48
Perut Kembung Li 1.1 M&M Anatomi Usus Lo 1.1 Makro Usus Halus dibagi menjadi 3 bagian: Duodenum, Jejenum dan Ileum. Fungsi Utama usus halus adalah pencernaan dan absorbsi hasil-hasil pencernaan. Duodenum Berbentuk huruf C yang panjangnya 25cm yang menghubungkan lambung dengan jejenum. Duodenum ini sangat penting karena dalam duodenum terdapat muara saluran empedu dan saluran pankreas. Duodenum Terletak pada regio epigastrium dan regio umbilicalis dan dibagi dalam 4 bagian: Bagian Pertama Duodenum Panjangnya 5cm, dimulai dari pylorus dan berjalan keatas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis pertama. Jadi bagian ini terletak pada bidang transpilorica. Batas-batas Anterior : Lobus Quadratus hati dan kandung empedu Posterior : Bursa Omentalis (hanya 2,5 cm Pertama), a.gastroduodenalis, ductus choledochus dan V.Porta, serta vena cava inferior. Superior : Foramen Epiploicum Winslow Inferior : Caput Pancreas Bagian Kedua Duodenum Panjangnya 8cm.Bagian ini berjalan kebawah didepan hilus ginjal kanan disebelah kanan vertebra lumbalis kedua dan ketiga. Batas-batas Anterior : Fundus Kandung empedu dan lobus kanan hati, colon transversum, dan lekukan-lekukan usus halus Posterior : Hilus Ginjal kanan dan ureter kanan.

Perut Kembung.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perut Kembung.docx

Perut Kembung

Li 1.1 M&M Anatomi Usus

Lo 1.1 Makro

Usus Halus dibagi menjadi 3 bagian: Duodenum, Jejenum dan Ileum. Fungsi Utama usus halus adalah pencernaan dan absorbsi hasil-hasil pencernaan.

Duodenum

Berbentuk huruf C yang panjangnya 25cm yang menghubungkan lambung dengan jejenum. Duodenum ini sangat penting karena dalam duodenum terdapat muara saluran empedu dan saluran pankreas. Duodenum Terletak pada regio epigastrium dan regio umbilicalis dan dibagi dalam 4 bagian:

Bagian Pertama Duodenum

Panjangnya 5cm, dimulai dari pylorus dan berjalan keatas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis pertama. Jadi bagian ini terletak pada bidang transpilorica.

Batas-batas

Anterior : Lobus Quadratus hati dan kandung empedu

Posterior : Bursa Omentalis (hanya 2,5 cm Pertama), a.gastroduodenalis, ductus choledochus dan V.Porta, serta vena cava inferior.

Superior : Foramen Epiploicum Winslow

Inferior : Caput Pancreas

Bagian Kedua Duodenum

Panjangnya 8cm.Bagian ini berjalan kebawah didepan hilus ginjal kanan disebelah kanan vertebra lumbalis kedua dan ketiga.

Batas-batas

Anterior : Fundus Kandung empedu dan lobus kanan hati, colon transversum, dan lekukan-lekukan usus halus

Posterior : Hilus Ginjal kanan dan ureter kanan.

Lateral : Colon Ascenden, Flexura coli dextra, dan lobus kanan hati

Medial : Caput pancreas

Bagian Ketiga Duodenum

Panjangnya 8cm, bagian ini berjalan horizontal kekiri pada bidang subcostalis, mengikuti pinggir bawah caput pancreas.

Batas-batas

Anterior : Pangkal mesentrium usus halus, AV. Mesenterica superior yang terdapat didalamnya dan lekukan-lekukan jejenum.

Posterior : Ureter kanan, M.psoas kanan, V.cava inferior dan aorta

Superior : Caput Pancreas

Page 2: Perut Kembung.docx

Inferior : Lekukan-Lekukan Jejunum

Bagian Keempat Duodenum

Panjangnya 5cm, bagian ini berjalan keatas dan kiri dan kemudia memutar kedepan pada perbatasan duodenum-jejunum. Disini terlihat jelas lipatan peritoneum yang dinamakan ligamentum Treitz, berjalan ke atas disebelah kanan crus diaphragma dan menahan junctura duodeno-jejunalis pada tempatnya.

Batas-batas

Anterior : Permulaan pangkal mesenterium dan lekukan-lekukan jejunum

Posterior : Pinggir kiri Aorta dan pinggir medial psoas kiri.

Lengkung antara pars superior duodeni dan pars descendens duodeni disebut Flexura duodeni superior.

Lengkung antara pars descendens duodeni dan pars Inferior Duodeni disebut Flexura duodeni inferior.

Permulaan duodenum yang melebar disebut bulbus duodeni dan berakhir pada lengkung yang disebut Flexura duodenojejunalis.

Pada duodenum akan bermuara: Ductus Pancreaticus accecorius / minor (Santorini, tidak selalu ada), muara lebih ke oral menonjol disebut pappila duodeni minor.

Ductus Pancreaticus Major (Wirsungi), serta ductus choledochus, muara bersama lebih ke anal, menonjol disebut pappila duodeni major yang meluas ke kranial sebagai plica longitudinalis duodeni.

(sumber : Sofwan,Ahmad.Tractus digestivus (Apparatus Digestorius).FK Yarsi.2013.)

Pembuluh arteri yang memperdarahi separoh bagian atas duodenum adalah a. Pancreaticoduodenalis superior, suatu cabang a.gastroduodenalis. Separoh bawah duodenum diperdarahi oleh a.pancreaticoduodenalis inferior, suatu cabang a.mesenterica superior. Vena-vena duodenum yang sesuai mengalirkan darahnya ke sirkulasi portal. Vena Superior mengalirkan langsung ke vena porta dan vena inferior bermuara pada vena mesenterica superior.

Pembuluh Limfe Duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe ke atas melalui nodi lymphatici pancreaticoduodenalis dan kemudian ke nodi lymphatici coeliacus; dan kebawah, melalui nodi lymphatici pancreatiocoduodenalis ke nodi lympatici mesentericus superior sekitar pangkal a.mesenterica superior.

Saraf-saraf duodenum berasal dari saraf parasimpatis (vagus) dari plexus mesentericus superior dan plexus coeliacus.

(Sumber: Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997.)

Jejunum dan Ileum

Panjangnya sekitar 6m, 2/5 bagian atas merupakan jejunum. Jejenum mulai dari juncuta duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.dalam keadaan hidup, jejenum dapar dibedakan dari ileum oleh gambaran sebagai berikut:

Page 3: Perut Kembung.docx

1. Lekukan-lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga periteneum dibawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah rongga peritoneum dan dalam pelvis.

2. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih permanen yaitu plica sircularis, lebih besar lebih banyak dan pada jejunum lebih berdekatan; sedangkan pada bagian atas ileum lebar dan pada bagian bawah lipatan ini tidak ada.

3. Mesenterium Jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dikanan dan bawah aorta.

4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk 1-2 arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek, yang berasal dari 3 atau 4 atau lebih arkade.

5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal dan lemak jarang ditemukan dekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium ileum lemak disimpan diseluruh bagian, sehingga lemak ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus.

6. Kelompok jaringan Limfoid (Agmen Peyer) terdapat pada mukosa ileum dibagian bawah sepanjang pinggir antimesenterik. Pada orang hidup kelompok jaringan limfoid ini dapat dilihat pada dinding ileum yang dilihat dari luar.

Pembuluh Arteri yang memperdarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang a.mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteri dan berjalan dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomiasis satu sama lain untuk membentuk serangkaian arkade. Bagian ileum yang yang terbawah juga diperdarahi oleh a.ileocolica.

Vena Jejunum dan ileum sesuai dengan cabang-cabang a.mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke v.mesenterica superior.

Pembuluh Limfe Jejunum dan Ileum berjalan melalui banyak nodi lymphatici mesentericus dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior, yang terletak sekitar a.mesenterica superior.

Saraf untuk Jejunum dan Ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) dari plexus mesentericus superior.

(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997)

Usus Besar

Page 4: Perut Kembung.docx

Usus Besar dibagi dalam: Caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon transversum, colon descenden, colon sigmoideum, rectum dan anus.

Caecum

Caecum adalah bagian usus besar yang terletak dibawah perbatasan antara ileum dan usus besar. Caecum Terletak pada fossa iliaca, panjangnya sekitar 6cm, dan seluruhnya diliputi peritoneum.

Seperti kantong dengan ujung buntu menonjol kebawah

Terletak pada region ileaca dextra

Dibagian bawah terdapat juncture ileocolica tempat bermuaranya ileum

Pada sisi media bawah caecum terdapat appendix vermiformis:

o Bentuk seperti cacing dengan panjang 8-13 cm

o Pada orang mati dapat ditemukan beberapa tipe:

Post caecalis (65%), terletak dibelakang caecum

Diescending = pelvic type (31%), terletak dibawah ileum

Subcaecalis (2,6%), terletak dibawah caecum

Ante ilei (1,0%), terletak didepan ileum

Post ilei (0,4%) terletak di belakang ileum

o Letak diregio iliaca

o Pada orang hidup dapat ditemukan semua type, karena caecum selalu berkontraksi sehingga ujung appendix berubah-ubah, sedangkan pada orang mati tetap

o Pada orang hidup dapat ditemukan 2 type:

Mobile type, bias berubah-ubah dapat ditemukan pada semua type

Fixed type, tetap dapat ditemukan bila ujung appendix pada peritoneum dan type retrocaecal

o Appendix punya penutp peritoneum yang lengkap pada bagian bawah usus halus diesbut mesiappendix

o Cara pemeriksaan appendix vermiformis dengan sepertiga titik MC. Burney

o Letak taenia pada colon transversum :

- Perlekatan alat penggantung dibelakang disebut taenia mesocolica

- Perletakatan omentum majus dimuka disebut taenia omentalis

- Diding caudal tidak ada alat yang melekat disebut taenia libera

Page 5: Perut Kembung.docx

o Taenia ini, berkas longitudinale, karena lebih pendek dari stratum circulare, mengakibatkan stratum circulare melipat-lipat. Lipatan keluar disebut haustra dan lipatan kedalam disebut plica semilunaris.

o Lekuk diantara haustra disebut incisura

o Pada caecum dilengkapi valvula ileocolica (valvula ileocaecalis) yang terdiri dari labium superios dan labium inferior. Labium ini dibentuk oleh lipatan stratum circular eke ventral dan dorsal membentuk frenulum

(sumber : Sofwan,Ahmad.Tractus digestivus (Apparatus Digestorius).FK Yarsi.2013.)

Batas-batas

Anterior : lekukan-lekukan usus halus, sebagian omentum majus, dinding anterior abdomen pada regio iliaca kanan

Posterior : M.psoas dan M.iliacus, n.Femoralis, dan n.cutaneus femoralis lateralis. Appendix vermiformis sering ditemukan di belakang caecum

Colon ascenden

panjangnya sekitar 13cm dan terletak pada reegio iliaca kanan. Colon ascenden berjalan ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus kanan hati, dimana kolon ascenden secara tajam ke kiri, membentuk Flexura coli dextra, dan dilanjutkan sebagai colon Transversum. Peritoneum menutupi pinggir dan permukaan depan colon ascenden dan menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.

Batas-batas

Anterior : lekukan usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen

Posterior : m.iliacus, crista iliaca, m.quadratus lumborum, origo m.transversus abdominis dan kutub bawah ginjaln kanan. N ilihypogastricus dan ilioinguinalis berjalan dibelakangnya.

Pembuluh arteri yang memperdarahi colon ascenden adalah a.iliocolica dan a.colica dextra yang merupakan cabang a.mesenterica superior. Vena sesuai dengan arterinya dan mengalirkan darahnya ke V.mesenterica superior.

Kelenjar limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang perjalanan av.colica dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior.

Saraf colon ascenden berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) dari plexus mesentericus superior.

(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997)

Colon Transversum

Panjangnya sekitar 38cm dan berjalan menyilang abdomen, menduduki regio umbilicalis dan hipogastricum. Colon transversum mulai pada flexura coli dextra (flexura hepatica) dibawah lobus kanan hati dan tergantung kebawah, tergantung pada mesocolon transversum. Kemudian colon ini berjalan keatas sampai flexura coli sinistra (flexura lienalis) tepat inferior terhadap limpa. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada Flexura coli dextra dan tergantung pada diphragma oleh ligamentum phrenicocolica.

Page 6: Perut Kembung.docx

Mesocolon transversum melekat pada pinggir superior colon transversum, dan lapisan posterior omentum majus melekat pada pinggir inferior. Karena panjang mesocolon transversum sangat variabel dan dapat mencapai pelvis.

Batas-batas

Anterior : omentum majus, dan dinding anterior abdomen

Posterior : bagian kedua duodenum, caput pancreas, dan lekukan-lekukan jejunum dan

ileum.

Pembuluh arteri 2/3 proksimal colon Transversum adalah a.colica media, suatu cabang a.mesenterica superior. 1/3 distal diperdarahi oleh a.colica sinistra, suatu cabang dari a.mesenterica inferior.

Vena-vena sesuai arterinya mengalirkan darah ke v.mesenterica inferior.

Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang perjalanan av.colica. cairan limfe dari 2/3 proksimal colon transversum akan masuk ke nodi lymphatici mesentericus superior. Sedangkan 1/3 distalnya akan masuk ke nodi lymphatici inferior.

Saraf yang mempersarafi colon transversum berasal dari saraf simpatis dan n.vagus dan dari saraf parasimpatis pelvis. Serabut simpatis berjalan dari plexus mesentericus superior dan inferior. Serabut-serabut n.vagus hanya mempersarafi 2/3 proksimal colon transversum; 1/3 distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis n.pelvicus.

(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997)

Colon descenden

Panjangnya sekitar 25 cm dan terletak pada regio iliaca kiri. Colon descenden berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis. Peritoneum meliputi permukaan depan dan pinggir-pinggir dan menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.

Batas-batas

Anterior : lekukan-lekukan usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen.

Posterior : pinggir lateral ginjal kiri, origo m.transversus abdominis, m.quadratus

lumborum, crista iliaca, m.iliacus, dan m.psoas kiri, n.iliohypogastricus dan n.ilioinguinalis, n.cutaneus femoris lateralis dan n.femoralis.

Pembuluh arteri yang memperdarahi colon descenden adalah a.colica sinistra dan a.sigmoidea (a. colica inferior sinistra) yang merupakan cabang a.mesenterica inferior.

Vena-vena sesuai dengan arterinya, mengalirkan darah ke v.mesenterica inferior.

Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang perjalanan av. Colica, dan cairan limfe akhirnya menuju ke nodi lymphatici mesentericus inferior yang terletak sekitar origo a.mesenterica inferior.

Saraf yang mempersarafi colon descenden berasal dari serabut-serabut simpatis dari plexus mesentericus inferior dan saraf parasimpatis n.pelvicus.

(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997)

Colon sigmoideum

Panjangnya 25-38cm

Batas-batas

Page 7: Perut Kembung.docx

Anterior:

Pada pria : Vesica urinaria

Pada wanita : Permukaan posterior uterus dan bagian atas vagina

Posterior: Rectum dan Sacrum

Perdarahan oleh rami sigmoideus a.mesenterica inferior

Vena-venanya oleh vena colon sigmoideum dipercabangkan di sistem vena porta

Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelanjar limfe sepanjang a.sigmoidea; dari kelenjar limfe ini cairan limfe dialirkan nodi lymphatici mesenterica inferior.

Persarafan Plexus hypogastricus inferior. Sara berjalan ke atas pada atap mesocolon sigmoideum

Lo 1.2 Mikro

USUS HALUS

- Sepanjang 6 – 8 M, dari sphincter pyloricum sampai ke ileo-coecal valve usus besar

- Kontak lama dengan makanan, terjadi proses pencernaan dan resorbsi

- Dinding terdiri dari 4 lapisan, sesuai pola saluran cerna

- Usus halus halus relatif panjang rata-rata 5 m

- Terdiri dari 3 segmen :

1. Duodenum

2. Jejunum

3. Ileum

- Usus halus berfungsi:

a. Mengangkut bahan makanan (chyme) dari lambung ke usus besar

b. Menyelesaikan pencernaan dengan sekret enzim yang berasal dari dinding dan kelenjar pelengkapnya

c. Menyerap hasil akhir pencernaan ke dalam pembuluh darah dan limf pada dindingnya

d. Mensekresi hormon-hormon tertentu.

Tunica Mucosa

- Bangunan – bangunan khusus pada mukosa

Plika sirkularis kerckringi

Merupakan lipatan permanen yang berjalan spiral atau melingkar terdiri atas seluruh tebal mukosa dengan submukosa di bagian tengahnya.

Tiap lipatan dapat melingkari 2/3 atau lebih lumen usus, tetapi jarang melingkari seluruh lumen usus.

Page 8: Perut Kembung.docx

Berkembang secara maksimal pada akhir duodenum dan pada bagian proksimal jejunum, setelah itu berkurang dan menghilang pada setengah bagian distal ileum.

Vilus dan Kriptus Lieberkuhn

Vilus, merupakan tonjolankecil mirip jari atau daun pada membran mukosa

Panjangnya 0,5 – 1,5 mm da hanya terdapat pada usus kecil

Kontraksi sel-sel otot polos di tengah vili menyebabkan vili dapat mengkerut dan memendek, jadi membantu aliran limf.

Pada umumnya vili memendek bila usus mengembang.

Kriptus Lieberkuhn, bangunan-bangunan berbentuk tabung bermuara di antara dasar vili.

Susunan kriptus tidak serapat kelenjar-kelenjar lambung, ruang-ruang di antaranya terisi oleh jaringan ikat lamina propria.

Mikrovili

Masing-masing mikrovili diliputi oleh membran plasma, yang lapisan luarnya dilengkapi dengan jala filamen halus yang memberi gambaran “kabur”.

Selubung filamen ini mengisi ruang –ruang antar mikrovili dan ujung-ujungnya , membentuk suatu lapisan permukaan yang tidak terputus-putus, mengandung glikoprotein, dan tahan terhadap bahan proteolitik dan mukolitik.

Page 9: Perut Kembung.docx

- Epitel mukosa usus merupakan epitel silindris, tetapi berbeda dengan epitel permukaan lambung, oleh karena terdapat lebih dari satu jenis sel.

Sel silindris ( sel absorptif)

o Terletak di atas lamina basal

o Intinya lonjong dan terletak di bagian basal sel

o Tiap sel mempunyai batas yang bergaris (“striated border”) atau berbentuk sikat (“brush border”) yang terdiri atas mikrovili berjajar dan berhimpitan.

o Lapisan glikoprotein dibentuk oleh sel-sel silindris dan mengandung enzim-enzi, pencernaan seperti disakarida dan dipeptidase yang memecah gula dan peptida

o Sel silindris juga membentuk enzim fosfatase alkali dan enterokinase yang terdapat pada lapisan permukaan.

Sel goblet

o Tersebar di antara sel-sel silindris

o Jumlahnya bertambah dari duodenum sampai ujung ileum.

o Pada umumnya dasar sel ramping berwarna gelap dan berisi inti.

o Puncaknya mengembung berbentuk khusus karena kumparan butir-butir sekret mukus.

o Seperti sel silindris, sel goblet bermigrasi dari kriptus ke vilus

o Kemudian semakin banyak butir sekret yang ditimbun, bentuk selnya makin menyerupai piala, dan dilepaskan diujung vilus.

Sel enteroendokrin

o Mengeluarkan peptida pengatur aktif yang berhubungan dengan sekresi lambung, motilitas intestinal, sekresi pankreas, dan kontraksi kandung empedu.

o Tersebar diantara sel-sel absortif dan sel goblet:

Sel gastrinintestinal Þpada vili dan kriptus

Sel penghasil somastatin (sel D) Þ sepanjang usus halus

Sel penghasil cholecystokinine (sel I) Þ crypti duodenum dan jejunum

Sel penghasil enteroglucagon/glycentine (sel L) Þ pada mucosa jejunum dan ileum

Sel enterochromaffin sel EC1) Þ sepanjang mukosa usus halus , penghasil serotonin dan substan P

Sel KÞ paling sering terlihat pada crypti duodenum dan jejunum, mengahsilkan gastric inhibitory peptide.

Sel paneth

o Ditemukan hanya pada dasar cryptus usus halus

Page 10: Perut Kembung.docx

o Berbentuk piramid dengan dasar lebar dan puncak sempit

o Sel paneth menghasilkan lisozim suatu enzim yang mencerna dinding sel bakteri tertentu , dan agaknya berkemampuan memfagositosis bakteri tertentu.

o Walaupun fungsinya belum diketahui dengan pasti, ia mungkin mengatur flora mikrobial usus.

o Sel paneth dewasa mengandung banyak granula dan terletak di dasar kriptus

o Sel yang kurang dewasa terletak agak tinggi pada kriptus

o Pergantian sel paneth lebih lambat (30-40 hari) dibanding dengan sel silindris atau sel goblet

- Lamina propria

terdapat diantara kelenjar intestinal dan di tengah vilus.

Digambarkan sebagai jaringan ikat longgar yang menjurus ke arah limfoid.

Di dalam jala serat retikulin terdapat sel retikular primitif denga inti besar, lonjong, dan pucat, limfosit, makrofag dan sel plasma.

Terdapat pula sejumlah besar folikel solietr atau noduli limfatisi yang menyendiri, jumlahnya semakin banyak pada bagian distal usus.

Membentuk agregrat besar terdiri dari 20 atau lebih lympho nodulus disebut plaque payeri.

Dari sudut pandang imunologik, lamina propria adalah penting dengan sel limfosit dan makrofag sebagai sawar antara tubuh dan antigen, mikroorganisme dan bahan asing lainnya yang selalu ada di dalam lumen usus.

Tunica Submukosa

- Kelenjar submukosa duodenum (Brunner) terdiri atas sel kubis tinggi dengan inti gelap, gepeng, terletak di basal sel dan sitoplasmanya jernih bervakuola.

- Kelenjar Brunner menghasilkan mukus basa

Page 11: Perut Kembung.docx

- Sekret asam lambung dapat menyebabkan erosi pada mukosa duodenum, dan sekresi kelenjar submukosa mencegah hal tersebut dengan mukusnya.

- Sifat alkalinya diduga disebabkan oleh kapasitas bufer bikarbonat.

- Sel kelenjar Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang menghambat sekresi asam hidroklorida di dalam lambung.

Tunica Muskularis Externa

- Tebal, dalam sirkular. Luar longitudinal

Tunica Serosa

- Digantung oleh mesenterium (mesotel), kecuali pada bagian retroperitoneal duodenum yang ditutupi adventisia

Diantara keduanya sering terdapat ganglion parasympatik, plexus myentericus Auerbach, motor inervasi perisraltik

USUS BESAR

- Panjangnya ± 180 cm

- Terdiri dari :

Sekum Þ berhubungan dengan ileum melalui katup ileosekal

Apendiks Þ suatu divertikulum kecil dari sekum

Kolon Þ mulai dari sekum dan dibagi dalam bagian ascenden, transversa dan descenden

Rektum Þ saluran anus

- Fungsi usus besar :

Absorpsi cairan

Mensekresi mukusÒ pelumasan menjadi lebih penting karena cairan diabsorpsi dan feses menjadi lebih keras sehingga kemungkinan merusak mukosa menjai lebih besar.

Pencernaan yang dilakukan oleh enzim yang ada di dalam makanan.

Pembusukan oleh bakteri yang selalu ada di dalam usus besar.

- Usus besar tidak mempunyai plika dan vili

- Epitel permukaan tampak lebih rata daripada yanga ada di usus kecil

- Sel goblet jumlahnya lebih banyak.

- Batas ileosekal

o Terjadi perubahan mendadak pada mukosa, yaitu membentuk lipatn anterior dan posterior menjadi dua daun katup.

o Terdiri dari mukosa dan submukosa yang diperkuat oleh massa otot polos melingkar

Page 12: Perut Kembung.docx

- Apendiks

Panjangnya ± 25 cm

Dalam potongan melintang, lumennya sempit dan biasanya dengan batas yang tidak teratur.

Vili tidak ada dan kelenjar intestinal jumlahnya sedikit dan panjang tidak teratur

Epitel permukaan tersusun dari sel silindris dengan “striated border” dan sel gobletnya sedikit,

Di dalam kriptus terdapat sedikit sel paneth, dan banyak sel enteroendokrin.

Apendiks seringkali sebagai tempat peradangan akut dan kronis, sehingga sukar mendapatkan apendiks yang normal. Biasanya terdapat eosinofil dan neutrofil dalam lamina propria dan submukosa.

Dalam jumlah banyak eosinofil dan neutrofil berturut-turut menunjukkan adanya infeksi menahun dan infeksi akut.

- Sekum, kolon dan rektum

Kelenjar intestinal lebih dalam pada usus besar dari pada usus kecil dan letaknya lebih berhimpitan. Di kolon dalamnya 0,5 mm, sedangkan di rektu mencapai 0,75 mm.

Sel goblet jumlahnya banyak dan sel enteroendokrinkadangkala terdapat di bawah di dalam kelenjar.

Sel paneth tidak ada

Lamina propria di antara kelenjar sama dengan yang ada di usus halus, dan mengandung noduli limfatisi yang letaknya tersebar meluas di submukosa.

Pada sekum dan kolon, lapisan muskularis longitudinal tidak merupakan lapisan yang utuh tetapi membentuk 3 pta memanjang, sebagai taeniae coli.

Pada rektum lapisan longitudinal ini kembali menjadi lapisan yang utuh.

Tunika serosa, pada permukaan yang tidak melekat di dinding abdomen pagian posterior, membentuk tonjolan-tonjolan kecil terdiri atas jaringan lemak yaitu apendiks epiploika

- Batas rektum anus

Disini membran mukosa membentuk lipatan-liptan memanjang disebut “Kolumna Rektalis Morgagni”.

Epitel silindris tiba-tiba berubah menjadi epitel berlapis gepeng yang meluas sedikit ke bawah sebagai daerah peralihan antara epitel usus dan kulit.

Page 13: Perut Kembung.docx

Pada anus, epitelnya mengandung lapisan tanduk dan dibawahnya terdapat kelenjar tubulosa bercabang disebut “kelenjar sirkumanal”

Pada bagian bawah rektum, dan pada saluran anus, lapisan dalam muskularis menebal, sebagai sfingter ani internum

Mengelilingi saluran anus adalah berkas-berkas otot lurik, yang membentuk sfingter ani eksternum.

Li 2. M&M Fisiologi

Lo 2.1 Fungsi Organ

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan – bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim – enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim – enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.23

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak di antara enzim – enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat – zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon.15 Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.23

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.23

Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pankreas ; hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5

Saluran T.mukosa

L. propria

T.muskularis mukosa

T.submukosa

T.muskularis

T.serosa / adv

Duodenum

EST+ SG+mikrovili+vilus

Kriptus lieberkuhn

kel. Brunner

T. adv

Jejunum

EST+ SG+ vilus

KL plica semisircular kekringi

T.serosa

Ileum EST+ SG+ vilus

KL+plaque peyeri

T.serosa

Rectum EST+SG>

KL T.adv

Appendix

EST+SG>>

KL+NL seluruh dinding

T.serosa

Page 14: Perut Kembung.docx

gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.27,28

Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Enzim protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk diabsorpsi.28

Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati menjadi maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili ’brush border’ sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu berkontak dengan mikrovili ini atau sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili. Produk pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera diabsorpsi ke dalam darah porta.29 Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan duodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Natrium dan klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara transport aktif. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon (PTH) dan vitamin D. Kalium diabsorpsi secara difusi

pasif.28

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.23

Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan, kolinergik.

Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10¹¹-10¹²/gram dimana bakteri Anaerob lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum, Escherichia coli berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna.

Lo 2.2 Gerak peristaltic

Intestinum tenue

Pada usus halus terdapat metode motiitas utama yaitu mencampur dan mendorong perlahan kimus dari lambung yang disebut Segmentasi dan metode penyapu bersih yang disebut Kompeks Motilitas Migratif

1. Proses Segmentasi

Kimus mulai memasuki intestinehormon gastrin (refleks gastroileum) & aktifitas saraf ekstrinsik (parasimpatis) menghasilkan irama listrik dasar (BER) Kontraksi berbentuk cincin di sepanjang usus halus segmen yang

Page 15: Perut Kembung.docx

berkontraksi melemas dalam jeda singkat daerah yang sebelumnya melemas sekarang berkontraksi memicu kontraksi dua arah kedepan dan belakang (propulsif) terjadi proses pencampuran (kimus + getah pencernaan) dan memajankan kimus ke permukaan absorbtif usus

Kontraksi Segmentasi makin ke distal semakin menurun hal ini disebabkan untuk mencegah kembalinnya sejumlah besar kimus ke belakang . Contoh : duodenum kontraksi segmentasinya 12xmenit sedangkan di ileum terminal 9x/menit.

2. Proses Kompleks Motilitas Migratif

Terjadi diantara waktu makan yang merupakan geombang-gelombang peristaltik repetitif lambat yang berjalan ke arah distal usus.

Berfungsi untuk menyapu sisa makanan+debris mukosa +bakteri ke arah kolon

Memerlukan waktu 100-150 menit

Isi usus membutuhkan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang usus halus

Metode propulsi pada usus halus yang lama meningkatkan penyerapan dan pencernaan

Intestinum Crassum

Dalam normal colon menerima sekitar 500 mL kimus dari usus halus per hari

Gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak propulsif

Kontraksi Haustra : metode motilitas utama di colon

o Prinsipnya sama dengan proses segmentasi usus halus tetapi jauh lebih jarang dan bersifat nonpropulsif

o Refleks gastroileum Kimus dari usus halus (mengandung residu yang tidak dicerna eg: selulosa,sisa cairan) kolon mengekstraksi H2O dan garam di isi lumen Refleks gastrokolon (gastrin lambung + saraf otonom ekstrinsik) kontraksi haustra (mengaduk kolon dengan gerakan maju mundur) feses terdorong sampai 1/3 – 3/4 panjang kolon

Refleks defekasi

feses di rektum peregangan rektum reseptor regang refleks defekasi sfingter ani internus melemas (involunter) colon dan sigmoid berkontraksi rasa ingin buang air sfingter ani eksternus melemas (volunter) disertai dengan gerakan mengejan (kontraksi otot abdomen + ekspirasi paksa peningkatan tekanan intra abdomen feses keluar

o Karena gerakannya lambat memungkinkan bakteri menumpuk dan tumbuh di colon

Li 3.M&M Ileus Obstruktif

Lo 3.1 Definisi

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan, atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut

Tipe obstruksi usus terdiri dari :

Mekanis (Ileus Obstruktif)

Page 16: Perut Kembung.docx

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.

Neurogonik/fungsional (Ileus Paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.11

Definisi Ileus Obstruktif

Ileus Obstruktif disebut juga Ileus Mekanis (Ileus Dinamik).15 Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari

Lo 3.2 etiologi

1. Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak.

2. Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau parastomal) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif , dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia.

3. Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan tumor metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.

4. Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap bagian usus yang mengalami intususepsi. Tumor, polip, atau pembesaran limphanodus mesentericus dapat sebagai petunjuk awal adanya intususepsi.

5. Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.

6. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti malrotasi usus. Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.

7. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.

8. Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi radiasi, atau trauma operasi.

9. Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan cairan.

10. Benda asing, seperti bezoar.

11. Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau hernia Littre.

12. Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium.

Page 17: Perut Kembung.docx

Hernia Oklusi Mesentrial Volvulus

Adhesi Tumor invaginasi

Lo 3.3 Klasifikasi

2.5.1. Menurut sifat sumbatannya

Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan32 :

a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma

b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus.

Menurut letak sumbatannya

Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 : 33

a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus

b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar

Menurut etiologinya

Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3 : 34

a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses intraabdominal.

b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi.

c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu.

Lo 3.4 epidemiologi

Ileus Obstruktif atau juga dikenal dengan obstruksi usus mekanis merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai dibandingkan dengan ileus paralitik. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk segala usia didiagnosa ileus obstruktif.2 penyebab ileus obstruktif berkaitan pada kelompok usia yang terserang dan letak obstruksi, 50% terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua akibat perlekatan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang

Page 18: Perut Kembung.docx

tua, Kanker kolon merupakan penyebab dari 90% ileus obstruktif yang terjadi. Volvulus adalah usus yang terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid. Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke dalam bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu ditemukan pada bayi dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum. Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi.1

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2008, diperkirakan penyakit saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia. indonesia menempati urutan ke 107 jumlah kematian diakibatkan penyakit saluran cerna dunia tahun 2004, dengan 39.3 jiwa per 100.000 jiwa.3

Dan Menurut data DINKES 2008 angka kunjungan penderita penyakit saluran cerna rumah sakit di Indonesia mencapai 360,247 menempati urutan ke tiga setelah faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.4

Lo 3.5 Patofisiologi

Obstruksi usus

Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang.

Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.

Obstruksi Mekanik Simple.

Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membran mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi edema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian.

Obstruksi Strangulata.

Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan dengan hernia inkarserata, volvulus, intususepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya berawal dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan iskemia yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi edema dan nekrosis, memacu usus menjadi gangrene dan perforasi.

Intususepsi

Pada intinya, etiologi intususepsi adalah gangguan motilitas usus terdiri dari 2 kkomponen yaitu satu bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian yang terfiksir/kurang bebas dibandingkan bagian lainnya. Karena rah

Page 19: Perut Kembung.docx

peristaltik adalah dari oral ke anal sehingga bagian yang masuk ke lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal. Keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus. Pada keadaan khusus dapat terjadi sebaliknya yang disebut retrogad intususepsi pada pasien pasca gatrojejunostomi. Akibat adanya segmen usus yang masuk ke segmen usus yang lainnya akan menyebabkan dinding usus terjepit sehingga mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus.

Perubahan patologi yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum. Intususepient biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususipient, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesentrium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapat terjadi sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi. Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen usus. Ulserasi pada usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps. Pembengkakan dari intususeptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada intususepsi.

Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partial maupun total dan strangulasi. Hiperperisaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil menyebabkan usus tersbut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima ini kemudian berkonstraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.

Patofisiologi

Berak berdarah lendir

Bagian atas usus, intususeptum, berinvaginasi ke dalam usus di bawahnya, intususipiens sambil menarik mesentrium bersamanya ke dalam ansa usus pembungkusnya. Pada mulanya terdapat suatu konstriksi mesentrium sehingga menghalangi aliran darah balik. Penyumbatan intususeptium terjadi akibat edema dan perdarahan mukosa yang menghasilkan tinja berdarah, kadang-kadang mengandung lendir.

Muntah cairan hijau

Muntahan berasal dari duodenum, terjadi karena empedu yang dikeluarkan oleh hati terhambat dibagian usus yang terjadi obstruksi sehingga akan terjadi aliran balik empedu ke lambung yang kemudian akan dimuntahkan.

Intususepsi

cairan dan gas di proksimal obstruksi usus

Distensi usus

Merangsang pusat muntah Obstruksi usus

Penumpukan

Antiperistaltik ileum ke lambung

↑ tekanan intragastrik

Muntah cairan hijau (cairan hijau berasal dari kantong empedu)

Page 20: Perut Kembung.docx

Lo 3.6

manifestasi klinis

Obstruksi sederhana

Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.

Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah periumbilikal atau nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang timbul dengan adanya fase bebas keluhan. Muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi tergantung sumbatan. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Obstipasi selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.

Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Peristaltik usus yang mengalami dilatasi dapat dilihat pada

Page 21: Perut Kembung.docx

pasien yang kurus. Bising usus yang meningkat dan metabolic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.

Obstruksi disertai proses strangulasi

Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.

Obstruksi pada kolon

Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.

Lo 3.7diagnosis dan DD

Anamnesis

Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.

Pemeriksaan Fisik

Fisik umum

Dari pemeriksaan fisik umum didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan gejala dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate.

Spesifik

1. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi

2. Pireksia

3. Obstruksi mekanis ditandai dengan darm steifung dan darm counter.

4. Dance’s Sign dan Sausage Like Sign

Dance’s Sign dan Sausage Like Sign dijumpai pada ± 60% kasus, tanda ini patognomonik pada invaginasi. Masa invaginasi akan teraba seperti batang sosis, yang tersering ditemukan pada daerah paraumbilikal. Daerah yang ditinggalkan intususeptum akan teraba kosong dan tanda ini disebut Dance’s Sign. Massa seperti sosis teraba di daerah subcostal yang terjadi spontan. Sensasi kekosongan terjadi pada kuadran kanan bawah karena masuknya sekum pada kolon ascenden.

5. Nyeri tekan (+)

Page 22: Perut Kembung.docx

6. Peristaltic meningkat (bunyi Borborigmi). Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang.

7. Adanya feces bercampur darah dan lendir makroskopis pada pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan intusepsi. Feces bercampur darah dan lendir pada sarung tangan merupakan suatu tanda yang patognomonik.

8. Pemeriksaan rectal toucher teraba seperti portio uteri (pseudoportio) akibat invaginasi usus yang lama.

9. Tenda-tanda peritonitis dijumpai bila terjadi perforasi.

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus (Gambar 2.4) yang bisa bekorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik (Sabiston, 1995; Sabara, 2007)

2. Palpasi

Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal (Sabiston, 1995; Sabara, 2007).

3. Auskultasi

Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi strangulata (Sabiston, 1995).

Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses postif banyak ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus (Sabiston, 1995). Apabila isi rektum menyemprot; penyakit Hirdchprung (Anonym, 2007).

4. Radiologi

Pemeriksaan sinar-X bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi diagnosis ileus obstruktif serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang pertama dibuat. Adanya gelung usus terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat menggambarkan ileus obstruksi sebagai diagnosis. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan katup ileocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting (Sabiston, 1995). Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus (Anoym, 2007).

Page 23: Perut Kembung.docx

FOTO POLOS ABDOMEN

Adanya gelung usus terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat menggambarkan ileus obstruksi sebagai diagnosis. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan katup ileocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting.

FOTO ABDOMEN DENGAN 3 POSISI.

Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.

Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran ”step ladder dan air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya muosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.

Foto setelah pemberian barium enema memperlihatkan gangguan pengisian atau pembentukan cekungan pada ujung barium ketika bergerak maju dan dihalangi oleh intususepsi tersebut. Plat datar dari abdomen menunjukkan pola yang bertingkat (invaginasi tampak seperti anak tangga). Barium enema di bawah fluoroskopi menunjukkan tampilan coiled spring pada usus.

5. Laboratorium

Leukositosis, dengan pergeseran ke

kiri, biasanya terjadi bila terdapat

strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak menyampingkan

strangulasi. Peningkatan

Page 24: Perut Kembung.docx

amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi (Harrison’s, 2001)

6. Pemeriksaan colok dubur

Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease

Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma

Feses yang mengeras : skibala

Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi

Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis

DIAGNOSIS BANDING

Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen.Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana

Lo 3.8 Tatalaksana

Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien.

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketanDekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal diindikasikan untuk dua alasan yaitu :

1. Untuk dekompres lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus.

2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan,sehingga mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan kemungkinan ancaman vaskular.

Pipa yang digunakan untuk tujuan demikian dibagi dalam dua kelompok :

1. Pendek, hanya untuk lambung.

2. Panjang, untuk intubasi keseluruhan usus halus.

Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi.

Pemberian antibiotika spektrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi strangulasi terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Tetapi, karena tidak selalu mudah membedakan antara ileus obstruksi strangulata dan sederhana, maka antibiotika harus diberikan pada semua pasien ileus obstruksi. Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalahpembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :

1. Strangulasi

2. Obstruksi lengkap

Page 25: Perut Kembung.docx

3. Hernia inkarserata

4. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter)

Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori mencakup

1. Lisis pita lekat atau reposisi hernia

2. Pintas usus

3. Reseksi dengan anastomosis

4. Diversi stoma dengan atau tanap resksi.

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.

Tindakan Operatif Tergantung dari etiologi masing-masing :

1. Adhesi Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.

2. Hernia inkarserata Dapat dilakukan Herniotomi untuk membebaskan usus dari jepitan.

3. Neoplasma Operasi berupa pengangkatan tumor. Pada tumor jinak pasase usus harus dipulihkan kembali, sedangkan pada tumor ganas sedapat mungkin dilakukan reseksi radikal.

4. Askariasis Jika terdapat obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil dapat dilakukan operasi dengan jalan enterotomi untuk mengeluarkan cacing, tapi apabila usus sudah robek, atau mengalami ganggren dilakukan reseksi bagian usus yang bersangkutan.

5. Carsinoma Colon Operasi dengan jalan reseksi luas pada lesi dan limfatik regionalnya. Apabila obstruksi mekanik jelas terjadi, maka diperlukan persiapan Colostomi atau Sekostomi.

6. Divertikel Reseksi bagian colon yang mengandung divertikel dapat dikerjakan secara elektif setelah divertikulitis menyembuh. Dapat dianjurkan untuk menempatkan colostomy serendah mungkin, lebih disukai dalam colon desendens, atau colon sigmoideum. Untuk memungkinkan evaluasi melalui colostomy dan mencegah peradangan lebih lanjut pada tempat abses.

7. Volvulus Pada volvulus sekum dilakukan tindakan operatif yaitu melepaskan volvulus yang terpelintir dengan melakukan dekompresi dengan sekostomi temporer, yang juga berefek fiksasi terhadap sekum dengan cara adhesi. Jika sekum dapat hidup dan tidak terdistensi tegang, maka detorsi dan fiksasi sekum di qudran bawah bisa dicapai.

8. Intusussepsi Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan terlebih dahulu dengan reduksi barium enema, jika tidak ada tanda obstruksi lanjut atau perforasi usus halus. Bila reduksi dengan enema tidak dapat dilaksanakan maka dilakukan operasi berupa eksplorai abdomen melalui suatu insisi transversal pada quadran kanan bawah. Intusussepsi tersebut kemudian direduksi dengan kompressi retrograde dari intusussepsi secara hati-hati. Reseksi usus diindikasikan bila usus tersebut tidak dapat direduksi atau usus tersebut ganggren.

Terapi Ileus

Dasar pengobatan obstruksi usus:

Page 26: Perut Kembung.docx

a. Keseimbangan elektrolit dan cairan

b. Menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dn dekompresi

c. Memperbaiki peritonitis dan syok ( bila ada)

d. Menghilangkan obstruksi untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus kembali normal.

Penatalaksanaan Ileus Obstruksi:

Konservatif

1. Penderita dirawat di rumah sakit.

2. Penderita dipuasakan

a. Untuk mengurangi distensi

b. Mengurangi resiko aspirasi

c. Untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah

d. Persiapan operasi bila diperlukan

3. Kontrol status airway, breathing and circulation.

4. Pasang nasogastric tube.

a. Tujuannya untuk dekompresi jadi ukuranya harus cukup besar: untuk bayi baru lahir no 8 atau 10

b. Bila untuk diagnosa atresia esofagus nomor lebih kecil

5. Pasang IVFD, Intravenous fluids and electrolyte

Resusitasi

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar.

a. Kadang sulit untuk menentukan derajat dehidrasi

b. Ringer dextrose / NaCl 0,9%/ RL = 20cc/kg BB

c. Monitor tanda-tanda telah tercapai rehidrasi

6. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.

7. Mencegah hipotermia

Hipotermi memperberat keadaan umum pasien bradikardi

Cara :

a. Mengatur suhu ruangan :Mematikan AC, kipas angin , dll

Page 27: Perut Kembung.docx

b. Menjaga suhu tubuh penderita : Selimut, bungkus plastik, Inkubator

c. Jangan membasahi badan dg air/ nacl 0,9% walaupun dg yang hangat

Farmakologis

a. Antibiotik broadspectrum untuk gram +, gram -, dan anaerob

b. Analgesik apabila nyeri.

c. Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.

Operatif

1. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder atau rupture usus. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi.

2. Lisis pita untuk band

3. Herniorepair untuk hernia inkarserata

4. Pintas usus : ileostomi, kolostomi.

5. Reseksi usus dengan anastomosis

6. Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi.

7. Berikut ini beberapa kondisi atau pertimbangan untuk dilakukan operasi.

Pasca operasi

a. Hindari dehidrasi

b. Pertahankan stabilitas elektrolit

c. Pengawasan akan inflamasi dan infeksi

d. Pemberian analgetik yang tidak mempunyai efek mengganggu motilitas usus

Medikamentosa

Obat pertama :

1. Prostigmin 3 x 1 sampai IV untuk memacu mobilitas usus

2. Antibiotik

Obat Antiemetik

1. Antagonis Reseptor H1

2. Antagonis Reseptor Muskarinik

3. Antagonis Reseptor Dopamin

Page 28: Perut Kembung.docx

4. Antagonis Reseptor Serotonin

5. Cannabinoid

6. Steroid

Antagonis Reseptor H1

a. Cinnarizine, cyclizine, dimenhydrinate, promethazine

b. Tidak dapat digunakan utk mual-muntah krn rangsangan pada ctz

c. Efektif untuk mabuk kendaraan dan mual-muntah krn rangsangan pada lambung

d. Diberikan sebelum timbul gejala mual-muntah

e. Puncak antiemetik : 4 jam, bertahan selama 24 jam

f. Kontra indikasi : wanita hamil trimester i (kec. Promethazine)

Antagonis reseptor muskarinik

a. hyoscine

b. untuk mual-muntah krn gangguan labirin dan rangsangan lokal di lambung

c. tidak dapat digunakan utk mual muntah krn rangsangan pada ctz

d. puncak antiemetik : 1-2 jam

e. es : drowsiness, mulut kering, penglihatan kabur, retensi urin

Antagonis reseptor dopamin

a. metoklopramid

b. domperidone

c. phenothiazine

Metoklopramid

a. bekerja di ctz

b. p.o., t1/2 4 jam, ekskresi via urine

c. es : krn blokade reseptor dopamin di ssp →gangguan pergerakan pada anak2 dan dewasa muda, mengantuk, fatigue/lemah

d. stimulasi release prolaktin → galaktore dan gangguan menstruasi

e. efek pada motilitas usus → diare

Domperidone

a. antagonis reseptor d2

b. antiemetik untuk vomitting postoperatif dan akibat kemoterapi kanker

c. es : diare

Phenothiazine

Page 29: Perut Kembung.docx

a. neuroleptik : chlorpromazine, prochlorperazine, trifluoperazine → dpt sebagai antiemetik

b. triethylperazine → hny sbg antiemetik

c. dapat digunakan utk vomitting krn rangsangan pada ctz

d. tidak efektif utk muntah krn rangsangan di lambung

e. cara kerja → antagonis reseptor d2 di ctz, menghambat reseptor histamin dan muskarinik

f. pemberian p.o., rektal, atau parenteral

Antagonis serotonin

a. serotonin (5-hidroksitriptamin) a direlease oleh cns atau lambung a transmitter emesis

b. antagonis serotonin : ondansetron, granisetron

c. sangat baik utk terapi mual-muntah akibat obat sitotoksik

d. pemberian p.o, injeksi iv pelan, infus

e. t1/2 5 jam

f. es : sakit kepala, gangguan git

Cannabinoid

a. nabilone → derivat cannabinol sintetik →menurunkan muntah krn rangsangan pada ctz

b. pemberian : p.o, absorpsi baik

c. t1/2 120 menit, ekskresi via urine dan feses

d. es : jarang, a. L. Drowsiness, dizziness, mulut kering, perubahanmood, hipotensi postural, halusinasi, dan reaksi psikotik

Steroid

a. dosis tinggi, dpt digunakan sendiri atau kombinasi dgn obat lain

b. glukokortikoid → deksametason dan metilprednisolon

c. mekanisme kerja → blm diketahui

d. sinergisme dg ondansetron

Motilitas git

Pencahar

a. bulk laxative → meningkatkan volume residu padat yg tidak diabsorpsi

b. osmotic laxative → meningkatkan jumlah air

c. faecal softener →mengubah konsistensi faeces

d. stimulant purgative →meningkatkan motilitas dan sekresi

Bulk laxative

Page 30: Perut Kembung.docx

a. metilselulose, sterculia, agar, bran, ispaghula husk

b. polimer polisakarida a tidak dapat dipecah

c. mekanisme kerja a menahan air di lumen usus merangsang peristaltis a beberapa hari

d. es : ringan

Osmotic laxative

a. pencahar salin dan laktulosa → cairan yg absorpsinya jelek → meningkatkan volume cairan di lumen bowel→ mempercepat transfer makanan ke usus halus →massa yg sangat besar masuk kolon → distensi →ekspulsi faeces

b. pencahar salin → garam mgso4 dan mg(oh)2

c. laktulosa → disakarida semisintetik fruktosa dan galaktosa → bakteri di kolon → fermentasi → asam laktat dan asam asetat → osmotik laksatif

d. efek baru timbul 1 – 2 hari

Faecal softener

a. docusate sodium

b. menghasilkan feses yg lebih lumak

c. efek stimulan laksatif lemah

Stimulant purgative

a. bisacodyl, sodium picosulfat, preparat senna

b. meningkatkan peristaltis dengan cara stimulasi mukosa usus

c. es : kram abdomen, jangka panjang → atonia colon

d. bisacodyl → p.o. atau suppositoria → efek laksan 15-30 menit

e. sodium picosulfat → p.o.

f. preparat senna → dosis tunggal → efek laksan dalam 8 jam

Obat yg meningkatkan motilitas git

Domperidone

a. antagonis reseptor d2 a antiemetik

b. memblok adrenoreseptor a-1 dan menurunkan efek relaksannya a menurunkan tekanan sfingter esofagus bawah a meningkatkan motilitas git

c. tidak menstimulasi sekresi asam lambung

d. digunakan untuk gangguan pengosongan lambung dan refluks esofagitis kronis

e. es : hiperprolaktinemia

Page 31: Perut Kembung.docx

Metoklopramid

a. efek sentral → antiemetik

b. efek lokal → percepatan pengosongan lambung tanpa menstimulasi sekresi asam lambung

c. efeknya kecil pada motilitas usus bag. Bawah

d. digunakan untuk refluks gastroesofagus dan gangguan pengosongan lambung

e. tidak dapat digunakan untuk ileus paralitik

Cisapride

a. menstimulasi release ach pada pleksus myenterik di git bag. Atas

b. digunakan utk refluks esofagitis dan gangguan pengosongan lambung

c. tidak mempunyai efek antiemetik

es : diare, kram abdomen, takikardi (jarang

Lo 3.9 Komplikasi

Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami perforasi mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.

Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia aspirasi dari proses muntah dan dapat menyebabkan kematian.

Lo 3.10 Pencegahan

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang yang agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer berarti mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan ini dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer yang dilakukan antara lain :

a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya

b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan tubuh

c. Diet Serat

Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran pencernaan.

d. Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah lemak dengan banyak sayur dan buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining kanker kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.

e. Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan mungkin memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui daerah rentan dinding perut Anda.

Lo 3.11 Prognosis

Page 32: Perut Kembung.docx

Obstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 5%. Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi yang disertai dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%. Kalau operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang bersangkutan.

Li 4. M&M Pandangan islam terhadap operasi atau bedah

Perlakuan operasi menurut syariat hukumnya mubah yang bertujuan untuk kemaslatan hidup disamping memberikan dorongan hidup dan lepas dari najis,dampak negatif pada tubuh dan ancaman kematian serta merubah sunnatullah.Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengutarakan masalah berobat, sebagaimana dalam beberapa hadits. Di antaranya:1. Dari Jabir Bin Abdullah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda, “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat tepat dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim) 

2. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu’anhu, bahwa beliau berkata, “Aku pernah di sisi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam lalu datanglah serombongan orang arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? .” Beliau menjawab, “Iya, wahai para hamba Allah berobatlah. Sebab Allah ‘azza wa jalla tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya, “ Penyakit apa itu? .” Beliau menjawab, “Penyakit ketuaan.” (HR. Ahmad, Al Bukhari dalam Al-Adabul Mufrod, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’us Shahih mimma Laisa fish Shahihain 4/486) 

4. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Juga Al-Bushiri menshahihkannya dalam kitab Zawaidnya. Lihat Takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad 4/12-13)