harus di petik pada malam hari, sebab malam hari

menandakan suatu keadaan yang benar-benar sakral bagi suatu agama. Maka,

pada syair Sekapur Sirih mengandung pelajaran bagi setiap orang untuk saling

menghormati dan menghargai kedatangan seseorang, tanpa melihat latar belakang

dan derajat tamu dan undangan.

f. Spontanitas garapan teks

Spontantias garapan teks pada penggalan syair Sekapur Sirih dapat ditemukan

pada kata ‘pe’ yang berarti pun, ‘sajike’ yang berarti sajikan, dan ‘budaye’ yang

berarti budaya merupakan logat dari bahasa Aceh Tamiang. Maka, tidak akan

salah jika pengarang menulis beberapa kata menggunakan logat Aceh Tamiang.

Page 263: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

242

g. Gaya bahasa

Ada beberapa macam gaya bahasa yang terdapat pada syair Sekapur Sirih,

yaitu:

(1) Pleonasme merupakan gaya bahasa yang menambahkan keterangan pada

pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang

sebenarnya tidak diperlukan. Pada syair tari Sekapur Sirih yang termasuk

dalam gaya bahasa pleonasme yaitu:

“Sirih Dipetik waktu gelap petang”

Kata “gelap” dan “petang” memiliki pernyataan sama sebagai tanda bahwa

waktu memang sudah malam.

(2) Elipsis merupakan gaya bahasa yang berisi penghilangan satu atau

beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut

seharusnya ada. Pada syair tari Sekapur Sirih yang termasuk dalam gaya

bahasa elipsis yaitu:

‘Seni budaye Aceh Tamiang’: seharusnya ‘Seni budaye asliAceh Tamiang”

6.1.3 Lagu Zapin Sekapur Sirih

Berikut adalah kerja Analisis terhadap salah satu lagu Melayu yang

berkategorikan Zapin, yaitu Zapin lagu Sekapur Sirih. Lagu ini penulis analisis

melalui teori semiotik yang llazim digunakan dalam ilmu-ilmu seni. Lagu ini

menjadi pilihan karena sangat luas dikenal masyarakat Melayu atau rumpun

Melayu. Lagu ini memiliki identitas keMelayuan yang kuat, baik ditinjau dari

tangga nada maupun ornamentasi yang digunakan di dalamnya. Selain itu syair

Page 264: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

243

lagu Sekapur Sirih ini juga syarat dengan makna-makna budaya yang dianut oleh

sebagian besar masyarakat Melayu. Lagu ini juga bisa dikatakan sebagai

ungkapan simbol yang lazim digunakan oleh orang-orang Melayu dalam konteks

Komunikasi Budaya. Berikut ini adalah analisis lagu zapin pecahan dari lagu

Sekapur SirihAceh Tamiang.

ZAPIN SEKAPUR SIRIH

Sekapur SirihSekapur Sirih Pinang Sebiji Sirih di hias Sirih dihias Bunge Kenange Tamu yang Datang tamu yang Datang kami hormati Sekapur Sirih Seule pinang kami sajike Sekapur SirihSekapur Sirih Kami Sajike Pinang di beleh pinangg dibeleh menjadi due Syariat Islam syariat islam Kite amalke Seni budaye seni budaye Kite Kembangke Sekapur SirihSekapur Sirih Dari Malake Sirih di Tanam Sirih di Tanam di Tepi telage Aceh TamiangAceh Tamiang Kabupatennye Kharang Baru Kharang Baru Ibukotenye (Sumber: Syafina Arham, dalam wawancara 24 Juni 2014 Aceh Tamiang)

Teks lagu Sekapur Sirih ini juga mengandung lambang dalam konteks

budaya Melayu. Sekapur Sirih adalah lambang orang Melayu dan Kebudayaannya

dalam mempersembahkan Sekapur Sirih sebagai sebuah persembahan dalam

bentuk penghormatan dan pemuliaan tamu, termasuk dengan teks sebagai berikut:

(bait 1)

Sekapur SirihSekapur Sirih Pinang Sebiji Sirih di hias Sirih dihias Bunge Kenange Tamu yang Datang tamu yang Datang kami hormati Sekapur Sirih Seule pinang kami sajike

Page 265: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

244

Teks ini coba menyampaikan pesan bahwa Selembar Sirih yang menjadi simbol

kehormatan bagi yang memberi dan yang menerima, disajikan lengkap dengan

seoles kapur serta secungkil pinang adalah bermakna “dalam” didalam kehidupan

masyarakat Aceh Tamiang. Masyarakat Aceh Tamiang sangat memuliakan tamu

dalam kehidupan sehari-hari, walau miskin papa, tetapi niat memberi dan

memuliakan tamu sangat besar, merasa malu dengan tangan dibawah, dengan

memberikan Sekapur Sirih, masyarakat Aceh Tamiang sudah merasakan puas

dapat memuliakan tamu dengan tidak melihatkan perbedaan kekayaan dan

kemiskinan.

Dalam arti lain, masyarakat Melayu sudah paham dengan sistem

kehidupan dan kebiasaan yang baik yang tercakup dalam adat Melayu, seperti

yang dikonsepkan dalam adat bersendikan syarak bersendikan Kitabullah (Kitab

Allah) yang di sebut Al-Quran. Dengan ini, insya Allah semua masyarakat

Melayu memuliakan tamu dengan sopan santun, kewajaran sesuai dengan ajaran

syariah Islam.

Dalam kebudayaan MelayuAceh Tamiang, memuliakan Tamu, masih

dilakuakan masyarakat Melayu hingga saat ini. Karena dapat mendatangkan

kebahagiaan bagi yang menerima tamu, juga mendapat kemudahan dengan

diterima sebagai yang dimuliakan.

Selanjutnya: (bait 2)

Sekapur SirihSekapur Sirih Kami Sajike Pinang di beleh pinang dibeleh menjadi due Syariat Islam syariat islam Kite amalke Seni budaye seni budaye Kite Kembangke

Page 266: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

245

Teks di bagian ke dua ini adalah tentang kegiatan seni yaitu berdendang

Melayu, dan pengembangan seni budaya, baik lagu, musik, tari, teater, dan lain-

lainnya tetapi tetap belandaskan syariat Islam. Terutama di masa pemerintahan

Sultan Sulaiamn Syaiful Perkasa Alamsyah, negeri ini menjadi pusat kesenian

dalam budaya Melayu Sumatera Timur.

Selanjutnya : (bait 3)

Sekapur SirihSekapur Sirih Dari Malake Sirih di Tanam Sirih di Tanam di Tepi telage Aceh TamiangAceh TamiangKabupatennye Kharang Baru Kharang Baru Ibukotenye Teks di bagian ke tiga ini adalah tentang keberadaan sirih bermakna bagi

semua lapisan masyarakat walaupun dari wilayah yang sangat jauh, sirih tetap

sirih sebagai simbol rajanya daun, sebagai alat berinteraksi, dalam semua bentuk

persahabatan yang baik, tujuan yang baik, yang dipergunakan dalam siklus

kehidupan yang sudah turun-temurun. Daun sirih sebagai simbol untuk

perdamaian atau permohonan maaf, atau untuk meminang seorang putri untuk

dijadikan seorang pendamping hidup (istri). Sirih dengan sifat tumbuhnya suka di

tempat yang lembab atau di tepi telaga menunjukkan sirih dengan warna hijau

pada umumnya dapat bermanfaat sebagai penawar, obat bagi banyak penyakit,

dan mendamaikan hati.

3. Lagu Zapin Sekapur Sirih

Sekapur SirihSekapur Sirih pinang sebiji Sirih di hias sirih dihias bunge kenange

Tamu yang datang tamu yang datang kami hormati Sekapur Sirih seule pinang kami sajike

Page 267: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

246

Sekapur SirihSekapur Sirih kami sajike

Pinang dibeleh pinang dibeleh menjadi due Syariat islam syariat islam kite amalke

Seni budaye seni budaye kite kembangke Sekapur SirihSekapur Sirih dari Malake

Sirih ditanam sirih ditanam di Tepi Telage Aceh TamiangAceh Tamiang kabupatennye

Kharang baru kharang baru ibukotenye

a. Diksi

Pemilihan kata pada syair tari zapin Sekapur Sirih memiliki beberapa

ketepatan dan kesesuaian tiap kata dalam kalimat. Seperti bait pertama memiliki

kesamaan sajak aa pada sampiran, dan sajak bb pada isi. Sedangkan pada bait ke 2

dan ke 3 memiliki persamaan sajak aaaa baik pada sampiran maupun isinya.

Sedangkan untuk pemilihan kata, seperti kata ‘tepi’ yang bersinonim dengan kata

pingggir sudah tepat adanya. Kata ‘tepi’ identik dengan kawasan yang menjorok

ke luar seperti tepi sungai, tepi laut, maupun kata pada syair tersebut yaitu ‘tepi

telaga’ yang lebih cocok untuk penunjuk wilayah perairan. Berbeda dengan kata

pinggir, yang identik dan cocok dengan kata pinggir jalan, pinggir taman, dan

lainnya yang lebih kepada penunjuk daratan.

b. Interjeksi

Interjeksi pada syair tari zapin Sekapur Sirih tidak dapat ditemukan.

c. Partikel

Pada syair tari zapin Sekapur Sirih juga tidak dapat ditemukan partikel kata.

Page 268: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

247

d. Makna Denotatif

Pada syair tari zapin Sekapur Sirih mengandung makna yaitu bahwa asal usul

Sekapur Sirih yang berasal dari kota Malaka (Aceh) yang disajikan bagi tamu

kehormatan yang disesuaikan dengan syariat agama islam Aceh Tamiang dengan

diakui sebagai perilaku mencerminkan kebaikan terhadap sesama orang. Oleh

karena, dengan sikap dan perilaku saling menghargai dan menghormati orang lain

tidak hanya dalam bentuk tolong-menolong, namun dalam bentuk seni budaya

seperti menyediakan Sekapur Sirih beserta pinang yang dibelah dua sebagai

simbolis kongsi atapun saling berbgai terhadap sesama manusia.

e. Makna Konotatif

Makna konotatif yang terkandung pada tari zapin Sekapur Sirih mengandung

makna bahwa identitas dan rasa menghormati masyarakat Aceh Tamiang masih

kental dan kuat.

Pada bait 1:

Sekapur SirihSekapur Sirih pinang sebiji Sirih di hias sirih dihias bunge kenange Tamu yang datang tamu yang datang kami hormati Sekapur Sirih seule pinang kami sajike

Pada kutipan syair tersebut terkandung makna bahwa masyarakat

MelayuAceh Tamiang memiliki rasa penghormatan dan ramah-tamah terhadap

orang lain sangat tinggi rasanya. Bunga kenanga yang dianggap sebagai penghias

Sekapur Sirih dan pinang sebiji memiliki bau yang harum dan indah disimbolkan

sebagai pembalut kebersihan dan kesucian dan rasa keikhlasan tanpa paksaan

ketika kita kedatangan seorang tamu. Hal ini menandakan bahwa masyarakat

Page 269: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

248

Aceh Tamiangmenghormati secara kasih sayang tamu yang berkunjung ke tanah

Melayu tersebut.

Sedangkan pada bait ke 2:

Sekapur SirihSekapur Sirih kami sajike Pinang dibeleh pinang dibeleh menjadi due Syariat islam syariat islam kite amalke Seni budaye seni budaye kite kembangke

Pada bait ke 2 memiliki arti bahwa salah satu syariat islam yang wajib

diamalkan adalah saling membantu dan memberi sebuah sajian baik makanan atau

apapun kepada tamu serta undangan yang telah datang, bahkan tamu yang

memang sengaja kita undang, karena hal tersebut merupakan perbuatan yang

sangat mulia dan menjadi telaudan yang baik. “Pinang dibelah dua” merupakan

simbolis rasa saling berbagi dan menyetarakan kedua pihak antar tamu dan tuan

rumah yang memiliki derajat dan kedudukan yang sama seperti halnya pinang

yang dibelah dua, dan tidak akan berbeda baik bentuk, rupa, warna, maupun

rasanya. Selain bidang agama, masyarakat Aceh Tamiang juga dituntut untuk

mengembangkan seni budaya sebagai identitas dan jati diri bangsa itu sendiri,

sehingga diakui sebagai bangsa yang bermartabat dan berilmu tinggi untuk

memperoleh sikap dan perilaku yang baik.

Sedangkan pada bait ke 3:

Sekapur SirihSekapur Sirih dari Malake Sirih ditanam sirih ditanam di Tepi Telage Aceh TamiangAceh Tamiang kabupatennye Kharang baru kharang baru ibukotenye

Page 270: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

249

Pada bait ketiga mengandung makna bahwa Sekapur Sirih merupakan sebuah

tanaman yang hidup di pinggiran telaga sebagai simbol bahwa tanaman tersebut

merupakan tanaman yang memiliki naluri hidup sederhana dan berhati-hati dalam

menjalani hidup, dan merupakan ciri khas Aceh Tamiang dalam bermasyarakat

yang disimbolkan pada kata ‘telage’. Selain itu Aceh Tamiang merupkana sebuah

kabupaten yang juga memiliki sebuah ibukota yang bernama kharang baru sebagai

simbol bahwa kehormatan dan penghargaan masyarakat MelayuAceh Tamiang

sangat tinggi. Yang muda menghargai yang tua yang disimbolkan dengan kata

‘kabupatennye’ dan kaum muda menghormati yang tua yang disimbolkan dengan

‘ibukotenye’. Masyarakat Melayu tamiang juga menanamkan bahwa diatas

kekuasaan pasti ada penguasa yang harus dihormati sesuai derajat seorang

disimbolkan pada kata ‘Malake’, namun tidak saling meninggikan kedudukan diri

(strata jabatan) sebagai orang yang harus dihormati karena manusia berasal dari

kesederhanaan dan kelemahan yang disimbolkan dengan kata ‘tepi’

f. Spontanitas Garapan Teks

Pada spontanitas garapan teks pada tari zapin Sekapur Sirih juga terdapat

beberapa kata yang digunakan pengarang sesuai dengan latar belakang konteks,

seperti kata ‘sajike’ , ‘Malake’, ‘telage’ ‘ibukotenye’, ‘kabupatennye’, ’bunge’,

‘kenange’, ‘seule’ ‘due’, ‘budaye’, ’kite’, ’kembangke’, ’amalke’. Kata-kata

tersebut memang disesuaikan dengan logat dan ciri khas bahasa Aceh Tamiang.

g. Gaya Bahasa

Ada beberapa macam gaya bahasa yang ditemukan pada tari zapin Sekapur

Sirih yaitu, antara lain:

Page 271: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

250

(1) Repetisi merupakan perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam

suatu kalimat. Pada syair diatas yang termasuk pada kategori gaya bahasa

repetisi adalah:

Sekapur SirihSekapur Sirih pinang sebiji Sirih di hiassirih dihias bunge kenange Tamu yang datangtamu yang datang kami hormati Sekapur Sirih seule pinang kami sajike Sekapur SirihSekapur Sirih kami sajike Pinang dibelehpinang dibeleh menjadi due Syariat islamsyariat islam kite amalke Seni budayeseni budaye kite kembangke Sekapur SirihSekapur Sirih dari Malake Sirih ditanamsirih ditanam di Tepi Telage Aceh TamiangAceh Tamiang kabupatennye Kharang barukharang baru ibukotenye

(2) Elipsis merupakan penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang

dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada. Pada syair tari zapin

Sekapur Sirih diatas yang termasuk pada kategori gaya bahasa elipsis

adalah:

Sirih di hias sirih dihias bunge kenange, harusnya: Sirih di hias sirih dihias

dengan bunge kenange’

(3) Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda

mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak. Pada syair

tari zapin Sekapur Sirih diatas yang termasuk pada kategori gaya bahasa

personifikasi adalah:

Page 272: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

251

‘Sirih di hias sirih dihias bunge kenange’

Maksud pada penggalan bunga kenanga yang dianggap benda mati tidaklah

mungkin mampu menghias daun sirih.

(4) Majas Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu

untuk tujuan merendahkan diri. Pada syair tari zapin Sekapur Sirih diatas

yang termasuk pada kategori gaya bahasa litotes adalah:

Sekapur SirihSekapur Sirih dari Malake Sirih ditanam sirih ditanam di Tepi Telage

(5) Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan ciri tubuh,

gelar atau jabatan sebagai pengganti nama diri. Pada syair tari zapin

Sekapur Sirih diatas yang termasuk pada kategori gaya bahasa metonimia

adalah:

Sekapur SirihSekapur Sirih kami sajike Pinang dibeleh pinang dibeleh menjadi due Syariat islam syariat islam kite amalke Seni budaye seni budaye kite kembangke

Dalam hal ini Sekapur Sirih diganti dengan seni budaya Aceh Tamiang sebagai

simbol lain dari kebudayaan daerah asal Aceh.

Page 273: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

252

6.1.4. Sirih sebagai Pemulia Tamu

Gambar 6.1. Susunan Sirih (Sumber : google)

Tradisi Makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari

3000 tahun yang lampau atau di zaman Neolitik, hingga saat ini.Budaya Makan

sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari pelbagai

golongan, meliputi masyarakat bawah, pembesar negara, serta kalangan istana.

Tradisi Makan sirih tidak diketahui secara pasti dari mana berasal. Dari cerita-

cerita sastra, dikatakan tradisi ini berasal dari India.

Tetapi jika ditelusur berdasarkan bukti linguistik, kemungkinan besar

tradisi Makan sirih berasal dari Nusantara. Pelaut terkenal Marco Polo menulis

dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal

Page 274: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

253

tembakau. Sementara itu penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco de

Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan meMakan sirih.

Di masyarakat India, sirih pada mulanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai

persembahan kepada para dewa sewaktu sembahyang di kuil-kuil. Beberapa helai

daun sirih dihidangkan bersama dengan kelapa yang telah dibelah dua dan dua

buah pisang emas.

Pada saat ini sirih sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu. Selain

dimakan oleh rakyat kebanyakan, sirih juga dikenal sebagai simbol budaya dan

menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih dipakai

dalam upacara menyambut tamu, upacara merisik dan meminang, upacara

pernikahan, pengobatan tradisional, dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam

upacara pernikahan, sirih dirangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik, dan

bersama dengan sirih penyeri dipakai sebagai barang hantaran kepada pengantin

perempuan. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung dipakai

sebagai hiasan yang menyemarakkan suasana. Sirih junjung juga dibawa sebagai

kepala suatu arak-arakan adat.

Sirih Aceh

Daun sirih di Aceh dinamakan Ranub. Ranub memainkan peranan penting dalam

kehidupan orang Aceh. Ranub yang telah dibubuhi kapur, irisan pinang, dan

gambir kemudian dikunyah sebagai makanan pelengkap.

Page 275: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

254

Gambar 6.2. Perangkat Sirih (Sumber : google)

Prosesi penyiapannya dari memetik daun sampai dengan menyajikannya

divisualisasikan menjadi sebuah gerakan tari yang sangat dinamis dan artistik.

Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh yang

dinamakan Tari Ranub Lampuan. Menyajikan ranub kepada tamu dalam tradisi

Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Namun kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama apa yang ada di

balik semua aktifitas yang berkaitan dengan ranub. Ranub bagi masyarakat Aceh

tidak hanya sekedar tumbuhan yang memiliki manfaat secara fisik semata. Namun

di balik itu ada berbagai penafsiran poli-interpretasi, karena di dalam

memahaminya ranub menjadi simbol yang multi rupa.

Pemaknaannya secara sosial dan kultural digunakan dalam banyak cara

dan berbagai aktivitas. Ranub dengan segala perlengkapannya memainkan

peranan penting pada masa kesultanan Aceh, dalam upacara-upacara kebesaran

sultan.

Page 276: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

255

Selain itu dalam perkembangannya, ranub juga menempati peranan yang

cukup penting dalam sistem daur hidup (life cycle) masyarakat Aceh. Jika ada

acara-acara resmi, seperti pernikahan, hajatan sunat, bahkan di acara penguburan

mayat sekalipun, ranub seolah menjadi makanan wajib. Sehingga ada anggapan,

adat dan ranub menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan di Aceh.

Dari masa sebelum melahirkan yakni ketika usia kehamilan mencapai

tujuh atau delapan bulan, mertua sudah mengusahakan seorang bidan untuk

menyambut kelahiran bayi. Pihak mertua dan ibunya sendiri biasanya

mempersiapkan juga hadiah yang akan diberikan kepada bidan pada saat

mengantar nasi sebagai tanda persetujuan.

Gambar 6.3. Meracik Sirih

(Sumber : google)

Tanda ini disebut dengan peunulang, artinya hidup atau mati orang ini

diserahkan kepada bidan. Setelah menerima peunulang, ada kewajiban bagi bidan

Page 277: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

256

untuk menjenguk setiap saat. Bahkan kadang-kadang ada yang menetap sampai

sang bayi lahir. Biasanya hadiah yang diberikan kepada bidan antara lain seperti,

ranub setepak (bahan-bahan ranub), pakaian sesalin (biasanya satu stel), dan uang

ala kadarnya.

Pada saat bayi lahir, diadakan pemotongan tali pusar dengan sebilah

sembilu, kemudian diobati dengan obat tradisional seperti dengan arang, kunyit,

dan air ludah ranub. Upacara yang berkaitan dengan daur hidup lainnya yang

didalamnya menggunakan ranub sebagai salah satu medianya adalah upacara

antar mengaji.

Upacara perkawinan dalam masyarakat Aceh juga mempergunakan ranub

dalam rangkaian upacaranya. Setelah seulangke mendapat kabar dari ayah si

gadis, lalu menyampaikan kabar suka cita kepada keluarga pemuda, ditentukan

waktu atau hari apa mengantar ranub kong haba, artinya ranub penguat kata atau

perjanjian kawin (bertunangan).

Kemudian keluarga si pemuda mengumpulkan orang-orang patut dalam

kampung kemudian memberi tahu maksud bahwa dimintakan kepada orang-orang

yang patut tersebut untuk pergi ke rumah ayah si gadis untuk meminang si gadis

dan bila dikabulkan terus diserahkan ranub kong haba atau tanda pertunangan

dengan menentukan sekaligus berapa mas kawinnya (jiname/jeulamee).

Dalam hubungan sosial masyarakat Aceh, ranub juga memiliki fungsi dan

peranan penting antara lain untuk penghormatan kepada tamu. Sekaligus untuk

menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, maupun sebagai media

untuk meredam/menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.

Page 278: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

257

Menjadi Simbol

Gambar 6.4. Setepak Sirih (Sumber : google)

Berkaitan dengan adat menyuguhkan ranub tersebut, ranub dapat diartikan

sebagai simbol kerendahan hati dan sengaja memuliakan tamu atau orang lain

walaupun dia sendiri adalah seorang yang pemberani dan peramah.Sebentuk daun

sirih (sebagai aspek ikonik) dalam kaitan ini dapat dirujuk pada aspek

indeksikalnya adalah sifat rasa yang pedar dan pedas. Simbolik yang terkandung

di dalamnya adalah sifat rendah hati dan pemberani. Ranub juga dianggap

memiliki makna sebagai sumber perdamaian dan kehangatan sosial. Hal ini

tergambar ketika berlangsung musyawarah untuk menyelesaikan persengketaan,

upacara perdamaian, upacara peusijuek, meu-uroh, dan upacara lainnya ranub

hadir ditengah-tengahnya.

Semua bentuk upacara itu selalu diawali dengan menyuguhkan ranub

sebelum upacara tersebut dimulai. Dalam etika sosial masyarakat Aceh, tamu

Page 279: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

258

(jamee) harus selalu dilayani dan dihormati secara istimewa.Hal ini terjadi karena

seluruh segi kehidupan masyarakat Aceh telah dipengaruhi oleh ajaran Islam yang

dibakukan dalam adat dan istiadat.

Sementara Bate Ranub (puan) yang menjadi wadahnya melambangkan

keindahan budi pekerti dan akhlak yang luhur. Wadah tersebut sebagai satu

kesatuan yang melambangkan sifat keadatan.Maka ke depan modifikasi kemasan

ranub ini perlu diperhatikan, bagaimana anak-anak Aceh tidak asing dengan

budayanya dari pemakan ranub kini menjadi pengkomsumsi narkoba dan produk-

produk luar untuk pencitraan modern, meskipun di tempat asalnya makanan itu

sudah dianggap sebagai makanan jalanan atau makanan sampah (junk food).(Fuad

Heriansyah on Friday, September 27, 2012, Sumber : google 2014)

Page 280: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

259

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian-uraian yang telah dijabarkan tentang tari Makan

sirih dalam wilayah budaya Aceh Tamiang, maka penulis merangkumkan

beberapa kesimpulan untuk menjawab suatu pokok permasalahan dalam rangka

penelitian ini yaitu struktur tari, struktur musik, dan struktur teks dalam

pertunjukkan Tari Makan sirih di Aceh Tamiang.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis mendapat kenyataan

bahwa Tari Makan sirih di Aceh Tamiang sama dengan semua sifat Tari Makan

sirih yang ada di daerah Melayu yang ada di sepanjang pesisir Indonesia, dari

Sabang sampai Merauke, bahkan sampai ke Semenanjung Malaka. Bersifat sama-

sama untuk memuliakan dan menhormati tamu dengan persembahan sirih di bawa

oleh penari–penari Makan sirih serta penari Sekapur Sirih.

Hasil penelitian yang penulis dapatkan adalah adanya tari Makan sirih

yang yang lazim dilakukan di Aceh Tamiang, dan ada yang berjenis sama tetapi

berbeda nama yakni tari Sekapur Sirih. Lagu dan tari Sekapur Sirih di nyanyikan

dengan pecahan Zapin. Adapun Tari Sekapur Sirih di ciptakan di Aceh Tamiang,

sebagai upaya pemerintah menunjukkan jati diri Aceh Tamiang pada tahun 2001.

Tari Makan sirih, dan tari Sekapur Sirih adalah sama, bersifat membuka

acara di Aceh Tamiang, dan pada saat sirih di persembahkan kepada para

undangan, undangan mengambil Sirih dari Tepak Penari dan mengganti dengan

259

Page 281: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

260

sebentuk penghargaan sebagai ungkapan ucapan terima kasih telah dimuliakan,

dan ungkapan itu berupa uang yang di berikan. Sirih yang di ambil tidak wajib

untuk di makan, tetapi sebentuk penghargaan yang diberikan kepada tamu, dan

menjadi kehormatan bagi undangan yang disuguhkan persembahan sirih tersebut.

Pada saat Acara dimulai dengan penampilan tari Makan sirih, atau tari Sekapur

Sirih, simpulan penulis, bahwa tari Makan sirih dan tari Sekapur Sirih adalah

bersifat membuka acara.

Struktur Tari Makan sirih dan struktur tari Sekapur Sirih menunjukkan

bahwa gerakan dan konsep syariat Islam tercermin dalam penampilan

pertunjukkan Tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih. Aceh Tamiang sebagai

wilayah yang bersyariatkan Islam mau memakai dan melestarikan segala yang

bernuansa Islam, bentuknya tari Makan sirih dan tari Sekapur Sirih

menggambarkan adanya gerak memberi salam dan sembah memuliakan para

hadirin yang ada.

Struktur teks lagu Makan sirih, Lagu Sekapur Sirih dan Lagu pecahan

Sekapur Sirih yang ada menggambarkan ajaran-ajaran kebaikan yang menuntun

melalui teks yang tercipta. Saat teks yang disebut pantun dinnyanyikan oleh Vokal

atau seorang penyanyi Melayu, saat diiringi pula oleh ensambel musik Melayu,

yang terdiri dari gendang, biola dan Akordion, menambah keharmonisan. Penyaji

dan penikmatnya.

Page 282: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

261

7.2 Saran

Seni pertunjukkan tari Makan sirih dan Tari Sekapur Sirih di Aceh Tamiang

Tari Makan sirih dan tari Sekapur Sirih di Aceh Tamiang ada perbedaan didalam

pola lantai dan gerak tarinya tetapi terdapat juga banyak kesamaan yang dapat

diterima oleh masyarakat Aceh Tamiang. Tari Makan sirih dan Sekapur Sirih

bertujuan memuliakan dan menghormati tamu. Tari Makan sirih dan Tari Sekapur

Sirih di Aceh Tamiang tidaklah asli tradisional tetapi sudah dikreasikan dalam

gerakan dan pola lantainya, karena koregarefer tarinya adalah orang-orang muda.

Tetapi sama-sama diterima dan di pakai oleh masyarakat Aceh Tamiang, karena

masih didalam kesopanan dan bersendikan syariat Islam.

Harapan penulis terhadap pembaca khususnya masyarakat MelayuAceh

Tamiang pada umumnya dan Pemerintah, untuk lebih mengedepankan tari Makan

sirih dan Tari Sekapur Sirih daripada tari yang bukan tradisional atau yang berasal

dari budaya luar. Terhadap para seniman Melayu, penulis berharap agar setiap

seniman Melayu dapat terus berkreasi dan menungkan ide-ide baru tanpa

meninggalkan budaya tradisi, agar seni budaya Melayu tak hilang di bumi.

Page 283: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

262

DAFTAR PUSTAKA

Dananjaja, Djames, 1984. Foklor Indonesia. Jakarta: UI Press. Dewi, Rita, 1995, “Rapa-i Pasee pada Kebudayaan masyarakat Aceh di Desa Awe,

Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara: Analisis Musik dalam Konteks Kebudayaan.” Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Sastra USU Medan.

Hoesin, Omar A., 1981. Kultur Islam: Sejarah Perkembangan Kebudayaan

Islam dan Pengaruhnya dalam Dunia Internasional. Jakarta: Bulan Bintang. Husni, Tengku Lah, 1986, Butir-butir Adat Budaya Melayu Pesisir Sumatera

Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jessy, Joginder Sing, 1864. Sejarah Tanah Melayu 1400-1959. Kuala Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka. Kayam, Umar, 1985. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Jakarta: Jembatan. Koentjaraningrat, 1964. Masjarakat Desa di Indonesia Masa Ini. Jakarta: Djembatan. Lubis, Akhyar Yusuf. 2009. Dekonstruksi Epistemologi Modern. Jakarta: Aksara. Malm, William P., 1977. Music Cultures of the Pacific, near East, and Asia.

Englewood Cliffs, New jersey: Prentice Hall. Majalah Aceh Tourism. Edisi 001. Sep-Des 2013. Merriam, Alan P., 1964. The Anthropology of Music. Chichago: Northwestern

University Press. Muly, Cut Rosmiaty, 1998. “Seurune Kalee dalam kebudayaan Masyarakat Aceh di

Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar: Kajian terhadap Difusi, Organologis, dan Akustika.” Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Sastra USU Medan.

Nor, Mohd Anis Md., 1995. "Lenggang dan Liuk dalam Tari Pergaulan Melayu,"

Tirai Panggung, jilid 1, nomor 1. Pelly, Usman, 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya

Minangkabau dan Mandailing. Jakarta: LP3ES.

262

Page 284: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

263

Pelly, Usman, 1986. Lokasi Lembaga Pendidikan, Sosial, dan Agama dalam Tata Ruang Permukiman Masyarakat Majemuk yang Menopang Integrasi Sosial: Kasus Kotamadya Medan. Tokyo: The Toyota Foundation

Royce, Anya Peterson, 1990. Antropologi Tari (terjemahan F.X Widaryanto).

Bandung: ISI Bandung. Silitonga, Sansri Nuari, 2011. “Nur ‘Ainun sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Utara:

Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak Senandung, Mak Inang, dan Lagu Dua yang Dinyanyikannya.” Skripsi Sarjana, Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.

Simorangkir, Heidy E., 2011. “Analisis Gaya Permainan Akordion untuk Lagu-lagu

Melayu oleh Zulfan Efendi Lubis.” Skripsi Sarjana, Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.

Sobur, Alex, 2000. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Balai Pustaka. Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Aksara. Soekanto, Soerjono, 1991. Teori Sosiologi. Jakarta: Aksara. Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi, 1964. Setangkai Bunga Rampai

Sosiologi. Jakarta: FE UI. Suny, Ismail (ed.), 1980. Bunga Rampai tentang Aceh. Banda Aceh: Lembaga

Adat kebudayaan Aceh. Takari, Muhammad dkk., 2008:87. Masyarakat dan Kesenian di Indonesia.

Medan: Studia Kultura. Turner, Victor dan Edward M. Bruner (eds.) 1979. The Anthropology of

Performance. Urbana dan Chicago: University Illinois. Tumer, Victor. 1980, From Ritual to Theater: The Human Seriousness of Play.

New York: PAJ Publication.

Page 285: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

264

DAFTAR INFORMAN

Nama : Drs. Muhammad Takari, M. Hum, Ph.D Umur : 49 Tahun Pekerjaan : Dosen Alamat : Kota Medan Nama : Drs. Kumalo Tarigan, MA. Umur : 56 Tahun Pekerjaan : Dosen Alamat : Kota Medan

Nama : Ellisa MPd Umur : 32 Tahun Alamat : Aceh Tamiang Pekerjaan : PNS/ Pelaku Seni Nama : Haris Nasution Umur : 36 Tahun Alamat : Aceh Tamiang Pekerjaan : PNS/ Pelaku seni Nama : Syafina Arham Umur : 53 Tahun Alamat : Sungai Liput Aceh Tamiang Pekerjaan : PNS/ Kasi Kebudayaan Nama : Effendi Umur : 58 Tahun Alamat : Kampung Baru Medan Pekerjaan : Pelaku Seni Nama : Arki Umur : 26 Tahun Alamat : Aceh Tamiang Pekerjaan : Guru/ Pelaku Seni

Page 286: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

265

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lambang TVRI Aceh Tamiang Lambang Kabupaten Aceh Tamiang

Lambang Sanggar Aceh Tamiang

Page 287: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

266

Gerak awal tari Sekapur Sirih Gerak sembah tari Sekapur Sirih

Gerak hadap samping kiri Sekapur Sirih Gerak hadap belakang Sekapur Sirih

Page 288: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

267

Gerak duduk bersimpuh Gerak persembahan

Gerak duduk campak bunga ke kanan Gerak duduk membuka tepak

Page 289: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

268

Tepak sirih Sekapur Sirih

Susunan Sirih

Page 290: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

269

Foto bersama Istri Gubernur Aceh 2014

Page 291: PERTUNJUKAN TARI MAKAN SIRIH DALAM KEBUDAYAAN … · pada acara pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Karang Aceh Tamiang, Peringatan

270

Kelompok Musik Aceh Tamiang di Banda Aceh