Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POTENSI CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN
DALAM PEMBUATAN ONDE-ONDE MINI KETAWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh:
Theresia Kusumawati
151434077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
POTENSI CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN
DALAM PEMBUATAN ONDE-ONDE MINI KETAWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh:
Theresia Kusumawati
151434077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Diriku Sendiri
Yang telah belasan tahun berusaha, dan berjuang dengan pikiran, jiwa dan
raga sehingga terbentuk suatu kerja sama yang solid dalam mengenyam
bangku pendidikan
Memang bukan hal yang mudah menjalani dan menghadapi semuanya
hingga sampai di titik ini,
tapi ternyata semua dapat terlewati dengan luar biasa, bukan?
You did it very well.
Belajar tidak berhenti sampai disini, hidup adalah belajar, maka mari tetap
terus belajar selama masih diberi kehidupan bersamaku, diriku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“POTENSI CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN
DALAM PEMBUATAN ONDE-ONDE MINI KETAWA”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
banyak pihak dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Baik atas segala karuniaNya bagi penulis
selama ini dari awal perencanaan penelitian, hingga akhir penulisan skripsi
ini.
2. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepeda
penulis untuk menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.,Sc. dan Retno Herrani Setyati,
M.Biotech selaku Ketua dan Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma.
4. Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. selaku dosen pembimbing penulisan skripsi
yang telah membimbing, peduli dan menyemangati selama proses penulisan
skripsi.
5. Para dosen penguji yang memberi masukan kepada penulis untuk skripsi ini
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberi ilmu yang bermanfaat dan
mendidik penulis dengan sangat baik selama belajar di Program Studi
Pendidikan Biologi.
7. Segenap staff karyawan Universitas Sanata Dharma, terkhususnya Mas Arif
selaku staff sekretariat Pendidikan Biologi yang selalu ramah dan baik
dalam melayani mahasiswa.
8. Para panelis yang telah membantu penulis dalam melaksanakan uji
organoleptik hingga dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
POTENSI CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN
DALAM PEMBUATAN ONDE-ONDE MINI KETAWA
Theresia Kusumawati
151434077
Abstrak
Onde-onde merupakan kue jajanan tradisional yang sudah tidak asing lagi,
namun mulai tergeser popularitasnya oleh jajanan modern kekinian. Oleh karena
itu perlu dibuat inovasi baru untuk mengembalikan kepopuleran onde-onde dengan
cara meningkatkan kandungan gizi dalam onde-onde sehingga dapat menjadi
jajanan yang mengandung kecukupan gizi yang baik. Cangkang telur ayam
diketahui mengandung 94% kalsium karbonat namun belum dimanfaatkan secara
maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan cangkang telur
dan tepung terigu yang menghasilkan onde-onde mini ketawa dengan kandungan
kalsium tertinggi, mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur
terhadap kandungan kalsium, warna, rasa dan tekstur onde-onde mini ketawa,
mengetahui onde-onde mini ketawa yang paling disukai panelis berdasarkan uji
organoleptik, dan potensi cangkang telur ayam sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 3 ulangan. Tepung cangkang telur yang ditambahkan dengan
perbandingan 25:100 (P1), 15:85 (P2), 5:95 (P3), dan 0:100 (P4). Uji kandungan
kalsium dilakukan menggunakan metode titrasi permanganometri. Uji organoleptik
melibatkan 30 panelis tidak terlatih menggunakan kuesioner dengan skala hedonik.
Data kandungan kalsium dan uji organoleptik dianalisis secara deskriptif dan
dianalisis satistik menggunakan uji ANOVA.
Uji kandungan kalsium menunjukkan perlakuan P1 mengandung kalsium
paling tinggi (5,25%). Berdasarkan analisis statistik penambahan tepung cangkang
telur berpengaruh terhadap kandungan kalsium dan tekstur onde-onde mini ketawa,
namun tidak berpengaruh terhadap warna dan rasa. Berdasarkan uji organoleptik
perlakuan P3 merupakan onde-onde mini ketawa yang paling disukai panelis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cangkang telur berpotensi sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan onde-onde mini ketawa.
Kata kunci: onde-onde mini ketawa, cangkang telur, kalsium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
THE POTENTIAL OF CHICKEN EGGSHELLS AS AN ADDITIONAL
INGREDIENT IN MAKING ONDE-ONDE MINI KETAWA
Theresia Kusumawati
151434077
Abstract
Onde-onde is a traditional pastry that is familiar, but begins to shifted
popularity of modern and contemporary food. Therefore, it is necessary to make
new innovations to restore the popularity by increasing the nutritional content of
the onde-onde so it becomes a snack that contains good nutritional adequacy.
Chicken eggshells are known to contain 94% of calcium carbonate, but have not
been utilized at maximum. This research aims to determine the comparison of
eggshells and wheat flour that produce onde-onde mini ketawa with the highest
calcium content, knowing the effect of adding eggshell flour to calcium content,
color, flavor and texture of onde-onde mini ketawa, know the onde-onde mini
ketawa that is most liked based on organoleptic test, and the potential of chicken
eggshells as an additional ingredient in the making of onde-onde mini ketawa.
This study used a complete random design (RAL) with 4 treatments and 3
repeats. Eggshell flour added with comparisons 25:100 (P1), 15:85 (P2), 5:95 (P3),
and 0:100 (P4). The Calcium content test was done using a permanganometric
titration method. Organoleptic tests involved 30 untrained panelists using hedonic-
scale questionnaires. Data on calcium content and organoleptic tests analyzed
descriptively and analyzed statistic using ANOVA test.
The calcium content test indicated that the treatment of P1 contains the
highest calcium (5.25%). Based on the statistical analysis of the addition of
eggshell flour affects the calcium content and onde-onde mini ketawa texture, has
no effect on color and flavor. Based on the organoleptic test, P3 treatment was the
most liked onde-onde mini ketawa. Thus, it can be concluded that the eggshells
could potentially be an additional ingredient in the making of onde-onde mini
ketawa.
Keywords: onde-onde mini ketawa, eggshells, calcium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACK ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ................................................................................... 5
1. Bagi peneliti ................................................................................ 5
2. Bagi masyarakat .......................................................................... 6
3. Bagi dunia pendidikan................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Onde-onde mini ketawa .......................................................................... 7
B. Cangkang telur ayam............................................................................... 9
C. Kalsium ................................................................................................... 10
1. Pengertian kalsium ...................................................................... 10
2. Fungsi kalsium ............................................................................. 12
3. Absorpsi dan ekskresi kalsium .................................................... 12
4. Akibat kekurangan dan kelebihan kalsium .................................. 13
D. Penelitian yang relevan ........................................................................... 14
E. Kerangka berpikir.................................................................................... 16
F. Hipotesis .................................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 19
A. Jenis penelitian ........................................................................................ 19
1. Variabel bebas ............................................................................. 19
2. Variabel terikat ............................................................................ 19
3. Variabel kontrol ........................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Batasan penelitian ................................................................................... 20
C. Alat dan bahan......................................................................................... 21
D. Cara kerja ................................................................................................ 21
1. Tahap pembuatan tepung cangkang telur .................................... 21
2. Tahap pra-penelitian .................................................................... 22
3. Tahap pembuatan onde-onde mini ketawa .................................. 23
4. Tahap uji kandungan kalsium ...................................................... 24
5. Tahap persiapan uji organoleptik ................................................ 26
6. Uji organoleptik ........................................................................... 27
E. Analisis data ............................................................................................ 28
F. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran ............... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 31
A. Kandungan Kalsium Onde-onde Mini Ketawa ....................................... 31
B. Uji Organoleptik Onde-onde Mini Ketawa ............................................. 35
1. Warna .......................................................................................... 35
2. Rasa ............................................................................................. 39
3. Tekstur ......................................................................................... 41
C. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan Penelitian ................................... 46
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
............................................................................................................................. 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 49
A. Kesimpulan ............................................................................................. 49
B. Saran ........................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bahan Onde-onde ketawa ................................................................... 8
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Kalsium ................................................................ 11
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan ...................................................................... 14
Tabel 3.1 Perbandingan Bahan Setiap Perlakuan ............................................... 23
Tabel 3.2 Kode Perlakuan Onde-onde Mini ketawa ........................................... 24
Tabel 4.1 Rerata Kandungan Kalsium Onde-onde Mini Ketawa ....................... 33
Tabel 4.2 Rerata Skor Kesukaan Tekstur Onde-onde Mini Ketawa ................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 17
Gambar 3.1 Proses pembuatan tepung cangkang telur ........................................... 22
Gambar 3.2 Proses pembuatan onde-onde mini ketawa ......................................... 24
Gambar 3.3 Uji organoleptik onde-onde mini ketawa oleh panelis ........................ 27
Gambar 4.1 Rerata Kandungan Kalsium pada Setiap Perlakuan Onde-onde Mini
Ketawa .................................................................................................. 31
Gambar 4.2 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap warna onde-onde mini
ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur .................................. 36
Gambar 4.3 Sampel Onde-onde Mini Ketawa ........................................................ 37
Gambar 4.4 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap rasa onde-onde mini
ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur .................................. 39
Gambar 4.5 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur onde-onde mini
ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur .................................. 42
Gambar 4.6 Tepung terigu dan tepung cangkang telur ........................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Uji Organoleptik............................................................. 53
Lampiran 2 Data Uji Kandungan Kalsium.......................................................... 55
Lampiran 3 Hasil Uji Kandungan Kalsium ......................................................... 56
Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik..................................................................... 57
Lampiran 5 Data Panelis ..................................................................................... 67
Lampiran 6 Data uji Organoleptik ...................................................................... 68
Lampiran 7 Silabus ............................................................................................. 70
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 73
Lampiran 9 Lembar Panduan Praktikum ............................................................ 88
Lampiran 10 Format dan Rubrik Penilaian Praktikum ....................................... 89
Lampiran 11 Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................... 93
Lampiran 12 Kisi-kisi Penilaian Harian .............................................................. 95
Lampiran 13 Instrumen dan Rubrik Penilaian .................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Onde-onde bagi masyarakat Jawa merupakan kue jajanan tradisional
yang sudah tidak asing lagi. Kue ini sangat terkenal khususnya di daerah
Mojokerto yang bahkan hingga dijuluki sebagai “kota onde-onde” sejak
zaman Majapahit. Onde-onde sudah menjadi jajanan populer yang dapat
dijumpai di pasar tradisional maupun toko kue. Onde-onde memiliki rasa
manis dan gurih sehingga membuat jajanan ini sangat disuai oleh berbagai
kalangan usia. Tidak hanya anak-anak namun juga hingga yang berusia
lanjut. Nama “onde-onde” mengacu pada sekelompok camilan yang terbuat
dari tepung terigu maupun tepung ketan yang dibuat bulat dengan cara
pemasakkannya dikukus atau digoreng dan permukaannya ditaburi/dibalur
dengan biji wijen sebagai ciri khas (Alamsyah, 2017).
Kepopuleran onde-onde telah mendorong kekreativitasan
masyarakat dalam membuat kue ini hingga terdapat berbagai variasi onde-
onde yang disesuaikan dengan selera masyarakat, di antaranya adalah onde-
onde ketan hitam, onde-onde isi kacang hijau, ada yang diisi kacang merah,
serta onde-onde mini ketawa yang dimasak dengan proses digoreng
sehingga memiliki tekstur begitu renyah. Selain menjadi salah satu jajanan
tradisional favorit karena rasanya, onde-onde memiliki gizi yang cukup baik
untuk kesehatan. Wijen yang membalut bagian luar onde-onde memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
manfaat antara lain mencegah penuaan dini, menambah kandungan ASI
bagi ibu menyusui dan mencegah rambut beruban (Rahayu, 2016).
Saat ini jajanan tradisional termasuk onde-onde mulai tergeser
popularitasnya oleh camilan-camilan modern ala barat yang dijual di
tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk
mengembalikan kepopuleran onde-onde dapat dilakukan dengan cara
membuat variasi baru. Variasi tersebut yaitu dalam hal meningkatkan
kandungan gizi dalam onde-onde sehingga tidak sekedar menjadi onde-
onde biasa, namun dapat menjadi jajanan yang mengandung kecukupan gizi
yang baik. Gizi yang harus tercukupi dalam sehari meliputi kecukupan
protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral yang termasuk di
dalamnya adalah kalsium.
Kalsium adalah zat gizi mikro yang paling banyak dibutuhkan oleh
tubuh, yaitu sebanyak 1,5 – 2% dari berat badan manusia dewasa atau
kurang lebih sebanyak 1 kilogram. Fungsi kalsium antara lain berperan
dalam pembentukan tulang dan gigi serta berperan dalam kontraksi otot
(Almatsier, 2001). Angka kecukupan kalsium bagi orang dewasa dalam
sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) adalah 800 - 1000 mg. Namun sering kali hal tersebut kurang
diperhatikan karena kebanyakan orang dewasa enggan untuk rutin
mengkonsumsi susu yang dikenal sebagai salah satu sumber utama kalsium.
Negara-negara dengan asupan kalsium sangat rendah berkerumun di
kawasan Asia-Pasifik denga populasi yang besar seperti Cina, India dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Vietnam termasuk Indonesia dengan asupan kalsium 342 mg/hari (Balk et
al, 2017).
Selain susu, sumber kalsium lain dapat diperoleh dari cangkang
telur. Menurut Hadi (2005) cangkang telur ayam yang membungkus telur
memiliki berat 9-12% dari berat telur total dan mengandung 94% kalsium
karbonat, 1% kalsium fosfat, dan 1% magnesium karbonat. Kalsium dari
cangkang telur merupakan suplemen yang sempurna untuk bahan pangan,
karena berfungsi meningkatkan densitas mineral dalam tulang untuk
penderita osteoporosis (Daengprok dkk, 2003). Selama ini cangkang telur
masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Menjamurnya rumah makan
dengan memanfaatkan telur sebagai bahan tambahan dalam menu makanan
menimbulkan semakin banyak cangkang telur yang dihasilkan. Selain
dimanfaatkan sebagai hiasan kerajinan tangan seperti bola lampu dan vas
bunga, cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku
untuk industri makanan yang ramah lingkungan. Cangkang telur yang telah
dihaluskan dapat ditambahkan dalam pembuatan makanan untuk
meningkatkan kandungan kalsium di dalamnya.
Beberapa eksperimen menambahkan tepung cangkang telur ke
dalam makanan maupun minuman yang telah dilakukan oleh peneliti lain di
antaranya pada biskuit cokelat vanilla (Shofiyyatunnisaak, 2014), bakpia
kering (Susanti, 2016), brownies (Meikawati, 2014), dan es krim susu
kedelai non-kolesterol (Safitri, 2011). Usaha penambahan kandungan gizi
dengan berbagai bahan alternatif pada onde-onde yang sudah pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dilakukan yaitu dalam pembuatan onde-onde klenting kuning yang berisi
kacang hijau dan cokelat, onde-onde klenting merah untuk isi cokelat dan
keju, onde-onde lumut yang berisi ubi dan keju (Kurniawati, 2013). Selain
itu modifikasi bahan onde-onde juga sudah pernah dilakukan dalam
pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan yang disubstitusikan dengan
tepung ubi jalar kuning varietas jago (Giliestyaningrum, 2016).
Berdasarkan fakta tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui potensi cangkang telur sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa. Cangkang telur dipilih agar cangkang
telur yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan terbuang sia-sia, atau
hanya digunakan sebagai hiasan daur ulang dapat menjadi bahan tambahan
pangan fungsional yang berkalsium tinggi. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “POTENSI CANGKANG
TELUR AYAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN
ONDE-ONDE MINI KETAWA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Berapakah perbandingan cangkang telur dan tepung terigu yang
menghasilkan onde-onde mini ketawa yang memiliki kandungan
kalsium tertinggi?
2. Bagaimana pengaruh penambahan tepung cangkang telur terhadap
kandungan kalsium, warna, rasa dan tekstur onde-onde mini ketawa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Manakah onde-onde mini ketawa dengan penambahan tepung
cangkang telur yang paling disukai panelis berdasarkan uji
organoleptik?
4. Apakah cangkang telur berpotensi sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan cangkang telur dan tepung terigu yang
menghasilkan onde-onde mini ketawa yang memiliki kandungan
kalsium tertinggi?
2. Mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur terhadap
kandungan kalsium, warna, rasa dan tekstur onde-onde mini ketawa?
3. Mengetahui onde-onde mini ketawa dengan penambahan tepung
cangkang telur yang paling disukai panelis berdasarkan uji
organoleptik?
4. Mengetahui potensi cangkang telur berpotensi sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan onde-onde mini ketawa?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Mendapatkan tambahan pengalaman terkait pemanfaatan cangkang
telur ayam dalam pembuatan onde-onde mini ketawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi masyarakat
Memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang pemanfaatan cangkang
telur ayam sebagai bahan tambahan dalam pembuatan onde-onde mini
ketawa.
3. Bagi dunia pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber
belajar biologi SMA kelas XI semester II, terkhususnya pada materi
pembelajaran tentang sistem pencernaan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Onde-onde Mini Ketawa
Onde-onde merupakan kue jajanan pasar yang terbuat dari tepung
terigu ataupun tepung ketan yang digoreng atau direbus dan permukaannya
ditaburi atau dibaluri dengan biji wijen. Menurut Alamsyah (2017), onde-
onde yang merupakan makanan khas Mojokerto dapat dijumpai di pasar
tradisional maupun pedagang kaki lima, selain itu onde-onde juga tidak
kalah populer di daerah Pecinan baik di Indonesia maupun luar negeri.
Meski demikian, onde-onde menurut sejarahnya berasal dari Cina dan
dibuat untuk pertama kalinya pada masa Dinasti Zhou (1045-256 SM).
Onde-onde dijadikan kue resmi daerah Chang-an yang sekarang disebut
daerah Xian pada zaman Dinasti Tang.
Onde-onde pada awalnya diperuntukkan bagi para pekerja bangunan
yang sedang membangun istana kekaisaran, namun kemudian masuk ke
dapur istana menjadi salah satu menu istimewa dan akhirnya menjadi salah
satu persembahan pada setiap upacara perayaan Tahun Baru Cina (Rahayu,
2016). Sebagai kue persembahan, onde-onde memiliki filosofi yang
melambangkan keberuntungan. Bentuknya yang mengembang saat
digoreng merupakan lambang harapan dari perkembangan usaha. Seiring
perkembangan perdagangan Cina, kue ini dibawa oleh pendatang menuju
ke daerah selatan Cina yang kemudian berkembang luas hingga daerah -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
daerah Asia Timur dan Tenggara. Onde-onde di Indonesia telah ada sejak
masa kerajaan Hindu-Buddha. Salah satu kerajaan tersebut adalah kerajaan
Majapahit. Daerah kekuasaan Majapahit luas sehingga membuat onde-onde
dikenal luas di Nusantara (Alamsyah, 2017).
Onde-onde pada umumnya berbentuk bulat, berwarna cokelat dan
berlapis wijen. Di dalamnya berisi kacang hijau atau ketan hitam, sedangkan
onde-onde ketawa tidak berbentuk bulat karena merekah. Makanan ini
cenderung tidak beraturan karena mengembang atau merekah seakan-akan
tertawa. Makanan ini juga berwarna cokelat dan berlapis wijen. Hanya saja
tidak berisi sama sekali. Kreativitas masyarakat mengakibatkan terciptanya
berbagai varian rasa onde-onde disesuaikan dengan selera masyarakat
(Rahayu, 2016).
Bahan yang digunakan dala pembuatan onde-onde ketawa dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Bahan Onde-onde Ketawa
No Bahan Takaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tepung Terigu
Gula Pasir
Garam Halus
Air
Telur Ayam
Margarin
Baking Powder
Soda Kue
Wijen
Minyak Goreng
300 g
160 g
½ sendok teh
100 ml
1 butir
1 ½ sendok teh
½ sendok teh
¼ sendok teh
100 g
Sumber: Ismiyani, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Cangkang Telur Ayam
Pada umumnya cangkang telur memiliki berat 9-12% dari berat total
telur. Cangkang telur ayam tersusun dari tiga lapisan, yaitu kutikula, lapisan
sponge (busa) dan lapisan lamellar.
1. Lapisan kutikula adalah protein transparan yang melapisi permukaan
cangkang telur. Lapisan ini berfungsi melapisi pori-pori pada cangkang
telur namun tetap masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air
dan gas CO2 masih dapat terjadi (Rivera, 1999).
2. Lapisan sponge (busa) merupakan bagian terbesar dari lapisan
cangkang telur. Tersusun oleh protein dan lapisan kapur yang terdiri
dari kalsium karbonat, kalsium fosfat, magnesium karbonat, dan
magnesium fosfat. Lapisan sponge (busa) bersama dengan lamellar
membentuk matriks yang tersusun oleh serat-serta protein yang terikat
dengan kristal kalsium karbonat (CaCO3) atau disebut juga kalsit
dengan perbandingan 1:50 (Rivera, 1999).
3. Lapisan lamellar (mimilary) terdiri dari lapisan yang berbentuk
kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. Lapisan ini sangat tipis
dan terdiri dari anyaman protein dan mineral. Di bawah lapisan
lammelar terdapat lapisan membran sebagai lapisan cangkang telur
yang terdalam. Lapisan membran memiliki tebal kurang lebih 65
mikron yang terdiri dari lapisan membran dalam dan lapisan membran
luar. Serabut-serabut protein yang membentuk membran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
semipermeabel menyusun lapisan membran yang berfungsi seperti
dinding yang menghalangi bakteri masuk dalam telur (Rivera, 1999).
Komposisi utama cangkang telur terdiri dari kalsium karbonat
(CaCO3) sebesar 94% dari total bobot keseluruhan cangkang, kalsium
fosfat (1%), bahan-bahan organik (4%) dan magnesium karbonat (1%)
(Rivera, 1999). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schaafsma
(2000) menyebutkan bahwa serbuk cangkang telur ayam mengandung
39% kalsium dalam bentuk kalsium karbonat yang dapat digunakan
sebagai sumber kalsium yang efektif untuk metabolisme tulang.
Pembuatan tepung cangkang telur dilakukan dengan tahap
mencuci terlebih dahulu hingga bersih, lalu direbus dalam air panas
untuk membunuh patogen, kemudian dikeringkan. Setelah kering,
cangkang telur digiling menjadi bubuk halus atau tepung. Satu
cangkang telur berukuran sedang dapat menghasilkan sekitar satu
sendok teh bubuk cangkang telur dengan sekitar 750-800 mg elemen
kalsium yang terkandung di dalamnya (King’ori, 2011).
C. Kalsium
1. Pengertian Kalsium
Kalsium merupakan mineral paling banyak yang terdapat di dalam
tubuh hewan dan manusia, yaitu sebesar 1,4-2% dari berat badan
seseorang. Dari seluruh kalsium yang ada di dalam tubuh 99% di
antaranya terdapat di dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
selebihnya tersebar luas dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler pada
tubuh. Densitas tulang berbeda-beda sesuai umur yang meningkat pada
bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur ketika
dewasa (Almatzier, 2001).
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi kalsium untuk memenuhi
kebutuhannya. Menurut Rauf (2015) upaya untuk meningkatkan
asupan kalsium seringkali dilakukan dengan cara fortifikasi atau
menambahkannya pada bahan pangan. Sumber utama kalsium pada
umumnya antara lain berupa susu, sayuran berupa daun warna hijau,
buah pisang, kacang-kacangan, biji-bijian, serta tulang ikan, khususnya
ikan teri.
Angka kecukupan kalsium dalam sehari yang dianjurkan
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Kalsium
Golongan
Umur
AKK*
(mg)
Golongan
Umur
AKK*
(mg)
0 – 6 bulan 200 Wanita:
7 – 11 bulan 400 10 – 12 tahun 1000
1 – 3 tahun 500 13 – 15 tahun 1000
4 – 6 tahun 500 16 – 18 tahun 1000
7 – 9 tahun 600 19 – 29 tahun 800
30 – 49 tahun 800
Pria: 50 – 64 tahun 1000
10 – 12 tahun 1000 ≥ 65 tahun 1000
13 – 15 tahun 1000
16 – 18 tahun 1000 Hamil: + 150
19 – 29 tahun 800
30 – 49 tahun 800 Menyusui:
50 – 64 tahun 1000 0 – 6 bulan + 150
≥ 65 tahun 1000 7 – 12 bulan + 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Fungsi kalsium
Menurut Almatzier (2001) kalsium memiliki beberapa fungsi di dalam
tubuh, yaitu:
a. Pembentukan tulang
Di dalam tulang, kalsium memiliki fungsi sebagai bagian integral
dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium. Pada
masa pertumbuhan janin, terbentuklah matriks sebagai cikal bakal
tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras dari matriks
mengandung kalsium fosfat, magnesium, seng, natrium karbonat,
dan flour di samping hidroksiapatit
b. Pembentukan gigi
Mineral yang membentuk tulang merupakan mineral yang sama
dengan yang membentuk dentin dan email sebagai bagian tengah
dan luar dari gigi.
c. Kontraksi otot
Kalsium berperan dalam interaksi protein yaitu aktin dan myosin
di dalam otot ketika otot berkontraksi. Bila kalsium dalam darah
kurang dari normal maka otot tidak dapat mengendur sesudah
kontraksi.
3. Absorpsi dan Ekskresi Kalsium
Menurut Almatzier (2001), kalsium yang mampu diabsorpsi
oleh tubuh dalam keadaan normal adalah sebanyak 30 – 50% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
jumlah kalsium yang dikonsumsi. Pada masa pertumbuhan,
kemampuan absorpsi lebih tinggi dan akan menurun ketika menua
(Almatzier, 2001). Absorpsi kalsium terjadi melalui pengangkutan aktif
yang melewati suatu perbedaan konsentrasi dengan suatu proses yang
membutuhkan energi di dalam usus. Vitamin D dalam bentuk 1,25 –
(OH)2 berperan sebagai pengangkut kalsium dan menginduksi protein
sebagai pengikat kalsium. Absorpsi kalsium yang paling besar terjadi
di ileum, jejunum dan duodenum.
Kalsium yang tidak diabsorpsi oleh tubuh akan dikeluarkan
bersama feses. Ekskresi kalsium juga terjadi melalui keringat serta
sekresi cairan yang masuk dalam saluran cerna (Almatzier, 2001).
4. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kalsium
Kekurangan kalsium di dalam tubuh menurut Almatzier (2001) akan
menyebabkan beberapa dampak di antaranya adalah:
a. Gangguan pertumbuhan berupa tulang kurang kuat, mudah
bengkok dan rapuh sebagai akibat kekurangan kalsium pada masa
pertumbuhan. Pada orang dewasa terutama sesudah usia 50 tahun,
tulang di tubuh akan mulai kehilangan kalsiumnya. Sehingga
apabila kebutuhan kalsium tidak tercukupi maka akan
menyebabkan osteoporosis.
b. Selama masa pembentukan gigi apabila terjadi kekurangan kalsium
dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Kadar kalsium di dalam darah yang rendah dapat menyebabkan
tetani atau kejang. Hal ini disebabkan karena otot tidak bisa
mengendur sesudah kontraksi.
Dalam sehari hendaknya jumlah konsumsi kalsium tidak lebih
dari 2500 mg. Konsumsi suplemen kalsium dalam bentuk tablet atau
yang lain dapat menyebabkan kelebihan kalsium di dalam tubuh.
Kalsium yang berlebih dalam tubuh akan menyebabkan batu ginjal
atau gangguan ginjal dan menyebabkan susah buang air besar
(konstipasi) (Almatzier, 2001).
D. Penelitian yang Relevan
Dalam melaksanakan penelitian, baik metode maupun bahan yang
digunakan mengacu pada penelitian-penelitian yang sebelumnya sudah
pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian ini memodifikasi penelitian
yang sudah ada sebelumnya. Berikut ini merupakan penelitian relevan yang
dijadikan acuan untuk melaksanakan penelitian ini:
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan
No. Referensi Judul Hasil
1. Meikawati,
2014
Uji Organoleptik
Tepung dan Brownies
Berbahan dasar Tepung
Mocaf Terfortifikasi
Kalsium Dari
Cangkang Ayam Ras
Brownis tepung mocaf
dengan substitusi
tepung cangkang kulit
telur 5% memiliki
kesukaan paling tinggi
2. Susanti, 2016 Pengaruh Fortifikasi
Tepung Cangkang
Telur Terhadap
Kualitas Bakpia Kering
Bakpia dengan
perlakuan terbaik
parameter kandungan
gizi (kalsium, protein,
air) diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perlakuan 10% dengan
kalsium sebesar
403,261 (mg/100 g)
dan parameter
organoleptik (warna,
aroma, rasa, tekstur)
yang paling disukai
panelis adalah
presentase tepung
cangkang telur yang
tinggi yaitu 10%.
3. Supriyadi,
2014
Pengaruh Substitusi
Tepung Biji Nangka
(Artocarpus
Heterphyllus) Terhadap
Mutu Organoleptik Kue
Onde-onde Ketawa
Produk onde-onde
terbaik dibuat dari
tepung biji nangka
25%, terigu 75%,
kuning telur 21%,
shortehing 45%, gula
halus 27%, baking
powder 2% dan wijen
45%.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Meikawati (2014) dan Susanti
(2016) memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,
kesamaan tersebut adalah pemanfaatan cangkang telur sebagai bahan
tambahan. Penelitian terdahulu memanfatkan cangkang telur untuk
ditambahkan pada jenis makanan brownies dan bakpia kering, sedangkan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada jenis makanan kue kering
onde-onde mini ketawa.
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi (2014) terdapat persamaan
dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu pada jenis makanan yang
ditambahkan cangkang telur sama-sama onde-onde ketawa. Perbedaannya
dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada bahan yang
ditambahkan. Penelitian terdahulu menggunakan tepung biji nangka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sedangkan peneliti akan menambahkan tepung cangkang telur ayam. Ketiga
penelitian terdahulu yang relevan tersebut menggunakan metode
pengambilan data yang sama yaitu tingkat kesukaan panelis.
E. Kerangka Berpikir
Onde-onde ketawa merupakan salah satu kue kering yang banyak
disukai oleh seluruh kalangan dari anak-anak hingga orang tua. Rasanya
yang manis dan gurih serta kerenyahannya membuat kue kering ini tidak
membosankan bagi penikmatnya. Onde-onde mini ketawa mulai tergeser
kepopulerannya oleh jajanan ala barat. Oleh karena itu perlu dilakukan
modifikasi dalam mengolah onde-onde untuk menjaga kepopulerannya di
masyarakat. Pertimbangan tersebut peneliti menawarkan alternatif
penambahan kandungan kalsium dalam onde-onde ketawa.
Cangkang telur adalah limbah yang berasal dari rumah tangga
hingga industri rumah tangga. Kebutuhan telur untuk dikonsumsi
masyarakat berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan dari cangkang
telur yang kurang dimanfaatkan dengan baik. Padahal cangkang telur
memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi dan dapat ditambahkan
dalam makanan. Maka dalam penelitian ini cangkang telur ayam
dimodifikasi sebagai bahan tambahan dalam pembuatan onde-onde mini
ketawa. Berikut adalah diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perlakuan P1 dengan perbandingan tepung cangkang telur : tepung
terigu sebanyak 25 : 75 menghasilkan onde-onde mini ketawa
dengan penambahan cangkang telur yang mengandung kalsium
paling tinggi.
Onde-onde mini ketawa di
kalangan masyarakat
Cangkang telur sebagai limbah
rumah tangga hingga industri
rumah tangga Diperlukan usaha untuk meningkatkan daya saing onde-
onde mini ketawa di
masyarakat
Meningkatkan kandungan gizi
onde-onde mini ketawa
Daya terima masyarakat berdasarkan tingkat kesukaan panelis dengan uji
organoleptik terhadap cangkang telur sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa
Onde-onde mini ketawa bersaing dengan jajanan ala
barat
Cangkang telur memiliki
kandungan kalsium yang tinggi
Cangkang telur sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan
onde-onde mini ketawa yang
tinggi kalsium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Penambahan tepung cangkang telur sebagai bahan pembuatan onde-
onde mini ketawa berdasarkan analisis statistik berpengaruh
terhadap kandungan kalsium, namun tidak berpengaruh terhadap
warna, rasa dan tekstur onde-onde mini ketawa.
3. Perbandingan tepung cangkang telur dan tepung terigu dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa yang paling disukai oleh panelis
adalah perlakuan P1 yakni dengan perbandingan 25 : 75.
4. Cangkang telur berpotensi sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan melakukan
percobaan pemanfaatan cangkang telur ayam sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan onde-onde mini ketawa. Metode penelitian eksperimen
digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap
variabel yang diukur dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini menguji
tiga perbandingan penambahan cangkang telur pada pembuatan onde-onde
mini ketawa dan diujikan secara organoleptik serta diuji kandungan
kalsium. Pengujian organoleptik bersamaan dengan pengujian kandungan
kalsium di laboratorium Chem-Mix Pratama yang berada di Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan
beberapa variabel di antaranya variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel terkendali.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan tepung
cangkang telur ayam.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengujian organoleptik
yang meliputi warna (penampakan), rasa (pengecapan) dan tekstur
(mouthfeel) dan uji kandungan kalsium dalam onde-onde mini ketawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah gula halus 130 g, garam 5
g, baking powder 5 g, telur 1 butir, margarin 60 g, dan air 60 ml untuk
setiap perlakuan.
B. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini terarah, maka disusunlah batasan penelitian
sebagai berikut:
1. Bahan tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang
telur ayam yang telah dihaluskan dengan menggunakan blender dan
diayak menggunakan ayakan tepung untuk memisahkan cangkang telur
dengan selaput pada bagian dalam cangkang telur. Cangkang telur ini
memiliki warna cokelat dengan tekstur permukaan halus dan berpori
kecil.
2. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa 3
perlakuan dan kontrol. Perbandingan takaran cangkang telur : tepung
terigu adalah 25 : 75, 15 : 85, 5 : 95 dan 0 : 100.
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembuatan
onde-onde mini ketawa menurut Ismayani (2016) dengan modifikasi
takaran bahan.
4. Uji yang dilakukan adalah uji organoleptik yang meliputi warna
(penampakan), rasa (pengecapan) dan tekstur (mouthfeel), serta uji
kandungan kalsium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Panelis yang dilibatkan dalam uji organoleptik onde-onde mini ketawa
adalah 30 panelis mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan kisaran usia 18-25 tahun yang terdiri dari panelis perempuan
dan laki-laki.
C. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang telur,
tepung terigu segitiga biru, gula halus, garam, baking powder, telur,
margarin blue band dan air. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah baskom, blender, nampan, ayakan tepung, panci, kompor,
timbangan dapur, mangkok, sendok, plastik, alat tulis dan label.
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan di rumah peneliti, laboratorium Chem-mix
Pratama Bantul dan kampus III Universitas Sanata Dharma pada bulan
Maret sampai dengan April 2019.
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Pembuatan Tepung Cangkang Telur
Cangkang telur diperoleh dari penjual nasi goreng sekitar rumah
Klaten. Metode pembuatan tepung cangkang telur dilakukan mengacu
pada metode yang dilakukan King’ori (2011). Berdasarkan acuan
tersebut, cangkang telur dicuci menggunakan sabun dan dibilas
dengan air bersih. Cangkang yang telah bersih kemudian direbus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dalam air mendidih selama 30 menit. Setelah itu dikeringanginkan
hingga tidak ada air pada cangkang telur. Cangkang telur yang telah
kering kemudian diblender hingga halus. Tepung cangkang telur yang
diperoleh lalu diayak menggunakan ayakan tepung 30 mesh untuk
memisahkan dari selaput cangkang telur.
Gambar 3.1 a) pencucian cangkang telur. b) perebusan cangkang
telur. c) pengeringanginan cangkang telur. d) pemblenderan
cangkang telur
2. Tahap Pra-Penelitian
Peneliti melakukan percobaan pembuatan onde-onde mini ketawa
dengan beberapa perbandingan tepung terigu dan tepung cangkang
telur yang paling maksimal guna memperoleh gambaran hasil onde-
onde mini ketawa. Dalam pembuatan bakpia kering (Susanti, 2016)
penambahan tepung cangkang telur terbanyak adalah 25%. Maka,
untuk memperoleh hasil kandungan kalsium yang lebih tinggi peneliti
mencoba membuat onde-onde mini ketawa dengan penambahan
tepung cangkang telur sebanyak 30% atau dengan perbandingan 30 :
70 (tepung cangkang telur : tepung terigu). Namun menghasilkan
onde-onde mini ketawa yang kasar. Oleh karena itu peneliti kembali
mencoba membuat onde-onde mini ketawa namun dengan
a b c d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penambahan tepung cangkang telur sebanyak 25% seperti pada
pembuatan bakpia kering (Susanti, 2016). Onde-onde yang dihasilkan
tidak terlalu kasar dan dapat diterima untuk dikonsumsi. Berdasarkan
hasil pra-penelitian ini, maka peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian pada onde-onde mini ketawa dengan penambahan tepung
cangkang telur paling banyak 25% atau dengan perbandingan 25 : 75
(tepung cangkang telur : tepung terigu) dan paling sedikit 5% atau
dengan perbandingan 5 : 95 (tepung cangkang telur : tepung terigu).
3. Tahap Pembuatan Onde-onde Mini Ketawa
Tepung cangkang telur halus hasil ayakan selanjutnya ditimbang
sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan. Demikian pula
dengan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde
mini ketawa seperti tepung terigu, gula halus, garam, baking powder,
telur, margarin, dan air. Berikut ini adalah tabel perbandingan bahan
setiap perlakuan.
Tabel 3.1 Perbandingan Bahan Setiap Perlakuan
Perlakuan
Bahan
P1
(25 :75)
P2
(15 : 85)
P3
(5 : 95)
P4
(0 : 100)
Cangkang Telur 87,5 g 52,5 g 17,5 g 0 g
Tepung Terigu 262,5 g 297,5 g 332,5 g 350 g
Gula Halus 130 g 130 g 130 g 130 g
Garam 5 g 5 g 5 g 5 g
Baking Powder 5 g 5 g 5 g 5 g
Telur 1 butir 1 butir 1 butir 1 butir
Margarin 60 gr 60 gr 60 gr 60 gr
Air 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bahan kering yang terdiri dari tepung cangkang telur, tepung
terigu, gula halus, garam, dan baking powder dicampur dan diaduk
hingga rata. Di wadah yang berbeda, bahan basah yang terdiri dari
telur, margarin, dan air diaduk rata. Kemudian bahan basah dan bahan
kering dicampur dan diaduk hingga kalis. Adonan diambil 1 g dan
dibentuk bulat. Selanjutnya adonan yang telah bulat dicelupkan ke
dalam air lalu digulingkan ke dalam wijen. Apabila seluruh adonan
onde-onde sudah berbalut wijen, onde-onde digoreng dengan api kecil
hingga berwarna kecokelatan dan merekah selama 10 menit.
Gambar 3.2 a) penimbangan bahan. b) pengadukan bahan. c) penempelan
wijen. d) penggorengan onde-onde mini ketawa.
4. Tahap Uji Kandungan Kalsium
Uji kandungan kalsium dilakukan pada 12 sampel onde-onde
mini ketawa yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Uji ini
menggunakan metode Titrasi Permanganometri menurut Sudarmadji
(1997).
Pertama-tama sampel onde-onde mini ketawa yang sudah
dihaluskan ditimbang sebanyak 5 gram ke dalam krus porcelain,
kemudian krus porcelain dimasukkan ke dalam muufle furnace atau
tanuur untuk dipanaskan sampai menjadi abu dan didinginkan. Abu
yang telah dingin dimasukkan ke dalam lumpang porcelain dan
b c d a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditambahkan 50 ml HNO3 1:3 kemudian digerus hingga larut. Larutan
disaring menggunakan kertas saring kemudian filtrate ditampung
dalam erlenmeyer 100 ml.
Filtrate jernih sebanyak 10 ml dimasukkan dalam erlenmeyer 250
ml kemudian ditambahkan 5 tetes indikator Mr-BDG 2:5 hingga
warna menjadi merah. Selanjutnya ditambahkan tetes demi tetes
NH4OH 1:4 hingga warna berubah menjadi biru, kemudian
ditambahkan tetes demi tetes HNO3 1:3 sampai warna berubah
menjadi merah. Lalu ditambahkan asam oksalat 2,5% sebanyak 15 ml
dan dipanaskan di atas kompor listrik hingga mendidih.
Setelah mendidih, ditambahkan 15 ml Ammonium Oksalat
jenush kemudian dipanaskan lagi hingga mendidik dan terbentuk
endapan putih. Setelah didiamkan selama 6 jam dan terbentuk
endapan yang sempurna, disaring menggunakan kertas saring.
Kemudian residu di pindah menggunakan aquades ke dalam
erlenmeyer 250 ml hingga semua endapan masuk ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 15 ml H2SO4 1:4. Selanjutnya
dipanaskan di atas kompor listrik hingga mendidih.
Larutan di titrasi menggunakan larutan standar KMnO4 0.1n
hingga berubah warna menjadi ungu. Volume titrasi yang diperoleh
dicatat kemudian kadar kalsium dihitung menggunakan rumus:
Kadar kalsium (%) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ×𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 ×0,002
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚) × 100%
Catatan: 1 ml KMnO4 0.1N = 0,002 gram kalsium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Tahap Persiapan Uji Organoleptik
Pada tahap persiapan uji organoleptik disediakan 12 sampel onde-
onde mini ketawa yang berada di atas meja beserta dengan air mineral.
Air mineral disediakan untuk mencuci lidah panelis sebelum memulai
dan menguji sampel berikutnya. Untuk menguji minat atau kesukaan
terhadap suatu makanan menggunakan panelis non standar atau
panelis tidak terlatih, yaitu orang yang tidak atau belum terlatih dalam
melakukan penilaian dan pengujian organoleptik. Uji organoleptik
dilakukan sesuai SNI 2346-2006 yang menyatakan bahwa jumlah
minimal panelis non standar adalah sebanyak 30 orang. Panelis terdiri
dari mahasiswa laki-laki dan perempuan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dengan kisaran usia 18-25 tahun dengan syarat panelis
sebagai berikut:
Tertarik terhadap uji organoleptik dan mau berpartisipasi
Konsisten dalam mengambil keputusan
Berbadan sehat, bebas dari penyakit THT, tidak buta warna serta
gangguan psikologis
Tidak menolak terhadap makanan yang diuji (tidak alergi)
Onde-onde mini ketawa yang diuji organoleptik dimasukkan ke
dalam toples dengan label kode yang ditempel pada bagian luar toples.
Untuk menghindari subyektifitas maka kode perlakuan yang terdiri
dari P1, P2, P3, dan P4 diubah menjadi A–L dengan rincian pada tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 3.2 Kode Perlakuan Onde-onde Mini Ketawa
Perlakuan
dan
Ulangan
P2.
II
P1.
III
P2.
I
P4.
III
P1.
II
P3.
I
P1.
I
P4.
II
P3.
III
P4.
I
P2.
III
P3.
II
Kode A B C D E F G H I J K L
Setiap panelis mendapatkan 12 sampel onde-onde mini ketawa
dan disediakan kuesioner yang wajib diisi oleh panelis sesuai dengan
panduan rentang skor yang sudah ditentukan.
6. Uji Organoleptik
Dalam uji organoleptik onde-onde mini ketawa, panelis diberi
sampel yang berkode A-L. Panelis diberi lembar penilaian untuk
menilai warna (penampakan), rasa (pengecapan) dan tekstur
(mouthfeel).
Gambar 3.3 Uji Organoleptik onde-onde mini ketawa oleh panelis
a. Uji Warna (penampakan)
Uji warna dilakukan panelis dengan cara mengambil sampel dan
diamati bentuk dan warna pada sampel tersebut. Kemudian
panelis memberi skor terhadap penampakan masing-masing
sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Uji Rasa (pengecapan)
Uji rasa dilakukan panelis dengan cara mengambil sampel lalu
dikecap dengan lidah. Kemudian panelis memberi skor terhadap
rasa dari masing-masing sampel. Setiap sebelum menguji sampel,
panelis meminum air putih yang disediakan untuk mencuci lidah
hingga sampel terakhir.
c. Uji Tekstur (mouthfeel)
Uji tekstur dilakukan panelis dengan cara mengambil sampel dan
dirasakan dengan lidah bersamaan dengan uji rasa. Kemudian
panelis memberi skor terhadap tekstur dari masing-masing
sampel.
E. Analisis Data
Untuk mengetahui kandungan gizi yang berupa kalsium, dilakukan uji
laboratorium menggunakan metode titrasi. Analisis data uji organoleptik
dimulai dari uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh dari penilaian normal atau tidak. Data hasil uji
organoleptik dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang mana
jika Asymp.Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika data
berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan One Way Anova. Namun
apabila data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non-
parametrik Kruskal Wallis. Analisis stastik menggunakan SPSS 20.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Uji Anova dapat dilakukan setelah seluruh varian populasi terbukti
sama atau identik berdasarkan hasil uji homogenitas dengan dasar
pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (varians populasi identik)
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (varians populasi tidak
identik)
Apabila asumsi kesamaan varians sudah terpenuhi maka dapat
dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap
onde-onde mini ketawa cangkang telur.
H0: Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde
mini ketawa cangkang telur dengan onde-onde mini ketawa pada
umumnya
Ha : Ada perbedaan tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde mini
ketawa cangkang telur dengan onde-onde mini ketawa pada
umumnya
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Jika hasil ANOVA menunjukkan H0 diterima (tidak ada perbedaan),
maka uji lanjut (Post Hoc Test) Tukey test dan Bonferroni test tidak
dilakukan. Namun apabila uji menunjukkan H0 ditolak (ada perbedaan)
maka uji lanjut dilakukan untuk menunjukkan signifikansi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Biologi
SMA kelas XI pada KD 3.7 Menganalisis hubungan antara struktur
jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan
nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan manusia, dan KD 4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat
makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan
dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan
pangan dan keamanan pangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Kalsium Onde-onde Mini Ketawa
Komposisi utama cangkang telur terdiri dari kalsium, berdasarkan hal
tersebut maka kalsium dipilih untuk diujikan dalam penelitian ini. Terdapat 12
sampel yang diujikan sesuai dengan 4 perlakuan dengan 3 pengulangan dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa. Berdasarkan data uji kandungan kalsium
(lampiran 2) diperoleh rerata hasil uji kandungan kalsium onde-onde mini ketawa
pada setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Rerata Kandungan Kalsium pada Setiap Perlakuan Onde-onde Mini
Ketawa
Hasil uji kandungan kalsium menunjukkan perlakuan P1 memiliki
kandungan kalsium paling tinggi di antara 3 perlakuan yang lain yaitu 5,25% atau
sebanyak 52,5 mg kalsium dalam 1 gram onde-onde mini ketawa, perbandingan
1,34 ± 0,1
2,26 ± 0,2
3,34 ± 1,3
5,25 ± 0,3
0
1
2
3
4
5
6
P4 (0%) P3 (5%) P2 (15%) P1 (25%)
Kan
du
nga
n K
alsi
um
(%
)
Perlakuan
P4 (0%)
P3 (5%)
P2 (15%)
P1 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
tepung cangkang telur : tepung terigu pada P1 sebanyak 25 : 75. Kandungan
kalsium paling rendah yaitu 1,34% terdapat pada onde-onde P4 dengan
perbandingan tepung cangkang telur dan tepung terigu sebesar 0 : 100. Perlakuan
P2 mengandung kalsium lebih rendah dari P1 yaitu sebanyak 3,34%. Pada
perlakuan P3 terdapat kandungan kalsium yang lebih rendah dari P2 yakni 2,26%,
namun lebih tinggi dari perlakuan P4.
Kandungan kalsium pada onde-onde mini ketawa sebanding dengan
penambahan tepung cangkang telur dalam pembuatannya. Semakin banyak tepung
cangkang telur yang ditambahkan, maka semakin tinggi kandungan kalsium pada
onde-onde mini ketawa. Sebaliknya, semakin sedikit penambahan tepung cangkang
telur dalam pembuatan onde-onde mini ketawa maka semakin sedikit kandungan
kalsium di dalamnya.
Penambahan tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde mini
ketawa dapat meningkatkan kandungan kalsium karena komposisi utama cangkang
telur berupa CaCO3 atau kalsium karbonat. Penyerapan kalsium dari cangkang telur
tidak berbeda dengan CaCO3 yang suplemen kalsium (Brun, 2013). Hal ini
didukung pernyataan Gonkar (2016), bahwa cangkang telur merupakan sumber
kalsium terbaik dan dapat diserap sekitar 90%.
Rerata kandungan kalsium pada setiap perlakuan onde-onde mini ketawa
dilakukan analisis statistik dengan menggunakan SPSS (lampiran 4). Berdasarkan
hasil uji normalitas diperoleh nilai probabilitas >0,05 sehingga H0 diterima. Kedua
uji tersebut menunjukkan bahwa data rerata kandungan kalsium berdistribusi
normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tidaknya perbedaan kandungan kalsium pada seluruh perlakuan. Uji ANOVA yang
dilakukan menghasilkan nilai F hitung 18,458 dengan probabilitas 0,001. Karena
probabilitas <0,05, maka H0 ditolak, atau rata-rata kandungan kalsium onde-onde
mini ketawa memang berbeda, sehingga untuk mengetahui perlakuan mana yang
sungguh berbeda dilakukan uji lanjut atau post hoc test yaitu uji Tukey. Hasil uji
Tukey kandungan kalsium pada onde-onde mini ketawa dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rerata Kandungan Kalsium Onde-onde Mini Ketawa
Perlakuan
Rerata
Kandungan
Kalsium (%)
P1 (25% tepung cangkang telur : 75% tepung terigu) 5,25 ± 0,3c
P2 (15% tepung cangkang telur : 85% tepung terigu) 3,43 ± 1,3b
P3 (5% tepung cangkang telur : 95% tepung terigu) 2,26 ± 0,2ab
P4 (0% tepung cangkang telur : 100% tepung terigu) 1,34 ± 0,1a
Ket: angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata
Berdasarkan hasil uji Tukey menunjukkan bahwa kandungan kalsium pada
onde-onde mini ketawa P1 berbeda nyata dengan ketiga perlakuan lainnya.
Kandungan kalsium perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan P3, namun berbeda
nyata dengan onde-onde mini ketawa P4. Pada onde-onde P3 memiliki kandungan
kalsium yang tidak berbeda nyata dengan P4. Perbedaan kandungan kalsium pada
onde-onde mini ketawa sebanding dengan penambahan tepung cangkang telur
dalam pembuatannya. Semakin banyak tepung cangkang telur yang ditambahkan,
maka semakin tinggi kandungan kalsium pada onde-onde mini ketawa. Sebaliknya,
semakin sedikit penambahan tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde
mini ketawa maka semakin sedikit kandungan kalsium di dalamnya.
Onde-onde mini ketawa tanpa penambahan tepung cangkang telur yaitu
pada perlakuan P4 terdapat kandungan kalsium didalamnya, namun pada onde-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
onde P4 menunjukkan kandungan kalsium paling rendah dibandingkan dengan P1,
P2, dan P3 yang diberi perlakuan penambahan tepung cangkang telur. Pada
perlakuan P4 yakni tanpa penambahan tepung cangkang telur tetap menghasilkan
onde-onde yang mengandung kalsium, karena di dalam tepung terigu, telur, gula
dan margarin terdapat kandungan kalsium juga namun hanya sebesar kurang dari
1% (Kemenkes RI, 2018). Meskipun demikian, kandungan kalsium pada onde-onde
tanpa penambahan tepung cangkang telur lebih rendah dibandingkan onde-onde
dengan penambahan tepung cangkang telur.
Berdasarkan kandungan kalsium onde-onde mini ketawa, maka dapat
disarankan untuk penambahan tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde
mini ketawa dapat diberikan hingga perlakuan tertinggi pada penelitian ini yaitu
sebanyak 25% dari keseluruhan bahan tepung. Penambahan tepung cangkang telur
dalam jumlah yang maksimal bertujuan untuk mendapatkan hasil onde-onde mini
ketawa dengan kandungan kalsium yang maksimal juga.
Dalam pembuatan onde-onde mini ketawa sangat disarankan untuk
menambahkan tepung cangkang telur. Menambahkan tepung cangkang telur untuk
menggantikan sebagian tepung terigu sebagai bahan utama akan mengurangi biaya
produksi, karena bahan baku tepung cangkang telur dapat diperoleh secara gratis.
Selain mengurangi biaya produksi, menambahkan tepung cangkang telur dapat
meningkatkan kandungan gizi pada onde-onde mini ketawa sehingga dapat
meningkatkan nilai jual.
Kandungan kalsium pada onde-onde mini ketawa dengan penambahan
tepung cangkang telur dalam pembuatan dengan perbandingan 25 : 100 sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5,25% atau dalam 1 gram onde-onde mini ketawa terkandung 52,5 mg kalsium.
Sehingga, angka kecukupan kalsium per hari sebanyak 800 – 1000 mg (DepKes RI,
2004) dapat dicukupi dengan mengonsumsi sebanyak 15 - 19 onde-onde mini
ketawa berukuran 1 gram.
B. Uji Organoleptik Onde-onde Mini Ketawa
Uji organoleptik bertujuan untuk mengetahui penerimaan masyarakat
terhadap onde-onde mini ketawa dengan penambahan tepung cangkang telur
berdasarkan tingkat kesukaan yang diwakili oleh 30 panelis. Terdapat 12 sampel
menggunakan kode A - L yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan perlakuan.
Parameter yang digunakan dalam uji organoleptik adalah tingkat kesukaan panelis
terhadap warna, rasa dan tekstur pada onde-onde mini ketawa. Adapun hasil
pengambilan data uji organoleptik adalah sebagai berikut:
1. Warna
Uji organoleptik onde-onde mini ketawa dengan parameter warna,
dilakuan penelis dengan cara mengamati sampel onde-onde kemudian
memberikan penilaian berdasarkan tingkat kesukaan terhadap penampakan
warna onde-onde. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna onde-onde mini
ketawa dapat dilihat pada gambar 4.2
Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa panelis paling menyukai warna
onde-onde dengan perlakuan P4 yaitu dengan perbandingan tepung cangkang
telur : tepung terigu sebanyak 0 : 100. Pada onde-onde P4 mendapat penilaian
dari panelis paling tinggi dengan rerata 4,48. Onde-onde dengan skor rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
terendah berdasarkan penilaian panelis terhadap warna yaitu perlakuan P1
dengan perbandingan 25 : 75 (tepung cangkang telur : tepung terigu).
Perlakuan P3 memiliki rerata skor yang lebih rendah dari perlakuan P4 yaitu
4,17. Pada perlakuan P2 memperoleh rerata skor kesukaan panelis yang lebih
tinggi dari P1 yaitu sebesar 3,76.
Gambar 4.2 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap warna onde-onde
mini ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur
Panelis paling menyukai onde-onde P4 karena onde-onde tersebut
memiliki warna cokelat paling terang di antara yang lain. Sebaliknya, onde-
onde P1 memiliki warna cokelat paling pekat di antara yang lain. Dalam proses
pembuatan onde-onde mini ketawa terdapat perbedaan warna pada adonan
keempat perlakuan. Pada perlakuan tanpa penambahan tepung cangkang telur
menghasilkan adonan dengan warna kekuningan. Warna ini diperoleh dari
warna margarin sebagai bahan dalam pembuatan onde-onde mini ketawa.
Adonan dengan penambahan tepung cangkang telur pada konsentrasi
rendah memiliki warna cokelat kekuningan, tetapi semakin tinggi konsentrasi
penambahan tepung cangkang telur maka warna adonan menjadi semakin
4,48 ± 0,44,17 ± 0,5
3,76 ± 0,3 3,61 ± 0,3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
P4 (0%) P3 (5%) P2 (15%) P1 (25%)
Rer
ata
Sk
or
Warn
a
Perlakuan
P4 (0%)
P3 (5%)
P2 (15%)
P1 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pekat. Setelah onde-onde digoreng hingga matang selama 10 menit dengan api
kecil, maka menghasilkan onde-onde mini ketawa yang berwarna cokelat. Pada
dasarnya keempat sampel perlakuan onde-onde setelah digoreng memiliki
warna cokelat. Warna cokelat ini berasal dari salah satu bahan pembuatan
onde-onde mini ketawa yaitu gula yang awalnya berwarna putih apabila
dipanaskan akan berubah menjadi warna caramel atau cokelat.
Kepekatan warna cokelat pada onde-onde terdapat perbedaan yang
dipengaruhi oleh tepung cangkang telur yang ditambahkan dalam proses
pembuatan. Tepung cangkang telur memiliki warna cokelat, hal ini
dikarenakan asal tepung yaitu cangkang telur berwarna cokelat. Warna cokelat
pada cangkang telur ayam dipengaruhi oleh pigmen protoporpirin yang
dihasilkan oleh induk ayam ketika pembentukan cangkang telur di dalam
uterus (Jazil, 2013).
P4
P3
P2
P1
Gambar 4.3 Sampel onde-onde mini ketawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Semakin banyak tepung cangkang telur yang ditambahkan
menyebabkan warna cokelat pada onde-onde semakin pekat seperti terlihat
pada gambar 4.3, sehingga semakin banyak penambahan cangkang telur pada
onde-onde mengakibatkan tingkat kesukaan panelis terhadap warna onde-onde
menurun. Hal ini karena pada umumnya masyarakat lebih menyukai makanan
dengan penampilan warna yang cenderung terang.
Data penilaian panelis dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS
(lampiran 4) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penilaian panelis. Uji
normalitas dan homogenitas terhadap data skor warna diperoleh nilai
probabilitas >0,05 sehingga dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal
dan homogen. Setelah uji prasyarat ANOVA terpenuhi, maka uji ANOVA
dapat dilakukan. Dari uji ANOVA didapatkan hasil F hitung adalah 2,981
dengan probabilitas 0,096. Karena probabilitas >0,05, maka H0 diterima, atau
rata-rata kesukaan panelis terhadap warna onde-onde mini ketawa tidak
berbeda.
Analisis statistik tersebut menunjukkan bahwa para panelis memiliki
penilaian yang tidak berbeda terhadap penampakan warna seluruh sampel
onde-onde mini ketawa. Penambahan tepung cangkang telur menyebabkan
warna onde-onde menjadi lebih pekat, namun hal ini tidak mengurangi tingkat
kesukaan panelis terhadap warna onde-onde secara signifikan. Berdasarkan
tingkat kesukaan panelis terhadap warna onde-onde mini ketawa, maka dapat
disarankan untuk penambahan tepung cangkang telur dalam proses pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
hingga 25% supaya dapat menghasilkan onde-onde mini ketawa tinggi
kalsium.
2. Rasa
Salah satu parameter penentu utama penerimaan masyarakat terhadap
penambahan tepung cangkang telur dalam onde-onde mini ketawa adalah rasa.
Onde-onde mini ketawa akan diterima masayarakat apabila memiliki rasa yang
menarik, karena dalam proses mengonsumsi makanan perlu dicerna secara
mekanik di dalam mulut dengan lidah sebagai reseptor rasa sebelum lanjut
dalam proses pencernaan berikutnya. Pemberian skor kesukaan rasa dilakukan
panelis dengan menggunakan indra pengecap yaitu lidah kemudian panelis
memberikan skor berdasarkan tingkat kesukaan pada setiap sampel. Tingkat
kesukaan panelis terhadap rasa onde-onde mini ketawa dengan penambahan
tepung cangkang telur dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap rasa onde-onde
mini ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur
4,18 ± 0,3
4,06 ± 0,2
3,81 ± 0,3 3,82 ± 0,4
3,6
3,7
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
P4 (0%) P3 (5%) P2 (15%) P1 (25%)
Rer
ata
Sk
or
Rasa
Perlakuan
P4 (0%)
P3 (5%)
P2 (15%)
P1 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa onde-onde yang paling
disukai panelis adalah perlakuan P4 dengan perbandingan tepung cangkang
telur : tepung terigu sebanyak 0 : 100. Rerata skor tingkat kesukaan rasa yang
diberikan panelis utuk P4 sebesar 4,18. Rerata skor kesukaan rasa terendah
pada P2, dengan skor 3,81 dan perbandingan tepung cangkang telur : tepung
terigu sebesar 15 : 85. Pada perlakuan P3 memperoleh skor rerata kesukaan
rasa lebih rendah dari P4 yakni 4,06. Perlakuan P1 mendapatkan hasil rerata
skor lebih tinggi dari P2 yaitu sebanyak 3,82. Perlakuan P4 dan P3 memiliki
rasa yang disukai oleh panelis, sedangkan perlakuan P2 dan P1 memiliki rasa
yang kurang disukai oleh panelis.
Onde-onde mini ketawa pada umumnya memiliki rasa yang cenderung
manis karena terdapat gula sebagai bahan pembuatannya. Adanya penambahan
tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde mini ketawa membuat rasa
manis pada onde-onde dapat berkurang. Hal ini dikarenakan cangkang telur
mengandung kalsium yang tinggi, yang mana kalsium memiliki rasa pahit dan
sedikit asam (Tordoff, 2012). Hal inilah yang menyebabkan rerata skor
kesukaan rasa onde-onde mini ketawa semakin menurun seiring dengan
penambahan cangkang telur yang semakin banyak.
Rasa manis pada onde-onde P4 membuat panelis memberikan rerata skor
yang tertinggi yakni 4,18, sebab rasa-onde-onde tidak dipengaruhi oleh rasa
kalsium dari cangkang telur. Onde-onde dengan rerata skor kesukaan terendah
yaitu 3,81 pada P2 dengan penambahan tepung cangkang telur sebanyak 15%
dari keseluruhan bahan tepung. Penambahan tepung cangkang telur terbanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yaitu 25% pada P1 mendapat rerata skor kesukaan rasa terendah kedua setelah
P2 dengan skor 3,82. P1 dan P2 memperoleh rerata skor kesukaan rasa
terendah karena keduanya merupakan perlakuan dengan penambahan tepung
cangkang telur terbanyak yaitu sebesar 25% dan 15%.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas menggunakan SPSS
(lampiran 4) diperoleh nilai probabilitas >0,05 sehingga H0 diterima. Kedua uji
tersebut menunjukkan bahwa data rerata skor kesukaan rasa berdistribusi
normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji ANOVA dengan nilai F
hitung adalah 1,011 dengan probabilitas 0,437. Karena probabilitas >0,05,
maka H0 diterima, atau rata-rata kesukaan panelis terhadap warna onde-onde
mini ketawa tidak berbeda.
Dari analisis statistik dapat diketahui bahwa penilaian panelis
berdasarkan kesukaan rasa onde-onde mini ketawa tidak berbeda untuk seluruh
perlakuan. Penambahan tepung cangkang telur mengurangi rasa manis pada
onde-onde, namun hal tersebut tidak mengurangi kesukaan panelis secara
signifikan. Berdasarkan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa onde-onde mini
ketawa, maka dapat disarankan untuk penambahan tepung cangkang telur
dalam bahan pembuatan onde-onde mini ketawa hingga 25% supaya dapat
menghasilkan onde-onde mini ketawa tinggi kalsium.
3. Tekstur
Penilaian kesukaan tekstur onde-onde mini ketawa dilakukan bersamaan
dengan penilaian rasa. Kedua parameter ini sama-sama menggunakan indra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pengecap untuk menilai tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde
dengan penambahan tepung cangkang telur. Hasil rerata skor kesukaan tekstur
onde-onde seperti pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Rerata skor tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur onde-onde
mini ketawa dengan bahan tambahan cangkang telur
Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa onde-onde P4 dengan
perbandingan tepung cangkang telur : tepung terigu sebanyak 0 : 100
memperoleh rerata skor kesukaan tekstur tertinggi dengan skor 4,17. Rerata
skor kesukaan terendah yaitu 3,69 pada onde-onde P1 dengan perbandingan
tepung cangkang telur : tepung terigu sebanyak 25 : 100. Perlakuan P3
memiliki rerata skor yang lebih rendah dari perlakuan P4 yaitu 4,02. Pada
perlakuan P2 memperoleh rerata skor kesukaan panelis yang lebih tinggi dari
P1 yaitu sebesar 3,93.
Menurut SNI 3751:2009 tentang syarat mutu tepung terigu sebagai
bahan makanan, tepung terigu harus lolos ayakan minimal 212 µm atau 70
mesh. Pada umumnya di dalam mesin penepung dilengkapi dengan saringan
4,17± 0,1
4,08± 0,1
3,93 ± 0,1
3,69 ± 0,1
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
P4 (0%) P3 (5%) P2 (15%) P1 (25%)
Rer
ata
Sk
or
Ter
kst
ur
Perlakuan
P4 (0%)
P3 (5%)
P2 (15%)
P1 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ukuran 60 hingga 100 mesh (Anonim, 2019). Tepung cangkang telur pada
penelitian ini dihaluskan atau melalui proses penepungan hanya dengan
menggunakan blender kemudian disaring dengan ayakan berukuran 30 mesh.
Penggunaan blender sebagai alat untuk menggiling cangkang telur menjadi
tepung bertujuan untuk mengetahui kemampuan alat rumah tangga sederhana
dalam menghasilkan tepung cangkang telur yang dapat dikonsumsi.Partikel
tepung cangkang telur memiliki ukuran bervariasi terdiri dari yang halus
hingga berukuran maksimal sebesar 30 mesh sesuai dengan ayakan yang
digunakan. Menghaluskan cangkang telur menggunakan blender tidak dapat
menghasilkan tepung cangkang telur sehalus tepung terigu, hal ini dikarenakan
kapasitas blender yang diperuntukkan menghaluskan bahan lunak atau sekedar
untuk menghancurkan. Hal ini menyebabkan Tepung cangkang telur memiliki
tekstur yang lebih kasar daripada tepung terigu.
Gambar 4.6 Tepung terigu (a) dan tepung cangkang telur (b)
Penambahan tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde mini
ketawa memberikan tekstur yang kasar karena adanya variasi ukuran partikel
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tepung cangkang telur. Partikel tepung cangkang telur yang berukuran besar
terlihat seperti titik-titik pasir putih kecokelatan pada adonan onde-onde mini
ketawa dengan perlakuan penambahan tepung cangkang telur. Kandungan
cangkang telur yaitu CaCO3 yang bertekstur keras dan akan menghasilkan
tekstur kasar apabila dalam proses mengahaluskan kurang maksimal.
Berdasarkan fungsinya, tektur cangkang telur yang padat atau keras berfungsi
untuk melindungi semua bagian telur dari gangguan atau kerusakan
(Wirakusumah, 2011).
Panelis lebih suka tekstur onde-onde yang tidak kasar, sehingga panelis
memberikan rerata skor kesukaan tekstur tertinggi pada P4 karena tidak
terdapat tepung telur dalam perlakuan tersebut. Semakin banyak penambahan
tepung cangkang telur dalam pembuatan onde-onde semakin menurunkan
rerata skor kesukaan tekstur. Onde-onde mini ketawa dengan perlakuan P1, P2,
P3 yaitu penambahan cangkang telur sebanyak 25%, 15% dan 5% kurang
disukai oleh panelis karena memiliki tekstur lebih kasar seperti berpasir
dibandingkan dengan P4. Penambahan sebanyak 25% tepung cangkang telur
dari keseluruhan bahan tepung mendapatkan rerata skor terendah oleh panelis
yaitu 3,69.
Analisis statistik rerata skor kesukaan tekstur onde-onde mini ketawa
(lampiran 4) diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang
menghasilkan nilai probabilitas >0,05 sehingga dapat disimpulkan data
berdistribusi normal dan homogen. Karena data berdistribusi normal dan
homogen, analisis statistik dilanjutkan dengan uji ANOVA yang memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hasil nilai F hitung adalah 7,271 dengan probabilitas 0,011. Karena probabilitas
<0,05, maka H0 ditolak atau rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur onde-
onde mini ketawa memang berbeda, sehingga untuk mengetahui perlakuan
mana yang sungguh berbeda dilakukan uji lanjut atau post hoc test yaitu uji
Tukey. Hasil uji Tukey ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rerata Skor Kesukaan Tekstur Onde-onde Mini Ketawa
Perlakuan
Rerata Skor
Kesukaan
Tekstur
P1 (25% tepung cangkang telur : 75% tepung terigu) 3,69 ± 0,1a
P2 (15% tepung cangkang telur : 85% tepung terigu) 3,93 ± 0,1ab
P3 (5% tepung cangkang telur : 95% tepung terigu) 4,08 ± 0,1b
P4 (0% tepung cangkang telur : 100% tepung terigu) 4,17 ± 0,1b
Ket: angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata
Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa penilaian kesukaan panelis
terhadap tekstur onde-onde P1 dan P2 tidak berbeda nyata. Penilaian kesukaan
panelis terhadap tekstur onde-onde antara perlakuan P2, P3, dan P4 tidak berbeda
nyata. Dengan demikian berdasarkan penilaian panelis terhadap kesukaan tekstur
onde-onde mini ketawa perlakuan P1 memiliki perbedaan nyata dengan P2, P3, dan
P4. Perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur onde-onde mini ketawa
dipengaruhi oleh tekstur yang dibawa oleh tepung cangkang telur yaitu kasar atau
berpasir, sebab dalam perlakuan P1 tidak ditambahkan tepung cangkang telur
sehingga memperoleh skor tertinggi daripada kesukaan tekstur pada perlakuan
lainnya. Berdasarkan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur onde-onde mini
ketawa, maka dapat disarankan untuk penambahan tepung cangkang telur dalam
bahan pembuatan onde-onde mini ketawa hingga 15% supaya dapat menghasilkan
onde-onde mini ketawa tinggi kalsium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat hambatan, kendala dan
keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Selaput pada bagian dalam cangkang telur tidak dikelupas terlebih dahulu
sehingga ikut tergiling di dalam blender dan menghasilkan potongan selaput
yang harus dipisahkan terlebih dahulu
2. Proses penepungan cangkang telur menggunakan blender kering sehingga sulit
menghasilkan tepung dengan ukuran 70 mesh
3. Banyak partikel tepung cangkang telur yang berukuran sebesar pasir
dikarenakan pengayakan menggunakan ayakan tepung rumahan yang
berukuran 30 mesh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai “Potensi Cangkang Telur Ayam sebagai Bahan
Tambahan dalam Pembuatan Onde-onde Mini Ketawa” dapat diterapkan sebagai
pengetahuan tambahan dalam dunia pendidikan. Materi pembelajaran yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah pada materi Sistem Pencernaan Makanan
Kelas XI sebagai pengembangan dari Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi
yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis
bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta
teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.
Jumlah jam pertemuan pada materi Sistem Pencernaan Makanan ada 10 jam
pertemuan dalam 3 minggu. 10 jam pertemuan tersebut dibagi dalam 5 kali
pertemuan dengan pembagian waktu 2 JP × 45 menit untuk setiap pertemuan
dengan alokasi kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran, meliputi:
1. Silabus (lampiran 7)
2. RPP (lampiran 8)
3. Lembar Panduan Praktikum (lampiran 9)
4. Format dan Rubrik Penilaian Laporan Praktikum (lampiran 10)
5. Lembar Kerja Peserta Didik (lampiran 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
6. Kisi-kisi Penilaian Harian (lampiran 12)
7. Instrumen dan Rubrik Penilaian (lampiran 13)
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran mengacu pada kurikulum
2013. Dalam materi Sistem Pencernaan Makanan ini, peserta didik selain berproses
mendalami materi di dalam kelas juga diajak untuk melakukan praktikum uji
kandungan makanan. Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan praktikum akan
memberikan pengalaman bagi siswa secara langsung untuk dapat mengetahui
kandungan yang terdapat dalam suatu makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Perlakuan P1 dengan perbandingan tepung cangkang telur : tepung
terigu sebanyak 25 : 75 menghasilkan onde-onde mini ketawa yang
mengandung kalsium paling tinggi yaitu 5,25%.
2. Penambahan tepung cangkang telur sebagai bahan pembuatan onde-
onde mini ketawa berdasarkan analisis statistik berpengaruh terhadap
kandungan kalsium dan tekstur, namun tidak berpengaruh terhadap
warna dan rasa onde-onde mini ketawa.
3. Perbandingan tepung cangkang telur dan tepung terigu dalam
pembuatan onde-onde mini ketawa yang paling disukai oleh panelis
adalah perlakuan P3 yakni dengan perbandingan 5 : 95.
4. Cangkang telur berpotensi sebagai bahan tambahan dalam pembuatan
onde-onde mini ketawa.
B. Saran
Berikut merupakan saran bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini:
1. Sebelum melakukan proses penepungan, selaput cangkang telur bagian
dalam perlu dipisahkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Pada proses pembuatan tepung cangkang telur sebaiknya menggunakan
mesin penggilingan tepung supaya menghasilkan tepung yang lembut.
3. Dalam pengayakan tepung setelah digiling, perlu menggunakan ayakan
dengan ukuran 70 mesh supaya menghasilkan partikel tepung yang
standar.
4. Penambahan tepung cangkang telur sebanyak 5% dapat dijadikan acuan
dalam penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A., 2017, Sejarah Onde-onde Dari Zaman Majapahit Hingga Jadi
Kuliner Khas Mojokerto, https://www.lyceum.id/sejarah-onde-onde-dari-
zaman-majapahit-hingga-jadi-kuliner-khas-mojokerto/ 13 Maret 2019 09.46.
Almatzier, S., 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
hal: 235-243.
Anonim, 2019, Mesin Penepung FFC15 Stainless Steel,
https://www.rumahmesin.com/product/mesin-penepung-ffc15-stainless-
steel/ diakses pada 5 Juni 2019 11.03
Balk, E.M., Adam, G.P., Langberg, V.N., 2017, Global dietary calcium intake
among adults: a systematic review. Osteoporosis International, 28 (12).
Brun, L.R., Lupo, M., Delorenzi, D.A., Loreto, V.E.D., Rigalli, A., 2013, Chicken
Eggshell as Suitable Calcium Source at Home, International Journal of Food
Science and Nutrition,
Daengprok, W., Garnjanagoonchorn, O., Naivikul, P., Pornsinpatip, K., Issigonis,
Y., Mine, 2003, Chicken egg shell matrix proteins enhance calcium transport
in the human intestinal epithelial cells, CaCO2, Journal Agricultural and
Food Chemistry, 51 (20).
Departemen Kesehatan RI, Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan,
Hasil Widyakarya Pangan dan Gizi Nasional ke-VIII, Jakarta: 17-19 Mei
2004.
Gaonkar, M., Chakraborty, A.P., 2016, Application of Eggshell as fertilizer and
Calcium Supplement Tablet, International Journal of InnovativeResearch in
Science, Engineering and Technology, 5 (3)
Giliestyaningrum, A., 2016, Perbedaan Kualitas Onde-Onde Ceplis Ketas
Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago, Skripsi, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Hadi, W.S., 2005, Sifat Fisik Dan Organoleptik Minuman Instan Madu Bubuk
Dengan Penambahan Efek Effervescent Dari Tepung Kerabang Telur,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ismiyani, Y., 2016, Superlengkap (Sajian Roti, Cake, & Kue), Kriya Pustaka,
Group Puspa Swara, Anggota IKAPI, Jakarta, pp 428.
Jazil, N., Hintono, A., dan Mulyani, S., 2013, Penurunan Kualitas Telur Ayam Ras
Dengan Itensitas Warna Coklat Kerabang Berbeda Selama Penyimpanan,
Research Note, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1 (2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kementrian Kesehatan RI, 2018, Data Komposisi Pangan Indonesia,
http://www.panganku.org/id-ID/view , diakses pada 25 Mei 2019 11.07.
King’ori, A. M., 2011, A review of the Uses of Poultry Eggshells and Shell
Membranes, International Journal of Poultry Science, 10 (11).
Kurniawati, I.T., 2013, Onde-onde Lumut Kreasi Mahasiswa FTP,
https://tp.ub.ac.id/onde-onde-lumut-kreasi-mahasiswa-ftp/, diakses tanggal
12 Maret 2019 20.06
Meikawati, W. dan Suyanto, A., 2014, Uji Organoleptik Tepung dan Brownies
Berbahan Dasar Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Terfortifikasi
Kalsium Dari Cangkang Telur Ayam Ras, Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.
Rahayu, S., 2016, Filosofi dan Sejarah Sebutir Onde-onde.
https://www.istanabundavian.com/2016/05/filosofi-dan-sejarah-sebutir-
onde-onde.html diakses tanggal 13 maret 2019 10.18.
Rauf, R., 2015., Kimia Pangan., ANDI, Yogyakarta.
Rivera, E.M., Araiza, M., Brostow, w., Castano, V.M., 1999, Synthesis of
Hydroxyapatite from Eggshells, Elsevier Science, Materials Letters 4 (3).
Safitri, H.A., 2011, Pemanfaatan Ekstrak Limbah Cangkang Telur Sebagai Bahan
Tambahan Pangan Es Krim Susu Kedelai Non-Kolesterol Tinggi Kalsium,
Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Schaafsma, A., et al., 2000, Mineral, Amino Acid, and Hormonal Composition of
Chicken Eggshell Powder and the Evaluation of its Use in Human Nutrition,
Poultry Science 12 (79).
Shofiyyatunnisaak, N.A., 2014, BISKUIT KANG TULALIT (Biskuit Cangkang
Telur Coklat Vanila Elit Kaya Akan Kalsium Bagi Masyarakat Lansia
Sebagai Bisnis Pangan Fungsional Yang Inovatif), Laporan Akhir Program
Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudarmadji, S., 1997, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty, Yogyakarta
Susanti, L., 2016, Pengaruh Fortifikasi Tepung Cangkang Telur Terhadap Kualitas
Bakpia Kering, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Tordoff, M. G., 2012, T1R3: A human calcium taste receptor, Scientific Report, 2
(496).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 1
KUESIONER UJI ORGANOLEPTIK ONDE-ONDE MINI KETAWA
Nama :
Usia : tahun
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Coret yang tidak perlu
Merokok : Ya / Tidak *) Coret yang tidak perlu
Petunjuk pengisian:
Di hadapan anda terdapat 12 sampel onde-onde mini ketawa. Anda diminta untuk memberika penilaian berdasarkan kesukaan anda terhadap
warna (penampakan), aroma (penciuman), rasa (pengecapan) dan tekstur (mouthfeel) onde-onde mini ketawa. Kisaran nilai yang dapat diberikan
adalah 1 - 6, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin tinggi tingkat kesukaan dengan rincian rentang skor sebagai berikut:
Nilai Tingkat Kesukaan Nilai Tingkat Kesukaan
1 Sangat Tidak Suka 4 Agak Suka
2 Tidak Suka 5 Suka
3 Agak Tidak Suka 6 Sangat Suka
Petunjuk pengujian:
a. Uji Warna (penampakan)
Ambilah sampel dan amatilah bentuk serta warna pada sampel tersebut. Kemudian berilah tanda ceklis (√) pada kolom nilai yang sudah tersedia
pada kuesioner ini berdasarkan tingkat kesukaan anda terhadap penampakan onde-onde mini ketawa.
b. Uji Rasa (pengecapan)
Ambil dan kecaplah sampel dengan lidah anda. Kemudian berilah tanda ceklis (√) pada kolom nilai yang sudah tersedia pada kuesioner ini
berdasarkan tingkat kesukaan anda terhadap rasa onde-onde mini ketawa. Setiap sebelum dan sesudah menguji sampel, minumlah air putih
yang telah disediakan untuk mencuci lidah anda. Lakukan hingga sampel terakhir.
c. Uji Tekstur (mouthfeel)
Ambil dan rasakanlah sampel dengan menggunakan lidah bersamaan dengan uji rasa. Kemudian berilah tanda ceklis (√) pada kolom nilai yang
sudah tersedia pada kuesioner ini berdasarkan tingkat kesukaan anda terhadap tekstur onde-onde mini ketawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kode A B C D E F G H I J K L
Skor Warna Onde-onde Mini Ketawa
1
2
3
4
5
6
Rasa Onde-onde Mini Ketawa
1
2
3
4
5
6
Tekstur Onde-onde Mini Ketawa
1
2
3
4
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 2. DATA UJI KANDUNGAN KALSIUM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 3. HASIL UJI KANDUNGAN KALSIUM
Perlakuan
Kandungan
Kalsium (%)
P1 5,25
P2 3,43
P3 2,26
P4 1,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 4. HASIL ANALISIS STATISTIK
KANDUNGAN KALSIUM ONDE-ONDE MINI KETAWA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,62661596
Most Extreme Differences
Absolute ,255
Positive ,133
Negative -,255
Kolmogorov-Smirnov Z ,884
Asymp. Sig. (2-tailed) ,416
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan: Nilai signifikansi Asiymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,416 lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Descriptives
Kalsium
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Mini
mum
Maxi
mum
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 3 5,2480 ,33359 ,19260 4,4193 6,0767 4,88 5,53
P2 3 3,4303 1,30271 ,75212 ,1942 6,6664 2,03 4,60
P3 3 2,2615 ,16475 ,09512 1,8522 2,6707 2,07 2,38
P4 3 1,3404 ,10284 ,05938 1,0849 1,5958 1,25 1,45
Total 12 3,0700 1,63063 ,47072 2,0340 4,1061 1,25 5,53
Test of Homogeneity of Variances
Kalsium
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4,626 3 8 ,037
Kesimpulan: Levene Test hitung adalah 4,626 dengan nilai probabilitas 0,037. Dengan
demikian probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, atau keempat varians adalah
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ANOVA
Kalsium
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 25,556 3 8,519 18,458 ,001
Within Groups 3,692 8 ,462
Total 29,249 11
Kesimpulan: F hitung adalah 18,458 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas
<0,05, maka H0 ditolak. Atau rata-rata kandungan kalsium onde-onde mini
ketawa memang berbeda
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kalsium
(I)
Sampel
(J)
Sampel
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD
P1
P2 1,81767* ,55469 ,045 ,0414 3,5940
P3 2,98652* ,55469 ,003 1,2102 4,7628
P4 3,90762* ,55469 ,000 2,1313 5,6839
P2
P1 -1,81767* ,55469 ,045 -3,5940 -,0414
P3 1,16885 ,55469 ,229 -,6075 2,9452
P4 2,08995* ,55469 ,023 ,3136 3,8663
P3
P1 -2,98652* ,55469 ,003 -4,7628 -1,2102
P2 -1,16885 ,55469 ,229 -2,9452 ,6075
P4 ,92110 ,55469 ,401 -,8552 2,6974
P4
P1 -3,90762* ,55469 ,000 -5,6839 -2,1313
P2 -2,08995* ,55469 ,023 -3,8663 -,3136
P3 -,92110 ,55469 ,401 -2,6974 ,8552
Bonferroni
P1
P2 1,81767 ,55469 ,067 -,1120 3,7474
P3 2,98652* ,55469 ,004 1,0568 4,9162
P4 3,90762* ,55469 ,001 1,9779 5,8373
P2
P1 -1,81767 ,55469 ,067 -3,7474 ,1120
P3 1,16885 ,55469 ,409 -,7608 3,0985
P4 2,08995* ,55469 ,033 ,1603 4,0196
P3
P1 -2,98652* ,55469 ,004 -4,9162 -1,0568
P2 -1,16885 ,55469 ,409 -3,0985 ,7608
P4 ,92110 ,55469 ,812 -1,0086 2,8508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
P4
P1 -3,90762* ,55469 ,001 -5,8373 -1,9779
P2 -2,08995* ,55469 ,033 -4,0196 -,1603
P3 -,92110 ,55469 ,812 -2,8508 1,0086
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Kalsium
Sampel N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Tukey HSDa
P4 3 1,3404
P3 3 2,2615 2,2615
P2 3 3,4303
P1 3 5,2480
Sig. ,401 ,229 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
WARNA ONDE-ONDE MINI KETAWA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,34302575
Most Extreme Differences
Absolute ,121
Positive ,121
Negative -,117
Kolmogorov-Smirnov Z ,419
Asymp. Sig. (2-tailed) ,995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan: Nilai signifikansi Asiymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,995 lebih besar dari
0,05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Descriptives
Warna
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Mini
mum
Maxim
um
Lower
Bound
Upper
Bound
0,25% 3 3,61 ,280 ,161 2,92 4,31 3 4
0,15% 3 3,76 ,337 ,195 2,92 4,59 3 4
0,05% 3 4,17 ,524 ,302 2,87 5,47 4 5
0% 3 4,48 ,400 ,231 3,48 5,47 4 5
Total 12 4,00 ,491 ,142 3,69 4,31 3 5
Test of Homogeneity of Variances
Warna
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,439 3 8 ,731
Kesimpulan: Levene Test hitung adalah 0,439 dengan nilai probabilitas 0,731. Dengan
demikian probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, atau keempat varians adalah
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ANOVA
Warna
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,401 3 ,467 2,981 ,096
Within Groups 1,253 8 ,157
Total 2,654 11
Kesimpulan: F hitung adalah 2,981 dengan probabilitas 0,096. Karena probabilitas >0,05,
maka H0 diterima. Atau rata-rata kesukaan panelis terhadap warna onde-onde
mini ketawa tidak berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
RASA ONDE-ONDE MINI KETAWA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,27078885
Most Extreme Differences
Absolute ,179
Positive ,139
Negative -,179
Kolmogorov-Smirnov Z ,620
Asymp. Sig. (2-tailed) ,837
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan: Nilai signifikansi Asiymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,837 lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Descriptives
Rasa
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minim
um
Maxi
mum
Lower
Bound
Upper
Bound
0,25% 3 3,82 ,398 ,230 2,83 4,81 3 4
0,15% 3 3,81 ,299 ,172 3,07 4,55 3 4
0,05% 3 4,06 ,222 ,128 3,50 4,61 4 4
0% 3 4,18 ,299 ,172 3,44 4,92 4 4
Total 12 3,97 ,311 ,090 3,77 4,16 3 4
Test of Homogeneity of Variances
Rasa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,801 3 8 ,528
Kesimpulan: Levene Test hitung adalah 0,801 dengan nilai probabilitas 0,528. Dengan
demikian probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, atau keempat varians adalah
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
ANOVA
Rasa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,293 3 ,098 1,011 ,437
Within Groups ,772 8 ,096
Total 1,064 11
Kesimpulan: F hitung adalah 1,011 dengan probabilitas 0,437. Karena probabilitas >0,05,
maka H0 diterima. Atau rata-rata kesukaan panelis terhadap warna onde-onde
mini ketawa tidak berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
TEKSTUR ONDE-ONDE MINI KETAWA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,12141145
Most Extreme Differences
Absolute ,181
Positive ,181
Negative -,116
Kolmogorov-Smirnov Z ,627
Asymp. Sig. (2-tailed) ,827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan: Nilai signifikansi Asiymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,827 lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Descriptives
Tekstur
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minim
um
Maxi
mum
Lower
Bound
Upper
Bound
0,25% 3 3,69 ,150 ,087 3,32 4,06 4 4
0,15% 3 3,93 ,153 ,088 3,55 4,31 4 4
0,05% 3 4,08 ,135 ,078 3,74 4,41 4 4
0% 3 4,17 ,088 ,051 3,95 4,39 4 4
Total 12 3,97 ,221 ,064 3,83 4,11 4 4
Test of Homogeneity of Variances
Tekstur
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,335 3 8 ,801
Kesimpulan: Levene Test hitung adalah 0,335 dengan nilai probabilitas 0,801. Dengan
demikian probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, atau keempat varians adalah
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
ANOVA
Tekstur
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,392 3 ,131 7,271 ,011
Within Groups ,144 8 ,018
Total ,536 11
Kesimpulan: F hitung adalah 7,271 dengan probabilitas 0,011. Karena probabilitas
<0,05, maka H0 ditolak. Atau rata-rata kesukaan panelis terhadap warna
onde-onde mini ketawa memang berbeda
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Tekstur
(I)
Sampel
(J) Sampel Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD
0,25%
0,15% -,244 ,109 ,194 -,59 ,11
0,05% -,389* ,109 ,031 -,74 -,04
0% -,478* ,109 ,010 -,83 -,13
0,15%
0,25% ,244 ,109 ,194 -,11 ,59
0,05% -,144 ,109 ,577 -,49 ,21
0% -,233 ,109 ,222 -,58 ,12
0,05%
0,25% ,389* ,109 ,031 ,04 ,74
0,15% ,144 ,109 ,577 -,21 ,49
0% -,089 ,109 ,847 -,44 ,26
0%
0,25% ,478* ,109 ,010 ,13 ,83
0,15% ,233 ,109 ,222 -,12 ,58
0,05% ,089 ,109 ,847 -,26 ,44
Bonferroni
0,25%
0,15% -,244 ,109 ,336 -,63 ,14
0,05% -,389* ,109 ,045 -,77 -,01
0% -,478* ,109 ,014 -,86 -,10
0,15%
0,25% ,244 ,109 ,336 -,14 ,63
0,05% -,144 ,109 1,000 -,53 ,24
0% -,233 ,109 ,393 -,61 ,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
0,05%
0,25% ,389* ,109 ,045 ,01 ,77
0,15% ,144 ,109 1,000 -,24 ,53
0% -,089 ,109 1,000 -,47 ,29
0%
0,25% ,478* ,109 ,014 ,10 ,86
0,15% ,233 ,109 ,393 -,15 ,61
0,05% ,089 ,109 1,000 -,29 ,47
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Tekstur
Sampel N Subset for alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa
0,25% 3 3,69
0,15% 3 3,93 3,93
0,05% 3 4,08
0% 3 4,17
Sig. ,194 ,222
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 5. DATA PANELIS
No. Panelis Usia (tahun) Jenis kelamin Merokok
1 20 Perempuan Tidak
2 20 Perempuan Tidak
3 21 Perempuan Tidak
4 22 Perempuan Ya
5 19 Perempuan Tidak
6 19 Perempuan Tidak
7 21 Perempuan Tidak
8 21 Laki-laki Ya
9 22 Perempuan Tidak
10 22 Perempuan Tidak
11 22 Perempuan Tidak
12 19 Laki-Laki Tidak
13 22 Perempuan Tidak
14 20 Laki-laki Ya
15 23 Laki-laki Ya
16 22 Perempuan Tidak
17 22 Perempuan Tidak
18 22 Perempuan Tidak
19 24 Laki-laki Tidak
20 21 Laki-laki Tidak
21 22 Perempuan Tidak
22 22 Perempuan Tidak
23 22 Perempuan Tidak
24 21 Perempuan Tidak
25 22 Perempuan Tidak
26 23 Perempuan Tidak
27 22 Perempuan Tidak
28 21 Perempuan Tidak
29 20 Laki-laki Tidak
30 20 Perempuan Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 6. DATA UJI ORGANOLEPTIK
Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sampel WARNA
A 5 4 3 6 4 4 4 5 4 5 3 1 5 2 4 4 3 5 4 3 5 4 4 4 5 2 5 4 3 4
B 4 3 3 6 3 4 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 3 4 4 5 3 3 2 4 5 4 5 4 5
C 4 3 4 5 5 3 4 5 5 5 3 4 5 3 5 4 4 2 4 3 5 3 4 3 5 3 4 4 4 4
D 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 6 5 5 4 5 6 3 5 5 5 4 5 5 6 5 5 5 6 4 6
E 2 2 4 5 2 2 3 5 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4
F 3 3 4 4 1 4 4 5 5 3 3 3 3 2 5 5 4 5 4 2 4 4 3 2 4 2 5 5 5 5
G 2 2 4 4 3 3 3 5 4 3 3 3 3 2 4 6 3 1 4 4 4 4 2 3 4 2 4 5 5 5
H 3 4 5 5 4 4 4 5 5 3 6 3 3 3 4 5 5 2 4 4 4 4 3 2 5 2 5 6 4 6
I 4 4 4 6 5 3 5 5 4 4 6 5 4 5 5 4 6 5 4 4 5 4 5 3 6 6 5 6 4 6
J 3 3 4 5 2 3 4 5 4 5 6 6 5 3 5 4 5 5 5 4 6 5 3 4 6 4 5 6 4 6
K 2 2 3 3 4 3 2 5 5 2 4 3 2 2 3 3 3 6 4 3 4 3 2 4 5 5 3 4 3 4
L 2 3 3 4 5 3 4 5 5 4 4 2 4 2 5 6 5 6 5 4 5 5 3 4 3 3 5 5 3 5
Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sampel RASA
A 5 5 5 6 4 4 3 3 4 3 5 2 3 3 5 4 6 4 5 3 5 3 3 2 5 2 4 5 5 4
B 3 3 3 5 3 3 4 4 2 3 5 5 3 5 4 5 6 4 5 4 5 2 4 3 4 3 5 6 5 4
C 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 6 3 4 4 4 4 5 2 5 2 6 4 4 2 5 2 5 4 4 4
D 3 2 3 3 6 3 5 5 4 3 5 4 3 4 5 6 5 5 5 4 4 4 6 5 5 4 5 5 5 5
E 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 2 3 2 3 2 5 4 5 2 4 4 4 2 4 4 6 4 5 4
F 2 3 5 2 2 3 1 4 3 4 4 1 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 5 6 5 5 4 5
G 4 3 5 3 4 2 3 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 3 5 4 3 5 4 4 4 5 5 6 4 4
H 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 5 4 3 4 3 6 4 3 6 5 4 4 2 2 3 5 4 5 5 5
I 4 3 5 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 6 5 5
J 2 4 5 3 6 3 4 6 3 3 5 4 3 2 4 4 5 5 6 5 6 5 4 4 5 3 5 6 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
K 3 3 2 2 5 3 3 4 4 2 4 4 2 2 3 3 4 6 5 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4
L 4 4 2 2 2 3 4 4 4 6 4 2 6 2 5 5 5 6 5 3 5 6 4 3 3 4 4 5 4 4
Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sampel TEKSTUR
A 5 4 6 5 3 4 4 5 5 4 5 1 4 4 5 3 4 4 5 4 4 3 2 5 5 2 5 5 4 3
B 3 2 5 5 3 3 3 5 2 3 4 2 3 5 6 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 6 3 3
C 3 2 5 5 4 4 3 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 3 5 4 5 4 4 3 5 3 4 5 4 3
D 4 4 3 3 3 3 5 5 3 3 6 4 3 4 6 6 3 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4
E 2 3 6 3 3 2 2 5 3 4 4 1 4 3 4 3 5 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 5 3 3
F 2 3 6 3 4 4 4 4 4 4 5 1 4 2 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4
G 3 3 3 3 2 2 2 4 2 6 4 3 6 4 4 6 6 2 5 4 3 4 5 4 4 3 3 5 3 3
H 2 4 4 3 5 3 5 4 2 3 6 4 3 4 5 6 4 2 6 5 4 4 3 2 5 4 6 6 5 4
I 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 5 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 6 4 4
J 3 3 5 4 6 3 4 4 3 3 6 2 3 3 4 5 5 4 6 4 6 4 3 3 5 4 4 6 5 4
K 4 3 5 2 3 2 4 5 4 3 4 5 3 4 3 4 4 6 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3
L 2 3 3 2 3 3 4 6 3 5 5 3 5 4 4 6 3 6 5 4 4 5 3 5 4 4 3 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 7
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas N 1 Kalasan
Kelas / Semester : XI (SEBELAS) / Genap
Alokasi Waktu : 10 JP
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K1 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pencapaian
Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Sistem Pencernaan Makanan
3.7 Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyusun organ
pada sistem
pencernaan
dalam kaitannya
dengan nutrisi,
bioproses dan
gangguan fungsi
yang dapat terjadi
pada sistem
pencernaan
manusia
Struktur dan
fungsi sel pada
sistem
pencernaan
Zat Makanan.
Menu sehat
Struktur dan fungsi organ
penyusun
jaringan sistem
pencernaan
makanan
manusia.
Penyakit/gangguan bioproses
sistem
pencernaan.
3.7.1 Menyebutkan
kebutuhan jenis
dan kandungan gizi
makanan pada
manusia
3.7.2 Menyebutkan
organ penyusun
sistem pencernaan.
3.7.3 Mengaitkan
hubungan struktur
dan fungsi setiap
organ pencernaan.
3.7.4 Menjelaskan sistem
pencernaan pada
manusia.
3.7.5 Mengidentifikasi
kelainan/penyakit
yang terjadi pada
sistem pencernaan
makanan
4.7.1 Melakukan
percobaan uji
Mengamati
Mengamati video masukknya makanan ke
dalam mulut hingga
dikeluarkan melalui anus.
Mengamati gambar
berbagai macam kelainan
atau gangguan organ
pasien sistem pencernaan.
Menanya
Apakah semua bahan makanan mengandung zat-
zat yang diperlukan oleh
tubuh?
Apakah kebutuhan zat makanan pada semua
orang sama?
Mencoba
Menyusun menu makanan seimbang untuk kategori
aktivitas normal selama 3
hari melalui kerja mandiri.
Melakukan percobaan uji
zat makanan pada
Tes
Soal pilihan ganda dan essai
Non-Tes
Laporan hasil
pengamatan uji
kandungan
makanan.
Tugas membuat
daftar menu
seimbang
selama tiga
hari.
Observasi
Lembar
Penilaian Afektif
Peserta Didik
Lembar
Penilaian
Psikomotorik
Peserta Didik
10 JP Irnaningtyas.
2017. Biologi
untuk
SMA/MA
kelas XI
Kelompok
Peminatan
Matematika
dan Ilmu-ilmu
Alam. Jakarta:
Erlangga
Campbell,
Reece, Cain,
Wasserman
Minorsky, dan
Jackson. 2008.
Biologi. Edisi
Kedelapan.
Jilid 3. Jakarta:
Erlangga
Kimball, J. W.
1993. Biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.7 Menyajikan
laporan hasil uji
zat makanan yang
terkandung dalam
berbagai jenis
bahan makanan
dikaitkan dengan
kebutuhan energi
setiap individu
serta teknologi
pengolahan
pangan dan
keamanan pangan
kandungan
makanan
4.7.2 Melakukan
percobaan uji
kalsium pada onde-
onde mini ketawa.
4.7.3 Menyajikan
laporan hasil
percobaan secara
tertulis atau lisan.
berbagai bahan makanan
dengan reagent kimia.
Mengumpulkan data
informasi kelaianan-
kelainan yang mungkin
terjadi pada system
pencernaan manusia dari
berbagai sumber sebagai
tugas mandiri dan
melaporkan dalam bentuk tertulis.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
eksperimennya dalam
diskusi kelas
Menjelaskan kepada temannya topik diskusi
yang didapat.
Umum.
Jakarta:
Erlangga
https://www.li
putan6.com/he
alth/read/3423
402/gizi-
buruk-bikin-
kerja-otak-tak-
maksimal-dan-
turunkan-
kemampuan-
kognitif?source
=search
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas N 1 Kalasan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Makanan dan Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi Waktu : 10 Jam Pelajaran (5 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d.
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f.
responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu
pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif,
b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan
h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.7 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyususn organ pada
sistem pencernaan
dalam kaitannya
dengan nutrisi,
bioproses dan
gangguan fungsi yang
dapat terjadi pada
sistem pencernaan
3.7.6 Menyebutkan kebutuhan jenis dan kandungan
gizi makanan pada manusia
3.7.7 Menyebutkan organ penyusun sistem pencernaan.
3.7.8 Mengaitkan hubungan struktur dan fungsi setiap
organ pencernaan.
3.7.9 Menjelaskan sistem pencernaan pada manusia.
3.7.10 Mengidentifikasi kelainan/penyakit yang
terjadi pada sistem pencernaan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
manusia.
4.7 Menyajikan laporan
hasil uji zat makanan
yang terkandung dalam
berbagai jenis bahan
makanan dikaitkan
dengan kebutuhan
energi setiap individu
serta teknologi
pengolahan pangan dan
keamanan pangan.
4.7.4 Melakukan percobaan uji kandungan makanan
4.7.5 Melakukan percobaan uji kalsium pada onde-
onde mini ketawa.
4.7.6 Menyajikan laporan hasil percobaan secara
tertulis atau lisan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientifik, model
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan Discovery Learning serta menggunakan
metode diskusi, tanya jawab, penugasan, dan praktikum peserta didik dapat
Menyebutkan kebutuhan jenis dan kandungan gizi makanan pada manusia,
menyebutkan organ penyusun sistem pencernaan, mengaitkan hubungan struktur dan
fungsi setiap organ pencernaan, menjelaskan sistem pencernaan pada manusia,
mengidentifikasi kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan makanan,
melakukan percobaan uji kandungan makanan maupun uji kandungan kalsium pada
onde-onde mini ketawa dan menyajikan laporan hasil percobaan baik secara tertulis
maupun lisan, serta menunjukkan sikap teliti, jujur, kerjasama dan mengembangkan
kemampuan critical thinking, collaboration, communicative dan creative (4C) selama
pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
Konseptual:
1. Komponen zat gizi (Pertemuan ke-2)
2. Gangguan pada sistem pencernaan (Pertemuan ke-3)
Faktual:
1. Organ pencernaan manusia (Pertemuan ke-3)
2. Sistem pencernaan manusia (Pertemuan ke-3)
Prosedural:
1. Melakukan percobaan uji kandungan makanan (Pertemuan ke-1)
2. Melakukan percobaan uji kandungan kalsium pada onde-onde mini ketawa
(Pertemuan ke-4)
Metakognitif:
1. Menyajikan laporan hasil percobaan uji kandungan makanan (Pertemuan ke-1)
2. Menyajikan laporan hasil percobaan uji kandungan kalsium pada onde-onde
mini ketawa (Pertemuan ke-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
E. Pendekatan, model, dan metode pembelajaran
Pendekatan : Saintifik (scientific Approach)
Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan Discovery Learning
Metode : Diskusi, studi literatur, presentasi, dan praktikum
F. Media pembelajaran
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Powerpoint
3. Video/foto/gambar mengenai makanan dan pencernaan makanan manusia
4. Alat tulis
5. Whiteboard
6. Laptop
7. Laboratorium biologi dan sarananya
8. LCD proyektor
G. Sumber belajar
Irnaningtyas. 2017. Biologi untuk SMA/MA kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Jakarta: Erlangga
Campbell, Reece, Cain, Wasserman Minorsky, dan Jackson. 2008. Biologi. Edisi
Kedelapan. Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga
https://www.liputan6.com/health/read/3423402/gizi-buruk-bikin-kerja-otak-tak-
maksimal-dan-turunkan-kemampuan-kognitif?source=search
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Peserta didik bersama guru melakukan do’a awal pelajaran.
(Religiositas)
Peserta didik diminta mengecek
kebersihan meja, laci, dan
sekitarnya. (Budaya Bersih)
Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang pengertian
ilmu gizi : “Apa saja yang kalian
ketahui tentang ilmu gizi?”.
Peserta didik diberi kesempatan
untuk menjawab. (Critical
thinking, Communicative)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang
makanan dan sistem pencernaan
makanan sehingga peserta didik
dapat hidup lebih sehat
Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk melakukan uji
zat makanan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Inti
Stimulating
Peserta didik diminta untuk
mengamati berbagai bahan
makanan yang dibawa.
Problem statement
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan sebagai ungkapan rasa
ingin tau berkaiatan dengan bahan
makanan yang mereka bawa.
Misalnya:
“Apakah semua bahan makanan
mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh?”
“Apakah kebutuhan zat makanan
pada semua orang sama?”
(Critical thinking,
Communicative)
Peserta didik yang lain dipersilakan mencoba memberikan jawaban
sementara.
Data collecting
Peserta didik diajak untuk mempersiapkan alat dan bahan
percobaan uji makanan
Peserta didik mempelajari cara
kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila
kurang paham
Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum yang benar
Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen uji
makanan terhadap bahan makanan
yang dibawanya (Creative,
Collaboration)
Mengamati
Menanya
Mencoba
70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Peserta didik mencatata data hasil praktikum serta melakukan studi
literatur tentang jenis makanan dan
fungsinya.
Data processing
Peserta didik menganalisis kandungan zat dalam bahan
makanan berdasarkan data hasil
praktikum (Critical thinking)
Verification
Peserta didik menganalisis fungsi
zat-zat makanan berdasarkan
informasi studi literatur
Generalization
Setiap kelompok dipersilakan mempresentasikan hasil
eksperimennya dalam diskusi kelas
(Communicative)
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan misskonsepsi antar
peserta didik
Menalar
Mengkomunikasikan
Penutup Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
hari ini, serta mendorong peserta
didik untuk selalu bersyukur atas
karunia yang telah diberikan oleh
Tuhan. (Critical thinking)
Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk
penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja
baik.
Peserta didik diminta untuk
menyusun menu makanan
seimbang melalui kerja mandiri
dirumah.
Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi organ dan
sistem pencernaan pada manusia.
10
menit
Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru dan peserta didik melakukan
do’a awal pelajaran. (Religiositas)
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Apersepsi
Guru meminta peserta didik
mengecek kebersihan meja, laci,
dan sekitarnya. (Budaya Bersih)
Guru memulai pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan :
“Apa yang terjadi dengan makanan
yang telah masuk ke dalam tubuh
kita?”. Peserta didik diberi
kesempatan untuk menjawab.
(Critical thinking,
Communicative)
Inti
Orientasi
Motivasi
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
Peserta didik diberi penjelasan
mengenai tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran
hari ini.
Peserta didik diberi motivasi belajar
oleh guru dengan menjelaskan
secara singkat bagaimana makanan
masuk melewati saluran pencernaan
hingga dapat digunakan untuk
kegiatan sehari-hari. (Critical
thinking)
Guru berkata “Anak-anak, coba
pikirkan apabila salah satu organ
pencernaan kita mengalami
gangguan untuk menjalankan
fungsinya. Kira kira apa yang akan
terjadi di dalam tubuh kita?”
peserta didik menjawab bergantian.
(Critical thinking, communicative)
Guru memberi dorongan untuk tetap
menjaga kesehatan supaya asupan
nutrisi di dalam tubuh tetap terjaga.
Kemudian guru mengonfirmasi
jawaban peserta didik.
Menyajikan informasi
Peserta didik ditampilkan video
masukknya makanan ke dalam
mulut hingga dikeluarkan melalui
anus. Video diambil dari
Mengamati
Mengamati
70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
https://www.youtube.com/watch?v
=OXl2B7UEcK8. (Literasi visual)
Dari penayangan video tersebut,
peserta didik diminta untuk
menjelaskan kembali informasi
yang telah di dapat. Peserta didik
yang lain diperbolehkan saling
memberi masukan dan guru
memberi konfirmasi atas jawaban
peserta didik. (Communicative,
collaboration)
Mengorganisasi peserta didik ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Peserta didik dibagi menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 5 orang.
Setiap anggota kelompok akan
menguasai topik yang berbeda.
Peserta didik diminta untuk
mendiskusikan peran organ dalam
sistem pencernaan serta kelenjar
pencernaan yang terdapat didalam
organ sesuai topik. Topik yang
diberikan antara lain :
a. Topik pertama: organ mulut.
b. Topik kedua: organ
kerongkongan.
c. Topik ketiga: organ lambung.
d. Topik keempat: organ usus
halus.
e. Topik kelima: organ usus
besar.
Membimbing kelompok belajar dan
bekerja
Setiap anggota kelompok yang
sudah mendapatkan topik, segera
mencari referensi terkait topik
tersebut secara mandiri. Pencarian
referensi dan penguasaan topik
dilakukan kurang lebih selama 15
menit. (Creative, Critical thinking)
Menalar
Mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Anggota kelompok yang memiliki
topik sama dari kelompok berbeda,
membentuk kelompok baru yang
diberi nama kelompok ahli.
(Collaboration)
Di dalam kelompok ahli ini, peserta
didik mengeluarkan ide dan
gagasannya. Peserta didik lain
mendengarkan dan menambahkan
pendapat. (Communicative)
Guru berjalan kesetiap kelompok
ahli dan memberi konfirmasi
terhadap penjelasan yang dirasa
kurang tepat.
Masing-masing anggota kelompok
ahli, kembali ke kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota
lain. Setiap anggota menjelaskan
kepada temannya topik yang
didapat. (Communicative)
Evaluasi
Guru mempersilahkan salah satu
anggota dari kelompok ahli
menjelaskan topik yang dikuasai
salah satu teman kelompoknya.
(Communicative)
Guru bertugas mengkonfirmasi
penjelasan dari setiap topik ahli
tersebut.
Memberi penghargaan
Peserta didik saling memberi
penghargaan karena sudah aktif
dalam pembelajaran hari ini.
Mencoba
Mengkomunikasi
kan
Penutup
Rangkuman
Kesimpulan
Refleksi
Tindak lanjut
Guru bertanya secara acak kepada
peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi dan studi literatur. (Critical
thinking)
Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk memberikan
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
komentar dan saran secara acak
sebagai refleksi tentang nilai-nilai
yang dapat diambil serta perbaikan
untuk pertemuan yang akan datang
(dikondisikan dengan sisa waktu
pelajaran).
Guru menyampaikan informasi
untuk pertemuan berikutnya yaitu
mencari referensi tentang kelainan
atau gangguan yangterdadi pada
sistem organ pencernaan manusia.
Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam penutup.
Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Guru dan peserta didik melakukan
do’a awal pelajaran. (Religiositas)
Guru meminta peserta didik
mengecek kebersihan meja, laci, dan
sekitarnya. (Budaya Bersih)
Peserta didik diingatkan kembali
mengenai materi pertemuan
sebelumnya
10
menit
Inti
Orientasi
Motivasi
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik.
Peserta didik diberi penjelasan
mengenai tujuan pembelajaran pada
hari ini.
Peserta didik diberi motivasi dengan
tampilan gambar berbagai macam
kelainan atau gangguan organ pasien
sistem pencernaan.
Menyajikan informasi
Peserta didik diperbolehkan
membuka handphone, laptop untuk
membuka permasalahan tentang gizi
dari
https://www.liputan6.com/health/re
ad/3423402/giziburuk-bikin-kerja-
otak-tak-maksimal-dan-
Mengamati
70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
turunkankemampuan-
kognitif?source=search
Peserta didik diberi kesempatan
untuk membaca dan memahami
informasi tersebut. (Critical
thinking)
Kemudian, peserta didik diminta
untuk menuliskan pokok-pokok
permasalahan dan menuliskan
penyebab dari permasalahan gizi
tersebut bersama dengan teman
sebangkunya. Kemudian
menjelaskan secara singkat jawaban
yang telah didiskusikan.
(Communicative, collaboration)
Peserta didik ditanya oleh guru
mengenai pokok permasalahan
dalam artikel, dan penyebabnya.
Kemudian guru berkata “adakah
kaitan permasalahan tersebut
dengan organ pencernaan?” peserta
didik diberi kesempatan untuk
mendiskusikan dan menjawab.
Peserta didik bersama guru
mengonfirmasi jawaban. (Critical
thinking)
Mengorganisasi peserta didik ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Peserta didik dibagi menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 5 orang.
Setiap anggota kelompok akan
menguasai topik yang berbeda.
Topik yang diberikan antara lain:
Topik pertama: menganalisis
berbagai macam
gangguan/kelainan yang terjadi
pada organ mulut dalam sistem
pencernaan
Topik kedua: menganalisis berbagai
macam gangguan/kelainan yang
terjadi pada organ kerongkongan
dalam sistem pencernaan
Menalar
Mengkomunikasi
kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Topik ketiga: menganalisis berbagai
macam gangguan/kelainan yang
terjadi pada organ lambung dalam
sistem pencernaan.
Topik keempat: menganalisis
berbagai macam
gangguan/kelainan yang terjadi
pada organ usus halus dalam
sistem pencernaan.
Topik kelima: menganalisis berbagai
macam gangguan/kelainan yang
terjadi pada organ usus besar
dalam sistem pencernaan
Membimbing kelompok belajar dan
bekerja
Setiap anggota kelompok yang
sudah mendapatkan topik, segera
mencari refrensi terkait topik
tersebut. (Critical thinking,
creative)
Pencarian refrensi dan penguasaan
topik dilakukan kurang lebih selama
15 menit.
Anggota kelompok yang memiliki
topik sama dari kelompok berbeda,
membentuk kelompok baru yang
diberi nama kelompok asal.
Di dalam kelompok asal ini, peserta
didik mengeluarkan ide dan
gagasannya. Peserta didik lain
mendengarkan dan menambahkan
pendapat. (Communicative,
collaboration)
Guru berjalan kesetiap kelompok
ahli dan memberi konfirmasi
terhadap penjelasan yang dirasa
kurang tepat.
Masing-masing anggota kelompok
ahli, kembali ke kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota
lain. Setiap anggota menjelaskan
Mencoba
Menalar
Mengkomunikasi
kan
Mengkomunikasi
kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kepada temannya topik yang
didapat. (Communicative)
Evaluasi
Guru mempersilahkan salah satu
anggota dari kelompok ahli
menjelaskan topik yang dikuasai.
Peserta didik diberi kuis dengan
game “benar salah”. Peserta didik
dibagi menjadi 2 kelompok besar.
Setiap kelompok tersebut berbaris
untuk mengambil pernyataan yang
sudah disediakan. Peserta didik
hanya menjawab benar atau salah
terhadap pernyataan yang ada.
Kelompok yang memberikan
jawaban tepat, akan mendapatkan
skor 2 poin. (Creative)
Memberi penghargaan
Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok dari skor yang
didapat dalam game.
Penutup
Rangkuman
Kesimpulan
Refleksi
Tindak lanjut
Guru bertanya secara acak kepada
peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi dan studi literatur. (Critical
thinking)
Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk memberikan
komentar dan saran secara acak
sebagai refleksi tentang nilai-nilai
yang dapat diambil serta perbaikan
untuk pertemuan yang akan datang
(dikondisikan dengan sisa waktu
pelajaran).
Guru menyampaikan informasi
untuk pertemuan berikutnya yaitu
mempelajari cara kerja uji
kandungan kalsium pada makanan.
Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam penutup.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pertemuan 4
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Guru dan peserta didik melakukan
do’a awal pelajaran. (Religiositas)
Guru meminta peserta didik
mengecek kebersihan meja, laci,
dan sekitarnya. (Budaya Bersih)
Peserta didik diberi pengantar
sebelum melakukan praktikum.
Guru mengarahkan peserta didik
untuk menyiapkan alat dan bahan di
atas meja praktikum sesuai
kelompok dan mengenakan jas
laboratorium sebelum kegiatan uji
tingkat kandungan kalsium dimulai
10
menit
Inti
Peserta didik melakukan percobaan
sesuai dengan panduan praktikum.
(Creative, collaboration)
Peserta didik mengamati perubahan
warna yang terjadi pada uji kimia
yang dilakukan. (Critical thinking)
Peserta didik distimulir untuk
bertanya mengenai hasil percobaan
yang telah di lakukan. (Critical
thinking)
Peserta didik mengolah informasi
percobaan yang telah dilakukan.
Mencoba
Menanya
Menalar
70
menit
Penutup
Rangkuman
Kesimpulan
Refleksi
Tindak lanjut
Peserta didik ditanya oleh guru
mengenai data hasil praktikum.
Peserta didik dipandu oleh guru
untuk menyimpulkan secara lisan
hasil praktikum. (Critical thinking)
Peserta didik bersama guru
merefleksikan pembelajaran hari
ini.
Guru menyampaikan informasi
untuk pertemuan berikutnya yaitu
mempelajari kembali apa yang
sudah diajarkan pada pertemuan
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sebelumnya sampai hari ini untuk
persiapan ulangan harian
Guru memberikan apresiasi kepada
peserta didik yang telah aktif dalam
pelajaran.
Guru menutup pertemuan dengan
menunjuk salah satu peserta didik
untuk memimpin doa.
Guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan 5
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Guru dan peserta didik melakukan do’a awal
pelajaran. (Religiositas)
Guru meminta peserta didik mengecek kebersihan
meja, laci, dan sekitarnya. (Budaya Bersih)
Guru menanyakan materi sebelumnya, seperti
“apa saja yang telah kalian pelajari mengenai
sistem pencernaan?”. Peserta didik secara aktif
menjawab pertanyaan guru.
Guru mengapresiasi pengetahuan yang telah
didapatkan oleh peserta didik terkait materi sistem
pencernaan
Guru menyampaikan peraturan dan tata tertib
selama ulangan harian berlangsung
10 menit
Inti
ULANGAN HARIAN 70 menit
Penutup
Refleksi
Tindak lanjut
Peserta didik mengumpulkan hasil ulangan harian
yang telah dikerjakan
Peserta didik merefleksikan kegiatan ulangan harian.
Guru menanyakan tingkat kesulitan yang dialami
peserta didik dan menanyakan apakah peserta didik
dapat mengerjakan semua soal dengan baik.
Guru memberi tugas peserta didik untuk mempelajari
bab selanjutnya mengenai Sistem Pernapasan
10 menit
I. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Kognitif Tes
Non-tes
Lembar Penilaian Harian
Laporan praktikum
Afektif Non-tes (Observasi) Lembar Penilaian Afektif Peserta Didik
Psikomotorik Non-tes (observasi) Lembar Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
J. Lampiran
1. Lembar panduan praktikum
2. Format dan rubrik penilaian laporan praktikum
3. Lembar kerja peserta didik
4. Kisi-kisi soal ulangan harian
5. Instrumen dan rubrik penilaian
Yogyakarta, 20 Maret 2019
Guru Mata Pelajaran
Theresia Kusumawati
151434077
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 9
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM
A. Judul: UJI ZAT MAKANAN
B. Tujuan: Peserta didik mengetahui adanya karbohidrat, lemak, dan protein pada
makanan.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Rak dan tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Mortar
4. Plat tetes
5. Kertas buram
6. Tusuk gigi
7. Sendok kecil atau spatula
8. Pembakar Spirtus (Bunsen)
9. Kaki tigas
Bahan:
1. Larutan benedict (Fehling A +
Fehling B)
2. Larutan lugol (iodin)
3. Larutan biuret Berbagai bahan
makanan
D. Cara Kerja
1. UJI KARBOHIDRAT (AMILUM)
a. Hancurkan bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortar porselein.
b. Masukkan masing-masing bahan makanan tersebut pada cekungan plat tetes.
c. Tandai bahan makanan yang akan dimasukkan agar tidak keliru.
d. Tetesi masing-masing bahan makanan dengan larutan lugol sebanyak 5 tetes.
Aduk menggunakan tusuk gigi.
e. Amati perubahan warna yang terjadi, jika bahan berubah menjadi ungu maka
bahan tersebut mengandung karbohidrat.
f. Catatlah hasil pengujian.
2. UJI LEMAK
a. Buatlah petak-petak pada kertas buram sebanyak bahan makanan yang akan
diuji.
b. Tulislah nama bahan makanan pada bagian bawah masing-masing petak.
c. Teteskan 3 tetes ekstrak bahan makanan yang diuji pada bagian tengah petak.
d. Keringkan kertas tersebut, kemudian amatilah. Apabila kertas berubah
menjadi transparan berarti bahan makanan yang diuji mengandung lemak.
e. Catatlah hasil pengujian
3. UJI PROTEIN
a. Masukkan bahan makanan yang telah dihaluskan pada masing-masing
cekungan plat tetes.
b. Tandai bahan makanan yang akan dimasukkan agar tidak keliru.
c. Tetesilah masing-masing bahan makanan dengan reagen biuret sebanyak
masing-masing 5 tetes. Aduk menggunakan tusuk gigi.
d. Amatilah. Jika timbul warna biru tua berarti bahan makanan mengandung
protein.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
e. Catatlah hasil pengujian.
4. UJI GLUKOSA
a. Masukkan ekstrak bahan makanan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL.
Tambahkan 5 tetes reagen Benedict dan kocok hingga bercampur merata
b. Siapkan pemanas kaki tiga dengan kasa asbes. Isi gelas beker dengan air
panas hingga setengahnya
c. Masukkan semua tabung reaksi yang telah terisi bahan makanan dan reagen
benedict tersebut ke dalam gelas beker. Rebus hingga mendidih.
d. Amatilah . jika menunjukkan perubahan warna akhir menjadi merah bata,
berarti bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
e. Catat hasil pengujian.
E. Tabel Hasil Pengamatan
No.
Nama
Bahan
Makanan
Perubahan Warna Setelah
Diuji dengan Reagen
Noda
Transparan
(Ada /
Tidak
Ada)
Kandungan Zat Makanan (+ / -)
Biuret Lugol Benedict Protein Amilum Glukosa Lemak
1.
2.
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lembar Panduan Praktikum
A. Judul : Uji Kandungan Kalsium pada Onde-onde Mini Ketawa dengan
Fortifikasi Cangkang Telur
B. Tujuan :
Peserta didik dapat membuktikan ada tidaknya kandungan kalsium pada onde-onde
mini ketawa
C. Alat dan Bahan
Gelas piala kimia Onde-onde mini ketawa
Labu ukur 250mL Aquades
Labu Erlenmeyer 250 mL Larutan NaOH 1 N
Pipet tetes Indikator murexide
Gelas ukur Na2 EDTA 0,01 M
D. Cara Kerja
1. Timbang sampel sebanyak 5 gram kemudian masukkan ke dalam gelas piala kimia.
2. Larutkan dengan air hangat kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 250 mL,
tambahkan aquades sampai tanda batas dan homogenkan.
3. Masukkan 50 ml sampel ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
4. Tambahkan 2 mL larutan NaOH 1 N (dicek pH = 12).
5. Tambahkan indikator murexide dan titrasi dengan Na2 EDTA 0,01 M sampai
terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu merah.
6. Catat vlume titrasi yang diperoleh kemudian hitung kadar kalsium menggunakan
rumus:
Kadar kalsium (%) = 𝟏𝟎𝟎
𝑮 × V × M × BA Ca ×P
Keterangan:
M = molaritas EDTA (Molar)
BA Ca = Berat atom Kalsium (40,08)
V = Volume larutan Na2 EDTA yang dipakai untuk titrasi sampai
terbentuk warna ungu merah (mL)
G = Berat sampel yang ditimbang (gram)
P = Pengenceran sampel (𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 (𝑚𝐿)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝐿))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 10. FORMAT DAN RUBRIK PENILAIAN PRAKTIKUM
Format Laporan Skor
Acara Praktikum 5
Tujuan Praktikum 5
Landasan Teori 15
Alat dan Bahan 5
Cara Kerja 5
Hasil Pengamatan 15
Pembahasan 25
Kesimpulan 10
Daftar Pustaka 5
Lampiran 5
Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperoleh
Rubrik Penilaian Laporan
No Aspek yang
Dinilai Skor Rubrik
1 Acara
praktikum
5 Menuliskan judul, tempat dan waktu praktikum dengan
lengkap.
4 Hanya terdapat 2 indikator.
3 Hanya terdapat 1 indikator.
2 Menuliskan setiap komponen tetapi tidak sesuai
0 Tidak menuliskan acara praktikum
2 Tujuan
Praktikum
5 Menuliskan tujuan praktikum, sesuai dengan LKPD, dan
lengkap
4 Hanya terdapat 2 indikator.
3 Hanya terdapat 1 indikator.
2 Menuliskan setiap indikator tetapi tidak sesuai
0 Tidak menuliskan tujuan praktikum
3 Landasan
Teori
15 Menuliskan landasan teori sesuai dengan materi, tulisan rapi
dan jelas, dilengkapi sitasi dari sumber terpercaya.
11 Hanya terdapat 3 indikator.
8 Hanya terdapat 2 indikator.
5 Hanya terdapat 1 indikator.
4 Alat dan
Bahan
5 Menuliskan alat dan bahan dengan lengkap.
3 Hanya menuliskan beberapa alat dan bahan.
0 Tidak menuliskan alat dan bahan.
5 Cara Kerja
5 Menuliskan cara kerja dengan lengkap, menggunkan kalimat
pasif, dan membentuk diagram alir.
4 Hanya terdapat 2 indikator.
2 Hanya terdapat 1 indikator.
0 Tidak menuliskan cara kerja
6 Hasil
Pengamatan
15 Menuliskan data dengan lengkap, tulisan rapi dan jelas, serta
sesuai dengan ketentuan
10 Hanya terdapat 2 indikator.
8 Hanya terdapat 1 indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3 Menuliskan data yang tidak sesuai
7 Pembahasan
25
Menjawab setiap poin pembahasan dengan benar, disertai
dengan data atau teori pendukung, sesuai dengan hasil
pengamatan, dan tulisan rapi dan jelas.
20 Hanya terdapat 3 indikator.
15 Hanya terdapat 2 indikator.
10 Hanya terdapat 1 indikator.
3 Menuliskan pembahasan yang tidak sesuai.
8 Kesimpulan
5 Menuliskan kesimpulan dengan benar dan sesuai dengan
tujuan praktikum
3 Hanya terdapat 1 indikator.
1 Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai.
9 Daftar
Pustaka
5 Sesuai dengan format penulisan daftar pustaka dan sesuai
dengann sitasi
3 Hanya terdapat 1 indikator.
1 Menuliskan daftar pustaka yang tidak sesuai.
10 Lampiran
5 Menyertakan dokumentasi kegiatan praktikum dan sesuai
dengan keterangan gambar.
3 Hanya terdapat 1 indikator.
0 Tidak menyertakan dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 11. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Lembar Kerja Peserta Didik
Nama Anggota Kelompok:
1. …………………………
2. …………………………
3. ………………………....
4. …………………………
Judul Kegiatan : Organ Sistem Pencernaan Manusia
Tujuan :
1. Melalui studi literatur mandiri peserta didik mengetahui peran organ dalam sistem
pencernaan manusia
2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menjelaskan proses sistem pencernaan
manusia
Alat dan bahan :
1. Alat tulis
2. Buku Biologi
3. Internet
Kegiatan :
1. Buatlah kelompok sesuai dengan instruksi guru
2. Lakukan studi literatur secara mandiri sesuai topik yang kamu dapatkan.
3. Berkumpullah dalam kelompok yang berisi anggota dengan topik yang sama kemudian
diskusikanlah informasi yang masing-masing kalian dapat.
4. Kembalilah ke kelompok asal dan secara bergiliran jelaskan topik yang kalian dapat
kepada anggota kelompok yang lain.
5. Catatlah hal penting yang kalian dapat dari semua topik diskusi
Organ Fungsi atau Peran dalam Sistem Pencernaan
6. Presentasikan hasil diskusi kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lembar Kerja Peserta Didik
Nama Anggota Kelompok:
1. …………………………
2. …………………………
3. ………………………....
4. …………………………
Judul Kegiatan: Organ Sistem Pencernaan Manusia
Tujuan:
1. Melalui studi literatur mandiri peserta didik mengetahui kelainan atau gangguan yang
mungkin terjadi pada organ dalam sistem pencernaan manusia
Alat dan bahan :
1. Alat tulis
2. Buku Biologi
3. Internet
Kegiatan:
1. Buatlah kelompok sesuai dengan instruksi guru
2. Lakukan studi literatur secara mandiri sesuai topik yang kamu dapatkan.
3. Berkumpullah dalam kelompok yang berisi anggota dengan topik yang sama kemudian
diskusikanlah informasi yang masing-masing kalian dapat.
4. Kembalilah ke kelompok asal dan secara bergiliran jelaskan topik yang kalian dapat
kepada anggota kelompok yang lain.
5. Catatlah hal penting yang kalian dapat dari semua topik diskusi
Organ Kelainan atau Gangguan
Presentasikan hasil diskusi kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 12
KISI- KISI PENILAIAN HARIAN
Nilai = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓
𝟒 × 10
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor
Soal
Ranah
Kognitif Skor
1.
3.7 Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyususn organ
pada sistem
pencernaan dalam
kaitannya dengan
nutrisi, bioproses
dan gangguan
fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
pencernaan
manusia.
Komponen
zat gizi
3.7.1 Menyebutkan
kebutuhan jenis dan
kandungan gizi
makanan pada
manusia
A.3 C3 1
A.6 C5 1
A.7 C4 1
A.8 C5 1
B.2 C4 5
B.3 C2 5
Organ
pencernaan
manusia
3.7.2 Menyebutkan organ
penyusun sistem
pencernaan.
A.1 C4 1
A.2 C1 1
B.4 C2 5
Sistem
pencernaan
makanan pada
manusia
3.7.3 Mengaitkan hubungan
struktur dan fungsi
setiap organ
pencernaan.
A.10 C2 1
3.7.4 Menjelaskan sistem
pencernaan pada
manusia.
A.4 C3 1
B.1 C2 5
Gangguan
sistem
pencernaan
manusia
3.7.5 Mengidentifikasi
kelainan/penyakit
yang terjadi pada
sistem pencernaan
makanan
A.5 C1 1
A.9 C2 1
B.5 C4 5
TOTAL SKOR 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 13. INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
Soal Ulangan Harian
Sistem Pencernaan Manusia
A. Pilihan Ganda
1. Sistem pencernaan makanan pada manusia, organ-organnya terbagi atas kelenjar dan
saluran pencernaan. Berikut ini organ yang tergolong ke dalam saluran pencernaan
yang juga sebagai kelenjar pencernaan ialah….
2. Saluran dari kantong empedu dan pankreas bermuara bersama di bagian…
a. lambung b. ileum c. hati
d. jejenum e. tulang
3. Dalam mengatur porsi makanan seimbang, zat makanan yang diperlukan dalam porsi
terbesar adalah…
a. lauk pauk d. sayur-mayur
b. keju dan susu e. makanan pokok
c. buah-buahan
4. Proses pencernaan yang berlangsung di mulut secara kimiawi dan mekanik dengan
enzim sebagai katalisatornya. Di dalam mulut, zat yang diubah dengan perantaraan
enzim yaitu…
a. karbohidrat b. lemak c. vitamin
d. mineral e. air
5. Peradangan pada umbai cacing (apendiks) yang diakibatkan infesi bakteri dinamakan…
a. kolik b. diare c. peritonitis
d. apenditis e. maag
6. Sumber karbohidrat bisa di dapat dari…
a. kacang tanah, kedelai, dan kacang merah d. jagung, padi, dan gandum
b. tempe, kecap, tahu e. kecap, saos, keju
c, mentega, keju, dan susu
7. Serat makanan tidak ikut dicerna oleh tubuh tetapi memiliki banyak fungsi, kecuali…
a. membantu feses menjadi lunak sehingga dapat mencegah konstipasi
b. melindungi tubuh dari bahaya kanker usus
c. memicu produksi enzim-enzim pencernaan
d. merangsang aktivitas saluran pencernaan
e. mempercepat penyerapan nutrisi
a. pankreas dan hati b. usus halus dan hati c. pankreas dan usus halus
d. hati dan lambung e. kerongkongan dan hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
8. Berikut ini yang bukan merupakan syarat-syarat makanan bergizi adalah…
a. memakai pengawet makanan
b. mengandung lemak, karbohidrat, dan protein yang cukup
c. tidak mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh
d. tidak mengandung bibit penyakit
e. diolah dengan baik dan benar
9. Penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan yodium dalam makanan dan adanya
kandungan kapur tinggi pada air minum dinamakan…
a. rabun senja b. penyakit gondok c. rabun jauh
d. merasmus e. kwashiorkor
10. Struktur usus halus :
1. Membran berlipat-lipat
2. Berbentuk saluran panjang
3. Memiliki banyak vili
4. Dinding berotot
5. Menghasilkan enzim
Struktur yang efektif untuk penyerapan zat makanan adalah…
a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1, 2, dan 3
d. 3, 4, dan 5 e. semua benar
B. Uraian
1. Jelaskan perbedaan pencernaan secara mekanis dan secara kimia!
2. Mengapa penting untuk menambah serat dalam makanan yang kita konsumsi?
3. Sebutkanlah jenis-jenis protein yang terdapat pada tubuh kita dan jelaskan fungsinya!
4. Pada usus halus manusia terjadi pencernaan apa saja? Enzim apakah yang berperan!
5. Apa sajakah ciri-ciri fisik anak yang menderita penyakit kwashiorkor (sebutkan 5)?
Bagaimana cara mengatasinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
KUNCI JAWABAN
ULANGAN HARIAN
A. Pilihan Ganda
1. D 6. D
2. B 7. C
3. E 8. A
4. A 9. B
5. D 10. C
B. Uraian
1. -Pencernaan mekanis: proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi kecil dengan
bantuan alat-alat pencernaan
-Pencernaan kimia: pencernaan makanan yang terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu
misalnya enzim. Umumnya mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna
2. Karena selulosa pada serat dapat menyimpan air sehingga dapat membantu proses
pencernaan dan gerakan buang air besar sehingga tidak menyebabkan konstipasi.
3. Jenis protein:
Enzim, mengkatalisis reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh
seperti pencernaan
Hormon, mengoordinasikan berbagai fungsi tubuh.
Protein struktural, membangun jaringan tubuh yang baru
Protein transpor, mengangkut substansi dari satu bagian ke bagian lainnya
Protein kontraktil, bertanggung jawab untuk kontraksi otot dan melakukan gerakan.
Protein pelindung, membantu mengatasi infeksi
4. Usus halus berperan dalam proses pencernaan kimiawi karena pada usus halus
menghasilkan enzim erepsin. Dan pada usus halus terdapat muara hasil sekret pankreas
yaitu tripsinogen, amilase, lipase, dan lainnya.
5. Mata menonjol, perut membengkak, kaki kurus dan melengkung, kulit bersisik dan
mengelupas, rembut kemerahan, dan perkembangan otak terganggu. Penyakit ini dapat
diatasi dengan memberikan makanan kaya protein.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
RUBRIK PENILAIAN ULANGAN HARIAN
No Soal Skor Rubrik
A. Pilihan Ganda
1
Sistem pencernaan
makanan pada manusia,
organ-organnya terbagi
atas kelenjar dan saluran
pencernaan. Berikut ini
organ yang tergolong ke
dalam saluran
pencernaan yang juga
sebagai kelenjar
pencernaan ialah….
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
2
Saluran dari kantong
empedu dan pankreas
bermuara bersama di
bagian…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
3
Dalam mengatur porsi
makanan seimbang, zat
makanan yang
diperlukan dalam porsi
terbesar adalah…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
4
Proses pencernaan yang
berlangsung di mulut
secara kimiawi dan
mekanik dengan enzim
sebagai katalisatornya.
Di dalam mulut, zat yang
diubah dengan
perantaraan enzim
yaitu…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
5
Peradangan pada umbai
cacing (apendiks) yang
diakibatkan infesi bakteri
dinamakan…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
6 Sumber karbohidrat bisa
di dapat dari…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
7
Serat makanan tidak ikut
dicerna oleh tubuh tetapi
memiliki banyak fungsi,
kecuali…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
8
Berikut ini yang bukan
merupakan syarat-syarat
makanan bergizi
adalah…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
9
Penyakit yang
diakibatkan oleh
kekurangan yodium 1 peserta didik memilih jawaban yang benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dalam makanan dan adanya kandungan kapur
tinggi pada air minum
dinamakan…
0 peserta didik memilih jawaban salah
10
Struktur yang efektif
untuk penyerapan zat
makanan adalah…
1 peserta didik memilih jawaban yang benar
0 peserta didik memilih jawaban salah
B. Uraian
1
Jelaskan perbedaan
pencernaan secara
mekanis dan secara
kimia!
5
Peserta didik menjawab dengan menuliskan
proses pencernaan mekanis dan proses
pencernaan kimia
3
Peserta didik menjawab dengan menuliskan
proses pencernaan mekanis atau proses
pencernaan kimia saja
1 Peserta didik menulis jawaban salah
0 Peserta didik tidak menulis jawaban
2
Mengapa penting untuk
menambah serat dalam
makanan yang kita
konsumsi? 5
Peserta didik menjawab dengan menuliskan
karena selulosa dapat menyimpan air,
sehingga dapat membantu proses
pencernaan, dan gerakan buang air
besar, sehingga tidak menyebabkan
konstipasi.
4 Peserta didik hanya menuliskan 2 kata kunci
3 Peserta didik hanya menuliskan 1 kata kunci
1 Peserta didik menulis jawaban salah
0 Peserta didik tidak menulis jawaban
3
Sebutkanlah jenis-jenis
protein yang terdapat
pada tubuh kita dan
jelaskan fungsinya!
5 Peserta didik menyebutkan lebih dari 5 jenis
protein beserta fungsinya dengan tepat
3
Peserta didik hanya menyebutkan kurang
dari 4 jenis protein beserta fungsinya dengan
tepat
2 Peserta didik hanya menyebutkan 1 jenis
protein beserta fungsinya dengan tepat
1 Peserta didik menulis jawaban salah
0 Peserta didik tidak menulis jawaban
4
Pada usus halus manusia
terjadi pencernaan apa
saja? Enzim apakah yang
berperan!
5 Peserta didik menulis pencernaan kimiawi
dan enzim erepsin.
3 Peserta didik hanya menuliskan salah satu
kata kunci benar
1 Peserta didik menulis jawaban salah
0 Peserta didik tidak menulis jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
5
Apa sajakah ciri-ciri fisik anak yang menderita
penyakit kwashiorkor?
Bagaimana cara
mengatasinya?
5 Peserta didik dapat menuliskan lebih dari 5 ciri fisik anak penderita Kwashiorkor dan
cara mengatasinya
3
Peserta didik menuliskan kurang dari dari 5
ciri fisik anak penderita Kwashiorkor dan
cara mengatasinya
1 Peserta didik menulis jawaban salah
0 Peserta didik tidak menulis jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK
Nama Peserta Didik /
No
Sikap
Sangat
Baik (5)
Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat
Kurang (1)
Keterangan:
Aspek Sikap Sangat
Baik (5)
Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat
Kurang (1)
1. Aktif dalam kelompok
selama praktikum
2. Berdiskusi dengan
teman kelompok
3. Berbagi tugas dengan
teman kelompok
4. Mau menerima
pendapat teman
5. Menjaga ketertiban
selama praktikum
Memenuhi
lima atau
seluruh
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
empat dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
tiga dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
dua dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
satu dari
lima aspek
yang
ditentukan
Rumus Penentuan Nilai Akhir: Skor yang diperoleh
5 × 100
Kriteria Penentuan Afektif
Nilai yang Diperoleh Keterangan Sikap Predikat
80 – 100 Sangat Baik A
70 - 79 Baik B
60 - 69 Cukup C
< 69 Sangat Kurang D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
Nama Peserta Didik /
No
Sikap
Sangat
Baik (5)
Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat
Kurang (1)
Keterangan:
Aspek Sikap Sangat
Baik (5)
Baik (4) Cukup (3) Kurang (2) Sangat
Kurang (1)
1. Berbicara dengan
pelafalan yang jelas
2. Menggunakan
bahasa baku yang
baik dan benar
3. Bekerja selama
praktikum sesuai
prosedur
4. Terampil
menggunakan
peralatan
laboratorium dengan
benar
5. Mampu mengatur
waktu dalam bekerja
dengan tepat
Memenuhi
lima atau
seluruh
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
empat dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
tiga dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
dua dari
lima aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
satu dari
lima aspek
yang
ditentukan
Rumus Penentuan Nilai Akhir: Skor yang diperoleh
5 × 100
Kriteria Penentuan Psikomotorik
Nilai yang Diperoleh Keterangan Sikap Predikat
80 – 100 Sangat Baik A
70 - 79 Baik B
60 - 69 Cukup C
< 69 Sangat Kurang D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI