33
i PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Disusun Oleh: Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI SI FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2017/2018

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

  • Upload
    letram

  • View
    266

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

i

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh:

Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt

Imam Jayanto, M. Sc., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI SI FARMASI

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH

CILACAP

2017/2018

Page 2: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

ii

Visi Program Studi S1 Farmasi

STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Menjadi program studi sarjana farmasi islami, unggul, dan berdaya saing yang

berorientasi pada produk inovatif dan pelayanan kefarmasian.

Misi Program Studi S1 Farmasi

STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi berdasarkan perkembangan

IPTEK Kefarmasian yang dijiwai nilai-nilai keislaman.

2. Mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

berbasis potensi sumber daya alam bahari dalam menciptakan produk

kreatif dan inovatif.

3. Mengembangkan sumber daya yang komunikatif berbasis ICT dalam

pelayanan.

4. Mengembangkan kualitas SDM yang unggul dan mampu berkompetisi di

era global.

Page 3: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-Nya buku

petunjuk praktikum Farmakognosi ini dapat diselesaikan. Buku petunjuk

praktikum ini disusun untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa Program

Studi SI Farmasi yang mengambil mata kuliah Farmakognosi. Buku petunjuk

praktikum ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam

melaksanakan praktikum dengan baik agar hasilnya akan baik pula. Untuk dapat

memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga mahasiswa harus mempelajari

dulu teori-teori yang ada yang dapat dibaca dari berbagai literatur.

Buku petujuk praktikum ini masih dalam proses menuju kesempurnaan. Insya

Allah, perbaikan akan dilakukan demi kesempurnaan buku ini dan disesuaikan

dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cilacap, September 2017

Penyusun

Page 4: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

iv

JADWAL PRAKTIKUM

MATERI PRAKTIKUM

1. PRA UTS

MINGGU NAMA KEGIATAN

I ASISTENSI

II PRAKTIKUM : HAKSEL I

Dengan preparat :

1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci)

2. Curcumae Rhizoma (Temulawak)

3. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit)

4. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam)

5. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring)

6. Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki)

7. Calami Rhizoma (Dlingo)

8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang)

III PRAKTIKUM : HAKSEL II

Dengan preparat :

1. Kaemferiae Rhizoma (Kencur)

2. Languatis Rhizoma (Lengkuas)

3. Zingiberis Rhizoma (Jahe)

4. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi)

5. Zingiberis littolaris Rhizoma (Lempuyang pahit)

6. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle)

7. Zingiberis Zerubeti Rhizoma (Lempuyang gajah)

IV PRAKTIKUM : HAKSEL III

Dengan preparat :

1. Catharanti Radix (Akar Tapak Dara)

Page 5: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

v

2. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi)

3. Glycyrhizae Radix (Akar manis)

4. Vetiveriae Radix (Akar Wangi)

5. Panacis Radix (Gingseng)

6. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar Pule Pandak)

7. Rhei Radix (Kelembak)

V PRAKTIKUM : HAKSEL IV

Dengan preparat :

1. Alstoniae cotex (Kulit pule)

2. Alyxiae cortex (Kulit pulasari)

3. Burmani cortex (Kulit manis jangan)

4. Chinchonae cortex (Kulit kina)

5. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis)

6. Alii sativi bulbus (Bawang putih)

7. Santali lignum (Kayu cendana)

VI PRAKTIKUM : HAKSEL V

Dengan preparat :

1. Sappan lignum (Kayu secang)

2. Tinosporae caulis (Baratawali)

3. Usnae Thallus (Kayu angin)

4. Andrographidis folium (Daun sambiloto)

5. Centellae herba (Herba pegagan)

6. Hirtae herba (Patikan kebo)

7. Menthae piperitae (Herba peppermint)

8. Phylanthi herba (Meniran)

VII PRAKTIKUM : HAKSEL VI

Dengan preparat :

1. Orthosiphon folium (Daun Kumis kucing)

2. Pipper betle folium (Daun sirih)

Page 6: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

vi

3. Guzumae Folium (Daun jati Belanda)

4. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)

5. Parkiae semen (Biji Kedawung)

6. Melaleuca Fructus (Merica bolong)

7. Iphecacuanae (Ipeka)

UTS

II. POST UTS : PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

VIII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Amilum (Pati)

Dengan Preparat :

1. Amylum Oryzae (Pati beras)

2. Amylum Tritici (Pati gandum)

3. Amylum Manihot (Tapioka)

4. Amylum solani (Pati kentang)

IX PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Folium (Daun) I

Dengan Preparat :

1. Datura folium (Daun Kecubung)

2. Thea folium (Daun Teh)

3. Sonchi folium (Daun Tempuyung)

4. Psidii folium (Daun Jambu Biji)

X PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Folium (Daun) II

Dengan Preparat :

Page 7: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

vii

1. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda)

2. Abri Folium (Daun Saga)

3. Sericocalycis Folium (Daun Keji Beling)

4. Orthosiphon Folium (Daun kumis Kucing)

XI PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Fructus (Buah/Biji) I

Dengan Preparat :

1. Piperis albi Fructus (Lada putih)

2. Foeniculi Fructus (Buah Adas)

3. Parkia Semen (Biji Kedawung)

4. Myristaceae semen (Biji Pala)

XII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Fructus (Buah/Biji) II

Dengan Preparat :

1. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih)

2. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)

3. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar)

4. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh)

XIII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Cortex (Kulit Batang)

Dengan Preparat :

1. Cinnamomi Cortex (Kulit Kayu manis)

2. Chinae Cortex (Kulit kina)

3. Paramerian Cortex (Kulit Kayu Rapat)

4. Alstoniae Cortex (Kulit Pule)

5. Tinosporae Caulis (Batang Bratawali)

6. Sappan Lignum (Kayu Secang)

Page 8: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

viii

XIV PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :

Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) I

Dengan Preparat :

1. Ipecacuanhae Radix (Akar ipekak)

2. Rhei Radix (Kelembak)

3. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)

4. Curcuma Xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang Temulawak)

Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) II

Dengan Preparat :

1. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau)

2. Kaemferia Rhizoma (Rimpang Kencur)

3. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)

4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit)

5. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)

Page 9: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

ix

TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai,

setelah 15 menit keterlambatan praktikan dilarang mengikuti praktikum.

2. Setiap praktikan harus memakai jas lab setelah memasuki laoratorium.

3. Setiap praktikum harus membawa peralatan praktikum yang tidak disediakan

oleh laboratorium, misal : lap/tissue, gunting kecil, cutter, pensil 2B dan

penghapus.

4. Setiap praktikan harus menjaga ketenangan, ketertiban, dan kebersihan di

dalam laboratorium.

5. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pretest teerhadap

materi yang akan dipraktikumkan.

6. Sebelum dan sesudah praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan

mikroskop dengan kain flanel untuk pembersih lensa, meja praktikum serta

botol-botol pereaksi harus dikembalikan seperti keadaan semula.

7. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum, tidak

diperkenankan mngikuti ujian akhir praktikum.

8. Praktikan yang merusakkan, memecahkan, atau menghilangkan peralatan

praktikum harus melapor kepada pembimbing praktikum atau asistennya, dan

berusaha membereskan penggantian alat tersebut secepat mungkin.

9. Setiap megerjakan satu materi praktikum, praktikan diharuskan untuk

meminta persetujuan dari penjaga laboratorium atau dosen yang bertugas.

10. Setelah semua percobaan praktikum selesai maka akan diadakan responsi

pada akhir praktikum denan catatan tidak ada tanggungan kerusakan alat.

Page 10: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

1

PERCOBAAN I

HAKSEL

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Sebelum melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan sudah mengetahui

definisi dan ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengamati haksel.

2. Sesudah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat

mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam

ramuan atau tersedia di apotek.

B. DASAR TEORI

Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang

berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti

pengetahuan tentang obat.

Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa,

sehingga ruang lingkupnya menjadi luas. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk

praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,

mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi

dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu

penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.

Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh yang

biasanya didapat dalam ramuan atau persediaan. Perlu ditegaskan di sini bahwa

haksel tidak berbentuk serbuk.

Pemerian merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, dan warna simplisia, jadi

merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati

yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya). Sedangkan

pertelaan atau pemerian didiskripsikan dalam praktikum ini meliputi tanaman atau

tumbuhan asal, suku atau famili, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis,

ciri khas (bila ada), ukuran (bila perlu) seta gambar haksel tersebut.

Page 11: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

2

C. PERCOBAAN

1. Bahan dan alat

a. Haksel berupa simplisia rajangan atau irisan dari tanaman-tanaman di

bawah ini

b. Pensil dan kaca pembesar (loupe).

D. CARA KERJA

Ambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut sebutkan tanaman

asal dan suku (familia), kemudian diskripsikan ujudnya secara umum, ciri khas (jika

ada), gambarlah contoh tersebut, lakukan secara organoleptik (warna, bau, dan rasa)

jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk.

Simplisia (Tumbuhan):

1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci)

2. Calami Rhizoma (Dlingo)

3. Curcumae Rhizoma (Temu lawak)

4. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunir)

5. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam)

6. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring)

7. Cyperi Rhizoma (Rimpang teki)

8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang)

9. Kaempferiae Rhizoma (Kencur)

10. Languatis Rhizoma (Laos/Lengkuas)

11. Zingiberis Rhizoma (Jahe)

12. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi)

13. Zingiberis Littoralis Rhizoma (Lempuyang pahit)

14. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle)

15. Zingiberis Zerubeti (Lempuyang Gajah)

16. Catharanthi Radix (Akar Tapak dara)

17. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi)

18. Glycyrrhizae Radix (Akar manis)

19. Panacis Radix (Gingseng)

20. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar pule pandak)

21. Rhei Radix (Kelembax)

22. Vetiveriae Radix (Akar Wangi)

23. Alstoniae cortex (Kulit pule)

Page 12: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

3

24. Alyxiae cortex (kulit pulasari)

25. Burmani cortex (Kulit manis jangan)

26. Cinchonae cortex (kulit kina)

27. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis)

28. Alii sativi bulbus (Bawang putih)

29. Santali lignum (kayu cendana)

30. Sappan lignum (Kayu secang)

31. Tinosporae caulis (Bratawali)

32. Usnae Thallus (Kayu angin)

33. Andrographidis herba/Folium ( Daun Sambiloto)

34. Centellae Herba (Herba pegagan)

35. Hirtae Herba (Patikan kebo)

36. Menthae piperitae herba (Herba peppermint)

37. Phylanthi Herba (Meniran)

38. Orthosiphon Folium (Daun kumis kucing)

39. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)

40. Parkiae semen (biji kedawung)

41. Ghuzumae Folium (Daun jati Belanda)

42. Abri folium (Daun saga)

43. Melaleuca Fructus (Merica bolong)

44. Pipper bettle folium (Daun sirih)

45. Iphecacuanae (Ipeka)

Page 13: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

4

PERCOBAAN II

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan dapat

mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta menyebutkan ciri

khas simpleks yang diperiksa.

B. PRASYARAT PRAKTIKUM

Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui :

1. Anatomi seperti : irisan melintang dan membujur.

2. Bagian tumbuhan seperti : akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

3. Isi sel yang memiliki bentuk tertentu.

C. PENDAHULUAN

Praktikum Farmakognosi I ini hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,

mikroskopis dan organoleptis yang sederhana.

Metode mikroskopi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi simplisia

baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, baik berbentuk bahan utuh/rajangan

maupun serbuk. Dalam ruang lingkup praktikum ini praktikan diharapkan dapat atau

mampu memahami isi dan maksud diskripsi simplisia dalam buku resmi Materia

Medika Indonesia dan buku-buku lain yang terkait.

Metode mikroskopi dapat dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

suatu simpleks, tetapi terbatas pada segi kualitatif.

D. CARA KERJA

1. AMILUM (Pati)

a. Pembuatan sediaan : dilihat dalam air dengan perbesaran lemah (12,5 X

10) dan perbesaran kuat (12,5 X 40)

b. Organoleptis :

- Warna : Putih - Rasa : tidak berasa

- Bau : tak berbau

c. Reaksi warna : dengan larutan iodium berwarna biru sampai ungu

Page 14: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

5

Beberapa jenis amilum yang diperiksa :

a. Amylum oryzae (Pati beras)

o Tanaman asal : Oryza sativa L

o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae)

o Bentuk : Poligonal, 4,6µm

o Hilus : kadang-kadang ada, letak sentris

o Susunan : Menggerombol atau tunggal (poliadelphis

atau monoadelphus), lamela tidak ada.

b. Amylum Tritici ( Pati Gandum)

o Tanaman asal : Triticum vulgare L

o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae

o Bentuk : Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran

beragam, yang kecil 2-9 µm, yang besar 20-35

µm

o Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk titik atau garis

o Susunan : Tunggal, ciri khas adalah butiran besar

dikelilingi butiran kecil, lamela tak jelas.

c. Amylum Manihot (Tapioka)

o Tanaman asal : Manihot utilissima Pohl.

o Suku/Familia : Euphorbiaceae

o Bentuk : Bulat ada yang rompang

o Hilus : Sentris, berupa titik atau seperti huruf lambda

(λ)

o Susunan : Tunggal atau menggerombol tiga (triadelphis),

lamela ada, tidak jelas.

d. Amylum Solani (Pati Kentang)

o Tanaman asal : Solanum tuberosum L.

o Suku/Familia : Solanaceae

o Bentuk : seperti elips (ellipsoidus)

o Hilus : eksentris pada ujung yang menyempit, berupa

titik.

o Susunan : Tunggal atau menggerombol sampai tiga

(triadelphis), lamela terlihat jelas

Page 15: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

6

2. Folium (Daun)

Pembuatan sediaan:

Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan

kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas

nyala spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika

perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap

dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan

perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat.

a. Datura Folium (Daun Kecubung)

o Tanaman asal : Datura metel L

o Familia : Solanaceae

o Pemerian : serbuk berwarna hijau tua, abu-abu, berbau tidak

enak dan khas (memabukkan), rasa pahit, tidak enak.

o Mikroskopik : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut

bercabang, kristal kalsium oksalat roset atau

bintang terdapat dalam satu lapis sel parenkim

bunga karang, kecuali sel yang berbatasan dengan

urat daun (tulang daun), rambut kelenjar dan

rambut penutup bersel banyak (multiselular),

jumlahnya tidak banyak stomata dikelilingi oleh

tiga atau empat sel tetangga, yang satu lebih kecil

dari yang lain (stomata tipe anisositik)

b. Thea Folium (Daun Teh)

o Tanaman asal : Thea sinensis L.

o Familia : Theceae

o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kehitaman, bau agak

aromatis, rasa pahit dan kelat

o Mikroskopik : Epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata

tipe nomositik, kristal kalsium oksalat berbentuk

roset, sel batu bentuk khas (bercabang)

c. Sonchi Folium (Daun Tempuyung)

o Tanaman asal : Sonchus arvensis L.

o Familia : Asteraceae

o Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat.

Page 16: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

7

o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding agak bergelombang,

epidermis bawah berdinding lebih bergelombang,

rambut kelenjar pendek (uniseluler), stomata tipe

anisositik, ada epidermis berwarna ungu dang kadang-

kadang ditemukan tepi daun sangat runcing.

d. Psidii Foliun (Daun Jambu biji)

o Tanaman asal : Psidium guajava L.

o Familia : Myrtaceae

o Pemerian : Serbuk hijau keabu-abuan, berbau khas aromatik,

rasa kelat.

o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih,

berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak

terdapat stomata dan Epidermis bawah sel lebih

kecil , pipih bentuk poligonal, dinding antiklinal

lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup

bentuk kerucut.

e. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda)

o Tanaman asal : Guazumae ulmifolia

o Familia : Sterculiaceae

o Pemerian : Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatik

lemah, rasa agak kelat.

o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut

penutup dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal,

tidak berstomata. Epidermis bawah sel lebih

kecil,bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut

penutup berupa bintang.

f. Abri Folium ( Daun Saga)

o Tanaman asal : Abri precatorius L.

o Familia : Papilonaceae

o Pemerian : Serbuk hijau, berbau lemah, rasa agak manis,khas.

o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas

bergelombang, tidak terdapat stomata, atau rambut

penutup. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding

Page 17: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

8

antiklinal dan bergelombang, ada rambut penutup

berbentuk kerucut ramping.

g. Sericocalycis Folium (Daun Keji beling)

o Tanaman asal : Sericocalyx crispus L. Bremek.

o Familia : Acathaceae

o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kelabu, bau lemah, rasa

agak sepat dan pahit.

o Mikroskopik : Epidermis atas agak besar, bentuk segi empat atau

bersudut lima sampai enam, dinding samping

lurus,terdapat sel litosis dan rambut kelenjar.

Epidermis bawah ukuran sel lebih kecil dinding

tidak lurus, stomata tipe bidiasitik, rambut kelenjar

tipe Lamiaceae.

h. Orthosiphonis Folium (Daun kumis kucing)

o Tanaman asal : Orthosiphon aristatus BI.Miq/Orthosiphon

stamineus Benth.

o Familia : Lamiaceae/ Labiatae

o Pemerian : Serbuk hijau kecoklatan, Bau aromatik, rasa agak

asin, agak pahit dan pahit

o Mikroskopik : Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat,

dinding antiklinal berombak. Epidermis bawah sel

lebih kecil, dinding antiklinal lebih berombak,

stomata tipe diastik.

3. Fructus (Buah/Biji)

Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media

air untuk memeriksa bentuk butir amilum.

a. Piperis albi Fructus ( Lada Putih)

o Tanaman asal : Pipper nigrum L.

o Familia : Piperaceae

o Pemerian : serbuk berwarna coklat muda, bau khas aromatis,

berasa khas aromatis dan pedas.

o Mikroskopik : Fragmen perisperm bening berisi amilum (dilihat

dalam media air), dinding buah berwarna coklat

Page 18: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

9

terdiri dari sel batu bentuk persegi panjang lumen,

sempit endokarp terdiri dari sel batu bentuk piala

atau dengan penebalan U, sel sekret berwarna

kuning terletak, di perisperem. Amilum keci-kecil,

kompak, berbentuk poligonal atau bulat.

b. Foeniculi Fructus (Biji Adas)

o Tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill

o Familia : Apiaceae/Umbelliferae

o Pemerian : Serbuk coklat kuning, berbau dan berasa khas

aromatik

o Mikroskopik : Parenkim mesokrap dengan penebalan bentuk jala

berwarna coklat, fragmen saluran minyak (vittae)

berwarna kuning kecoklatan, fragmen endokrap

dengan permukaan merupakan sel-sel tersusun seperti

parkit, fragmen endosperm tak berwarna, poligonal

tak teratur berdinding tebal berisi aleuron dan kristal

kalsium oksalat berbentuk roset.

c. Parkia Semen (Biji Kedawung)

o Tanaman asal : Parkia roxburghii G.Don.

o Familia : Mimosaceae

o Pemerian : Serbuk hijau muda dengan bintik-bintik hitam (tidak

disangan), bau khas, rasa khas agak pahit.

o Mikroskopik : Fragmen sel lapisan sel serupa palisade, bagian luar

terdiri dari dari beberapa lapis sel dengan bentuk

silindris, lumen jelas,dinding sel tebal tak berlignin

(kulit biji),Keping biji: Epidermis berbentuk persegi

empat, kecil, dinding sel tipis, berisi aleuron.

Parenkim keping biji : berdinding agak tebal, tidak

berlignin, bernoktah, lumen mengandung zat warna

kehijauan, aleuron, dan minyak.

Page 19: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

10

d. Myristacae Semen (Biji Pala)

o Tanaman asal : Myristica fragrans Houtt.

o Familia : Myristacae

o Pemerian : Serbuk coklat muda, berbau khas aromatik, rasa

agak pahit,agak pedas, dan agak menimbulkan rasa

tebal di lidah.

o Mikroskopik : Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer

berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat

kekuningan terletak disebelah luar, dan disebelah

dalam terdapat jaringan perisperm primer sekunder

dan endosperm.

e. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih)

o Tanaman asal : Cumini Cyminum L.

o Familia : Apiaceae

o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatik,

rasa khas.

o Mikroskopik : Epikrap terdiri dari sel-sel berwarna kekuningan,

ada rambut, mesokrap parenkimatik berkas

pembuluh terdapat dirusuk primer (jaringan floem

dan xylem), saluran minyak terdapat dirusuk

sekunder (sel epitelium).

f. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)

o Tanaman asal : Ammomum compactum Soland.ex Maton.

o Familia : Zingeberaceae

o Pemerian : Serbuk kelabu kekuningan, berbau khas aromatik,

rasa agak pedas.

o Mikroskopik : Biji : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih,

dinding tipis.Epidermis luar berdinding tebal agak

berlignin, warna coklat muda, coklat kemerahahan.

Dibawah epidermis terdapat sel parenkim

pipih,kecil dinding tipis.

Page 20: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

11

g. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar)

o Tanaman asal : Coriandrum sativum L.

o Familia : Apiaceae

o Pemerian :Serbuk coklat muda kekuningan atau coklat

kemerahan,bau khas aromatik.

o Mikroskopik : Merikrap = Epikrap sel kecil, dinding agak tebal,

tidak berlignin, kutikula tipis, berisi hablur kalsium

oksalat berbentuk prisma kecil, tidak terdapat

rambut penutup. Mesokrap terdiri dari jaringan

parenkim, sklerenkimatik.

h. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh)

o Tanaman asal : Eugenia caryophillata Thunb.

o Familia : Myrtaceae

o Pemerian : Serbuk coklat, berbau khas aromatik kuat, rasa

agak pedas.

o Mikroskopik : Sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis

sel dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe

anomositik.

4. Cortex (kulit Batang)

Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media

air untuk memeriksa bentuk butir amilum.

a. Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis)

o Tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum

o Familia : Lauranceae

o Pemerian : Serbuk coklat tua, berbau khas aromatik, rasa khas

manis hangat berlendir.

o Mikroskopik : Amilum di, tri, dan tetraadelphis. Sel batu

berdinding tebal, ada sel batu dengan penebalan

huruf U, parenkim korteks dengan sel-sel lendir

dan sel minyak, kristal kalsium oksalat bentuk

prisma atau rapida (berkas jarum)

Page 21: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

12

b. Chinae Cortex (kulit kina)

o Tanaman asal : Cinchona succribra Pavon et Klotz, Chincona

ledgeriana

o Familia : Rubiaceae

o Pemerian :Serbuk coklat muda sampai coklat merah hampir

tak berbau,berasa sangat pahit dan kelat.

o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat berwarna coklat

atau merah,parenkim korteks dengan kristal

kalsium oksalat berbentuk pasir, ciri khas berupa

serabut sklerenkim bentuk bulat panjang seperti

gelendong, berwarna kuning, dinding tebal, lumen

sempit dengan noktah corong, noktah dan lamela

jelas.

c. Paramerian Cortex (Kulit kayu rapat)

o Tanaman asal : Paramerian laevigata Juss.Moldenke

o Familia : Apocynaceae

o Pemerian :Serbuk coklat kekuningan, tercampur dengan

gumpalan-gumpalan getah, bau lemah, rasa agak

kelat dan agak pahit.

o Mikroskopik : Jaringan Gabus : Terdiri dari beberapa lapis sel

gabus dengan dinding tangensial luar sangat tebal

dan berlapis-lapis hinggan berbentuk serupa U

yang terbalik, jernih, berlignin. Sklereida :

berbentuk isodiametris, persegi panjang atau

berbentuk tidak tidak beraturan, sel sangat tebal

berlapis-lapis, berlignnin, saluaran noktah jelas

bercabang-cabang.

d. Alstoniae Cortex (Kulit Pule)

o Tanaman asal : Alstonia scholaris L.R.Br

o Familia : Apocynaceae

o Pemerian :Serbuk kelabu kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit

yang tidak mudah hilang.

o Mikroskopik : Jaringan Gabus terdiri dari banyak jalur sel gabus

tebal, berlignin dan bernoktah, sebagian sel

Page 22: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

13

mempunyai dinding yang berwarna kecoklatan,

pada penampang melintang dan membujur sel

gabus berbentuk persegi panjang dan poligonal.

Kambium gabus terdiri dari lapis sel ber dinding

sel tipis, didalam lumen kadang-kadang terdapat

hablur oksalat berbentuk prisma. Korteks sekunder

: lebar, parenkimatik, dinding tipis, sel parenkim

korteks mengandung butir pati berbentuk bulat

hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.Sel batu

tersebar, jarang tunggal, dinding tebal berlignin,

lumen agak lebar, Saluran noktah jelas.

e. Tinosporae Caulis (Batang Brotowali)

o Tanaman asal : Tinosporae crispa L. Miera ex hook. f.

o Familia : Menispermaceae

o Pemerian :Serbuk kuning kelabu, tidak berbau, rasa sangat

pahit

o Mikroskopik : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi

empat memanjang, dinding tipis dengan kutikula

agak tebal. Dibawah epidermis terdapat beberapa

lapis sel gabus, bentuk segi empat, dinding agak

tebal. Kambium gabus terdiri dari beberapa sel

berdinding tipis. Korteks parenkim dengan sel

membulat, mengandung butir pati, minyak atau

hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Serabut

sklerenkim berbentuk lengkungan, Empulur

parenkimatik berisi butir pati, sel getah dan berkas

pembuluh kolateral.

f. Sappan Lignum (Kayu secang)

o Tanaman asal : Caesalpinia sappan L.

o Familia : Caesalpiniaceae

o Pemerian :Serbuk merah jingga kecoklatan, tidak berbau,

rasa agak kelat.

o Mikroskopik : Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri

dari 1 sampai 3 baris sel yang berisi butir pati

Page 23: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

14

kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu

atau trakhea umumnya berkelompok, kadang-

kadang tunggal, dinding tebal, berlignin, bernoktah

berbebtuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna

merah keunguan, merah kekuningan sampai merah

kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun

radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut

tebal berlignin, lumen sempit.

g. Liquiritae Radix (Akar Manis)

o Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra L.

o Familia : Papilionaceae

o Pemerian :Serbuk kuning muda, bau agak aromatik lemah,

rasa sangat manis, agak sepat tetapi tidak pahit.

o Mikroskopik : Hablur tunggal kalsium oksalat, yang berasal dari

lapisan sel hablur, sangat banyak dan khas.

Fragmen empulur dengan lapisan sel hablur dan

dibawahnya terdapat serabut sklerenkim berwarna

kekuningan, Fragmen serabut sklerenkim banyak

kurang khas, berwarna kekuningan. Bagian pati

yang berasal dari parenkim kulit dan kayu,

berbentuk bulat atau bentuk kumparan sampai

bentuk batang.

5. Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang)

Pembuatan sediaan : serupa dengan yang dikerjakan pada kulit kayu (cortex)

a. Ipecacuanhae Radix (akar Ipekak)

o Tanaman asal : Psychotria ipecacuancha Stokes

o Familia : Rubiaceae

o Pemerian :Serbuk coklat abu-abu, hampir tak berbau, pahit

dan menyebabkan ingin muntah (nausea).

o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna kecoklatan berdinding

poligonal : trakea dan trakeida bernoktah,

parenkim berdinding tipis dengan butir-butir

amilum dan ada kristal kalsium oksalat bentuk

rapida (berkas jarum), kristal lepas tersebar,

Page 24: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

15

bentuk jarum. Amilum berbentuk bulat telur,

plankonveks, mono, di- sampai oktaadelphis.

b. Rhei Radix (kelembak)

o Tanaman asal : Rheum palmatum var.Tanguticum dan Rheum

officinale. L

o Familia : Polygonaceae

o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas

aromatis, berasa khas pahit dan kelat, bila

dikunyah terasa ada pasiennya.

o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat parenkim floem,

cincin, dan spiral, ciri khas adanya kristal kalsium

oksalat lepas bentuk roset dan besar (100-200

µm). Amilum berbentuk bulat telur mono, di-,

triadelphis.

c. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)

o Tanaman asal : Zingiberis officinale Roscoe

o Familia : Zingiberis

o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, bau khas aromatis dan

pedas.

o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret

berisi oleoresin berwarna kuning sindur sampai

kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah

satu dindingnya berombak, trakea dengan

penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk

khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah

satu ujung.

d. Curcuma xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang temulawak)

o Tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza L.

o Familia : Zingiberis

o Pemerian :Serbuk kuning tua, bau khas aromatis dan berasa

khas agak pahit.

o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret

berwarna kuning tua sampai kuning coklat,

Page 25: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

16

serabut sklerenkim dengan salah satu dinding

berombak, trakea penebalan tangga. Butiran

amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh

sediaan berwarna kuning tua karena mengandung

kurkumin.

e. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau)

o Tanaman asal : Acorus calamus L.

o Familia : Araceae

o Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, bau khas aromatik dan

rasa agak pedas.

o Mikroskopik : Pada lapisan terluar terdapat 1 lapis epidermis

atau jaringan gabus. Pada korteks bagian luar

terdapat hipo dermis yang berupa jaringan

kolenkimatik, pada korteks bagian dalam terdapat

parenkim erenkimatik dengan rongga udara besar

dan sel berbentuk bulat penuh berisi butir pati.

f. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur)

o Tanaman asal : Kaempferiae galanga L.

o Familia : Zingiberis

o Pemerian : Serbuk putih, putih kecoklatan sampai coklat, bau

khas aromatik dan rasa pedas, hangat, agak pahit,

akhirnya menimbulkan rasa tebal.

o Mikroskopik : Periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk

segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim

korteks : Terdapat di bawah periderm, sel parenkim

isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir

pati.

g. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)

o Tanaman asal : Languas galanga ( L ) stuntz

o Familia : Zingiberaceae

o Pemerian : Serbuk, bau aromatik, rasa pedas.

o Makroskopis : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih,

dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula

jelas. Koerteks parenmatik, jaringan korteks bagian

Page 26: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

17

luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding

tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan

koerteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar,

dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah

halus, berisi butir pati.

h. Curcuma domesticae Rhizoma (Rimpang kunyit)

o Tanaman asal : Curcuma domesticae Val.

o Familia : Zingeberaceae

o Pemerian : Serbuk kuning sampai kuning jingga, bau khas

aromatik, rasa agak pahit, agak pedas lama

kelamaan menimbulkan rasa tebal.

o Mikroskopis : Epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal,

dinding sel menggabus. Rambut penutup :

berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok,

dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa

lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri

dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding

menggabus. Korteks dan silinder pusat :

Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi

pati Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan

hilus kurang jelas.

i. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)

o Tanaman asal : Boesenbergia pandurata Roxb. Schlocht.

o Familia : Zingeberaceae

o Pemerian : Serbuk coklat muda kekuningan, bau khas

aromatik, rasa agak pahit.

o Makroskopis : Epidermis : Menggabus, tidak terdapat rambut

penutup. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel

yang menggabus. Periderm : Terdiri dari beberapa

lapis sel berbentuk persegi panjang, berdinding tipis.

Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri

dari sel-sel besar, penuh berisi pati yang berbentuk

bulat dan tunggal, pada parenkim terdapat idioblas

Page 27: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

18

yang tersebar yang mengandung minyak dan damar

minyak, warna kuning atau kehijauan.

Page 28: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1990, Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Page 29: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

20

Knowledgement

A. Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan

perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi

adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah

petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan

huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah

lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan

nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.

Beberapa contoh adalah sebagai berikut :

Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap

Linnaeus L Oryza sativa L

De Candolle DC Strophanthus hispidus DC

Miller Mill Foeniculum vulgare Mill

Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3

kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .

Contoh : Dryopteris filix – mas

Strychnos nux - vomica

Hibiscus rosa - sinensis

3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang

berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli

botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap

tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.

B. Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama

simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama

tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak

berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan

untuk eksudat nabati.

Contoh :

1. Genus + nama bagian tanaman

:

Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,

Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian

tanaman :

Belladonnae Herba, Serpylli Herba,

Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species +

nama bagian tanaman :

Curcuma aeruginosae Rhizoma,

Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies

Contoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra

Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra

Page 30: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

21

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

A. Format laporan praktikum farmakognosi, sebagai berikut:

I. Judul Percobaan

II. Tujuan Percobaan

III. Pendahuluan (berisi uraian latar belakang dan dasar teori secara singkat)

IV. Bahan dan Alat Percobaan

V. Cara Kerja

VI. Hasil Percobaan

VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka (Minimal dari 2 buku referensi dan 1 jurnal). Penulisan

daftar pustaka yang berasal dari blog, tidak diperbolehkan.

X. Lampiran (berisi data-data pendukung atau jawaban pertanyaan-

pertanyaan

yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum).

B. Laporan praktikum bersifat individu dan ditulis tangan.

C. Cover laporan berwarna hijau.

Page 31: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

22

Format BAB. Hasil (Haksel)

V. HASIL

Nama Simplisia,

Tanaman Asal,

Familia, Bagian

yang digunakan,

Kandungan,

Manfaat Terapi

(Khasiat)

Gambaran Haksel

Hasil Pemeriksaan

Uraian identifikasi

(Bentuk, Warna, Bau,

Rasa)

Paraf Dosen

Page 32: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

23

Format BAB. Hasil (Pemeriksaan secara Nabati)

V. HASIL

Nama Simplisia, Tanaman

Asal, Familia, Kandungan,

Manfaat (Khasiat)

Gambaran Hasil

Pemeriksaan Mikroskopik

Keterangan Gambar Uraian Mikroskopis Paraf Dosen

Page 33: PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman... · Visi Program Studi S1 Farmasi ... memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga

24

Contoh Halaman Depan (Cover) Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN I

HAKSEL I

Disusun Oleh:

Nama : Dimas Djaja

NIM : 16005687

Gol/Kelompok : A/2

Pembimbing : Surya Dimedja, M. Farm., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2017