11

Click here to load reader

PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

  • Upload
    vutram

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1065 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)DI TAMBAK KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

Admi Athirah*), Akhmad Mustafa*) dan Michael A. Rimmer**)

*) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air PayauJl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan

E-mail: [email protected]**) The University of Sydney, Australia

ABSTRAK

Ikan nila(Oreochromis Niloticus)merupakan salah satu jenis ikan yang banyak diminati oleh masyarakat.Ikan inimerupakan ikan asli air tawar, tetapi memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungansehingga dapat dibudidayakan di air payau (tambak). Pemantauankualitas air dalam budidaya ikan niladitambak menjadi penting untuk dapat dijadikan petunjuk dalam pengelolaan budidaya nila di tambak. Kualitasair merupakan elemen yang harus mendapat perhatian dalam usaha budidaya secara umum. Tujuan penelitianini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang perubahan kualitas air padabudidaya ikanniladitambak Desa Kanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Peubah kualitasair diukur langsung di lapangan dan dianalisis di laboratorium. Peubah yang diukur langsung di lapanganyaitu suhu, pH, salinitas dan oksigen terlarut, dan yang dianalisis di laboratorium yaitu amoniak, nitrat,nitrit, fosfat dan bahan organik total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambak di Desa Kanaungan danGentung dapat dipergunakan untuk budidaya ikan nila, dimana peubah yang diukur di lapangan yaitusuhu28-350C, pH 6-9, salinitas 0-15 ppt dan oksigen terlarut 2,79-10 mg/L.Hasil analisis di laboratoriummenunjukkan kandungan amoniak 0,1405-8,6764 mg/L, kandungan nitrat 0,0420-0,9206 mg/L, kandungannitrit 0,0054-0,1471 mg/L, kandungan fosfat 0,0099-0,8183 mg/L, dan bahan organik total 2,46-51,48 mg/L.

KATA KUNCI: kualitas air, tambak, ikan nila, Kabupaten Pangkep.

PENDAHULUAN

Dari sekian banyak komoditas perikanan di Indonesia, ikan nila (Oreochromis niloticus) dapatdikatakan memiliki prospek yang sangat besar. Sejak diperkenalkan sekitar tahun 1970, ikan initerus berkembang dan semakin populer di masyarakat. Kepopuleran ikan nila dapat mengalahkanjenis ikan lain yang telah lebih dulu diperkenalkan di Indonesia, bahkan menjadi alternatif utamakomoditas budidaya perikanan unggulan. Menurut Gustiano et al (2008) perkembangan ikan nila diIndonesia cukup pesat, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan produksi ikan nila dari tahun ketahun. Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang pipihkesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila merupakan spesies yang berasal dari kawasanSungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Ikanini merupakan ikan konsumsi air tawar yangbanyak dibudidayakan setelah Ikan Mas (Cyrprinus Carpio),dan telah dibudidayakan di lebih dari 85negara. Saat ini, ikan nilatelah tersebar dinegara beriklim tropis dan subtropis, sedangkan padawilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Dinas KP Daerah Sulteng, 2012).

Di Indonesia sendiri, ikan nila pertama kali didatangkan secara resmi oleh Balai Penelitian PerikananAir Tawar pada tahun 1969 (Prihatman, 2000). Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulahikan ini disebarluaskan kepada petani tambak di seluruh Indonesia. Hampir seluruh propinsi telahmembudidayakan komoditas perikanan ini. Peluang pasarnya cukup besar, baik di pasar lokal maupunekspor. Menurut Suyanto (2004), ikan nila banyak dibudidayakan di berbagai daerah, karenakemampuan adaptasi yang bagus di dalam berbagai jenis air. Ikan nila juga tahan terhadap perubahanlingkungan, bersifat omnivora, dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhannya cepatdan tahan terhadap serangan penyakit. Untuk memenuhi kebutuhan ikan nila, baik kebutuhan benihmaupun kebutuhan konsumsi, diperlukan pola pengembangan yang betul-betul terarah. Polapengembangan tersebut meliputi beberapa subsistem budidaya ikan nila dari hulu sampai hilir. Hal

Page 2: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1066Perubahan kualitas air pada budidaya ikan nila ... (Admi Athirah)

ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif agar dapat dicapai target produksi optimal. Untukitu diperlukan cara paling tepat guna mengatasi permasalahan budidaya ikan nila saat ini, diantaranyapemantauan kualitas air dalam budidaya agar menghasilkan ikan nila yang berkualitas tinggi.

Kualitas air merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya di tambak karena komoditas yangdibudidayakan di tambak hidup dalam badan air sehingga dibutuhkan kualitas air yang baik.Pemantauan kualitas air pada budidaya ikan di tambak adalah salah satu aspek penting dalampengelolaan budidaya tambak..Hasil pemantauan kualitas air budidaya tambak dapat dijadikan dasaratau acuan dalam menentukan tindakan yang tepat dalam pengelolaan budidaya tambak, khususnyabudidayaikan nila. Berdasarkan uraian tersebut telah dilaksanakan penelitian di Desa Kanaungandan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep yang secara umum bertujuan untukmemantau perubahan beberapa parameter kualitas air pada tambak ikan nila.

BAHAN DAN METODE

Pemilihan Lokasi

Kegiatan penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Kabupaten Pangkep (Gambar 1), pada bulanJanuari-Maret 2011. Penelitian ini diawali dengan survei kondisi sosial ekonomi pembudidaya tambak.Peta dasar utama yang digunakan dalam pemilihan lokasi ini berasal dari peta penutup/penggunaan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Kabupaten Pangkep,Provinsi Sulawesi Selatan

Page 3: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1067 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

lahan hasil klasifikasi citra dari kegiatan ACIAR FIS/2002/076 (Land Capability Assessment and Classificationfor Sustainable Pond-based, Aquaculture Systems). Peta yang berisi informasi penutup/penggunaan lahanterkini, termasuk luasan tambak eksisting (yang ada) di lokasi penelitian ini selanjutnya disatukandengan peta bentuk lahan untuk mendapatkan peta satuan unit untuk digunakan sebagai acuandalam survei lapang (penentuan titik sampling).

Pengumpulan data primer berupa pengamatan langsung di lapangan berdasarkan titik-titikpengamatan yang representatif pada tambak-tambak yang telah terpilih di Desa Kanaungan danGentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Setiap titik pengamatan di tambak ditentukantitik koordinatnya dengan GPS.

Pemantauan Lingkungan Budidaya

Pemantauan lingkungan budidaya tambak dilakukan pada tambak yang telah terpilih dari hasilpemilihan lokasi. Faktor kualitas air adalah faktor yang dipantau selama pelaksanaan budidaya.Peubah kualitas air serta alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Pengambilan, preservasidan analisis kualitas air mengikuti petunjuk APHA (2005). Pengukuran dan pengambilan contoh airdilakukan setiap dua minggu atau disesuaikan dengan waktu pengukuran bobot dari organismeyang dibudidayakan. Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel.

HASIL DAN BAHASAN

Kondisi Kualitas Air

Suhu

Perubahan kualitas air untuk peubah suhu air dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar tersebutmenunjukkan bahwa suhu air di lokasi penelitian cukup berfluktuasi dari waktu ke waktu dengankisaran suhu antara 28–35°C. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38°C. Secara alamiikan ini dapat memijah pada suhu 22-37°C sedangkan suhu yang baik untuk perkembangbiakannyaberkisar antara 25-30 C. Hal ini sejalan dengan pendapat Rukmana (2007) bahwa pada masa berpijahikan nila membutuhkan suhu antara 22–37°C,selain itu pendapat Wiryanta et al. (2010) menyatakanbahwa ikan nila dapat mentolerir suhu antara 15 dan 37oC. Menurut Stickney (2000) dan Hossain etal. (2007), suhu air optimal bagi budidaya ikan nila adalah 25-30°C.

Suhu berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme serta mempengaruhijumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Selain itu, perubahan suhu yang terlalu drastisdapat menimbulkan gangguan fisiologis ikan yang dapat menyebabkan ikan stres. Secara umumikan nila dapat tumbuh dan berkembang pada kisaran suhu yang cukup lebar. Kisaran suhu ini

Peubah Satuan Alat KeteranganFisika:

Suhu oC YSI 650 Lapangan

Kimia:pH - YSI 650 LapanganSalinitas ppt YSI 650 LapanganOksigen terlarut mg/L YSI 650 LapanganAmonia mg/L Spektrofotometer LaboratoriumNitrat mg/L Spektrofotometer LaboratoriumNitrat mg/L Spektrofotometer LaboratoriumFosfat mg/L Spektrofotometer LaboratoriumBahan organik total mg/L Titrimetrik Laboratorium

Tabel 1. Peubah kualitas lingkungan budidaya tambak dan alat yang digunakan

Page 4: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1068Perubahan kualitas air pada budidaya ikan nila ... (Admi Athirah)

umumnya terjadi di daerah beriklim tropis, seperti Indonesia. Dengan demikian, Indonesia mempunyaikondisi yang menguntungkan untuk usaha budidaya ikan nila (Daelami, 2001).

pH

Peubah pH air selama budidaya ikan nila juga terlihat berfluktuasi dari waktu ke waktu padalokasi yang sama seperti terlihat pada Gambar 3. pH yang didapatkan selama penelitian berkisarantara 6–9. Nilai tersebut masih dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan nila. Rukmana(2007) menyatakan bahwa keadaan pH air antara 5–11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, pH optimaluntuk perkembangbiakan dan pertumbuhan ikan ini adalah 7–8. Nilai pH merupakan indikator tingkatkeasaman perairan. Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis,suhu, dan terdapatnya anion dan kation.

Keadaan pH yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangatasam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan akan memperlihatkan responyang berbeda terhadap perubahan pH dan dampak yang ditimbulkannya pun berbeda (Daelami,2001). Ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan denganalkalinitas rendah atau netral. Pada lingkungan dengan pH rendah pertumbuhannya mengalamipenurunan namun demikian ikan nila masih dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5–10.

Gambar 2. Suhu air selama budidaya ikan nila di tambak Desa Kanaungandan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep

Gambar 3. pH air selama budidaya ikan nila di tambak Desa Kanaungandan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep

Page 5: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1069 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

Secara umum, organisme akuatik menghendaki pH air sekitar netral untuk tumbuh dengan baik.Menurut Swingle (1968) pada umumnya pH air yang baik bagi organisme akuatik adalah 6,5-9,0;pada pH 9,5-11,0 atau4,0-6,0 mengakibatkan produksi rendah dan jika lebih rendah dari 4,0 ataulebih tinggi 11,0 akan bersifat racun pada ikan.

Salinitas

Nilai perubahan salinitas pada saat penelitian cenderung meningkat dari awal pemeliharaan sampaipanen, bahkan terlihat peningkatan yang sangat signifikan pada minggu terakhir penelitian (Gambar4). Salinitas tidak hanya mempengaruhi osmoregulasi tapi juga mempengaruhi konsentrasi amoniaun-terionisasi. Menurut Watanabe (2000), ikan nila (Oreochromis mossambicus) memiliki pertumbuhanyang lebih cepat pada air payau dibandingkan dengan air tawar. Ikan nila mampu tumbuh denganbaik di perairan payau dengan salinitas kurang dari 25 ppt.

Salinitas sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin tinggi salinitas semakinbesar pula tekanan osmotiknya. Ikan nila tergolong ikan yang dapat bertahan pada kisaran salinitasyang luas dari 0–35 ppt. Ikan nila merupakan ikan yang biasa hidup di air tawar, sehingga untukmembudidayakan diperairan payau atau tambak perlu dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu secarabertahap sekitar 1–2 minggu dengan perubahan salinitas tiap harinya sekitar 2-3ppt agar ikan niladapat beradaptasi dan tidak stres (Andrianto, 2005).Dibandingkan dengan ikan air tawar lainnyayang hanya dapat hidup pada kisaran salinitas yang terbatas (tergolong spesies stenohaline), ikan nilamerupakan spesies euryhaline yang dapat hidup pada kisaran salinitas yang cukup lebar, sehinggaikan ini dapat dibudidayakan pada dua ekosistem yang berbeda yaitu air tawar dan air payau(Watanabe, 2000; Hossain et al., 2007).

Oksigen Terlarut

Perubahan oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 2,79–10 mg/L (Gambar 5). Nilaitersebut masih dapat mendukung pertumbuhan ikan nila. Kandungan oksigen terlarut di dalam airmerupakan faktor yang penting bagi kehidupan ikan. Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi,proses pembakaran makanan, aktivasi berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Swingledalam Boyd (1982) menyatakan bahwa oksigen terlarut yang menunjang pertumbuhan dan prosesproduksi, yaitu > 5 ppm.Menurut Sutisna & Sutarmanto (1999), induk yang dipelihara dalamkonsentrasi oksigen 5 mg/l menghasilkan jumlah telur dan frekuensi pemijahan yang tinggi.Secaraumum, organisme akuatik termasuk ikan nila memerlukan oksigen terlarut > 3 mg/L.Lajupertumbuhan dan konversi pakan juga sangat tergantung pada kandungan oksigen. Nilai oksigen di

Gambar 4. Salinitas air selama budidaya ikan nila di tambak DesaKanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, KabupatenPangkep

Page 6: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1070Perubahan kualitas air pada budidaya ikan nila ... (Admi Athirah)

dalam pengelolaan kesehatan ikan sangat penting karena kondisi yang kurang optimal untukpertumbuhan dan perkembangan dapat mengakibatkan ikan stres sehingga mudah terserang penyakit(Sucipto & Prihartono, 2005).

Amoniak

Nilai kandungan amoniak pada saat penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Pada umumnya,kandungan NH3 0,05-0,20 mg/L dapatmenghambat pertumbuhan organisme akuatik. Apabilakandungan NH3 lebih dari 0,2 mg/L, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan (Swayer danMcCarty, 1978). Tingkat daya racun amoniak (NH3) pada air kolam bisa mematikan ikan pada batas0,1-0,3 mg/l, sedang pada tingkat konsentrasi amoniak (NH3) antara 0,6-2,0 mg/L hanya dapat meracuniikan jika terjadi kontak yang berlangsung secara singkat (Daelami, 2001). Hasil pengukuranmenunjukkan bahwa kandungan amonia yang didapatkan selama penelitian cukup tinggi di lokasibudidaya ikan nila khususnya di tambak Desa Gentung seperti terlihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Oksigen terlarut air selama budidaya ikan nila di tambak DesaKanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, KabupatenPangkep

Gambar 6. Amonia air selama budidaya ikan nila di tambak DesaKanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, KabupatenPangkep

Page 7: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1071 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

Amoniak diperairan berasal dari hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogenanorganik yang terdapat dalam tanah dan air, berasal dari dekomposisi bahan organik (biota akuatikyang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah amonifikasi(Effendi, 2004). Aktifitas ikan nila yang memproduksi asam dari hasil proses metabolisme dapatmengakibatkan penurunan pH air, tambak yang lama tidak pernah mengalami penggantian air akanmenyebabkan penurunan pH, hal ini disebabkan karena peningkatan produksi asam oleh ikan nilayang terakumulasi terus-menerus di dalam tambak. Stres asam yang dihasilkan dari prosesmetabolisme tersebut dapat menyebabkan ikan mengalami kehilangan keseimbangan (Lesmana,2004).

Amoniak dapat berada dalam bentuk molekul (NH3) atau bentuk ion NH4, dimana NH3 lebih beracundaripada NH4 (Poernomo, 1988). Menurut Daelami (2001),bentuk amonia di air yang berbahayakarena merupakan racun bagi ikan adalah bentuk amonia (NH3) bukan ion. Bentuk amonia lainseperti ion amoniak (NH4+) tidak berbahaya, kecuali bila konsentrasinya sangat tinggi.

Nitrat

Kandungan nitrat selama budidaya ikan nila ditampilkan pada Gambar 7. Nitrat (NO3) adalahbentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanamandan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari prosesoksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organismeakuatik. Kandungan NO3 pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. KandunganNO3 lebih dari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitasmanusia dan tinja hewan. Kandungan NO3 yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinyaeutrofikasi perairan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat.

Nitrit

Kandungan nitrit air selama pemeliharaan ikan nila ditampilkan pada Gambar 8. Nitrit (NO2)merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen(denitrifikasi). Kandungan NO2 pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.Perairan alami mengandung NO2 sekitar 0,001 mg/L dan sebaliknya tidak melebihi 0,06 mg/L (CanadianCouncil of Resource and Environment Ministers, 1987). Kandungan NO2 yang lebih dari 0,05 mg/Ldapat bersifat toksik bagi organisme akuatik yang sangat sensitif (Moore, 1991). Kandungan nitrityang didapatkan selama penelitian tergolong cukup tinggi di lokasi budidaya ikan nila khususnya ditambak Desa Gentung (Gambar8). Namun hasil tersebut masih cukup mendukung untuk perkembangandan pertumbuhan ikan nila. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sawyer & McCarty (1978) bahwa di

Gambar 7. Nitrat air selama budidaya ikan nila di tambak Desa Kanaungandan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep

Page 8: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1072Perubahan kualitas air pada budidaya ikan nila ... (Admi Athirah)

perairan, kandungan NO2 jarang melebihi 1 mg/L, karena dapat mengganggu perkembanganorganisme akuatik.

Fosfat

Perubahan kandungan fosfat pada budidaya ikan nila ditampilkan pada Gambar 9. Kisaran nilaifosfatyang didapatkan berkisar antara 0,0099-0,8183 mg/L, nilai kandungan fosfat tertinggi didapatkanpada minggu terakhir penelitian di Desa Kanaungan. Kadar fosfat ini lebih besar dari 0,5 mg/L yangberarti tergolong perairan yang memiliki tingkat kesuburan yang sangat baik. Keadaan perairandengan kadar fosfat kurang dari 0,010 ppm tergolong perairan dengan tingkat kesuburan rendah(Alaerts, 1984). Sedangkan menurut SEPA dalam Sulastri (2004), untuk parameter TP > 0,05 mg/Ltermasuk kategori perairan yang sangat kaya nutrien. Yoshimura dalam Liaw (1969) menyatakanbahwa berdasarkan kandungan fosfat, perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: perairan dengankesuburan rendah, yang memiliki kandungan fosfat berkisar antara 0-0,02 mg/L; perairan dengantingkat kesuburan sedang, yang memiliki kandungan fosfat 0,021-0,05 mg/L; dan perairan dengantingkat kesuburan tinggi, yang memiliki kandungan fosfat 0,051-0,10 mg/L. Berdasarkan hal tersebutdan jika dilihat dari kandungan fosfat tambak ikan nila tergolong perairan dengan tingkat kesuburan

Gambar 8. Nitrit air selama budidaya ikan nila di tambak Desa Kanaungandan Gentung, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep

Gambar 9. Fosfat air selama budidaya ikan nila di tambak DesaKanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, KabupatenPangkep

Page 9: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1073 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

tinggi.Menurut Sihotang (1996), nilai-nilai fosfat yang tinggi mencerminkan produksi organik yangtinggi, baik yang berasal dari dasar perairan maupun permukaan perairan.

Bahan Organik Total

Perubahan kandungan bahan organik total air di tambak budidaya ikan nila ditampilkan padaGambar 10. Dari gambar tersebut terlihat kecenderungan peningkatan kandungan bahan organiktotal air dari awal budidaya sampai panen. Bahan organik total atau total organic matter (TOM)menggambarkan jumlah bahan organik suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, bahanorganik tersuspensi dan koloid. Menurut Reid (1961), perairan dengan kandungan bahan organiktotal di atas 26 mg/L adalah tergolong perairan yang subur.Kandungan BOT selama penelitian berkisarantara 2,46-51,48 mg/L yang menunjukkan bahwa setelah pemeliharaan ikan nila melebihi 4 minggu,terjadi peningkatan kandungan bahan organik total air yang menjadikan perairan tergolong perairanyang subur, khususnya di Desa Gentung sedangkan Desa Kanaungan peningkatan terjadi pada mingguke 12 mendekati masa panen. Secara umum kedua lokasi tersebut dapat di kategorikan sebagailokasi yang subur.

KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahan kualitas air pada budidaya tambak ikan nila di Desa Kanaungan dan Desa Gentung,Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep selama hasil penelitian yaitu suhu 28-350C, pH 6-9,salinitas 0-15 ppt dan oksigen terlarut 2,79-10 mg/L, kandungan amonia 0,1405-8,6764 mg/L,kandungan nitrat 0,0420-0,9206 mg/L, kandungan nitrit 0,0054-0,1471 mg/L, kandungan fosfat0,0099-0,8183 mg/L, dan bahan organik total 2,46-51,48 mg/L yang secara keseluruhan menunjukkanbahwa lokasi penelitian dapat dijadikan sebagai lokasi budidaya untuk ikan nila. Kedepannyadiharapkan agar masyarakat yang secara sosial budaya mau membudidayakan ikan nila dapatmenjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar atau acuan dalam menentukan pengelolaan yang tepatdalam budidaya komoditas tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dibiayai oleh anggaran kegiatan ACIAR 2011 bekerjasama dengan Tim kelompokpenelitian Sumberdaya Lahan dan Lingkungan pada Balai Penelitian dan Pengembangan BudidayaAir Payau, Maros. Terima kasih diucapkan kepada Muhammad Arnol dan Ilham atas bantuannyadalam pengambilan contoh air. Terima kasih juga diucapkan kepada Australian Center for International

Gambar 10. Bahan organik total air selama budidaya ikan nila di DesaKanaungan dan Gentung, Kecamatan Labakkang, KabupatenPangkep

Page 10: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1074Perubahan kualitas air pada budidaya ikan nila ... (Admi Athirah)

Agricultural Research (ACIAR) PROJECT NO. FIS/2007/124 “Diversification of Smallholder CoastalAquaculture in Indonesia” atas biaya penelitiannya. Dan juga kepada seluruh tim dari kelompokpenelitian Sumberdaya Budidaya Lahan dan Lingkungan atas kerjasama yang baik selama penelitian.

DAFTAR ACUAN

Andrianto, T T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Nila. Absolut. Yogyakarta.Anonim. 2010. Kualitas Air pada Berbagai Sistem Budidaya Tambak. Kumpulan Referensi, Jakarta. 17

hlm.APHA (American Public Health Association). 2005. Standard Methods for Examination of Water and

Wastewater. Twentieth edition APHA-AWWA-WEF, Washington.Boyd. C.E. 1982. Water quality Management For Pond Fish Culture. Amsterdam, Netherland : Scientific

Pulishing Company.Canadian Council of Resource and Environment Ministers. 1987. Canadian Water Quality. Canadian

Council of Resource and Environment Ministers, Ontario.Daelami, Deden. 2001. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Cianjur.Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils: A Baseline for Research and Development. ILRI Publication 39.

International Institute for Land Reclamation and Improvement, Wageningen. 204 pp.Dinas KPD Sulawesi Tengah. 2012. Petunjuk Teknis Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila. Dinas

Kelautan dan Perikanan Sulteng : 2-29.Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta.Hanafi, A., A. Mustafa, dan B. Pantjara. 1995. Pertumbuhan kepiting bakau, bandeng, dan nila merah

di tambak tanah gambut. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia I(1): 26-36.Hossain, M.S., Chowdhury, S.R., Das, N.G., and Rahaman, M.M., 2007. Multi-criteria evaluation

approach to GIS-based land-suitability classification for tilapia farming in Bangladesh. AquacultureInternational 15: 425-443.

Koesoebiono, 1980.  Biologi Laut.  Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.  150 hlm.Koesoebiono, 1981. Plankton dan Produktivitas Bahari, Institute Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan.

BogorLesmana, D. S. 2004. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. PT. Penebar Swadaya. JakartaLiaw, W. K. 1969. Chemical and biological studies of fishponds and reservoirs in Taiwan. Rep. Fish

Culture Res., Fish. Series, Chin. Am. Joint Commission on Rural Reconstruction 7, 1-43.Menon, R.G. 1973. Soil and Water Analysis: A Laboratory Manual for the Analysis of Soil and Water.

Proyek Survey O.K.T. Sumatera Selatan, Palembang. 190 pp.Moore, J. W. 1991. Inorganic Contaminants of Surface Water. Springer-Verlag, New York.Mustafa, A., I N. Radiarta, dan Rachmansyah. 2011. Profil dan Kesesuaian Lahan Akuakultur Mendukung

Minapolitan. Diedit: A. Sudradjat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta.91 hlm.

Nagl, S.; H. Tichy; W.E. Mayer; I.E. MustafaSamonte; B.J. McAndrew & J. Klein. 2001. Classification andPhylogenetic Relationships of African Tilapiine Fishes Inferred from Mitochondrial DNA Sequences.Molecular Phylogenetics and Evolution20(3): 361–374

Parsons, T. R., Maita, Y. and Lalli. C.M. 1989. A Manual of Chemical and Biological Methods for SeawaterAnalysis. Pergamon Press, Oxford.

Poernomo, A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia. Seri Pengembangan No. 7. Balai PenelitianPerikanan Budidaya Pantai, Pangkep.

Poernomo, A. 1989. Faktor lingkungan dominan pada budidaya udang intensif. Dalam Bittner, A.(ed.), Budidaya Air. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. hlm. 66-120.

Prihatman, K. 2000. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Bappenas. Jakarta.Rahardi, F. 1993. Agribisnis Perikanan. Penerbit Swadaya. Jakarta.Rukmana, R. 2007. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Page 11: PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-036.pdf · PERUBAHAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

1075 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

Sawyer, C.N. and McCarty, P.L. 1978. Chemistry for Environmental Engineering. Third edition. McGraw-Hill Book Company, Tokyo.

Slamet, R. 1995. Pengaruh Salinitas 0o/oo, 10o/oo, dan 20o/oo Terhadap Pertumbuhan danKelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) dengan Pemberian ZeolitKonsentrasi 8 mg/L. Skripsi. Sarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Stickney, R.R. 2000. Tilapia Culture. Encyclopedia of Aquaculture. A Wiley-Interscience Publication. p.934-941.

Sucipto, Adi dan Prihartono, R. Eko. 2005. Pembesaran Nila Merah Bangkok. Penebar Swadaya.Jakarta.Sulastri, 2004. Pengembangan Sistem Konservasi Biota Muara Untuk Pemanfaatan Secara

LestariSumberdaya Pesisir dan Laut. Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu. PengetahuanIndonesia. 70 hal.

Sugiarto Ir. 1988.Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbit CV. Simplex. IKAPI.Sutisna, D.H dan R. Sutarmanto. 1979. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.Suyanto, S.R. 2004. Nila. Cetakan 10. Penebar Swadaya, Jakarta, hlm. 2-13.Watanabe, T. 2000. Nutrition and Mariculture. JICA Textbook. The General Aquaculture Course.

Departement of Aquatic Bioscience. Tokyo Universityof Fisheries. Tokyo.