109
POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Natalia Putri Arumsari NIM : 128114146 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN

MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN

KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Natalia Putri Arumsari

NIM : 128114146

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

i

POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN

MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN

KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Natalia Putri Arumsari

NIM : 128114146

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Persetujuan Pembimbing

POLA DAI{ MOTTVASI PENGGT]NAAN OBAT I]NTI]K PENGOBATAI\IMANDIRI DI KALAITGAI\I MASYARAKAT DESA DIENG KECAMA'TAI\I

KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

Skripsi yang diajukan oleh:

NataliaPuti Arumsari

NIhlI: 128114L46

Telah disetujui oleh:

ranggal .. *P'-.N.W.qmh*..*P. .t5

Pembimbing Utama

tuAris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

1t

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Pengoorh*n Skrip*i Beriudul

P'OLA I}AIII MOTTYASI PENGGI,I{AAI\T OBAT ITNTI,K PENGOBATANMANI}Iil I}I KALANGANT MASYARAKAT }ESADIENG KECAMATAI{

KATAJAR KABIJPATEN WONOSOBO JAWA TtrNGAII

Oleh:

NataliaPuni Anrmsai

NIM : l28t 14146

Panitia P€r€r4ii Skripsi

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

2. Ipang Djunrko, M.Sc., ^Apt

3. Dita tvlaria Virgini4 lvLsc., Apt

tll

5#qeffi,."#

tr@ffi##$

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

PERNYATAAI\ KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sestrngguhnya bahwa slripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagran karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undanganyang berlaku.

Yoryakarta, 25 November 201 5

Penulis

r0\EeNatalia Futri Arumsari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

't

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPTJBLIKASI KARYA ILMIAII LINTUK KEPENTINGAN AKAI}Eh{IS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Natalia Putri Arumsari

NomorMahasiswa : 1281T4146

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

POLA DAN MOTTVASI PENGGT]NAAN OBAT I]NTUKPENGOBATANMANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA DTENG KECAMATAN

KEJAJAR KABT}PATEN WONOSOBO JAWA TENGAHbeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, ffio-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Padatanggal :25 Januari 2016

Yang menyatakan

rd,,#"( Natalia Putri Arumsari )

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

vii

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Allah Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan

Maha Penyayang atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “POLA DAN MOTIVASI

PENGGUNAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI

KALANGAN MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR

KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH” dengan baik. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata

Dharma, Yogyakarta, pembimbing utama dan dosen penguji yang telah

memberikan informasi, bimbingan, pengarahan, saran, nasehat, dan koreksi

selama pelaksanaan penelitian.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan kritik dan saran, serta dukungan bagi penulis dalam

menyelesaikan naskah skripsi ini.

3. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan kritik dan saran, serta dukungan bagi penulis dalam

menyelesaikan naskah skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

viii

4. Bapak Jeffry Julianus, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan dukungan, masukan dan motivasi dari awal perkuliahan

hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang telah menyetujui pelaksanaan

penelitian dan memberikan ethical clearance.

6. Bapak Kepala Kecamatan Kejajar yang membantu memberikan informasi

dalam menentukan lokasi penelitian.

7. Bapak Kepala Desa Dieng yang membantu selama pengambilan data

penelitian.

8. Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah yang telah bersedia mengikuti penelitian dari awal sampai akhir.

9. Bapak Stefanus Mardjono dan Ibu Christina Asiati yang telah memberikan

cinta, kasih sayang, doa, dukungan, teladan dan kepercayaan kepada penulis

sehingga penulis berhasil menyelesaikan penelitian ini.

10. Kedua kakak penulis, mas Robertus Dhamar Mudho Prasetyo dan Robertus

Wahyu Fajar Sasongko, terima atas dukungan yang tak henti-hentinya

diberikan kepada penulis dan selalu menjadi panutan bagi penulis.

11. Yohanes Arsadewa, terimakasih untuk segala dukungan, semangat, motivasi,

doa dan cinta tiada henti yang diberikan kepada penulis.

12. Sahabat terbaik yang pernah ada: S Intan Ary Prayogi, Nadia Sanaz Agatha,

Rifky Wilyan Dea Riswazy, Ayu Ismi Kartikasari, Dika Rachmawati, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

ix

Wahyu Teguh Santoso. Terimakasih untuk suntikan semangat yang diberikan

dan selalu ada dalam suka maupun duka sampai saat ini.

13. Teman-teman sekelompok penelitian dan seperjuangan sekaligus keluarga

bagi penulis: Lusia Jois Mariana, Veronika Purba dan Yenni Mardiati

Pasaribu. Terimakasih untuk dukungan, semangat, motivasi, dan suka duka

selama ini.

14. Keluarga Cemara: Cyndi, Yeni, Lusia, Maria, Boni, Sisca, Atik, Adit, Nanda,

Mona, Trisna, Vero, Rahayu, Rury, Satrio, Sona, Itin, dan Ida. Terimakasih

atas keceriaan, kebersamaan dan semangat luar biasa yang selalu diberikan

pada penulis.

15. Teman-teman KKN Angkatan L Universitas Sanata Dharma Kelompok 21

Watugajah, Yasinta Osy Petriana, Ruth Dewi Santana, dan Tamara Anjani

Utomo. Senang bisa mengenal kalian, terimakasih semangatnya!

16. Teman-teman kelas FSM D 2012 dan FKK B 2012, terimakasih atas segala

perjuangan yang telah kita lewati bersama dalam proses belajar ini.

Pengalaman yang sangat luar biasa mengenal kalian semua.

17. Teman-teman farmasi angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma yang luar

biasa, terimakasih untuk setiap perjuangan, semangat, motivasi dan

kebersamaan kita selama ini.

18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis hingga

penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

INTISARI ......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ....................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

1. Perumusan masalah .................................................................. 4

2. Keaslian penelitian ................................................................... 5

3. Manfaat penelitian .................................................................... 7

a. Manfaat teoritis .................................................................... 7

b. Manfaat praktis .................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xi

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

1. Tujuan umum............................................................................ 7

2. Tujuan khusus ........................................................................... 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 9

A. Pengobatan Mandiri .......................................................................... 9

B. Obat ................................................................................................... 12

1. Obat Bebas (OB) ...................................................................... 13

2. Obat Bebas Terbatas (OBT) ..................................................... 13

3. Obat Keras (OK)....................................................................... 14

4. Obat Wajib Apotek (OWA)...................................................... 15

C. Pola Penggunaan Obat ..................................................................... 16

D. Motivasi ........................................................................................... 21

E. Keterangan Empiris ........................................................................ 22

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 23

B. Variabel Penelitian ............................................................................ 23

C. Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 24

D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian ............................................. 24

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 26

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 26

G. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 27

H. Instrumen Penelitian ........................................................................ 28

I. Tata Cara Penelitian......................................................................... 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xii

1. Studi Pustaka ............................................................................ 28

2. Penentuan Lokasi Penelitian..................................................... 28

3. Perizinan dan Etika Penelitian .................................................. 29

4. Pembuatan Panduan Wawancara .............................................. 30

5. Pengumpulan Data.................................................................... 30

6. Pengolahan Data ....................................................................... 31

J. Analisis Hasil ................................................................................... 31

1. Hasil data karakteristik ............................................................. 31

2. Hasil data kualitatif................................................................... 32

K. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 33

A. Karakteristik Responden ................................................................... 33

1. Usia ........................................................................................... 34

2. Jenis kelamin ............................................................................ 34

3. Jenis pekerjaan.......................................................................... 35

4. Status pernikahan...................................................................... 35

5. Pendidikan terakhir ................................................................... 36

6. Pendapatan per bulan ................................................................ 37

B. Pola Penggunaan Obat untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan

Masyarakat Desa Dieng .................................................................... 38

1. Frekuensi penggunaan dalam satu bulan terakhir .................... 38

2. Lokasi pembelian obat .............................................................. 40

3. Jarak pembelian obat ................................................................ 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xiii

4. Harga obat ................................................................................ 43

5. Pengguna obat untuk pengobatan mandiri ............................... 44

6. Nama-nama obat ....................................................................... 45

7. Frekuensi dalam mengkonsumsi obat ...................................... 47

8. Cara pemakaian obat ................................................................ 48

9. Bentuk-bentuk obat .................................................................. 49

10. Keluhan/sakit yang diobati ....................................................... 50

11. Pengalaman penggunaan obat sebelumnya .............................. 52

12. Efek samping yang dirasakan................................................... 52

13. Sumber informasi ..................................................................... 53

14. Frekuensi kesembuhan ............................................................. 55

C. Motivasi Penggunaan Obat untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan

Masyarakat Desa Dieng .............................................................. .... 56

1. Alasan memilih obat untuk pengobatan mandiri ...................... .56

2. Alasan menggunakan obat untuk mengatasi penyakit yang

dialami dibandingkan memeriksakan diri ke

puskesmas/RS/dokter ............................................................... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Saran ................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62

LAMPIRAN ..................................................................................................... 68

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Responden ..................................................................... 33

Tabel II. Jarak pembelian obat untuk pengobatan mandiri ................................ 42

Tabel III. Frekuensi harga obat untuk pengobatan mandiri ................................. 44

Tabel IV. Nama-nama obat untuk pengobatan mandiri ....................................... 46

Tabel V. Frekuensi konsumsi obat untuk pengobatan mandiri .......................... 47

Tabael VI. Cara pemakaian obat untuk pengobatan mandiri ................................ 48

Tabel VII. Keluhan/sakit yang dialami responden ................................................ 51

Tabel VIII. Efek samping obat yang dirasakan ...................................................... 53

Tabel IX. Persentase sumber informasi obat ....................................................... 54

Tabel X. Persentase alasan memilih obat ........................................................... 57

Tabel XI. Persentase alasan tidak memeriksakan diri ke dokter/RS ................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lambang obat bebas (OB)........................................................................ 13

Gambar 2. Lambang obat bebas terbatas (OBT) ........................................................ 14

Gambar 3. Lambang obat keras (OK) ........................................................................ 15

Gambar 4. Skema pencarian subjek penelitian .......................................................... 25

Gambar 5. Skema kajian penelitian payung ............................................................... 27

Gambar 6. Frekuensi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri dalam satu bulan

terakhir .................................................................................................... 39

Gambar 7. Presentase lokasi pembelian obat ............................................................. 40

Gambar 8. Presentase pengguna obat untuk pengobatan mandiri ............................. 45

Gambar 9. Persentase bentuk-bentuk obat untuk pengobatan mandiri ...................... 50

Gambar 10. Frekuensi pengalaman penggunaan obat sebelumnya untuk pengobatan

mandiri ..................................................................................................... 52

Gambar 11. Presentase kesembuhan responden......................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Farmasi ......................... 69

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Daerah DIY ................................. 70

Lampiran 3. Ethical Clearance............................................................................... 71

Lampiran 4. Informed Consent ............................................................................... 72

Lampiran 5. Panduan Wawancara .......................................................................... 74

Lampiran 6. Peta Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah ................................................................................................ 79

Lampiran 7. Daftar OWA No.1, OWA No.2 dan OWA No.3 ................................ 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xvii

INTISARI

Pengobatan mandiri adalah upaya dalam mengobati gejala sakit tanpa

nasehat dokter. Pengobatan mandiri menggunakan obat sudah menjadi kebiasaan

masyarakat sebagai alternatif untuk mengatasi sakit bagi diri sendiri dan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola dan motivasi penggunaan

obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan

rancangan cross sectional. Responden penelitian adalah masyarakat setempat

yang berusia ≥18 tahun, dipilih secara accidental sampling dan pernah melakukan

pengobatan mandiri menggunakan obat sebulan terakhir dan bersedia

diwawancarai. Data karakteristik responden dianalisis menggunakan statistik

deskriptif dan data kualitatif hasil wawancara diolah secara content analysis.

Pola penggunaan obat dengan frekuensi 1x dalam sebulan. Obat

diperoleh di warung terdekat dengan jarak dan harga yang dapat dijangkau.

Pengobatan mandiri banyak dilakukan untuk diri sendiri. Bentuk obat yang

dikonsumsi adalah tablet dengan Bodrex® dan Paramex® paling banyak

digunakan untuk keluhan pusing. Penggunaan dengan diminum langsung dan obat

tidak menimbulkan efek samping sehingga sembuh setelah menggunakan. Sumber

informasi diperoleh dari TV (iklan). Pengalaman penggunaan obat sebelumnya

sudah pernah dilakukan. Motivasi penggunaan obat adalah merasa cocok dan

untuk mengatasi penyakit ringan sehingga tidak memeriksan diri ke dokter.

Kata kunci: pengobatan mandiri, obat, pola penggunaan, motivasi, masyarakat

Desa Dieng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

xviii

ABSTRACT

Self medication is an attempt to treat the symptom of illnesses without

doctor’s advice. Self medication using medicine has become the habit of people to

treat illnesses for themselves and their family. The aim of this study is to identify the

pattern and motives of self medication using medicines among people at Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

This study was an observational, with desciptive design and cross sectional

design. Subject of the study were people with age ≥18 years old, selected using

Accidental sampling and have ever done self medication using medicine for the last 1

month and willing to be interviewed. Subject characteristic were analyzed using

descriptive statistic and qualitative data from interview were analyzed by Content

Analysis.

The pattern of using medicine is 1x in a month. Medicines were acquied

from nearby store. Self medication mostly done for themselves. Medicines that are

use for self medication are Bodrex® dan Paramex® mostly use for treating

headache. Those drugs was used directly and there was no side effects, so subjects

were cured after taking drugs.

The information was acquired from TV(commercial). Medicines use have ever been

done. Motive for using medicines for self medication is beacause they feel that the

drug is suitable for treating the illnesses, so they don’t have to go to doctor.

Key words: self medication, medicine, patterns, motivations, people at Desa Dieng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sehat merupakan impian ideal setiap manusia. Oleh sebab itu, tidak

mengherankan jika tidak sedikit orang saat ini yang berupaya menjalani hidup

sehat dengan menerapkan prinsip “Lebih baik mencegah datangnya penyakit

daripada mengobati” (Zeenot, 2013). Dewasa ini masyarakat sudah lebih

menyadari kesehatan diri dan keluarganya sehingga dirasakan adanya kebutuhan

informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat-obat yang dapat dibeli

bebas di apotik atau toko obat secara aman dan tepat guna bagi pengobatan sendiri

(Tan dan Rahardja, 2010).

Salah satu kebiasaan manusia yang diwarisi dari nenek moyangnya ialah

melakukan pengobatan mandiri jika menderita sakit. Pengobatan mandiri di

Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional atau jamu dan obat-

obat paten baik dari golongan obat bebas maupun golongan obat bebas terbatas

(Sartono, 1993). Dengan meningkatknya pendidikan dan kesadaran masyarakat

akan kesehatan, penggunaan obat dalam rangka pengobatan sendiri (self-

medication atau self-care) yang juga merupakan salah satu unsur dari

Kebijaksanaan Obat Nasional akan meningkat (Tan dan Rahardja, 2010).

Pengobatan mandiri merupakan tindakan mengobati diri sendiri dengan

menggunakan obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan

(minor illness) secara tepat dan bertanggung jawab (Holt dan Hall, 1990).

Penelitian yang dilakukan oleh Widayati (2012) mengungkapkan bahwa self care,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

2

terutama melakukan penyembuhan tanpa obat, istirahat dan pengobatan mandiri

dengan produk herbal tradisional merupakan pilihan utama masyarakat urban

dalam upaya pencarian pengobatan.

Pelaksanaan pengobatan mandiri didasari oleh pemikiran bahwa

pengobatan mandiri cukup mengobati masalah kesehatan yang dialami tanpa

melibatkan tenaga kesehatan. Hasil Susenas tahun 2009, Badan Pusat Statistik

mencatat bahwa terdapat 66% orang sakit di Indonesia yang melakukan

pengobatan mandiri (Kartajaya dkk, 2011).

Berdasarkan Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon (Meriati dkk, 2013)

dituliskan bahwa pengobatan mandiri menjadi alternatif yang diambil masyarakat

untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya

pengobatan mandiri dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan

(medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan

penggunaannya.

Sekarang ini dimanapun dia berada, konsumen akan berusaha mengatasi

sendiri masalah kesehatannya yang sifatnya sederhana dan umum diderita.

Masyarakat melakukan hal itu karena cara ini dianggap lebih murah dan lebih

praktis. Mereka sering merasa kondisi yang dirasakannya belum memerlukan

pemeriksaan ke tenaga kesehatan, atau karena memang mereka tidak mempunyai

kesempatan atau tidak ada pilihan lain (InfoPOM, 2004).

Satibi dan R.A. Oetari (2001), dalam penelitiannya menuliskan bahwa

pengobatan sendiri mempunyai beberapa kerugian jika tidak didasari pengetahuan

yang cukup mengenai obat. Seperti peristiwa salah dalam penggunaan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

3

sehingga keracunan, akibat kesalahan diagnosa terhadap penyakit yang diderita.

Disamping bahaya tersebut pengobatan sendiri juga mempunyai beberapa

keuntungan, antara lain: biaya yang dikeluarkan pasien relatif murah, sehingga

menurunkan biaya pelayanan kesehatan.

Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), motivasi adalah keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai suatu tujuan, dimana seseorang akan mewujudkan suatu

tingkah laku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.

Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri

organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Berdasarkan

pendapat diatas disebutkan bahwa motivasi dapat menyebabkan seseorang

melakukan tingkah laku (Nurdiyana, dkk 2010).

Desa Dieng merupakan salah satu desa di kawasan wisata alam

pegunungan di dataran tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa

Dieng merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa yang berada di ketinggian 2100

mdpl. Desa Dieng terletak di lembah yang dikelilingi oleh beberapa bukit. Untuk

akses kesehatan sendiri, seperti puskesmas dan apotek berada di luar Kecamatan

Kejajar yaitu di Kecamatan Garung, dengan jarak yang relatif jauh kurang lebih

10 km. Hal ini membuat akses masyarakat setempat terhadap pelayanan kesehatan

tersebut menjadi terbatas karena pelayanan kesehatan utamanya apotek hanya

dapat diakses dengan transportasi umum (Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian di

kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

4

Jawa Tengah mengenai pola dan motivasi penggunaan obat sebagai salah satu

upaya pengobatan mandiri. Hal ini terkait dengan belum pernah adanya penelitian

sejenis pada masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,

Jawa Tengah, sehingga menarik untuk dijadikan sebagai model dalam penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi mengenai pola dan motivasi

penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Seperti apa karakteristik masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah?

b. Seperti apa pola penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,

Jawa Tengah yang meliputi frekuensi penggunaan, lokasi pembelian,

jarak pembelian, harga obat, pengguna obat, nama-nama obat, frekuensi

dalam mengkonsumsi, cara pemakaian, bentuk-bentuk obat,

keluhan/sakit yang diobati, pengalaman penggunaan obat, efek samping

yang dirasakan, sumber informasi, dan frekuensi kesembuhan?

c. Seperti apa alasan penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di

kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo, Jawa Tengah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

5

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian mengenai pola dan motivasi penggunaan pengobatan

mandiri yang telah dilakukan adalah penelitian dengan judul:

a. “Kajian Motivasi, Pengetahuan, Tindakan, Dan Pola Penggunaan Obat

Tradisional Cina Pada Pengunjung Dari 8 Toko Obat Berizin Di

Yogyakarta Periode April-Mei 2004” (Liliani, 2004). Jenis penelitian ini

adalah penelitian observasional dengan menggunakan rancangan

dekriptif non analitik dengan pendekatan waktu sesaat dan menggunakan

teknik purposive non random sampling. Instrumen penelitian

menggunakan kuesioner dan wawancara pribadi. Hasil diolah secara

statistik deskriptif dalam bentuk persentase dan ditampilkan dengan

menggunakan visual grafik dan tabel.

b. “Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Di Antara Pria Dan Wanita Di

Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III, Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta” (Angkoso, 2006). Penelitian

ini termasuk dalam jenis penelitian observasional dengan rancangan

penelitian deskriptif. Data yang digunakan diperoleh dari kuisioner yang

diisi oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III

dan diambil sebanyak 350 mahasiswa sebagai responden. Data yang

diperoleh dianalisis statistik deskriptif dalam bentuk persentase, jawaban

yang sama dikelompokkan dan dihitung persentasenya kemudian

ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

6

c. “Pola Penggunaan Obat, Obat Tradisional Dan Cara Tradisional Dalam

Pengobatan Sendiri Di Indonesia” (Supardi, Jamal, Raharni, 2005).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder hasil

SUSENAS 200 berupa kuesioner KOR. Populasi penelitian adalah

penduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan.

Sampel adalah penduduk yang mengeluh sakit yang melakukan

pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional atau cara

tradisional. Dari responden tesebut diketahui penduduk yang mempunyai

keluhan sakit dalam sebulan sebelum survey sebanyak 225.057 orang

(25,3%). Kemudian dari penduduk yang mengeluh sakit sebanyak

129.836 orang (57,7%) melakukan pengobatan sendiri, yaitu

menggunakan obat 107.380 orang (82,7%), menggunakan obat

tradisional 41.129 orang (31,7%), dan menggunakan cara tradisional

12.772 orang (9,8%).

Perbedaan penelitian yang telah disebutkan di atas dengan penelitian

yang sekarang terletak pada tujuan penelitian, subjek atau responden penelitian,

lokasi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, teknik pengambilan responden

penelitian, dan analisis data. Penelitian ini dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada tahun 2015, dimana responden

penelitian adalah masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo, Jawa Tengah, yang berusia ≥18 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

7

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran mengenai pola dan motivasi penggunaan obat

untuk pengobatan mandiri pada masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

b. Manfaat Praktis

Dapat menjadi sumber informasi yang berguna mengenai pola dan

motivasi penggunaan obat bagi masyarakat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola penggunaan dan

motivasi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

b. Mengetahui gambaran mengenai pola penggunaan obat untuk pengobatan

mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yang meliputi frekuensi

penggunaan, lokasi pembelian, jarak pembelian, harga obat, pengguna

obat, nama-nama obat, frekuensi dalam mengkonsumsi, cara pemakaian,

bentuk-bentuk obat, keluhan/sakit yang diobati, pengalaman penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

8

obat, efek samping yang dirasakan, sumber informasi, dan frekuensi

kesembuhan.

c. Mengetahui gambaran mengenai motivasi penggunaan obat untuk

pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengobatan Mandiri

Menurut World Health Organization (WHO) 1998, pengobatan mandiri

diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan herbal

dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala

penyakit. Pengobatan mandiri biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-

keluhan dan penyakit ringan yang sering dialami masyarakat, seperti demam,

nyeri, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain.

Keuntungan pengobatan mandiri menurut World Self-Medication

Industry (2010), adalah membantu mencegah dan mengobati gejala dan penyakit

yang tidak membutuhkan dokter, mengurangi pelayanan-pelayanan medis untuk

meringankan penyakit-penyakit ringan, khususnya ketika keuangan dan sumber

daya manusia terbatas, dan untuk meningkatkan adanya pelayanan kesehatan

untuk penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil. Proses

pengobatan sendiri melibatkan 5 tahap tindakan, yaitu:

1. Mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit.

2. Menentukan kebutuhan obat sesuai dengan daya kerja dan golongan.

3. Memilih nama dagang berdasarkan komposisi dan zat berkhasiat, indikasi,

kontra indikasi, dosis pemakaian serta efek samping obat.

4. Menggunakan obat.

5. Memantau hasil pengobatan (Donatus, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

10

Menurut Zeenot (2013), ada beberapa faktor penyebab pengobatan

mandiri yang keberadaanya hingga saat ini mengalami peningkatan, antara lain

sebagai berikut:

1. Faktor sosial ekonomi

Seiring dengan semakin meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang

berdampak pada semakin meningkatnya tinggi tingkat pendidikan, sekaligus

semakin mudahnya akses untuk memperoleh informasi, maka semakin tinggi

pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap kesehatan. Sehingga, hal itu

kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam upaya untuk

berpartisipasi langsung terhadap pengambilan keputusan kesehatan oleh

masing-masing individu tersebut.

2. Gaya hidup

Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang bisa

berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang yang memiliki

kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya daripada harus

mengobati ketika sedang mengalami sakit pada waktu-waktu mendatang.

3. Kemudahan memperoleh produk obat

Saat ini tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih memilih

kenyamanan untuk membeli obat dimana saja bisa diperoleh dibandingkan

dengan harus mengantri lama di Rumah Sakit maupun klinik.

4. Faktor kesehatan lingkungan

Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang benar

sekaligus lingkungan perumahan yang sehat, berdampak pada semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

11

meningkatnya kemampuan masyarakat untuk senantiasa menjaga dan

mempertahankan kesehatannya sekaligus mencegah terkena penyakit.

5. Ketersediaan produk baru

Sekarang, produk baru yang sesuai dengan pengobatan sendiri atau

pengobatan mandiri semakin mengalami peningkatan. Selain itu, terdapat

pula beberapa produk lama yang keberadaanya juga sudah cukup populer dan

semenjak lama sudah memiliki indeks keamanan yang baik, juga telah

dimasukkan dalam kategori obat bebas. Secara tidak langsung, hal tersebut

langsung membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri atau

pengobatan mandiri semakin banyak tersedia.

Di dalam melakukan pengobatan mandiri dengan benar, masyarakat perlu

mengetahui informasi yang jelas dan terpercaya mengenai obat-obat yang

digunakan. Apabila pengobatan mandiri tidak dilakukan dengan benar, maka

dapat berisiko munculnya keluhan lain karena penggunaan obat yang tidak tepat

(InfoPOM, 2004). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

919/Menkes/Per/X/1993 dituliskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,

dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri

secara tepat, aman, dan rasional.

Pengobatan mandiri membawa beberapa risiko, yaitu gejala tersamarkan

dan tidak dikenali sebagai penyakit serius, selain penggunaan obat yang kurang

tepat (Tan dan Rahardja, 2010). Menurut World Self-Medication Industry (2010),

kekurangan pengobatan mandiri adalah kurangnya perawatan kesehatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

12

profesional dan kurangnya pengawasan untuk penyakit kronis, kurangnya

kesempatan berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang profesional, dan tidak

tepat obat.

B. Obat

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Menurut Putra (2012),

secara umum obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan (obat) untuk

digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau

rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk untuk memperoleh tubuh atau

bagian tubuh manusia.

Adapun menurut bentuk sediaannya, obat dikelompokkan menjadi empat,

yaitu:

1. Bentuk padat, seperti serbuk, tablet, pil, kapsul, dan supositoria.

2. Bentuk setengah padat, seperti salep, krim, pasta, cerata, gel, dan salep mata.

3. Bentuk cair/larutan, seperti potio, sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma, ijeksi,

infirs intravena, lotio, dan lain-lain.

4. Bentuk gas, seperti inhalasi, spray, atau aerosol (Putra, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

13

Untuk penggolongan obat di Indonesia berdasarkan data dari Depkes RI,

2008, penggolongan obat di Indonesia terdiri dari 5 golongan, yaitu obat bebas,

obat bebas terbatas, obat keras (termasuk di dalamnya obat wajib apotek),

psikotropik dan narkotika. Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan kategori

obat yang digunakan masyarakat dalam upaya pengobatan mandiri, karena obat

bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep dokter

(Anonim, 2006).

1. Obat Bebas (OB)

Obat bebas merupakan sejenis obat yang bisa secara bebas dijualbelikan,

baik di apotek, toko obat maupun di warung-warung kecil yang biasa menjajakan

berbagai jenis obat dan tidak termasuk dalam jenis narkotika dan psikotropika.

Obat bebas bisa dibeli tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Obat sejenis

ini biasa ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam (Zeenot, 2013).

Gambar 1. Lambang Obat Bebas

(Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014).

2. Obat Bebas Terbatas (OBT)

Obat bebas terbatas merupakan jenis obat keras yang dalam takaran

tertentu masih bisa diperjualbelikan di apotek tanpa harus menggunakan resep

dari dokter. Biasanya obat golongan ini ditandai dengan lingkaran biru bergaris

tepi hitam (Zeenot, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

14

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6355/Dir.

Djen/S.K/69 tanggal 28 Oktober 1969, harus dicantumkan tanda peringatan pada

wadah dan kemasannya. Sesuai obatnya, pemberitahuan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. P. no. 1. Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam.

2. P. no. 2. Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.

3. P. no. 3. Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.

4. P. no. 4. Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

5. P. no. 5. Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.

6. P. no. 6. Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan (Sartono, 1993).

Gambar 2. Lambang Obat Bebas Terbatas

(Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014).

3. Obat Keras (OK)

Obat keras merupakan jenis obat berkhasiat keras yang untuk

memperolehnya harus dengan menggunakan resep dokter. Biasanya, obat sejenis

ini ditandai dengan lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf “K”

di dalamnya (Zeenot, 2013). Menurut Media Sosialisasi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (2014), obat jenis ini tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena

bisa berbahaya, memperparah penyakit, meracuni tubuh, atau bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

15

menyebabkan kematian. Obat keras ini juga merupakan obat golongan wajib

apotek dengan simbol yang sama. Salah satu contoh obat keras yang termasuk

obat tanpa resep (OTR) untuk pengobatan mandiri adalah OWA (Obat Wajib

Apotek).

Gambar 3. Lambang Obat Keras

(Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014).

4. Obat Wajib Apotek (OWA)

Pada dasarnya, obat wajib apotek merupakan sejenis obat keras, yang

keberadaannya bisa diperjualbelikan di apotek tanpa harus menggunakan resep

dari dokter dan harus diserahkan oleh apoteker sendiri. Sampai saat ini, daftar

obat wajib apotek sudah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor:

347/MenKes/SK/VII/1990, tanggal 16 Juli 1990, yaitu OWA. No.1, OWA. No.2,

dan OWA. No.3. Contoh OWA sendiri meliputi Antalgin 500 mg, Asam

mefenamat 500 mg, dan Piroxicam 10 mg.

Pertimbangan kebijakan obat wajib apotik, yaitu:

a. Bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya

sendiri guna mengatasi masalah kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan

sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan

rasional;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

16

b. Bahwa peningkatan pengobatan mandiri secara tepat, aman, dan rasional

dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk

pengobatan mandiri sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman

dan rasional;

c. Bahwa oleh karena itu, peran apoteker di apotik dalam pelayanan KIE

(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada

masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri;

d. Bahwa untuk itu, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang obat

keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di apotik

(KepMenKes, 1990).

C. Pola Penggunaan Obat

Penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologis yang benar dari suatu

penyakit atau gejala-gejalanya. Obat yang digunakan harus tepat dosis, tepat

penderita, tepat indikasi, tepat cara pemakaian, tepat jumlah dan frekuensi serta

lama pemakaian, terpilih untuk penyakitnya, tepat kombinasi, dan tepat

informasinya, serta waspada terhadap adanya efek samping obat. Penggunaan

dikatakan tidak rasional jika boros, berlebihan, kurang, salah, majemuk atau

polifarmasi (Ikawati, 1994).

Perilaku masyarakat dalam pengobatan mandiri disebut juga sebagai

perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang

terhadap stimulus atau suatu objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

17

sistem pelayanan kesehatan, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Pengobatan

mandiri mempunyai kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan tidak

bisa disangkal bahwa setiap individu pernah melalukan pengobatan mandiri, baik

untuk diri sendiri, keluarga, ataupun teman.

Menurut Perwitasari (2009), obat tanpa resep dapat diperoleh mulai dari

apotek hingga warung-warung kecil. Obat tanpa resep yang ada di apotek dan

toko obat lebih beragam jumlahnya lebih terjamin daripada di warung, tetapi

kebenaran informasi yang diberikan tergantung dari siapa yang memberikan

informasi. Warung merupakan outlet obat yang paling mudah dicapai oleh

masyarakat. Biasanya obat-obat yang dijual di warung adalah untuk keluhan sakit

yang diketahui jelas oleh orang awam seperti demam, batuk, pegal linu, sakit

kepala, dan lain-lain.

Jarak merupakan faktor utama dalam pertimbangan membeli obat.

Seperti yang dituliskan Perwitasari (2009) dalam penelitiannya, bahwa faktor

jarak yang relatif dekat menjadi pilihan utama dibandingkan dengan jarak yang

harus ditempuh jauh.

Masyarakat lebih memilih pengobatan mandiri daripada dokter karena

biaya lebih murah. Hal tersebut didukung dengan teori Djunarko dan Hendrawati

(2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi biaya pelayanan kesehatan oleh

rumah sakit, klinik, dokter, dan dokter gigi menyebabkan masyarakat memilih

melakukan pengobatan mandiri untuk memperoleh biaya yang terjangkau dan

lebih murah untuk mengobati penyakit yang dialaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

18

Menurut Sarwono (1997), dalam menganalisa kondisi tubuhnya biasanya

orang melalui dua tingkat analisa, yaitu:

1. Batasan sakit menurut orang lain

Orang-orang di sekitar individu yang sakit mengenali gejala sakit pada diri

individu tersebut dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapat

pengobatan. Penilaian orang lain ini sangat besar artinya pada anak-anak dan

bagi orang dewasa yang menolak kenyataan bahwa dirinya sakit.

2. Batasan sakit menurut diri sendiri

Individu tersebut mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah

dirinya akan mencai pengobatan atau tidak. Analisa orang lain dapat sesuai

atau bertentangan dengan analisa individu, namun biasanya analisa itu

mendorong individu untuk mencari upaya pengobatan.

Penggunaan obat tanpa resep pada hakekatnya ditujukan untuk gejala-

gejala penyakit ringan dan mudah diobati (Donatus, 2000). Perwitasari (2009),

dalam penelitiannya menyebutkan bahwa responden yang pengetahuan tentang

obat-obatnya terbatas, rentan terjadi ketidakrasionalan dalam memilih dan

menggunakan obat tanpa resep, terutama karena pengaruh persuasif dari iklan

semata.

Bentuk-bentuk sediaan yang banyak dikenal oleh masyarakat meliputi:

1. Kapsul

Kapsul merupakan bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu

cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Ada dua jenis kapsul, yaitu

kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang lunak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

19

2. Larutan

Larutan merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

yang terlarut

3. Pulvis dan Pulveres

Pulvis dan pulveres termasuk sediaan obat dalam bentuk serbuk. Serbuk

adalah sediaan dalam bentuk setengah padat (Putra, 2012).

Ada juga sediaan berbentuk tablet. Tablet merupakan sediaan padat yang

mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode

pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet

sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yaitu tablet kunyah, tablet lepas-lambat,

dan tablet hisap (Lozenges) (Anonim, 2015).

Rute penggunaan obat dapat melalui beberapa cara:

1. Oral

Obat dimasukkan melalui mulut, kemudian melewati tenggorokan dan ke

perut. Penggunaan obat melalui oral adalah yang paling menyenangkan,

murah, dan paling aman

2. Topikal

Obat digunakan untuk daerah luar, yaitu kulit. Penggunaan obat pada kulit

dimaksudkan untuk memperoleh efek pada atau di dalam kulit

3. Parenteral

Arti parenteral adalah suatu rure yang tidak melalui usus. Istilah umum yang

lain adalah injeksi (Anief, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

20

Dalam melakukan pengobatan mandiri, ada beberapa masyarakat yang

sebelumnya pernah menggunakan obat tanpa resep tersebut dan ada juga

masyarakat yang belum pernah menggunakannya sama sekali. Menurut

Dharmmesta dan Handoko (2000), pengalaman adalah proses ketika konsumen

(manusia) menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. Hasil dari

pengalaman individu akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu

produk sehingga akan menciptakan proses pengamatan dan perilaku pembelian

yang berbeda-beda.

Dalam pelaksanaan pengobatan mandiri, obat-obat yang dikonsumi dapat

menimbulkan efek samping. Namun ada juga beberapa individu yang tidak

merasakan adanya efek samping obat. Anief (1995) menjelaskan bahwa efek

samping obat merupakan efek yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan

tidak ikut pada kegunaan terapi.

Sumber informasi yang didapat masyarakat terkait dengan pengobatan

mandiri juga menjadi hal yang perlu untuk diketahui. Pada kebanyakan penelitian

dan pengalaman, sumber informasi yang paling berperan adalah TV (iklan) dan

keluarga sendiri. Penyampaian iklan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku akan membahayakan kesehatan, karena informasi dari iklan obat tersebut

kurang lengkap. Pakar komunikasi Amerika Serikat menyatakan bahwa televisi

merupakan media yang telah berhasil mengubah kehidupan sehari-hari manusia

atau masyarakat (Biagi, 2010). Begitu pula dengan keluarga, dimana keluarga

menurut Dharmmesta dan Handoko (2000) menyatakan bahwa keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

21

memainkan peran terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku

manusia.

D. Motivasi

Perilaku manusia merupakan proses pembentukan atau perubahan

perilaku yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar

individu. Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga.

Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor-faktor internal yang meliputi motivasi,

pengamatan, belajar, kepribadian dan konsep diri, dan sikap (Wawan, 2011).

Perilaku manusia dimulai dengan adanya suatu motivasi. Motivasi adalah

suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan

untuk memperoleh kepuasan. Sumber yang mendorong terciptanya suatu

kebutuhan tersebut dapat berasal dari dalam diri sendiri atau dari lingkungan

sekitarnya (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Menurut Sarwono (1997), motivasi adalah dorongan yang bertindak

untuk memuaskan suatu kebutuhan, dorongan ini diwujudkan dalam bentuk

keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk

melakukan suatu tindakan agar tujuannya tercapai. Motivasi yang rendah biasanya

menghasilkan tindakan yang kurang kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

22

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pola

penggunaan dan motivasi pengunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian berjudul “Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Untuk

Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah” merupakan jenis penelitian observasional

deskriptif dengan rancangan cross sectional. Menurut Bog dan Taylor (1993),

(cit., Prastowo, 2014), observasional desktiptif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Rancangan penelitian potong lintang

(cross sectional) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan,

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Saryono, 2011).

B. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini meliputi: pola dan motivasi masyarakat Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah mengenai

penggunaan obat untuk pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

24

C. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional:

1. Pengobatan mandiri didefinisikan sebagai penggunaan obat-obat tanpa resep

dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri dalam waktu satu bulan

terakhir.

2. Obat didefinisikan sebagai golongan obat seperti obat bebas dan obat bebas

terbatas yang dapat diperoleh atau dibeli tanpa resep dokter.

3. Pola penggunaan obat didefinisikan sebagai tindakan responden dalam

menggunakan obat untuk pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan

terakhir, meliputi frekuensi penggunaan, lokasi pembelian, jarak pembelian,

harga obat, frekuensi yang menggunakan, nama obat, cara pemakaian,

bentuk-bentuk obat, keluhan/sakit yang diobati, frekuensi penggunaan

sebelumnya, efek samping, sumber informasi, dan frekuensi kesembuhan.

4. Motivasi penggunaan adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu

penggunaan, yang dapat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi,

dan psikologis.

D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian

Subjek penelitian adalah masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kriteria inklusi penelitian adalah

masyarakat dewasa di Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun, baik laki-laki ataupun

perempuan, yang pernah melakukan pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan

terakhir dan bersedia diwawancarai dengan menandatangani informed consent.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

25

52 responden yang bersedia diwawancara

26 responden melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional dan obat

30 responden yang melakukan pengobatan

mandiri dengan obat

4 responden melakukan pengobatan mandiri

dengan obat

5 responden melakukan pengobatan mandiri

dengan obat tradisional

31 responden yang melakukan pengobatan

mandiri dengan obat tradisional

17 responden dikeluarkan

Skema pencarian subjek penelitian dapat dilihat pada Gambar. 4, yaitu sebagai

berikut:

Gambar 4. Skema Pencarian Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian payung yang bersedia untuk diwawancarai ini

adalah sebanyak 52 responden. Namun terdapat responden yang dikeluarkan

(dieksklusi) yaitu 17 responden, dimana 6 responden setelah dilakukan

wawancara lebih lanjut ternyata responden melakukan pengobatan ke dokter dan

mendapat resep dari dokter, dan 11 responden lainnya tidak melakukan

pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir. Berdasarkan hasil data responden

yang dikeluarkan tersebut diperoleh responden yang pernah melakukan

Responden penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

26

pengobatan mandiri menggunakan obat adalah sebanyak 30 responden. Jumlah

minimal sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 responden, dengan alasan

jumlah tersebut cukup untuk mendapatkan data yang terdistribusi normal bila

akan dilakukan penelitian dengan analisis statistika seperti penelitian komparasi

dan korelasi (Krithikadatta, 2014; Hardon, et al, 2004).

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei

dan Juni 2015. Waktu pengumpulan data dilakukan dua kali. Pengambilan data

pertama dilakukan pada tanggal 14-16 Mei 2015 dan pengambilan data kedua

yang dilakukan pada tanggal 13-15 Juni 2015.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan bagian dari penelitian payung

dengan dua judul utama yaitu “Profil Perilaku Pengobatan Mandiri Menggunakan

Tumbuhan Obat di Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Upaya Awal untuk Pelestarian Lingkungan

dan Mempertahankan Kearifan Lokal)”. Penelitian ini telah memperoleh ijin dari

Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan oleh 4 mahasiswa dengan kajian yang berbeda-

beda. Kajian penelitian payung ini meliputi: pengetahuan, sikap, dan tindakan

penggunaan obat; pengetahuan, sikap, dan tindakan penggunaan obat tradisional;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

27

pola dan motivasi penggunaan obat; dan pola dan motivasi penggunaan obat

tradisional. Kajian yang diangkat oleh peneliti adalah “Pola dan Motivasi

Penggunaan Obat Untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah”. Berikut

merupakan kajian penelitian payung yang dapat dilihat pada Gambar.5.

Gambar 5. Skema Kajian Penelitian Payung

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan data kualtitatif dilakukan dengan wawancara mendalam.

Responden adalah penduduk dewasa Desa Dieng, yang berusia 18 tahun, baik

laki-laki ataupun perempuan yang bersedia berpartisipasi di dalam penelitian ini

dengan mengikuti wawancara yang dipilih secara accidental sampling. Teknik

sampling purposif dilakukan dengan cara mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

Kajian

Penggunaan Obat

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Pola dan Motivasi

Kajian penelitian peneliti

Penggunaan Obat

Tradisional

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Pola dan Motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

28

Sampel yang diambil secara aksidental berarti sampel diambil dari responden atau

kasus yang kebetulan ada di suatu tempat atau keadaan tertentu (Notoatmojo,

2010).

H. Instrumen Penelitian

Wawancara untuk memperoleh data kualitatif dilakukan dengan bantuan

alat berupa panduan wawancara, alat perekam (audio taped), dan catatan hasil

wawancara. Panduan wawancara sudah divalidasi dengan metode expert

judgement, dalam hal ini divalidasi oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, sehingga panduan wawancara dapat digunakan untuk

pengambilan data.

I. Tata Cara Penelitian

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan terlebih dahulu mengenai pengobatan mandiri,

obat, pola penggunaan obat di kalangan masyarakat Desa Dieng, motivasi

penggunaan obat oleh masyarakat Desa Dieng, metode penelitian teknik

pengambilan sampel, dan besar sampel penelitian.

2. Penentuan lokasi penelitian

Lokasi penelitian ditentukan dan dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

29

3. Perizinan dan etika penelitian

Perizinan penelitian dilakukan dengan mengajukan rekomendasi dari

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Badan Kesbanglinmas)

Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Jawa Tengah. Pengurusan etika penelitian diajukan kepada Komisi Etik Penelitian

Kedoketran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, sehingga setelah pegurusan izin dan etika penelitian sudah diterima,

penelitian dapat dilaksanakan.

Pengurusan dan pengajuan ethical clearance diajukan kepada Komisi

Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Ethical clearance diperoleh pada tanggal 17 Juni 2015

dengan nomor Ref: KE/FK/706/EC/2015. Ethical clearance dibuat untuk

menjamin terpenuhinya etika dalam melakukan penelitian. Inform consent

merupakan bukti tertulis dari pernyataan kesediaan calon subjek penelitian untuk

bisa ikut terlibat di dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini terlebih

dahulu diberikan penjelasan singkat tentang penelitian sebelum diminta

kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya responden

menandatangani informed consent tanpa adanya unsur paksaan dalam proses

mengrekrut responden. Semua data diri dalam penelitian respoden dirahasikan

untuk menjamin privasi dari responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

30

4. Pembuatan panduan wawancara

Panduan wawancara divalidasi terlebih dahulu dengan metode expert

judgement dilakukan oleh dosen pembimbing. Tujuan validasi panduan

wawancara untuk melihat kesesuaian pertanyaan dengan tujuan yang akau dicapai

dan menunjukkan tingkat kesahihan instrumen penelitian yang akan digunakan

untuk pengambilan data penelitian. Panduan wawancara yang digunakan dalam

penelitian berdasarkan kuesioner penelitan yang sudah ada, namun terdapat

perbedaan karena ada penambahan pertanyaan untuk menyesuaikan dengan tujuan

penelitian.

5. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terstruktur

dengan responden. Wawancara dilakukan langsung dengan bantuan panduan

wawancara dan alat perekam (audio-video taped). Panduan wawancara berisi

daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun, sehingga pertanyaan yang

ditanyakan saat wawancara berlangsung sudah terstruktur. Calon responden yang

bersedia mengisi dan menandatangani inform consent yang diikutkan sebagai

responden dan sebagai tanda persetujuan responden tersebut mengikuti penelitian.

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dua kali. Pada

pengambilan data kedua juga dilakukan verifikasi data responden yang didapatkan

pada pengambilan data pertama. Verifikasi ini dilakukan karena ada beberapa data

hasil wawancara yang perlu diperjelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

31

6. Pengolahan data

Data diolah dengan cara mentranskripsikan data hasil wawancara melalui

alat perekam (audio taped). Peneliti pertama melakukan transkripsi data hasil

wawancara, kemudian menyesuaikan dengan catatan yang ditulis saat

pengambilan data. Peneliti kedua melakukan proses yang sama dengan peneliti

pertama agar proses transkripsi oleh peneliti pertama dan data hasil wawancara

lebih akurat. Data hasil wawancara yang telah ditranskripsikan kemudian

dikualifikasikan sesuai dengan pertanyaan yang ada di panduan wawancara

dengan menghitung persentase dan mendeskripsikan hasil penelitian dari setiap

pertanyaan pada panduan wawancara tersebut.

J. Analisis Hasil

1. Hasil data karakteristik

Hasil data karakteristik responden yang mengunakan obat dianalisis dengan

metode statistik deskriptif. Metode statistik yang digunakan untuk

menganalisis hasil adalah teknik perhitungan persentase, yang ditampilkan

dalam bentuk tabel dan diagram. Perhitungan persentase dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan: P : Persentase jawaban dalam satuan persen

a : Jumlah jawaban

b : Total jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

32

2. Hasil data kualitatif

Hasil data kualitatif dari wawancara mendalam mengenai pola dan motivasi

penggunaan obat dianalisis dengan teknik content analysis. Data kualitatif

hasil wawancara dikategorikan dan dihitung persentasenya, disetiap kategori

disertai dengan pembahasan dan deskripsi mendalam.

K. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

a. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara non-random

karena peneliti hanya merekrut masyarakat Desa Dieng yang kebetulan

ditemui saat pengambilan data dan memenuhi kriteria inklusi, sehingga setiap

anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan

subjek penelitian.

b. Pengumpulan data yang dilakukan oleh tim peneliti dilakukan dengan metode

wawancara terstruktur dengan respoden yang ditemui dan pada keadaan

tertentu, sehingga adanya keterbatasan waktu dan suasana yang kurang

nyaman saat melakukan wawancara.

c. Instrumen yang digunakan pada penelitian hanya panduan wawancara,

sehingga tidak terdapat skala dalam mengukur variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Sebanyak 30 responden bersedia diwawancarai pada penelitian ini.

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis kelamin, pekerjaan,

status pernikahan, pendidikan terakhir dan pendapatan per bulan.

Tabel I. Karakteristik responden penelitian di kalangan masyarakat Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah Karakteristik responden Persentase (%)

n=30

Usia

18 – 24 26

25 – 31 17

32 – 38 26

39 – 45 17

46 – 52 7

53 – 59 7

Jenis kelamin

Perempuan 70

Laki-laki 30

Jenis pekerjaan

Belum bekerja 3

Guru 3

Ibu rumah tangga 11

Karyawan 14

Petani 36

Wiraswasta/pedagang 33

Status pernikahan

Belum menikah 20

Menikah 80

Pendidikan terakhir

SD 20

SLTP (SMP) 33

SLTA (SMA/SMK) 40

S1 7

Pendapatan per bulan

Belum ada pendapatan 3

Kurang dari Rp 300.000,00 20

Rp 300.000,00 ≤ pendapatan < Rp 1.000.000,00 27

Rp 1.000.000,00 ≤ pendapatan < Rp 1.500.000,00 23

Rp 1.500.000,00 ≤ pendapatan < Rp 2.000.000,00 10

Lebih dari Rp 2.000.000,00 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

34

1. Usia

Seperti yang terlihat pada Tabel I responden penelitian yang ditetapkan

sebagai kriteria inklusi adalah responden yang berusia lebih dari atau sama dengan 18

tahun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rentang usia responden yang

mengikuti penelitian adalah 18-59 tahun. Dari rentang usia responden tersebut, dibagi

menjadi enam kelas dimana rentang usia yang mengikuti penelitian terbanyak adalah

18-24 tahun dan 32-38 tahun dengan persentase 26%. Undang-Undang nomor 12

Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyebutkan, pada usia

18 tahun merupakan batas usia dewasa seseorang. Menurut Baharuddin (2009),

periodisasi perkembangan umur 17-24 tahun dapat disebut masa academia, saat

seseorang memasuki perguruan tinggi atau akademik. Tahap ini merupakan tahap

perkembangan fungsi kemampuan berdikari, self direction, dan self control. Seorang

remaja dapat mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah,

disamping mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan. Umur tersebut dapat juga

dikatakan sebagai umur dewasa sehingga sudah dapat mengambil keputusan sendiri

dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Pada penelitian ini responden dapat

dikatakan berusia dewasa sehingga dapat mengambil keputusan sendiri, dalam hal ini

adalah keputusan untuk melakukan pengobatan mandiri.

2. Jenis kelamin

Dari Tabel I diketahui karakteristik jenis kelamin responden pada

masyarakat Desa Dieng yang bersedia dan menyetujui menjadi responden dengan

menjawab pertanyaan saat wawancara terstruktur yaitu sebesar 70% adalah jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

35

kelamin perempuan dan sebesar 30% adalah jenis kelamin laki-laki. Menurut

Noviana (2011), kaum wanita lebih banyak melakukan pengobatan mandiri dan lebih

peduli terhadap kesehatan. Selain itu menurut Anna dan Chandra (2011), pada

dasarnya wanita lebih peduli terhadap kesehatan dibanding kaum pria sehingga

pengetahuan mengenai kesehatan lebih banyak dimiliki kaum wanita dibanding kaum

pria.

3. Jenis pekerjaan

Menurut Kurniasari (2007), jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi

tingkat sosial dan interaksi sosial seseorang dengan orang lain yang berasal dari

lingkungan yang berbeda. Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan responden yang

terlihat pada Tabel I menunjukkan sebagian besar pekerjaan responden masyarakat

Desa Dieng adalah sebagai petani dengan persentase 36%. Hasil pertanian yang

berkembang dan menjadi tanaman andalan masyarakat Desa Dieng adalah carica dan

kentang. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryo (2010), bahwa

jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pendapatan keluarga yang akan

mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari di antara konsumsi makanan

dan pemeliharaan kesehatan.

4. Status pernikahan

Status pernikahan mempunyai pengaruh terhadap pola tindakan self-care,

termasuk melakukan pengobatan mandiri dengan obat (Widayati, 2012). Pada

penelitian mengenai karakteristik status pernikahan responden diperoleh hasil bahwa

masyarakat Desa Dieng yang bersedia dan menyetujui menjadi responden dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

36

menjawab pertanyaan saat wawancara terstruktur yaitu sebesar 20% belum menikah

dan sebesar 80% sudah menikah. Status pernikahan ini penting karena bekaitan

dengan pengalaman dan informasi yang diperoleh tentang pengobatan mandiri.

Responden yang sudah menikah khususnya para ibu biasanya pernah mengikuti

penyuluhan kesehatan, sehingga lebih mendapatkan informasi mengenai pengobatan

mandiri yang lebih mendalam.

5. Pendidikan terakhir

Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang

lebih tinggi (Joko, 2005). Pendidikan yang lebih tinggi cenderung untuk

meningkatkan kesadaran status kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan penelitian Adikuntati (2008), tingkat pendidikan seseorang

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang tentang swamedikasi.

Berdasarkan penelitian (Tabel I) diperoleh hasil tingkat pendidikan terakhir

responden paling banyak adalah SLTA (SMA/SMK) dengan persentase sebesar 40%

dan tingkat pendidikan terakhir responden paling sedikit adalah S1 (Strata I) dengan

persentase sebesar 7%. Tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap kualitas dan

kuantitas informasi kesehatan yang diterima oleh masyarakat. Responden dengan

tingkat pendidikan terakhir SLTA (SMA/SMK) ini merupakan responden paling

banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

37

6. Pendapatan per bulan

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel I diperoleh

pendapatan per bulan responden, dimana pendapatan responden dibagi menjadi enam

kelas. Presentase responden terbesar yang pendapatannya Rp 300.000,00 ≤

pendapatan < Rp 1.000.000,00/bulan sebesar 27% dan responden yang belum

memiliki pendapat sebesar 3%. Pendapatan masyarakat berhubungan dengan status

sosial ekonomi mereka. Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang tinggi akan

lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan melakukan pengobatan

mandiri, sedangkan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang rendah bahkan yang

belum memiliki pendapatan sendiri akan lebih cenderung untuk menjadikan biaya

sebagai pertimbangan utama dalam mencari pelayanan kesehatan dan pencarian

pengobatan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Lubis (2009), bahwa tingkat

pendapatan seseorang dapat mempengaruhi motivasi seseorang untuk mengambil

suatu tindakan, dengan kata lain bahwa tingkat pendapatan yang tinggi maka motivasi

seseorang untuk melakukan suatu tindakan juga tinggi, demikian juga sebaliknya jika

tingkat penghasilan rendah maka motivasi untuk melakukan suatu tindakan juga

rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

38

B. Pola Penggunaan Obat Untuk Pengobatan Mandiri Di Kalangan

Masyarakat Desa Dieng

Pola penggunaan obat dalam penelitian ini meliputi: frekuensi penggunaan

obat dalam satu bulan terakhir, lokasi pembelian obat, jarak pembelian obat, harga

obat, pengguna obat, nama-nama obat, frekuensi menggunakan obat, cara pemakaian

obat, bentuk-bentuk obat, keluhan/sakit yang diobati responden dengan obat,

pengalaman penggunaan obat sebelumnya untuk pengobatan mandiri, efek samping

yang dirasakan setelah menggunakan obat, sumber informasi mengenai obat, dan

frekuensi kesembuhan responden setelah diobati dengan obat.

1. Frekuensi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri dalam satu bulan

terakhir

Pengobatan mandiri mempunyai kecenderungan meningkat dari waktu ke

waktu. Bahkan tidak bisa disangkal bahwa setiap individu pernah melalukan

pengobatan mandiri untuk diri sendiri, keluarga, ataupun teman. Penelitian ini ingin

melihat dan mengetahui seberapa sering responden melalukan pengobatan mandiri

dalam satu bulan terakhir. Rentang waktu yang diberikan hanya satu bulan karena

untuk bertujuan memberikan batasan waktu agar mempermudah responden dalam

mengingat obat apa yang mereka konsumsi untuk pengobatan mandiri dan untuk

menghindari terjadinya bias.

Menurut Perwitasari (2009), batasan sakit pada diri seseorang dapat berupa

batasan sakit menurut orang lain dan batasan sakit menurut diri sendiri. Batasan sakit

menurut orang lain adalah pernyataan dari orang-orang di sekitar individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

39

mengatakan bahwa dia sakit dan perlu pengobatan. Batasan sakit menurut diri sendiri

adalah bahwa individu itu mengenal gejala penyakitnya dan menentukan apakah akan

mencari pengobatan atau tidak (Sarwono, 1997).

Gambar 6. Frekuensi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri dalam satu

bulan terakhir, n=30

Hasil penelitian menunjukkan dalam satu bulan terakhir, dari 30 responden

diperoleh sebesar 67% (Gambar 6) responden menggunakan obat untuk pengobatan

mandiri sebanyak satu kali. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Cristiana (2014), dimana pengobatan mandiri cenderung meningkat dari waktu ke

waktu.

67%

10% 10% 3%

10% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

1x sebulan 2x sebulan 3x sebulan 4x sebulan > 5x sebulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

40

2. Lokasi pembelian obat untuk pengobatan mandiri

Berdasarkan lokasi pembelian obat untuk pengobatan mandiri, responden

paling sering membeli di warung-warung dengan persentase sebesar 80% sedangkan

di apotek dengan persentase 17%. Gambar 7 menunjukkan persentase lokasi

pembelian obat untuk pengobatan mandiri.

Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa responden cenderung

membeli obat di warung-warung terdekat yang dapat dijangkau dengan jarak rumah

mereka. Hal ini juga memperlihatkan bahwa pengetahuan mereka untuk membeli

obat hanya di warung terdekat saja, padahal apabila dalam melakukan pengobatan

mandiri responden dapat memperoleh obat di apotek atau toko obat yang

menyediakan lebih beragam obat untuk keluhan sakit mereka dan mendapatkan

3% 3%

17%

80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Bidan Sales Apotek Warung

Gambar 7. Persentase lokasi pembelian obat untuk pengobatan mandiri, n=30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

41

kebenaran informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut tidak menjadi

masalah apabila responden sudah paham betul mengenai kesehatan yang sedang

dialami, dan terkait indikasi dan bentuk sediaan obat yang akan mereka beli dan

konsumsi. Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari

(2009) dan Pangastuti (2014) sebelumnya bahwa kebanyakan masyarakat membeli

obat di warung-warung terdekat.

Namun selain membeli obat di warung, ada responden yang menyatakan

bahwa mereka memperoleh obat tersebut dari bidan dan sales. Berikut merupakan

hasil wawancara dengan responden yang memperoleh obat dari bidan dan sales:

“Saya, memperoleh obatnya dari orang yang menjual obat-obat dari rumah

ke rumah mbak. Obatnya saya pakai untuk daya tahan tubuh karena saat itu

saya merasa sangat capek.”

“Saya udah pakai obatnya dari lama mbak, pertama kali saya periksa ke

bidan dan dikasih obat itu dan obatnya cocok. Jadi jika maag saya kambuh

saya tidak periksa lagi ke bidan tapi langsung menebus obatnya saja di

bidan.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tersebut, dapat dilihat

bahwa responden yang memperoleh obat dari sales termasuk melakukan pengobatan

mandiri karena membeli obat tanpa resep dokter. Namun, perlu diperhatikan dan

ditinjau lebih lanjut lagi apabila membeli obat di sales, karena fenomena sales seperti

obat rentengan sedang marak dikalangan masyarakat, dan saat diwawancara lebih

lanjut responden lupa nama obat yang dibeli dari sales tersebut.

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan responden yang menjawab

memperoleh obat dari Bidan, menujukkan bahwa sebelumnya memang responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

42

memeriksakan terlebih dahulu ke bidan. Namun, karena responden tersebut sudah

lama menggunakan obat tersebut dan merasa cocok, saat merasakan penyakitnya

kambuh maka responden tersebut kembali membeli obat tersebut. Hal ini juga masih

termasuk dalam pengobatan mandiri karena responden menggunakan obat tersebut

apabila penyakitnya kambuh saja tanpa harus memeriksakan diri ke bidan lagi, jadi

responden tahu tentang keadaannya sendiri.

3. Jarak pembelian obat untuk pengobatan mandiri

Berdasarkan wawancara peneliti dengan responden, didapatkan hasil bahwa

jarak yang paling banyak ditempuh responden memperoleh obat untuk pengobatan

mandiri adalah ±10 – 50 meter dengan presentase 39%. Ada juga responden yang

tidak mengetahui seberapa jauh antara rumah mereka dengan tempat memperoleh

obat tersebut, dimana persentasenya sebesar 7%. Hasil jarak pembelian obat untuk

pengobatan mandiri dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Jarak pembelian obat untuk pengobatan mandiri, n=30

Jarak Persentase

(%)

± 10 – 50 meter 39

± 100 – 500 meter 17

± 2 – 5 meter 16

± 26 km 13

± 26 km 13

± 1,5 km 3

Tidak tahu 7

Jarak juga merupakan faktor dalam masyarakat melakukan pengobatan

mandiri. Terlihat dari hasil penelitian bahwa responden memperhitungan jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

43

pembelian obat yang akan mereka konsumsi. Apabila keluhan sakit yang mereka

alami seperti batuk, sakit kepala, flu, demam dan pegal linu, maka mereka akan

memperoleh obat di warung dengan jarak yang dekat dengan rumah mereka. Dimana

selain menjual kebutuhan sehari-hari warung juga menjual obat-obatan yang dapat

dibeli masyarakat tanpa resep dengan nama dagang yang sudah dikenal oleh

masyarakat. Namun dapat dilihat juga bahwa adapun responden yang membeli obat

dengan jarak yang tidak dekat yaitu di apotek yang berada di Kabupaten Wonosobo

yang berjarak sekitar 26 km (13%). Responden yang memperoleh obat dengan jarak

yang lumayan jauh tersebut, yaitu di apotek yang berada di luar Kecamatan Kejajar

saat itu sedang pergi dan memutuskan membeli obat sekalian untuk mengatasi

keluhan sakit yang dialami responden saat itu.

4. Harga obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri

Alasan terbanyak yang dipilih responden saat melakukan pengobatan

mandiri adalah karena biaya lebih murah, dimana sebanyak 44% responden dapat

membeli obat dengan biaya murah. Salah satu faktor yang mempengaruhi praktik

swamedikasi adalah kondisi ekonomi (Djunarko, 2011). Menurut Pangastuti (2014),

mahalnya pelayanan kesehatan (dokter, klinik, rumah sakit), merupakan penyebab

masyarakat berusaha mencari pengobatan yang lebih murah untuk penyakit ringan,

yaitu pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

44

Tabel III. Frekuensi harga obat untuk pengobatan mandiri

Harga obat

(Rp)

Persentase

(%)

500 – 1.500 40

2.000 – 7.000 44

15.000 – 75.000 13

Tidak dapat menyebutkan 3

Dari hasil (Tabel III) tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat lebih

memilih membeli obat yang relatif murah dan harga terjangkau dibandingkan

mendapatkan pelayanan kesehatan yang relatif mahal. Hal ini juga terkait dengan

karakteristik responden dimana sebagian besar responden berpenghasilan rendah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angkoso (2006), bahwa

harga obat yang digunakan dalam swamedikasi relatif lebih murah dibandingkan jika

harus pergi ke dokter dan pelayanan kesehatan yang lainnya.

Selain itu, ada juga responden yang memperoleh obat dengan harga yang

lumayan mahal, yaitu berkisar antara Rp 15.000,00-75.000,00 dengan presentase

13%. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, obat yang diperoleh

responden ini merupakan obat penurun kolesterol yang dibeli dari sales dengan harga

yang mahal.

5. Pengguna obat untuk pengobatan mandiri

Menurut penelitian Pangastuti (2014), pengobatan mandiri dapat dilakukan

oleh seseorang untuk teman maupun keluarga yang mengalami keluhan sakit. Dalam

penelitian ini demikian juga, terdapat 70% responden melakukan pengobatan mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

45

untuk dirinya sendiri, dan sebanyak 30% responden melakukan pengobatan mandiri

untuk keluarganya.

Dari hasil dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi obat

dalam pengobatan mandiri untuk dirinya sendiri. Responden yang menggunakan obat

untuk dirinya sendiri ini dipastikan sudah mengetahui tentang keadaan kesehatannya

sehingga mampu menggunakan obat tersebut sendiri.

6. Nama-nama obat untuk pengobatan mandiri

Produk obat yang beredar di pasaran sangat beragam dan banyak dijumpai di

media cetak maupun media elektronik. Tersedianya banyak produk obat tersebut

menjadi bagian penting dalam pengobatan mandiri. Tabel IV menunjukkan bahwa

23% responden menggunakan obat Bodrex® dan Paramex® dalam pengobatan

mandiri untuk mengatasi keluhan sakit mereka. Sebanyak 7% responden

menggunakan obat Bodrexin®, Neuromacyl® dan Ultraflu®. Sisanya sebanyak 3%

responden menggunakan obat Cataflam® dan lain sebagainya yang dapat dilihat pada

Tabel IV.

Diri

sendiri;

70%

Keluarga;

30%

Gambar 8. Persentase pengguna obat untuk pengobatan mandiri, n=30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

46

Tabel IV. Nama-nama obat untuk pengobatan mandiri

Nama obat Persentase

(%)

Bodrex®

23

Paramex®

23

Bodrexin®

7

Neuromacyl®

7

Ultraflu®

7

Natureindo®

3

Inzana®

3

Oskadon®

3

Hufamag plus®

3

Ponstan® 3

Promag®

3

Woods® 3

Vitamin 3

Cataflam®* 3

Tidak dapat menyebutkan 3

Keterangan : *Cataflam®

merupakan obat keras (OK)

Menurut Donatus (2000), penggunaan obat tanpa resep pada hakekatnya

ditujukan untuk gejala-gejala penyakit ringan dan mudah diobati. Pengetahuan yang

cukup seharusnya dimiliki oleh penderita sakit sehingga dapat memilih obat dengan

tepat (Perwitasari, 2009).

Berdasarkan nama-nama obat yang peneliti dapat dari hasil wawancara

dengan responden, paling banyak obat-obat tersebut adalah golongan obat bebas.

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan bagi

si pemakai. Terdapat tanda lingkaran hijau dengann garis tepi hitam (Wibowo, 2010).

Obat yang banyak dibeli responden dan tergolong obat bebas adalah Bodrex® dengan

persentase 23%. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Primantana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

47

(2001), obat sakit kepala yang paling sering diperhatikan adalah Bodrex® dengan

persentase 23,09%.

Namun ada juga responden yang menggunakan Cataflam®, dimana

kandungan obat ini adalah natrium diklofenak. Cataflam® merupakan golongan obat

keras dimana untuk memperolehnya harus dengan resep dokter dan harus diserahkan

oleh apoteker sendiri. Pada kenyataannya, berdasarkan wawancara dengan responden

obat Cataflam® dapat diperoleh dan digunakan oleh responden untuk keluhan sakit

responden tersebut tanpa menyerahkan resep dari dokter. Berdasarkan pernyataan

dari responden tersebut, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan responden agar

responden tau obat mana yang bisa digunakan untuk pengobatan mandiri

7. Frekuensi dalam mengkonsumsi obat tersebut untuk pengobatan mandiri

Dari Tabel V diketahui sebanyak 67% menyatakan kadang kala dalam

mengkonsumsi obat untuk pengobatan mandiri. Kadang kala disini dapat diartikan

seperti saat capek saja, hanya sekali, jika tidak ada keluhan sakit lagi, dan saat

penyakit kambuh/sakit.

Tabel V. Frekuensi konsumsi obat untuk pengobatan mandiri

Frekuensi konsumsi Persentase

(%)

Kadang kala 67

1x sebulan 20

2x sebulan 7

3x sebulan 7

Berdasarkan keputusan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997),

cara penggunaan obat yang benar adalah minum sesuai dengan petunjuk/aturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

48

terdapat dalam kemasan obat bebas dan bebas terbatas tersebut dan tidak untuk

digunaka secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Hal ini sudah sesuai dengan

jawaban responden, yaitu jika responden mengkonsumsi tidak secara terus menerus

atau dalam jangka waktu yang panjang, namun apabila responden merasakan keluhan

sakit saja.

8. Cara pemakaian obat tersebut untuk pengobatan mandiri

Untuk cara pemakaian obat, responden sebanyak 20 responden (67%) (Tabel

VI) melakukan dengan cara langsung diminum dengan menggunakan air putih.

Kemudian ada juga responden mengkonsumsi obat dengan cara dioles (sediaan

topikal), diminum setelah dan sebelum makan, pagi dan sore hari, malam hari dan

digerus (untuk anak dari responden).

Tabel VI. Cara pemakaian obat untuk pengobatan mandiri

Cara pemakaian Persentase

(%)

Langsung diminum 67

Malam hari 13

Digerus 3

Dioles 3

Sebelum makan 3

Setelah makan 3

Pagi dan sore hari 3

Tidak dapat menyebutkan 3

Langsung diminum disini sama dengan pemberian secara per oral.

Pemberian obat secara per oral merupakan pemberian obat melalui mulut. Pemberian

obat melalui per oral bertujuan terutama untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu obat

beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh (Anief, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

49

Menurut Depkes RI (2008), semua obat harus digunakan sesuai dengan

aturan pakai yang terdapat dalam kemasan obat tersebut. Penggunaan obat harus

sesuai dengan aturan pakai yang tertera dalam kemasan, sehingga penggunaan obat

menjadi rasional. Dari hasil penelitian, sebagian besar responden menjawab

“langsung diminum”. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memahami

dengan aturan pakai obat yang digunakan. Terdapat juga responden yang menjawab

“dioles” dan “sebelum makan”, yang menunjukkan responden mengetahui bahwa

obat tersebut termasuk obat untuk pemakaian luar dan obat golongan antasida bila

dikonsumsi sebelum makan. Responden sudah dapat memilih obat dengan baik dan

benar untuk mengatasi keluhannya dengan melihat terlebih dahulu indikasi dan aturan

pakai dalam kemasan.

9. Bentuk-bentuk obat yang digunakan responden saat melakukan pengobatan

mandiri

Menurut Depkes RI (2008), terdapat beberapa bentuk sediaan obat, yaitu

kapsul, tablet, pulvis, puyer, sirup dan larutan obat luar (tetes hidung dan mata).

Dalam hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian responden tahu dan paham

macam-macam bentuk sediaan obat yang dikonsumsi untuk pengobatan mandiri.

Yang paling banyak digunakan oleh responden dalam pengobatan mandiri adalah

obat dengan bentuk tablet, yaitu sebesar 87% (Gambar 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

50

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet

cetak dan tablet kempa (Anonim, 2015). Tablet sendiri dibagi menjadi beberapa

macam, yaitu tablet kunyah, tablet lepas-lambat, dan tablet hisap (Lozenges).

10. Keluhan/sakit yang diobati responden dengan obat untuk pengobatan

mandiri

Pengobatan mandiri dilakukan untuk mengatasi keluhan sakit yang dirasakan

dan dialami oleh penderita. Terdapat banyak keluhan dan penyakit yang dapat diatasi

dengan pengobatan mandiri, seperti batuk, demam, flu, pusing, pegal, maag, dan lain

sebagainya. Tabel VII menunjukkan keluhan responden ketika melakukan

pengobatan mandiri. Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa keluhan terbanyak yang

dialami oleh patisipan adalah sakit kepala, yaitu dengan persentase sebesar 54%.

Kapsul

7% Salep

3% Sirup

3%

Tablet

87%

Gambar 9. Persentase bentuk-bentuk obat untuk pengobatan mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

51

Tabel VII. Keluhan/sakit yang dialami responden

Keluhan/sakit Persentase

(%)

Sakit kepala 54

Pegal 10

Demam 7

Maag 7

Sakit gigi 7

Pilek 3

Batuk berdahak 3

Batuk dan pilek 7

Daya tahan tubuh 3

Kolesterol 3

Sakit kepala merupakan suatu rasa nyeri yang dirasakan sebagai tekanan,

sukar dilokalisasi dan kebanyakan menyebar ke wajah dan daerah dis ekitar wajah

lainnya. Sakit kepala termasuk dalam nyeri somatik, rasa nyeri ini terasa di bagian

dalam sehingga disebut sebagai nyeri somatik dalam (nyeri yang datang mendadak).

Rasa sakit kepala yang dirasakan bisa bervariasi; beberapa mengalami sakit kepala

yang amat sakit sehingga membutuhkan pengobatan, sementara yang lainnya tidak

(Arif, 2008).

Secara umum, berdasarkan hasil nama-nama obat yang diperoleh atau dibeli

oleh responden jika dikaitkan dengan keluhan/sakit yang dialami responden,

menunjukkan bahwa responden mampu dalam melakukan pengobatan mandiri

dengan tepat dan baik dalam mengenali penyakit yang mereka alami dengan memilih

obat secara mandiri. Namun demikian, untuk evaluasi ketepatan pemilihan obat

untuk pengobatan mandiri perlu dikaji lebih mendalam lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

52

11. Pengalaman penggunaan obat sebelumnya untuk pengobatan mandiri

Pada hasil Gambar 10, diketahui bahwa responden dengan persentase 77%

pernah menggunakan atau mengkonsumsi obat untuk pengobatan mandiri.

Sebaliknya, sebanyak 23% responden belum pernah mengkonsumsi atau

menggunakan obat tersebut untuk pengobatan mandiri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Liliani (2004), dijelaskan bahwa

pengguna yang merasa puas atas hasil utama obat yang digunakan, maka ia akan

memutuskan untuk menggunakan kembali obat yang sama untuk keluhan yang sama

juga.

12. Efek samping yang dirasakan setelah menggunakan obat untuk pengobatan

mandiri

Menurut Aziz, dkk (2008), efek samping obat merupakan setiap respon yang

merugikan dan tidak diharapkan muncul pada dosis terapi. Respon yang merugikan

tersebut dapat berupa nyeri lambung, mual, muntah, mengantuk, ruam kulit, gatal-

gatal dan sebagainya. Anief (1995) juga menjelaskan bahwa efek samping obat

Pernah

77%

Tidak

pernah

23%

Gambar 10. Frekuensi penggunaan obat sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

53

merupakan efek yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan tidak ikut pada

kegunaan terapi.

Tabel VIII. Efek samping obat yang dirasakan

Efek samping Persentase

(%)

Tidak ada 77

Mengantuk 10

Tidak dapat menyebutkan 10

Berdebar 3

Hasil dari penelitian (Tabel VIII) didapatkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan tidak mengalami efek samping dalam penggunaan obat

dengan persentase sebesar 77%. Namun ada juga responden yang menjawab

mengalami efek samping mengantuk dan berdebar setelah mengkonsumsi obat

tersebut untuk pengobatan mandiri. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan

bahwa sebagian responden telah tahu efek samping yang muncul pada saat

menggunakan obat dan pengetahuan responden mengenai efek samping obat adalah

baik.

13. Sumber informasi mengenai obat untuk pengobatan mandiri

Tabel IX memperlihatkan bahwa sebanyak 54% menyatakan memperoleh

informasi obat tersebut dari TV (iklan). Kemudian sebanyak 23% responden

menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi obat tersebut dari keluarga.

Sedangkan sisanya sebanyak 13% responden memperoleh informasi obat dari

kemasan obat dan sebanyak 10% responden memperoleh informasi dari tetangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

54

Tabel IX. Persentase sumber informasi obat

Sumber informasi Persentase

(%)

TV (iklan) 54

Turun-temurun/keluarga 23

Kemasan 13

Tetangga 10

Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling

banyak dibahas orang. Sedangkan iklan obat adalah pesan yang disampaikan melalui

komunikasi media massa oleh perusahaan farmasi tertentu untuk meningkatkan

pemasaran (Morissan, 2010). Fungsi iklan meliputi fungsi informasi

(menginformasikan informasi produk, ciri-ciri, dan memberitahu konsumen tentang

produk-produk baru); fungsi persuasif (membujuk konsumen untuk membeli merek-

merek tertentu); dan fungsi pengingat (terus-menerus mengingatkan para konsumen

tentang sebuah produk, sehingga konsumen akan membeli produk yang diiklankan)

(Lee dan Johnson, 2004).

Tujuan iklan supaya membantu konsumen dalam membuat keputusan yang

rasional pada penggunaan obat yang ditetapkan sebagai obat tanpa resep. Jadi apabila

responden mengetahui informasi obat melalui TV (iklan) adalah bersifat wajar,

asalkan TV (iklan) tersebut memberikan informasi yang akurat adanya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti (2014), diketahui bahwa

responden melakukan pengobatan mandiri dan memperoleh obat yang digunakan dari

berbagai macam tempat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartika (2010) bahwa informasi terbanyak yang mempengaruhi sikap seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

55

dalam hal kesehatan berasal dari iklan pada media cetak maupun elektronik, sehingga

pemberian informasi kesehatan lewat media tersebut sebaiknya sesuai dan benar agar

masyarakat tidak salah menerima informasi.

14. Frekuensi kesembuhan responden setelah diobati dengan obat untuk

pengobatan mandiri

Hasil pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak responden

setelah diobat obat untuk pengobatan mandiri adalah sembuh dengan persentase 83%.

Sisanya adalah dengan menjawab belum sembuh dengan presentase 17%.

Berdasarkan hasil persentase terbanyak responden yang berhasil sembuh

dalam menggunakan obat untuk pengobatan mandiri, membuktikan bahwa responden

mampu dalam menggunakan obat secara baik dan benar, sesuai dengan aturan pakai

yang mereka lakukan, sehingga obat tetap efektif dan aman untuk digunakan.

Sembuh

83%

Belum

sembuh

17%

Gambar 11. Presentase kesembuhan responden setelah menggunakan obat

untuk pengobatan mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

56

C. Motivasi Penggunaan Obat Untuk Pengobatan Mandiri di kalangan

Masyarakat Desa Dieng

Motivasi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri dalam penelitian ini

meliputi alasan mengapa memilih obat untuk pengobatan mandiri dan alasan

mengapa menggunakan obat untuk pengobatan mandiri dibandingkan memeriksakan

diri ke Puskesmas/RS/Dokter.

1. Alasan memilih obat untuk pengobatan mandiri

Motivasi terbesar responden memilih obat untuk pengobatan mandiri adalah

“cocok”, yaitu sebesar 37%. Pada tabel X dapat dilihat juga bahwa beberapa motivasi

responden menyatakan seperti adanya hanya obat tersebut, cepat meredakan sakit,

diberitahu teman, gampang/prakris, hari minggu puskesmas tutup, jarak dengan

rumah dekat, keadaan darurat, keinginan anak, mendingan setelah mengkonsumsi

obat tersebut, mudah di dapat, tidak mau periksa ke dokter, sudah ada yang

menggunakan sebelumnya, dan menyatakan sakit ringan.

Menurut Murniati (1997), (cit, Angkoso, 2006), masyarakat memilih untuk

mengobati penyakitnya sendiri karena beberapa alasan. Pertama, alasan ekonomi

karena biaya dokter atau rumah sakit mahal. Kedua, alasan budaya karena sebelum

percaya atau takut kepada dokter dan masih mempertahankan pengobatan tradisional.

Ketiga, karena sudah biasa mengkonsumsi jenis obat tertentu, hingga merasa aman

mengkonsumi terus. Keempat, karena informasi mulut ke mulut serta pengaruh iklan.

Kelima, karena pengerahuan tentang kesehatan masih rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

57

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti

(2014). Penelitian yang dilakukan Pangastuti (2014), menyatakan bahwa alasan

terbanyak yang dipilih responden ketika melakukan pengobatan mandiri adalah

karena biaya lebih murah. Sedangkan penelitian ini menyatakan bahwa responden

merasa lebih cocok. Hal tersebut didasarkan atas frekuensi responden yang

sebelumnya pernah menggunakan obat untuk pengobatan mandiri.

Tabel X. Persentase alasan memilih obat

Alasan memilih obat Persentase

(%)

Cocok 37

Jaraknya dengan rumah dekat 7

Keadaan darurat 7

Sakit ringan 7

Gampang/praktis 7

Hari minggu puskesmas tutup 3

Cepat meredakan sakit 3

Adanya hanya obat tersebut 3

Keinginan anak 3

Mendingan setelah mengkonsumsinya 3

Mudah di dapat 3

Panas/demam biasa 3

Pusing berkurang 3

Diberitahu teman 3

Sudah ada yang menggunakan sebelumnya 3

Tidak mau periksa ke dokter 3

2. Alasan menggunakan obat untuk mengatasi penyakit yang dialami,

dibandingkan memeriksakan diri ke puskesmas/RS/dokter.

Alasan terbesar yang dipilih responden saat melakukan pengobatan mandiri

adalah sakit ringan, yaitu dengan persentase sebesar 33% (Tabel XI). Dari alasan

tersebut, responden berpikir karena penyakit ringan saja maka dari itu dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

58

disembuhkan atau diatasi hanya dengan obat yang dibeli secara langsung dan instan.

Selain itu ada juga responden yang menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai

uang untuk pergi ke dokter/RS/Puskesmas, yaitu sebanyak 3%. Hal ini dikaitkan

dengan karakteristik pendapatan responden.

Tabel XI. Persentase alasan tidak memeriksakan diri ke

Dokter/RS/Puskesmas

Alasan tidak periksa ke dokter/RS/puskesmas Persentase

(%)

Sakit ringan 37

Cocok 17

Pertolongan pertama 7

Tidak ada waktu 7

Panas/demam biasa 3

Pusing biasa 3

Puskesmas tutup 3

Praktis 3

Kebanyakan obat 3

Terlanjur sakit 3

Obat dari bidan tidak cocok 3

Tidak kepikiran 3

Tidak punya uang 3

Tidak dapat menyebutkan 3

Djunarko (2011), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

praktik swamedikasi adalah kondisi ekonomi. Mahalnya pelayanan kesehatan (dokter,

klinik, rumah sakit), merupakan penyebab masyarakat berusaha mencari pengobatan

yang lebih murah untuk penyakit ringan, yaitu swamedikasi. Menurut Pal (2004),

ketika pasien mengalami masalah atau penyakit yang masih tergolong ringan/minor

(sesuai anggapan pasien itu sendiri) maka mereka memutuskan untuk pergi bertanya

ke apoteker sehubungan dengan OTR yang mereka gunakan. Namun pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

59

kenyataannya, responden dalam penelitian ini tidak melakukan hal tersebut. Mereka

justru melakukan pengobatan mandiri tanpa bertanya terlebih dahulu kepada apoteker

terkait obat yang akan mereka gunakan dalam mengatasi keluhan sakit untuk

pengobatan mandiri. Selain itu, dikarenakan karena akses kesehatan, yaitu jauhnya

apotek dari rumah, membuat responden melakukan pengobatan mandiri tanpa

bertanya kepada apoteker terlebih dahulu.

Motivasi terbesar pasien mengenai alasan tidak memeriksakan diri ke dokter

sama dengan alasan saat memilih obat untuk pengobatan mandiri, yaitu responden

cenderung merasa “cocok” dalam menggunakannya. Namun demikian, perlu digali

lebih lanjut lagi apa yang dimaksud dengan “cocok” oleh responden tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden yang pada penelitian ini yang menggunakan obat

untuk pengobatan mandiri yaitu pada rentang usia 18-24 tahun dan 32-38

tahun (26%), dengan jenis kelamin perempuan (70%), dengan jenis pekerjaan

petani (36%), dengan status pernikahan sudah menikah (80%), dengan

pendidikan terakhir adalah SLTA (SMA/SMK) (40%), dan dengan

pendapatan per bulan sebesar Rp 300.000,00 ≤ pendapatan < Rp 1.000.000,00

(27%).

2. Pola penggunaan obat responden untuk pengobatan mandiri pada penelitian

ini adalah dengan frekuensi penggunaan obat 1x dalam sebulan (67%). Lokasi

pembelian terbesar adalah di warung (80%) dengan jarak yang paling banyak

ditempuh adalah ±10-50 meter (39%). Harga yang dikeluarkan berkisar Rp

2.000,00-Rp 7.000,00 (44%). Penggunaan dilakukan untuk diri sendiri (70%)

dengan obat yang paling banyak digunakan adalah Bodrex® dan Paramex®

(23%); dimana frekuensi penggunaan obat yaitu kadang kala (67%). Cara

pemakaian adalah dengan cara “langsung diminum” (67%) dengan bentuk

adalah tablet (87%). Keluhan yang paling banyak dialami responden saat

melakukan pengobatan modern adalah pusing (54%). Frekuensi penggunaan

obat sebelumnya untuk pengobatan mandiri terbesar adalah pernah

melakukan (77%). Efek samping yang dirasakan responden tidak ada (77%).

Sumber informasi yang responden dapatkan tentang obat untuk pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

61

mandiri adalah melalui TV (iklan) (54%); dan frekuensi kesembuhan

responden setelah diobat dengan obat untuk pengobatan mandiri adalah

sembuh (83%).

3. Motivasi terbesar penggunaan obat untuk pengobatan mandiri adalah

responden merasa cocok (37%) karena penyakit ringan, sehingga responden

tidak memeriksakan diri ke puskesmas/RS/dokter (37%) dan memilih

melakukan pengobatan mandiri.

B. Saran

1. Perlu dilakukan kajian mengenai hubungan karakteristik responden terhadap

pola dan motivasi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri.

2. Perlu adanya sosialisasi atau penyuluhan dari Dinas Kesehatan terkait terkait

penggunaan obat muntuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, agar masyarakat

lebih memahami betul penggunaan obat modern untuk pengobatan mandiri

dan tidak salah dalam memilih obat.

3. Perlu meningkatkan peran apoteker dalam pelayanan obat kepada masyarakat

dan untuk mengatasi kesehatan terkait pengobatan mandiri yang tepat, aman

dan rasional.

4. Perlu adanya penelitian yang mendalami alasan ketidaktahuan masyarakat

terhadap pengobatan mandiri dan obat untuk pengobatan mandiri.

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan karakteristik

responden terhadap pola dan motivasi dalam pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

62

DAFTAR PUSTAKA

Adikuntati, Y. M., 2008, Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan

dengan Perilaku Swamedikasi Demam oleh Ibu-Ibu di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Andhika, 2010, Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan Pada

Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah Di Kabupaten Semarang, Skripsi,

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Anief, M., 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, hal. 14, 19-20.

Angkoso, J. T. F., 2006, Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Di Antara Pria Dan

Wanita Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III,

Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, Skripsi, Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Anna, L., K., A., 2011, Kaum Lelaki Kurang Peduli Kesehatan,

http:/health.kompas.com/read/2011/02/1715371631/www.kompas.com,

diakses pada tanggal 28 Oktober 2015.

Anonim, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas,

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan, Jakarta, hal. 20, 24.

Anonim., 2015, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departeman Kesehatan Republik

Indonesia, hal. 52.

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Aziz, S., dkk., 2008, Kembali Sehat dengan Obat (Mengenal Manfaat dan Bahaya

Obat), Pustaka Popler Obor, Jakarta, hal. XXII.

Baharuddin, 2009, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, hal. 21.

Biagi, S., 2010, Media Impact, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, hal. 201.

Chistiana, E., 2014, Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Obat

Tradisional Dan Obat Modern Terhadap Tindakan Pemilihan Obat Pada

Pengobatan Mandiri Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Kebijakan Obat Nasional,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

63

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Materi Pelatihan Peningkatan

Pengerahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal.

Dewar, Diane M., 2009, The Essential Of Health Economics, First Edition. USA:

Jones & Bartlett Publishers.

Dharmmesta, B, S., dan Handoko, H, T., 2000, Manajemen Pemasaran: Analisa

Perilaku Konsumen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, hal. 25-54.

Djunarko, I., dan Hendrawati, Y., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT

Intan Sejati, Klaten, hal.6-9, 56, 58.

Donatus, I. A., 1997, Pola Pengobatan Sendiri Oleh Masyarakat, Survei kesehatan

Rumah Tangga 1980, Buletin Penelitian Kesehatan 13, hal. 3-4.

Donatus, I. A., 2000, Globalisasi dan Orientasi Baru Pelayanan Farmasi

Komunitas, Upaya Peningkatan Peran Apoteker, Seminar Sehari Dampak

Globalisasi Ekonomi dan Farmasi Terhadap Hak dan Kewajiban

Farmasis dan Konsumen, Lembaga Kajian Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Fauzia, R., Respati, T., dan Nurhayati, E., 2015, Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Pengoabatn Sendiri Pada Kelompok Ibu Rumah Tanga di

Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, Prosiding Penelitian SPeSIA,

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Univesitas Islam Bandung,

Bandung.

Hardon A, Hodgkin C, Fresle D., 2004, How to investigate the use of medicines

by consummers, World Health Organisation, Swit-zerland, p.64.

Holt, G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E.G.,

(Ed), Handbook of Non Prescription Drug, 9th ed, 1-10, APHA, New

York.

Ikawati, Z., 1994, Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu tentang Cara Penggunaan Obat-

Obatan di Wilayah Purwokerto, Laporan Penelitian, 15-20, Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Joko Mariyono et al., 2005. Ketimpangan Jender dalam akses Pelayanan

Kesehatan Rumah Tangga Petani Pedesaan : Kasus Dua Desa di

Kabupaten Tegal, Jawa tengah.

Kartajaya, H., Taufik, Mussry, J., Setiawan, I., Asmara, B., Winnasis, N.T.,

Satrio, B.E., et al., 2011, Self-Medication: Who Benefits and Who is at

Loss?, PT MarkPlus Indonesia, Jakarta, hal. 3.

Kartika, Nana., 2010, Pengaruh Ceramah Dan Pemberian Leaflet Terhadap

Perilaku Dalam Memilih Dan Menggunakan Obat Batuk Anak Oleh Ibu-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

64

ibu Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1969, Tanda Khusus Untuk

Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Kurniasari, V., Y., 2007, Hubungan Antara Pengerahuan dan Tingkat Ekonomi

dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk di Desa

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Kotler, Philip. dan Amstrong, Gary., 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi II,

Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 45.

Krithikadatta, J., 2014, Normal Distribution, J Conserv Dent., 17(1), 96-97.

Liliani, N. D., 2004, Kajian Motivasi, Penetahuan, Tindakan dan Pola

Penggunaan Obat Tradisonal Cina pada Pengunjung dari 8 Toko Obat

Berizin di Yogyakarta Periode April-Mei 2004, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lee, M., dan Johnson, C., 2004, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam

Pespektif Global, Prenada Media, Jakarta, hal. 10, 11.

Lubis, A.F., 2009, Ekonomi Kesehatan, Penerbit USU Press, Medan, hal. 11.

Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014, Mengenal Simbol-

simbol Pada Kemasan Obat, http:// http://www.bpjs.info/kesehatan/Mengenal_Simbol_simbol_Pada_Kemas

an_Obat-5849/ diakses tanggal 10 November 2015.

Meriati., Goenawi., dan Wiyono W., 2013, Dampak Penyuluhan Pada

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemilihan Dan Penggunaan Obat

Batuk Swamedikasi Di Kecamatan Malalayang, Pharmacon Jurnal Ilmiah

Farmasi, Vo.2 No.03, Universitas Sam Ratulangi Manado, hal.101.

Murniati, A. N. O., 1997, Harapan Konsumen Terhadap Obat Bebas Dan Obat

Bebas Terbatas, Simposium Nasional Obat Bebas dan Obat Bebas

Terbatas, Fak 3-10, Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 23.

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,

Jakarta, hal. 15-62.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

hal. 125.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

65

Morissan, M. A., 2010, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana,

Jakarta, hal. 16-18.

Noviana, Fenny., 2011, Kajian Pengetahuan dan Alasan Pemilihan Obat Herbal

Pada Pasien Geriatri di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pal, S., 2004, Self Care and Nonprescription Drugs Pharmacotherapy, Handbook

of Non Prescription Drugs, 14th .ed., AphA, New York, pp. 3-15.

Pangastuti, M. R., 2010, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Obat

Tradisioanl Dan Obat Modern Dengan Tindakan Pemilihan Obat Untuk

Pengobatan Mandiri Di Kalangan Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan

Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogayakarta.

Putra, R.S., 2012, Buku Pinta Apoteker, DIVA Press, Banguntapan, Jogjakarta,

hal. 305, 309, 312, 320, 339.

Peraturan Menteri Kesehatan, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

1176/Menkes/Per/X/1999 Tentang Daftar Obat Keras Yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Dokter Oleh Apoteker di Apotik (Daftar Obat

Wajib Apotek No. 3), Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat Yang Dapat Diserahan

Tanpa Resep, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Obat Keras Yang Dapat Diserahkan

Tapa Resep Dokter Oleh Apoteker Di Apotek (Obat Wajib Apotek No. 2),

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

347/MenKes/SK/BII/1990 Tentang Obat Keras Yang Dapat Diserahkan

Tanpa Resep Dokter Oleh Apoteker Di Apotik (Obat Wajib Apotek No.

1), Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Perwitasari, E., A., 2009, Pengaruh Pemberian Informasi Obat Terhadap

Peningkatan Perilaku Pengobatan Mandiri Pada Penyakit Batuk Di Desa

Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

Dharma.

Primantana, Y. B. A., 2001, Pengaruh Iklan Obat Sakit Kepala Di Televisi

Terhadap Pemilihan Obat Sakit Kepala Di Kalangan Mahasiswa

Angkatan 1997-2000 Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

66

Pokja Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012, Buku Putih Sanitasi Kabupaten

Wonosobo Provinsi Jawa Tengah.

Santere., Rexford, E., and Neun Stephen P., 2000. Health Economics (Theories,

Insight, and Indistry Studies) Revised Edition. USA : Harcourt College

Publisher.

Sartono., 1993, Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang: Obat-obat Bebas

dan Bebas Terbatas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.1, 4-5.

Sartono., 1993, Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang: Obat Wajib Apotek,

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.105-112.

Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 54-78.

Saryono, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktis Bagi

Pemula, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta, hal.49.

Satibi, dan Oetari R.A., 2001, Pengaruh Informasi Obat Terhadap Pemilihan Dan

Penggunaan Obat Batuk Pada Pengobatan Sendiri Di Kecamatan

Godean, Majalah Farmasi Indonesia, Universitas Gadjah Mada, hal.194.

Sumarsono, T., 2015, Pengantar Studi Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, hal. 59-68.

Supardi, S., Sukasediati, N., dan Azis, S., 1997, Pola Penggunaan Obat dan Obat

Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Tanjung Bintang, Lampung,

Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (3&4), 45-52.

Suryo, J., 2010, Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan, Bentang

Pustaka, Yogayakarta, hal. 53.

Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 17.

Tan, T.H., dan Rahardja K., 2010, Obat-obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-

hari, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. vii dan ix.

Tim Penyusun, 2004, Pengobatan Sendiri, InfoPOM, Badan Pengawas Obat Dan

Makanan Republik Indonesia, Vol.5 No.6, Jakarta, hal.1.

Tim Penyusun, 2014, Topik Sajian Utama: Menuju Swamedikasi yang Aman,

InfoPOM, Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia,

Vol.15 No.1, Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan,

hal. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

67

Wawan, A., Dewi, M., 2011, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia, Mulia Medika, Yogyakarta, hal. 54, 60-62.

Wibowo, A., 2010, Cerdas Memilih Obat & Mengenali Penyakit, PT. Lingkar

Pena Kerativa, Jakarta, hal. 25-26.

Widayati, A., 2012, Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di

Kota Yogyakarta, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, pp. 59-65.

WHO, 1998, The Role of The Pharmacist in Self Care and Self Medication, 3,

Departement of Essential Drug adn Other Medicines World Health

Prganization, WHO, Geneva.

World Self-Medication Industry, 2010, About Self-Medication,

http://www.wsmi.org/aboutsm.htm, diakses tanggal 10 November 2015.

Zeenot, S., 2013, Pengelolaan & Penggunaan Obat Wajib Apotek, D-Medika,

Jogjakarta, hal.7, 111-113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

68

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

69

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

70

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Daerah DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

71

Lampiran 3. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

72

Lampiran 4. Informed Consent

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Consent)

“PROFIL PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI MENGGUNAKAN

TUMBUHAN OBAT DI KALANGAN MASYARAKAT DESA

SEMBUNGAN DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN

WONOSOBO JAWA TENGAH (UPAYA AWAL UNTUK PELESTARIAN

LINGKUNGAN DAN MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL)”

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN pada penelitian tentang

“Perilaku Pengobatan Mandiri Menggunakan Tumbuhan Obat”, yang akan

dilakukan oleh:

Nama : Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. (dkk)

NIDN : 0530077401

Dosen dari Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya telah diberi informasi secara detail mengenai penelitian tersebut,

2. saya telah diberi hak untuk didampingi oleh orang yang saya tunjuk pada

saat informasi tersebut disampaikan kepada saya,

3. saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai informasi penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

73

disampaikan kepada saya,

4. saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung

menerima manfaat dari hasil penelitian tersebut dan saya paham bahwa

hasil penelitian akan digunakan untuk peningkatan perilaku swamedikasi

di masyarakat,

5. saya juga telah diinformasikan bahwa data yang saya berikan akan

digunakan sepenuhnya hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak ada

aspek komersial,

6. saya juga telah diinformasikan bahwa data pribadi saya tidak akan

dipublikasikan. jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka data terkait

diri saya akan dalam bentuk anonim (tanpa nama),

7. saya telah diberi tahu bahwa penelitian ini adalah dalam pelaksanaannya

telah mendapatkan izin dari instansi yang berwenang,

8. saya tahu bahwa data yang saya berikan akan disimpan oleh peneliti

selama setidaknya dua tahun dan akan dimusnahkan setelah itu.

Wonosobo,………..…………..2015

Yang menyatakan,

(…………………………………)

Tanda tangan dan nama jelas

Saksi,

(………………………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

74

Lampiran 5. Panduan Wawancara

PANDUAN WAWANCARA

“PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DAN OBAT MODERN UNTUK

PENGOBATAN MANDIRI”

Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai responden adalah

masyarakat dewasa di kawasan dataran tinggi Dieng yang berusia ≥ 18 tahun yang

pernah melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir, baik laki-laki

ataupun perempuan dan bersedia wawancara.

Kunci Komponen Pendahuluan

Perkenalan wawancara

Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden

Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar

tentang penelitian

Penjelasan mengenai kerahasiaan responden

Penjelasan bagaimana wawancara akan dilakukan dan durasi wawancara

Data diri responden

a. Nama :

b. Alamat dan No.Telp :

c. Usia :

d. Jenis kelamin :

e. Pekerjaan :

f. Status pernikahan :

g. Pendidikan terakhir :

h. Pendapatan per bulan :

a.Kurang dari Rp 300.000,00

b.Antara Rp 300.000,00-Rp 1.000.000,00

c.Antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

75

d.Antara Rp 1.500.000,00-Rp 2.000.000,00

c.Lebih dari Rp 2.000.000,00

1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau

swamedikasi?

2. Jika Anda pernah mendengar istilah tesebut, dari mana Anda mendapatkan

informasinya?

3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatab sendiri?

4. Apakah semua obat dapat dibeli untuk pengobatan sendiri tanpa periksa ke

Puskesmas/RS/dokter praktek?

=======

5. Apakah Anda pernah mendengar tentang obat bebas atau bebas terbatas? Jika

pernah:

a. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli?

b. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dikter?

c. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan,

dll)

6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat tersebut?

a. Jika pernah, seperti apa lambang tersebut dan arti dari lambang tersebut,

gambarkan lambanganya?

=====

7. Apakah Anda pernah menggunakan obat atau memperoleh obat dari

orang lain untuk digunakan mengatasi sakit (tanpa perksa ke

Puskesmas/RS/dokter praktek) dalam satu bulan terakhir ini?

APABILA PERNAH:

a. Berapa kali dalam satu bulan terakhir ini?

b. Apakah Anda menggunakan atau memperoleh/diberi orang lain?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

76

i. Jika Anda memperoleh obat tersebut dengan cara membelinya,

dimanakah obat tersebut Anda beli? Berapa jarak antara tempat tinggal

Anda dengan tempat untuk membeli obat tersebut? Berapa harganya?

ii. JIka Anda memperoleh obat tersebut dari orang lain, siapakah yang

meemberikanya?

c. Untuk siapakah obat tersebut? (apakah untuk diri sendiri atau orang

lain/keluarga, dll… mohon sebutkan)

d. Apa nama obatntya?

e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat

tersebut?

f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)

mengkonsumsi obat tersebut? Cara pakai obat tersebut?

g. Dalam bentuk apa obat tersebut (tablet, sirup, serbuk, dll)?

h. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut?

i. Apakah obat tersebut pernah digunakan sebelumnya?

j. Apakah ada efek samping yang dirasakan?

k. Mengapa Anda memilih obat tersebut?

l. Darimana Anda mengetahui informasi mengenai obat yang Anda beli

(atau yang diberi oleh orang lain) tersebut?

m. Mengapa Anda (atau orang yang menggunakan oabt tersebut) tidak

memeriksakan diri ke Puskesmas/RS/dokter, tetapi memilih meminum

obat tersebut?

n. Apakah Anda (orang yang mengguakan obat tersebut) sembuh setelah

diobati dengan obat tersebut?

=======

8. Apakah Anda mengenal obat tradisional?

a. Mohon bisakah dijelaskan, apakah yang dimaksud dengan obat tradisional

menurut Anda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

77

b. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tradisional yang Anda kenal (tablet, pil,

kapsul, serbuk, cairan, dll)

c. Apakah Anda mengenal jenis-jenis obat tradisional, yaitu jamu, obat

herbal terstandar dan fitofarmaka? Jika mengenal, mohon dijelaskan.

i. Apakah Anda mengenal lambang JAMU pada kemasan/bungkus

jamu? Jika iya, mohon digambarkan. PERTANYAAN SERUPA

JUGA UNTUK HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA.

9. Sebutkan satu contoh obat tradisional, manfaatnya dan cara penggunaannya.

10. Menurut Anda, apakah obat tradisional dapat menimbulkan efek samping?

11. Apakah Anda (atau keluarga Anda) pernah menggunakan obat tradisional

untuk mengobati penyakit selama satu bulan terakhir? JIKA PERNAH:

a. Seberapa sering Anda menggunakan obat tradisional (dalam satu bulan

terakhir)?

b. Apakah nama obat tradisional yang Anda gunakan?

c. Untuk siapa obat tradisional tersebut?

d. Dalam bentuk apa obat tradisional tersebut?

e. Untuk mengobati penyakit apa?

f. Darimana Anda memperolehnya?Kalau membeli, membeli obat

tradisional dimana? Jarak antara tempat tinggal dan temapt membeli obat

tradisional?Berapa harganya?

g. Bagaimana Anda menggunakannya? (ATURAN PAKAI DAN CARA

PAKAI)

h. Berapa lama Anda menggunakannya?

i. Apakah Anda sembuh setelah menggunakan obat tradisional tersebut?

j. Adakah efek samping yang Anda rasakan?

k. Apakah obat tradisional tersebut pernah digunakan sebelumnya?

l. Dari manakah Anda mengetahui mengenai obat tradisional yang Anda

gunakan tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

78

m. Apakah alasan Anda menggunakan obat tradisional tersebut?

n. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional tersebut untuk

mengatasi penyakit yang dialami (dibandingkan memeriksakan diri ke

Puskesmas atau Rumah Sakit atau dokter praktek?

======

12. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat tradisional jika Anda

sakit?

13. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat modern jika Anda

sakit?

14. Apakah Anda menyukai menggunakan obat tradisional?

15. Apakah Anda menyukai menggunakan obat modern?

16. Apakah menurut Anda menggunakan obat tradisional bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit yang Anda alami?

17. apakah menurut Anda menggunakan obat modern bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit yang anda alami?

======

18. Apakah Anda akan menggunakan obat tradisional untuk mengatasi

gejala/sakit yang anda alami?

19. Apakah Anda akan menggunakan obat modern untuk mengatasi gejala/sakit

yang anda alami?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

79

Lampiran 6. Peta Kabupaten Wonosono, Jawa Tengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

80

Lampiran 7. Daftar OWA No. 1, OWA No. 2, dan OWA No. 3

Tabel 1. Daftar Obat Wajib Apotek No. 1

No Kelas

Terapi

Nama Obat Indikasi Jumlah

Tiap Jenis

Obat Per

Pasien

Catatan

I Oral

Kontrase

psi

Tunggal

Linestrenol

Kontrasepsi 1 siklu

s

Untuk

siklus

pertama

harus

dengan

resep

dokter.

Akseptor

dianjurkan

kontrol ke

dokter tiap

6 bulan

Kombinasi

a. etinodiol diasetat

– mestranol

b. Norgestrel –

etinil estradiol

c. Linestrenoil –

etinil estradiol

d. Etinodiol

diasetat – etinil

estradiol

e. Levonogestrel –

etinil estradiol

f. Norethindrone –

mestranol

g. Desogestrel –

etinil estradiol

Kontrasepsi 1 siklus

Aseptor

dianjurkan

kontrol ke

dokter tiap

6 bulan.

Untuk

akseptor

lingkaran

biru wajib

menunjukk

an kartu.

II Obat

Saluran

Cerna

Antispasmodik

Papaverin/hiosin

butil bromide/

atropin

SO4/ekstrak

beladon

Kejang

saluran cerna

Maksimal

20 tablet

Anti mual

Metoklopramid

Maksimal

20 tablet

Bila mual,

muntah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

81

HCl berkepanja

ngan,

pasien

dianjurkan

agar

kontrol ke

dokter

Laksan Bisakodil

Supp

Konstipasi Maksimal 3

supp

III Obat

mulut dan

tenggorok

an

Hexetidin Sariawan,

radang

tenggorokan

Maksimal 1

botol

Triamcinolonr

acetonide

Sariawan

berat

Maksimal 1

tube

IV Obat

saluran

napas

Obat asma

Aminofilin supp

Asma Maksimal 3

supp

Pemberian

obat asma

hanya atas

dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Ketotifen Asma Maksimal

10 tablet

sirup 1

botol

Terbutalin SO4 Asma Maksimal

20 tablet;

sirup 1

botol’

inhaler 1

tabung

Salbutamol Asma Maksimal

20 tablet;

sirup 1

botol;

inhaler 1

tabung

Sekretolitik;

mukolitik

Bromheksin

Mukolitik Maksimal

20 tablet;

sirup 1

botol

Karbosistein Mukolitik Maksimal

20 tablet;

sirup 1

botol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

82

Asetilsistein Mukolitik Maksimal

20 dus

Oksolamin sitrat Mukolitik Maksimal

sirup 1

botol

V Obat

yang

mempeng

aruhi

sistem

neuromus

kulas

Analgetik,

antipiretik

Metampiron

Sakit kepala,

pusing,

panas,

demam, nyeri

haid

Maksimal

20 tablet

sirup 1

botol

Asam mefenamat Sakit

kepala/gigi

Maksimal

20 tablet

Metampiron +

Diazepam

Sakit kepala

yang disertai

ketegangan

Maksimal

20 tablet

Antihistamin

Mebhidrolin

Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

Pheniramin

hidrogen maleat

Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

biasa; 3

tablet lepas

lambat

Dimenthiden

maleat

Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

biasa; 3

tablet lepas

lambat

Astemizol Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

biasa; 3

tablet lepas

lambat

Oxomemazin Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

biasa; 3

tablet lepas

lambat

Dexchlorphenirami

ne malet

Antihistamin/

alergi

Maksimal

20 tablet

biasa; 3

tablet lepas

lambat

VI Antiparas

it

Obat cacing

Mebendazol

Cacing

kremi,

Maksimal 6

tablet; sirup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

83

tambang,

gelang,

cambuk

1 botol

VI

I

Obat kulit

topikal

Antibiotik

Tetrasiklin/oksitetr

asiklin

Infeksi

bakteri pada

kulit (lokal)

Maksimal 1

tube

Kloramfenikol Infeksi

bakteri pada

kulit (lokal)

Maksimal 1

tube

Framisetine SO4 Infeksi

bakteri pada

kulit (lokal)

Maksimal 2

lembar

Neomisin SO4 Infeksi

bakteri pada

kulit (lokal)

Maksimal 1

tube

Gentamisin SO4 Infeksi

bakteri pada

kulit (lokal)

Maksimal 1

tube

Eritromisin Akne

vulgaris

Maksimal 1

botol

Kortikosteroid

Hidrokortison

Alergi dan

peradangan

lokal

Maksimal 1

tube

Flupredniliden Alergi dan

peradangan

lokal

Maksimal 1

tube

Triamsinolon Alergi dan

peradangan

lokal

Maksimal 1

tube

Betametason Alergi dan

peradangan

lokal

Maksimal 1

tube

Fluokortolon/diflu

kortolon

Alergi dan

peradangan

kulit

Maksimal 1

tube

Desoksimetason Alergi dan

peradangan

kulit

Maksimal 1

tube

Antiseptik Lokal

Heksaklorofen

Desinfeksi

kulit

Maksimal 1

botol

Antifungi

Mikonazol nitrat

Infeksi jamur

lokal

Maksimal 1

tube

Nistatin Infeksi jamur

lokal

Maksimal 1

tube

Tolnaflat Infeksi jamur Maksimal 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

84

lokal tube

Ekonazol Infeksi jamur

lokal

Maksimal 1

tube

Anestesi lokal

Lidokain HCl

Anestetikum

lokal

Maksimal 1

tube

Enzim antiradang

topikal kombinasi

Heparinoid/Hepari

n Na dengan

Hialuronidase ester

nikotinat

Memar Maksimal 1

tube

Pemucat kulit

Hidroquinon

Hiperpigment

asi kulit

Maksimal 1

tube

Hidroquinon

dengan PABA

Hiperpigment

asi kulit

Maksimal 1

tube

Tabel 2. Daftar Obat Wajib Apotek No. 2

No Nama Generik Obat Jumlah maksimal tiap jenis

obat per pasien Pembatasan

1 Albendazol Tab 200 mg, 6 tab

Tab 400 mg, 3 tab

2 Bacitracin 1 tube Sebagai obat luka

untuk infeksi bakteri

pada kulit

3 Benorilate

Bismuth subcitrat

karbinoxamin

10 tablet

10 tablet

10 tablet

4 Klindamisin 1 tube Sebagai obat luar

untuk obat akne

5 Deksametason 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

6 Dekspanthenol 1 tube Sebagai obat luar

untuk kulit

7 Diklofenak 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

8 Diponium 10 tablet

9 Fenoterol 1 tabung

10 Flumetason 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

11 Hidrokortison butirat 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

85

12 Ibuprofen Tab 400 mg, 10 tab

Tab 800 mg, 10 tab

13 Isokonazol 1 tube

14 Ketokonazol Kadar <2%:

Krim 1 tube

Scalp sol, 1 btl

Sebagai obat luar

untuk infeksi jamur

lokal

15 Levamizole Tab 50 mg, 3 tab

16 Metiprednisolon 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

17 Niklosamid

Noretisteron

Omeprazol

Tab 500 mg, 4 tab

1 siklus

7 tablet

18 Oksikonazol Kadar < 2%, 1 tube Sebagai obat luar

untuk infeksi jamur

lokal

19 Pipazetate

Piratiasin kloroteofilin

Pirenzepin

Sirup 1 botol

10 tablet

20 tablet

20 Piroksikam 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

21 Polimiksin B sulfat 1 tube Sebagai obat luar

untuk infeksi jamur

lokal

22 Prednisolon 1 tube Sebagai obat luar

untuk inflamasi

23 Skopolamin 10 tablet

24 Silver sulfadiazin 1 tube Sebagai obat luar

untuk infeksi bakteri

pada kuliat

25 Sukralfat Sulfasalazin 20 tablet

26 Tiokonazol 1 tube Sebagai obat luar

untuk infeksi jamur

loka

27 Urea 1 tube Sebagai obat luar

untuk hiperkeratosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

86

Tabel 3. Daftar Obat Wajib Apotek No. 3

No Kelas

terapi

Nama generik obat Indikasi Jumlah

maksimal

tiap jenis

obat per

pasien

Catatan

1 Saluran

pencernaa

n dan

metabolis

me

Famotidin

Antiulkus

peptik

Maksimal

10 tablet 20

mg/40 mg

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Ranitidin

Antiulkus

peptik

Maksimal

10 tablet

150 mg

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

3 Obat kulit Asam azeleat

Asam fusidat

Motretinida

Toiskilat

Tretinosin

Antiakne

Antimikroba

Antiakne

Antifungi

Antiakne

Maksimal 1

tube 5 mg

4 Antiinfek

si umum

1. Kategori I

(2hrze/4H3R3)

Kombipak II

Fase awal

Isoniazid 300 mg

Rifampisin 450 mg

Pirazinamid 1500

mg

Etambutol 750 mg

Antituberkulo

sis Satu paket

Kategori I

Penderita

baru BTA

positip

Penderita

baru BTA

negatif dan

rontgen

positip

yang sakit

erat

Penderita

ekstra palu

berat

Kombipak III

Fase lanjutan

Isoniazid 600mg

Rifampisin 450mg

Sebelum

fase

lanjutan,

penderita

harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

87

kembali ke

dokter

2. Kategori II

(2HRZES/5H3R

3E-3)

Kombipak II

Fase awal

Isoniazid 300mg

Rifampisin 450mg

Pirazinamid

1500mg

Etambutol 750mg

Streotomisin 0,75

mg

Satu paket

Kategori II:

Penderita

kambuh

(relaps)

BTA

positip

Penderita

gagal

pengobatan

BTA

positip

Kombipak IV

Fase lanjutan

Isoniazid 600mg

Rifampisin 450mg

Etambutol 1250mg

Sebelum

fase

lanjutan,

penderita

harus

kembali ke

dokter

3. Kategori III

(2HRZ/4H3R3)

Kkombipak I

Fase awal

Isoniazid 300mg

Rifampisin 450mg

Pirazinaid 1500mg

Satu paket

Kategori

III:

Penderita

baru BTA

negatif/ront

gen

Penderita

ekstra paru

ringan

Kombipak III

Fase lanjutan

Isoniazid 300mg

Rifampisin 450mg

Sebelum

fase

lanjutan,

penderita

harus

kembali ke

dokter

4 Sistem

mukulosk

eletai

Alopurinol Antigout Maksimal

10 tablet

100 mg

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Diklofenak

natrium

Antiinflamasi

dan

Maksimal

10 tablet 25

Pemberian

obat hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

88

antirematik mg atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Piroksikam Antiinflamasi

dan

antirematik

Maksimal

10 tablet 10

mg

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

5 Sistem

saluran

pernapasa

n

Klemastin Antihistamin Maksimal

10 tablet

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Mequltazin Antihistamin Maksimal

10 tablet

atau botol

60 ml

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Orsiprenalin Antiasma Maksimal 1

tube inhaler

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Prometazin teoklat Antihistamin Maksimal

10 tablet

atau botol

60 ml

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Setlrizin Antihistamin Maksimal

10 tablet

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Siproheptadin Antihistamin Maksimal

10 tablet

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

89

Gentamisin Obat mata Maksimal 1

tube 5g atau

botol 5 ml

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Kloramfenikol Obat mata Maksimal 1

tube 5g atau

botol 5 ml

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

Kloramfenikol Obat telinga Maksimal 1

botol 5 ml

Pemberian

obat hanya

atas dasar

pengobatan

ulangan

dari dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, ... 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

90

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Natalia Putri

Arumsari merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara

dalam keluarga pasangan Bapak Stefanus Mardjono

dan Ibu Christina Asiati. Penulis lahir di Nganjuk, pada

tanggal 25 Desember 1993 dan mengawali masa

pendidikannya di TK Katolik Budi Luhur (1998-2000)

kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar di SD Katolik

Budi Luhur (2000-2006). Pendidikan tingkat Sekolah

Menengah Pertama dilanjutkan penulis ke SMP Negeri

5 Nganjuk (2006-2009) kemudian melanjutkan

pendidikan tinggi menengah atas di SMA Negeri 1

Nganjuk (2009-2012). Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma pada tahun 2012.

Selama masa studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

penulis aktif dalam beberapa kegiatan, seperti Tiga Hari Temu Akrab Farmasi

(TITRASI) sebagai pendamping kelompok (2013), Tiga Hari Temu Akrab

Farmasi (TITRASI) sebagai pendamping kelompok (2014), Penyuluhan dan

Pengenalan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Penyakit Hipertensi dan

Asam Urat di Dusun Burikan, Sumberadi, Sleman (2012) sebagai volunteer, Desa

Mitra II Penyuluhan Hipertensi “Pola Hidup Sehat, Tekanan Darah Terkendali”

(2014) sebagai divisi acara, Desa Mitra III & IV Senam Sehat, Penyerahan Toga,

dan Pengobatan Gratis “Pola Hidup Sehat, Tekanan Darah Terkendali” (2014)

sebagai divisi acara. Selain itu penulis juga aktif dalam mengikuti seminar yang

diadakan oleh universitas dan fakultas, seperti Seminar Motivasi dan Insipirasi

Untuk Meningkatkan Leadership Competencies (2014), Seminar Perkembangan

Dunia Marketing Farmasi Indonesia dan Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia

Kerja (2014), dan Seminar Nasional Interprofessional Health Care (2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI