76
Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani Diterbitkan atas Kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)

Petlap Pemuliaan Tanaman

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Petlap Pemuliaan Tanaman

Panduan Sekolah Lapangan:

Pengembangan PemuliaanTanaman secara Partisipatifoleh Petani

Diterbitkan atas Kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)

Page 2: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pengembangan PemuliaanTanaman secara Partisipatifoleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan:

Page 3: Petlap Pemuliaan Tanaman
Page 4: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pengembangan PemuliaanTanaman secara Partisipatifoleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan:

Diterbitkan atas Kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)

Page 5: Petlap Pemuliaan Tanaman

Acuan

Endang Sutarya, Rendra Kusuma Wijaya, Lardian Isfandri, Wiwik Sriyanti, dan E. Kuswara, “Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani”, Jakarta, FIELD Indonesia, 2010

Penerbitan ini didukung oleh HIVOS

Farmers’ Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD), Jalan Teluk Peleng No. 87 A, Kompleks Perumahan TNI AL, Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520

Tel. 021-7820479; 33101515; Fax. 021-7820479

Email: [email protected]

Website: www.field-indonesia.org; www.thefieldalliance.org; www.alivefp3.org; www.pedigrea.org

Penyusun: Endang Sutarya, Rendra Kusuma Wijaya, Lardian Isfandri, Wiwik Sriyanti, dan E. Kuswara

Editor, Illustrasi, Cover, dan Tata Letak: Triyanto PA

September 2010

Buku ini diterbitkan atas kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, danIkatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indnesia (IPPHTI)

Hivos Regional Office Southeast AsiaJl. Kemang Selatan XII/No. 1Jakarta Selatan 12560 IndonesiaTel. +62-21-7883757; 7892489Fax. [email protected] www.hivos.nl/english

FIELD IndonesiaJalan Teluk Peleng No. 87 A, Kompleks Perumahan TNI AL, Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520Tel. +62-21-7820479; 33101515; Fax. [email protected]

Sekretariat Pusat IPPHTIDusun Mandungan I, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, D.I. YogyakartaTel/Fax: [email protected]

Page 6: Petlap Pemuliaan Tanaman

Daftar Isi .........................................................................

Pengantar ........................................................................

Bagian Pertama: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani .......................................................

1. Keanekaragaman Hayati ..............................................

2. Gen, Sel, dan Sifat Keturunan .......................................

3. Pemetaan Bahan Baku Persilangan .................................

4. Varietas Idaman ........................................................

5. Analisa Bahan Baku Persilangan .....................................

6. Fase-fase Pertumbuhan Tanaman ...................................

7. Morfologi Tanaman Padi ..............................................

8. Analisa Genotip dan Lingkungan ....................................

9. Teori dan Praktek Persilangan Tanaman Padi ......................

10. Teknik Seleksi ..........................................................

11. Pendokumentasian ....................................................

12. Rencana Tindak Lanjut ...............................................

Bagian Kedua: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan ...............

1. Pertanian Berkelanjutan dan Globalisasi ..........................

2. Tiga Pandangan Ekosistem ...........................................

3. Memetakan Permasalahan Lapangan ...............................

4. Gender ..................................................................

v

vii

1

3

6

8

10

12

15

18

25

31

37

45

48

51

53

56

59

62

Daftar Isi

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani v

Dafta

r Isi

Page 7: Petlap Pemuliaan Tanaman

Daft

ar

Isi

vi Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Page 8: Petlap Pemuliaan Tanaman

Penganta

r

vii

Pengantar

enih dalam dunia pertanian merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dalam usaha pertanian. Dalam beberapa dekade terakhir Bini sumber genetik lokal sudah sangat menurun dan sebaliknya petani

sangat tergantung oleh varietas unggul baru. Hal ini yang secara tidak lang-sung telah mendukung terciptanya kepunahan varietas-varietas lokal yang mempunyai ketahanan terhadap ekosistem setempat.

FIELD Indonesia bekerja sama dengan yayasan PEDIGREA (Participatory En-hancement of Diversity of Genetic Resources in Asia) dan IPPHTI Kabupaten Indramayu sejak tahun 2003-2008. Kemudian HIVOS-Asia melanjutkan du-kungan terhadap program tersebut mulai tahun 2009 hingga sekarang, mela-lui kegiatan Sekolah Lapangan Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani. Dari hasil pengembangan program tersebut telah dihasilkan galur-galur padi dan sayuran lokal yang sudah mulai stabil dan mempunyai sifat adaptif terhadap ekosistem lokal.

Dari pembelajaran program tersebut proses memfasilitasi sekolah lapangan pemuliaan tanaman secara partisipatif akan sangat bermanfaat untuk me-ngembangkan pendidikan bagi masyarakat secara luas. Oleh karena itu kami mencoba membukukan proses proses Sekolah Lapangan tersebut yang diper-untukan bagi pemandu Sekolah Lapangan dan masyarakat umum yang berminat dalam pengembangan pemuliaan tanaman secara partisipatif.

Buku ini disusun dari perpaduan teori pemuliaan tanaman dan hasil imple-mentasi di tingkat petani pemandu. Dengan demikian panduan ini telah diuji coba selama kurang lebih 7 tahun, sehingga panduan ini memungkinkan dipakai oleh petani pemandu. Namun demikian tentu saja panduan ini be-lum sempurna. Oleh karena itu kami merasa senang jika ada saran dan kritik atau ide baru untuk meningkatkan kualitas panduan ini.

Kami sampaikan terima kasih kepada IPPHTI Kabupaten Indramayu atas kerjasamanya dalam mengembangkan program ini, juga kepada para petani pemulia tanaman di Kabupaten Indramayu yang telah menjadi narasumber dalam penulisan buku panduan ini.

Jakarta, September 2010

FIELD Indonesia

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Page 9: Petlap Pemuliaan Tanaman

Penganta

r

viii Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Page 10: Petlap Pemuliaan Tanaman

PETUNJUK LAPANGAN

Pemuliaan Tanamansecara Partisipatifoleh Petani

1Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAGIAN PERTAMA

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 11: Petlap Pemuliaan Tanaman

2 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 12: Petlap Pemuliaan Tanaman

Keanekaragaman Hayati

Pengantar:

Hutan hujan, salah satu ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodi-versity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk ke-hidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikro-or-ganismeserta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.

Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan da-lam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali di-gunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami apa arti pemuliaan dan kerangka pemuliaan pada tanaman.

2. Memperluas wawasan dan pengetahun peserta tentang berbagai keane-karagaman hayati, ekosistem, spesies, varietas, dan gen serta hubung-annya.

PETUNJUK LAPANGAN - 1

3Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 13: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Selain itu diharapkan peserta juga menjadi paham bahwa kegiatan pe-muliaan dan penyilangan adalah satu usaha dalam rangka peningkatan keanekaragaman hayati.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok.

Waktu: 1,5 jam

Langkah-langkah

1. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan pemuliaan, lalu ta-nyakan juga perbedaan antara pemulia, mulia, dan pemuliaan.

2. Selanjutnya bahaslah secara singkat kerangka pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan dengan menggunakan bagan kerangka pemuliaan ta-naman (rehabilitasi, introduksi dari luar, evaluasi, silangkan seleksi).

Kekayaan varietas yang ada

Datangkandari luar

Rehabilitasi

Silangkan/Kawinkan

Seleksi

Evaluasivarietas

Kerangka Pemuliaan Tanaman

4 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 14: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud keanekaragaman. Tulislah tulis semua jawaban peserta. Tanyakan juga apa bedanya dengan kera-gaman.

4. Lalu, tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan keanekaragam-an hayati.

5. Tanyakan juga secara umum, mahluk hidup dibagi menjadi berapa jenis dan apakah hubungan satu dengan yang lainnya.

Catatan: Secara umum mahluk hidup dibagi 4 jenis yaitu manusia, tum-buhan, hewan, dan pengurai)

6. Tanyakan juga hal tersebut kepada peserta saat membahas keanekara-gaman ekosistem, spesies, varietas, dan gen. Akhirilah dengan memba-has dalam bentuk diskusi kelompok sejauh mana pentingnya masing-masing keanekargaman tersebut dan apa hubungan satu sama lainnya.

Pertanyaan Diskusi:

- Mengapa keanekaragaman hayati penting?

- Mengapa keanekaragaman spesies penting?

- Mengapa keanekaragaman ekosistem penting?

- Mengapa keanekaragaman varietas penting?

- Mengapa keanekaragaman gen penting?

5Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 15: Petlap Pemuliaan Tanaman

Gen, Sel, dan Sifat Keturunan

Pengantar:

Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu, atau bisa juga katakan penentu sifat keturunan. Mahluk hidup terdiri dari organ-organ, se-tiap organ terdiri dari beberapa jaringan, dan setiap jaringan merupakan kumpulan sel yang punya bentuk dan fungsi yang sama. Di dalam sel terda-pat inti sel dan di dalam inti sel itulah terdapat gen. Sedangkan sel meru-pakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.Sebagai contoh, organ pada tanaman adalah akar, batang, daun, buah, bu-nga. Sedangkan jaringan contohnya jaringan pengangkut. Sedangkan untuk gen misalnya saja bahwa padi Ciherang mempunyai sifat-sifat tahan ter-hadap kekeringan, umurnya pendek, tidak tahan kresek.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami tentang apa itu gen, sel, dan sifat keturunan.

2. Mengajak petani peserta mengetahui hubungan mempelajari gen, sel dan sifat keturunan dengan pemuliaan tanaman yang akan dilakukan.

PETUNJUK LAPANGAN - 2

6 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 16: Petlap Pemuliaan Tanaman

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat dan penjelasan.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah:

1. Tanyakan pada peserta apakah yang menyusun sebuah mahluk hidup dari mulai organ jaringan sel - gen. Siapa yang menentukan akhirnya mah-luk tersebut berbentuk seperti apa. Catatlah semua jawaban peserta tanpa dikritisi terlebih dahulu.

2. Jelaskan secara singkat kepada peserta apa yang dimaksud dengan gen, lalu gen tersebut ada di mana.

3. Berikan perumpamaan yang mudah dicerna, misalnya saja tentang bila orang kulit hitam menikah dengan orang kulit putih, apa yang terjadi, dan seterusnya.

7Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 17: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pemetaan Bahan Baku Persilangan

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta menggali dan mengetahui berbagai jenis ta-naman padi yang ada di masing-masing lokasi dari dahulu sampai seka-rang.

2. Mengetahui berbagai jenis tanaman padi yang bisa dijadikan bahan baku persilangan yang masih tersedia, atau mencari di mana kira-kira varietas yang diharapkan tersebut berada.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban.

Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah:

1. Tanyakan dan ingatkan kembali kepada peserta tentang apa yang dimak-sud dengan keanekaragaman varietas dan apa fungsinya serta manfa-atnya.

2. Tanyakan pada peserta ada berapa jenis varietas yang sebenarnya ada di daerahnya masing-masing. Tanyakan juga sudah berapa yang hilang, dan berapa yang masih ada.

PETUNJUK LAPANGAN - 3

8 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 18: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Ajaklah peserta membentuk kelompok berdasarkan lokasi masing-ma-sing. Selanjutnya mintalah mereka mendata berbagai jenis varietas ta-naman padi yang pernah ada dan masih ada di wilayah mereka. Mintalah pada mereka untuk membuat keterangan tentang ciri khas dari masing-masing varietas yang mereka sebutkan tersebut.

4. Ajaklah pula peserta untuk membuat batasan waktu memulainya (misal-nya tahun 1970).

5. Presentasikan hasil diskusi kelompok tersebut, dan secara bersama ajak mereka mengambil kesimpulan apa yang terjadi pada varietas padi yang ada.

6. Ajak pula peserta secara curah pendapat tentang manfaatnya mela-kukan kegiatan pemetaan bahan baku.

Contoh pemetaan bahan baku hasil persilangan

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Keterangan

Karena umur lama dan datang varietas baru.

Uyek dan Ketan lokal merupa-kan 2 varietas padi yang bisa bertahan selama 5 dekade dari tahun 70-2010, karena tahan terhadap kering dan cocok di daratan Parigi. Sudah banyak pengalaman varietas ini dicobakan ke sawah atau sebaliknya varietas sawah ke daratan. Namun kedua varie-tas ini masih menunjukkan sifat yang lebih baik untuk ditanam di daratan dibanding varietas yang lainnya. Jadi keberadaan 2 varietas selam 5 dekade ini bukan karena sifatnya yang unek akan tetapi lebih karena cocok dengan tanah desa tersebut.

Varietas

Uyek

Cere Rante

Benganan

Bagidal

Ketan lokal

P.B

Pelita

Cisadane

I.R. 64

Pandan Wangi

Mesir

Towuti

Ciherang

Hibrida

T.M.

Sintanur

Rojo lele

70

V

V

V

V

V

-

-

-

-

-

V

-

-

-

-

-

-

80

V

-

V

-

V

V

V

-

-

-

V

-

-

-

-

-

-

90

V

-

-

-

V

-

V

V

V

-

-

V

-

-

-

-

V

2000

V

-

-

-

V

-

-

V

V

V

-

V

V

V

V

V

-

Tahun

9Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 19: Petlap Pemuliaan Tanaman

Varietas Idaman

Pengantar:

Varietas idaman adalah varietas harapan petani yang mempunyai banyak ke-lebihan sehingga memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang kecil. Salah satu jalan untuk memperoleh varietas idaman adalah dengan cara me-nyilangkan atau mengawinkan dua varietas yang berbeda. Tapi, sebelum kita menyilangkan, kita harus menganalisa apa kriteria-kriteria varietas ida-man yang kita inginkan. Apabila kita sudah bisa menentukan kriterianya, maka akan mudah untuk menentukan bahan induk yang akan disilangkan.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami apa yang dimaksud dengan varietas idaman.

2. Mendorong petani peserta mampu mengindentifikasi berbagai ciri dari varietas idaman mereka.

Alat dan Bahan: Kertas plano dan spidol.

Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan presentasi.

Waktu: 1 jam.

PETUNJUK LAPANGAN - 4

10 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 20: Petlap Pemuliaan Tanaman

Langkah-langkah:

1. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan varietas idaman. Tu-lislah semua jabawan peserta.

2. Tanyakan juga pada peserta apa kira-kira kriteria yang diharapkan pada varietas idamannya.

3. Bagilah peserta ke dalam kelompok kecil berdasarkan asal mereka, lalu persilakan mereka menyusun kriteria varietas idaman yang mereka inginkan berdasarkan wilayahnya masing-masing.

Catatan: Adapun kriteria varietas idaman biasanya, adalah:

- Produksi tinggi

- Anakan banyak

- Umur maksimal 100 hari

- Tahan roboh

- Tahan hama penyakit

- Malai panjang berisi

- Warna beras putih bening

- Biji panjang bulat

- Rasa nasi pulen

- Tidak boros pupuk

- Tinggi tanaman sedang-sedang saja

- Tahan kekeringan

- Keluar malai serempak

- Rendemen tinggi

- Kerontokan sedang

- Aroma biasa

- Beras bisa disimpan lama

Dari kriteria di atas, tentunya tidak dapat kita wujudkan dalam satu hasil persilangan. Tapi, dengan adanya kriteria di atas kita bisa memprioritaskan yang mana saja masuk kebutuhan kita.

11Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 21: Petlap Pemuliaan Tanaman

Analisa Bahan Baku Persilangan

Pengantar:

Analisa bahan baku adalah suatu proses memilih suatu varietas yang akan di-jadikan bahan untuk persilangan. Dengan proses ini diharapkan bisa mem-peroleh tetua yang baik yang mempunyai banyak keunggulan dibanding va-rietas lain. Cara menganalisanya dengan menggolongkan bahan baku menu-rut asalnya, yaitu varietas lokal, varietas baru, dan varietas kerabat liar.

Varietas lokal adalah varietas yang ada pada suatu daerah. Kelebihan varie-tas lokal adalah sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan gennya asli dan belum diotak-atik, sehingga varietas ini pada umumnya berumur panjang dan batangnya tinggi. Varietas baru adalah varietas hasil persi-langan. Kelebihan varietas baru adalah pada umumnya mempunyai keung-gulan di bidang produksi tinggi, tetapi mempunyai kekurangan berupa ke-mampuan adaptasi yang kadang cocok hanya di satu daerah dan belum tentu cocok di wilayah lain. Sedangkan varietas kerabat liar adalah varietas yang tumbuh di hutan dan tidak dibudidayakan manusia. Padi-padi yang tidak di-ketahui secara jelas asal usulnya, atau padi tadinya diperoleh dari hasil se-leksi petani secara tidak sengaja dari pecahan varietas unggul atau varietas lokal juga masuk golongan ini.

Ketiga jenis varietas di atas dapat diperoleh melalui Balai Penelitian Benih (Balitpa), dari jaringan petani antar daerah, dan bank benih milik petani

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami teknik menganalisa bahan baku per-silangan.

2. Mengajak petani peserta memahami hubungan analisa bahan baku persi-langan dengan kegiatan pemuliaan tanaman.

PETUNJUK LAPANGAN - 5

12 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 22: Petlap Pemuliaan Tanaman

Alat dan Bahan: Kertas koran, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Diskusi kelompok kecil dan pleno, serta curah pendapat.

Waktu: 2 jam.

Langkah-langkah:

1. Diskusikan dengan peserta mengenai tujuan dan informasi singkat ten-tang analisa bahan baku persilangan.

2. Ajaklah peserta untuk melihat kembali kriteria varietas idaman yang me-reka telah buat. Lalu coba tanyakan pada peserta bagaimana cara men-dapatkan varietas idaman tersebut.

3. Beri penjelasan tentang cara menentukan induk yang dapat medekati kriteria dari varietas idaman yang diinginkan dengan langkah sebagai berikut:

- Pilihlah 6 varietas yang kira-kira dapat mewakili kriteria varietas ida-man yang diinginkan.

- Induk tersebut bisa dari varietas unggul, varietas lokal maupun ke-rabat liar.

- Selanjutnya buatlah kolom yang terdiri dari no, kriteria varietas ida-man, dan kolom 6 varietas yang terpilih.

- Buatlah rengking 1 6 (disesuaikan dengan jumlah varietas yang di-analisa). Nilai 6 menjadi angka tertinggi dan angka satu adalah ang-ka terendah dari kiriteria varietas idaman tersebut.

- Jumlahkan angka yang ada di masing-masing kolom varietas.

- Dua varietas yang memiliki jumlah angka terbesar adalah yang terpi-lih menjadi indukan.

4. Persilakan peserta menjadi kelompok berdasarkan lokasi masing-ma-sing, lalu buatlah perangkingan seperti cara di atas.

5. Mintalah petani peserta mempresentasikan hasilnya.

Contoh:

Untuk memperoleh hasil persilangan yang mempunyai banyak kelebihan, maka kita perlu memiliki tetua / induk yang berkualitas. Untuk bisa men-dapatkannya dari sekian banyak induk itu kita harus memprioritaskan induk itu menjadi empat atau enam calon tetua. Kemudian dari enam calon ter-sebut kita rangkingkan, dari hasil perengkingan tersebut, maka kita akan

13Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 23: Petlap Pemuliaan Tanaman

mendapat dua calon tetua dengan nilai tertinggi yang diharapkan bisa mempunyai banyak kelebihan dibanding induk-induk yang lainnya. Adapun cara perengkingannya adalah:

- Nilai yang akan kita berikan adalah 6 untuk yang tertinggi, dan 1 un-tuk yang terendah.

- Diharapkan 6 calon induk, mewakili varietas baru dan lokal.

- Aspek yang kita gunakan untuk perengkingan adalah aspek kriteria varietas idaman.

- Setelah direngkingkan, masing- masing calon tetua hasilnya kita jum-lahkan, dan dua calon tetua dengan nilai tertinggi itulah yang kita jadikan induk/tetua persilangan kita.

Contoh Cara Perangkingan:

Dari hasil perengkingan, kita peroleh calon tetua yang mempunyai nilai ter-tinggi yaitu IR 64 dan Muncul. Sehingga dua varietas itulah yang akan kita ja-dikan induk/tetua persilangan kita.

No

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Aspek

Produksi Tinggi

Umur Pendek

Anakan Banyak

Rasa Nasi Enak

Tahan Hama Penyakit

Malai Panjang

Beras Putih

Keluar Malai Serempak

Tinggi Sedang

Tidak Boros Pupuk

Tahan Kering

Rendemen Tinggi

Kerontokan Sedang

Beras Tahan Lama

Aroma Biasa

Tahan Roboh

Biji Panjang

JUMLAH

Longong

1

5

1

5

6

1

5

1

2

5

5

1

1

6

1

3

4

55

Menur

2

1

2

6

4

2

6

2

1

6

6

2

3

5

3

1

3

53

IR 64

3

6

6

4

3

3

4

6

6

4

4

5

6

4

6

4

6

91

IR Kebo

6

2

3

1

5

6

1

4

3

1

3

4

2

2

2

6

5

57

99

4

4

5

2

1

4

3

3

5

3

2

3

4

1

4

2

1

49

Muncul

5

3

4

3

2

5

2

5

4

2

1

6

5

3

5

5

2

62

VarietasLokal

VarietasBaru

Var. TdkPopuler

14 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 24: Petlap Pemuliaan Tanaman

Fase-fase Pertumbuhan Tanaman

Pengantar:

Fase pertumbuhan tanaman padi adalah tahapan pertumbuhan tanaman dari mulai semai sampai dengan benih itu menghasilkan benih baru. Ada 4 tahap fase pertumbuhan tanaman padi, yaitu: 1) Fase vegetatif cepat dimulai dari pertumbuhan bibit sampai jumlah anakan maksimum; 2) Fase vegetatif lam-bat, mulai dari jumlah anakan maksimum sampai keluarnya primodia (bakal malai); 3) Reproduksi, mulai dari fase keluarnya primordia sampai malai berbunga; dan 4) Produksi, mulai keluarnya bunga sampai saat panen.

Perkembangan tanaman secara umum ada dua tahapan, yaitu fase vegetatif adalah fase dimana tanaman tumbuh, membentuk daun, anakan, batang dan cabang; dan fase generatif adalah fase dimana tanaman berkembang biak membuat keturunan baru, seperti membentuk bunga, buah dan biji.

Skema fase pertumbuhan tanaman padi

* Tulis di sini berapa hari sesuai dengan lahan studi

… Hari* … Hari* … Hari*… Hari*

Semai s/djumlah anakan

maksimum

Jumlah anakanmaksimum s/d

primordia

Primordia s/dmalai berbunga

Malaiberbunga s/dsaat panen

Vegetatif Cepat Vegetatif Lambat Reproduksi Panen

PETUNJUK LAPANGAN - 6

15Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 25: Petlap Pemuliaan Tanaman

Hubungan fase pertumbuhan dengan umur tanaman padi dan produksi:

- Lama fase vegetatif cepat, reproduksi dan fase pematangan butir pa-da umumnya hampir sama. Perbedaan umur antara macam-macam varietas padi disebabkan karena ada perbedaan waktu dari fase ve-getatif lambat.

- Varietas yang berumur panjang (lebih dari 130 hari) pada umumnya mempunyai fase vegetatif lambat artinya pembentukkan primordia setelah jumlah anakan maksimum dicapai (periodenya lebih pan-jang). Pada varietas yang berumur pendek (kurang dari 130 hari), terjadi saling tindih (overlap) antara vegetatif cepat dengan repro-duksi artinya pembentukan primordia sudah terjadi sebelum jumlah anakan maksimum dicapai.

- Vegetatif yang lama mengakibatkan bertambahnya jumlah anakan yang dibentuk tetapi persentase anakan yang menghasilkan malai cenderung menurun.

- Jumlah malai per rumpun ditentukan pada fase vegetatif, sedangkan persentase gabah isi dan bobot per 1000 butir ditentukan pada fase generatif.

Contoh fase pertumbuhan tanaman padi pada beberapa umur:

a. Masa tanam 90 hari

b. Masa tanam 120 hari

Sebar

Tanam Masa Berbunga

Primordia Panen

15

15

30

30

Semai

Tanam Masak Susu

Primordia PanenAnakan

Mapak Anak Bunting

Keluar Malai Kemendel

Bobot Sangga

20

7

12

8

7 7 13 10

15 7 20

16 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 26: Petlap Pemuliaan Tanaman

c. Masa tanam 150 hari

Tujuan:

1. Peserta paham fase-fase pertumbuhan tanaman padi.

2. Peserta paham pentingnya mempelajari fase-fase pertumbuhan dikait-kan dengan kegiatan pemuliaan tanaman.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah:

1. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan fase pertum-buhan tanaman. Tulislah semua jawaban peserta.

2. Ajaklah petani peserta untuk menguraikan tahapan pertumbuhan tana-man padi menurut mereka.

3. Selanjutnya, tanyakan juga pada petani peserta berapa umur dari ma-sing-masing tahapan pertumbuhan tanaman padi tersebut. Bedakan ju-ga antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi (vegetatif dan generatif).

4. Ajaklah juga petani peserta untuk melihat hubungan antara fase pertum-buhan tanaman dengan umur dari tanaman tersebut.

Semai

Tanam Masa Berbunga

Primordia Panen

30

60

30

30

17Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 27: Petlap Pemuliaan Tanaman

PETUNJUK LAPANGAN - 7

Morfologi Tanaman Padi

Latar Belakang:

Wujud sebuah tanaman sebenarnya terbagi menjadi bagian-bagian yang me-miliki fungsi masing-masing tetapi saling terkait satu sama lain. Bagian-bagian ini kadang juga menjadi ciri khas dan karakter dari tanaman tersebut. Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman dinamakan morfo-logi. Peserta kegiatan pemuliaan tanaman akan sangat penting untuk dapat mengetahui bagian-bagian tanaman secara lengkap termasuk fungsinya, terutama fungsi dan bagian-bagian bunga.

Tujuan:

Mengajak petani peserta memperdalam pemahaman mengenai morfologi tanaman. Secara lebih spesifik, petani peserta memahami bagian-bagian bunga serta fungsi dan letaknya.

Waktu: 60 menit

Metode: Curah Pendapat, diskusi kelompok, diskusi pleno, dan presentasi.

Alat dan Bahan:

1. Kertas karton, spidol, lakban, gunting, dan pisau cutter.

2. Tanaman padi yang sedang berbunga, bunga sayuran satu rumah, dan bu-nga sayuran dua rumah.

18 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 28: Petlap Pemuliaan Tanaman

Langkah-langkah:

1. Secara curah pendapat, tanyakan pada peserta apa yang dimaksud de-ngan morfologi tanaman. Catatlah semua jawaban peserta. Lalu coba uraikan pergertian dari morfologi secara arti kata.

2. Tanyakan kembali pada peserta, apa manfaatnya mempelajari ilmu ini, lalu hubungkanlah dengan kegiatan penyilangan, dan kegiatan analisa genotop dan lingkungan dimana di dalamnya terdapat pengamatan ter-hadap bagian-bagian tanaman.

3. Bagilah peserta menjadi 3 kelompok. Persilakan mereka menggambar bagian-bagian tanaman padi beserta fungsinya. Selain itu persilakan ju-ga mereka menggambar berbagai bunga tanaman sayuran (yang satu ru-mah dan dua rumah). Mintalah pada peserta untuk jangan lupa menulis-kan fungsi dari masing-masing bagian tanaman yang mereka gambar tersebut.

4. Secara khusus mintalah peserta untuk menggambar bunga tanaman padi lebih detail dengan menggunakan kaca pembesar.

5. Mintalah perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Tanyakanlah pada peserta lainnya, apakah ada hal-hal yang kurang jelas atau dianggap tidak tepat.

19Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 29: Petlap Pemuliaan Tanaman

Bahan Bacaan

Asal Usul Tanaman Padi

Tanaman Padi mempunyai nama latin oriza sativa termasuk sub famili dari oryzoideae dengan genus oryza merupakan rumput semiakutik yang berasal dari lembah Himalaya dan pegunungan di Selatan dan Tenggara Asia. Padi dianggap sebagai satu dari tanaman budidaya tertua dan telah dibudidayakan di Cina dan India sekurangnya 5.000 tahun.

Tanaman padi diadaptasikan untuk ditanam pada tanah tergenang air tetapi juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang tidak tergenang. Tanaman padi termasuk golongan tanaman semusim atau berumur kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi.

Tanaman padi terdiri dari tiga ras berdasarkan eko-geografi yaitu Indica, Ja-vanica, dan Japonica. Indica merupakan jenis yang utama ditanam di daerah tropis dan sub tropis. Javanica ditanam khususnya di Indonesia dan beberapa pulau tetangganya. Japonica ditemukan di zona yang lebih dingin dari sub-tropis dan zona sedang.

Ras (oriza sativa)

Javanica

Japonica

Indica

Daun

Lebar, kaku, hijau terang.

Sempit, gelap, hijau.

Lebar sampai sempit, hijau terang.

Anakan (tiller) dan sturktur tanaman

Anakan rendah, struktur tanaman tinggi.

Anakan sedang, stuktur tanaman pendek sampai sedang.

Anakan besar dan struktur tanaman mulai dari tinggi sampai sedang.

Butiran

Panjang, lebar, tebal dengan ekor (tugi) panjang sampai tidak berekor, sedikit pecah.

Butiran pendek, bundar tanpa ekor sampai ekor panjang, sedikit pecah.

Panjang sampai pendek, ramping, kebanyakan tidak berekor.

Karakteristik

20 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 30: Petlap Pemuliaan Tanaman

Morfologi Tanaman Padi (Mengenal bagian-bagian luar ta-naman Padi)

Vegetatif:

- Akar

- Batang

- Daun

Generatif:

- Malai

- Bunga

- Buah

Akar:

- 5-6 hari setelah berkecambah akar serabut yang pertama akan keluar.

- 15 hari perkembangan akar serabut sangat pesat.

- Letak susunan akar tidak dalam 20-30 cm, akar ba-nyak keluar mengambil zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas.

- Tanam dangkal dan tidak selalu tergenang oleh air, akan membentuk akar yang kokoh dan sehat.

- Akar tumbuh pada bagian ujung bawah tanaman pa-di, tetapi bila pada bagian buku-buku batang padi selalu tergenang air maka pada daerah sekitar buku akan keluar akar yang mengakibatkan perkembang-an tanaman padi terhambat.

Akar akibat penanaman terlalu dalam, sehingga

dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan anakan

Akar serabut

Vegetatif

Generatif

21Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 31: Petlap Pemuliaan Tanaman

Batang (Vegetatif):

-. Tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan dipisahkan oleh buku.

- Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai ter-tinggi.

- Tinggi tanaman merupakan sifat baka (keturunan), adapun adanya per-bedaan tinggi dari satu keturunan disebabkan oleh pengaruh keadaan lingkungan.

- Tinggi tanaman padi yang normal biasanya antara 80-120 cm.

- Pada buku-buku yang terletak paling bawah, mata ketiak yang terdapat antara ruas batang dan upih daun tumbuh menjadi batang skunder yang serupa dengan batang primer, batang sekunderpun akan tumbuh batang tersier dan seterusnya, ini dinamakan proses anakan.

- Cara membedakan varietas melalui batang: Lihat warna garis yang diben-tuk pada bagian paling bawah batang.

Daun (Vegetatif):

Terdiri dari:

- Helai daun memanjang seperti pita.

- Pelepah daun menyelubungi batang (upih).

- Antara helai daun dan upih terdapat lidah daun berguna untuk mem-berikan dukungan kepada bagian buku yang jarinya empuk.

Cara membedakan varietas melalui daun yaitu:

1. Lihat panjang dan warna lidah daun.

2. Lihat panjang dan lebar helai daun.

3. Lihat besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai

Perbedaan antara tanaman padi dengan bukan padi, adalah kalau padi, pada pertemuan antara batang dengan daun terdapat: lidah daun, upih, dan an-ting-anting. Bukan padi adalah salah satu dari ketiga komponen tersebut ti-dak ada

Malai (Generatif):

- Terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari bu-ku paling atas.

- Sumbu utamanya adalah ruas buku terakhir.

22 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 32: Petlap Pemuliaan Tanaman

- Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai dengan butir diujung malai.

- Cara mengukur kepadatan malai yaitu per-bandingann antara banyaknya bunga per malai dengan panjang malai:

Cara membedakan varietas yaitu:

- Panjang malai

- Kepadatan malai

- Banyaknya cabang tiap malai

- Jumlah butir tiap-tiap malai

Bunga (Generatif)

Bunga padi:

- Tidak mempunyai perhiasan bunga

- Berkelamin dua jenis

- Jumlah benang sari ada 6

- Tangkai sari pendek dan tipis

- Kepala sari besar dan mempunyai dua kandung serbuk sari

- 2 kepala putik berbentuk malai

- Warna kepala putik putih atau unggu tergantung varietas

- Tangkai bunga

- 2 sekam mahkota, yang terbawah disebut lemma sedangkan lainnya disebut palea

- 2 lodicula yang terletak pada dasar bunga berperan penting dalam proses pembukaan palea.

Proses Penyerbukan alami:

- Pada waktu bunga terkena panas, lodicula mengembang karena ia meng-hisap air dari bakal buah.

Panjang malai

Jumlah bunga = bunga/cm

23Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 33: Petlap Pemuliaan Tanaman

- Pengembangan lodicula mendorong lemma dan palea terpisah dan mem-buka.

- Pengembangan ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.

- Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk yang kemu-dian menumpahkan tepung sarinya ke kepala putik.

- Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.

Buah:

- Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir padi, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea.

- Buah terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk gabah (sekam).

- Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu: dinding luar (epicar-pium), bagian tengah (mesocarpium), bagian dalam (endocarpium).

- Buah sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat te-pung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak di ba-gian sentral lemma.

- Pada lembagi terdapat daun lembaga dan akar lembaga.

- Endosperm terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik.

24 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 34: Petlap Pemuliaan Tanaman

Analisa Genotip dan Lingkungan

Pengantar:

Analisa genotip dan lingkungan, adalah aktivitas mingguan yang dilakukan selama pelaksanaan Sekolah Lapangan Penganekaragam Tanaman, sebagai panduan bagi peserta untuk melakukan pengamatan, mengambil data, menganalisis data, dan mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya di lahan studi. Kegiatan analisa genotip dan lingkungan tersebut dimulai dari pembenihan sampai panen. Kegiatan ini sama dengan kegiatan analisa agro-ekosistem pada kegiatan Sekolah lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami apa itu analisa genotip dan ling-kungan.

2. Mendorong petani peserta untuk selalu melakukan analisa genotip dan lingkungan dengan baik.

3. Melatih petani peserta melakukan inventarisir data dan informasi yang perlu diambil untuk kepentingan analisa genotip dan lingkungan.

Pokok Bahasan:

1. Pengamatan genotipe: Peserta mengamati dan mencari data dari sifat-sifat yang muncul dari setiap varietas yang ditanam, misalnya: jumlah

PETUNJUK LAPANGAN - 8

25Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 35: Petlap Pemuliaan Tanaman

daun, mulai berbunga, puncak produksi, rasa buah dan lain-lain. Peng-amatan ini terkait langsung dengan penentuan dari varietas idaman yang menjadi tujuan penyilangan.

2. Pengamatan lingkungan: Peserta mengamati dan mengambil data yang terkait dengan lingkungan baik biotik (hama, penyakit, musuh alami), abiotik (cuaca, air, tanah), dan perlakuan manusia (pemupukan, pe-nyemprotan dan lain-lain).

3. Hubungan antara genotipe dan lingkungan: Peserta mengamati hubung-an antara sifat-sifat yang muncul dari tanaman dengan kondisi lingkung-an. Misalnya, bila diberi pupuk tanaman akan seperti apa?, bila cuaca panas seperti apa? dan seterusnya.

Metode: Praktek lapangan, diskusi kelompok kecil, pleno, dan presentasi.

Waktu: 120 menit.

Alat Bahan: Lahan praktek, kertas plano, spidol, dan krayon.

Langkah-langkah:

1. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan analisa genotip dan lingkungan. (Berikan kata kunci bahwa analisa genotip dan lingkung-an mirip dengan analisa agro-ekosistem dalam kegiatan SLPHT?)

2. Tanyakan pada petani peserta apakah proses yang wajib dilakukan dalam melakukan analisa genotip dan lingkungan.

3. Secara lebih rinci ajaklah peserta untuk lebih menguraikan proses pada analisa genotip dan lingkungan tersebut, mulai dari pengamatan, meng-gambar dan mengisi data, presentasi dan diskusi, dan penentuan lang-kah tindak lanjut ke depannya.

4. Secara khusus bahas juga bersama peserta tentang ekosistem dasar ter-kait dengan hubungan dan interaksi antara tanaman padi dengan ling-kungannya serta apa pengaruhnya.

5. Ajaklah peserta ke lahan studi yang ditanami berbagai jenis varietas padi.

6. Sebelumnya, mintalah dahulu mereka untuk membagi diri dalam kelom-pok kecil. Masing-masing kelompok akan mengamati satu varietas ta-naman padi. Jumlah anggota dalam kelompok kecil disesuaikan dengan

26 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 36: Petlap Pemuliaan Tanaman

jumlah varietas yang ada, tetapi minimal dalam satu kelompok terdiri dari 2 orang dan maksimal 5 orang.

7. Mintalah mereka melakukan rangkaian proses analisa genotip dan ling-kungan yang dimulai dengan pengamatan, menggambar dan mengisi da-ta, presentasi dan diskusi, dan penentuan tindak lanjut ke depannya.

8. Ajaklah peserta untuk memahami bahwa proses ini merupakan siklus be-lajar orang dewasa. Analisa genotip dan lingkungan selanjutnya penting untuk dilakukan secara utuh dan terus-menerus dalam setiap pelak-sanaan sekolah lapangan.

Catatan:

1. Agar data yang diperoleh lebih valid, beritahulah peserta bahwa sebelum mengamati, tentukan dahulu tanaman yang akan diamati. Sebaiknya ta-naman yang diamati terdiri dari tiga ajir (mewakili lahan secara diago-nal). Setiap ajir terdiri dari 4 rumpun tanaman yang diamati. Peng-amatan dilakukan secara menyeluruh mulai dari bawah sampai atas. Se-belum tanaman digoyang-goyang sebaiknya perhatikan dahulu kondisi-nya serta berbagai serangga yang ada.

2. Pada proses menggambar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

- Di bagian tengah, gambarlah tanaman yang disesuaikan dengan kon-disi di lapangan (warna dan bentuk gambar harus sama dengan ta-naman yang di lapangan, jangan direkayasa).

- Di bagian kanan, gambarlah hama yang ditemukan dan pupulasinya.

- Di bagian kiri, gambarlah musuh alami dan populasinya.

- Bila cuaca terang gambarlah matahari. Bila berawan gambarlah ma-tahari yang sebagian tertutup awan. Bila mendung, maka yang di-gambar awan saja.

- Gambarlah juga perlakuan yang diberikan manusia (gambar orang memupuk bila dilakukan pemupukan, Gambar orang menymprot bila dilakukan penyemprotan).

- Pergunakan warna untuk memperjelas gambar (tanaman sehat war-na hijau, tanaman sakit warna kuning dan seterusnya).

Sedangkan pada proses pengisian data, setiap rumpun diambil datanya lalu di buat rata-ratanya. Isilah sesuai dengan tabel pengamatan yang disediakan.

27Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 37: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Pada proses presentasi dan diskusi seluruh peserta membahas hasil peng-amatan mereka, melalui presentasi masing-masing kelompok (dalam bentuk gambar). Presentasi dilakukan oleh salah seorang anggota ke-lompok, ditunjuk secara bergantian setiap minggu. Setiap presentasi diikuti dengan dialog antar peserta. Dalam kesempatan ini, pemandu perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keada-an ekosistem pada fase minggu itu. Setelah seluruh kelompok presentasi, diskusi dilanjutkan dengan pengambilan keputusan mengenai tindakan yang perlu dilakukan dalam minggu itu, dengan mempertimbangkan hasil pengamatan minggu-minggu sebelumnya. Gambar ekosistem mingguan disimpan untuk dibandingkan dengan gambar pada minggu berikutnya.

4. Sebagai panduan dasar dapat menggunakan panduan ekosistem dasar di bawah ini.

EKOSISTEM DASAR

Tujuan: Mengajak petani peserta untuk mengetahui dan menjelaskan kese-imbangan unsur-unsur ekosisten dan aliran energi yang terjadi di dalamnya.

Waktu: 180 menit.

Bahan dan Alat: Kertas koran, spidol, krayon, loupe, kantong plastik atau botol serangga, dan lain-lain.

Langka-langkah:

1. Jelaskan secara singkat tentang tujuan dan materi pokok kegiatan ini. Pemandu bisa mulai dengan bertanya, apa saja yang terdapat pada ke-bun kita? Catatlah semua jawaban peserta tanpa perlu diklarifikasi. Kemudian tanyakan, kenapa semua itu ada di kebun? Apa hubungannya dengan tanaman kita? Apa fungsinya? Bagaimana kalau itu semua atau sebagian tidak ada?

2. Bagilah peserta dalam kelompok kecil (5 6 orang). Kemudian bagikan kepada masing-masing kelompok kantong plastik/botol serangga. Ma-sing-masing mengamati, mencatat, dan bila perlu tangkap apa saja yang ditemukan untuk digambar. Pembagiannya:

- Satu kelompok ke kebun monokultur (sayuran atau lainnya, tanaman semusim).

28 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 38: Petlap Pemuliaan Tanaman

- Satu kelompok ke kebun tumpangsari (tanaman semusim 10 tana-man).

- Satu kelompok ke kebun tanaman tahunan (10 tanaman).

- Satu kelompok semak-semak sekitar kebun ( 1 x 1 m).

- Satu kelompok ke kebun yang tak ada tanamannya (bera, 1 x 1 m)

3. Setelah selesai, mintalah petani peserta kembali ke tempat diskusi un-tuk menggambar dan menulis di kertas plano tentang apa saja yang dite-mukan saat pengataman. Jangan lupa kondisi setiap areal, misalnya pa-nas, mendung, gerimis. Diskusikan pada setiap kelompok apa dan bagai-mana hubungan semua organisme yang ditemukan, gambar di kertas pla-no dan tarik garis hubungan di antaranya.

4. Diskusikan di dalam kelompok, apa akibatnya jika kondisi di bawah ini:

- Adanya penyemprotan insektisida yang membunuh semua serangga dan musuh alami. Kemudian terjadi perpindahan pemakan tanaman (hama) pada areal tersebut.

- Tanaman resisten atau tahan terhadap pemakan tanaman (hama) se-hingga tidak ada serangga pemakan tanaman di areal tersebut, apa yang terjadi? Bagaimana dengan musuh alami?

- Tanaman tidak ada atau mati, bagaimana ekosistemnya?

- Apa pentingnya tanaman sehat dan pentingnya musuh alami?

- Apa kebun perlu diamati secara rutin? Mengapa?

- Apa kesimpulan dari kegiatan ini?

5. Mintalah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu simpulkan apa pelajaran yang diperoleh dari pembelajaran hari ini.

Variasi:

Untuk pendalaman bagi peserta tentang materi ini:

1. Beri penjelasan tentang apa yang akan kita lakukan.

2. Ajaklah peserta keluar ruangan atau mencari tempat yang lapang untuk bermain peran.

3. Ajaklah peserta bermain peran, dimana setiap peserta akan berperan sebagai unsur-unsur dalam eksosistem kebun (dari hasil pengamatan se-belumnya), apa saja yang ditemukan, misal matahari, tanaman, sayur, ulat, cacing, seresah, laba-laba dan lain-lain.

29Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 39: Petlap Pemuliaan Tanaman

4. Mintalah masing-masing peserta mengikat tangannya dengan seutas tali, kemudian diikatkan pada teman lainnya sesuai perannya. Misalnya, pe-makan tanaman diikatkan ke tanaman, tanaman diikatkan ke matahari dan lainnya sesuai garis hubungan aliran energi dalam rantai makanan.

5. Ajak peserta untuk membayangkan apa yang terjadi pada setiap unsur (yang diperankan), bila:

- Tanaman disemprot dengan insektsida, fungisida, herbisida, apa saja yang mati? (peran yang mati duduk, yang lainnya tetap berdiri).

- Tanaman tahan hama, sehinga tidak ada hama, bagaimana dengan musuh alami? Apa yang dimakan musuh alami?

- Tanaman subur dan rimbun, apa yang terjadi?

- Cuaca mendung, kemudian panas dan selanjutnya gerimis, apa yang terjadi?

- Hujan terus-menerus?

- Tanaman mati, apa yang terjadi ?

- Apalagi...?

30 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 40: Petlap Pemuliaan Tanaman

Teori dan Praktek PersilanganTanaman Padi

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami bahwa persilangan merupakan sa-lah satu cara pemuliaan tanaman padi.

2. Mendorong petani peserta memahami teori persilangan mulai dari sin-kronisasi bunga, pengebirian sampai dengan penyerbukan.

3. Mengajak petani peserta memahami berbagai metode persilangan pada tanaman padi dan tujuannya.

4. Mendorong petani peserta mampu melakukan kegiatan pengebirian dan penyerbukan pada tanaman padi.

Pokok Bahasan: Sinkronisasi bunga, pengebirian, dan penyerbukan.

Alat dan Bahan:

Kertas plano, spidol, lakban kertas, tanaman padi yang baru berbunga 1/3 bagian malainya, tanaman padi yang sedang berbunga, gunting kecil, tusuk gigi atau duri salak, kertas wajik (sampul), kaca pembesar.

PETUNJUK LAPANGAN - 9

31Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 41: Petlap Pemuliaan Tanaman

Metode: Curah pendapat dan praktek langsung.

Waktu : 7 jam.

Langkah-langkah:

1. Bukalah sessi ini dengan mengingatkan pada petani peserta tentang pen-tingnya penganekargaman gen tanaman padi. Lalu hubungkan dengan beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut di-mana di antaranya adalah penyilangan dan seleksi.

2. Selanjutnya, lakukan curah pendapat untuk membahas apa yang dimak-sud dengan persilangan, dan apa saja metodenya.

3. Setelah itu, bahaslah cara-cara yang harus dilakukan dalam melakukan penyilangan. Bahaslah juga waktu yang tepat untuk pengebirian dan penyerbukan.

4. Selanjutnya, ajaklah petani peserta untuk melihat dan mecari tanaman padi yang siap untuk dikebiri dan diserbuki esok harinya.

5. Kemudian, bagilah para petani peserta ke dalam kelompok-kelompok ke-cil (masing-masing beranggotakan 2 orang). Persilakan mereka untuk melakukan pengebirian pada tanaman yang telah disediakan (setiap ke-lompok 1 pot tanaman padi). Setelah selesai mengebiri lakukan penu-tupan menggunakan kertas wajik yang telah dibentuk sedemikian rupa membentuk kantong/amplop.

6. Esok harinya, sekitar jam 06.00 pagi, ajaklah peserta ke lapangan untuk mencari malai padi yang siap akan menyerbuk. Masing-masing kelompok kecil mengambil sekitar 5 malai. (Cirinya biasanya sudah 1/3 -1/2 bagian bunga sudah keluar dari pembungkus daun bendera).

7. Taruhlah tanaman padi yang telah dikebiri di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari langsung (tapi tidak terkena angin). Malai padi yang telah diambil, dimasukan dalam wadah yang berisi air. Biarkan se-kitar ½ dari tangkai malai terendam air. Simpan juga di tempat yang ter-kena sinar matahari langsung (tapi tidak terkena angin secara langsung).

8. Tunggulah sampai bunga jantan betul-betul masak. Cirinya, bila bunga ditempelkan ke kuku, maka serbuk sarinya akan menempel di kuku.

9. Sebelum menyerbuki hasil pengebirian, sebaiknya malai-malai padi pada tanaman tersebut ditutupi dengan menggunakan kantong plastik atau dihalangi dengan kertas, agar tidak terjadi penyerbukan sendiri.

32 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 42: Petlap Pemuliaan Tanaman

10. Lakukan penyerbukan beberapa kali, sesuai ketersediaan bunga jantan. Semakin banyak diserbuki semakin baik. Pada prinsipnya, bunga yang di-kebiri akan siap diserbuki ketika bunga betinanya juga sudah matang. Secara umum masing-masing bunga memiliki waktu yang berbeda ma-tangnya atau tidak serempak. Penyerbukan yang dilakukan berulang-ulang menjamin terjadinya persilangan dengan baik karena serbuk sari dan putiknya sama-sama matang.

11. Tutuplah kembali malai yang telah diserbuki dengan kertas wajik. Sebe-lumnya berilah tulisan pada tutup malai tersebut dengan menyebutkan (nama pejantan, nama induk, nama penyilang, waktu penyilangan, dan tempat penyilangan).

12. Setelah selesai ajaklah peserta kembali ke ruangan. Lakukan curah pen-dapat untuk membahas tentang perawatan tanaman yang telah disilang-kan sampai dengan panen.

13. Bahas juga bersama peserta tentang cara menyemai dan menanam ta-naman padi hasil persilangan yang tumbuh.

33Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 43: Petlap Pemuliaan Tanaman

Metode Persilangan

Persilangan adalah menggabungkan dua atau lebih varietas yang berbeda menjadi satu varietas yang sesuai dengan keinginan. Ada 4 metode persilangan yang biasa digunakan yaitu:

Silang tunggal: Menggabungkandua varietas yang berbeda

Silang ganda: Menggabungkan empat varietas yang berbeda.Tujuannya untuk mempersingkatwaktu pertanaman F1

Silang puncak: Jika sifat-sifat yang diinginkan ada pada tiga varietas yang berbeda.

Silang balik (back cross): Jikasifat yang diinginkan dari salahsatu tetua belum keluar.

Untuk persilangan membutuhkan alat dan bahan. Adapun bahannya adalah satu rumpun padi yang beru keluar 1/3 malai, sedangkan alat yang dibutuhkan berupa: gunting, pinset/tusuk gigi, amplop, spidol, klip, label, ember, dan lakban.

A X B

F1

C X D

F1

F1

A X B

F1 X C

F1

A X B

F1

A X B

F1 X A atau B

F1

34 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 44: Petlap Pemuliaan Tanaman

Cara Menyilangkan Padi

1. Cari malai padi yang baru keluar sepertiga bagian.

2. Buka seluruhanya usahakan daun bendera jangan sampai rusak.

3. Yang sepertiga malai dibuang karena sudah menyerbuk sendiri.

4. Bagian bawah dari malai yang masih muda dibuang karena belum siap kawin.

5. Malai tersebut kita jarangi (dibuang sebagian agar jarak antar butir lebih renggang), sisakan 20- 30 butir.

6. Butir padi dipotong miring membentuk 45 derajat setengah bagian, agar memudahkan kita untuk mengebiri (emaskulasi).

7. Buang bunga jantannya yang berwarna kuning dan berjumlah enam pasang

8. Pada waktu mengebiri jangan sampai merusak putik, karena apabila putik mati maka tidak bisa diserbuki.

9. Setelah bunga jantan dibuang, malai ditutup dengan amplop agar tak terserbuki oleh bibit dari luar.

10. Amplop yang digunakan untuk menutup diberi keterangan varietas apa yang disilangkan, tanggal persilangan, dan nama penyilang.

12. Waktu pengebirian dilakukan dari jam 2 siang sampai selesai.

13. Esoknya pagi-pagi kita ambil pejantan yang diinginkan.

14. Untuk pengambilan pejantan maksimal jam 6 pagi, ini dimaksudkan agar malai belum menyerbuk sendiri.

15. Ciri induk jantan yang baik adalah yang baru keluar sepertiga malai.

16. Alat untuk pejantan adalah gelas dan air panas apabila diperlukan.

17. Sediakan gelas yang berisi air, untuk air harus sesuai cuaca: Cuaca mendung dengan air suam-suam. Cuaca panas dengan air biasa.

18. Pejantan kita buka seluruhnya dan taruh di atas gelas berisi air.

19. Lalu pejantan kita jemur, waktu penjemuran kira-kira dari jam 8 pagi sampai dengan siap kawin.

20. Ciri-ciri pejantan siap kawin apabila: a) Pejantan sudah mekar, b) Sentuh bunga jantan dengan ujung kuku, apabila serbuk sari menempel

35Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 45: Petlap Pemuliaan Tanaman

di kuku maka pejantan siap kawin, c) Usahakan dalam penjemuran bunga jantan terlindungi dari terpaan angin agar serbuk sari tidak hilang.

21. Setelah pejantan siap kawin maka amplop pada induk betina kita buka, lalu serbuk sari kita masukkan ke malai yang dikebiri dengan cara malai jantan disentuh dengan jari agar serbuk sari masuk dan menyerbuki induk betina.

22. Pengecekan dilakukan 5 hari sampai satu minggu, dan panen dilakukan 20-25 hari setelah persilangan.

23. Panen dilakukan dengan gunting lalu dijemur dengan amplopnya untuk dikecambahkan.

Cara perkecambahan benih hasil persilangan

Perkecambahan (TIM):

- Letakan benih satu per satu di atas kain basah.

- Tutup kain tersebut dengan menggunakan kain lagi dan gulung seperti menggulung tikar.

- Biarkan selama 2-3 hari.

Cara penyemaian benih dari perkecambahan, ke perseamaian, dan di sawah

- Penanaman dapat dilakukan pada ember atau talam dengan media tanah sawah biasa atau kompos, agar mudah dalam pengontrolan.

- Letakan benih pada media satu per satu.

- Pada umur persemaian 10-15 hari benih dipindahkan ke sawah seperti biasa. Satu benih per rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm.

- Pemelilharaan di sawah seperti biasa.

36 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 46: Petlap Pemuliaan Tanaman

Teknik Seleksi

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami berbagai metode yang dapat digu-nakan untuk melaksanakan seleksi.

2. Petani peserta memahami cara-cara melakukan seleksi.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, lakban kertas, dan lahan Seleksi

Metode: Curah pendapat dan praktek di lahan seleksi

Waktu : 4 jam.

Langkah-langkah:

1. Bukalah sessi ini dengan menjelaskan tujuan materi seleksi.

2. Tananyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan seleksi. Se-lanjutnya lakukan curah pendapat dengan peserta tentang tujuan ke-giatan seleksi.

PETUNJUK LAPANGAN - 10

37Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 47: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Galilah juga bersama peserta apa pentingnya melakukan seleksi, baik pada tanaman hasil persilangan maupun tanaman padi secara umum terkait dengan kebutuhan benih.

4. Berikan penjelasan pada petani peserta tentang berbagai metode seleksi berikut cara untuk melakukannya.

5. Ajaklah peserta untuk melihat langsung lahan seleksi (tanaman padi F3-F6). Pesilakan mereka untuk melakukan seleksi sesuai dengan kete-rangan yang telah diberikan.

6. Sebagai catatan pada peserta, dalam melakukan seleksi saat memanen jangan lupa untuk menyimpan sebagian hasil seleksi (mencegah bila terjadi kegagalan saat tanam).

Bahan Bacaan

Seleksi adalah suatu proses pemilihan benih yang sesuai dengan varietas idaman. Seleksi dilakukan untuk memilih galur-galur sebagai hasil dari pemecahan gen akibat penyilangan, sehingga diperoleh galur yang paling mendekati dengan varietas yang diidamkan. Seleksi juga dilakukan agar tidak terjadi terlalu banyak galur yang dipilih.

Berikut ini dijelaskan tentang berbagai metode yang dapat digunakan dalam melakukan seleksi berbagai galur padi.

Metode Bulk (Kasar)

Seleksi bulk sering dimanfaatkan untuk menghasilkan galur-galur toleran terhadap lingkungan. Pada F1 populasi dari persilangan varietas pendek dengan varietas lokal tinggi pada umumknya gagal menghasilkan galur-galur yang baik. Pada generasi lanjut (F6-F7), bila tidak dipilih tanaman pendek, maka hampir semua populasi terdiri dari tanaman tinggi, karena tanaman pendek yang diinginkan punah akibat persaingan bebas selama proses mendelisasi F2-F7.

Berikut prosedur pemilihan menurut metode bulk:

1. Tanamlah 10-20 bibit F1, jarak tanam 25 x 25 cm. 1 bibit/rumpun. Kedua tetua ditanam di samping F1 sebagai kontrol.

2. Segeralah buang tanaman yang sama persis dengan tetua terutama induknya.

3. Amati sifat dominan pada F1.

38 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 48: Petlap Pemuliaan Tanaman

4. Jika kedua tetua dari varietas yang murni, maka perumbuhan tanaman pada F1 akan seragam.

5. Gabungkan semua hasil tanaman, sebagian disimpan untuk cadangan sebagian lagi untuk benih F2.

6. Buatlah pertanaman bastar F2-F5, masing-masing 5000-6000 tanaman setiap generasi tanaman 2-3 bibit/rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm, dan panen hasilnya semua tanpa pemilihan.

7. Tanamlah F6, kurang lebih 5000 tanaman, 1 bibit/rumpun, pilih 500 tanaman yang baik untuk pertanaman head-row trials pada F7.

8. Buat pertanaman head row trials pada F7 dari 500 tanaman terpilih pada F6. Setiap galur ditanam 20-25 bibit, 1 bibit/rumpun, jarak 25 x 25 cm. Amati keseragaman pertumbuhan pada setiap galur dan bandingkan dengan varietas standar.

9. Pilihlah 50-100 galur yang baik dan merata pertumbuhannya. Gunakan sebagian galur terpilih untuk berbagai pengujian dan sebagian lagi untuk pertanaman observasi pada F8.

10. Buatlah pertanaman observasi F8 dari 50-100 galur terpilih, ukuran petak 1 x 5 m, 1 bibit/rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm. Tanamlah varietas standar pada setiap 10 galur yang diuji.

11. Pilih galur-galur yang lebih baik dari varietas standar. Galur-galur tersebut akan ditanam pada uji daya hasil pendahuluan maupun lanjutan di beberapa lokasi sentra produksi (F9-F11).

Metode Pedigree

Merupakan metode yang sangat efektif untuk memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat dominan seperti umur, tinggi tanaman, serta beberapa resistensi terhadap hama dan penyakit. Seluruh keragaman genetik yang timbul pada F2 diamati dengan cermat dan dipilih hanya tanaman-tanaman yang menonjol pertumbuhannya. Pertanaman F2 dan seleksi galur selanjutnya ditanam dengan jarak 25 x 25 cm, 1 bibit/rumpun. Kelengkapan data pengamatan dan pendukung lainnya harus betul-betul lengkap agar pada galur-galur selanjutnya mudah dalam pengelolaanya.

Berikut prosedur pemilihan menurut metode pedigree:

1. Pertanaman F1 sama halnya dengan metode bulk. Buang tanaman yang menyerbuk sendiri. Gabungkan hasil pertanaman F1 untuk benih pertanaman F2.

2. Buatlah pertanaman F2, kurang lebih 5000 bibit, jarak tanam 25 x 25 cm, 1 bibit/rumpun, pilih kurang lebih 500 tanaman yang baik (sesuai dengan varietas idaman).

39Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 49: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Buatlah tanaman head row trials (F3) dari 500 tanaman terpilih dari F2. Setiap galur ditanam 20-25 bibit. Pilih kurang lebih 50 galur terbaik dan pada setiap galur dipilih 35 tanaman untuk pertanaman three row trials (F4). Sebagian benih untuk uji ketahanan hama-penyakit dan mutu beras.

4. Buatlah pertanaman three row trials (F4) dari hasil permilihan F3. Pilih galur yang relatif sama dalam pertumbuhan dan tahan terhadap hama penyakit berdasarkan hasil pengujian di lapangan.

5. Buatlah pertanaman F5-F6 sampai galur-galur yang diuji sebagian besar sudah seragam pertumbuhannya. Pilihlah 20-50 galur untuk pertanaman observasi F7.

6. Buatlah pertanaman F7, uji daya hasil pendahuluan maupun uji daya hasil lanjutan seperti pada metode bulk. Galur-galur yang lebih baik dari varietas standar dapat dilepas sebagai varietas unggul baru.

40 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 50: Petlap Pemuliaan Tanaman

Bagan Seleksi Metode Bulk

V V V V V V V V V V

V V V V V V V V V V

* * * * * * * * * ** * * * * * * * * ** * * * * * * * * *

******************************************************

CalonVarietas

BA

F1 10 - 20 Rumpun

5000 - 6000 Rumpun

Pilih 500 rumpun terbaikF6

F7

F8

F9 = Uji adaptasi

F10 = Uji hasil,uji ketahanan,

uji rasa

F2 - F5

41Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 51: Petlap Pemuliaan Tanaman

V V V V V V V V V V

V V V V V V V V V V

******************************************************

CalonVarietas

BA

F1 10 - 20 Rumpun

Pilih 500 rumpun terbaik

F3

F4 - F7

F8

F9 = Uji adaptasi

F10 = Uji hasil,uji ketahanan,

uji rasa

F2

Bagan Seleksi Metode Pedigree

42 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 52: Petlap Pemuliaan Tanaman

Metode Johar

Metode ini ditemukan oleh saudara Johar (petani pemulia dari Desa Jengkok, Indramayu). Metode ini ditemukan mengingat adanya permasalahan, yaitu diperlukannya jumlah lahan yang cukup luas dan harus disediakan saat melakukan seleksi pada metode lain. Selain itu Johar memiliki harapan khusus agar hasil seleksi cepat menjadi rata dan sesuai dengan yang diinginkan. Metode tersebut juga dilakukan berdasarkan studi tersendiri, dimana orang-orang tua dahulu juga melakukan teknik seleksi tersendiri untuk mendapatkan benih yang akan ditanam pada musim selanjutnya.

Menurut Johar, teknik seleksi yang dimaksud adalah biji padi yang akan dijadikan benih dipilih dari rumpun-rumpun yang terbaik. Selanjutnya dari setiap rumpun tersebut dipilih 3-4 malai saja yang paling panjang. Pemanenan bakal benih dilakukan pada tahap bobot sangga.

Pada metode Johar, seleksi sudah dimulai saat F1 dan langsung dipilih rumpun-rumpun yang terbaik. Dari setiap rumpun yang terbaik dan memenuhi kriteria diambil 2-3 malai saja dan setiap malai di jadikan 1 galur. Begitu selanjutnya sampai diperoleh galur yang diharapkan. Johar mengungkapkan, “Saat menyeleksi galur Bongong, tanaman sudah hampir seragam pada F4, tetapi masih keluar beberapa galur lain yang berbeda. Pada F6 tanaman sudah dapat dikatakan seragam.”

Tentang benih dan pembenihan yang dimengerti oleh masyarakat

Mutu benih dipengaruhi oleh proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, dan penyimpanan benih. Klasifikasi benih ditinjau dari segi varietas dan sistem pengadaannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

- Benih yang bersertifikasi yaitu sistem produksi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratoris oleh instansi yang berwenang serta memnuhi standar yang ditentukan.

- Benih yang tidak bersertifikasi, yaitu benih yang proses produksi nya tidak melalui sistem tersebut tetapi memenuhi standar minimum mutu.

Sesuai dengan urutan dan tingkat mutunya, benih bersertifikasi dibagi menjadi empat kelas, yaitu:

a. Benih Penjenis (Breeder Seed = BS) label putih

b. Benih dasar (Foundation seed = FS) label putih

43Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 53: Petlap Pemuliaan Tanaman

c. Benih pokok (Stock seed = SS) label ungu

d. Benih sebar (Extention seed = ES) label biru/merah

Standar Mutu Benih:

1. Persentase benih murni minimal 98%

2. Persentase kotoran benih maksimal 2%

3. Persentase benih tanaman/varietas lain maksimal 0,5% atau 4 butir/kg

4. Persentase benih rerumputan maksimal 0,1%

5. Presentase daya tumbuh minimal 80%

6. Kadar air maksimal 13%

Pada Label benih harus ada keterangan tentang:

1. Benih bersertifikasi

2. Nama dan alamat produsen benih

3. Jenis tanaman/varietas

4. Berat bersih

5. Persentase benih murni

6. Persentase benih tanaman varietas lain

7. Persentase kotoran benih

8. Persentase benih rerumputan

9. Persentase daya tumbuh

10. Tanggal selesai pengujian

11. Tanggal akhir berlakunya label

44 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 54: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pendokumentasian

Pengantar:

Yang dimaksud dengan pendokumentasian adalah pembukuan, pengarsipan atau pengumpulan bukti, pencatatan data, dan penyimpanan. Pendoku-mentasian dalam pemuliaan tanaman penting karena agar ada data sebagai pengamanan. Yang lupa, bisa dilihat atau dicari kembali. Kalau bagus, bisa dilakukan lagi (diulangi). Dokumentasi juga bisa sebagai sarana atau alat bukti untuk perlindungan hukum. Dalam jangka panjang dapat dijadikan sebagai pelestarian plasma nutfah.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta memahami pentingnya pendokumentasian da-lam pemuliaan tanaman padi.

2. Petani peserta memahami berbagai jenis dokumentasi serta fungsinya terkait dengan pemuliaan tanaman.

Pokok Bahasan: Teknik pendokumentasian

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat

Waktu : 1 jam.

PETUNJUK LAPANGAN - 11

45Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 55: Petlap Pemuliaan Tanaman

Langkah-langkah:

1. Bukalah sessi ini dengan menanyakan pada peserta apa itu dokumen. Lalu tanyakan lagi apa yang dimaksud dengan dokumentasi. Tulislah semua jawaban peserta yang mendekati arti dari pendokumentasian.

2. Lakukan curah pendapat tentang pentingnya pendokumentasian dalam pemuliaan tanaman.

3. Berikan penjelasan pada petani peserta tentang berbagai teknik pendo-kumentasian yang dapat dilakukan terkait dengan pemuliaan tanaman, seperti: data, foto, bukti asli, pengawetan, dan sebagainya.

***

Bahan Bacaan

Pendokumentasian pada kegiatan pemuliaan tanaman padi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Data berupa tulisan, gambar, foto, film, dan slide. Terkait dengan hal terse-but, data yang bisa didokumentasikan di antaranya adalah: ciri-ciri induk, ciri hasil keturunan setiap tahapan (F1 dan seterusnya), tanggal penyilangan dan nama penyilang, jumlah bulir hasil penyilangan (F1 benih), lokasi, silsilah indukan, metode penyilangan, alat yang digunakan, dan mengenai tujuan penyilangannya itu sendiri (varietas ida-man). Bentuk pendokumentasian yang bisa dibuat adalah buku induk. Buku induk terdiri dari:

- Cover

- Latar belakang: Kondisi (ketinggian, jenis tanah,dll.) dan masalah ke-anekaragaman tanaman padi di lokasi atau daerah penanaman

- Varietas idaman

- Silsilah induk: Nama varietas pejantan dan betina, sumber indukan

- Tanggal penyilangan

Urutan penamaan dapat dibuat sedemikian rupa (berdasarkan kesepakatan kelompok, misalnya: F 1; F 1b; F 1b1; F 1b1A; F 1b1A1; F 1b1A1a; F 1 2 3 4 5 6 7

1b1A1a1; Nama varietas unggul baru yang ditemukan (kesepakatan).

Foto-foto dan gambar dari varietas indukan dan hasil persilangan (F1, F2, dst) dibuat skema persilangan.

46 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 56: Petlap Pemuliaan Tanaman

Ciri-ciri Tanaman

Panjang malai

Tinggi tanaman

Umur tanaman

Jumlah anakan

Bentuk daun bendera

Bentuk bulir

Warna kaki batang

Berbulu/tidak (bulir)

Tingkat kerontokan

Rasa nasi

Warna gabah

Warna beras

Aroma

Jumlah bulir/malai

Ketahanan Hama:

- Wereng

- Tikus

- Pengerek batang

- Blast

Ketahanan thd kering

Ketahanan thd air asin

Rendemen

Tahan rebah

Beras Tahan patah

Panjang leher malai

No

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Indukan Keturunan

Pejantan Betina F1 F2 F3 F4, dst

1. Wujud asli (telah diawetkan). Cara pendokumentasian wujud asli dilakukan dengan cara menyimpan fisik benih yang terpilih. Pendokumentasian juga di-maksudkan sebagai bank benih, sehingga teknik pendokumentasiannya sekali-gus merupakan teknis pengawetan benih agar bisa tetap ditanam kembali. Be-berapa teknik yang bisa dilakukan adalah:

- Bulir: Kering lk.14%. Bulir benih disimpan di abu dalam botol atau kaleng yang ditutup rapat. Bulir juga dapat disimpan dalam kertas semen ditam-bahkan bunga tai ayam (kering), arang halus, dan silica gel. Bulir disimpan dalam botol dengan urutan penataan dari bawah ke atas ada-lah abu, arang, benih + bunga tai ayam atau cabe bubuk tanpa biji, arang, kemudian abu lagi di paling atas. Setelah itu baru ditutup rapat dengan diberi lilin agar memungkinkan udara tidak dapat keluar masuk botol.

- Malai: Disimpan dengan digantung di atas kompor atau diangin-anginkan.

47Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 57: Petlap Pemuliaan Tanaman

Rencana Tindak Lanjut

Dasar Pemikiran:

Agar peserta mendapat kejelasan terhadap tugas yang akan dilaksanakan di wilayahnya masing-masing, perlu kiranya untuk membahas secara bersama-sama rencana tindak lanjut (RTL) masing-masing peserta. Hal ini juga bermanfaat bagi fasilitator untuk melihat sejauh mana materi yang telah dibahas telah dikuasai oleh peserta.

Secara sederhana, RTL adalah satu proses awal dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Di dalam kegiatan ini direncanakan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaannya, serta cara dan hasil yang ingin dicapai.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta untuk mampu membuat perencanaan program.

2. Mendorong petani peserta mampu menentukan target apa yang hendak dicapai dari sebuah program.

Pokok Bahasan: Perencanaan kegiatan.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, lakban.

Waktu: 120 menit.

PETUNJUK LAPANGAN - 12

48 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 58: Petlap Pemuliaan Tanaman

Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan diskusi pleno.

Langkah-langkah:

1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini.

2. Bagilah para petani peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan rencana kerja.

3. Setelah kelompok-kelompok kecil selesai belrdiskusi, mintalah wakil ke-lompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Mintalah peserta lain untuk memberikan tanggapan atau mengkritisi.

4. Bahaslah bersama-sama semua rencana kerja mereka. Golongkan ren-cana kerja yang sama dan tuliskan pada lembar kertas plano.

5. Mintalah petani peserta untuk mendiskusikan secara internal mereka bagaimana rencana kerja mereka akan dilaksanakan.

49Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

ulia

an Ta

nam

an se

cara

Partisip

atif o

leh P

eta

ni

Page 59: Petlap Pemuliaan Tanaman

50 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

PERTA

MA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

uliaan T

anam

an s

eca

ra P

art

isip

ati

f ole

h P

eta

ni

Page 60: Petlap Pemuliaan Tanaman

PETUNJUK LAPANGAN

Pembuka Wawasan

51

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAGIAN KEDUA

Page 61: Petlap Pemuliaan Tanaman

52 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 62: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pertanian Berkelanjutandan Globalisasi

Pengantar:

Petani bila ditempatkan pada posisi tengah, mereka adalah sebagai produ-sen sekaligus juga sebagai konsumen. Sebagai produsen petani mempro-duksi produk-produk yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebu-tuhan pangannya. Tetapi ketika akan menjual produknya, petani tidak bisa menentukan harga sendiri. Harga selalu dikendalikan pihak lain. Ketika sebagai konsumen, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk memenuhi sarana produksinya, semua harga dikendalikan kembali oleh pihak lain.

Hal tersebut belum termasuk berbagai kebijakan, informasi, pengetahuan, dan sejenisnya yang juga tidak berpihak kepada para petani. Petani perlu memahami posisi mereka lalu mencari jalan keluarnya, bagaimana agar petani juga memiliki daya tawar kuat yang akhirnya kesejahteraan mereka meningkat.

Tujuan:

1. Mengajak petani peserta untuk memahami situasi global dan pertanian yang berkembang era sekarang ini.

2. Mengajak petani peserta memahami apa yang dimaksud pertanian ber-kelanjutan.

3. Mengajak petani peserta memahami dampak globalisasi terhadap bidang pertanian.

PETUNJUK LAPANGAN - 1

53Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 63: Petlap Pemuliaan Tanaman

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban.

Waktu: 120 Menit

Metode: Curah pendapat dan diskusi

Proses:

1. Jelaskan maksud dan tujuan dari sessi ini.

2. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan pertanian ber-kelanjutan. Catatlah semua jawaban mereka.

3. Tanyakan juga bagaimana kondisi pertanian saat ini. Selanjutnya, ta-nyakan juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi perta-nian yang terjadi saat ini

4. Mintalah mereka unutk membandingkan antara pertanian saai ini dengan pertanian berkelanjutan yang mereka maksud.

5. Tanyakan juga apa yang dimaksud dengan globalisasi. Tanyakan juga apa hubungannya dengan kondisi pertanian saat ini.

6. Ajak peserta untuk mencoba menggambar sebuah bagan, dimana letak-an posisi petani di tengah. Lalu ajak mereka untuk menganalisis, ketika mereka sebagai produsen apa saja yang mereka mampu produksi, lalu bandingkan dengan kondisi saat ini. Persilakan juga mereka untuk meng-analisis apa yang terjadi ketika petani akan menjual hasil produksinya. Apakah harga ditentukan oleh petani sebagai produsen atau oleh pihak luar> Mengapa demikian?

7. Selanjutnya ajak peserta untuk melihat posisi mereka ketika sebagai konsumen. Apa saja yang mereka butuhkan, baik untuk kebutuhan hi-dupnya maupun untuk memenuhi sarana produksi usaha taninya. Ana-lisalah bersama mereka siapa yang menentukan harga ketika mereka se-bagai konsumen. Adakah kebutuhan hidup yang seharusnya bisa mereka produksi sendiri tetapi ternyata mereka harus beli?

8. Lebih lanjut ajak juga mereka melihat dari mana sumber kebutuhan kon-sumsi yang diproduksi oleh perusahaan besar. Ajak mereka untuk meng-anlisis bagaimana aliran uangnya.

9. Terkait dengan pertanian berkelanjutan tanyakan pada mereka ketika sarana produksi yang mereka butuhkan seperti pupuk, benih atau pesti-sida mereka gantungkan pada pihak lain. Secara jangka panjang apa yang akan terjadi? Menguntungkan atau sebaliknya?

10. Analisalah bersama mereka dampak dari globalisasi terkait dengan poin-poin di atas.

54 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 64: Petlap Pemuliaan Tanaman

11. Ajaklah peserta untuk menganalisa hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pertanian yang bangkrut terkait dengan dampak dari globalisasi

***

Bahan Bacaan

Melakukan pertanian yang ekologis adalah untuk mengurangi ketergantungan terha-dap pihak lain dan untuk memerdekakan petani. Hal itu harus terjadi karena ketika sebagai produsen petani tidak bisa menentukan harga jual produknya. Ketika se-bagai konsumen harga-harga sarana produksi seperti pupuk dan pestisida, petani tidak bisa menentukan harga. Di sisi lain petani juga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari kebanyakan diperoleh dengan cara membeli, kecuali beras. Padahal potensi yang ada sangat banyak dan bisa dilakukan oleh petani sendiri.

Pertanian berkelanjutan adalah suatu proses bertani dimana petani bisa menekan biaya produksi dengan cara menggunakan bibit sendiri, mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia dan menggantinya dengan pupuk dan pestisida botani ra-mah lingkungan yang bisa dibuat sendiri. Melalui pertanian berkelanjutan bisa me-ningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga lingkungan dan eksistem tetap sehat.

Dampak globalisasi dapat diartikan sebagai akibat pasar bebas. Petani yang akan menghadapi era itu diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk bersaing dengan petani dari luar negeri. Dalam pasar bebas, petani dalam dan luar negeri bebas un-tuk memasarkan produknya kemana pun mau. Agar bisa menguasai pasar, tentunya produk harus berkualitas dan petani harus mempunyai ilmu pemasaran dan mana-jemen pertanian yang baik.

Berikut adalah perbedaan antara pertanian yang tidak berkelanjutan dengan perta-nian yang berkelanjutan

Aspek

SDM

Ekonomi

Pasar

Budaya

SDA

Kesehatan

Pertanian Tidak Berkelanjutan

Kurang ilmu

Petani banyak utang, boros, dan tidak punya lahan

Tidak bisa menentukan harga

Generasi muda gengsi

Tanah semakin tidak subur, sulit air, dan produksi turun

Petani sakit-sakitan, beresidu

PertanianBerkelanjutan

Berilmu

Petani yang bermodal, hemat, dan punya lahan

Bisa menentukan harga

Generasi muda bangga

Tanah semakin subur, mudah air, dan produksi naik

Petani sehat, tidak beresidu

55Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 65: Petlap Pemuliaan Tanaman

PETUNJUK LAPANGAN - 2

Tiga Pandangan Ekosistem

Pengantar:

Sampai saat ini, umumnya dalam budidaya usaha tani masih mengarah pada bagaimana meningkatlkan produksi sebanyak mungkin tanpa memikirkan akibat dari penerapan teknologi yang digunakan. Adanya rasa takut kehi-langan produksi dan gagal panen membuat petani berupaya menjaga tanam-an dari serangan hama dengan cara penggunaan pestisida secara terus-me-nerus dalam jumlah yang besar, tanpa memikirkan dampak yang akan ditim-bulkan. Hal ini disebabkan belum semua petani memahami bagaimana mengelola ekosistem dengan baik dan menyeluruh, yang berbasis pada ke-lestarian lingkungan.

Tujuan:

1. Mengajak petani memahami siklus kehidupan ekosistem dan bagian-bagiannya serta fungsinya masing-masing.

2. Mengajak petani memahami pengelolaan ekosistem pertanian yang baik dan menyeluruh.

Waktu: 120 menit.

Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok.

Alat dan Bahan: Spidol, kertas koran, kertas manila, karton, gunting, dan lakban.

56 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 66: Petlap Pemuliaan Tanaman

Langkah-langkah:

1. Jelaskan tujuan sessi ini.

2. Selanjutnya, ajaklah petani peserta melakukan curah pendapat tentang sistem pertanian yang selama ini diterapkan. Tulislah jawaban-jawaban peserta pada kertas koran.

3. Bagikan potongan kertas karton dan mintalah kepada petani peserta un-tuk menggambar bagian-bagian yang ada pada ekosistem sawah dan me-nempelkannya pada kertas koran yang sudah disediakan.

4. Tanyakan kepada petani peserta tentang fungsi dari masing-masing eko-sistem yang ada dan apa yang terjadi bila salah satu dari ekosistem ter-sebut tidak ada.

5. Selanjutnya, ajaklah peserta untuk mencari dari mana energi diperoleh dari masing-masing komponen ekosistem.

6. Mintalah peserta untuk merenungkan apa hubungan manusia dengan ekosistem yang ada di lapangan.

Pandangan 1

Pandangan 2

57Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 67: Petlap Pemuliaan Tanaman

Pandangan 3

58 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 68: Petlap Pemuliaan Tanaman

Memetakan Permasalahan Lapangan

Tujuan:

1. Mengajak petani untuk mengetahui kebiasaan mereka dalam melakukan budidaya tanaman.

2. Mengajak petani untuk mengumpulkan data pengelolaan budidaya se-belum melakukan kegiatan.

3. Mengajak petani untuk mengumpulkan data awal perilaku masing-ma-sing peserta Sekolah Lapangan

Keluaran:

1. Terpetakannya kebiasaan petani dalam melakukan budidaya selama ini sebagai data awal sebelum kegiatan dilaksanakan.

2. Petani mampu merubah perilaku dalam bercocok tanam.

Waktu: 120 menit.

Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan pleno.

Alat dan Bahan: Kertas koran, spidol, dan lakban.

PETUNJUK LAPANGAN - 3

59Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 69: Petlap Pemuliaan Tanaman

Langkah-langkah:

A. PENGGALIAN DATA AWAL

1. Jelaskan kepada peserta maksud dan tujuan sessi ini.

2. Tanyakan kepada peserta tahapan budidaya tanaman padi mulai dari persiapan benih sampai dengan pasca panen. Catatlah pendapat peserta dan urutkan.

3. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok kecil untuk membahas ta-hapan budidaya tanaman dengan menggunakan matriks sebagai berikut:

4. Setelah semua kelompok selesai, mintalah wakil kelompok untuk mem-presentasikan hasilnya. Kelompok yang lain melakukan klarifikasi dan pengkritisan.

5. Setelah selesai, ajaklah peserta untuk menggabungkan sehingga menjadi satu kesepakatan.

6. Tanyakan pada peserta, dari kebiasaan ini apakah ada yang bisa diubah. Bila jawabannya “ada”, tanyakan kembali mana yang bisa diubah dan ba-gaimana caranya. Catatlah masukan dari peserta sebagai bahan kajian materi selanjutnya.

7. Selanjutnya, bagikan kertas kuisioner/form isian yang berisi tentang bio-data peserta Sekolah Lapangan dan kebiasaan dalam melakukan budi-daya tanaman. Gunakanlah sebagai data base (data dasar) untuk kelom-pok.

B. PETA LOKASI PESERTA SEKOLAH LAPANGAN

1. Mintalah peserta untuk menggambarkan peta desa yang kemudian diberi tanda lokasi lahan milik peserta Sekolah Lapangan.

2. Setelah tergambar, beri tanda pada peta sebagai tanda milik tiap ang-gota.

3. Buatlah tabel untuk mengetahui secara rici tentang nama pemilik, luas lahan, varietas tanaman, umur tanaman, perlakuan/sistem budidata, masalah-masalah yang dihadapi dan rencana pengendalian.

Tahapan Cara Pengelolaan

60 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 70: Petlap Pemuliaan Tanaman

4. Buatlah tabel tersebut dan letakkan di tempat yang mudah dilihat oleh peserta Sekolah Lapangan dan isi setiap minggu untuk masing-masing peserta untuk mengetahui perkembangan tanaman.

5. Dari pengisisan tersebut, ajaklah peserta untuk mendiskusikan persoalan yang ada untuk merencanakan tindak lanjutnya, apakah dalam bentuk study atau langsung pengendalian.

C. PROFIL KELOMPOK TANI

1. Bagikan blangko isian pada masing-masing peserta yang berisi tentang biodata, luas lahan, dan status kepemilikan, peran di kelompok, alamat, dan sudah berapa lama mengikuti kegiatan kelompok.

2. Setelah selesai kemudian kumpulkan blangko tersebut dan rekaplah data sebagai data kelompok.

3. Lakukan identifikasi potensi yang dimiliki oleh kelompok (kekayaan, ke-giatan, jumlah anggota, kepemilikan ternak untuk kelompok, dan jenis ternak).

4. Buatlah dokumentasi mengenai sejarah kelompok (kapan, oleh siapa, mengapa, dan bagaimana pembentukannya), bentuk kelompok, kegiat-an kelompok yang selama ini dilakukan.

5. Kumpulkan semua data yang diperoleh dan bendellah menjadi satu untuk selanjutnya dijadikan sebagai profil kelompok .

No Nama Luas Varietas Umur Perlakuan Masalah RencanaPengendalian

61Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 71: Petlap Pemuliaan Tanaman

Gender

Latar Belakang:

Istilah gender seringkali diartikan sebagai perempuan. Ketidakjelasan pe-mahaman tentang istilah gender dapat menimbulkan persoalan baru, baik di tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat. Pemahaman tentang gen-der ini tidak hanya menyangkut pemahaman sebuah definisi teori, namun pemahaman gender ini harus menjadi satu perilaku yang melekat pada indi-vidu yang terlibat dalam program. Biasanya perilaku ini akan tercermin dari sikap dan tindakan individu tersebut dalam membangun hubungan antara la-ki-laki dan perempuan.

Seringkali tatanan budaya dan adat yang ada di sebagian masyarakat kita masih belum memberikan peluang bagi perempuan untuk lebih aktif berpe-ran dalam kegiatan kemasyarakatan. Atau jika mereka aktif berperan, hal ini akan memberikan tambahan beban buat kaum perempuan. Padahal, ka-um perempuan juga memegang peranan penting tidak hanya untuk kegiatan rumah tangga, namun juga dalam kegiatan bermasyarakat. Di sisi lain juga sering terjadi bahwa dengan kuatnya peran perempuan dalam suatu komu-nitas, hal ini juga memberikan peluang untuk munculnya penindasan terha-dap kaum laki-laki. Keadaan ini bisa menjadi bumerang dimana laki-laki tidak akan memberikan dukungan terhadap perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Ketidakadilan inilah yang perlu diiden-tifikasi dan dipahami sehingga kita bisa merancang pendekatan yang kuat agar sasaran dan target kegiatan dapat bermanfaat untuk seluruh anggota masyarakat, baik laki-laki, perempuan, dewasa, dan anak-anak.

PETUNJUK LAPANGAN - 4

62 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 72: Petlap Pemuliaan Tanaman

Dalam sebuah kegiatan Sekolah Lapangan, nantinya petani pemandu akan banyak bekerja langsung dengan masyarakat. Untuk itu mereka harus peka dalam hal memahami kondisi dan isu terkait gender yang berlaku di masya-rakat yang akan didukungnya. Dengan memahami hal ini, maka akan mem-permudah para petani pemandu untuk membangun kegiatan program yang cukup kuat dan berperspektif gender.

Tujuan:

1. Petani peserta paham tentang arti dasar gender dan praktek-praktek ketidakadilan gender dalam kehidupan sehari-hari.

2. Peserta memahami perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan da-lam kegiatan sehari-hari khususnya dalam perilaku yang terkait dengan isu terkait program.

3. Peserta memahami adanya bentuk-bentuk ketidakadilan gender.

4. Peserta mulai memikirkan penerapan pemahaman gender dalam mendu-kung kegiatan program.

Topik Bahasan:

1. Pengertian gender.

2. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan sehari-hari (domestik maupun terkait mata pencaharian)

3. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender.

4. Penerapan pemahaman gender dalam pelaksanaan kegiatan.

Alat dan Bahan: Spidol, kertas plano, lakban kertas, dan buku komik gender.

Waktu: 3 jam.

Langkah-langkah:

Tahap 1: Pemahaman Arti Gender (30 menit)

1. Pemandu membuka sessi dengan menanyakan keadaan dan perasan pe-serta hari ini? Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tujuan sessi.

2. Pemandu menanyakan kepada peserta, “Apakah pernah mendengar ka-ta-kata Gender?” Kalau ya, coba jelaskan apa itu Gender?” Pendapat ditulis di kertas plano tanpa dibantah.

63Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 73: Petlap Pemuliaan Tanaman

3. Kemudian pemandu memberikan pertanyaan tambahan jika yang muncul hanya perempuan, tanyakan apa lawannya?. Kemudian minta penjelas-an ciri-cirinya laki-laki dan perempuan? Pemandu mencatat semua ja-waban peserta dalam kertas plano tanpa dibantah. Gali terus sampai ciri-ciri biologis dan soisal muncul sebagai jawaban peserta.

4. Dari daftar ungkapan pendapat tersebut pemandu mengajak peserta un-tuk melihat dan mendiskusikan apakah ciri-ciri laki-laki bisa ditukarkan menjadi ciri-ciri perempuan, dan sebaliknya dengan menukarkan ciri-ciri perempuan dengan ciri-ciri laki-laki. Kemudian menentukan mana yang tidak bisa dirubah dan mana yang bisa?

5. Dari hasil kesimpulan sessi curah pendapat tersebut, pemandu mengajak peserta berdiskusi tentang perbedaan SIFAT BIOLOGIS dan SIFAT GENDER.

Catatan:

- Sex adalah ciri/sifat/kebiasaan laki dan perempuan yang tidak di-ubah/ditukar, bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh Tuhan atau disebut biologis, dan tidak tergantung pada adat/budaya/suku/aga-ma/waktu/tempat dsb.

- Gender adalah Perbedaan laki dan perempuan yang dibentuk (di-konstruksikan) oleh manusia dan tergantung pada adat, suku, buda-ya, struktur sosial, agama, waktu, dan tempat.

Tahap II: Identifikasi Peran antara Perempuan dan Laki-laki(1 jam)

1. Pemandu membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil (kelompok perempuan dan laki-laki yang terpisah).

2. Minta masing-masing kelompok untuk merinci kegiatan harian seorang yang tinggal di desa/kampung selama 24 jam. “Seseorang” ini adalah laki-laki dewasa, perempuan dewasa, anak laki-laki dan anak perem-puan. Mintalah peserta menuangkan rincian kegiatan ini dalam sebuah lingkaran.

3. Minta masing-masing peserta mempresentasikan hasil diskusi kelom-poknya dan meminta kelompok lain untuk mengklarifikasi hal-hal yang masih belum jelas.

4. Setelah semua peserta mempresentasikan hasilnya, pemandu mengajak peserta membuat kesimpulan dengan membandingkan peran-peran laki-laki dan perempuan, baik dewasa dan anak-anak, dengan panduan perta-nyaan sebagai berikut:

64 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 74: Petlap Pemuliaan Tanaman

- Apakah ada perbedaan peran antara laki-laki dewasa dan perempuan dewasa? Mengapa?

- Apakah ada perbedaan peran antara anak laki-laki dan anak perem-puan? Mengapa?

- Kalau diibaratkan ketiga lingkaran ini adalah satu keluarga, siapakah yang mempunyai beban lebih banyak? Kegiatan siapa saja yang meng-hasilkan uang? Kegiatan siapa yang tidak menghasilkan uang?

- Bagaimana pendapat kita terhadap hasil diskusi ini? Pemandu men-catat poin-poin yang disetujui oleh peserta dan poin-poin tidak dise-tujui oleh peserta

Tahap III: Ketidakadilan Gender (1 jam)

1. Pemandu membagi peserta menjadi 6 kelompok kecil secara acak.

2. Pemandu membagikan komik gender kepada setiap kelompok kecil dan minta masing-masing kelompok kecil untuk mendiskusikan komik yang dilihatnya, dengan panduan pertanyaan, sebagai berikut:

- Menurut Anda, komik itu tentang apa?

- Apakah ada peran laki-laki dalam gambar komik?

- Apakah ada peran perempuan dalam komik?

- Apakah ada kejadian yang tidak adil dalam gambar komik tersebut? Yang mana?

3. Setelah diskusi kelompok selesai dilakukan, pemandu meminta pe-serta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

4. Setiap satu kelompok kecil selesai mempresentasikan hasil diskusi ke-lompoknya, pemandu meminta kelompok lain menanyakan hal-hal yang kurang jelas atau yang ingin diklarifikasi.

5. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasilnya, pemandu melan-jutkan sessi dengan curah pendapat untuk mendiskusikan beberapa hal, yaitu:

- Mengidentifikasikan peran kaum laki-laki dan perempuan dalam ke-giatan yang dikerjakan dalam rumah tangga dan dalam kegiatan ke-masyarakatan?

- Menggali penilaian peserta terhadap kegiatan yang dirinci, yang adil dan mana yang tidak adil? Mengapa?

- Mendiskusikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kegiatan

65Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA: P

etu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 75: Petlap Pemuliaan Tanaman

sehari-hari. Di akhir sessi ini pemandu mengajak peserta untuk me-lihat beberapa kategori 'ketidakadilan gender', yaitu: Beban ganda, Penomorduaan, Cap negatif, Pemiskinan ekonomi, dan Kekerasan.

Tahap IV:Penerapan Pemahaman Gender Terkait dengan Kegiatan

(30 menit)

1. Pemandu membuka sessi dengan mengajak peserta melihat kembali hasil diskusi tahap II dan III.

2. Secara curah pendapat pemandu mengajak peserta untuk mendiskusikan bagaimana pemahaman gender ini akan diintegrasikan dalam kegiatan. Panduan pertanyaan yang dipakai, adalah:

- Apakah perlu perempuan dalam masyarakat dampingan kita dilibat-kan dalam program kegiatan kita? Mengapa?

- Apakah perlu laki-laki dalam masyarakat dampingan kita dilibatkan dalam program kegiatan kita? Mengapa?

- Hal-hal penting apa saja yang perlu kita perhatikan agar keterlibatan perempuan dan laki-laki dalam kegiatan program tidak menyebabkan munculnya ketidakadilan gender?

- Kapan sebaiknya kita mengintegrasikan hal-hal penting ini ke dalam setiap kegiatan kita?

- Terkait dengan kehidupan dan pola hubungan dalam kegiatan Se-kolah Lapangan, hal-hal apa saja yang menyebabkan kaum perem-puan tidak nyaman?

- Terkait dengan kehidupan dan pola hubungan dalam kegiatan Se-kolah Lapangan, hal-hal apa saja yang menyebabkan kaum laki-laki tidak nyaman?

- Apa yang perlu kita sepakati bersama agar hal-hal yang membuat kaum perempuan dan laki-laki tidak nyaman menjadi nyaman di dalam kegiatan Sekolah Lapangan?

3. Di akhir sessi, pemandu menganjak peserta menyimpulkan keseluruhan topik bahasan Gender menjadi satu kerangka sekaligus dalam penerap-annya, baik mulai dari kegiatan Sekolah Lapangan sampai pada tingkat penerapan kegiatan di lapangan.

66 Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAG

IAN

KED

UA:

Petu

nju

k L

apangan P

em

buka W

aw

asa

n

Page 76: Petlap Pemuliaan Tanaman

FIELD INDONESIA adalah sebuah organisasi yang memfokuskan pada pengembangan pertanian ekolgis, penguatan masyarakat pedesaan, dan organisasi-organisasi petani, yang dilaksanakan melalui pendekatan-pendekatan, seperti Sekolah Lapangan, Pelatihan Petani ke Petani, dan Riset Aksi Petani. Aktivitas ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1990 ketika timnya mem-berikan bantuan teknis pada Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang dilaksanakan oleh pemerintah, LSM-LSM, organisasi petani, maupun swadaya masyarakat desa.

Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IP-PHTI) merupakan sebuah organisasi petani yang beranggo-takan para petani alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Ha-ma Terpadu (SLPHT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Orga-nisasi ini terbentuk melalui Musyawarah Petani PHT Indonesia, 20 Agustus 1999 di Yogyakarta. IPPHTI lahir karena desakan kepentingan dan kesadaran petani PHT untuk membuat jaring-an dalam upayanya memberdayakan peran petani PHT, mewu-judkan keseimbangan ekologi, dan memperjuangkan hak-hak petani.

HIVOS adalah lembaga non-pemerintah Belanda yang terin-spirasi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Bersama dengan organi-sasi local di Negara selatan, Hivos berkontribusi pada terwu-judnya dunia yang bebas, adil dan berkelanjutan. Dunia tem-pat perempuan dan laki-laki memiliki akses yang setara pada berbagai peluang dan sumber daya yang akan menentukan ma-sa depan mereka. Hivos mendukung kurang lebih 800 organisasi masyarakat sipil di lebih dari 30 negara melalui dukungan dana dan dukungan kelembagaan serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman.

Untuk Asia Tenggara, Hivos mendirikan kantor regional (Hivos RO-SEA) pada bulan Desember 2004, yang bertanggung jawab terhadap program di Indonesia dan Timur Leste. Hivos RO-SEA bekerja pada beragam sektor seperti: Ekonomi Pembangunan, Seni dan Budaya, Hak Asasi Manusia, Gender Perempuan dan Pembangunan, Informasi Teknologi Komunikasi dan HIV/AIDS. Selain bekerja di sektor-sektor prioritas, Hivos RO-SEA juga memberikan dukungan terhadap upaya tanggap darurat dan rehabilitasi bencana, seperti daerah yang terkena tsunami di Aceh dan daerah yang terkena gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.