81
BAB 2 FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DALAM NKRI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………… Latar Belakang…………………………………………………………… Permasalahan Dan Identifikasi Masalah…………………………………… Tujuan Diskusi Kelompok………………………………………………… Metode Diskusi Kelompok………………………………………………… BAB 2. MAKNA, MANFAAT, FUNGSI, CABANG FILSAFAT………………………………………………………… Makna Filsafat……………………………………………………………… Manfaat Filsafat…………………………………………………………… Fungsi Filsafat……………………………………………………………… Cabang-Cabang Filsafat…………………………………………………… BAB 3. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN IMPLEMENTASI PANCASILA Fungsi Filsafat Pancasila Dan Keberadaan Pancasila……………………… Fungsi Filsafat Pancasila……………………………………………… Keberadaan Pancasila………………………………………………… Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila Dan Kesatuan Sila-Sila Pancasila……… Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila………………………………………. Kesatuan Sila-Sila Pancasila…………………………………………… Implementasi Pancasila……………………………………………………..

PKN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kklslskoekksl

Citation preview

Page 1: PKN

BAB 2

FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DALAM NKRI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………………………

Latar Belakang……………………………………………………………

Permasalahan Dan Identifikasi Masalah……………………………………

Tujuan Diskusi Kelompok…………………………………………………

Metode Diskusi Kelompok…………………………………………………

BAB 2. MAKNA, MANFAAT, FUNGSI,

CABANG FILSAFAT…………………………………………………………

Makna Filsafat………………………………………………………………

Manfaat Filsafat……………………………………………………………

Fungsi Filsafat………………………………………………………………

Cabang-Cabang Filsafat……………………………………………………

BAB 3. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DAN IMPLEMENTASI PANCASILA

Fungsi Filsafat Pancasila Dan Keberadaan Pancasila………………………

Fungsi Filsafat Pancasila………………………………………………

Keberadaan Pancasila…………………………………………………

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila Dan Kesatuan Sila-Sila Pancasila………

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila……………………………………….

Kesatuan Sila-Sila Pancasila……………………………………………

Implementasi Pancasila……………………………………………………..

Latar Belakang Pancasila Sebagai Dasar Negara………………………

Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara………………………

Pancasila Dalam Sejarah……………………………………………………

Pancasila Dalam Dokumen Sejarah…………………………………….

Eka Prasetya Pancakarsa………………………………………………..

BAB 4. MAKNA PANCASILA DAN PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA……………………………………………..

Page 2: PKN

Makna Pancasila……………………………………………………………

Pancasila Sebagai Ideologi Negara…………………………………………

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka……………………………………

Pengertian Ideologi Terbuka……………………………………………

BAB 5. MACAM-MACAM IDEOLOGI……………………………………………….

Liberalisme, Kapitalisme, Dan Kolonialisme………………………………

Liberalisme……………………………………………………………

Kapitalisme……………………………………………………………..

Kolonialisme……………………………………………………………

Marxisme, Sosialisme, Fasisme, Dan Mazisme……………………………

Marxisme……………………………………………………………….

Sosialisme………………………………………………………………

Fasisme…………………………………………………………………

Mazisme………………………………………………………………..

BAB 6. PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………

Saran-Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

Jadwal Penyusunan Materi Diskusi Kelompok

Nama dan Nim Anggota Kelompok

Page 3: PKN

FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DALAM NKRI

PENANGGUNG JAWAB YURIDIS MATERI

NURDIANA

I31112052

KETUA KELAS SEKRETARIS

RONALDO ADI PUTRA ADRIATI

NIM. I31112026 NIM. I311120

DOSEN PENGAMPUH

BAMBANG

NIP.

Page 4: PKN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-

Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DALAM NKRI”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Program

Studi S1 Ilmu Keperawatan semester I.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan

arahan kepada penyusun sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran

dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Pontianak, 7 Januari 2013

Penyusun

Page 5: PKN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat adalah cinta akan kebijakan atau hakekat kebenaran. Berfilsafat artinya berfikir

sedalam-dalamnya (merenung) terhadap suatu metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal

untuk mencari hakikat sesuatu. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti

produk, filsafat sebagai pandangan hidup dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini berarti bahwa

Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,

tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa,

bernegara bagi warga Negara Indonesia dimanapun mere berada.

Filsafat pancasila dapat diartikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila

sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-

pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh.

Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan

rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu

golongan tertentu. Sebagai filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita

bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam

penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.

Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar Dan Arah Keseimbangan Antara Hak Dan

Kewajiban Asasi Manusia. Nilai-nilai dari sila-sila pancasila terkandung beberapa hubungan

manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban yaitu ;

Hubungan vertikal. Hubungan manusia dengan Tuhan YME sebagai penjelmaan dari

nilai ketuhanan yang maha esa. Dalam hubungan ini manusia mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya.

Hubungan Horizontal. Hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya

sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga negara. Hubungan Alamiah. Hubungan

manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuhan dan alam dengan segala

kekayaannya. Namun pada kenyataannya banyak yang telah melupakan makna dari pancasila

itu sendiri untuk itu pada kesempatan ini kami akan membahas mengapa pancasila akhirnya

ditetapkan sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Page 6: PKN

B. Permasalahan dan Identifikasi Masalah

Menjelaskan secara rinci mengenai pancasila sebagai filsafat dan ideologi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan rumusan masalah sebagai berikut:

Apa itu filsafat?

Bagaimana pancasila sebagai system filsafat dan implementasinya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara?

Bagaimana pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia?

Apa saja macam-macam ideologi selain pancasila?

C. Tujuan Diskusi Kelompok

Adapun tujuan diskusi pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan sesama

mahasiswa agar lebih memahami nilai-nilai dalam pancasila dan nantinya dapat

menyelesaikan masalah-masalah sosial sesuai dengan cita-cita bangsa dan Negara.

D. Metode diskusi kelompok

Adapun metode diskusi kelompok yang kami lakukan sebagai berikut:

Tukar pendapat

Tanya jawab

Evaluasi

Page 7: PKN

BAB II

Makna dan Manfaat Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa ilmu

pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi prulalitas ilmu

pengetahuan. Sementara objek formalnya yaitu berupa hakekat ilmu pengetahuan. Jadi

Filsafat Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang benar secara hakiki mengenai objek

pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan atau sudut pandang metode atau sistem yang

filosofis.

Bervariasinya objek materinya, jika dicermati mengandungidentitas yang saling berdekatan

atau identik antara yang satu dengan yang lainnya. Sedemikian rupa sehingga semua objek itu

berada dalam suatu hubungan yang sistematik dan takterpisahkan.Akibatnya,pemahaman

mengenai suatu hal mengharuskan pertimbangan-pertimbangan terhadap yang lain. Di antara

objektersebut, memberi arti, kedudukan dan fungsi. Dengan demikian dapat dilihat, misalnya

benda-benda alam memberi arti, kedudukan dan fungsi terhadap manusia dan masyarakatnya

serta terhadap Tuhan Sang Pencipta, demikian sebaliknya.Persoalan kemudian adalah

mengapa Filsafat Ilmu itu ada ? dalam hal ini ada dua hal, yaitu factor intern dan ekstern.

Pertama, faktor intern dan ilmu pengetahuan itu sendiri, maksudnya historisitas ilmu

pengetahuan, sampai dewasa ini berkembang menjadi banyak jenis dan semakin pragmatis.

Terdorong oleh penemuan pengetahuan yang pasti kebenarannya, maka dilakukan

pembatasan lingkaran objek (objek formal), dan penggunaan metode dan sistem yang tepat.

Kedua, faktor ekstern yang juga terkait dengan faktor intern, diduga keras penyebabnya

adalah faktor ekstern. Kenyataannya, laju perkembangan manusia sudah tidak imbang lagi

dengan jumlah persediaan sumber daya alam. Maka berkaitan dengan hal itu, diperlukan

pengetahuan yang benar dan pasti, yang bersifat praktis teknis pengetahuan seperti ini dapat

berdaya guna dalam kehidupan manusia.

Kedua faktor tersebut dalam perkembangannya menghasilkan teknologi yang berkemampuan

luar biasa. Agaknya manusia sebagai penghasil teknologi diarahkan menuju kemudahan.

Akan tetapi dibalik semua itu manusia menjadi tamak, serakah dan manusia alpa terhadap

tugasnya. Sebagai khalifah. Bahkan manusia kehilangan moral dan imannya, bersifat

individual, egoistic dan eksploitatif, dalam lingkungan, bahkan terhadap Tuhan. Dengan

kenyataan seperti itu filsafat hadir di tengah keragaman ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam rangka meluruskan sehingga terarah pada pencapaian tujuannya. Karena ilmu

Page 8: PKN

pengetahuan dan teknologi bukan hanya bernilai ilmiah saja melainkan bernilai ilmiah

keilahian.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan harus berdasarkan diri pada aspek ontology,

epistemology dan axiology. Dengan demikian filsafat dapat menetralisir kemungkinan-

kemungkinan yang dimunculkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.Berdasar pada uraian-

uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Filsafat Ilmu hadir dengan memikul tanggung

jawab yang berat, karena di samping menetralisir temuan-temuan ilmu pengetahuan, juga

memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan berdaya guna dalam kehidupan manusia.

Selanjutnya apa manfaat Filsafat Ilmu ?

Berbicara di seputar manfaat filsafat, paling tidak, dapat disistematisasikan pada beberapa

poin berikut :

Menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan untuk menuju kemuliaan sehingga mampu

menembus dimensi sekularisme ilmu pengetahuan.

Membentuk dan mengembangkan wawasan epistemology ilmu pengetahuan sehingga

moralitas kesarjanaan, yaitu sifat ilmiah menjadi popular. Dengan demikian iptek dapat

dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepentingan subjek manusia melainkan juga

kepentingan alam sebagai kebutuhan yang menyeluruh.

Tuntutan etis, ilmu pengetahuan dapat dipertangungjawabkan sehingga kehidupan

masyarakat yang adil dan sejahtera dan bahagia dalam kelestarian alam lingkungan

semakin nyata.

Tujuan, fungsi dan manfaat filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta,

maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah

kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat

adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat

memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan

pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis

dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati,

sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya

Page 9: PKN

kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain.

Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang

tertinggi dan satu-satunya.

Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-

netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang

sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya,

History of Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat bukanlah sekadar mencerminkan

semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah

kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan

baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia

baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan

'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.

Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang

lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk

membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat

mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak

bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan

(concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian,

kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.

Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk

mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup

diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa

filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup

secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat

harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik

dan bahagia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari

hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku),

maupun metafisik (hakikat keaslian).

Manfaat Filsafat Bagi Mahasiswa

Membiasakan diri untuk bersikap kritis.

Page 10: PKN

Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi

Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).

Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tak kenal lelah.

Manfaat Filsafat bagi Agama

Mengajarkan cara berpikir kritis, sehingga tidak terjebak ke dalam sifat taqlid.

Akal terdiri atas 3 bag: ma’rifatullah, tha’atullah, shobru an-ma’siyatullah.

Dinamika kehidupan terus berkembang, sehingga diperlukan penggunaan akal yg

proporsional. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah verstehen (penghayatan).

Akal merupakan salah satu sarana untuk memahami kekuasaan Allah (‘Ulil albaab). Ali-

Imron: 190-191.

Fungsi filsafat

Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Fungsi filsafat adalah

kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan

baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia

baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan

‘nation’, ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya

dan nilainya. Apabila fungsi ilmu adalah kontrol, dan fungsi seni adalah kreativitas,

kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka fungsi filsafat adalah

pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

Cabang-cabang filsafat

Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagai induk yang mencakup semua ilmu khusus.

Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu

memisahkan diri dari induknya, filsafat.

Mula-mula matematika dan fisika melepaskan diri, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lain.

Adapun psikologi baru pada akhir-akhir ini melepaskan diri dari filsafat, bahkan di beberapa

insitut, psikologi masih terpaut dengan filsafat.

Page 11: PKN

Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu khusus, ternyata ia tidak mati, tetapi hidup

dengan corak baru sebagai ‘ilmu istimewa’ yang memecahkan masalah yang tidak

terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus.

Yang menjadi pertanyaan ialah : apa sajakah yang masih merupakan bagian dari filsafat

dalam coraknya yang baru ini?

Ahli filsafat biasanya mempunyai pembagian yang berbeda-beda. Coba perhatikan sarjana-

sarjana filsafat di bawah ini:

1. H. De Vos menggolongkan filsafat sebagai berikut:

” metafisika,

” logika,

” ajaran tentang ilmu pengetahuan

” filsafat alam

” filsafat sejarah

” etika,

” estetika, dan

” antropologi.

2. Prof. Albuerey Castell membagi masalah-masalah filsafat menjadi enam bagian, yaitu:

” masalah teologis

” masalah metafisika

” masalah epistomologi

” masalah etika

” masalah politik, dan

” masalah sejarah

3 Dr. Richard H. Popkin dan Dr Avrum Astroll dalam buku mereka, Philosophy Made

Simple, membagi pembahasan mereka ke dalam tujuh bagian, yaitu:

” Section I Ethics

” Section II Political Philosophy

” Section III Metaphysics

” Section IV Philosophy of Religion

” Section V Theory of Knowledge

” Section VI Logics

” Section VII Contemporary Philosophy,

Page 12: PKN

4. Dr. M. J. Langeveld mengatakan: Filsafat adalah ilmu Kesatuan yang terdiri atas tiga

lingkungan masalah:

” lingkungan masalah keadaan (metafisika manusia, alam dan seterusnya)

” lingkungan masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori pengetahuan, logika)

” lingkungan masalah nilai (teori nilai etika, estetika yangb ernilai berdasarkan religi)

5. Aristoteles, murid Plato, mengadakan pembagian secara kongkret dan sistematis menjadi

empat cabang, yaitu:

a) Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat.

b) Filsafat teoretis. Cabang ini mencangkup:

” ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini,

” ilmu matematika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam      kuantitasnya,

” ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah yang      paling utama

dari filsafat.

c) Filsafat praktis. Cabang ini mencakup:

” ilmu etika. yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup     perseorang

” ilmu ekonomi, yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran di dalam negara.

d) Filsafat poetika (Kesenian).

Dari pandangan para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam coraknya

yang baru ini mempunyai beberapa cabang, yaitu metafisika, logika, etika, estetika,

epistemologi, dan filsafat-filsafat khusus lainnya.

1. Metafisika: filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, hakikat yang bersifat transenden,

di luar jangkauan pengalaman manusia.

2. Logika: filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.

3. Etika: filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.

4. Estetika: filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek.

5. Epistomologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.

6. Filsafat-filsafat khusus lainnya: filsafat agama, filsafat manusia, filsafat hukum, filsafat

sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan    sebagainya.

Page 13: PKN

A. Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia

1. Filasafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana

tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat hidup). Dengan

pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang

dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan

tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing

dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-

persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia

dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas

sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-

masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang

makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan

membangun dirinya.

Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-

citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu

bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup

suatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang

diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia.

pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi

kejiwaan dan watak yang sudah berurat atau berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia.

Ialah suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai

kebahagiaan jika kita dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam

hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan

kebahagiaan rohaniah.

Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian

bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini

Page 14: PKN

tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda,

namun dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945,

dalam Mukadimah, dan UUD Sementara Republik Indonesia 1950. Pancasila itu tetap

tercantum didalamnya, Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu,

Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan

ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian

negara, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam

kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan dasar yang mampu mempersatukan

seluruh rakyat Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945

adalah dikandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun

dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa

dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik

Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan

ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara

Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945

Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang

menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang

menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji

sepanjang masa.

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-

persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara harus

didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD

itu disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD. Oleh karena

Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar

tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV

Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik

Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti

Page 15: PKN

Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan

pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia

haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi

dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang

dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa

Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber huum (sumber huum formal, undang-undang,

kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).

Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh

masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah Indonesia.

Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas fundamen yang kuat,

dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah meniru suatu model yang

didatangkan dari luar negeri.

Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia,

Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita

sejak dahulu hingga sekarang. Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak

hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh

bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan

mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik Indonesia secara

kekal dan abadi.

3. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian

Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa

Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah

pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh

kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana

waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan

berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda

dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di

sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat

dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup

dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-

Page 16: PKN

bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan

jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

B. Keberadaan Pancasila

1. Pentingnya Ada dan Keberadaan Pancasila

Adanya Pancasila merupakan suatu yang harus diketahui setiap warga negara

Indonesia. Adanya Pancasila bukan merupakan hal yang mudah, Pancasila merupakan konsep

dari pemikiran-pemikiran dan perjuangan dengan melalui proses yang rumit dan panjang.

Oleh sebab itu jika kita mengetahui bagaimana Adanya Pancasila di Indonesia, rasa

nasionalisme dan rasa untuk mengamalkan Pancasila akan tumbuh dan berkembang di diri

kita. Kita akan menghargai bangsa, dan kita akan meneruskan perjuangan-perjuangan para

pahlawan kita untuk mengamalkan Pancasila agar mencapai negara Indonesia yang maju.

Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan

membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang

memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi

negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk menghindarinya maka penerapan

nilai-nilai didalam Pancasila harus di amalkan dengan baik oleh semua rakyat indonesia tanpa

terkecuali. Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis

kemasyarakatan yang adil dan sejahtera sangat mendukung akan keberadaan pancasila saat

ini, yang kedudukannya sebagai warisan budaya nenek moyang kita dahulu. Mari kita bahas

keberadaan kelima sila dalam Pancasila.

Jika warga negara Indonesia mengetahui cara adanya Pancasila di Indonesia, maka

warga Indonesia akan mengetahui pula apa sebenarnya tujuan dari Pancasila tersebut. Kita

juga akan lebih mudah untuk mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

tersebut.

2. Adanya Pancasila yang Seharusnya

Pancasila seharusnya menjadi karakter negara yang terekspresi pada tiga wilayah

kekuasaan yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Karakter Pancasila itu menjadi lebih

sempurna jika didukung oleh moral penyelenggara negara maupun warga negaranya yang

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang harus mengatur moral dan sikap

negara.Jadi, yang primer adalah Pancasila harus tercermin dalam karakter negara. Karena itu,

Page 17: PKN

segala upaya yang terkait dengan pengamalan Pancasila harus terfokus pada upaya

membenahi kembali karakter negara. Bangsa Indonesia sesungguhnya gagal memahami

Pancasila sebagai ideologi negara, Selama ini, bangsa Indonesia memposisikan Pancasila

sebagai sesuatu yang berbahaya, terancam, dan hanya sebagai slogan.Padahal, Pancasila

sebagai ideologi negara merupakan cita-cita cita-cita dari pendiri negara Indonesia.Kalau

Pancasila hanya menjadi slogan, berarti kita gagal memahami Pancasila sebagai ideologi.

Demikian pula dalam tataran praktis, Pancasila belum diterapkan secara layak dan

lebih cenderung sebagai korban.Contohnya konkret gagalnya Pancasila sebagai ideologi

negara, menurut dia, yakni tumbuhnya radikalisme serta seringnya muncul kekerasan di

tengah masyarakat, para elite politik juga banyak yang belum memahami bahwa berpolitik itu

adalah bagian dari bernegara yang berarti mematuhi amanah konstitusi.

Dalam konteks ini, penyelenggara negara seharusnya melindungi warga negaranya

agar tidak terjadi aksi kekerasan dan radikalisme.Tanpa kita sadari nilai-nilai Pancasila sudah

bergeser di tengah bangsa Indonesia dengan tumbuhnya praktik liberalisasi.Jika bangsa

Indonesia memahami Pancasila, kata dia, seharusnya bisa meredam gerakan liberalisasi yang

saat ini mengarah kepada neo-liberalisme.

3. Pemahaman terhadap Realitas Pancasila

Indonesia yang mempunyai nilai-nilai yang tidak asing lagi bagi bangsa ini, nilai-nilai

yang dijadikan dasar, pegangan, pandangan hidup, pemersatu dan peri kehidupan kebangsaan

dan kenegaraan indonesia yaitu nilai-nilai pancasila. Singkat kata, pancasila adalah dasar

statis yang mempersatukan sekaligus bintang penuntun yang dinamis, yang mengarahkan

bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam posisi ini pancasila merupakan sumber jati diri,

kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa indonesia.

Maka, negara indonesia memiliki landasan moralitas dan haluan yang jelas dan

visioner. Suatu pangkal tolak dan tujuan pengharapan bagi keberlangsungan dan kejayaan

bangsa indonesia. Sebagai basis moralitas, kebangsaan dan kenegaraan pancasila memiliki

landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap sila memiliki justifikasi

Page 18: PKN

historisitas, rasionalitas, dan aktualitasnya, yang jika dipahami, dihayati, dipercayai dan

diamalkan secara konsisten dapat menopang pencapain-pencapaian agung peradaban bangsa.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yaitu:

1. Nilai-nilai ketuhanan (ketuhanan yang maha esa), sebagai sumber etika spritualitas yang

bersifat vertikal-transedental yang dianggap penting sebagai fundamental kehidupan

bernegara.

2. Nilai-nilai kemanusiaan universal (kemanusiaan yang adil dan beradab), yang bersumber

dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia yang bersifat horisontal

yang dianggap penting sebagai fundamen etika politik kehidupan bernegara dalam

pergaulan dunia.

3. Aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan itu terlebih dahulu harus mengakar kuat dalam

lingkungan pergaualan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan

dunia yang lebih jauh. Ini yang dinamakan persatuan indonesia.

4. Nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan indonesia merupakan cita-cita

kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam

semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan (kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)

5. Nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, serta demokrasi permusyawaratan itu

memperoleh kepenuhan artinya sejauh dapat mewujudkan keadilan sosial.

Demikian, para pendiri bangsa ini telah mewariskan kepada kita suatu dasar falsafah dan

pandangan hidup negara yang begitu visioner dan tahan banting. Suatu dasar falsafah yang

memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat, yang jika dipahami

secara mendalam, diyakini secara teguh, dan diamalkan secara konsisten dapat mewujukan

“negara yang sejahtera, adil dan makmur”.

Kini persoalannya adalah bagaiman memperdalam pemahaman, penghayatan, dan

kepercayaan akan keutamaan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila dan

kesaling keterkaitannya satu sama lain, kemudian diamalkan secara konsistan disegala lapis

kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini yang diperlukan adalah “Radikalisasi

pancasila, Ketaatan dan Penghayatan terhadap Fitrah.

Page 19: PKN

Radikalisasi pancasila adalah bagaimana kita memperkuat dan memperdalam kembali

gagasan dan nilai-nilai luhur pancasila, demi membuat pancasila tegar, efektif, dan menjadi

petunjuk bagaimana negara ini ditata kelola dengan benar. Radikalisasi pancasila yang

dimaksudkan ialah (1). Mengembalikan pancasila sebagai ideologi negara, (2).

Mengembangkan pancasila sebagai ideologi menjadi pancasila sebagai ilmu, (3).

Mengusahakan pancasila mempunyai konsistensi dengan produk undang-undang, koherensi

antarasila, dan korespodensi dengan realitas, (4). Pancasila yang semula hanya melayani

kepentingan negara menjadi pancasila yang melayani kepentingan masyarakat, (5).

Menjadikan pancasila sebagai kritik kebijakan negara. Proses radikalisasi itu dimaksudkan

untuk membuat pancasila menjadi lebih fungsional dan operasional dalam kehidupan

kenegaraan dan sanggup memenuhi kebutuhan warga negaranya.

Konsep radikalisasi pancasila itu, dalam tahap gagasan atau ide, dalam pengamalan nilai-

nilai pancasila hanya dapat terlaksana apabila ada ketaatan dari warga negara, terutama

ketaatan hukum, ketaatan kesusilaan, ketaatan keagamaan dan ketaatan mutlak atau kodrad.

Pusat teladan dari ketaatan ini adalah semangat para penyelengaraan negara. Sebaik apa pun

kandungan pancasila, itu hanya keluhuran diatas kertas, jika tanpa kesungguhan untuk

mendagingkan nilai-nilai itu dalam penyelenggaraan negara maka, pancasila hanya sebuah

nilai yang tidak ada artinya. Untuk itu, bukan hanya pembangunan aspek jasmaniah yang

harus diperhatikan, melainkan pertama-tama justru pembangunan aspek kejiwaan.

Radikalisasi pancasila dalam tahap memperkuat dan memperdalam gagasan, ketaatan

dalam tahap pelaksanaan penyelenggaraan negara, sedangkan dalan usaha membumikan

pancasila dari alam idelisme menuju alam realitas kita perlu menghayati fitrah (semangat

asal) bernegara. Fitrah pertama yaitu semangat menuhan, fitrah kedua yaitu semangat

kekeluargaan, fitrah ketiga yaitu semangat keiklasan dan ketulusan, fitrah keempat yaitu

semangat pengabdian dan tanggung jawab, fitrah kelima yaitu semangat menghasilkkan yang

terbaik, fitrah keenam yaitu semangat keadilan dan kemanusiaan, fitrah ketujuh yaitu

semangat kejuangan.

Demikianlah, para pendiri bangsa yang mewariskan kepada kita semangat, alasan, dan

tujuan perjuangan kebangsaan sedemikian terang dan luhurnya. Kehilangan terbesar bangsa

ini bukanlah kemerosokan pertumbuhan ekonomi atau kehilangan pemimpin, melainkan

Page 20: PKN

kehilangan karakter dan harga diri, karena diabaikannya semangat dasar kehidupan berbangsa

dan bernegara

PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT PANCASILA

Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya

cinta dan “sophos” yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom (Nasution, 1973).

Jadi, filsafat itu berarti cinta akan kebijaksanaan. CInta dalam hal ini dapat diartikan sebagai

suatu keinginan yang sangat menggebu-gebu terhadap sesuatu sedangkan, kebijaksanaan

dapat diartikan sebagai kebenaran yang sejati. Menurut J. Gredt dalam bukunya “Elementa

Philosophiae”, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari

sebabnya yang terdalam.

Ada dua pengertian filsafat, yaitu:

1. Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.

2. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup.

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling behubungan untuk

satu tujuan tertentu dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang

lainnya. Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan negara yang lahir

collective ideology (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai

filsafat karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan

oleh the founding father bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang

tepat. Adapun menurut Notonagoro, bahwa filsafat Indonesia member pengetahuan dari

pengertian ilmiah, yaitu tentang hakekat pancasila.

Sebagai, filsafat pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda

dengan filsafat lainnya. Diantaranya:

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh (sebagai satu

totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila

dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia bukan pancasila.

2. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :

Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5

Sila 2, diliputi,didasari dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5

Page 21: PKN

Sila 3, meliputi,mendasari dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa ;sila 4 dan 5

Sila 4, meliputi,didasari dan di jiwai sila 1,2,dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila

5

Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4

Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer pancasila sebagai

suatu yang ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

3. Prinsip – prinsip filsafat pancasila

Pancasila ditinjau dari Kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kausal Materialis,maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan

Kausal Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya sebab yang

berhubungan dengan bentuknya, pancasila yang ada pada pembukaan UUD 45

memenuhi bsyarat formal (kebenaran formal;

Kausal Efisiens, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI idalam menyusun dan

merumuskan pancasila menjadi dasar Negara Indonesia merdeka; serta

Kausa finalis, maksudnya berhubngan dengan tujuannya ,yaitu tujuan diusu’kannya

pancasila sebagai dasar Negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila- sila pancasila meliputi:

Tuhan,yaitu sebagai kausa prima;

Manusia, yaitu mahluk individu dan mahluk sosial;

Satu, yaitu kesatuan memiliki milik kepribadian sendiri;

Rakyat,yaitu unsur mutlak Negara,harus bekerja sama dengan bergotongroyong,;serta

Adil,yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

KESATUAN SILA-SILA PANCASILA

Pancasila sebagai dasar Negara bersifat majemuk tunggal. Maksudnya, pancasila

merupakan kesatuan dari lima unsur yang tidak dapat dipisahkan. Antara satu unsur dengan

unsur yang lain saling menjiwai dan berkaitan dengan sangat erat. Sehingga kalau berbicara

mengenai pancasila, ke lima unsur tersebut secara mutlak ada. Tidak bisa tidak. Kalau salah

satu tidak ada, bukan pancasila namanya.  

Pancasila Sebagai Kesatuan Majemuk Tunggal yang Bersifat Organik

Page 22: PKN

Seperti halnya manusia, terdiri atas organ-organ yang memiliki kedudukan dan fungsi

sendiri-sendiri namun dalam satu kesatuan, begitulah pancasila dikatakan bersifat organik.

Kelima unsur pancasila memiliki kedudukan dan fungsi masing-masing. Ibarat jiwa dan raga

yang tak bisa dipisahkan, begitulah kelima unsur pancasila tidak dapat dipisahkan.

Fungsi masing-masing sila adalah:

Sila 1 berfungsi sebagai moral Negara

Sila 2 berfungsi sebagai moral Negara

Sila 3 berfungsi sebagai dasar Negara

Sila 4 berfungsi sebagai sistem Negara

Sila 5 berfungsi sebagai tujuan Negara 

      Dalam praktik kenegaraan, fungsi tiap sila pancasila dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu fundamen moral Negara (sila 1 dan 2) serta fundamen politik Negara (sila 3,4, dan 5).

Dalam kenegaraan yang utama adalah masalah politik Negara. Bagaimana menyatukan

bangsa sebagai dasar Negara yang utama, cara berpemerintahan sebagai system Negara, dan

kesejahteraan rakyat sebagai tujuan Negara. Agar ketiga hal ini terlaksana dengan baik, harus

dijiwai moral Negara, yaitu agama dan kemanusiaan.

Bentuk Hirarkis Piramidial Kesatuan Bertingkat

Menurut Notonegoro, susunan hirarkis pancasila ialah:

“Kesatuan bertingkat yang tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok

pangkalnya, dan tiap sila merupakan pengkhususan dari sila dimukanya.” 

 

Page 23: PKN

Susunan praktis hirarkis pancasila berkaitan dengan pengamalan pancasila.

Pengamalan yang utama adalah pengamalan sila pertama mengenai ketuhanan. Pengamalan

sila tersebut akan membentuk pribadi yang takwa, sehingga dapat berkembang menjadi

pribadi yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan.

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan

yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah meliputi dan dijiwai oleh sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila ketiha: Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh Ketuhanan Yang

Maha Esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila-sila

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan adalah meliputi dan dijiwai sila-sila Ketuhanan Yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi dan menjiawai sila-

sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi oleh sila-sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

Kesatuan Pancasila Saling Mengulifikasi

Rumusan pancasila yang saling mengualifikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan yang

adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan

Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh

Page 24: PKN

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa,

yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan adalah kerakyatan yang berketuhanan Yang Maha Esa,

yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah keadilan yang

berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berpersatuan Indonesia, dan yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

     Rumusan tentang kesatuan pancasila yang saling mengualifikasi berkaitan dengan

fundamen politik Negara mengenai nasionalisme, demokrasi, dan ekonomi. Nasionalisme

adalah penjelmaan dari sila persatuan Indonesia yang dijiwai oleh sila-sila lainnya sehingga

nasionalisme Indonesia memiliki ciri khusus yaitu menerima dan menghargai bangsa lain

serta menghargai karya bangsa lain. Demokrasi pancasila adalah penjelmaan dari sila

kerakyatan yang memiliki cirri khusus yaitu kedaulatan rakyat. Ekonomi dan sosialisme

Indonesia adalah penjelmaan dari sila keadilan sosial yang mempunyai ciri khusus dalam

sistem perekonomian Indonesia.

Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam

zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama

lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari

ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap

pancasila.

Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam

pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya.Tantangan

terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan

hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.

Page 25: PKN

Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang

sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti

negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi

manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki

cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan

pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan

kepribadian bangsa.

Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan

suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut

di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUDHANKAM.

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis

manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek

Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi

harkat dan martabat manusia.

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus

mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dam esensinya,

sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga lazimnya

pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan

moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada

ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi

kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya

mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh

masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.

3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya

Page 26: PKN

Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas

sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini.

Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai

social budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah

Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk

massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan yang

lainnya yang muaranya adalah masalah politik.

Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini kita

harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-

nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic,

artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat

manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-

hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka

mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Oleh karena pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai

kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada

tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar

kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.

Oleh karena itu pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai

yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar negara meletakan

pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang

berdasarkan atas kekuasaan.

Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan

UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang

menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan

dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966

Page 27: PKN

jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang

menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber

dari tertib hukum di Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni

sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang

terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar

negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan

kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

(Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara) – Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara

yaitu Pancasila sebagaidasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara

Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara  sesuai dengan apa yang

tersurat dalam pembukaanUndang-Undang Dasar 1945 alenia 4 antara lain menegaskan:

“…..,maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara Republik

Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha esa.

kemanusiaan yang adildan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya dalam proses penyelenggaraan

kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-pasal Undang-Undang Dasar

1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi pancasila dalam proses

penyelenggaraan kehidupan bernegara.

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:

Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib

hukum) Indonesia. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam

Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empat pokok pikiran. Mewujudkan cita-cita hukum

bagi hukum dasar negara baikhukum dasar tertulis maupun tidak tertulis. Pancasila

mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945mengandung isi yang mewajibkan

pemerintah danpenyelenggara negara termasuk penyelenggara partai.

Pancasila dalam Sejarah

`Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18 agustus

1945 oleh PPKI. Nilai-nilai yang ada pada bangsa Indobnesia sejak jaman dahulu kala

sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara. Mungkin bisa kita ambil nilai adat istiadat,

Page 28: PKN

kebudayaan, serta nilai religius. Nilai tersebut telah ada serta teramalkan dalam kehidupan

sehari-hari sebagai pandangan hidup, serta materi pancasila yang berupa nilai-nilai terebut

tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri.

Nilai-nilai Essential yang terkandung dalam Pancasila Yitu di antaranya :

1. Ketuhanan

2. Kemanusiaan

3. Persatuan

4. Kerakyatan

5. Keadilan

Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang

cukup panjang yaitu jaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV,

antara lain :

1. Zaman Kutai Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan

ditemukanya prasasti 7 yupa (tiang batu) berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui

bahwa raja mulawarman keturunan dari raja asulawarman dari kedungga (kalau tidak

salah).

2. Zaman Sriwijaya Negara bangsawan Indonesia terbentuk melalui 3 tahap yaitu :

a. Zaman Sriwijaya dibawah Bangsa Syailendra (600-1400).

b. Negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) dengan brecirikan keprabuan,

kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama

c. Negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara

Proklamasi 17 Agustus 1945). Cita-cita tentang dalam suatu negara telah tercermin

pada kerajaan Sriwijaya tersebut berbunyi “Suatu cita-cita negara yang adil dan

makmur”.

3. Zaman kerajaan-kerajaan sebelum majapahit Kerajaan Kalingga pada abad ke VII,

sanjaya pada abad ke VIII yang ikut membantu membentu candi kalasan untuk dewa tara

dan sebuah wihara untuk pendeta budha didirikan di Jawa Tengah bersama dengan

dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX).

Diantaranya : candi borobudur, candi prambanan, kerajaan Isana, Darmawangsa,

kerajaan Air Langga dan kerajaan Singosari.

4. Kerajaan Majapahit

Page 29: PKN

Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada

pemerintahan raja Hayam wuruk dengan mahapatih Gajah Mada yang dibantu

laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.

Eka Prasetya PancaKarsa

TAP No. II/MPR/1978, 22 Maret 1978

SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut

kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup

Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain

SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

manusia, saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak

semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berani membela

kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan

bangsa lain

SILA PERSATUAN INDONESIA

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara

diatas kepentingan pribadi atau golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan

negara, cinta tanah air dan bangsa, bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia,

memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika

SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM

PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak

terhadap orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

Page 30: PKN

kepentingan bersama, musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan dengan itikat yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah, musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan

hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-

nilai kebenaran dan keadilan

SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan, bersikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan

kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain,

menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak bersikap boros, tidak bergaya hidup

mewah, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras,

menghargai kerja orang lain, bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata

dan berkeadilan sosial

Page 31: PKN

BAB V

MACAM-MACAM IDEOLOGI

A.Liberalisme, Kapitalisme, dan Kolonialisme

1.Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi

politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai

politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,

dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya

pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme

akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama

mendasarkan kebebasan mayoritas.

Pokok-pokok Liberalisme

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan

dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang

bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia

mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial,

ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga

dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada

kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan)

adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.

Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang

mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap

penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi,

kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan –

dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others

Reason Equally.)

Page 32: PKN

Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh

bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.

(Government by the Consent of The People or The Governed)

Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan

mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana

seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan

mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap

hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.

Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)

Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang

digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam

ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat

memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha

yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.

Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal

ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan

bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran

itu adalah berubah.

2.Kapitalisme

Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya

didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta

perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia.

Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultural

terhadap bangsa-bangsa di dunia.

Sejarah Kapitalisme

Eropa pernah diperintah kerajaan Romawi yang telah mewariskan sistem feodalistik.

Dalam rentang waktu antara abad ke-14 sampai abad ke-16 muncul apa yang disebut kelas

bourgeois mengiring tahap feodal dimana keduanya saling mengisi. Kemudian sejak awal

abad ke-16 secara bertahap fase borjuis disusul dgn fase kapitalisme. Maka yg pertama kali

muncul ialah seruan kebebasan menyusul seruan-seruan nasionalisme sekuler dan penciutan

dominasi spiritual Paus. Di Perancis kemudian muncul aliran bebas pada pertengahan abad

ke-18 yang melahirkan kaum naturalis.

Page 33: PKN

Prinsip-prinsip Kapitalisme

1. Perfect Competition

Price system sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada

peraturan harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.

Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang terang-terangan dilarang

negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya. Mendewakan hak milik

pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan

dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yang

menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan

melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali

dalam batas-batas yang sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan

keamanan.

Bentuk Kapitalisme

Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi

pasaran internasional. Sistem ini memberi kesempatan untuk memonopoli pasar dan

pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.

Sistem Trust yaitu sebuah sistem yang membentuk satu perusahaan dari berbagai

perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu berproduksi dan lebih kuat

untuk mengontrol dan menguasai pasar.

Kapitalisme perdagangan yang muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem

feodal. Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat

ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai

perantara antara produsen dan konsumen

Kapitalisme industri yg lahir karena ditopang oleh kemajuan industri dengan

penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu

telah membangkitkan revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19.

Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni antara

manusia dan mesin.

Pemikiran dan Keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yang merupakan

dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut :

Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak untuk menekuni

dan memilih pekerjaan yang sesuai dgn kemauannya. Tentang kebebasan seperti ini

Page 34: PKN

diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur dengan semboyan “Biarkan ia

bekerja dan biarkan ia berlalu.”

Kehidupan ekonomi yang tunduk kepada sistem natur yang bukan buatan manusia.

Dengan sifat seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan

kemajuan secara simultan.

Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya

hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan

membela negara.

Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah membawa kekacauan

keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yang kemudian melanda

dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan ruhani.

Rendahnya upah dan tuntutan yang tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.

Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.

Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan

perekonomian kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yang tercermin pada

Kebebasan individu yang memberikan seseorang bebas memilih pekerjaannya sesuai dengan

kemampuannya yang dapat mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan

dirinya. Kebebasan berdagang di mana produktivitas peredaran produksi dan distribusinya

berlangsung dalam iklim persaingan bebas.

Kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk

menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adalah suatu

kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang

menggambarkan kehormatan kemanusiaan.

3.Kolonialisme

Kolonialisme berasal dari kata colonia dalam bahasa latin yang artinya tanah

permukiman/ jajahan. Kolonialisme adalah suatu sistem dimana suatu negara menguasai

rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negeri asal. Hal

ini bertujuan untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan

industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial tersebut.

Page 35: PKN

B. Marxisme, Sosialisme, Fasisme, Dan Nazisme

1. Marxisme

Jika kita mendengar istilah Marxisme apa yang muncul di benak kita pertama kali

mungkin adalah Karl Marx –meski ajaran Marx sendiri justru pertama kali dibakukan

menjadi Marxisme oleh Friedrich Engels (1820-1895) dan Karl Kautsky (1854-1938) dan

Komunisme beserta ‘kekejaman’ dan ‘kesadisan’nya yang menyertai tabir gelap sejarah

dunia. Namun, masyarakat, khususnya di Indonesia yang pernah memiliki sejarah ‘kelam’

(baca: dikelamkan oleh rezim Orde Baru melalui represi dan stereotipe segala perilaku

subversif-kiri radikal serta opresi ideologis anti-Komunisme-nya) dengan Komunisme, yakni

pemberontakan Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), seringkali mencampuradukkan

istilah Komunisme dengan Marxisme seolah-olah Marxisme adalah Komunisme dan juga

sebaliknya.

Akibatnya, masyarakat terkadang menolak, bahkan membenci, Marxisme secara

membabi buta tanpa pernah mempelajarinya. Salah satu bukti ‘alergi’ masyarakat Indonesia

terhadap segala hal yang berbau Marxisme adalah pembakaran buku milik Franz Magnis-

Suseno, salah satu guru besar di STF Driyakarya, yang berjudul “Pemikiran Karl Marx: Dari

Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme” oleh Aliansi Anti-Komunisme (AAK) serta

pencekalan film ‘Lastri’, yang masih dalam proses pembuatan, besutan sineas Eros Djarot

oleh Front Pembela Islam (FPI) yang dianggap ‘sengaja’ memunculkan kembali nuansa

Komunisme. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh ideologi anti-Komunisme

menancap dalam benak mayoritas masyarakat Indonesia, yang selalu digambarkan sebagai

ideologi yang menolak eksistensi Tuhan dan Pancasila sebagai falsafah dasar negara. Namun,

diskursus mengenai Komunisme dan Marxisme pada era pasca Orde Baru pernah mencapai

klimaksnya saat terjadi perseteruan antara DPR dengan mantan Presiden Abdurrahman

Wahid berkenaan dengan pencabutan Tap MPRS XXV/1966 tentang pelarangan ideologi

Komunisme dan Marxisme-Leninisime.

Dari beberapa kejadian tersebut, kita dapat melihat bahwa mempelajari Marxisme

atau ideologi-ideologi “Kiri” lainnya (atau bahkan hanya membaca buku-buku Karl Marx)

masih dianggap sebagai kegiatan terlarang bagi sebagian besar masyarakat kita, karena

Page 36: PKN

dianggap dapat menumbuhkan kembali ideologi Komunisme yang pernah mengalami masa

jayanya di negeri ini melalui kendaraan politiknya, Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun,

untuk memperoleh sedikit gambaran awal mengenai Marxisme dan perbedaannya dengan

Komunisme, agar tidak terjadi misinterpretasi diantara keduanya, kiranya perlu bagi penulis

untuk mengutip salah satu penjelasan dari ahli ilmu sosial mengenai pengertian Marxisme.

Menurut Franz Magnis-Suseno (2003: 5), Marxisme tidak sama dengan Komunisme.

Komunisme, sejak Revolusi Oktober 1917 dibawah kepemimpinan V.I Lenin, adalah gerakan

dan kekuatan politis-ideologis internasional partai-partai Komunis yang menggunakan

“Marxisme-Leninisme” sebagai doktrin dan ideologi formal mereka. Jadi, Marxisme

hanyalah salah satu komponen dalam sistem ideologi Komunisme, meski kaum Komunis

memang selalu mengklaim merekalah pewaris resmi konsepsi Marx tersebut. Namun, istilah

Komunisme sendiri, sebelum Lenin memonopoli istilah tersebut, telah digunakan untuk

mengacu pada cita-cita utopis masyarakat, dimana semua kepemilikan pribadi (private

ownership) dihapus dan dianggap sebagai milik umum (public property) guna

mengeliminasi gap antara kaum borjuis dan proletar serta membantu dalam menciptakan

kemakmuran bersama.

Setalah memperoleh penjelasan singkat mengenai perbedaan Marxisme dan

Komunisme (dengan harapan tidak ada lagi anggapan bahwa Marxisme adalah Komunisme

dan juga sebaliknya) beserta respon masyarakat Indonesia terhadap segala hal yang berkaitan

dengan Marxisme/Komunisme setelah tumbangnya rezim Orde Baru, cukup penting pula

bagi penulis untuk memaparkan titik pijak teori-teori Marxisme seperti teori alienasi, teori

nilai-lebih ataupun materialisme historis, serta mengenai alur perkembangan Marxisme dan

varian-variannya, mulai dari Marxisme Ortodoks, Revisionisme dan Marxisme-Leninisme di

bab-bab selanjutnya.

Landasan Teori Marxisme

1. Alienasi

Alienasi adalah suatu keadaan dimana individu terasing dari dirinya sendiri. Menurut

Marx, alienasi dalam pekerjaan adalah asal muasal segala bentuk alienasi manusia karena, di

dalam pekerjaan, manusia berusaha untuk mengobjektifikasi diri mereka dalam kehidupan.

Pertama, pekerjaan merupakan aktivitas khas semua manusia. Manusia, bila dibandingkan

dengan binatang, bekerja secara bebas dan universal sementara binatang bekerja menurut

insting mereka, hanya sesuai dengan kebutuhan mereka. Kedua, pekerjaan merupakan sarana

objektifikasi manusia. Ini artinya bahwa, di dalam pekerjaan, manusia mengambil bentuk

Page 37: PKN

alamiah dari objek alam guna memciptakan bentuk/kreasi mereka sendiri terhadap objek

alam tersebut. Ketiga, didalam pekerjaan, manusia membuktikan diri sebagai makhluk sosial.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka, manusia selalu bergantung pada hasil kerja manusia

lain, yang sekaligus membuktikan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial (Magnis-

Suseno, 2003: 89-94)

Misalnya, saya memiliki seekor sapi yang tubuhnya sangat gemuk karena selalu

memberinya rumput pilihan yang saya beli dari pasar. Suatu hari, saya menyembelihnya

untuk keperluan makanan keluarga selama satu minggu dan sisanya untuk dijual ke penjual

daging atau pembuat kerupuk kulit. Kulit sapi tersebut ternyata juga bisa saya manfaatkan

untuk membuat bedug. Ilustrasi ini membuktikan ke-bebas-an dan ke-universal-an saya

sebagai manusia yang dapat bekerja tanpa harus merasakan langsung kebutuhan dari barang

yang saya hasilkan (menjual daging sapi tersebut). Dari kejadian ini, saya juga telah

mewujudkan apa yang ada dikepala saya untuk menjadi suatu realitas objektif seperti yang

saya kehendaki (memanfaatkan kulit sapi sebagai bedug). Terakhir, contoh ini membuktikan

bahwa saya, sebagai manusia, adalah makhluk sosial karena membutuhkan hasil pekerjaan

orang lain atau orang lain membutuhkan hasil pekerjaan saya (membeli rumput di pasar serta

menjual daging sapi saya ke penjual daging/pembuat kerupuk kulit untuk dijualnya kembali).

Oleh karena itu, Marx memberikan penjelasan komprehensif tentang efek alienasi

dalam pekerjaan terhadap para pekerja, khususnya yang berada dalam sistem kerja kapitalis,

sebagai inti dari teori alienasinya. Pertama, pekerja teralienasi dari aktivitas produksi mereka

karena mereka tidak mempunyai peran dalam menentukan apa yang harus mereka lakukan

dan bagaimana melakukannya. Kedua, pekerja teralienasi dari barang-barang hasil aktivitas

produksi mereka sendiri karena mereka tidak memiliki otoritas atau privilese terhadap barang

yang telah atau akan mereka buat. Ketiga, pekerja teralienasi dari para pekerja lain karena

kompetisi dan uniformitas (seperti yang umumnya terjadi dalam sistem kapitalis) semakin

menjauhkan mereka dari interaksi dan kooperasi dengan pekerja lain. Terakhir, pekerja

teralienasi dari potensi yang terdapat di dalam diri mereka sebagai manusia.

Materialisme Historis

Prinsip dasar pandangan materialisme historis, yakni keadaan dan kesadaran. Marx

menyatakan bahwa bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, melainkan

sebaliknya keadaan sosial merekalah yang menentukan kesadaran mereka. Keadaan sosial

manusia, menurut Marx, adalah produksinya atau pekerjaannya. Manusia ditentukan baik

oleh apa yang mereka produksi maupun bagaimana mereka berproduksi. Pandangan inilah

Page 38: PKN

yang kemudian disebut materialis karena sejarah dianggap ditentukan oleh syarat-syarat

produksi material. Jadi, Marx menggunakan istilah Marxisme bukan sebagai kepercayaan

bahwa hakikat seluruh realitas adalah materi, tetapi menunjuk pada faktor yang menentukan

sejarah, yaitu keadaan material manusia (cara manusia menghasilkan apa yang

dibutuhkannya untuk hidup) bukan pikiran manusia. Selain itu, Marx juga mengambil filsafat

dialektikanya GWF Hegel untuk mengembangkan konsepnya mengenai materialisme

historis. Dialektika Hegel ini menyatakan bahwa sesuatu hanya benar apabila dilihat dengan

seluruh hubungannya, yang semuanya terkait dalam satu gerak penyangkalan dan

pembenaran (tesis-antitesis-sintesis). Apapun merupakan kesatuan dari apa yang berlawanan,

hasil dari proses dialektis yang melalui negasi atau penyangkalan. Dalam menjelaskan

karakteristik penyangkalan dialektis ini, Hegel menggunakan istilah Jerman aufheben yang

mempunyai tiga arti: menyangkal/membatalkan, menyimpan dan mengangkat. Dengan

demikian, Hegel telah mengenalkan sebuah filsafat yang telah mempengaruhi pemikiran

Marx bahwa sesuatu pada dasarnya mengandung unsur kebalikan/negasinya (opposite).

Negasi dianggap sebagai penghancuran dari yang lama, sebagai hasil dari perkembangan

sendiri yang diakibatkan oleh kontradiksi-kontradiksi internal. Jadi, segala sesuatu bergerak

dari taraf yang rendah ke taraf yang lebih tinggi, atau dari keadaan yang masih sederhana kea

rah yang lebih kompleks. Inilah yang kemudian mendorong Marx untuk mengembangkan

filsafat materialisme dialektis.

Konsep materialisme dialektis ini, yang menyatakan bahwa setiap materi

menghasilkan negasi di dalam entitasnya, merupakan aspek utama yang mempengaruhi Marx

dalam menganalisa masyarakat, mulai dari permulaan zaman (primeval period) hingga

masyarakat dimana Marx berada, sehingga teori ini disebut Materialisme Historis. Karena

materi, oleh Marx, diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering disebut

‘analisa ekonomis terhadap sejarah’ (the economic interpretation of history). Marx

beranggapan bahwa perkembangan dialektis awalnya terjadi pada struktur bawah (basis)

masyarakat, yang nantinya menggerakkan struktur atas-nya (supra-struktur). Basis

masyarakat bersifat ekonomis dan tersusun atas dua aspek, yaitu cara berproduksi (teknik dan

alat-alat) dan relasi ekonomi (sistem kepemilikan, pertukaran dan distribusi barang).

Sementara itu, supra-struktur, yang berdiri diatas basis ekonomi, terdiri atas kebudayaan,

hukum, ilmu pengetahuan, kesenian, agama, dan ideologi.

Berdasarkan hukum dialektika, masyarakat telah berkembang menjadi masyarakat

kapitalis seperti dimana Marx berada. Gerak dialektis ini, yang disebabkan oleh kontradiksi

dari dua kelas utama dalam masyarakat, dimulai dari komune primitif, dimana mereka masih

Page 39: PKN

tidak mengenal kelas dan kepemilikan pribadi, menjadi sebuah masyarakat-kelas yang mulai

mengenal milik pribadi dan dan pembagian kerja, sehingga mengenal pula pembagian kelas-

kelas sosial. Dalam masyarakat-kelas yang pertama, masyarakat budak (the slave-society),

terjadi pertentangan/negasi antara kelas budak dan kelas pemilik budak, yang kemudian

secara dialektis menjadi masyarakat feodal (the feudalist-society) dan pada akhirnya

masyarakat kapitalis (the capitalist-society). Menurut materialisme historis ini, masyarakat-

kapitalis, terdesak oleh kontradiksi antara kaum kapitalis dan kaum proletar, akan

bertransformasi sebagai gerak dialektis terakhir menjadi masyarakat komunis (the

communist-society), dimana masyarakat-tanpa-kelas ini akan terlepas dari segala bentuk

kepemilikan pribadi, eksploitasi, opresi dan koersi.

Perkembangan Aliran Marxisme

Setelah kematian Marx pada 1883 serta disusul Engels pada 1895, perbedaan dan

konflik dalam penafsiran pemikiran Karl Marx justru semakin menguap ke permukaan di

dalam kalangan Marxis sendiri seperti Karl Kautsky, Rosa Luxemburg, Bernstein dan Lenin.

Perdebatan tersebut dipicu oleh wacana mengenai strategi bagaimana cara mewujudkan cita-

cita Karl Marx untuk menciptakan sebuah masyarakat Sosialis-Komunis.

Menurut Karl Kautsky, Marxis Ortodoks yang juga memformulasikan ide-ide Karl

Marx menjadi Marxisme serta salah seorang teoretisi Partai Sosial Demokrat (PSD) Jerman,

revolusi sosialis akan pecah dan kapitalisme akan runtuh dengan sendirinya karena sudah

menjadi hukum objektif sejarah. Hal ini tidak lepas dari teori evolusi Darwin yang

menyatakan organisme-organisme berkembang dengan sendirinya kearah bentuk yang lebih

tinggi, semata-mata karena faktor alami (mutasi dan seleksi). Sehingga, tambahnya, revolusi

tidak perlu dipersiapkan, tetapi ditunggu. Kaum proletar tidak perlu dipersiapkan untuk

kegiatan-kegiatan revolusioner, melainkan cukup diorganisasi agar mereka siap pada saat

kondisi ekonomis akan melahirkan revolusi.

Tetapi menurut Eduard Bernstein, yang juga salah satu wakil PSD Jerman,

Kapitalisme telah lolos dari prediksi Marx-Engels mengenai kehancurannya sendiri dengan

menyesuaikan diri terhadap kondisi masyarakat yang baru. Bernstein juga me-reformulasikan

gagasan Marx tentang basis dan bangunan atas yang meniscayakan sejarah sebagai

perkembangan ekonomi, dengan menambahkan pentingnya etika, dengan semboyannya

“Kembali ke Kant!”. Selain itu, dengan anggapan bahwa Kapitalisme telah mampu melewati

ramalan Marx-Engels, Bernstein kemudian lebih tertarik pada perencanaan dan perjuangan di

parlemen dalam mewujudkan sosialisme. Usaha Bernstein dalam mengadakan penyesuaian

Page 40: PKN

Marxisme dengan perkembangan ekonomi mutakhir inilah yang kemudian dicap

sebagai revisionisme.

Pertentangan antara Kautsky dengan Bernstein kemudian sedikit mencair seiring

dengan munculnya interpretasi baru mengenai Marxisme dari Vladimir Lenin, yang berhasil

mendirikan Republik Sosialis Uni Soviet (USSR) bersama partai Bolshevik-nya setelah

keberhasilan Revolusi Oktober 1917. Lenin lebih memilih perjuangan revolusioner melalui

sebuah partai revolusioner yang terdiri dari kader-kader partai yang revolusioner pula.

Sehingga, partai perlu dipimpin dan diorganisir oleh kaum intelektual guna selalu

menyalakan kesadaran revolusioner dalam tubuh proletariat karena kaum proletar dapat

dengan mudah dibusukkan oleh opresi ideologis kaum borjuis, seperti kenaikan upah dan

segala macam perbaikan sosial. Interpretasi baru Marxisme oleh Lenin inilah yang kemudian

melahirkan aliran baru Marxisme-Leninisme.

2. Sosialisme

Sosialisme (diucapkan / soʊ̯TʃəɫɪzmY /) adalah paham yang bertujuan membentuk negara

kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.

Sistem ekonomi di mana alat-alat produksi yang umum atau yang biasa dimiliki dan

dikendalikan kooperatif, atau filsafat politik menganjurkan sistem seperti. Sebagai bentuk

organisasi sosial., Sosialisme didasarkan pada kooperatif hubungan sosial dan self-

manajemen; relatif sama kekuasaan-hubungan dan pengurangan atau penghapusan hierarki

dalam pengelolaan urusan ekonomi dan politik.

Ekonomi sosialis didasarkan pada produksi untuk digunakan dan alokasi langsung

masukan ekonomi untuk memenuhi tuntutan ekonomi dan kebutuhan manusia (nilai guna);.

Akuntansi didasarkan pada kuantitas fisik sumber daya, beberapa besaran fisik, atau ukuran

langsung waktu kerja. Barang dan jasa untuk konsumsi didistribusikan melalui pasar, dan

distribusi pendapatan didasarkan pada prinsip merit individu / kontribusi individu.

Sebagai gerakan politik, sosialisme mencakup beragam filsafat politik, mulai dari reformisme

ke sosialisme revolusioner. Negara sosialis arus advokat sosialisme untuk nasionalisasi alat-

alat produksi, distribusi dan pertukaran sebagai strategi untuk menerapkan sosialisme,

sedangkan demokrat sosial advokat kontrol publik modal dalam kerangka ekonomi pasar.

Sosialis libertarian dan anarkis menolak menggunakan negara untuk membangun

sosialisme, sosialisme yang akan berdebat, dan harus, baik timbul secara spontan atau

dibangun dari bawah ke atas menggunakan strategi kekuasaan ganda. Mereka

mempromosikan pekerja kepemilikan langsung dari alat-alat produksi alternatif melalui

Page 41: PKN

sindikat independen, demokrasi di tempat kerja, atau koperasi pekerja. Ciri utama sosialisme

adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor

pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap

ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal. Sosialisme yang kita kenal

sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke 19.

Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri,

perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

Sosialisme modern berasal dari gerakan kelas intelektual abad ke-18 dan bekerja

politik yang mengkritik efek industrialisasi dan properti pribadi di masyarakat. Sosialis utopis

seperti Robert Owen (1771-1858), mencoba untuk menemukan mandiri komune dengan

memisahkan diri dari masyarakat kapitalis. Henri de Saint Simon (1760-1825), yang

menciptakan istilah socialisme, teknokrasi menganjurkan dan perencanaan industry Saint-

Simon, Friedrich Engels dan Karl Marx menganjurkan terciptanya masyarakat yang

memungkinkan untuk aplikasi luas dari teknologi modern untuk. merasionalisasi kegiatan

ekonomi dengan menghilangkan anarki produksi kapitalis yang menghasilkan ketidakstabilan

dan krisis siklus overproduksi.

Sosialis terinspirasi oleh model Soviet pembangunan ekonomi, seperti Marxis-

Leninis, telah menganjurkan penciptaan pusat ekonomi terencana diarahkan oleh negara

partai tunggal yang memiliki alat produksi. Lainnya, termasuk Yugoslavia, Hungaria, Jerman

Timur dan pemerintah komunis China pada 1970-an dan 1980-an, melembagakan berbagai

bentuk sosialisme pasar. Menggabungkan model kepemilikan koperasi dan negara dengan

pertukaran pasar bebas dan sistem harga bebas (tapi tidak harga gratis untuk alat-alat

produksi).

Titik berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran

pemikiran / paham tidak dapat dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”.

Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara

kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi

terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang

bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-

menolong.

3. Fasisme

Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan, Nama  fasisme diambil daribahasa

Italia, fascio, yang berarti "kelompok politik". Sedangkan dari bahasa Latin, fascis, yang

Page 42: PKN

berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini, tengahnya membentuk dan pada

zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini

merupakan simboldaripada kekuasaan pejabat pemerintah. Fascis ini melangbangkan otoritas

sebuah kaum/golongan. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut

hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan

bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan

bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur

terhadap suatu golongan atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis,

Negara bukan ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah

membentuk organisasi Negara, maka negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi

jiwa rakyat. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat

di seluruh dunia pada perang dunia.

Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :

1. Rasisme

Rasisme diartikan sebagai paham  yang menerapkan penggolongan atau pembedaan

ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai

paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan

tertentu.

2. Militerisme

Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya

terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan

militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem

ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer

dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam

dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.

3. UltraNasionalis

Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri)

secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali

memancing pertengkaran/peperangan.

4. Imperialisme

Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk

kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai"

Page 43: PKN

disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan

kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.

Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat

manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti

kubudayaan, agama, ras.

Unsur-unsur pokok dalam Ideologi Fasisme

Terdapat beberapaUnsur pokok /ciri khas dalam pelaksanaan  Ideologi Fasisme ini,

yaitu sebagai berikut :

Keunggulan Ideologi Fasisme

Memiliki rasa kesatuan nasional

Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan kesatuan dan

kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga

rasa serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak

mengalami gangguan. jika terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan

dimusnahkan untuk mempertahankan kesatuan tersebut.

 Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.

Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan yang begitu ketan

dan mereka  menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat gunaan. Ideologi Fasisme juga

menentukan semua keinginan badan administrasi dan merangkup segala bidang populasi.

Diktator sangat mudah dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi

tampa mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini  bisa menghapuskan

pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan

menyelenggarakan kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah

pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem pemerintahan

maupun ekonomi.

Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat

Ideologi Fasisme  sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala ataupun

dalampengambilan keputusan, terutama  keadaan darurat daripada Ideologi ini  bisa dengan

segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara

langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak padaturunnya

keputusan pemerintah

Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli

Page 44: PKN

Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang terkuat,

maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme adalah orang yang

unggul  dan dengan mudah dan sukses, menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem

pemerintahan  yang tangkas, berdaya guna,  setia.

4. Nazisme

Nazi, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus), merujuk

pada sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman,

Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah

kepemimpinan Adolf Hitler. Kata ini juga merujuk pada kebijakan yang dianut oleh

pemerintahan Jerman pada tahun 1933—1945, sebuah periode yang kemudian dikenal

sebagai Jerman Naziatau Reich Ketiga. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional

Sosialisme atau Nationalsozialismus di bahasa Jerman. Sampai hari ini orang-orang yang

berhaluan ekstrem kanan dan rasisme sering disebut sebagai Neonazi (neo = "baru"

dalam bahasa Yunani).

Partai yang semula bernama Partai Pekerja Jerman (DAP) ini didirikan pada tanggal 5

Januari 1919 oleh Anton Drexler. Hitler kemudian bergabung dengan partai kecil ini pada

bulan September 1919 dan menjadi pemimpin propaganda, mengubah nama partai itu (1

April 1920), dan menjadi pemimpin partai pada tanggal 29 Juli 1921. Nazisme bukanlah

sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi dari berbagai ideologi dan kelompok yang

memiliki kesamaan pendapat tentang penentangan Perjanjian Versailes dan kebencian

terhadap Yahudi dan Komunis yang dipercaya berada di balik perjanjian tersebut.

Berikut adalah artikel mengenai arti lambang Nazi yang saya kutip dari berbagai

sumber. Artikel ini hanya sekedar untuk menambah pengetahuan bukan untuk maksud

tertentu. Swastika itu sendiri diambil dari kalimat sangsekerta "Svastika" Dari penggalan-

pengalan hurufnya “su” artinya baik, “asti” artinya menjadi dan “ka” artinya akhiran.

Sebelum Nazi menggunakan simbol ini, swastika digunakan untuk mewakili kehidupan,

matahari, kekuatan dan nasib baik. Bahkan di awal abad ke-20, swastika masih memiliki arti

yang positif. Contohnya, lambang ini digambarkan di kartu pos, koin dan gedung. Malah

pada saat Perang Dunia I, swastika dipakai di jahitan punggung Divisi Amerika ke-45 dan

Angkatan Udara Florida sampai Perang Dunia II.

Page 45: PKN

Arti dari bendera Nazi tersebut adalah :

- Warna merah : merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan

- Warna Putih : melambangkan ide Nasionalis

Sedangkan lambang swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas

kemenangan bangsa Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif

yang mereka kerjakan. arena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan dan

melakukan berbagai macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai

inipun jadi ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya berkonotasi positif

menjadi negatif. Setiap melihat bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu

mengidentikkan dengan Nazi dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian,

kekerasan, kematian dan pembunuhan.

Tidak bisa kita pungkiri, Pada jaman dahulu selalu menggunakan imajinasi dengan

satu kesatuan sejarah dari jaman sebelumnya. Jadi bilamana memang Nazi itu ada pada tahun

1920 maka symbol dari bendera itu akan mengambil jauh kebelakang dari waktu itu. Dan

bilamana memang seperti itu yang terjadi adalah symbol itu merupakan transformasi dari

symbol-symbol yang sudah ada pada jaman sebelumnya. Simbol tersebut, yang dikenal

dengan Swastika atau Svasti adalah simbol suci dalam tradisi Hindu. Simbol yang

melambangkan kesucian ini tidak hanya ada di dalam tradisi Hindu saja, Budha contohnya, di

temukan beberapa patung suci Budha yang mengenakan kalung dengan anak kalungnya

berupa simbol tersebut. Swastika pernah (dan masih) mewakili hal-hal yang bersifat luhur

Page 46: PKN

dan sakral, terutama bagi pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk kepercayaan Gallic-

Roman (yang altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan roda), pemeluk kepercayaan

Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit), pemeluk kepercayaan Slavia kuno

(swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog) maupun bagi orang-orang Indian suku

Hopi serta Navajo (yang menggunakan simbol itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena

serta tubuh Apollo, dewa dan dewi Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.

Jadi sebenarnya simbol tersebut adalah lambang ke agungan dan kesucian. Kesucian

yang harus terus berada di jalan yang lurus, adil dan seimbang tanpa memihak siapapun juga

kecuali keadialan dan kebenaran itu sendiri. Ketika kesucian dan kebenaran sudah tidak lurus

lagi, maka tak jarang kesucian dan kebenaran hanyalah sebagai tameng untuk menutupi

kekejaman yang luar biasa. Mungkin hal tersebutlah yang mengakibatkan lazi memiliki

lambang tersebut tapi miring kekiri sekitar 45 derajat.

Pada tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan Partai Nazi membutuhkan simbol dan

bendera sendiri. Bagi Hitler, bendera merupakan simbol bagi perjuangan mereka. Tanggal 7

Agustus 1920 saat Kongres Salzburg, bendera dengan lambang swastika menjadi simbol

resmi Partai Nazi. Hitler mendeskripsikann arti dari bendera tersebut, arti warna merah

merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan, warna putih melambangkan ide nasionalis,

sedangkan lambang swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan

bangsa Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang mereka

kerjakan. Karena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan dan melakukan berbagai

macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai inipun jadi ternoda. Arti

simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap

melihat bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan dengan Nazi

dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian, kekerasan, kematian dan pembunuhan.

Page 47: PKN

Bagaimana Arti Simbol Swastika Sekarang?

Hitler dengan lambang Nazinya

Pada waktu lampau, arah dari swastika menyebabkan simbol ini memiliki arti yang

berbeda. Arah swastika yang searah jarum jam memiliki arti kesehatan dan kehidupan,

sedangkan swastika yang berlawanan arah jarum jam berarti nasib buruk atau

ketidakberuntungan. Namun sejak Nazi menggunakan simbol swastika yang searah jarum

jam maka orang mengubah pengertian sebelumnya menjadi sebaliknya.

Swastika dan Agama Hindu dan Budha

Saat ini, arti dari swastika masih menjadi polemik yang tak berujung ditengah

masyarakat dunia. Bagaimana bisa satu simbol memiliki dua arti yang saling bertolak

belakang? Namun hal ini membuat sebagian kalangan yang menggunakannya sebagai simbol

keagamaan menjadi terkena imbasnya. Di Agama Hindu dan Budha lambang swastika

merupakan simbol suci yang biasa digunakan untuk melambangkan kehidupan dan

keberuntungan. Orang-orang yang tidak mengetahui arti asli dari swastika terkadang sangat

skeptis dengan simbol ini. Padahal sebenarnya Nazi-lah yang mengambil keuntungan dari

Page 48: PKN

simbol swastika dan menggunakannya dalam praktek-praktek yang tidak

berperikemanusiaan.

Swastika termasuk simbol paling populer di dunia. Gambar berbentuk mirip tanda

plus yang ujungnya menikung membentuk baling-baling, dikenal sabagai simbol Nazi.

Setelah digunakan oleh Hitler sebagai simbol partainya itu, swastika menjadi lekat dengan

Nazi. Ini menjadi perubahan yang sangat ekstrem bagi swastika.

Sejatinya swastika adalah simbol kuno yang sudah dipakai sekitar 3.000 tahun lalu.

Simbol ini mirip dengan simbol yang digunakan masyarakat Mesir kuno, bernama Ankh.

Situs history1900s.about.com menuliskan bahwa simbol seperti ini umum digunakan sebagai

hiasan gerabah serta koin pada sekitar 1.000 tahun sebelum masehi. Selama ribuan tahun

kemudian, simbol ini menjadi gambar yang bisa dikatakan universal. Tak hanya digunakan

oleh masyarakat Mesir kuno, simbol swastika juga dipakai masyarakat Cina, Jepang, India,

juga Eropa bagian selatan. Artinya, selama ribuan tahun sebelum Hitler lahir, simbol ini

sudah sangat populer di dunia.

Di abad pertengahan memang swastika sudah digunakan berbagai wilayah dengan

nama yang berbeda satu sama lain. Di Cina, simbol ini diberi nama wan, di Inggris disebut

fylfot, warga Jerman menyebutnya hakenkreuz, dan di Yunani dinamakan tetraskelion and

gammadion. Sedang nama swastika berasal dari bahasa sansekerta. Simbol ini memang juga

dipakai warga India, tempat bahasa sansekerta tumbuh. Konon, warga asli benua Amerika

juga menggunakan simbol ini, meski tidak menyebutnya dengan nama spesifik. Di masa

Perang Dunia I, simbol ini masih terlihat di bahu pasukan Amerika yang tergabung dalam

American 45th Division. Simbol ini juga banyak digunakan di kemasan rokok, gedung, juga

kartu pos. Begitu populernya simbol ini, mendorong Nazi yang mulai mengambil tampuk

kekuasaan Jerman sejak tahun 1933, untuk menjadikan swastika sebagai simbol utamanya. Di

zaman modern, simbol ini kemudian lebih banyak dikenal sebagai simbol partai Nazi. Tak

hanya itu, simbol swastika juga kemudian dimaknai secara negatif.

Padahal, hingga awal tahun 1900an, simbol ini punya makna yang positif. Swastika

lebih diartikan sebagai simbol keberuntungan, kekuatan, semangat, matahari, juga simbol

kehidupan. Banyak pihak menggunakan simbol tersebut untuk memompakan semangat dan

energi positif dalam dirinya.

Istilah swastika sendiri berasal dari bahasa sansekerta su yang berarti baik dan asti

yang berarti menjadi. Sedangkan ka dalam istilah tersebut merupakan imbuhan. Jika

disatukan, istilahnya menjadi swastika yang berarti menjadi baik.

Page 49: PKN

Lalu bagaimana kisahnya swastika kemudian menjadi simbol Nazi? Hingga awal

tahun 1800an, Jerman masih menjadi kekaisaran yang tidak punya simbol pemersatu yang

kuat. Hingga tahun 1871, Jerman belum menjadi satu negara yang bersatu. Swastika juga

dianggap sebagai warisan suku Indian yang dipercaya sebagai asal muasal ras Arya,

penduduk asli Jerman.

Untuk menghindari ancaman perpecahan, kemudian kelompok nasionalis Jerman

menjadikan swastika sebagai simbol pemersatunya. Secara resmi, simbol tersebut kemudian

digunakan oleh Liga Senam Jerman. Swastika menjadi semakin populer di Jerman. Di awal

abad ke-20, simbol ini menjadi mudah sekali ditemukan di Jerman.

Di tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan partainya, Nazi memerlukan simbol dan

bendera yang mewakili semanngat perjuangan dan mudah dikenali. Akhirnya, pada 7

Agustus 1920, dalam Kongres Salzburg, Nazi menetapkan swastika sebagai simbol dan

sekaligus bendera partai. Dalam bukunya, Mein Kampf, Hitler menggambarkan bahwa dalam

bendera Nazi terlihat simbol warna merag sebagai ide gerakan sosial, putih sebagai ide

nasionalisme, dan swastika sebagai simbol perjuangan bagi ras Arya untuk meraih

kemenangan.

Page 50: PKN

Kesimpulan

NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila, menegakkan asas kedaulatan rakyat dan

negara hukum berkewajiban menegakkan asas-asas normatif konstitusional di atas ( Pasal 7a

sampai dengan Pasal 7e ) sebagai tindakan membendung gerakan separatisme ideologi dari

kaum marxisme, komunisme, atheisme (neo PKI, KGB, PRD, Papernas), termasuk politik

supremasi ideologi neo liberalisme, neokapitalisme yang bermuara sebagai neoimperialisme.

Bangsa Indonesia  mutlak memperjuangkan untuk menegakkan NKRI sebagai sistem

kenegaraan Pancasila dengan membudayakan sistem demokrasi (berdasarkan) Pancasila dan

ekonomi nasional (ekonomi kerakyatan) berdasarkan Pancasila.

Bangsa Indonesia berkewajiban menyelamatkan NKRI dalam integritasnya sebagai sistem

kenegaraan Pancasila (terjabar dalam UUD Proklamasi 45) yang menjamin manusia, warga

negara dan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya, adil, beradab dan bermartabat.

Page 51: PKN

Saran

Kepada segenap kelembagaan negara untuk menegakkan sistem kenegaraan Pancasila

dengan menegakkan UUD Proklamasi 45 secara murni. Hanya dengan membudayakan asas

filosofis, ideologis dan konstitusional yang diamanatkan UUD Proklamasi 45 bangsa

Indonesia menegakkan sistem kenegaraan Pancasila yang bermoral Pancasila sebagai

intergritas dan martabat nasional.

Budaya dan praktek politik neoliberalisme dan neo imperialisme sebagai mana juga ajaran

ideologi marxisme, komunisme, atheisme dalam dinamika globalisasi, liberalisasi dan

postmodernisme dapat menggoda dan melanda integritas sistem kenegaraan

Pancasila sebagaimana fenomena runtuhnya negara adidaya Uni Soviet 1989 Liberalisme,

kapitalisme, apalagi marxisme, komunisme, atheisme bukanlah pembela dan penegak HAM,

melainkan mengancam integritas dan moral kemanusiaan serta peradaban masa depan karena

manusia demikian dengan watak neo imperialisme dan komunisme, atheisme sesungguhnya

bukanlah kepribadian manusia yang bermartabat, karena mereka bukanlah menegakkan dan

membudayakan nilai (dasar negara) Pancasila, melainkan mereka dapat meruntuhkan

martabat manusia dengan budaya sekularisme yang tidak sejiwa dengan ideologi Pancasila.

Demikian pula ideologi marxisme, komunisme, atheisme yang bertentangan dengan dasar

negara Pancasila, karenanya mengancam integritas sistem kenegaraan Pancasila yang

beridentitas theisme religious.

Page 52: PKN

DAFTAR PUSTAKA

http://webikhwan.blogspot.com/2012/09/kedudukan-fungsi-serta-implementasi.html

http://www.g-excess.com/37759/kedudukan-pancasila-sebagai-dasar-negara/

http://putracenter.net/2010/04/05/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa/

http://jakarta45.wordpress.com/2008/11/20/eka-prasetya-pancakarsa/

http://gagasanardi.wordpress.com/2008/04/05/mengenal-partai-politik/(17April 2010, 09.08)

http://grupsyariah.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai-konteks-

sejarah.html#ixzz2EnOJde00